PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KALIJAMBE SRAGEN ARTIKEL. Oleh : DWI SULASTRI NIM: ST.
|
|
- Susanti Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KALIJAMBE SRAGEN ARTIKEL Oleh : DWI SULASTRI NIM: ST PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
2 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 Dwi Sulastri Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen Abstrak Latar belakang: Tekanan darah akan meningkat setelah umur tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit menjadi kaku. Senam lansia merupakan olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan, yang diterapkan pada lansia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh lansia terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen. Metode penelitian: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experimental pre-post test dengan intervensi lansia. Populasi penelitian ini adalah lansia penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Kalijambe Sragen, berjumlah 284 orang pada tahun 2014 dari empat belas Posyandu Lansia. Besar sampel penelitian ini adalah 16 responden tiap kelompoknya. Analisis menggunakan uji t test. Hasil penelitian: Terdapat pengaruh lansia terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen (p-value 0,000). Saran: Tenaga kesehatan perlu melakukan sosialisasi dan pelatihan ketrampilan pelaksanaan lansia sehingga dapat melaksanakan pengelolaan lansia yang mengalami hipertensi dengan cara penatalaksanaan nonfarmakologi untuk mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi. Kata kunci: lansia, tekanan darah lansia Daftar Pustaka: 20 ( )
3 BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015 Dwi Sulastri Effect of Elderly Exercise on Blood Pressure of Hypertensive Elderly at Community Health Center of Kalijambe, Sragen Abstract Background: Blood pressure can increase when one is aged years old. The artery walls become thick due to the collagen accumulation in the muscle layers. As a result, the blood vessels will gradually narrow and become rigid. Elderly exercise is a mild exercise. It is easy to do without burdensome, which is dedicated to the elderly. The objective of this research is to analyze the effect of the elderly exercise on the blood pressure of the hypertensive elderly at Community Health Center of Kalijambe, Sragen. Method: This research used the quasi experimental method with the pre-post test design. The population of research consisted of 284 elderly patients from four Elderly Integrated Health Posts The samples of research consisted of 32, 16 as the experimental group and the rest 16 as the control group. The former was exposed to the intervention of the elderly exercise. The data of research were analyzed by using the t-test. Result: There was an effect of the elderly exercise on the systolic blood pressure and dyastolic blood pressure of the hypertensive patients at Community Health Center of Kalijambe, Sragen as indicated by the p-value = Recommendation: The health workers are required to conduct socialization and training of the elderly exercise need to socialize and train the performance skill of exercise elderly. So, they can manage the elderly whom have hypertension by using non-pharmacological management to control blood pressure on hypertensive patients. Keywords: Elderly exercise, blood pressure of the elderly Reference: 20 ( )
4 Pendahuluan Hipertensi/tekanan darah tinggi adalah tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik (Setiawan, Yunani & Kusyati, 2014). Tekanan darah akan meningkat setelah umur tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsurangsur menyempit menjadi kaku. Prevalensi kasus hipertensi esensial di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 1,96% menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 2,00%. Kebanyakan penderita hipertensi itu berada di daerah pedesaan dibandingkan daerah perkotaan dengan prevalensi 31% vs 23,7%. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya kesadaran, pengetahuan masyarakat untuk menjaga kesehatan dan perilaku hidup yang tidak sehat (Dinkes Jateng Prov, 2010). Beberapa studi terakhir ini menunjukan bahwa kombinasi antara terapi tanpa obat (non-farmakoterapi) dengan obat (farmakoterapi) tidak hanya menurunkan tekanan darah, namun juga menurunkan resiko stroke dan penyakit jantung iskemik. Senam lansia merupakan olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan, yang diterapkan pada lansia. Penelitian yang dilakukan oleh Margiyati (2010) menunjukkan bahwa yang dilakukan oleh lansia dapat memberi pengaruh pada penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Penelitian oleh Sukartini (2010) tentang manfaat terhadap kebugaran lansia juga menunjukkan bahwa dapat mempengaruhi tidak hanya stabilitas nadi, namun juga stabilitas tekanan darah sistolik dan diastolik, pernafasan dan kadar immunoglobulin. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, Yunani dan Kusyati (2014) menunjukkan bahwa ada hubungan frekuensi lansia terhadap tekanan darah dan nadi pada lansia hipertensi. Studi pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan data tingginya angka kejadian hipertensi di Kabupaten Sragen terutama di Puskesmas Kalijambe pada tahun 2013 yaitu sebanyak 745 penderita hipertensi terutama diderita oleh lansia dan belum merealisasikan lansia. Oleh karena itu, dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana pengaruh lansia terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen. Penelitian ini dilakukan dengan menilai tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan 6 kali lansia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh lansia terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen. Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experimental pre-post test dengan intervensi lansia. Penelitian ini dilakukan pengukuran selama delapan kali pada setiap sebelum dan sesudah dilakukan lansia. Populasi pada penelitian ini adalah lansia penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Kalijambe Sragen, berjumlah 45 orang pada periode September tahun Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik cluster sampling, didapatkan sejumlah 16 sampel pada kelompok kontrol dan 16 sampel kelompok intervensi. Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kalijambe Kabupaten Sragen pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Mei Pengukuran tekanan darah dilakukan 30 menit sebelum dan sesudah diberikan lansia. Senam lansia dipandu oleh perawat Puskesmas yang telah diberikan pelatihan lansia oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan
5 analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji sebagai berikut: Tabel Analisis Bivariat Kelompok Variabel 1 Variabel 2 Distribusi Uji Intervensi Kontrol Kontrol- Intervensi sebelum sebelum sebelum sebelum Sesudah kel control Sesudah kel kontrol kel intervensi kel intervensi data Tidak Tidak Tidak analisis Dependen t test Wilcoxon Dependen t test Wilcoxon Independe nt t test Mann U Whitney Hasil Penelitian Analisis Univariat 1. Gambaran nilai rata-rata tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan lansia pada kelompok kontrol. Tabel 1: Gambaran sebaran nilai ratarata tekanan darah sistolik pada lansia yang mengalami hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan lansia pada kelompok kontrol. Tekanan darah sistolik Sebelum Sesudah Mean Median SD P value ,5 9, , , Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa nilai rata-rata tekanan darah sistolik pada kelompok kontrol sebelum adalah 172 mmhg, dengan tekanan darah sistolik terendah adalah 155 mmhg dan tekanan darah sistolik tertinggi adalah 190 mmhg. Dan nilai rata-rata tekanan darah sistolik pada kelompok kontrol setelah adalah 170 mmhg, dengan tekanan darah sistolik terendah adalah 150 mmhg dan tekanan darah sistolik tertinggi adalah 190 mmhg. Tabel 2: Gambaran sebaran nilai ratarata tekanan darah diastolik pada lansia yang mengalami hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan lansia pada kelompok kontrol. Sesudah 84, , Berdasarkan tabel 2. didapatkan bahwa nilai rata-rata tekanan darah diastolik pada kelompok kontrol sebelum adalah 89,38 mmhg, dengan tekanan darah diastolik terendah adalah 80 mmhg dan tekanan darah diastolik tertinggi adalah 100 mmhg. Dan nilai rata-rata tekanan darah diastolik pada kelompok kontrol setelah adalah 84,38 mmhg, dengan tekanan darah diastolik terendah adalah 70 mmhg dan tekanan darah diastolik tertinggi adalah 100 mmhg. 2. Gambaran nilai rata-rata tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan lansia pada kelompok intervensi. Tabel 3: Gambaran nilai rata-rata tekanan darah sistolik pada lansia yang mengalami hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan lansia pada kelompok intervensi. Tekanan Mean Median SD darah sistolik Sebelum 182,50 182,5 12, Sesudah , Tekanan darah value P Mean Median SD diastolik Sebelum 89, ,006 P value 0,000 Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa nilai rata-rata tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi sebelum adalah 182,5 mmhg, dengan tekanan darah sistolik terendah adalah 160 mmhg dan tekanan darah sistolik tertinggi adalah 200 mmhg. Dan nilai rata-rata tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi setelah adalah 130 mmhg, dengan tekanan darah sistolik terendah adalah 120 mmhg dan tekanan darah sistolik tertinggi adalah 145 mmhg.
6 Tabel 4: Gambaran nilai rata-rata tekanan darah diastolik pada lansia yang mengalami hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan lansia pada kelompok intervensi. Tekanan darah diastolic Mean Median SD P value Sebelum , ,000 Sesudah 72, , Berdasarkan tabel 4, didapatkan nilai rata-rata tekanan darah diastolik pada kelompok intervensi sebelum adalah 97 mmhg, dengan tekanan darah diastolik terendah adalah 80 mmhg dan tekanan darah sistolik tertinggi adalah 110 mmhg. Dan nilai rata-rata tekanan darah diastolik pada kelompok intervensi setelah adalah 70 mmhg, dengan tekanan darah diastolik terendah adalah 65 mmhg dan tekanan darah diastolik tertinggi adalah 90 mmhg. 3. Analisis pengaruh lansia terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen. Tabel 5: Analisis pengaruh lansia terhadap tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen. Rerata tekanan darah sesudah sistolik kelompok control sistolik kelompok intervensi Median SD P value , Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa nilai tengah tekanan darah sistolik pada kelompok kontrol sesudah adalah 170 mmhg, dengan tekanan darah sistolik terendah adalah 150 mmhg dan tekanan darah sistolik tertinggi adalah 190 mmhg. Dan nilai tengah tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi setelah adalah 130 mmhg, dengan tekanan darah sistolik terendah adalah 120 mmhg dan tekanan darah sistolik tertinggi adalah 145 mmhg. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji independent t test didapatkan nilai p sebesar 0,000, artinya terdapat pengaruh lansia terhadap tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen. Tabel 6: Analisis pengaruh lansia terhadap tekanan darah diastolik pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen. Rerata tekanan darah value P Median SD sesudah diastolik kelompok kontrol 80 7, ,000 diastolik kelompok intervensi 70 6, Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai tengah tekanan darah diastolik pada kelompok kontrol sesudah adalah 80 mmhg, dengan tekanan darah diastolik terendah adalah 70 mmhg dan tekanan darah diastolik tertinggi adalah 100 mmhg. Dan nilai tengah tekanan darah diastolik pada kelompok intervensi setelah adalah 70 mmhg, dengan tekanan darah diastolik terendah adalah 65 mmhg dan tekanan darah diastolik tertinggi adalah 90 mmhg. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji independent t test didapatkan nilai p sebesar 0,000, artinya terdapat pengaruh lansia terhadap tekanan darah diastolik pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen. Pembahasan 1. Gambaran nilai rata-rata tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan lansia pada kelompok kontrol. Hasil pengukuran tekanan darah pada lansia menggambarkan bahwa rata-rata dari tekanan darah sistolik sebesar 158 mmhg yang merupakan hipertensi sedang (stadium 1). Hasil pengukuran tekanan darah diastolik pada lansia menggambarkan bahwa rata-rata dari tekanan darah diastolik sebesar 87 mmhg yang merupakan
7 hipertensi perbatasan. Hipertensi yang dialami responden dipengaruhi oleh berbagai macam faktor resiko baik yang bisa dikontrol seperti aktivitas olahraga, mengkonsumsi garam dapur, obesitas dan stress serta faktor resiko yang tidak dapat dikontrol seperti usia, jenis kelamin dan keturunan (genetik) (Harrison, Wilson dan Kasper, 2005). Menurut hasil penelitian Henuhili, Yuliati, Rahayu dan Nurkhasanah (2011) menemukan bahwa gen penyebab hipertensi bersifat dominan, bukan resesif. Individu hipertensi ada di setiap generasi dan keturunan yang tidak mewarisi hipertensi akan mempunyai keturunan yang tidak hipertensi juga. Pewarisan hipertensi bukan bersifat X-linked, yaitu gen yang terdapat pada kromosom kelamin, karena baik ayah atau ibu, dapat mewariskannya baik pada keturunan laki-laki maupun perempuan. Lansia dapat terkena hipertensi akibat penurunan fungsi organ pada sistem kardiovaskuler, katub jantung menebal dan menjadi kaku, serta megalami penuruanan elastisitas dari aorta dan arteri besar lainnya (Ismayadi, 2004). selain itu, terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah perifer ketika ventrikel kiri memompa, sehingga tekanan sistolik dan afterload meningkat (Gunawan, 2009). Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer mengakibatkan perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah (Gunawan, 2009). Salah satu faktor yang bisa mengakibatkan terjadinya tekanan darah meningkat pada lansia yaitu karana faktor kurangnya melakukan aktifitas fisik seperti berolah raga secara teratur (Harrison, Wilson dan Kasper, 2005). Kurangnya latihan aktivitas fisik seperti, juga bisa mengakibatkan hipertensi dikarenakan terjadinya penurunan cardiac output (curah jantung) sehingga pemompaan ke jantung menjadi lebih berkurang. Kurangnya latihan aktivitas fisik dapat menyebabkan terjadinya kekakuan pembuluh darah, sehingga aliran darah tersumbat dan dapat menyebabkan hipertensi (Giriwijoyo, 2007). Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian Ilkafah (2014) yang menemukan bahwa hasil pengukuran tekanan darah setiap sebelum dan sesudah didapatkan bahwa ada penurunan tekanan darah secara bertahap. Pada hari pertama rata-rata nilai tekanan darah dari responden tidak mengalami perubahan karena mungkin sebagai fase adaptasi. Untuk selanjutnya terdapat penurunan bertahap sampai 2 bulan. Meskipun pada olahraga yang mendadak menyebabkan peningkatan tekanan darah selama olahraga, pengulangan aktivitas fisik tersebut dapat menurunkan tekanan darah selama istirahat dan peningkatan terhadap olahraga selanjutnya akan lebih rendah baik terhadap penderita hipertensi maupun pada orang normal. Karena hipertensi merupakan faktor resiko mayor PJK, efek potensial olahraga untuk menurunkan tekanan darah merupakan pertimbangan kesehatan masyarakat yang penting. Penelitian Ilkafah (2014) menemukan bahwa sebanyak 15 lansia wanita yang teratur, 11 lansia mengalami penurunan sekitar 6 mmhg untuk sistolik dan 3mmHg untuk diastolik; 3 lansia mengalami penurunan hanya sekitar 1,5 mmhg baik sistolik maupun diastole, hal ini mungkin dikarenakan ketiga lansia tersebut mengidap DM dan 1 lansia yang tidak mengalami penurunan
8 (tetap), hal ini dapat terjadi karena lansia tersebut mempunyai kolesterol dan sering mengkonsumsi obat-obatan bebas misalnya obat sakit kepala yang mengandung kafein yang bisa meningkatkan tekanan darah sehingga efek belum tampak dalam 2 bulan. Latihan fisik adalah segala upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kondisi fisik lansia. Kebugaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh. Tujuan dari latihan fisik adalah untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan kardiorespirasi, kecepatan, ketrampilan, dan kelenturan. Kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan yaitu kebugaran jantungparu dan peredaran darah serta kekuatan otot dan kelenturan sendi (Ilkafah, 2014). 2. Gambaran nilai rata-rata tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan lansia pada kelompok intervensi. Peningkatan tekanan darah pada lansia umumnya terjadi akibat penurunan fungsi organ pada sistem kardiovaskular. Katup jantung menebal dan menjadi kaku, serta terjadi penurunan elastisitas dari aorta dan arteri-arteri besar lainnya (Ismayadi, 2004). Selain itu, terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah perifer ketika ventrikel kiri memompa, sehingga tekanan sistolik dan afterload meningkat (Gunawan, 2009). Faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi pada kelompok intervensi disebabkan karena bertambahnya usia, dimana pada orang yang lanjut usia besar jantung akan sedikit mengecil yang banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin berkurangnya aktivitas, juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung, semakin bertambahnya umur seseorang, denyut jantung maksimum dan fungsi lain dari jantung berangsur-angsur menurun, pada lanjut usia tekanan darah akan naik secara bertahap sehingga dapat menyebabkan terjadinya hipertensi pada lansia (Azizah, 2011). Dilihat dari tekanan darah pada kelompok intervensi menunjukkan adanya penurunan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik. Terjadi penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada lansia penderita hipertensi pada kelompok intervensi, disebabkan karena lansia mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi perifel total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah (Sherwood, 2005). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Setiawan, Yunani dan Kusyati (2014) yang menemukan bahwa hasil pengukuran rata-rata tekanan darah diastolik pada lansia hipertensi sebesar 87 mmhg, median sebesar 85 mmhg dan standar deviasi sebesar 8,63. Tekanan darah diastolik terendah 74 mmhg dan tekanan darah diastolik tertinggi 112 mmhg. Menurut penelitian Gunawan (2009) olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan isotonik atau dinamik) seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat atau angkat besi, karena latihan yang berat malah dapat menimbulkan hipertensi. 3. Analisis pengaruh lansia terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai tengah tekanan
9 darah diastolik pada kelompok kontrol sesudah adalah 80 mmhg, dengan tekanan darah diastolik terendah adalah 70 mmhg dan tekanan darah diastolik tertinggi adalah 100 mmhg. Dan nilai tengah tekanan darah diastolik pada kelompok intervensi setelah adalah 70 mmhg, dengan tekanan darah diastolik terendah adalah 65 mmhg dan tekanan darah diastolik tertinggi adalah 90 mmhg. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji independent t test didapatkan nilai p sebesar 0,000, artinya terdapat pengaruh lansia terhadap tekanan darah diastolik pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen. Menurut Veronique dan Robert (2005) menyimpulkan bahwa olah raga dapat diterapkan sebagai manajemen hipertensi bukan hanya untuk pencegahan tetapi juga dapat menjaga kesehatan lansia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astari (2012) yang menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara lansia dengan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi. Senam lansia yang dilakukan berulang-ulang (frekuensi tinggi), maka lama-kelamaan penurunan tekanan darah akan berlangsung lama. Itulah sebabnya latihan aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur bisa menurunkan tekanan darah. Jenis olahraga yang efektif menurunkan tekanan darah adalah lansia dengan intensitas sedang. Frekuensi latihannya 3-5 kali seminggu dengan lama latihan menit sekali latihan (Rigaud, 2006). Olah raga memberikan pengaruh pada sistem kardiovaskuler (peredaran darah) untuk memperbaiki kemampuannya. Lebih banyak pembuluh darah (saluran darah kecil) dibentuk dalam jaringan yang aktif untuk memperbaiki penyediaan makanan dan oksigen, dan gerak badan membakar habis lemak berlebihan dalam system dan menghambat kandungan lemak di pembuluh, sehingga mengurangi resiko thrombosis (Hardjana, 2000). Latihan juga telah diketahui dapat meningkatkan HDL, yang pada gilirannya membantu proses metabolisme dan menurunkan kadar LDL (Smeltzer & Bare, 2010). Senam lansia yang terdiri dari latihan pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan yang mana gerakangerakan didalamnya juga bertujuan untuk menurunkan kecemasan, stres, dan menurunkan tingkat depresi. Penurunan tersebut akan menstimulasi kerja sistem syaraf perifer (autonom nervous system) terutama parasimpatis yang menyebabkan vasodilatasi penampang pembuluh darah akan mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik (Hardjana, 2008). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi (2012) yang menyatakan terdapat pengaruh latihan yoga terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia. Penelitian yang dilakukan Sukartini (2010) tentang manfaat terhadap kebugaran lansia di dapatkan hasil mampu menunjukkan bahwa dapat mempengaruhi tidak hanya stabilitas nadi, namun juga stabilitas tekanan darah, pernafasan dan kadar immunoglobulin, dengan hasil uji analisis statistik untuk kategori tekanan darah sistolik p-value 0.02 berarti a< p=0,05) artinya terdapat perbedaan tekanan darah antara lansia pada kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Setiawan, Yunani & Kusyati (2014) yang menemukan bahwa frekuensi lansia terhadap nadi menunjukan hubungan yang sedang (r = ) dan berpola
10 negative yang berarti semakan tinggi frekuensi lansia, maka semakin rendah denyut nadi. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara frekuensi lansia terhadap nadi (p value = 0.026). Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara frekuensi lansia dengan nadi pada lansia. Senam lansia merupakan olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan, yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olah raga lansia membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berlebihan didalam tubuh (Suroto, 2004). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tintin (2006) dalam Setiawan, Yunani dan Kusyati (2014) yang menyebutkan ada pengaruh latihan terhadap peningkatan kebugaran yang ditunjukkan dengan penurunan nadi istirahat. Kesimpulan 1. Nilai rata-rata tekanan darah sistolik pada kelompok kontrol sebelum adalah 172 mmhg dan sesudah 169 mmhg. Nilai rata-rata tekanan darah diastolik pada kelompok kontrol sebelum adalah 89,38 mmhg, dan sesudah 84,38 mmhg. 2. Nilai rata-rata tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi sebelum adalah 182,50 mmhg dan sesudah 130 mmhg. Nilai ratarata tekanan darah diastolik pada kelompok intervensi sebelum adalah 97 mmhg dan sesudah 72,81 mmhg. 3. Terdapat pengaruh lansia terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi di Puskesmas Kalijambe Sragen (p-value 0,000). Saran 1. Bagi Institusi pendidikan Dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu referensi penatalaksanaan keperawatan terhadap hipertensi dan dapat dikembangkan sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa. 2. Bagi pelayanan kesehatan Tenaga kesehatan perlu melakukan sosialisasi dan pelatihan ketrampilan pelaksanaan lansia sehingga dapat melaksanakan pengelolaan lansia yang mengalami hipertensi dengan cara penatalaksanaan nonfarmakologi untuk mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi. 3. Bagi Masyarakat Terapi lansia dapat menjadi bahan pertimbangan untuk lansia dan masyarakat yang menderita hipertensi. Mengingat manfaat lansia yang dapat digunakan untuk mengontrol tekanan darah, maka diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan lansia sebagai pelengkap alternatif untuk pengontrolan tekanan darah bagi lansia penderita hipertensi. 4. Bagi Peneliti Lain Penelitian lebih lanjut tentang pengaruh lansia terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan terhadap faktor yang berpengaruh terhadap tekanan darah, seperti mengontrol pola makan, merokok, dan stress, serta scrining bagi penderita hipertensi esensial secara tepat. 5. Bagi Peneliti Penelitian lebih lanjut dan kontinyu sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan pasien lansia yang mengalami hipertensi dengan memberikan lansia untuk mengontrol tekanan darah.
11 Daftar Pustaka Astari, dkk, (2012), Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Pada Kelompok Senam Lansia Di Banjar Kaja Sesetan Denpasar Selatan Azizah, M. Lilik (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu Devi (2012), Menurunkan Tekanan Darah, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. DINKES Prov Jateng. (2010). Data informasi kesehatan jawa tengah Giriwijoyo, S. (2007). Olahraga untuk kesehatan. Jakarta: Balai Pustaka. Gunawan, D Perubahan Anatomik Organ Tubuh Pada Penuaan, (online), ( opt=1001& menu=news&option= detail&nid=122, diakses 15 Maret 2015). Hardjono. (2012). Lansia perlu perhatian. Kementerian koordinatorn bidang kesejahteraan rakyat. Retrieved from Harrison, I., Wilson, B.W., & Kasper, M.F. (2005). Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam, edisi 13 volume 3. Jakarta: EGC. Henuhili, Yuliati, Rahayu dan Nurkhasanah (2011), Pola Pewarisan Penyakit Hipertensi Dalam Keluarga Sebagai Sumber Belajar Genetika, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei Ilkafah (2014), Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Ringan Sedang Di Rektorat Unibraw Malang, Jurnal Surya, Vol 2 Nomer IV, Malang. Ismayadi, (2004), Proses Menua (Aging Proses), (online), Skripsi. Medan: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. ( usu.ac.id/bitstream/ /359 5/1/keperawatanismayadi.pdf, diakses 1 April 2015). Margiyati, (2010), Pengaruh lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di posyandu lansia ngudi waras, Dusun Kemloko, Desa Bergas Kidul Rigaud, F.B Hypertension in Older Adults. J Gerontol 2001; 56A:M2175. Setiawan, IWA, Yunani dan Kusyati (2014), Hubungan Frekuensi Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah Dan Nadi Pada Lansia Hipertensi, Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah, Semarang Sherwood, Lauralee. (2005). Fisiologi Kedokteran : Dari Sel Ke Sistem. Jakarta. Smeltzer & Bare, (2010), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC Sukartini, (2010), Pengaruh tera terhadap kebugaran lansia. Suroto. (2004). Buku Pegangan Kuliah Pengertian Senam, Manfaat Senam dan Urutan Gerakan. Semarang: Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum Olahraga Undip. Suroto. (2004). Senam Kesehatan. Yogyakarta: Muha Medika. Veronica dan Robert Pencegahan Hipertensi, (online), ( univmed.org/wpcontent/uploads/20 11/02/Vol.20_no.2_6.pdf, diakses tanggal 25 Maret 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan. Proses menua dapat diartikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH DAN NADI PADA LANSIA HIPERTENSI
HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH DAN NADI PADA LANSIA HIPERTENSI I Wayan Agus Setiawan 1, Yunani 2, Eni Kusyati 3 STIKES Karya Husada Semarang agus_zetyawan@yahoo.com, yunani.sururi@yahoo.com,
Lebih terperinciKata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter &Perry, 2010). Sedangkan organisasi kesehatan dunia WHO 2012 dalam Nugroho (2012) menyatakan
Lebih terperinciSTIKES NGUDI WALUYO UNGARAN SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA LEYANGAN
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Skripsi ini diajukan sebagai
Lebih terperinciPENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA
PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA Totok Hernawan 1, Fahrun Nur Rosyid 2 1,2 Program Studi
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal terjadi pada seseorang yang ditunjukkan oleh systolic dan diastolic pada pemeriksaan tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi, dewasa, hingga menjadi tua. Lanjut usia (Lansia) merupakan suatu proses fisiologis yang pasti akan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial
Lebih terperinciPELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR
PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR Liza Merianti, Krisna Wijaya Abstrak Hipertensi disebut
Lebih terperinciHUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan dan teknologi telah membawa perubahan perilaku aktivitas fisik olahraga. Perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai oleh penduduk dunia yang mengalami pergeseran pola pekerjaan dan aktivitas. Dari yang sebelumnya memiliki pola kehidupan agraris berubah menjadi
Lebih terperinciGeneral Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun
PENGARUH GENERAL RELAXATION TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI Desi Kusumawati*, Novi Ayuwardani**, Anita Diah**, 1. Program D3 Akademi Keperawatan dr. Soedono Madiun, Jawa Timur 63117, Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Wely 1), Rita Yulifah 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciThe 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Perbedaan Pengaruh Pemberian Meditasi Sederhana Dan Latihan Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Mentari Senja Semanggi Surakarta Nur Annisa 1, Maryatun
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik
PERBANDINGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI SETELAH DILAKUKAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN RELAKSASI AUTOGENIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG 1 Dewi Ismarina, 2* Herliawati,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian mengambil tempat di dalam ruangan kerja karyawan kantor dan ruang guru di sekolah-sekolah negeri. Responden dalam penelitian ini terdiri
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik
BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 20 responden pada kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologi. Perubahan
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH SENAM LANSIA DAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEHAT NASKAH PUBLIKASI
PERBEDAAN PENGARUH SENAM LANSIA DAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEHAT NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: NOVA YOGA SAPUTRA 201310301088 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan darah nya diatas 140/90 mmhg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya
Lebih terperinciPENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014
PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : I KETUT ERI DARMAWAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran
Lebih terperinciINTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.
INTISARI Latar belakang: Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinci204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR JAMBI M. Dody Izhar 1 Abstract Hypertension is commonly found in the elderly. This is because increasing age, the body's
Lebih terperinciPERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK
PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG Syifa Fauziyah 1), Tanto Hariyanto 2), Wahidyanti Rahayu S 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciDisusun Oleh : MIA JIANDITA
PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU EDELWEIS DUSUN SERUT PALBAPANG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi
Lebih terperincimemberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
2 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, pembuluh darah jantung dan otot jantung.
Lebih terperinciPENGARUH SENAM DIABETES MELITUS (DM) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2 DI PERSADIA UNIT RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN 2015
PENGARUH SENAM DIABETES MELITUS (DM) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2 DI PERSADIA UNIT RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN 2015 Amalia Nuril Afifah, Akhmad Rifa i Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciPERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Tri Murti * )., Ismonah** ), Wulandari M. *** ) * ) Alumni Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut
Lebih terperinciOleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan komplikasi dan kematian terbesar di dunia (Kristina, 2012). Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan
Lebih terperinciBAB.I PENDAHULUAN. biologis, fisiologis, psikososial, dan aspek rohani dari penuaan. Penuaan
1 BAB.I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gerontologi merupakan studi ilmiah tentang efek penuaan dan penyakit yang berhubungan dengan penuaan pada manusia, meliputi aspek biologis, fisiologis, psikososial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan nasional yang berlangsung beberapa tahun terakhir telah menimbulkan pergeseran pola penyebab kematian dan masalah kesehatan. Sunaryo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperincipopulasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Berdasarkan data
Lebih terperinciHUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI
HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI Annisa Yuliana Salim, Anjar Nurrohmah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Pendahuluan; Penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka harapan hidup manusia Indonesia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,
Lebih terperinciEFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA
EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam
Lebih terperinciPENGARUH SENAM ANTI STROKE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA JATIRUNGGO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
PENGARUH SENAM ANTI STROKE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA JATIRUNGGO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : ENDANG NUR JAMALIA 010113a031 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan
Lebih terperinciSTABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak
STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO Abdul Muhith *) Abstrak Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dengan stabilitas tekanan darah. Penelitian ini
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE
SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE DENGAN MINYAK ESENSIAL YLANG-YLANG (Cananga odorata) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Studi Ini Dilakukan di PSTW Jara Mara Pati
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah tidak normal dan frekuensi nadi tidak normal merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena sering terdengar dialami orang. Namun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkerja dan memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan pola hidup sehat,
Lebih terperinciNyahmini Ambar Sari 1, Siti Sarifah 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
SENAM AEROBIK LOW IMPACT INTENSITAS SEDANG TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA THE EFFECT OF MODERATE INTENSITY OF LOW IMPACT AEROBIC GYMNASTICS ON THE CHANGES OF ELDERLY BLOOD PRESSURE IN Nyahmini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Partisipan pada penelitian ini yaitu para lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sebagai kelompok
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode (Udjianti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Presentase penduduk lansia Indonesia telah mencapai angka diatas 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur usia tua atau lansia. Derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). dunia. Penduduk lansia di indonesia mencapai 9,12% (BPS, 2014). Jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari harapan hidup penduduknya (Martono & Kris, 2011). Keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah
Lebih terperinciPENGARUH JALAN PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP
PENGARUH JALAN PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP (The Effect of Walking in the Morning to Change of
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah Seluruh responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 45-65 tahun di posyandu Lansia RW 18 dan RW 19 Kelurahan Jebres,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciKORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU
KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU Yeni Mulyani 1, Zaenal Arifin 2, Marwansyah 3 ABSTRAK Penyakit degeneratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciPENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG
PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG Ananda D.S Thei a, Maria Sambriong b, dan Angela Gatum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan proses mengalami perubahan anatomi, fisiologis dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan tubuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan jaman dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Banyak masyarakat saat ini sering melakukan pola hidup yang kurang baik
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PSLU MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO
PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PSLU MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO (Effect Of Progressive Muscle Relaxation Exercise On Blood
Lebih terperinciPENGARUH SENAM LANSIA (TAI CHI) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BANYUWANGI TAHUN
PENGARUH SENAM LANSIA (TAI CHI) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BANYUWANGI TAHUN 2012 Lina Agustiana dan Hendrik Prabo S Korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa :
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa : 1. Sebelum diberikan senam kebugaran jasmani 2012 rata-rata tekanan darah
Lebih terperinciEFEKTIVITAS SENAM ERGONOMIK DENGAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP LEVEL TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI NASKAH PUBLIKASI
EFEKTIVITAS SENAM ERGONOMIK DENGAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP LEVEL TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI NASKAH PUBLIKASI Oleh : Revansia Missi Perdana NIM : J210100064 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua adalah proses fisiologis yang terjadi pada semua orang dimana berarti seseorang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi tetap menjadi masalah dikarenakan beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan Banyakprodo Tirtomoyo. Jumlah remaja laki- laki yang dilakukan pengukuran berjumlah
Lebih terperinciAKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015
AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015 Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyababkan pengeluaran energi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1 Gumarang, 2 Gita 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI.iii. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR SKEMA..viii. DAFTAR TABEL.ix. DAFTAR GRAFIK...x. DAFTAR LAMPIRAN.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI.iii DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR SKEMA..viii DAFTAR TABEL.ix DAFTAR GRAFIK...x
Lebih terperinciPERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM DAN TIDAK SENAM DI WILAYAH KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM DAN TIDAK SENAM DI WILAYAH KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Ahda Suhanda 1),Tanto Hariyanto 2),Vita Maryah Ardiyani 3) 1) Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi secara umum didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL
PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada
Lebih terperinci