Performansi Dwelling Time Lima Pelabuhan Besar di Indonesia dan Langkah-Langkah Penanganan. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
|
|
- Ivan Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Performansi Dwelling Time Lima Pelabuhan Besar di Indonesia dan Langkah-Langkah Penanganan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
2 Latar Belakang Langkah-Langkah DJBC Outcome 13 Paket Kebijakan Ekonomi Paket II : Kemudahan Layanan Investasi,Insentif Kawasan Pusat Logistik Berikat Paket VI : Insentif Pajak di KEK Paket VIII : Insentif Bea Masuk usaha penerbangan Paket IX : Sistem Pelayanan Terpadu Kepelabuhanan Paket XI : Meningkatkan Daya Saing Nasional dlm Pertarungan Ekonomi Globa (INSW, Single Submission, ISRM) Paket XII: Kemudahan berusaha di Indonesia (menaikkan EODB posisi 40) 1.Otomasi Sistem Informasi : CEISA, INSW, TPS Online, aplikasi BC 2.Penyederhanaan Prosedur : Impor dipakai, pemeriksaan fisik, paperless, berkala, dll 3.Single Submission (ISRM) 4.Fasilitasi : AEO, MITA, Low Risk 5.Inovasi layanan: Integrasi MPN-G2, usulan DO Online, Advance Manifest (on progress) 6.Efisiensi Supply Chain : Pusat Logistik Berikat 1. Penurunan Dwelling Time 2. Penurunan Logistic Cost 3. Perbaikan Logistic Performace Index 4. Peningkatan performa EODB (Easy On Doing Bussiness) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
3 LANGKAH LANGKAH DJBC LANGKAH- LANGKAH DJBC LANGKAH STRATEGIS LANGKAH OPERASIONAL 1.Penerapan Indonesia Single Risk Management (ISRM) 2.Pengembangan Pusat Logistik Berikat (PLB) 3.Pengembangan Teknologi Informasi (CEISA, TPS Online, otomasi aplikasi kepabeanan dan cukai) 4.Single Submission 5.Pengembangan Advance Manifest 6.DO Online ( Usulan ke Kementerian Perhubungan) Perubahan Pengaturan Terkait Dwelling Time Simplifikasi dan Integrasi Prosedur Untuk Percepatan Pelayanan dengan diterbitkannya 6 Peraturan Menteri Keuangan. 3 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 3 Kementerian Keuangan RI
4 Port Of Loading Port Of Discharge Port Process Inland Transport Process Manufaktur/Productio n Process Dwelling Time Pre Clearance Customs Clearance Post Clearance Laut/ Perairan Pelabuhan Pre Arrival Arrival at Port Limit Docking- Unloading Pelabuhan/ Kawasan Pabean/ TPS Berthing- Stacking in CY Customs Clearance Container Handling Handover Gate-Out System Buffer Area Lini II Inland Transpor t Hub & Spoke System Luar Pelbhn/ Lok.Imp Warehouse/ Bonded/ CFS/Factory Storage Sistem Produksi Proses produksi Keberangkatan kapal dari pelabuhan muat Kedatangan Kapal di Perairan Pelabuhan, menunggu sandar di Dermaga Kapal sandar di Dermaga, menunggu proses bongkar barang Proses pembongkaran barang s/d penimbunan di CY (Container Yard) Proses penyelesaian kewajiban pabean (Customs Clearance) s/d Customs Aprroval (SPPB) Pengurusan barang/ container s/d pembayaran biaya penimbunan (SP2/ Tila) Pengeluaran barang (container) dari kawasan pelabuhan (TPS/ TO) Pindah Lokasi Penimbunan Proses Angkut Darat (Trucking, Kereta Api) Barang tiba di tempat Importir (gudang/ pabrik/ KB/ GB) Penerapan Just In Time Logistic bahan baku / barang tiba tepat pada saat akan dipergunakan untuk proses produksi sehingga akan menghemat bahkan meniadakan biaya logistik Reff: Singapore: 7 Days Logistic Service (CITOS Apps / Computer Integrated Terminal Operation System Koneksi Pemilik Barang, Port Authority, Shipping Agent, Trucking, dll) KETIDAKPASTIAN WAKTU - PERLU INTEGRASI SISTEM LOGISTIK NASIONAL Barang digunakan pada proses produksi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
5 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September 06-Okt Dwelling Time Januari 12 Okt 2016 Pelabuhan Tanjung Priok , ,07 Customs Clearance 5 Kementerian Keuangan Republik Indonesia
6 Dwelling Time Januari 6 Okt Pelabuhan Belawan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September 06-Okt Sumber : KPPBC TMP Belawan Pre-C CC Post-C DT 6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
7 Dwelling Time Januari 6 Okt Pelabuhan Tanjung Perak Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September 06-Okt Pre-C CC Post-C DT Sumber : KPPBC TMP Tanjung Perak 7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
8 Dwelling Time Januari 8 Okt Pelabuhan Tanjung Emas Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September 06-Okt Pre-C CC Post-C DT Sumber : KPPBC TMP Tanjung Emas 8 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
9 Dwelling Time Januari 10 okt 2016 Pelabuhan Makassar Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September 10-Okt Sumber : KPPBC TMP B Makassar Pre-C CC Post-C DT 9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
10 Dwelling Time Bulan 6 Okt Priok (12 okt) Belawan Tanjung Perak Tanjung Emas (8 okt) Makassar (10 okt) CC DT 10 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
11 Nama Kebijakan Indonesia Single Risk Management (ISRM) Penerapan manajemen resiko yang terintegrasi antar Kementerian dan Lembaga (K/L), untuk meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam semua proses dan sistem layanan yang terkait ekspor impor. Tujuan dan Manfaat o Mempercepat pelayanan kegiatan impor/ekspor sekaligus menekan dwelling time di pelabuhan dan memberikan kepastian waktu serta efisiensi biaya bagi pengusaha dalam mengurus perijinan dan pelayanan impor/ekspor. o Meningkatkan efektifitas pengawasan melalui integrasi pengelolaan risiko sehingga kelemahan dan kekurangan informasi pada salah satu K/L dapat ditutupi oleh informasi risiko dari K/L lainnya. o Akan mendorong pelaku usaha untuk menjadi high-compliance dikarenakan adanya perlakuan pelayanan yang menjamin adanya kepastian waktu penyelesaian kewajiban kepabeaan dan perijinan dalam rangka ekspor/impor. o Adanya perlakuan yang sama (equal treatment) dari semua K/L terhadap setiap pelaku usaha, sehingga menciptakan kepastian proses layanan ekspor impor. Indikator Keberhasilan o Terciptanya single treatment terhadap single profile (low risk) pengguna jasa BPOM dan DJBC pada April 2016 o Terciptanya awareness pada seluruh K/L atas manajement resiko pada agustus 2016 o Terciptanya penurunan wktu dwelling time menjadi 3,5 hari pada Agustus 2016 terhadap komoditas makanan, minuman dan obaf o Terciptanya penurunan waktu dwelling time menjadi 3,5 hari pada akhir desember 2016 secara nasional o Meningkatnya jumlah pelaku usaha yang masuk kategori baik
12 Menko Perekonomian akan menetapkan ISRM sebagai pondasi sistem Manajemen Resiko untuk seluruh K/L dalam rangka ekspor-impor Menko Perekonomian Meminta K/L menggunakan ISRM dan Single Identity sebagai rujukan dalam layanan K/L terkait ekspor-impor guna tercipta equal treatment Piloting ISRM tahap awal agar dilaksanakan pada komoditas bahan baku obat yang dilaksanakan oleh DJBC dan BPOM Perlu dibuatkan formulasi risk engine nasional Perlu disampaikan output kuantitatif atas capaian penerapan ISRM, sebagai contoh berapa besar reduksi waktu DT atas penerapan ISRM
13 Single Stakeholder information Single stakeholder profile - April 2016 Pemanfaatan informasi stakeholedr bersama seperti alamat, nature of bussiness, dsb dalam pelayanan K/L Single Integrated Risk - Agustus 2017 Management Pelaksaan single treatment pelayanan ekspor impor pa Portal INSW yang memanfaatkan profile resik - Agustus 2016 tunggal Pemanfaatan base profile resiko pelaku usaha pada Portal INSW, Dalam pelayanan masing2 KL
14 Key Areas - Coordination of procedures and formalities; - Coordination of enforcement and controls (risk management); - Coordination in information technology developments. Key issue in CBM is PROCESS: The work of Customs, CBRA and Trade needs to be understood in terms of interactive processes and SHARED OWNERSHIP
15 Pengembangan ISRM tidak dapat dipisahkan dari pengembangan Single Submission dan Single Identity melalui INSW
16 1. Irisan profile risiko perusahaan kategori baik dari tiap K/L 2. Pemanfaatan profile risiko DJBC sebaga base line profile risiko tiap K/L 3. Penyusunan formula bersama seluruh K/L dalam mewujudkan profile risiko nasional
17 Implementasi dari beberapa model profiling yang telah dibuat, dapat diterapkan dalam beberapa cara: dimasukkan ke dalam sistem sebagai smart engine dalam workflow proses bisnis (misal dipakai sebagai dasar penjaluran impor) Dipakai sebagai targeting tools untuk menjaring transaksitransaksi yang mempunyai resiko tinggi Treatment yang diusulkan dapat dilakukan pada Kementerian/Lembaga Perlu ijin atau tidak Gradasi SLA Transaksional/non transaksional Paper less / Non Paperless Perlu periksa fisik / Non periksa fisik
18 SPPB SPPB Bank Bukti Bayar Invoice Consignee SPPB DO TPS TPS SP2 DO Shipping Line TPS Yard SP2 Trucker
19 Integrating
20 DO Shipping Line Consignee SPPB Bank Consignee Trucker edo Payment Order Assign Trucker SP2 Order Request Order Response Order Confirma tion Credit Advice Invoice Truck & Container ID Gate Out, Discharge List TPS Internal System Data Validation Operational System Billing System Operational System
PROSES BISNIS KEPABEANAN DAN PEMANFAATAN INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
PROSES BISNIS KEPABEANAN DAN PEMANFAATAN INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam
Lebih terperinciEASE OF DOING BUSINESS TRADING ACROSS BORDER
EASE OF DOING BUSINESS TRADING ACROSS BORDER SOSIALISASI PERBAIKAN KEMUDAHAN BERUSAHA 2017 HOTEL BUMI SURABAYA, 08 APRIL 2016 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai GAMBARAN UMUM BORDER PROTECTING COMMUNITY
Lebih terperinciKebijakan Bea dan Cukai Menghadapi ASEAN Economic Community 2015
Kebijakan Bea dan Cukai Menghadapi ASEAN Economic Community 05 Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Profesi Ekspor dan Impor Dalam Menghadapi Asean Economic Community (AEC) 05 Jakarta, Maret 04 Mandat,
Lebih terperinciINDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) SEBAGAI TOOLS DALAM DEREGULASI / DEBIROKRATISASI
INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) SEBAGAI TOOLS DALAM DEREGULASI / DEBIROKRATISASI Entitas Sistem NSW Sistem NSW Portal INSW Sistem di semua Instansi Pelaku Usaha Sistem NSW Negara Lain Instansi
Lebih terperinciPaket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV)
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Laporan Publik Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV) PENGEMBANGAN USAHA DAN DAYA SAING PENYEDIA JASA LOGISTIK NASIONAL Jakarta, 15 Juni 2017
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT
PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908
Lebih terperinciPaket Kebijakan Ekonomi XI: Meningkatkan Daya Saing Nasional Dalam Pertarungan Ekonomi Global
Paket Kebijakan Ekonomi XI: Meningkatkan Daya Saing Nasional Dalam Pertarungan Ekonomi Global Pemerintahan Presiden Joko Widodo terus berusaha mempercepat laju roda perekonomian nasonal. Di tengah perekonomian
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT
PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Utama, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Indonesia Telp (62 21) 2908 2908, Fax (62 21) 2908
Lebih terperinciPAKET KEBIJAKAN EKONOMI XI
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI XI Pemerintahan Presiden Joko Widodo terus berusaha mempercepat laju roda perekonomian nasonal. Di tengah perekonomian global yang masih lesu, Indonesia terus berusaha meningkatkan
Lebih terperinciPERANAN BIROKRASI DIGITAL DALAM AKTIVITAS EKONOMI INDONESIA
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PERANAN BIROKRASI DIGITAL DALAM AKTIVITAS EKONOMI INDONESIA Edy Putra Irawady Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Bandung, 15
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang Perusahaan petikemas di dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan untuk mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan.
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perusahaan petikemas di dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan untuk mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan. Usaha mengurangi inefisiensi dalam proses bisnis
Lebih terperinciPERAN PP-INSW SESUAI AMANAT PERPRES 76/2014 DAN PAKET KEBIJAKAN EKONOMI. Hotel Sahid Jakarta, 17 November 2016
PERAN PP-INSW SESUAI AMANAT PERPRES 76/2014 DAN PAKET KEBIJAKAN EKONOMI Hotel Sahid Jakarta, 17 November 2016 OVERVIEW INSW Bali Concord 2003 menyatakan bahwa Masyarakat Bersama ASEAN memerlukan ASEAN
Lebih terperinciEASE OF DOING BUSINESS TRADING ACROSS BORDER
EASE OF DOING BUSINESS TRADING ACROSS BORDER SOSIALISASI PERBAIKAN KEMUDAHAN BERUSAHA 2017 CROWNE PLAZA HOTEL JAKARTA, 22 MARET 2016 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI GAMBARAN UMUM
Lebih terperinciPaket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV)
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Laporan Publik Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV) PENGEMBANGAN USAHA DAN DAYA SAING PENYEDIA JASA LOGISTIK NASIONAL Jakarta, 15 Juni 2017
Lebih terperinciZONASI KAWASAN PABEAN. di PELABUHAN TANJUNG PRIOK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIPAPARKAN DALAM:
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ZONASI KAWASAN PABEAN dan JOINT GATE TPS di PELABUHAN TANJUNG PRIOK DIPAPARKAN DALAM: SOSIALISASI OPTIMALISASI TINDAKAN KARANTINA SEBELUM RESPON KEPABEANAN DI TEMPAT
Lebih terperinciEASE OF DOING BUSINESS Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Border) From serving to driving Indonesia's growth
EASE OF DOING BUSINESS Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Border) From serving to driving Indonesia's growth Latar belakang project Ease of Doing Business (EODB) Ease of Doing Busines
Lebih terperinci2017, No Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.540, 2017 KEMENHUB. Pelabuhan Utama Belawan. Pelabuhan Utama Tanjung Priok. Pelabuhan Utama Tanjung Perak. dan Pelabuhan Utama Makassar. Pemindahan Barang yang Melewati
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017 Direktorat Teknis Kepabeanan LATAR BELAKANG 1. Mengurangi dwelling time di pelabuhan, khususnya jangka waktu untuk pre-customs clearance 2. Mempercepat
Lebih terperinciKementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Paket Kebijakan Ekonomi Minggu ke-iii Maret 2016 (Tahap XI)
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Paket Kebijakan Ekonomi Minggu ke-iii Maret 2016 (Tahap XI) Jakarta, Maret 2016 1 Daftar Paket Kebijakan Ekonomi Minggu ke-iii Maret 2016 (Tahap XI) 1. Kredit
Lebih terperinciProspek Kawasan Penimbunan Pabean Terpadu (KPPT) Dalam Memperlancar Arus Barang Impor/Ekspor. Oleh: Ahmad Dimyati, Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai
Prospek Kawasan Penimbunan Pabean Terpadu (KPPT) Dalam Memperlancar Arus Barang Impor/Ekspor Oleh: Ahmad Dimyati, Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Pelabuhan merupakan pintu gerbang keluar masuk barang
Lebih terperinciPANDANGAN DWELLING TIME BERDASARKAN PRE-CLEARANCE, CUSTOMS CLEARANCE DAN POST CLEARANCE
PANDANGAN DWELLING TIME BERDASARKAN PRE-CLEARANCE, CUSTOMS CLEARANCE DAN POST CLEARANCE Oleh: Rudy Sangian Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Dwelling time masih menjadi permasalahan yang harus
Lebih terperinciBAB III NATIONAL SINGLE WINDOW
BAB III NATIONAL SINGLE WINDOW 3.1 GAMBARAN UMUM Terminologi dari UN/CEFACT, Single Window adalah sebuah sistem yang memungkinkan kalangan perdagangan (traders) cukup menyampaikan informasi kepada satu
Lebih terperinciekspor impor Kepabeanan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak
ekspor impor Kepabeanan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak UU nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 17 Tahun 2006 Kapebeanan
Lebih terperinciTINDAKAN KARANTINA terhadap MP OPTK/HPHK di TPK
SOSIALISASI OPTIMALISASI TINDAKAN KARANTINA SEBELUM RESPON KEPABEANAN DI TEMPAT PEMASUKAN TINDAKAN KARANTINA terhadap MP OPTK/HPHK di TPK SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN Tanjung Priok, 23 Februari
Lebih terperinciSISTEM CEISA TPB. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
SISTEM CEISA TPB Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Dasar Pengembangan 1. PDJ No. 13/BC/2016 ttg Tatalaksana Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Pabean Untuk ditimbun ke TPB (BC 2.3), 2. PDJ No. 14/BC/2016
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan
No.1429, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Belawan. Tanjung Priuk. Tanjung Perak. Makassar. Long Stay. Pemindahan Barang. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciSTUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)
STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA) Fajar Prasetya Rizkikurniadi, Murdjito Program Studi Transportasi Laut Jurusan Teknik
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT
PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908
Lebih terperinciPENGANTAR KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR
PENGANTAR KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR Direktorat Teknis Kepabeanan DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI FUNGSI IMPLEMENTASI DJBC 1 Revenue Collector Mengoptimalkan penerimaan negara melalui penerimaan Bea
Lebih terperinciUSER GUIDE FOR PORT HEALTH
USER GUIDE FOR PORT HEALTH Version 1.2 1 I N A P O R T N E T Daftar Isi : 1. Tentang Inaportnet 3 2. Manfaat Inaportnet 4 3. Layanan Dalam Inaportnet 5 4. Akses Inaportnet. 7 5. Login Inaportnet.. 8 6.
Lebih terperinciPERUBAHAN KETENTUAN MANIFES. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
PERUBAHAN KETENTUAN MANIFES LATAR BELAKANG 1. Mengurangi dwelling time di pelabuhan, khususnya jangka waktu untuk pre-customs clearance 2. Mempercepat waktu penyampaian Inward Manifest yang pada akhirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan bentuk integrasi ekonomi regional ASEAN dalam artian sistem perdagaangan bebas antar negara dalam satu lingkup
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A.
L1 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A. Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan ke Lapangan 215x L2 L3 L4 Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan (PLP)
Lebih terperinciUSER GUIDE FOR HARBOUR MASTER
USER GUIDE FOR HARBOUR MASTER Version 1.2 1 I N A P O R T N E T Daftar Isi : 1. Tentang Inaportnet 3 2. Manfaat Inaportnet 4 3. Layanan Dalam Inaportnet 5 4. Akses Inaportnet. 7 5. Login Inaportnet.. 8
Lebih terperinciDwelling Time in Tanjung Priok
Dwelling Time in Tanjung Priok Developed by Subdit Petikemas PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) 0 Daftar Isi 1 Definisi Dwelling Time 2 Data Dwelling Time 3 Usulan Solusi Copyright 2014 by PT Pelabuhan
Lebih terperinciPesawat Polonia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT
PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908
Lebih terperinciPUSAT LOGISTIK BERIKAT
PUSAT LOGISTIK BERIKAT Peta Fasilitas PROCESSING Bea masuk (KITE) Pengembalian Bea masuk (KITE) Industri Inland FTA BM dalam rangka penanaman modal FTZ KEK NON PROCESSING Gudang Pusat Logistik DI LUAR
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Performance Pelabuhan Bitung ditinjau
Lebih terperinciP - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG
P - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG Contributed by Administrator Monday, 30 March 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI ATAS IMPOR BARANG YANG MENGALAMI KERUSAKAN, PENURUNAN MUTU, KEMUSNAHAN, ATAU PENYUSUTAN VOLUME DAN/ATAU BERAT,
Lebih terperinciUSER GUIDE FOR PORT AUTHORITY
USER GUIDE FOR PORT AUTHORITY Version 1.2 1 I N A P O R T N E T Daftar Isi : 1. Tentang Inaportnet. 3 2. Manfaat Inaportnet.. 4 3. Layanan Dalam Inaportnet.. 5 4. Akses Inaportnet... 7 5. Login Inaportnet
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 10/BC/2017 TENTANG TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI PUSAT LOGISTIK BERIKAT
Lebih terperinciBENCHMARKING PORT COMMUNITY SYSTEM
BENCHMARKING PORT COMMUNITY SYSTEM KLNET KL NET 1.1 Profil Perusahaan KL NET didirikan pada 1994 dengan tujuan untuk mencapai target Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (MOMAF) yaitu mengkomputerisasi
Lebih terperinciKementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Laporan Perkembangan Deregulasi 2015 Jakarta, 22 September 2015 A. RPP Tempat Penimbunan Berikat, (D1) B. RPP Perubahan PP Nomor 23 Tahun 2010, (F3) C. RPerpres
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayaran memiliki peran penting dalam perdagangan antar negara saat ini. Kemampuan kapal-kapal besar yang mampu mengangkut barang dalam jumlah besar dengan biaya
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Dwelling Time, Kelengkapan Administrasi, Kepemimpinan Pemerintahan
Judul : Pengaruh Kelengkapan Administrasi dan Kategori Importir Terhadap Dwelling Time di Pelabuhan Tanjung Priok Nama : Fidiniyucky Arbaningrum Kusuma NIM : 1306105033 ABSTRAK Dwelling Time adalah waktu
Lebih terperinciDepo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama)
Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama) Ringkasan Depo Peti Kemas Pengawasan Pabean (DP3) adalah salah satu bentuk Fasilitas Lembaga Kepabeanan yang berfungsi
Lebih terperinciSistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai
Sistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DASAR HUKUM UU Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah
Lebih terperincipengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor
Sekilas Tentang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Memberikan sedikit gambaran tentang Bea dan Cukai Indonesia di bawah Kementerian Keuangan RI Macam- macam Pemberitahuan Pabean Dalam rangka melayani pengurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 18 /BC/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 18 /BC/2008 TENTANG PELAKSANAAN UJICOBA IMPLEMENTASI SISTEM NATIONAL SINGLE
Lebih terperinciSistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai
Sistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DASAR HUKUM UU Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mitra Kargo Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan dan pengurusan atas kegiatan yang
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
No. 5768 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEPABEANAN. Perdagangan. Ekspor. Impor. Kawasan Berikat. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 279). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinci: Jakarta, September 2013
Penerapan : Jakarta, September 2013 Opsi Metode Penyampaian Data Centrallized Integrated Automated (CEiSA) EDI VAN Pengguna Jasa Data Recovery Center VPN Internet Pengguna Jasa Data Center Utama KP DJBC
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang
BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang PT. Lentera Buana Jaya 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang Freight Forwarder yang
Lebih terperinciSTUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)
STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA) FAJAR PRASETYA RIZKIKURNIADI 4109 100 070 Selayang Pandang Dwelling time petikemas
Lebih terperinciSistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai
Sistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DASAR HUKUM 2 Direktorat Jenderal Bea Bea dan dan Cukai Cukai Kementerian Keuangan Keuangan RI
Lebih terperinciPusat Logistik Berikat. untuk komoditas kapas di Cikarang
Pusat Logistik Berikat untuk komoditas kapas di Cikarang Update Feb 2016 Dasar Hukum Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Tempat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017 Direktorat Teknis Kepabeanan REGISTRASI AKSES KEPABEANAN Kewajiban Registrasi Pengangkut yang wajib mengajukan pemberitahuan pabean pengangkutan Dalam hal
Lebih terperinciMekanisme Otomasi Pemotongan Alokasi Komoditi. Indonesia National Single Window Oktober 2017
Mekanisme Otomasi Pemotongan Alokasi Komoditi Indonesia National Single Window Oktober 2017 Latar Belakang Program kerja PP NSW tahun 2017 (Integrasi rekomendasi dan ijin final) Rekomendasi KPK terkait
Lebih terperinciSELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI KETENTUAN DI BIDANG IMPOR DAN EKSPOR. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI KETENTUAN DI BIDANG IMPOR DAN EKSPOR Direktorat Jenderal Bea dan Cukai PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI PERDIRJEN NOMOR PER-16/BC/2016 Direktorat Jenderal Bea dan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-26/BC/2007 TENTANG TATALAKSANA PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSISTEM TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG EFISIENSI DISTRIBUSI
SISTEM TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG EFISIENSI DISTRIBUSI 0 OUTLINE PENDAHULUAN KONSEP INTEGRASI TRANSPORTASI NASIONAL SISTEM LOGISTIK INDONESIA SAAT INI 1 KONSEP INTEGRASI TRANSPORTASI NASIONAL 2 Terintegrasi
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 56/BC/2012
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 56/BC/2012 TENTANG UJICOBA PENERAPAN SISTEM PINTU OTOMATIS TEMPAT
Lebih terperinciPERAN PUSAT LOGISTIK BERIKAT (PLB) DALAM MENURUNKAN DWELLING TIME DI PELABUHAN INDONESIA
Peran Pusat Logistik Berikat (Plb) Dalam..., Aviv Haryana PERAN PUSAT LOGISTIK BERIKAT (PLB) DALAM MENURUNKAN DWELLING TIME DI PELABUHAN INDONESIA The Role of Bonded Logistic Center (BLC) in Reducing Dwelling
Lebih terperinciSELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN Direktorat Jenderal Bea dan Cukai LATAR BELAKANG 1. Mendukung Paket Ekonomi XIV Mendorong pertumbuhan dan kelancaran perdagangan e-commerce
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Ekspor. Barang Impor. Pengeluaran.
No.249, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Ekspor. Barang Impor. Pengeluaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102/PMK.04/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS
Lebih terperinciFasilitas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone)
Fasilitas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam OUTLINE PEMAPARAN 1 2 PENGANTAR PEMASUKAN DAN PENGELUARAN
Lebih terperinciLAPORAN ANALISIS IDENTIFIKASI PRODUK IMPOR YANG BERMASALAH DI PELABUHAN
LAPORAN ANALISIS IDENTIFIKASI PRODUK IMPOR YANG BERMASALAH DI PELABUHAN PUSAT PENGKAJIAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2016 KATA PENGANTAR
Lebih terperinci-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-02/BC/2016 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN PABEAN UNTUK DITIMBUN DI PUSAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.41, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor. Produk Tertentu. Ketentuan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/M-DAG/PER/12/2012 TENTANG KETENTUAN IMPOR
Lebih terperinciBEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2014
LOGO DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2014 Kenali Kebijakannya, Pelajari Persyaratannya,
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia dari sudut pandang geografis terletak di daerah katulistiwa, terletak diantara dua samudra (Hindia dan Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia),
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan
BAB IV PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum 1. Sejarah Perusahaan PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan Customs Brokerage. Puninar membantu pelanggan clearance cargo mereka untuk kegiatan
Lebih terperinciNational Single Window;
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1899, 2015 Keuangan. Kepabeanan. Mitra Utama. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK.04/2015 TENTANG MITRA UTAMA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciTinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia Nanda Nurridzki
Tinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia KonektiVitas, Pelabuhan dan Jasa Logistik Nanda Nurridzki Publikasi Ikhtisar Kebijakan Singkat ini merupakan hasil dari Aktivitas Kebijakan Ekonomi di Indonesia yang
Lebih terperinciPENYEDERHANAAN TATA NIAGA IMPOR: PENGALIHAN PENGAWASAN BORDER KE POST BORDER
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PENYEDERHANAAN TATA NIAGA IMPOR: PENGALIHAN PENGAWASAN BORDER KE POST BORDER 31 Januari 2018 PENYEDERHANAAN TATA NIAGA IMPOR TOTAL HS 10826
Lebih terperinciSOSIALISASI PERMENDAG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERMENDAG NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN IMPOR PDOUK TERTENTU
SOSIALISASI PERMENDAG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERMENDAG NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN IMPOR PDOUK TERTENTU Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri 1 I. KRONOLOGIS PERATURAN
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELANGGAN EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT
PANDUAN TEKNIS PELANGGAN EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Utama, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Indonesia Telp (62 21) 2908 2908, Fax (62 21) 2908
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa pengertian prosedur menurut para ahli adalah :
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Beberapa pengertian prosedur menurut para ahli adalah : 1) Menurut Mulyadi (2001:5), prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
Lebih terperinciBALIS EXIM DALAM MENDUKUNG PENGURANGAN DWELLING TIME. Zainal Arifin Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi
BALIS EXIM DALAM MENDUKUNG PENGURANGAN DWELLING TIME Zainal Arifin Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi BAKOHUMAS dan Zat Radioaktif PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR JAKARTA, 11 NOVEMBER 2015 IMPORTASI
Lebih terperinci2015, No Ketentuan Impor Produk Tertentu, dan mengatur kembali ketentuan impor produk tertentu; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1553, 2015 KEMENDAG. Impor. Produk Tertentu. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/M-DAG/PER/10/2015 TENTANG KETENTUAN IMPOR PRODUK TERTENTU
Lebih terperinciMenimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.04/2007 TENTANG PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.04/2007 TENTANG PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK.04/2002 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan Undang-undang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.279, 2015 KEPABEANAN. Perdagangan. Ekspor. Impor. Kawasan Berikat. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5768). PERATURAN
Lebih terperinciSOSIALIASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 82,83 DAN 84 TAHUN 2012
SOSIALIASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 82,83 DAN 84 TAHUN 2012 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta Cengkareng, 28 Januari 2012 Permendag No.82/M-DAG/PER/12/2012
Lebih terperinciIT Inventory dan Laporan Pertanggungjawaban Perusahaan Penerima Fasilitas KB
IT Inventory dan Laporan Pertanggungjawaban Perusahaan Penerima Fasilitas KB Direktorat Fasilitas Kepabeanan dan Direktorat Audit DJBC LOGO POKOK-POKOK PRESENTASI 1. DASAR HUKUM 2. HUBUNGAN AUDIT KEPABEANAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/PERMENTAN/KR.100/3/2017 TENTANG TATA CARA TINDAKAN KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN MEDIA PEMBAWA DI PUSAT LOGISTIK
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 2.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. DMR adalah salah satu dari anak perusahaan PT. SSU. PT. SSU adalah perusahaan yang bergerak dibidang
Lebih terperinciYukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA
FGD PERAN DAN FUNGSI PELABUHAN PATIMBAN DALAM KONSEP HUB AND SPOKE Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI Jakarta, 24 NOPEMBER 2016 INDONESIAN LOGISTICS AND FORWARDERS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan jasa pelayanan bongkar dan muat peti kemas yang terletak di wilayah Pelabuhan Tanjung
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lem
No.1091, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Tekstil. Produk Tekstil Batik. Motif Batik. Impor. Ketentuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/7/2015
Lebih terperinci