AKTIVITAS KELOMPOK TANI TEH RAKYAT DALAM UPAYA PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA SINGASARI KECAMATAN TARAJU KABUPATEN TASIKMALAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKTIVITAS KELOMPOK TANI TEH RAKYAT DALAM UPAYA PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA SINGASARI KECAMATAN TARAJU KABUPATEN TASIKMALAYA"

Transkripsi

1 AKTIVITAS KELOMPOK TANI TEH RAKYAT DALAM UPAYA PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA SINGASARI KECAMATAN TARAJU KABUPATEN TASIKMALAYA Novi Tri Adianti 1 (Noftitrie01@yahoo.co.id) Nedi Sunaedi 2 (nedi-pdil@yahoo.com) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT The background of the research is to know the activity of people tea farmer group in Increasing people economy efforts in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, tea plants in Desa Singasari commonly is planted on the land of people s garden in hereditary. The cultivation of people s tea is done by the people of Kecamatan Taraju with the result that a part of the people is a farmer and tea picker. Nowadays, the ultimate of a tea people farmer is still low refer to the price of wet and dry tea that is sold directly by the farmer. Therefore, to increase the price of tea, the people tea farmer group in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya has cleared a way to product powder tea. The formulations of the problem of the research are 1) How is the Activity of People Tea Farmer Group in Increasing People Economy Efforts in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya and 2) How is the Impact of People Tea Farmer Group in Increasing People Economy Efforts in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. The method of the research is using descriptive method. The instruments of the research are manual observation, manual interview, manual questioners and tools of documentation. The sample of the research are 45 tea farmers people that include of people tea farmer group in Desa Singasari, the sample is taken using total sampling. Technique of analyze the data is using simple analyze qualitative, that is percentage (%). The result of the research shows that the activity of people tea farmer group in increasing people economy efforts in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya is processing a tea become a powder tea and many of fickle, active to join the exposition, training, and founding by the government through the Forest and Farmers Department of Tasikmalaya. The impact of the activity of people tea farmer group in increasing people economy efforts in Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya is increasing the income of tea farmer (the tea farmer said that there is increase of income as much as 53,33%). Keyword: Activity, Desa Singasari, People tea farmer group. 1 1 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Siliwangi 2 Mahasiswa Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Siliwangi

2 ABSTRAK Penelitian ini memiliki latar belakang untuk mengetahui aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, tanaman teh di Desa Singasari umumnya ditanam pada lahan perkebunan rakyat secara turun-temurun. Budidaya teh rakyat dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Taraju sehingga sebagian masyarakatnya merupakan petani dan pemetik teh. Saat ini penghasilan petani teh rakyat masih rendah dilihat dari harga jual teh basah dan kering yang langsung dijual oleh petani. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai jual teh, kelompok tani teh rakyat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya telah merintis produksi teh bubuk atau powder. Adapun rumusan dalam masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya dan (2) Bagaimanakah dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman kuesioner dan alat-alat dokumentasi. Dengan jumlah sampel yang diambil yaitu 45 petani teh rakyat yang termasuk dalam kelompok tani teh rakyat di Desa Singasari, pengambilan sampel menggunakan teknik sampling Jenuh (tuntas)/total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif sederhana, yaitu persentase (%). Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya adalah mengolah teh menjadi teh bubuk atau powder dan berbagai produk olahan, aktif mengikuti pameran dan pelatihan serta pembinaan dari pemerintah melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya. Dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya adalah meningkatkan pendapatan petani teh (petani teh yang mengatakan adanya peningkatan pendapatan sebesar 53,33%). Kata kunci: Aktivitas, Desa Singasari, Kelompok Tani Teh Rakyat PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Tasikmalaya mempunyai prospek yang cukup baik dilihat dari letak geografis dan kondisi iklim yang tropis serta memiliki wilayah yang luas sehingga memiliki keanekaragaman agroklimat sektor pertanian khususnya perkebunan teh. Sentra produksi utama teh di Kabupaten Tasikmalaya terdapat di 3 Kecamatan dengan potensi lahan seluas 3, ha yaitu di Kecamatan Bojonggambir, Kecamatan Sodonghilir 2, ha, dan Kecamatan Taraju 1, ha. Adapun data yang didapat dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat perbandingan produksi teh dibeberapa sentra di Kabupaten Tasikmalaya yakni sebagai berikut: 2 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

3 Tabel 1. Luas Areal Komoditi Perkebunan Teh Per Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya No Kecamatan Luas Ha Jumlah TBM TM TR/TTM 1 Bantarkalong Bojongasih Bojonggambir , , Ciawi Cibalong Cigalontang Cikalong Cikatomas Cineam Cipatujah Cisayong Culamega Gunungtanjung Jamanis Jatiwaras Kadipaten Karangjaya Karangnunggal Leuwisari Mangunreja Manonjaya Padakembang Pagerageung Pancatengah Parungponteng Puspahiang Rajapolah Salawu Salopa Sariwangi Singaparna Sodonghilir , , , Sukahening Sukaraja Sukarame Sukaratu Sukaresik Tanjungjaya Taraju , Jumlah , , , Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya, Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

4 Dari data diatas maka dapat dilihat luas area kebun teh Kecamatan Taraju menduduki peringkat ke tiga setelah Kecamatan Bojonggambir dan Sodonghilir. Taraju merupakan sebuah Kecamatan yang memiliki relief berbukit dan merupakan sentra teh di Kabupaten Tasikmalaya. Budidaya teh rakyat dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Taraju sehingga sebagian masyarakatnya merupakan petani dan pemetik teh. Saat ini penghasilan petani teh rakyat masih rendah dilihat dari harga jual teh basah dan kering yang langsung dijual oleh petani. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai jual teh, kelompok tani teh rakyat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya telah merintis produksi teh bubuk atau powder. Dari uraian diatas, penulis mengambil masalah yang akan diteliti yaitu aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya dan dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. 2) untuk mengetahui dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. METODE PENELITIAN Metode yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Deskriptif. Sebagaimana yang diungkapkan Nasution (2012 : 24) penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial yang lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai variabel. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah meliputi: observasi (pengamatan), wawancara, kuesioner, studi dokumentasi dan studi literatur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sampling Jenuh (tuntas)/total sampling. Dari kelompok tani teh rakyat di ambil informasi dari responden sebagai pengelola, 4 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

5 pembuat olahan dan pemasok bahan baku sebanyak 100% dari 45 populasi yang diambil sebanyak 45 sampel responden. PEMBAHASAN Jawa Barat adalah daerah yang memiliki areal perkebunan teh terbesar di Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena kondisi alam Jawa Barat banyak yang cocok ditanami teh. Di Jawa Barat tanaman teh menyebar di banyak Kabupaten antara lain Sukabumi, Cianjur, Bandung, Purwakarta, Subang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang dan Majalengka. Di Tasikmalaya daerah yang merupakan sentra teh adalah Kecamatan Taraju. Taraju merupakan sebuah Kecamatan yang memiliki relief berbukit-bukit. Budidaya teh rakyat dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Taraju sehingga sebagian masyarakatnya merupakan petani dan pemetik teh. Salah satu Desa yang masih mengolah teh adalah Desa Singasari. Untuk meningkatkan nilai jual teh, petani teh rakyat di Desa Singasari telah memproduksi teh dalam bentuk bubuk atau powder. Berbekal mesin pengolah bantuan dari pemerintah, pembuatan teh bubuk ini sudah diujicoba. Untuk bahan baku teh, para petani yang tergabung dalam kelompok tani Desa Singasari menjadi pemasok sehingga tidak akan kekurangan bahan baku. Tidak semua petani teh rakyat memiliki kebun teh, namun sebagian besar diantaranya memiliki kebun teh. Selain itu, petani yang tergabung dalam kelompok tani teh rakyat ini sebagian berperan sebagai pembuat olahan dan sebagai pengelola. Dilihat dari lokasi menyangkut saran prasarana transportasi yang mendukung bagi perkembangan suatu wilayah baik untuk akses masyarakat maupun pemasaran produksi teh dari Desa Singasari karena menjadi jalur utama jalan provinsi Jawa Barat yang mudah dijangkau oleh petani yang berasal dari Kecamatan Taraju maupun luar Taraju. Dengan kondisi iklim Desa Singasari yang termasuk tipe curah hujan tipe B (basah) Dengan rata-rata curah hujan per-tahun 2890,40 mm dan rata-rata curah hujan per bulan 240,87 mm yang cocok untuk syarat tumbuhnya pohon teh. Desa Singasari memiliki jenis tanah Latosol dan sebagian Andosol. Tanah latosol merupakan jenis tanah liat berwarna merah yang mempunyai tekstur seperti lumpur dengan ph tanah 5-6,5 ph. Jenis tanah seperti lempung berpasir, latosol, andosol, podzolik merah, lempung berat (heavy clay), dan tanah vulkanis muda cocok untuk tanaman teh. Di Indonesia tanah paling sesuai untuk ditanami teh adalah jenis andosol. 5 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

6 Hampir 52% perkebunan teh di Indonesia terdiri dari jenis tanah andosol ini. Teh menghendaki tanah yang bersifat sedikit asam (ph 5-6). Tanah yang terlalu asam dan terlalu basa kurang baik untuk tanaman teh. Seluruh lahan untuk panggunaan tanaman teh merupakan perkebunan rakyat yang adapun sebagian besar merupakan tanaman warisan (turun temurun). Dengan kesesuaian lahan yang cocok untuk penanaman pohon teh dilihat dari iklim, topografi dan jenis tanah yang subur. Deskripsi aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Singasari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Taraju. Desa Singasari terdiri dari 6 wilayah kedusunan yaitu: Sindangrasa, Simpang, Walagar, Tanjungsari, Cipicung dan Cigolong. Untuk meningkatkan nilai jual teh, petani teh rakyat di Desa Singasari telah memproduksi teh dalam bentuk bubuk atau powder. Berbekal mesin pengolah bantuan dari pemerintah, pembuatan teh bubuk ini sudah diujicoba. Untuk bahan baku teh, para petani yang tergabung dalam kelompok tani Desa Singasari menjadi pemasok sehingga tidak akan kekurangan bahan baku. Tidak semua petani teh rakyat memiliki kebun teh, namun sebagian besar diantaranya memiliki kebun teh. Selain itu, petani yang tergabung dalam kelompok tani teh rakyat ini sebagian berperan sebagai pembuat olahan dan sebagai pengelola. Pengolahan teh ini dilakukan setiap 2-3 hari sekali, atau seminggu sekali, tergantung banyaknya permintaan. Kualitas teh yang akan diolah menjadi teh bubuk ini adalah kualitas teh peko dengan usia satu minggu atau 8 hari. Pucuk Peko merupakan tempat tumbuhnya ranting muda yang terdiri dari 3 pucuk dari atas. Produk yang dihasilkan adalah teh bubuk atau powder, teh kapol, teh hijau, dan teh hitam untuk campuran teh kapol. Teh bubuk atau powder dapat dikonsumsi langsung dengan campuran susu dan gula juga dapat digunakan untuk pencampur makanan dan kosmetik. a) Mengolah teh bubuk atau powder dan berbagai macam produk olahan. 1) Teh bubuk atau powder (Tocha Green Tea) Teh bubuk atau powder ini bisa dikonsumsi langsung dengan campuran susu dan gula dan juga bisa digunakan untuk campuran makanan dan kosmetik. Adapun langkah-langkah pengolahannya adalah sebagai berikut: Pucuk teh yang sudah dipetik merupakan pucuk teh pilihan atau pucuk peko. Proses pelayuan selama 15 menit 6 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

7 Penggilingan selama 15 menit Pengeringan selama 4-5 jam dengan suhu diatas o C. Kemudian dilakukan penyortiran untuk memisahkan daun dengan tulangnya Kemudian masuk ke mesin dismal untuk proses pembubukan Setelah itu, proses terakhir yaitu proses pengayakan. 2) Teh Kapol Teh kapol merupakan teh celup dengan perpaduan kapulaga. Produk ini berupa teh yang disajikan dalam kantong kecil dan siap diseduh. Teh ini dicipatakan sebagai inovasi dari teh celup. Dengan adanya khasiat dari kapulaga itu sendiri, mampu menjadikan teh ini sebagai minuman yang berkhasiat bagi tubuh. Kapulaga adalah sejenis rempah dapur yang dicampurkan dalam masakan tertentu. Bau aromatiknya bisa digunakan dalam berbagai hidangan tradisional. Manfaat dan khasiat penting kapulaga diantaranya adalah mencegah masalah lambung, obat sakit pernafasan, obat sakit kepala, dan mendetoksifikasi kafein. Cara pengolahan teh ini antara lain : Pengangkutan pucuk segar Perlu diperhatikan bahwa sebelum melaksanakan proses pengolahan, pucuk daun teh harus dalam keadaan baik. Artinya keadaan pucuk teh dari pemetikan sampai ke lokasi pengolahan belum terjadi perubahan. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan pucuk yang bermutu. Yang sangat berperan untuk mendapatkan pucuk yang segar adalah proses pengangkutan. Pelayuan Pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daun agar tahap pengolahan berikutnya dapat berlangsung dengan baik. Daun yang masih segar biasanya akan mudah sobak, hancur, atau pecah bila digulung. Selain mengurangi kadar air, pelayuan juga bertujuan untuk menghilangkan bau yang tidak sedap dari daun. Berdasarkan pengalaman beberapa pengolah teh dan beberapa penelitian ilmiah untuk melayukan daun teh dibutuhkan beberapa syarat agar dapat memenuhi standar mutu yang diinginkan. Syarat-syarat itu adalah: waktu dan proses pelayuan harus teratur pengaturan peletakan pucuk harus serata mungkin warna daun tidak boleh menjadi merah 7 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

8 kondisi pucuk daun tidak memar selama pemetikan hingga penghamparan. Penggulungan dan sortasi basah Apabila daun yang telah layu diremas, dimemarkan, disobek, atau dipotongpotong, maka akan keluar cairan sel. Segera setelah keluarnya cairan sel akan tampak perubahan warna yang mula-mula hijau menjadi kecoklatan. Perubahan warna ini disebabkan oleh proses oksidasi dari udara. Untuk itulah sangat diperlukan kegiatan pemotongan atau pengobekan daun layu. Kegiatan ini biasa disebut penggulungan. Fermentasi Istilah fermentasi banyak digunakan untuk pengolahan industri pertanian lainnya, misalnya fermentasi alkohol, fermentasi ragi, dan lain-lain. Namun, istilah fermentasi atau pemeraman pada pengolahan teh sebenarnya adalah sejumlah besar reaksi kimia yang tidak sama antara satu dengan lainnya dan ditandai dengan aktivitas enzim. Fermentasi ini untuk mendapatkan teh berwarna coklat tua dan harum baunya. Sebenarnya proses fermentasi sudah dimulai sejak proses penggulungan. Tandatanda terjadinya proses fermentasi adalah terjadinya perubahan warna daun dari hijau menjadi coklat tua. Pengeringan Setelah melewati tahap fermentasi, daun masih mengandung air dan masih aktif melaksanakan perubahan kimia dan bioimia. Karena itu, kalau tahap fermentasi tidak dihentikan, kegiatan fermentasi akan berlangsung terus. Hal ini akan mengakibatkan sifat-sifat daun dan mutunya menurun. Salah satu cara menghentikan proses fermentasi adalah dengan proses pengeringan. Selain itu, pengeringan juga bertujuan untuk melindungi teh dari keadaan luar dan mudah diproses selanjutnya. Sortasi kering Teh yang berasal dari pengeringan ternyata masih heterogen atau masih bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya. Selain itu, teh itu juga masih mengandung debu, tangkai daun, dan kotoran lain yang akan sangat berpengaruh pada mutu teh nantinya. 8 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

9 Untuk itu, sangat dibutuhkan proses penyortiran atau pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan suatu bentuk dan ukuran teh seragam sehingga cocok untuk dipasarkan dengan mutu terjamin. Pencampuran kapol Kapol yang akan digunakan digiling atau diblender. Proses ini masih menggunakan cara yang sederhana. Setelah itu teh dicampurkan dengan kapol dengan perbandingan 70/30. Komposisi dari teh sebesar 70 dan kapo sebesar 30. Teh yang sudah dicampurkan dengan kapol tadi kemudian di masukan kedalam bungkusan kantong kertas dan ditambahkan benang. Terakhir teh dimasukan kedalam kotak kemasan. 3) Teh hijau Teh hijau dihasilkan dari pengolahan yang tanpa proses fermentasi setelah dipetik. Seperti pada pengolahan teh hitam, pengolahan teh hijau juga melalui beberapa tahap seperti pelayuan, penggulungan, pengeringan dan sortasi. Pengolahan teh hijau merupakan pengolahan teh tertua, dilakukan sejak pertama kali manusia mengenal teh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengolahan teh hitam yang umum dilakukan saat ini merupakan perkembangan cara pengolahan teh hijau ini. Pengolahan teh hijau di Indonesia masih menggunakan peralatan yang sederhana. Hampir seluruh pengolahannya, sekitar 90% adalah rakyat Jawa Barat. Teh hijau ini nantinya dijadikan bahan baku pembuatan teh wangi. Negara penghasil teh hijau besar di dunia seperti Cina, Taiwan dan Jepang sudah memakan peralatan dan teknologi modern dalam pengolahan teh ini. Selain beberapa produk diatas, produk yang sudah pernah dibuat sebagai uji coba adalah kerupuk greentea. Kerupuk yang dipadukan dengan campuran teh merupakan inovasi yang baru. Hal ini bisa saja menjadikan peluang usaha yang menguntungkan. Aktivitas Kelompok tani teh rakyat di Desa Singasari selain mengolah teh menjadi teh bubuk atau powder dan berbagai produk olahan, aktif dalam mengikuti pameran dan juga pelatihan serta pembinaan. Dengan adanya peran pemerintah melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya yang aktif memberikan pelatihan juga pembinaan, dan 9 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

10 diikutsertakan dalam berbagai pameran dengan berbagi peserta dari daerah lain bahkan luar negeri. Hal ini merupakan wadah untuk mengenalkan produk kelompok tani teh rakyat Desa Singasari ke masyarakat dan pangsa pasar. Adapun pemeran yang pernah diikuti kelompok tani teh rakyat Desa Singasari adalah : Pameran Hari Perkebunan tanggal 5 November 2014 di Dishutbun Kabupaten Tasikmalaya Pameran HMI tanggal 25 November 2014 di Dishutbun Kabupaten Tasikmalaya Pameran Dishutbun Provinsi Jakarta tanggal 10 Desember 2014 Pameran Bank Indonesia tanggal Desember 2014 di Jln Pemuda Kota Tasikmalaya Pameran Tasik Fair tanggal 25 Desember Januari 2015 di Lapang Dadaha Kota Tasikmalaya. Penjualan teh bubuk atau powder bekerjasama dengan CV Inotrade Tasikmalaya yang dijual secara online, penjualan teh kapol juga bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya kemudian ke Bandung, Jakarta dan Tasikmalaya. Untuk teh hijau dijual pada masyarakat setempat melalui warung-warung. Untuk pemasaran produk teh bubuk atau powder karena sudah secara online, pemasaran sudah diujicoba ke seluruh Indonesia diantaranya Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jambi, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Pemasaran dari Desa Singasari Menuju Tasikmalaya menggunakan motor dan mobil dengan menggunakan kemasaran dus dan alumunium foil. Tabel 2. Harga Produk Olahan Kelompok Tani Teh Rakyat Desa Singasari Harga jual teh basah yang langsung dijual petani No Setelah diolah Harga Nama Produk Rp.2100/kg 1. Teh bubuk/powder Rp /kg 2. Teh Kapol Rp /dus 3. Teh Hijau Rp.500/pak kecil Data di atas menunjukan bahwa adanya peningkatan harga jual teh setelah diolah menjadi teh bubuk dan berbagai produk olahan. Teh bubuk atau powder dijual ke CV Inotrade Tasikmalaya. Oleh Inotrade dijual secara online dengan harga Rp /150gram. 10 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

11 Adapun mengenai kesulitan atau hambatan dalam aktivitas kelompok tani teh rakyat diantaranya: a. Permodalan Untuk perrmodalan dalam aktivitas kelompok tani teh rakyat di Desa Singasari adalah modal kelompok. Sehingga untuk jangka panjang memerlukan modal bantuan dari pemerintah. b. Sarana dan mesin pengolahan Saat ini, mesin yang digunakan adalah bantuan dari pemerintah. Pengolahannya masih tergolong sederhana dan belum lengkap. c. Pemasaran Produk olahan teh bubuk atau powder ini baru dikenal, sehingga membutuhkan jaringan pemasaran yang lebih luas supaya produk ini semakin dikenal masyarakat. Dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya Manusia atau masyarakat yang mendiami suatu wilayah sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man power), baik pengolah tanah, dan produsen dalam bidang pertanian, maupun tenaga kerja industri yang berperan dalam pengembangan pembangunan suatu wilayah yang menjadi tempat tinggalnya. Adapun Masyarakat atau penduduk merupakan salah satu unsur dan faktor non fisik yang dimiliki suatu wilayah atau desa yang meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk. Dilihat dari luas lahan perkebunan teh rakyat di Desa Singasari, mayoritas masyarakat banyak yang bermata pencaharian di sektor perkebunan. Pekerjaan sebagai petani teh rakyat baik untuk pekerjaan sampingan maupun pokok. Hal ini dikarenakan wilayahnya memiliki tanah yang subur, curah hujan tinggi dan suhu yang sejuk, dan faktor lain yang menunjang untuk bertani khususnya untuk perkebunan teh. Perekonomian masyarakat dapat dilihat dari mata pencaharian yang merupakan usaha manusia untuk memperoleh penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pada kondisi saat ini khususnya yang terjadi di zaman sekarang manusia dituntut untuk memiliki keterampilan (skill) yang memadai guna memperoleh pekerjaan yang layak dan pendapatkan upah yang memadai sehingga bisa memenuhi kebutuhanya. Adapun jenis pekerjaan di Desa Singasari menunjukkan bahwa kelompok tani teh rakyat mayoritas bermata pencaharian sebagai Petani teh. Jenis pekerjaan sampingan 11 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

12 responden yaitu sebagai petani. Adapun dampak dari aktivitas kelompok tani teh rakyat ini adalah meningkatkan pendapatan petani. Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari kondisi sarana prasarana sosial, transportasi dan mata pencaharian atau perekonomian masyarakat yang mendukung untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian masyarakat khususnya menjadi satu ukuran dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup individu maupun keluarga, hal tersebut dapat dilihat pada kesejahteraan masyarakat dalam mengkordinir kebutuhannya secara efisien dan ekonomis. Kelompok tani teh rakyat Desa Singasari memiliki kesejahteraan hidup yang tergolong cukup karena dilihat dari hasil pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri dengan cara bertani atau mengandalkan hasil kebunnya sebagai petani teh. Dengan adanya kelembagaan kelompok tani, petani teh rakyat yang tergabung dalam kelompok tani teh rakyat Desa Singasari memiliki wadah untuk belajar, bekerjasama, dan melaksanakan produksi untuk mencapai tujuan bersama dan meningkatkan pendapatan melalui harga jual teh yang meningkat karena sudah diolah menjadi teh bubuk atau powder dan berbagai produk sehingga mempunyai nilai tambah. Petani teh yang mengatakan adanya peningkatan pendapatan sebesar 53,33%. Sistem bagi hasil dari penjualan teh ini adalah dibagi rata ke semua anggota kelompok tani. Adanya penyisihan untuk biaya produksi sebesar 20%, kelompok 50%, dan pemeliharaan 30%. Dengan adanya peran pemerintah melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang memberi peluang untuk pemasaran produk melalui pameran, dan untuk pemasaran teh bubuk atau powder bekerjasama dengan CV Inotrade Tasikmalaya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian dan pembuktian hipotesis, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, dapat dianalisis dari aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam mengolah teh menjadi teh bubuk atau powder dan menjadi berbagai produk olahan seperti Teh Kapol, Teh Hijau, Teh Hitam. Teh bubuk atau powder bisa dikonsumsi langsung dengan campuran susu dan gula juga digunakan 12 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

13 sebagai bahan pencampur makanan dan kosmetik. Teh bubuk atau powder ini pernah diujicoba sebagai bahan campuran makanan yaitu kerupuk green tea. Dilihat dari aktivitas yang dilakukan selain mengolah teh bubuk atau powder juga aktif mengikuti berbagai pameran serta pelatihan dan pembinaan kelompok tani dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya. Untuk meningkatkan nilai jual teh, petani teh rakyat Desa Singasari mulai merintis produksi teh bubuk atau powder dengan berbekal mesin pengolahan bantuan pemerintah. Dengan kelembagaan kelompok tani, ada yang berperan sebagai pengelola, pembuat olahan dan pemasok bahan baku. Lokasi dan keterkaitan Desa Singasari dengan daerah lainnya karena sudah menjadi jalur utama jalan provinsi Jawa Barat serta strategis dan Kecamatan Taraju sebagai sentra teh Kabupaten Tasikmalaya yang mudah dijangkau, dengan kondisi iklim yang mendukung dilihat dari cuaca yaitu termasuk tipe curah hujan tipe B (basah) dengan rata-rata curah hujan pertahun 2890,40 mm dan rata-rata curah hujan per-bulan 240,87 mm dan jenis tanah di Desa Singasari adalah Andosol dan sebagian Latosol. Jenis tanah ini dan iklim yang cukup sangat mendukung untuk tanaman teh dan di Indonesia tanah yang paling sesuai untuk ditanami teh adalah jenis Andosol. Selain itu, Singasari yang merupakan salah satu esa di Kecamatan Taraju berada diketinggian 900 mdpl dengan suhu o C termasuk ketinggian tempat dan temperatur ideal untuk tanaman teh. Penggunaan lahan yang ada di Desa Singasari yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagian besar merupakan jenis lahan perkebunan secara turun temurun karena tanaman teh merupakan tanaman yang bisa bertahan sampai puluhan tahun. Masyarakat Desa Singasari sebagai kelompok tani teh rakyat merupakan petani teh rakyat baik untuk pekerjaan pokok maupun sampingan. Hal ini dikarenakan wilayahnya memiliki tanah yang subur, cadangan air yang cukup banyak, dan faktor lain yang menunjang untuk bertani khususnya untuk petani tanaman teh. Kesejahteraan responden dilihat dari peran dalam kelompok tani memiliki kesejahteraan hidup yang tergolong cukup karena dilihat dari hasil pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri sebagai petani teh atau mengandalkan hasil pertaniannya yang lain. 2. Dampak aktivitas kelompok tani teh rakyat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat adalah meningkatkan pendapatan petani. Adapun data hasil wawancara peneliti dengan responden mengenai peningkatan pendapatan petani di Desa Singasari dapat diketahui sebagai berikut: 13 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

14 1) Pemilihan kualitas pucuk daun teh untuk bahan baku teh bubuk atau powder yaitu pucuk dengan kualitas baik, atau pucuk peko. 2) Adanya peningkatan harga jual teh karena sudah diolah menjadi teh bubuk atau powder dan berbagai produk olahan. 3) Menghasilkan produk dengan disertai khasiat dan manfaatnya bagi tubuh. Pemasaran produk olahan teh bubuk atau powder, teh kapol dan teh hijau dari Desa Singasari bekerjasama dengan CV Inotrade Tasikmalaya secara online, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya dan warung-warung di Desa Singasari. Prosfek pengembangan produk dari olahan teh bubuk atau powder ini dapat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani teh rakyat minimalnya yang tergabung dalam kelompok tani dan memperbaiki taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat karena produk teh bubuk atau powder ini memiliki nilai tambah. Harga teh ini bisa meningkat dibanding dengan harga teh basah atau teh kering yang selama ini dijual langsung oleh petani. Petani teh yang mengatakan adanya peningkatan pendapatan sebesar 53,33%. Saran Adapun saran-saran yang penulis utarakan agar hasil penelitian ini lebih bermanfaat adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan masyarakat sebagai petani teh rakyat dapat lebih memelihara kebun teh mereka agar dapat meningkatkan hasil produksi teh di Desa Singasari dengan memiliki kualitas yang lebih bagus. 2. Adanya kesadaran dan tanggungjawab dari anggota kelompok tani teh rakyat untuk bekerjasama dalam meningkatkan usahataninya dan meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya agar dapat tercapai. 3. Adanya peran pemerintah dalam pemberdayaan kelompok tani teh rakyat untuk memberikan ilmu pengetahuan dan arahan mengenai masalah budidaya, pemeliharaan, pengolahan dan pemasaran produk olahan teh agar aktivitas ini dapat terus berlangsung dan membantu meningkatkan pendapatan petani teh. 4. Peran pemerintah dalam pemberian modal untuk kelangsungan usahatani dan pengolahan produk yang bisa dilakukan oleh petani langsung dapat dilakukan secara optimal. 5. Kepada penulis selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan yang dimiliki jika hasil penelitian ini belum dapat mencapai keberhasilan yang sempurna. Oleh karena 14 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

15 itu, penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan pembanding untuk mereka yang hendak melakukan penelitian yang sama, guna mendapatkan hasil yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2014). Monografi Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Anonim. (2014). Profil Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Ahman Sya. (2011). Pengantar Geografi. LPPM Universitas Bina Sarana Informatika (BSI). Bandung. Banowati, Eva dan Sriyanto. (2013). Geografi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Bemmelen, Van RW. (1949). The Gology of Indonesia Vol 1A General Geology of Indonesia Adjacent Archipelagoes. Netherland: Martinus Nijhoff,1970. Best Book. (2010) Teh-Dari asal usul, Tradisi, Khasiat, hingga Racikan Teh. Yogyakarta : Penerbit Andi. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya. (2013). Luas Areal Komoditi Perkebunan Teh Per Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Tidak Diterbitkan. Kristanto, Philip. (2013). Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi. Nasution, S. (2011). Metode Research. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Nazzaruddin dan Farry B. Paimin. (1993). TEH Pembudidayaan dan Pengolahan. Jakarta : Penebar Swadaya. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 Tentang Pedoman Pembinaan Kelompok tani dan Gabungan Kelompok tani. Jakarta. Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung. Suhendar. (2013). Potensi Perkebunan Teh Taraju Sebagai Objek Wisata Alam Di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi. Pendidikan Geografi FKIP UNSIL. Tidak diterbitkan. Sumaatmaja, Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan AnalisaKeruangan. Bandung: PT.Alumni. Tim Penulis PS. (2008). Agribisnis Tanaman Perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya 15 Nedi Sunaedi dan Novi Tri Adianti, Aktivitas Kelompok Tani Teh Rakyat

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a.

Lebih terperinci

Yuni Maliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Yuni Maliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi LOKASI PENYEBARAN KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR KABUPATEN TASIKMALAYA (THE DISTRIBUTION LOCATION OF SUPERIOR COMMODITIES OF CULTURED FRESH WATER FISHERIES SUBSECTOR IN TASIKMALAYA

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA dan BUPATI TASIKMALAYA MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA dan BUPATI TASIKMALAYA MEMUTUSKAN: SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

daerah untuk membiayai berbagai pelayanan publik yang menjadi tanggunga

daerah untuk membiayai berbagai pelayanan publik yang menjadi tanggunga 13 BAB II TINJAUAN UMUM Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional kebijakan pembangunan daerah menyarankan adanya keselarasan terhadap laju pertumbuhan antar daerah, pemerataan antar daerah, dan

Lebih terperinci

beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG BATAS TERTINGGI UANG PERSEDIAAN DAN GANTI UANG PERSEDIAAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a.

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 282,6 ribu rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 282,6 ribu rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Tasikmalaya Tahun 3 sebanyak 8,6 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Tasikmalaya Tahun 3 sebanyak Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 TINGKAT KABUPATEN

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 TINGKAT KABUPATEN MODEL DB - KWK.KPU CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 0 TINGKAT KABUPATEN NO URAIAN KECAMATAN CIPATUJAH KARANGNUNGGAL

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TASIKMALAYA TAHUN 2011 TINGKAT KABUPATEN

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TASIKMALAYA TAHUN 2011 TINGKAT KABUPATEN LAMPIRAN MODEL DB1 - KWK.KPU REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TASIKMALAYA TAHUN 2011 TINGKAT KABUPATEN A. SUARA SAH NOMOR DAN NAMA PASANGAN CALON BUPATI

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak antara 07 2' 00" ' 00"

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak antara 07 2' 00 ' 00 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. KONDISI KABUPATEN TASIKMALAYA 1. Kondisi Geografis Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak antara 07 2' 00" - 07 48' 00" Lintang Selatan dan 107 54' 00" - 108

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah yang rendah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah yang rendah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkebunan Teh merupakan salah satu aspek dari sektor pertanian yang menguntungkan di Indonesia, mengingat letak geografisnya yang strategis. Kebutuhan dunia akan komoditas

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950)

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya

Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya Pendahuluan Bambu adalah salah satu jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang potensial untuk mensubstitusi kayu bagi industri berbasis bahan baku kayu. Dengan adanya

Lebih terperinci

MELALUI PENYEDIA. Perkiraan Biaya (Rp) Satuan kerja. Kegiatan

MELALUI PENYEDIA. Perkiraan Biaya (Rp) Satuan kerja. Kegiatan MELALUI PENYEDIA PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH mor : 521.1/965/Disperta.PR/2013 Tanggal : 25 Maret 2013 Alamat : Jln Mayor Utarya mor 1 Telp/Fax 0265 330163 Tasikmalaya mengumumkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia dan era perdagangan bebas, di Indonesia juga dapat diharapkan menjadi salah satu pemain penting. Dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM 2.1. Gambaran Umum Wilayah Luas dan batas administratif

BAB II KONDISI UMUM 2.1. Gambaran Umum Wilayah Luas dan batas administratif BAB II KONDISI UMUM 2.1. Gambaran Umum Wilayah 2.1.1. Luas dan batas administratif Kabupaten Tasikmalaya merupakan suatu daerah yang agraris dengan kehidupan masyarakat yang religius, berada di wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang pertanian merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian berperan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai jenis tanah yang subur. Berdasarkan karakteristik geografisnya Indonesia selain disebut sebagai negara

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : spatial economic, localization, specialization, LQ, SCP.

ABSTRACT. Keyword : spatial economic, localization, specialization, LQ, SCP. KAJIAN EKONOMI WILAYAH DAN KELEMBAGAAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN TASIKMALAYA (The Spatial and Institutional Economic Analysis of Layer Broiler Farming in The District of Tasikmalaya)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi Lampung, sebagai dasar perekonomian dan sumber pemenuh kebutuhan hidup. Selain itu,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PUCUK DAUN TEH Pucuk teh sangat menentukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

Prioritas Wilayah Pengembangan Ternak Ruminansia di Kabupaten Tasikmalaya

Prioritas Wilayah Pengembangan Ternak Ruminansia di Kabupaten Tasikmalaya Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan ISSN 2303-2227 Vol. 04 No. 3 Oktober 2016 Hlm: 356-363 Prioritas Wilayah Pengembangan Ternak Ruminansia di Kabupaten Tasikmalaya The Priority Region

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara turun temurun dimasa lalu, kopi cukup untuk memberikan kebutuhan hidup petani sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016-2021 DENGAN

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Alek Hermawan 1, Dini Rochdiani 2, Tito Hardiyanto 3 1)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat 20 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. Indonesia juga sejak lama dikenal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang bekerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Blitar Wilayah Blitar merupakan wilayah yang strategis dikarenakan wilayah Blitar berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

PENUNJUKAN LANGSUNG/ PENGADAAN LANGSUNG PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK

PENUNJUKAN LANGSUNG/ PENGADAAN LANGSUNG PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK PENGUMUMAN RENCANA UMUM TAHUN ANGGARAN PERUBAHAN 2013 Nomor : 602/7715 /DBMP/ 2013 DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN TASIKMALAYA Alamat : Jln. Raya Mangunreja - Km. 1,200 Kab. Tasikmalaya / 1 1.03.1.03.01

Lebih terperinci

1. Teh Hijau (Green Tea)

1. Teh Hijau (Green Tea) Siapa yang tidak kenal dengan teh? minuman teh merupakan minuman penyegar yang paling populer dan paling banyak dikonsumsi di dunia, setelah air putih. Teh diproduksi dari pucuk daun muda tanaman teh (Camelia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam masa krisis ekonomi dewasa ini. Sektor ini membawa dampak positif ganda. Pertama, peningkatan subsitusi impor

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan memegang peranan penting di Indonesia. Hal ini didukung oleh faktor letak geografis Indonesia yang mendukung untuk sektor pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 DESTIARA LISMANIAR PUTRI

ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 DESTIARA LISMANIAR PUTRI ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 DESTIARA LISMANIAR PUTRI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Rakor Pelaku Dan Pendamping Kecamatan Program Keluarga Harapan (Pkh) Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya, 30 Juni 2015

Rakor Pelaku Dan Pendamping Kecamatan Program Keluarga Harapan (Pkh) Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya, 30 Juni 2015 Rakor Pelaku Dan Pendamping Kecamatan Program Keluarga Harapan (Pkh) Kabupaten Tasikmalaya Tasikmalaya, 30 Juni 2015 Dalam rangka optimalisasi koordinasi lintas sektor demi keberhasilan Program Keluarga

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PUCUK DAUN TEH Kadar Air 74-77% Bahan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TASIKMALAYA (PER KECAMATAN) MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TASIKMALAYA (PER KECAMATAN) MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Katalog : 9205.3206 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TASIKMALAYA (PER KECAMATAN) MENURUT TAHUN 2004 2006 Kerjasama : BADAN PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA Dengan BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 55 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung yang merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Letak Geografis dan Luas Kecamatan Sukanagara secara administratif termasuk dalam Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Letak Kabupaten Cianjur secara geografis

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Barat memiliki potensi cukup besar di bidang perkebunan, karena didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai untuk komoditi perkebunan. Beberapa

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG

2015 PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI WILAYAH DAN KELEMBAGAAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN TASIKMALAYA

KAJIAN EKONOMI WILAYAH DAN KELEMBAGAAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN TASIKMALAYA KAJIAN EKONOMI WILAYAH DAN KELEMBAGAAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN TASIKMALAYA (The Spatial and Institutional Economic Analysis of Layer Broiler Farming in The District of Tasikmalaya)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sub-sektor yaitu tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Kelima sub-sektor pertanian tersebut bila

Lebih terperinci

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM Penanganan dan Pengelolaan Saat Panen Mengingat produk tanaman obat dapat berasal dari hasil budidaya dan dari hasil eksplorasi alam maka penanganan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Teh merupakan komoditas perkebunan unggulan di Indonesia, apalagi pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor enam di

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. HAERUDIN, S.

LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. HAERUDIN, S. LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA HAERUDIN, S.Ag, MH No. Anggota A-477 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teh merupakan salah satu minuman yang banyak di konsumsi oleh masyarakat indonesia maupun masyarakat dunia dikarenakan teh mempunyai rasa dan aroma yang khas. Selain

Lebih terperinci

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan Umum Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Bagi konsumen teh, komoditas ini dianggap mempunyai keunggulan komparatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan alam Indonesia yang beriklim tropis mempunyai banyak habitat

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan alam Indonesia yang beriklim tropis mempunyai banyak habitat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keadaan alam Indonesia yang beriklim tropis mempunyai banyak habitat yang cocok untuk semua tanaman hortikultura, hal ini merupakan salah satu keutungan komparatif

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Oleh: Erwin Krisnandi 1, Soetoro 2, Mochamad Ramdan 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun

Lebih terperinci

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi

7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi 7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Komoditi padi sebagai bahan konsumsi pangan pokok masyarakat, tentunya telah diletakkan sebagai prioritas dan fokus kegiatan program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas bisnis di Indonesia sangat didukung dengan potensi alam Indonesia yang menyediakan berbagai sumber daya yang dapat diolah menjadi produk-produk bermutu tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan teh (Camellia sinensis) familia dari Theaceae, diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan teh (Camellia sinensis) familia dari Theaceae, diperkirakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan teh (Camellia sinensis) familia dari Theaceae, diperkirakan berasal dari pegunungan Himalaya dan daerah daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu tanaman keras perkebunan. Kopi adalah jenis tanaman tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh sebagai minuman telah dikenal dan menjadi bagian dari kebudayaan dunia sejak berabad-abad yang lampau. Teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjemahan:

BAB I PENDAHULUAN. Terjemahan: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat studi, ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, serta kerangka latar belakang yang berisikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 ( ) ISSN DISPARITAS PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS KABUPATEN TASIKMALAYA)

Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 ( ) ISSN DISPARITAS PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS KABUPATEN TASIKMALAYA) Jurnal Akuatika Vol. IV No. 2/ September 2013 (115-130) DISPARITAS PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS KABUPATEN TASIKMALAYA) Achmad Rizal Laboratorium Manajemen dan Bisnis Kelautan Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih. Vileora Putri Christna 14.I1.0172

Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih. Vileora Putri Christna 14.I1.0172 Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih Vileora Putri Christna 14.I1.0172 PROFIL PERUSAHAAN PTPN IX pada awalnya merupakan penggabungan 2 unit kebun Semugih dan Pesantren.

Lebih terperinci

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI 1 POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus H. Adul Desa Situ Daun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Ach. Firman

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT Karina Shafira*), Lily Fauzia **), Iskandarini ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PT XYZ adalah salah satu perusahaan Perkebunan Besar Negara (PBN) yang memproduksi teh hitam ortodoks di Indonesia. PT. XYZ melakukan proses produksi dari daun teh basah

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PENGADAAN LANGSUNG VOLUME PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PENGADAAN LANGSUNG VOLUME PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK NO. NAMA PAKET KEGIATAN BELANJA / 1 1.03.1.03.01 Dinas Bina Marga dan 1 DED Jalan Papayan-Cikalong DED Jalan Amblas Ruas Jalan Papayan-Cikatomas-Cikalong (Banprov Jasa Konsultansi 672.180.000,00 1 Paket

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KAMPUNG MALINGPING MENJADI KAWASAN KAMPUNG HORTIKULTURA DI KELURAHAN TAMANJAYA KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA

PERKEMBANGAN KAMPUNG MALINGPING MENJADI KAWASAN KAMPUNG HORTIKULTURA DI KELURAHAN TAMANJAYA KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA PERKEMBANGAN KAMPUNG MALINGPING MENJADI KAWASAN KAMPUNG HORTIKULTURA DI KELURAHAN TAMANJAYA KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA Malingping Village Depelopment Into The Village Area Of Horticulture In

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO RENTABILITAS PADA INDUSTRY KERAJINAN TANGAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA.

ANALISIS HASIL PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO RENTABILITAS PADA INDUSTRY KERAJINAN TANGAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA. ANALISIS HASIL PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO RENTABILITAS PADA INDUSTRY KERAJINAN TANGAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA Iwan Sugianto Program Studi Manajemen STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya Tasikmalaya

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci