MEDIA LABORATORIUM BAHASA (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEDIA LABORATORIUM BAHASA (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL)"

Transkripsi

1 MEDIA LABORATORIUM BAHASA (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL) UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengembangan Sumber Belajar Yang dibina oleh Bapak Zainul Abidin Oleh: Reni Intan Puji Astuti ( ) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Oktober 2015

2 I. KEDUDUKAN a. Pola Pembelajaran Untuk penggunaan media laboratorium bahasa, ada beberapa pola pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Diantaranya : Pola pembelajaran guru dengan media Media laboratorium bahasa digunakan guru untuk membantu proses belajar mengajar dalam mata pelajaran berbasis bahasa. Jadi peran guru dalam pembelajaran lebih dominan di banding dengan penggunaan laboratorium bahasa. Media laboratorium bahasa digunakan sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar agar materi yang disampaikan lebih menarik dan tidak membosankan. Pola pembelajaran media dengan guru Peranan media laboratorium bahasa juga dapat dijalankan dengan pola berikut ini. Berbeda dengan pola sebelumnya, pada pola ini aspek yang lebih ditonjolkan adalah media laboratorium bahasa itu sendiri dan guru dapat menjadi fasilitator penggunaan media tersebut. Siswa dapat belajar melalui media laboratorium bahasa dengan mendengarkan materi yang diajarkan oleh guru melalui headphone dan komputer yang sudah terhubung satu kelas dengan server yang dipegang oleh guru. Pola pembelajaran guru dan media berjalan bersamaan Dalam peranan media laboratorium bahasa, pola pembelajaran yang dapat dipakai yaitu pola pembelajaran guru dan media berjalan bersamaan. Di pola ini, peranan guru dan media laboratorium bahasa dapat berjalan bersamaan satu sama lain. Berimbang dan tidak saling mendominasi satu sama lain. Pola pembelajaran kombinasi/ gabungan Selain Pola pembelajaran diatas, dapat juga dipakai dalam pemanfaatan media laboratorium bahasa ini adalah pola pembelajaran kombinasi/gabungan. Pada pola ini, guru dapat menggabungkan beberapa pola pembelajaran yang sudah di jelaskan di atas dalam satu pembelajaran didalam kelas. b. Pencapaian Tujuan Pembelajaran Berikut akan dijelaskan kedudukan peranan media papan flannel dalam pencapaian tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik : 1. KOGNITIF Domain kognitif adalah kemampuan siswa dalam hal intelektual yaitu berpikir dan memecahkan masalah. Berikut peranan media laboratorium bahasa dalam mencapai tujuan kognitif : - Pengetahuan Siswa dapat mengidentifikasi dan memperoleh informasi/ pengetahuan dari materi yang diajarkan oleh guru melalui laboratorium bahasa.

3 - Pemahaman Siswa mendapatkan pemahaman materi pelajaran dari pembelajaran melalui media laboratorium bahasa. - Aplikasi Siswa mampu menerapkan makna yang terkandung dalam materi pelajaran yang telah diajarkan melalui laboratorium bahasa. - Analisis Siswa dapat menganalisis informasi atau nilai yang terkandung dalam materi yang telah disampaikan oleh guru melalui laboratorium bahasa. 2. AFEKTIF Domain afektif adalah kemampuan siswa untuk menilai mana yang salah dan benar. Biasanya domain ini juga dapat dikaitkan dengan pengendalian emosi seseorang. Berikut kedudukan media laboratorium bahasa dalam pencapaian tujuan afektif : o o o Penerimaan Pada aspek tujuan afektif penerimaan, kedudukan media laboratorium bahasa dapat berupa pembelajaran bagi siswa untuk belajar menerima dan patuh. Hal ini ditunjukan dengan kepatuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media laboratorium bahasa sesuai dengan instruksi dan petunjuk dari guru atau pendidik. Pemberian Tanggapan Media laboratorium bahasa juga dapat menstimulasi siswa melalui pendengaran untuk belajar memberikan tanggapan. Hal ini karena ketertarikan siswa terhadap variasi materi yang diberikan melalui media tersebut. Penyajian materi melaui media laboratorium bahasa yang dibuat menarik dan bervariasi juga menyenangkan bagi siswa dan membuat siswa dengan sendirinya belajar memberi tanggapan dengan tepat. Pengorganisasian Pada penggunaan media laboratorium bahasa, siswa pun dituntut untuk belajar mengorganisasikan materi yang berupa bacaan atau materi lainnya supaya tertata dengan rapi. 3. PSIKOMOTORIK Domain Psikomotorik merupakan kemampuan atau keterampilan dalam melakukan sesuatu. Dalam pencapaian tujuan belajar yang sifatnya kemampuan atau keterampilan, penggunaan media laboratorium bahasa kurang tepat untuk mencapai pencapaian tujuan belajar psikomotorik. Hal tersebut dikarenakan laboratorium bahsa kebanyakan hanya mengandalkan pendengaran sebagai penyalur materi yang disampaikan oleh guru. Dengan penggunaan laboratorium bahasa, maka secara tidak langsung keterampilan dan kemampuan siswa akan terasah melalui materi yang ia dengarkan dan materi tersebut akan diterapkannya untuk mengasah kemampuan serta keterampilan siswa.

4 c. Fungsi Media Adapun beberapa fungsi dari media laboratorium bahasa dalam pembelajaran adalah : - Media Laboratorium Bahasa Sebagai Alat Bantu Fungsi dari media laboratorium bahasa salah satunya dapat berfungsi sebagai alat bantu guru dalam pembelajaran. Media tersebut dapat membantu guru dalam menyajikan materi pembelajaran supaya lebih menarik, lebih efektif, lebih efisien dan lebih bervariatif. Namun, apabila fungsi laboratorium bahasa hanya sebagai alat bantu guru saja, tentu tidak akan berpengaruh ketika melakukan pembelajaran tanpa menggunakan laboratorium bahasa. - Media Laboratorium Bahasa Sebagai Komponen Pembelajaran Fungsi media laboratorium bahasa sebagai komponen pembelajaran berarti ketika guru dan siswa melakukan proses belajar maka harus didukung dengan media laboratorium bahasa. Karena jika tanpa menggunakan laboratorium bahasa maka proses pembelajaran akan terganggu. Proses pembelajaran tersebut tidak akan berjalan secara lancar tanpa menggunakan media tersebut. Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media dalam hal ini berfungsi untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran sama seperti komponen lainnya (guru, siswa, metode, dll). - Media Laboratorium Bahasa Sebagai Pembelajaran Individual Media Laboratorium bahasa tidak dapat berfungsi sebagai pembelajaran individual. Hal ini dikarenakan laboratorium bahasa dirancang untuk pembelajaran di dalam kelas. Akan tetapi jika siswa ingin belajarar secara individual bisa digantikan dengan alat yang hampir sama dengan yang ada di dalam laboratorium bahasa seperti dengan menggunakan headphone dan komputer. Lalu mengisiskan materi yang ingin dipelajari tersebut ke dalam komputer yang akan dipakai. Siswa bisa memutar secara berulang-ulang materi yang didengarkan. Dengan begitu, pembelajaran individual bisa dijalankan dengan baik. - Media Laboratorium Bahasa Sebagai Sarana Pembelajaran yang Umum a. Listening. Siswa mendengarkan melalui bantuan perangkat elektronik yang tersedia. Listening all. Semua siswa dapat langsung diarahkan untuk mendengarkan materi pelajaran yang diberikan oleh guru pada salah satu Channel. Individu. Siswa dapat dibagi menjadi beberapa kelompok secara acak maupun tetap (tergantung desain laboratorium bahasa) kemudian setiap kelompok dapat diarahkan untuk mendengarkan maksimal 3 materi yang berbeda pada setiap Channel.

5 Student select. Siswa dapat memilih sendiri materi pelajaran yang ingin didengarkan dari 3 Channel yang tersedia melalui panel siswa (tombol A, B atau C). b. Conversation. Siswa melakukan berbagai jenis percakapan. Pair Row dan Pair Coloumn. Siswa secara berpasangan bercakap-cakap. Percakapan dapat dilakukan dengan teman semeja atau teman di belakang/depan meja. Fix Group. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Ada desain laboratorium bahasa yang mengkelompokkan menjadi 2 kelompok saja ada yang lebih. Intinya percakapan siswa dilakukan secara berkelompok. Random Group. Anggota tiap kelompok dipilih secara acak. Melalui fungsi ini maka instruktur dapat lebih mudah membagi siswa berdasarkan tingkat kepandaian dan memindahkan keanggotaan kelompok setiap saat. c. Attention. Instruktur menyampaikan materi atau pengumuman. - Attention all. Instruktur menyampaikan pengumuman atau materi pembelajaran kepada semua siswa dan melalui speaker ruangan Attentioin channel. Instruktur menyampaikan materi kepada siswa yang berada pada kelompok tertentu.

6 d. Monitoring. Instruktur menjalankan fungsi pengawasan terhadap kegiatan siswa. Monitoring Channel. Instruktur memperhatikan percakapan sekelompok siswa digrup tertentu. Monitoring Individual. Instruktur memperhatikan pembicaraan seorang siswa secara khusus. Baik ketika siswa tersebut berada dalam kelompok atau saat sedang berpasangan. e. Intercom. Siswa dapat melakukan panggilan untuk percakapan dengan guru demikian pula sebaliknya. Intercom Group. Instruktur melakukan percakapan dengan kelompok siswa yang dihubungi. Intercom Individu. Seorang siswa menghubungi instruktur untuk melakukan percakapan dengannya. f. Text to Speech. Guru dapat menuliskan text dalam bahasa Inggris untuk secara otomatis diucapkan dalam bahasa Inggris oleh Komputer. Pengucapan text dapat diatur kecepatan dan jenis suaranya. g. Multimedia Control. Perangkat lunak juga menyediakan kendali khusus untuk operasional file-file audio/video yang dapat digunakan untuk memberikan pelajaran khusus berbasis multimedia. h. Audio Record. Guru dapat merekam suara dalam bentuk file-file audio untuk keperluan soal, pengumuman atau hal-hal lain yang membutuhkan file audio. i. Audio Control. Guru dapat mengatur materi pelajaran atau suara apa yang masuk melalui empat Channel suara yang ada. j. Database. Setiap kelas yang akan menggunakan Laboratorium Bahasa harus diisikan database-nya terlebih dahulu dalam komputer. Di mulai dari Nama Kelas, Tahun Ajaran dan Semester yang berlaku, Nama siswa beserta nama panggilannya, Nomor induk serta Nomor meja yang ditempati oleh siswa sebagai identitasnya. Jadi setiap kelas akan memiliki databasenya sendiri-sendiri. II. PEMILIHAN a. Prinsip Pemilihan - Adanya Kejelasan Tujuan Pemilihan Maksudnya adalah adanya kejelasan mengenai maksud dan tujuan pemilihan media. Tujuan pemilihan media harus dihubungkan dengan tujuan penggunaan dan pemanfaatan media. Sebelum guru memilih dan memanfaatkan media laboratorium bahasa, guru juga harus mengetahui tentang tujuan pemilihan

7 media tersebut. Mengapa memilih laboratorium bahasa? Apa tujuannya? Seluruhnya harus jelas dan dipahami secara benar oleh guru. - - Adanya Familiaritas Media Adalah seberapa akrabnya media tersebut baik dengan guru maupun siswa. Terutama dengan guru, dalam pemilihan media pem belajaran harus mengenal betul terhadap media yang akan dipilih. Karena setiap jenis media mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Jadi,guru harus mempertimbangkan apakah laboratorium bahasa sudah familiar dengan guru? Apakah guru paham betul tentang penggunaan alat-alat pada laboratorium bahasa? Dan lain sebagainya. Ada sejumlah Media Yang Diperbandingkan Dalam pemilihan media pembelajaran sebaiknya terdapat media pembelajaran lain yang diperbandingkan atau dipilih. Karena pada hakikatnya pemilihan media adalah proses pengambilan keputusan untuk menetapkan media yang paling cocok dipakai untuk menetapkan media yang diperbandingkan. Begitu juga jika jenis media yang diperbandingkan terbatas maka jenis media yang ditetapkan untuk dipergunakan juga terbatas apa adanya. Sebelum memilih media laboratorium bahasa untuk pembelajaran, seharusnya dalam pemilihan ada sejumlah media media lain yang diperbandingkan terlebih dahulu dengan laboratorium bahasa. Kemudian media yang terbaiklah yang diambil dan dipakai dalam pembelajaran. - Adanya Norma Yang Akan Dipakai Dan Dikenakan Dalam Proses Pemilihan Prinsip ini merupakan hal terpenting dalam proses pemilihan. Sejumlah norma yang dikembangkan harus disesuaikan dengan keterbatasan kondisi setempat mulai dari tujuan yang ingin dicapai, fasilitas, tenaga maupun dana, dampak, kemudahan yang diperolehnya serta efisiensi dan efektifitasnya. Pertimbangan memilih media pembelajaran laboratorium bahasa, harus sesuai dengan norma yang akan dipakai dan dikenakan ketika proses pemilihan media. b. Kriteria Pemilihan Berikut beberapa kriteria pemilihan media pembelajaran : 1. Tujuan Pembelajaran Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Atas dasar ini mungkin ada beberapa alternatif media yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan tertentu. 2. Efektifitas Media

8 Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Siswa (Sasaran Didik Atau Pebelajar) Dalam hal ini guru dituntuk untuk lebih selektif dalam memilih media dikarenakan ini berhubungan langsung dengan siswa. Apakah media yang dipilih sesuai dengan kemampuan, perbendaharaan pengetahuan dan menarik perhatian siswa? Digunakan untuk siapa? Apakah untuk kelompok kecil, kelas atau massal? Untuk kegiatan belajar tatap muka atau jarak jauh? Ketersediaan Sebelum menentukan media yang akan dipakai sebaiknya guru mengetahui apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalau belum, apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Kualitas Teknis Media yang akan dipakai perlu diketahui dahulu Apakah media yang dipilih itu kualitasnya baik? Bagaimana keadaan daya tahan media yang dipilih itu? Biaya Pengadaan Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah tersedia biaya untuk itu? Apakah biaya yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan penggunaanya? Adakah kemungkinan media lain yang sejenis yang mungkin lebih murah, tapi memiliki efektifitas yang setara? Keadaan Lingkungan Keadaan lingkungan juga harus diperhatikan apakah sesuai dengan pembelajaran yang akan digunakan. Apabila media yang digunakan tidak cocok dengan lingkungan, maka keefektifitasan dari media tersebut juga akan berkurang. III. 8. Luasnya Jangkauan Yang Ingin Dilayani Hal ini terkait kemampuan distributif media. Seberapa luas jangkauan yang harus mendapatkan informasi dari media. Hal ini pun harus dipertimbangkan. A. PENGGUNAAN Dalam menggunakan media pembelajaran, perlu kiranya melihat prinsip penggunaanya agar dapat dimanfaatkan secara maksimal, berikut prinsip penggunaan media : Prinsip umum : 1. Tidak ada media yang dapat memenuhi semua tujuan pembelajaran. Media hanya dapat digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. 2. Media adalah bagian integral dalam pembelajaran bukan berarti hanya alat bantu ajar saja tapi ikut andil dalam mensukseskan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. 3. Sasaran akhir penggunaan media jenis apapun adalah untuk memudahkan belajar peserta didik. Acuan utama dalam pemilihan dan penggunaan media adalah memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik.

9 4. Media belajar bukanlah suatu media penghibur dalam kegiatan belajar mengajar namun dalam penggunaanya memiliki tujuan yang melekat bersama materi yang disampaikan kepada peserta didik. 5. Pemilihan media haruslah objektif tidak berdasarkan kesenangan pribadi. 6. Penggunaan beberapa media sekaligus akan membingungkan peserta didik. Tidak semua media dapat disatukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Harus disesuaikan penggunaanya baik untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun teknis penggunaan dan pemanfaatannya dalam pembelajaran. 7. Kebaikan dan kekurangan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya saja. Prinsip khusus: 1. Keterampilan guru mengoperasikan media. Guru harus mampu mengoperasikan media dalam kegiatan pembelajaran. 2. Kesiapan penggunaan media. Segalanya butuh persiapan termasuk pembelajaran. Ketika menggunakan media apapun, maka guru harus melakukan persiapan untuk menyesuaikan media dengan materi yang akan disampaikan. Selain itu, metode pe nyampaian materi harus menyesuaikan dengan media yang digunakan. a. Prosedur Penggunaan Media : Sebelum 1. Persiapkan materi pelajaran yang akan diajarkan seperti rekaman suatu pembelajaran harus sudah ada dalam komputer. 2. Persiapkan dan cek alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran seperti headphone, komputer, dll. 3. Jika terjadi kerusakan atau alat yang akan digunakan tidak dapat dipakai maka guru harus menyiapkan cadangan alat atau guru haru mengajar secara manual seperti hanya menggunakan speaker. 4. Tata letak meja dan perlengkapan lain yang digunakan siswa maupun guru harus ditata senyaman mungkin dan seefektif mungkin untuk pembelajaran agar siswa maupun guru merasa nyaman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran di dalam kelas. 5. Periksa kembali apakah alat dan materi pembelajaran siap digunakan dalam proses belajar mengajar. Selama 1. Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap nyaman. Keadaan tenang tidak berarti pebelajar harus duduk diam, yang penting perhatian pebelajar tetap terjaga. 2. Pada waktu mengajar atau menerangkan, guru harus membuat suasana belajar terasa nyaman serta akan lebih baik lagi jika guru juga ikut melibatkan siswa dalam pengoperasian media agar siswa juga aktif dalam pembelajaran. 3. Misalnya dalam proses pembelajaran pengajar masih perlu menambahkan penjelasan yang harus ditulis dipapan tulis atau di transparansi, usahakan agar pebelajar tidak terhalang oleh posisi berdiri pengajar. Di samping itu, pengajar jangan sampai terlampau lama membelakangi pebelajar, sehingga kelas kacau karena perhatian pengajar berkurang.

10 Sesudah 1. Mintalah siswa untuk menanyakan berbagai hal yang belum jelas yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang baru saja mereka terima. 2. Jika sudah guru bergantian memberikan pertanyaan kepada siswa nya untuk menguji apakah siswa tersebut telah paham atau belum dengan materi yang diujikan. 3. Jika seluruh pertanyaan sudah berhasil dijawab siswa, maka guru atau pendidik perlu menambahkan jawabannya lagi agar jelas atau juga bisa tidak perlu menjawabnya lagi dan guru bisa menarik kesimpulan dari materi yang telah terlaksana. B. PEMANFAATAN MEDIA a. Prinsip Pemanfaatan Media Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu: 1. Media pembelajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar. Dengan memanfaatkan media laboratorium bahasa untuk pembelajaran diharapkan semua siswa dapat memberikan respon balikan terhadap apa yang telah didapatkannya selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Media apapun yang digunakan sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar peserta didik agar lebih mengerti apa yang akan diterangkan oleh guru. 3. Dalam pemanfaatan media yang dipilih harus obyektif, yaitu berdasarkan pada tujuan pembelajaran, tidak didasarkan pada kesenangan pribadi staf pengajar dan berorientasi pada siswa yang belajar, artinya dimanfaatkan dan dipilih untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. 4. Media pembelajaran tersebut merupakan perantara dalam proses pembelajaran siswa. Media laboratorium bahasa ini haruslah menjadi media yang bisa menghubungkan proses pembelajaran antara guru dan siswa. 5. Dalam pemanfaatan media pembelajaran harus diperhatikan gaya belajarnya, media pembelajaran apa yang cocok untuk gaya belajar siswa yang ada. b. Prosedur Pemanfaatan * Sebelum Guru mengenalkan tentang materi yang akan disampaikan, guru juga menanyakan tentang materi yang akan disampaikan kepada siswa dengan tujuan untuk memancing minat siswa. * Selama Guru Menyampaikan materi yang akan disampaikan dengan bantuan alat-alat yang ada pada laboratorium bahasa. Menerangkan isi materi dengan metode listening dan reading yang telah disiapkan sebelumnya. Guru atau pun peserta didik harus berdisiplin waktu, agar jadwal kegiatan belajar yang telah ditetapkan berlangsung dengan efektif & efisien. * Sesudah

11 Pada langkah ini kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media laboratorium bahasa harus dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media laboratorium bahasa sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa yang diterapkan dalam pembelajaran. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk proses belajar berikutnya. IV. TREATMENT (RPP) a. Identitas Tingkat Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Kelas/semester : VII / semester I Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Pokok Materi : Memparafrasekan Puisi Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk formulir, ringkasan, dialog, dan parafrase Kompetensi Dasar : Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dengan tetap memperhatikan makna puisi. b. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Membedakan puisi dengan prosa. 2. Membaca puisi dengan baik dan benar. 3. Menjelaskan amanat yang terkandung dalam puisi. 4. Mengubah puisi kedalam bentuk prosa 5. Menceritakan kembali puisi yang telah diparafrasekan dengan bahasa sendiri c. Kegiatan Pembelajaran 1. Awal - Guru memberi salam dan menyapa siswa. - Guru membuka pelajaran dengan mengingat materi pada pelajaran sebelumnya. - Guru menyampaikan motivasi kepada siswa tentang manfaat mempelajari materi memparafrasekan puisi. - Guru menyiapkan materi pelajaran Bahasa Indonesia yang akan disampaikan. - Guru menyiapkan media yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran. 2. Inti - Guru menerangkan sedikit tentang materi tentang memparafrasekan puisi. - Guru menerangkan materi dengan menggunakan media tentang memparafrasekan puisi. - Guru meminta partisipasi siswa dalam pembelajaran agar materi lebih bermakna kepada masyarakat. - Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. - Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat pernyataan tentang materi pada puisi yang telah diputaran. - Guru membuat kesimpulan dari beberapa pernyataan siswa. 3. Kegiatan Akhir

12 - Guru mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal yang dikerjakan secara individu. - Guru memotivasi siswa untuk semangat belajar. - Guru menutup pelajaran dengan salam.

MEDIA RITATOON (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL)

MEDIA RITATOON (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL) MEDIA RITATOON (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL) UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengembangan Sumber Belajar Yang dibina oleh Bapak Zainul Abidin Oleh: Muhammad Idaman Tata Guna (140121603415)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGADAAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI

DOKUMEN PENGADAAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI UNTUK PENGADAAN BARANG PEKERJAAN PENGADAAN KOMPUTER / PC KELOMPOK KERJA (POKJA) I PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KABUPATEN INDRAGIRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun informal,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai semenjak masa kanak-kanak, tidak membeda-bedakan latar belakang siswa dan diberikan pada semua

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB KELAS III SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU ULUL ALBAB PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB KELAS III SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU ULUL ALBAB PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB KELAS III SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU ULUL ALBAB PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2015-2016 Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis

Lebih terperinci

STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun

STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun Strategi Pemanfaatan Media 29 STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun Email: nafiiwildan@gmail.com Abstrak Media pendidikan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mental untuk dapat mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang LANDASAN TEORETIK-KONSEPTUAL Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran Nyoman S. Degeng Teknolog Pembelajaran Universitas Negeri Malang Kita ada di mana sekarang????????????? Era pertanian Era industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL TUJUAN Peserta mampu: 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya. 1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai makna sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik menjadi dewasa yang mampu hidup secara mandiri, sebagai hasil pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di 21 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Raman Utara. Sekolah tersebut berlokasi di Jalan Bali Indah 11 A

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah SMA di, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN BERTANYA LANJUT ( diisi oleh Pengamat ) Lampiran 1&2 Sub- No Komponen-Komponen Keterampilan Skor Kualitas Komentar A. Keterampilan Bertanya Dasar: 1. Pengungkapan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh 103 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh Tanggunggunung Tulungagung Tahun

Lebih terperinci

Paket 1. Pengamatan terhadap guru SD Islam Al-Azhar Cianjur. Kompetensi yang dinilai: Kompetensi 1 dan 5

Paket 1. Pengamatan terhadap guru SD Islam Al-Azhar Cianjur. Kompetensi yang dinilai: Kompetensi 1 dan 5 Paket 1 Pengamatan terhadap guru SD Islam Al-Azhar Cianjur Kompetensi yang dinilai: Kompetensi 1 dan 5 Segmen 1 (menit ke 00.00 - menit ke 04.35) Segmen 2 (menit ke 04.35 - menit ke 10.26) Segmen 3 (menit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

(UJI COBA) B. Petunjuk Pengisisan

(UJI COBA) B. Petunjuk Pengisisan PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU, KREATIVITAS GURU, DAN METODE GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 10 METRO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) Tadjuddin * Abstrak: Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Lebih terperinci

CHAIDIR ANWAR D AUTOMATISASI ROBOT PENGEBOR PCB MENGGUNAKAN EXCELLON DRILL FILE PROPOSAL TUGAS AKHIR

CHAIDIR ANWAR D AUTOMATISASI ROBOT PENGEBOR PCB MENGGUNAKAN EXCELLON DRILL FILE PROPOSAL TUGAS AKHIR AUTOMATISASI ROBOT PENGEBOR PCB MENGGUNAKAN EXCELLON DRILL FILE PROPOSAL TUGAS AKHIR Disusun dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Strata-1 Jurusan Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : ,

Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 05. MEMBUAT CERITA KOMIK KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 2 Komik = Cerita + Gambar PENDAHULUAN Komik Intrinsik Ekstrinsik Jiwa Komik Tema Cerita Plot Penokohan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) 148 LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Datar Segi Empat Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang Kelas/Semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 3 Gunung Talang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah menengah atas cenderung bersifat monoton dan tidak menghasilkan banyak kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini memberi dampak pada bidang pendidikan. Perubahan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI THINK PAIR SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TUMPANG

PENERAPAN STRATEGI THINK PAIR SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TUMPANG Honggowiyono; Penerapan Strategi TPS dan Explicit Instruction Untuk meningkatkan Hasil Belajar TIK PENERAPAN STRATEGI THINK PAIR SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal, nasional, maupun global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pengajaran Mikro

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pengajaran Mikro METODIK PEMBELAJARAN KEJURUAN I. PEMBELAJARAN MIKRO (Peer-Teaching) A. Standar Kompetensi Pengajaran Mikro Kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak sehingga menjadikan anak lebih tanggap terhadap lingkungan di sekelilingnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi, yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2). 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Proses Tindakan Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, misalnya penelitian deskritif, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Diantara

Lebih terperinci

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA A. Variasi Pembelajaran 1. Pengertian Variasi Pembelajaran Membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam mengajar. Yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis lakukan pada siswa kelas X-5, SMA Negeri 6 Bandung yang terletak di jalan Pasir Kaliki No 51, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Namun masalah pendidikan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan pengembangan penalaran. Karya sastra adalah wujudnya sastra. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam lingkup kebahasaan, pada dasarnya siswa harus menguasai empat aspek keterampilan berbahasa. Empat aspek keterampilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Tempat Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Bayat yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi OLEH: ASTRI ASTUTI K 4305006 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling berinteraksi, bergantung satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keliru, karena untuk mencapai suatu pola pikir yang baik membutuhkan proses

BAB I PENDAHULUAN. keliru, karena untuk mencapai suatu pola pikir yang baik membutuhkan proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya manusia dikaruniai berbagai potensi terutama kemampuan berpikir. Berpikir mempunyai kemungkinan untuk salah ataupun keliru, karena untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis karya sastra tidak akan lepas dari metode ajar yang digunakan guru di sekolah. Guru mempunyai peran penting dalam menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pola pikir seseorang dalam menghadapi berbagai situasi masalah kondisi lingkungan, sesamanya, dirinya dan permasalahan dalam kehidupannya sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) baik yang dipersiapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan diawali dengan tahap pra siklus. Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal Senin,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL Oleh : FRESTY YUMERISA NPM : 0910013221059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN

Lebih terperinci

E-LEARNING PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERT-3. Oleh Nanang Khuzaini, S.Pd.Si

E-LEARNING PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERT-3. Oleh Nanang Khuzaini, S.Pd.Si E-LEARNING PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERT-3 Oleh Nanang Khuzaini, S.Pd.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015 KONSEP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan sebuah masyarakat yang memiliki pemikiran, sikap serta tindakan yang mampu mendukung gerak negara

Lebih terperinci

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32 Sebelum melakukan pelatihan diperlukan penjajagan kebutuhan pelatihan kepada masyarakat, petani, petugas, kepala desa, dan instansi terkait dengan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh, baik dalam investasi sektor fisik maupun investasi pendidikan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh, baik dalam investasi sektor fisik maupun investasi pendidikan. Dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya era globalisasi, pergaulan antar bangsa semakin erat, baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Hal ini menjadikan kehidupan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

SEKOLAH IDEAL. Oleh: Damar Kristianto

SEKOLAH IDEAL. Oleh: Damar Kristianto 1 SEKOLAH IDEAL Oleh: Damar Kristianto Berbicara mengenai Sekolah Ideal, dalam sharing ini saya ingin membicarakan mengenai pandangan saya seperti apa sekolah umum (inklusi) dalam menyelenggarakan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung kemajuan bangsa dan Negara seperti yang tertuang dalam Undang-undang

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 73/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 73/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 73/KEP/UDN-01/VII/2007 tentang STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : 1. bahwa proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

SILABUS AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER SEMESTER 1 TA 2012/2013

SILABUS AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER SEMESTER 1 TA 2012/2013 STIE YKPN Yogyakarta Jl. Seturan, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 486321, (0274) 486160; Fax (0274) 486081 Website: www.stieykpn.ac.id SILABUS AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER SEMESTER 1 TA 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Desain pembelajaran sudah dibuat sesuai dengan kebutuhan belajar yaitu keterampilan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR e-learning suatu istilah yang digunakan terhadap proses belajar mengajar berbasis online tanpa dibatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri, yang diarahkan dan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci