ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI PADA WACANA BULETIN JUMAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI PADA WACANA BULETIN JUMAT"

Transkripsi

1 135 ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI PADA WACANA BULETIN JUMAT Oleh: Wardah Hanafiah Jurusan Teknik Mesin PNJ, Kampus UI Depok ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan kohesi dan koherensi dalam Buletin Jum at).ada dua buletin yang dianalisis dalam penelitian yaitu As-Salam dan An-Nadwah. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penggunaan kohesi dan koherensi dalam teks buletin jumat, karena kohesi dan koherensi merupakan kriteria dan prinsip yang penting salam suatu teks. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan kualitas penulisan buletin.sehingga buletin dapat dipahami dan bermanfaat bagi para pembaca.dengan demikian, tujuan dari penulisan buletin dapat membangun karekter muslin yang baik. Metode yang digunakan untuk menganalisis kohesi dan koherensi adalah analisis deskriptif yang dilihat dari setiap paragraf. Aspek-aspek kohesi yang dianalisis adalah aspek kohesi leksikal dan gramatikal.hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa buletin As-Salam dan An-Nadwah memilki aspek kohesi leksikal, gramatikal dan koherensi.aspek-aspek kohesi dan koherensi membangun yang suatu wacana dapat menyampaikan pesan kepada para pembaca. Dengan cara ini, tujuan dari buletin untuk membangun karakter muslim dapat tercapai. Keywords: Analisa, Bulletin, Jum at, Membangun Karakter, Kualitas Penulisan ABSTRACT This research aimed to analyze the use of cohesion and coherence signs in Buletin Juma at. There were two bulletins analyzed in this research, As-Salam and An-Nadwah. In order to see how cohesive and coherence the texts within the bulletins are, since the cohesion and coherence are the most important principle and criteria of textuality. It is expected that this research can contribute to the development of the writing to enhance the quality of the bulletins, so that it can be an understandable and be more beneficial for the readers, so that the purpose of the bulletins to build a good character of Moslems can be fulfilled.the method used is descriptive analysis by ways of grouping paragraph each based on cohesion and coherence. The cohesiveness is analyzed through the aspect of lexical and grammatical cohesion.the research finding shows that both As-Salam and An-Nadwah bulletins had shown that there are already cohesion lexical, grammatical, and coherence as well. The existence of those aspects formed the cohesiveness and coherence of the discourse, so that it can convey its meaning to the readers. This way, the purpose of the bulletin to build the good character of Moslems is expected can be achieved. Keywords: discourse, bulletin, cohesion, coherence, Writing, Magazine PENDAHULUAN Istilah kohesi mengandung arti kepaduan dan keutuhan. Kohesi merupakan aspek penting dalam penyusunan suatu wacana, disusun secara terpadu untuk menghasilkan keterkaitan hubungan antar kalimat. Kohesi adalah suatu alat pengikat yang membuat sesuatu menjadi teks atau wacana.kohesilah yang membedakan apakah sesuatu itu adalah teks atau bukan.tanpa kohesi sesuatu bukan teks hanya berupa rangkaian kalimat saja yang sulit untuk dipahami atau ditafsirkan maknanya. adalah jalinan antar bagian dalam teks atau wacana; kepaduan semantis yang dapat dicapai oleh faktor-faktor di luar wacana atau hubungan yang terkait dengan faktor-faktor di luar teks, Epigram, Vol.11 No. 2 Oktober 2014:

2 136 misalnya latar belakang budaya, kemampuan interpretasi pembaca.wacana adalah komunikasi verbal; percakapan; keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan. Sebuah wacana yang baik terdiri dari rangkaian kalimat yang memiliki saling keterkaitan arti, antara satu kalimat bertaut makna dengan kalimat lainnya dari awal hingga akhir. Dengan kata lain wacana adalah suatu kesatuan bahasa yang lengkap yang mengandung suatu gagasan yang memiliki unsur kohesi dan koherensi. Suatu wacana benar-benar kohesi bila terdapat kesesuaian bentuk bahasa terhadap konteks. Wacana dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis.buletin Jumat termasuk salah satu karangan tertulis dalam bentuk artikel karena isi karangan membahas satu masalah atau tema secara ringkas dan sederhana agar mudah dicerna oleh pembaca dengan tujuan meningkatkan pengetahuan keagamaan dan pembentukan kepribadian yang islami.dengan demikian Buletin Jumat dapat dogolongkan sebuah wacana.sebagai sebuah wacana diduga bahwa Buletin Jumat disampaikan secara kohesi dan koherensi sehingga mudah dipahami oleh pembaca.dari pesan yang disampaikan dalam Buletin Jumat diharapkan akan terbentuk masyarakat yang agamis, berakhlak tinggi. Permasalahan yang timbul apakah Buletin Jumat disampaikan sesuai dengan kriteria sebuah wacana yang baik yaitu mengandung kalimat-kalimat yang kohesi dan koherensi dan apakah pesan agamis yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca masyarakat muslim? Peneliti tertarik untuk menganalisis Buletin Jumat karena penulisan Buletin Jumat umumnya disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan masyarakat pada saat diterbitkan.selain itu Buletin Jumat yang terbit tiap pekan dan tersebar hampir kepada seluruh umat Islam terutama bagi kaum laki-laki yang melaksanakan ibadah shalat jumat, hendaknya tercipta umat Islam yang berkepribadian tinggi. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas penulisan Buletin Jumat melalui analisis kohesi dan koherensi.adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek dalam kohesi dan koherensi yang digunakan dalam buletin jum at. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca dalam memahami dan menganalisis penggunaan unsur wacana kohesi dan koherensi. 2. Memperkaya penelitian tentang kohesi dan koherensi sekaligus menjadi bahan referensi bagi penelitian lain dalam bidang analisis wacana Diharapkan dengan analisis kohesi dan koherensi ini, wacana Buletin Jumat menjadi sebuah wacana yang berkualitas dan menjadi lebih bermanfaat sehingga pesan disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh masyarakat khususnyaumat islam yang akhirnya akan terbentuk umat yang mempunyai kepribadian yang tinggi. Setelah penelitian tentang analisis kohesi dan koherensi ini peneliti akan melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah pesan yang disampaikan dalam Buletin-buletin Jumat tersampaikan dan dapat diterapkan dalam kehidupan umat Islam sehari-hari yang akhirnya akan terbentuk kepribadian yang lebih baik lagi. Tinjauan Pustaka Kohesi Sebuah tulisan dapat dikatakan mudah dibaca dan dipahami bila memiliki kerapian bentuk.dan kepaduan makna. Tarigan memberi definisi kohesi sebagai berikut: Kohesi merupakan aspek bentuk yang mengacu kepada aspek formal bahasa yakni bagaimana proposisiproposisi berhubungan satu sama lainnya untuk membentuk suatu teks (Tarigan, Wardah Hanafiah Analisis Kohesi Dan Pada.

3 : 92). Artinya kohesi merupakan organisasi sintaktik dimana kalimatkalimat disusun secara terpadu untuk menghasilkan wacana, baik dari segi tingkat gramatikal maupun tingkat leksikal tertentu. Sementara Halliday dan Hasan mengatakan kohesi memungkinkan terjalinnya keteraturan hubungan semantik antar unsur-unsur dalam wacana. (Halliday & Hasan,1976: 4) Artinya kohesi juga merupakan organisasi semantik, yang merujuk kepada perkaitan kebahasaan yang didapati pada suatu ujaran yang membentuk wacana. Lebih jauh Halliday dan Hasan membagi kohesi makna menjadi dua bagian yakni secara gramatikal dan leksikal yang harus memilki keterpaduan yang terdapat dalam suatu kesatuan teks. (1976: 5-6) Sejalan dengan pendapat Halliday dan Hasan Richards berpendapat bahwa kohesi merupakan hubungan gramatikal dan leksikal antara berbagai unsur yang berbeda dalam satu teks yang dapat berbentuk hubungan antara kalimat ang berbeda atau yang berbeda dalam satu kalimat. (Richards, dkk. 2002: 148). Dengan demikian kohesi adalah salah satu standar yang menandai bahwa sebuah teks atau wacana itu dianggap komunikatif, tanpa kohesi teks atau wacana tidak dianggap komuikatif.sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa Halliday dan Hasan (1976: 6) membagi kohesi kepada dua jenis, yakni kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal merupakan segi bentuk atau struktur lahir wacana yang mencakup kohesi pengacuan atau referen (reference), kohesi penggantian atau substitusi (substitution), kohesi pelesapan (ellipsis), dan hubungan atau perangkaian (conjunction), Referen (reference) atau pengacuan adalah satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lainnya baik yang di depan maupun yang di belakang. Menurut Achmad aspek leksikal adalah kata atau frasa yang menghubungkan kalimat-kalimat dengan pemarka leksikal.dan dapat membentuk suatu wacana yang utuh. Sependapat dengan Halliday, Achmad mengatakan bahwa aspek leksikal dapat diwujudkan dengan reiterasi dan kolokasi. Reiterasi atau pengulangan digunakan untuk mengulang suatu preposisi atau bagian dari preposisi untuk menciptakan hubungan kohesif. Reiterasi dirinci menjadi; 1) Repetisi yakni pengulangan satuan lingual (bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. 2) Sinonim secara semantik mengandung makna istilah atau ungkapan (kata, frasa, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. (Chaer 2002) 3) Hiponim secara adalah kata atau frasa yang maknanya termasuk dalam makna kata atau frasa lain. (Chaer 2005:98) 4) Metonim bagian dari pengulangan yang bermakna sebutan bagi orang, benda, tempat atau nama tertentu yang dianggap popular dan dekat dengan masyarakat. 5) Antonim adalah nama lain untuk benda atau hal lain yang maknanya berlawanan, beroposisi dengan kata atau frasa lain dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain di dalam suatu tuturan (Chaer, 2002:88) Aspek leksikal berikutnya ialah kolokasi. Kolokasi artinya makna yang sama yang ada dalam lingkungan yang sama. Semua hal yang selalu berdekatan dengan yang lain biasanya diasosiasikan membentuk suatu kesatuan. Kolokasi dirinci menjadi: 1. Kolokasi penuh yakni pengulangan kata atau frasa pada kalimat sebelumnya yang ada dalam lingkungan yang sama. Epigram, Vol.11 No. 2 Oktober 2014:

4 Ekuivalensi yakni hubungan pengulangan pada kalimat sebelumnya dengan kalimat sesudahnya yang sebandig atau sepadan. Bila kohesi berkaitan dengan pembentukan teks, maka koherensi adalah aspek makna yang mengacu pada aspek ujaran atau yang menggambarkan bagaimana proposisi-proposisi yang tersirat dapat ditafsirkan dan disimpulkan.(tarigan, 2009 : 92). Menurut Renkema (2004) koherensi adalah jalinan antar bagian dalam wacana; kepaduan semantis yang dapat dicapai oleh faktor-faktor di luar wacana.jadi koherensi adalah kesinambungan informasi. Menurut Keraf dalam Mulyana (2005 : 30) koherensi adalah keserasian hubungan timbal balik antar unsur-unsur dalam kalimat serta kekompakan hubungan kalimat-kalimat dalam wacana. Beaugrande dan Dressler (1981 : 4) mengatakan coherence concerns the way in which components of the textual words; the configuration of concepts and relations which underlie the surface text are mutually accessible and relevant. Jadi koherensi mengacu pada bagaimana komponen tekstual, seperti konfigurasi konsep dan hubungan yang mendasari sebuah teks saling berterima dan berkaitan. Dengan kata lain koherensi adalah pemahaman tentang makna yang dimilki oleh pendengar atau pembaca. Berdasarkan definisi-definisi tentang kohesi dan koherensi di atas, dapatlah disimpulkan bahwa; kohesi adalah penyusunan kalimat-kalimat yang saling berhubungan secara rapi dan terpadu baik secara gramatikal maupun secara leksikal untuk menghasilkan suatu ujaran. Sementara koherensi bagaimana ungkapan, ide, gagasan atau fakta yang bertalian atau berhubungan satu sama lainnya sehingga dapat dipahami dengan mudah. Jadi dapatlah dikatakan bahwa kohesi dan koherensi saling menunjang untuk membentuk suatu wacana yang utuh. Kohesi dapat diungkapkan secara eksplisit melalui penanda koherensi yang berupa penanda hubungan antar kalimat.penanda tersebut berfungsi untuk menghubungkan kalimat serta menambah kejelasan hubungan antar kalimat dalam wacana.karena koherensi mengacu pada aspek makna yang memerlukan interpretasi, maka koherensi dapat terjadi secara implisit.dengan menyimpulkan hubungan antar proposisi dalam tubuh wacana, maka hubungan koherensi dapat dipahami. Dengan demikian perbedaan antara kohesi dan koherensi adalah sebagai berikut: Keduanya memilki keterpaduan. Kohesi unsur keterpaduannya adalah unsur lahiriah teks, baik secara gramatikal maupun leksikal. unsur keterpaduannya adalah unsur batiniah (makna, konsep dan pengetahuan). Wacana Wacana terdiri dari rangkaian kalimat yang utuh yang saling berjalinan untuk menghubungkan proposisi yang satu dengan dengan proposisi lain yang merupakan satuan bahasa yang lengkap sehingga terjadi komunkasi yang baik dan logis. Untuk lebih jelas tentang definisi wacana, kita lihat definisi yang dinyatakan oleh Kridalaksana, bahwa wacana merupakan satuan gramatikal yang tinggi atau terbesar,demikian juga dalam satuan kebahasaan, wacana berada pada posisi besar dan paling tinggi.karena wacana sebagai satuan gramatikal mengandung semua unsur kebahasaan yang diperlukan dalam segala bentuk komunikasi.(kridalaksana, 2008:204, 334). Wacana menurut Tarigan adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tetinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan Wardah Hanafiah Analisis Kohesi Dan Pada.

5 139 secara lisan atau tertulis. (Tarigan, 2009 :26) Tarigan mengutip pendapat van de Velde yang mengatakan bahwa, untuk dapat memahami wacana dengan baik, diperlukan pengetahuan kohesi yang baik pula, yang tidak saja bergantung pada pengetahuan kita tentang kaidah-kaidah bahasa, tetapi juga pada proses penalaran atau penyimpulan sintaktik. (Tarigan, 2009 : 93). Moeliono mensyaratkan sebuah wacana yang baik dan utuh dengan memiliki kalimat-kalimat yang kohesif sebgai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaksis kalimat.(2004 :96). Jadi untuk menyusun wacana harus memiliki keterkaitan secara padu dan utuh yaitu kalimat-kalimat yang kohesif dan koherensif. Menurut Alwi wacana adalah rangkaian kalimat yang saling berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan preposisi lainnya dan membentuk suatu kesatuan sehingga mudah dipahami dan dicerna oleh pembaca atau pendengar. (2000 : 419.) Achmad memberikan definisi yang sangat singkat tentang wacana yaitu rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi. Junaiyah dan Z. Arifin (2010:1) mengatakan wacana atau yang disebut discourse adalah wacana yang isi dan susunannya memperlihatkan usaha pembicara atau penulis untuk mempengaruhi atau memaksa pendapatnya kepada pendengar atau pembacanya, untuk menunjukkan perasaan atau sesuatu tentang pribadi pemakai bahasa, dan untuk menegaskan adanya komunikasi diantara pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca. Sementara Marainne Louise (2007:214) memberi definisi wacana sebagai pengguna bahasa dalam pembicaraan dan teks sehari-hari, merupakan bentuk dinamis praktis social yang mengkonstruk dunia social, identitas dan diri individu. Dengan demikian wacana merupakan satu kesatuan dari peristiwa komunikasi yang memiliki keterkaiatan hubungan antara unsur-unsur bahasa dan unsurunsur makna yang menghasilkan wacana yang utuh. Buletin Dalam bahasa Indonesia buletin mengandung arti: 1. Media cetak berupa selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yg diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu; 2. Siaran kilat resmi tentang perkembangan atau hasil-hasil penyelidikan (pertandingan, dsb.). (artikata.com/arti buletin.html/kbbi.web.id/buletin.) Jadi buletin adalah naskah atau pernyataan tertulis berupa selbaran yang diterbitkan oleh lembaga atau badan tertentu secara periodik.bila perode terbitnya pada hari Jumat dan beredar pada waktu pelaksanaan sholat Jumat, maka disebut buletin Jumat. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.penelitian ini mengkaji aspek-aspek kohesi dan koherensi yang ada dalam wacana buletin jumat. Kemudian mendeskripsikannya secara sistematis Pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu menggunakan teknik pustaka, observasi dan teknik catat.banyak buletin jumat yang beredar di kalangan masyarakat.namun, peneliti hanya menggunakan sumber tunggal dengan menyeleksi data yang layak digunakan yang bertemakan pembentukan karakter.jumlah data yang digunakan adalah 2 wacana teks dalam 2 buletin jumat yang berbeda. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis kohesi dan koherensi Epigram, Vol.11 No. 2 Oktober 2014:

6 140 pada bulletin jum at ini adalah metode simak. Metode simak yaitu metode yang dipergunakan dalam suatu penelitian dengan cara menyimak penggunaan Bahasa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tulisan. Dalam hal ini, peneliti menyimak data melalui proses membaca keseluruhan isi buletin dan memahami kalimat demi kalimat yang ada dalam setiap paragraf. Selanjutnya peneliti menggunakan teknik catat.mencatat dan mengelompokkan data-data ke dalam masing kelompok bahasan untuk menemukan aspek-aspek yang ada dalam kohesi dan koherensi. Kemudian mengidentifikasikan kalimat tersebut ke dalam jenis kohesi yang dibagi menjadi; kohesi gramatikal dengan klasifikasi: a) rujukan (reference), b) pengganti (substitution), c) pelesapan (ellipsis), d) penghubung (conjunction). Kohesi leksikal menjadi; a) reiterasi yang terdiri dari: 1 repitisi, 2 sinonimi, 3 hiponimi, 4 metonimi dan 5 antonimi. b) kolokasi yang terdiri dari: 1 kolokasi penuh 2 ekuivalensi leksikal. HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek aspek Kohesi dan pada Buletin As-Salam Edisi 1003/Th.21, 16 Syawal 1434 H Paragraf 1: Setiap orang tua (Ortu), kita semua sebagai ortu, tentu menginginkan anak keturunan menjadi orang yang baik sholih-sholihat, rajin ibadah & berbakti kepada ortunya.namun bila didapati anak kita tidak sesuai dengan harapan, maka terlebih dahulu hendaknya kita melihat diri kita masing-masing.boleh jadi pada diri kita ada kesalahan atau dosa yang sering dilakukan. Karena sesungguhnya amalan-amalan yang dilakukan ortu akan memberi pengaruh terhadap keshalihan anak. Kohesi Gramatikal - Eksofora adalah pengacuan terhadap anteseden di luar bahasa seperti manusia, hewan, alam sekitar pada umumnya atau acuan kegiatan. Pada paragraf di atas tidak ditemukan referensi eksofora. - endofora adalah pengajuan terhadap enteseden yang terdapat di dalam teks. Endofora dibedakan menjadi dua, yaitu referensi anafora dan katafora. Kata kita pada paragraf di atas merupakan referensi endofora anaphora, yang merujuk pada kata orangtua (ortu).dalam paragraf 1 terdapat banyak pengacuan endofora yang bersifat anaphora. Sedangkan untuk kata nya dalam kata ortunya pada kalimat 1 merupakan referensi endofora katafora yang mempertegas kepada fungsi kata anak keturunan. Karena dalam paragraf tersebut bermaksud menegaskan pada apa prilaku orang tua sebagai cerminan dan harapan bagi anak keturunan. Substitusi Dalam kalimat 3 terdapat substitusi yaitu dapat dilihat dari kata Boleh jadi.substitusi tersebut merupakan substitusi kausal. Substitusi kausal menggantikan apa yang dimaksudkan dalam seluruh kalimat ke-2. Konjungsi Kata Namun dalam kalimat ke-2 merupakan konjungsi adversatif yang menghubungkan kalimat 1 dan 2. Penulis menegaskan mengenai apa yang diinginkan oleh orang tua tidak ada. Kemudian kata maka dalam kalimat 2 tersebut memberikan akibat dari kalimat sebelumnya. Sehingga, dari konjungsi tersebut dimaksudkan bahwa jika hal-hal yang diinginkan orang tua tidak ada pada anak maka seharusnya orangtua mengkoreksi apa yang telah dilakukan. Kohesi Leksikal Reiterasi 1. Repetisi Dalam paragraf pertama terjadi pengulangan yaitu kata ortu yang Wardah Hanafiah Analisis Kohesi Dan Pada.

7 141 ada dalam kalimat ke-1 mengalami pengulangan pada kalimat ke-4. Jenis pengulangan ini adalah pengulangan sama tepat. Hal ini menunjukkan bahwa kata yang membangun paragraf saling berkaitan dengan padu atau kohesif. 2. Sinonim Kata kesalahan adalah sinonim dengan kata dosa. Dalam konteks paragraf tersebut bermakna sama yaitu perbuatan keliru yang dilakukan dan menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan. Kolokasi Dalam paragraf pertama terdapat frase sholih-sholihat, rajin ibadah, berbakti, dan amalan-amalan adalah saling berkolokasi. Seperti ketika mendengar rajin beribadah akan diasosiasikan dengan amalan atau perbuatan baik yang dilakukan. Hubungan yang bersifat kausal Kata Namun dalam kalimat ke-2 merupakan konjungsi adversatif yang menghubungkan kalimat 1 dan 2. Kata namun akan memberikan konsekuensi terhadap kalimat berikutnya yang ditandai melalui kata maka dalam kalimat 2. Kalimat 1 dan 2 saling berkaitan dengan adanya hubungan sebab akibat.dalam hubungan kedua kaiat tersebut jelas bahwa pada saat orangtua tidak memperoleh harapan yang sesuai dengan keinginan dari anaknya, hal yang seharusnya dilakukan adalah introspeksi diri apakah prilaku orangtua sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Paragraf 2: Seorang anak yang melihat anaknya selalu berdzikir, mengucapkan tahlil, tahmid, tasbih, dan takbir niscaya akan menirunya mengucapkan kalimat-kalimat tsb. Demikian juga seorang anak yang diutus orang tuanya untuk memberi sedekah kepada orang miskin di rumah berbeda dengan seorang anak yang disuruh orang tuanya membeli rokok & barang-barang memabukkan. Seorang anak melihat ayahnya berpuasa senin, kamis & melakukan shalat berjama ah, tidak sama dengan anak yang melihat kebiasaan ayahnya nongkrong di kafe, diskotik & bioskop. Kohesi Gramatikal - Eksofora adalah pengacuan terhadap anteseden di luar bahasa seperti manusia, hewan, alam sekitar pada umumnya atau acuan kegiatan. - endofora adalah pengajuan terhadap enteseden yang terdapat di dalam teks. Endofora dibedakan menjadi dua, yaitu referensi anafora dan katafora. Kata ayahnya dalam kalimat pertama merujuk pada anak yang dimaksudkan akan bercermin dari prilaku ayah. Sedangkan kata nya dalam menirunya merujuk pada ayah. Maksud dari kata menirunya bahwa seorang anak akan melakukan kegiatan berdzikir ketika seorang ayah melakukan juga sebagai kebiasaan. Jadi, kata nya merupakan referensi endofora anaphora. Ellipsis (Pelepasan) Untuk kata tersebut dalam kalimat pertama adalah ellipsis yang merujuk pada ucapan dzikir yaitu tahlil, tahmid, tasbih dan takbir.namun, kata-kata tersebut tidak dituliskan kembali untuk menjadikan kalimat pertama lebih efektif dan praktis. Kata melakukan dalam kalimat ke-3 merupakan ellipsis. Dalam kalimat ke-3 memiliki dua kalimat setara denga subjek ayah yang dihubungan dengan konjungsi dan, sehingga apak yang dimaksudkan dalam kallimat melakukan shalat berjamaa adalah kegiatan yang dilakukan ayah. Epigram, Vol.11 No. 2 Oktober 2014:

8 142 Konjungsi Kata demikian juga dalam kalimat kedua merupakan konjungsi antarkalimat yang menghubungkan maksud dari kalimat pertama. Dalam kalimat kedua bermakna sama dengan kalimat pertama dengan menggunakan jenis perbuatan tidak baik. Kata dan dalam paragraf tersebut adalah konjungsi koordinatif yang menghubungkan kalimat setara. Kohesi Leksikal Reiterasi 1. Repetisi Kata anak yang ada dalam kalimat ke-1 diulang dalam kalimat ke-2 dan ke-3.sehingga terjadi pengulangan kata yang memiliki keterkaitan makna antar kalimat. 2. Sinonim Kata meniru dalam kalimat pertama bersinonim dengan kata melakukan, melihat dalam kalimat ketiga. Karena keduanya memiliki makna yang sama yaitu sama-sama mengerjakan apa yang telah dilihatnya. 3. Hiponim Pada paragraf 2 terdapat kata dzikir, tahlil, tahmid, tasbih, dan takbir yang merupakan hiponim.dzikir adalah superordinat sedangkan tahlil, tahmid, tasbih, dan takbir adalah hiponimnya. Kolokasi Kata kafe, diskotik adalah kolokasi yang saling berkaitan. Ketika seseorang menggambarkan kafe sama halnya dengan diskotik yang merupakan tempat untuk nongkrong dan bersenang-senang. Hubungan yang bersifat aditif Kata dan dalam kalimat terakhir merupakan kalimat setara yang menghilangkan unsur Bahasa lainnya.terdadap dua kalimat yang dihubungkan dengan kata dan sebagai bentuk penambahan terhadap kalimat inti.jadi dalam kalinat terakhir tersebut terdapat dua kalimat yaitu 1) seorang anak yang melihat ayahnya berpuasa senin kamis, dan 2) seorang anak yang melihat ayahnya melakukan shalat berjama ah.jadi jelas terlihat bahwa dalam kalimat tersebut terdapat hubungan penambahan. Paragraf 3: Kita bisa membedakan antara seorang anak yang sering mendengar adzan dengan seorang anak yang sering mendengar ayahnya bernyanyi. Anakanak itu pasti akan meniru apa yang sering mereka dengar. Kohesi Gramatikal - eksofora Kata kita dalam kalimat ke-1 adalah referensi eksofora yang acuannya ada di luar teks.kata kita merujuk pada kata orangtua yang ada dalam paragraf sebelumnya. Namun, dalam konteks paragraf 3 menjadi tidak jelas rujukan bahasa. Kata itu merujuk pada acuan di luar bahasa yang tidak jelas, siapa dan apa yang dimaksudkan kata itu. Namun, kata tersebut bisa saja ditafsirkan sebagai penegas untuk keberadaan kata anak-anak. - endofora Kata nya dalam kalimat pertama adalah referensi endofora katafora yang mengacu pada kata yang telah disebutkan sebelumnya yaitu seorang anak. Kata mereka dalam kalimat kedua merupakan referensi endofora anaphora yang mengacu pada kata anak-anak. Ellipsis Frase mendengar adzan, mendengar ayahnya bernyayi dilepaskan dalam kalimat kedua. Pada kalimat kedua terdapat dua kalimat setara yang salah satunya mengandung ellipsis yaitu mereka dengar.apa yang didengar oleh Wardah Hanafiah Analisis Kohesi Dan Pada.

9 143 anak sama dengan apa yang dimaksudkan dalam kalimat pertama. Kohesi Leksikal Reiterasi 1. Repetisi Dalam paragraf ke-3 terdapat pengulangan kata yaitu mendengarkan. Selain kata mendengarkan, kata anak juga diulang dalam kalimat berikutnya. Hal ini dimaksudkan untuk membangun makna yang utuh. Kolokasi Dalam paragraf ke-3 terdapat kata adzan dan bernyanyi. Kedua kata tersebut memiliki hubungan kohesif karena adzan merupakan suatu alunan nyanyian yang mengumandangkan seruan Tuhan, sama halnya dengan bernyanyi lagu-lagu lain. Tidak terdapat hubungan koherensi Paragraf 4: Bila seorang ayah selalu berbuat baik kepada orang tuanya, mendoakan dan memohonkan ampunan bagi mereka, selalu berusaha tahu kabar, menenangkan dan memenuhi kebutuhan mereka, memperbanyak berdoa, rabbigfir li wa li wali dayya, berziarah ke kuburan mereka bila telah meninggal & bersedekah untuk mereka, serta tetap menyambung hubungan dengan temanteman mereka dan memberi hadiah dengan orang-orang yang biasa diberi hadiah oleh mereka dulu. Maka, anak yang melihat akhlak ayahnya seperti ini dengan seizin Allah akan mencontohnya, juga akan memohonkan ampunan untuk orang tuanya. Kohesi Gramatikal - eksofora Kata ini dalam kalimat kedua adalah referensi eksofora.karena referensi tersebut tidak memiliki rujukan. Kata ini adalah pronominal penunjuk dan tidak dijelaskan maksud akhlak seorang ayah yang seperti apa yang akan menjadi pedoman bagi seorang anak. - endofora Kata nya dalam kalimat pertama adalah referensi endofora katafora yang merujuk pada kata ayah. Kata mereka dalam kalimat pertama adalah referensi endofora katafora yang mengacu pada orangtua ayah.dalam kalimat tersebut dimaksudkan bahwa seorang ayah yang melakukan kebaikan untuk orangtua. Konjungsi Kata maka dalam kalimat kedua adalah konjungsi kausal.konjungsi tersebut memberikan penegasan terhadap kalimat pertama sebagai perumpaan. Kohesi Leksikal Reiterasi 1. Repetisi Pada paragraf ke-4 terdapat pengulangan kata yaitu ayah, hadiah, memohonkan, dan ampunan.satu kata telah diulang dalam kallimat berikutnya agar tekanan makna yang dimaksudkan dalam paragraf ini jelas acuan unsur bahasanya. 2. Sinonim Kata mendoakan bersinonim dengan kata memohonkan. Karena dalam proses berdoa berarti seseorang sedang meminta atau memohon sesuatu. 3. Hiponim Pada paragraf ke-4 terdapat hiponim yaitu orangtua dan ayah. Kata orangtua merupakan superordinate sedangkan untuk ayah disebut hiponim. Sehingga jelas dalam paragraf ini saling terkait sau sama lain untuk memiliki makna yang jelas dari etiap unsur Bahasa. Epigram, Vol.11 No. 2 Oktober 2014:

10 144 Kolokasi Pada paragraf ke-4 terdapat satuan lingual kata yaitu ayah, anak, mendoakan, ampunan, sedekah, dan akhlak. Jika mendengar kata ayah akan diasosiasikan dengan kata anak karena seseorang ayah memiliki hubungan horizontal dengan anak. Sedangkan pada saat seseorang mendengar kata berdoa akan berasosiasi dengan kata ampunan. Karena dalam proses berdoa setiap orang akan memohonkan ampunan terhadap akhlak atau perbuatan yang telah dilakukan baik melalui perbuatan baik seperti bersedekah. Hubungan yang bersifat aditif Kata dan, serta dalam kalimat pertama bersifat hubungan penambahan yang menunjukkan penekananterhadap apa yang dilakukan seorang anak. Hubungan yang bersifat kausal Kata maka dalam kalimat kedua merupakan hubungan sebab akibat. Kalimat kedua yang dihubungkan dengan menggunakan kata maka menunjukkan akibat dari kalimat pertama, bahwa apa yangtelah dilakukan orangtua akan dicontoh oleh seorang anak Paragraf 5: Seorang anak yang diajari shalat dan agama, tidak sama dengan anak yang dibiasakan nonton film, music, main games atau gemerlapnya dunia. Seorang anak yang melihat ayahnya shalat di malam hari, menangis karena takut kepada Allah, membaca Al-quran, pasti ia akan berfikir, Mengapa ayah menangis, mengapa ayah shalat, untuk apa ayah tidur meninggalkan ranjangnya yang enak lalu berwudhu dengan iar dingin di tengah malam seperti ini? Untuk apakah ayah sedikit tidur dan berdoa dengan penuh pengharapan dan diliputi rasa kecemasan? Semua pertanyaan ini akan berputar-putar dibenaknya dan akan selalu hadir dalam pikirannya. Dan akan mencontoh apa yang dilakukan ayahnya itu. Kohesi Gramatikal - eksofora Kata ini dalam kalimat kedua adalah referensi eksofora yang belum jelas acuannya.padahal kalau dilihat lebih mendalam bahwa kata ini mempertegas kegiatan yang dilakukan soerang ayah di malam hari.kata itu dalam kallimat terakhir tidak menjelaskan acuannya.apa yang dimaksudkan contoh dari ayah tidak dijelaskan lebih jelas. Sehingga kata itu berada di luar teks. - endofora katafora Kata nya dan ia dalam kalimat kedua merujuk pada seorang anak yang telah disebutkan diawal kalimat sebagai subjek.sehingga termasuk pada referensi endofora katafora.sedangkan kata nya yang ada dalam kata ranjangnya pada kalimat kedua merujuk pada ayah.kata nya dalam kata benaknya dan pikirannya merujuk pada anak. Ellipsis Kalimat Semua pertanyaan ini akan berputar-putar dibenaknya dan akan selalu hadir dalam pikirannya yang khusus dihitamkan merupakan ellipsis. Karena kalimat tersebut menghilangkan subjek yaitu semua pertanyaan. Konjungsi Kata dan adalah konjungsi koordinatif yang memiliki hubungan setara dengan kalimat sebelumnya. Kohesi Leksikal Reiterasi 1. Repetisi Terdapat pengulangan kata dari kalimat pertama dengan kalimat berikutnya yaitu kata ayah, anak, dan Wardah Hanafiah Analisis Kohesi Dan Pada.

11 145 shalat. Karena penekanan dalam paragraf ini terdpat dalam unsur Bahasa yaitu ayah yang diturunkan kedalam kata anak untuk tindakan seperti shalat. Sehingga setiap unsur kata yang membangun paragraf tersebut saling berkaitan. 2. Metonim Metonim digunakan untuk mendeskripsikan hubungan bagiankeseluruhan (part to whole) antar unsur leksikal.kata shalat dan membaca Al-Quran adalah bagian dari unsur kegiatan yang ada dalam agama yang harus dilakukan oleh umatnya. Kolokasi Kolokasi adalah penanda kohesif wacana yang ditunjukkan oleh adanya kesamaan asosiasi kata atau kemungkinan adanya beberapa kata dalam lingkungan yang sama pada kalimat yang satu dengan yang lain. Dalam paragraf ke-5 terdapat kata yang saling berasosiasi. Kata shalat dan membaca Al-Quran akan berhubungan dengan kata agama sebagai penanda atau ciri dari kegiatan yang ada dalam suatu ajaran agaman Islam. Frase gemerlapnya dunia akan berhubungan dengen beberapa kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang seperti menonton fim, mendengarkan music, dan bermain games. Hal ini tentunya kegiatan yang berkaitan dengan kesenangan yang ada di dunia. Hubungan yang bersifat aditif Kata dan adalah hubungan koordinatif yang bersifat penambahan.kata dan dalam kalimat pertama dengan kedua berbeda.kata dan dalam kalimat pertama merupakan penambahan terhadap objek.sedangkan kata dan dalam kalimat kedua lebih bersifat memberikan hubungan konsekuensi terhadap kalimat sebelumnya. Aspek aspek Kohesi dan pada Buletin An-Nadwah Edisi 904/Thn XVIII 15 Agustus Dzul Qa dah 1435 H Paragraf 1. Qalbu yang sehat memiliki beberapa tanda, sebagaimana yang disebutkan oleh al-imam Ibnu Qayyim al-jauziyah di dalam kitab Ighatsatul Lahfan min Mashyid asy-syaithan Dan di antara tanda-tanda tersebut adalah mampu memilih segala sesuatu yang bermanfaat dan memberikan kesembuhan. Dia tidak memilih hal-hal yang berbahaya serta menjadikan sakitnya qalbu.sedangkan tanda qalbu yang sakit adalah sebaliknya.santapan qalbu yang paling bermanfaat adalah keimanan dan obat yang paling manjur adalah al-quran. Kohesi Gramatikal Pada paragraf 1 kata dia adalah referensi persona anfora eksofora yang mengacu pada kata qalbu yang dapat diartikan dengan hati sanubari. Kata nya yang pertama adalah katafora endofora yang juga mengacu pada kata qalbu dan kata nya yang kedua adalah anafora endofora yang mengacu pada clausa dia tidak memilih hal-hal yang berbahaya artinya qalbu akan memilih hal-hal berbahaya yang menyebabkan qalbu sakit. Elipsis Pada paragraph 1 sebagaimana yang disebutkan oleh al-imam Ibnu Qayyim al-jauziyah di dalam kitab Ighatsatul Lahfan min Mashyid asy- Syaithan merupakan ellipsis atau pelesapan dari klausa sebelumnya yakni tanda-tanda qalbu yang sehat. Konjungsi. Pada paragraf 1 kalimat yang didahului oleh kata sedangkan, Sedangkan tanda qalbu yang sakit adalah sebaliknya adalah konjungsi penambahan yang menghubungkan Epigram, Vol.11 No. 2 Oktober 2014:

12 146 kalimat pertama yaitu tentang qalbu yang sehat. Penulis memberikan informasi ingin menambahkan informasi tentang tanda-tanda qalbu yang sakit. Kohesi Leksikal Reiterasi 1. Repetisi Repetisi yang terdapat pada paragraf 1 adalah kata tanda diulang dengan kata yang sama pada kalimat kedua dan ketiga. Kata qalbu diulang pula dengan kata yang sama pada kalimat ketiga, kalimat keempat dan kalimat kelima. Kata memilih yang terdapat pada kalimat kedua diulang pada kalimat ketiga. memilih, dan kata sakit di ulang dengan kata yang sama pada kalimat ketiga dan keempat. 2. Antonim Pada paragraf 1 kata sehat berlawanan dengan kata sakit dan kata bermanfaat berlawanan dengan kata berbahaya. Penulis ingin menjelaskan bahwa qalbu yang sehat memberi manfaat kepada pemilik qalbu sedangkan qalbu yang sakit berbahaya bagi pemilik qalbu. Hubungan yang bersifat aditif atau penambahan Kata Dan pertama pada kalimat kedua pada paragraf 1 tidak memliki hubungan yang bersifat aditif Dan di antara tanda-tanda tersebut adalah mampu memilih segala sesuatu yang bermanfaat dan memberikan kesembuhan. Karena kata Dan diawal kalimat merupakan penempatan yang tidak benar, selain itu tidak jelas sebagai penghubung apa. Kata dan kedua sebagai penghubung aditif kata bermanfaat dengan frasa memberi kesembuhan yakni memberi tambahan informasi bahwa qalbu yang sehat akan bermanfaat dan memberi kesembuhan. Kata penghubung aditif dan pada kalimat kelima yang terdapat pada paragraf 1 Santapan qalbu yang paling bermanfaat adalah keimanan dan obat yang paling manjur adalah al-quran Paragraf 2: Maka qalbu tersebut akan selalu mengajak dan mendorong pemiliknya untuk menemukan ketenangan dan ketentraman bersama Allah sembahannya. Sehingga tatkala itulah ruh benar-benar merasakan kehidupan, kenikmatan dan menjadikan hidup lain daripada yang lain, bukan kehidupan yang penuh kelalaian dan berpaling dari tujuan pencipataan manusia. untuk tujuan menghamba kepada Allah subhanahu wata ala inilah surge dan neraka diciptakan, para rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan. Aspek Gramatikal Kata nya dalam kata pemiliknya mengacu pada qalbu yang termasuk dalam referensi endofora anaphora. Kata itulah adalah referensi eksofora yang belum ada acuan unsur bahasa. Kata tersebut tidak menjelaskan kondisi qalbu seperti apa yang akan dirasakan oleh pemiliki. Substitusi Kata bukan dalam kalimat kedua adalah penggantian unsur bahasa dari kondisi ruh dan qalbu. Konjungsi Kata maka adalah konjungsi kausal.dalam paragraf ke-4 kata maka merupakan akibat dari penjelasan dalam paragraf 1. Ketika seseorang memiliki qalbu yang sehat akan selalu membantu pemilik qalbu taat. Kata dan dalam kalimat pertama adalah konjungsi penambahan yang menyetarakan kalimat.ada dua kalimat setara dalam kalimat pertama tersebut.konjungsi penambahan tersebut memberikan pilihan aktivitas dari subjek yaitu qalbu. Kata dan dalam kalimat.. menemukan ketenangan dan ketentraman adalah Wardah Hanafiah Analisis Kohesi Dan Pada.

13 147 konjungsi aditif yang menambahkan kata sifat. Aspek Leksikal Reiterasi 1. Antonim Kata surga berlawanan dengan kata neraka yang diartikan bahwa Allah memberikan kehidupan yang berbeda antara di surga dan di neraka, sehingga manusia harus berlombalomba mengamalkan perintah Allah dengan memiliki qalbu yang sehat. Kolokasi Dari paragraf ke-4 terdapat pilihan kata yang saling berasosiasi yaitu jika mendengar kata ketenangan akan berasosiasi dengan kata ketentraman. Karena dalam jiwa yang tenang akan memiliki jiwa yang tentram dan sabar. Hubungan yang bersifat aditif Dalan paragraf 4 memiliki hubungan penambahan yang ditunjukkan oleh kata dan dalam kalimat pertama berupa kata sifat. Hubungan yang bersifat kausal Kata maka menunjukkan hubungan akibat dari penjelasan dalam paragraf 1. Ketika seseorang memiliki qalbu yang sehat akan selalu membantu pemilik qalbu taat. Paragraf 3: Abdul Husain al-warraq berkata, Hidupnya qalbu adalah dengan mengingat Dzat Yang Maha Hidup dan Tak Pernah Mati, dan kehidupan yang nikmat adalah kehidupan bersama Allah, bukan selain-nya. Kohesi Gramatikal Kata nya adalah referensi endofora anaphora yang mengacu pada qalbu. Keberadaan hidup suatu qalbu seseorang ada dalam hati yang selalu mengingat sang pencipta. Substitusi Kata bukan dalam kalimat terakhir adalah penggantian dari unsur bahasa dalam kalimat. Pada paragraf ini bukan diacukan pada kehidupan yang nikmat tidak akan lupa akan keberadaan Allah. Konjungsi Kata dan dalam kalimat pertama adalah konjungsi penambahan yang bersifat sebagai aditif yang menggambarkan sifat Tuhan. Kohesi Leksikal Reiterasi 1. Repetisi Kata hidup mengalami pengulangan dalam paragraf tersebut.hal ini bertujuan untuk menekankan pesan yang ingin disampaikan dalam buletin. 2. Antonim Kata mati memiliki lawan kata hidup yang menunjukkan tentang sifat Allah sebagai Dzat yang tidak pernah mati dan selalu hidup. Kolokasi Kata hidup mengalami pengulangan dalam tingkatan kalimat yang sama yaitu dengan kata kehidupan. Kata hidup mengacu pada Dzat Allah yang berkaitan dengan kehidupan.sehingga dalam hal ini, terjadi pembentukan paragraf yang kohesif. Hubungan yang bersifat aditif Dalam paragraf 5 ada hubungan aditif yang merujuk pada frase mengenai sifat Tuhan. Paragraf 4: Oleh karena itu terputusnya seseorang dari Allah subhanahu wata ala lebih dahsyat bagi orang-orang arif yang mengenal Allah daripada kematian, Epigram, Vol.11 No. 2 Oktober 2014:

14 148 karena terputus dari Allah adalah terputus dari al-haq, sedang kematian adalah terputus dari sesama manusia. Kohesi Gramatikal Kata nya mengacu pada seseorang yang menggambarkan hilangnya qalbu dalam diri manusia berarti lepas juga dari Allah.Kata ini temrasuk dalam referensi endofora anaphora. Konjungsi "Kata oleh karena itu dan karena adalah konjungsi kausal yang menggambarkan sebab seseorang yang terputus hubungan dengan Allah. Sehingga dari dalam paragraf ini menegaskan bahwa qalbu seseorang yang baik akan selalu bersama Allah sebagaimana dijelaskan juga dalam paragraf sebelumnya. Kohesi Leksikal Reiterasi 1. Repetisi Kata terputusnya mengalami pengulangan dalam kalimat kedua dan ketiga.sehingga dapat terlihat jelas kata-kata yang saling membangun teks untuk memiliki makna yang jelas agar dapat kohesif. Hubungan yang bersifat kausal "Kata oleh karena itu dan karena memiliki hubungan sebab akibat yang menggambarkan sebab seseorang yang terputus hubungan dengan Allah. Sehingga dari dalam paragraf ini menegaskan bahwa qalbu seseorang yang baik akan selalu bersama Allah sebagaimana dijelaskan juga dalam paragraf sebelumnya. Paragraf 5: Dapat disimpulkan bahwa qalbu yang sehat dan selamat adalah qalbu yang himmah (kemauan) kepada sesuatu yang menuju Allah subhanahu wata ala, mencintai-nya dengan sepenuhnya, menjadikan-nya sebagai tujuan.jiwa raganya untuk Allah, amalan, tidur, bangun dan bicaranya hanyalah untuknya. Dan ucapan tentang segala yang diridhai Allah lebih dia sukai daripada segenap pembicaraan yang lain, pikirannya selalu tertuju kepada apa saja yang diridhai dan dicintai-nya. Kohesi Gramatikal Kata nya adalah referensi endofora anaphora yang mengacu pada qalbu yang himmah.apa yang ada dalam jiwa seseorang akan dijaga dengan sepenuh hati. Kata dia dalam kalimat ke-3 merupakan referensi eksofora yang belum jelas acuan bahasa.namun, bila dipahami kembali dari awal bahwa dia di sini adalah qalbu. Substitusi Dapat disimpulkan adalah penggantian unsur bahasa.dari kalimat ini dapat dipahami bahwa penjelasan dalamparagraf sebelumnya dapat disimpulkan dalam paragraf 14. Konjungsi Kata dan dalam kalimat ke-3 adalah konjungsi penambahan yang mempertegas keberadaan kalimat sebelumnya. Kohesi Leksikal Kolokasi Ketika mendengar kata sehat akan berasosiasi dengan kata selamat. Begitupun dengan kata jiwa akan berdampingan dengan kata raga. Untuk kata bicara mengalami pengulangan dalam kalimat berikutnya yaitu pembicaraan dalam tingkatan yang sepadan sehingga disebut sebagai ekuivalen leksikal. Dengan demikian, kata-kata tersebut saling membangun satu sama lain membentuk wacana yang kohesif. Wardah Hanafiah Analisis Kohesi Dan Pada.

15 149 Hubungan yang bersifat aditif (penambahan) Kata dan dalam kalimat ke-3 memiliki hubungan penambahan yang mempertegas keberadaan kalimat sebelumnya KESIMPULAN DAN SARAN Buletin As-Salam mempertimbangkan keberadaan yang berkaitan dengan unsur pembentuk teks yaitu kohesi dan koherensi.kohesi gramatikal dalam buletin As-Salam memiliki pengacuan (referensi) yang didominasi oleh penggunaan pengacuan persona, yang khususnya muncul dalam persona pertama yaitu kita (orangtua).setiap paragraf memiliki pengacuan.adapun kesimpulan dari hasil analisis ini adalah aspek gramatikal jenis referensi yang muncul adalah referensi eksofora dan referensi endofora baik katafora maupun anaphora.namun, pengacuan didominasi oleh referensi endofora katafora yang diikuti oleh referensi endofora anaphora.hal ini terjadi karena dalam wacana buletin As-salam bersifat deskriptif yang menggambarkan suatu fakta mengenai sikap dan prilaku orangtua yang harus dipelihara ketika menginginkan adanya pengaruh yang baik terhadap anak. Untuk aspek gramatikal berupa pelepasan atau ellipsis ditemukan sebanyak 6 paragraf yang bersifat pelepasan kausal.sehingga hal ini mengindikasikan bahwa pelepasan kausal ditemukan dalam wacana tulis yang bersifat informal.aspek gramatikal berikutnya adalah konjungsi.hampir disetiap paragraf memiliki konjungsi dan hanya ada 1 paragraf yang tidak memiliki konjungsi yaitu paragraf ke-3.kesimpulan yang diperoleh bahwa jenis konjungsi yang muncul didominasi oleh konjungsi kausal.meskipun demikian, ada juga konjungsi aditif atau penambahan, pilihan, koordinatif, dan adversatif. Untuk aspek kohesi leksikal dalam buletin As-salam diwujudkan dalam bentuk repetisi, sinonim, hiponim, antonym, metonim dan kolokasi.dalam wacanan buletin memiliki unsur pembentuk kohesi dalam tingkat hubungan itu sendiri.dari data hasil analisis ditemukan bahwa semua paragraf memiliki repetisi atau pengulangan berupa kata orang, benda, dan aktivitas. Karena tujuan dari repetisi untuk mempertags alur cerita atau maksud yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca. Kedua adalah unsur sinonim hanya ditemukan dalam 7 paragraf yaitu paragraf 1,2,4,6,8,10, dan 13. Relasi makna berupa sinonim merujuk pada acuan yang ada sebelumnya. Namun, tidak semua sinonim merujuk pada acuan yang sama. Sehingga relasi makna terjadi dalam wacana. Sedangkan hiponim dan metonim dalam wacana buletin ditemukan berupa frasa atau kata yang identik dengan topik.dalam hiponim yang ditemukan didominasi oleh ibu, ayah.untuk metonim yang muncul bervariasi.selain itu, wacana juga memiliki antonym atau lawan kata yang muncul dalam kata amal baik dan amal buruk.sebagai kesatuan yang utuh dalam aspek kohesi leksikal, wacana dalam buletin As-Salam juga memiliki kolokasi yang ada dalam setiap paragraf. Untuk buletin An-Nadwah memiliki kohesi dan koherensi.adapun dalam aspek kohesi gramatikal, buletin An- Nadwah memiliki referensi yang didominasi oleh endofora anaphora yaitu dia, nya. Sedangkan untuk referensi eksofora hanya muncul sebanyak tiga kali dengan menggunakan kata itu.buletin An-Nadwah hanya memiliki sedikit ellipsis seperti pelepasan subjek.untuk penggunaan substitusi hanya terdapat dalam satu paragraf yaitu penggantian unsur seperti merujuk pada penggambaran kondisi ruh atau qalbu.adapun untuk konjungsi yang digunakan adalah konjungsi penambahan, kausal, pilihan atau alternative, dan Epigram, Vol.11 No. 2 Oktober 2014:

16 150 kondisional.konjungsi yang sering muncul adalah penambahan seperti kata dan. Aspek leksikal yang ada dalam buleti An-Nadwah didominasi oleh repetisi seperti ( kata Allah, qalbu, hidup, kikir, dan rindu) serta kolokasi. Untuk sinonim hanya terdapat dalam 3 paragraf seperti kata jemu bosan, dan kikir-pelit.untuk antonym seperti surga-nereka, dan matihidup.buletin An-Nadwah tidak memiliki hiponim dan metonim.sedangkan untuk aspek koherensi didominasi oleh hubungan aditif atau penambahan yang muncul dalam 8 paragraf.namun, hal ini dapat disimpulkan bahwa buletin An- Nadwah memiliki unsur-unsur kebahasaan kohesi dan koherensi yang saling membangun sehingga memudahkan pembaca memahami konteks isi wacana. Jadi, penulisan buletin As-Salam dan An-Nadwah yang cenderung sederhana belum pasti tidak mengandung unsurunsur pembangun suatu wacana yang baik. Penelitian ini merupakan sebagian kecil yang berupaya dalam menganalisis tentang kewacanaan dalam buletin jumat.dalam penelitian ini masih banyak aspek-aspek kewacanaan yang belum digali.karena dalam penelitian ini hanya menganalisis unsur kohesi dan koherensi saja, padahal seperti diketahui bahwa unsur-unsur pembangun wacana masih banyak. Media yang digunakan juga masih dalam lingkup kecil yaitu dua buletin jumat. Sehingga diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai aspek kewacanaan yang dikaitkan dengan pembangunan karakter masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Achmad, HP Modul Aspek Kohesi Wacana. Jakarta: UNJ Beaugrande, Robert Alain dan Wolfgang Ulrich Dressler Introduction to Text Linguistics. London, New York: Longman. Chaer, Abdul Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Chaer, Abdul Sosiolinguistik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Halliday, M.A.K. dan R. Hassan, 1976, Cohesion in English. London: Longman Hasan Alwi Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Putaka Jorgensen W. Marianne dan J. Philips Louise, Analisis Wacana, Jakarta: Gramedia. Jorgensen, Marianne W. dan Louise J. Phillips Analisis Wacana: Teori dan Metode.ed. Abdul Syukur Ibrahim. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. M.H. Junaiyah dan E Zainal Arifin, Keutuhan Wacana, Jakarta: Gramedia. Moeliono Anton, dkk Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Mulyana Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip- Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana Nunan, D. (1993). Introduction to Discourse Analysis.London: Penguin Goup. Pusat Bahasa, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia. Wardah Hanafiah Analisis Kohesi Dan Pada.

17 151 Renkema, J., 2004, Introduction to Discourse Studies. Second Edition: Amsterdam/Philadelphia: John Benyamins Richard, C. Jack, Richard Schmidt, Kendriicks dan Yongkyu Kim. Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistic.Pearson Education Limited. Sri Wirdiyati, Ali Tesis; Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam cerpen Theckillers karya Ernest Hemingway. Tarigan Henry Guntur, Pengajaran Wacana, Bandung: Angkasa Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa Epigram, Vol.11 No. 2 Oktober 2014:

18 152 Wardah Hanafiah Analisis Kohesi Dan Pada.

Abstrak. Kata kunci: kohesi, koherensi, kohesi gramatikal dan leksikal, dan Buletin Jumat. Abstract

Abstrak. Kata kunci: kohesi, koherensi, kohesi gramatikal dan leksikal, dan Buletin Jumat. Abstract 55 ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI PADA BULETIN JUMAT Siti Aisiyah S. Dan Wardah Hanafiah Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta e-mail: wardah_hanafiah@yahoo.com dan siti.aisyahsoemarto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat yang ada pada suatu bahasa bukanlah satuan sintaksis yang tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan yang tertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi

Lebih terperinci

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS Jurnal Skripsi Oleh TENRI MAYORE NIM. 070911001 JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA MANADO 2013 0 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi diperlukan sarana berupa bahasa untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan ekspresi bahasa. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat dikatakan menulis jika tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembicaraan tentang kohesi tidak akan terlepas dari masalah wacana karena kohesi memang merupakan bagian dari wacana. Wacana merupakan tataran yang paling besar dalam

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Untuk menjalin hubungan dan kerja sama antar oarang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk kepaduan dan keutuhan sebuah wacana adalah pemakian konjungsi dalam sebuah kalimat atau wacana. Penggunaan konjungsi sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO Kohesi dan Koherensi dalam Karangan Narasi Siswa (Zuh Rufiah) 61 KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO Zuh Rufiah SMPN 6 Bojonegoro Telp. 089677086474 Pos-el zuhrufiah2r@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat primer dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia perlu berinteraksi antarsesama. Untuk menjalankan komunikasi itu diperlukan bahasa karena bahasa adalah alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan dijabarkan pendapat para ahli sehubungan dengan topik penelitian. Mengenai alat-alat kohesi, penulis menggunakan pendapat M.A.K. Halliday dan Ruqaiya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa menjadi bagian penting bagi manusia secara mayoritas dan menjadi milik masyarakat pemakainya. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki kedudukan sebagai penunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, dan tingkah laku manusia, baik dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun. Menyusun suatu gagasan menjadi rangkaian bahasa tulis yang teratur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract 1 KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV Ida Ayu Suryantini Putri Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.

Lebih terperinci

PRATIWI AMALLIYAH A

PRATIWI AMALLIYAH A KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA WACANA DIALOG JAWA DALAM KOLOM GAYENG KIYI HARIAN SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI-APRIL 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan untuk berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain. Peran bahasa penting dalam kehidupan manusia, selain sebagai pengolah suatu gagasan, bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai kohesi pada wacana mungkin sudah sering dilakukan dalam penelitian bahasa. Akan tetapi, penelitian mengenai kohesi gramatikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Anggit Hajar Maha Putra program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anggitzhajar@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini arus informasi semakin berkembang pesat. Hal ini mengisyaratkan agar pelaksanaan suatu program kerja dalam sebuah institusi sudah saatnya menyesuaikan diri

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sarana komunikasi utama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, manusia mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat dan informasi. Bahasa pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS Oleh: LINDA DWI RAHMAWATI 12.1.01.07.0053 Dibimbing oleh: 1. Dr. Andri Pitoyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana sekarang ini berkembang sangat pesat. Berbagai kajian wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. Wacana berkembang di berbagai

Lebih terperinci

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Astuti Kurnia Salmi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa astuti.kurniasalmi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014 Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERKAIT. Halliday dan Hasan (1976: 1) menyatakan bahwa teks adalah kumpulan sejumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERKAIT. Halliday dan Hasan (1976: 1) menyatakan bahwa teks adalah kumpulan sejumlah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERKAIT 2.1 Teks dan Wacana Halliday dan Hasan (1976: 1) menyatakan bahwa teks adalah kumpulan sejumlah unsur bahasa baik lisan maupun tulis. Teks adalah satuan bahasa

Lebih terperinci

KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN)

KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN) KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN) Medita Indriana Radhiah dan Untung Yuwono 1. Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW Rini Agustina Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak brentex32@yahoo.co.id ABSTRACT This study focuses

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

Azis dan Juanda. Keywords: grammatical cohesion, unity of discourse

Azis dan Juanda. Keywords: grammatical cohesion, unity of discourse KOHESI GRAMATIKAL: KAJIAN KEUTUHAN WACANA TUGAS MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA, FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Azis dan Juanda Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap komunitas masyarakat selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun

Lebih terperinci

PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia)

PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia) PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia) Anie Wulandari Azis Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I PEndidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebuah penelitian diperlukan adanya suatu penelitian yang relevan sebagai sebuah acuan agar penelitian ini dapat diketahui keasliannya. Tinjauan pustaka berisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan gagasan atau ide yang awalnya abstrak menjadi konkret. Selanjutnya,

Lebih terperinci

ASPEK KOHESI KONJUNGSI DALAM WACANA OPINI PADA MAJALAH TEMPO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

ASPEK KOHESI KONJUNGSI DALAM WACANA OPINI PADA MAJALAH TEMPO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ASPEK KOHESI KONJUNGSI DALAM WACANA OPINI PADA MAJALAH TEMPO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Sulis Setiawati dan Heppy Atma Pratiwi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebuah wacana memiliki dua unsur pendukung utama, yaitu unsur dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan,

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSIAL DALAM WACANA BERITA SITUS EDISI DESEMBER 2015 JANUARI 2016

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSIAL DALAM WACANA BERITA SITUS  EDISI DESEMBER 2015 JANUARI 2016 K o h e s i G r a m a t i k a l R e f e r e n s i a l... 1 KOHESI GRAMATIKAL REFERENSIAL DALAM WACANA BERITA SITUS HTTP://WWW.KOMPAS.COM EDISI DESEMBER 2015 JANUARI 2016 COHESION OF GRAMMATICAL REFERENTIAL

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam bermasyarakat hampir tidak akan terlepas dari kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia membutuhkan sarana yang digunakan untuk

Lebih terperinci

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012 KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA IBADAH QURBAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI OLEH: NASHRUDDIN BAIDAN DI MASJID AGUNG SURAKARTA 06 NOVEMBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: YUNIANTO

Lebih terperinci

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung HUBUNGAN PENGUASAAN KOHESI DAN KOHERENSI DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA OLEH SISWA KELAS XI SMA ISLAM TERPADU AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mentransformasikan berbagai ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan atau tulis. Kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Solopos tahun 2015 dan 2016 ditemukan

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM.

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM. KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM. 10080207 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. 1 PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, lebih cenderung menggunakan komunikasi

Lebih terperinci

Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal pada Teks Eksposisi Siswa Kelas 10 Sekolah Menengah Atas

Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal pada Teks Eksposisi Siswa Kelas 10 Sekolah Menengah Atas Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal pada Teks Eksposisi Siswa Kelas 10 Sekolah Menengah Atas Yustina Dwinuryati, Andayani, Retno Winarni iyang.yustina@yahoo.com, andayani@staff.uns.ac.id, winarniuns@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini manusia dituntut dapat berkomunikasi dengan baik untuk memenuhi kepentingan mereka, baik secara individu maupun kelompok.

Lebih terperinci

Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN

Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN 2089-3973 ABSTRACT KEKOHESIFAN WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN PAGI JAMBI INDEPENDENT Nurma Subekti* SMA Negeri 10 Kabupaten Tanjung Jabung Timur As written

Lebih terperinci

PERANTI KOHESI DALAM WACANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA

PERANTI KOHESI DALAM WACANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA Peranti Kohesi dalam Wacana Peraturan Daerah (Mustofa Efendi) 41 PERANTI KOHESI DALAM WACANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA Mustofa Efendi SMP Negeri 1 Kanor, Bojonegoro

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa dalam ragam tulis tidak semudah yang dibayangkan karena dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan dan dirasakan dituangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang daripada sebuah kalimat yang saling berhubungan satu sama lain. Selain

BAB I PENDAHULUAN. panjang daripada sebuah kalimat yang saling berhubungan satu sama lain. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah teks terdiri dari unit-unit bahasa. Unit-unit bahasa tersebut merupakan unit gramatikal seperti klausa atau kalimat. Teks terkadang digambarkan sebagai sejenis

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI  SKRIPSI 0 ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI HTTP://WWW.E-SMARTSCHOOL.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SELOKA 2 (1) (2013) Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka KESALAHAN DI BIDANG KOHESI DAN KOHERENSI SERTA PENYEBABNYA PADA KARANGAN BAHASA

Lebih terperinci

PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM

PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM 10080151 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL DALAM MAJALAH PATRIOTIK LPM UNIVERSITAS BATANGHARI EDISI XVI JULI-SEPTEMBER TAHUN 2016

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL DALAM MAJALAH PATRIOTIK LPM UNIVERSITAS BATANGHARI EDISI XVI JULI-SEPTEMBER TAHUN 2016 ANALISIS KOHESI LEKSIKAL DALAM MAJALAH PATRIOTIK LPM UNIVERSITAS BATANGHARI EDISI XVI Erik Pernando, Ade Rahima FKIP Universitas Batanghari Jambi e-mail: pernandoerik35@yahoo.co.id The purpose of this

Lebih terperinci

REPETITION AND COLLOCATION IN AN EDITORIAL NEWSPAPER KOMPAS

REPETITION AND COLLOCATION IN AN EDITORIAL NEWSPAPER KOMPAS 1 REPETITION AND COLLOCATION IN AN EDITORIAL NEWSPAPER KOMPAS Septi Lestari 1, Charlina 2, Nursal Hakim 3. septilestari19@gmail.com. No. Hp. 082172567971.charlinahadi@yahoo.com.nursalhakim@yahoo.com. Indonesian

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA NARASI DALAM MODUL KARYA GURU

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA NARASI DALAM MODUL KARYA GURU KOHESI DAN KOHERENSI WACANA NARASI DALAM MODUL KARYA GURU Darmawati SMPN 1 Bulukumba Jalan Teratai No 5B Bulukumba email: dar7416@yahoo.co.id Abstract: Cohesion and Coherence in Narrative Discourse in

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BOLEH TAHU PADA MAJALAH BOBO ONLINE SERTA RELEVANSINYA TERHADAP BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA SD/MI

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BOLEH TAHU PADA MAJALAH BOBO ONLINE SERTA RELEVANSINYA TERHADAP BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA SD/MI ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BOLEH TAHU PADA MAJALAH BOBO ONLINE SERTA RELEVANSINYA TERHADAP BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA SD/MI Eva Dewi Purwitasari evadewi797@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI Oleh: YULIA RATNA SARI NIM. A 310 050 070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas:

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas: Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas: Referensi Eksoforis (Eksofora) Referensi dengan objek acuan di luar teks. Saya belum sarapan pagi ini. Kata saya merupakan referensi eksoforis.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM

PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM 11080250 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013 ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009 PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari kalimat yang disebut wacana. Wacana merupakan satuan bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk memenuh Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan, sebagai alat menyampaikan pikiran, gagasan, konsep ataupun perasaan,

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 Oleh: Eka Pertiwi NIM RRA1B110059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI. RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd.

ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI. RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd. ANALISIS WACANA PADA IKLAN KARTU PERDANA AS, XL, AXIS, DAN IM3 DI TELEVISI SWASTA DEFI SUSANTI RINI WIRASTY, B., S.S., M.Pd REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACT This research is motivated to describe how the

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM LIRIK GRUP BAND CAPTAIN JACK INTISARI

KOHESI GRAMATIKAL DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM LIRIK GRUP BAND CAPTAIN JACK INTISARI KOHESI GRAMATIKAL DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM LIRIK GRUP BAND CAPTAIN JACK JURNAL SKRIPSI INTISARI Hidayat, Taufik. 2017. Kohesi Gramatikal dan Kohesi Leksikal dalam Lirik Grup Band Captain Jack. Skripsi

Lebih terperinci