PERBAIKAN DAN MODIFIKASI INTERIOR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 ( DOOR TRIM BAGIAN BELAKANG DAN TRIM DINDING )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBAIKAN DAN MODIFIKASI INTERIOR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 ( DOOR TRIM BAGIAN BELAKANG DAN TRIM DINDING )"

Transkripsi

1 PERBAIKAN DAN MODIFIKASI INTERIOR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 ( DOOR TRIM BAGIAN BELAKANG DAN TRIM DINDING ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh : ALDINO GALIH PRAYOGA NIM : I PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

2 Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul : PERBAIKAN DAN MODIFIKASI INTERIOR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 (DOOR TRIM BAGIAN BELAKANG DAN TRIM DINDING) Disusun oleh : ALDINO GALIH PRAYOGA NIM. I Telah dapat disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Surakarta, Pembimbing I Pembimbing II Dr. Triyono, S.T., M.T. Bambang Kusharjanta, S.T., M.T. NIP NIP Mengetahui, Ketua Program Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Heru Sukanto, S.T., M.T NIP

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugrah dan hidayah-nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Proyek Akhir ini dengan judul PERBAIKAN DAN MODIFIKASI INTERIOR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 (DOOR TRIM BAGIAN BELAKANG DAN TRIM DINDING). Laporan Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) dan menyelesaikan Program Studi DIII Teknik Mesin Produksi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Seluruh keluarga terutama Ayah dan Ibu yang telah memberi dukungan baik secara moral dan spiritual untuk kelancaran dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Heru Sukanto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Dr. Triyono, S.T., M.T. selaku pembimbing I Proyek Akhir. 4. Bapak Bambang Kusharjanta, S.T.,M.T. selaku pembimbing II Proyek Akhir dan sebagai Pembimbing Akademik. 5. Seluruh Laboran Motor Bakar dan Proses Produksi yang senantiasa meluangkan waktu untuk membantu dalam pelaksanaan Proyek Akhir ini. 6. Didik Prihantoro sebagai teman satu kelompok yang selalu hadir dan meluangkan waktunya untuk membantu dalam kondisi apapun. 7. Teman teman jurusan Diploma III Teknik Mesin Produksi dan Diploma III Teknik Mesin Otomotif yang selalu memberi semangat. Walaupun kita terlambat wisuda tetapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk sukses. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Tugas Akhir baik secara langsung maupun tidak.

4 Penulis menyadari masih terdapat beberapa kekurangan dalam penyusunan laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan masukan dari semua pihak agar lebih baik dalam penyusunan laporan berikutnya. Surakarta, Januari 2013 Penulis

5 Aldino Galih Prayoga, PERBAIKAN DAN MODIFIKASI INTERIOR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 ( DOOR TRIM BAGIAN BELAKANG DAN TRIM DINDING ). Proyek Akhir, Surakarta : Program Studi D III Teknik Mesin Produksi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, ABSTRAK Proyek akhir ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan bagi penumpang dan memberikan beberapa fasilitas tambahan yang menunjang kenyamanan pada kendaraan Isuzu Panther tahun 1996 dengan cara melakukan modifikasi bagian door trim belakang, yaitu dengan menambahkan fasilitas tempat meletakkan botol minuman. Selain itu juga dilakukan perbaikan trim dinding yang pada kondisi awalnya sudah rusak pada bagian dasarnya. Langkah pengerjaan proyek akhir ini adalah dengan memodifikasi door trim bagian belakang dengan kondisi awal yang masih berbentuk sederhana menjadi bentuk yang lebih modern dengan tambahan tempat untuk meletakkan tempat botol minuman. Pada bagian trim dinding dilakukan perbaikan dan bahan dasarnya yang sudah rusak diganti dengan yang baru. Hasil dari pelaksanaan proyek akhir ini adalah door trim bagian belakang mobil Isuzu Panther tahun 1996 sudah memiliki tempat untuk meletakkan tempat botol minuman dan pada bagian trim dinding sudah dalam kondisi yang lebih baik. Pelaksanaan kegiatan tersebut akan menunjang kondisi interior dan kenyamanan bagi penumpang dalam berkendara.

6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN. ii KATA PENGANTAR. iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI. v DAFTAR GAMBAR vi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan dan Manfaat Proyek Akhir.. 2 BAB II DASAR TEORI Pengertian dan Fungsi Door Trim Kriteria Pembuatan Door Trim Bahan Pembuatan Door Trim Metode Pembatan Door Trim Komposisi Penyusun Komposit. 12 BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR Langkah Perencanaan Hasil Pengamatan Kondisi Awal Menentukan Ide Awal Pengerjaan Tugas Akhir Langkah Pengerjaan Tugas Akhir Perencanaan Proses Pengerjaan Door Trim Perencanaan Proses Pengerjaan Perbaikan Lantai.. 17 BAB IV PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN Proses Pembuatan Cetakan Door Trim Alat dan Bahan yang Digunakan...19

7 4.1.2 Tahap-tahap Pembuatan Cetakan Door Trim Proses Pembuatan Door Trim Proses Pembuatan Komposit Proses Pembuatan Tempat Botol Minuman Proses Pemasangan Door Trim Proses Pembuatan Trim Dinding Proses Pemasangan Trim Dinding Hasil Pelaksanaan Rancangan 37 BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran.. 38 DAFTAR PUSTAKA.. 39 LAMPIRAN 40

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Door trim era dahulu 5 Gambar 2.2 Plywood.. 6 Gambar 2.3 Door trim era modern 6 Gambar 2.4 Serat gelas.. 8 Gambar 2.5 Fibrous composites. 10 Gambar 2.6 Random Discontinous. 10 Gambar 2.7 Hand Lay-up composites fabrication (Gibson, Ronald F). 11 Gambar 3.1 Kondisi awal door trim bagian belakang.. 14 Gambar 3.2 Kondisi awal trim dinding. 14 Gambar 3.3 Sketsa tangan desain door trim. 15 Gambar 3.4 Gambar 2 dimensi door trim bagian belakang. 16 Gambar 3.5 Gambar 3 dimensi door trim bagian belakang. 16 Gambar 4.1 Resin unsaturated polyester.. 19 Gambar 4.2 Katalis Mepoxe.. 20 Gambar 4.3 Filler kalsium karbonat (CaCo3).. 20 Gambar 4.4 Serat gelas jenis Chopped Strands Mats (CSM) Gambar 4.5 Mirror / wax 21 Gambar 4.6 Pembuatan pola cetakan 22 Gambar 4.7 Lembaran yang telah direkatkan dengan double tip 22 Gambar 4.8 Pola yang sudah dibuat dan dipotong dengan cutter.. 23 Gambar 4.9 Desain pola yang telah selesai.. 23 Gambar 4.10 Proses pelapisan dengan lakban.. 24 Gambar 4.11 Cetakan yang telh dilapisi lakban 24 Gambar 4.12 Melapisi cetakan dengan mirror. 25 Gambar 4.13 Bahan komposit yang telah dicampur Gambar 4.14 Adonan yang dituangkan ke permukaan cetakan. 26 Gambar 4.15 Proses penampelan serat gelas 27 Gambar 4.16 Pelapisan layer Gambar 4.17 Pelepasan komposit dari cetakan 28 Gambar 4.18 Finishing.. 28

9 Gambar 4.19 Door trim yang telah dilapisi dengan spon 29 Gambar 4.20 Door trim yang telah dilapisi dengan kulit sintetis Gambar 4.21 Membuat pola dengan steyrofoam.. 30 Gambar 4.22 Proses pembentukan cetakan dengan cutter.. 30 Gambar 4.23 Cetakan tempat botol minuman yang sudah jadi. 30 Gambar 4.24 Proses pelapisan dengan lakban. 31 Gambar 4.25 Cetakan yang telah terlapisi lakban.. 31 Gambar 4.26 Melapisi cetakan dengan adonan dan serat gelas.. 32 Gambar 4.27 Cetakan yang sudah terlapisi. 32 Gambar 4.28 Melepas cetakan dari adonan komposit yang mengering.. 33 Gambar 4.29 Cetakan tempat botol minuman 33 Gambar 4.30 Proses pengeboran baut untuk door trim belakang 34 Gambar 4.31 Proses pemasangan baut door trim. 34 Gambar 4.32 Kondisi awal trim dinding.. 35 Gambar 4.33 Desain trim dinding dari triplek (plywood). 35 Gambar 4.34 Pola potongan.. 36 Gambar 4.35 Trim dinding yang dilapisi spon. 36 Gambar 4.36 Trim dinding yang telah dilapisi dengan kulit sintetis.. 36 Gambar 4.37 Proses pemasangan trim dinding. 37 Gambar 4.38 Door trim belakang sebelum rancang ulang 37 Gambar 4.39 Door trim belakang setelah rancang ulang. 38 Gambar 4.40 Trim dinding sebelum rancang ulang. 38 Gambar 4.41 Trim dinding setelah rancang ulang 38

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan jaman dan berkembangnya teknologi otomotif, membuat kehidupan dunia otomotif semakin dinamis. Hal ini terlihat pada saat ini, dimana kendaraan mobil tidak hanya sebagai alat transportasi, tetapi berkembang menjadi sarana berkreasi dan meraih prestasi, bahkan kendaraan akhirnya menjadi simbol status seseorang. Jika dilihat dari segi bentuk, kendaraan dahulu hanya berbentuk kotak dengan tujuan bisa untuk mengangkut penumpang ataupun barang. Namun sekarang, bentuk kendaraan berkembang sangat bervariasi, yaitu kendaraan dengan bodi yang aerodinamis, memiliki banyak asesoris dan kelengkapan, dan kadang kendaraan sengaja didesain memiliki ciri khas, dari pabrik pembuatnya. Bahan yang digunakan untuk membuat mobil dari waktu ke waktu terus berkembang. Seorang perancang bodi eksterior bertanggung jawab mendesain bodi secara keseluruhan yang terlihat dari luar, baik depan, belakang samping kanan dan kiri, atas maupun bawah dari kendaraan. Perancang bodi interior bertanggung jawab mengembangkan bagian dalam kendaraan seperti kursi, ruangan, dashboard, trim dan sebagainya. Rancangan tersebut harus memenuhi aspek ergonomi, estetika dan kenyamanan penumpang. Desain interior menyangkut seluruh bagian yang ada di dalam mobil yang mempengaruhi aspek kenyamanan, keindahan dan kelengkapan. Contoh aspek kenyamanan antara lain tempat duduk yang memiliki pegas dan dapat diatur posisinya, steering wheel yang nyaman, dan AC pada interior kendaraan. Aspek keindahan interior meliputi bentuk door trim, letak panel-panel, desain dashboard yang ergonomi bahkan lantai karpet yang mudah dibersihkan, sedangkan aspek kelengkapan interior antara lain meliputi panel-panel, audio, power windows dan central lock. Pada proyek akhir ini mobil Isuzu Panther tahun 1996 memiliki kondisi interior yang kurang mendukung beberapa faktor kenyamanan dalam berkendara maupun bagi penumpang, antara lain bagian door trim yang sudah

11 tidak rapat sehingga menimbulkan suara bising yang disebabkan getaran mesin pada saat mesin dihidupkan. Bagian door trim pintu belakang dan trim dinding juga membutuhkan sedikit modifikasi supaya lebih nyaman dalam bagi penumpang. Dengan mempertimbangkan kondisi di atas maka dalam proyek akhir ini bertujuan untuk melakukan beberapa modifikasi serta perbaikan door trim belakang dan trim dinding pada mobil Isuzu Panther tahun 1996 supaya kondisinya lebih baik dan nyaman dari sebelum dilakukan perbaikan. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah pada pelaksanaan tugas akhir ini adalah bagaimana merancang ulang serta membuat door trim belakang dengan fasilitas tambahan seperti tempat botol minuman. 1.3 Batasan Masalah a. Pada proyek akhir ini dilakukan perbaikan door trim bagian belakang dan trim dinding Isuzu Panther tahun b. Bahan yang digunakan dalam dalam pembuatan door trim belakang Isuzu Panther tahun 1996 adalah komposit fiberglass (fiberglass Reinforcement Plastic). c. Pembuatan door trim Isuzu Panther tahun 1996 tidak dilakukan uji kekuatan tarik. d. Berat door trim tidak diperhitungkan (baut door trim dianggap mampu menahan berat door trim) 1.4 Tujuan dan Manfaat Proyek Akhir Tujuan Tugas akhir ini adalah : - Meremajakan interior mobil Isuzu Panther 1996 dengan memperbaiki bagian interior mobil, yaitu pada bagian door trim belakang dan trim dinding. - Menambahkan asesoris-asesoris yang belum ada, seperti tempat minuman sehingga lebih lengkap seperti mobil pada era sekarang. Manfaat yang diperoleh setelah melakukan perancangan pelaksanaan Proyek Akhir ini adalah :

12 - Mendapatkan pengetahuan dalam bidang desain interior mobil - Memperoleh keterampilan banyak hal tentang bagaimana memodifikasi interior mobil. - Manfaat utamanya adalah pengalaman yang didapat setelah melaksanakan tugas akhir berupa kedisiplinan, kreatifitas dan kemandirian yang akan menjadi bekal ketika bekerja nantinya.

13 BAB II DASAR TEORI Seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman jenis transportasi terutama mobil semakin banyak dan bervariasi. Mobil di era sekarang jauh berbeda dengan mobil di era dahulu dalam berbagai segi visual dan teknologi. Banyak insinyur yang berlomba untuk memberikan gagasan desain dan teknologi pada mobil yang akan dibuat berikutnya. Hal tersebut akan mengakibatkan persaingan antara pabrikan-pabrikan pembuat mobil sangat ketat. Pabrikan mobil dituntut untuk membuat mobil-mobil dengan model yang bagus, canggih, serta harga yang bersaing dalam dunia otomotif. Pada dasarnya, mobil di era sekarang menuntut model yang bagus dalam segi visual dan canggih dalam segi teknologi. Aspek teknologi yang dinilai adalah kecanggihan mesin, sistem bahan bakar, sistem transmisi, sistem pengereman, serta pelengkapan keamanan lainnya. Aspek visual yang dinilai yaitu desain eksterior dan interior yang menunjang kenyamanan dalam berkendara. Desain interior adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ruangan dalam atau kabin yang mengacu pada aspek visual, bentuk, dimensi, warna, bahan, dan peletakan segala sesuata dalam tata ruang. Desain interior merupakan perpaduan antara benda, rasa dan penglihatan. Dalam memilih mobil, desain interior sangat penting, ketika seseorang ingin membeli mobil, salah satu bahan pertimbangannya adalah desain interior. Semakin bagus interiornya, maka semakin besar peluang mobil tersebut untuk diminati. Tapi pada faktanya selera masing-masing orang berbeda, mempunyai pandangan dan penilaian sendiri. 2.1 Door Trim Pintu adalah perangkat yang penting diperhatikan dalam aspek keamanan dan kelengkapannya. Pintu kendaraan memiliki berbagai macam tipe atau bentuk, namun pada dasarnya, pintu dibuat dari dua panel utama, panel luar dan panel dalam, yang terbuat dari plat baja. Pintu kendaraan memiliki kekuatan yang berasal dari panel dalam yang memiliki profil tekukan dan lekukan (dengan metode pengepresan) sehingga ketika tepinya disatukan dengan panel luar dan menjadi satu kesatuan, maka konstruksi ini akan menjadi kuat. Aspek kelengkapan, yang sering diperhatikan adalah power windows dan central lock.

14 Power windows merupakan komponen elektronik yang akan membantu pengendara dalam menggeser posisi kaca jendela pintu mobil naik-turun. Sedangkan central lock adalah komponen elektronik yang akan membantu pengendara ketika ingin mengunci semua pintu dengan cara menekan tombol sekali. Doortrim berfungsi sebagai penutup mekanisme kaca power window. Untuk melihat perbedaan antara mobil dahulu dengan mobil saat ini dapat dilihat pada paparan berikut ini : Mobil era dahulu Door trim mobil era dahulu kebanyakan masih terbuat dari plywood yang disesuaikan ukuran pada pintu dan dibungkus dengan kulit. Beberapa komponen yang ada pada door trim mobil era dahulu yaitu handle pemutar kaca naik dan dan turun, handle untuk membuka pintu dari dalam mobil dan pegangan untuk membuka dan menutup pintu mobil. Contoh door trim mobil era dahulu bisa dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2. Door trim era dahulu Plywood atau triplek adalah sejenis papan yang terdiri dari lapisan kayu yang direkatkan bersama-sama. Plywood bersifat fleksibel, murah dan mudah dibentuk. Contoh triplek ( plywood ) bisa dilihat pada gambar 2.3.

15 Gambar 2.3. Plywood Mobil era modern Door trim mobil era modern sekarang ini sudah menggunakan bahan komposit plastik atau fiber. Keuntungan penggunaan komposit adalah bobotnya ringan, tidak bisa berkarat, dan mudah dibentuk secara variatif. Door trim mobil era modern bisa dilihat pada gambar 2.4. Gambar 2.4. Door trim era modern Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 10 macam bahan, 5 macam sebagai bahan utama yaitu : powder, pigmen, resin, katalis, mat dan 5 macam sebagai bahan finishing yaitu : aseton, PVA, mirror, cobalt, dan dempul.

16 2.2. Kriteria Pembuatan Door Trim Dalam pembuatan door trim sebuah kendaraan perlu memperhatikan beberapa faktor antara lain : a. Faktor penampilan Desain door trim harus dapat menyatu dengan interior kendaraan, sehingga mampu menunjang penampilan kendaraan. b. Faktor kekuatan Bahan door trim harus dibuat dari bahan yang tidak korosif, ringan serta kokoh. Hal tersebut bertujuan agar door trim dapat bertahan lama dan mudah dalam proses perawatan. Dalam pembuatan door trim sebuah kendaraan perlu memperhatikan beberapa faktor antara lain : c. Faktor penampilan Desain door trim harus dapat menyatu dengan interior kendaraan, sehingga mampu menunjang penampilan kendaraan d. Faktor kekuatan Bahan door trim harus dibuat dari bahan yang tidak korosif, ringan serta kokoh. Hal tersebut bertujuan agar door trim dapat bertahan lama dan mudah dalam proses perawatan. e. Faktor kebutuhan Sebuah door trim akan lebih maksimal apabila memiliki beberapa fungsi yang dapat digunakan pada sebuah door trim. Beberapa fungsi tambahan pada sebuah door trim antara lain memiliki bagian yang dapat digunakan untuk meletakkan botol atau gelas minuman seperti pada desain kendaraan terbaru saat ini. 2.3 Bahan Pembuatan Door Trim Material yang digunakan dalam pembuatan door trim Isuzu Panther pada tugas akhir ini adalah komposit. Material komposit adalah gabungan dua atau lebih material untuk memperoleh sifat yang lebih baik. Sebuah material komposit terdiri dari beberapa unsur penyusun dimana setiap unsur tersebut

17 memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan sifat komposit yang akan dihasilkan. Unsur penyusun tersebut adalah sebagai berikut : a. Serat Fungsi dari serat adalah sebagai bagian utama material komposit yang menanggung struktur komposit. Serat yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah serat gelas (fiberglass). Serat gelas adalah jenis serat yang terbuat dari serat kaca yang halus. Keunggulan serat gelas antara lain harga yang murah, tahan terhadap bahan kimia dan memiliki sifat isolasi yang baik. Bentuk dari serat gelas tersebut dapat dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5. Gambar Serat Gelas b. Matrik Unsur matrik menempati sebagian besar volume pada sebuah komposit. Syarat utama sebuah matrik untuk dapat digunakan pada sebuah komposit harus mampu mengikat penguat (serat) secara optimal agar beban dapat diteruskan oleh penguat tersebut. Matrik memiliki fungsi antara lain sebagai berikut : 1. Memegang dan mempertahankan serat tetap pada posisinya. 2. Meneruskan tegangan dari luar komposit ke bagian serat saat dikenai beban. 3. Memberikan sifat tertentu bagi komposit, misalkan keuletan, ketangguhan, dan ketahanan panas 4. Melindungi serat dari gesekan lingkungan yang merugikan. Matrik yang digunakan pada tugas akhir ini adalah matrik organik dengan jenis polyester. Penggunaan bahan matrik jenis polyester karena proses

18 dalam pembentukan komposit sangat cepat dan sederhana dengan harga yang murah jika dibandingkan dengan matrik anorganik seperti matrik logam dan keramik. Komposit dengan matrik polyester termasuk dalam jenis komposit matrik polimer (composite matrik polimer PMC) yang bersifat thermosetting. Sifat thermosetting tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversible). Apabila matrik tersebut telah mengalami proses pengerasan maka tidak dapat dilunakkan kembali. Berbeda dengan matrik polimer yang bersifat thermoplastic yang dapat dilunakkan kembali melalui proses pemanasan, misalkan plastik daur ulang (recycle). c. Filler Filler adalah bahan campuran yang dapat digunakan dalam pembuatan komposit. Jenis filler yang digunakan adalah kalsium karbonat (CaCO3) yang berbentuk bubuk. Dalam penggunaanya, bahan tersebut memiliki beberapa fungsi antara lain : 1. Mengurangi biaya Apabila sebuah komposit memiliki volume yang relatif besar maka tidak semua bagian tersebut hanya terdiri dari serat dan matrik saja. Penambahan filler perlu dilakukan karena harganya lebih murah daripada matrik. 2. Menambah kekakuan komposit. 3. Mengurangi perubahan bentuk Bahan komposit khususnya yang terdiri dari matrik polimer akan mudah untuk berubah bentuk (deformation) karena beberapa faktor. Untuk itu penambahan filler perlu dilakukan. 4. Mengatur viskositas. 5. Menghasilkan permukaan komposit yang halus. Apabila ditinjau dari bentuk unsur penyusun material komposit maka komposit yang akan dibuat pada tugas akhir ini termasuk dalam jenis

19 komposit serat (fibrous composite). Karena serat yang digunakan tersusun dalam sebuah matrik. Ilustrasi dari komposit serat tersebut dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6. Fibrous Composite Sumber : intro.cfm Jika dilihat dari distribusi material penyusun komposit maka jenis komposit yang akan dibuat termasuk dalam random discontinous. Karena bentuk material penyusun komposit tersebut memiliki pola acak dan cenderung berukuran pendek. Ilustrasi dari komposit serat tersebut dapat dilihat pada gambar 2.7. Gambar 2.7. Random Discontinous 2.4. Metode Pembuatan Door Trim Meterial komposit merupakan material non logam yang saat ini semakin banyak digunakan dalam berbagai bidang industri. Hal tersebut karena sifat-sifat unggul yang dimiliki komposit seperti ringan, tahan korosi, dan ramah lingkungan. Salah satu faktor yang menentukan sifat sebuah komposit adalah cara pembuatannya. Metode pembuatan yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah proses cetakan terbuka (open-mold process) dengan jenis contact molding (hand lay-

20 up). Metode tersebut merupakan metode paling sederhana dalam pembuatan komposit. Proses tersebut dilakukan dengan cara menuangkan langsung adonan resin ke permukaan serat pada cetakan yang terbuka dan meratakan lapisan dengan kuas atau rol. Proses tersebut dilakukan secara berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan. Permukaan resin berkontak langsung dengan udara pada saat proses pengerasan dengan temperatur kamar. Penggunaan proses hand lay-up memiliki beberapa keuntungan yaitu : a. Mudah dikerjakan Proses hand lay-up hanya membutuhkan peralatan yang sederhana dan metode yang tidak terlalu rumit. b. Cocok digunakan untuk membuat komponen yang besar Apabila sebuah komposit memiliki bentuk yang relatif besar maka pembuatan dengan metode hand lay-up cocok untuk digunakan karena metode tersebut dapat dilakukan dengan beberapa tahap (tidak langsung membuat satu bentuk yang utuh). c. Biaya produksi lebih ekonomis Proses hand lay-up hanya membutuhkan peralatan yang sederhana maka akan secara langsung menekan biaya produksi. Ilustrasi mengenai metode cetakan terbuka dengan jenis hand lay-up dapat dilihat pada gambar 2.8. Gambar 2.8. Hand lay-up composite fabrication Sumber : Gibson, Ronald F (2012, p. 30) 2.5. Komposisi Penyusun Komposit

21 Salah satu hal yang menentukan kualitas sebuah komposit adalah komposisi bahan penyusunya. Dengan perbandingan yang sesuai maka dapat diperoleh sebuah produk dengan kualitas baik. Perhitungan komposisi penyusun dalam sebuah komposit adalah sebagai berikut : a. Resin Untuk menentukan jumlah resin digunakan rumus : 3,6 Kg Resin x Luas Permukaan Cetakan (m²) ( 2.1 ) b. Katalis Untuk menentukan jumlah katalis digunakan rumus : 1 % x Berat Resin ( Kg ) ( 2.2 ) c. Serat Untuk menentukan jumlah katalis digunakan rumus : 0,3 Kg Serat x Luas Permukaan Cetakan ( m² ) ( 2.3 ) d. Filler Untuk menentukan jumlah filler digunakan rumus : 20 % x Berat Resin ( Kg ) ( 2.4 )

22 BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Langkah Perencanaan Pada langkah perencanaan pembuatan door trim bagian belakang dan trim dinding Isuzu Panther 1996 ini terdapat beberapa tahapan sebagai berikut : a. Mengamati dan mengumpulkan data kondisi awal door trim bagian belakang dan trim dinding Isuzu Panther 1996 b. Mengkonsultasikan hasil pendataan kondisi awal kepada Dosen Pembimbing c. Menentukan ide awal untuk diterapkan pada tugas akhir perbaikan dan modifikasi door trim bagian belakang dan trim dinding Isuzu Panther 1996 d. Mengkonsultasikan ide perencanaan kepada Dosen Pembimbing untuk menentukan langkah yang akan diambil dalam melaksanakan tugas akhir e. Membuat perencanaan proses pengerjaan tugas akhir perbaikan dan modifikasi door trim bagian belakang dan trim dinding Panther 1996 f. Melakukan finishing pada door trim belakang dan trim dinding. 3.2 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Pengamatan kondisi awal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi door trim bagian belakang dan trim dinding untuk kemudian dilakukan proses perbaikan serta modifikasi. Berikut ini merupakan hasil pendataan awal pada door trim bagian beakang dan trim dinding Isuzu Panther 1996 yang telah diperoleh : a. Door trim bagian belakang belum terdapat tempat minuman (Gambar 3.1). Pada desain door trim kendaraan terbaru umumnya terdapat tempat minuman untuk bagian depan dan belakang. Untuk perancangan door trim yang dilakukan pada tugas akhir ini akan diberi penambahan fungsi door trim yaitu tempat untuk meletakkan botol minuman.

23 Gambar 3.1 Gambar kondisi awal door trim bagian belakang b. Trim dinding dalam kondisi awal rusak pada bagian dasarnya yang terbuat dari triplek (plywood). Desain untuk trim dinding tidak banyak mengalami perubahan, hanya mengganti kulitan yang sudah kusam. Gambar dari trim dinding dapat dilihat pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Kondisi awal trim dinding 3.2 Menentukan Ide Awal Pengerjaan Tugas Akhir Data yang telah diperoleh dari pengamatan digunakan untuk menentukan ide dari perancangan yang akan dilakukan. Beberapa ide perancangan mulai dimasukkan dan diterapkan pada sebuah sketsa tangan. Sketsa tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3.

24 Gambar 3.3. Sketsa tangan desain door trim Pembuatan desain door trim disesuaikan dengan kondisi ruangan mobil Isuzu Panther Desain dibuat dengan konsep baru yang dapat menyatu pada kondisi ruangan baik dari segi warna, ukuran dan bentuknya. Sketsa tangan selanjutnya digambar dalam bentuk gambar kerja serta gambar tiga dimensi dengan ukuran dan bentuk yang lebih jelas. Gambar kerja dari desain door trim tersebut dapat dilihat pada gambar 3.4 dan 3.5.

25 Gambar 3.4. Gambar dua dimensi door trim bagian belakang Gambar 3.5. Gambar tiga dimensi door trim bagian belakang

26 3.3 Langkah Pengerjaan Tugas Akhir Sebelum melakukan proses pengerjaan tugas akhir ini maka terlebih dahulu ditentukan langkah-langkah yang akan dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang kemungkinan terjadi Perencanaan Proses Pengerjaan Door Trim a. Melepas door trim dari pintu mobil, hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pembuatan desain dan pengukuran dimensi door trim. b. Melakukan pengukuran dimensi door trim, dimensi door trim dibutuhkan untuk membuat cetakan komposit. c. Membuat master cetakan komposit menggunakan bahan steyrofoam yang dibentuk sesuai dengan desain yang telah ditentukan. d. Melapisi cetakan dengan bahan komposit, bahan komposit yang digunakan adalah adukan dari resin dan kalsium karbonat serta katalis dengan perbandingan yang sesuai. e. Merapikan hasil cetakan dengan gerinda. f. Melakukan perbaikan pada beberapa bagian komposit yang kurang rata dengan dempul. g. Menghaluskan permukaan produk cetakan dengan amplas. h. Melapisi permukaan door trim menggunakan kulit sintetis. i. Memasang door trim pada masing masing pintu mobil Perencanaan Proses Pengerjaan Trim Dinding a. Melepas trim dinding dari mobil, hal ini dibutuhkan untuk mengukur dimensi trim dinding yang akan dibuat. b. Melakukan pengukuran trim dinding sesuai desain yang sudah dibuat, bahan dasar untuk membuat trim dinding yaitu triplek (plywood ). c. Memotong triplek (plywood) sesuai dengan dimensi yang sudah dibuat. d. Melubangi kancing trim dengan bor tangan. e. Menghaluskan permukaan trim dengan amplas.

27 f. Melapisi permukaan trim dengan menggunakan kulit sintetis. g. Memasang trim pada masing-masing dinding dan pintu belakang.

28 BAB IV PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan Cetakan Door Trim Dalam proses pengerjaan door trim mobil terdapat langkah-langkah pengerjaan yang tersusun secara terperinci dan sistematis. Hal tersebut berguna untuk kelancaran pembuatan dan keberhasilan hasil akhir yang diperoleh. Bagian-bagian pengerjaan tersebut akan dijabarkan dalam proses berurutan dibawah ini Alat dan bahan yang akan digunakan a. Resin Fungsi resin adalah untuk mengikat seluruh bahan penyusun komposit. Jenis resin yang digunakan yaitu resin unsaturated polyester, terlihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1. Gambar resin unsaturated polyester b. Katalis Katalis adalah cairan yang fungsinya untuk mengikat resin supaya melekat kemudian mengeras. Jenis katalis yang digunakan yaitu katalis MEPOXE, terlihat pada gambar 4.2.

29 Gambar 4.2. Gambar katalis MEPOXE c. Filler Filler adalah bahan campuran resin, berfungsi menambah kekakuan hasil cetakan. Bahan yang dugunakan kalsium karbonat (CaCO3) berbentuk bubuk, seperti terlihat pada gambar 4.3. Gambar 4.3. Gambar filler kalsium karbonat (CaCO3) d. Serat gelas Berfungsi sebagai inti dari komposit untuk penguat saat mengalami pembebanan. Serat yang digunakan serat gelas (fiberglass) jenis Chopped Strand Mats (CSM) 300 gram. Bentuk dari serat gelas dapat dilihat pada gambar 4.4.

30 Gambar 4.4. Gambar serat gelas jenis Chopped Strand Mats (CSM) 300 gram. e. Mirror (Wax) Mirror (wax) berfungsi untuk memudahkan pelepasan produk dari cetakan, sehingga perlu diolesi mirror terlebih dahulu. Mirror (wax) berbentuk gel yang bisa dilihat pada gambar 4.5. Gambar 4.5. Gambar mirror / Wax Alat-alat tambahan dalam proses pembuatan komposit yaitu kuas, sarung tangan, cutter, penggaris dan meteran Tahap-tahap pembuatan cetakan door trim a. Proses pembuatan pola dengan menggunakan steyrofoam. Setelah mendapatkan dimensi untuk ukuran door trim maka langkah selanjutnya membuat pola sesuai desain yang sudah ditentukan. Proses pembuatan pola bisa dilihat pada gambar 4.6.

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN TUTUP VELG OPEL BLAZER DOHC LT

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN TUTUP VELG OPEL BLAZER DOHC LT MODIFIKASI DAN PEMBUATAN TUTUP VELG OPEL BLAZER DOHC LT PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Disusun oleh: Opsi Rustamaji I 8110030 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN FOOT STEP COVER OPEL BLAZER DOHC LT

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN FOOT STEP COVER OPEL BLAZER DOHC LT MODIFIKASI DAN PEMBUATAN FOOT STEP COVER OPEL BLAZER DOHC LT PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh : IKHSAN CAHYO UTOMO I 8110025 PROGRAM STUDI D3

Lebih terperinci

MODIFIKASI SPION MOBIL OPEL BLAZER

MODIFIKASI SPION MOBIL OPEL BLAZER MODIFIKASI SPION MOBIL OPEL BLAZER PROYEK AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Teknik Mesin Oleh : PANJI HARYO BUDISATRIO NIM : I8109035 PROGRAM

Lebih terperinci

PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996

PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 PEMASANGAN WIPER BELAKANG DAN MODIFIKASI MEKANISME PENGUNCI TUTUP TANGKI BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh

Lebih terperinci

PEMBUATAN BODI SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

PEMBUATAN BODI SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PEMBUATAN BODI SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: GURIOR ALBIGUS ROBBY HAFLI NIM. I 8111025 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR MOBIL LISTRIK : PEMBUATAN BODI MOBIL DAN MODIFIKASI CHASIS

LAPORAN TUGAS AKHIR MOBIL LISTRIK : PEMBUATAN BODI MOBIL DAN MODIFIKASI CHASIS LAPORAN TUGAS AKHIR MOBIL LISTRIK : PEMBUATAN BODI MOBIL DAN MODIFIKASI CHASIS Disusun guna memenuhi sebagian syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Ahli Madya Teknik Mesin Disusun oleh

Lebih terperinci

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah: 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gerenda potong 2. Spidol/pensil 3. Kuas 4. Sarung

Lebih terperinci

PEMBUATAN BODI CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE

PEMBUATAN BODI CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE PEMBUATAN BODI CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: RONY WAHYU SAPUTRO NIM. I 8110036 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. material logam karena memiliki berbagai keuntungan yaitu memiliki berat yang

BAB I PENDAHULUAN. material logam karena memiliki berbagai keuntungan yaitu memiliki berat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan non logam saat ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengganti material logam karena memiliki berbagai keuntungan yaitu memiliki berat yang lebih ringan, lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada ribuan tahun yang lalu material komposit telah dipergunakan dengan dimanfaatkannya serat alam sebagai penguat. Dinding bangunan tua di Mesir yang telah

Lebih terperinci

PEMBUATAN BODI KENDARAAN GOKAT BERBAHAN DASAR KOMPOSIT

PEMBUATAN BODI KENDARAAN GOKAT BERBAHAN DASAR KOMPOSIT PEMBUATAN BODI KENDARAAN GOKAT BERBAHAN DASAR KOMPOSIT Proyek Akhir Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Program Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL

RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL PROYEK AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN PENDAHULUAN Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material, dimana akan terbentuk material yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan memberikan. lama, yang masih minim fitur teknologi yang memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan memberikan. lama, yang masih minim fitur teknologi yang memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, khususnya dibidang otomotif, sekarang ini banyak kendaraan khususnya mobil telah dilengkapi dengan berbagai fitur dengan fungsi

Lebih terperinci

RANCANG ULANG RAGUM MINI PORTABLE

RANCANG ULANG RAGUM MINI PORTABLE RANCANG ULANG RAGUM MINI PORTABLE PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Oleh : DANIEL CANDRA IRAWAN NIM : I 8109009 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir (flow chart) Mulai Observasi lapangan Studi literatur Peenyiapan alat Perlakuan bambu: pemotongan, pengawetan, pengeringan, dan pemberian larutan alkali Tidak

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG SINGKONG

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG SINGKONG RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG SINGKONG PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Disusun Oleh : REZA ENGGAR DHEVIT IVANGGA I8110032 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN TIRIS MINYAK PADA ABON SAPI (TRANSMISI)

RANCANG BANGUN MESIN TIRIS MINYAK PADA ABON SAPI (TRANSMISI) RANCANG BANGUN MESIN TIRIS MINYAK PADA ABON SAPI (TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun Oleh : IMAN

Lebih terperinci

RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL

RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL PROYEK AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

selain tidak menimbulkan polusi udara dan kontruksi mesin yang lebih

selain tidak menimbulkan polusi udara dan kontruksi mesin yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan energi sudah menjadi permasalahan hampir di seluruh Negara di dunia termasuk Indonesia. Persediaan bahan bakar sebagai sumber energi yang semakin

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. diolah dan dianalisa. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data

BAB IV PEMBAHASAN. diolah dan dianalisa. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data BAB IV PEMBAHASAN Data-data yang diperoleh dalam pembuatan tugas akhir ini selanjutnya diolah dan dianalisa. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data yaitu sebagai berikut: Hal pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Konsep rancangan. Perancangan pembuatan bumper. Pencetakan produk dan moulding bumper kijang innova (V-2005)

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Konsep rancangan. Perancangan pembuatan bumper. Pencetakan produk dan moulding bumper kijang innova (V-2005) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian tugas akhir ini dapat dijelaskan secara sederhana oleh diagram proses alur penelitian adalah sebagai berikut: Mulai Konsep rancangan Perancangan

Lebih terperinci

RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL

RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL digilib.uns.ac.id RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL PROYEK AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Mekanis Komposit Sandwich. 4.1.1. Pengujian Bending. Uji bending ialah pengujian mekanis secara statis dimana benda uji lengkung ditumpu dikedua ujung dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sambungan material komposit yang telah dilakukan banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan sambungan ikat, tetapi pada zaman sekarang para rekayasawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari logam, proses pembentukannya yang relatif lebih sulit, dapat

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari logam, proses pembentukannya yang relatif lebih sulit, dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri sekarang ini, kebutuhan material untuk sebuah produk bertambah. Penggunaan material logam pada berbagai komponen produk semakin berkurang.

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Tugas Akhir TM091486 ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Rifki Nugraha 2108 100 704 Dosen Pembimbing : Putu Suwarta, ST. M.Sc Latar Belakang Komposit Material

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir (flow chart) Mulai Study Literatur dan Observasi Lapangan Persiapan Proses pembuatan spesien Komposit sandwich : a. Pemotongan serat (bambu) b. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serat alam khususnya pisang yang berlimpah di Indonesia sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai produk manufaktur. Berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material logam pada berbagai komponen produk semakin

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300 REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300 Disusun oleh : DHENI KRISTANTO I8611015 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 REKONDISI

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN PENGADUK PADA MESIN PENCETAK PAKAN PELLET IKAN

RANCANG BANGUN BAGIAN PENGADUK PADA MESIN PENCETAK PAKAN PELLET IKAN RANCANG BANGUN BAGIAN PENGADUK PADA MESIN PENCETAK PAKAN PELLET IKAN PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A. Md) Oleh : MUHAMMAD HASYIM S NIM. I 8612034 PROGRAM

Lebih terperinci

PENELITIAN ANGKA HAMBAT PANAS KOMPOSIT SERAT SEKAM PADI POLYESTER DENGAN LUBANG SEGITIGA

PENELITIAN ANGKA HAMBAT PANAS KOMPOSIT SERAT SEKAM PADI POLYESTER DENGAN LUBANG SEGITIGA TUGAS AKHIR PENELITIAN ANGKA HAMBAT PANAS KOMPOSIT SERAT SEKAM PADI POLYESTER DENGAN LUBANG SEGITIGA Disusun : HANUNG TEGUH WIDODO NIM : D 200 970 162 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, dimana dari hasil sampingnya diperoleh diantaranya

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC PNEUMATIK BATERRY FILLING EQUIPMENT (PROSES MANUFACTURING)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC PNEUMATIK BATERRY FILLING EQUIPMENT (PROSES MANUFACTURING) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC PNEUMATIK BATERRY FILLING EQUIPMENT (PROSES MANUFACTURING) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Guna memperoleh gelar Ahli madya Program Studi Diploma

Lebih terperinci

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18

Gambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 3.14. Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar... 16 Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 4.2. Bagian yang digerinda... 18 Gambar 4.3. Motor wiper yang telah

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA 35 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA Dalam proses pembuatan karya seni, konsep adalah hal terpenting yang menjadi acuan dalam berkarya, yang menjadi dasar sebuah pemikiran. Konsep dari karya yang

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA PADA MESIN PENGHANCUR SAMPAH PLASTIK RUMAH TANGGA

KONSTRUKSI RANGKA PADA MESIN PENGHANCUR SAMPAH PLASTIK RUMAH TANGGA KONSTRUKSI RANGKA PADA MESIN PENGHANCUR SAMPAH PLASTIK RUMAH TANGGA PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : HENDRA SOFHANDANA NIM. I 8111026 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekarang bodi kendaraan tidak hanya menjalankan fungsi sebagai pelindung penumpang dari cuaca luar. Keindahan dari bodi kendaraan begitu diperhatikan. Dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL Pada pemodelan numerik (FEM) dibutuhkan input berupa sifat material dari bahan yang dimodelkan. Sedangkan pada tugas akhir ini digunakan material komposit alami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses persiapan Dalam proses produksi hal yang paling diperhatikan pertama kali yaitu adalah proses persiapan bahan berfungsi sebagai langkah pertama dalam proses pembuatan

Lebih terperinci

MODIFIKASI, PENGGANTIAN DAN PERAWATAN EXHAUST SYSTEM PADA MOBIL OPEL BLAZER DOHC LT PERBAIKAN PADA MUFFLER PROYEK AKHIR

MODIFIKASI, PENGGANTIAN DAN PERAWATAN EXHAUST SYSTEM PADA MOBIL OPEL BLAZER DOHC LT PERBAIKAN PADA MUFFLER PROYEK AKHIR MODIFIKASI, PENGGANTIAN DAN PERAWATAN EXHAUST SYSTEM PADA MOBIL OPEL BLAZER DOHC LT PERBAIKAN PADA MUFFLER PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya/A.Md Program

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN LANTAI MOBIL LISTRIK

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN LANTAI MOBIL LISTRIK LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN LANTAI MOBIL LISTRIK Disusun guna memenuhi sebagian syarat Untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Ahli Madya Teknik Mesin Disusun oleh : Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada ribuan tahun yang lalu material komposit telah dipergunakan dengan dimanfaatkannya serat alam sebagai penguat. Dinding bangunan tua di Mesir yang telah berumur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan penelitian yang berbeda tempat pelaksanaannya. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974

PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974 PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974 PROYEK AKHIR Diajukan Kapada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya OLEH

Lebih terperinci

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna Muhammad Ihsan dan I Made Londen Batan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta TUGAS AKHIR PENGARUH PENDINGINAN TERHADAP WAKTU DAN SHRINKAGE PADA PEMBUATAN RUBBER ENGINE MOUNTING DENGAN BAHAN CAMPURAN KARET ALAM DAN STYRENE BUTADIENE RUBBER (SBR) Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing...ii Lembar Pengesahan Penguji...iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstraksi...viii Daftar Isi...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang digunakan untuk memudahkan dalam pembuatan produk.

Lebih terperinci

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR DiajukanKepadaFakultasTeknikUniversitasNegeriYogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMemperolehGelarAhliMadya

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *)   ABSTRAK PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA Adriana *) email: si_adramzi@yahoo.co.id ABSTRAK Serat sabut kelapa merupakan limbah dari buah kelapa yang pemanfaatannya sangat terbatas. Polipropilena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komposit saat ini sudah mengalami pergeseran dari bahan komposit berpenguat serat sintetis menjadi bahan komposit berpenguat serat alam. Teknologi

Lebih terperinci

PEMBUATAN DESK INTERIOR PINTU MOBIL KIJANG ROVER DENGAN BAHAN KOMPOSIT

PEMBUATAN DESK INTERIOR PINTU MOBIL KIJANG ROVER DENGAN BAHAN KOMPOSIT digilib.uns.ac.id PEMBUATAN DESK INTERIOR PINTU MOBIL KIJANG ROVER DENGAN BAHAN KOMPOSIT TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : HENDRO SAPUTRO I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dibidang teknologi dan sains mendorong material komposit banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi produk. Secara global material komposit dikembangkan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

RANCANG BAGUN MESIN PENANAM PADI (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR

RANCANG BAGUN MESIN PENANAM PADI (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR RANCANG BAGUN MESIN PENANAM PADI (BAGIAN PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi D-III Teknik Mesin Produksi Oleh : ARIS DWI PURNOMO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Berbagai jenis transportasi yang ada sekarang sering dimanfaatkan untuk mengangkut barang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA MESIN PENEPUNG SINGKONG

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA MESIN PENEPUNG SINGKONG RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA MESIN PENEPUNG SINGKONG PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: HADIS SANJAYANTO

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI 5.1. Pengembangan Desain Mengingat pengembangan sistem prefabrikasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, sistem ini akan lebih menguntungkan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penyiapan Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Alat uji impak Alat impak yang digunakan untuk melakukan pengujian

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TROLI BERMESIN BAGIAN PROSES PRODUKSI

RANCANG BANGUN TROLI BERMESIN BAGIAN PROSES PRODUKSI RANCANG BANGUN TROLI BERMESIN BAGIAN PROSES PRODUKSI PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A. Md) Oleh : MUH AINUN NAJIB NIM. I 8612033 PROGRAM DIPLOMA TIGA

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Casing kayu gaya klasik BAB II METODE PERANCANGAN Gambar 2. Five Wood Computer Case (Sumber : Google) Casing PC material kayu dengan model ini lebih mengutamakan sisi bentuk elegan namun

Lebih terperinci

REDESIGN DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL LISTRIK

REDESIGN DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL LISTRIK REDESIGN DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL LISTRIK PROYEK AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA UJI BENDING TERHADAP BODY KENDARAAN GOKART BERBAHAN DASAR KOMPOSIT

ANALISA PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA UJI BENDING TERHADAP BODY KENDARAAN GOKART BERBAHAN DASAR KOMPOSIT ANALISA PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA UJI BENDING TERHADAP BODY KENDARAAN GOKART BERBAHAN DASAR KOMPOSIT PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh

Lebih terperinci

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes)

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes) 14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat. 14.1.1 Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes) Terdapat beberapa metode cetakan terbuka untuk membuat material komposit plastik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi produksi kambing di Pulau Jawa cukup tinggi, hampir 60% populasi kambing yang berkembang di Indonesia terdapat di Pulau Jawa. Berdasarkan Ditjen Bina Produksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian Tarik Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui tegangan, regangan, modulus elastisitas bahan dengan cara memberikan beban tarik secara berlahan sampai

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS 28 BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS Langkah-langkah penyelesaian alat mulai dari perancangan hingga pembuatan dapat dilihat pada Diagram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Konstruksi dari beton banyak memiliki keuntungan yakni beton termasuk tahan aus dan tahan terhadap kebakaran, beton sangat kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF No Inti Guru (KI) Standar Guru (SKG) Guru Mata Pelajaran (KD) Indikator Pencapaian 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material komposit dengan filler serat alam mulai banyak dikenal dalam industri manufaktur. Material yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta mampu

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PROSES MANUFAKTUR PEMBUATAN PINTU DAN KACA ACRILIC TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE. Oleh: Catur Bagus Widiyanto

PROYEK AKHIR PROSES MANUFAKTUR PEMBUATAN PINTU DAN KACA ACRILIC TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE. Oleh: Catur Bagus Widiyanto PROYEK AKHIR PROSES MANUFAKTUR PEMBUATAN PINTU DAN KACA ACRILIC TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE Oleh: Catur Bagus Widiyanto 101903101009 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini. Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 42-47 ISSN 0216-7395 ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT ALAM SEBAGAI BAHAN ALTERNATIVE PENGGANTI SERAT KACA UNTUK PEMBUATAN DASHBOARD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan material di dunia industri khususnya manufaktur semakin lama semakin meningkat. Material yang memiliki karakteristik tertentu seperti kekuatan, keuletan,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dalam melakukan pembelian produk konsumen tidak mengetahui produk edisi terbaru hold project, konsumen mengeluhkan untuk mencari produk edisi terbaru, dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi rekayasa material serta berkembangnya isu lingkungan hidup menuntut terobosan baru dalam menciptakan material yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang berkembang saat ini menuntut para produsen mobil untuk membuat tampilan, kenyamanan dan keamanan terhadap mobil yang akan diproduksi menjadi semakin

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN TARIK KOMPOSIT HYBRID LAMINA SERAT ANYAM RAMI DAN GELAS DIPERKUAT POLYESTER

TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN TARIK KOMPOSIT HYBRID LAMINA SERAT ANYAM RAMI DAN GELAS DIPERKUAT POLYESTER TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN TARIK KOMPOSIT HYBRID LAMINA SERAT ANYAM RAMI DAN GELAS DIPERKUAT POLYESTER Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya-D3 Diploma III Program Studi

Lebih terperinci

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 1 Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Heri Yudiono 1, Rusiyanto 2, dan Kiswadi 3 1,2 Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini banyak dijumpai kendaraan- kendaraan tua yang sudah tidak diabaikan lagi karena beberapa faktor, ada yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab - bab sebelumnya serta pelaksanaan proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi Colt T120 tahun 1977, maka

Lebih terperinci

Spesifikasi material fibreglass reinforced plastic unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi material fibreglass reinforced plastic unit instalasi pengolahan air Standar Nasional Indonesia Spesifikasi material fibreglass reinforced plastic unit instalasi pengolahan air ICS 91.140.60; 23.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran. III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI A. Sub Kompetensi Pembuatan pola dan inti dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan

Lebih terperinci

STUDI SHRINKAGE DAN KEKUATAN BENDING PADA PEMBUATAN HANDLE MOBIL DARI BAHAN CAMPURAN ANTARA EBONIT DENGAN SERAT BAMBU DAN EBONIT DENGAN SERAT KENAF

STUDI SHRINKAGE DAN KEKUATAN BENDING PADA PEMBUATAN HANDLE MOBIL DARI BAHAN CAMPURAN ANTARA EBONIT DENGAN SERAT BAMBU DAN EBONIT DENGAN SERAT KENAF TUGAS AKHIR STUDI SHRINKAGE DAN KEKUATAN BENDING PADA PEMBUATAN HANDLE MOBIL DARI BAHAN CAMPURAN ANTARA EBONIT DENGAN SERAT BAMBU DAN EBONIT DENGAN SERAT KENAF Disusun : YUDHA ARIEF GHANI NIM : D.200.04.0122

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC. BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka. 3.1 DIAGRAM ALIR (Flowchart) BAB III METODELOGI PENELITIAN Mulai Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan 1. Resin Epoxy + Hardener 6. Drop Out RD 2. Bambu Laminasi 7. Tube Logam

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN IMPACT SERAT ACAK PADA BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM DENGAN MATRIK POLIMER POLYESTER PROYEK AKHIR

ANALISIS KEKUATAN IMPACT SERAT ACAK PADA BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM DENGAN MATRIK POLIMER POLYESTER PROYEK AKHIR ANALISIS KEKUATAN IMPACT SERAT ACAK PADA BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM DENGAN MATRIK POLIMER POLYESTER PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh : DWI

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh AGUS PURWANTO 2008 55 027 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN PERONTOK PADI PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN PERONTOK PADI PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN PERONTOK PADI PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: BOB ADAM I8612014

Lebih terperinci