BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian Kemandirian berarti hal atau keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kata kemandirian berasal dari kata dasar diri yang mendapat awalan ke dan akhiran an yang kemudian membentuk suatu kata keadaan atau kata benda. (Bahara, 2008). Kemandirian berasal dari kata dasar diri, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak dapat dilepaskan dari perkembangan diri itu sendiri. Diri adalah inti dari kepribadian dan merupakan titik pusat yang menyelaraskan dan mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadian. (Bahara, 2008). Kemandirian juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak bergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan secara penuh. (Parker, 2005). Kemandirian mencakup pengertian dari berbagai istilah seperti Autonomy, Independency dan Self Relience. Pada dasarnya kemandirian dapat dimanifestasikan dalam bentuk sikap maupun perbuatan, sebab sebenarnya sikap merupakan dasar dari terbentuknya suatu perbuatan. (Masrun, 1986). Menurut Yasin Setiyawan, kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat menentukan diri sendiri dimana dapat dinyatakan 9

2 10 dalam tindakan atau perilaku seseorang yang dapat dinilai. Berangkat dari definisi tersebut, maka dapat diambil pengertian kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri, tumbuh dan berkembang karena disiplin dan komitmen sehingga dapat menentukan diri sendiri yang dinyatakan dalam tindakan dan perilaku yang dapat dinilai. (Bahara, 2008). 2. Komponen Kemandirian Menurut Green dan Torensen (1986), Mereka menyebutkan istilah Self-Relience bagi individu mandiri dengan ciri ciri antara lain tidak adanya kebutuhan yang menonjol untuk memperoleh pengakuan dari orang lain, mereka mampu mengontrol tindakannya sendiri dan penuh inisiatif. (Masrun, dkk, 1986). Menurut Beller (1986), kemandirian atau kesiapan dan kemampuan individu untuk berdiri sendiri yang ditandai dengan keberanian mengambil inisiatif, mencoba mengatasi masalah tanpa minta bantuan orang lain, memperoleh kekuatan dari usaha usaha, berusaha dan mengarahkan tingkah laku menuju kesempurnaan. (Masrun,dkk, 1986). Masrun, dkk menyatakan bahwa lima komponen kemandirian yang utama yaitu bebas progresif, ulet, inisiatif, pengendalian dari dalam (internal focus of control) dan kemantapan diri (self esteem, self confidence). (Masrun,dkk, 1986).

3 11 Emil Durkheim melihat makna dan perkembangan kemandirian dari dua sudut pandang yang berpusat pada masyarakat. Dengan menggunakan sudut pandang ini, Durkheim berpendirian bahwa kemandirian merupakan elemen esensial dari moralitas yang bersumber pada masyarakat. (Bahara, 2008). Kemandirian tumbuh dan berkembang karena dua faktor yang menjadi prasyarat bagi kemandirian, yaitu disiplin dan komitmen terhadap kelompok. Oleh sebab itu,individu yang mandiri adalah individu yang berani mengambil keputusan yang dilandasi oleh pemahaman akan segala konsekuensi dari tindakannya, sehingga kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses individualisasi yaitu proses realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan. (Bahara, 2008). 3. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Menurut Parker (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah sebagai berikut : a. Tanggung Jawab Tanggung jawab berarti memiliki tugas untuk menyelesaikan sesuatu dan diminta pertanggungjawaban atas hasil kerjanya. Anak anak sebaiknya tumbuh dengan pengalaman tanggung jawab yang sesuai dan terus meningkat, misalnya anak anak diberi tanggung jawab yang dimulai dengan tanggung jawab untuk mengurus dirinya sendiri. Anak anak yang diberi tanggung

4 12 jawab sesuai dengan usianya akan merasa dipercaya, berkompeten dan dihargai. b. Mandiri Percaya diri dan dan mandiri adalah dua hal yang saling menguatkan. Semakin anak dapat mandiri, dia akan semakin mampu mengelola kemandirian, kemudian mengukuhkan kepercayaan diri dan ketrampilan untuk mengembangkan kemandirian. Mula mula, anak didorong untuk menyelesaikan urusan mereka sendiri di rumah, mengerjakan keperluannya sendiri, tanpa pengarahan yang terus menerus, jadi ketika mereka pergi ke sekolah mereka akan mampu untuk melakukan dan hasilnya mereka bisa berkembang lebih cepat dan merasa percaya diri. Orang tua harus memberikan kesempatan dan waktu agar anak anak bisa memiliki tugas tugas praktis, mereka harus memahami metode atau cara bagaimana cara menyelesaikannya dan bagaimana menghadapi frustasi yang tidak bisa dihindarkan. c. Pengalaman Praktis dan Akal sehat yang Relevan Akal yang sehat berkembang melalui pengalaman yang praktis dan relevan. Seseorang yang memiliki kemandirian akan memahami diantaranya mampu untuk : 1) Memenuhi kebutuhan makan untuk dirinya sendiri, lebih lebih tahu bagaimana cara memasaknya.

5 13 2) Membuat keputusan rasional bagaimana membelanjakan uang sesuai kebutuhan, bukan keinginan. 3) Menggunakan saranatransportasi umum dan menyeberang jalan. 4) Breaksi secara cepat dan tepat dalam berbagai situasi darurat. d. Otonomi Merupakan kemampuan untuk menentukan arah sendiri (self determination) yang berarti mampumengendalikan atau mempengaruhi apa yang terjadi pada dirinya. Dalam pertumbuhannya, anak anak semestinya memakai pengalaman dalam menentuka pilihan tentunya dengan pilihan yang terbatas dan terjangkau yang dapat mereka selesaikan dan tidak membawa mereka menghadapi masalah yang besar. Sikap otonomi terkait adanya kontrol yang berlebihan dari orang dewasa maka jangkauan anak untuk memutuskan sesuatu yang menyangkut dirinya sendiri menjadi sangat terbatas. Ketika orang tua berdiri terlalu jauh di belakang dan melepaskan tanggung jawabnya untuk memberikan perhatian yang semestinya, anak anak bisa menyalahgunakan tanggung jawab dan kontrol yang diberikan kepada mereka. Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian dan pengamatan terhadap perkembangan dan kondisi anak supaya orang tua tidak terlalu menekan atau pun terlalu

6 14 melepaskan tanggung jawabnya sebagai proses upaya meningkatkan perkembangan kemandirian anak anaknya. e. Kemampuan Memecahkan Masalah Dengan adanya dukungan dan arahan yang memadai, anak- anak akan terdorong untuk mencari jalan keluar bagi persoalan- persoalan yang praktis dan berhubungan dengan mereka sendiri.misalnya ketika kita ditanya oleh anak- anak usia sekolah, apa yang bisa mereka lakukan ketika mereka bosan, maka kita bisa membantu mereka misalnya menulis daftar hal- hal yang ingin mereka kerjakan atau mainkan baik sendirian maupun bersama orang lain. Cukup dijelaskan saja jika mereka tidak bisa, sehingga mereka bisa mengingatnya agar dimasa mendatang mereka bisa menemukan jawaban sendiri dan membuat keputusan untuk diri mereka sendiri. f. Kebutuhan akan Kesehatan yang Baik Olahraga dan berbagai aktivitas fisik adalah penting untuk mengembangkan atau meningkatkan proses koordinasi yang baik dan kebugaran. Kita semua tahu bahwa latihan dapat memberi kita keuntungan dan berpengaruh terhadap kesehatan kita dan kebahagiaan secara umum. Latihan dapat memberi energi yang baru dan dianggap dapat meningkatkan sikap dan motifasi kita, maka jika tubuh kita bugar, kita akan memiliki stamina yang lebih baik.

7 15 4. Tingkatan Kemandirian Menurut pendapat Lovinger, tingkatan kemandirian adalah sebagai berikut : a. Tingkat Impulsif dan melindungi diri Adalah bersikap cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati dan mencari keadaan yang mengamankan diri. Ciri ciri tingkatan pertama ini adalah: 1) Peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain. 2) Mengikuti aturan oportunistik dan hedonistik. 3) Berpikir tidak logis dan tertegun pada cara berpikir tertentu. 4) Cenderung melihat kehidupan sebagai zero sum game. 5) Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkungannya. b. Tingkat komformistik Ciri ciri tingkatan kedua ini adalah: 1) Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial 2) Cenderung berpikir stereotif dan klise. 3) Peduli akan komformitas terhadap aturan eksternal. 4) Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian. 5) Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya introspeksi.

8 16 6) Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal. 7) Takut tidak diterima kelompok. 8) Tidak sensitif terhadap keindividualan. 9) Merasa berdosa jika melanggar aturan. c. Tingkat sadar diri Adalah merasa, tahu dan ingat pada keadaan diri yang sebenarnya. Ciri ciri tingkatan ketiga ini adalah: 1) Mampu berpikir alternatif dan memikirkan cara hidup. 2) Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada. 3) Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi. 4) Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah. 5) Penyesuaian terhadap situasi dan peranan. d. Tingkat saksama (conscientious) Saksama berarti cermat, teliti. Ciri ciri tingkatan keempat ini adalah: 1) Bertindak atas dasar nilai-nilai internal. 2) Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan. 3) Mampu melihat keragaman emosi, motif dan perspektif diri sendiri maupun orang lain. 4) Sadar akan tanggung jawab dan mampu melakukan kritik dan penilaian diri.

9 17 5) Peduli akan hubungan mutualistik. 6) Memiliki tujuan jangka panjang. 7) Cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial. 8) Berpikir lebih kompleks dan atas dasar pola analitis. e. Tingkat individualistis Adalah keadaan atau sifat-sifat khusus sebagai individu dari semua ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang membedakannya dari orang lain. Ciri ciri tingkatan kelima ini adalah: 1) Peningkatan kesadaran individualitas. 2) Kesadaran akan konflik emosional antara antara kemandirian dengan ketergantungan. 3) Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain. 4) Mengenal eksistensi perbedaan individual. 5) Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan. 6) Mampu membedakan kehidupan internal dengan eksternal dirinya. 7) Mengenal kompleksitas diri. 8) Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial f. Tingkat mandiri Adalah suatu sikap mampu berdiri sendiri.

10 18 Ciri ciri tingkatan keenam ini adalah: 1) Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan. 2) Cenderung bersikap realistik dan obyektif terhadap diri sendiri maupun orang lain. 3) Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosial. 4) Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan. 5) Toleran terhadap ambiguitas 6) Peduli terhadap pemenuhan diri. 7) Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal 8) Responsif terhadap kemandirian orang lain. (Bahara, 2008) B. Personal Higiene Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Tarwoto dan Wartonah, 2003). Upaya memelihara kebersihan pribadi anak tidak lepas dari upaya pendidikan secara keseluruhan dan pendidikan kesehatan pada khususnya, karena menjaga kebersihan pribadi secara optimal tidak mungkin dapat terwujud tanpa adanya penanaman sikap hidup bersih dan teladan dari orang tua dan masyarakat sekitarnya. Membiasakan hidup bersih dan sehat sebaiknya dimulai sejak dini karena kebiasaan yang baik maupun buruk,

11 19 biasanya terjadi tanpa disadari oleh yang memiliki kebiasaan itu. Hal ini disebabkan karena kebiasaan merupakan hal yang terbentuk dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga kebiasaan tersebut seolah olah telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari orang yang memilikinya. Adapun yang diharapkan dari kebersihan pribadi adalah agar anak mengetahui akan manfaat dan pentingnya kebersihan pribadi, mampu membersihkan bagian bagian tubuh serta mampu menerapkan perawatan kebersihan pribadi dalam upaya peningkatan kesehatan pribadi. (Purnomo, 2006). 1. Tujuan Perawatan Personal Hygiene a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang b. Memelihara kebersihan diri seseorang c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang d. Pencegahan penyakit e. Meningkatkan percaya diri seseorang f. Menciptakan keindahan (Tarwoto dan Wartonah, 2003). 2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene a. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik, sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

12 20 b. Praktik Sosial Pada anak anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. c. Status Sosial Ekonomi Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien Diabetes Melitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya. e. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan. f. Kebiasaan Seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain lain. g. Kondisi Fisik Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya. (Tarwoto dan Wartonah, 2003). 3. Macam macam Personal Hygiene a. Perawatan Kulit Kepala dan Rambut

13 21 Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pencucian Rambut Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung pada hal hal berikut: a) Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering dicuci. b) Lingkungan atau tempat tinggal seseorang, misalnya pada lingkungan yang berdebu orang tersebut harus sering mencuci rambutnya. c) Seseorang yang memakai minyak rambut harus sering mencuci rambutnya. Adapun cara cara mencuci rambut adalah : a) Rambut dicuci dengan sampo, paling sedikit dua kali seminggu secara teratur. b) Rambut disiram dengan air yang bersih kemudian digosok dengan menggunakan bahan pembersih tersebut ( sampo ). c) Seluruh bagian rambut dan permukaan kulit kepala digosok dan dipijat pijat agar kotoran yang melekat dapat terlepas dan selanjutnya dibilas dengan air bersih. d) Bila rambut masih dirasa kotor, gosok kembali dengan bahan pembersih, kemudian dibilas berkali kali dengan

14 22 air bersih sampai rambut terasa bersih ( cirinya Rambur terasa kesat ). e) Selanjutnya rambut dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih. 2) Pemangkasan dan Penyisiran Rambut a) Untuk Anak Perempuan Pada waktu waktu tertentu ( misalnya 3 bulan atau 6 bulan sekali ) rambut sebaiknya dipotong atau dipangkas sesuai dengan bentuk kepala dan selera atau model yang diinginkan. Kemudian disisir yang rapi supaya tidak kusut. b) Untuk Anak Laki laki Pada anak laki laki untuk memangkas rambutnya bisa 1 2 bulan sekali atau menurut keadaan. Selanjutnya rambut disisir dengan rapi supaya tidak kusut dan mudah dirawat b. Perawatan Kulit Seluruh Tubuh Kulit memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dengan mandi, karena mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit, menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf dan mengembalikan kesegaran tubuh.

15 23 Cara mandi yang benar : 1) Seluruh permukaan kulit disiram dengan air yang dipakai untuk mandi. 2) Seluruh permukaan tubuh atau kulit digosok dengan sabun untuk menghilangkan kotoran yang menempel di kulit terutama pada bagian yang lembab dan bagian yang berlemak ( lipatan telinga, mata kaki, ketiak, lipatan paha, jari kaki, jari tangan dan muka) sampai kotoran hilang. 3) Setelah digosok dengan sabun, seluruh permukaan kulit atau tubuh kemudian disiram dengan air bersih sampai semua sisia sabun yang menempel di kulit terbuang. 4) Keringkan seluruh permukaan tubuh dengan handuk pribadi yang bersih dan kering. c. Memelihara Kebersihan dan Kesehatan Mata 1) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari. 2) Sewaktu waktu sebaiknya dibersihkan dengan boor water 3% atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir mata menuju ke arah tengah ( menuju hidung ). Lakukan hal ini berulang ulang sampai mata terasa bersih 3) Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau sapu tangan yang kotor atau sapu tangan orang lain.

16 24 4) Periksakan mata ke setahun sekali ke dokter spesialis atau petugas kesehatan terdekat. 5) Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak mata dan obyek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm. (Purnomo,2006). d. Perawatan Gigi Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Terdapat tehnik tehnik yang berbeda untuk membersihkan gigi dan memijat gusi dengan sikat gigi, diantaranya adalah : 1) Tehnik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi dan gusi secara efisien. 2) Pergerakan dari sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi dan abrasi gigi. 3) Tehnik penyikatan harus sederhana, tepat dan efisien dalam waktu. Frekuensi gosok gigi telah disetujui bahwa gigi sebaiknya dibersihkan 3X sehari. Namun, hal tersebut tidak selalu dapat dilakukan terutama di siang hari karena seseorang mempunyai kesibukan dalam pekerjaan. Lama penyikatan gigi dianjurkan lima menit. Cara menyikat gigi harus sistematis supaya tidak terjadi kerusakan pada gigi. (Depkes RI, 1994).

17 25 Tekhnik gosok gigi dapat dibedakan menjadi empat yaitu : 1) Tehnik Vertikal ( ke atas ke bawah ) Yaitu kedua rahang tertutup, kemudian permukaan gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke bawah. 2) Tehnik Roll ( menggulung ) Yaitu menempatkan ujung sikat gigi dengan akar dan gagang sikat sejajar occlusal, menempelkan ujung serabut sikat gigi pada gusi dengan sudut 45, menekan ujung serabut sikat gigi tersebut dengan gerakan memutar ke arah permukaan pengunyah, gerakan ini dilakukan untuk tiap segmen cukup lima kali gerakan. 3) Tehnik Horisontal ( ke kanan ke kiri) Permukaan gigi yang terdekat dengan pipi dan dengan gerakan ke depan ke belakang untuk permukaan pengunyahan gerakan horisontal 4) Tehnik Vibratory ( getaran ) a) Metode Fones Sikat ditempelkan tegak lurus pada permukaan gigi dekat pipi dan bibir dengan gigi atas dan bawah mengatup, sikat digerakkan dalam lingkaran lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas dan bawah disikat sekaligus.

18 26 b) Metode Fisiologis Tungkai sikat gigi dipegang secara mendatar dengan bulu bulu sikat tegak lurus dengan permukaan gigi gerahamnya dari permukaan pengunyahan ke arah gusi sesuai gerakan makanan yang dikunyah (Depkes RI, 1994). e. Perawatan Kuku Kaki dan Tangan Kuku yang kotor dapat menjadi sarang penyakit yang selanjutnya dapat ditularkan kepada bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu, baik kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu dipelihara kebersihannya. Ciri ciri kuku yang baik adalah : 1) Kuku tumbuh dengan baik 2) Kuat 3) Bersih, dan 4) Halus Merawat kuku dapat dilakukan dengan memotong ujung kuku sampai beberapa milimeter dari tempat perlekatan antara kuku dan kulit, potongannya disesuaikan dengan bentuk ujung jari. Kemudian kikirlah tepi kuku yang telah dipotong agar menjadi rapi dan tidak tajam. Setelah kuku dipotong rapi, sebaiknya dilanjutkan dengan pencucian. (Bahara, 2008). Untuk mencuci kuku sebaiknya digunakan air hangat, kemudian kotoran yang ada di bawah kuku dibersihkan dengan

19 27 sikat sampai bersih seluruhnya setelah itu dikeringkan dengan lap atau handuk kecil yang kering dan bersih. (Purnomo, 2006). f. Perawatan Genetalia Untuk anak laki-laki, perawatan organ genetalia dengan mencuci bersih sewaktu mandi. Untuk anak perempuan, pada dasarnya sama dengan anak laki-laki. Namun, untuk anak perempuan yang sudah mendapatkan menstruasi, pembalut yang mereka pakai, sebaiknya tidak terlalu lama dipakai. Paling tidak empat kali ganti dalam sehari atau sesuai dengan kebutuhan dan kebersihan tetap dijaga. (Yudhia, 2007). 4. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene : a. Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata, infeksi pada telinga dan gangguan fisik pada kuku. (Tarwoto dan Wartonah, 2003). b. Dampak Psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. (Tarwoto dan Wartonah, 2003).

20 28 C. Perbedaan Tingkat Kemandirian Personal Higiene Anak di Panti Asuhan dengan Anak dalam Asuhan Keluarga Perkembangan kematangan fisik dan fisiologi bisa ditafsirkan berdasarkan usia skeletal, usia dental, usia sifat, kelamin sekunder dan usia morfologis. Diantara empat indikator tersebut, penilaian morfologis adalah yang paling dilakukan. Perkembangan kemampuan fisik yang tampak pada anak usia 6 sampai 12 tahun ini, selain kekuatan juga fleksibilitas dan keseimbangan. Perkembangan kemampuan gerak adalah sejalan dengan perkembangan koordinasi, fleksibilitas, keseimbangan serta gerak bisa diidentifikasikan berdasarkan peningkatan efisiensi, kelancaran, kontrol dan variasi gerakan serta besarnya tenaga yang bisa disalurkan melalui gerakan. Berbagai gerak dasar dan variasinya yang bisa dilakukan sebelumnya akan mengalami peningkatan kualitas atau mengalami penyempurnaan. Peningkatan kualitas sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukannya. Pada umumnya anak usia ini, baik laki laki maupum perempuan mengalami peningkatan yang besar dalam minatnya melakukan aktivitas fisik. Mereka memerlukan aktivitas gerak yang beragam yang bisa meningkatkan kemampuan fisik, ketrampilan, kreativitas dan sifat sosialnya. (Widayatun, 1999). Walaupun mengalami perkembangan yang sama, tetapi anak perempuan usia sekolah harus mempersiapkan diri untuk menjalankan peran kodratinya yang pertama yaitu menstruasi. Anak perempuan yang sudah memperoleh menstruasi, berarti Mereka sudah mengalami

21 29 kematangan organ seksualnya. Mereka membutuhkan perhatian dan pemberian pengertian yang lebih baik, dari segi moral, kesehatan maupun dari segi gizi dan pola makan. (Jatman, 2000). 1. Anak di Panti Asuhan Sepasang mata bening bersinar nakal, berlari riang menggapai harapan, terjatuh, bangun, terjatuh lagi dan bangun lagi. Tawa tangis datang silih berganti dari waktu ke waktu. (Prasetyo, 2007) Masa kanak kanak datang hanya sekali dalam hidup anak manusia. Akan tetapi, memiliki peranan yang sangat luar biasa bagi pembentukan kualitasnya menginjak dewasa. Keluarga yang umumnya terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak- anak merupakan wadah yang ideal bagi persiapan sosok manusia yang kelak akan melanjutkan tongkat estafet sebuah kehidupan. (Prasetyo, 2007) Setiap anak memiliki dambaan keluarga yang utuh. Kasih sayang yang melimpah dari kedua orang tua diiringi bimbingan dan tuntunan niscaya akan menjadikannya sebagai manusia dewasa yang bijaksana dan bermoral. (Prasetyo, 2007). Sosok seorang Ayah yang memiliki tenaga yang besar (kekuatan), kehebatan dan suara yang dalam, memberikan rasa aman pada anak. (Dharmais, 2008). Kehadiran seorang Ibu memberikan keteduhan sehingga dengan leluasa anak menumpahkan isi hati. Dengan kelembutannya, Ibu akan membalas keluh kesah sang anak dengan tutur kata yang lembut

22 30 dan hati anak pun merasa tentram. Namun, tidak semua anak merasakan keindahan itu. (Dharmais, 2008). Banyak diantara mereka merasakan pahit getirnya hidup tanpa Ayah dan Ibu atau keduanya. Anak anak yang kehilangan orang tua, memahami hidup sebelum waktunya. (Dharmais, 2008). Kenyataan di atas menjadikan Panti Asuhan memiliki makna yang mendalam. Panti Asuhan, dua kata sederhana dengan fungsi yang sangat luar biasa atau paling tidak memiliki sebuah terobosan memecahkan permasalahan masa depan bagi anak anak terlantar dan tidak mampu. (Prasetyo, 2007). Di Panti Asuhan terdapat beberapa pengasuh, walau dengan jumlah yang terbatas, mereka mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, dan harta untuk mengabdikan hidup mereka pada pembinaan yang memanusiakan manusia. Peran yang demikian harus dijalankan secara harmonis agar apa yang menjadi tujuan mereka tercapai. Salah satu yang melaksanakan peran itu adalah peran sebagai pengasuh panti asuhan dari yayasan sosial yang tersentuh dengan keadaan anak anak yang sudah tidak mempunyai Ayah, Ibu, dhu afa atau ketiganya. Panti asuhan menjadi salah satu alternatif tempat yang dapat menampung kehidupan mereka. (Dharmais, 2008). Hidup mandiri, penuh rahmat dan barokah menjadi impian masa depan setiap manusia, tak terkecuali anak anak Panti Asuhan. Artinya, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Maka pengasuh panti

23 31 pun berusaha sekuat tenaga memberi kesempatan belajar melalui pendidikan umum dan rohani, penuh disiplin dan semangat, tetapi tidak otoriter agar anak anak siap menghadapi masa depannya. (Dharmais, 2008). Menghadapi anak anak asuh tidak banyak berbeda dengan anak lainnya. Emosi, kenakalan dan kerewelan cukup membuat para pengasuh semakin belajar untuk bersikap lebih bijaksana. Mereka memberikan pengertian pada anak anak bahwa jika para pengasuh mengingatkan dan memberi pengertian itu sebagai tanda kasih sayang agar mereka tahu mana yang benar dan mana yang salah. (Dharmais, 2008). 2. Anak dalam Asuhan Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama kali seorang anak memperoleh pendidikan. Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya, yang mencakup nilai moral dan aturan aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kepada anggota keluarga yang bersangkutan. (Shochib, 1998). Bagi banyak orang tua, usia sekolah merupakan usia yang menyulitkan. Yaitu suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah orang tua dan lebih banyak dipengaruhi oleh teman teman sebaya. (Hurluck, 1980).

24 32 Tugas orang tua pada masa ini adalah untuk belajar menghadapi perpisahan atau lebih sederhana, membiarkan anak pergi bersama teman temannya. Orang tua yang mempunyai perhatian di luar anak mereka, akan merasa lebih mudah membuat perpisahan yang perlahan lahan. Akan tetapi, dalam contoh contoh dimana peran Ibu merupakan peran sentral dan satu satu nya peran yang signifikan dalam kehidupan wanita, maka proses pisah ini merupakan sesuatu yang menyakitkan dan dipertahankan. (Friedman, 1998). 3. Tingkat Kemandirian Personal Higiene Berdasarkan pemaparan pada kedua keadaan di atas terdapat perbedaan kemandirian pada personal higiene. Perbedaan kemandirian personal higiene tersebut disebabkan oleh: a. Latar belakang lingkungan keluarga dan Panti Asuhan Anak yang dibesarkan oleh keluarga lebih terjamin untuk pemenuhan kebutuhan secara individual karena fasilitas yang memadai dan tersedia mencukupi, sehingga setiap anak mempunyai kesempatan untuk tidak menyiapkan sendiri segala kebutuhannya. Sedangkan anak yang tinggal di Panti Asuhan penanganan kesehatan secara individual sangat terbatas. Oleh karena itu, secara individual mereka mengupayakan pemeliharaan kesehatan dimulai dengan adanya usaha mandiri dalam hal personal higiene, mengingat fasilitas dan kemampuan yang tersedia juga terbatas. (Dharmais, 2008).

25 33 b. Kondisi tempat tinggal yang berbeda Kondisi tempat tinggal yang berbeda sangat mempengaruhi kemandirian anak asuh dalam keluarga dan Panti Asuhan karena ruang gerak anak dalam keluarga lebih leluasa dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di Panti Asuhan. Hal ini menjadi salah satu stimulus terhadap proses kemandirian personal higiene anak. (Dharmais, 2008).

26 34 D. Kerangka Teori Kemandirian Personal Higiene Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian : 1.Tanggun Jawab 2.Mandiri 3.Pengalaman praktis dan akal sehat yang relevan 4.Otonomi 5.Kemampuan memecahkan masalah. 6.Keterampilan praktis 7.Kebutuhan akan Kesehatan yang Baik Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Higiene: 1. Body Image 2. Praktik Sosial 3. Status sosial-ekonomi 4. Pengetahuan 5. Budaya 6. Kebiasaan seseorang 7. Kondisi Fisik Tingkat Kemandirian Personal Higiene Bagan 2.1 Kerangka Konsep Sumber : Parker (2005), Dharmais (2008), Friedman (1998), Hurluck (1995), Widayatun (1999), Prasetyo (2007), Shochib (1998).

27 35 E. Kerangka Konsep Variabel Bebas Anak di panti asuhan Variabel Terikat Tingkat kemandirian personal higiene Anak dalam asuhan keluarga F. Variabel Penelitian Bagan 2.2 Kerangka Teori 1. Variabel Independent ( Variabel Bebas ) Variabel Independent dalam penelitian ini adalah anak di Panti Asuhan Ar-Rodiyah dan anak dalam Asuhan Keluarga. 2. Variabel Dependent ( Variabel Terikat ) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kemandirian personal higiene. G. Hipotesis Penelitian Sesuai dengan kerangka teori yang dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah : Ha : Ada perbedaan antara tingkat kemandirian personal higiene pada anak usia 6 12 tahun di panti asuhan dengan anak dalam asuhan keluarga di kelurahan sambiroto kecamatan Tembalang Kota Semarang. Tingkat kemandirian personal higiene Ho : Tidak ada perbedaan antara tingkat kemandirian personal higiene pada anak usia 6 12 tahun di panti asuhan dengan anak dalam

28 36 asuhan keluarga di kelurahan sambiroto kecamatan Tembalang Kota Semarang.

PERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN

PERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN Lampiran materi penuluhan PERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dengan kesehatan

Lebih terperinci

6

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemenuhan Personal Hygiene 1. Pengertian Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gambaran Umum Lanjut Usia dan Permasalahannya. Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1986 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gambaran Umum Lanjut Usia dan Permasalahannya. Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1986 tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Lanjut Usia dan Permasalahannya 1. Pengertian Lansia Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1986 tentang kesejahteraan lanjut usia pada BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indra penglihatan,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI TOILET TRAINING DI PAUD AL-AMIN BIMASDA KECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI TOILET TRAINING DI PAUD AL-AMIN BIMASDA KECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI TOILET TRAINING DI PAUD AL-AMIN BIMASDA KECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN Nurjanah; Nini Fitriani Pengelola RA. Raudhatul Muthmainah, Bekasi nftalib@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan ( Knowledge ) 2.1.1 Pengertian Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

Lebih terperinci

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Kebutuhan Personal Higiene Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Pendahuluan Kebersihan merupakan hal yang penting Dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan Konsep Dasar Berasal dari bahasa Yunani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian kemandirian Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE OLEH Rismeni Saragih, SST., M.Kes AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI 2015 DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB l PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 70 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Metode yang dimaksud adalah berkaitan dengan pendekatan lokasi dan subjek penelitian,

Lebih terperinci

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN RAHMAD GURUSINGA Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Mulut terdiri dari bibir atas dan bawah, gusi, lidah, pipi bagian dalam, langit-langit dan gigi. Lapisan gusi, pipi dan langit - langit selalu basah berlendir 7 oleh karena

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN NGARINGAN SD NEGERI 3 BELOR Alamat : Jl. Singosari, Desa Belor, Kec. Ngaringan Kab.

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN NGARINGAN SD NEGERI 3 BELOR Alamat : Jl. Singosari, Desa Belor, Kec. Ngaringan Kab. 37 PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN NGARINGAN SD NEGERI 3 BELOR Alamat : Jl. Singosari, Desa Belor, Kec. Ngaringan Kab. Grobogan SURAT IJIN PENELITIAN Nomor:.. Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang diperoleh melalui proses individuasi, yaitu proses realisasi kedirian dan

BAB II LANDASAN TEORI. yang diperoleh melalui proses individuasi, yaitu proses realisasi kedirian dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Kemandirian adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah yang dihadapi tanpa bergantung pada orang lain (Monk, 1989). Dengan kata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Personal Hygiene 1. Pengertian Menurut Hidayat (2008), perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yaang dilakukan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Beban Kerja 1. Pengertian Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan bahwa beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu

Lebih terperinci

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol.4, No.1, April 2015 66 PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI Riane Wulandari¹, Sudewi Yogha², Rita Patriasih²

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawat memiliki peran dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak yang dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik (Asmadi, 2008). Peran tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Kemandirian Rencana Studi Lanjut Menggunakan

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Kemandirian Rencana Studi Lanjut Menggunakan II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Kemandirian Rencana Studi Lanjut Menggunakan Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa di SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

SURAT PENGANTAR RESPONDEN Lampiran 1 Kepada Yth. Calon Responden Di Tempat SURAT PENGANTAR RESPONDEN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Thoyyib NIM : 11612025 Alamat : Dsn Manggis, Desa Baosan Kidul RT

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas)

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas) Cara Memandikan Kelinci Putih Agar Bersih Via : Tuliat.com Kelinci Putih adalah salah satu warna bulu kelinci yang paling disukai banyak orang atau para pencinta binatang piaraan karena warnanya yang terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat dari hasil Riset Kesehatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan yang baik pada anak asuhnya agar keterampilan-keterampilan yang. kemandirian anak-anak saat berada di masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan yang baik pada anak asuhnya agar keterampilan-keterampilan yang. kemandirian anak-anak saat berada di masyarakat. 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Adanya Pelayanan dan Pembinaan Panti Sosial berpengaruh pada kegitankegitan yang ada pada panti sosial tersebut khususnya Panti Sosial Bina Asuhan Raden Intan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER ) Lampiran 1 Nomor Kartu DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI 1.1 KONSEP PERAWATAN DIRI A. Definisi Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan psikis seseorang. (Tarwoto dan Wartonah, 2003). Personal

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan psikis seseorang. (Tarwoto dan Wartonah, 2003). Personal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan :

PEDOMAN WAWANCARA. I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan : I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan : PEDOMAN WAWANCARA II. Daftar Pertanyaan A. Pengetahuan Ibu 1. Apakah yang dimaksud dengan higiene perseorangan? a.

Lebih terperinci

Ayo Amati. Amati gambar ini. Kegiatan mana yang menggunakan kaki? Beri tanda pada kegiatan yang menggunakan kaki. Subtema 2: Tubuhku

Ayo Amati. Amati gambar ini. Kegiatan mana yang menggunakan kaki? Beri tanda pada kegiatan yang menggunakan kaki. Subtema 2: Tubuhku Ayo Amati Amati gambar ini. Kegiatan mana yang menggunakan kaki? Beri tanda pada kegiatan yang menggunakan kaki. Subtema 2: Tubuhku 55 Beri tanda pada kotak. 1. Menyebutkan nama-nama anggota tubuh. 2.

Lebih terperinci

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN LATAR BELAKANG Lerner dan Hultsch (1983) menyatakan bahwa istilah perkembangan sering diperdebatkan dalam sains. Walaupun demikian, terdapat konsensus bahwa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan memengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan Toilet Training 1. Pengertian Toilet Training Toilet training atau latihan berkemih dan defekasi adalah salah satu tugas perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh 1. Pengertian Pola asuh orang tua adalah sikap atau perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Perilaku yang bersifat relatif dan konsisten dari waktu

Lebih terperinci

Sikat Gigi Bersama pada Anak SD

Sikat Gigi Bersama pada Anak SD LAPORAN PENYULUHAN Sikat Gigi Bersama pada Anak SD Penyusun : Irina Aulianisa (030.09.122) M. Evan Ewaldo (030.09.138) Syavina Wardah (030.09.247) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran atau menularkan kuman penyakit bagi diri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Masrun, dkk (1986), kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan.

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan. Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan. Menstruasi pertama biasanya mulai terjadi pada usia 10-14 tahun. 1 10-14

Lebih terperinci

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8 5 Hidup Sehat Pola hidup akan menentukan kualitas kesehatan seseorang. Pola hidup yang baik akan membawa seseorang pada kesehatan jasmani. Sebaliknya, pola hidup yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah.

Lebih terperinci

Eko Winarti, SST.,M.Kes

Eko Winarti, SST.,M.Kes (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Cara menyikat gigi dengan benar Disusun oleh : Eko Winarti, SST.,M.Kes PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI SATUAN ACARA PELATIHAN 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga dan dipelihara karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak

Lebih terperinci

ALAT PENELITIAN. lain-lain, sebutkan. 4. suku : 5. tingkat pendidikan : tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA tamat perguruan tinggi

ALAT PENELITIAN. lain-lain, sebutkan. 4. suku : 5. tingkat pendidikan : tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA tamat perguruan tinggi ALAT PENELITIAN I. Petunjuk 1. Bapak/Ibu diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada 2. Tuliskan tanda benar ( ) pada kotak untuk pilihan jawaban yang tepat 3. Pada pertanyaan Data demografi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2008). Adapun hierarki tersebut meliputi lima katergori kebutuhan dasar dari Abraham

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2008). Adapun hierarki tersebut meliputi lima katergori kebutuhan dasar dari Abraham BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemenuhan Kebutuhan Dasar 2.1.1. Kebutuhan Dasar Kebutuhan adalah merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostasis dan kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Peranan ibu sangat banyak, peranan ibu sebagai istri dan ibu dari anak

BAB II TINJAUAN TEORI. Peranan ibu sangat banyak, peranan ibu sebagai istri dan ibu dari anak BAB II TINJAUAN TEORI A. Ibu bekerja Ibu adalah wanita yang melahirkan anak (Purwadarminta, 2003). Peranan ibu sangat banyak, peranan ibu sebagai istri dan ibu dari anak anaknya, ibu mempunyai peran untuk

Lebih terperinci

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menjaga kebersihan diri merupakan salah satu upaya memelihara kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit. Kebersihan diri atau personal hygiene adalah upaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penerapan kegiatan keterampilan motorik halus bertujuan untuk meningkatkan kemandirian. 4.1.1 Deskripsi Kondisi awal Langkah awal yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asrama Asrama adalah suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah bangunan dengan kamar-kamar

Lebih terperinci

Mengembangkan Perilaku Sehat Pada Anak Usia 2-4 Tahun SERI BACAAN ORANG TUA

Mengembangkan Perilaku Sehat Pada Anak Usia 2-4 Tahun SERI BACAAN ORANG TUA 16 SERI BACAAN ORANG TUA Mengembangkan Perilaku Sehat Pada Anak Usia 2-4 Tahun Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KELOMPOK BERMAIN ARROHMAN. Alamat: Bacak, Monggol, Saptosari, Gunungkidul

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KELOMPOK BERMAIN ARROHMAN. Alamat: Bacak, Monggol, Saptosari, Gunungkidul STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KELOMPOK BERMAIN ARROHMAN Alamat: Bacak, Monggol, Saptosari, Gunungkidul STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LAYANAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KB ARROHMAN 1. SOP Kedatangan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. variabel yang akan diteliti. Penelitian ini memerlukan teori-teori yang dapat mendukung

I. TINJAUAN PUSTAKA. variabel yang akan diteliti. Penelitian ini memerlukan teori-teori yang dapat mendukung I. TINJAUAN PUSTAKA Landasan teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti. Penelitian ini memerlukan teori-teori yang dapat mendukung variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu hendaknya pendidikan bagi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang

Lebih terperinci

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG RANI MEISAROH 11001085 Subject : Personal Hygiene, Gangguan, Jiwa, Penderita DESCRIPTION Pasien jiwa merupakan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU OLEH : REFIDA VERONIKA S 012015020 STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia. Dikatakan sebagai perkembangan terakhir, karena ada sebagian anggapan bahwa perkembangan manusia

Lebih terperinci

nonfarmakologi misalnya, teknik

nonfarmakologi misalnya, teknik LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Hari Pertama Hari/ tanggal/ Waktu Rabu, 20 Mei 2015 Pukul 09.00-10.30 No. Implementasi DX 1. 9. Mengkaji keluhan nyeri meliputi lokasi, karakteristik, awitan/durasi, frekuensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri, mempertahankan struktur, dan fungsi normal sehingga tidak dapat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene BAB V PEMBAHASAN A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene Perorangan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi melalui panca indera seseorang (penginderaan) terhadap

Lebih terperinci

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi NO. Keperawatan DX Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi 1. Kamis, 10.00 1. Mempertimbangkan S : Klien mengatakan 21 Mei 2015 WIB budaya klien ketika

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. dan kesehatan (Potter dan perry, 2006).

BAB II TINJAUAN TEORI. personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. dan kesehatan (Potter dan perry, 2006). BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Personal Hygiene Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa 125120307111012 Pendahuluan Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJUAN PUSTAKA 1. Kebutuhan Dasar a. Pengertian Manusia memiliki kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebersihan diri 2.1.1. Definisi Kebersihan Diri Menurut Potter dan Perry (2006) kebersihan diri adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan

Lebih terperinci

Gambarlah bentuk bak mandi di rumahmu!

Gambarlah bentuk bak mandi di rumahmu! Gambarlah bentuk bak mandi di rumahmu! Gambarlah bentuk bak mandi di rumahmu dan tentukan banyak sudut dan banyak sisi dari sisi bak mandi tersebut! Gambar Sisi Bak Mandi Banyak Sisi Bak mandi Banyak Sudut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik anak usia dini. Pada anak usia dini anak perlu dilatih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi sebagai proses dalam mempersiapkan diri meninggalkan dunia anak-anak untuk memasuki dunia orang dewasa. Pada masa ini terjadi banyak

Lebih terperinci

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH M.Adam MT, Nurhidayati, Ade Suhendra dan Robi Putra Mahasiswa Universitas Muara Bungo Abstrak

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA)

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA) DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA) AFRIYANI, S.Kep 04121004 PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK PSIK-FK UNAND PADANG 2008 Apa itu Diabetes Melitus (DM)..?? Suatu keadaan tingginya kadar gula darah karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Personal hygiene (kebersihan perorangan) salah satu upaya mengatasi masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Citra merupakan image yang diberikan seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu; 1. Relevansi Tata Cara

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu; 1. Relevansi Tata Cara BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu; 1. Relevansi Tata Cara Makan yang Diajarkan Nabi dengan Ilmu Kesehatan a. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Peran Orang Tua 2.1.1. Definisi Peran Orang Tua Qiami (2003) menjelaskan bahwa orangtua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam

Lebih terperinci

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT 2.1 Pengertian Cuci Tangan Menurut Dr. Handrawan Nadesul, (2006) tangan adalah media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit. Akibat kurangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Personal hygiene atau kebersihan diri berasal dari bahasa Yunani yakni suatu tindakan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan individu dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL IV PALU. Siti Gamar H.

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL IV PALU. Siti Gamar H. PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL IV PALU Siti Gamar H. Muda 1 ABSTRAK Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah rendahnya nilai

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KELUHAN KULIT PADA PEMULUNG DAN GAMBARAN FASILITAS SANITASI DI TPA TERJUN KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2013 Keterangan

Lebih terperinci

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai

Lebih terperinci

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN Mengapa higiene pekerja itu penting: 1. Pekerja yang sakit tidak seharusnya kontak dengan pangan dan alat yang digunakan selama pengolahan, penyiapan dan penyajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya

Lebih terperinci