STUDI HISTOPATOLOGI MANFAAT EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA ORGAN PENCERNAAN AYAM BROILER INTAN JUNITA TRI HADYANTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI HISTOPATOLOGI MANFAAT EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA ORGAN PENCERNAAN AYAM BROILER INTAN JUNITA TRI HADYANTI"

Transkripsi

1 STUDI HISTOPATOLOGI MANFAAT EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA ORGAN PENCERNAAN AYAM BROILER INTAN JUNITA TRI HADYANTI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Histopatologi Manfaat Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) pada Organ Pencernaan Ayam Broiler adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2013 Intan Junita Tri Hadyanti NIM B

4 ABSTRAK INTAN JUNITA TRI HADYANTI. Studi Histopatologi Manfaat Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) pada Organ Pencernaan Ayam Broiler. Dibimbing oleh SRI ESTUNINGSIH dan MAWAR SUBANGKIT. Jintan hitam atau Nigella sativa merupakan salah satu tanaman obat yang terkenal di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perubahan histopatologi organ pencernaan ayam (proventrikulus, ventrikulus, duodenum, dan pankreas) pada ayam broiler setelah diberi N. sativa. Ayam (DOC) dengan jumlah 100 ekor dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan, kelompok kontrol (K) diberi vaksin ND dan IBD, kelompok A diberi vaksin ND, IBD, AI, dan ekstrak N. sativa, kelompok B diberi vaksin ND, IBD, dan ekstrak N. sativa. Ekstrak N. sativa diberikan selama lima minggu dengan rute per oral. Setiap minggu mulai dari minggu ke-2 hingga minggu ke-6 ayam diambil secara acak sebanyak tiga ekor dari masing-masing kelompok untuk diuji histopatologi, ayam dinekropsi dan diambil sampel organ untuk difiksasi dengan Neutral Buffered Formalin (BNF) 10% kemudian dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan Haematoxylin Eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jintan hitam menurunkan jumlah sel radang submukosa; mengurangi ketebalan koilin serta jumlah sel radang submukosa ventrikulus; meningkatkan persentase keutuhan epitel, jumlah dan luas vili serta jumlah kripta; meningatkan persentase sel asinar aktif dan bobot badan ayam. Berdasarkan hasil tersebut mengindikasikan bahwa N. sativa memiliki potensi untuk menjaga saluran pencernaan serta menurunkan jumlah sel radang. Kata kunci : ayam broiler, histopatologi duodenum, histopatologi pankreas, histopatologi proventrikulus, histopatologi ventrikulus, N. sativa ABSTRACT INTAN JUNITA TRI HADYANTI. Histopathological Studies of Black Cumin (Nigella sativa) Extract Benefits in Broiler Chickens Digestive Organs. Supervised by SRI ESTUNINGSIH and MAWAR SUBANGKIT. Black cumin or Nigella sativa is a plant belonging to herbal medicine which is famous in the world. The research was conducted to study the histopathological changes of digestive organs (proventriculus, ventriculus, duodenum, and pancreas) in broiler chickens after administration of N. sativa. A total of 100 chickens (one day old chick / DOC) were divided into 3 treatment groups, namely control (K) group, vaccinated ND, and vaccinated IBD; group A vaccination with ND, IBD, AI virus and treated by extracts N. sativa; group B given ND, IBD virus vaccine, and extracts N. sativa. Extracts N. sativa was given for 5 weeks every day with the oral administration route. Every week since the second week up to sixth week chickens drawn at randomly to be analyzed histopathological, chicken were necropsied and organ samples were collected for a later fixed with Neutral Buffered Formalin (BNF) 10% and processed into

5 histopathology slides stained with Haematoxylin Eosin (HE). The results showed that the extract of N. sativa reduced number of inflammatory cells in proventriculus; decrease of ventriculus koilin thickening while decreasing the number of inflammatory cells of ventriculus; increased the percentage of intact epithelium, increasing the number and extensive of intestinal villi; and increasing the number of bowel crypts; increase the number active acinar of pancreas and increase the body weight. This result indicate that extracts of N. sativa has the protective potency on gastrointestinal tract of broiler chickens and reduce the number of the inflammatory cells. Key words : broiler chicken, duodenum histopathology, pancreas histopathology, proventriculus histopathology, ventriculus histopathology, N. sativa

6

7 STUDI HISTOPATOLOGI MANFAAT EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA ORGAN PENCERNAAN AYAM BROILER INTAN JUNITA TRI HADYANTI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

8

9 Judul Skripsi : Studi Histopatologi Manfaat Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) pada Organ Pencernaan Ayam Broiler Nama : Intan Junita Tri Hadyanti NIM : B Disetujui oleh Dr drh Sri Estuningsih, MSi, APVet Pembimbing I drh Mawar Subangkit Pembimbing II Diketahui oleh drh H Agus Setiyono, MS PhD, APVet Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Tanggal Lulus:

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2011 ini ialah stdi histopatologi pengaruh pemberian herbal, dengan judul Studi Histopatologi Manfaat Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) pada Organ Pencernaan Ayam Broiler. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr drh Sri Estuningsih, MSi, APVet dan drh Mawar Subangkit selaku pembimbing skripsi atas ilmu, waktu, dukungan, motivasi, dan kesabaran yang telah diberikan selama ini. Ungkapan terima kasih sebesar-besarnya disampaikan kepada mama, bapak, kedua kakak, adik, kak Adi, dan keluarga besar atas segala doa dan kasih sayangnya. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang-orang yang mendukung dan membantu penulis dalam menyusun skripsi : Dr drh Denny Widaya Lukman, MSi, drh Wahono Esthi Prasetyaningtyas, MSi, Pak Kasnadi, Pak Soleh, Pak Endang, Bibi, Mbak Kiki, dan seluruh staf Bagian Patologi FKH IPB. Teman senasib seperjuangan Mutia dan Zhaviera, Geng Ikan (Desray, Rahmah, Fatma, dan Bolas), Paguyuban tercinta (Riris, Susi, Cupu, Widia, Farah, Hafiz, Dian, Rizal, Babang, Jami, Awan, Mutia, Ridwan, Chandra), Afdi, Zani, Irene A, Kak Agung, dan Kak Bambang atas semangat, bantuan, nasihat, dan dukungannya, asisten praktikum Patsis 2012, serta seluruh Avenzoar tercinta dan nama-nama yang tidak bisa penulis cantumkan satu persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2013 Intan Junita Tri Hadyanti

11 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 1 Manfaat 1 TINJAUAN PUSTAKA 2 Ayam broiler 2 Vaksinasi 2 Sistem Pencernaan Ayam 2 Jintan Hitam (Nigella sativa) 4 METODE 4 Tempat dan Waktu Penelitian 4 Alat dan Bahan 5 Pelaksanaan Penelitian 5 Persiapan Kandang 5 Pengelompokan Ayam 5 Jadwal Vaksinasi 6 Pemberian Jintan Hitam 6 Pengolahan sampel penelitian 6 Parameter Penelitian 6 Analisis Data 7 HASIL DAN PEMBAHASAN 7

12 Hasil 7 Perubahan histopatologi pada proventikulus 7 Perubahan histopatologi pada ventrikulus 10 Perubahan histopatologi pada duodenum 11 Perubahan histopatologi pada pankreas 13 Bobot badan ayam 15 Pembahasan 15 SIMPULAN DAN SARAN 18 Simpulan 18 Saran 18 DAFTAR PUSTAKA 18 RIWAYAT HIDUP 22

13 DAFTAR TABEL 1 Pembagian kelompok perlakuan pada ayam 5 2 Pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) pada proventrikulus ayam broiler 3 Pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) pada ventrikulus ayam broiler 4 Pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) pada duodenum ayam broiler 5 Pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) pada pankreas ayam broiler 6 Rataan bobot badan ayam (g) sebelum dan sesudah diberi ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) DAFTAR GAMBAR 1 Bagian proventrikulus yang diamati 7 2 Fotografi mikro diameter kelenjar proventrikulus 8 3 Fotografi mikro erosi epitel proventrikulus 8 4 Fotografi mikro sel radang proventrikulus 9 5 Fotografi mikro lapisan koilin dan otot polos ventrikulus 10 6 Fotografi mikro sel radang submukosa ventrikulus 10 7 Fotografi erosi epitel dan vili duodenum 12 8 Fotografi mikro mikro kripta duodenum 12 9 Fotografi mikro sel asinar aktif pada pankreas Fotografi mikro pulau langerhans pankreas 14

14

15 PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam merupakan sumber protein hewani yang baik karena mengandung asam amino essensial yang lengkap, selain itu serat serat dagingnya pendek dan lunak. Hidangan daging ayam digunakan sebagai sumber protein dalam diet, hal ini untuk mengurangi jumlah kalori yang diterima dalam tubuh (Muchtadi dan Sugiono 1992). Ayam pedaging merupakan ternak yang penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat. Permintaan terhadap daging ayam semakin bertambah seiring dengan meningkatnya penghasilan dan kesadaran penduduk akan pentingnya protein hewani. Selain itu, daging ayam sangat disukai karena harganya yang tergolong murah jika dibandingkan dengan harga daging asal hewan lain dan halal. Pemeliharaan ayam secara intensif dapat membuat ayam mudah mengalami stres sehingga terjadi penurunan kemampuan sistem kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh rendah maka akan mudah terjangkit berbagai macam penyakit. Hal ini menyebabkan pula respon ayam terhadap vaksinasi kurang optimal. Pemeliharaan ayam dalam jumlah besar di peternakan akan menurunkan aktivitas sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang menurun dapat memudahkan agen infeksius (bakteri, protozoa, virus, dan cendawan) masuk ke dalam tubuh ayam melalui inhalasi ataupun oral. Hal ini dapat menyebabkan penurunan fungsi organ tubuh salah satunya organ pencernaan. Usaha yang dapat dilakukan agar organ pencernaan tetap berfungsi dengan baik salah satunya menjaga kualitas saluran pencernaan ayam. Pemberian herbal alami seperti ekstrak minyak jintan hitam saat ini dipercaya dapat meningkatkan fungsi organ pencernaan seperti penelitian yang telah dilakukan pada mencit (Rostika 2012). Fungsi organ pencernaan yang baik akan memberikan dampak terhadap kenaikan bobot badan ayam broiler sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam dari fungsi jintan hitam terhadap organ pencernaan ayam secara histopatologi. Tujuan Mempelajari histopatologi organ pencernaan (proventrikulus, ventrikulus, duodenum, dan pankreas) setelah diberi ekstrak jintan hitam. Manfaat Hasil penelitian mengenai manfaat ekstrak jintan hitam pada organ pencernaan (proventrikulus, ventrikulus, duodenum, dan pankreas) diharapkan dapat menambah acuan ilmiah bagi peternak untuk meningkatkan kualitas ternak dan mencegah penyakit secara umum.

16 2 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan dalam keperluan hidup pemeliharanya. Ayam peliharaan merupakan keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan yang dikenal sebagai ayam hutan merah (Gallus gallus) atau ayam bangkiwa (Wong 2004). Ayam broiler komersial sebelum masa perkembangannya hanya mempunyai tingkat produktivitas rendah karena selain menghasilkan daging juga menghasilkan telur. Para ahli genetik melakukan penelitian, persilangan, dan seleksi terus menerus hingga dihasilkan varietas ayam murni yang khusus menghasilkan daging (Fadillah 2004). Tipe pedaging yang dimaksud adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan dipanen dan diambil dagingnya sebagai sumber protein hewani bagi konsumen. Broiler umumnya dipanen pada umur 32 hari dengan berat sekitar 1.5 kg (Murwani 2010). Menurut SNI (2008), bobot DOC minimal 37 gram atau 65% dari berat awal telur tetas. Vaksinasi Sistem pemeliharaan ayam broiler secara intensif akan meningkatkan resiko terjadinya wabah penyakit sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam yang dipelihara terhadap berbagai penyakit infeksi (Belgis et al. 2010). Penyakit yang sering menginfeksi ayam di Indonesia antara lain salmonellosis, colibacillosis, dan Newcastle disease (ND) (Kabir 2010; CFSPH 2006; Alzeer 2008). Dibutuhkan vaksinasi untuk mencegah terjadinya penyakit pada ayam. Vaksin pada ayam broiler yang biasa diberikan di Indonesia antara lain vaksin ND, vaksin IBD, vaksin AI, dan vaksin Marek s disease (Medion 2008). Sistem Pencernaan Ayam Alat pencernaan ayam terdiri dari mulut, kerongkongan (esofagus), tembolok (crop), lambung kelenjar (proventrikulus), lambung otot (ventrikulus), usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum), caecum (usus buntu), colon (usus besar), dan kloaka (Sturkie dan Whittow 2000). Ayam memiliki lidah tetapi tidak memiliki gigi. Langit-langit mulutnya lunak tetapi memiliki rahang atas dan bawah yang menulang untuk menutup mulut. Paruh digunakan untuk mengambil makanan kemudian didorong ke esophagus. Kemudian dengan gerak peristaltik makanan disalurkan menuju tembolok. Tembolok merupakan bagian setelah esofagus yang melebar di salah satu sisinya berbentuk kantung berperan sebagai tempat penyimpanan makanan sementara. Sedikit bahkan tidak ada proses pencernaan di dalam tembolok kecuali pencampuran sekresi saliva dari mulut yang dilanjutkan pada bagian ini (Polana dan Fadillah 2004). Lambung ayam terdiri dari dua bagian, yaitu lambung kelenjar (glandular stomach) atau proventrikulus dan lambung otot (muscular stomach) atau

17 ventrikulus. Bagian proventrikulus menghasilkan asam klorida (HCl) dan beberapa enzim pencernaan seperti pepsin (Lelland 1990). Epitel dari proventrikulus adalah silindris sebaris. Terdapat lamina propria tipis sebagai pemisah dari lobulus kelenjar submukosa. Kelenjar satu dengan lainnya saling berhimpitan yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Setiap lobulus kelenjar berisi rongga sentral dengan tubulus sekresi yang langsung terhubung ke jaringan ikat interlobular. Sebuah saluran ekskretoris mengalir ke permukaan mukosa lambung. Kelenjar hanya berisi satu jenis sel yang mengeluarkan asam dan pepsinogen. Muskularis eksterna tersusun atas otot polos dengan bagian dalam berbentuk melingkar dan lapisan luar berbentuk longitudinal (Aughey dan Frye 2010). Bagian pencernaan ayam setelah proventrikulus adalah ventrikulus atau gizzard. Ventrikulus sering juga disebut muscular stomach (lambung otot). Lokasinya berada di antara proventrikulus dan bagian usus halus. Ventrikulus memiliki dua pasang otot yang sangat kuat sehingga ayam mampu menggunakan tenaga yang kuat. Partikel pakan yang lebih besar menyebabkan kontraksi semakin cepat. Biasanya di dalam ventrikulus terkandung material yang bersifat membantu dalam penggilingan, seperti grit, karang, dan kerikil. Material halus akan masuk dan keluar lagi dalam beberapa menit kemudian menuju saluran usus, tetapi pakan berupa material kasar akan tinggal di dalam ventrikulus untuk beberapa jam (Murwani 2010). Secara histologi ventrikulus tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan koilin, submukosa, dan lapisan otot polos. Permukaan ventrikulus dibatasi dengan produk sekresi dari kelenjar mukosa yang berupa lapisan permukaan keras membentuk kutikula atau koilin. Epitel tersusun dari silindris rendah dan bersambung dalam tubular sederhana dari kelenjar mukosa di lamina propria. Terdapat pula lapisan submukosa dan lapisan otot polos yang tebal (Aughey dan Frye 2010). Intestinum merupakan salah satu organ sistem pencernaan. Fungsi utama saluran pencernaan, yaitu mencerna dan memecah makanan menjadi lebih kecil dan sederhana sehingga dapat diserap oleh sirkulasi tubuh guna menunjang kehidupan organisme (Frappier 2006). Bagian usus halus pada ayam memiliki panjang yang seragam, terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum memiliki vili paling panjang dan menebal pada bagian pangkal (Bacha LM dan Bacha WJ 2000). Usus halus pada ayam mirip dengan mamalia tetapi panjangnya lebih seragam. Jaringan limfatik tersebar di dalam lamina propria dan submukosa. Lapisan ketiga dari usus adalah muskularis eksterna yang terdiri dari otot polos melingkar (Aughey dan Frye 2010). Ayam memiliki kelenjar eksokrin dan endokrin, yaitu pankreas. Pankreas menempel pada duodenal loop. Pankreas mensekresikan pancreatic juice yang mengandung enzim amilase, lipase, dan tripsin. Selain itu pankreas berfungsi juga sebagai kelenjar endokrin dengan mensekresikan hormon insulin, somatotropin, dan glukagon (Fadillah 2004). Kelenjar eksokrin pankreas burung mirip dengan mamalia, tetapi memiliki sedikit jaringan ikat interlobular. Bagian endokrin pankreas atau Pulau Langerhans memiliki tiga jenis sel, yaitu sel beta (bagian terang), sel alpha (bagian gelap), dan campuran (Aughey dan Frye 2010). 3

18 4 Colon relatif berbentuk lurus dan pendek dan terhubung ke kloaka. Kloaka merupakan gabungan saluran urogenital, tempat keluar feses, dan saluran reproduksi (Frandson et al. 2009). Jintan Hitam (Nigella sativa) Jintan hitam atau black cumin (Nigella sativa) merupakan tanaman asli Eropa Selatan dan banyak ditemukan di India. Tanaman ini ditumbuhkan di berbagai daerah di dunia, khususnya Timur Tengah (Nergiz dan Otles 1993). Klasifikasi Nigella sativa (Hutapea 1994) sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Ranunculales Family : Ranunculaceae Genus : Nigella Species : Nigella sativa Kandungan thymoquinone (TQ) di dalam minyak dan biji jintan hitam telah menunjukkan potensi obat dalam pengobatan tradisional (Salem 2005). Di Timur Tengah, jintan hitam biasa digunakan sebagai obat tradisional untuk memperbaiki kondisi kesehatan manusia (Al Saleh et al. 2006). Jintan hitam dapat meningkatkan rasio sel CD 4 + dan CD % dan peningkatan fungsi sel natural killer sebanyak 30%, sehingga jintan hitam dapat berfungsi sebagai immunomodulator (Salem 2005). Jintan hitam sangat penting bagi Negara Arab dan pengobatan tradisional secara Islam untuk mengobati berbagai macam penyakit terutama mengobati gangguan perut dan kolik. Jintan hitam juga dianggap efektif mengatasi kejang, asma, sakit kepala, dan kecacingan (Van Wyk dan Wink 2004). Menurut El-Dakhakhny et al. (2002), jintan hitam memiliki khasiat sebagai peningkat kekebalan tubuh, antiradang, dan antibakteri. Selain itu, jintan hitam juga dapat menghilangkan cacing dan parasit dalam usus (Topozoda et al. 1965). Penelitian yang dilakukan oleh Al-Beitawi dan Ghousein (2008) menunjukan bahwa pemberian jintan hitam pada ayam broiler dapat meningkatkan berat hidup, pertambahan berat badan, dan konsumsi pakan. METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2011 sampai bulan Juni Bertempat di Fasilitas Kandang Hewan Percobaan Fakultas Kedokteran Hewan dan Laboratorium Histopatologi Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

19 5 Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Day Old Chick (DOC) sebanyak 100 ekor, larutan gula, pakan, air minum, sekam sebagai alas kandang, dan Vitachick (mengandung multivitamin dan antibiotik). Alat dan bahan pembuatan preparat histopatologi dengan pewarnaan Haematoxylin Eosin (HE) dibutuhkan Buffered Neutral Formalin (BNF) 10%, NaCl fisiologis, aquadest, etanol konsentrasi bertingkat (70%, 80%, 90%, 96%), etanol absolut, xylol, haematoxylin C.I , eosin C.I , lithium karbonat, perekat albumin, dan parafin. Bahan untuk perlakuan berupa minyak ekstrak jintan hitam (sediaan komersil), vaksin Infectious Bursal Disease (IBD), vaksin Newcastle Disease (ND), dan vaksin Avian Influenza (AI). Alat yang digunakan selama penelitian yaitu kandang pemeliharaan ayam dengan pemisah untuk tiga kelompok, peralatan nekropsi, object glass, cover glass, sakura automatic tissue processor, refrigerator, mikrotom, mikroskop cahaya, dan electronic eyepiece camera beserta seperangkat komputer untuk pengambilan gambar jaringan. Perangkat lunak ImageJ 1.46 untuk Microsoft Windows untuk mengukur parameter setiap organ. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Kandang Sebelum digunakan, kandang terlebih dahulu didesinfeksi menggunakan deterjen dan desinfektan. Selain proses desinfeksi dilakukan juga proses pengapuran dan fumigasi menggunakan larutan formalin 10% v/v. Pengelompokan Ayam Penelitian ini menggunakan ayam broiler berumur satu hari (day old chick) dengan bobot berkisar 60 gram. Hari pertama diberikan larutan gula 1% untuk memberikan tambahan tenaga pada ayam. Masa adaptasi dilakukan selama satu minggu untuk mengembalikan kondisi ayam yang stress akibat pemindahan dan transportasi. Selama masa adaptasi ayam dikelompokkan menjadi dua kandang dengan jumlah masing-masing kandang 50 ekor. Ayam didistribusikan ke dalam tiga kelompok perlakuan setelah satu minggu masa adaptasi. Pengelompokan tiga kelompok ayam sebagai berikut : Tabel 1 Pembagian kelompok perlakuan pada ayam Kelompok Jumlah Ayam (ekor) Perlakuan 1 30 Vaksinasi ND Vaksinasi IBD 2 35 Jintan hitam 100% (0.02 ml)/hari Vaksinasi ND Vaksinasi IBD Vaksinasi AI 3 35 Jintan hitam 100% (0.02 ml)/hari Vaksinasi ND Vaksinasi IBD

20 6 Saat umur ayam 0-14 hari alas kandang dilapisi koran dan pakan diberikan dengan cara ditebarkan di lantai kandang. Ketika ayam berumur 14 hari alas kandang diganti menggunakan sekam padi. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum (selalu tersedia) yang ditambahkan Vitachick setiap hari selama masa pemeliharaan (42 hari), pemberian pakan juga diberikan secara ad libitum. Jadwal Vaksinasi Vaksin yang diberikan adalah vaksin ND, vaksin IBD, dan vaksin AI berupa vaksin inaktif. Vaksin ND diberikan pada hari ke-11 menggunakan live vaccine strain B1 sedangkan vaksin hari ke-19 menggunakan live vaccine strain La Sota. Rute vaksinasi diberikan secara eye drop (tetes mata). Vaksin aktif IBD diberikan secara per oral dicampur dengan susu skim tanpa lemak pada hari ke-22. Vaksin AI diberikan pada hari ke-28 menggunakan killed vaccine dengan rute pemberian sub kutan di daerah leher (Swayne 2008). Pemberian Jintan Hitam Jintan hitam dengan dosis 0.02 ml setiap hari pada minggu kedua hingga minggu keenam. Pemberian jintan hitam pada ayam dilakukan per oral dengan cara dicekokkan. Pengolahan Sampel Penelitian Pemisahan kelompok dimulai pada minggu kedua. Ayam dinekropsi satu minggu sekali dari minggu ke-2 hingga ke-6, diambil 3 ekor dari masing-masing kelompok secara acak. Organ yang diambil yaitu proventrikulus, ventrikulus, pankreas, dan duodenum kemudian difiksasi menggunakan larutan BNF 10%. Trimming (memotong organ di bagian tengah setebal 0.3 cm yang akan dijadikan preparat histopatologi) dilakukan setelah larutan BNF 10% berpenetrasi sempurna ke dalam organ. Potongan organ dibuat preparat histopatologi dengan bantuan tissue embedding console lalu diberi pewarnaan HE (Haematoxilin Eosin). Sediaan dapat diamati dengan mikroskop cahaya lalu dibuat foto menggunakan menggunakan eyepiece camera kemudian diukur sesuai parameter penelitian menggunakan software Java Image Parameter Penelitian Pengamatan organ pencernaan ayam menggunakan mikroskop cahaya dan eyepiece camera. Data diperoleh menggunakan perangkat lunak ImageJ sebanyak 10 lapang pandang. Penghitungan diameter kelenjar proventrikulus, tebal koilin ventrikulus, tebal otot polos ventrikulus, jumlah vili, luas vili, dan keutuhan vili duodenum dengan perbesaran 4x lensa objektif, persentase keutuhan vili dihitung dengan membagi jumlah vili utuh dengan total jumlah vili lalu dikali 100%. Penghitungan keutuhan epitel proventrikulus dan jumlah kripta menggunakan perbesaran 10x lensa objektif, persentase jumlah keutuhan sel epitel dihitung dengan membagi jumlah epitel yang utuh dengan total jumlah epitel kemudian dikali 100%. Penghitungan luas pulau langerhans menggunakan perbesaran 20x lensa objektif. Penghitungan jumlah sel radang submukosa proventrikulus dan ventrikulus serta jumlah sel eksokrin pankreas yang aktif menggunakan perbesaran 40x lensa objektif. Persentase jumlah sel asinar yang aktif didapat

21 dengan membagi jumlah sel asinar yang aktif dengan jumlah seluruh sel eksokrin lalu dikali 100%. Analisis Data Data pengamatan histopatologi terhadap seluruh parameter penelitian dicari rataan serta simpangan bakunya secara statistik dengan menggunakan Uji Sidik Ragam (ANOVA) dalam perangkat lunak SAS (Statistical Analysis System) produksi SAS Institute Inc. yang dilanjutkan dengan Uji Duncan untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang nyata antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan secara umum terhadap daya hidup dan kesehatan DOC menunjukkan bahwa DOC cukup baik kualitasnya. Mulai minggu pertama hingga minggu kedua kematian berkisar antara 8 ekor dari 100 ekor DOC (8%). Kematian terjadi akibat trauma karena terinjak dan terjepit oleh sesama ayam, tidak ada yang menunjukkan akibat dari infeksi suatu penyakit. Maternal antibodi yang masih terdapat dalam tubuh ayam hingga minggu kedua merupakan salah satu faktor tidak ditemukannya kematian karena infeksi (Hamar et al. 2006). Perubahan Histopatologi pada Proventikulus Berdasarkan pengamatan pada preparat histopatologi proventrikulus dalam penelitian ini, proventrikulus terdiri dari epitel penutup, submukosa, dan kelenjar (Gambar 1). Menurut Bacha LM dan Bacha WJ (2000), proventrikulus terdiri atas epitel penutup, mukosa, submukosa, dan kelenjar. Kelenjar pada proventrikulus menghasilkan pepsinogen dan HCl Gambar 1 Bagian proventrikulus yang diamati. Keterangan (1) epitel penutup, (2) submukosa, (3) kelenjar

22 8 Hasil pengamatan proventrikulus dengan parameter diameter kelenjar, persentase keutuhan epitel, dan jumlah sel radang pada submukosa dapat dilihat pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4. Hasil uji statistik dapat dilihat pada Tabel 2. A B C Gambar 2 Fotografi mikro diameter kelenjar proventrikulus (panah hitam) dengan pewarnaan HE. Keterangan (A) kelompok K, (B) kelompok A, (C) kelompok B A B C Gambar 3 Fotografi mikro perbandingan epitel proventrikulus yang mengalami deskuamasi (panah merah) dengan pewarnaan HE. Keterangan (A) kelompok K, (B) kelompok A, (C) kelompok B

23 9 A B C Gambar 4 Fotografi mikro sel radang proventrikulus (panah merah) dengan pewarnaan HE. Keterangan (A) kelompok K, (B) kelompok A, (C) kelompok B Tabel 2 Parameter Diameter kelenjar (µm) Keutuhan epitel (%) Jumlah sel radang Pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) pada proventrikulus ayam broiler dalam luas lapang pandang µm 2 Minggu ke- Kelompok K A B ± 0.02 a ± 1.81 a ± 0.58 a ± 1.91 a ± 0.95 a ± 0.34 a ± 1.67 a ± 1.54 a ± 0.63 a ± 0.05 a ± 0.92 a ± 1.18 a ± 2.52 a ± 3.59 a ± 0.10 a ± b ± 7.37 a ± 3.46 ab ± 3.21 b ± 2.08 a ± 4.51 b ± 2.52 ab ± 8.00 a ± 3.06 b ± 5.69 a ± a ± 8.19 a ± b ± 9.02 a ± ab ± 0.40 b 2.67 ± 0.08 ab 3.22 ± 0.11 a ± 0.58 a 2.62 ± 0.29 a 2.74 ± 0.58 a ± 0.50 a 2.22 ± 0.18 a 3.86 ± 0.15 a ± 0.51 a 2.12 ± 0.42 a 2.34 ± 0.47 a ± 0.57 a 1.99 ± 0.39 a 1.50 ± 0.46 a Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan nyata (p>0.05) pada hasil pengamatan diameter kelenjar namun pada persentase keutuhan epitel dan jumlah sel radang terdapat perbedaan nyata (p<0.05). Diameter kelenjar pada kelompok yang diberi jintan hitam cenderung meningkat dan memiliki nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok Kl. Jumlah keutuhan epitel di minggu ke-4 terdapat perbedaan nyata dengan jumlah tertinggi pada kelompok A. Keutuhan epitel pada kelompok yang diberi jintan hitam cenderung meningkat pada minggu ke-5 hingga ke-6 sedangkan kelompok

24 10 K memiliki keutuhan epitel yang tidak stabil. Jumlah sel radang pada minggu ke-2 memiliki perbedaan nyata dengan jumlah tertinggi pada kelompok yang diberi jintan hitam namun cenderung menurun dan lebih rendah dari kelompok K di minggu selanjutnya. Perubahan Histopatologi pada Ventrikulus Ventrikulus merupakan lambung pencernaan pada ayam yang berfungsi mencerna makanan secara mekanik. Parameter yang diamati adalah tebal koilin, tebal otot polos, dan jumlah sel radang submukosa (Gambar 5 dan Gambar 6). Hasil uji statistik pada ventrikulus dapat dilihat pada Tabel 3. A B C Gambar 5 Fotografi mikro lapisan koilin (panah hitam) dan otot polos (panah merah) ventrikulus dengan pewarnaan HE. Keterangan (A) kelompok K, (B) kelompok A, (C) kelompok B A B Gambar 6 Fotografi mikro sel radang submukosa ventrikulus (panah merah) dengan pewarnaan HE. Keterangan (A) kelompok K, (B) kelompok A, (C) kelompok B Berdasarkan data pada Tabel 3, terdapat perbedaan nyata (p<0.05) antar kelompok perlakuan pada tebal koilin di minggu ke-4 dan jumlah sel radang di minggu ke-5. Hasil uji statistik untuk tebal otot polos tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata (p>0.05) antar kelompok. Kelompok A memiliki tebal koilin lebih rendah daripada kelompok K pada minggu ke-4, namun lebih tinggi dari kelompok B. Tebal koilin dalam satu kelompok setiap minggunya memiliki tebal yang bervariasi sejalan dengan waktu. Jumlah sel radang pada minggu ke-5 untuk kelompok A memiliki jumlah yang paling rendah dibandingkan dengan kelompok lainnya. C

25 Tabel 3 Parameter Tebal lapisan koilin (µm) Tebal otot polos (µm) Jumlah sel radang Pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) pada ventrikulus ayam broiler dalam luas lapang pandang 20000µm 2 Minggu ke- Kelompok K A B ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± ab ± b ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± 0.21 a 1.5 ± 0.31 a 2.0 ± 0.14 a ± 0.29 a 0.7 ± 0.46 a 1.6 ± 0.27 a ± 0.27 a 1.4 ± 0.17 a 1.8 ± 0.25 a ± 0.21 ab 0.7 ± 0.31 b 2.8 ± 0.59 a ± 0.27 a 1.6 ± 0.44 a 2.6 ± 0.35 a Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok. Perubahan Histopatologi pada Duodenum Secara makroskopis usus halus dibagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Ketiga bagian ini pada dasarnya mempunyai struktur histologi yang hampir sama. Lapisan-lapisan penyusun dinding usus halus mulai dari dalam ke luar lumen usus terdiri dari tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa (Frappier 2006). Hasil pengamatan histopatologi duodenum dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8. Hasil uji statistik dapat dilihat pada Tabel 4 11

26 12 A B C D E F Gambar 7 Fotografi mikro erosi epitel (panah hitam) dan vili duodenum (panah merah) dengan pewarnaan HE. Keterangan (A) kelompok K, (B) kelompok A, (C) kelompok B; Perbesaran kuat erosi epitel (D) kelompok K, (E) kelompok A, (F) kelompok B A B Gambar 8 Fotografi mikro kripta duodenum (panah merah) dengan pewarnaan HE. Keterangan (A) kelompok K, (B) kelompok A, (C) kelompok B Berdasarkan Tabel 4 terdapat perbedaan nyata (p<0.05) antar kelompok pada jumlah kripta, keutuhan epitel, jumlah vili, dan luas vili. Jumlah keutuhan epitel memiliki perbedaan nyata (p<0.05) pada minggu ke-5 Kelompok A memiliki jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok K, namun lebih tinggi dari kelompok B. Jumlah vili memiliki perbedaan nyata (p<0.05) pada minggu ke-5. Kelompok yang diberi jintan hitam lebih tinggi dibandingkan C

27 dengan kelompok kontrol. Luas vili pada kelompok K bila dibandingkan dengan rata-rata kelompok A dan B memiliki nilai tertinggi di minggu ke-2, namun di minggu ke-3 hingga minggu ke-5 memiliki nilai paling rendah. Rataan luas vili pada minggu ke-6, kelompok B memiliki nilai paling tinggi, sedangkan kelompok A memiliki nilai paling rendah. Jumlah kripta pada minggu ke-2 perlakuan memiliki perbedaan nyata, kelompok A memiliki jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok B namun lebih rendah dari kelompok K. Jumlah kripta pada kelompok A dan B memiliki kecenderungan meningkat namun pada kelompok K cenderung tidak stabil. Tabel 4 Pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) pada duodenum ayam broiler dalam luas lapang pandang 20000µm 2 Parameter Minggu ke- Kelompok K A B ± 19.3 a 85.8 ± 6.0 a 41.1 ± 8.8 a ± 53.1 a 77.2 ± 31.2 a 86.4 ± 17.1 a Keutuhan epitel (%) ± 63.9 a 85.3 ± 17.9 a 99.1 ± 1.6 a ± 57.7 b 87.7 ± 15.4 a 79.1 ± 25.2 ab ± 21.4 a 65.6 ± 38.0 a 92.4 ± 4.7 a ± 0.6 a 5.2 ± 1.7 a 4.6 ± 2.9 a ± 3.1 a 4.5 ± 1.3 a 4.4 ± 1.5 a Jumlah vili ± 3.5 a 4.3 ± 1.0 a 4.0 ± 2.1 a ± 2.3 b 4.5 ± 0.6 a 5.7 ± 0.6 a ± 0.6 a 6.4 ± 3.8 a 4.0 ± 0.6 a ± 1.2 a 18.9 ± 5.6 a 14.9 ± 12.0 a ± 12.6 a 23.5 ± 0.2 a 23.1 ± 2.1 a Luas vili (µm 2 ) ± 0.8 b 22.5 ± 0.9 a 23.8 ± 4.3 a ± 0.9 a 22.9 ± 1.9 a 22.9 ± 0.7 a ± 3.1 a 15.2 ± 12.5 a 23.2 ± 0.7 a ± 16.1 a ± 45.2 a ± 27.0 a ± 77.4 a ± 63.7 a ± a Jumlah kripta ± a ± 39.6 b ± 31.6 c ± a ± 58.7 a ± 36.7 a ± 63.2 a ± 57.8 a ± 32.5 a Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok. 13 Perubahan Histopatologi pada Pankreas Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu sebagai fungsi eksokrin dan endokrin. Fungsi eksokrin berkaitan dengan enzim-enzim pencernaan sedangkan fungsi endokrin berkaitan dengan sekresi hormon metabolik (Utama 1998). Parameter pengamatan histopatologi pankreas terdiri dari dua bagian, yaitu luas pulau langerhans dan jumlah sel asinar yang aktif. Hasil pengamatan sel asinar aktif dan luas pulau langerhans dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10 serta uji statistik pada Tabel 5.

28 14 A B C Gambar 9 Fotografi mikro sel asinar aktif (panah hitam) pankreas dengan pewarnaan HE. Keterangan (A) kelompok K, (B) kelompok A, (C) kelompok B A B C Gambar 10 Fotografi mikro pulau langerhans (panah hitam) pankreas dengan pewarnaan HE. Keterangan (A) kelompok K, (B) kelompok A, (C) kelompok B Tabel 5 Pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) pada pankreas ayam broiler dalam luas lapang pandang µm 2 Parameter Luas pulau langerhans (µm 2 ).Jumlah sel asinar aktif (%) Minggu ke- Kelompok K A B ± a ± a ± a ± 54.1 a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± a ± 1.5 b 61.0 ± 1.7 ab 53.5 ± 5.8 a ± 1.3 b 62.2 ± 2.8 a 52.1 ± 4.4 b ± 3.6 b 59.4 ± 3.4 a 49.6 ± 6.6 ab ± 4.7 a 63.6 ± 2.1 a 56.6 ± 2.0 a ± 7.6 b 74.0 ± 2.1 a 61.7 ± 7.6 ab Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar setiap kelompok.

29 Berdasarkan Tabel 5 memperlihatkan tidak ada perbedaan nyata (p>0.05) antar kelompok perlakuan pada luas pulau langerhans namun terdapat perbedaan nyata (p<0.05) pada jumlah sel asinar yang aktif. Jumlah sel asinar aktif kelompok A dan B memiliki nilai yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok K. Bobot Badan Ayam Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit, dan makanan. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan absorbsi hasil pencernaan, air dan berbagai elektrolit, serta sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang diabsorbsi. Kondisi sel-sel saluran pencernaan yang baik akan menunjang proses pencernaan yang optimal. Data bobot badan ayam sebelum diberi jintan hitam (minggu pertama) hingga minggu kelima dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Rataan bobot badan ayam broiler (g) sebelum dan sesudah diberi ekstrak minyak jintan hitam (Nigella sativa) Minggu ke- K A B ± 46.7 a 172 ± 26.0 a 121 ± 15.9 a ± 23.0 b 460 ± 51.7 a 402 ± 3.0 a ± 98.1 b 857 ± 15.1 a 779 ± 38.4 ab ± 58.5 b 1281 ± a 1222 ± 63.6 ab ± 15.0 b 1763 ± a 1555 ± 65.2 ab Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar setiap kelompok. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa perbedaan bobot badan ayam memiliki perbedaan nyata (p<0.05). Pada kelompok yang diberi jintan hitam memiliki bobot badan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. 15 Pembahasan Kelenjar proventrikulus berfungsi untuk sekresi HCl dan enzim pencernaan seperti pepsin yang berfungsi membantu dalam proses pencernaan makanan (Lelland 1990). Diameter kelenjar pada kelompok A dan B lebih besar dibandingkan dengan kelompok K. Semakin besar diameter kelenjar, semakin banyak sekresi yang dihasilkan sehingga sekresi enzim pencernaan lebih banyak, pencernaan dapat berjalan dengan baik. Persentase keutuhan epitel penutup proventrikulus pada minggu ke-2, ke- 3, ke-4, dan ke-6 memiliki perbedaan nyata. Kelompok yang diberi jintan hitam cenderung memiliki nilai lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Aktivitas antioksidan memegang peranan sangat penting sebagai protektor radikal bebas (Thippeswammy dan Naidu 2005). Adanya senyawa timoquinon dalam ekstrak minyak jintan hitam sebagai antioksidan dan anti mikroba dapat menghambat peroksidasi lipid sehingga radikal bebas dapat terikat dan integritas membran sel tetap terjaga (Diamita 2009). Epitel yang mengalami erosi akan mengakibatkan peningkatan jumlah sel radang pada submukosa proventrikulus. Jumlah sel radang yang dihitung dalam luasan µm 2 di minggu ke-2 memiliki perbedaan yang nyata antar kelompok

30 16 dengan jumlah tertinggi pada kelompok A. Rata-rata jumlah sel radang minggu berikutnya pada kelompok K mengalami peningkatan terus-menerus hingga minggu ke-6, sedangkan untuk kelompok A dan B mengalami penurunan. Penurunan jumlah sel radang pada submukosa proventrikulus juga dapat disebabkan adanya efek supresif yang mekanismenya mirip aktivitas anti inflamasi dari nigellon. Nigellon merupakan polimer karbonil dari thymoquinone (Thippeswammy dan Naidu 2005). Hasil penelitian Asniyah (2009) menunjukkan bahwa jintan hitam memiliki fungsi sebagai antimikroba yang ditunjukkan dari penurunan jumlah pertumbuhan Escherichia coli yang diamati secara in vitro. Setelah melewati proventrikulus makanan akan dicerna secara mekanik pada bagian ventrikulus yang terdiri atas lapisan koilin, submukosa, dan otot polos. Koilin merupakan lapisan kutikula pada permukaan ventrikulus yang diproduksi oleh kelenjar mukosa, berfungsi sebagai pelindung dari asam dan enzim proteolitik yang disekresikan oleh proventrikulus dan trauma akibat pemecahan pakan yang sangat keras (Sturkie dan Whittow 2000). Tebal koilin pada minggu ke-4 memiliki perbedaan nyata, kelompok kontrol memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diberi jintan hitam. Adanya efek emolien yang dapat berfungsi sebagai buffer sehingga dapat menekan penebalan lapisan koilin yang merupakan lapisan kutikula. Otot polos memiliki peranan penting dalam proses mekanik dalam ventrikulus. Tebal otot polos dipengaruhi oleh kerja otot, semakin aktif maka akan semakin tebal. Kelompok yang diberi jintan hitam tidak memiliki pola yang khas untuk perubahan tebal otot setiap minggunya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan individu karena sampling diambil secara acak. Jumlah sel radang submukosa ventrikulus pada kelompok yang diberi jintan hitam cenderung lebih rendah dibanding kontrol. Hasil penelitian Asniyah (2009) menunjukkan bahwa jintan hitam memiliki fungsi sebagai antimikroba yang ditunjukkan dari penurunan jumlah pertumbuhan Escherichia coli yang diamati secara in vitro. Penelitian ini diperkuat dengan adanya penelitian Mashhadian dan Rakhsandeh (2005) yang menyatakan bahwa salah satu kandungan jintan hitam adalah minyak volatil. Minyak volatil ini mengandung komponen yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi, meskipun mekanisme aksi dari senyawa ini belum jelas. Pakan yang telah digiling oleh ventrikulus akan diserap oleh duodenum. Keutuhan epitel kelompok A memiliki jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok K, namun lebih tinggi dari kelompok B. Menurut Yang et al. (2006), hasil penelitian beberapa tahun terakhir menyebutkan bahwa stres bertanggung jawab terhadap kondisi patofisiologi organ gastrointestinal seperti kerusakan epitel vili usus yang mengawali infeksi usus dan alergi pakan. Deskuamasi epitel permukaan usus merupakan suatu indikasi respon kekebalan tubuh bagian usus halus terhadap infeksi antigen. Lambert et al. (2001) menyatakan bahwa pemberian jintan hitam dapat melindungi dinding lambung dan saluran pencernaan terhadap terjadinya ulkus sampai dengan 53.56% dengan cara meningkatkan kadar musin dan glutathion, serta menurunkan kadar zat histamin dan formasi pembentukan ulkus pada organ-organ tersebut. Jumlah vili kelompok yang diberi jintan hitam lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol pada minggu ke-5. Rataan luas vili pada kelompok yang diberi jintan hitam cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol.

31 Pemberian jintan hitam dapat menambah jumlah serta luas vili duodenum. Pencernaan di usus halus ditunjang oleh vili yang merupakan bentuk khusus pada bagian mukosa. Vili merupakan penjuluran mukosa yang berbentuk jari dan merupakan ciri khas usus halus. Jumlah vili yang bertambah akan meningkatkan absorpsi makanan. Peningkatan vili menyebabkan semakin luas permukaan vili untuk absorbsi nutrien masuk ke dalam aliran darah (Mile et al. 2006; Rostinawati 2008). Sel-sel kripta akan menyediakan sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel permukaan vili yang terbuang ke lumen usus. Sel-sel epitel yang terletak jauh di dalam kripta Lieberkuhn terus-menerus mengalami mitosis dan sel-sel baru secara perlahan-lahan bermigrasi sepanjang membran basal naik ke atas keluar dari kripta menuju tepi vili sehingga secara terus-menerus menggantikan epitel vili. Sewaktu sel-sel vili menjadi tua, sel-sel tersebut akhirnya dilepaskan ke dalam sekresi usus. Pertumbuhan yang cepat dari sel-sel baru juga membuat perbaikan ekskoriasi (kerusakan kimiawi di epitel) di dalam mukosa berlangsung cepat (Guyton dan Hall 1997). Pada hasil penelitian, jumlah kripta kelompok K dan B memiliki nilai yang sama sedangkan keutuhan epitel berbeda. Jumlah kripta akan meningkat bila terjadi kerusakan epitel, sedangkan pada kelompok B kerusakan epitel lebih rendah dibandingkan dengan kelompok K. Sel-sel kripta yang banyak pada kelompok yang diberi jintan hitam merupakan cadangan bila terjadi kerusakan epitel sehingga pergantian sel dapat berlangsung dengan cepat. Pankreas terletak pada duodenal loop, kelenjar ini mensekresikan pancreatic juice yang membantu dalam proses pencernaan. Luas pulau langerhans ketiga kelompok pada minggu kedua hingga ke-6 tidak memiliki nilai yang berbeda jauh. Jumlah sel asinar aktif kelompok A dan B memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok K. Menurut penelitian Ramakrishna et al. (2003), ekstrak jintan hitam dapat meningkatkan produksi enzim amilase dan lipase pada pankreas. Hal serupa diungkapkan oleh Jang et al. (2004) bahwa ekstrak jintan hitam meningkatkan aktivitas tripsin dan amilase pankreas. Aktivitas kelenjar eksokrin pankreas pada kelompok yang diberi jintan hitam lebih tinggi sehingga proses pencernaan di dalam tubuh ayam dapat berlangsung dengan baik. Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan air, elektrolit, dan nutrisi. Agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan kondisi saluran pencernaan yang baik. Kondisi sel-sel pada saluran pencernaan akan menunjang proses pencernaan yang optimal. Keutuhan epitel pada proventrikulus dan duodenum dapat melindungi dari infeksi mikroorganisme dan meningkatkan reabsorpsi zat makanan. Adanya pertambahan diameter kelenjar proventrikulus dapat meningkatkan sekresi HCl yang ikut mendukung dalam memperkecil kemungkinan infeksi dari mikroorganisme patogen. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah sel radang yang cenderung rendah pada submukosa proventrikulus dan ventrikulus. Sekresi enzim pencernaan oleh kelenjar proventrikulus dan pankreas serta keadaan ventrikulus yang baik akan meningkatkan kerja saluran pencernaan. Keadaan vili usus yang baik akan meningkatkan jumlah nutrisi yang diabsorpsi. Hal ini ditunjang dengan data rataan bobot ayam broiler yang diberi jintan hitam lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Menurut Al- Beitawi dan Ghousein (2008), pemberian jintan hitam pada ayam broiler dapat meningkatkan berat hidup, pertambahan berat badan, dan konsumsi pakan. 17

32 18 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Jintan hitam yang diberikan pada ayam broiler selama 6 minggu dapat memberikan pengaruh baik pada organ pencernaan ayam dengan meningkatkan diameter kelenjar proventrikulus, menjaga keutuhan epitel proventrikulus, dan duodenum serta menurunkan jumlah sel radang pada submukosa proventrikulus dan ventrikulus. Selain itu, jintan hitam dapat meningkatkan kualitas duodenum dengan meningkatkan jumlah dan luas vili. Jintan hitam dapat meningkatkan pula persentase sel asinar yang aktif pada pankreas. Kelompok yang diberi jintan hitam memiliki bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian pengaruh pemberian jintan hitam secara histopatologi terhadap ayam broiler yang ditantang oleh virus seperti virus ND, AI, atau IBD atau yang mengalami gangguan pencernaan. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak minyak jintan hitam pada unggas yang di pelihara dalam jangka waktu lama. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada ayam broiler dengan dosis ekstrak minyak jintan hitam yang lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Alzeer Diseases of Poultry 12 th Edition. New Jersey (US): Blackwell. Hlm: Al-Beitawi N, Ghousein SSE, Effect of feeding different levels of Nigella sativa seed (black cumin) on performance, blood constituents and carcas characteristic of broiler chick. Int J Poult Sci. 7: Al-Saleh IA, Billedo G, El-Doush Levels of Selenium, DL-alfa-tocopherol, DL-gamma-tocopherol, all-trans-retinol, thymoquinone, and thymol in different brands of Nigella sativa L. seeds. J Food Composition Anal. 19: Asniyah Efek antimikroba jintan hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan Escherichia coli in vitro. J Biomed. 1: Aughey E, Frye FL Comparative Veterinary Histology with Clinical Correlates. London (UK): Manson Publishing. Hlm: Bacha LM, Bacha WJ Color Atlas of Veterinary Histology. Ed ke-2. New York (US): Lippincott Williams & Wilkins. Hlm: 121.

33 Boudinot S Anatomy of the gastrointestinal tract and drug absorption. [terhubung berkala]. [21 Oktober 2012]. [BSN] Badan Standardisasi Nasional Bibit induk (parent stock) ayam ras tipe pedaging umur sehari (DOC) menurut SNI No Jakarta: Departemen Pertanian. Diamita AA Pengaruh pemberian minyak wijen (Sesamum indicum Linn.) dengan cold press bertingkat terhadap kerusakan histologis lambung mencit (Mus musculus) yang diinduksi aspirin [skripsi]. Surakarta (ID): Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret. El-Dakhakhny M, Madi NJ, Lambert N, Ammon HP Nigella sativa oil, nigellone and derived thymoquinone inhibit synthesis of 5-lipoxygenase products in polymorphonuclear leukocytes from rats. J Ethnopharmacol. 81: Fadillah R Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial ed. revisi. Tangerang (ID): PT AgroMedia Pustaka. Hlm: Frandson RD, Wilke WL, Fails AD Anatomy and Physiology of Farm Animal 7 th edition. New Jersey (US): Blackwell. Hlm: Frappier BL Digestive System. Di dalam: JA Eurell dan BL Frappier, Editor. Dellmann s Texbook of Veterinary Histology. Ed ke-6. Oxford (UK): Blackwell. Hlm: Guyton AC, Hall JE Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-9. Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A, penerjemah; Setiawan I, editor. Jakarta (ID): EGC. Terjemahan dari: Textbook of Medical Phisiology. Hlm: Hamar KR, Burgess SC, Pevzner IY, Erf GF Maternal antibody transfer from dams to their egg yolks, egg whites, and chicks in meat lines of chickens. Poult Sci. 85: Hutapea JR Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Jakarta (ID): Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hlm: Jang, IS, Ko YH, Yang HY, Ha JS, Kim JY, Kang SY, Yool DH, Naml, Kim DH, Lee CY Influence of essential oil components on growth performance and the functional activity of the pancreas and small intestine in broiler chickens. Asian-Aust. J Anim Sci. 17: Kabir SML Avian colibacillosis and salmonellosis: a closer look at epidemiology, pathogenesis, diagnosis, control and public health concerns. Int J Environ Res Public Health. 7:

34 20 Lambert R, Skandamis P, Coote P, Nychas G A study of the minimum inhibitory concentration of action oregano essential oil, thymol and carvacrol. J App Microbiol. 91: Lelland MJ A Colour Atlas of Avian Anatomy. Skotlandia (UK): Wolfe Ltd. Hlm: 53. Mashhadian NV, Rakhshandeh H Antibacterial and antifungal effects of Nigella sativa extracts against S. Aureus, P. Aureginosa, and C. albicans. Pak j Med Sci. 21: Medion Tatalaksana vaksinasi tepat. [terhubung berkala]. http//info.medion.co.id [30 Desember 2012]. Mile RD, Butcher GD, Henry PR, Littlel RC Effect of antibiotic growth promotors on broiler performance, intestinal growth parameters, and quantitative morphology. J Poultry Sci. 85: Moraes VMB, Malheiros RD, Bruggeman V, Collin A, Tona K, Van ASP, Onagbesan OM, Buyse J, Decuypere E, dan Macari M Effect of thermal conditioning during embryonic development on aspects of physiological responses of broilers to heat stress. J Therm Biol. 28: Muchtadi TR., Sugiono Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Direktorat Jenderal Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hlm: Murwani R Broiler Modern. Semarang (ID): Widya Karya. Hlm: Nergiz C, Otles S Chemical composition of Nigella sativa L. seeds. J Food Chem. 48: Polana A, Fadillah R Aneka Penyakit pada Ayam dan Cara Menanggulanginya. Depok (ID): AgroMedia Pustaka. Hlm: 4-6. Ramakrishna RR, Platel K, Srinivasan K In vitro influence of species and spice-active principles on digestive enzymes of rat pancreas and small intestine. Nahrung Dec. 47: Rostinawati T Aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak air kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Mycobacterium tuberculosis galur Labkes-026 (Multi Drug Resisten) dan Mycobacterium tuberculosis galur H37Rv secara in vitro [tesis]. Bandung (ID): Fakultas Farmasi. Universitas Padjadjaran. Hlm: Rostika N Pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam (Nigella sativa) terhadap gambaran histologi organ lambung dan usus halus mencit (Mus musculus) [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Persiapan Kandang Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Persiapan Kandang Penelitian 14 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai November 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di fasilitas kandang hewan percobaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium

TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium dan tipe berat yang didasarkan pada bobot maksimum yang dapat dicapai (Wahju,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows. 18 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Agustus 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di Fasilitas Kandang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2007 sampai Juni 2008 di kandang percobaan Fakultas Peternakan dan di Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai April 2011 bertempat di Kandang Hewan Laboratorium dan Laboratorium Histopatologi, Departemen Klinik, Reproduksi,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam broiler merupakan galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dan pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi ransum rendah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih menjadi primadona karena memiliki daging yang enak serta rendah lemak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih menjadi primadona karena memiliki daging yang enak serta rendah lemak. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Persilangan Ayam kampung persilangan merupakan salah satu ayam jenis lokal yang banyak dipelihara masyarakat baik dari skala kecil maupun skala industri yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus Jaringan limfoid sangat berperan penting untuk pertahanan terhadap mikroorganisme. Ayam broiler memiliki jaringan limfoid primer (timus dan bursa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging

ABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging ABSTRAK Bursa Fabrisius merupakan target organ virus Infectious Bursal Disease (IBD) ketika terjadi infeksi, yang sering kali mengalami kerusakan setelah ayam divaksinasi IBD baik menggunakan vaksin aktif

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perubahan histopatologi trakea Parameter yang diperiksa pada organ trakea adalah keutuhan silia, keutuhan epitel, jumlah sel goblet, dan sel radang. Pada lapisan mukosa, tampak

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktifitas tinggi terutama dalam

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktifitas tinggi terutama dalam II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan bangsa unggas yang arah kemampuan utamanya adalah untuk menghasilkan daging yang banyak dengan kecepatan pertumbuhan yang sangat pesat. Ayam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging menurut Gordon and Charles (2002) merupakan strain

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging menurut Gordon and Charles (2002) merupakan strain II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam pedaging menurut Gordon and Charles (2002) merupakan strain ayam hibrida modern yang berjenis kelamin jantan dan betina yang dikembangbiakkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BOBOT RELATIF SALURAN PENCERNAAN AYAM BROILER YANG DIBERI TAMBAHAN AIR REBUSAN KUNYIT DALAM AIR MINUM SKRIPSI. Oleh: DEBORAH DIAN RESTU PERTIWI

BOBOT RELATIF SALURAN PENCERNAAN AYAM BROILER YANG DIBERI TAMBAHAN AIR REBUSAN KUNYIT DALAM AIR MINUM SKRIPSI. Oleh: DEBORAH DIAN RESTU PERTIWI BOBOT RELATIF SALURAN PENCERNAAN AYAM BROILER YANG DIBERI TAMBAHAN AIR REBUSAN KUNYIT DALAM AIR MINUM SKRIPSI Oleh: DEBORAH DIAN RESTU PERTIWI PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

Lebih terperinci

GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS DAN SEKAL TONSIL PADA AYAM BROILER YANG TERINFEKSI MAREK DAN PENGARUH PEMBERIAN ZINK, BAWANG PUTIH DAN KUNYIT

GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS DAN SEKAL TONSIL PADA AYAM BROILER YANG TERINFEKSI MAREK DAN PENGARUH PEMBERIAN ZINK, BAWANG PUTIH DAN KUNYIT GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS DAN SEKAL TONSIL PADA AYAM BROILER YANG TERINFEKSI MAREK DAN PENGARUH PEMBERIAN ZINK, BAWANG PUTIH DAN KUNYIT SRI ULINA BR TUMANGGOR FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi

Lebih terperinci

Rongga Mulut. rongga-mulut

Rongga Mulut. rongga-mulut Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus 3. Lambung 4. Usus Halus 5. Usus Besar 6. Rektum 7. Anus. Rongga Mulut rongga-mulut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Materi

METODE PENELITIAN. Materi METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2011. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak ditemukannya antibiotik oleh Alexander Fleming pada tahun 1928, antibiotik telah memberikan kontribusi yang efektif dan positif terhadap kontrol infeksi bakteri pada manusia

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, dan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya gizi bagi kesehatan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture

MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

STRUKTUR HISTOLOGI PROVENTRIKULUS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus), BEBEK (Anser anser domesticus) DAN MERPATI (Columba domesticus)

STRUKTUR HISTOLOGI PROVENTRIKULUS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus), BEBEK (Anser anser domesticus) DAN MERPATI (Columba domesticus) Jurnal Ilmiah Peternakan 2 (1) : 5-10 (2014) ISSN : 2337-9294 STRUKTUR HISTOLOGI PROVENTRIKULUS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus), BEBEK (Anser anser domesticus) DAN MERPATI (Columba domesticus) Histological

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus 18 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dalam ransum terhadap persentase potongan komersial karkas, kulit dan meat bone ratio dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Lampung, Dusun Sidorejo,

Lebih terperinci

GAMBARAN RESPON KEBAL TERHADAP INFECTIOUS BURSAL DISEASE

GAMBARAN RESPON KEBAL TERHADAP INFECTIOUS BURSAL DISEASE GAMBARAN RESPON KEBAL TERHADAP INFECTIOUS BURSAL DISEASE (IBD) PADA AYAM PEDAGING YANG DIVAKSIN IBD KILLED SETENGAH DOSIS DAN DITANTANG DENGAN VIRUS IBD CHARLES JONSON SIREGAR FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ternak itik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ternak itik 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Itik merupakan unggas air banyak dipelihara oleh masyarakat untuk menghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ternak itik merupakan ternak unggas penghasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Mikro Kandang Kandang Penelitian Kandang penelitian yang digunakan yaitu tipe kandang panggung dengan dinding terbuka. Jarak lantai kandang dengan tanah sekitar

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

STUDI HEMATOLOGIS DAN HISTOPATOLOGIS ORGAN PADA TIKUS YANG DIINDUKSI KUININ SEBAGAI UJI POTENSI METABOLIK ANGKAK HANIFAH RAHMI

STUDI HEMATOLOGIS DAN HISTOPATOLOGIS ORGAN PADA TIKUS YANG DIINDUKSI KUININ SEBAGAI UJI POTENSI METABOLIK ANGKAK HANIFAH RAHMI STUDI HEMATOLOGIS DAN HISTOPATOLOGIS ORGAN PADA TIKUS YANG DIINDUKSI KUININ SEBAGAI UJI POTENSI METABOLIK ANGKAK HANIFAH RAHMI PROGRAM STUDI BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Ransum Terhadap Bobot Potong Ayam dan Lemak Abdominal Persentase lemak abdominal ayam perlakuan cenderung didapatkan hasil yang lebih rendah dibandingkan ayam pembanding.

Lebih terperinci

PROFIL SEL β PULAU LANGERHANS JARINGAN PANKREAS TIKUS DIABETES MELLITUS YANG DIBERI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) AMILIA DAYATRI URAY

PROFIL SEL β PULAU LANGERHANS JARINGAN PANKREAS TIKUS DIABETES MELLITUS YANG DIBERI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) AMILIA DAYATRI URAY PROFIL SEL β PULAU LANGERHANS JARINGAN PANKREAS TIKUS DIABETES MELLITUS YANG DIBERI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) AMILIA DAYATRI URAY FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRACT AMILIA

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai subtitusi jagung dalam ransum terhadap kecernaan PK, SK dan laju digesta ayam broiler dilaksanakan pada tanggal

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 1. Bila mengunyah nasi tawar lama lama akan terasa manis sebab dalam air liur terdapat enzim Renin Ptialin Pepsin Tripsin Kunci

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2008 di Desa Pamijahan, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, menggunakan kandang panggung peternak komersil. Analisis

Lebih terperinci

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 8 BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai Juli sampai dengan Agustus 2010. Pemeliharaan ayam broiler dimulai dari Day Old Chick (DOC)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) PADA RANSUM AYAM BROILER RENDAH ENERGI DAN PROTEIN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER, KADAR KOLESTROL, PERSENTASE HATI DAN BURSA FABRISIUS SKRIPSI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Rataan Konsumsi Ransum, Provitamin A dan Kandungan Vitamin A di Hati

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Rataan Konsumsi Ransum, Provitamin A dan Kandungan Vitamin A di Hati HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan marigold (Tabel 7) dalam pakan memberikan pengaruh nyata (P

Lebih terperinci

GAMBARAN RESPON VAKSINASI IBD MENGGUNAKAN VAKSIN IBD INAKTIF PADA AYAM PEDAGING KOMERSIAL DEVA PUTRI ATTIKASARI

GAMBARAN RESPON VAKSINASI IBD MENGGUNAKAN VAKSIN IBD INAKTIF PADA AYAM PEDAGING KOMERSIAL DEVA PUTRI ATTIKASARI GAMBARAN RESPON VAKSINASI IBD MENGGUNAKAN VAKSIN IBD INAKTIF PADA AYAM PEDAGING KOMERSIAL DEVA PUTRI ATTIKASARI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2010 sampai April 2011 bertempat di Kandang Hewan Laboratorium dan Laboratorium Histopatologi, Departemen Klinik, Reproduksi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah sel tumor limfoid pada lamina propria Hasil pengamatan terhadap jumlah sel tumor limfoid pada lamina propria vili usus yang diperoleh dari setiap kelompok percobaan telah dihitung

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai Agustus 2011 di Laboratorium Lapang (Kandang B) Bagian Unggas, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembibitan Ayam Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler konsumsi yang memiliki produksi unggul. Bibit- bibit yang bisa dikembangkan di Indonesia

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ yang berawal dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Pada sistem pencernaan manusia terdiri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Broiler merupakan unggas penghasil daging sebagai sumber protein hewani yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Permintaan daging

Lebih terperinci

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017 175 PEMANFAATAN CHLORELLA DALAM PAKAN YANG DISUBTITUSI TEPUNG ISI RUMEN TERHADAP PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING Dhandy Koesoemo Wardhana 1), Mirni Lamid 2), Ngakan Made Rai W 3) 1)Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (2005) antara lain diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (2005) antara lain diabetes mellitus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelainan metabolisme pada tubuh yang dicirikan dengan kadar gula yang tinggi atau hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja

Lebih terperinci

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia :

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia : Sistem Pencernaan Mamalia : PENCERNAAN MAKANAN * Terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar aksesoris yang mengekskresikan getah pencernaan ke dalam saluran melalui duktus (saluran) Peristalsis,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2008, Hal Vol. 3, No. 2 ISSN :

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2008, Hal Vol. 3, No. 2 ISSN : Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2008, Hal 17-22 Vol. 3, No. 2 PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI ASAM SITRAT DAN ASAM LAKTAT CAIR DAN TERENKAPSULASI SEBAGAI ADITIF PAKAN TERHADAP PERSENTASE

Lebih terperinci

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Bibit merupakan ayam muda yang akan dipelihara menjadi ayam dewasa penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi dan daya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP KANDUNGAN LEMAK DARAH AYAM KAMPUNG YANG DIINFEKSI CACING Ascaridia galli

EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP KANDUNGAN LEMAK DARAH AYAM KAMPUNG YANG DIINFEKSI CACING Ascaridia galli EVALUASI PENGGUNAAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP KANDUNGAN LEMAK DARAH AYAM KAMPUNG YANG DIINFEKSI CACING Ascaridia galli SKRIPSI PUTRI MULYA SARI PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV Mitra Sejahtera Mandiri, Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama lima minggu yang dimulai dari

Lebih terperinci

ABSTRAK. GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN PASCA PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.

ABSTRAK. GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN PASCA PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam. ABSTRAK GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN PASCA PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) Ievan Purnama Teja, 2011. Pembimbing I: Jeanny E Ladi, dr. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan makanan yang memiliki nilai gizi baik akan meningkat.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan Bab 3 Sistem Pencernaan Sumber: Dok. Penerbit Gambar 3.1 Orang sedang makan Peta Konsep Pernahkah kamu berpikir dari manakah energi yang kamu peroleh untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berolahraga

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di Laboratorium Teknologi Produksi Ternak dan Laboratorium Teknologi Pasca Panen,

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK INFUSA BIJI BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK. EFEK INFUSA BIJI BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN ABSTRAK EFEK INFUSA BIJI BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN Dwi Argo Wijanarko, 2007. Pembimbing I: Kartika Dewi, dr., Mkes.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan terhadap protein hewani terus meningkat yang disebabkan oleh jumlah penduduk yang pesat, pendapatan masyarakat dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang

Lebih terperinci

GAMBARAN HISTOLOGIS USUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI RANSUM DAGING HASIL FERMENTASI DENGAN Lactobacillus plantarum 1B1

GAMBARAN HISTOLOGIS USUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI RANSUM DAGING HASIL FERMENTASI DENGAN Lactobacillus plantarum 1B1 GAMBARAN HISTOLOGIS USUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI RANSUM DAGING HASIL FERMENTASI DENGAN Lactobacillus plantarum 1B1 SKRIPSI MARGARETA MULATSIH KANDI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1)

Lebih terperinci

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

STUDI KASUS LEIOMIOSARKOMA PADA ANJING : POTENSIAL METASTATIK HANI FITRIANI

STUDI KASUS LEIOMIOSARKOMA PADA ANJING : POTENSIAL METASTATIK HANI FITRIANI STUDI KASUS LEIOMIOSARKOMA PADA ANJING : POTENSIAL METASTATIK HANI FITRIANI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN HANI FITRIANI. Studi Kasus Leiomiosarkoma pada Anjing: Potensial

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Mikro Ileum

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Mikro Ileum 36 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Mikro Ileum Rataan jumlah vili dan ukuran (panjang dan lebar) vili ileum itik Cihateup yang diberi dan tanpa kitosan iradiasi disajikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani menjadi hal penting yang harus diperhatikan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat dipenuhi dari produk peternakan

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

PENGERTIAN ILMU GIZI

PENGERTIAN ILMU GIZI ILMU GIZI PENGERTIAN ILMU GIZI suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkannya serta faktorfaktor yang mempengaruhinya mempelajari proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang berkembang pesat. Pada 2013 populasi broiler di Indonesia mencapai 1.255.288.000 ekor (BPS,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternakan di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan pengadaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER SKRIPSI ANDIKA LISTIYANTI

PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER SKRIPSI ANDIKA LISTIYANTI PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER SKRIPSI ANDIKA LISTIYANTI FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Effectiveness of Various Probiotics Product on the Growth and Production of Quail (Coturnix

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan post-test only control group design (Septiawati et al., 2013). B. Subyek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan milik PT. Rama Jaya Lampung yang berada di Desa Fajar Baru II, Kecamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik TINJAUAN PUSTAKA Probiotik Probiotik sebagai pakan tambahan berupa mikroorganisme yang mempunyai pengaruh menguntungkan untuk induk semangnya melalui peningkatan keseimbangan mikroorganisme usus (Fuller,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan Organ usus halus Dicuci dengan NaCl fisiologis 0.9% Difiksasi 24 jam Larutan Bovin Didehidrasi

Lebih terperinci

UJI TANTANG DENGAN VIRUS IBD ISOLAT LAPANG PADA AYAM YANG MENDAPATKAN VAKSIN IBD AKTIF DAN INAKTIF KOMERSIL

UJI TANTANG DENGAN VIRUS IBD ISOLAT LAPANG PADA AYAM YANG MENDAPATKAN VAKSIN IBD AKTIF DAN INAKTIF KOMERSIL UJI TANTANG DENGAN VIRUS IBD ISOLAT LAPANG PADA AYAM YANG MENDAPATKAN VAKSIN IBD AKTIF DAN INAKTIF KOMERSIL NATIVE VIRUS CHALLENGE TEST AGAINST VACCINATED CHICKENS WITH COMMERCIAL ACTIVE AND INACTIVE IBD

Lebih terperinci

ABSTRAK. Ronald S.Budhy, 2009 Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra, Apt, M.S.AFK 2. Hartini Tiono, dr.

ABSTRAK. Ronald S.Budhy, 2009 Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra, Apt, M.S.AFK 2. Hartini Tiono, dr. ABSTRAK Efek Ekstrak Air Buah Stroberi ( Fragaria vesca L.) Terhadap Gambaran Histopatologik Kolitis Ulseratif Mencit Galur Swiss Webster yang Diinduksi Dextran Sodium Sulfate Ronald S.Budhy, 2009 Pembimbing

Lebih terperinci

PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG CACING TANAH SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PENGGANTI ANTIBIOTIK

PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG CACING TANAH SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PENGGANTI ANTIBIOTIK PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG CACING TANAH SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PENGGANTI ANTIBIOTIK (The Percentages of Broiler Carcas Fed on Earthworm Meal as Feed Supplement for Antibiotic Substitution)

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di I. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di Kandang Percobaan Laboratorium UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS)

Lebih terperinci

GAMBARAN TITER ANTIBODI ANTI H5 PADA SERUM DAN KUNING TELUR AYAM SINGLE COMB BROWN LEGHORN YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN INAKTIF H5N2 WA ODE YUSRAN

GAMBARAN TITER ANTIBODI ANTI H5 PADA SERUM DAN KUNING TELUR AYAM SINGLE COMB BROWN LEGHORN YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN INAKTIF H5N2 WA ODE YUSRAN GAMBARAN TITER ANTIBODI ANTI H5 PADA SERUM DAN KUNING TELUR AYAM SINGLE COMB BROWN LEGHORN YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN INAKTIF H5N2 WA ODE YUSRAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlukaan merupakan rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan suhu,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi yaitu dalam

TINJAUAN PUSTAKA. bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi yaitu dalam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam pedaging yang merupakan jenis ras unggul hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi yaitu dalam produksi daging, karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik. mengambil telur itik liar dan dieramkan dengan ayam sehingga itik yang menetas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik. mengambil telur itik liar dan dieramkan dengan ayam sehingga itik yang menetas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Itik Itik lokal (Anas domesticus) yang sering dipelihara oleh masyarakat saat ini awalnya adalah itik liar yang telah mengalami proses domestikasi, dengan menangkap itik liar dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji tantang virus AI H5N1 pada dosis 10 4.0 EID 50 /0,1 ml per ekor secara intranasal menunjukkan bahwa virus ini menyebabkan mortalitas pada ayam sebagai hewan coba

Lebih terperinci

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Salah satu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang sebagian besar waktunya dihabiskan di air. Kemampuan termoregulasi itik menjadi rendah karena tidak

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN YEAST PADA PEMBERIAN LAMTORO MERAH (Acacia villosa) TERHADAP HISTOPATOLOGI HATI TIKUS RATNA WULANDARI

PENGARUH PENAMBAHAN YEAST PADA PEMBERIAN LAMTORO MERAH (Acacia villosa) TERHADAP HISTOPATOLOGI HATI TIKUS RATNA WULANDARI PENGARUH PENAMBAHAN YEAST PADA PEMBERIAN LAMTORO MERAH (Acacia villosa) TERHADAP HISTOPATOLOGI HATI TIKUS RATNA WULANDARI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGARUH PENAMBAHAN YEAST

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6.

METODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6. METODE PENELITIAN Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6. Pengujian probiotik secara in vivo pada tikus percobaan yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup adalah bangsa itik yang berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik ini sering disebut sebagai itik

Lebih terperinci