GAS TUBE LEAK DETECTOR BY USING GAS SENSOR FIGARRO TGS 2610 BASED ON AT89S52 MICROCONTROLLER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAS TUBE LEAK DETECTOR BY USING GAS SENSOR FIGARRO TGS 2610 BASED ON AT89S52 MICROCONTROLLER"

Transkripsi

1 GAS TUBE LEAK DETECTOR BY USING GAS SENSOR FIGARRO TGS 2610 BASED ON AT89S52 MICROCONTROLLER Tias Harfiansyah Akbar, Dr. Brahmantyo Heruseto, Skom Undergraduate Program, Faculty of Computer Science, 2010 Gunadarma University Keywords : Microcontroller, gas sensor, lcd, led, speaker. ABSTRACT: Development of science and technology that is fast on these days caused the need for energy resources, which has been heavily dependent on human nature. As natural gas for cooking is often called Liquefied Petroleum Gas (LPG), and for motor vehicles called Fuel Gas (CNG). In this device uses electronic components such as Microcontroller AT89S52, 1 piece of LCD, 3 LED, 1 speaker and 1 Figarro Gas Sensor TGS 2610 as an input to the microcontroller. The language used in this tool is basic compiler. The workings of this series at the initial state of the switch device is the blue LED will light and the lcd will provide information to the user in the form view to insert a tube into the gas grid. When the box is closed, then the sensor will work to detect gas leaks in the gas tube. At the time of the gas sensor detects that the levels of gas more than oxygen, it will be processed by the microcontroller inputs and outputs to be issued in the form of speakers that emit sound, the red LED will light and LCD display will provide information such that there is a leaking gas cylinder. But when after a while the box lid, but also the sensor does not detect the gas levels more than oxygen, the white LED will light and LCD display will provide information such that the gas cylinders are not leaking.

2 PENDETEKSI KEBOCORAN TABUNG GAS DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GAS FIGARRO TGS 2610 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 NPM : Nama Pembimbing : Tias Harfiansyah Akbar : Dr. Brahmantyo Heruseto, Skom. Tahun Sidang : 2010 Subjek : mikrokontroler, Judul PENDETEKSI KEBOCORAN TABUNG GAS DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GAS FIGARRO TGS 2610 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 Abstraksi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dengan cepat pada akhir-akhir ini menyebakan semakin dibutuhkannya sumber daya energi, dimana selama ini manusia banyak bergantung pada alam. Seperti untuk memasak gas alam sering disebut Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan untuk kendaraan bermotor disebut Bahan Bakar Gas (BBG). Pada alat ini menggunakan komponen-komponen elektronika seperti Mikrokontroler AT89S52, 1 buah lcd, 3 buah led, 1 buah Speaker dan 1 buah Sensor Gas Figarro TGS 2610 sebagai inputan pada mikrokontroler. Bahasa yang digunakan dalam alat ini adalah basic compailer. Cara kerja rangkaian ini pada saat keadaan awal alat di aktifkan adalah led yang berwarna biru akan menyala dan lcd akan memberikan informasi kepada user berupa tampilan untuk memasukan tabung gas kedalam kotak. Ketika kotak ditutup, maka sensor gas akan bekerja untuk mendeteksi kebocoran pada tabung gas tersebut. Pada saat sensor gas mendeteksi bahwa kadar gas lebih banyak

3 dibandingkan dari oksigen, maka input akan diolah oleh mikrokontroler dan output yang akan dikeluarkan berupa speaker yang mengeluarkan suara, led berwarna merah akan menyala dan lcd akan memberikan informasi berupa tampilan bahwa tabung gas ada yang bocor. Tetapi ketika setelah beberapa waktu kotak di tutup, tapi sensor juga tidak mendeteksi kadar gas yang lebih banyak dari oksigen, maka led warna putih akan menyala dan lcd akan memberikan informasi berupa tampilan bahwa tabung gas tidak bocor.

4 Pendeteksi Kebocoran Tabung Gas Dengan Menggunakan Sensor Gas Figarro TGS 2610 Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Tias Harfiansyah Akbar Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok telp (021) , Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dengan cepat pada akhir akhir ini menyebakan semakin dibutuhkannya sumber daya energi, dimana selama ini manusia banyak bergantung pada alam. Seperti untuk memasak gas alam sering disebut Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan untuk kendaraan bermotor disebut Bahan Bakar Gas (BBG). Pada alat ini menggunakan komponen-komponen elektronika seperti Mikrokontroler AT89S52, 1 buah lcd, 3 buah led, 1 buah Speaker dan 1 buah Sensor Gas Figarro TGS 2610 sebagai inputan pada mikrokontroler. Bahasa yang digunakan dalam alat ini adalah basic compailer. Cara kerja rangkaian ini pada saat keadaan awal alat di aktifkan adalah led yang berwarna biru akan menyala dan lcd akan memberikan informasi kepada user berupa tampilan untuk memasukan tabung gas kedalam kotak. Ketika kotak ditutup, maka sensor gas akan bekerja untuk mendeteksi kebocoran pada tabung gas tersebut. Pada saat sensor gas mendeteksi bahwa kadar gas lebih banyak dibandingkan dari oksigen, maka input akan diolah oleh mikrokontroler dan output yang akan dikeluarkan berupa speaker yang mengeluarkan suara, led berwarna merah akan menyala dan lcd akan memberikan informasi berupa tampilan bahwa tabung gas ada yang bocor. Tetapi ketika setelah beberapa waktu kotak di tutup, tapi sensor juga tidak mendeteksi kadar gas yang lebih banyak dari oksigen, maka led warna putih akan menyala dan lcd akan memberikan informasi berupa tampilan bahwa tabung gas tidak bocor. Kata Kunci : Mikrokontroler, sensor gas, lcd, led, speaker. Tanggal pembuatan : 17 Februari 2010 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dengan cepat pada akhir akhir ini menyebakan semakin dibutuhkannya sumber daya energi, dimana selama ini manusia banyak bergantung pada alam. Melalui kekayaan alam yang berada didalam perut bumi seperti minyak bumi yang berasal dari fosil. Manusia sangat banyak menggunakan minyak bumi untuk keperluan sehari hari, seperti untuk memasak, bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor. Namun pada akhirnya manusia sadar bahwa minyak bumi jika terus menerus diambil maka akan habis, dan dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat memperbaharuinya lagi. Maka dari itu manusia berusaha untuk mencari alternatif lain yang bisa menggantikan minyak bumi dalam keperluan sehari-harinya, sehingga ditemukanlah gas alam yang setelah di uji didalam laboratorium bisa menggantikan

5 minyak bumi. Seperti untuk memasak gas alam sering disebut Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan untuk kendaraan bermotor disebut Bahan Bakar Gas (BBG). Gas alam mempunyai kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan minyak bumi, seperti untuk kendaraan bermotor. Jika menggunakan minyak bumi polusi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor lebih banyak dibandingkan dengan gas alam. Sedangkan untuk memasak, minyak bumi mengeluarkan polusi seperti asap hitam, dan gas alam tidak mengeluarkan asap. Kekurangan dari gas alam jika dibandingkan dengan minyak bumi ialah mudah terbakar jika terpicu oleh api yang berada di sekitarnya, sedangkan minyak bumi tidak mudah terpicu oleh api di sekitarnya. Tempat penyimpanan gas alam harus menggunakan tabung yang kuat dan tidak mudah bocor. Karena jika tabung penyimpanan gas bocor, pada saat akan digunakan akan mudah terbakar. Sedangkan untuk menyimpan minyak bumi, bisa menggunakan dirigen atau botol botol bekas. Maka dari itu penulis ingin memberikan solusi atas kekurangan ini, sehingga para pemakai tabung gas menj adi lebih nyaman pada saat memakainya. Solusi yang penulis berikan ialah Pendeteksi Kebocoran Tabung Gas Dengan Menggunakan Sensor Gas Figarro TGS 2610 Berbasis Mikrokontroler A T89S52. Batasan Masalah Untuk menghindari bahasan masalah menjadi lebih jauh, maka penulis membatasi masalah hanya untuk membahas bagaimana cara mengurangi terjadinya kebakaran karena tabung gas yang digunakan ada yang bocor. Hal itu terjadi karena pemakai tabung gas tidak pernah memeriksa keadaan tabung gas pada saat membelinya. LANDASAN TEORI Elpiji Elpiji, dari pelafalan singkatan bahasa Inggris; LPG (liquified petroleum gas, harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terj adinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1. Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kpa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 C (68 F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 C (131 F). Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran,

6 elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran. Bahaya elpiji Salah satu risiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar. Sensor TGS 2610 Sensor TGS 2610 dalah suatu jenis semikonduktor oksida logam film tebal yang menawarkan biaya rendah, daya tahan yang lama, sensitifitas yang bagus terhadap gas (target) yang disensor dengan menggunakan rangkaian elektronik yang sederhana. Sensor ini terutama sesuai untuk aplikasi dalam mendeteksi kebocoran gas untuk jenis gas beracun dan gas yang muah meledak. Gambar 1. Sensor TGS 2610 Elemen yang digunakan untuk sensor gas TGS 2610 adalah semikonduktor dari dioksida timah (SnO2) yang mempunyai konduktifitas yang rendah pada udara bersih. Jika terdapat gas yang dideteksi, maka konduktifitas dari sensor akan meningkat tergantung pada konsentrasi gas tersebut di udara. Rangkaian elektronik yang sederhana bisa digunakan untuk merubah konduktifitas sensor menjadi sinyal output yang sesuai dengan konsentrasi gas tersebut. Elemen yang digunakan untuk sensor gas pada sensor gas Figaro adalah semikonduktor dan dioksida timah (SnO2) yang mempunyai konduktifitas yang rendah pada udara bersih. Jika terdapat gas yang dideteksi, maka konduktifitas dari sensor akan meningkat tergantung pada konsentrasi gas tersebut di udara. Rangkaian elektronik yang sederhana bisa digunakan untuk merubah konduktifitas menjadi tegangan adalah dengan menambahkan tahana beban RL pada sensor. Gambar 2. Rangkaian TGS 2610 Perinsip kerja dari rangkaian sensor di atas dalam kaitannya dengan pengukuran tingkat konsentrasi gas dalam udara akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut. Pada saat sensor gas Figaro TGS 2610 diberi tegangan input (vc) dan tegangan heater (Vh) dan diletakan pada udara bersih, maka resistansi sensor Rs akan turun secara cepat sehingga tegangan yang

7 melintasi tahanan beban (Rl) akan naik secara cepat pula kemudian turun sesuai dengan naiknya nilai Rs kembali sampai mencapai nilai yang stabil, kondisi ini disebut Initial Action. Prinsip Operasi Sensor Figaro TGS Bahan yang digunakan untuk sensor gas TGS 2610 adalah oksida logam, secara umum kebanyakan menggunakan SnO2. Pada saat suatu Kristal oksida logam seperti SnO2 dipanaskan pada temperature yang tinggi di udara, oksigen di absorbs pada permukaan Kristal dengan muatan negative. Electron pendonor pada permukaan Kristal pada oksigen yang di absobsi, hasilnya meninggalkan muatan positif pada lapisan ruang muatan. Kemudian potensial permukaan dibentuk sebagai potensial barrier terhadap aliran electron. Gambar 3. Model of inter-grain potential barrier Didalam sensor arus elektrik mengalir sepanjang bagian penghubung (grain boundary) dari Kristal mikro SnO2. Pada batas butir, oksigen yang di adsorbs membentuk potensial barrier yang mencegah pembawa (carrier) bergerak bebas. Hambatan dari sensor dihubungkan dengan potensial barrier ini. Jika terdapat gas deoxidizing kepadatan permukaan dari muatan negative oksigen berkurang, sehingga tingginya barrier pada batas butiran dikurangi. Pengurangan tingginya barrier menyebabkan berkurangnya resistansi sensor. Mikrokontroler Mikrokontroler AT89S52 merupakan komponen IC (Integrated Circuit) yang dapat digunakan untuk mengolah data perbit ataupun data 8 bit secara bersamaan. Sebuah mikrokontroler dikemas dalam sebuah chip yang dapat digunakan untuk mengontrol piranti input output (I/O) yang mana didalamnya sudah terintegrasi memori internal yaitu RAM dan ROM, selain itu juga terdapat Central Processing Unit (CPU) untuk mengakses program yang ada didalam memori ROM. Mikrokontroler dapat bekerja bila dalam IC tersebut terdapat program yang berisikan insruksi-instruksi yang akan digunakan untuk menjalankan sistem mikrokontroler tersebut. Pada mikrokontroler, perbandingan RAM dan ROM sangat besar, artinya program kontrol disimpan dalam ROM yang ukurannya relatif lebih besar. Sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan. Mikrokontroler ini memiliki bagian yang salking terhubung sehingga dapat melakukan tugas sesuai dengan program yang ada didalamnya. Mikrokontroler ini merupakan mikrokontroler CMOS 8 bit yang memiliki performa tinggi dengan konsumsi daya rendah dan memiliki sistem pemrograman kembali (Programable and Eraseable Read Only Memory), dengan ketahanan 1000 kali Write/Erase. Mikrokontroler AT89S52 memiliki beberapa fitur, diantaranya :

8 a. Sebuah CPU ( Central Processing Unit ) 8 Bit. b. 256 byte RAM ( Random Acces Memory ) internal. c. Empat buah port I/O, yang masing masing terdiri dari 8 bit d. Osilator internal dan rangkaian pewaktu. e. D ua buah timer/counter 16 bit f. Lima buah jalur interupsi ( 2 buah interupsi eksternal dan 3 interupsi internal). g. Sebuah port serial dengan full duplex UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter). h. Mampu melaksanakan proses perkalian, pembagian, dan Boolean. i. EPROM yang besarnya 8 KByte untuk memori program. Kecepatan maksimum pelaksanaan instruksi per siklus adalah 0,5 μs pada frekuensi clock 24 MHz. Apabila frekuensi clock mikrokontroler yang digunakan adalah 12 MHz, maka kecepatan pelaksanaan instruksi adalah 1 μs Konfigurasi Pin M ikrokontroler AT89S52 mempunyai 40 pin dengan catu daya tunggal 5 Volt. Ke- 40 pin tersebut digambarkan sebagai berikut : Gambar 4. Pin pin mikrokontroler Fungsi dari masing-masing pin AT89S52 adalah : 1. Pin 1 sampai 8 (Port 1) merupakan port pararel 8 bit dua arah (bidirectional) yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose). 2. Pin 9 merupakan pin reset, reset aktif jika mendapat catuan tinggi. 3. Pin 10 sampai 17 (Port 3) adalah port pararel 8 bit dua arah yang memiliki fungsi pengganti sebagai berikut : P3.0 (10) : RXD (port serial penerima data) P3.1 (11) : TXD (port serial pengirim data) P3.2 (12) : INT0 (input interupsi eksternal 0, aktif low) P3.3 (13) : INT1 (input interupsi ekstrernal 1, aktif low) P3.4 (14) : T0 (eksternal input timer / counter 0)

9 P3.5 (15) : T1 (eksternal input timer / counter 1) P3.6 (16) : WR (Write, aktif low) Sinyal kontrol penulisan data dari port 0 ke memori data dan input-output eksternal. P3.7 (17) : RD (Read, aktif low) Si nyal kontrol pembacaan memori data input-output eksternal ke port Pin 18 sebagai XTAL 2, keluaran osilator yang terhubung pada kristal. 5. Pin 19 sebagai XTAL 1, masukan ke osi lator berpenguatan tinggi, terhubung pada kristal. 6. Pin 20 sebagai Vss, terhubung ke 0 atau ground pada rangkaian. 7. Pin 21 sampai 28 (Port 2) adalah port pararel 8 bit dua arah. Port ini mengirim byte alamat bila pengaksesan dilakukan pada memori eksternal. 8. Pin 29 sebagai PSEN (Program Store Enable) adalah sinyal yang digunakan untuk membaca, memindahkan program memori eksternal (ROM / EPROM) ke mikrokontroler (aktif low). 9. Pin 30 sebagai ALE (Address Latch Enable) untuk menahan alamat bawah selama mengakses memori eksternal. Pin ini juga berfungsi sebagai PROG (aktif low) yang diaktifkan saat memprogram internal flash memori pada mikrokontroler (on chip). 10. Pin 31 sebagai EA (External Accesss) untuk memilih memori yang akan digunakan, memori program internal (EA = Vcc) atau memori program eksternal (EA = Vss), juga berfungsi sebagai Vpp (programming supply voltage) pada saat memprogram internal flash memori pada mikrokontroler. 11. Pin 32 sampai 39 (Port 0) merupakan port pararel 8 bit dua arah. Berfungsi sebagai alamat bawah yang dimultipleks dengan data untuk mengakses program dan data memori eksternal. 12. Pin 40 sebagai Vcc, terhubung ke +5 V sebagai catuan untuk mikrokontroler. LCD (Liquid Cristal Display) Lcd adalah suatu layar bagian dari modul peraga yang menampilkan karakter yang diinginkan. Layar lcd menggunakan dua buah lembaran bahan yang dapat mempolarisasikan dan Kristal cair diantara kedua lembaran tersebut. Arus listrik yang melewati cairan menyebabkan Kristal merata sehingga cahaya tidak dapat melalui setiap Kristal, karenanya seperti pengaturan cahaya menentukan apakah cahaya dapat melewati atau tidak. Sehingga dapat mengubah bentuk Kristal cairannya membentuk tampilan angka atau huruf pada layar. Kegunaan lcd banyak sekali dalam perancangan suatu system dengan menggunakan mikrokontroler. Lcd dapat berfungsi untuk menampilkan suatu nilai hasil skor, menampilkan tweks, atau menampilkan menu padda alikasi mikrokontroler. Pada alat ini ukuran tipe lcd yang digunakan adalah lcd 2 x 16 seperti gambar Dibawah ini.

10 Gambar 5. LCD (Liquid Cristal Display) Speaker Dalam rangkaian ini, speaker digunakan sebagai indicator bahwa telah terjadi kebocoran pada tabung gas. Pada saat sensor gas mendeteksi kebocoran pada tabung gas, maka sensor akan memberikan tegangan pada mikrokontroler pada port yang sudah tersedia. Setelah mikrokontroler menerima input dari sensor maka akan langsung diolah sesuai dengan program yang sudah ada di dalam mikrokontroler tersebut, kemudian mikrokontroler akan mengeluarkan output melalui port yang digunakan oleh speaker. Speaker sendiri ialah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk merubah gelombang listrik menjadi gelombang suara atau bunyi, di dalam speaker terdapat suatu magnet yang berfungsi menangkap sinyal-sinyal yang masuk berupa gelombang listrik. Sinyal gelombang listrik inilah yang membuat fibra speaker bergetar dan menghasilkan suara tau bunyi. gas dimasukan, kemudian sensor gas mendeteksi bahwa terjadi kebocoran pada tabung gas maka led yang berwarna merah akan menyala bersamaan dengan kalimat yang tampil dari lcd dan suara alarm dari speaker. Tetapi jika sensor gas tidak mendeteksi kebocoran pada tabung gas, maka led yang berwarna putih akan menyala bersamaan dengan kalimat yang tampil dari lcd. Led (Light Emitting Diode) merupakan piranti yang vital dalam teknologi electroluminescent seperti untuk aplikasi teknologi display (tampilan), sensor, dan lain-lainnya. Teknologi electroluminescent didasarkan pada konsep pancaran cahaya yang dihasilkan oleh suatu piranti sebagai akibat dari adanya medan listrik yang diberikan kepadanya. Led adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Di dalam led terdapat sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan cahaya jika elektron-elektron melewatinya. Seperti sebuah dioda normal, led terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa muatan elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon. Gambar 6. Speaker LED Di dalam rangkaian ini led berfungsi sebagai indicator bahwa alat sudah dalam keadaan menyala dan sensor mendeteksi kebocoran pada tabung gas. Pada saat alat dihidupkan, maka led yang berwarna biru akan menyala bersamaan dengan Basic Compailer (BASCOM 8051) Basic Compailer (BASCOM 8051) adalah program berbasis windows untuk mikrokontroler keluarga 8051 seperti AT89C51/52, AT89S51/52, dan mikrokontroler yang lainnya. BASCOM merupakan software compailer dengan menggunakan bahasa basic yang tampilnya kalimat pada lcd. Ketika tabung

11 dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS Elektronik. BASCOM dibuat untuk melakukan pemrograman pada mikrokontroler AT89S52. Bagian-bagian BASCOM-8051 Ketika program BASCOM dijalankan, maka jendela program BASCOM-8051 akan tampil. Seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 7. Jendela Program BASCOM-8051 Fungsifungsi pada menu jendela program BASCOM-8051 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Daftar Fungsi Menu BASCOM-8051 METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Rangkaian Pada alat ini menggunakan baterai kering 12V sebagai pemberi tegangan. Di dalam alat ini penulis menggunakan tabung gas yang berukuran kecil sebagai inputannya. Sedangkan untuk pendeteksinya, menggunakan sensor gas fogaro tgs selain menggunakan sensor gas sebagai pendeteksi, penulis juga menggunakan tiga buah led, lcd dan buzzer sebagai output dari kerja sistem alat ini yang menggunakan mikrokontroler AT89S52 sebagai pengolah data yang didukung oleh bahasa pemrograman bascom-8051 yang sudah ditanamkan di dalam mikrokontroler tersebut. Seperti gambar di lampiran. Diagram Blok Dalam pembuatan makalah ini, penulis akan membuat blok diagram menjadi tiga bagian, yaitu blok sensor, blok control dan blok output. Kemudian membuat analisa secara perblok diagram, dan flowchart dari program. Gambar 8. Diagram Blok Blok Sensor Rangkaian blok sensor ini digunakan untuk mendeteksi kebocoran pada tabung gas. Input dari sensor gas ini ialah gas butane yang terdapat di dalam lpg, sensor gas yang menggunakan elemen semikonduktor dan dioksida timah (SnO2)

12 ini mempunyai konduktifitas yang rendah pada udara bersih. Jadi jika terdapat gas yang terdeteksi, maka konduktifitas dari sensor akan meningkat tergantung dari konsentrasi gas tersebut di udara. Setelah sensor mendeteksi keberadaan gas maka akan memberikan inputan kepada mikrokontroler melalui port yang ada pada mikrokontroler tersebut. Gambar 10. Blok Mikrokontroler Berikut ini port-port pada mikrokontroler yang digunakan rancang bangun alat ini : Tabel 2. Penggunaan Port pada Mikrokontroler Gambar 9. Blok Sensor Blok Control Dalam blok ini yang berperan adalah mikrokontroler dalam memproses / mengolah data. Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler AT89S52, mikrokontroler ini dicatu dengan tegangan 5V yang berada pada pin 40 (Vcc), pin 20 (gnd), pin 9(RST) yang dihubungkan dengan power On reset yang akan me-reset mikrokontroler saat dicatu dengan tegangan 12V. Dalam blok ini mikrokontroler akan melakukan pemrosesan terhadap masukan/inputan yang didapat dari sensor gas tgs 2610, kemudian mengolahnya dan memberikan output berupa tampilan pada layer lcd, led dan buzzer. Pada saat alat dinyalakan maka mikrokontroler akan melakukan inisialisasi kepada lcd, setelah itu akan menampilkan kalimat pada layer lcd dan menyalakan led pertama (biru). Ketika sensor gas mendeteksi atau tidak mendeteksi keberadaan gas, maka mikrokontroler akan memprosesnya dengan cara menyimpan data yang diterima dalam memori, kemudian membandingkannya dengan data yang telah di inputkan ke dalam sistem mikrokontroler. Setelah memproses inputan dari sensor maka mikrokontroler akan mengeluarkan output berupa lcd, led dan buzzer.

13 Blok Output Dalam blok output ini terdapat tiga rangkaian yang berfungsi sebagai output sistem dan penghubung antar user dengan alat. Rangkaian-rangkaiannya yaitu : Rangkaian Lcd 2X16 Dalam rangkaian ini, lcd yang digunakan adalah lcd 2X16 yaitu lcd yang memiliki 2 baris dan 16 kolom. lcd ini memiliki 16 pin yang terdiri dari : 3 buah pinuntuk power suplay (pin1-pin3) 3 buah pin control (pin4- pin6) Pin 4 / pin RS (Registration Select) Pin 5 / pin RW, dihubungkan ke ground karena lcd hanya di pakai untuk fungsi write saja sehingga w = 0. Pin 6 / pin EN, yang berfungsi untuk memberitahukan lcd apakah akan mengirimkan data atau tidak. Di hubungkan dengan P0.0 8 buah pin data (pin7- pin14), Pin ini terhubung dengan port 1 di mikrokontroler, mulai dari P1.0 sampai P1.7 2 buah pin back light (pin15-pin16), Pin ini berguna untuk cahaya latar pada lcd. Gambar 11. Blok lcd Rangkaian Led Di dalam rangkaian ini led berfungsi sebagai indicator bahwa alat sudah dalam keadaan menyala dan sensor mendeteksi kebocoran pada tabung gas. Pada saat alat dihidupkan, maka led yang berwarna biru akan menyala bersamaan dengan tampilnya kalimat pada lcd. Ketika tabung gas dimasukan, kemudian sensor gas mendeteksi bahwa terjadi kebocoran pada tabung gas maka led yang berwarna merah akan menyala bersamaan dengan kalimat yang tampil dari lcd dan suara alarm dari speaker. Tetapi jika sensor gas tidak mendeteksi kebocoran pada tabung gas, maka led yang berwarna putih akan menyala bersamaan dengan kalimat yang tampil dari lcd. Led (Light Emitting Diode) merupakan piranti yang vital dalam teknologi electroluminescent seperti untuk aplikasi teknologi display (tampilan), sensor, dan lain-lainnya. Teknologi electroluminescent didasarkan pada konsep pancaran cahaya yang dihasilkan oleh suatu piranti sebagai akibat dari adanya medan listrik yang diberikan kepadanya.

14 Led adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Di dalam led terdapat sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan cahaya jika elektron-elektron melewatinya. Seperti sebuah dioda normal, led terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa muatan elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon. gelombang listrik menjadi gelombang suara atau bunyi, di dalam speaker terdapat suatu magnet yang berfungsi menangkap sinyal-sinyal yang masuk berupa gelombang listrik. Sinyal gelombang listrik inilah yang membuat fibra speaker bergetar dan menghasilkansuara atau bunyi. Gambar 13. Blok Buzzer Gambar 12. Blok led Rangkaian Speaker Dalam rangkaian ini, speaker digunakan sebagai indicator bahwa telah terjadi kebocoran pada tabung gas. Pada saat sensor gas mendeteksi kebocoran pada tabung gas, maka sensor akan memberikan tegangan pada mikrokontroler pada port yang sudah tersedia. Setelah mikrokontroler menerima input dari sensor maka akan langsung diolah sesuai dengan program yang sudah ada di dalam mikrokontroler tersebut, kemudian mikrokontroler akan mengeluarkan output melalui port yang digunakan oleh speaker. Speaker sendiri ialah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk merubah Perancangan Perangkat Lunak Sistem Pemrograman yang digunakan dalam alat ini adalah Basic Compiler (BASCOM- 8051) versi , yaitu compiler yang menggunakan bahasa basic. Compiler ini cukup lengkap karena telah dilengkapi dengan simulator untul led, lcd dan monitor untuk komunikasi serial. Program yang dibuat dalam bahasa basic akan di kompilasi menjadi machin code. Untuk kemudian dimasukan kedalam mikrokontroler melalui sebuah downloader. Mikrokontroler AT89S52 sudah dilengkapi dengan system pemrograman serial (ISP- In Sistem Programing). System ISP memungkinkan mikrokontroler deprogram dalam board

15 mikrokontrolernya sendiri. Sehingga tidak perlu untuk proses cabut pasang mikrokontroler tersebut. Flowchart Berdasarkan dari blok diagram rangkaian, maka penulis membuat flowchart sebagai panduan untuk pembuatan program. Seperti diketahui, dalam pembuatan program harus diperhatikan aturan logika yang benar. Jika logika dalam suatu program tidak benar maka akan menyebabkan adanya kesalahan dari hasil keluaran program tersebut dan tidak sesuai dengan hasil keluaran yang diinginkan. Untuk membantu melacak kebenaran logika sebuah program diperlukan suatu alat bantu yang disebut dengan flowchart. Berikut ini adalah flowchart dari alat : Gambar 14. Diagram Alir Algoritma program dari diagram alir di atas yaitu : 1 Langkah pertama yang dilakukan ialah memberikan tegangan kepada alat dengan menggunakan batrai 12V atau adaptor. 2 Setelah alat menyala, maka led yang berwarna biru menyala, dan lcd menampilkan kalimat Silahkan masukan tabung gas. 3 Kemudian tabung gas dimasukan ke dalam tempat yang sudah disediakan. 4 Setelah tabung gas dimasukan ke dalam tempatnya, maka sensor akan mulai mendeteksi gas. 5 Kemudian pada saat sensor gas sedang mendeteksi lalu mendeteksi kadar gas, maka led merah nyala, speaker bunyi dan lcd menampilkan kalimat Tabung gas ada yang bocor!!!!. Lalu setelah beberapa waktu seperti yang sudah dimasukan didalam program, maka alat akan kembali ke dalam kondisi awal. 6 Tetapi pada saat sensor gas sedang mendeteksi dan tidak mendeteksi kadar gas, maka led putih nyala dan lcd menampilkan kalimat Tabung gas tidak ada yang bocor!!!. Kemudian setelah beberapa waktu sepert yang sudah dimasukan didalam program, maka alat akan kembali ke dalam kondisi awal. PENGUJIAN ALAT Pengujian Alat Setelah melakukan proses perancangan alat selasai, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian kerja pada alat yang telah dirancang. Pengujian

16 dilakukan agar bisa mendapatkan data dari suatu sistem alat tersebut, sehingga dengan data ini penulis dapat mengetahui spesifikasi dari alat yang telah dirancang. Hasil pengujian dapat menjadi sumber dalam penganalisaan rangkaian, percobaan dilakukan sesuai dengan blok-bloknya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keluaran semua blok rangkaian, baik rangkaian power supplay maupun rangkaian sensor gas. Hasil Pengujian Alat Seperti yang dijelaskan pada subbab Pengujian, maka diperolah hasil pengujian alat. Hasil pengujian yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 3. Hasil Pengujian Alat memberikan informasi berupa tampilan bahwa tabung gas tidak bocor Hasil Pengambilan Data Tegangan dan Waktu Pada Alat Hasil pengambilan data tegangan yang lebih lengkap bisa dilihat pada tabel 4 dan 5 Tabel 4. Hasil Pengambilan Data pada sensor Keadaan awal atau netral pada saat alat di aktifkan adalah led yang berwarna biru menyala dan lcd memberikan informasi kepada user berupa silahkan masukan tabung gas. Ketika kotak ditutup, maka sensor gas akan bekerja untuk mendeteksi kebocoran pada tabung gas tersebut. Pada saat sensor gas mendeteksi bahwa kadar gas lebih banyak dibandingkan dari oksigen, maka input akan diolah oleh mikrokontroler dan output yang akan dikeluarkan berupa speaker yang mengeluarkan suara, led berwarna merah menyala dan lcd memberikan informasi berupa tampilan bahwa tabung gas ada yang bocor. Tetapi ketika setelah beberapa waktu kotak di tutup, tapi sensor juga tidak mendeteksi kadar gas yang lebih banyak dari oksigen, maka led warna putih menyala dan lcd Setelah melakukan pengambilan data tegangan terhadap alat, maka kesimpulan yang didapat ialah. Pada saat normal/tidak terdeteksi gas tegangan pada sensor gas adalah 7V, dan pada saat sensor mendeteksi kadar gas dari jarak yang terdekat 10cm sampai jarak yang terjauh 100cm. Data yang didapat ialah 7,1V. Tabel 5. Perbadaan waktu antara simulasi dengan alat Setelah melakukan pengujian dengan menggunakan waktu antara saat simulasi dan saat alat digunakan, maka data yang diperoleh ialah. Pada saat keadaan awal atau netral, simulasi mencapai waktu 1menit 53 detik dan pada alat 7 detik.

17 Pada saat keadaan sensor mendeteksi gas, waktu pada simulasi 1 menit 57 detik dan pada alat 7 detik. Tetapi pada saat sensor tidak mendeteksi gas, waktu pada simulasi 2 menit 4 detik, dan pada alat 7 detik. Waktu yang dugunakan dalam percobaan ini ialah 4 detik atau wait 4 dalam bahasa bascom. Waktu yang didapat saat simulasi dapat berubah lebih cepat atau lebih lama, tergantung bagus atau tidaknya computer yang digunakan. Analisis Hasil Percobaan Seperti yang sudah dijelaskan dalam subbab sebelumnya, keadaan awal pada saat alat di aktifkan adalah led yang berwarna biru akan menyala dan lcd akan memberikan informasi kepada user berupa tampilan untuk silahkan masukan tabung gas seperti pada gambar dibawah ini berwarna merah akan menyala dan lcd akan memberikan informasi berupa tampilan bahwa tabung gas ada yang bocor seperti pada gambar dibawah ini Gambar 16. Tabung gas ada yang bocor Tetapi ketika setelah beberapa waktu kotak ditutup, tapi sensor juga tidak mendeteksi kadar gas yang lebih banyak dari oksigen, maka led warna putih akan menyala dan lcd akan memberikan informasi berupa tampilan bahwa tabung gas tidak ada yang bocor seperti pada gambar dibawah ini Gambar 15. Silahkan masukan tabung gas Ketika kotak ditutup, maka sensor gas akan bekerja untuk mendeteksi kebocoran pada tabung gas tersebut. Pada saat sensor gas mendeteksi bahwa kadar gas lebih banyak dibandingkan dari oksigen, maka input akan diolah oleh mikrokontroler dan output yang akan dikeluarkan berupa speaker yang mengeluarkan suara, led Gambar 17. Tabung gas tidak ada yang bocor

18 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembuatan, pengoperasian dan pengujian alat ini bahwa alat tersebut bekerja sesuai dengan harapan dengan melihat hasil dari pengujian alat dan teori yang mendukung. Maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sensor gas mendeteksi bukan berdasarkan jarak gas yang terdeteksi, melainkan bergantung dari tingkat kadar gas tersebut. Semakin pekat kadar gas maka semakin cepat gas tersebut dideteksi. 2. Sensor gas sangat sensitive, jika jarak yang digunakan terlalu dekat maka bau gas akan terus terdeteksi di sensor. Hal ini akan menyulitkan untuk melakukan percobaan pada jarak yang berbeda karena bau gas masih melekat dalam waktu yang cukup lama. Saran Dari hasil pembuatan alat ini, maka didapatkan beberapa saran untuk penyempurnaan alat ini, yakni yang perlu memperhatikan jarak peletakan sensor dengan sumber gas, karena sensor akan mendeteksi tingkat kepekatan kadar gas. Semakin dekat jarak, maka akan semakin pekat gas akan terdeteksi karena sensor akan mencium kadar gas yang ada di udara. DAFTAR PUSTAKA URL: ex.php?view=article&catid= 1 6%3Amikro processorkontroller&id=345%3amikroko ntrolerat89s52&option=com_content&itemid= 15 Januari 2010 URL: q=cache:ecrothhaw1 wj:digilib.petra.ac. id/jiunkpe/s 1 /elkt/2003/jiunkpe-ns-s principalchapter2.pdf+tgs &hl=id&gl=id&sig =AFQjCNGw76xLxN1 87yg6EsR RDPpZ 42m2w Januari 2010 URL: q=cache:fviqysdo- YkJ: vative electronics/download files/manual/ Manual%2520DT- IO%2520Relay%2520Board.pdf+relay&hl =id&gl=id&sig=afqjcnggcqtz3 HSE NDWGHzKrZv-K8Xuxg Januari 2010 URL: d=browse&op=read&id=ssptpolsri-gdlnurulaini &PHPSESSID=ggggmwat Januari 2010 URL: d=browse&op=read&id=ssptpolsri-gdl dianristia diyen.polisriwijaya.ac.id/my%20files/ta %20Fix/BAB%20IIrevisi.doc Januari 2010 URL: Januari 2010 URL: gas -alam-habis-40-tahun-lagi/ Januari 2010 URL: _ala m Januari 2010 URL: ord=tgs&method=contain&category=all Januari 2010

PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S2051 DI KAWASAN PADAT PENDUDUK

PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S2051 DI KAWASAN PADAT PENDUDUK Makalah Nomor: KNSI-91 PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S2051 DI KAWASAN PADAT PENDUDUK Erlangga Jihadul F 1, Fahmi Afriyadi 2, Ratu Nurmalika 3, Dewi Agushinta R. 4, Anacostia

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dengan cepat pada akhir akhir ini menyebabkan semakin dibutuhkannya sumber daya energi, Manusia sangat banyak

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah indonesia saat ini telah mencanangkan kepada masyarakat agar mengganti bahan bakar minyak beralih menggunakan bahan bakar gas untuk keperluan sehari-hari,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

ALAT PENDETEKSI OTOMATIS KEBOCORAN GAS LPG BERBASISKAN ATMEGA 8535

ALAT PENDETEKSI OTOMATIS KEBOCORAN GAS LPG BERBASISKAN ATMEGA 8535 ALAT PENDETEKSI OTOMATIS KEBOCORAN GAS LPG BERBASISKAN ATMEGA 8535 Fauziah 1, Muhammad Subali 2 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi,Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER Pendahuluan Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan

Lebih terperinci

USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA

USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII AJARAN 2010-2011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU-TULUNGAGUNG CREW 2 CREW M.ZAID AL ANSHORI XII TEI 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam yang bermanfaat bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII TAHUNAJARAN 2010/2011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG CREW 2

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Setiyo Budiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon:

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 1, No. 1, Oktober 2016, 73-80

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 1, No. 1, Oktober 2016, 73-80 P-ISSN: 2528-5688 E-ISSN: 2528-5696 VOLT Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 1, No. 1, Oktober 2016, 73-80 DESAIN ALAT PENDETEKSI KEBOCORAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan perangkat keras adalah studi kepustakaan berupa data-data literatur dari masing-masing komponen, informasi dari internet dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM Bambang Tri Wahyo Utomo, S.Kom Pri Hadi Wijaya ABSTRAKSI Disini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB Leonardho Oscar Bimantoro, Slamet Winardi, Made Kamisutara Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama shirei.enjeru@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pengaturan Intensitas Sensor Gas dan Temperatur suhu merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan perangkat pendeteksi kebocoran Gas LPG, oleh karena itu Perancangan meliputi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisa Kebutuhan Sistem Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu kesatuan sistem yang berupa perangkat lunak, perangkat keras, dan manusianya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id A. Utama Sistem Mikrokomputer Gambar berikut menunjukkan 5 (lima) unit utama dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Karbon monoksida adalah zat pencemar dengan rumus CO yang merupakan jumlah karbon monoksida yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam ruang bakar mesin kendaraan yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik

Lebih terperinci

DETEKSI KEBOCORAN GAS LPG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535

DETEKSI KEBOCORAN GAS LPG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535 DETEKSI KEBOCORAN GAS LPG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535 Rusgianto Abstract. An electronic system based on Atmega8535 microcontroller for detecting LPG gas has been done. The system was employed a

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM 3.1 Perancangan Diagram Blok Dalam pembuatan sistem diagram blok yang perlu dipahami adalah cara kerja dari sistem yang akan dibuat. Sistem sensor gas akan bekerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di

Lebih terperinci

Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet,

Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet, Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet, www.alldatasheet.com Christanto, Danny, & Pusporini, Kris, 2003, Panduan Dasar Mikrokontroler Keluarga MCS-51. Surabaya: Innovative Electronics Hitachi Semiconductor,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Agar mendapatkan hasil yang diinginkan maka diperlukan suatu rancangan agar dapat mempermudah dalam memahami sistem yang akan dibuat, oleh karenanya akan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER [1] Leonard Agustinus, [2] Fatma Agus Setyaningsih, [3] Tedy Rismawan [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA 4.1 Tujuan Pengukuran yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan data dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan agar menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3. Perancangan Perangkat Keras Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam merealisasikan alat maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas BAB IV PRANCANGAN ALA 4.1 Deskripsi Sistem Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas SO 2 yang memiliki fasilitas sistem pemberitahuan dan pemantauan konsentrasi dan status kondisi

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 ABDUL RIZAL NUGRAHA HARTONO SISWONO SETIYONO Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

Nama : Zulham.Saptahadi Nim : Kelas : 08 Tk 04

Nama : Zulham.Saptahadi Nim : Kelas : 08 Tk 04 Nama : Zulham.Saptahadi Nim : 10808017 Kelas : 08 Tk 04 Latar Belakang Dalam bidang transportasi masih banyak sekali permasalahan-permasalahan yang sering ditemukan salah satunya di terminal. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram blok sistem secara umum Pada sub bab ini dibahas tentang uraian keseluruhan dari diagram blok sistem. Diagram blok sistem ini diperlihatkan pada gambar 3.1. Sensor

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke

BAB II LANDASAN TEORI. waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bendungan Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju airmenjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke Inggris dan Belanda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

ABSTRAK. tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object

ABSTRAK. tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object ABSTRAK RFID adalah teknologi yang digunakan untuk membaca data pada RFID tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object melalui rangkaian kode yang hanya dapat dibaca

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain motor servo, LCD Keypad Shield, rangkaian pemantik, mikrokontroler arduino uno dan kompor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Lampu Otomatis Berbasis Web

Rancang Bangun Sistem Kontrol Lampu Otomatis Berbasis Web Rancang Bangun Sistem Kontrol Lampu Otomatis Berbasis Web Leonardo Oscar Bimantoro, Slamet Winardi Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama Abstrak Di jaman sekarang banyak

Lebih terperinci