UJI FITOKIMIA DAN DAYA INHIBISI EKSTRAK DAUN SENDOK (Plantago major L.) DAN BUAH SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP AKTIVITAS XANTIN OKSIDASE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI FITOKIMIA DAN DAYA INHIBISI EKSTRAK DAUN SENDOK (Plantago major L.) DAN BUAH SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP AKTIVITAS XANTIN OKSIDASE"

Transkripsi

1 UJI FITOKIMIA DAN DAYA INHIBISI EKSTRAK DAUN SENDOK (Plantago major L.) DAN BUAH SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP AKTIVITAS XANTIN OKSIDASE Agus Surahman 1, Subandi 1, dan Muntholib 1 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang aliengogok@gmail.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak daun sendok dan buah srikaya serta daya inhibisinya terhadap xantin oksidase. Aktivitas xantin oksidase ditunjukkan dengan pembentukan asam urat yang diukur pada λ 290 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun sendok mengandung polifenol, flavonoid, dan alkaloid sedangkan buah srikaya mengandung flavonoid dan alkaloid. Daya inhibisi tertinggi diperoleh dari ekstrak air daging buah srikaya tanpa rebus 100 ppm yakni 87,5%. Kata kunci: inhibisi, daun sendok, buah srikaya, xantin oksidase ABSTRACT: This research aims are to determine the type of secondary metabolites present in the broadleaf plantain and sugar apple fruit and their capacity to inhibit xanthine oxidase. Xanthine oxidase activity by the formation of uric acid that monitored at λ 290 nm. The results showed that broadleaf plantain contain polyphenols, flavonoids, and alkaloids, while sugar apple fruits contain flavonoids and alkaloids. The highest inhibitory activity obtained from water extract of sugar apple fruit flesh 100 ppm is 87.5%. Keywords: inhibition, broadleaf plantain, sugar apple fruit, xanthine oxidase Dewasa ini, penyakit gout makin meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang dikontrol terutama makanan dan minuman yang mengandung sumber purin tinggi antara lain hati, udang, daging, durian, nanas, tape, dan minuman hasil fermentasi. Peningkatan biosintesis asam urat terjadi karena perubahan genetik sehingga mekanisme kontrol sintesis purin menjadi terganggu (Dalimartha, 2008: 6). Tingginya kadar asam urat atau hiperurisemia bisa menimbulkan penyakit gout yaitu penyakit akibat pengendapan kristal monosodium urat (MSU) di jaringan (Dalimartha, 2008: 10). Asam urat merupakan hasil reaksi xantin yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Berdasarkan pada penelitian Cao dkk., (2010), xantin oksidase mengoksidasi hipoxantin menjadi xantin melalui serangan nuklofilik pada atom C2 dari hipoxantin. Tahapan selanjutnya yaitu proses oksidasi xantin menjadi asam urat melalui serangan nukleofilik pada atom C8 dari xantin. Obat sintetik penurun kadar asam urat yang biasa dikonsumsi adalah Allopurinol. Allopurinol memiliki struktur yang mirip dengan xantin yang merupakan substrat xantin oksidase dalam sintesis asam urat. Dalam tubuh, Allopurinol akan bersaing dengan xantin untuk mengikat sisi aktif enzim xantin oksidase dan bereaksi menjadi oksipurinol yang juga bekerja sebagai penghambat enzim xantin oksidase (Alldred, 2005: 399). Penggunaan Allopurinol jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti diare, rasa mual, dan kemerahan pada kulit yang disertai gatal (Dalimartha, 2008: 36). Oleh karena itu perlu obat alternatif asam urat dengan efek samping yang rendah dan dapat menghambat aktivitas xantin oksidase. Fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sendok (Plantago major L.) mengandung senyawa flavon, salah satunya diperkirakan adalah skutellarein 70glukosida atau 1

2 plantaginin, yaitu flavon dengan OH pada C5, C6 dan C4 serta gugus glukosa pada C7 (Kartini, 2008: 88). Buah srikaya (Annona squamosa L.) dilaporkan mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin (Pandey & Barve, 2011: 1404). Senyawa golongan flavonoid, polifenol, dan saponin mampu menghambat kerja xantin oksidase (Costantino dalam Azmi dkk., 2012: 160). Flavonoid golongan flavon dan flavonol mampu menangkap elektron dari sisi aktif xantin oksidase (Cos dkk., 1998: 74). Yulianto (2009) juga melaporkan bahwa ekstrak etanol ciplukan yang mengandung senyawa flavonoid mampu menginhibisi xantin oksidase sampai 70,08% dan ekstrak etanol rosella sebesar 35,53%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder, rendemen, dan daya inhibisi ekstrak daun sendok (Plantago major L.) dan buah srikaya (Annona squamosa L.) terhadap aktivitas enzim xantin oksidase relatif terhadap dengan Allopurinol. METODE Pembuatan Serbuk Daun Sendok Daun sendok sebanyak 2000g dicuci, dipotong kecilkecil kemudian dikeringkan di sinar matahari selama 2 hari dan dipanaskan dalam oven pada suhu 55 C selama 5 jam. Setelah kering, diblender menjadi serbuk. Ekstraksi Sampel Serbuk daun sendok sebanyak 50 gram ditambah 250 ml air. Campuran digojok dengan kecepatan 200 rpm selama 24 jam. Larutan disaring sehingga diperoleh residu dan maserat. Maserat dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstraksi dengan pelarut etanol 70% dilakukan dengan cara yang sama seperti ekstraksi dengan pelarut air. Daging buah srikaya 50 gram direbus pada air mendidih selama 10 menit kemudian ditambah 50 ml air dan diblender. Larutan yang diperoleh disaring sehingga diperoleh residu dan maserat. Maserat dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Daging buah srikaya 50 gram tanpa direbus dilakukan dengan cara yang sama namun dilakukan tanpa perebusan. Ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya ditimbang dan dihitung rendemennya dengan rumus: Uji Fitokimia Prosedur uji fitokimia merujuk pada Mustarichie (2011: 1920). Uji fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol. Kontrol positif pada uji fitokimia adalah ekstrak teh hijau. Alkaloid Sebanyak 0,5 g ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya masingmasing dilarutkan dalam 5 ml kloroform. Larutan ekstrak ditambahkan 5 ml HCl 2 M dan 0,5 g NaCl. Campuran diaduk dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah 3 tetes HCl 2 M kemudian dipisah menjadi 4 bagian. Bagian pertama sebagai blanko, bagian kedua ditambah reagen Wagner, bagian ketiga ditambah reagen Dragendorff, dan bagian keempat ditambah reagen Mayer. Untuk uji penegasan, bagian pertama ditambah amonia 25% hingga mencapai ph 89. Kemudian ditambahkan 3 tetes kloroform 2

3 selanjutnya diuapkan di atas penangas. Filtrat ditambahkan 2 ml HCl 2 M kemudian diaduk dan disaring. Filtrat dibagi menjadi 4 bagian seperti prosedur sebelumnya. Terbentuknya endapan menunjukkan alkaloid. Flavonoid Sebanyak 0,1 g ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya masingmasing dilarutkan dalam 3 ml etanol 70%. Larutan diambil 1 ml dan ditambahkan 10 tetes HCl 37% kemudian dipanaskan selama 10 menit. Hasil positif ditunjukkan oleh perubahan warna menjadi kuning, jingga, atau merah. Saponin Sebanyak 0,1 g ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya masingmasing dilarutkan dalam 5 ml akuades panas kemudian dikocok selama 10 detik. Hasil positif ditunjukkan oleh terbentuknya buih atau busa yang stabil selama 10 menit. Tanin dan Polifenol Sebanyak 0,1 g ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya masingmasing dilarutkan dalam 10 ml akuades panas kemudian didinginkan. Selanjutnya larutan ditambah 5 tetes NaCl 10% dan disaring. Filtrat yang diperoleh dibagi menjadi tiga bagian. Filtrat pertama sebagai blanko, filtrat kedua ditambah 3 tetes FeCl 3, dan filtrat ketiga ditambah 5 tetes gelatin. Hasil positif polifenol ditunjukkan oleh adanya perubahan warna menjadi hitam kehijauan. Sedangkan hasil positif tanin ditunjukkan oleh adanya endapan putih. Isolasi Enzim Xantin Oksidase Isolasi xantin oksidase berdasarkan Corran dkk., (1938) yang diperoleh dari 100 ml susu sapi segar dilakukan dengan pemanasan susu hingga mencapai suhu 30 C. Kemudian ditambahkan NaCl sampai jenuh dan disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh difraksinasi amonium sulfat dengan fraksinasi 040% pada suhu 4 C menggunakan penangas es kemudian disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm suhu 4 C selama 20 menit menggunakan ultrasentrifuge. Supernatan dan residu yang diperoleh digunakan sebagai enzim xantin oksidase. Fraksi residu dilarutkan dalam buffer fosfat 0,05 M ph 7,5 hingga larut. Uji Aktivitas Enzim Xantin Oksidase Pengujian aktivitas xantin oksidase berdasarkan Bergmeyer dkk., (1974) sebanyak 1 ml xantin 0,15 mm ditambahkan 1,8 ml buffer fosfat 0,05 M ph 7,5. Campuran tersebut diukur serapannya pada 290 nm hingga konstan. Selanjutnya, ditambahkan 0,2 ml xantin oksidase diinkubasi pada suhu kamar (25 C) dan diukur serapannya pada 290 nm setiap 10 menit sampai 40 menit. Larutan buffer dan xantin digunakan sebagai blanko. Konsentrasi asam urat dihitung berdasarkan hukum Lambert Beer dengan koefisien ekstingsi molar asam urat pada 290 nm ph 7,5 adalah 12,2 mm 1 cm 1 dan lebar kuvet 1 cm. Nilai absorbansi yang diperoleh dikonversikan menjadi konsetrasi asam urat menggunakan hukum Lambert Beer dengan nilai ε asam urat pada λ 290 nm ph 7,5 sebesar 12,2 mm 1 cm 1 (Bergmeyer: 1974). Konsentrasi asam urat yang diperoleh dibuat grafik konsentrasi vs waktu. Aktivitas enzim ditunjukkan oleh nilai a pada persamaan garis pada grafik. 3

4 Uji Daya Inhibisi oleh Ekstrak Daun Sendok dan Daging Buah Srikaya Ekstrak kental daun sendok dan daging buah srikaya diencerkan hingga konsentrasi 100 ppm yakni dengan melarutkan 0,01 gram sampel dalam 100 ml buffer fosfat 0,05 M ph 7,5. Pada uji inhibisi, penambahan volume sampel 0,2 ml, larutan buffer fosfat 0,05 M ph 7,5 sebanyak 1,6 ml kemudian ditambahkan 1 ml xantin 0,15 mm. 0,2 ml enzim. Campuran tersebut dihomogenkan, diinkubasi pada suhu kamar (25 C), dan diukur serapannya pada 290 nm setiap 10 menit selama 40 menit. Dengan prosedur yang sama, ekstrak diganti Allopurinol sebagai pembanding. Aktivitas enzim pada penambahan sampel yang diperoleh dibandingkan dengan aktivitas enzim tanpa penambahan sampel sebagai blanko. Daya inhibisi dihitung dengan rumus: in ibisi unit a tivitas en im tanpa in ibitor unit a tivitas en im in ibitor unit a tivitas en im tanpa in ibitor 100 HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Rendemen, Ekstraksi dan Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sendok dan Daging Buah Srikaya Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yakni dilakukan dengan merendam sampel dalam pelarut disertai dengan pengocokan untuk melemahkan membran dan dinding sel sehingga zatzat yang terkandung di dalam sampel akan terlarut (Astuti dkk., 2006: 215). Data hasil penentuan rendemen hasil ekstraksi daun sendok ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Perolehan Rendemen Ekstrak Daun Sendok Jenis Pelarut Massa Sampel (g) Massa Ekstrak (g) Rendemen (%) Air 50,00 6,02 12,04 Etanol 70% 50,00 6,21 12,42 Rendemen ekstrak daun sendok dengan pelarut etanol 70% lebih besar daripada dengan pelarut air yakni 12,42%. Hal ini dipengaruhi oleh pelarut etanol mampu menarik senyawasenyawa yang memiliki tingkat kepolaran yang berbeda. Etanol 70% mampu mengekstrak senyawa polifenol dan senyawa flavonoid lebih banyak daripada etanol dengan konsentrasi lebih atau kurang dari 70% (Bimakr, 2010: 6). Rendemen ekstrak buah srikaya dengan perebusan lebih rendah daripada tanpa perebusan yakni 10,64%. Kemungkinan senyawa yang terdapat dalam jaringan buah srikaya yang direbus berkurang karena proses pemanasan sehingga ekstrak yang diperoleh hanya sedikit. Data hasil penentuan rendemen hasil ekstraksi daging buah srikaya ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Perolehan Rendemen Ekstrak Daging Buah Srikaya Perlakuan Massa Daging Buah (g) Massa Ekstrak (g) Rendemen Ekstrak (%) Perebusan 50 5,32 10,64 Tanpa Perebusan 50 5,94 11,88 4

5 Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sendok dan Daging Buah Srikaya Berdasarkan uji fitokimia, metabolit sekunder yang terkandung dalam daun sendok adalah polifenol, flavonoid, dan alkaloid. Metabolit sekunder yang dihasilkan dari ekstrak etanol 70% daun sendok lebih banyak daripada ekstrak air daun sendok. Hasil uji fitokimia ekstrak daun sendok dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sendok Golongan Senyawa Flavonoid Saponin Tanin Polifenol Alkaloid Mayer Wagner Uji penegasan Mayer Dragendorff Hasil Uji Ekstrak etanol 70% Ekstrak air Kontrol positif *) Makin banyak tanda () makin banyak senyawa yang terdapat dalam sampel Tabel 4. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Daging Buah Srikaya Golongan Senyawa Flavonoid Saponin Tanin Polifenol Alkaloid Mayer Wagner Uji penegasan Mayer Dragendorff Hasil Uji Perebusan Tanpa perebusan Kontrol positif *) Makin banyak tanda () makin banyak senyawa yang terdapat dalam sampel Pada buah srikaya, metabolit sekunder yang terkandung adalah flavonoid, dan alkaloid. Proses perebusan mempengaruhi jumlah metabolit sekunder yang terdapat dalam daging buah srikaya. Penurunan kadar metabolit sekunder pada daging buah srikaya yang direbus kemungkinan karena senyawa metabolit sekunder pada daging buah srikaya tidak tahan panas sehingga sebagian senyawa rusak dan sedikit senyawa yang keluar. Hasil uji fitokimia ekstrak daging buah srikaya dapat dilihat pada Tabel 4. Metabolit sekunder hasil uji fitokimia yang terdapat pada tanaman tergantung pada pelarut yang digunakan untuk ekstraksi dan bagian tanaman yang digunakan (Saha, 2011: 1184). Costantino dalam Azmi dkk., (2012: 160) menyatakan bahwa polifenol adalah salah satu inhibitor xantin oksidase. Beberapa senyawa dari golongan flavonoid juga memiliki aktivitas inhibisi yang cukup tinggi. Tingkat inhibisinya tergantung oleh posisi gugus hidroksil dalam kerangka dasarnya. Lin dkk., (2002: 171) menyatakan 5

6 Konsentrasi Asam Urat (mm) bahwa struktur dari flavonoid menyebabkan golongan senyawa ini berpotensi sebagai inhibitor kompetitif bagi xantin oksidase. Isolasi dan Uji Aktivitas Enzim Xantin Oksidase dari Susu Sapi Segar Enzim xantin oksidase diperoleh dari susu sapi segar. Xantin oksidase ditemukan di membran globula lemak susu (Briley & Eisenthal, 1975: 417). Susu sapi segar merupakan sumber utama enzim xantin oksidase untuk analisis in vitro mengenai pembentukan asam urat. Susu sapi memiliki karakteristik enzim xantin oksidase lebih baik daripada enzim xantin oksidase yang diperoleh dari susu mamalia lain seperti susu kambing. Kompleks ES xantin oksidase dari susu kambing kurang stabil jika dibandingkan dengan kompleks ES xantin oksidase dari susu sapi. Hal ini menyebabkan enzim xantin oksidase dari susu kambing tidak dapat membentuk produk (Evans dkk., 2005: 5). Hasil dari isolasi enzim xantin oksidase diperoleh residu dan supernatan. Keduanya diuji aktivitasnya dengan cara mengukur absorbansi pembentukan asam urat pada 290nm. Data absorbansi yang diperoleh kemudian dikonversi ke dalam satuan konsentrasi asam urat menggunakan hukum LambertBeer. Kurva hubungan waktu pengukuran terhadap konsentrasi asam urat akan diperoleh persamaan linier yang menunjukkan aktivitas xantin oksidase. Aktivitas enzim diperoleh dari nilai a pada persamaan garis y= ax b. Aktivitas xantin oksidase bisa dilihat pada Tabel 5. Kurva uji aktivitas pada supernatan dan residu dapat dilihat pada Gambar 1. Tabel 5. Aktivitas Xantin Oksidase pada Fraksinasi Amonium Sulfat 040% Fraksi Waktu (menit) Absorbansi Konsentrasi Asam Urat (mm) Supernatan Residu 0 0,3763±0,0005 0,0308±0, ,4039±0,0035 0,0331±0, ,4352±0,0140 0,0356±0, ,4747±0,0017 0,0389±0, ,5424±0,0018 0,0444±0, ,4012±0,0017 0,0329±0, ,4653±0,0018 0,0381±0, ,5972±0,0200 0,0489±0, ,6758±0,0310 0,0554±0, ,8118±0,0067 0,0665±0,0005 Aktivitas XO (U/mL) 0,0003 0, y = x R² = y = x 0.03 R² = Waktu (menit) Residu Supernatan Gambar 1. Kurva Aktivitas Xantin Oksidase 6

7 Uji Daya Inhibisi Ekstrak Daun Sendok dan Buah Srikaya terhadap Aktivitas Xantin Oksidase Relatif terhadap Allopurinol Kemampuan ekstrak daun sendok dan buah srikaya dalam menginhibisi dapat dilihat dari perubahan aktivitas enzim xantin oksidase dengan dan tanpa inhibitor. Proses penurunan pembentukan asam urat dapat dilihat dari penurunan aktivitas enzim saat penambahan inhibitor. Ekstrak daun sendok dan buah srikaya dapat digunakan sebagai inhibitor xantin oksidase. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan aktivitas xantin oksidase. Perbedaan pelarut pada ekstrak daun sendok mempengaruhi inhibisi terhadap xantin oksidase. Inhibisi ekstrak etanol daun sendok lebih besar daripada ekstrak air daun sendok yakni sebesar 75% mirip dengan inhibisi pada Allopurinol. Hal ini disebabkan oleh kemampuan pelarut dalam mengekstrak metabolit sekunder pada daun sendok. Pelarut etanol 70% mampu menarik senyawasenyawa yang memiliki tingkat kepolaran yang berbeda. Etanol merupakan pelarut polar yang memiliki gugus hidroksil dan metil dengan kepolaran yang berbeda. Selain itu, Etanol 70% mampu mengekstrak senyawa polifenol dan senyawa flavonoid lebih banyak daripada etanol dengan kemurnian yang tinggi (Bimakr, 2010: 6). Sedangkan air hanya mampu mengekstrak senyawasenyawa yang besifat polar. Adanya proses perebusan pada buah srikaya juga mempengaruhi inhibisi terhadap aktivitas xantin oksidase. Inhibisinya cenderung lebih rendah daripada buah srikaya tanpa perebusan. Hal tersebut karena senyawa yang berpotensi sebagai inhibitor xantin oksidase, sebagian rusak pada perebusan karena tidak tahan panas. Buah srikaya tanpa perebusan memiliki daya inhibisi paling besar bahkan melebihi Allopurinol yakni 87,5%. Inhibisi Allopurinol, ekstrak daun sendok dan buah srikaya dapat dilihat pada Tabel 6. Pada uji daya inhibisi xantin oksidase, Allopurinol 10 ppm mampu menginhibisi sebesar 75%. Oleh karena itu, Allopurinol digunakan sebagai kontrol positif pada penelitian ini. Apabila dilihat dari mekanismenya, Allopurinol termasuk inhibitor reversibel kompetitif. Suatu inhibitor kompetitif memiliki struktur mirip dengan substrat. Hal ini menyebabkan adanya kompetisi antara substrat dengan inhibitor dalam mengikat sisi aktif enzim. Xantin oksidase yang berikatan dengan Allopurinol akan membentuk oksipurinol. Pada penelitian, kemungkinan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak daun sendok dan buah srikaya yang berpotensi sebagai inhibitor xantin oksidase adalah flavonoid. Senyawa tersebut memiliki kemiripan struktur dengan xantin. Hal ini disebabkan oleh adanya dua cincin aromatik yang memiliki gugus hidroksil sebagai akseptor elektron dari xantin oksidase (Cos dkk., 1998: 72). Struktur flavonoid bisa dilihat pada Gambar 2. R 3' R 2' R 4' R 7 O R 5' R 3 R 5 O Gambar 2. Struktur Dasar Flavonoid (Sumber: Yulianto, 2009) 7

8 Tabel 6. Daya Inhibisi Allopurinol, Ekstrak Daun Sendok dan Buah Srikaya Sampel Tanpa inhibitor Allopurinol 10 ppm Ekstrak Etanol Daun Sendok 100 ppm Ekstrak Air Daun Sendok 100 ppm Ekstrak Air Daging Buah Srikaya Rebus 100 ppm Ekstrak Air Daging Buah Srikaya Tanpa Rebus 100 ppm Waktu (menit) Absorbansi Konsentrasi Asam Urat (mm) 0 0,4012±0,0017 0,0329±0, ,4653±0,0018 0,0381±0, ,5972±0,0200 0,0489±0, ,6758±0,0310 0,0554±0, ,8118±0,0067 0,0665±0, ,3033±0,0127 0,0248±0, ,3153±0,0092 0,0258±0, ,3431±0,0112 0,0281±0, ,3823±0,0091 0,0313±0, ,4056±0,0067 0,0332±0, ,2321±0,0070 0,0190±0, ,2656±0,0056 0,0217±0, ,2877±0,0143 0,0235±0, ,3149±0,0115 0,0258±0, ,3456±0,0115 0,0283±0, ,2631±0,0063 0,0215±0, ,2826±0,0105 0,0231±0, ,3153±0,0047 0,0258±0, ,3563±0,0088 0,0292±0, ,3998±0,0053 0,0327±0, ,3135±0,0059 0,0327±0, ,3611±0,0065 0,0339±0, ,4136±0,0114 0,0373±0, ,4685±0,0107 0,0418±0, ,5722±0,0052 0,0469±0, ,2489±0,0058 0,0204±0,0005 0,2758±0,0076 0,0226±0,0006 0,2800±0,0055 0,0229±0,0004 0,2954±0,0073 0,0242±0,0006 0,3042±0,0072 0,0249±0,0006 Aktivitas XO (U/mL) Daya Inhibisi (%) 0, , , , ,5 0, , ,5 Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa daya inhibisi ekstrak etanol daun sendok 100 ppm setara dengan Allopurinol 10 ppm. Inhibisi tersebut membutuhkan 3 g ekstrak daun sendok untuk mendapatkan inhibisi setara dengan 1 tablet Allopurinol yang massanya 0,3 g sehingga untuk memperoleh ekstrak sebanyak tersebut diperlukan 376,24 g daun sendok segar. Sedangkan ekstrak air daun sendok 100 ppm setara dengan Allopurinol 8,3 ppm yang membutuhkan 3,6 g ekstrak dari 465,72 gram daun sendok segar. Makin tinggi daya inhibisi ekstrak daun sendok makin tinggi pula kesetaraannya dengan konsentrasi Allopurinol sehingga makin sedikit jumlah ekstrak yang diperlukan untuk menghasilkan senyawa yang mampu menginhibisi aktivitas xantin oksidase. Kesetaraan inhibisi ekstrak daun sendok terhadap Allopurinol dapat dilihat pada Tabel 7. Begitu juga untuk daging buah srikaya dapat dilihat kesetaraan inhibisinya terhadap 1 tablet Allopurinol pada Tabel 8. Untuk daya inhibisi 100 ppm ekstrak daging buah srikaya rebus setara dengan Allopurinol 6,67 ppm dan lebih kecil daripada inhibisi ekstrak daging buah srikaya tanpa rebus yang setara dengan Allopurinol 11,67 ppm. 8

9 Tabel 7. Kesetaraan Inhibisi Ekstrak Daun Sendok terhadap 1 Tablet Allopurinol Ekstrak Daun Sendok Konsentrasi (ppm) Setara dengan Allopurinol (ppm) Massa Ekstrak Setara 1 Tablet Allopurinol (g) Massa Daun Sendok Segar (g) Massa Daun Sendok Segar untuk Menghasilkan Ekstrak Setara 1 Tablet Allopurinol (g) Pelarut ,82 376,24 Etanol Pelarut Air 100 8,3 3,6 778,82 465,72 Tabel 8. Kesetaraan Inhibisi Ekstrak Buah Srikaya terhadap 1 Tablet Allopurinol Ekstrak Buah Srikaya Konsentrasi (ppm) Setara dengan Allopurinol (ppm) Massa Ekstrak Setara 1 Tablet Allopurinol (g) Massa Daging Buah Srikaya (g) Massa Daging Buah Srikaya untuk Menghasilkan Ekstrak Setara 1 Tablet Allopurinol (g) Perebusan 100 6,67 4, ,39 Tanpa ,67 2, ,63 Perebusan PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak daun sendok adalah golongan polifenol, flavonoid, dan alkaloid, sedangkan dalam buah srikaya terdapat flavonoid dan alkaloid, 2) rendemen ekstrak air daun sendok, ekstrak etanol daun sendok, ekstrak air daging buah srikaya rebus dan daging buah srikaya tanpa rebus berturutturut adalah 12,04%, 12,42%, 10,64%, dan 11,88%, 3) daya inhibisi ekstrak air daun sendok, ekstrak etanol daun sendok, ekstrak air daging buah srikaya rebus dan daging buah srikaya tanpa rebus berturutturut adalah 62,5%, 75%, 50%, dan 87,5%, dan 4) massa yang diperlukan agar menghasilkan ekstrak yang mempunyai daya inhibisi setara dengan 1 tablet Allopurinol (100 mg) adalah 465,72 gram (daun sendok segar dengan pelarut air), 376,24 gram (daun sendok segar dengan pelarut etanol 70%), 42,39 gram (daging buah srikaya rebus dengan pelarut air) dan 21,63 gram (daging buah srikaya tanpa rebus dengan pelarut air). Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka saran untuk penelitian selanjutnya adalah 1) identifikasi lebih lanjut metabolit sekunder ekstrak daun sendok dan buah srikaya yang mampu menginhibisi enzim xantin oksidase, 2) penggunaan enzim murni xantin oksidase untuk mengetahui daya inhibisi yang lebih akurat, 3) perlu adanya penelitian lebih lanjut yakni pengujian secara in vivo. 9

10 DAFTAR RUJUKAN Alldred, A GoutPharmacological Management. Hospital Pharmacist, 12: Astuti, A., Pranowo, D., & Puspitasari, S. D Uji Sitotoksisitas Ekstrak Daging Dan Biji Buah Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl Terhadap Sel Mononuklir Normal Perifer Manusia. Indo. J. Chem. 6 (2), Azmi, S. M. N., Jamal, P. & Amid, A Xanthine Oxidase Inhibitory Activity from Potential Malaysian Medicinal Plant as Remedie for Gout. International Food Research Journal. 19 (1): Bergmeyer, H.U., Gawehn, K. & Grassl, M Methods of Enzymatic Analysis (Bergmeyer, H.U. ed.). New York : Academic Press Inc. Bimakr, M Comparison of Different Extraction Methods for The Extraction of Major Bioactive Flavonoid Compounds from Spearmint (Mentha Spicata L.) Leaves. Food Bioprod Process. 2010: 19. Briley, M.S. & Eisenthal, R Association of Xanthine Oxidase with the Bovine MilkFatGlobule Membrane. Journal of Biochemistry. 147: Cao, H., Pauff, J.M. & Hille, R Substrate Orientation and Catalytic Specifity in the Action of Xanthine Oxidase. Journal of Biological Chemistry, 285(36): Corran, H.S., Dewan, J.G., Gordon, A.H. & Green, D.E CCXI. Xanthine Oxidase and Milk Flavoprotein. Journal of Biochemical, 107 (2): Cos, P., Ying, L., Calomme, M., Hu, J.P., Cimanga, K., Poel, B.V., Pieters, L., Vlietinck, A.J. & Berghe, D.V Structure Activity Relationship and Classification of Flavonoids as Inhibitors of Xanthine Oxidase and Superoxide Scavengers. Journal of Natural Product, 61(1): Costantino, L., Albasini, A., Rastelli, G. & Benvenuti, S Activity of polyphenolic crude extracts as scavengers of superoxide radicals and inhibitors of xanthine oxidase. Planta Medica. 58: Dalimartha, S Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat. Bogor: Penebar Swadaya. Evans, C., Mohammed, A., Vunchi & Patience, O Comparism of Xanthine Oxidase Activities in Cow and Goat Milk. Biokemistri, 17 (1): 16. Kartini Isolasi Glikosida Flavon Dari Fraksi Etil Asetat Plantago major L. Astocarpus. 8(2): Lin, C. M., Chen, C. S., Chen, C. T., Liang, Y. C. & Lin, J. K Molecular Modeling of Flavonoid that Inhibits Xanthine Oxidase. Biechemical and Biophysical Research Communications. 294 : Mustarichie, R., Misfiroh, I., & Levita, J Penelitian Kimia Tanaman Obat. Bandung: Widya Padjajaran. Pandey, N., & Barve, D Phytochemical and Pharmacological Review on Annona squamosal Linn. International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences. 2(4): Saha, R Pharmacognosy and Pharmacology of Annona squamosa: A Review. International Journal of Pharmacy and Life Sciences. 2(10): Yulianto, D Inhibisi Xantin Oksidase Secara In Vitro oleh Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa) dan Ciplukan (Physalis angulata). Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: MIPA Institut Pertanian Bogor. 10

UJI FITOKIMIA EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica) DAN BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) SERTA POTENSINYA SEBAGAI INHIBITOR ENZIM XANTIN OKSIDASE

UJI FITOKIMIA EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica) DAN BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) SERTA POTENSINYA SEBAGAI INHIBITOR ENZIM XANTIN OKSIDASE UJI FITOKIMIA EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica) DAN BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) SERTA POTENSINYA SEBAGAI INHIBITOR ENZIM XANTIN OKSIDASE Indra Setiawan Sugianto 1, Subandi 1, dan Muntholib 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK ETANOL KULIT MELINJO (Gnetum gnemon) RELATIF TERHADAP ALLOPURINOL

INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK ETANOL KULIT MELINJO (Gnetum gnemon) RELATIF TERHADAP ALLOPURINOL INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK ETANOL KULIT MELINJO (Gnetum gnemon) RELATIF TERHADAP ALLOPURINOL Sri Wulandari, Subandi, dan Muntholib Universitas Negeri Malang Correspondence Author: sbd_um@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas antioksidan

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Agustus 2006 sampai Juli 2007, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB),

Lebih terperinci

UJI ANTIBAKTERI DAN DAYA INHIBISI EKSTRAK KULIT KACANG TANAH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM XANTIN OKSIDASE

UJI ANTIBAKTERI DAN DAYA INHIBISI EKSTRAK KULIT KACANG TANAH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM XANTIN OKSIDASE UJI ANTIBAKTERI DAN DAYA INHIBISI EKSTRAK KULIT KACANG TANAH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM XANTIN OKSIDASE Listiyana Candra Dewi, Subandi, dan Suharti Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang E-mail: elcandra.dewi@gmail.com;

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Juli 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Lampung Selatan, analisis aktivitas antioksidan dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat 47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2010 di Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) , Vol.04, No.01, Februari 2017, hal: 34-38 ISSN-Print. 2355 5386 ISSN-Online. 2460-9560 http://jps.unlam.ac.id/ Research Article 34 Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air Pemilihan Eluen Terbaik Pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah pelat aluminium jenis silika gel G 60 F 4. Ekstrak pekat ditotolkan pada pelat KLT. Setelah kering, langsung dielusi dalam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai bulan Juli 2014 yang sebagian besar dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Oktober 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Makanan Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km

Lebih terperinci

Uji Penghambatan Xantin Oksidase secara In Vitro Ekstrak Kulit Rambutan

Uji Penghambatan Xantin Oksidase secara In Vitro Ekstrak Kulit Rambutan 12 Original Article ISSN 2407-2354 Uji Penghambatan Xantin Oksidase secara In Vitro Ekstrak Kulit Rambutan Nurul Eka Putri 1, Rissyelly 1, Marista Gilang Mauldina 1 1 Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika FMIPA dan Laboratorium Biomasa Terpadu Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Sawit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan 4.1 Ekstraksi dan Fraksinasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol, maserasi dilakukan 3 24 jam. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam dengan berbagai jenis tumbuhan yang tersebar merata di seluruh daerah. Tuhan menciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan

Lebih terperinci

Buah asam gelugur, rimpang lengkuas, dan kencur. Persiapan contoh. Serbuk contoh

Buah asam gelugur, rimpang lengkuas, dan kencur. Persiapan contoh. Serbuk contoh LAMPIRAN 20 Lampiran 1 Bagan alir penelitian Buah asam gelugur, rimpang lengkuas, dan kencur Persiapan contoh pencucian perajangan pengeringan penggilingan Serbuk contoh Penetapan kadar air Ekstraksi air

Lebih terperinci

KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2015, 3(2), p-issn / e-issn

KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2015, 3(2), p-issn / e-issn KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2015, 3(2), 33-36 1 p-issn 2354-6565 / e-issn 2502-3438 PRESISI UJI ANTIHIPERURISEMIA IN VITRO BERDASARKAN PENGUKURAN SERAPAN PADA DUA PANJANG GELOMBANG Liliek Nurhidayati,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 18 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Pantai Ekowisata Mangrove, Pantai Kapuk, Muara Karang, Jakarta Utara.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat - Beaker glass 1000 ml Pyrex - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex - Maserator - Labu didih 1000 ml Buchi - Labu rotap 1000 ml Buchi - Rotaryevaporator Buchi R 210 - Kain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi senyawa hasil ekstraksi dari bawang putih sebagai alternatif green inhibitor korosi pada kondisi yang sesuai

Lebih terperinci

Sylvia Aulia Rahmah, Suharti dan Subandi Universitas Negeri Malang Corespondence Author:

Sylvia Aulia Rahmah, Suharti dan Subandi Universitas Negeri Malang Corespondence Author: UJI ANTIBAKTERI DAN DAYA INHIBISI EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP AKTIVITAS XANTIN OKSIDASE YANG DIISOLASI DARI AIR SUSU SAPI SEGAR Sylvia Aulia Rahmah, Suharti dan Subandi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan februari sampai juni 2014 di Laboratorium Kimia Material dan Hayati FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis. AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis Ari Eka Suryaningsih 1), Sri Mulyani 1), Estu Retnaningtyas N 2) 1) Prodi P.Kimia Jurusan PMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Lokasi penelitian dilakukan di berbagai tempat, antara lain: a. Determinasi sampel

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Protozoologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen

Lebih terperinci

EFEK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS JANTAN Galur Sprague Dawley

EFEK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS JANTAN Galur Sprague Dawley EFEK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS JANTAN Galur Sprague Dawley Yesi Restina 1, E. Mulyati Effendi 2 dan Ike Yulia W. 3 1,2&3 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH Dian Pratiwi, Lasmaryna Sirumapea Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang ABSTRAK

Lebih terperinci

Korelasi Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase dengan Kandungan Total Alkaloid dan Total Fenol Eksudat Avicennia marina

Korelasi Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase dengan Kandungan Total Alkaloid dan Total Fenol Eksudat Avicennia marina SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII dan Periset Sains Kimia di Era Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 216 MAKALAH PENDAMPING PARALEL C ISBN : 978-62-73159-1-4 Korelasi Aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Umbi bawang dayak segar, simplisia, keripik, metanol, etanol, etilasetat, heksan, air destilata, toluen, H 2 SO 4 pekat, H 2 BO 3 3%, NaOH-5%, Na 2 S 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 17 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Januari sampai April 2010. Keong pepaya dibeli dari nelayan di sekitar Perairan Cirebon. Analisis proksimat keong ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.) IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.) Reny syahruni, Syamsu Nur Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km 13,7 Daya, Makassar

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 hingga Juli 2012. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel yang dilakukan di persawahan daerah Cilegon,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit 8 s n i1 n 1 x x i 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit s RSD (%) 100% x Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit Pengujian Alkaloid Satu gram contoh dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath, 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K 7 Persentase inhibisi = K ( S1 S ) 1 K K : absorban kontrol negatif S 1 : absorban sampel dengan penambahan enzim S : absorban sampel tanpa penambahan enzim Isolasi Golongan Flavonoid (Sutradhar et al

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi 24 Rancangan ini digunakan pada penentuan nilai KHTM. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf α 0.05, dan menggunakan uji Tukey sebagai

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Mei 2010. Tempat penelitian di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains

Lebih terperinci

Uji Aktivitas Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Metanol Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca Sapientum)

Uji Aktivitas Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Metanol Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca Sapientum) Uji Aktivitas Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Metanol Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca Sapientum) Abstrak Telah dilakukan penelitian uji aktivitas senyawa antioksidan dari ekstrak metanol kulit pisang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1. BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tanaman yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan

Lebih terperinci