Tidak Rahasia A. UMUM
|
|
- Ari Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 A. UMUM Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) atas nama industri tekstil Indonesia dengan ini mengajukan Permohonan kepada Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) untuk memperpanjang tindakan pengamanan perdagangan (Safeguard) terhadap produk benang dari kapas selain benang jahit (cotton yarn other than sewing thread). API mengajukan permohonan ini karena tindakan pengamanan yang dilakukan tahun masih belum efektif membantu industri di dalam negeri untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik. Meskipun tindakan pengamanan telah diterapkan namun impor produk tersebut masih tinggi. Hal ini akibat dalam kebijakan tindakan pengamanan yang berlaku tahun , beberapa Negara tertentu telah dikecualikan karena beberapa alasan tertentu. Pengecualian tersebut membawa dampak pada peningkatan impor yang sangat besar atas produk ini dari Negara tersebut. 1. PEMOHON Nama Asosiasi : Asosiasi Pertekstilan Indonesia Alamat Kantor : Graha Surveyor Indonesia lt. 16, Jl. Gatot Subroto Kav. 56, Jakarta Selatan Telp : Fax : sekretariat@bpnapi.org Contact Person : Ade Sudrajat Usman 2. PRODUSEN DALAM NEGERI. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) berkedudukan di Indonesia mewakili industri dalam negeri yang memproduksi benang katun tunggal. Industri dalam negeri telah menyampaikan data dan informasi antara lain mengenai volume penjualan dalam negeri, volume produksi, produktifitas, persediaan (stock), kapasitas terpakai, tenaga kerja dan laba/rugi usaha (operasional). Pemohon meminta kepada KPPI agar semua data yang disampaikan diperlakukan secara rahasia, sehingga dalam format ini semua data-data yang sensitif disajikan dalam bentuk indeks, persentase atau keterangan. 1
2 B. PRODUK YANG DIPERMASALAHKAN 1. NAMA PRODUK Produk yang dimaksud dalam pengajuan ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Produk Yang Dipermasalahkan No HS Uraian Barang Benang kapas (selain benang jahit), mengandung kapas 85% atau lebih menurut beratnya, tidak disiapkan untuk penjualan eceran Benang kapas (selain benang jahit), mengandung kapas kurang dari 85% menurut beratnya, tidak disiapkan untuk penjualan eceran. Keteterangan:. Tidak termasuk HS , HS , HS , HS , HS , HS , HS , HS Sumber: BTBM 2. PIHAK YANG BERKEPENTINGAN a. Industri Dalam Negeri Tabel 2. Nama Perusahaan yang mengajukan permohonan dan volume produksinya. No Nama Perusahaan Januari-Juni PT Apac Inti Corpora PT Danliris PT Kukuh Tangguh Sandang Mills PT Tiga Bintang Manunggal PT Asia Cotton Industry PT Pisma Putra Textile (Pismatex) PT Sunrise Bumi Textile PT Lawe Adyaprima Spinning Mills PT Argo Pantes Tbk PT Primayudha Mandirijaya PT Indorama Synthetics Tbk PT Sinar Pantja Djaja PT Sinar Central Sandang PT Bitratex PT Lucky Abadi Textile Factory PT Indah Jaya Textile Industry Total
3 Dari sebanyak 16 (enam belas) perusahaan industri pemohon pada petisi ini secara total Indeks Produksi Pemohon pada tahun 2012 adalah 100. Sebagai informasi dari 14 pemohon pada petisi awal, ada tujuh perusahaan yang sudah tidak menjadi pemohon pada petisi perpanjangan ini. Hal tersebut sebagai dampak lonjakan impor benang kapas selain benang jahit yang mengakibatkan perusahaan tersebut bangkrut bahkan ada yang tutup, mengalihkan dan mengganti jenis produk yang dihasilkan, merumahkan sebagian karyawannya, dan mengurangi produktifitas perusahaan. Tujuh perusahaan yang tidak menjadi pemohon pada petisi perpanjangan ini adalah PT Industri Sandang Nusantara, PT Adetex, PT Delta Merlin Sandang Tekstil, PT Rama Gloria, PT HP Spintex, PT. Elegant Textile, PT Indo Liberty. Untuk mengetahui produksi benang katun secara nasional dilakukan melalui perhitungan berdasarkan impor kapas menggunakan faktor konversi standar dari jumlah kapas yang diimpor dan menihilkan kapas lokal. Berikut skema penghitungan estimasi produksi benang katun nasional. Impor Kapas (100%) Diproduksi Menjadi Benang Katun 70% = A Diproduksi menjadi benang campuran 30% = B Keterangan: D E Benang Katun Diekspor C : Produksi benang kapas berdasarkan estimasi : Data yang disediakan BPS Benang Katun Dikonsumsi Lokal A C = D (100%) Gambar 1. Skema Penghitungan Produksi Benang Kapas Berdasarkan perhitungan tersebut, Indeks Produksi Benang Kapas Nasional tahun 2012 adalah 100 dan tahun 2013 (Januari-Juni) adalah 57. Dari total volume produksi nasional, porsi perusahaan industri yang mengajukan permohonan pada petisi perpanjangan ini adalah 55%. 3
4 Sementara itu Indeks Konsumsi Nasional tahun 2012 adalah 104 dan untuk tahun 2013 (Januari-Juni) adalah 59. C. PERKEMBANGAN IMPOR 1. VOLUME IMPOR Impor barang yang dikenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) masih tetap naik dalam kurun Kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 mencapai 57.1%. Tabel 4. Impor dari berbagai Negara HS Volume Ton % Perubahan Januari-Juni 2010 ke ke % Perubahan Jan-June 2013/ ,247 13,674 20, % 51.9% 10,532 14, % ,714 1,629 3, % 100.6% 1,732 1, % Total 18,960 15,302 24, % 57.1% 12,264 16, % Keteterangan:. Tidak termasuk HS , HS , HS , HS , HS , HS , HS , HS Sumber: BPS Hal tersebut mengakibatkan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun ini industri di dalam negeri belum mampu mencapai tingkat pemulihan sebagaimana yang diharapkan pada waktu inisiasi terhadap tindakan pengamanan untuk produk benang dari kapas selain benang jahit yang dimulai pada tahun 2010 lalu. 4
5 2. PANGSA IMPOR Pangsa Impor Produk yang dipermasalahkan. Tabel 5. Pangsa Impor HS Volume Ton Perubahan ke 2011 ke 2012 Januari-Juni Perubahan Jan-June 2013/12 Pangsa impor Vietnam 2,330 2,362 7, % 206.7% 3,758 4, % 30.1% 2 India 2,185 1,307 4, % 265.7% 2,001 4, % 19.9% 3 Korea Selatan 515 1,010 4, % 343.8% 1,952 3, % 18.7% 4 Rep.Rakyat Cina 4,218 3,780 3, % -0.9% 2,316 1, % 15.6% 5 Hongkong , % 130.8% % 4.8% Total 5 Besar 9,627 8,963 21, % 138.9% 10,615 15, % 89.1% Total Dunia 18,960 15,302 24, % 57.1% 12,264 16, % 100.0% Keteterangan:. Tidak termasuk HS , HS , HS , HS , HS , HS , HS , HS Sumber: BPS Lima Negara utama asal impor benang kapas adalah Vietnam, India, Korea Selatan, Rep. Rakyat Cina Dan Hongkong. Pangsa pasar impor dari kelima negara tersebut pada tahun 2012 masing-masing sebesar 30.1%, 19.9%, 18.7%, 15.6% dan 4.8%. Dan secara total dari kelima negara tersebut memiliki porsi sebesar 89.1% dari total impor benang kapas selain benang jahit (produk yang dipermasalahkan). Kemudian, dari kelima negara asal impor tersebut Vietnam adalah Negara yang memperoleh pengecualian dari dikenakannya BMTP untuk produk Benang dari kapas selain benang jahit periode (Januari-Juni). Namun nyatanya Vietnam memiliki pangsa terbesar atas impor produk tersebut. Dengan demikian, dalam perpanjangan Tindakan Pengamanan produk tersebut yang kami usulkan, dimohon untuk tidak memberikan pengecualian kepada Vietnam. Karena meskipun Indonesia dan Vietnam merupakan dua Negara anggota ASEAN namun ternyata dalam perdagangan benang kapas selain benang jahit, Vietnam merupakan ancaman serius bagi industri di dalam negeri. 5
6 3. DAMPAK TERHADAP KERUGIAN Tidak berkurangnya impor produk benang kapas tersebut telah mengakibatkan kerugian pada beberapa perusahaan yang diantaranya ditandai dengan turunnya tingkat produksi. Indikasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. Kondisi Industri Benang Pemohon. Tahun No. Uraian Satuan Januari-Juni Volume Penjualan Dalam Negeri Indeks Volume Produksi Indeks Produktivitas Indeks Persediaan (Stock ) Indeks Kapasitas Terpakai Indeks Tenaga Kerja Indeks Laba/Rugi Usaha (Operasional) Indeks (85) (22) (18) Terlihat dari tabel diatas, bahwa kondisi industri benang kapas selain benang jahit mengalami penurunan volume produksi, penurunan tenaga kerja dan produktifitas, serta terjadi kerugian finansial. Tahun 2010 tindakan pengamanan perdagangan diberlakukan, tahun 2011 dan tahun 2012 keadaan pasar domestik mulai membaik karena adanya keenganan negara-negara yang terkena tindakan pengamanan untuk mengekspor ke Indonesia, sehingga industri dalam negeri merencanakan restrukturisasi mesin dan atau penambahan kapasitas. Namun industri dalam negeri masih mengalami kerugian dikarenakan masih banyaknya produk benang kapas selain benang jahit yang masuk ke pasar dalam negeri terutama dari negara yang tidak terkena tindakan pengamanan. Apabila pengenaan bea masuk tindakan pengamanan tidak diperpanjang maka impor akan masuk kembali dengan jumlah yang lebih besar sehingga akan menambah kerugian industri dalam negeri bahkan tidak tertutup kemungkinan akan ada industri pemintalan benang kapas selain benang jahit akan tutup. 6
7 Kondisi Tak Terduga Pada awal pengajuan Tindakan Pengamanan untuk produk benang dari kapas selain benang jahit, Indonesia telah memberikan keleluasaan kepada beberapa Negara untuk dikecualikan dalam kebijakan dengan berbagai alasan tertentu. Namun rupanya hal tersebut justru telah memberikan keuntungan kepada beberapa Negara tertentu, sehingga secara umum impor dari Negara-negara tersebut belum sepenuhnya berhasil dikurangi. Tindakan pengamanan yang seharusnya menjadi alat bantu bagi industri di dalam negeri untuk bangkit dari kerugian yang serius menjadi tidak efektif. Dalam hal ini industri di dalam negeri telah berupaya meningkatkan efisiensi produksi melalui revitalisasi dan restrukturisasi mesin dan peralatan. Namun karena kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap maka hingga saat ini industri dalam negeri belum berhasil memenuhi target restrukturisasi secara keseluruhan. Disamping itu, tindakan pengamanan yang diberikan berjalan kurang efektif sehingga hasil revitalisasi dan peningkatan efisiensi tersebut belum berhasil meningkatkan daya saing industri dalam negeri di pasar dalam negeri. Prospek Hingga saat ini kegiatan revitalisasi dan restrukturisasi mesin tekstil masih terus berlanjut. Diharapkan ketika proses revitalisasi dan restrukturisasi mesin tekstil telah selesai dengan sempurna, industri dalam negeri akan mampu bersaing secara wajar dengan produk impor. Sehingga pada saat tersebut, tindakan pengamanan sudah tidak lagi diperlukan. D. PENYESUAIAN STRUKTURAL Penyesuaian Struktural Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan. Sejak diberlakukannya Tindakan Pengamanan Perdagangan untuk produk Benang Kapas Selain Benang Jahit (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.011/2011) perusahaan-perusahaan pemohon telah dan terus menerus melakukan proses penyesuaian struktural agar produk yang dihasilkan bisa lebih bersaing dengan produk sejenis asal impor. Penyesuaian struktural tersebut meliputi bidang-bidang: 7
8 1) Bidang Permesinan Industri pemohon telah/sedang melakukan moderenisasi peralatan/permesinan dengan mengganti peralatan/permesinan lama dengan yang baru tujuannya adalah:. efisiensi pada penggunaan energi; efisiensi/minimalisasi pada sisa bahan baku dari proses produksi. meningkatkan kualitas produk; Selain untuk menganti permesinan lama, pembelian juga dilakukan sebagai upaya untuk menambah kapasitas produksi. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menekan biaya satuan produk. Sejak diberlakukannya tindakan pengamanan melalui pengenaan bea masuk impor hingga saat ini rata-rata industri pemintalan nasional baru mampu menyelesaikan rata-rata 40%-50% dari total rencana keseluruhan. Walaupun demikian dari hasil perbaikan yang dilakukannya rata-rata perusahaan telah mampu melakukan peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi hingga 10%. Bukan itu saja, dengan waktu yang dirasakan singkat untuk melakukan restrukturisasi perusahaan industri telah berhasil meningkatkan kapasitas produksinya hingga 21% dari kapasitas semula. 2) Bidang Manajemen Dalam upaya melengkapi restrukturisasi permesinan yang rata-rata telah mencapai 40%-50% industri juga telah melakukan perbaikan bidang manajemen produksi yang mencakup perbaikan persediaan bahan baku dan persediaan produk jadi. Perbaikan pada bidang ini rata-rata hampir sama dengan progres restrukturisasi bidang permesinan yaitu 40%-50%. 3) Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Selain bidang permesinan dan SDM, hal yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kompetensi tenaga kerja. Peningkatan kompetensi tenaga kerja ini antara lain melalui pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan produkstifitas perusahaan secara umum. Dari upaya ini rata-rata perusahaan dapat meningkatkan produkstifitas hingga 10%. 8
9 Langkah langkah penyesuaian struktural tersebut telah dan terus dilakukan hingga saat ini, namun belum sempurna dan diperlukan tambahan waktu. Secara umum dapat disimpulkan, dari hasil pencapaian penyesuaian struktural yang belum mencapai 100% ini perusahaan dihadapkan pada situasi pasar yang kurang mendukung akibat masih tingginya impor untuk barang sejenis yang secara langsung bersaing, sehingga perbaikan kinerja internal masing-masing perusahaan yang dilakukan selama ini belum dirasakan manfaatnya bahkan cenderung menurunkan kinerja perusahaan secara umum. Oleh karenanya perusahaan industri pemintalan nasional masih sangat memerlukan Perpanjangan Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Benang Kapas Selain Benang Jahit (Cotton Yarn Other Than Sewing Thread). E. USULAN Mengingat industri dalam negeri masih belum siap untuk bersaing secara frontal dengan produk impor maka API selaku pemohon mengusulkan kepada Pemerintah untuk memperpanjang tindakan pengamanan (safeguard) untuk produk Benang Dari Kapas Selain Benang Jahit. F. PERNYATAAN PIHAK PEMOHON. Pemohon bersedia untuk bekerjasama dengan KPPI. Jakarta, 6 Desember 2013 Ade Sudrajat Usman Ketua Umu 9
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.011/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.011/2014 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BENANG KAPAS SELAIN
Lebih terperinciA. PENDAHULUAN A.1 Permohonan Perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP)
A. PENDAHULUAN A.1 Permohonan Perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) 1. Pada tanggal 6 Desember 2013, Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) menerima surat permohonan nomor: 120/API/XII/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hutang. Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang sangat penting. Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan yang
Lebih terperinciKomite Pengamanan Perdagangan Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta Indonesia
A. PENDAHULUAN Laporan ini memuat hasil peninjauan midterm sebagaimana diatur dalam Article 7.4 WTO Agreement on Safeguards (AoS) dan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 34 2011 (PP34/2011) yang menjadi
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2002 TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN INDUSTRI DALAM NEGERI DARI AKIBAT LONJAKAN IMPOR
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2002 TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN INDUSTRI DALAM NEGERI DARI AKIBAT LONJAKAN IMPOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan komitmen
Lebih terperinciKOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA ( KPPI ) KUESIONER PRODUSEN KOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA (KPPI)
KUESIONER PRODUSEN KOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA (KPPI) 1 Versi Rahasia Versi Tidak Rahasia (tandai salah satu) Batas Akhir Pengembalian Kuesioner : 08 Agustus 2014 Periode Investigasi : 2010
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 133, 2002 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2002 TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN INDUSTRI DALAM
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH PT NS BLUESCOPE INDONESIA PT SUNRISE STEEL
PERMOHONAN PENGENAAN PERPANJANGAN PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK CANAI LANTAIAN DARI BESI ATAU BAJA BUKAN PADUAN (TIDAK RAHASIA) DISAMPAIKAN OLEH PT NS BLUESCOPE INDONESIA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85/MPP/Kep/2/2003
KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85/MPP/Kep/2/2003 TENTANG TATA CARA DAN PERYSARATAN PERMOHONAN PENYELIDIKAN ATAS PENGAMANAN INDUSTRI DALAM NEGERI DARI AKIBAT LONJAKAN
Lebih terperinciMENCERMATI KINERJA TEKSTIL INDONESIA : ANTARA POTENSI DAN PELUANG
MENCERMATI KINERJA TEKSTIL INDONESIA : ANTARA POTENSI DAN PELUANG Oleh : Ermina Miranti 1 Meskipun tak putus didera masalah, hingga saat ini Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia masih memainkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2002 TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN INDUSTRI DALAM NEGERI DARI AKIBAT LONJAKAN IMPOR
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2002 TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN INDUSTRI DALAM NEGERI DARI AKIBAT LONJAKAN IMPOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pelaksanaan komitmen
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2002 TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN INDUSTRI DALAM NEGERI DARI AKIBAT LONJAKAN IMPOR
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 84 TAHUN 2002 TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN INDUSTRI DALAM NEGERI DARI AKIBAT LONJAKAN IMPOR PRESIDEN Menimbang : a. bahwa pelaksanaan komitmen liberalisasi perdagangan dalam kerangka
Lebih terperinciDIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :
TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN TERHADAP KAIN TENUN DARI KAPAS DAN BENANG KAPAS SEBAGAI AKIBAT PENINGKATAN VOLUME IMPOR TEKSTIL Mevy Adine*, Siti Mahmudah, F.X.Djoko Priyono Program Studi S1 Ilmu Hukum,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TINDAKAN ANTIDUMPING, TINDAKAN IMBALAN, DAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TINDAKAN ANTIDUMPING, TINDAKAN IMBALAN, DAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/PMK.011/2011 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA KAIN TENUNAN DARI KAPAS YANG DIKELANTANG DAN TIDAK DIKELANTANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN TENTANG TINDAKAN ANTIDUMPING, TINDAKAN IMBALAN, DAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2011 2010 TENTANG TINDAKAN ANTIDUMPING, TINDAKAN IMBALAN, DAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciTEXTILENews. Turki Akan Segera Menerapkan Bea Masuk Safeguard Sementara. Tahun II Nomor 10 Minggu ke-5 Maret 2011
TEXTILENews Tahun II Nomor 10 Minggu ke-5 Maret 2011 Turki Akan Segera Menerapkan Bea Masuk Safeguard Sementara Pemerintah Turki akan segera menerapkan Bea Masuk Safeguard Sementara (Provisonal Safeguard
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015
KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015 Yang Mulia Duta Besar Turki; Yth. Menteri Perdagangan atau yang mewakili;
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan industri penting sebagai penyedia kebutuhan sandang manusia. Kebutuhan sandang di dunia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1298, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Penyelidikan. Antidumping. Imbalan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2012
Lebih terperinciPT. ARGO PANTES Tbk. dan Anak Perusahaan. Jakarta, 27 Juni 2014
PT. ARGO PANTES Tbk. dan Anak Perusahaan Jakarta, 27 Juni 2014 MATERI PAPARAN PUBLIK PAPARAN PUBLIK * Sekilas Tentang Operasional Perseroan * Kinerja Perseroan secara Umum * Kinerja Operasional * Kinerja
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Wisma 46 Kota BNI lantai 20, Jalan Jend. Sudirman, Kav. 1, Jakarta.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1.Sejarah Singkat Perusahaan IV.1.1.PT. Polychem Indonesia Tbk. PT. Polychem Indonesia Tbk (Perusahaan), didirikan dengan ak ta No.62 tanggal 25 April 1986. Perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1996 TENTANG BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 34 TAHUN 1996 TENTANG BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa berdasarkan Pasal 20 dan Pasal 23 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa
Lebih terperinciBAHAN KULIAH. Safeguard TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum
BAHAN KULIAH TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL Safeguard Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum Staf Pengajar Fakultas Hukum USU Jl. BungaAsoka Gg. AndalasNo. 1 AsamKumbang, Medan Cellphone : 081362260213, 77729765
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1996 TENTANG BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1996 TENTANG BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa berdasarkan Pasal 20 dan Pasal 23 Undang-undang
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PMK.010/2015 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PMK.010/2015 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK ANTI DUMPING TERHADAP IMPOR PRODUK SPIN DRAWN YARN (SDY) DARI
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/PMK.011/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/PMK.011/2013 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK CASING DAN TUBING
Lebih terperinciPresiden Republik Indonesia
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1996 TENTANG BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN Presiden Republik Indonesia Menimbang : bahwa berdasarkan Pasal 20 dan Pasal 23 Undang-undang
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 33/07/31/Th.XIX, 3 Juli EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan mencapai 4.536,64 juta dollar Amerika. Nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta
Lebih terperinci58/PMK.011/2011 PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA KAIN TENUNAN DA
58/PMK.011/2011 PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BERUPA KAIN TENUNAN DA Contributed by Administrator Monday, 23 May 2011 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN JAKARTA, 19 JANUARI 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN JAKARTA,
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta No. 30/06/31/Th.XIX, 2 Juni EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan April mencapai 3.830,69 juta dollar Amerika, turun 10,45 persen dari
Lebih terperinciPP 34/1996, BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN PP 34/1996, BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN *34762 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 34 TAHUN 1996 (34/1996) Tanggal: 4 JUNI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis di era global saat ini semakin ketat. Fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era global saat ini semakin ketat. Fungsi Sumber Daya Manusia (SDM) sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk tetap bisa bersaing dalam ekonomi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 978, 2013 KEMENKEU. Bea Masuk. Impor. Canai Lantaian. Pengenaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137.1/PMK.011/2014 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 38/08/31/Th.XIX, 1 Agustus EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JUNI TURUN 21,69 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PMK.010/2015 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PMK.010/2015 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK ANTI DUMPING TERHADAP IMPOR PRODUK PARTIALLY ORIENTED YARN (POY)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN adalah 67% dan tingkat pengangguran terbuka di kota jauh lebih tinggi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan di Indonesia yang amat berbias kota. Membawa akibat persoalan perburuhan di perkotaan menjadi amat krusial. BPS mencatat bahwa tingkat partisipasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 42/09/31/Th.XIX, 4 September EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JULI NAIK 17,74 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh kemajuan zaman. Dalam bidang perekonomian hal ini membuat dampak yang cukup besar bagi industri-industri
Lebih terperinciTEXTILENews. Wajib Label Bahasa Indonesia Telah Diberlakukan. Tahun I Nomor 5 Minggu ke-3 Nopember 2010
TEXTILENews Tahun I Nomor 5 Minggu ke-3 Nopember 2010 Wajib Label Bahasa Indonesia Telah Diberlakukan Pemerintah melalui Kementrian Perdagangan memutuskan untuk mempercepat pemberlakukan wajib label bahasa
Lebih terperinciKOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA ( KPPI ) KUESIONER IMPORTIR KOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA (KPPI)
KUESIONER IMPORTIR KOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA (KPPI) 1 Batas Akhir Pengembalian : 4 Desember 2014 Kuesioner Periode Investigasi : Tahun 2010 s.d. 2013 Barang Yang Diselidiki : Kertas dan kertas
Lebih terperinciLEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN
LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN KEPADA: SEKRETARIAT PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU d/a : PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 20 Jl. Jenderal
Lebih terperinciPerusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Lampiran 1 Perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) KRITERIA PENENTUAN SAMPEL EMITEN 1 2 3 1 PT. Roda Vivatex Tbk RDTX 2 PT. Apac Citra Centretex Tbk MYTX 3 PT. Argo Pantes
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ATAS IMPORTASI PRODUK CANAI LANTAIAN DARI BESI ATAU BAJA BUKAN PADUAN DENGAN NOMOR HS
A. PENDAHULUAN A.1 Permohonan Pengenaan Tindakan Pengamanan Perdagangan 1. Pada tanggal 12 Desember 2012, Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) menerima permohonan dari PT. NS BlueScope Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan teknologi tertentu di bidang komunikasi dan informasi telah mengakibatkan menyatunya pasar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PMK.010/2018 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PMK.010/2018 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK I DAN H SECTION DARI BAJA PADUAN LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. subur, namun kenyataannya Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan Indonesia masih memprihatinkan meskipun Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan yang luas dan subur, namun kenyataannya Indonesia belum
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 14/03/31/Th. XV, 1 Maret 2013 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas melalui
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam kasus PT. Indo Plus dengan PT. Argo Pantes Tbk.
BAB IV ANALISIS C. Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam kasus PT. Indo Plus dengan PT. Argo Pantes Tbk. Salah satu upaya penyelamatan kebangkrutan perusahaan dapat dilakukan dengan cara yuridis
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 54/12/31/Th. XVIII, 1 Desember NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER MENCAPAI 1.055,64 JUTA DOLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta
Lebih terperinciISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS
ISSN 1907-1507 OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK KAPAS
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 06/02/31/Th. XVI, 3 Februari 2014 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN DESEMBER 2013 MENCAPAI 953,15 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan alternatif investasi yang semakin memasyarakat namun banyak hal yang harus diketahui oleh investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi
Lebih terperinci57/PMK.011/2011 PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK KAWAT BINDRAT
57/PMK.011/2011 PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK KAWAT BINDRAT Contributed by Administrator Wednesday, 23 March 2011 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciPusat Logistik Berikat. untuk komoditas kapas di Cikarang
Pusat Logistik Berikat untuk komoditas kapas di Cikarang Update Feb 2016 Dasar Hukum Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Tempat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke seluruh dunia di hampir seluruh sektor. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 25/06/31/Th. XVIII, 1 Juni NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN APRIL MENCAPAI 988,78 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 18/05/31/Th. XVIII, 2 Mei NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET MENCAPAI 943,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 47/10/31/Th.XIX, 2 Oktober EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS NAIK 20,05 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memiliki keunggulan kompetitif dapat mempertahankan dan atau. memiliki ketersediaan barang yang dijual pada setiap saat ketika pesanan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan ketat dalam memperebutkan pasar membuat perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif dapat mempertahankan dan atau mengembangkan bisnisnya. Keunggulan kompetitif
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score )
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan Altman
Lebih terperinciEkspor hasil pertanian pada Agustus 2016 mengalami penurunan menjadi sebesar US$ 0,48 juta bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
No. 53/09/91 Th. IX, 15 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR PAPUA BARAT AGUSTUS 2016 MENCAPAI US$ 149,73 JUTA Nilai ekspor Papua Barat Agustus 2016 mencapai US$ 149,73 juta atau mengalami peningkatan
Lebih terperinci2016 PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri tekstil dan garmen merupakan salah satu jenis industri primer bagi masyarakat, karena industri tersebut menghasilkan kebutuhan sandang bagi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Prospek industri manufaktur tahun 2012, pada tahun 2011 yang lalu ditandai oleh kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 20/04/31/Th. XIX, 17 April NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET NAIK 11,42 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui DKI
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 40/09/31/Th. XVIII, 1 September NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JULI MENCAPAI 695,71 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BARAT OKTOBER 2016
No. 65/11/91 Th. IX, 15 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BARAT OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR PAPUA BARAT OKTOBER MENCAPAI US$ 138,79 JUTA Nilai ekspor Papua Barat Oktober mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat kapas yang berasal dari tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.) merupakan salah satu bahan baku penting untuk mendukung perkembangan industri Tekstil dan Produk Tekstil
Lebih terperinciEkspor hasil pertanian pada Juli 2016 mengalami peningkatan menjadi sebesar US$ 0,67 juta bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
No. 48/08/91 Th. IX, 15 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR PAPUA BARAT JULI MENCAPAI US$ 109,48 JUTA Nilai ekspor Papua Barat Juli mencapai US$ 109,48 juta atau mengalami penurunan sebesar 36,00 persen
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 34/08/31/Th. XVII, 3 Agustus EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JUNI MENCAPAI 1.119,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta orang (menyerap 1,33 juta orang tenaga kerja). Selain itu juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri Tekstil dan Produk tekstil (TPT) Indonesia merupakan industri yang menyerap tenaga kerja terbesar di sektor industri manufaktur yaitu 10,6% dari
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.011/2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.011/2011 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK BENANG KAPAS SELAIN BENANG JAHIT (COTTON YARN OTHER THAN SEWING THREAD) DENGAN
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 06/02/31/Th. XIX, 1 Februari 2017 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN DESEMBER MENCAPAI 715,18 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta
Lebih terperinci2 Perdagangan, yaitu pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan terhadap impor produk coated paper dan paper board; d. bahwa dalam rangka menindaklanjuti
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1308, 2015 KEMENKEU. Pengamanan. Impor. Coated Paper. Paper Board. Bea Masuk. Pengenaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.010/2015 TENTANG
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 53/12/31/Th. XIV, 3 Desember 2012 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 50/11/31/Th.XIX, 1 November EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan tember mencapai 4.479,47 juta dollar Amerika. Nilai ekspor produk-produk
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.699, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Bea masuk. Impor. Benang kapas. Pengenaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.011/2014 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teh merupakan salah satu dari komoditas perkebunan sebagai penyumbang devisa negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dihindari, karena setiap negara yang melakukan praktek di dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pasar dunia yang cenderung terbuka dan bebas hambatan adalah fenomena yang tidak dapat dihindari, karena setiap negara yang melakukan praktek di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya meningkatkan produktivitas perusahaan karena manusia mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia penting bagi perusahaan, maka secara tidak langsung sumber daya tersebut merupakan harta paling berharga. Melalui sumber daya manusia suatu
Lebih terperinciBPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/05/31/Th. XVII, 4 Mei EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET MENCAPAI 1.119,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 02/01/31/Th.XVI, 2 Januari 2014 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN NOVEMBER 2013 MENCAPAI 921,44 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat penting dan merupakan suatu indikator penentu kemajuan suatu Negara. Peningkatan pembangunan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan global telah membawa dampak yang besar terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan global telah membawa dampak yang besar terhadap kehidupan umat manusia, tidak terkecuali pada sektor-sektor industri baik barang maupun
Lebih terperinciHUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Dumping dan Anti Dumping
BAHAN KULIAH HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Dumping dan Anti Dumping Prof. Sanwani Nasution, SH Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM SEKOLAH PASCASARJANA USU MEDAN 2009 DUMPING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu
Lebih terperinciEkspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia
SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Indonesia
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berikut data perusahaan-perusahaan Tekstil dan Garment yang telah listing di Bursa Efek Indonesia pada Tabel 1.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan membahas industri tekstil & garment, penentuan perusahaan tekstil & garment adalah perusahaan yang sudah termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara di dunia ini melakukan perdagangan antar bangsa atau yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan baik barang maupun
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 26/07/31/Th.XIII, 1 Juli 2011 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN APRIL 2011 SEBESAR 822,45 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas melalui
Lebih terperinciASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.
ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B. Outline Sejarah dan Latar Belakang Pembentukan AFTA Tujuan Strategis AFTA Anggota & Administrasi AFTA Peranan & Manfaat ASEAN-AFTA The
Lebih terperinciEkspor hasil pertanian mengalami penurunan menjadi sebesar US$ 0,21 juta bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
No. 10/02/91 Th. XI, 16 Februari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR PAPUA BARAT JANUARI* 2017 MENCAPAI US$ 162,17 JUTA Nilai ekspor Papua Barat Januari 2017 mencapai US$ 162,17 atau mengalami peningkatan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/06/31/Th. XI, 01 Juni EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET SEBESAR 696,56 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinci