BAB 2 LANDASAN TEORI. yaitu portable computing dan mobile computing. Pemahaman akan portable

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. yaitu portable computing dan mobile computing. Pemahaman akan portable"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. TEKNOLOGI MOBILE IP Jaringan Komputer Bergerak & Wireless Pada dasarnya jaringan komputer bergerak terbagi menjadi 2 pemahaman yaitu portable computing dan mobile computing. Pemahaman akan portable computing mengacu pada proses komputasi yang bisa dibawa-bawa oleh pengguna, namun interaktifitas dan otomasi tidak didukung olehnya. Sedangkan dalam mobile computing segala aktifitas proses komputasi aplikasi data diharapkan tidak terganggu akibat adanya aktifitas pengguna yang bergerak [5]. Tanpa teknologi wireless, komunikasi mobile akan sulit terlaksana. Kenyamanan pengguna akan terganggu dengan digunakannya teknologi jaringan yang masih menggunakan media kabel, di mana pergerakan pengguna amat sangat dibatasi. Dengan adanya teknologi wireless perangkat komputasi tetap terhubung ketika bergerak. Teknologi wireless merupakan teknologi yang biasa diterapkan untuk jaringan komputer bergerak baik portable computing maupun mobile computing. Wireless digunakan pada jaringan komputer bergerak karena teknologi ini mendukung pergerakan yang dinamis sedangkan teknologi kabel merupakan jaringan komputer fix yang statis. Teknologi wireless LAN (WLAN) dapat dengan 6

2 7 cepat diterima oleh masyarakat karena mereka mengharapkan komunikasi realtime yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Tantangan penggunaan wireless pada jaringan komputer bergerak adalah proses selama handoff, dimana kualitas layanan jaringan komputer bergerak ditentukan oleh handoff yang terjadi. Proses komputasi akan terganggu jika terjadi hard handoff. Sebagai contohnya jika pada saat streaming video terjadi hard-handoff maka pada streaming video yang didapatkan akan terjadi jitter atau delay variation dimana gambar dari video streaming akan rusak akibat terputusnya streaming dari layanan [2] Ide Dasar dan Pengertian Mobile IP Mobile computing pada jaringan komputer bergerak tidak didukung oleh dunia internet karena internetwork merutekan paket ke tujuannya dengan protokol yang statik. Sehingga jika terjadi perpindahan dari jaringan satu ke jaringan lain paket data yang seharusnya diterima di alamat jaringan sebelumnya tidak akan diterima pada jaringan setelah terjadi perpindahan. Oleh karena itu diperlukan protokol yang menjaga layanan tersebut agar paket dapat diterima oleh pengguna bergerak. Sesuai dengan tujuannya untuk mobilitas, protokol tersebut dinamakan Mobile IP (MIP). MIP ditujukan agar mobile user selalu memperoleh static home ip address, tidak peduli dari mana ia terkoneksi ke jaringan. Dengan Mobile IP pengguna dapat menjelajah melintasi berbagai IP subnet dan access link sekaligus menjaga komunikasi secara terusmenerus.

3 8 Fungsi dari Mobile IP dapat dianalogikan seperti layanan pos. Pos mail dikirimkan ke tujuan dengan cara menempatkan surat (the packet payload) dalam sebuah amplop yang dialamatkan ke tujuan (IP header). Surat sampai di kantor pos lokal tujuan dan dirutekan ke tujuan dengan alamat rumah tujuan. Ketika tujuan pindah, kantor pos lokal (Home Agent) akan diberitahukan oleh tujuan untuk meneruskan paket ke lokasi tujuan yang baru (Care-of Address [CoA]). Sekarang, ketika surat dialamatkan ke alamat rumah tujuan tiba di kantor pos local maka akan dialamatkan kembali (tunneled) ke lokasi tujuan yang baru(coa). Suratnya lalu tiba di kantor pos lokasi baru tujuan (Foreign Agent [FA]) lalu surat dikirimkan ke tujuan di lokasi yang baru (CoA). Pengiriman surat ini terlaksana tanpa adanya usaha (dan biasanya juga knowledge) dari pengirim awal dari surat tersebut (Correspondent Node [CN]). Gambar 2. 1 Layanan Pos ke Rumah Anda [1]

4 9 Gambar 2. 2 Layanan Pos ketika Anda Berpindah [1] Mobile IP adalah sebuah protocol pengaturan alamat (addressmanagement protocol) yang tetap bersandar pada teknik pengaturan alamat (address-management techniques) yang ada, entah itu statik atau dinamik [1]. Mobile IP sering dianggap bukan suatu routing protocol karena tidak sanggup membangun topologinya sendiri secara penuh. Namun hal ini bukanlah fitur yang dibutuhkan dari suatu routing protocol. Inti dari sebuah dynamic routing protocol adalah mengubah routing table secara dinamis jika terjadi perubahan jalur, dan tidak mengubah cara routing itu sendiri [1]. Perubahan topologi jaringan harus dapat dideteksi oleh routing protocol, kemudian jalur terbaik yang tersedia harus dipilih dan diadaptasi dengan melakukan update routing table. Setiap routing protocol didesain untuk bertemu dengan kebutuhan khusus. Mobile IP didesain untuk mobilitas.

5 10 Mobile IP didesain untuk menyediakan host routing skala besar untuk client dalam lingkungan mobile (biasanya wireless). Suatu mobile node dapat punya satu atau lebih link yang terhubung ke jaringan, dan setiap link punya metric yang berasosiasi dengannya. Metric dan informasi link digunakan oleh mobile node untuk menginformasikan jaringan melalui routing updates dari jalur terbaik yang seharusnya dapat dicapai. Tidak seperti routing protocol lainnya, link pada Mobile IP Protocol dibangun oleh diri sendiri, tapi jangan harap Home Agent untuk lompat keluar dari rack dan mulai merencanakan (link logic). Link logic ini dikenal dengan tunnel. Tunneling biasanya menghubungkan dua jaringan yang sama melalui suatu jaringan yang tidak sama. Sebagai contoh, routed protocol AppleTalk dapat dibawa oleh sebuah tunnel melewati sebuah network yang tidak memiliki kemampuan untuk merouting protokol AppleTalk. Mobile IP menggunakan konsep yang sama dengan tunneling melalui suatu routing domain yang tidak tahu bagaimana untuk melakukan route ke lokasi mobile node sekarang. Dengan Mobile IP, suatu alamat IP konstan dijaga oleh mobile node ketika berpindah antar jaringan. Protokol Mobile IP ini harus didukung dengan traditional routing protocol yang akan menentukan host route untuk setiap Mobile Node. Setiap kali Mobile Node dipindah, host route harus dapat diupdate dan routing protocol dapat direconverge. Hal ini dapat bekerja untuk sejumlah kecil Mobile Node dengan mobilitas yang jarang, tapi ketika routing update semakin meningkat, traditional routing protocol dapat gagal. Secara garis besar host route dimasukkan oleh Mobile IP ke dalam dua device, yaitu Home Agent dan Foreign Agent dan tunneling digunakan untuk

6 11 mengantarkan lalu-lintas untuk melintasi jaringan. Intinya tunnel digunakan Mobile IP untuk menciptakan suatu overlay routing domain, dengan demikian akan mengisolasi perubahan host route yang sering terjadi dari routing protocol yang sedang digunakan Komponen Mobile IP Pembangunan Mobile IP infrastruktur dapat terdiri atas minimal sebuah Home Agent dan sebuah Mobile Node, dan dapat juga terdapat sebuah Foreign Agent. Bahkan semua komponen ini dapat dilayani oleh sebuah router sekaligus. Tetapi pada kebanyakan pembangunan dan pengembangan Mobile IP infrastruktur device yang terpisah digunakan untuk masing-masing fungsi atau terkadang mengkombinasikan Home Agent dan Foreign Agent ke dalam single router. Fungsi Mobile IP ini dapat diaktifkan pada access router yang tersedia dalam jaringan, atau pada dedicated Mobility Agent. Konsep penting lainnya dalam Mobile IP terdiri dari Home Network, Home Address, dan CoA. Gambar 2. 3 Komponen dari Simple Mobile IP Deployment [1]

7 Mobile Node 12 Sebuah Mobile Node dapat berupa semua IP device yang menjalankan sebuah Mobile IP client stack, mulai dari personal digital assistant (PDA), sebuah laptop sampai router [1]. Mobile Node harus dapat mendeteksi perpindahan dan mempelajari lokasinya sekarang. Pergerakan logik tidaklah mudah dirubah di access device, tetapi harus dirubah di subnet yang berasosiasi dengan access link. Ketika terjadi proses handover, maka Mobile Node harus mengirimkan signalling, melaporkan perubahannya ke Home Agent melalui sebuah Foreign Agent. Selain itu Mobile Node dan Home Agent harus saling berbagi security association agar Mobile IP dapat digunakan Home Network dan Home Address Sebuah Mobile Node IP Address berhubungan dengan home address. Home Address dialokasikan keluar sebagai Home Network, yang mana terhubung dengan Home Agent. Home Address diberikan secara statik atau dinamik ketika proses registrasi Mobile IP. Tujuan dari Home Network adalah untuk menghindari advertise host route untuk setiap Mobile Node di dalam IGP routing protocol. Ketika Mobile Node terhubung dengan Home Networknya Mobile IP tidak dibutuhkan karena traditional IP routing dapat mengirimkan lalu-lintas ke Mobile Node seperti biasanya. Ketika Mobile Node berpindah menjauhi Home Networknya dan terhubung dengan network yang baru, network/domain yang baru sering disebut sebagai foreign domain atau visited domain [1].

8 Home Agent 13 Home Agent adalah sebuah router yang berkemampuan untuk memproses Mobile IP routing updates, yang disebut dengan registrasi, dan forwarding traffic ke Mobile Node melalui tunnel yang tercipta secara dinamis [1]. Jika Home Agent sedang berada dalam forwarding path, lalu-lintas data akan diteruskan melalui tunnel dengan menggunakan host route. Dan jika Home Network adalah physical network dan Home Agent tidak berada dalam forwarding path, proxy Address Resolution Protocol (ARP) akan digunakan Home Agent untuk mendapatkan semua lalu lintas yang diperuntukan bagi Mobile Node dan meneruskannya melalui tunnel Care-of Address CoA adalah IP address yang valid dan dapat diroute ke Mobile Node current point ketika Mobile Node sedang terhubung dengan Foreign Network [1]. CoA diinformasikan oleh Mobile Node kepada Home Agent selama proses registrasi Mobile IP. Encapsulated (tunneled) traffic dari Home Agent untuk selanjutnya dikirim ke CoA, yang mana merupakan lokasi logik dari Mobile Node ketika berada di foreign domain. Mobile IP tunnel berada antara Home Agent Address dan CoA. CoA dapat dibedakan menjadi Colocated CoA (CCoA) dan FA COA. a. Colocated Care-of Address Dalam mode CCoA (Colocated Care-of Address), IP address diperlukan oleh Mobile Node untuk dirinya sendiri di dalam Foreign

9 14 Network, sebagai contoh melalui Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) atau address-management protocol lainnya. Alamat ini dikenal sebagai CCoA. Dalam mode colocated, terdapat dua alamat yang dimiliki oleh Mobile Node, yaitu Home Address dan CCoA. CCoA adalah valid dan routable pada link sekarang dan menerima lalu-lintas data yang sudah ditunnel. Kemampuan untuk mematikan Mobile IP tunnel harus dimiliki oleh Mobile Node dalam mode CCoA. Home address tidak routable pada link sekarang tetapi digunakan sebagai sumber dan tujuan dari semua lalu-lintas data. CCoA tidak efisien terhadap penggunaan alamat IP karena setiap Mobile Node memerlukan alamat yang valid dan dapat diroute untuk semua jaringan yang dikunjungi. Terlepas dari tidak efisiennya, mode CCoA sering digunakan karena paling mudah dalam deploymentnya. Hal itu juga sering dipasangkan dengan IP Private untuk meminimalisasi alamat IP yang boros. b. Foreign Agent Care-of Address Opsi lainnya adalah menggunakan FA CoA. Dalam kasus ini, banyak nodes men-share satu CoA. FA CoA adalah satu atau lebih interface IP addresses yang di-advertise oleh FA Foreign Agent Foreign Agent adalah suatu router yang terhubung dengan access link, yang mampu mematikan tunnel yang berkepentingan dari Mobile Node [1]. FA

10 15 dapat me-advertise satu atau lebih IP addresses sebagai sebuah CoA. Ketika terjadi proses registrasi antara Mobile Node dengan Home Agentnya, proses registrasi terjadi melalui FA. FA menjaga jalur access link ke Mobile Node yang terhubung. Lalu lintas untuk Mobile Node ditunnel dari Home Agent ke FA. Setelah encapsulation header dilepas oleh FA, lalu lintas data dikirimkan ke Mobile Node. FA harus terhubung ke Mobile Node access link secara langsung, karena lalu lintas data hanya akan dikirim melalui pengalamatan layer message authentication code (MAC). Jika FA meroute lalu lintas data, maka data akan dikirim balik ke Home Agent dan berakhir dalam routing loop Correspondent Node Pada dasarnya Correspondent Node (CN) bukan merupakan komponen Mobile IP tetapi merupakan elemen pedantic yang menolong ketika dilakukannya analisa mengenai traffic flow. CN adalah peer traffic dari Mobile Node dalam komunikasi data, sebagai contoh jika Mobile Node menggunakan web browser, CN adalah web servernya Tunneling Biasanya dua jaringan yang sama dihubungkan oleh tunneling melalui suatu jaringan yang tidak sama. Proses enkapsulasi suatu paket IP dengan paket IP lain dilakukan dengan tujuan untuk routing ke lokasi lain yang terspesifikasi pada destination field aslinya. Terutama ketika suatu paket diterima oleh home agent, paket asli akan dienkapsulasi ke dalam paket baru dengan

11 16 menambahkan mobile node s care-of address di dalam field alamat tujuan yang baru sebelum diteruskan ke router yang bersangkutan. Jalur yang dilalui oleh paket yang baru ini dikenal dengan tunnel Konsep Mekanisme Mobile IP Di dalam Mobile dan Wireless Technology, terdapat empat dasar persyaratan untuk mobility protocol, yaitu: pencarian lokasi (location discovery), pendeteksian perpindahan (move detection), memperbaharui sinyal (update signaling), dan pembagunan jalur komunikasi (path (re)establishment) [1] Pencarian lokasi (Location discovery) Dalam Mobile IP terdapat dua tipe lokasi, yaitu Home Network dan Foreign (Visited) Network. Tipe network yang dimana Mobile Node terhubung merupakan inti dari protokol, karena masing-masing protokol menghasilkan Mobile IP handover yang berbeda tipenya dan memerlukan pensinyalan Mobile IP yang berbeda. Tipe lokasinya dipilih berdasarkan pengamatan Mobile IP agent advertisement jika salah satu diterima, atau dengan mengamati alokasi Colocated CoA Pendeteksian perpindahan (Move detection) Mobile Node secara kontinu digunakan dalam proses pendeteksian perpindahan, dimana aksi memonitor perubahan terletak pada path (jalur) yang tersedia ke dalam network. Move detection (deteksi perpindahan) secara cepat menjadi rancu karena garis pemisah layer 2 dan layer 3 kabur. Fitur

12 17 seperti proactive movement dan simultaneous association dengan multiple Layer 2 access point akan menyulitkan lebih jauh. Yang perlu diingat bahwa Mobile IP adalah protocol Layer 3, dan dalam konteks ini, move detection (deteksi perpindahan) adalah proses yang menjaga jalur dari perubahan pada Layer 3 path dimana Mobile Node dapat digunakan untuk mencapai suatu network (jaringan). Mengacu pada pengertian bahwa Mobile IP adalah sebuah routing protocol, hal ini mempunyai pengertian bahwa Mobile Node harus mengerti, seperti bagian dari move detection (deteksi perpindahan), ketika route menjadi tersedia atau menghilang. Mobile IP handover policy Algorithm digunakan untuk mengevaluasi semua candidate route dan menentukan apakah perubahan pada routing diperlukan. Perubahan dalam routing dikenal dengan Mobile IP handover [1] Memperbaharui sinyal (Update signaling) Setelah Mobile IP handover diinisialisasi, Mobile Node menentukan tipe pensinyalan Mobile IP yang diperlukan berdasarkan dari tipe lokasi sebelumnya dan tipe lokasi baru. Pensinyalan Mobile IP ini berupa Registration Request (RRQ) atau Deregistration Request. Dalam point ini, Registration atau Deregistration Request dievaluasi oleh FA yang sedang digunakan dan Home Agent. Lalu pesan Registration Reply (RRP) dikirimkan ke Mobile Node, baik proses tersebut

13 18 sukses maupun gagal. Proses pertukaran sinyal ini disebut sebagai proses registrasi Mobile IP (Mobile IP registration process) Pembagunan jalur komunikasi (Path (re)establishment) Agar registrasi Mobile IP sukses, sebuah tunnel dibentuk antara CoA dan Home Agent. Sebaliknya, agar deregistrasi Mobile IP sukses, tunnel tersebut harus dilepas. Dalam tiap kasus, routing table dari Home Agent dan FA diupdate untuk merefleksikan routing path sekarang. Pada point ini, Mobile Node kembali pada tahap pendeteksian perpindahan, dan prosesnya dimulai lagi. Gambar 2. 4 Mekanisme Mobile IP [2] Keunggulan Mobile IP Protocol Keunggulan dan fitur yang ditawarkan oleh protokol ini untuk host mobility adalah [17]: 1. Tidak ada batasan geografi. Palmtop atau laptop dapat digunakan oleh pengguna dimana saja tanpa harus putus koneksi dari home network

14 2. Tidak memerlukan koneksi secara fisik. 19 IP lokal router didapatkan oleh Mobile IP dan terhubung secara otomatis tanpa proses pengkabelan jika menggunakan teknologi wireless. 3. Modifikasi ke router dan host yang lain tidak diperlukan. IPv4 yang sama digunakan oleh semua router dan host yang ada tanpa harus terganggu layer diatasnya (transport, session, presentation, application). 4. Tidak ada perubahan pengalamatan IP yang digunakan. Pengalamatan tetap menggunakan IP yang sama. 5. Mendukung keamanan. Otentikasi dapat digunakan untuk memastikan pengguna menggunakan home address bersangkutan TEKNOLOGI IPv4 (INTERNET PROTOCOL VERSION 4) Pengalamatan Internet Protocol (IP) Suatu sistem komunikasi dikatakan mampu menyediakan layanan komunikasi universal jika di dalam sistem tersebut setiap host dapat berkomunikasi dengan seluruh host yang ada dalam sistem tersebut. Untuk dapat berkomunikasi diperlukan suatu metode global pengenalan host yang dapat diterapkan disemua host yang ada. Seringkali metode identifikasi host menggunakan name, addresses atau routes. Dimana name mengidentifikasikan apa nama objek tersebut, addresses mengidentifikasikan dimana objek tersebut berada dan routes mengidentifikasikan bagaimana untuk bisa sampai di objek tersebut.

15 20 Dalam melakukan pengiriman data, protokol IPv4 memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery service. Unreliable atau ketidakhandalan berarti tidak ada jaminan sampainya data di tempat tujuan. Connectionless berarti dalam mengirim paket dari tempat asal ke tujuan, tidak diawali dengan perjanjian (handshake) antara pengirim dan penerima. Sedangkan datagram delivery service berarti setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap paket data yang lain. Jalur yang ditempuh antara satu data dengan yang lain bisa berbeda. Sehingga kedatangannya pun bisa tidak terurut seperti urutan pengiriman. Pada sistem pengalamatan dengan IPv4 digunakan 4 oktet bilangan yang ditulis dalam bentuk dotted decimal. Alamat IP tersebut dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Network address dan Host Address. Untuk menentukan alamat network dari suatu IP Address, diperlukan Subnet Mask. Dengan melakukan operasi AND antara IP Address dan Subnet Mask, dapat diperoleh Network Address. Contoh : IP address = Subnet Mask = AND Network Address = Dalam jaringan, hanya device-device yang merupakan bagian dari network yang sama saja yang dapat berkomunikasi secara langsung. Sedangkan untuk network-network dengan network number yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan router.

16 IP Address dibagi menjadi 5 class yaitu : 21 Class IP Address Range IP yang dipakai untuk oktet pertama Netmask Default Jumlah Bit untuk Network Number Jumlah Bit untuk host Number Jumlah host untuk tiap network A = B = C = 254 D Digunakan untuk Multicast dan Experimen Tabel 2. 1 IPv4 Addressing 2.3. TOLOK UKUR KUALITAS LAYANAN Saat ini, Internet telah menjadi infrastruktur pembawa informasi yang sangat penting. Internet digunakan oleh masyarakat untuk memperoleh pendidikan, berbelanja, melakukan transaksi perbankan dan saham. Seiring dengan semakin pentingnya Internet, tuntutan terhadap kualitas Internet juga semakin besar. Didorong oleh kebutuhan akan bandwidth yang lebih lebar, Quality of Service (QoS) dan keamanan, Internet berkembang dengan sangat pesat Kualitas layanan (QoS) dari suatu jaringan ditunjukkan oleh kepuasan pelanggan jaringan. QoS biasanya dapat dinyatakan oleh packet latency, jitter,

17 22 packet loss rate, dan throughput meskipun sebetulnya sangat tergantung pada jenis aplikasi dan persepsi user. IETF telah mengusulkan banyak model layanan dan protokol untuk menyediakan QoS di dalam Internet, dua di antaranya adalah: Intserv/RSVP dan Diffserv. Dua kelas layanan diusulkan oleh model Intserv (Integrated Service)/RSVP (Resource Reservation Protocol) selain layanan best-effort : 1. Guaranted service : untuk aplikasi yang memerlukan batasan delay yang tetap 2. Controlled load service : untuk aplikasi yang memerlukan layanan best-effort yang lebih andal dan lebih enhanced Filosofi dari model ini yaitu router harus mampu menyediakan (reserve) resources untuk menyediakan QoS khusus untuk aliran paket (flow) tertentu. Memerlukan flow-specific state dalam router. RSVP digunakan sebagai protokol signalling bagi aplikasi yang memerlukan pemesanan (reserve) resources. Arsitektur Differentiated Services (Diffserv) dilahirkan akibat kesulitan penerapan Intserv dan RSVP. Pada Diffserv, trafik dibagi kedalam beberapa kelas dan masing-masing ditangani secara berbeda khususnya pada saat jumlah resources terbatas. Header IPv4 mengandung byte type of services (TOS), aplikasi dapat men-set 3 bit di sebelah kiri untuk menunjukkan layanan low delay, high troughput, atau low loss rate, tetapi jumlah pilihannya terbatas. Dengan menggunakan klasifikasi, policing, shaping dan aturan schedulling yang berbeda, beberapa kelas layanan dapat disediakan. Ada masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh Diffserv. meskipun policing dan shaping dilakukan di pinggir (edge) jaringan, distribusi trafik yang tidak seragam masih dapat menyebabkan adanya konsentrasi trafik-trafik berprioritas

18 23 tinggi pada beberapa router. Hal ini dapat menurunkan kinerja trafik berprioritas rendah dan dapat menurunkan kinerja trafik berprioritas tinggi pada router-router tersebut. Masalah ini dapat dipecahkan oleh traffic engineering. Oleh karena itu traffic engineering juga diperlukan untuk menyediakan QoS di Internet. Diffserv bekerja pada transport/network layer. Traffic engineering dan re-route bekerja pada network layer. Selain kedua mekanisme tersebut di atas, ada pula mekanisme yang digunakan pada application layer yaitu traffic redirecting dan load balancing. Beberapa mekanisme QoS berdasarkan layer OSI seperti tabel di bawah sudah direkomendasikan oleh IETF sebagai acuan dan referensi utama. Tabel 2. 2 Spesifikasi Kualitas Layanan [13] Tolok Ukur Kualitas Layanan Untuk Data Aplikasi, protokol, dan tipe traffic yang berbeda memiliki persyaratan QoS yang berbeda pula, baik dalam jumlah loss, latency dan jitter yang dapat ditolerir. Mengetahui

19 24 perbedaan ini adalah elemen penting di dalam mendesain dan mengkonfigurasi sebuah network yang memerlukan QoS. Ketika mengalokasikan kebutuhan QoS yang diperlukan untuk lalu-lintas aplikasi data, profil aplikasi dibutuhkan untuk memahami kebutuhan sebuah network. Tidak ada ketetapan pasti mengenai bandwidth yang dibutuhkan, bahkan beberapa traffic masih dapat mentoleransi tingkat QoS yang rendah. Walaupun demikian, dengan menggunakan prioritas relatif yang sudah cukup terbukti, traffic dapat dibagi menjadi 4 kelas, yaitu: Gold (Mission-Critical) Contoh: perangkat lunak yang digunakan untuk bisnis dan transaksi. Silver (Guaranteed-Bandwidth) Contoh: video streaming, messaging, dan intranet. Bronze (Best-Effort and Default class) Contoh: Internet browsing dan . Less-than-Best-Effort (Optional; higher-drop preferences) Contoh: FTP, backup, dan application (Napster, KaZaa) Tolok Ukur Kualitas Layanan Untuk Voice Kualitas voice secara langsung dipengaruhi oleh semua 3 faktor QoS, yaitu: loss, delay, dan delay variation. Loss mengakibatkan voice clipping dan skip. Algoritma codec industri yang ada dapat memperbaiki sampai 30 ms dari voice yang hilang. Teknologi Cisco Voice over IP (VoIP) menggunakan 20 ms sample dari voice payload per VoIP packet. Hanya sebuah single Real Time Transport (RTP) packet dapat hilang pada waktu tertentu. Jika dua

20 25 successive voice packet hilang, 30 ms ukuran window yang benar terlampaui dan kualitas voice mulai tidak baik. Delay dapat menyebabkan kualitas voice berkurang jika nilainya di atas 200 ms. Jika end-to end voice delay menjadi terlalu panjang, pembicaraan yang terjadi akan terdengar seperti 2 pihak yang sedang berbicara melalui jalur satelit atau CB radio. ITU Standard untuk VoIP G.114, menyatakan bahwa sebuah 150 ms delay satu arah dapat ditolerir untuk kualitas voice yang baik. Dengan memperhatikan delay variation, terdapat adaptive jitter buffer pada alat IP Telephony. Buffer ini dapat mengkompensasi 20 sampai 50 ms jitter Tolok Ukur Kualitas Layanan Untuk Video Aplikasi video streaming memiliki persyaratan QoS yang lebih sederhana dikarenakan aplikasi ini tidak terlalu sensitif terhadap delay. Sebuah video dapat mengambil beberapa detik untuk terputus dan tidak terlalu sensitif terhadap delay variation dikarenakan adanya buffering pada aplikasi. Video streaming mungkin berisi content yang berharga, seperti aplikasi e-learning, dan mungkin membutuhkan service quarantee menggunakan QoS. Streaming video dapat diklasifikasikan silver class dari lalu-lintas data. Ketika menentukan QoS untuk video streaming, isi dari distribusi video harus diperhatikan. Distribusi video file seperti layaknya FTP traffic, dapat mempengaruhi network yang ada jika ukurannya bertambah besar. Trafik distribusi harus dapat dimanage agar tidak mempengaruhi network yang ada. Sebagai contoh, transfer video dapat dilimitasi pada jam-jam off-peak atau diperlakukan sebagai less-than-best-effort traffic.

21 26 Ketika mengalokasikan kebutuhan QoS dari lalu-lintas video conference, persyaratan dasar hampir sama dengan voice. Loss harus kurang dari 1 persen, one-way latency tidak boleh lebih dari ms dan average jitter tidak boleh lebih dari 30 ms. Bandwidth minimum yang harus dijaga adalah ukuran sesi video-converence ditambah 20 persen. Hal ini berarti sebuah 384 Kbps sesi video converence memerlukan 460 Kbps bandwidth yang harus dijaga.

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

BAB 3 KONSEP MOBILE IP. Mobile IPv4 mendukung IPv4 node untuk mobile atau berpindah dari suatu

BAB 3 KONSEP MOBILE IP. Mobile IPv4 mendukung IPv4 node untuk mobile atau berpindah dari suatu 42 BAB 3 KONSEP MOBILE IP 3.1 Mobile IPv4 Mobile IPv4 mendukung IPv4 node untuk mobile atau berpindah dari suatu lokasi ke lokasi yang lain pada jaringan IPv4 dan memelihara proses komunikasi yang aktif

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci

7.1 Karakterisasi Trafik IP

7.1 Karakterisasi Trafik IP BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bermunculan, dari teknologi Voice Over IP hingga GPRS (General Packet Radio

BAB 1 PENDAHULUAN. bermunculan, dari teknologi Voice Over IP hingga GPRS (General Packet Radio BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komunikasi bergerak berbasiskan packet switching kini sudah bermunculan, dari teknologi Voice Over IP hingga GPRS (General Packet Radio Services). Segala infrastruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung Modul 07 ROUTING Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state. DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan

Lebih terperinci

Analisa Kualitas Aplikasi Multimedia pada Jaringan Mobile IP Versi 6

Analisa Kualitas Aplikasi Multimedia pada Jaringan Mobile IP Versi 6 Analisa Kualitas Aplikasi Multimedia pada Jaringan Mobile IP Versi 6 Nur Hayati 1, Prima Kristalina 2, M. Zen S. Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini pertumbuhan jumlah user internet semakin meningkat. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi internet dan tingkat kebutuhan manusia untuk melakukan pertukaran

Lebih terperinci

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server Performance Analysis of VoIP-SIP using on a Proxy Server Sigit Haryadi dan Indra Gunawan Teknik Telekomunikasi - Institut Teknologi Bandung sigit@telecom.ee.itb.ac.id Ringkasan Pada penelitian ini, dilakukan

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Statistik Grafik secara Global dari User yang Melakukan Akses ke Google Menggunakan IPv6 pada Musim Semi 2014 [2]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Statistik Grafik secara Global dari User yang Melakukan Akses ke Google Menggunakan IPv6 pada Musim Semi 2014 [2] BAB II DASAR TEORI 2.1. Sejarah IPv6 Pada tahun 1991, IETF mengumumkan bahwa protokol IPv4 yang digunakan pada masa itu semakin berkurang. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya penggunaan protokol IPv4

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Voice Over Internet Protocol (VoIP) untuk saat ini menjadikan teknologi alternatif dalam berkomunikasi melalui internet, baik berupa audio streaming maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abad informasi menuntut manusia saling terhubung untuk mendapatkan segala bentuk informasi demi kebutuhan hidup dan upaya itu membutuhkan sumber daya dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP Reza Aditya Firdaus Cisco Certified Network Associate R&S Introduction to TCP/IP DoD (Departement of Defense) dibanding dengan OSI OSI Model Application Presentation Session

Lebih terperinci

Teknologi Streaming Streaming

Teknologi Streaming Streaming Teknologi Streaming Teknologi Streaming Streaming adalah sebuah teknologi untuk memainkan file video atau audio yang terletak pada sebuah server dapat secara langsung dijalankan pada User Equipment (UE)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alamat IPv6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi 6. Panjang totalnya

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kebutuhan Sistem Saat melakukan pengujian jaringan VPN PPTP dan L2TP, dibutuhkan perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis unjuk kerja jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut. BAB III METODOLOGI 3.1 Introduksi Kondisi jaringan yang semakin kompleks dan penggunaan aplikasi yang beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan jaringan dengan performa yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. ROUTING Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. Apa itu Routing? Proses pengambilan keputusan melalui gateway yang mana paket harus dilewatkan Routing dilakukan untuk setiap paket yang dikirimkan dari

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 Troughput Throughput Rate rata rata suatu message atau paket sukses diterima pada kanal komunikasi: T = Jumlah message sukses selama pengamatan Lama pengamatan 8 9 10 11 12 13 Jitter Jitter

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP A. Dasar Teori Apa itu jaringan komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media

Lebih terperinci

The OSI Reference Model

The OSI Reference Model The OSI Reference Model Contoh penerapan model OSI : Contoh penerapan model OSI sehari-hari pada proses penerimaan e mail: o Layer 7, Anda memakai Microsoft Outlook yang mempunyai fungsi SMTP dan POP3.

Lebih terperinci

Layer Network OSI. Network Fundamentals Chapter 5. ITE PC v4.0 Chapter Cisco Systems, Inc. All rights reserved.

Layer Network OSI. Network Fundamentals Chapter 5. ITE PC v4.0 Chapter Cisco Systems, Inc. All rights reserved. Layer Network OSI Network Fundamentals Chapter 5 1 Tujuan Mengidentifikasi peran Layer Network, seperti menggambarkan komunikasi dari satu perangkat ke perangkat lain Memahami protokol Network Layer yang

Lebih terperinci

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10 Overview VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) Pertemuan ke 10 VoIP (Voice Over Internet Protocol) merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan Internet Protokol untuk menyediakan komunikasi voice secara

Lebih terperinci

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP Agenda Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP 2 Protokol Definisi : A rule, guideline, or document which guides how an activity should be performed. Dalam ilmu komputer, protokol adalah konvensi

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

3.2 Differentiated Service (DiffServ)... 23

3.2 Differentiated Service (DiffServ)... 23 ABSTRAK Resource reservation Protocol (RSVP) adalah signaling protocol yang memungkinkan aplikasi internet mendapatkan qualities of service (QoS) yang berbeda-beda dengan cara pemesanan sumber daya (resource

Lebih terperinci

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Mobile IPv6 dengan Menggunakan Simulator OMNeT++ Gede Pradipta Yogaswara gunadarma.ac.id Jurusan Teknik

Simulasi dan Analisis Mobile IPv6 dengan Menggunakan Simulator OMNeT++ Gede Pradipta Yogaswara gunadarma.ac.id Jurusan Teknik Simulation and Analysis of Mobile IPv6 By Using OMNeT++ Simulator Gede Pradipta Yogaswara Undergraduate Program, Faculty of Industrial Engineering, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 PERANCANGAN DAN ANALISA UNJUK KERJA JARINGAN BERBASISKAN MOBILE IPV4 Alex 0700726464 Shendy Jayadi

Lebih terperinci

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP Pertemuan III Referensi Model TCP/IP Sasaran Pertemuan 3 - Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan metode pengendalian masukan dan keluaran beberapa definisi mengenai Interfacing Protokol Komunikasi Bahasa

Lebih terperinci

BAB 3 KONSEP MOBILE IP. lokasi ke lokasi yang lain pada jaringan IPv4 dan memelihara proses komunikasi yang

BAB 3 KONSEP MOBILE IP. lokasi ke lokasi yang lain pada jaringan IPv4 dan memelihara proses komunikasi yang BAB 3 KONSEP MOBILE IP 3.1 Mobile IPv4 Mobile IPv4 mendukung IPv4 node untuk mobile atau berpindah dari suatu lokasi ke lokasi yang lain pada jaringan IPv4 dan memelihara proses komunikasi yang aktif masih

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer Soal 1. Jelaskan perbedaan antara model jaringan OSI dan TCP/IP 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud Protocol? 4. Jelaskan tentang konsep class

Lebih terperinci

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages Pendahuluan Tidak ada mekanisme untuk menjamin bahwa data yang dikirim melalui jaringan berhasil. Data mungkin gagal mencapai tujuan dengan berbagai macam

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP TRANSPORT LAYER Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di transport

Lebih terperinci

Gambar 1 : Simple Data Transfer

Gambar 1 : Simple Data Transfer Berikut ini adalah aliran data pada Internetwork. Gambar 1 : Simple Data Transfer Gambar diatas menunjukan transfer data secara sederhana dan gambar-gambar dibawah akan menjelaskan bagaimana data di proses

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer saat ini semakin banyak digunakan oleh orang, terlebih kebutuhan akan akses jaringan nirkabel. Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

Version untuk menunjukkan versi protokol yang dipakai, Header Length menunjukkan panjang paket header dalam hitungan 32 bit.

Version untuk menunjukkan versi protokol yang dipakai, Header Length menunjukkan panjang paket header dalam hitungan 32 bit. Modul 05 INTERNET PROTOCOL (IP) Dalam melakukan pengiriman data protokol IP memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery service. Unreliable atau ketidakhandalan berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan era teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat lepas dari peran serta layanan internet yang semakin melekat erat dengan gaya hidup dan kebutuhan kita

Lebih terperinci

LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T

LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Fungsi lapisan network adalah mengirimkan paket dari sumber ke tujuan. Ketika paket dikirimkan maka lapisan network akan memanfaatkan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Analisis Pengaruh Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Alfin Hikmaturokhman 1, Sri Maya Sari Nainggolan 1,, Eko Fajar Cahyadi 1 Program Studi S1 Teknik telekomunikasi 1 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

Lebih terperinci

BAB III ROUTING Penentuan Routing Path

BAB III ROUTING Penentuan Routing Path BAB III ROUTING Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan routing. Hal-hal yang akan dibahas antara lain komponen-komponen routing, perbedaan routing statis dan dinamis, serta metrik routing.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP Pertemuan III Referensi Model TCP/IP Protokol Komunikasi Bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi. Tatacara komunikasi yang harus disepakati oleh komputer yang ingin melaksanakan komunikasi. Komputer-komputer

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya (Sugiharto, 2011) menjelaskan tentang sebuah sistem yang berfungsi untuk memonitor traffic dalam jaringan, sehingga administrator dapat mengetahui keadaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi TCP/IP Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol yang dilaksanakan dan dibiayai oleh Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Paket TCP/IP

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang teori-teori pendukung yang diperlukan untuk mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Teori-teori yang dituliskan pada bab ini yaitu mengenai jaringan komputer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada Next Generation Network (NGN) yang kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada Next Generation Network (NGN) yang kemungkinan besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi jaringan komputer dan internet saat ini telah menjadi salah satu kebutuhan yang penting dalam aktifitas kehidupan. Setiap hari terus berkembang, perkembangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak BAB II DASAR TEORI 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak Penggunaan perangkat komunikasi bergerak yang bertumbuh dengan cepat mengisyaratkan permintaan penggunaan energi yang

Lebih terperinci

Transport Layer. Oleh : Akhmad Mukhammad

Transport Layer. Oleh : Akhmad Mukhammad Transport Layer Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menjelaskan pentingnya layer Transport. Mendeskripsikan peran dua protokol pada layer Transport : TCP dan UDP. Menjelaskan fungsi-fungis layer Transport

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

Muhamad Husni Lafif. TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer.

Muhamad Husni Lafif.  TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer. Muhamad Husni Lafif muhamadhusnilafif@yahoo.com http://royalclaas.blogspot.com TCP/IP Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP Protocol adalah sekumpulan peraturan atau perjanjian yang menentukan format dan transmisi data. Layer n di sebuah komputer akan berkomunikasi dengan layer n di komputer yang lain. Peraturan dan perjanjian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori umum 2.1.1 Jenis Jaringan A. Berdasarkan Area Berdasarkan luas area, jaringan dibagi lagi menjadi 4 bagian yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN),

Lebih terperinci

Routing IP adalah proses pengiriman data dari satu host dalam satu network ke host

Routing IP adalah proses pengiriman data dari satu host dalam satu network ke host Routing IP adalah proses pengiriman data dari satu host dalam satu network ke host dalam network yang lain melalui suatu router. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket paket ke alamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Alokasi alamat IPv4 sampai penyedia jasa layanan Internet adalah salah satu tindakan yang membantu menghemat spasi alamat IPv4. Tapi di sisi pelanggan tidak dapat

Lebih terperinci

NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : TANGGAL : 10 JUNI 2015

NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : TANGGAL : 10 JUNI 2015 NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : 13111039 TANGGAL : 10 JUNI 2015 1. Penjelasan fitur Mikrotik RouterOS -Firewall Adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP

ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP ARSITEKTUR PROTOKOL TCP/IP 1. Umum... 2 2. Transport Control Protocol (TCP)... 6 3. User Datagram Protocol (UDP)... 8 4. Internet Protocol (IP)... 10 5. Internet Control Message Protocol (ICMP)... 13 6.

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 IPv6 IPv6 dikembangkan oleh IETF untuk dapat memenuhi kebutuhan IP yang diperlukan, selain itu IPv6 juga dikembangkan untuk mengatasi atau menyempurnakan kekurangankekurangan

Lebih terperinci

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer TUGAS JARKOM *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai

Lebih terperinci

Selama tahun 1973, Cerf dan Kahn menyusun beberapa protokol pertama komunikasi data untuk mendukung arsitektur yang mereka miliki

Selama tahun 1973, Cerf dan Kahn menyusun beberapa protokol pertama komunikasi data untuk mendukung arsitektur yang mereka miliki Model TCP/IP original telah dikembangkan pada awal 70 an oleh Vinton Cerf, asisten profesor di Computer Science and Electrical Engineering, Standford dan Robert Kahn dari ARPA. Mereka mencoba untuk membuat

Lebih terperinci

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

MODUL 11 QoS pada MPLS Network MODUL 11 QoS pada MPLS Network A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep QoS 2. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Penganalan Routing dan Packet Forwarding Penganalan Routing dan Packet Forwarding Pengenalan Routing dan Packet Forwarding Pada saat ini jaringan komputer memiliki peran yang signifikan pada kehidupan manusia, jaringan komputer mengubah cara

Lebih terperinci

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK By : Prima Kristalina Program Studi S2 T. Elektro- PENS 2015 OVERVIEW Konsep Dasar Mobility Management Location Management Handoff Management Mobility

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed Pada gambar 4.1 adalah lokasi testbed yang akan diambil datanya. Lokasi testbed berada di lingkungan fakultas teknik Universitas, tiga buah router diletakkan di

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad Networking Model Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. Mengidentifikasi dan mengatasi problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

Pengalamatan IP. Urutan bit Desimal

Pengalamatan IP. Urutan bit Desimal Pengalamatan IP IP adalah protokol TCP/IP yang paling sesuai dengan layer 3 dalam model networking OSI. IP menetapkan pengalamatan, seperti juga routing. Seperti layanan pos, IP menetapkan alamat sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wireless Distribution System Pada standart IEEE 802.11 terminologi dari distribution system adalah sistem yang saling terhubung dinamakan Basic Service Set (BSS). BSS

Lebih terperinci

Refrensi OSI

Refrensi OSI Refrensi OSI Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

Dedicated Router. Mata Pelajaran : Diagnosa WAN Senin, 3 September 2012 Nilai/Paraf :

Dedicated Router. Mata Pelajaran : Diagnosa WAN Senin, 3 September 2012 Nilai/Paraf : Kelompok 4 Iin Windarti (9) Janarto Dwi P (12) Tio Adistiyawan (29) Tomi Kurniawan (30) Kelas : XII TKJ A Dedicated Router Pembimbing : Rudi Haryadi, ST Antoni Budiman, S.Pd Mata Pelajaran : Diagnosa WAN

Lebih terperinci

Pengantar IPv6 Sri Tomo 5)

Pengantar IPv6 Sri Tomo 5) ISSN : 1693-1173 Pengantar IPv6 Sri Tomo 5) Abstrak Internet protokol yang kita gunakan sekarang untuk komunikasi di internet dikenal dengan IPv4. IPv4 ini telah berumur lebih dari 20 tahun. Suksesor dari

Lebih terperinci

DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server.

DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. DHCP ( Dynamic Host Control protocol ) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan DHCP server merupakan sebuah mesin

Lebih terperinci