ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA: ALTERNATIF PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA. Iis Lisnawati

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA: ALTERNATIF PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA. Iis Lisnawati"

Transkripsi

1

2

3 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA: ALTERNATIF PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA Iis Lisnawati ABSTRAK Kesalahan berbahasa merupakan hal yang tidak dapat dihindari yang terjadi dalam diri pembelajar bahasa. Hal tersebut tentu saja harus menjadi perhatian para pengajar bahasa. Salah satu di antaranya adalah dengan menganalisis kesalahan para pembelajar. Hasil analisis dapat dijadikan bahan untuk menentukan solusinya (terapi atau pengajaran remedialnya) sehingga kemampuan berbahasa pembelajar meningkat. A. Pendahuluan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran/mata kuliah yang wajib ditempuh di setiap jenjang pendidikan. Karena itu, keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia akan turut mewarnai keberhasilan program pendidikan. Keberhasilan suatu program pendidikan dapat terlihat dari tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan umum pembelajaran/perkuliahan bahasa Indonesia adalah siswa/mahasiswa mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik dalam berbahasa lisan ataupun berbahasa tulis. Apakah siswa/mahasiswa sudah mencapai kemampuan tersebut? Tentu saja untuk menjawab secara pasti pertanyaan tersebut perlu penelitian yang akurat. Untuk menilai keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia sebenarnya tidak hanya bisa dilakukan setelah pembelajaran berlangsung, tetapi bisa juga dilakukan selama proses belajar mengajar. Fenomena yang sering muncul dalam proses pembelajaran, misalnya dalam kegiatan mengemukakan pendapat terdapat siswa yang belum menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan kata lain, pembelajar melakukan kesalahan berbahasa. Begitu juga ketika pembelajar menulis, terutama menulis karangan ilmiah, kesalahan berbahasa pun tidak terelakkan. Dengan melihat femonena tadi, semua orang yang berkecimpung dalam pendidikan, khususnya guru bahasa, tidak bisa berpangku tangan, kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan pembelajar bahasa harus ditangani secara serius. Menangani masalah tadi tentu saja harus berpijak dari bahasa yang digunakan oleh pembelajar tadi sehingga bisa dicarikan solusi yang tepat. Dengan kata lain, kesalahan berbahasa hendaknya dianalisis sehingga bisa ditentukan jenisnya, penyebabnya, serta cara menanganinya dengan tepat dengan harapan kesalahan-kesalahan berbahasa tidak terjadi lagi. Pada uraian selanjutnya untuk istilah Analisis Kesalahan Berbahasa penulis gunakan singkatan AKB. B. Pembahasan 1. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa Analisis Kesalahan (Error Analysis) atau lengkapnya Analisis Kesalahan Berbahasa (Linguistics Error Analysis) adalah suatu cabang linguistik terapan yang muncul pada akhir tahun 60-an atau awal tahun 70-an yang diaplikasikan oleh aliran Linguistik Transformasional dengan Psikologi Mentalismenya sebagai reaksi terhadap Analisis Kontrastif (Contrastive Analysis) yang diaplikasikan oleh aliran Linguistik Struktural dengan Psikologi Behaviorismenya. Menurut Supriadi (1986: 1.7) kesalahan berbahasa adalah bentuk penyimpangan wujud bahasa dari sistem atau kebiasaan umumnya pada suatau bahasa sehingga menghambat kelancaran komunikasi berbahasa.

4 Penyimpangan sistem bahasa dalam kesalahan berbahasa bersifat sistematis dan konsisten. Karena itu, Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (1992: 3) mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang dilakukan seseorang secara sistematis dan konsisten. Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pemakai bahasa, khususnya pembelajar bahasa, telah menarik minat yang berkecimpung dalam bidang bahasa untuk mengadakan penelitian sekaligus menyusun teorinya. Teori yang berkaitan dengan kesalahan berbahasa disebut Analisis Kesalahan Berbahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Pranowo (1996: 58) bahwa analisis kesalahan adalah suatu teori yang dipergunakan untuk menganalisis bahasa antara pembelajar. Dalam pengertian di atas secara tersurat dinyatakan bahwa yang dianalisis dalam Analisis Kesalahan Berbahasa adalah kesalahan berbahasa pembelajar atau orang yang sedang belajar bahasa. Dalam kaitan ini Hastuti (1989: 73) mengemukakan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah proses yang didasarkan pada analisis kesalahan berbahasa orang yang sedang belajar bahasa. Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Brown (1980: 148) yang menyatakan bahwa Analysis of the linguistics error that a learner makes, commonly known as error analysis. Untuk menganalisis kesalahan diperlukan prosedur tertentu yang sistematis. Sebagaimana dikemukakan Brown (1980: 166) bahwa The fact the learners do makes errors and that these error a can be absorved, analyzed, and classified to reveal something, of the system operating within the learner, led to surge of study learner s errors called error analysis. Secara lengkap Ruru dan Ruru (Crystal dalam Pateda, 1987: 32) mengemukakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengindentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan berbahasa si terdidik yang sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik. Kesalahan yang telah diklasifikasikan dan diinterpretasikan selanjutnya ditentukan penyebab kesalahannya serta dievaluasi tingkat kesalahannya. Karena itu, Ellis (Tarigan, 1988: 68) mengemukakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, dan pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan. Berdasarkan pendapat-pendapat tadi dapat disimpulkan bahwa Analisis Kesalahan Berbahasa adalah studi tentang kesalahan berbahasa pembelajar dengan cara menganalisis, mengklasifikasikan, mencari penyebab kesalahan, menentukan tingkat kesalahan sehingga dapat direncanakan solusinya (terapi atau pengajaran remedilanya). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kesalahan adalah penyimpangan dari sistem bahasa. Apakah semua penyimpangan bahasa bisa digolongkan ke dalam kesalahan berbahasa? Penyimpangan yang bagaimanakah yang bisa diklasifikasikan kesalahan berbahasa? Secara tradisional semua bentuk yang menyimpang diklasifikasikan sebagai kesalahan. Kesalahan ini dianggap sesuatu yang tidak boleh terjadi atau yang mutlak harus dihindarkan. Dengan berkembangnya studi pemerolehan bahasa kedua, disepakati bahwa tidak semua penyimpangan diklasifikasikan ke dalam kesalahan. Dengan demikian, penyimpangan bahasa pembelajar kedua dianggap sebagai sesuatu yang wajar yang mencerminkan tingkat kemampuan berbahasa si pembelajar. Bahasa pembelajar diakui sebagai bahasa khas pembelajar yang memiliki sistem yang khas pula. Berkaitan dengan hal di atas Pranowo (1996: 50) berpendapat bahwa selama bertahun-tahun pembelajaran

5 bahasa selalu memandang bahwa penyimpangan bahasa selalu dianggap kesalahan. Anggapan demikian kurang memperhatikan aspek psikologis pembelajar karena setiap orang yang ingin menguasai sesuatu tentau harus melalui proses. Brown (Pranowo, 1966: 30) mengemukakan bahwa belajar bahasa seperti halnya orang-orang berenang. Ia semula terjun ke kolam kemudian mencoba memukul-mukulkan tangannya ke air agar tidak tenggelam, tetapi lama-kelamaan ia mendapatkan keseimbangan badan dan mengetahui cara menjaga tubuhnya agar tidak tenggelam. Latihan-latihan serta usaha-usaha mengatasi sendiri adalah strategi untuk dapat berenang dengan baik. Belajar berenang, mengetik, atau membaca semuanya melibatkan suatu proses menuju keberhasilan dengan jalan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan. Dengan menggunakan kesalahan itu pembelajar mengadakan usaha baru yang secara berangsur-angsur menuju ketepatan sebagaimana yang diharapkan. Karena penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan pembelajar bahasa tidak boleh dianggap kesalahan, beberapa ahli menyebut penyimpangan ini dengan istilah lain, yaitu 1) Idiosyncratic dialect (dialek idiosinkretik atau dialek transisi), nama yang diberikan oleh Corder (1971) untuk menunjukkan bahwa bahasa pembelajar itu unik karena aturan-aturan yang digunakannya khas bagi pembelajar itu sendiri. 2) Aproximative system (sistem yang mendekati), nama yang diberikan oleh Nemser (1971) karena ia menganggap bahwa bahasa pembelajar sebagai suatu sistem yang sedikit demi sedikit mendekati sistem yang sebenarnya.. 3) Transitional competence (kompetensi transisi), nama yang diberikan Richards (1971). 4) Interlanguage (bahasa antara), nama yang diberikan Selinker (1972) untuk menunjukkan bahwa bahasa pembelajar itu merupakan suatu sistem yang secara struktural berada pada posisi antara menjelang bentuknya yang betul. Jadi, ini sama dengan yang diberikan Nemser. Untuk menengahi paradoks pengklasifikasian penyimpangan sebagai suatu hal yang tidak boleh atau wajar terjadi dibedakanlah pengertian antara error kesalahan dengan mistake kekeliruan. Menurut Corder (1981: 10) The term error refers the systematics errors of the learners from wich we are able to recontruct his knowledge of the language to date i.e his transitional competence. Selanjutnya Corder (1981: 10) mengemukakan It will be useful therefore here after to refer to errors of performance as mistakes....these as we have so often remminded recently, are due memory lapses, physical states such as strong emotion. These are adventions are facts of linguistics performance and don t relect a defect in our knowledge of our own language. It is non-systematic error. Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Brown (1980: 165) yang menyatakan bahwa mistakes refers to performannce error that is either a random guess or a slip, in that is a failure to utilize a known system correctly, all a people mistakes, in both native and second language situations. Native speakers are normally capable recognizing and correcting such lapses" or mistakes, which are not the result of adeficiency in competence but the result of some sort of breakdown or imperpection in the process of producing speech. These hestations, slip of the tongue, random ungramaticalities and other performance lapses in native spekers production also occur in second language speech. Sejalan dengan pendapat di atas, Hamied (1987: 42) menyatakan bahwa error kesalahan perlu dibedakan dengan mistakes kekeliruan atau lapses/slip of the tongue salah ucap walaupun semuanya menunjukkan penyimpangan yang menandakan kegagalan menggunakan bahasa target, sedangkan kekeliruan ataupun salah ucap

6 merupakan kegagalan menggunakan sistem bahasa yang sesungguhnya sudah dikuasai dengan benar. Karena kesalahan berkaitan dengan kompetensi dan kekeliruan berkaitan dengan performansi, kesalahan bersifat sistematis, sedangkan kekeliruan bersifat nonsistematis. Sebagaimana dikemukakan oleh Sudiana (1990: 49-50) bahwa kesalahan dikaitkan dengan kegagalan kompetensi dan kekeliruan dikaitkan dengan kegagalan performansi. Kesalahan bersifat sistematis dan mencerminkan tingkat transisional suatau perkembangan kaidah gramatikal maupun tingkat final pengetahuan penutur, sedangkan kekeliruan hanya bersifat sembarangan, dan dikaitkan dengan faktor seperti salah ucap, kelelahan, terbatasnya ingatan, dan semacamnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan kesalahan dan kekeliruan adalah sebagai berikut: 1) Kesalahan berkaitan dengan kompetensi, sedangkan kekeliruan berkaitan dengan performansi. 2) Kesalahan berkaitan dengan kelemahan kompetensi sedangkan kekeliruan berkaitan dengan kondisi fisik (lelah, capai) ataupun psikis (emosional). 3) Kesalahan bersifat sistematis, sedangkan kekeliruan bersifat nonsistematis. 2. Fungsi Analisis Kesalahan Berbahasa Terdapat dua jenis fungsi AKB, yaitu fungsi praktis/paedagogis dan fungsi teoeretis (Sapani, 1984: 42-43). Fungsi praktis AKB adalah sebagai berikut: 1) Memberikan feed back umpan balik bagi guru dan pembelajar mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Pengjaran itu berhasil atrau tidak? Apa yang harus dilakukan pada pembelajaran berikutnya? 2) Membantu perencanaan pengajaran remedial. AKB dapat memberikan data mengenai jenis kesalahan, kemungkinan penyebabnya, dan jalan yang tepat untuk mengatasinya (dalam bentuk materi yang akan disajikan dan cara menyajikannya). 3) Membantu penyusunan materi pelajaran dan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pembelajar: jenis, jumlah, maupun urutannya. Lebih dari itu AKB dapat membantu guru untuk mengetahui materi yang perlu mendapat perhatian lebih atau perhatian sepintas. 4) Membantu penafsiran hasil tes keterampilan berbahasa yang dikenal juga dengan tes komunikasi bahasa. Fungsi teoretis AKB adalah sebagai berikut: 1) Memberi gambaran mengenai proses belajar bahasa atau pemerolehan bahasa. 2) Memberi gambaran mengenai strategi belajar bahasa yang dilalui oleh pembelajar 3. Cakupan Analisis Kesalahan Berbahasa Pengertian AKB sebenarnya sudah menggambarkan cakupan AKB, tetapi untuk lebih jelasnya penulis mengutip pendapat tentang cakupan AKB. Menurut Nickel yang dikutip Hammberg (Sudiana, 1990: 48) studi kesalahan (kekhilapan menurut Sudiana) mengandung 3 aspek, yaitu (1) description (pendeskripsian), (2) grading (tingkat kesalahan), dan therapy (terapi). Roosipal dikutip Hammberg (Sapani, 1980: 35) mengemukakan bahwa error analysis includes investigation of 1) Type of errors (tipe-tipe kesalahan) 2) Frequency of errors (frekuensi kesalahan) 3) Points of difficulty in the target language (letak kesulitan dalam bahasa target) 4) Cause of errors (penyebab kesalahan)

7 5) Degree of disturbance cause by errors (tingkat gangguan yang ditimbulkan dari sudut pandang komunikasi dan kaidah bahasa) 6) Theraphy (terapi) 4. Langkah-langkah Analisis Kesalahan Berbahasa Corder (1981: 21-24) mengemukakan tiga tahap AKB, yaitu (1) recognition of idiosyncracy, (2) accounting for a learner s idiosycretic dialect, (3) explanation, yaitu usaha menelusuri penyebab terjadinya kesalahan. Sejalan dengan pendapat di atas Brown (1980: ) mengemukakan tiga tahap AKB, yaitu (1) identifiying error, (2) describing, dan (3) sources of error. Sapanai (1984: 69-73) mengemukakan bahwa tahap AKB meliputi (1) identifikasi kesalahan, (2) mendeskripsikan kesalahan (jenis kesalahan, frekuensi kesalahan), (3) memperkirakan sumber penyebab kesalahan, dan (4) menyusun langkah-langkah tindak lanjut. Berdasarkan pendapat-pendapat tadi dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah AKB meliputi (1) mengidentifikasi kesalahan, (2) mendeskripsikan keslahan, (3) menentukan penyebab kesalahan, dan (4) merencanakan pembelajaran remedial. C. Penutup AKB adalah studi tentang kesalahan berbahasa pembelajar dengan cara menganalisis, mengklasifikasikan, mencari penyebab kesalahan, menentukan tingkat kesalahan sehingga dapat direncanakan solusinya (terapi atau pengajaran remedilanya). Cakupan AKB meliputi meliputi tipe atau jenis kesalahan, frekuensi kesalahan, penyebab kesalahan, tingkat kesalahan, dan terapinya. Yang menjadi objek AKB adalah kesalahan berbahasa bukan kekeliruan berbahasa. AKB memiliki fungsi praktis dan fungsi teoretis. Fungsi praktis AKB adalah memberikan feed back umpan balik bagi guru dan pembelajar, membantu perencanaan pengajaran remedial, membantu penyusunan materi pelajaran dan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pembelajar: jenis, jumlah, maupun urutannya dan membantu penafsiran hasil tes keterampilan berbahasa yang dikenal juga dengan tes komunikasi bahasa. Fungsi teoretis AKB adalah memberikan gambaran mengenai proses belajar bahasa atau pemerolehan bahasa dan memberi gambaran mengenai strategi belajar bahasa yang dilalui pembelajar. Langka-langkah AKB meliputi (1) identifikasi kesalahan, (2) deskripsi kesalahan, (3) penentuan penyebab kesalahan, (4) perencanaan remedial. Daftar Pustaka Brown, H.D. Principles Languagae Learning and Teaching. New Jersey: Prentice Hall Inc. Corder, S.P Error Analysis and Interlanguage. New York: Oxford University Press. Hastuti, S Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa. Yogyakarta: Mitra Gama Widya. Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Problematik Bahasa Indonesia. Malang: YA3. Pateda, M Analisis Kesalahan. Ende Flores: Nusa Indah. Pranowo Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: University Press. Richards, J.C. (Ed.) Error Analysis Perspectives on Second Language Acquisition. England: Longman Group Limited. Sapani, S Analisis Kesalahan Bahasa dalam Karangan Siswa Kelas II SMA Negeri Kodya bandung Tahun Ajaran 1983/1984: Studi Kasus di SMA Negeri I (Sebuah Sumbangan bagi Pengajaran Remedial Bahasa Indonesia). Tesis. IKIP Bandung. Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

8 Riwayat Penulis Hj. Iis Lisnawati, M.Pd. adalah staf pengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Siliwangi Tasikmlaya.

KEMAMPUAN GURU MENGANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM TULIS SISWA

KEMAMPUAN GURU MENGANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM TULIS SISWA KEMAMPUAN GURU MENGANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM TULIS SISWA Kata Kunci : Azhar Umar Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini mengkaji kemampuan guru bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendra Setiawan, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendra Setiawan, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Hampir semua mata kuliah memberikan tugas besar berupa karya ilmiah, seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bahasa Mandarin sangat penting ketepatan pelafalan vokal dan konsonan. Hal ini disebabkan untuk menghindari kesalahan dalam komunikasi

Lebih terperinci

ERROR ANALYSIS ON THE ARGUMENTATIVE ESSAYS WRITTEN BY THE FOURTH SEMESTER STUDENTS OF STUDY PROGRAM OF ENGLISH THESIS

ERROR ANALYSIS ON THE ARGUMENTATIVE ESSAYS WRITTEN BY THE FOURTH SEMESTER STUDENTS OF STUDY PROGRAM OF ENGLISH THESIS ERROR ANALYSIS ON THE ARGUMENTATIVE ESSAYS WRITTEN BY THE FOURTH SEMESTER STUDENTS OF STUDY PROGRAM OF ENGLISH THESISS BY MAULIDA CAHYANING YUWANTI NIM. 0911110057 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran. Berdasarkan Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran. Berdasarkan Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi, bangsa yang memiliki kemampuan bersaing akan memperoleh keuntungan dan tidak akan tersingkir dari arena persaingan. Bangsa yang tidak

Lebih terperinci

KESALAHAN GRAMATIKAL DALAM ABSTRAK SKRIPSI DARI LULUSAN FAKULTAS SASTRA JURNAL SKRIPSI

KESALAHAN GRAMATIKAL DALAM ABSTRAK SKRIPSI DARI LULUSAN FAKULTAS SASTRA JURNAL SKRIPSI KESALAHAN GRAMATIKAL DALAM ABSTRAK SKRIPSI DARI LULUSAN FAKULTAS SASTRA JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan meraih gelar sarjana sastra Oleh IRIANI LANTENG 090912026 SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa verbal/lisan atau berbicara. Manusia bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep menurut Soedjadi (2000:14) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA Retno Muji Lestari 1), Amir 2), Hadiyah 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apalagi dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing. Bunyi ujar dalam

BAB I PENDAHULUAN. apalagi dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing. Bunyi ujar dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu saja ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. (1) Terjadi kesalahan pemakaian diksi pada naskah pidato bahasa Jawa siswa

BAB V PENUTUP. (1) Terjadi kesalahan pemakaian diksi pada naskah pidato bahasa Jawa siswa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Terjadi kesalahan pemakaian diksi pada naskah pidato bahasa

Lebih terperinci

METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI

METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI Berlin Sibarani Universitas Negeri Medan Abstract This paper discusses the concepts of competency based language teaching. The focus of the discussion is mainly

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP PENDAHULUAN Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan

Lebih terperinci

SILABUS PSIKOLINGUISTIK (IN 303) Drs. Kholid A. Harras, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SILABUS PSIKOLINGUISTIK (IN 303) Drs. Kholid A. Harras, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SILABUS PSIKOLINGUISTIK (IN 303) Drs. Kholid A. Harras, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 DESKRIPSI MATA KULIAH PSIKOLINGUISTIK IN 303 Psikolinguistik: S1, 2 SKS, Semester VII Dalam

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut

METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut merydah76@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi pemikiran terhadap implementasi pembelajaran

Lebih terperinci

ERROR ANALYSIS ON NARRATIVE PARAGRAPHS OF THE SIXTH GRADE STUDENTS OF MA ARIF INNOVATIVE ELEMENTARY SCHOOL THESIS

ERROR ANALYSIS ON NARRATIVE PARAGRAPHS OF THE SIXTH GRADE STUDENTS OF MA ARIF INNOVATIVE ELEMENTARY SCHOOL THESIS ERROR ANALYSIS ON NARRATIVE PARAGRAPHS OF THE SIXTH GRADE STUDENTS OF MA ARIF INNOVATIVE ELEMENTARY SCHOOL THESIS BY RIZKA AHDA NIM 0710330035 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES

Lebih terperinci

KESALAHAN SINTAKSIS BAHASA JEPANG TULIS MAHASISWA SASTRA JEPANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KESALAHAN SINTAKSIS BAHASA JEPANG TULIS MAHASISWA SASTRA JEPANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KESALAHAN SINTAKSIS BAHASA JEPANG TULIS MAHASISWA SASTRA JEPANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Mhd. Pujiono Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi fonologi, gramatikal, dan semantik kemampuan seorang anak dalam memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena pendidikan dan pembelajaran menyangkut kepentingan segenap masyarakat. Pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Nurul Fajarya Drs. Azhar Umar, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran juga dapat

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN UNSUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh NANDA PUTRA

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN UMPAN BALIK TERHADAP KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

PENGARUH PEMBERIAN UMPAN BALIK TERHADAP KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR PENGARUH PEMBERIAN UMPAN BALIK TERHADAP KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR Siti Rahayu Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Email : rahayuperbun@gmail.com

Lebih terperinci

ERROR ANALYSIS ON THE WRITING TASKS PRODUCED BY STUDENTS OF AZET LANGUAGE CENTRE MALANG THESIS BY NIKMATUS SA DIAH NIM

ERROR ANALYSIS ON THE WRITING TASKS PRODUCED BY STUDENTS OF AZET LANGUAGE CENTRE MALANG THESIS BY NIKMATUS SA DIAH NIM ERROR ANALYSIS ON THE WRITING TASKS PRODUCED BY STUDENTS OF AZET LANGUAGE CENTRE MALANG THESIS BY NIKMATUS SA DIAH NIM 105110101111125 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURE FACULTY

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi antar sesama, baik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun di lingkungan masyarakat tempat

Lebih terperinci

KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR (Sebuah Kajian Berdasarkan Taksonomi Berbahasa) (Language Errors in Students Elementary School Essays, An Analysis Based on Three Language Errors

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk membangun hubungan, persahabatan, tukar pendapat, mempengaruhi dan bekerja sama dengan orang lain, dalam suatu

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PEMULA

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PEMULA LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PEMULA ERROR ANALISIS SEBAGAI METODE MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENTERJEMAHKAN TEKS BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Ketua/Anggota

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 RIA OCKTAVIANI NIM. 1021.0515 PROGRAM STUDI PBS INDONESIA

Lebih terperinci

PROSEDUR ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

PROSEDUR ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PROSEDUR ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA oleh Dawud FS Univeristas Negeri Malang Abstract An error in language use is an instance of using language in a way which diverges from the norms of the target language.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan bahasa, juga akan terjadi hubungan timbal balik

Lebih terperinci

KETIDAKTEPATAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I BAHASA INDONESIA KELAS III SDN JEMBER LOR 05 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KETIDAKTEPATAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I BAHASA INDONESIA KELAS III SDN JEMBER LOR 05 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KETIDAKTEPATAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I BAHASA INDONESIA KELAS III SDN JEMBER LOR 05 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 (the error of using Indonesia languange in the semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya dituntut untuk memiliki kemampuan lebih baik dalam memahami bahasa asing tersebut dibandingkan

Lebih terperinci

URUTAN PEMEROLEHAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR NURHAYATI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

URUTAN PEMEROLEHAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR NURHAYATI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA URUTAN PEMEROLEHAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR NURHAYATI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA. PENDAHULUAN bahasa adalah salah satu cara manusia untuk dapat menguasai dan menggunakan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA Ika Wahyu Prasetya 33, Parto 34, Rusdhianti Wuryaningrum 35 Abstract : his research is motivated by one of the speak

Lebih terperinci

DIRECT METHOD SEBAGAI SEBUAH METODE PEMBELAJARAN BAHASA

DIRECT METHOD SEBAGAI SEBUAH METODE PEMBELAJARAN BAHASA DIRECT METHOD SEBAGAI SEBUAH METODE PEMBELAJARAN BAHASA Indiyah Prana Amertawengrum* Abstrak : Keberhasilan seseorang dalam belajar bahasa dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah metode pembelajaran.

Lebih terperinci

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Orang Indonesia pasti pandai berbahasa Indonesia, orang Belanda pasti pandai berbahasa Belanda, orang Jepang pasti pandai berbahasa Jepang, orang Korea tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi kesulitan dan kesalahan. Hal itu terjadi akibat siswa tersebut masih menggunakan pengetahuan

Lebih terperinci

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015 EVALUASI PEMBELAJARAN MELALUI PENULISAN JURNAL REFLEKTIF BERBASIS PENILAIAN DIRI DI PBS. INDONESIA STKIP SILIWANGI 1) Diena San Fauziya, 2) Alfa Mitri Suhara 1, 2) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIPA BERDASARKAN KESALAHAN BAHASA INDONESIA PEMBELAJAR ASING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIPA BERDASARKAN KESALAHAN BAHASA INDONESIA PEMBELAJAR ASING PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIPA BERDASARKAN KESALAHAN BAHASA INDONESIA PEMBELAJAR ASING Gatut Susanto Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Abstract: Indonesian has attracted a number

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir

KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Muh. Jabir STAIN Datokarama Palu, Jl. Diponegoro 23 Palu e-mail:muh.jabir@ymail.com Abstrak Menurut para ahli linguistik, ada empat kemahiran yang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP Nomor 1) Mata Kuliah : Bahasa Inggris Kode Mata Kuliah : GD 100 Pokok Bahasan : EFL in Elementary School Subpokok Bahasan : 1. Characteristics of English as Second Language

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pemerolehan bahasa kedua (PB2) (Second Language Acquisition)

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pemerolehan bahasa kedua (PB2) (Second Language Acquisition) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah pemerolehan bahasa kedua (PB2) (Second Language Acquisition) mengacu pada proses pemerolehan bahasa ke dua, baik oleh orang muda maupun tua. Proses tersebut

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE

PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE Hesti Muliawati Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon ABSTRAK Budaya bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berfikir

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS TEKS REPORT MELALUI TEKNIK ERROR ANALYSIS PADA MAHASISWA STIFAR YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS TEKS REPORT MELALUI TEKNIK ERROR ANALYSIS PADA MAHASISWA STIFAR YAYASAN UNIVERSITAS RIAU PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS TEKS REPORT MELALUI TEKNIK ERROR ANALYSIS PADA MAHASISWA STIFAR YAYASAN UNIVERSITAS RIAU Jismulatif Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk lima besar dunia. Hal ini merupakan peluang dan hambatan untuk memajukan bangsa. Peluang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET Mursalin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh E-mail: mursalin@unimal.ac.id

Lebih terperinci

TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA

TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA Firma Pradesta Amanah Firma.pradesta@gmail.com Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan) Vol. 1 No. 2 Hal. 133-142 ISSN (Print) : 2337-6198 Juli Desember 2013 ISSN (Online) : 2337-618X Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG HERI INDRA GUNAWAN 1, SAPTINA RETNAWATI 2 Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII MTS NEGERI SUNGAI TONANG

ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII MTS NEGERI SUNGAI TONANG ISSN 2579-9258 Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 1, No. 1, Mei 2017. 12-16 ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII MTS NEGERI SUNGAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, kita dapat berkomunikasi dengan cara yang hampir tanpa batas. Menyimak (listening),

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI I SOLOK SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI I SOLOK SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG JURNAL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI I SOLOK SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG JURNAL ILMIAH diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris

The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris Eva Tuckyta Sari Sujatna I. Pengantar Kurikulum Nasional telah memasukkan mata pelajaran bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA I. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Program Studi Pendidikan Bahasa berdiri sejak tahun 2001. Secara perlahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh suku, daerah dan bangsa dalam bersosial. Tanpa adanya bahasa, komunikasi antar manusia akan terhambat. Manusia

Lebih terperinci

URUTAN PENGUASAAN POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS

URUTAN PENGUASAAN POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS URUTAN PENGUASAAN POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS Luluk Sri Agus Prasetyoningsih Abstrak: Penelitian ini bertujuan memperoleh deskripsi objektif tentang urutan penguasaan pola kalimat bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup

BAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup perubahan tingkah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Begitu pula

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Begitu pula I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Begitu pula murid-murid sekolah dasar sebagai makhluk sosial juga berhubungan dengan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing. ~Dante Darmawangsa ~

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing. ~Dante Darmawangsa ~ MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing ~Dante Darmawangsa ~ I. PENDAHULUAN Pemerolehan bahasa asing biasanya didapatkan melalui

Lebih terperinci

EMPAT OBJEK LANGSUNG MATEMATIKA MENURUT GAGNE Fadjar Shadiq

EMPAT OBJEK LANGSUNG MATEMATIKA MENURUT GAGNE Fadjar Shadiq EMPAT OBJEK LANGSUNG MATEMATIKA MENURUT GAGNE Fadjar Shadiq Penganut psikologi tingkah laku (behaviourist) seperti Thorndike, Skinner, atau Gagne memandang belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk memenuh Sebagian

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SILABUS

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SILABUS PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SILABUS Nama Mata Kuliah : Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua Kode Mata Kuliah : Bobot SKS : 4 SKS Tingkat/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL

PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL Riama Novriyanti Sihombing Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia surel:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BACAAN BERDASARKAN FAKTA DALAM KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INGGRIS

PENGGUNAAN BACAAN BERDASARKAN FAKTA DALAM KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INGGRIS PENGGUNAAN BACAAN BERDASARKAN FAKTA DALAM KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INGGRIS Syarifah Farahdiba dan Fitriyani Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar Jalan Daeng Tata Raya, Kampus UNM

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH Yunni Arnidha Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: s2arnidha@gmail.com Abstract This study aims to

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang memiliki kesamaan dan kaitan yang erat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaannya) untuk mengungkapkan

BAB II KAJIAN TEORI. bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaannya) untuk mengungkapkan BAB II KAJIAN TEORI A. Diksi 1. Pengertian Diksi Menurut KBBI (Depdikbud 1990: 205), diksi adalah pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan dengan

Lebih terperinci

menjadi tolak ukur terhadap isi dari karya ilmiah tersebut. Pembaca akan tertarik atau tidak

menjadi tolak ukur terhadap isi dari karya ilmiah tersebut. Pembaca akan tertarik atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu bagian penting dalam karya ilmiah ialah abstrak. Hal tersebut dikarenakan abstrak merupakan hasil ringkasan yang memuat seluruh isi dari karya ilmiah. Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kesalahan 2.1.1 Pengertian Analisis Kesalahan Analisis adalah suatu kegiatan menjelaskan asal mula atau struktur dari permasalahan yang rumit dengan melakukan pemilihan

Lebih terperinci

Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition

Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA

KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA 27 KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA Latifah dan Tri Tunggal Dosen Politeknik Kesehatan Banjarmasin Email: latifahhusien@yahoo.com

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI TERAPAN 2014(SEMANTIK 2014) ISBN: Semarang, 15 November 2014

SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI TERAPAN 2014(SEMANTIK 2014) ISBN: Semarang, 15 November 2014 PEMANFAATAN ONLINE DICTIONARY DALAM MENTERJEMAHKAN TEKS PROSEDUR BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS Rahmanti Asmarani 1, Budi Santoso 2 Universitas Dian Nuswantoro E-mail : 1 rahmanti.asmarani@dsn.dinus.ac.id,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN KUIS DENGAN UMPAN BALIK PADA SISWA KELAS X6 SMA NEGERI 2 SINJAI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN KUIS DENGAN UMPAN BALIK PADA SISWA KELAS X6 SMA NEGERI 2 SINJAI JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN (M a P a n) VOL. 2 NO. 1, JUNI 214 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN KUIS DENGAN UMPAN BALIK PADA SISWA KELAS X6 SMA NEGERI 2 SINJAI Andi Dian Angriani

Lebih terperinci

KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA S-1 PGSD STIKIP NUUWAR FAK-FAK. Murtiningsih Universitas Negeri Yogyakarta

KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA S-1 PGSD STIKIP NUUWAR FAK-FAK. Murtiningsih Universitas Negeri Yogyakarta KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA S-1 PGSD STIKIP NUUWAR FAK-FAK Murtiningsih Universitas Negeri Yogyakarta Email: murtiningsih@uny.ac.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Agustus 2011 VOL. XII NO. 1, 59-67 TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM Azhar M. Nur Dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Abstract Teacher as a curriculum developer

Lebih terperinci

latihan. Salah satu wujud pendidikan yang diterapkan di sekolah maupun di lingkungan keluarga sejak dini adalah pendidikan bahasa karena bahasa

latihan. Salah satu wujud pendidikan yang diterapkan di sekolah maupun di lingkungan keluarga sejak dini adalah pendidikan bahasa karena bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan segala pengetahuan, pesan pikiran, gagasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MORFOSINTAKSIS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SENI RUPA SMKN 9 SURAKARTA

ANALISIS KESALAHAN MORFOSINTAKSIS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SENI RUPA SMKN 9 SURAKARTA ANALISIS KESALAHAN MORFOSINTAKSIS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SENI RUPA SMKN 9 SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi akan berlangsung

Lebih terperinci

INOVASI MODEL PARTISIPASI SOLUSI (PARTISOL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

INOVASI MODEL PARTISIPASI SOLUSI (PARTISOL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA INOVASI MODEL PARTISIPASI SOLUSI (PARTISOL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA Safrihady Wahyuni Oktavia Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Singkawang Jl. STKIP Kel.

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PROCESS-BASED PADA PENGAJARAN KOMPOSISI BAHASA MANDARIN 1

PENERAPAN STRATEGI PROCESS-BASED PADA PENGAJARAN KOMPOSISI BAHASA MANDARIN 1 PENERAPAN STRATEGI PROCESS-BASED PADA PENGAJARAN KOMPOSISI BAHASA MANDARIN 1 ABSTRAK Apriliya Dwi Prihatiningtyas Fakultas Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Cina liya_moudiva@ymail.com Penerapan ancangan

Lebih terperinci

PHI : Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1 No.1 Tahun 2017

PHI : Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1 No.1 Tahun 2017 ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL STATISTIKA DAN PROBABILITY Syelfia Dewimarni 1 1 Dosen Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena interferensi bahasa sangat lumrah terjadi pada masyarakat yang menggunakan dua bahasa atau yang juga disebut dwibahasa. Fenomena tersebut dalam sosiolinguistik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI STRATEGI TIGA KATA. Nurkanti SMP Negeri 4 Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI STRATEGI TIGA KATA. Nurkanti SMP Negeri 4 Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI STRATEGI TIGA KATA Nurkanti SMP Negeri 4 Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia Abstrak: Kemampuan menulis cerpen merupakan salah satu kemampuan yang diujikan di

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA DALAM TESIS MAHASISWA MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA. oleh Maimunah ABSTRACT

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA DALAM TESIS MAHASISWA MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA. oleh Maimunah ABSTRACT Analisis Kesalahan Penggunaan... (Maimunah) 93 ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA DALAM TESIS MAHASISWA MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA oleh Maimunah ABSTRACT Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

KESALAHAN BERBAHASA SEBAGAI CERMIN PEMBELAJARAN BAHASA. Kasman Kantor Bahasa Prov. NTB ABSTRAK

KESALAHAN BERBAHASA SEBAGAI CERMIN PEMBELAJARAN BAHASA. Kasman Kantor Bahasa Prov. NTB ABSTRAK KESALAHAN BERBAHASA SEBAGAI CERMIN PEMBELAJARAN BAHASA Kasman Kantor Bahasa Prov. NTB ABSTRAK Makalah ini berjudul Analisis Kesalahan Berbahasa sebagai Cermin Pembelajaran Bahasa. Munculnya judul ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa asing, berbicara merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh pembelajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (2008:1) bahwa:

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR KIMIA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR KIMIA Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Motivasi (Khasan Anwar) 141 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR KIMIA Khasan Anwar SMA Negeri 1 Sekaran Lamongan Email: khasananwar354@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus mengandung pengertian,

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Oleh: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan sempurna

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan sempurna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan sempurna dengan orang lain

Lebih terperinci

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Oleh: Murliaty 1, Erizal Gani 2, Andria Catri Tamsin 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci