STRATEGI KOPING KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI KOPING KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 STRATEGI KOPING KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT Reni Retnowati 1, Aat Sriati 1, Metty Widiastuti 2 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat 2 Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat ABSTRAK Merawat penderita skizofrenia merupakan stressor bagi keluarga. Keluarga akan melakukan strategi koping dalam mengatasi stressor tersebut yang terbagi atas problem focused coping dan emotion focused coping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi koping keluarga dalam merawat anggota keluarga penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 orang keluarga yang dipilih menggunakan consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data dikelompokkan dalam bentuk persentase responden yang cenderung menggunakan problem focused coping, emotion focused coping, atau strategi koping keduanya. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil keluarga cenderung menggunakan problem focused coping (38,5%), sebagian keluarga cenderung menggunakan emotion focused coping (48,0%), dan sangat sedikit keluarga yang cenderung menggunakan strategi koping keduanya (13,5%). Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terlalu signifikan antara kecenderungan penggunaan strategi koping tertentu. Psikoedukasi sangat dibutuhkan untuk membantu keluarga dalam menentukan strategi koping yang efektif selama merawat anggota keluarga penderita skizofrenia. Kata kunci: skizofrenia, keluarga, strategi koping ABSTRACT Care of schizophrenic patients is a stressor for the families. Families will make coping strategies in dealing with these stressor, divided into problem and emotion focused coping. This study aimed to know of coping strategies in families with schizophrenic patients from the Outpatient Installation at Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. A quantitative descriptive design was used for the study. The sample comprised of 96 families who had been selected by using consecutive sampling. Data is collected by using a questionnaire. Data are categorized in percentage of respondents who tend to use problem focused coping, emotion focused coping, or 1

2 both of them. The result revealed that a minority families tend to use problem focused coping (38,5%), most families tend to use emotion focused coping (48,0%), and very few families tend to use both of them (13,5%). This study showed that the tendency of the use of certain coping strategies is not too significant. Psycho-education is needed to assist families in determining the use of coping strategies for caring schizophrenic patients. Key words: schizophrenia, families, coping strategies PENDAHULUAN Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu yang ditandai dengan gejala-gejala positif, seperti waham, halusinasi, disorganisasi pikiran dan bicara, serta perilaku tidak teratur, dan gejala-gejala negatif, seperti afek datar, tidak memiliki kemauan, dan menarik diri dari masyarakat atau rasa ketidaknyamanan (Videbeck, 2001). Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang terberat dan terbanyak. Sekitar 99% pasien rumah sakit jiwa di Indonesia merupakan penderita skizofrenia (Sosrosumihardjo, dalam Arif, 2006). Sama halnya dengan data diagnose pasien pada tahun 2011 di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, tercatat bahwa sebanyak pasien gangguan jiwa, diantaranya merupakan pasien skizofrenia. Penderita skizofrenia yang tidak bisa berfungsi normal menyebabkan diperlukannya caregiver, yaitu individu yang secara umum merawat dan mendukung individu lain (pasien) dalam kehidupannya (Awad and Voruganti, 2008). Dalam hal ini, keluarga merupakan unit yang paling dekat dan merupakan perawat utama bagi penderita. Dukungan keluarga dan pengobatan yang teratur dapat meminimalisir 2

3 gejala-gejala skizofrenia. Seiring dengan proses perawatan penderita skizofrenia, keluarga akan mengalami kelelahan fisik dan emosional. Untuk mengatasi hal tersebut, keluarga perlu melakukan strategi koping selama merawat penderita skizofrenia. Lazarus and Folkman (1984) mendefinisikan strategi koping sebagai perubahan dari suatu kondisi ke lainnya sebagai cara untuk menghadapi situasi tak terduga dimana secara empirical disebut proses, dan membaginya ke dalam problem focused coping (PFC) dan emotion focused coping (EFC). Problem focused coping terdiri atas planful problem solving, confrontative coping, dan seeking social support, sedangkan emotion focused coping terdiri atas distancing, escape/avoidance, self control, accepting responsibility, dan positive reappraisal. Dapat disimpulkan bahwa strategi koping memiliki peranan penting dalam interaksi antara situasi yang menekan dan adaptasi. Menurut Dadang Hawari (2001), masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa penderita skizofrenia sebagai aib atau penyakit supranatural. Untuk mencegah penderita skizofrenia melakukan tindakan yang merugikan, langkah yang diambil seringkali berupa pemasungan. Menurut Alma Lucyati (Kepala Dinkes Provinsi Jawa Barat) dalam acara Jambore Nasional Kesehatan Jiwa I di Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi di Bogor pada 10 Oktober 2011, sekitar kasus pemasungan penderita gangguan jiwa berat terjadi di Jawa Barat. Selama menjalani pengobatan, terdapat kecenderungan keluarga untuk menghentikan pemberian obat kepada penderita skizofrenia karena tidak 3

4 membuahkan hasil. Bagi sebagian keluarga, meninggalkan penderita skizofrenia di rumah sakit jiwa adalah hal yang akan membuat mereka terlepas dari aib keluarga. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, terlihat bahwa masih banyak keluarga yang menginginkan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK), yaitu anggota keluarganya sendiri untuk sembuh. Berdasarkan hasil wawancara kepada enam keluarga yang menemani orang dengan skizofrenia (ODS) berobat jalan, didapat informasi bahwa strategi koping yang digunakan setiap keluarga berbeda. Pada saat menyadari perilaku aneh yang dilakukan penderita skizofrenia, lima keluarga membawa penderita berobat ke pelayanan kesehatan dan satu keluarga mengatakan bahwa membawa penderita skizofrenia ke orang pintar karena takut terkena guna-guna. Setelah merawat penderita skizofrenia dalam waktu lama, keluarga hanya membawa penderita skizofrenia berobat jalan karena sulit menanggung biaya rawat inap. Satu dari enam keluarga mengatakan bahwa ia terkadang lalai memberikan obat karena bosan, satu keluarga mengatakan bahwa mungkin ini ujian dari Tuhan, dan empat keluarga lainnya mengatakan bahwa mereka takut akan nasib penderita jika mereka sakit atau meninggal. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan diketahuinya strategi koping keluarga dalam merawat anggota keluarga penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. 4

5 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan variabel strategi koping keluarga dalam merawat anggota keluarga penderita skizofrenia dan subvariabel problem focused coping dan emotion focused coping. Sampel diambil menggunakan teknik consecutive sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 30 April sampai dengan 30 Mei 2012 di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dan didapatkan sampel sebanyak 96 orang dengan kriteria, yaitu: (1) keluarga yang merawat anggota keluarga yang telah menderita skizofrenia lebih dari 2 tahun, (2) memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan penderita skizofrenia, dan (3) tinggal satu rumah dengan penderita skizofrenia. Instrumen penelitian ini dibuat dengan memodifikasi Ways of Coping The Revised Version (Folkman and Lazarus, 1984). Strategi koping ini diukur dengan skala nominal. Responden memilih 4 kemungkinan jawaban dalam bentuk skala Likert, yaitu Tidak Pernah (1), Kadang-Kadang (2), Sering (3), dan Selalu (4). Perhitungan analisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ket: P f : persentase : jumlah skor jawaban n : jumlah skor maksimal (Setiadi, 2007) Dan diterjemahkan ke dalam bentuk rumus berikut: P 5

6 Kemudian dilihat persentase mana yang paling besar dengan kategori: a. Jika persentase PFC > EFC, maka responden dikatakan lebih cenderung menggunakan problem focused coping dalam merawat penderita skizofrenia. b. Jika persentase EFC > PFC, maka responden dikatakan lebih cenderung menggunakan emotion focused coping dalam merawat penderita skizofrenia. c. Jika persentase PFC = EFC, maka responden dikatakan cenderung menggunakan strategi koping keduanya dalam merawat penderita skizofrenia. Setelah itu dilakukan perhitungan banyaknya responden yang cenderung menggunakan PFC, EFC, atau strategi koping keduanya: Ket: P: persentase f: - jumlah responden yang cenderung menggunakan PFC - jumlah responden yang cenderung menggunakan EFC - jumlah responden yang cenderung menggunakan keduanya n: jumlah seluruh responden Berdasarkan nilai persentase di atas, maka diinterpretasikan sebagai berikut: 0% = tidak seorang pun dari responden 1 19% = sangat sedikit responden 20 39% = sebagian kecil responden 40 59% = sebagian/setengah dari responden 6

7 60 79% = sebagian besar responden 80 99% = hampir seluruh responden 100% = seluruh responden (Al Rasyid, 1994) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai strategi koping keluarga dalam merawat anggota keluarga penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut ini: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Strategi Koping Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga Penderita Skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Strategi Koping f % Problem Focused Coping 37 38,5 Emotion Focused Coping 46 48,0 Keduanya (PFC dan EFC) 13 13,5 TOTAL Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa sebagian keluarga lebih cenderung menggunakan emotion focused coping untuk mengurangi atau menghilangkan tuntutan dan atau tekanan dalam merawat anggota keluarga penderita skizofrenia. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Problem Focused Coping yang Dilakukan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga Penderita Skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Problem Focused Coping (PFC) f % Planful problem solving 11 29,7 Confrontative coping 6 16,2 Seeking social support 20 54,1 TOTAL Keluarga yang cenderung menggunakan problem focused coping berdasarkan pada tabel 2, menunjukkan bahwa sebagian keluarga lebih cenderung melakukan 7

8 seeking social support dalam mengatasi tuntutan, beban, dan atau tekanan selama merawat anggota keluarga penderita skizofrenia. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Emotion Focused Coping yang Dilakukan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga Penderita Skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Emotion Focused Coping (EFC) f % Distancing 3 6,5 Self control 6 13,0 Accepting Responsibility 12 26,1 Escape/avoidance 9 19,6 Positive reappraisal 16 34,8 TOTAL Keluarga yang cenderung menggunakan emotion focused coping berdasarkan pada tabel 3, menunjukkan bahwa sebagian kecil keluarga lebih cenderung melakukan positive reappraisal dan sebagian kecil keluarga lainnya lebih cenderung melakukan accepting responsibility dalam meregulasi tekanan emosionalnya selama merawat anggota keluarga penderita skizofrenia. Tabel 4 Distribusi Frekuensi PFC dan EFC yang Dilakukan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga Penderita Skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat PFC dan EFC f % Seeking social support & Positive reappraisal 4 30,8 Planful problem solving & Positive reappraisal 3 23,0 Confrontative coping & Accepting responsibility 2 15,4 Confrontative coping & Distancing 1 7,7 Seeking social support & Positive reappraisal, Confrontative coping & 7,7 1 Accepting responsibility Planful problem solving & Positive reappraisal, Confrontative coping & 7,7 1 Accepting responsibility Planful problem solving & Seeking social support & Positive reappraisal; Confrontative coping & Accepting responsibility 1 7,7 TOTAL

9 Keluarga yang cenderung menggunakan strategi koping keduanya berdasarkan pada tabel 4, menunjukkan bahwa sebagian kecil keluarga lebih cenderung melakukan seeking social support dan positive reappraisal dan sebagian kecil keluarga lainnya lebih cenderung melakukan planful problem solving dan positive reappraisal secara bersamaan dalam mengatasi tekanan akibat penderita skizofrenia dengan segala permasalahannya. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi koping memiliki peranan penting dalam interaksi antara situasi yang menekan dan adaptasi. Strategi koping yang dilakukan keluarga selama merawat penderita skizofrenia dalam penelitian ini cukup menyebar. Tidak terlalu signifikan antara kecenderungan penggunaan strategi koping tertentu. Walaupun begitu, setiap responden memiliki kecenderungan terhadap penggunaan salah satu strategi koping atau keduanya. Distribusi data mengenai strategi koping keluarga yang terlihat dalam tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian kecil keluarga cenderung menggunakan problem focused coping (38,5%). Dapat disimpulkan bahwa strategi koping yang dilakukan oleh keluarga cenderung berupa usaha-usaha untuk menanggulangi tuntutan yang dialaminya dengan cara mencari alternatif pemecahan masalah yang dialaminya. Keluarga yang cenderung menggunakan problem focused coping berdasarkan pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian keluarga cenderung melakukan seeking social support untuk mengurangi tekanan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Chadda, et al. (2007) yang menyatakan bahwa seeking social support dan planful problem solving merupakan strategi koping yang paling sering dilakukan oleh 9

10 caregiver penderita skizofrenia. Ini menandakan bahwa dengan membagi perasaan pada orang lain, tekanan yang dirasakan dapat berkurang dan keluarga juga memperoleh bantuan informasi pemecahan masalah dari orang yang mereka percaya tersebut (planful problem solving). Selain seeking social support dan planful problem solving, keluarga juga melakukan confrontative coping untuk mengubah keadaan dengan cara mengekspresikan reaksi agresi berupa derajat kemarahan dan pengambilan risiko. Tabel 2 menunjukkan bahwa sangat sedikit keluarga (16,2%) yang cenderung melakukan confrontative coping dalam mengatasi masalahnya. Rasa lelah, jenuh, dan biaya yang tidak sedikit, membuat keluarga merasa marah pada situasi di rumah yang dianggap menghambat dalam melakukan peran dan kehidupannya. Berdasarkan gambaran data yang disajikan dalam tabel 1, strategi koping yang cenderung digunakan oleh sebagian keluarga dalam merawat penderita skizofrenia adalah emotion focused coping (48,0%). Dapat disimpulkan bahwa strategi koping yang dilakukan oleh keluarga cenderung berupa usaha-usaha untuk menanggulangi tuntutan yang dialami dengan mengendalikan respon emosinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Magliano, et al. (2000), keluarga atau caregiver yang tinggal bersama ODS (orang dengan skizofrenia) dalam waktu yang lama cenderung mengadopsi emotion focused coping. Selama merawat penderita skizofrenia dalam jangka waktu lama, keluarga semakin akan mengalami kesulitan dalam hal financial, menjalankan aktivitas sehari-hari, dan terganggunya interaksi antara keluarga (Hassan, et al., 2011). 10

11 Keluarga yang cenderung menggunakan emotion focused coping berdasarkan pada tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian kecil keluarga lebih cenderung melakukan positive reappraisal dan sebagian kecil keluarga lainnya lebih cenderung melakukan accepting responsibility dalam meregulasi tekanan emosionalnya selama merawat anggota keluarga penderita skizofrenia. Ini sejalan dengan penelitian Hassan, et al. (2011) yang menyatakan bahwa selain self control dan escape/avoidance, positive reappraisal juga merupakan strategi koping yang paling sering dilakukan oleh keluarga dalam merawat penderita skizofrenia. Hasil penelitian di atas menandakan bahwa sebagian keluarga mampu berpikir positif dan menerima situasi yang ada sebagai cobaan dalam hidupnya. Selain itu, keluarga terkadang berusaha untuk melarikan diri dari permasalahan yang sedang terjadi, terutama permasalahan yang disebabkan oleh kehadiran penderita skizofrenia dalam keluarganya (distancing). Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa sangat sedikit keluarga (6,5%) yang cenderung melakukan distancing. Menurut Hassan, et al. (2011), distancing dapat menuntun keluarga untuk menurunkan stres. Ini terjadi karena untuk sementara waktu, keluarga tidak disibukkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan penderita skizofrenia. Hal ini secara tidak langsung dapat meregulasi tekanan emosional yang dirasakan anggota keluarga. Namun, apabila keluarga terus melakukan penghindaran terhadap masalah ini, maka masalah yang ada tidak akan pernah hilang atau terselesaikan. Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa sangat sedikit keluarga (13,0%) yang cenderung melakukan self control. Self control dilakukan keluarga untuk meregulasi 11

12 perasaan maupun tindakan. Hasil penelitian ini menandakan bahwa untuk mengontrol masalah dan emosi tidaklah mudah. Dalam hal ini, keluarga mengalami kejenuhan dalam merawat penderita skzofrenia di rumah, harus selalu mengontrol semua kegiatan penderita, harus menghadapi kesulitan dalam menanggung biaya perawatan dan pengobatan penderita dalam waktu yang lama. Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa sebagian kecil keluarga (26,1%) cenderung melakukan accepting responsibility. Hasil penelitian ini menandakan bahwa sebagian kecil keluarga merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada anggota keluarganya yang menderita skizofrenia. Menurut Hassan, et al. (2011), keluarga yang cenderung melakukan strategi koping ini justru akan meningkatkan stres yang sudah ada sebelumnya. Keluarga yang cenderung mengakui peran dirinya sebagai penyebab masalah kejiwaan yang dialami anggota keluarganya akan memiliki rasa penyesalan yang harus selalu mereka tanggung. Berdasarkan tabel 3, terlihat pula bahwa sebagian kecil keluarga (19,6%) cenderung melakukan escape/avoidance. Escape/avoidance dilakukan keluarga untuk menghindar atau melarikan diri dari permasalahan yang sedang dihadapi.hasil penelitian ini menandakan bahwa tidak sedikit keluarga yang tidak ingin mencampuri atau mempedulikan permasalahannya. Keluarga lebih memilih untuk melakukan kegiatan lain yang dianggap lebih menyenangkan. Hal ini dilakukan keluarga demi menenangkan emosinya daripada harus memikirkan masalah yang diakibatkan oleh penderita skizofrenia di rumah. 12

13 Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa sebagian kecil keluarga melakukan seeking social support dan positive reappraisal dan sebagian kecil keluarga lainnya melakukan planful problem solving dan positive reappraisal secara bersamaan dalam mengatasi tekanan akibat penderita skizofrenia dengan segala permasalahannya. Dengan mencari bantuan orang lain, keluarga akan lebih banyak mendapat informasi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu, keluarga yang mencoba berpikir positif mengenai keadaannya akan memudahkan keluarga untuk berpikir secara matang dan tenang dalam memahami masalah, serta mencari solusi yang terbaik dalam merawat penderita skizofrenia. Berdasarkan hal tersebut, keluarga yang cenderung menggunakan kedua strategi koping ini, dapat dikatakan sudah memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang didampingi dengan pengontrolan emosi sehingga tingkat stres yang ada sudah mulai berkurang. Hal ini sesuai dengan teori Lazarus and Folkman (1984) yang mengemukakan bahwa untuk mencapai strategi koping yang efektif diperlukan penggunaan kedua strategi koping. SIMPULAN Strategi koping keluarga selama merawat penderita skizofrenia dalam penelitian ini cukup menyebar.tidak terlalu signifikan antara kecenderungan penggunaan strategi koping yang dilakukan. Sebagian keluarga cenderung menggunakan emotion focused coping, sebagian kecil keluarga cenderung menggunakan problem focused coping, dan sangat sedikit keluarga yang cenderung menggunakan kedua strategi koping tersebut. Perbedaan kecenderungan strategi 13

14 koping ini disebabkan oleh adanya penilaian kognitif yang berbeda-beda dalam setiap keluarga, tingkat stres yang dialami keluarga, dan tergantung pada sumber daya yang dimiliki, yaitu kesehatan fisik, keyakinan atau pandangan positif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial, dan materi. Untuk mencapai strategi koping yang efektif, maka diperlukan penggunaan strategi koping keduanya. SARAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perawat di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pemberian psikoedukator terhadap keluarga, seperti memberikan informasi mengenai dosis dan efek samping obat, mengapa tidak boleh putus obat, pentingnya berobat rutin, pengenalan gejala dari kekambuhan, dan hal lainnya yang berkaitan dengan skizofrenia. Diharapkan jugapihak rumah sakit dapat menyediakan ruangan khusus sebagai pusat konseling, dimana keluarga atau pihak yang membutuhkan informasi mengenai kesehatan jiwa dapat memanfaatkan pelayanan ini kapan pun dibutuhkan tanpa harus menunggu program terapi keluarga yang telah ditentukan. Bagi peneliti selanjutnya, metode pengambilan data dapat dilengkapi dengan interviu untuk mendapat gambaran yang lebih lengkap dan disarankan juga untuk meneliti sumber daya yang mendukung strategi koping itu sendiri. 14

15 DAFTAR PUSTAKA Al Rasyid, H Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Arif, S.I Skizofrenia: Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung: PT Refika Aditama. Awad, A.G. and Voruganti, L.N.P The Burden of Schizophrenia on Caregivers: A Review. Pharmacoeconomics. Chadda, R.K., Singh, T.B., and Ganguly, K.K Caregiver burden and coping: A prospective study of relationship between burden and coping in caregivers of patients with schizophrenia and bipolar affective disorder. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology 42: Hassan, W.A.N., Mohamed, I.I., Elnaser, A.E.A., and Sayed, N.E Burden and coping strategies in caregivers of schizophrenic patients. Journal of American Science 7 (5): Available at: in+caregivers+of+schizophrenic+patients.&source=web&cd=4&ved=0cgaq FjAD&url=http%3A%2F%2Fwww.jofamericanscience.org%2Fjournals%2Fa m- sci%2fam0705%2f113_5789am0705_802_811.pdf&ei=g1t4t6jhc5dorqe 5zLTUBg&usg=AFQjCNHRcte88ooXPZqTjuWFW5MEIYIeNg&cad=rja (diakses 4 Juni 2012). Hawari, D Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: FKUI. Lazarus, R.S. and Folkman, S Stress, Appraisal, and Coping. New York: Spinger Publishing Company. Magliano, L., Fadden, G., Economou, M., Held, T., Xavier, M., Guarneri, M., et al Family burden and coping strategies in schizophrenia: 1-year follow-up data from the BIOMED I study. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology 35: Available at: 31b8b1b39f7a%40sessionmgr12&vid=1&hid=15&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3 QtbGl2ZQ%3d%3d#db=mnh&AN= (diakses 28 Desember 2011). Setiadi Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Videbeck, S.L Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Diterjemahkan oleh Komalasari, R. dan Hany, A Jakarta: EGC. 15

Gambaran Strategi Koping Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Gangguan Jiwa Berat

Gambaran Strategi Koping Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Gangguan Jiwa Berat Gambaran Strategi Koping Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Gangguan Jiwa Berat Yelsi Wanti, Efri Widianti, Nita Fitria Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Email: e_free358@yahoo.com

Lebih terperinci

GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIBERIKAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIBERIKAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIBERIKAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT Linda Permatasari 1 Aat Sriati 1 Metty Widiastuti 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit Lupus. Penyakit ini merupakan sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan, salah satu jenis penyakit tersebut adalah Diabetes Mellitus (DM). DM adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan otomotif khususnya mobil, akan terus berusaha untuk memproduksi unit-unit mobil dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. perjalanan kronik dan berulang. Skizofrenia biasanya memiliki onset pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. perjalanan kronik dan berulang. Skizofrenia biasanya memiliki onset pada masa digilib.uns.ac.id 14 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat dengan tanda dan gejala yang beraneka ragam, baik dalam derajat maupun jenisnya dan seringkali ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah dambaan dalam setiap keluarga dan setiap orang tua pasti memiliki keinginan untuk mempunyai anak yang sempurna, tanpa cacat. Bagi ibu yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan dengan usaha menyeluruh, yaitu usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian. Dalam BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian. Dalam bab ini diuraikan: metode dan pendekatan penelitian, definisi operasional, lokasi, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta orang mengalami GGK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan. pembangunan pada berbagai bidang. Dalam melaksanakan pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan. pembangunan pada berbagai bidang. Dalam melaksanakan pembangunan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan pada berbagai bidang. Dalam melaksanakan pembangunan dan menjaga kelangsungan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat sebesar 4,6 permil, artinya ada empat sampai lima penduduk dari 1000

BAB I PENDAHULUAN. berat sebesar 4,6 permil, artinya ada empat sampai lima penduduk dari 1000 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Orang dianggap sehat jika mereka mampu memainkan peran dalam masyarakat dan perilaku pantas dan adaptif.organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefeniskan kesehatan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang mengganggu fungsi mental sehingga menempatkan seseorang dalam kategori tidak sejahtera. Gangguan jiwa adalah respon maladaptif

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci:, problem focused coping, emotional focused coping, SECAPA-AD. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci:, problem focused coping, emotional focused coping, SECAPA-AD. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui bentuk coping stress (distancing, escape-avoidance, seeking social support, positive appraisal, self-control, accepting responsibility,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan sosial yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seorang wanita dalam kehidupan berkeluarga memiliki peran sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta

Lebih terperinci

: Strategi Koping, Siswa kelas XII, Ujian Nasional

: Strategi Koping, Siswa kelas XII, Ujian Nasional GAMBARAN STRATEGI KOPING SISWA KELAS XII SMAN JATINANGOR YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL 2012 Natalia Chandra Wijayanti 1, Nita Fitria 1, Imas Rafiyah 1 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu. Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihimpun hanya berdasarkan stres dan strategi penanggulangan stres pada

BAB III METODE PENELITIAN. dihimpun hanya berdasarkan stres dan strategi penanggulangan stres pada BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian yang dilakukan bersifat ex post facto dan data-data yang dihimpun hanya berdasarkan stres dan strategi penanggulangan stres pada mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat umum akhir-akhir ini. Stres dapat diartikan sebagai perasaan tidak dapat mengatasi masalah

Lebih terperinci

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui strategi penanggulangan stres pada perawat instalasi bedah sentral/ operasi kamar (OK) di rumah sakit X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari penjajahan. Walaupun terbebas dari penjajahan, seluruh warga negara Indonesia harus tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Deficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH HIV (Human Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan sangat ditakuti di negara-negara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i ABSTRAK...iii ABSTRACT...iv DAFTAR ISI...v

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i ABSTRAK...iii ABSTRACT...iv DAFTAR ISI...v Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara self compassion dengan coping stress pada ibu yang memiliki anak autis di yayasan X Bandung. Responden dalam penelitian ini berjumlah 32

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci:

Abstrak. Kata kunci: Studi Mengenai Stres dan Coping Stres pada Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Karya Ilmiah Dini Maisya (NPM. 190110070038) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Dalam menjalankan tugas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu memiliki berbagai macam masalah didalam hidupnya, masalah dalam diri individu hadir bila apa yang telah manusia usahakan jauh atau tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN COPING STRESS PADA WANITA MADYA DALAM MENGHADAPI PRAMENOPAUSE SKRIPSI HILMAYANI NASUTION

GAMBARAN COPING STRESS PADA WANITA MADYA DALAM MENGHADAPI PRAMENOPAUSE SKRIPSI HILMAYANI NASUTION GAMBARAN COPING STRESS PADA WANITA MADYA DALAM MENGHADAPI PRAMENOPAUSE SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: HILMAYANI NASUTION 041301009 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI COPING PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI JURUSAN BK ANGKATAN 2008 FIP UNJ

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI COPING PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI JURUSAN BK ANGKATAN 2008 FIP UNJ Catatan: BANYAK KUTIPAN Hubungan Tingkat Stres Dengan Penggunaan Strategi Coping Pada Mahasiswa Yang Sedang... 107 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI COPING PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN C. Hasil Penelitian 3. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian ini, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi menyangkut normalitas dan homogenitas. Uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk uji coba instrumen telah dilakukan pada 30 orang ibu yang memiliki anak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk uji coba instrumen telah dilakukan pada 30 orang ibu yang memiliki anak 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB-C YPLB Cipaganti Bandung. Sedangkan untuk uji coba instrumen telah dilakukan pada 30

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Kesehatan Mental Mengatasi Stress / Coping Stress Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Coping Stress Coping Proses untuk menata tuntutan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD) INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD) A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama/inisial : 2. Umur : 3. Riwayat Pendidikan : 4. Pekerjaan : 5. Alamat : B. PEDOMAN OBSERVASI 1. Kesan umum, gambaran fisik dan penilaian kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Perkembangan masyarakat dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Perkembangan masyarakat dengan kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman pembangunan di Indonesia dan globalisasi dunia seperti sekarang ini, tatkala persaingan semakin ketat, semakin dibutuhkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI POLIKLINIK RS JIWA DAERAH PROPSU MEDAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI POLIKLINIK RS JIWA DAERAH PROPSU MEDAN HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI POLIKLINIK RS JIWA DAERAH PROPSU MEDAN SKRIPSI Oleh Septian Mixrofa Sebayang 071101019 FAKULTAS KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit kronis tersebut, di antaranya: kanker,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit kronis tersebut, di antaranya: kanker, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penderita penyakit kronis yang dapat menyebabkan kematian kini mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit kronis tersebut, di antaranya: kanker, HIV/AIDS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh. Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bahwa sehat-sakit dan adaptasi-maladaptasi merupakan konsep yang berbeda. Tiap konsep berada pada rentang yang terpisah. Rentang sehat-sakit berasal

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang sehat, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan setiap anak di dunia ini berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Tidak hanya anak normal saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan proses interaksi yang kompleks antara faktor genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural. Telah terbukti

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres. Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres

Lampiran 1 : Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres. Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres Petunjuk pengisian : Kuesioner ini terdiri dari 80 pernyataan mengenai cara Anda

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal. Secara internal, kedaulatan NKRI dinyatakan dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal. Secara internal, kedaulatan NKRI dinyatakan dengan keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 adalah sebuah negara berdaulat yang telah diakui secara internal maupun

Lebih terperinci

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 13 GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Anies Andriyati Devi 1 Dra.Retty Filiani 2 Dra.Wirda Hanim, M.Psi 3 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan penggunaan pendekatan kuantitatif adalah dimungkinkannya

Lebih terperinci

ABSTRAK Lazarus Folkman

ABSTRAK Lazarus Folkman ABSTRAK Penelitian ini dilakukan unuk mengetahui gambaran mengenai strategi penanggulangan stress pada Orang Dengan HIV/AIDS (Odha) di Yayasan X Bandung. Sesuai dengan maksud, tujuan, dan kegunaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Coping 1. Pengertian Strategi Coping Coping berasal dari kata cope yang dapat diartikan menghadang, melawan ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK Penelitian mengenai kanker payudara menunjukkan bahwa penerimaan

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING PADA ORANG YANG MEMILIKI INDERA KEENAM (COPING STRATEGIES OF PEOPLE WHO HAVE SIXTH SENSE)

STRATEGI KOPING PADA ORANG YANG MEMILIKI INDERA KEENAM (COPING STRATEGIES OF PEOPLE WHO HAVE SIXTH SENSE) STRATEGI KOPING PADA ORANG YANG MEMILIKI INDERA KEENAM (COPING STRATEGIES OF PEOPLE WHO HAVE SIXTH SENSE) Dwi Putri Anggarwati, Siti Urbayatun Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan putrianggara09@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia, serta merupakan sarana untuk mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I. Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang tersebar begitu luas dimana

BAB I. Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang tersebar begitu luas dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang tersebar begitu luas dimana pada setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda. Belakangan ini tak jarang dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya manusia memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya seluruh subjek mengalami stres. Reaksi stres yang muncul pada subjek penelitian antara lain berupa reaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak 1. Pengertian Coping Stress Coping adalah usaha dari individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lingkungannya

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah DKI Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas wilayah 664,01 Km² (www.kemendagri.go.id, diakses 20 Oktober 2013) dengan jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya serta bidangbidang yang lain telah membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern, industri dan termasuk Indonesia. Meskipun gangguan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana data yang diperoleh didominasi angka, mulai dari pengambilan data, penafsiran, hingga hasil

Lebih terperinci

PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI PERKULIAHAN

PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI PERKULIAHAN 14 Pengaruh Rational-emotive Behavioral Therapy Terhadap Peningkatan Strategi Coping Mengatasi... PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI

Lebih terperinci

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap manusia lainnya. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap manusia lainnya. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan faktor yang berperan penting dalam kehidupan manusia, dimana kesehatan jiwa akan mempengaruhi hubungan manusia terhadap manusia lainnya. Kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN. Abstrak

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN. Abstrak PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN Nofrida Saswati Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Harapan Ibu Jambi E-mail: nofridasaswati@gmail.com Abstrak Tujuan: Adapun tujuan dari

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara-negara maju, modern dan industri. Keempat masalah kesehatan tersebut

Lebih terperinci

STUDI KASUS GAMBARAN COPING STRES PADA MAHASISWI PEKERJA SEKS KOMERSIAL

STUDI KASUS GAMBARAN COPING STRES PADA MAHASISWI PEKERJA SEKS KOMERSIAL 86 Studi Kasus Gambaran Coping Stres Pada Mahasiswi Pekerja Seks Komersial STUDI KASUS GAMBARAN COPING STRES PADA MAHASISWI PEKERJA SEKS KOMERSIAL Salsabila Nurul Hidayati 1 Dr. Gantina Komalasari, Psi

Lebih terperinci

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas 1 /BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara - negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan di sektor ekonomi. Agar dapat bersaing antar bangsa, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan di sektor ekonomi. Agar dapat bersaing antar bangsa, Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri di Indonesia kini tumbuh dan berkembang dengan pesatnya, seiring dengan rencana pembangunan pemerintah yang saat ini lebih menitikberatkan pada

Lebih terperinci

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh coping stress terhadap kinerja pada pilot maskapai penerbangan X. Sampel penelitian ini berjumlah 71 orang pilot. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kebahagiaan seperti misalnya dalam keluarga tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kebahagiaan seperti misalnya dalam keluarga tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga bahagia merupakan dambaan bagi semua keluarga. Untuk menjadi keluarga bahagia salah satu syaratnya adalah keharmonisan keluarga. Keharmonisan keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta hubungan interpersonal yang memuaskan (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta hubungan interpersonal yang memuaskan (Videbeck, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan kondisi sehat baik secara emosional, psikologi, perilaku, koping yang efektif, konsep diri yang positif, kestabilan emosional serta hubungan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. kehidupan individu selalu dan tidak lepas dari masalah yang ada sehingga kadangkala

BABI PENDAHULUAN. kehidupan individu selalu dan tidak lepas dari masalah yang ada sehingga kadangkala BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stres adalah fakta dalam hidup dan bagian dari kehidupan. Sepanjang kehidupan individu selalu dan tidak lepas dari masalah yang ada sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dari variabel-variabel yang terkait

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dari variabel-variabel yang terkait 9 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut adalah kemacetan, stressor, stres, penyesuaian diri terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10 MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental Mengatasi Stress/Coping Stress Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 10 MK61112 Aulia Kirana, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada masyarakat. Perubahan gaya hidup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Mahasiswa Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan

Lebih terperinci

KOPING STRES WANITA MENIKAH YANG BELUM DIKARUNIAI ANAK

KOPING STRES WANITA MENIKAH YANG BELUM DIKARUNIAI ANAK Volume 6, Nomor 2, Oktober 2017 http://doi.org/10.21009/jppp KOPING STRES WANITA MENIKAH YANG BELUM DIKARUNIAI ANAK Gantina Komalasari* ** *Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Jakarta **Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61) BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang sedang menyusun skripsi berjumlah 66 orang mahasiswa, dari 66 orang mahasiswa hanya 61 orang mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama ini dikenali meliputi kausa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, menyebutkan bahwa negara menjamin kehidupan setiap orang baik lahir maupun batin,serta menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang layak bagi kehidupan mereka,

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang layak bagi kehidupan mereka, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian anak sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, setiap anak berhak

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Riska Wulansari*), Zumrotul Choiriyah**), Raharjo Apriyatmoko***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut UU No.36 tahun 2009 adalah "Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian diri serta

Lebih terperinci

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI p-issn : VOLUME 2, NO 2, OKTOBER 2017 e-issn :

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI p-issn : VOLUME 2, NO 2, OKTOBER 2017 e-issn : JURNAL PSIKOLOGI JAMBI p-issn : 2528-2735 VOLUME 2, NO 2, OKTOBER 2017 e-issn : 2580-7021 DUKUNGAN DAN BEBAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT PASIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI KLINIK JIWA RUMAH

Lebih terperinci