APLIKASI PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS DI SAMSAT SOREANG KAB. BANDUNG)
|
|
- Yulia Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 10, No. 1, Juni 2016, ISSN APLIKASI PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS DI SAMSAT SOREANG KAB. BANDUNG) Ali Mulyawan 1, Dini Novia 2 STMIK Mardira Indonesia, Bandung 1,2 ali_muly@stmik-mi.ac.id 2 Abstract The purpose of this study to create an application-based motor vehicle tax calculation web online. Currently the data processing is still done manually which caused some problems and require a long time to make the payment by the taxpayer, so it needs to be made an application that can handle these problems. To achieve these objectives need to be done in the following steps of conducting systems analysis, design and implement applications tally of motor vehicle tax. Through this system is expected to support to facilitate taxpayers in paying taxes on motor vehicles. Keywords: taxes on motor vehicles; Web-based. Abstrak Tujuan penelitian ini untuk membuat sebuah aplikasi perhitungan pajak kendaraan bermotor berbasis web secara online. Saat ini pengolahan datanya masih dilakukan secara manual yang menyebabkan beberapa permasalahan dan membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan pembayaran oleh wajib pajak, sehingga perlu dibuat sebuah aplikasi yang dapat menangani permasalahan tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan tersebut perlu di lakukan langkah-langkah sebagai berikut yaitu mengadakan analisis sistem, merancang dan mengimplementasikan aplikasi penghitungan pajak kendaraan bermotor. Melalui sistem ini diharapkan dapat mendukung untuk mempermudah wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Kata Kunci: pajak kendaraan bermotor; berbasis web. 30
2 Mulyawan, Aplikasi Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor 31 PENDAHULUAN Dewasa ini, kebutuhan mobilitas yang tinggi dari setiap individu berdampak kepada peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor seperti telah menjadi kebutuhan wajib bagi individu maupun lembaga, bahkan syarat kepemilikkan kendaraan bermotor banyak diberlakukan oleh lembaga atau perusahaan saat menerima dan mempekerjakan karyawan. Tingkat konsumsi kendaaraan bermotor yang tinggi tersebut juga mempengaruhi tingginya tingkat pembayaran pajak kendaraan bermotor. Kewajiban untuk membayar pajak berlaku untuk setiap individu dan lembaga yang memiliki kendaaraan bermotor, sehingga terkadang mengakibatkan pelayanan pembayaran pajak kurang maksimal karena panjangnya antrian pembayaran yang sedang jatuh tempo dan seringkali terbebani oleh antrian pembayaran pajak kendaraan yang telah lewat atau terlambat. Samsat sebagai bagian dari lembaga pemerintah dibawah Dinas Pendapatan Daerah memiliki tugas untuk mengelola pembayaran pajak kendaraan masyarakat, dari pertama kendaraan dibeli, setiap tahun dan setiap lima tahun. Jumlah dan perubahan data yang berlangsung secara rutin dan tidak rutin memerlukan pengelolaan. Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah menyentuh berbagai aspek dan bidang dalam kehidupan manusia, bahkan tidak hanya bidang pendidikan ataupun bisnis yang telah tersentuh oleh teknologi informasi ini, tetapi bidang kepolisian pun tidak luput dari perkembangan ini. Saat ini teknologi informasi telah menguasai dunia dengan semakin eksisnya teknologi internet, yang memperpendek jarak antara pengguna dengan objek yang dikehendaki untuk diakses. Kegiatan pengelolaan pajak kendaraan tersebut memerlukan dukungan data dan informasi yang tidak sedikit jumlah dan ragamnya. Untuk itu penggunaan dan pemanfaatan perangkat lunak komputer sebagai program bantu sangat diperlukan. Pembayaran pajak kendaraan bermotor yang dilakukan tepat pada waktunya mempersingkat waktu antrian dan membuat kinerja Samsat lebih efisien. Untuk itu teknologi informasi untuk kebutuhan pembayaran pajak kendaraan bermotor dibutuhkan. Teknologi informasi seperti ini digunakan untuk berinteraksi dengan masyarakat, memberikan informasi secara cepat kepada wajib pajak. Teknologi informasi memberikan manfaat yang sangat penting bagi Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) di Soreang dalam melakukan pelayanan dalam pembayaran pajak kendaran bermotor. Maksud dari penelitian ini adalah: 1. Membangun aplikasi perhitungan pajak kendaraan bermotor berbasis online yang dapat menghasilkan informasi yang akurat. 2. Membangun aplikasi perhitungan pajak kendaraan bermotor yang dapat memberikan informasi keuangan yang akurat sehingga dapat meminamilisir kesalahan. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk membuat aplikasi perhitungan pajak kendaraan bermotor yang dapat diakses secara online untuk menghasilkan informasi yang akurat.
3 32 Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 10, No. 1, Juni 2016, Untuk membuat aplikasi perhitungan yang dapat memberikan informasi keuangan yang akurat sehingga kesalahan yang sering dialami dapat terpecahkan. KAJIAN TEORI Sistem dan Aplikasi Pengertian sistem berkembang sesuai dengan kondisi dimana istilah sistem tersebut digunakan, kita sering mendengarkan berbagi istilah sistem yang dipakai dalam berbagai kegiatan, misalkan sistem pemerintahan, sistem perbankan, sistem pertanian, sistem pencernaan, sistem komputer dan berbagai istilah sistem lainya, yang namun memiliki inti dan pengertian yang sama. Secara umum sistem merupakan rangkaian komponenkomponen yang saling terkait untuk melakukan suatu tujuan yang sama. Menurut Davis dalam Jogiyanto (2005) mendefinisikan sistem bahwa : Sistem dapat berupa abstrak atau fisik, system yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan tentang tuhan, manusia dan sebagainya sedangkan System yang bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Pengertian sistem sangat luas dan mempengaruhi semua aspek kehidupan. Sedangkan devinisi tentang sistem menurut (Kristanto, 2008) Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan (output) yang diinginkan. Menurut Indrajit (2000) sistem merupakan kumpulan dari komponenkomponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum bahwa Sistem adalah sekumpulan komponen atau prosedur yang saling berkaitan dan berintegrasi, dan mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu dengan hasil yang optimal. Aplikasi merupakan suatu subteks perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan satu tugas yang diinginkan pengguna. Jadi aplikasi merupakan sebuah program yang dibuat dalam sebuah perangkat lunak dengan computer untuk memudahkan pekerjaan atau tugas-tugas seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data yang dibutuhkan. Pajak Pengertian pajak menurut Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan atau dikenal dengan istilah UU KUP. Menurut Undang-Undang tersebut, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan menurut Brotodiharjo (1993) Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
4 Mulyawan, Aplikasi Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor 33 pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan. Pajak Kendaraan Bermotor Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu objek pajak dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan, karna Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dapat menjadi sumber penghasilan asli daerah untuk pembangunan daerah. Pajak kendaraan bermotor masuk ranah pajak daerah. (Sidharta & Wati, 2015) Kendaraan Bermotor adalah kendaraan roda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah sumber daya energi tertentu dengan tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkuatan, termasuk alat-alat berat besar yang bergerak. Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu fungsi pajak guna mengatur pertumbuhan ekonomi. Pemerintah mengendalikan dan mengatur pertumbuhan ekonomi rakyat dengan cara mengatur dan mengendalikan kebijaksanaan pajak, menaikkan atau menurunkan pajak dan melakukan verifikasi pajak. Dasar penyusunan pedoman dan tata laksana pembayaran pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor adalah intruksi bersama Mentri Pertahanan, Mentri Dalam Negeri dan Mentri Keuangan No. INS/03/M/X/1999, No. 29 Tahun 1999, No.6/IMK, 014/1999, tentang pelaksana dalam penertiban STNK, TNKB, TCKB dan Pemungutan PKB, BBN-KB dan SWDKLLJ. Mekanisme pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah: Loket pelayanan terdiri dari: a. Loket pendaftaran dan penetapan. b. Loket pembayaran dan penyerahan Pendaftaran dan penetapan: Penelitian dan redistrasi identifikasi a. Menerima dan meneliti kelengkapan serta keabsahan berkas permohonan permohonan wajib pajak. b. Menyerahkan formulir surat pendaftaran dan pendatan kendaraan bermotor kepada wajib pajak. c. Memberitahukan dan membimbing para wajib pajak dalam pengisian surat pendaftaran kendaraan bermotor. d. Menetapkan nomor kohir serta nomor pendaftaran Penetapan Pajak a. Menetapkan besarnya PKB dan BBN-KB serta denda dalam surat ketetapan pajak b. Memberikan nomor skum pada surat ketetapan pajak daerah c. Membukukan dalam buku produksi pajak d. Menyelesaikan secara khusus apabila terjadi kesalahan penetapan sesuai ketetapan yang berlaku Penerimaan Pembayaran a. Menerima pembayaran sesuai dengan yang tertera pada SKPD wajib pajak. b. Meneruskan berkas SKPD untuk proses percetakan dan membubuhkan validasi pada SKPD c. Menyerahkan lembar asli SKPD yang telah divalidasi kepada wajib pajak
5 34 Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 10, No. 1, Juni 2016, d. Menditribusikan tindakan SKPD kepada Pajak dan Jasa Raharja e. Menyetorkan uang penerimaan kepada instansi atau pihak yang berhak menerima paling lambat 1x24 jam f. Membukukan dalam buku kas umum dan penerimaan sejenis Denda pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dengan diberlakukananya Peraturan daerah (Perda) No.4 Tahun 1998 tentang pajak kendaraan bermotor dan Perda No.6 Tahun 1998 tentang pajak bea balik nama kendaraaan bermotor. Setiap wajib pajak diwajibkan mengisi SKPD dan SKPKB yang sudah dipersiapkan, keterlambatan pengisian tersebut dapat dikenakan administrasi berupa kenaikan 25% dari pokok pajak (25%x beban pajak terutang) ditambah sanksi administrasi bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat untuk jangka waktu paling lama 24 Bulan. Pajak Tahunan Kendaraan Bermotor Pajak merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku pajak di peruntukan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Pajak Daerah terdiri atas Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten atau Kota. Dari sebagian besar pajak yang di pungut oleh Daerah, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu Pajak Provinsi yang sejak tahun 1976 telah dipungut dengan menggunakan sistem administrasi manunggal di bawah satu atap yang menggabungkan pelayanan administrasi kendaraan bermotor dan pembayaran pajak. Penerimaan PKB tergantung pada perkembangan jumlah dan peningkatan nilai jual kendaraan bermotor tersebut. Pajak Kendaraan Bermotor merupakan pajak yang termasuk dalam golongan pajak langsung dan merupakan pajak lokal (daerah). Dipungut dari pemegangpemegang kendaraan bermotor. Yang dipungut Pajak Kendaraan Bermotor, karena memegang : a. Kendaraan bermotor, yang digerakkan dangan motor yang dihidupkan dengan generator gas arang atau oleh yang memakai bahan bakar minyak tanah atau campuran minyak tanah dan bensin, terlepas dari hal apakah motor itu khusus diperuntukkan guna dipakai dengan minyak tanah atau dengan campuran minyak tanah dan bensin. b. Segala kendaraan bermotor lainnya, yang tidak digerakkan oleh motor yang semata-mata memakai bensin sebagai bahan pembakar; c. Kendaraan bermotor yang digerakkan oleh motor yang sematamata memakai bensin sebagai bahan pembakar tetapi mempunyai berat total yang diizinkan kg. atau lebih kendaraan bermotor yang digerakkan oleh motor dengan semata-mata menggunakan bensin sebagai bahan pembakar, yang mempunyai berat total yang diizinkan kg. atau lebih. d. Kereta tambahan (kereta gandengan) dari kendaraan bermotor. e. Kendaraan bermotor seperti dimaksudkan dibawah c yang mempunyai berat total yang diperkenankan kurang dari kg,
6 Mulyawan, Aplikasi Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor 35 kecuali yang telah dikenakan pajak rumah tangga atau yang dibebaskan dari pajak rumah tangga. METODE PENELITIAN Penyusunan penelitian ini meggunakan metode penelitian terapan ini dikarenakan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu, membuat perhitungan pajak kendaraan bermotor secara online. Metode penelitian terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi masalah yang praktis. (Suliyanto, 2006:17) Metode penelitian ini kemudian dibagi ke dalam dua teknik yaitu teknik pengumpulan data dan teknik pengembangan sistem, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Adalah suatu cara yang ditempuh dalam melakukan pengamatan secara langsung di objek penelitian dan mendapatkan data berupa dokumen serta keterangan langsung tentang masalah-masalah yang dihadapi. 2. Wawancara/ Interview Adalah suatu kegiatan tanya jawab dengan pebimbing atau orang yang mempunyai kredibilitas dalam memberikan jawaban mengenai halhal yang berhubungan dengan objek laporan. 3. Studi Pustaka Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan bahan rujukan dari buku-buku, dokumen, yang berhubungan langsung dengan masalah yang sedang dibahas. 4. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Teknik dokumentasi tidak hanya sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan tentang sejumlah dokumen, namun yang dilaporkan adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode Pengembangan Sistem Didalam melakukan pengembangan sistem, digunakan metode SDLC (Development Life Cycle).SDLC (Development Life Cycle) merupakan proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau sub sistem informasi berbasis komputer. Untuk menggantikan sistem yang lama dengan atau memperbaiki sistem yang sudah ada. Tahapan-tahapan dalam metode SDLC adalah : 1. Perencanaan Sistem. Perencanaan Sistem bertujuan untuk menentukan dan mendefinisikan sistem informasi apa yang akan dikembangkan sehingga dapat memberikan keuntungan dan nilai bagi kegiatan secara keseluruhan. 2. Analisis Sistem (System Analysis) Adapun langkah-langkah tahapan analisis sistem meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Mengidentifikasi masalah b. Mengerti dan memahami sistem yang ada c. Menganalisa hasil dari masalah 3. Desain Sistem (System Desain) Tahapan perancangan sistem menggunakan alat bantu diantaranya FlowMap (Bagan Alir Dokumen), Context Diagram (Diagram konteks), Data Flow Diargam
7 36 Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 10, No. 1, Juni 2016, (Diagram Arus Data), Data Dictionary (Kamus Data), Struktur Menu, Input Design (Desain Masukan). 4. Implementasi Sistem (System Implementation) Implementasi sistem bertujuan untuk mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba. 5. Pengujian Sistem Pengujian sistem yaitu pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. 6. Pengelolan Sistem (Maintenance) Pengelolan sistem bertujuan untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan. PEMBAHASAN Analisis Dan Perancangan Sistem Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, prosedur yang dijalankan yaitu mulai dari wajib pajak yang mengisi formulir permohonan perpanjangan STNK yang sesuai dengan data di STNK serta BPKB. Formulir bisa didapatkan di loket pendaftaran. Untuk perpanjangan pajak tahunan, wajib pajak juga harus melampirkan STNK asli dan fotokopi, fotokopi BPKB, juga KTP asli dan fotokopi yang sesuai pada STNK dan BPKB. Sedangkan untuk perpanjangan pajak 5 tahun, wajib pajak harus melampirkan cek fisik kendaraan bermotor, STNK asli dan fotokopi, fotokopi BPKB, dan juga KTP asli dan fotokopi yang sesuai dengan STNK dan BPKB. Setelah formulir diisi lengkap, wajib pajak menyerahkan berkas permohonan tersebut kepada loket penyerahan berkas dan menunggu hingga wajib pajak diberi slip pembayaran pajak yang sudah tercantum didalamnya jumlah Pajak yang harus segera dibayar. Kemudian wajib pajak menyerahkan slip pembayaran serta uang untuk membayar dengan besar biaya pajak yang harus dibayar ke loket pembayaran. Setelah melakukan pembayaran, wajib pajak akan menerima bukti pelunasan pembayaran pajak lalu kemudian bukti pembayaran tersebut diserahkan ke loket tempat pengambilan STNK. Setiap proses yang dilakukan secara manual sebelumnya diganti dengan pengolahan data secara terkomputerisasi. Dalam menginput data, menghitung jumlah peminjaman dan angsuran dan penyajian laporan dilakukan dengan program aplikasi yang dibangun khusus untuk perusahaan terkait. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar Flowmap dibawah ini. Gambar 1. Flowmap Perancangan Sistem Setelah menganalisis sistem yang sedang berjalan maka di rancang suatu sistem yang di buat untuk menyederhanakan sistem yang berjalan, akan tetapi tidak merubah peraturanperaturan awal yang telah ditentukan.
8 Mulyawan, Aplikasi Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor 37 Tampilan Menu Utama Gambar 4. Tampilan Menu Utama Menu Login Gambar 2. Flowmap yang diusulkan Data flow diagram merupakan suatu diagram yang menggambarkan jalannya atau aliran data dari suatu sistem yang akan dibangun. Gambar 5. Menu Login Menu Wajib Pajak Gambar 3. Data flow diagram Implementasi Sistem Implementasi program merupakan tahap penerapan sistem yang telah dirancang dan disetujui perancangannya. Dalam tahap implementasi juga dijelaskan mengenai penerapan aplikasi yang dibangun. Gambar 6. Menu Wajib Pajak Menu Pendaftaran
9 38 Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 10, No. 1, Juni 2016, KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 7. Menu Pendaftaran Menu Pembayaran Gambar 8. Menu Pembayaran Menu Data Wajib Pajak Gambar 9. Menu Wajib Pajak Menu Daftar Wajib Pajak Gambar 10. Menu Daftar Pajak Kesimpulan Berdasarkan dari batasan masalah yang penulis buat maka dapat disimpulkan sebagai berikut; 1. Aplikasi ini dapat mempermudah dalam penyusunan dan penghitungan pajak kendaraan bermotor. 2. Aplikasi ini membuat proses penghitungan pajak dengan cepat dan akurat sehingga dapat meminimalisir waktu kerja. 3. Aplikasi ini juga dapat membuat laporan penghitungan pajak kendaraan bermotor dan tersimpan dengan baik dan rapih serta tidak mudah untuk rusak bahkan hilang. Saran Ada beberapa saran yang dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan adalah sebagai berikut : 1. Dibutuhkan pengembangan sistem dan sumber daya yang handal sehingga tingkat keakuratan pengelolaan data dari sistem yang baru akan lebih terjamin. 2. Dengan adanya aplikasi yang baru dengan menggunakan sistem perhitungan pajak kendaraan bermotor maka perlu diadakan bimbingan dan pelatihan mengenai sistem ini kepada karyawan yang menggunakan program ini serta perlu dilakukan pemeliharaan dan evaluasi secara berkala untuk pengembangan sistem selanjutnya. 3. Ditujukan kepada penelitian selanjutnya untuk lebih disempurnakan kembali, dan dapat dikembangkan menjadi sistem informasi yang lebih konfrehensif dengan menambah batasan sistem pada tataran yang lebih luas sehingga dapat membuat laporan penelitian yang lebih baik.
10 Mulyawan, Aplikasi Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor 39 REFERENSI Brotodiharjo, R, Santoso, (1993). Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Edisi Pertama, Buku Pertama, Cetakan Pertama, PT. Eresco, Bandung. Indrajit, R. E. (2000). Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Jogiyanto.H.M. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dandan Aplikasi Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta. Nurdin., & Usman. (2004). Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Jakarta. Sidharta, I., & Wati, M. (2015). Perancangan Dan Implementasi Sistem Informasi Urunan Desa (URDES) Berdasarkan Pada Pajak Bumi Dan Bangunan. Jurnal Computech & Bisnis, 9(2), Suliyanto. (2006). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Sutabri, T. (2004). Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta. Supranto. (2002). Basis Data. Informatika. Bandung. Undang-Undang No. 16 Tahun 2009, Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
APLIKASI PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN TANGGAMUS MENGGUNAKAN VISUAL BASIC. Jamaludin 1, Nur Aminudin 2
APLIKASI PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN TANGGAMUS MENGGUNAKAN VISUAL BASIC Jamaludin 1, Nur Aminudin 2 Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu
Lebih terperinciAPLIKASI PERHITUNGAN PAJAK REKLAME DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 10, No. 1, Juni 2016, 11-21 ISSN 2442-4943 APLIKASI PERHITUNGAN PAJAK REKLAME DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT Komarudin 1, Mia Amalia 2 STMIK Mardira
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta
BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK A. Defenisi Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelayanan publik yang berhubungan langsung dengan pelanggan atau masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian dalam suatu rumah tangga membutuhkan sumbersumber penerimaan untuk membiayai segala keperluan rumah tangga. Sama hal nya dengan pajak yang merupakan salah
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGUMPULAN DATA
BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Latar Belakang Objek Penelitian III.1.1 Dinas Pendapatan Daerah Prop. DKI Jakarta 1. Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Lebih terperinciSISTEM PEMBAYARAN DAN PERHITUNGAN PAJAK PARKIR DI CIJERAH TRADE CENTER
Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 9, No. 1, Juni 2015, 48-57 ISSN 2442-4943 SISTEM PEMBAYARAN DAN PERHITUNGAN PAJAK PARKIR DI CIJERAH TRADE CENTER Sri Mulyani 1, KM. Syarif Haryana 2 STMIK Mardira Indonesia,
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pajak berikut : Menurut Rochmat Sumitro (2005:1) pengertian pajak sebagai berikut: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan mobilitas yang tinggi dari setiap individu dewasa ini berdampak kepada peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor seolah-olah telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan pelayanan yang berfokus pada masyarakat. Pelayanan yang berfokus pada pelanggan ini akan berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) memegang peranan penting dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerah, baik dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing ahli pada saat merumuskan. Definisi pajak menurut para ahli sebagai berikut:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Dasar Perpajakan 2.1.1 Pengertian Pajak Banyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor
26 BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
Lebih terperinciANALISIS SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN STNK DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH (UPPD) WILAYAH XX/SAMSAT BANDUNG BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Kantor Bersama SAMSAT (Sistem Administrasi Satu Atap), merupakan gabungan dari beberapa Instansi terkait dalam mengkoordinasikan pendapatan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kantor Samsat UPTD Pajak Daerah Wilayah III Propinsi Lampung adalah salah satu instansi pemerintah yang beroperasi pada bidang pendapatan daerah khususnya pada pajak
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi. Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang)
9 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang) Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara pada mulanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. swasta saat ini tengah berlomba untuk meningkatkan pelayanan agar lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari bidang pelayanan adalah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan. Baik instansi pemerintah maupun swasta saat ini tengah
Lebih terperinciAPLIKASI PERHITUNGAN PAJAK IMPOR (Studi Kasus Di Istana Grosir Group)
Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 11, No 1, Juni 2017, 59-68 ISSN 2442-4943 APLIKASI PERHITUNGAN PAJAK IMPOR (Studi Kasus Di Istana Grosir Group) Ivonila Anggraeni 1, Agung Wahana 2, Iwan Sidharta 3 STMIK
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DI BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) DI KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciAPLIKASI PERHITUNGAN PPN ATAS JASA PIHAK KETIGA
Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, 73-83 ISSN 2442-4943 APLIKASI PERHITUNGAN PPN ATAS JASA PIHAK KETIGA Rinata Adityanti 1, Ali Mulyawan 2 STMIK Mardira Indonesia, Bandung 1,2 Email:
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR V 3 TAHUN 2017 TENTANG
D GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR V 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBEBASAN POKOK PAJAK KENDARAAN BERMOTOR BESERTA SANKSI ADMINISTRASI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu daerah. Pendapatan daerah yang optimal perlu
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2015 61 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Rangkap : 1 : Sebagai bukti Pembelian Kendaraan Bermotor
BAB III PEMBAHASAN 1.1 Analisis Sistem Yang Berjalan 1.1.1 Analisis Dokumen Analisis dokumen diperlukan untuk mengetahui dokumen-dokumen yang digunakan oleh suatu perusahaan. Adapun dokumen-dokumen yang
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENERBITAN
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH, SURAT KETETAPAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang :
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan kctentuan dalam Pasal 10
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI ADMINISTRASI SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SEMARANG
SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SEMARANG SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SEMARANG
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI ADMINISTRASI SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SEMARANG
SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SEMARANG Arum Tungga Dewi Santosa Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email: arumtungga@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor
BAB IV PEMBAHASAN IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Samsat Jakarta Barat. Bab ini akan dimulai dengan mekanisme pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada UPTD
45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada UPTD SAMSAT Wilayah Kabupaten Bantul Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Wilayah Kabupaten Bantul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka Pemerintah harus tetap meningkatkan penerimaan Negara. Selain
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka memperkuat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARO JAMBI, Menimbang : a. bahwa Pajak Air
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal I angka 2, Pasal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PAJAK 1. Pengertian Pajak Menurut S.I.Djajadiningrat (Resmi,2009:1) Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,
Lebih terperinciBUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK PARKIR
BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN SIGI TAHUN 2014 0 BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN A. Telaah Pustaka Telaah pustaka merupakan landasan teroritis terhadap permasalahan yang dipilih dalam sebuah penelitian. Telaah pustaka yang digunakan
Lebih terperinci1
0 1 2 3 4 SOAL TEORI KUP Menurut Pasal 1 UU KUP, Penelitian adalah serangkaian kegiatan menilai kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya, termasuk penilaian kebenaran penulisan dan perhitungannya.
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SURABAYA
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan kewajiban setiap orang yang berada di suatu negara dan yang berada di seluruh dunia, oleh karena itu pajak merupakan suatu permasalahan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI IURAN WAJIB ASURANSI KENDARAAN UMUM PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) PALEMBANG MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008
SISTEM INFORMASI IURAN WAJIB ASURANSI KENDARAAN UMUM PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) PALEMBANG MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 Yebie Deftari Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech
Lebih terperinciSistem Informasi Penjualan Kredit Mobil pada PT. Mitsubishi Ratu Mobil Sejagat
Sistem Informasi Penjualan Mobil pada PT. Mitsubishi Ratu Mobil Sejagat Susanto STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 Email: susanto@gmail.com Abstrak PT. Mitsubishi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variable Penelitian Pada bab ini Penulis akan menjelaskan konsep, konstruk, dan variable penelitian sebagai berikut. 2.1.1 Pengertian Pajak Soemitro dalam
Lebih terperincisetelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Sebagaimana diketahui tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH UNTUK JENIS PUNGUTAN PAJAK
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMS (Short Message Service) merupakan salah satu layanan komunikasi yang handal saat ini, SMS adalah layanan yang disediakan oleh ponsel operator untuk mengirim dan
Lebih terperinciKOMPUTERISASI PENJUALAN SEPEDA MOTOR SECARA KREDIT PADA DEALER ENDRA MOTOR SUNGGINGAN BOYOLALI
KOMPUTERISASI PENJUALAN SEPEDA MOTOR SECARA KREDIT PADA DEALER ENDRA MOTOR SUNGGINGAN BOYOLALI Isnaini Irawati, Rum M Andri KR AMIK Cipta Darma Surakarta Jl. Ahmad Yani No. 181 Kartasura 57164 Surakarta
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 35 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENYETORAN PELAYANAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007 Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah yang optimal perlu diwujudkan untuk mendukung kemandirian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu daerah. Pendapatan daerah yang optimal
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pajak Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti berurusan dengan pajak, oleh karena itu masalah pajak juga menjadi masalah seluruh
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa penggunaan lahan untuk parkir di sejumlah
Lebih terperinciTinjauan Atas Pengunaan e-spt Dalam Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Badan di Konsultan Pajak TRITAX. Siti Umie Sartika
Tinjauan Atas Pengunaan e-spt Dalam Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Badan di Konsultan Pajak TRITAX Siti Umie Sartika 21308047 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengunaan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan teori 2.1.1. Pengertian Pajak Para ahli dibidang Perpajakan mendefinisikan pengertian pajak dengan pendapat yang berbeda antara lain : Menurut Rochmat Soemitro yang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf d Undang-Undang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNG MAS Menimbang : a. bahwa untuk menindaklanjuti Undang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT
- 1 - PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011
STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI (STUDI KASUS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani
II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) adalah suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat
Lebih terperinciSUB SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATAPENJAJAGAN KENAIKAN GAJI BERKALA(KGB)PADA BAGIAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA TASIKMALAYA ABSTRACT
SUB SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATAPENJAJAGAN KENAIKAN GAJI BERKALA(KGB)PADA BAGIAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA TASIKMALAYA Deni Ahmad Jakaria Prodi Teknik Informatika STMIK DCI Jl. Komalasari II No. 28 Kota
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH SECARA ELEKTRONIK
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Andriani dalam bukunya Waluyo (2009: 2) menyatakan bahwa
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Andriani dalam bukunya Waluyo (2009: 2) menyatakan bahwa pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dipaksakan) yang terutang
Lebih terperinci1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar
Lebih terperinci: a. bahwa untuk melaksanakan pemungutan Pajak Daerah
0 GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR M TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2011
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi telah berkembang pesat dan selalu mengalami perubahan disetiap masanya. Perkembangan ini dapat dilihat dari pemakaian aplikasi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PARKIR BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2013 DAFTAR ISI NO. URAIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan dalam rangka melaksanakan Trilogi pembangunan, diperlukan ketersediaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK
BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK 3.1 Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap Kota Depok 3.1.1 Profil SAMSAT Kota Depok Kantor Bersama SAMSAT (Sistem
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEMBAYARAN SPP PADA SMK PELITA NUSANTARA 1 SEMARANG
SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN SPP PADA SMK PELITA NUSANTARA 1 SEMARANG Wahyu Pujiastutik Sistem Informasi, Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Jalan Arya Mukti Tengah VIII/ 314, Semarang, 50192. E-mail
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PONTIANAK
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK Menimbang : a. bahwa pengujian
Lebih terperinciJSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X
Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Bank Mini pada SMK Negeri 1 Sumenep Arfilia Septianasari 1) Sri Hariani Eko Wulandari 2) Rudi Santoso Program Studi/Jurusan Sistem Informasi Institut Bisnis Dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. infrastruktur negara yang lebih baik, membuat kelestarian lingkungan hidup dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya untuk membangun suatu bangsa dan negara pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk kelangsungan pembangunan negara tersebut agar warga negara atau
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA MEDAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN
PEMERINTAH KOTA MEDAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN Menimbang : a. bahwa Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan yang tidak bisa dinomor duakan. Pendapatan masyarakat
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan roda dua khususnya di Tanjungpinang sudah menjadi sebuah alat pemenuhan kebutuhan yang tidak bisa dinomor duakan. Pendapatan masyarakat untuk memenuhi akan
Lebih terperinciAPLIKASI PEMBAYARAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PT. FIF GROUP CABANG PRINGSEWU LAMPUNG MENGGUNAKAN PROGRAM BORLAND DELPHI 7.
APLIKASI PEMBAYARAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PT. FIF GROUP CABANG PRINGSEWU LAMPUNG MENGGUNAKAN PROGRAM BORLAND DELPHI 7.0 Robi Hermawan 1, Zulkifli 2 Jurusan Manajenem Informatika STMIK
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hakikat mendasar dari prinsip kebijakan otonomi daerah sebagaimana yang dimaksudkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, adalah
Lebih terperinciAnalisis Perhitungan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Pada Dispenda Provinsi Kepulauan Riau
Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 147-154 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Analisis Perhitungan Pajak Pengambilan
Lebih terperinciQANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR
QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM,
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI,
Lebih terperinciWALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAUBAU, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Apabila kita berbicara mengenai Otonomi Daerah, maka kita akan teringat dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciNO. PERDA NOMOR 2 TAHUN 2011 PERDA NOMOR 17 TAHUN 2016 KET 1. Pasal 1. Tetap
MATRIKS PERBANDINGAN PERDA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DAN PERDA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERDA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : a. bahwa Pajak Air Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
Lebih terperinci