BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjuan Pustaka Jaringan WCDMA atau 3G di Indonesia masih terus dioptimasi untuk memperbaiki kinerja dan penggunaanya secara maksimal. Adapun permasalahannya yaitu pada optimasi kinerja perangkat pada teknologi WCDMA atau 3G. Berbagai penelitian telah dilakukan sebagai upaya mengoptimasi jaringan 3G dari sisi software. Berikut adalah penelitian tugas akhir yang erat kaitannya dengan tugas akhir ini. a) Andhika Chandra Dewana. Analisis Kualitas Panggilan Layanan Suara (Voice) Sistem WCDMA Saat Terjadi Drop Call Berdasarkan Data Statistik Dan Drive Test. Proyek akhir ini membuat tools simulasi menggunakan Mathlab untuk mengetahui pengaruh drop call terhadap trafik di suatu site. Pembahasan pada tugas akhir ini tidak mencakup optimasi sistem tetapi analisa berdasarkan data hasil drive test dan perhitungan teori. b) Ratu Betha Instania, Perancangan dan Implementasi Software Pendeteksi Error Modul RAX Pada Node-b Jaringan 3G PT. Indosat Tbk. Pembahasan pada tugas akhir ini adalah mengenai pendeteksian kesalahan pada modul RAX saja tanpa memperhatikan parameter untuk downlink nya pada modul TX dan sistem monitoringnya kurang maksimal karena hanya bisa diakses pada perangkat yang telah terpasang softwarenya saja. 2.2 Landasan Teori Teknologi Third Generation (3G) 3G adalah istilah yang digunakan untuk teknologi telepon bergerak generasi ketiga, teknologi ini merupakan pengembangan dari generasi kedua (2G). 3G ditujukan untuk menyediakan layanan multimedia kecepatan tinggi pada jaringan wireless. ITU (International Telecommunication Union) mengistilahkan Laporan Tugas Akhir

2 3G sebagai International Mobile Telecommunication 2000 (IMT-2000). Standar teknologi 3G yang digunakan di Indonesia adalah WCDMA. WCDMA mempunyai kecepatan transfer data hingga 2 Mbps. Adapun spesifikasi dari WCDMA dapat dilihat pada Tabel 1. PARAMETER Pita Frekuensi Carrier Spacing Modulasi Tipe Data User Data Rate Tabel 1. Spesifikasi Teknologi WCDMA JENIS/ NILAI Uplink: MHz Downlink: MHz 5MHz QPSK Packet dan circuit switch 384 Kbps hingga 2 Mbps Arsitektur Jaringan 3G Pada dasarnya arsitektur jaringan WCDMA tidak berbeda jauh dengan arsitektur jaringan sistem komunikasi bergerak selular pada GSM. Beberapa elemen jaringan pada GSM digunakan kembali oleh UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) dengan melakukan beberapa upgrading di antaranya MSC (Mobile Switching Centre), HLR (Home Location Register), SGSN (Serving GPRS Support Node) dan GGSN (Gateway GPRS Support Node). Jaringan UMTS memiliki elemen jaringan yang ditunjukkan pada Gambar 1. Adapun interface baru yang terdapat pada UMTS, yaitu: 1. Uu yang menghubungkan User Equipment dan node-b. 2. Iub (Iu-Bis) yang menghubungkan RNC dan node-b 3. Iu-CS yang menghubungkan jaringan UTRAN dengan MSC. Interface ini digunakan untuk data circuit-swtiched 4. lu-ps yang menghubungkan jaringan akses dengan SGSN dari core network. Interface ini digunakan untuk data packet-swtiched 5. Iur yang menghubungakn RNC dengan RNC lainnya. Om yang menghubungkan RNC dan OSS Laporan Tugas Akhir

3 Core Network Gambar 1. Arsitektur Om WCDMA-UMTS Om OSS Gambar 1. Arsitektur Jaringan 3G Jaringan WCDMA-UMTS terdiri atas tiga bagian utama yaitu User Equipment (UE), UMTS Terresterial Radio Access Network (UTRAN), dan Core Network (CN) UE ( User Equipment) User Equipment merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat memperoleh layanan komunikasi bergerak. UE dilengkapi dengan Universal Subscriber Identity Module (USIM). Selain terdapat USIM, UE juga dilengkapi dengan ME (Mobile Equipment) yang berfungsi sebagai terminal radio yang digunakan untuk komunikasi lewat radio Berbagai jenis UE dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Berbagai jenis UE Laporan Tugas Akhir

4 UMTS Terresterial Radio Access Network (UTRAN) UTRAN memiliki dua elemen jaringan, yakni Node-B dan RNC (Radio Network Controller). Node-b Node-b adalah unit fisik untuk mengirim atau menerima frekuensi pada sel. Tugas utama node-b adalah memproses data-data yang diterima dari UE dan meneruskannya ke RNC. Terdapat interface Uu yang menghubungkan User Equipment dan node-b. Sedangkan untuk menghubungkan RNC dan node-b terdapat Iub (Iu-Bis). Node-b biasa disebut site, site ini harus dapat meng-cover areanya dengan baik. Untuk itu dilakukanlah sektorisasi antena. Sektorisasi pada antena adalah pengarahan daya pancar antena site pada arah tertentu. Pengarahan antena ini bergantung dari kebutuhan. PT Indosat membagi site ke dalam 3 sektor yakni sektorisasi 120 o yang membagi wilayah cakupan sel menjadi tiga area yang sama besar. Sektorisasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Sektorisasi 120 o RNC Sebuah RNC dapat menampung puluhan hingga ratusan Node-B untuk menangani pelanggan dalam suatu area. Dalam jaringan 3G, terdapat interface Iur yang menghubungkan antar RNC. Interface ini membantu jaringan UTRAN dalam melakukan handover antar RNC. Terdapat dua interface yang menghubungkan RNC dan Core Network, yaitu Iu CS dan Iu PS. Iu CS adalah interface untuk circuit switched yang menangani layanan voice, video dan layanan yang berupa layanan real-time. Sedangkan Iu PS merupakan interface untuk packet switched yang menangani berbagai macam layanan data. Laporan Tugas Akhir

5 Core Network (CN) Core Network adalah bagian sentral (pusat) dari jaringan yang menyediakan berbagai layanan kepada user yang terhubung dengan jaringan. Core/jaringan backbone menyediakan jalur untuk pertukaran informasi antara jaringan yang berbeda-sub lalu mengolahnya agar bisa saling berhubungan dan bertukar informasi. Dengan melewati jaringan ini maka user tidak hanya berinteraksi dengan pengguna UMTS mobile saja, tetapi juga dengan jaringan yang lain. Core Network mengatur fungsi kontrol, switching, database dan autentikasi. Bagian ini terintegrasi dengan core pada jaringan 2G. Bagian core ini terhubung ke external network seperti PSTN, ISDN, provider lain dan jaringan internet Radio Base Station (RBS) 3G Ericsson RBS adalah komponen terpenting dalam telekomunikasi bergerak, bisa dikatakan bahwa, tanpa RBS maka suatu komunikasi tidak bisa dikatakan sebagai mobile communication. RBS adalah komponen terdepan dari jaringan telekomunikasi bergerak, yang langsung berhubungan dengan mobile equipment. Dalam hal ini PT Indosat Tbk memakai produk dari vendor Ericsson dalam pengadaan perangkat RBS untuk jaringan UMTS (3G). Pada laporan tugas akhir ini penulis tidak akan membahas mengenai tipetipe RBS 3G Ericsson, tetapi hanya menjelaskan modul-modul yang terdapat di dalam RBS 3G Ericsson. Berikut ini adalah arsitektur RBS 3G Outdoor keluaran Ericsson yang digunakan oleh PT Indosat ditujukan oleh Gambar 4. Laporan Tugas Akhir

6 Gambar 4. RBS Ericsson Tipe Outdoor (Ericsson, RBS Functional Overview) Berikut adalah penjelasan dari modul-modulnya. SCB Bentuk fisik dari SCB ditunjukkan oleh Gambar 5. Gambar 5. SCB SCB berfungsi sebagai penanggung jawab proses switching. Proses-proses penting yang terjadi di dalam SCB adalah sinkronisasi, interface konektor ke setiap subrack, dan menyediakan power ke subrack juga unit fan. Laporan Tugas Akhir

7 TUB Bentuk fisik dari TUB ditunjukkan oleh Gambar 6. Gambar 6. TUB TUB berfungsi membuat dan mendistribusikan referensi sinkronisasi untuk local timing. Frekuensinya ditentukan oleh referensi sinyal eksternal. Referensi sinyalnya harus dapat dilacak dan minimal harus sama dengan Stratum 2 (ITU-T G.812). Jika referensi sinyal external tidak dapat dideteksi maka TUB akan mengirimkan sinyal alarm ke GPB. Port A digunakan untuk input referensi sinkronisasi dan harus berada pada frekuensi 544 KHz atau 10 MHz. Port B dan C memiliki kegunaan yang sama yaitu untuk mengecek frekuensi sinkronisasi TUB. ETB ET-MC1 adalah Exchange Terminal dengan 8 interface E1 untuk transport ATM dan TDM. ET-MCI juga merupakan interface antara kabel transmisi dengan switch ATM di SCB dan remote MUB (Management Interface). Port A sampai D menerima input dari DF. ET ini ditunjukkan pada Gambar 7. Gambar 7. ET-MC1 Laporan Tugas Akhir

8 GPB Bentuk fisik dari GPB ditunjukkan oleh Gambar 8. Gambar 8. GPB GPB berfungsi sebagai Main Processor. Proses-proses seperti signaling dan terminasi operation dan maintenance terjadi di sini. GPB dilengkapi dengan ethernet dan serial access. Sebuah flashcard di dalam GPB berfungsi menyimpan data-data software GPB yang hanya digunakan jika ingin merestart GPB. RAXB Bentuk fisik dari RAXB ditunjukkan oleh Gambar 9. Gambar 9. RAXB RAX digunakan sebagai pemprosesan uplink baseband. RAX bertugas menerima data uplink dari mobile user. Semakin banyak RAX yang dipasang, maka semakin banyak kapasitas trafik yang dapat ditangani. Laporan Tugas Akhir

9 TXB Bentuk fisik dari TXB ditunjukkan oleh Gambar 10. Gambar 10. TXB TX digunakan sebagai pemprosesan downlink baseband, seperti penanganan transport channel, encoding, modulation, spreading, dan pengkombinasian channel secara fisik. Semakin banyak jumlah TX maka semakin banyak traffic yang dapat ditangani. Jumlah TX sebagai transmitter harus sebanding dengan jumlah RAX sebagai receiver. BBIFB Bentuk fisik dari BBIFB ditunjukkan oleh Gambar 11. Gambar 11. BBIF BBIF mengkoneksikan subrak BB ke subrak RF. Koneksinya membawa downlink dan uplink traffic stream. Port A sampai D terhubung langsung dengan RFIF di subrak RF. Sedangkan port E untuk interkoneksi antar BBIF 1 dengan BBIF 2. Laporan Tugas Akhir

10 RFIFB RFIF berfungsi untuk mengatur beberapa hal sebagai berikut. 1. Konversi D/A dan A/D 2. Modulasi dan Demodulasi RF 3. Carrier combining dan splitting RF 4. LNA (Low Noise Amplifier) Bentuk fisik dari BBIFB ditunjukkan oleh Gambar 12. Gambar 12. RFIFB TRXB Sebuah TRXB terdiri dari dua buah transceiver independen untuk dua pasang TX dan RX. TRX memfasilitasi proses-proses sebagai berikut. 1. A/D dan D/A conversion 2. Channel filtering 3. Delay dan gain adjustment 4. RF modulation dan demodulation Bentuk fisik dari BBIFB ditunjukkan oleh Gambar 13. Gambar 13. TRXB Laporan Tugas Akhir

11 AIU AIU terdiri dari filter dan unit control, yang kita kenal dengan nama combiner dan splitter unit. AIU mengatur : 1. Duplex Filter dari sinyal TX dan Rx 2. Flexible frequency dan signal splitting 3. Low-noise amplification dari sinyal RX 4. Mengukur power TX 5. Frequency combination in the downlink, 6. Signal splitting dan high power combination ketika menggunakan 2 modul MCPA. Bentuk fisik dari BBIFB ditunjukkan oleh Gambar 14. Gambar 14. AIU XALM XALM mengontrol alarm keseluruhan RBS. Jika XALM menerima alarm, maka XALM akan meneruskan alarm tersebut ke CF3. XALM ditunjukkah pada Gambar 15. Gambar 15. XALM Laporan Tugas Akhir

12 XALM memiliki 6 buah port, yaitu : a. Port 1 mengontrol alarm 1 sampai 8 untuk alarm pada DF atau OVP. Bertugas mendeteksi jika sistem transmisi seperti E1 menerima daya berlebihan dari daya yang seharusnya diterima. b. Port 2 mengontrol alarm 9 sampai 16 untuk alarm pintu. Bertugas mendeteksi kemalingan, jika ada yang membuka pintu RBS tanpa izin. c. Port 3 mengontrol alarm 17 sampai 24 untuk alarm asap. Bertugas mendeteksi kebakaran baik modul-modul di dalam RBS ataupun kebakaran di luar RBS. d. Port 4 mengontrol alarm 26 sampai 32 untuk alarm lainnya seperti Main PLN OFF dan modul-modul yang bermasalah. e. Port 5 adalah satu-satunya output port yang meneruskan alarm yang diterimanya ke CF3. f. Port 6 sebagai input daya XALM Pengenalan Tools Tools yang diperlukan untuk realisasi sistem ini adalah PHP dan database MySQL. Berikut sekilas tentang tools tersebut. PHP PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdroft, seorang programmer C pada tahun Tujuan dari bahasa scripting ini adalah untuk membuat aplikasiaplikasi yang dijalankan di atas teknologi Web. Dalam hal ini, aplikasi pada umumnya akan memberikan hasil pada Web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan Web server. Kekuatan yang paling utama PHP adalah pada konektivitasnya dengan sistem database di dalam Web. Sistem database yang dapat didukung oleh PHP adalah Oracle, MySQL, Sybase, PostgreSQL, dan lainnya. PHP dapat berjalan di berbagai sistem operasi seperti Windows, Unix, Linux, maupun Macintosh. (Kadir, Abdul; 2009) Berikut dijelaskan mengenai dasar pemrograman PHP. a. Variabel Dalam setiap bahasa pemrograman, selalu dikenal istilah variabel. Variabel adalah sebuah istilah tempat untuk menyimpan data yang nilainya dapat berubah. Laporan Tugas Akhir

13 Variabel selalu diawali dengan adanya tanda dollar ( $ ). Variabel dalam PHP adalah case sensitive (membedakan antara huruf kecil dan huruf besar), oleh karena itu harus hati-hati dalam penulisan dan pemakaian nama variabel. Variabel dengan nama $abc berbeda dengan variabel $Abc. Contoh penggunaan variabel: <? $nama = Andi ; $umur = 8 tahun ; $Nilai = 10;?> b. Tipe Data PHP mengenal tiga macam data yakni string, integer dan floating point. String diapit oleh tanda petik ganda ( ) atau tanda petik tunggal ( ). Tipe data floating point lebih dikenal dengan nama double dan selalu dalam bentuk desimal. Contoh penulisan tipe data dalam PHP adalah sebagai berikut: Tipe data string: $nama = Dani ; $umur = 8 tahun ; Tipe data integer: $Nilai = 10; $jumlah = 5; Tipe data floating point (double): $total = 10.00; $jarak = 35.15; c. Konstanta Konstanta adalah variabel nilainya tidak pernah berubah atau tetap. Konstanta ini dideklarasikan dan diberi nilai pada awal program dan nilainya tetap selama program berjalan. PHP telah mendefinisikan beberapa konstanta seperti contohnya Laporan Tugas Akhir

14 konstanta TRUE yang telah diberi nilai 1 dan FALSE yang bernilai 0 dan beberapa konstanta-konstanta lainya. Contoh penulisan konstanta: define( NAMA, John Tralala ); define( JABATAN, Direktur ); echo Namaku adalah NAMA dan jabatanku adalah JABATAN ; Perintah diatas akan menampilkan teks : Namaku adalah John Tralala dan jabatanku adalah Direktur. d. Operator Sebagaimana dalam pembahasan pemrograman lainya, didalam PHP dikenal ada beberapa operator. Operator adalah simbol yang digunakan untuk memanipulasi data. Dalam laporan tugas akhir ini hanya akan dibahas operator yang sering digunakan. Operator-operator tersebut ditunjukkan oleh Tabel 2. Tabel 2. Berbagai Macam Operator pada PHP e. Kontrol Percabangan Percabangan adalah melakukan suatu proses jika kondisi yang ditentukan terpenuhi. Di dalam PHP dikenal tiga macam perintah percabangan yaitu: Laporan Tugas Akhir

15 - IF Perintah IF adalah kontrol percobaan yang akan melakukan serangkaian perintah jika kondisi yang diberikan padanya terpenuhi atau bernilai benar. Cara penulisanya adalah sebaai berikut: If(kondisi) { serangkaian perintah yang akan dijalankan jika kondisi terpenuhi } - IF ELSE Perintah ini hampir sama dengan perintah IF di atas, bedanya kalau perintah IF tidak melakukan proses apa-apa jika kondisinya tidak terpenuhi, sedangkan IF ELSE mempunyai pilihan proses yang akan dilakukan jika kondisinya tidak terpenuhi. Cara penulisanya adalah sebagai berikut: If(kondisi) { serangkaian perintah yang akan dijalankan jika kondisi terpenuhi; } else { serangkaian perintah yang akan dijalankan jika kondisi tidak terpenuhi; } - SWITCH Perintah SWITCH digunakan jika percabangan yang akan dilakukan lebih dari dua. Cara penulisannya adalah sebagai berikut: Laporan Tugas Akhir

16 Switch(kondisi) { case konstanta 1: serangkaian perintah 1; break; case konstanta 2: serangkaian perintah 2; break; case perintah 3: serangkaian perintah 3; break; case perintah 4: serangkaian perintah 4; default: serangkaian perintah; } Perintah SWITCH akan mendeteksi nilai dari kondisi dan membandingkanya dengan nilai kostanta pada tiap tiap case. perbandingan dimulai dari konstanta 1 sampai dengan konstanta terakhir. Jika ditemukan nilai yang sama maka serangkaian perintah akan dijalankan pada case yang bersangkutan sampai ditemukan peryataan break. Peryataan break ini akan mengakhiri perintah SWITCH. Jika tidak ditemukan nilai yang sama antara nilai kondisi dan nilai nilai kostanta, maka serangkaian perintah pada default akan dijalankan. f. Kontrol Pengulangan Di dalam membuat program, terkadang ingin agar perintah dilakukan secara berulang ulang. Maka tidak perlu menuliskan perintah sebanyak pengulangan tersebut, dapat digunakan perintah perintah seperti FOR, WHILE dan DO WHILE - FOR Perintah pengulangan FOR adalah perintah pengulangan yang sederhana. Laporan Tugas Akhir

17 Yang perlu dimasukkan hanyalah nilai awal dan nilai akhir dari variabel penghitung. Cara penulisanya: For ( nilai_awal, nilai_akhir, inkrementasi/dekrementasi) { serangkaian perintah yang akan diulang; } - WHILE Perintah pengulangan WHILE adalah perintah pengulangan yang akan dilakukan selama kondisi terpenuhi atau selama kondisi bernilai TRUE. Pengulangan akan berhenti jika kondisi tidak terpenuhi lagi atau kondisi bernilai FALSE. Satu hal yang harus diperhatikan bahwa untuk masuk ke proses pengulangan, maka kondisi harus dibuat TRUE terlebih dahulu. Cara penulisanya adalah: While (kondisi) { serangkaian perintah yang akan diulangi; } - DO..WHILE Sebenarnya perintah ini mirip dengan printah WHILE, yang membedakannya adalah letak dari pemeriksaan kondisinya. Kalau pada perinah WHILE, pemeriksaan kondisi dilakukan sebelum memasuki proses perulangan, maka pada DO WHILE pmeriksaan kondisi dilakukan setelah proses perulangan berlangsung. Dengan demikian pada perintah DO WHILE, proses pengulangan akanberlangsung minimal satu kali sekalipun kondisi tidak terpenuhi, sedangkan pada perintah WHILE proses pengulangan tidak akan pernah terjadi jika kondisi tidak terpenuhi. Cara penulisannya: Do { serangkaian perintah pengulangan; } Laporan Tugas Akhir

18 While (kondisi) PHP Excel Reader Cara lama yang biasa digunakan untuk melakukan import data dari excel ke dalam MySQL adalah dengan menyimpan file excel tersebut sebagai file berformat CSV. Namun diyakini bahwa format CSV ini tidak akan valid karena batas antar sel dan batas antar baris masih menggunakan karakter huruf alfabet. Semisal, ditentukan sebuah cara bahwa batas sel adalah dengan tanda koma, maka jika dalam konten sel terdapat koma, maka akan terjadi kesalahan dalam pembacaan jumlah sel. Cara paling baik yaitu membiarkan saja dalam bentuk.xls file yang dibuka encoding datanya, dan kemudian direstore dalam bentuk text yang bisa dibaca dengan normal oleh PHP. Untuk membuka encoding data ini telah disediakan sebuah tools yang terkenal yang dinamakan PHP Excel Reader yang dibuat oleh Vadim Tkachenko. Class ini sebenarnya hanya diperuntukkan untuk membaca file Excel saja, namun dengan sedikit modifikasi dan pengembangan dapat kita gunakan untuk melakukan import data Excel ke MySQL. File yang diupload hanya akan diletakkan dalam direktori temporary, dan mulai dibaca. Sheet_index merupakan nomor worksheet yang dibaca. 0 adalah worksheet pertama. Selanjutnya pembacaan baris dimulai dari nomer 2 (dua) karena baris pertama berisi header kolom. Pembacaan akan dimulai dengan proses looping yang dimulai dengan angka dua dan berakhir pada jumlah baris excel yang terbaca oleh PHP. Urutannya adalah $cell->val( baris,kolom );. Data diinisiasi dalam variabel masing-masing, dan dimasukkan dalam query lalu dieksekusi. Untuk sementara hanya yang di bawah MS. Office 2007 atau Office saja. Dengan kata lain class ini tidak bisa digunakan untuk membaca file Excel yang berekstensi (*.xlsx). Oleh karena itu pastikan file Excel yang diimport berekstensi *.xls.(rosihanari, 2010) Laporan Tugas Akhir

19 Database MySQL Database sering didefinisikan sebagai kumpulan data yang terkait. Secara teknis, yang berada dalam sebuah database sekumpulan tabel atau objek lain (indeks, view, dan lain-lain). Tujuan utama pembuatan database adalah untuk memudahkan dalam akses data. Data dapat ditambahkan, diubah, dihapus, atau dibaca dengan relatif cepat. Saat ini tersedia banyak perangkat lunak yang ditujukan untuk mengelola database. Salah satunya adalah MySQL yang merupakan software yang tergolong database server dan bersifat Open Source. Open Source menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan source code (kode yang dipakai untuk membuat MySQL). Hal menarik lainnya adalah MySQL bersifat multiplatform yang berarti dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi. (Kadir, Abdul; 2009) Pengaksesan data dalam database dapat dilakukan dengan mudah melalui SQL. Data dalam database bisa diakses melalui aplikasi non-web (misalnya dengan Visual Basic) maupun aplikasi Web (misalnya dengan PHP). Pada kesempatan kali ini hanya akan dibahas koneksi database MySQL melalui PHP. Secara umum akses ke database melalui tiga tahapan : Koneksi ke database. Untuk koneksi ke database MySql kita membutuhkan dua fungsi yaitu mysql_connect(), dan mysql_select_db(). - mysql_connect memiliki sintaks : mysql_connect(nama host, username database, password database) - mysql_select_db memiliki sintaks : mysql_select_db(nama database). Fungsi mysql_select_db baru digunakan apabila database telah dibuat terlebih dahulu. Untuk membuat database ataupun tabel ada beberapa cara diantaranya yaitu memakai program bantuan PHPMyAdmin ataupun melalui script PHP. Namun akan lebih mudah penggunaannya jika menggunakan PHPMyAdmin yang berfungsi melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan database seperti membuat database, tabel, dan lain-lain. Untuk membuka program ini arahkan URL di browser ke Laporan Tugas Akhir

20 Query/permintaan data. - Memasukan Data (Insert) Untuk memasukan data ke database, sintaks MySQL yang digunakan adalah : INSERT INTO nama_tabel (field_1, field_2,...field_n) VALUES ( data_1, data_2,... data_n ) Jika parameter field tidak dideklarasikan, data yang dimasukan jumlahnya harus sama dengan jumlah field dari tabel tersebut. - Menampilkan Data (Select) Query ini digunakan untuk menampilkan seluruh data ataupun mencari kemudian menampilkan data sesuai kriteria yang kita inginkan. Berikut ini perintah untuk menampilkan data: SELECT nama_field_1, nama_field_2,...nama_field_n from nama_tabel where kriteria order by nama_field asc desc Untuk memilih seluruh field yang ada maka dapat digunakan : SELECT * from nama_tabel where kriteria order by nama_field asc desc - Mengubah Data (Update) Seringkali setelah data pun perlu untuk diperbaharui. Untuk mengubah data digunakan sintaks sebagai berikut: UPDATE name_tabel SET nama_field_1= isi_baru_1, nama_field_2= isi_baru_2, nama_field_n= isi_baru_n WHERE kriteria; - Menghapus Data (Delete) Untuk menghapus data yang sudah tidak digunakan lagi, gunakan perintah: DELETE from nama_tabel WHERE kriteria; Laporan Tugas Akhir

21 Untuk mengambil hasil query dari database digunakan fungsi mysql_fetch_array(). Fungsi ini akan membaca data/record secara baris perbaris dan hasil yang diperoleh adalah dalam bentuk array assosiatif. Pemutusan koneksi database. Adapun script yang digunakan untuk pemutusan koneksi database yaitu: <?php mysql_free_result(variable untuk menyambungkan dengan database);?> Laporan Tugas Akhir

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sistem standar 3G yang dipakai di Indonesia menggunakan teknologi WCDMA ( Wide Code Division Multiple Access ) dimana dengan teknologi ini memungkinkan kecepatan data mencapai 384

Lebih terperinci

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI TOOLS PENDETEKSI HANGING BOARD RAX DAN TX NODE-B JARINGAN 3G PADA PT. INDOSAT, TBK MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

DESAIN DAN IMPLEMENTASI TOOLS PENDETEKSI HANGING BOARD RAX DAN TX NODE-B JARINGAN 3G PADA PT. INDOSAT, TBK MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL DESAIN DAN IMPLEMENTASI TOOLS PENDETEKSI HANGING BOARD RAX DAN TX NODE-B JARINGAN 3G PADA PT. INDOSAT, TBK MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL Design and Implementation Detection Tools of Hanging Board in RAX and

Lebih terperinci

Universal Mobile Telecommunication System

Universal Mobile Telecommunication System Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penggunaan jaringan 3G di Indonesia masih terus ditingkatkan dan dianalisa terutama mengenai optimasi jaringan, baik dari sisi kapasitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116

BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116 BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116 3.1 Deskripsi RBS 3116 RBS 3116 adalah salah satu dari keluarga RBS 3000 perangkat WCDMA (Wide Code Division Multiple Access) yang dimiliki oleh Ericsson yang bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Dyan Tri

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G)

TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G) TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G) Diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Operasi Total Commander Total Commander ini adalah sebuah software explorer manager buatan Christian Ghisler yang sangat user friendly, bagi yang sempat merasakan jaman

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang semakin pesat di berbagai belahan dunia, membuat semua orang ingin berkomunikasi tanpa terbatasi adanya jarak dan kecepatan. Saat ini manusia

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan

DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan BAB II DASAR TEORI 2.1 GPRS (General Packet Radio Service) 2.1.1 Definisi GPRS Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan circuit-switched GSM dengan tujuan mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM

Lebih terperinci

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan CDMA adalah teknologi berbasis spread spectrum

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Oleh: Chairunnisa Adhisti Prasetiorini (L2F008021) Jurusan

Lebih terperinci

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT SGSN R7 (SERVING GPRS SUPPORTING NODE) SEBAGAI MEDIA PENGHUBUNG DALAM LAYANAN GPRS Mochamad Nur Taufiq ( L2F008057 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) Badan telekomunikasi dunia ITU (International Telecommunication Union) telah merencanakan teknologi telepon seluler generasi ketiga

Lebih terperinci

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN Donny Panggabean (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi

Lebih terperinci

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian

Lebih terperinci

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang

Lebih terperinci

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII Arsitektur Jaringan GSM Pertemuan XIII Jaringan GSM adalah sistem yang terdiri dari beberapa sel/cell. Jangkauan area service sebuah cell (atau yang disebut coverage berbeda dari satu cell dengan cell

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. (proses handover dari macrocell ke femtocell) telah dilakukan secara luas dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. (proses handover dari macrocell ke femtocell) telah dilakukan secara luas dalam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Literatur Penelitian dan pengembangan teknologi mengenai prosedur hand-in (proses handover dari macrocell ke femtocell) telah dilakukan secara luas dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sejarah Teknologi GSM Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun 1979 ditetapkan bahwa frekuensi 860 Mhz 960 Mhz dialokasikan untuk komunikasi selular

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat dan maju, telah membuat teknologi tidak dapat dipungkiri dapat mempermudah pekerjaan dalam

Lebih terperinci

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sitem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. keluaran. Berikut gambaran umum sebuah sistem.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sitem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. keluaran. Berikut gambaran umum sebuah sistem. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Konsep Dasar Sistem Sitem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu (Hartono, 1999). Model umum sebuah sistem terdiri

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM) BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM) Global Sistem For Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Perkembangan teknologi komunikasi berupa sistem komunikasi bergerak bukanlah hal yang baru dalam masyarakat di jaman sekarang ini. Kebutuhan akan pertukaran informasi saat ini semakin meningkat,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KAPASITAS LOCATION AREA CODE TERHADAP PERFORMANSI PADA JARINGAN 3G Cornelis Yulius Ganwarin, [1] Rendy Munadi [2], Asep Mulyana [3]

ANALISIS PENGARUH KAPASITAS LOCATION AREA CODE TERHADAP PERFORMANSI PADA JARINGAN 3G Cornelis Yulius Ganwarin, [1] Rendy Munadi [2], Asep Mulyana [3] ANALISIS PENGARUH KAPASITAS LOCATION AREA CODE TERHADAP PERFORMANSI PADA JARINGAN 3G Cornelis Yulius Ganwarin, [1] Rendy Munadi [2], Asep Mulyana [3] 1,2,3 Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT KONSEP DASAR SELULER TEKNIK TRANSMISI SELULER (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT A. Pendahuluan Yang mendasari perkembangan Keterbatasan spektrum frekuensi Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD 2.1 UTRA-TDD UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) adalah sistem yang pertama kali dikembangkan oleh ETSI (European Telecommunications Standard

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT JARINGAN RADIO (RADIO NETWORK) BERBASIS UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM

Lebih terperinci

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi saat ini sangatlah pesat, kebutuhkan jaringan handal yang mampu mengirim data berkecepatan tinggi dan mendukung fitur layanan yang

Lebih terperinci

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST. Home Networking Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Pengertian Jaringan adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan media

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi bergerak, yaitu suatu komunikasi antara dua terminal dengan salah satu atau kedua terminal berpindah tempat.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS

Lebih terperinci

Pengembangan Web. Ramos Somya

Pengembangan Web. Ramos Somya Pengembangan Web Ramos Somya PHP adalah singkatan dari: Hypertext Preprocessor, yang merupakan sebuah bahasa scripting. Artinya: semua sintaks PHP akan dieksekusi di server dan dikembalikan ke client dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA Telekomunikasi nirkabel yang dikenal dengan istilah seluler merupakan suatu cara dalam pertukaran informasi antara penggunanya dengan tidak terpaku pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi di Indonesia. Latar Belakang

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi di Indonesia. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Voice Privacy telah menjadi salah satu fasilitas penting dalam keamanan komunikasi. Voice Privacy diharapkan dapat digunakan mulai tingkat masyarakat terkecil, yaitu keluarga,

Lebih terperinci

MODUL 6 JDBC (JAVA DATABASE CONNECTIVITY)

MODUL 6 JDBC (JAVA DATABASE CONNECTIVITY) MODUL 6 JDBC (JAVA DATABASE CONNECTIVITY) TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mengetahui definisi JDBC dan langkah-langkah standar koneksi database dengan JDBC 2. Praktikan mampu menganalisis suatu kasus dan

Lebih terperinci

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station 2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi 3G (WCDMA / UMTS) Teknologi WCDMA adalah teknologi radio yang digunakan pada sistem 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM. Pada jaringan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek Node B Seri BTS3812 yang Digunakan PT. Natrindo Telepon Seluler (Axis)

Makalah Seminar Kerja Praktek Node B Seri BTS3812 yang Digunakan PT. Natrindo Telepon Seluler (Axis) Makalah Seminar Kerja Praktek Node B Seri BTS3812 yang Digunakan PT. Natrindo Telepon Seluler (Axis) Oleh : Risma Septiana (L2F008083) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem komunikasi semakin berkembang dengan banyaknya user yang menghendaki terjaminnya kontinuitas hubungan telekomunikasi, tidak terbatas saat user dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu

Lebih terperinci

Bluetooth. Pertemuan III

Bluetooth. Pertemuan III Bluetooth Pertemuan III Latar Belakang Pada bulan Mei 1998, 5 perusahaan promotor yaitu Ericsson, IBM, Intel, Nokia dan Toshiba membentuk sebuah Special Interest Group (SIG) dan memulai untuk membuat spesifikasi

Lebih terperinci

Tutorial Tipe Data MySQL

Tutorial Tipe Data MySQL Tutorial Tipe Data MySQL Benar mendefinisikan field dalam tabel adalah penting untuk optimasi keseluruhan dari database Anda. Anda harus menggunakan hanya jenis dan ukuran lapangan Anda benar-benar perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini kami memberikan informasi mengenai latar belakang UMTS dalam bentuk arsitektur jaringan dan protokol stack yang digunakan. 2.1 Arsitektur Jaringan UMTS Universal Mobile

Lebih terperinci

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk. 17 BAB III KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk. 3.1. Definisi MSC ( Mobile Switching Center ) Secara umum, fungsi MSC adalah mengontrol panggilan dari dan menuju sistem telepon maupun data yang lain.

Lebih terperinci

BAB II TEORI ANTENA. Penemuan teknologi radio adalah kemajuan besar dunia telekomunikasi.

BAB II TEORI ANTENA. Penemuan teknologi radio adalah kemajuan besar dunia telekomunikasi. BAB II TEORI ANTENA 2.1 Umum Penemuan teknologi radio adalah kemajuan besar dunia telekomunikasi. Awal 1800-an secara terpisah Joseph Henry, profesor dari Pinceton University, dan fisikawan Inggris Michael

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Setelah tahap penganalisaan dan perancangan, maka langkah selanjutnya dalam membangun sebuah sistem informasi adalah menguji apakah sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan.

Lebih terperinci

Analisis Performa Jaringan 3G Pada Saat Cuaca Bagus dan Cuaca Buruk Menggunakan OPNET

Analisis Performa Jaringan 3G Pada Saat Cuaca Bagus dan Cuaca Buruk Menggunakan OPNET Analisis Performa Jaringan 3G Pada Saat Cuaca Bagus dan Cuaca Buruk Menggunakan OPNET Muhammad Rizky Pribadi STMIK MDP Palembang Jln. Rajawali No. 14, Kec. Ilir Timur II, 9 Ilir, Palembang, rizky@mdp.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM PT. INDOSAT, Tbk Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)

Lebih terperinci

E-trik Ajax. Database MySQL. Dedi Alnas

E-trik Ajax. Database MySQL. Dedi Alnas E-trik Ajax Database MySQL Dedi Alnas Pengenalan MySQL Tutorial kali ini akan membahas cara pembuatan aplikasi web yang dapat dihubungkan dengan MySQL. Pada paket instalasi Xampp terdapat MySQL dan phpmyadmin.

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE

ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE Makalah Seminar Kerja Praktek ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE 900 Faris Fitrianto (L2F006038) faris.fitrianto@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI Makalah Seminar Kerja Praktek AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI Fabianus Marintis Dwijayatno ( 21060110110067 ) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks seperti noise, fading, dan interferensi. Permasalahan tersebut merupakan gangguan yang

Lebih terperinci

OPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1

OPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1 OPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1 ABSTRAK Arsitektur jaringan WCDMA 3G merupakan teknologi telekomunikasi yang universal.

Lebih terperinci

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan

Lebih terperinci

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications KOMIKASI DATA Dosen: Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications BAB 1 Pendahuluan 1. Model Komunikasi 2. Komunikasi Data 3. Jaringan Komunikasi Data 4. Protokol

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network Switching

BAB III DASAR TEORI. atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network Switching BAB III DASAR TEORI Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital.arsitektur jaringan GSM tersebut terdiri atas tiga subsistem yaitu Base Station

Lebih terperinci

PENGENALAN PHP DASAR

PENGENALAN PHP DASAR PENGENALAN PHP DASAR Pengenalan PHP PHP adalah bahasa scripting yang menyatu dengan HTML dan dijalankan pada server side. Artinya semua sintaks yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu perkembangan teknologi yang demikian pesat adalah teknologi komunikasi data, baik melalui perangkat-perangkat mobile seperti handphone, PDA dan sebagainya,

Lebih terperinci

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM 2.1 STRUKTUR FRAME GSM Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana sistem ini

Lebih terperinci

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi

Lebih terperinci

kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan untuk melaksanakan dan mempermudah kegiatan-kegiatan utama

kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan untuk melaksanakan dan mempermudah kegiatan-kegiatan utama 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Menurut Husein (2002), sistem merupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan

Lebih terperinci

DASAR PHP. Oleh : Devie Rosa Anamisa

DASAR PHP. Oleh : Devie Rosa Anamisa DASAR PHP Oleh : Devie Rosa Anamisa Pembahasan Dasar PHP Skrip PHP Komentar pada PHP Variabel, Tipe Data dan Operator Struktur Kontrol Memulai PHP PHP (Personal Home Page Tools) merupakan bahasa skrip

Lebih terperinci

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 ISDN (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 Purpose Introduction to ISDN ISDN Channels ISDN Access ISDN Interface Applications Prima K - PENS Jaringan Teleponi

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL)

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL) PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL) ROBI DIRGANTARA NIM 206700183 Jurusan Teknik Informatika ABSTRAK Dalam kehidupan modern saat ini yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SHORT MESSAGE SERVICE PADA JARINGAN 3G MENGGUNAKAN OPENBTS-UMTS v1.0

IMPLEMENTASI SHORT MESSAGE SERVICE PADA JARINGAN 3G MENGGUNAKAN OPENBTS-UMTS v1.0 ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.3 Desember 2015 Page 2143 IMPLEMENTASI SHORT MESSAGE SERVICE PADA JARINGAN 3G MENGGUNAKAN OPENBTS-UMTS v1.0 Ain Nur Rofiq Amin Telkom University

Lebih terperinci

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii INTISARI... xiii ABSTRACT... xiv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

sinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia

sinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sistem jamming Sistem jamming dirancang untuk memberikan sinyal noise yang dapat dikonversi menjadi sinyal RF dari berbagai bandwidth sampai 36 MHz. Persyaratan untuk menjamming

Lebih terperinci

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk CARA KERJA INTERNET TV KABEL Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal TV saja. Dalam beberapa sistem,

Lebih terperinci

Global System for Mobile Communication ( GSM )

Global System for Mobile Communication ( GSM ) Global System for Mobile Communication ( GSM ) Pulung Ajie Aribowo, 31257-TE Radityo C. Yudanto, 31261-TE Anugerah Adiputra, 31310 - TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Global

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR (RTWP) TERHADAP KUALITAS PERFORMANSI JARINGAN PADA JARINGAN WCDMA IBC TELKOMSEL

TUGAS AKHIR (RTWP) TERHADAP KUALITAS PERFORMANSI JARINGAN PADA JARINGAN WCDMA IBC TELKOMSEL TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI RECEIVED TOTAL WIDEBAND POWER (RTWP) TERHADAP KUALITAS PERFORMANSI JARINGAN PADA JARINGAN WCDMA IBC TELKOMSEL Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar

Lebih terperinci

PHP (HYPERTEXT PREPROCESSOR)

PHP (HYPERTEXT PREPROCESSOR) LAPORAN PRAKTIKUM MODUL 4 PEMROGRAMAN WEB PHP (HYPERTEXT PREPROCESSOR) Disusun Oleh: Deny Kurniawan Novianto (130533608222) PTI OFF B UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM BASIS DATA TEKNIK INFORMATIKA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2011 PENGENALAN DATABASE MYSQL

MODUL PRAKTIKUM BASIS DATA TEKNIK INFORMATIKA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2011 PENGENALAN DATABASE MYSQL MODUL PRAKTIKUM BASIS DATA TEKNIK INFORMATIKA 2011 PENGENALAN DATABASE MYSQL Praktikum ke-1 A. Pengenalan MySQL MySQL merupakan software yang tergolong sebagai DBMS (Database Management System) yang bersifat

Lebih terperinci

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse. I. Pembahasan 1. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kehadiran peserta didik di sekolah (school attandence) adalah keikutsertaan

BAB II LANDASAN TEORI. Kehadiran peserta didik di sekolah (school attandence) adalah keikutsertaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Absensi Kehadiran peserta didik di sekolah (school attandence) adalah keikutsertaan peserta didik secara fisik dan mental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif

Lebih terperinci

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)

Lebih terperinci

WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL. Agustina Purwatiningsih., S.Kom

WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL. Agustina Purwatiningsih., S.Kom WEB DINAMIS 1 MANAJEMEN DATABASE MYSQL Agustina Purwatiningsih., S.Kom 1 Pendahuluan Seperti yang dijelaskan pada pertemuan pertama, web dinamis merupakan web yang di desain agar konten yang terdapat dalam

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014)

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 1 DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi Prima Kristalina (Desember 2014) 2 Overview Latar Belakang Kondisi Jarlokat saat ini Konsep Dasar DSL Teknik

Lebih terperinci