Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
|
|
- Verawati Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb POTENSI SERTA NERACA SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATU ANDESIT DI KABUPATENKULON PROGO D.I. YOGYAKARTA Muhammad Lazuardi Prasadewo, Abdul Rauf, Indun Titisariwati Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta Indonesia Abstrak Kegiatan pertambangan di Yogyakarta kini semakin maju salah satunya adalah kegiatan pertambangan batu andesit di Kabupaten Kulon Progo. Potensi batu andesit di Kabupaten Kulon Progo ini cukup besar. Kondisi seperti ini sangat memungkinkan terbukanya kesempatan bagi investor untuk menanamkan modalnya guna mengelola batu andesit. Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo terdapat di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Kokap, Nanggulan, Girimulyo, Samigaluh dan Pengasih. Potensi sumberdaya teridentifikasi batu andesit di Kabupaten Kulon Progo memiliki jumlah yang besar yaitu ton. Potensi sumberdaya batu andesit berada di 5 Kecamatan. Potensi sumberdaya batu andesit tidak lepas dari pemanfaatan batu andesit itu sendiri, pemanfaatan akan menyesuaikan dari nilai kualitas batu andesit yang ada. Kegiatan pertambangan batu andesit sudah dilakukan sekitar selama 4 tahun terakhir ( 2011, 2012, 2013, 2014 ) tercatat sejumlah ton. Penyusunan neraca sumberdaya batu andesit di Kabupaten Kulon Progo mengikuti Petunjuk Teknis Neraca Sumberdaya Alam Spasial Nasional Buku 4 Penyusunan Sumberdaya Mineral dan Batubara Spasial tahun Tahapan penyusunan inventarisasi potensi sumberdaya batu andesit di Kabupaten Kulon Progo, inventarisasi ini menjadi data sumberdaya awal yaitu aktiva setelah dikalikan dengan harga jual batu andesit pada saat ini. Pemanfaatan atau produksi batu andesit akan mengisi kolom pasiva setelah dikalikan dengan harga batu andesit saat ini. Nilai aktiva yang sudah ada kemudian dikurangi dengan nilai pasiva untuk mendapatkan nilai saldo akhir neraca sumberdaya batu andesit. Dari hasil penelitian neraca serta potensi sumberdaya batu andesit di Kabupaten Kulon Progo didapat nilai aktiva sebesar Rp ,- dan pasiva sebesar Rp ,- didapat saldo akhir sumberdaya batu andesit sebesar Rp ,- pada tahun Dari hasil ini dapat dilihat peningkatan potensi di sektor usaha pertambangan batu andesit dalam peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Kulon Progo bila dikelola dengan baik dan benar. Kata Kunci : Sumberdaya, Neraca Sumberdaya 1. PENDAHULUAN Kegiatan pertambangan di Yogyakarta kini semakin maju salah satunya adalah kegiatan pertambangan Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo. Potensi Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo ini cukup besar. Sebelum kegiatan usaha pertambangan dimulai, harus dilakukan uji layak tambang serta nilai ekonomis dari Batu Andesit tersebut. Bahan galian Batu Andesit yang bernilai ekonomis dan layak tambang ini yang menarik para investor untuk menanamkan modalnya di kabupaten Kulon Progo, maka sektor pertambangan diharapkan dapat menjadi andalan penunjang perekonomian di daerah khususnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kebutuhan setiap daerah akan data Sumberdaya mineral untuk pengembangan sektor pertambangan sangat dibutuhkan, berkaitan dengan hal tersebut Penelitian tentang Neraca serta Potensi Sumberdaya Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo Provinsi Yogyakarta perlu dilakukan. Diharapkan hasil 93 penelitian ini dapat memberikan informasi yang akurat, baik kepada Pemerintah maupun masyarakat setempat, sehingga dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Tujuan dari ini adalah untuk inventarisasi sumberdaya mineral di Kabupaten Kulon Progo, menyusun Neraca Sumberdaya Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo, mengidentifikasi pemanfaatan Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo, mengidentifikasi produksi Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan batasan penelitian adalah sebagai overlay peta sebaran Batu Andesit dengan peta faktor pembatas potensi mineral untuk membuat peta potensi sumberdaya Batu Andesit, pendataan Usaha Pertambangan di Kabupaten Kulon Progo dalam hal produksi Batu Andesit selama 4 Tahun Terakhir, perhitungan luas potensi sumberdaya mineral menggunakan software Autocad dan dengan metode datum plain, penyusunan neraca Batu Andesit menggunakan Petunjuk Teknis Neraca Sumberdaya
2 Mineral dan Batubara Spasial Buku 4 tahun 2011, penggunaan nilai jual Batu Andesit pada saat ini sebesar Rp /m 3 menurut sumber pada surat edaran SK Disperindag Kabupaten Kulon Progo no. 540/40/V/2012 tahun Secara astronomis wilayah Kabupaten Kulon Progo terletak pada koordinat 110 o 1 37 BT sampai 110 o BT dan 7 o LS sampai 7 o LS. 2. HASIL PENELITIAN Sebaran Batu Andesit Kegiatan penelitian batu andesit di Kabupaten Kulon Progo dilakukan di 5 Kecamatan, dari 12 Kecamatan yang ada. Kegiatan penelitian di Kecamatan Kokap, Kecamatan Nanggulan, Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Samigaluh, Kecamatan Pengasih. Yang tidak ada sebaran batu andesit adalah Kecamatan Kecamatan Sentolo, Kecamatan Temon, Kecamatan Galur, Kecamatan Wates, Kecamatan Panjatan, Kecamatan Lendah, Kecamatan Kalibawang. Sebaran batu andesit yang ada di Kabupaten Kulon Progo tidak merata di semua kecamatan terdapat batu andesit melainkan hanya beberapa kecamatan saja yang terdapat batu andesit. Tabel 1. Rekapitulasi Luas IUP perusahaan (Ha) berdasarkan Lokasi per Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo No. Kecamatan Batu Andesit (Ha) 1 KOKAP 283,5 2 NANGGULAN 3,5 3 GIRIMULYO 18,8 4 SAMIGALUH 2 5 PENGASIH 59,2 6 SENTOLO - 7 TEMON - 8 GALUR - 9 WATES - 10 PANJATAN - 11 LENDAH - 12 KALIBAWANG - Jumlah 307,0 Sumber : Disperindag Kabupaten Kulonprogo 2015 Izin Usaha Pertambangan Batu Andesit Jumlah Badan Usaha di Kabupaten Kulon Progo yang menambang Batu Andesit berjumlah 12 badan usaha, dengan 5 yang sudah operasi produksi, 7 badan usaha yang masih melakukan kegiatan pembuatan jalan ke lokasi Pertambangan batu andesit. Berikut adalah badan usaha Batu Andesit yang berada di Kabupaten Kulon Progo, yang bergaris bawah yang sudah berproduksi : Tabel 2. Daftar Perusahaan Batu Andesit yang Beroperasi di Kabupaten Kulon Progo NO NAMA LUAS LOKASI PERUSAHAAN (Ha) 1 PT. Harmak Clapar III, Indonesia Hargowilis, Kokap 21,5 2 CV. Cipta Jaya Sakti Sangon 1 dan 2, Kalirejo, kokap 40 3 CV. Ellyta Karya Watubelah, Pratama Sidomulyo, Pengasih 2 4 CV. Handika Karya Gunung Rego, Hargorego, Kokap 40 5 PT. Mineral Daya Sonyo, Jatimulyo, Gumilang Girimulyo 16 Klajuran, 6 UD. Putra Diafan Tanjungharjo, Nanggulan 3,5 7 PT. Surya Watu Kalirejo, Hargotirto, Kencana Kokap Penggos B, CV. Kanigara Gerbosari, Swasta Praja Samigaluh 2 9 CV. Laju Jaya Sakti Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo 2 10 PT. Dewata Bumi Gondanga, Nusantara Sidomulyo, Pengasih 57,2 11 CV. Bukit Batu Kalibuko 1, kalirejo, Permata Kokap 3 12 Sabrang Kidul, CV. Gunung Batu Purwosari, Hidup Abadi Girimulyo 8 Sumber : Disperindag Kabupaten Kulonprogo 2015 Faktor Pembatas Potensi Batu Andesit Sebelum menentukan potensi Sumberdaya batu andesit terlebih dahulu menentukan faktor pembatas yang digunakan untuk analisis potensi sumberdaya. Faktor pembatas yang telah dirangkum dalam Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan Peta RTRW Kabupaten Kulon Progo, maka yang termasuk sebagai faktor pembatas secara garis besar di bagi dua kawasan yaitu Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya yang masing-masing dirinci menjadi 5 kawasan dan 9 kawasan sebagai berikut: 1. Kawasan Lindung - Kawasan Sempadan Sungai - Kawasan Lindung Geologi - Kawasan Cagar Budaya - Kawasan Sekitar Mata Air - Kawasan Sekitar Danau/Waduk 2. Kawasan Budidaya - Kawasan Perkebunan - Kawasan Peruntukan Hutan - Kawasan Peruntukan Industri - Kawasan Peruntukan Pemukiman Pedesaan - Kawasan Peruntukan Pemukiman Perkotaan - Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Kering Peternakan - Kawasan Peruntukan Pertanian lahan Basah - Kawasan Peruntukan Pertambangan 94
3 Potensi Sumberdaya Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo Selanjutnya untuk mendapatkan Potensi Sumberdaya Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo, dilakukan overlay antara Peta Pembatas Potensi Mineral dengan Peta Sebaran Batu Andesit. Hasil overlay kedua peta tersebut dibuat menjadi satu peta yang disebut Peta Potensi Sumberdaya Batu Andesit Kab. Kulon Progo. Diketahui potensi sumberdaya Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo. Potensi Sumberdaya Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo sejumlah ton. Kemudian dilakukan uji fisik tercantum pada Lampiran C. Selanjutnya dalam menghitung data ketebalan Batu Andesit di setiap lokasi dengan menggunakan metode tebal rata-rata yang didapat dari peta kontur berdasarkan elevasi serta luasan Batu Andesit pada koordinat yang telah ditentukan. Sebagai contoh Kecamatan Kokap memiliki datum plain pemukiman pada elevasi 200 mdpl, pada koordinat (400360, ) elevasinya 370 mdpl, koordinat (400460, ) elevasinya 374 mdpl dan koordinat (400560, ) elevasinya 369 mdpl, maka dengan mengurangi elevasi di 3 titik yang sudah diketahui elevasinya dengan datum plain pemukiman sebagai dasarnya dan dirata - ratakan sehingga didapat tebal rata rata Batu Andesit di Kecamatan Kokap sebesar 171 meter. Data yang sudah diperoleh kemudian dapat dihitung volume Batu Andesit dan tebal rata-rata tiap lokasi batugamping, Penyusunan Neraca Sumberdaya Batu andesit Penuyusunan Neraca Sumberdaya Batu Andesit mengacu pada Petunjuk Teknis Neraca Sumberdaya Alam Spasial Nasional Buku 4 Penyusunan Sumberdaya Mineral dan Batubara Spasial dilaksanakan dengan inventaris data cadangan potensi sumberdaya Batu Andesit, data produksi sumberdaya Batu Andesit, dan pengisian tabel penyusunan neracanya dan pengelolaan limbah.penyusunan neraca dan data Sumberdaya Mineral dan Batubara ini dilakukan dengan data produksi atau eksploitasi pada Tabel 3 dan menginventaris data Sumberdaya dan Cadangan lihat Tabel 4. Kolom Aktiva Sumberdaya Awal berisi data dalam satuan ton dengan klasifikasi terukur, terindikasi, tereka, hipotetik, didapatkan dari data Sumberdaya awal yang tercatat dalam Tabel 4. Pertambahan lain meliputi penemuan baru dan perbaikan cadangan dalam inventaris. Kolom Pasiva Faktor pemanfaatan / ekploitasi Sumberdaya Mineral dan Batubara diperhitungakan dalam satuan ukuran ton dan dikonversikan kedalam rupiah Pemanfaatan Sumberdaya Mineral dan Batubara mencakup penyusutan dan faktor eksternalis. Pemanfaatan/Penyusutan meliputi produksi, data produksi diperoleh dari kegiatan penambangan yang sudah berlangsung di Kulon Progo. Kegiatan produksi berlangsung 4 tahun dimulai tahun 2011 sampai 2014 didapatkan jumlah ton dirupiahkan dengan harga Batu Andesit yang digunakan pada saat ini sebesar Rp ,- Faktor Eksternalis meliputi kerusakaan lingkungan hidup pada saat eksplorasi. Saldo akhir diperoleh setelah sub total aktiva dikurangi dengan pasiva hasilnya dapat dilihat pada 6. Tabel 3. Produksi Tahunan Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo KOMODITI TAHUN PRODUKSI (TON) TOTAL PRODUKSI KETERANGAN Batu Andesit No Hipotek Tabel 4. Inventaris Data Sumberdaya dan Cadangan Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo Tereka Sumberdaya Terindikasi Terukur Terjumlah 95 Cadangan Terkira Terbukti jml Produksi Sisa Sumberdaya Ket Batu Andesit
4 Tabel 5. Potensi Sumberdaya Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo Tabel 6. Neraca Sumberdaya dan Cadangan Batu Andesit di kabupaten Kulon Progo Komoditi : Batu Andesit Periode : 1 Januari s/d 31 Desember 2014 SUMBERDAYA I. SUMBERDAYA AWAL AKTIVA PASIVA SATUAN SATUAN EKSPLOITASI Ha / M 3 Ton Rp. Ton Rp. I. PEMANFAATAN/ PENYUSUTAN 1. Terkira 1. Produksi Terindikasi Hilang dalam Proses 3. Tereka 3. Limbah 4. Hipotetik SUB TOTAL SUB TOTAL II. PERTAMBAHAN LAIN a. b. 2. Lain-lain c. d.. e. TOTAL II. FAKTOR EKSTERNALITAS 1. Pembiayaan perbaikan kerusakanlingk. Hidup pd saat eksplo TOTAL SALDO AKHIR
5 3. PEMBAHASAN Inventarisasi Sumberdaya dan Cadangan Batu Andesit Berdasarkan Petunjuk Teknis Neraca Sumberdaya Alam Spasial Penyusunan Neraca Sumberdaya Mineral dan Batubara Buku 4 tahun 2011, inventarisasi mencakup sumberdaya dan cadangan dari bahan galian yang akan dibuatkan neracanya. Dalam hal ini batu andesit di Kabupaten Kulon Progo masih dalam kategori sumberdaya dikarenakan batu andesit di kabupaten kulon progo belum dilakukan pengkajian kelayakan tambang yang memenuhi kriteria layak tambang, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk merubah kategori sumberdaya menjadi cadangan, dengan melakukan ekplorasi rinci untuk mengetahui bentuk, sebaran, kuantitas, dan kualitasnya. Selain itu secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan, dan sosial endapan mineral ini dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan sesuai dengan kondisi ekonomi dan teknologi pemerolehannya. Bahan galian dapat dikategorikan sebagai cadangan (reserve). Berdasarkan penelitian yang dilakukan hanya ada 5 lokasi penambangan yang sudah beroprasi dan 7 yang lainnya sedang melakukan tahap pembuatan jalan. Sumberdaya Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo sangat melimpah yaitu ton. Dan yang di produksi baru sebesar ton. Sisa sumberdaya yang belum di produksi masih sekitar ton. Neraca Sumberdaya dan Cadangan Batu Andesit Potensi sumberdaya Batu Andesit di kulon progo mencapai ton kemudian dirupiahkan dengan mengalikan harga batu andesit seharga Rp ,00/m 3 makan akan di dapatkan neraca pada batu andesit di Kabupaten Kulon Progo memiliki nilai aktiva sebesar Rp ,00. Untuk menaikkan nilai aktiva tersebut bongkahan batu andesit di proses melalui pengolahan. Batu Andesit yang sebelumnya dari bongkahan seharga Rp ,00/m 3, Apabila sudah masuk pengolahan terlebih dahulu untuk di kecilkan menjadi ukuran 1-2 cm maka akan meningkatkan nilai dari batu andesit tersebut. Harga Pasar yang di patok untuk batu andesit hasil dari pengolahan menjadi ukuran 1-2cm dan 2-3cm seharga Rp ,00/ m 3, dan di dapat nilai aktiva sebesar Rp ,00 dari nilai aktiva awal yaitu sebesar Rp ,00. Nilai aktiva akan meningkat apabila pemerintah mempunyai pengolahan batu andesit, maka di sarankan kepada pemerintah daerah kabupaten Kulon Progo menyediakan sarana dan prasarana pengolahan batu andesit untuk menunjang pendapatan asli daerah disektor pertambangan dan dapat menyerap keryawan penduduk sekitar. Pemanfaatan Batu Andesit Potensi sumberdaya batu Andesit di kabupaten Kulon Progo tentu perlu diperhatikan lebih dari segi pengelolaan pertambangannya. Alangkah baiknya batu Andesit di kulon progo di proses dengan pengolahan menjadi batu ukuran 1-2cm, 2-3cm sebagai campuran aspal untuk pemadatan jalan. Atau di jadikan sebagai pondasi bangunan, jalan, mall, jembatan dll. Seandainya Batu Andesit di kabupaten Kulon Progo dapat di olah menjadi hiasan pada bangunan bangunan minimalis seperti hotel, rumah, taman akan menjadikan pendapatan daerah meningkat karena batu jenis ini banyak yang menggunakannya di masa sekarang. Batu Andesit mampu membuat struktur bangunan menjadi lebih kokoh dan akan menimbulkan kesan dingin yang kuat dan memiliki nilai seni tersendiri. Produksi Batu Andesit Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo yang tercatat saat ini ditambang oleh pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kabupaten Kulon Progo seluruhnya ada 12 badan usaha, dengan 5 yang sudah operasi produksi, 7 badan usaha yang masih melakukan kegiatan pembuatan jalan ke lokasi Pertambangan batu andesit. Sehingga 12 badan usaha yang sudah ada dapat memenuhi kebutuhan batu andesit di Kabupaten Kulon Progo sendiri dan ada yang di pasarkan keluar daerah Kulon Progo. Dari 12 badan usaha tersebut dapat menyerap karyawan dari masyarakat sekitar yang tentunya akan meningkatkan angka pendapatan asli daerah. Serta masyarakat dapat meningkatkan nilai ekonominya. Penambangan Batu Andesit di kabupaten Kulon Progo sudah menggunakan alat mekanik seperti BackHoe, Rock Breaker, Dump Truck jadi untuk penambangan sendiri kebanyakan menggunakan metode side hill karena di lokasi penambangannya berada di lokasi perbukitan. Di kabupaten Kulon Progo produksi batu andesit masih minim yaitu sebesar ton, dari keseluruhan sumberdaya yang terindikasi ton atau masih sekitar 0,021 % dari total keseluruhan sumberdaya. Penyebab masih minimnya produksi batu Andesit di Kulon Progo yaitu : a. Batu Andesit Di Kulon Progo batunya sangat kuat / masif, sering Rock Breaker mengalami kendala kerusakan dan biasanya di lokasi penambangan hanya terdapat 1 alat Rock Breaker Sehingga kalau alat tersebut rusak harus menunggu perbaikan. b. Di Kabupaten Kulon Progo belum ada ijin menggunakan peledakan saat pembongkaran batuan. c. Proses perijinan warga setempat yang lama. d. Jalan menuju lokasi penambangan jelek mengakibatkan pengangkutan ke stockpile menjadi lama. 97
6 e. Armada Dump Truck yang dimiliki perusahaan masih terbatas. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab V dapat di simpulkan : 1. Berdasarkan penelitian batu andesit di Kabupaten Kulon Progo masih dalam kategori sumberdaya dikarenakan batu andesit di kabupaten kulon progo belum dilakukan pengkajian kelayakan tambang yang memenuhi kriteria layak tambang. 2. Neraca Sumberdaya Batu Andesit Kabupaten Kulon Progo memiliki nilai aktiva Rp ,00 dan pasiva Rp ,00 saldo akhir sumberdaya batu andesit sebessar Rp , Berdasarkan penelitian pemanfaatan Batu Andesit Kulon Progo masih belum maksimal dikarenakan masih kurangnya pabrik pengolahan Batu Andesit menjadi ukuran 1-2cm, 2-3cm dan menjadi batu hias. 4. Berdasarkan data pemegang IUP batu andesit terdata sebanyak 12 badan usaha dimana 5 badan usaha sudah melakukan oprasi produksi. Saran Sebagai solusi dalam penelitian ini diharapkan perlu melakukan hal hal berikut : 1. Disarankan adanya kegiatan eksplorasi rinci agar cadangan batu andesit dapat didata secara valid, serta datanya dapat dipakai sebagai acuan untuk mendirikan unit usaha di kabupaten Kulon Progo. 2. Disarankan pemerintah untuk mendukung pembuatan sarana dan prasarana untuk pengolahan Batu Andesit agar dapat meningkatkan nilai jualnya serta dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 3. Transparasi dana perusahaan untuk pembelian/ dalam rangka pembebasan lahan ke warga sekitar. 4. Pemerintah kabupaten kulon progo di sarankan membuat undang-undang ijin peledakan batuan agar proses pembongkaran mudah di laksanakan. 5. DAFTAR PUSTAKA Abdul Rauf, 1998, Perhitungan Cadangan Endapan Mineral, Jurusan Teknik Pertambang Fakultas Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta. Abdul Rauf, 1999, Eksplorasi Tambang, Jurusan Teknik Pertambang Fakultas Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta. Menard, H. William, 1976, Principles of the Mineral Resource Classification System of the U.S. Bereau of Mines and U.S. Geological Survey. Van Bemmelen, R.W, 1970, The Geology of Indonesia, volume 1. A.Haque. Netherlands, Badan Standar Nasional Indonesia Amandemen I SNI ICS , 2002, Klasifikasi Cadangan dan Sumber Daya Mineral, Rancangan Standar Nasional Indonesia., 1994, Inventarisasi dan Neraca Sumberdaya Alam Daerah Kabupaten Kulon Progo, Disperindag Kabupaten Kulon Progo., 2010, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Nomor 17 Tahun 2010, tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral dan Batubara, Jakarta., 2011, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah, Kabupaten Kulon Progo., 2011, Petunjuk Teknis Neraca Sumberdaya Mineral dan Batubara Spasial Buku 4 Penyusunan Neraca Sumberdaya Mineral dan Batubara, Badan Standarisasi Nasional BSN, Jakarta., 2012, PERDA RTRW Kabupaten Kulon Progo, Bappeda Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta., 2014, Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka 2014, Badan Pusat Statistik, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta., 2014, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara, Kabupaten Kulon Progo., 2014, Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa, Direktorat Geologi. 98
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
PENENTUAN ZONASI PERIZINAN PERTAMBANGAN MINERAL NON LOGAM DAN BATUAN DI KABUPATEN BLORA BAGIAN SELATAN PROVINSI JAWA TENGAH Dody Bagus Widodo, Budiarto, Abdul Rauf Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kakao merupakan tanaman perkebunan yang memiliki peran cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 59 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TANDA NOMOR KENDARAAN
Lebih terperinciPOTENSI DAN PEMANFAATAN BATUGAMPING DI PT. SUGIH ALAMNUGROHO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
POTENSI DAN PEMANFAATAN BATUGAMPING DI PT. SUGIH ALAMNUGROHO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh MHD MULTAZAM Program Studi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta No Hp 085233739329
Lebih terperinciNeraca Sumberdaya dan Cadangan Mineral di Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Peningkatan Penerimaan Pajak dan Investasi
Neraca Sumberdaya dan Cadangan Mineral di Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Peningkatan Penerimaan Pajak dan Investasi Alieftiyani Paramita Gobel 1, Marcia Violetha Rikumahu 2 Program Studi Teknik Pertambangan,
Lebih terperinciPENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY
Lebih terperinciSD SLTP SLTA SARJANA / DIPLOMA TOTAL L P L P L P L P L P 1 TEMON
V. BIDANG EKONOMI DAN KETENAGAKERJAAN TABEL 5.1. a JUMLAH ANGKATAN KERJA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015 No. Sumber Data : DINAS NAKERTRAN KABUPATEN
Lebih terperinciPemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan
Pemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Yogyakarta, 21 September 2012 BAPPEDA DIY Latar Belakang UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infrastruktur, ekonomi, kapasitas sumber daya, dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah, setiap daerah dituntut untuk lebih meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam rangka peningkatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya pembangunan suatu wilayah. Transportasi menjadi sektor tersier, yaitu sektor yang menyediakan jasa pelayanan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TANDA NOMOR KENDARAAN PERORANGAN DINAS DAN KENDARAAN DINAS JABATAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BUPATI KULON PROGO,
BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 215 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sumber : Google Map Gambar 4.1 Denah lokasi pasar tradisional Wates Pada gambar diatas terdapat lingkaran merah yang merupakan lokasi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO
BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo Kawasan outbound training di Kabupaten Kulon Progo merupakan kawasan pusat di alam terbuka yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Kabupaten Kulonprogo dengan ibu kotanya berada di Kota Wates memiliki luas wilayah 598.627.512 ha (586,28 km 2 ), terdiri dari 12 kecamatan 87 desa,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari
Lebih terperinciTabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
2. Urusan Kehutanan 1) Realisasi Fisik dan Keuangan Pada tahun 2015, Program dan Kegiatan Urusan Kehutanan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan berjumlah 2 program yang terbagi menjadi
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO REKAP PESERTA UJIAN NASIONAL SMK TAHUN AJARAN 2012/2013 ** DAFTAR CALON PESERTA UJIAN NASIONAL **
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO REKAP PESERTA UJIAN NASIONAL SMK TAHUN AJARAN 2012/2013 ** DAFTAR CALON PESERTA UJIAN NASIONAL ** No. Wilayah Program Studi 1 04-03-101-SMK NEGERI 1 PENGASIH 2089
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia akan air bersih untuk kehidupan dan menunjang berbagai kegiatannya harus ditunjang dengan ketersediaan air yang cukup secara kualitas, kuantitas dan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 4.1. Letak geografis wilayah Yogyakarta 1 Secara geografis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak diantara 7 33-8 15 Lintang Selatan dan 110 5-110 50 Bujur
Lebih terperinciIV. BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
IV. BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN Tabel 4.1a DATA SURAT PERNYATAAN PENGELOLA LINGKUNGAN (SPPL) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN DI KABUPETN KULON PROGO NO. KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 49 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ALOKASI PENYALURAN DAN PENGELOLAAN SISA BUNGA DANA CADANGAN PEMBERDAYAAN DESA
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
-1- SALINAN RAPERDA FINAL PENGUNDANGAN DRAFT AKHIR 15 MARET 2018 JAM 08.41 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENYUSUNAN POTENSI SERTA NERACA SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL DI JAWA TENGAH
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENYUSUNAN POTENSI SERTA NERACA SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL DI JAWA TENGAH A. LATAR BELAKANG Dasar Hukum Regulasi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan
Lebih terperinciPENETAPAN KUOTA ROMBONGAN BELAJAR KELAS X JENJANG SMK PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Lampiran : 4 Keputusan Bersama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo Tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Satuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan
Lebih terperinci1. Daftar UMKM yang memperoleh Fasilitasi HKI Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014
1. Daftar UMKM yang memperoleh Fasilitasi HKI Kabupaten Kulon Progo Tahun No Nama UMKM Alamat Produk 1 " 86" Depok Rt 45/Rw 28 desa Sukoreno Kec. Sentolo 2 Rahayu Clumprit Rt 36 Rw 18 Gerbosari Kec. Samigaluh
Lebih terperinciBUPATI KULON PRO GO KEPUTUSANBUPATIKULONPROGO NOMOR Z / A / 2.16 TENTANG
BUPATI KULON PRO GO KEPUTUSANBUPATIKULONPROGO NOMOR Z / A / 2.16 TENTANG PENUNJUKAN PENGGUNA ANGGARANjPENGGUNABARANG PADA SATUANKERJA PERANGKATDAERAHKABUPATENKULONPROGO TAHUNANGGARAN2016 BUPATIKULONPROGO,
Lebih terperinciPENAKSIRAN CADANGAN PASIR BATU DI PT. MEGA BUMI KARSA KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT
PENAKSIRAN CADANGAN PASIR BATU DI PT. MEGA BUMI KARSA KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh: Prasetyo Haryo Aji UPN Veteran Yogyakarta No. Hp: 08179026252 ABSTRAK Penaksiran cadangan yang
Lebih terperinciPangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciBab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 22 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian jika ditinjau dari struktur perekonomian nasional menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam kontribusinya terhadap
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TANDA NOMOR KENDARAAN PERORANGAN DINAS DAN KENDARAAN DINAS JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 5 RTRW KABUPATEN
BAB 5 RTRW KABUPATEN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten terdiri dari: 1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang; 2. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya; 3. Rencana Pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki potensi pertambangan yang sangat potensial. Secara geologist Indonesia berada pada tumbukan dua lempeng besar yaitu
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah tandus, akan tetapi pada kenyataannya Kabupaten Gunungkidul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Gunungkidul selalu identik dengan kekeringan dan daerah tandus, akan tetapi pada kenyataannya Kabupaten Gunungkidul mempunyai berbagai sumberdaya yang
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Pengawasan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional
SNI 13-6675-2002 Standar Nasional Indonesia Pengawasan eksplorasi bahan galian ICS 73.020 Badan Standardisasi Nasional BSN Daftar Isi Daftar Isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciKONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun
KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN Oleh : Tim Penyusun 1. PENDAHULUAN Pemanfaatan bahan galian sebagai sumber
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 68 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA BERSAMA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO A. Keadaan Geografis 1. Letak dan keadaan fisik Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di Propinsi D.I. Yogyakarta
Lebih terperinciArtikel Pendidikan 23
Artikel Pendidikan 23 RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh : Alpiana Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 72 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,
Lebih terperinciBAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai keadaan umum perusahaan sebagai tempat penelitian dan sumber data, yang meliputi gambaran umum perusahaan, potensi bahan galian, visi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.4, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAMBANGAN. KETENTUAN-KETENTUAN POKOK. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat atau K3M Fakultas. Kedokteran Universitas Gadjah Mada merupakan kegiatan yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat atau K3M Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada merupakan kegiatan yang disetarakan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Program
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa mineral dan batubara yang
Lebih terperinciKONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun
KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN Oleh : Tim Penyusun 1. PENDAHULUAN Kegiatan usaha pertambangan harus dilakukan secara optimal, diantaranya termasuk melakukan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa mineral dan batubara yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa mineral dan batubara yang
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013
Lampiran Surat Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan No :... Tanggal 10 Juli 2013 PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013 NO PROGRAM/KEGIATAN URAIAN/FASILITASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk mempertahankan eksistensinya. Penggunaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak diantara dua benua, yaitu Australia dan Asia, serta diantara dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Sebagai Negara kepulauan,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Di Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo mempunyai fungsi penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di bidang pendidikan. Tugas pembantuan pendidikan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa dengan adanya perubahan kewenangan
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;
Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
Lebih terperinciDitulis oleh Aziz Rabu, 07 Oktober :16 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 11 Oktober :06
POTENSI DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI UNTUK MENINGKATKAN POTENSI EKONOMI DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Said Aziz Al-Idruss PhD. Pusat Survey Geologi Departemen Energi dan Sumber
Lebih terperinciKecamatan Nanggulan secara administratif terbagi 6 (enam) desa yang
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN 4. Gambaran Umum Kecamatan Nanggulan 4.. Letak dan Batas Wilayah Kecamatan Nanggulan Kecamatan Nanggulan yang berada di Ibukota Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi nasional yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional. Informasi mengenai sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Pendoworejo berada pada ketinggian 100 hingga 475 mdpl. Pada peta
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Desa Pendoworejo berada pada ketinggian 100 hingga 475 mdpl. Pada peta yang disusun oleh Novianto dkk. (1997), desa ini berada pada Satuan Geomorfologi Perbukitan
Lebih terperinciJurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN
PERMODELAN KEMAJUAN TAMBANG BATU GAMPING MENGGUNAKAN APLIKASI SURPAC 6.1.2 Studi Kasus : Kegiatan Penambangan Batu Gamping Distrik Arso 1 Kabupaten Keerom Oleh, Bevie Marcho Nahumury Dosen Teknik Pertambangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi nasional yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional. Informasi mengenai
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO Jalan Perwakilan 1 Wates Kulon Progo 55611 Telp. (0274) 773010 Fax. (0274) 773248 email: admin@kulonprogokab.go.id website: www.kulonprogokab.go.id Wates, Desember 2013
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menambah devisa negara. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata di Indonesia saat ini dinilai efektif peranannya dalam menambah devisa negara. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan kebutuhan pariwisata,
Lebih terperinciANALISIS POTENSI WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DARI EKSTRAKSI PETA GEOLOGI
ANALISIS POTENSI WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DARI EKSTRAKSI PETA GEOLOGI Yatin Suwarno Badan Informasi Geospasial (BIG) Cibinong Jawa Barat Email: yatinsuwarno@yahoo.com
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang menggambarkan dan menganalisis potensi penduduk,
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan dan menganalisis potensi penduduk, interaksi wilayah,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PANAS BUMI Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI, bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo. wilayah ini, diharapkan akan lebih mudah memahami tingkah laku dan
BAB IV GAMBARAN UMUM 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo Untuk memahami kharakteristik sosial dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, perlu adanya deskripsi atau gambaran umum tentang Kabupaten
Lebih terperinciDIY. 3. Dinas 1) 2) 3) 4) B. Permohonan 1)
1 2 4 3 KETERANGAN : 1. Pemohon mengajukan permohonan izin kepada Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (GP2T) BKPM DIY 2. Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (GP2T) BKPM DIY meminta rekomendasi teknis penerbitan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO Jalan Perwakilan 1 Wates Kulon Progo 55611 Telp. (0274) 773010 Fax. (0274) 773248 email: admin@kulonprogokab.go.id website: www.kulonprogokab.go.id Wates, 11 Juni 2013
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO
BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO III.1 Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta Lokasi studi perancangan Sekolah Luar Biasa Tipe G/A-B direncanakan berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tinjauan
Lebih terperinciINVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Armin Tampubolon P2K Sub Direktorat Mineral Logam SARI Pada tahun anggaran 2005, kegiatan inventarisasi mineral
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO Menimbang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS
KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI 5.1 Area Berisiko Sanitasi Area berisiko sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum kondisi geologi menyimpan potensi kebencanaan yang dapat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Secara umum kondisi geologi menyimpan potensi kebencanaan yang dapat merugikan manusia. Kebencanaan geologi mengakibatkan kerusakan infrastruktur maupun korban manusia,
Lebih terperinciKajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah
Kajian Hasil Inventarisasi LP2B Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah Sub Direktorat Basis Data Lahan Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN A.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai
Lebih terperinci3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini diperuntukan untuk perkebunan dan budidaya. Disebelah timur lokasi tambang pada jarak
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN
PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini dapat diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan indikator paling nyata
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. PROFIL KABUPATEN KULON PROGO Berdasarkan website resmi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo (www.kulonprogo.go.id), profil daerah Kabupaten Kulon Progo yaitu: 1. Kondisi
Lebih terperinciWILAYAH PERTAMBANGAN DALAM TATA RUANG NASIONAL. Oleh : Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi
WILAYAH PERTAMBANGAN DALAM TATA RUANG NASIONAL Oleh : Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 33 telah
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa guna memberikan landasan hukum bagi pelaksanaan
Lebih terperinciOleh: Uyu Saismana 1 ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan Terbukti, Batugamping, Blok Model, Olistolit, Formasi.
PERHITUNGAN CADANGAN TERBUKTI DAN PENJADWALAN PENAMBANGAN BATUGAMPING MENGGUNAKAN METODE BLOK MODEL PADA CV. ANNISA PERMAI KECAMATAN HALONG KABUPATEN BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Oleh: Uyu Saismana
Lebih terperinci