ANALISIS PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN DI JEMBER SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN DI JEMBER SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN DI JEMBER SKRIPSI Oleh Ilham Kistanto NIM ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2013 i

2 ANALISIS PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN DI JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ekonomi Pembangunan (S1) dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh Ilham Kistanto NIM ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2013 ii

3 PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati dan puji syukur yang tak terhingga pada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ibunda Nursutima dan Almarhum Ayahanda M. Kusno tercinta, yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta pengorbanan selama ini; 2. Guru-guru sejak Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi terhormat, yang telah memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran; 3. Almamater Fakultas Ekonomi Universitas Jember. iii

4 MOTTO Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah 2:216) Imam Ali a.s berkata, "Kelemah-lembutan itu kunci kesuksesan." (Ghurar al Hikam) Semua orang bisa bermimpi, tapi hanya sebagian orang yang bisa meraih mimpi. (Mario Teguh) iv

5 PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: nama : Ilham Kistanto NIM : menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Analisis Penetapan Upah Minimum Kabupaten Di Jember adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar. Jember, 10 juli 2013 Yang menyatakan, Ilham Kistanto NIM v

6 SKRIPSI ANALISIS PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN DI JEMBER Oleh Ilham Kistanto NIM Pembimbing Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II : Dra. Nanik Istiyani, M.Si : Fivien Muslihatinningsih, SE, M.Si vi

7 TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI Judul Skripsi : Analisis Penetapan Upah Minimum Kabupaten Di Jember Nama Mahasiswa : Ilham Kistanto NIM : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Sumber Daya Manusia Tanggal Persetujuan : 10 juli 2013 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Nanik Istiyani, M.Si NIP Fivien Muslihatinningsih, SE, M.Si NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Dr. I Wayan Subagiarta, SE., M.Si NIP vii

8 PENGESAHAN Judul Skripsi ANALISIS PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN DI JEMBER Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Nama : Ilham Kistanto NIM : Jurusan: Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal: dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Susunan Panitia Penguji 1. Ketua : Dr. I Wayan Subagiarta, SE., M.Si NIP (...) 2. Sekretaris : Drs. P. Edi Suswandi, MP NIP Anggota : Fivien Muslihatinningsih, SE, M.Si NIP (...) (...) Mengetahui/Menyetujui, Universitas Jember Fakultas Ekonomi Dekan, Foto 4 X 6 warna Dr. M. Fathorrazi, SE., M.Si NIP viii

9 Analisis Penetapan Upah Minimum Kabupaten Di Jember Ilham Kistanto Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember ABSTRAK Penetapan upah minimum kabupaten Jember dalam beberapa tahun terakhir cenderung kondusif, melainkan upah minimum kabupaten Jember masih tergolong rendah dibandingkan beberapa kabupaten lainnya didaerah Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebutuhan hidup layak (KHL), produk domestik regional bruto (PDRB), inflasi terhadap upah minimum kabupaten Jember. Penelitian ini fokus pada analisis explanatory, yaitu menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Estimasi OLS menunjukkan bahwa variabel independen dapat berpengaruh terhadap variabel dependen pada jangka waktu tertentu. Regresi linier berganda digunakan karena penelitian ini mencakup lebih dari dua variabel, dimana dalam regresi linier berganda variabel dependen dipengaruhi pada dua atau lebih variabel independen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upah minimum kabupaten Jember pada tahun berikutnya akan terus meningkat seiring tingginya harga kebutuhan pokok sebagai pelindung upah minimal bagi para buruh. Kata Kunci: upah minimum kabupaten, KHL, PDRB, inflasi, analisis regresi linier berganda. ix

10 The Analysis of Regency Minimum Wage Decision In Jember Ilham Kistanto Development Economics Department, Faculty of Economics, University of Jember ABSTRACT Jember regency minimum wage in recent years tended conducive, but the minimum wage is still low Jember district than some other districts in East Java. The purpose of this study was to determine the effect of decent living (KHL), gross regional domestic product (GDP), inflation of the minimum wage Jember district. This study focuses on analyzing explanatory, that is using Ordinary Least Square (OLS). OLS estimates indicate that the independent variable can affect the dependent variable in a certain time period. Multiple linear regression was used because it involves more than two variables, multiple linear regression where the dependent variable is affected in two or more independent variables. It can be concluded that the results of this study indicate that the minimum wage in Jember district will continue to rise next year as the high price of basic commodities as a protection for the minimum wage workers. Keywords: minimum wage counties, KHL, GDP, inflation, multiple linear regression analysis. x

11 RINGKASAN Analisis Penetapan Upah Minimum Kabupaten Di Jember; Ilham Kistanto; ; 2013; Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Penetapan upah minimum kabupaten merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap para buruh yang ada di seluruh Indonesia. Mengingat dibawah tahun 1970an para buruh diberikan upah yang sangat rendah dan kondisi lingkungan pekerjaan yang berada dibawah standar. Adanya kejadian seperti ini sebuah organisasi perdagangan Amerika Serikat dan beberapa aktivis hak asasi manusia mengajukan keberatan terhadap sebuah perusahaan-perusahaan multinasional yang bergerak di daerah Indonesia. Kebijakan upah minimum di Indonesia sendiri pertama kali diterapkan pada awal tahun 1970an. Namun pelaksanaannya tidak efektif pada tahun-tahun tersebut. Pemerintah Indonesia baru mulai memberikan perhatian lebih terhadap pelaksanaan kebijakan upah minimum pada akhir tahun 1980an. Berdasarkan data yang dilansir Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jember, UMK Jember 2012 sebesar Rp atau hanya naik 5,14% saja dari UMK 2011 sebesar Rp Kepala Disnakertrans Jember Mohammad Hariyadi (2012) menilai, kenaikan UMK itu cukup tinggi bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya seperti Bondowoso, Banyuwangi, dan Situbondo. Pada tahun tersebut belum ada penangguhan dari para pengusaha yang berada di Jember, dengan ini maka semua perusahaan setuju dengan kenaikan upah minimum kabupaten Jember yang naik 5,14% dari UMK sebelumnya. Tapi seandainya ada pengusaha mengajukan penangguhan pemberlakuan UMK 2012, nantinya para pegawai Dinas akan turun ke lapangan untuk melihat dari dekat kondisi sebenarnya dari perusahaan itu. Jika menurut pengamatan perusaaan penolak kenyataannya mampu, maka akan dikenai sanksi. Sebaliknya jika pailit, Disnakertrans akan mempertemukan antara perusahaan dan pekerja untuk saling memahami. xi

12 Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah KHL, PDRB dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan UMK Jember. Gambaran adanya pengaruh atau tidak ini diukur dengan menggunakan analisis explanatory yang merupakan Ordinary Least Square (OLS). Hasil estimasi analisis regresi linier berganda pada uji secara bersama-sama semua variabel independen berpengaruh terhadap UMK Jember. Berdasarkan hasil uji parsial bahwa variabel KHL dan PDRB berpengaruh signifikan terhadap UMK Jember, sedangkan variabel inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap penetapan UMK Jember. Hal ini bisa dilihat dari data variabel KHL tiap tahunnya yang mendekati nilai data upah minimum Kabupaten Jember, namun pertumbuhan nilai kebutuhan hidup layak tidak pernah melebihi nilai pertumbuhan upah minimum Kabupaten Jember. Dapat disimpulkan bahwasannya pemerintah Kab. Jember belum bisa menuntaskan masalah atau keinginan buruh sampai sekarang, yaitu dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan tingkat penghasilan yang harus dapat memenuhi biaya kebutuhan hidup layak. Jadi jika dalam peraturan pemerintah upah minimum sudah berdasarkan kebutuhan hidup layak dalam penetapan upah minimum, namun secara kualitas tidak mengalami perubahan dan hal itu sama sekali tidak membawa perubahan terhadap peningkatan atau perbaikan kesejahteraan kaum buruh di berbagai daerah khususnya di Jember. Hasil estimasi menunjukkan variabel PDRB berpengaruh terhadap UMK Jember. Hal ini menunjukkan produkstivitas tenaga kerja buruh di daerah Jember termasuk cukup baik atau ada peningkatan tiap tahunnya. Para pengusaha tidak begitu khawatir dengan adanya kenaikan upan minimum kabupaten, karena dengan adanya kelebihan keuntungan dari hasil poduksi yang meningkat maka para pengusaha akan sanggup membayar tanggungan upah buruh atau upah minimum Kabupaten Jember. Hal ini harus tetap bisa dipertahankan tiap tahunnya, agar terciptanya kesejahteraan buruh dan terjadinya hubungan yang harmonis antara pengusaha, buruh dan pemerintah. xii

13 PRAKATA Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya, sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Penetapan Upah Minimum Kabupaten Di Jember. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik itu berupa motivasi, nasehat, tenaga, pikiran, materi, dan saran maupun kritik yang membangun. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Nanik Istiyani, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia membimbing penulis dan dukungan untuk menyusun tugas akhir yang baik dan tulus ikhlas; 2. Ibu Fivien Muslihatinningsih, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, kritik dan pengarahan dengan penuh keikhlasan, ketulusan dan kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini; 3. Bapak Dr. M. Fathorrazi, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Jember; 4. Bapak Dr. I Wayan Subagiarta, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Jember; 5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Jember serta Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Perpustakaan Pusat; 6. Ibunda Nursutima dan Almarhum Ayahanda M. Kusno, terimakasih yang tak terhingga ananda ucapkan atas doa, dukungan, kasih sayang, motivasi, kerja keras, kesabaran dan pengorbanan selama ini; xiii

14 7. Adikku Siti Halimatus Sakdiah dan Siti Hamzah Aprilia beserta seluruh keluarga besarku, terimakasih atas doa dan kasih sayang, serta dukungan yang tanpa henti; 8. Sahabat-sahabatku tersayang, Henry, Zaenal, fafa, indra, ririk, oni, rico, eko, fahmi, denok, firoh, dess, betha, maria, titi, widya, uly, iva terima kasih untuk semua cerita dan kenangan bersama, baik canda tawa maupun keluh kesah. 9. Teman-teman konsentrasi SDM, regional dan moneter yang memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam bersosialisasi dan berorganisasi; 10. Seluruh teman-teman di Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih semuanya. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Akhir kata tidak ada sesuatu yang sempurna didunia ini, penulis menyadari atas kekurangan dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan bagi penulisan karya tulis selanjutnya. Amien. Jember, 27 Agustus 2013 Penulis xiv

15 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv HALAMAN PERNYATAAN... v HALAMAN PEMBIMBING SKRIPSI... vi HALAMAN TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI... vii HALAMAN PENGESAHAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x RINGKASAN... xi PRAKATA... xiii DAFTAR ISI... xv DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat penelitian... 4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Teori Upah Upah Minimum Ketentuan dan Penetapan Upah Minimum Prinsip2 dalam Penetapan Keb. Upah Minimum Pengaruh KHL Terhadap UMK... 9 xv

16 2.1.6 Pengaruh PDRB terhadap UMK Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap UMK Tinjauan Penelitian Sebelumnya Kerangka Konseptual Hipotesis BAB 3. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis Peneltian Unit Analisis Jenis dan sumber data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Analisis Regresi Linier Berganda Uji Statistik Uji Asumsi Klasik Definisi Variabel Operasional dan Pengukurannya BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Gambaran Umum Variabel Penelitian Upah Minimum Kabupaten Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Inflasi Analisis Data Analisis Statistik Deskriptif Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Uji Statistik Hasil Uji Asumsi Klasik Pembahasan xvi

17 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR BACAAN LAMPIRAN xvii

18 DAFTAR TABEL Tabel Uraian Halaman 2.1 Konsep Penelitian Sebelumnya Data dan Perkembangan UMK Jember ( ) Data dan Perkembangan KHL di Jember ( ) Data dan Perkembangan PDRB di Jember ( ) Data Inflasi di Jember ( ) Statistik Data Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Uji Deteksi Klein Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji Ramsey Reset test Hasil Uji Normalitas xviii

19 DAFTAR GAMBAR Gambar Uraian Halaman 2.1 Kerangka Konseptual xix

20 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Uraian Halaman A Data Mentah Upah Minimum Kabupaten, Kebutuhan Hidup Layak, PDRB dan Inflasi Tahun ( ) di Kab. Jember B Hasil Analisis Deskriptif C Hasil Regresi Linier Berganda D Hasil Uji Multikolinieritas E Hasil Uji Heteroskedastisitas F Hasil Uji Autokorelasi G Hasil Uji Linieritas H Hasil Uji Normalitas xx

21 BAB 1. PENDAHULUAN Pendahuluan yang akan diuraikan pada bab I ini berisi tentang latar belakang terkait dengan objek penelitian yang di teliti dan permasalahan yang ada pada objek tersebut atau rumusan masalah berkaitan dengan variabel-variabel yang di ambil dan menyertakan tujuan dan manfaat penelitian dalam bab pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Pemasalahan dasar yang berkaitan dengan upah sama di setiap negara, akan tetapi cara penanggulangannya dan peraturannya berbeda antar negara. Pekerja atau buruh, pengusaha, pemerintah dan masyarakat pada umumnya mempunyai kepentingan yang sama atas sistem dan kebijakan pengupahan. Pekerja atau buruh dan keluarganya sangat tergantung pada upah yang mereka terima untuk dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, perumahan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu para pekerja dan serikat pekerja atau serikat buruh selalu mengharapkan upah yang lebih besar untuk meningkatkan taraf hidupnya (Sinaga, 2008:30). Kebijakan Upah Minimum telah menjadi hal yang penting dalam masalah ketenagakerjaan di beberapa negara baik maju maupun berkembang. Sasaran dari kebijakan upah minimum ini adalah untuk menutupi kebutuhan hidup minimum dari pekerja dan keluarganya. Dengan demikian, kebijakan upah minimum adalah untuk (a) menjamin penghasilan pekerja sehingga tidak lebih rendah dari suatu tingkat tertentu, (b) meningkatkan produktivitas pekerja, (c) mengembangkan dan meningkatkan perusahaan dengan cara-cara produksi yang lebih efisien (Sumarsono, 2003). Kebijakan upah minimum di Indonesia sendiri pertama kali diterapkan pada awal tahun 1970an. Meskipun demikian, pelaksanaannya tidak efektif pada tahun-tahun tersebut (Suryahadi dkk, 2003:29-50). Pemerintah Indonesia baru mulai memberikan perhatian lebih terhadap pelaksanaan kebijakan upah minimum pada akhir tahun 1980an. Hal ini terutama disebabkan adanya tekanan dari dunia 1

22 2 internasional sehubungan dengan isu-isu tentang pelanggaran standar ketenagakerjaan yang terjadi di Indonesia. Di masa tersebut, sebuah organisasi perdagangan Amerika Serikat (AFL-CIO) dan beberapa aktivis hak asasi manusia mengajukan keberatan terhadap sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat beroperasi di Indonesia yang diduga memberikan upah yang sangat rendah dan kondisi lingkungan pekerjaan yang berada dibawah standar (Gall, 1998 dan Suryahadi dkk 2003). Pada hakekatnya konstruksi hukum dalam ketentuan Pasal 28D ayat (2) Undang -Undang Dasar 1945 (hasil amandemen dan selanjutnya disingkat UUD 1945) memberi suatu deskriptif bahwa Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Prinsip hukum ini, selanjutnya dijabarkan dalam ketentuan Pasal 88 ayat (1) Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, bahwa Setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Kepala Disnakertrans Jember Mohammad Hariyadi (2012) menilai, kenaikan UMK itu cukup tinggi bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya seperti Bondowoso, Banyuwangi, dan Situbondo. Berdasarkan data yang dilansir Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jember, UMK Jember 2012 sebesar Rp atau hanya naik 5,14% saja dari UMK 2011 sebesar Rp Apabila lewat dari batas waktu penangguhan tidak ada pengusaha mengajukan penolakan maka dianggap semua pengusaha di Jember menyetujui peraturan Gubernur tersebut. Sampai saat ini, dari sekitar 600 perusahaan, belum ada yang mengajukan permohonan keberatan kepada Disnakertrans Jember. Tapi seandainya ada pengusaha mengajukan penangguhan pemberlakuan UMK 2012, nantinya dinas akan turun ke lapangan untuk melihat dari dekat kondisi sebenarnya dari perusahaan itu. Jika hingga batas penangguhan terlewati maka dapat disimpulkan tidak ada keberatan ataupun penolakan dari pengusaha. Disnakertrans juga sudah punya peta mengenai perusahaan di Jember (Kepala Disnakertrans Jember, 2012). Jika menurut pengamatan perusaaan penolak kenyataannya mampu, maka akan dikenai sanksi. Sebaliknya jika pailit, Disnakertrans akan mempertemukan

23 3 antara perusahaan dan pekerja untuk saling memahami. Dengan ini Disnakertrans memberikan penggolongan antara perusahaan yang mampu menjalankan peraturan sepenuhnya dengan perusahaan yang tidak menjalankan peraturan sepenuhnya, dengan dikategorikan atau digolongkan sebagai warna hijau, kuning dan merah. Hijau artinya perusahaan itu sehat dan sudah menjalankan aturan ketenagakerjaan dan hanya sekali tempo perlu mendapat pembinaan. Sementara kuning artinya aturan ketenagakerjaan 5-10% nya tidak ditaati, dan merah lebih parah lagi yakni melakukan penyimpangan peraturan ketenagakerjaan atau hanya 30-40% saja aturan dijalankan. Pembina Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Eks Karesidenan Besuki Iswinarso dalam jurnal Musriha (2010 ) mengatakan Pengusaha, pemerintah daerah, dan buruh perlu melakukan pertemuan hingga 12 kali untuk menentukan. Namun akhirnya terjadi kesepakatan. Pengusaha sendiri hanya mengharapkan adanya peningkatan kinerja dan produktivitas tenaga kerja. Dan juga ada dugaan tren rendahnya inflasi di Jember membuat penentuan UMK di Jember relatif tanpa pergolakan. Unsur inflasi masuk dalam perhitungan UMK. Tidak ada alasan lagi pengusaha tak memenuhi UMK. Dengan tingkat inflasi sangat rendah di Jember dibandingkan daerah lain di Jatim, dan tingkat konsumsi yang tinggi, perekonomian sangat stabil di Jember. Tahun 2010 inflasi Jember sekitar 4,3 persen plus minus satu persen. Namun, Deputi Bidang Moneter Bank Indonesia Jember, Dwi Suslamanto dalam jurnal Musriha (2010) beranggapan stabilitas inflasi di Jember bukan faktor utama tidak bergolaknya penentuan UMK di Jember. Penentuan UMK tak terlampau besar karena Jember bukan kota industri besar. Jumlah buruh relatif kecil dan indikator paling sederhana sebagian besar mereka yang naik haji dibiayai sektor pertanian. Indikasi basis pertanian kuat dan pertanian tidak memikirkan upah, yang penting pemerintah menjamin produksi lancar. Berdasarkan uraian di atas, mengingat pentingnya upah minimum kabupaten bagi para pekerja buruh sebagai pelindung upah minimal yang diberikan para pengusaha untuk para buruh. Maka penulis ingin menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan upah minimum kabupaten yaitu

24 4 dengan variabel-variabel bebasnya kebutuhan hidup layak, produk domestik regional bruto dan tingkat inflasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini: 1. Seberapa besar pengaruh kebutuhan hidup layak, produk domestik regional bruto dan tingkat inflasi terhadap penentuan upah minimum kabupaten Jember secara besama-sama. 2. Seberapa besar pengaruh kebutuhan hidup layak, produk domestik regional bruto dan tingkat inflasi terhadap penentuan upah minimum kabupaten Jember secara parsial. 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kebutuhan hidup layak, produk domestik regional bruto dan tingkat inflasi terhadap penentuan upah minimum kabupaten Jember secara besama-sama. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kebutuhan hidup layak terhadap penentuan upah minimum kabupaten Jember secara parsial 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh produk domestik regional bruto terhadap penentuan upah minimum kabupaten Jember secara parsial. 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh tingkat inflasi terhadap penentuan upah minimum kabupaten Jember secara parsial. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi pembaca, dapat dipergunakan sebagai pemikiran atau bahan informasi dalam melakukan penelitian tentang upah minimum. 2. Bagi Akademik, sebagai informasi dan bahan kajian untuk perbandingan bagi peneliti lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

25 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka yang akan diuraikan pada bab II ini diharapkan dapat memberi justifikasi pada teori-teori yang sudah ada, sehingga akan menghasilkan hipotesa-hipotesa penelitian yang membentuk kerangka pemikiran teoritis. Berikut ini akan diuraikan secara sistematis tinjauan pustaka yang mengembangkan hipotesis dari variabel yang diteliti. 2.1 Landasan Teori Teori Upah Menurut teori ekonomi, upah dapat diartikan sebagai pembayaran yang diberikan kepada tenaga kerja buruh atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh para pengusaha dan jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja meliputi masa atau syaratsyarat tertentu (Sadono Sukirno, 2005). Sumarsono (2003) mengemukakan perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan. Apabila digunakan asumsi bahwa tingkat upah naik, maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut: 1. Naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi perusahaan, yang selanjutnya akan meningkatkan harga per unit barang yang diproduksi. Konsumen akan memberikan respon apabila terjadi kenaikan harga barang, yaitu mengurangi konsumsi atau bahkan tidak lagi mau membeli barang yang bersangkutan. Akibatnya banyak barang yang tidak terjual, dan terpaksa produsen menurunkan jumlah produksinya. Turunnya target produksi, mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena pengaruh turunnya skala produksi disebut dengan efek skala produksi atau scale effect. 2. Apabila upah naik (asumsi harga dari barang -barang modal lainnya tidak berubah), maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan teknologi padat modal untuk proses produksinya dan menggantikan kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang-barang modal seperti mesin dan lainnya. 5

26 6 Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena adanya penggantian atau penambahan penggunaan mesin-mesin disebut dengan efek substitusi tenaga kerja (substitution effect). Definisi upah pada UU No 13 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 30 tentang ketenagakerjaan yang berbunyi upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan Upah Minimum Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya (UU No. 13 Tahun 2003). Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap propinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Propinsi. Upah Minimum adalah suatu penerimaan bulanan minimum (terendah) sebagai imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan atas dasar suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan termasuk tunjangan, baik karyawan itu sendiri maupun untuk keluarganya. Sebagaimana yang telah diatur dalam PP No. 8/1981 upah minimum dapat ditetapkan secara minimum regional, sektoral regional maupun subsektoral, meskipun saat ini baru upah minimum regional yang dimiliki oleh setiap daerah. Berdasarkan Undang Undang No 13 tahun 2003 disebutkan bahwa upah minimum hanya ditujukan bagi pekerja dengan masa kerja 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) tahun. Definisi tersebut terdapat dua unsur penting dari upah minimum (Sumarsono, 2003) yaitu adalah:

27 7 1. Upah permulaan adalah upah terendah yang harus diterima oleh buruh pada waktu pertama kali dia diterima bekerja. 2. Jumlah upah minimum haruslah dapat memenuhi kebutuhan hidup buruh secara minimal yaitu kebutuhan untuk sandang, pangan dan keperluan rumah tangga. Upah minimum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pekerja agar sampai pada tingkat pendapatan "living wage", yang berarti bahwa orang yang bekerja akan mendapatkan pendapatan yang layak untuk hidupnya. Upah minimum dapat mencegah pekerja dari eksploitasi tenaga kerja terutama yang low skilled. Upah minimum dapat meningkatkan produktifitas tenaga kerja dan mengurangi konsekuensi pengangguran seperti yang diperkirakan teori ekonomi konverisional (Kusnaini, 1998) Ketentuan dan Penetapan Upah Minimum Simanjuntak (2002) dalam tulisannya yang berjudu l Masalah Upah dan Jaminan Sosial menyatakan bahwa pemerintah setiap tahun atau sekali dalam dua tahun menetapkan upah minimum untuk setiap provinsi atau untuk beberapa daerah kabupaten yang berdekatan. Tujuan penetapan upah minimum adalah untuk: 1. Menghindari atau mengurangi persaingan yang tidak sehat sesama pekerja dalam kondisi pasar yang surplus, yang mendorong mereka menerima upah di bawah tingkat kelayakan; 2. Menghindari atau mengurangi kemungkinan eksploitasi pekerja oleh pengusaha yang memanfaatkan kondisi pasar kerja untuk akumulasi keuntungannya; 3. Sebagai jaring pengaman untuk tingkat upah karena satu dan lain hal jangan turun lagi; 4. Mengurangi tingkat kemkiskinan absolute pekerja, terutama bila upah minimum tersebut di kaitkan dengan kebutuhan dasar pekerja dan keluarganya;

28 8 5. Mendorong peningkatan produktivitas baik melalui perbaikan gizi dan kesehatan pekerja maupun malalui upaya menejemen untuk memperoleh kompensasi atas peningkatan upah minimum; 6. Meningkatnya daya beli masyarakat, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara umum; 7. Menciptaka hubungan industrial yang lebih aman dan harmonis. Penetapan besaran UMK berdasarkan undang-undang republik Indonesia No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan ditentukan oleh dewan pengupahan yang anggotanya terdiri dari pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh dan pakar praktisi. Pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja, Dewan Pengupahan Nasional yang merupakan lembaga independen terdiri dari pakar praktisi dan lain sebagainya yang bertugas memberikan masukan kepada pemerintah, Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI) sebagai penyalur aspirasi pekerja dan wakil pengusaha melalui Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Semua pihak yang berwenang bertugas mengevaluasi tingkat upah minimum yang berlaku pada saat tertentu dan memutuskan apakah tingkat upah tersebut sudah saatnya dinaikkan atau belum (Tjiptoherijanto, 2000) Prinsip-Prinsip Dalam Penetapan Kebijakan Upah Minimum di Indonesia Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1999 menyatakan bahwa ada sepuluh prinsip-prinsip yang harus ditaati dalam penetapan kebijakan upah minimum di Indonesia. 1. Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. 2. Upah minimum wajib dibayar kepada bekerja secara bulanan atau dengan kesepakatan antara pekerja dan pengusaha misalnya untuk upah mingguan atau upah dua mingguan. 3. Besarnya upah pekerja yang berstatus tetap, tidak tetap, atau dalam masa percobaan adalah serendah-rendahnya sebesar upah minimum. 4. Upah minimum hanya berlaku untuk pekerja yang bekerja dibawah satu tahun.

29 9 5. Peninjauan upah dilakukan atas kesepakatan antara pekerja/serikat pekerja dan pengusaha. 6. Pekerja dengan sistem borongan atau dengan satuan hasil serendah rendahnya adalah sebesar upah minimum untuk upah bulanannya. 7. Upah pekerja harian lepas ditetapkan secara bulanan berdasar hari kehadiran (dengan pro rata basis). 8. Perusahaan yang telah memberikan upah diatas upah minimum tidak diperbolehkan menurunkan upah. 9. Dengan kenaikan upah minimum, pekerja diwajibkan untuk memelihara prestasi kerja (produktivitas) yang ukurannya dirumuskan bersama antara pekerja dan pengusaha. 10. Pengusaha yang tidak mampu menerapkan kebijakan upah minimum untuk pekerja diijinkan untuk melakukan penangguhan sementara kepada pemerintah atau pejabat yang ditunjuk. Upah Minimum Kabupaten adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya pada suatu Kabupaten/Kota pada suatu tahun tertentu (Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989) Pengaruh Kebutuhan Hidup Layak terhadap UMK Sebelum tahun 1985, upah minimum telah dihitung berdasarkan Kebutuhan Fisik Minimum (KFM), perubahan dari KFM Menjadi Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.81/1985. Dengan demikian besarnya Upah Minimum tidak lagi ditetapkan oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah melakukan berbagai kajian khususnya mengenai tingkat harga di daerah sebagai acuan utama untuk menetapkan Upah Minimum atas dasar kebutuhan hidup minimum. Perubahan pada jumlah dan kualitas barang jika KFM hanya terdiri dari 2600 kalori sedangkan KHM terdiri dari 3000 kalori untuk kelompok makanan dan minuman (Suryahadi, 2001).

30 10 Dewan Pengupahan Nasional mulai mengadakan pengkajian tentang Kebutuhan Fisik minimum yang hasilnya adanya perubahan dari kebutuhan Fisik Minimum menjadi Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) yang didalam KHM ini telah ditambah dengan kebutuhan akan pendidikan, rekreasi yaitu kebutuhan jasa. Menurut Dirjen Pengupahan dan jaminan Sosial mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kebutuhan fisik minimum, kelebihan tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Peningkatan mutu komoditi dari Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) untuk menjadi Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Jikan diliat dari Jumlah komoditi maka terjadi penurunan dari 48 item dalam KFM menjadi 43 item dalam KHM; 2. Kelompok pangan (makanan dan Minuman) telah meningkat dari 2600 kalori sehari menjadi 3000 kalori untuk pria/wanita pekerja lajang. 3. Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) Secara kuantitatif, KHM lebih tinggi sekitar 20 % apabila dibandingkan dengan KFM Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat (3) angka 9 huruf c, menyebutkan kebutuhan fisik minimum tetapi dalam prakteknya ditafsirkan sebagai kebutuhan hidup minimum (KHM) atau bahkan kebutuhan hidup layak (KHL). Penentuan upah minimum pada suatu daerah terdapat beberapa hal yang patut dikaitkan dengan UUD 45 terutama dalam usaha untuk mendapatkan pekerjaan atau penghidupan yang layak. Penggunaan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dalam komponen dalam penentuan upah minimum sejak tahun 2005 merupakan sinyal yang baik dalam peningkatan kesejahteraan pekerja, terutama setelah sebelumnya hanya menggunakan Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). KHM memiliki 43 komponen dengan menggunakan standart kualitas sedang, untuk dapat hidup dan bekerja dengan sehat, adalah 3000 kalori. Sedangkan KHL memiliki 46 komponen dengan menggunakan standart kualitas sedang, untuk dapat hidup dan bekerja dengan sehat, adalah 3000 kalori. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan dari KHM menjadi KHL tidak jauh berbeda, hanya ditambah 3 komponen saja.

31 11 Kebutuhan Hidup Layak yang selanjutnya disingkat KHL adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non fisik dan sosial, untuk kebutuhan 1 (satu) bulan. Dewan Pengupahan Provinsi /Kabupaten/Kota adalah suatu lembaga non struktural yang bersifat tripartit, dibentuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan bertugas memberikan saran serta pertimbangan kepada Gubernur/Bupati/Walikota dalam penetapan upah minimum (Peraturan Menteri no. 17 th 2005 pasal 1). Kebutuhan Hidup layak sebagai dasar dalam penetapan upah minimum merupakan peningkatan dari kebutuhan hidup minimum. Kebutuhan hidup layak sebagai dasar dapat dikategorikan sebagai bahan pertimbangan utama, jika terjadi kenaikan terhadap KHL maka akan diikuti dengan kenaikan UMK Jember. (Peraturan Menteri no. 17 th 2005). Standar KHL terdiri dari beberapa komponen yaitu : 1. Makanan & Minuman (11 items) 2. Sandang (9 items) 3. Perumahan (19 items) 4. Pendidikan (1 item) 5. Kesehatan (3 items) 6. Transportasi (1 item) 7. Rekreasi dan Tabungan (2 item) Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap UMK Groos Domestic Produc (GDP) atau Produk Domestik Bruto PDB adalah nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi dalam negeri dalam satu periode waktu tertentu. Output dari masing-masing barang dan jasa dinilai berdasarkan harga pasarnya dan nilai-nilai itu dijumlahkan sebagai nilai dari GDP (Dornbusch dan Fischer, 1997). Sukirno (2004) menjelaskan bahwa PDRB adalah merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu satu tahun di suatu wilayah tertentu tanpa membedakan kepemilikan faktor produksi, tapi lebih memerlukan keberadaan faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi itu, PDRB

32 12 merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah. Kenaikan PDRB akan menyebabkan pendapatan daerah dari sektor pajak dan retribusi meningkat. Hal tersebut berdampak pada peningkatan PAD di daerah tersebut. Penelitian data PDB yang digunakan berdasarkan wilayah regional kabupaten/kota yang biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data PDRB yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada semua sektor industri karena penelitian ini menganalisis mengenai upah minimum kabupaten. Dalam penetapan upah minimum pihak Pemerintah dan Dewan Pengupahan akan tetap mempertimbangkan faktor lain yaitu PDRB dalam proses penetapan upah minimum kabupaten (Pratomo dan Saputra, 2011). Apabila terjadi peningkatan produktivitas tenaga kerja yang diukur dengan output PDRB maka upah minimum selayaknya ditingkatkan (Gaol, 2006). Peningkatan output PDRB merupakan sebuah pertumbuhan ekonomi bagi suatu daerah. Teori pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan (Boediono 1999). Sehingga persentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan terus berlanjut. Beberapa pakar ekonomi membedakan pengertian antara pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi. Para pakar ekonomi yang membedakan kedua pengertian tersebut mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai : 1. Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat yaitu tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)/Produk Nasional Bruto (PNB) pada suatu tahun tertentu dibagi dengan tingkat pertumbuhan penduduk. 2. Perkembangan PDB/PNB yang terjadi dalam suatu negara dibarengi oleh perombakan dan modernisasi struktur ekonominya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDB/PNB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perluasan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 1999).

33 Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap UMK Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus Sukirno (2002). Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono,2000). Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan persentase yang sama. Inflasi didefinisikan dengan banyak ragam yang berbeda, tetapi semua definisi itu mencakup pokok-pokok yang sama. Samuelson (2001) memberikan definisi bahwa inflasi sebagai suatu keadaan dimana terjadi kenaikan t ingkat harga umum, baik barang-barang, jasa-jasa maupun faktor-faktor produksi. Definisi tersebut mengindikasikan keadaan melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara. Definisi yang ada tentang inflasi dapatlah ditarik tiga pokok yang terkandung di dalamnya (Gunawan, 1991) yaitu : 1. Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti mungkin saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan kecenderungan yang meningkat. 2. Peningkatan harga tersebut berlangsung terus menerus, bukan terjadi pada suatu waktu saja. 3. Mencakup tingkat harga umum ( general level of prices) yang berarti tingkat harga yang meningkat itu bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja. Menurut Rahardja dan Manurung (2004) suatu perekonomian dikatakan telah mengalami inflasi jika tiga karakteristik berikut dipenuhi, yaitu : 1) terjadi kenaikan harga, 2) kenaikan harga bersifat umum, dan 3) berlangsung terusmenerus. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu perekonomian sedang dilanda inflasi atau tidak. Indikator tersebut diantaranya :

34 14 1. Indeks Harga Konsumen (IHK) IHK adalah indeks harga yang paling umum dipakai sebagai indikator inflasi. IHK mempresentasikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam suatu periode tertentu. 2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) IHPB merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan pada tingkat produsen di suatu daerah pada suatu periode tertentu. Jika pada IHK yang diamati adalah barang-barang akhir yang dikonsumsi masyarakat, pada IHPB yang diamati adalah barangbarang mentah dan barang-barang setengah jadi yang merupakan input bagi produsen. 3. GDP Deflator Prinsip dasar GDP deflator adalah membandingkan antara tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil. Menurut Pratomo dan Adi Saputra (2011) mengemukakan dalam menentukan tingkat upah minimum tingkat inflasi atau indeks harga konsumen merupakan komponen dalam mempertimbangkan penetapan upah minimum kabupaten. Diterbitkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 01 tahun 1999 tentang Upah Minimum menyatakan bahwa didalamnya terdapat perubahan tingkat upah minimum pemerintah dengan melihat inflasi atau indeks harga konsumen sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan upah minimum. Simanjuntak (1996), kenaikan upah berhubungan dengan inflasi. Pada tingkat pengangguran rendah (kesempatan kerja tinggi), pengusaha cenderung meningkatkan upah untuk merekrut pekerja terbaik. Sebagai kompensasi, harga output harus ditingkatkan. Peningkatan harga output berarti laju inflasi meningkat. Laju inflasi yang tinggi mengakibatkan nilai riil upah merosot merugikan masyarakat penerima upah.

35 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Erna Agustiana (2007) menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel PDRB, jumlah penduduk, kebutuhan hidup minimum dan dummy krisis berpengaruh terhadap penetapan upah minimum provinsi sebesar 55,55 persen dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Uji-t untuk variabel PDRB dan dummy krisis berpengaruh secara negatif dan nyata terhadap Upah Minimum Provinsi (UMP). Sedangkan variabel kebutuhan hidup minimum dan jumlah penduduk berpengaruh secara positif dan nyata terhadap UMP. Safrida (199 9) dengan model ekonometrikanya menyimpulkan bahwa pengaruh peningkatan upah minimum terhadap penawaran dan permintaan tenaga kerja sektor pertanian berpengaruh nyata, sedangkan terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri pengaruhnya kecil dan tidak berpengaruh nyata. Melihat keadaan ini, pemerintah harus lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan penetapan upah minimum sektor pertanian dan jasa dibandingkan peningkatan upah minimum sektor industri. Respon permintaan tenaga kerja pada masingmasing sektor terhadap upah minimum lebih baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Respon permintaan yang paling rendah adalah permintaan tenaga kerja sektor industri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model makro ekonomi tenaga kerja dalam bentuk persamaan simultan. Model tersebut terdiri dari tiga kelompok besar yaitu: laju inflasi, permintaan agregat dan penawaran. Kelompok permintaan agregat terdiri dari persamaan pendapatan nasional, pendapatan disposibel, investasi asing, investasi dalam negeri, total investasi, konsumsi rumah tangga, tabungan swasta dan pajak. Sedangkan kelompok penawaran agregat terdiri atas penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja. Hasil simultan yang dilakukan dari model tersebut menyimpulkan bahwa adanya peningkatan pengeluaran pemerintah atau peningkatan ekspor impor akan meningkatkan seluruh variabel permintaan dan penawaran tenaga kerja. Sandra (2004) de ngan model 2 SLS ( two stage Least Square) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran tenaga kerja memiliki tingkat signifikasi kurang dari 15 persen yang berarti bahwa parameter-parameternya kurang berpengaruh terhadap permintaan

36 16 dan penawaran tenaga kerja. Tetapi, model upah riil memiliki variabel-variabel yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap tingkat upah riil, seperti upah minimum propinsi (UMP), inflasi dan tingkat upah sebelumnya. UMP yang ditetapkan oleh pemerintah ternyata memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat upah riil pekerja di Pulau Jawa. Jurnal yang berjudul Penetapan Upah Minimum Kabupaten / Kota Yang Kondusif Musriha (2010). Secara nasional kondisi Indonesia apabila dibandingkan dengan negara lain kurang kondusif hal ini disebabkan antara lain : ketidakstabilan politik dan ekonomi, kurangnya jaminan keamanan, tidak ada kepastian hukum, buruh sering demo, order dan pemasaran sepi, banyak pungutan liar, pajak terlalu terbelit, tidak ada industrial policy. Tulisan tersebut tidak menggunakan suatu model ekonometrika yang menganalisis pengaruh variabelvariabel dari tingkat upah minimum tetapi menganalisis kebijakan upah minimum dari sisi teori.

37 17 Erna Agustiana (2007) Institut Pertanian Bogor (Skripsi) Safrida (1999) Institut Pertanian Bogor (Tesis) Tabel Tabel Konsep Konsep Penelitian Penelitian Sebelumnya Sebelumnya Penelitian Judul Variabel Metode Hasil Analisis Penentuan Upah PDRB, jumlah penduduk, Two Stage Minimum Di Provinsi kebutuhan hidup minimum, Least Jawa Barat dummy krisis dan upah minimum Square Sandra (2004) Institut Pertanian Bogor (Skripsi) Wayan Gede Supartha (2006) PIRAMIDA Vol. ll No. 2 : Desember 2006 (Jurnal) Dampak Kebijakan Upah Minimum Dan Makroekonomi Terhadap Laju Inflasi, Kesempatan Kerja Serta Keragaan Permintaan Dan Penawaran Agregat Dampak Kebijakan Upah Minimum Terhadap Tingkat Upah dan Pengangguran di Pulau Jawa Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten / Kota (UMK) di Provinsi Bali Upah minimum, inflasi, kesempatan kerja, permintaan agregat dan penawaran agregat Permintaan dan penawaran tenaga kerja, upah minimum provinsi, upah riil, pengangguran, inflasi Kebutuhan hidup Layak (KHL), produktivitas tenaga kerja (PDRB), pertumbuhan ekonomi, kemampuan perusahaan marginal, pasar tenaga kerja Two Stage Least Square Two Stage Least Square Analisis Deskriptif PDRB, jumlah penduduk, kebutuhan hidup minimum dan dummy krisis berpengaruh secara signifikan terhadap upah minimum provinsi Pengaruh peningkatan upah minimum terhadap penawaran dan permintaan tenaga kerja sektor pertanian berpengaruh nyata, sedangkan terhadap permintaan tenaga kerja industri pengaruhnya kecil dan tidak berpengaruh nyata. Variabel-variabel seperti upah minimum propinsi (UMP), inflasi dan tingkat upah sebelumnya. UMP yang ditetapkan oleh pemerintah ternyata memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat upah riil pekerja di Pulau Jawa Secara umum terjadi peningkatan kesejahteraan tenaga kerja di Bali tercermin dari kenaikan UMP/UMK dalam 2 tahun terakhir. Indikator dasar pertimbangan KHL, pertumbuhan ekonomi, pasar tenaga kerja, kemampuan perusahaan marginal. 17

38 18 Adapun perbedaan yang terjadi antara hasil penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian sebelumnya yang dilakukan menunjukkan bahwa secara parsial variabel inlfasi berpengaruh secara signifikan terhadap upah minimum. Sedangkan dalam penelitian yang sekarang ini menunjukkan variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap upah minimum. Bahwa secara parsial variabel inflasi berpengaruh terhadap upah. Persamaan yang terjadi antara hasil penelitian ini dengan penelitianpenelitian sebelumnya menunjukkan bahwa secara parsial variabel kebutuhan hidup layak dan PDRB secara bersama-sama berpengaruh terhadap penetapan upah minimum. 2.3 Kerangka Konseptual Penetapan upah minimum yang berhak melakukan kebijakan adalah pemerintah daerah Kab/Kota Jember atas persetujuan resmi dari pemerintah provinsi. Proses sebelum penetapan pemerintah akan mempertimbangkan komponen-komponen seperti Kebutuhan Hidup Layak (KHL), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan tingkat inflasi yang berfungsi sebagai pengaruh dalam proses penetapan upah minimum kabupaten. Pemerintah daerah Kab/Kota Jember juga menerima usulan dari Dewan Pengupahan yang bersifat independen yang terdiri dari tripartit, yaitu: pakar praktisi, wakil serikat buruh dan wakil Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Pemerintah mengeluarkan kebijakan penetapan upah minimum provinsi (UMP) maka dalam daerah kabupaten/kota akan mematuhi peraturan tersebut. Dan daerah kabupaten/kota jika mengeluarkan kebijakan sendiri dalam penetapan upah minimum kabupaten (UMK), maka UMK harus lebih tinggi dari UMP yang akan di sahkan oleh Gubernur. Para pengusaha juga harus mematuhi kebijakan pemerintah tersebut dengan memberikan upah di atas upah minimum pada buruh. Jika ada perusahaan yang tidak mampu dalam penetapan upah minimum yang memberatkan para pengusaha, maka perusahaan tersebut bisa mengajukan penangguhan pada pemerintah. Adanya penangguhan maka petugas dari dinas tenaga kerja dan transmigrasi akan turun untuk melakukan pemeriksaan mengenai

39 19 keberadaan perusahaan tersebut. Jika menurut pengamatan perusaaan penolak mampu akan dikenai sanksi, dan sebaliknya jika pailit wakil dari Disnakertrans akan mempertemukan antara perusahaan dan pekerja untuk saling memahami. Apabila proses penetapan upah minimum ini sudah berjalan lancar dan tidak ada penangguhan, maka pemerintah berharap adanya hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat di antara semua pihak yang terkait. KHL PDRB Inflasi Dewan Pengupahan Pemerintah Kabupaten Penangguhan Penetapan Upah Upah Minimum Pemerintah Provinsi Perlindungan Upah Hubungan industrial harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat Pengusaha Upah Diatas Upah Minimum Golongan Jabatan Masa kerja Pendidikan Kompetensi Struktur & Skala Upah Pembinaan Kontrol Sosial Penegakan Gambar. 2.1 Kerangka Konseptual

TINJAUAN PUSTAKA. kepada tenaga kerja buruh atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan

TINJAUAN PUSTAKA. kepada tenaga kerja buruh atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Upah Menurut teori ekonomi, upah dapat diartikan sebagai pembayaran yang diberikan kepada tenaga kerja buruh atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keadaan pasar kerja yang dualistik dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan

PENDAHULUAN. Keadaan pasar kerja yang dualistik dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di negara berkembang seperti Indonesia. Keadaan pasar kerja

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH ( )

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH ( ) PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH (1988-2012) SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN UNTUK MENCAPAI

Lebih terperinci

ANALISIS DEMAND PULL INFLATION DAN COST PUSH INFLATION DI KABUPATEN JEMBER TAHUN SKRIPSI

ANALISIS DEMAND PULL INFLATION DAN COST PUSH INFLATION DI KABUPATEN JEMBER TAHUN SKRIPSI ANALISIS DEMAND PULL INFLATION DAN COST PUSH INFLATION DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2001-2006 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH TANGGA GURU BERSERTIFIKASI SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH TANGGA GURU BERSERTIFIKASI SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH TANGGA GURU BERSERTIFIKASI SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI. Oleh. Nurul Qomaria NIM

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI. Oleh. Nurul Qomaria NIM ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI Oleh Nurul Qomaria NIM 100810101016 ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2014

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA GENTENG DI DESA KEDUNG GEBANG KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA GENTENG DI DESA KEDUNG GEBANG KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA GENTENG DI DESA KEDUNG GEBANG KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur yang merata, material dan spiritual berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI INDONESIA TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI INDONESIA TAHUN 2008 2012 SKRIPSI Oleh Teddy Iloni Purba NIM 090810101117 ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEKERJA ANAK PADA INDUSTRI TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEKERJA ANAK PADA INDUSTRI TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEKERJA ANAK PADA INDUSTRI TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Mahesa Mantik Bhirawa NIM 050810101112 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHASILAN KELUARGA BURUH TETAP DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN NUSANTARA XII UNIT GLANTANGAN JEMBER SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHASILAN KELUARGA BURUH TETAP DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN NUSANTARA XII UNIT GLANTANGAN JEMBER SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHASILAN KELUARGA BURUH TETAP DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN NUSANTARA XII UNIT GLANTANGAN JEMBER SKRIPSI Oleh : AGUNG PRIYAMBODO NIM 070810101132 ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA ( ) SKRIPSI

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA ( ) SKRIPSI ANALISIS BEBERAPA FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (2007-2011) ANALYSIS OF SOME EXTERNAL FACTORS AFFECTING THE JOINT STOCK PRICE INDEX (JCI)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Inflasi Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus. kenaikan harga pada satu atau dua barang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN NILAI INVESTASI TERHADAP NILAI PRODUKSI PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN NILAI INVESTASI TERHADAP NILAI PRODUKSI PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN NILAI INVESTASI TERHADAP NILAI PRODUKSI PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2005-2013 SKRIPSI Oleh ROSALINA RIZKI AMALIAH NIM 100810101112

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, PENGELUARAN PUBLIK DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, PENGELUARAN PUBLIK DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA TIMUR ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, PENGELUARAN PUBLIK DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN ARUS URBANISASI DAN MOBILITAS TENAGA KERJA ANTAR SEKTOR DI INDONESIA: TELAAH EKONOMI BERWAWASAN KEPENDUDUKAN SKRIPSI

PENINGKATAN ARUS URBANISASI DAN MOBILITAS TENAGA KERJA ANTAR SEKTOR DI INDONESIA: TELAAH EKONOMI BERWAWASAN KEPENDUDUKAN SKRIPSI PENINGKATAN ARUS URBANISASI DAN MOBILITAS TENAGA KERJA ANTAR SEKTOR DI INDONESIA: TELAAH EKONOMI BERWAWASAN KEPENDUDUKAN SKRIPSI Oleh: Dian Marista Restuti NIM. 070910101189 ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DI DESA PETUNG KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER S K R I P S I

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DI DESA PETUNG KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER S K R I P S I ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DI DESA PETUNG KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER S K R I P S I Oleh : ELA PUSPITASARI NIM. 060810101227 ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh PUGUH APRIADI NIM

SKRIPSI. Oleh PUGUH APRIADI NIM ANALISIS PENGARUH MODAL, JUMLAH HARI KERJA, LUAS LAHAN, PELATIHAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN GAMBIRAN KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh PUGUH APRIADI NIM. 070810101198 ILMU

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR BATUBARA INDONESIA KE JEPANG TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR BATUBARA INDONESIA KE JEPANG TAHUN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR BATUBARA INDONESIA KE JEPANG TAHUN 1995-2009 SKRIPSI Oleh Arifda Rahmawati NIM 060810101296 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKU DAN PERALATAN PRODUKSI TERHADAP HASIL PRODUKSI IKAN ASIN DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKU DAN PERALATAN PRODUKSI TERHADAP HASIL PRODUKSI IKAN ASIN DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKU DAN PERALATAN PRODUKSI TERHADAP HASIL PRODUKSI IKAN ASIN DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI oleh Septa Mega Permana NIM. 070810101146 ILMU EKONOMI DAN STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA OPERATOR DI BIDANG INSTALASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI PABRIK GULA SEMBORO)

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA OPERATOR DI BIDANG INSTALASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI PABRIK GULA SEMBORO) PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA OPERATOR DI BIDANG INSTALASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI PABRIK GULA SEMBORO) The Influence of Job Stress toward Employees Performance (Study at

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR TAHUN

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR TAHUN ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR TAHUN 2006-2008 SKRIPSI Oleh : BRAMANTYO SETIARSO SUTARTO NIM. 060810101318 ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada bulan akhir tahun dan bulan awal tahun umumnya kondisi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada bulan akhir tahun dan bulan awal tahun umumnya kondisi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada bulan akhir tahun dan bulan awal tahun umumnya kondisi di Indonesia khususnya untuk daerah-daerah industri mengalami ketegangan sosial yang akan terus meningkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Ketenagakerjaan Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN BERASURANSI DI PT. PRUDENTIAL WILAYAH KERJA KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN BERASURANSI DI PT. PRUDENTIAL WILAYAH KERJA KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN BERASURANSI DI PT. PRUDENTIAL WILAYAH KERJA KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh : ADITYA GAUTAMA 040810101318 ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KONSUMSI RUMAH TANGGA KARYAWAN BKKBN KABUPATEN BLITAR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KONSUMSI RUMAH TANGGA KARYAWAN BKKBN KABUPATEN BLITAR ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KONSUMSI RUMAH TANGGA KARYAWAN BKKBN KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Oleh ANDRYAN BAGUS RESTU WINARSO NIM.050810101192 ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, EKSPOR, INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI), DAN PENGANGGURAN TERHADAP PDB INDONESIA PERIODE

ANALISIS PENGARUH INFLASI, EKSPOR, INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI), DAN PENGANGGURAN TERHADAP PDB INDONESIA PERIODE ANALISIS PENGARUH INFLASI, EKSPOR, INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI), DAN PENGANGGURAN TERHADAP PDB INDONESIA PERIODE 1981-2011 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Jember)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Jember) PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Jember) SKRIPSI Oleh : ADITYA PRIMA NUGRAHA NIM. 080810391060

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI JAWA TIMUR TAHUN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI JAWA TIMUR TAHUN ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI JAWA TIMUR TAHUN 1997-2011 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

PERANAN SUB SEKTOR PENGGALIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI. Oleh. Yoxzynanda Bella Rozarilyn Purnomo NIM

PERANAN SUB SEKTOR PENGGALIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI. Oleh. Yoxzynanda Bella Rozarilyn Purnomo NIM PERANAN SUB SEKTOR PENGGALIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI Oleh Yoxzynanda Bella Rozarilyn Purnomo NIM 090810101031 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA HOTEL BINTANG MULIA & RESTO JEMBER

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA HOTEL BINTANG MULIA & RESTO JEMBER PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA HOTEL BINTANG MULIA & RESTO JEMBER The Influence of Job Discipline and Work Motivation on Employees Performance at Bintang Mulia

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PDRB, DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERDAGANGAN DI KABUPATEN JEMBER

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PDRB, DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERDAGANGAN DI KABUPATEN JEMBER ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PDRB, DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERDAGANGAN DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Dashita Tia Endarwanti NIM 100810101051 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Indro Susilo NIM

SKRIPSI. Oleh. Indro Susilo NIM PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA PADA BANK UMUM DI JAWA TIMUR TAHUN 2000.I-2007.IV SKRIPSI Oleh Indro Susilo NIM.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh BEBSY JIWA AKBAR NIM

SKRIPSI. Oleh BEBSY JIWA AKBAR NIM ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh BEBSY JIWA AKBAR NIM 080810101032

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS DAN RISIKO BANK SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI. Oleh

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS DAN RISIKO BANK SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI. Oleh ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS DAN RISIKO BANK SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI Oleh ARDI TRI HANDONO NIM. 050810301151 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK, DAN BEBAN/TANGGUNGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN KEGIATAN PERJALANAN DINAS LUAR DAERAH PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (BAPEMAS) DI KABUPATEN JEMBER

PELAKSANAAN PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN KEGIATAN PERJALANAN DINAS LUAR DAERAH PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (BAPEMAS) DI KABUPATEN JEMBER PELAKSANAAN PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN KEGIATAN PERJALANAN DINAS LUAR DAERAH PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (BAPEMAS) DI KABUPATEN JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Oleh Agung Prianto NIM 100803104005

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BAGIAN PENGESULAN PADA HOME INDUSTRY SEPATU DI KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BAGIAN PENGESULAN PADA HOME INDUSTRY SEPATU DI KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BAGIAN PENGESULAN PADA HOME INDUSTRY SEPATU DI KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI oleh: Dinar Widya Pratama NIM 070810101162 ILMU EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT (LKMM) DI KABUPATEN JEMBER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT (LKMM) DI KABUPATEN JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT (LKMM) DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Nursyaadeh Unsyiyeh NIM 060810101325 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Agung Priyo Wibowo NIM

SKRIPSI. Oleh Agung Priyo Wibowo NIM ANALISIS PENGARUH BEBERAPA VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Oleh Agung Priyo Wibowo NIM 060810301286

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN DAN EFEKTIFITAS KEUANGAN DAERAH EMPAT KABUPATEN DI PULAU MADURA DALAM ERA OTONOMI DAERAH SKRIPSI. Oleh

ANALISIS KEMAMPUAN DAN EFEKTIFITAS KEUANGAN DAERAH EMPAT KABUPATEN DI PULAU MADURA DALAM ERA OTONOMI DAERAH SKRIPSI. Oleh ANALISIS KEMAMPUAN DAN EFEKTIFITAS KEUANGAN DAERAH EMPAT KABUPATEN DI PULAU MADURA DALAM ERA OTONOMI DAERAH SKRIPSI Oleh Pamuji Widodo NIM 070810101172 ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

MEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA. Diana Fajarwati ABSTRACT

MEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA. Diana Fajarwati ABSTRACT MEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA Diana Fajarwati ABSTRACT Minimum regional wages is set by the government based on recommendation of the Board of Governors Wages. Minimum wage of city

Lebih terperinci

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN //.u.u.u.u PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Oleh Nindi Septia

Lebih terperinci

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 2 LUMAJANG TAHUN 2012

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 2 LUMAJANG TAHUN 2012 PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 2 LUMAJANG TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : Eka Sulvijayanti NIM 080210391033 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi Pada Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Tahun 2009-2013) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERUMAHAN PURI BUNGA NIRWANA JEMBER

ANALISIS PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERUMAHAN PURI BUNGA NIRWANA JEMBER ANALISIS PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERUMAHAN PURI BUNGA NIRWANA JEMBER (Studi Kasus Pada PT. Bumi Mentari Megah, Kabupaten Jember) SKRIPSI Oleh: Dwi Ratna Eny Purwanti NIM 070810291089

Lebih terperinci

IVON PAWESTI SUCI NIM

IVON PAWESTI SUCI NIM ANALISIS AKTIVITAS EKONOMI RUMAH TANGGA BURUH YANG BEKERJA DI PT. SEJAHTERA USAHA BERSAMA UNIT JEMBER DI DESA GAMBIRONO KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: IVON PAWESTI SUCI NIM 100210301103

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN

Lebih terperinci

PERANAN KREDIT, PDRB, DAN PERKEMBANGAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP TINGKAT KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

PERANAN KREDIT, PDRB, DAN PERKEMBANGAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP TINGKAT KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI PERANAN KREDIT, PDRB, DAN PERKEMBANGAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP TINGKAT KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada

Lebih terperinci

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL SKRIPSI Disusun oleh : DODY APRILIAWAN J2E 009 045 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN SISTEM INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN SISTEM INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN SISTEM INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Bagian Keuangan PT. Pertani Banyuwangi) Oleh : TONY WIRAWAN NIM. 080810391009

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FAKTOR-FAKTOR INTERNAL, DAN SUKU BUNGA TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FAKTOR-FAKTOR INTERNAL, DAN SUKU BUNGA TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FAKTOR-FAKTOR INTERNAL, DAN SUKU BUNGA TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI) SKRIPSI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN 2001-2013 SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN ORGANISASI, DUKUNGAN TOP MANAJEMEN, PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PENGARUH UKURAN ORGANISASI, DUKUNGAN TOP MANAJEMEN, PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGARUH UKURAN ORGANISASI, DUKUNGAN TOP MANAJEMEN, PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Karyawan Bank Perkreditan Rakyat Sekaresidenan Besuki) SKRIPSI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI DESA PRASI KECAMATAN GADING KABUPATEN PROBOLINGGO SKRIPSI. dan mencapai gelar sarjana ekonomi.

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI DESA PRASI KECAMATAN GADING KABUPATEN PROBOLINGGO SKRIPSI. dan mencapai gelar sarjana ekonomi. ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI DESA PRASI KECAMATAN GADING KABUPATEN PROBOLINGGO SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ekonomi

Lebih terperinci

PROSEDUR PERPAJAKAN ATAS PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DI JEMBER

PROSEDUR PERPAJAKAN ATAS PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DI JEMBER PROSEDUR PERPAJAKAN ATAS PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR DI JEMBER (Procedures of Tax Administration on Tax Collection and

Lebih terperinci

PENGARUH BAGI HASIL DANA PIHAK KETIGA TERHADAP DANA SYIRKAH TEMPORER PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI. Disusun oleh: Laelatu Zakiya

PENGARUH BAGI HASIL DANA PIHAK KETIGA TERHADAP DANA SYIRKAH TEMPORER PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI. Disusun oleh: Laelatu Zakiya PENGARUH BAGI HASIL DANA PIHAK KETIGA TERHADAP DANA SYIRKAH TEMPORER PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI EKONOMI PADA PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN SITUBONDO

ANALISIS POTENSI EKONOMI PADA PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN SITUBONDO ANALISIS POTENSI EKONOMI PADA PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI oleh ANIS RIZALDI NIM 070810101180 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2011 i

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN PRIMA (Studi Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Sempu Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi)

PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN PRIMA (Studi Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Sempu Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi) PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN PRIMA (Studi Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Sempu Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi) THE INFLUENCE OF OFFICER PROFESIONALISM TO EXCELLENCE SERVICE

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GIRO WADIAH, DEPOSITO MUDARABAH DAN TABUNGAN MUDARABAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH GIRO WADIAH, DEPOSITO MUDARABAH DAN TABUNGAN MUDARABAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI ANALISIS PENGARUH GIRO WADIAH, DEPOSITO MUDARABAH DAN TABUNGAN MUDARABAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2006-2007 SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah

Lebih terperinci

POTENSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME KELAS JALAN A DI KOTA MALANG REVENUE POTENTIAL OF BILLBOARD ADVERTISEMENT TAX ON ROAD CLASS A IN MALANG CITY SKRIPSI

POTENSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME KELAS JALAN A DI KOTA MALANG REVENUE POTENTIAL OF BILLBOARD ADVERTISEMENT TAX ON ROAD CLASS A IN MALANG CITY SKRIPSI POTENSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME KELAS JALAN A DI KOTA MALANG REVENUE POTENTIAL OF BILLBOARD ADVERTISEMENT TAX ON ROAD CLASS A IN MALANG CITY SKRIPSI Oleh Evy Widyastutik NIM 080910201038 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA SERTA PENANGGUHAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN LAPTOP TOSHIBA DI KOTA JEMBER

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN LAPTOP TOSHIBA DI KOTA JEMBER PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN LAPTOP TOSHIBA DI KOTA JEMBER Effect Product Quality, Price, Promotion and Distribution

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh FADHILAH SARTIKA NIM

SKRIPSI. Oleh FADHILAH SARTIKA NIM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN POKOK BAHASAN HARGA DIRI MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR SISWA KELAS III SDN 7 KEDUNGGEBANG KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

Lebih terperinci

PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INFORMAL (Studi Kasus Pedagang Pasar Tanjung Kabupaten Jember)

PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INFORMAL (Studi Kasus Pedagang Pasar Tanjung Kabupaten Jember) PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INFORMAL (Studi Kasus Pedagang Pasar Tanjung Kabupaten Jember) SKRIPSI Oleh: DEWI PUJI ASTUTI NIM 080810101041 JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN LAJU PDRB TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN LAJU PDRB TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN LAJU PDRB TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2004-2013 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM DENGAN PERSISTENSI LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING SKRIPSI

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM DENGAN PERSISTENSI LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING SKRIPSI PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM DENGAN PERSISTENSI LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING SKRIPSI Oleh : YUSUF PRIHANDONO PUTRO NIM. 070810391156 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM NASIONAL TAHUN 2000.I 2009.IV

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM NASIONAL TAHUN 2000.I 2009.IV ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM NASIONAL TAHUN 2000.I 2009.IV (Determined Faktors Analysis of Loans in National Comercial Bank Period 2000.I-2009.IV) SKRIPSI oleh

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI The Effect of Service Quality of Health Services to Patient s Satisfaction at Yasmin Hospitals Banyuwangi

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG JEMBER

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG JEMBER PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG JEMBER THE INFLUENCE OF WORK ENVIRONMENT AND MOTIVATION TOWARD TO THE WORK PRODUKTIVITY

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI TEHNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS DI KELAS

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN SUNSET POLICY TERHADAP FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK

PENGARUH KEBIJAKAN SUNSET POLICY TERHADAP FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK PENGARUH KEBIJAKAN SUNSET POLICY TERHADAP FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama Jember) SKRIPSI Oleh Christina Susanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO (The Influence of The Job Division Toward the Work Effectivity of The Employee in The Education

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Tenaga Kerja Berdasarkan BPS, pekerja atau tenaga kerja adalah semua orang yang biasanya berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PRODUKSI PADA PT. GADING MAS INDONESIAN TOBACCO JEMBER

PENGARUH UPAH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PRODUKSI PADA PT. GADING MAS INDONESIAN TOBACCO JEMBER PENGARUH UPAH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PRODUKSI PADA PT. GADING MAS INDONESIAN TOBACCO JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN 2001-2013 SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Lebih terperinci

SINGGIH YULI KUSUMA NIM

SINGGIH YULI KUSUMA NIM PENGARUH LUAS PENGUNGKAPAN PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) SKRIPSI Oleh : SINGGIH YULI KUSUMA NIM 050810391234

Lebih terperinci

STRATEGI POSITIONING PRODUK MILKU PADA PERSEROAN TERBATAS (PT) SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER

STRATEGI POSITIONING PRODUK MILKU PADA PERSEROAN TERBATAS (PT) SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER STRATEGI POSITIONING PRODUK MILKU PADA PERSEROAN TERBATAS (PT) SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER (POSITIONING STRATEGY MILKU PRODUCT AT PT SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER) SKRIPSI Oleh Irfijiyanti NIM 080910202057

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN SISWA DALAM MEMILIH PENDIDIKAN DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JEMBER

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN SISWA DALAM MEMILIH PENDIDIKAN DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JEMBER PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN SISWA DALAM MEMILIH PENDIDIKAN DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JEMBER (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI Oleh : ERNI IRAWATI NIM 060210391016

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP RETURN SAHAM KELOMPOK INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Oleh : UGIK HARIYANTO NIM. 030810201104 JURUSAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya pekerjaan yang harus dilakukan dimana ada unsur perintah, upah dan waktu. Hubungan kerja

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Dwi Aningtyas Pangestuti NIM

SKRIPSI. Oleh: Dwi Aningtyas Pangestuti NIM PENGARUH SUMBER DAYA, INFORMASI, ORIENTASI TUJUAN, DAN PENGUKURAN KINERJA SEBAGAI ASPEK RASIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA ( Studi Empiris pada Universitas Jember) SKRIPSI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROSES KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA MELALUI VARIABEL KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT

ANALISIS PENGARUH PROSES KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA MELALUI VARIABEL KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT ANALISIS PENGARUH PROSES KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA MELALUI VARIABEL KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) CABANG JEMBER SKRIPSI Oleh: Zahrotul Mawardah NIM. 060810201242

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EARNING POWER, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, dan KEPEMILIKAN ASING TERHADAP MANAJEMEN LABA SKRIPSI. Oleh: Dedi Setiawan

ANALISIS PENGARUH EARNING POWER, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, dan KEPEMILIKAN ASING TERHADAP MANAJEMEN LABA SKRIPSI. Oleh: Dedi Setiawan ANALISIS PENGARUH EARNING POWER, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, dan KEPEMILIKAN ASING TERHADAP MANAJEMEN LABA SKRIPSI Oleh: Dedi Setiawan 090810301263 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BONDOWOSO SKRIPSI. Oleh Isnin Nurly Imami NIM

ANALISIS PENGARUH SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BONDOWOSO SKRIPSI. Oleh Isnin Nurly Imami NIM ANALISIS PENGARUH SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Isnin Nurly Imami NIM 090810101093 ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010-2014 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH & AIR PERMUKAAN (P3 ABT & AP) PADA UPT. DINAS PENDAPATAN PROPINSI JAWA TIMUR JEMBER TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Diajukan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI KOTA/ KABUPATEN DALAM KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI KOTA/ KABUPATEN DALAM KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI KOTA/ KABUPATEN DALAM KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2010-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR TENAGA KERJA, INFLASI DAN KREDIT MODAL KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN JEMBER

ANALISIS PENGARUH FAKTOR TENAGA KERJA, INFLASI DAN KREDIT MODAL KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN JEMBER ANALISIS PENGARUH FAKTOR TENAGA KERJA, INFLASI DAN KREDIT MODAL KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN JEMBER ANALYSIS OF INFLUENCE FACTORS OF LABOR, INFLATION AND WORKING CAPITAL LOAN TO ECONOMIC

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Devi Yuniarti Ningtyas NIM

SKRIPSI. Oleh Devi Yuniarti Ningtyas NIM PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, AND EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA KOMPOSISI DAN INVERS FUNGSI KELAS XI

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah)

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah) PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah) SKRIPSI Diajukan Untuk Penyusunan Skripsi Jenjang Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

RESPON PETANI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PRODUKSI KEDELAI DI JAWA TIMUR TAHUN 1997.I 2007.III

RESPON PETANI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PRODUKSI KEDELAI DI JAWA TIMUR TAHUN 1997.I 2007.III RESPON PETANI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PRODUKSI KEDELAI DI JAWA TIMUR TAHUN 1997.I 2007.III SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesikan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI KOTA BOGOR PERIODE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI KOTA BOGOR PERIODE ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI KOTA BOGOR PERIODE 1990-2011 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci