KEPUTUSAN RAPAT KERJA NASIONAL I IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA NOMOR : 001/ISKINDO/XII/2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUTUSAN RAPAT KERJA NASIONAL I IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA NOMOR : 001/ISKINDO/XII/2015"

Transkripsi

1 KEPUTUSAN RAPAT KERJA NASIONAL I IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA NOMOR : 001/ISKINDO/XII/2015 TENTANG PIMPINAN SIDANG RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERNAS) IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA (ISKINDO) Menimbang : a. bahwa sebagaimana dimandatkan oleh Kongres I ISKINDO dan untuk mencapai visi dan misi organisasi ISKINDO perlu dilaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) yang akan dihadiri oleh pengurus DPP ISKINDO dan alumni dari berbagai wilayah, untuk menghasilkan Program Kerja Strategis dalam masa implementasi kepengurusan ISKINDO periode ; b. bahwa untuk memfasilitasi pelaksanaan Rakernas I ISKINDO perlu ditunjuk dan ditetapkan Pimpinan Sidang Rakernas I ISKINDO dengan suatu Keputusan Rakernas I ISKINDO; c. bahwa Ketua Umum ISKINDO berwenang untuk menunjuk dan menetapkan Pimpinan Sidang Rakernas I ; d. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan suatu Keputusan Rakernas I ISKINDO. Mengingat : a. Draft Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO). b. Keputusan Kongres I ISKINDO Nomor : Kep.004/Kongres I/VI/2015 Tentang Ketua Umum ISKINDO Periode ; c. Keputusan DPP ISKINDO Nomor : 002/DPP- ISKINDO/VII/2015 Tentang Pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Periode

2 Memperhatikan : Pandangan, saran dan masukan dari DPP ISKINDO M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA NOMOR : 001/RAKERNAS I/ISKINDO/XII/2015 TENTANG PIMPINAN SIDANG RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERNAS) IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA (ISKINDO) Pertama : Menetapkan Pimpinan Sidang Rakernas I ISKINDO sebagai berikut a. Dr. Hendra Yusran Siry b. Verrianto Madjowa, S.Ik Kedua : Pimpinan Sidang memiliki tugas dan wewenang serta hak dan kedudukan yang sama dalam memimpin kelancaran dan tertibnya penyelenggaraan sidang-sidang dan rapat-rapat dalam Rakernas I ISKINDO. Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bila pada suatu hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 5 Desember 2015 Disalin sesuai asli, Sekretaris Jenderal DPP ISKINDO, M. Zulficar Mochtar, ST, M.Sc Ketua Umum Dr. Hendra Yusran Siry, M.Sc

3 KEPUTUSAN RAPAT KERJA NASIONAL I IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA NOMOR : 002/ISKINDO/XII/2015 TENTANG AGENDA ACARA RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERNAS) IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA (ISKINDO) Menimbang : a. bahwa sebagaimana dimandatkan oleh Kongres I ISKINDO dan untuk mencapai visi dan misi organisasi ISKINDO perlu dilaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) yang akan dihadiri oleh pengurus DPP ISKINDO dan alumni dari berbagai wilayah, untuk menghasilkan Program Kerja Strategis dalam masa implementasi kepengurusan ISKINDO periode ; b. bahwa dalam rangka tertibnya pelaksanaan Rakernas I ISKINDO perlu ditetapkan Agenda Acara Pertemuan Rakernas I ISKINDO dengan suatu Keputusan Rakernas I ISKINDO; c. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan suatu Keputusan Rakernas I ISKINDO. Mengingat : a. Rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO). b. Keputusan Kongres I ISKINDO Nomor : Kep.004/Kongres I/VI/2015 Tentang Ketua Umum ISKINDO Periode ; c. Keputusan DPP ISKINDO Nomor : 002/DPP- ISKINDO/VII/2015 Tentang Pelaksanaan Rapat Kerja Nasional Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Periode ; d. Keputusan Rapat Kerja Nasional I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia Nomor : 001/ISKINDO/XII/2015 Tentang Pimpinan Sidang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO)

4 Memperhatikan : a. Pandangan, saran dan masukan dari para peserta Rakernas I ISKINDO b. Arahan Menteri Kelautan dan Perikanan dan para narasumber yang terdiri dari Staf Ahli Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; Komisi IV DPR RI, Ketua Bidang Kemaritiman Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Rektor Universitas Riau, Rektor Universitas Trunojoyo, Rektor Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Dharma Persada ; M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA NOMOR : 002/RAKERNAS I/ISKINDO/VII/2015 TENTANG AGENDA ACARA RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERNAS ) IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA (ISKINDO) Pertama : Menetapkan Agenda Acara Rakernas ISKINDO sebagaimana dalam Lampiran Keputusan ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini Kedua : Panitia Pelaksana Rakernas ISKINDO melalui Pimpinan Sidang dapat menyesuaikan jadwal acara sesuai kebutuhan, dengan harus diinformasikan terlebih dahulu kepada Peserta Rakernas ISKINDO. Perubahan jadwal acara dimaksud tidak mengubah Agenda Acara Rakernas ISKINDO; Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bila pada suatu hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 5 Desember 2015 Pimpinan Sidang Rakernas I ISKINDO, Dr. Hendra Yusran Siry, M.Sc Verrianto Madjowa, S.Ik

5 Lampiran Keputusan Rapat Kerja Nasional I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia Nomor : 002/ISKINDO/XII/2015 Tentang Agenda Acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) SUSUNAN ACARA RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA 2015 Waktu Kegiatan Penanggungjawab Jumat, 04 Desember 2015 Pembukaan oleh MC Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Laporan Ketua Panitia Rakernas Sriwinarsih Maria Dr. Ady Chandra Sambutan Ketua Umum ISKINDO Seminar Nasional Kelautan Prof. Dr. M. Natsir Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Membumikan Ilmu dan Teknologi Kelautan di Indonesia Prof. Dr. H.M. Ahman Sya Deputi Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Strategi Optimalisasi Potensi Wisata Negara Kepulauan Luther Kombong Anggota Komisi IV DPR RI Penguatan dan Dorongan Kebijakan Legislatif dalam Pembangunan Kelautan Menuju Poros Maritim Dunia Munafri Arifuddin Ketua Bidang Kemaritiman Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bisnis Kelautan, Investasi Masa Depan Indra J. Piliang Tim Asisten Menteri PANRB Peluang SDM Kelautan dalam Keterlibatan Pembangunan Negara Maritim Forum Diskusi Pimpinan Perguruan Tinggi Kelautan M. Zulficar Mochtar, ST, M.Sc Ketua Umum ISKINDO Moderator Prof. Dr. Aras Mulyadi, DEA Rektor Universitas Riau Dr. Riza Damanik Wakil Ketua Umum ISKINDO ISHOMA Pengantar Diskusi Sekretaris Jenderal ISKINDO Keynote Speaker : Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan Keberlanjutan Sumber Daya Hayati Laut Untuk Masa Depan Bangsa Hendra Yusran Siry, Ph.D Sekjen ISKINDO Peluncuran Buku Karya Kelautan (Presentasi Buku dan Foto Bersama) Meninjau Pameran Hasil Karya Riset dan Inovasi Kelautan Indonesia

6 Waktu Kegiatan Penanggungjawab Jumat, 04 Desember Coffee Break Pengantar dan Pengarahan Steering Committee Rapat Komisi Penyusunan Program ISHOMA Pleno Hasil Komisi dan Perumusan Hasil Rakernas Sabtu, 05 Desember Finalisasi Program Kerja Ramah Tamah Selesai Penutupan Rakernas ISKINDO Verrianto Madjowa Koordinator SC Hendra Yusran Siry, Ph.D Sekjen ISKINDO Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 5 Desember 2015 Pimpinan Sidang Rakernas I ISKINDO, Dr. Hendra Yusran Siry, M.Sc Verrianto Madjowa, S.Ik

7 KEPUTUSAN RAPAT KERJA NASIONAL I IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA NOMOR : 003/ISKINDO/XII/2015 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA (ISKINDO) Menimbang : a. bahwa sebagaimana dimandatkan oleh Kongres I ISKINDO dan untuk mencapai visi dan misi organisasi ISKINDO perlu dilaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) yang dihadiri oleh pengurus DPP ISKINDO dan alumni dari berbagai wilayah, untuk menghasilkan Program Kerja Strategis dalam masa implementasi kepengurusan ISKINDO periode ; b. bahwa DPP ISKINDO dimandatkan untuk menyelesaikan diberi mandat untuk menyelesaikan alat kelengkapan organisasi berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ISKINDO; c. bahwa DPP ISKINDO telah membahas dan merangkum berbagai masukan untuk penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ISKINDO, dan perlu disahkan dalam suatu keputusan; d. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan suatu Keputusan Rakernas I ISKINDO. Mengingat : a. Keputusan Kongres I ISKINDO Nomor : Kep.004/Kongres I/VI/2015 Tentang Ketua Umum ISKINDO Periode ; b. Keputusan DPP ISKINDO Nomor : 002/DPP- ISKINDO/VII/2015 Tentang Pelaksanaan Rapat Kerja Nasional Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (IS KINDO) Periode ; c. Keputusan Rapat Kerja Nasional I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia Nomor : 001/ISKINDO/XII/2015 Tentang Pimpinan Sidang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO)

8 Memperhatikan : a. Pandangan, saran dan masukan dari para peserta Rakernas I ISKINDO b. Arahan Menteri Kelautan dan Perikanan dan para narasumber yang terdiri dari Staf Ahli Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; Komisi IV DPR RI, Ketua Bidang Kemaritiman Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Rektor Universitas Riau, Rektor Universitas Trunojoyo, Pimpinan Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Dharma Persada ; M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA NOMOR : 003/RAKERNAS I/ISKINDO/VII/2015 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA (ISKINDO) Pertama : Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) sebagaimana dalam Lampiran Keputusan ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini; dan Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bila pada suatu hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 5 Desember 2015 Pimpinan Sidang Rakernas I ISKINDO, Dr. Hendra Yusran Siry, M.Sc Verrianto Madjowa, S.Ik

9 Lampiran Keputusan Rapat Kerja Nasional I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia Nomor : 003/ISKINDO/XII/2015 Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA (ISKINDO) MUKKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh rasa tanggung jawab kepada Bangsa dan Negara dengan hasrat beramal ilmiah dan amaliah di bidang kelautan serta menghimpun potensi sarjana di bidang kelautan, memperkuat jejaring dan mendukung kebijakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat dan mandiri, maka didirikanlah Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia sebagai suatu ikatan wadah bagi sarjana di bidang kelautan dengan Anggaran Dasar sebagai berikut : BAB I Nama, Azas dan Sifat Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia disingkat ISKINDO. Pasal 2 Azas ISKINDO berazaskan Pancasila, profesionalisme, integritas, demokratis, objektif dan kejujuran, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pasal 3 Sifat ISKINDO merupakan organisasi profesi yang bersifat keilmuan dan kekeluargaan serta tidak terikat pada organisasi politik. Pasal 4 Ruang Lingkup ISKINDO melingkupi semua bidang yang terakit dengan pengelolaan sumber daya kelautan secara luas, termasuk ilmu kelautan, teknologi kelautan, teknik kelautan, oseanografi, sosial dan ekonomi maritim.

10 BAB II Kedudukan dan Waktu Pasal 5 Kedudukan ISKINDO berkedudukan di Jakarta, Indonesia ditempat Dewan Pengurus Pusat berdomisili. Pasal 6 Waktu ISKINDO didirikan pada tanggal 8 Juni 2015 bertepatan dengan Hari Kelautan Sedunia untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. BAB III Tujuan, Maksud dan Fungsi Pasal 7 Tujuan ISKINDO bertujuan untuk memajukan, mengembangkan dan mengamalkan ilmu, teknologi dan teknik kelautan, oseanografi, sosial dan ekonomi maritim untuk kepentingan pembangunan nasional di bidang kelautan. Pasal 7 Maksud ISKINDO bermaksud menggalang potensi segenap sarjana di bidang kelautan guna menjadi penggerak pembangunan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Pasal 8 ISKINDO berfungsi : a. Sebagai wadah berhimpunnya sarjana di bidang kelautan untuk secara bersama meningkatkan kemanfaatannya bagi bangsa dan negara; b. Sebagai wadah pengembangan dan pembinaan kompetensi sarjana di bidang kelautan secara konsisten dan berkelanjutan c. Meningkatkan peran dan tanggung jawab profesional sarjana di bidang kelautan dalam pembangunan daerah, nasional, regional dan internasional; d. Meningkatkan kerjasama profesional para sarjana di bidang kelautan dalam rangka mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuannya bagi pembangunan kelautan; e. Meningkatkan profesionalisme bagi para anggota melalui Ikatan Alumni Kelautan diberbagai perguruan tinggi; f. Bersinergi dengan Pemerintah, pengusaha dan masyarakat dalam pembangunan kelautan; g. Menciptakan peluang usaha dan jasa-jasa kelautan guna mendukung pembangunan nasional.

11 h. Berkoordinasi, bekerjasama dan bersinergi dengan lembaga profesi terkait dengan bidang kelautan, termasuk dan tapi tidak terbatas pada Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI). BAB IV Keanggotaan Pasal 9 1. Keanggotaan ISKINDO terdiri dari Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan. 2. Anggota Biasa, yaitu perorangan warganegara Indonesia yang memenuhi persyaratan sebagai anggota. 3. Anggota Kehormatan, yaitu perorangan warganegara Indonesia yang memenuhi persyaratan sebagai Anggota Kehormatan. 4. Sistem keanggotaan ISKINDO adalah keanggotaan aktif. 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB V Badan Kelengkapan dan Kelembagaan Organisasi Pasal 10 Badan Kelengkapan 1. Badan Kelengkapan Organisasi ISKINDO terdiri dari : a. Kongres b. Kongres Luar Biasa c. Konferensi Wilayah d. Rapat Pengurus e. Rapat Pimpinan 2. Mekanisme dan persyaratan pelaksanaan Badan Kelengkapan Organisasi ISKINDO diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 11 Kelembagaan Organisasi Badan atau unit khusus dapat dibentuk oleh Pengurus sebagai Badan Kelembagaan Organisasi sesuai kebutuhan dan selama tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

12 BAB VI Kekuasaan dan Keputusan Pasal 12 Kekuasaan 1. Kekuasaan tertinggi ISKINDO berada pada Kongres 2. Keputusan persidangan Kongres ISKINDO diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan jika diperlukan keputusan dapat diambil berdasarkan suara terbanyak. BAB VII Periode Kepengurusan Pasal 13 Periode kepengurusan ISKINDO adalah 4 (empat) tahun. BAB VIII Perbendaharaan Pasal 14 Perbendaharaan ISKINDO diperoleh dari uang pangkal, iuran anggota, sumbangan dan usaha lain yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. BAB IX Perubahan Anggaran Dasar Pasal 15 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ISKINDO hanya dapat diubah berdasarkan Keputusan Kongres. Pasal 16 Usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga baik dari Dewan Pengurus Pusat maupun Pengurus Wilayah sudah harus disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum Kongres.

13 BAB X Pembubaran Organisasi Pasal 17 ISKINDO hanya dapat dibubarkan berdasarkan keputusan Kongres Luar Biasa yang akan diadakan untuk maksud tersebut. Pasal 18 Untuk maksud tersebut dalam Pasal 17 diajukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum Kongres Luar Biasa diadakan dan harus sudah diberitahukan kepada seluruh anggota. BAB XI Peraturan Tambahan dan Pengesahan Pasal 19 Hal-hal yang belum tercakup dalam Anggaran Dasar ini akan diatur selanjutnya dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 20 Anggaran Dasar ini untuk pertama kalinya disusun dan disahkan dalam Kongres I ISKINDO di Jakarta pada tanggal 8 Juni BAB XII Ketentuan Penutup Pasal 21 Anggaran dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 5 Desember 2015 Pimpinan Sidang Rakernas I ISKINDO, Dr. Hendra Yusran Siry, M.Sc Verrianto Madjowa, S.Ik

14 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA (ISKINDO) BAB I Keanggotaan Pasal 1 Jenis Keanggotaan Anggota terdiri dari : 1. Anggota Biasa yaitu Warga Negara Republik Indonesia yang mempunyai gelar sarjana dalam ilmu kelautan, teknologi Kelautan, teknik kelautan atau gelar kesarjanaan dengan latar belakang pendidikan yang berkaitan dengan kelautan, yang diperoleh dari perguruan tinggi dalam maupun di luar negeri. 2. Anggota Kehormatan yaitu orang yang telah berjasa terhadap ISKINDO dan atau dianggap memiliki karya signifikan dalam pengembangan dan pembangunan kelautan Indonesia. Pasal 2 Ketentuan Keanggotaan Yang dapat diterima sebagai anggota adalah mereka yang menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ISKINDO, dengan ketentuan : 1. Anggota Biasa, diterima atas usul Pengurus Wilayah setelah memenuhi persyaratan penerimaan anggota. 2. Anggota Kehormatan : diterima atas usul Pengurus Wilayah melalui Dewan Pengurus Pusat dan diangkat oleh Kongres sebagai Anggota Kehormatan. BAB II Hak dan Kewajiban Anggota Pasal 3 Hak Anggota Biasa Anggota Biasa mempunyai hak : 1. Memperoleh pelayanan dari organisasi. 2. Menyatakan pendapat baik secara lisan maupun tertulis dalam Kongres, dan rapat-rapat atau langsung kepada Pengurus. 3. Memilih dan dipilih. 4. Ikut serta dalam kegiatan ISKINDO. 5. Mendapat kartu anggota yang bentuk dan tata cara penggunaannya diatur oleh Dewan Pengurus Pusat ISKINDO.

15 Pasal 4 Hak Anggota Kehormatan Anggota Kehormatan mempunyai hak : 1. Menyatakan pendapat baik secara lisan maupun tertulis dalam Kongres dan rapat-rapat atau langsung kepada Pengurus. 2. Ikut serta dalam kegiatan organisasi. Pasal 5 Kewajiban Anggota Biasa Setiap Anggota Biasa wajib : 1. Memenuhi ketentuan ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga ISKINDO dan ketentuan-ketentuan lainnya yang diputuskan ISKINDO; 2. Mengembangkan organisasi dan ikut serta menjalankan kegiatan-kegiatan ISKINDO; 3. Membayar uang pangkal, iuran dan pungutan-pungutan lainnya yang sudah ditetapkan ISKINDO; 4. Menjunjung nama baik dan martabat ISKINDO. Pasal 6 Kewajiban Anggota Biasa Anggota Kehormatan berkewajiban : 1. Memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Organisasi dan ketentuan-ketentuan lainnya yang diputuskan ISKINDO. 2. Membantu mengembangkan ISKINDO. 3. Menjunjung nama baik dan martabat ISKINDO. Pasal 7 Berakhirnya Keanggotaan Keanggotaan ISKINDO berakhir karena : 1. Meninggal dunia. 2. Atas permintaan sendiri secara tertulis. 3. Dibebaskan sementara oleh Pengurus. 4. Diberhentikan dengan keputusan Rapat Pengurus karena membuat kesalahan yang dapat merugikan organisasi dan melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. 5. Setiap anggota yang akan diberhentikan berhak membela diri pada Dewan Pengurus Pusat dan dapat naik banding dalam Kongres.

16 BAB III Kongres dan Kongres Luar Biasa Pasal 8 Kongres 1. Kongres diadakan tiap 2 (dua) tahun sekali dan dihadiri oleh Dewan Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah. 2. Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri 2/3 (dua pertiga) dari jumlah wilayah yang berhak hadir. 3. Hak suara dalam Kongres diatur oleh Tata Tertib Kongres. 4. Jumlah utusan tiap wilayah untuk menghadiri Kongres ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat berdasarkan jumlah anggota tiap wilayah. 5. Kongres dipimpin oleh Pimpinan Sidang yang dipilih oleh anggota yang hadir. 6. Kongres bertugas : a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi. b. Menilai laporan umum Dewan Pengurus Pusat. c. Menetapkan garis-garis besar program organisasi kebijaksanaan umum serta belanja dan pendapatan organisasi. d. Memilih Dewan Pengurus Pusat. e. Acara, bahan-bahan dan Tata Tertib Kongres diterima oleh wilayah paling lambat 1 (satu) bulan sebelum Kongres dimulai. Pasal 9 Kongres Luar Biasa Kongres Luar Biasa yang diadakan untuk pembubaran ISKINDO dapat diselenggarakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah wilayah yang ada. BAB IV Konferensi Wilayah Pasal Konferensi Wilayah diadakan minimal satu kali dalam 4 (empat) tahun dan dihadiri oleh Pengurus Wilayah dan Anggota. 2. Konferensi Wilayah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota Biasa. 3. Hak suara anggota diatur melalui Tata Tertib Konferensi Wilayah. 4. Rapat Konferensi Wilayah dipimpin oleh Pimpinan Sidang yang dipilih oleh dan dari angggota yang hadir. 5. Rapat Konferensi Wilayah bertugas : 6. Menilai laporan umum Pengurus Wilayah. 7. Menjabarkan program kerja ISKINDO hasil keputusan Kongres untuk ditetapkan sebagai Program Kerja Wilayah. 8. Memilih Pengurus Wilayah. 9. Acara, bahan-bahan dan Tata Tertib Konferensi Wilayah sudah diterima oleh anggota paling lambat 1 (satu) minggu sebelum Konferensi Wilayah dimulai.

17 Pasal 11 Konferensi Wilayah Luar Biasa dapat diselenggarakan atas permintaan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota biasa. BAB V Struktur Organisasi dan Keputusan Pasal 12 Struktur Organisasi ISKINDO terdiri atas : 1. Pusat dan Wilayah. 2. Wilayah meliputi wilayah tertentu, minimal wilayah administrasi Pemerintahan Provinsi, dan sekurang-kurangnya mempunyai 25 (dua puluh lima) anggota, dengan persetujuan dan pengesahan Dewan Pengurus Pusat. Pasal 13 Kepengurusan Organisasi 1. Masing-masing tingkatan organisasi dipimpin oleh Pengurus yang dipilih untuk jangka waktu 4 (empat) tahun. 2. Pada tiap pergantian Pengurus diberikan pertanggungjawaban organisasi oleh Pengurus yang habis masa jabatan kepengurusannya, dan diadakan serah terima. 3. Pemilihan Pengurus diatur dengan Tata Tertib yang disahkan oleh Konferensi Wilayah. Pasal 14 Dewan Pengurus Pusat 1. ISKINDO ditingkat Pusat dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat. 2. Dewan Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, beberapa Ketua dan Bendahara Umum, yang berasal dari Anggota Biasa dan dalam menjalankan organisasi Dewan Pengurus Pusat dapat menunjuk pembantu pelaksana. 3. Dewan Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres melalui Formatur. 4. Dewan Pengurus Pusat bertanggung jawab kepada Kongres. 5. Dewan Pengurus Pusat mempersiapkan Kongres. 6. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat yang habis masa jabatannya dapat dipilih kembali untuk jabatan yang sama dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali masa jabatan berturut-turut. 7. Kecuali anggota Dewan Pengurus Pusat yang dipilih Kongres, pergantian Pengurus lainnya ditetapkan oleh Rapat Pengurus Pusat. 8. Hak dan Kewajiban : a. Bertindak ke dalam dan ke luar atas nama organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan program kerja yang telah diputuskan Kongres. b. Bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun. c. Melaksanakan program kerja yang ditetapkan oleh Kongres. 9. Dalam hal Kongres tidak dapat dilaksanakan tepat pada waktunya, Dewan Pengurus Pusat yang lama masih tetap bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi.

18 Pasal 15 Pengurus Wilayah 1. ISKINDO ditingkat Wilayah dipimpin oleh Pengurus Wilayah. 2. Pengurus adalah anggota biasa yang dipilih langsung oleh Rapat Anggota, yang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. 3. Sistem pemilihan Pengurus diatur sendiri oleh Konferensi Wilayah. 4. Pengurus Wilayah disahkan oleh Dewan Pengurus Pusat. 5. Pengurus Wilayah bertanggung jawab kepada Konferensi Wilayah dan Dewan Pengurus Pusat. 6. Selama Pengurus Wilayah yang baru belum terbentuk, Pengurus Wilayah yang lama masih tetap bertanggungjawab. 7. Hak dan Kewajiban Pengurusan Wilayah : a. Bertindak ke dalam dan ke luar di wilayahnya atas nama organisasi Wilayahnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Keputusan Konferensi Wilayah. b. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Keputusan Konferensi Wilayah. c. Bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setahun, dan melaporkan hasilnya ke Dewan Pengurus Pusat. d. Melaksanakan program kerja Wilayah. e. Mempertanggung jawabkan hasil kerja kepada Konferensi Wilayah diakhir masa kepengurusannya. f. Meminta penjelasan tentang kebijaksanaan yang diambil oleh Dewan Pengurus Pusat. BAB VI Susunan Organisasi Pasal Dewan Pembina dan Penasehat Pengurus Pusat ISKINDO ditetapkan oleh Kongres. 2. Dewan Pembina dan Pengurus Wilayah ISKINDO ditetapkan oleh Konferensi Wilayah. 3. Dewan Pengurus Pusat ISKINDO membawahi dan megorganisir Pengurus Wilayah. 4. Dewan Pengurus Wilayah ISKINDO berkedudukan di Ibukota Provinsi. BAB VII Pembentukan Wilayah Pasal Pembentukan Wilayah untuk pertama kali dilakukan melalui pemberian mandat DPP ISKINDO kepada perwakilan lima (5) alumni universitas/perguruan tinggi untuk menghimpun dan melakukan konsolidasi/koordinasi dengan para sarjana kelautan di wilayah, untuk membentuk Dewan Pengurus Wilayah dan memilih kepengurusan Dewan Pengurus Wilayah.

19 2. Pembentukan Dewan Pengurus Wilayah disahkan oleh Dewan Pengurus Pusat. 3. Sementara menunggu pengesahan sebagaimana Pasal 15, Pengurus Wilayah dapat melakukan kegiatan organisasi. BAB VIII Kepengurusan Pasal Kepengurusan ISKINDO di tingkat Pusat disahkan melalui Kongres. 2. Kepengurusan ISKINDO di tingkat Wilayah dipilih dan disahkan melalui Konferensi Wilayah. BAB IX Kegiatan Usaha Pasal Dalam rangka melaksanakan usaha peningkatan ilmu kelautan organisasi dapat mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah. 2. Membantu, melaksanakan usaha-usaha pendidikan dan percobaan di lapangan dalam arti luas dan menyebarkan hasil-hasil penelitian maupun informasi dalam bidang kelautan. 3. Dalam rangka pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan dapat dibentuk suatu lembaga atau badan usaha yang kegiatannya tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. 4. Membantu, menggiatkan serta menghimpun usaha anggota dalam rangka sebagai wujud tanggung jawab bersama dalam pembangunan kelautan. 5. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan institusi lain baik didalam maupun diluar negeri yang menyangkut pembangunan kelautan. BAB X Keuangan Pasal Anggota diwajibkan membayar uang pangkal dan iuran yang jumlahnya ditetapkan oleh Kongres. 2. Uang pangkal menjadi hak Wilayah. 3. Sepuluh persen (10 %) dari jumlah iuran anggota diserahkan oleh Wilayah kepada Dewan Pengurus Pusat. 4. Selain uang pangkal dan iuran, keuangan organisasi diperoleh dari usaha lain yang sah dan atau bantuan sukarela yang tidak mengikat. 5. Bila diperlukan Kongres dapat mengaudit keuangan organisasi.

20 Pasal 21 Dalam hal Kongres Luar Biasa memutuskan pembubaran organisasi, perbendaharaan organisasi dihibahkan kepada suatu Badan atau Lembaga dalam rangka pengembangan ilmu kelautan. BAB XI Lambang Organisasi Pasal 22 Lambang Organisasi beserta artinya yang disahkan oleh Kongres ditetapkan sebagai lambang ISKINDO. BAB XII Peraturan Tambahan dan Pengesahan Pasal 23 Hal-hal penting yang belum tercakup dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur oleh Keputusan-keputusan Kongres, Keputusan Dewan Pengurus Pusat, Keputusan Konferensi Wilayah dan Keputusan Pengurus Wilayah. Pasal 24 Anggaran Rumah Tangga ini untuk pertama kali ditetapkan dan disahkan dalam Kongres I ISKINDO. BAB XIII Ketentuan Penutup Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 5 Desember 2015 Pimpinan Sidang Rakernas I ISKINDO, Dr. Hendra Yusran Siry, M.Sc Verrianto Madjowa, S.Ik

21 KEPUTUSAN RAPAT KERJA NASIONAL I IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA NOMOR : 004/ISKINDO/XII/2015 TENTANG KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS DEWAN PIMPINAN PUSAT (DPP) IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA (ISKINDO) PERIODE Menimbang : a. bahwa sebagaimana dimandatkan oleh Kongres I ISKINDO dan untuk mencapai visi dan misi organisasi ISKINDO perlu dilaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) yang akan dihadiri oleh pengurus DPP ISKINDO dan alumni dari berbagai wilayah, untuk menghasilkan Kebijakan dan Program Kerja Strategis dalam masa kepengurusan ISKINDO periode ; b. bahwa sebagai arah strategis dan acuan dalam pelaksanaan kegiatan ISKINDO perlu disusun Kebijakan dan Program Kerja Strategis ISKINDO Periode ; c. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan suatu Keputusan Rakernas I ISKINDO. Mengingat : a. Keputusan Rapat Kerja Nasional I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia Nomor : 003/ISKINDO/XII/2015 Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO); b. Keputusan Kongres I ISKINDO Nomor : Kep.004/Kongres I/VI/2015 Tentang Ketua Umum ISKINDO Periode ; c. Keputusan DPP ISKINDO Nomor : 002/DPP- ISKINDO/VII/2015 Tentang Pelaksanaan Rapat Kerja Nasional Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Periode ; d. Keputusan Rapat Kerja Nasional I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia Nomor : 001/ISKINDO/XII/2015 Tentang Pimpinan Sidang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO)

22 Memperhatikan : a. Pandangan, saran dan masukan dari para peserta Rakernas I ISKINDO b. Arahan Menteri Kelautan dan Perikanan dan para narasumber yang terdiri dari Staf Ahli Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; Komisi IV DPR RI, Ketua Bidang Kemaritiman Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Rektor Universitas Riau, Rektor Universitas Trunojoyo, Pimpinan Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Dharma Persada ; M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA NOMOR : 004/RAKERNAS I/ISKINDO/VII/2015 TENTANG KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS DEWAN PIMPINAN PUSAT (DPP) IKATAN SARJANA KELAUTAN INDONESIA (ISKINDO) PERIODE Pertama : Menetapkan Kebijakan dan Program Kerja Strategis Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Periode dalam bentuk dokumen Akselerasi dan Pengarusutamaan Pembangunan Kelautan Guna Mendorong Pencapaian Visi Maritim sebagaimana dalam Lampiran Keputusan ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini; Kedua : Rancangan Program Kerja Bidang yang telah dipaparkan oleh para Ketua Bidang dalam Rakernas Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Periode perlu disempurnakan dan disamakan format tampilannya; Ketiga : Proses penyempurnaan Rancangan Program Kerja setiap Bidang Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Periode sudah harus selesai paling lambat enam (6) bulan sejak tanggal penetapan Keputusan ini; Keempat : DPP ISKINDO akan mengesahkan dan menetapkan Rancangan Program Kerja Bidang Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Periode menjadi Program Kerja Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Periode ;

23 Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bila pada suatu hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 5 Desember 2015 Pimpinan Sidang Rakernas I ISKINDO, Dr. Hendra Yusran Siry, M.Sc Verrianto Madjowa, S.Ik

24 Lampiran Keputusan Rapat Kerja Nasional I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia Nomor : 004/ISKINDO/XII/2015 Tentang Program Kerja Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Periode AKSELERASI DAN PENGARUSUTAMAAN (MAINSTREAMING) PEMBANGUNAN KELAUTAN GUNA MENDORONG PENCAPAIAN VISI SEBAGAI NEGARA MARITIM ISKINDO Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia Pelayaran Perdana, Layar Terkembang: 08 Juni Juni 2017 A. Pelayaran Perdana 1. Komitmen Berhimpun untuk Akselerasi Pembangunan Kelautan. Pada tanggal 8 Juni 2015, bertepatan dengan Hari Kelautan Sedunia ( World Ocean Day), jejaring alumni kelautan dari 16 (enam belas) perguruan tinggi di Indonesia antara lain dari Universitas Riau ( Unri), Universitas Diponegoro ( Undip), Universitas Pattimura ( Unpatti), Universitas Hasanuddin ( Unhas), Universitas Sam Ratulangi ( Unsrat), Universitas Brawijaya ( Unibraw), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Trunojoyo ( Unijoyo), Universitas Padjajaran ( Unpad), Universitas Jendral Soedirman (Unsoed), Universitas Bangka Belitung (UBB), STIPER Kutim, Universitas Hang Tuah (UHT), Universitas Khairun ( Unkhair), Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) berkumpul dan bermusyawarah di Gedung Juang di Jakarta dalam sebuah Simposium Kelautan dilanjutkan dengan menyelenggarakan Kongres I Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO). Kongres ini akhirnya mendeklarasikan komitmen untuk bergerak bersama, mengakselerasi dan mengawal pembangunan kelautan Indonesia melalui pembentukan wadah Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO). Saat ini tidak kurang dari alumni kelautan telah siap dan tengah berkontribusi dalam berbagai bidang pembangunan kelautan.

25 DPP Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) 2. Perangkat Organisasi dan Struktur. Kongres I ISKINDO yang berjalan secara semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang tinggi tersebut menghasilkan berbagai kesepakatan penting l: (i) menyepakati berbagai perangkat organisasi penunjang pembentukan ISKINDO; (ii) memberi mandat kepada M. Zulficar Mochtar, ST, M.Sc sebagai Ketua Umum ISKINDO periode ; (iii) menetapkan anggota Tim Formatur membantu Ketua Umum diantaranya Hendra Yusran Siry, Ph.D, Dr. Riza Damanik, Agus Ajar Bantung, ST, M.Si, Bibit Mugijana, dan Dr. Gusti Sidemen yang selanjutnya akan merampungkan berbagai format dan kerangka operasional ISKINDO. Kongres I ISKINDO juga menetapkan Dr. Chardra Motik, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, Dr. Sudirman Saad, SH, M.Hum dan Yugi Prayanto, selaku bagian dari Dewan Pembina ISKINDO. 3. Akselerasi Pembangunan Kelautan. ISKINDO diharapkan dapat menjadi wadah bergerak, berkarya dan berjuang bersama alumni kelautan di seluruh Indonesia untuk mengisi kesenjangan dan mengakselerasi pembangunan kelautan yang lebih efektif dan optimal. Dibutuhkan struktur, komposisi dan strategi bergerak organisasi yang efektif yang bisa memadukan antara keterwakilan alumni di berbagai daerah, keterwakilan isu dan persoalan fundamental kelautan, dan keterwakilan kapasitas keilmuan kelautan yang dimiliki oleh alumni kelautan se-indonesia. 4. Sinergi dan Bekerja bersama Organisasi, lembaga lain. Isu dan persoalan kelautan terlalu luas dan kompleks untuk dikawal dan diantisipasi satu atau beberapa institusi saja. Tidak mungkin bisa dilakukan. Semakin ramai, semakin banyak, dan semakin beragam bentuk dan jenis kelembagaan dan pemangku kepentingan yang mengawalnya, maka semakin efektif upaya untuk memanfaatkan dan mengelola laut Indonesia. Sehingga ISKINDO tidak diproyeksikan untuk bersaing dengan kelembagaan lainnya, dan tidak pula diarahkan untuk menjadi alat untuk melakukan politik praktis. ISKINDO justru diharapkan bisa bersinergi dan bekerjasama dengan semua pihak, baik pemerintah, swasta, komponen masyarakat, perguruan tinggi dan sebagainya untuk memberi manfaat yang lebih besar dan mendorong sekuat tenaga, agar pembangunan kelautan dapat berjalan dalam kerangka yang rasional, strategis dan efektif. 5. Keanggotaan ISKINDO. ISKINDO diharapkan dapat terus bergulir dalam menjalin, menggalang, dan menghimpun berbagai Sarjana Kelautan dari berbagai bidang di perguruan tinggi kelautan di Indonesia, dan selanjutnya bersama-sama menuangkan gagasan, pokok pikiran, berkontribusi, dan ikut memberikan andil aktif yang signifikan bagi pembangunan kelautan Indonesia, dan mendorong terwujudnya Indonesia sebagai negara Maritim yang Mandiri, Berdaulat dan Sejahtera. B. Laut Adalah Masa Depan 6. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau wilayah pesisir membentang sepanjang kilometer dari Sabang sampai Merauke, dari Tanah Laut sampai Pulau Rote dengan segenap sumberdaya alam hayati, non-hayati dan energi yang sangat melimpah dan tak ternilai. Negara ini memiliki ekosistem laut paling kaya di dunia: hutan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang terluas dunia. Kondisi ini menjamin kekayaan keanekaragaman hayati yang 2

26 DPP Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) sangat tinggi. Indonesia juga terletak di posisi geografis strategis pada persimpangan internasional Samudera Hindia- Samudera Pasifik dan benua Asia-Australia, sehingga menjadi pusat berbagai aktifitas ekonomi dan sosial kelautan. berbagai potensi ini telah dimanfaatkan baik untuk kepentingan pelayaran dan perkapalan, pertambangan dan migas, pariwisata bahari, pemukiman, pertanian dan perikanan, dan berbagai jasa lingkungan lainnya. 7. Ironi Negara Kepulauan. Implikasi luas pemanfaatan sumberdaya alam secara serampangan dan tidak serius memberikan konsekuensi makin rapuhnya status sumberdaya kelautan Indonesia, menyebabkan kerugian ekonomi, ekologis, dan sosial yang sangat besar. Praktek perikanan ilegal, tidak dilaporkan dan tidak diatur (illegal, unreported, unregulated fishing/iuu fishing) yang begitu masif, degradasi ekosistem pesisir, tantangan dan dampak perubahan iklim global, pencemaran dan tumpahan minyak menjadi tantangan nyata. Disisi lain, berbagai isu makro seperti tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, kemiskinan di wilayah pesisir yang semakin signifikan, kesenjangan di pulau perbatasan, adanya ancaman bencana alam pesisir, dan krisis pangan global merupakan tantangan yang harus diantisipasi secara strategis oleh Indonesia. 8. Laut adalah Masa Depan. Berbagai orientasi pemenuhan kebutuhan dan tantangan kehidupan, serta ancaman global mendesak pergeseran pembangunan dari orientasi darat ke pemanfaatan sumberdaya kelautan. Laut perlahan tapi pasti telah menjadi sumber perebutan pengaruh, kekuatan ekonomi, sumbu peradaban baru, pusat pertarungan, dan melahirkan guncanganguncangan serius bagi pemanfaatan berkelanjutan. Siapa menguasai laut, akan menguasai dunia. 9. Indonesia tidak bisa menolak takdirnya sebagai bangsa bahari. Dengan segenap potensi laut Indonesia yang demikian besar sudah seharusnya menjadi fokus upaya untuk membawa negeri ini ke masa depan yang lebih baik. Bukan hanya dalam konteks nasional, namun juga memberikan kontribusi aktif strategis menjadi solusi bagi persoalan maritim global. Indonesia bias dan harus menjadi pusat keunggulan maritm dunia dan sumbu serta poros Maritim Dunia. Sudah waktunya pembangunan kelautan menjadi urat nadi pembangunan nasional Indonesia, dan memberikan dampak global yang signifikan. Indonesia tidak bisa lagi menolak takdirnya sebagai bangsa bahari. 10. Membangun Kelautan harus berdiri di alas Pembangunan Berkelanjutan. Upaya dan semangat pembangunan kelautan tidak bisa dilakukan dengan serampangan. Upaya tersebut harus mengacu pada alas prinsip dan kebijakan strategis, yaitu: ( a) kedaulatan melalui jalan memastikan Indonesia menjadi tuan rumah, memiliki kedaulatan, dan tidak didikte atau diintervensi oleh pihak atau negara lain, (b) keamanan dengan memastikan berbagai proses pembangunan kelautan dalam situasi aman, terkendali dan bertanggung jawab; ( c) kemakmuran dengan cara memastikan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pesisir dan kepulauan, sebagai bagian penting, aktor utama dan fokus pembangunan; (d ) kelestarian yang ditempuh dengan memastikan proses pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kelestarian pemanfaatan bagi generasi saat ini maupun mendatang atau dalam konteks yang lebih luas, pembangunan kelautan harus relevan dengan kebutuhan pembangunan ditingkat lokal, nasional dan internasional dalam kerangka dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals); ( e) berbasis pengetahuan serta memastikan berbagai strategi dan kerangka pembangunan memiliki dasar ilmiah, partisipasi dan komitmen pemangku kepentingan, data dan informasi yang bisa diandalkan. 3

27 DPP Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) 11. Kiprah Alumni Kelautan. Perjuangan dan pergerakan para alumni kelautan Indonesia pada dasarnya adalah satu rangkaian dan perjalanan panjang yang saling terkait antara kiprah para alumni baik secara formal maupun informal sejak mahasiswa hingga kini, baik dalam kerangka pergerakan individu maupun institusi, yaitu menjadikan Indonesia sebagai pusat keunggulan kelautan dunia. Di sisi lain, sebagian dari alumni kelautan belum terserap dalam dunia kerja yang pas dengan bidangnya dan belum memainkan peran strategis dan optimal di semua lini strategis. Untuk itu, ISKINDO perlu mendorong dan mengambil peran penting dalam menjembatani serta melanjutkan proses pembangunan kelautan yang optimal, dengan mengoptimalkan kiprahkiprah alumni kelautan di berbagai bidang yang relevan. C. Tantangan Pembangunan Kelautan Bumi sedang sakit parah akibat berbagai praktek dan eksploitasi sumberdaya kelautan secara serampangan. Pembangunan kelautan dihadapkan pada tantangan, persoalan, dan kompleksitas yang perlu dipahami dan diantisipasi dengan baik, diantaranya: 12. Ancaman bencana pangan global. Penduduk bumi bertumbuh cepat. Tahun 2050 penduduk bumi diperkirakan mencapai 9 milyar jiwa yang berimplikasi pada peningkatan permintaan pangan global sekitar 70%. Kalau tidak diantisipasi dengan baik, akan menjadi bencana pangan global. Di sisi lain, peningkatan produksi pangan mengalami stagnasi bahkan kemunduran yang signifikan. Alih fungsi lahan pertanian menjadi hunian menjadi marak. Sumber perikanan dieksplotasi intensif dan mengabaikan prinsip keberlanjutan yang menyebabkan semakin maraknya tangkap lebih ( overfishing) secara global. Ini menyebabkan berkurangnya jumlah pangan yang sekaligus memicu harga pangan global. krisis pangan merupakan ancaman yang nyata secara global, termasuk di Indonesia. 13. Perubahan iklim. Perubahan iklim global merupakan salah satu persoalan yang sangat penting untuk diantisipasi di kawasan pesisir dan laut. Perubahan iklim ini menyebabkan perubahan pola curah hujan, kenaikan temperatur air laut, kenaikan muka air laut, dan kejadian iklim ekstrim. Hasil kajian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memprediksi bahwa tahun 2030 sekitar pulau-pulau kecil Indonesia berpotensi akan tenggelam akibat kenaikan muka air laut. Beberapa studi lain dari berbagai lembaga menunjukkan ancaman tenggelamnya pulau-pulau kecil di dunia. Hal ini akan berimbas juga ke berbagai hal termasuk erosi dan berkurangnya lahan pesisir, kerusakan ekosistem, intrusi air laut dan pengurangan kualitas air dan menyebabkan kerentanan dan kerusakan bangunan-bangunan pantai. 14. Negara rawan bencana. Indonesia menghadapi berbagai ancaman bencana dalam berbagai skala termasuk gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan. Indonesia menempati urutan pertama dari 265 negara yang paling rentan tsunami, peringkat pertama dari 162 negara untuk longsor, dan pada posisi ke-3 dari 153 negara atas kasus dan berbagai dampaknya. Penyebab tingginya kerawanan Indonesia terhadap bencana alam antara lain adalah karena wilayah Indonesia terletak di lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik yang terus aktif 4

28 DPP Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) bergerak. Indonesia juga merupakan jalur cincin api atau the Pasicif ring of fire, yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. 15. Kemiskinan pesisir. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) menunjukkan bahwa terdapat sekitar 7,87 juta nelayan miskin yang tersebar di desa pesisir. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik ( BPS) tahun 2010, jumlah nelayan miskin ini lebih dari 25% dari total penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia. Jumlah ini juga memperlihatkan kecenderungan peningkatan penduduk miskin tidak kurang dari 4,7 juta jiwa dibandingkan pada tahun Degradasi ekosistem. Akibat eksploitasi sumberdaya alam hayati dan non-hayati secara intensif dan serampangan serta mengabaikan prinsip keberlanjutan, terjadi kerusakan masif dan berkurangnya luasan ekosistem pesisir dan laut, seperti terumbu karang, mangrove, dan padang lamun. Diperkirakan lebih dari 70% mangrove Indonesia telah mengalami kerusakan, sementara kondisi terumbu karang Indonesia yang sangat baik tinggal 6%. Pencemaran di lautan Indonesia tergolong sangat tinggi. Pencemaran berat terutama terjadi di kawasan laut sekitar muara sungai dan kota-kota besar. Tingginya tingkat pencemaran laut ini telah menjadi ancaman serius bagi laut Indonesia dengan segala potensi dampaknya, dan potret ini hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini juga terkait dengan sampah/limbah ke laut. Indonesia digambarkan sebagai salah satu dari lima negara utama penyumbang sampah laut terbesar dunia. 17. Lemahnya pengelolaan pelabuhan dan logistik. Kondisi pelabuhan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. World Economy Forum melaporkan, kualitas pelabuhan Indonesia hanya mendapatkan nilai 3,6 atau peringkat 103 dari 142 negara. Global Competitiveness Report , juga mealporkan dari 134 negara, daya saing pelabuhan di Indonesia hanya berada di urutan ke-95. Akibat lemahnya pengelolaan pelabuhan dan sistem logistik, Indonesia mengalami potensi kerugian ekonomi yang sangat besar mengingat Indonesia merupakan salah satu lalu lintas tersibuk dunia. Lemahnya pengelolaan logistik juga memperdalam jurang kesenjangan kawasan timur dan barat Indonesia, karena biaya transportasi barang dan jasa mahal dan tidak ekonomis. 18. Illegal, Unreported, Unregulated (IUU) F ishing. Perairan Indonesia yang sangat kaya sumberdaya perikanan menjadi targettarget bagi ribuan kapal setiap tahun untuk melakukan praktek kegiatan perikanan ilegal ( illegal fishing). Kerugian ekonomi bagi Indonesia akibat kegiatan yang melibatkan tidak kurang dari 10 negara tetangga diperkirakan lebih dari Rp 100 trilyun setahun. Disamping praktek perikanan ilegal, ternyata praktek perizinan kapal ilegal ( illegal licensing) juga sangat marak di Indonesia. Praktek izin ielgal tersebut dilakukan terhadap ribuan kapal yang melakukan aktivitas di laut Indonesia, seperti Laut Arafura, Laut Aru, dan Laut Banda. Praktek perikanan merusak ( destructive fishing) menggunakan bom, bius, trawl juga semakin marak. Berbagai aktifitas tersebut menyebabkan kerugian ekonomi, sosial, maupun ekologis yang sangat besar. 5

29 DPP Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) D. Trend dan Arah Pembangunan Kelautan Indonesia Pembangunan kelautan tidak bisa dilakukan secara instan dan serampangan. Untuk mengoptimal pembangunan kelautan ditingkat lokal, nasional, dan global, dan khususnya dalam mencapai Poros Maritim Dunia dibutuhkan arah, orientasi, strategi dan antisipasi pembangunan yang efektif. Segenap daya, upaya, keunggulan sumberdaya, posisi strategis dan geopolitik perlu diarahkan untuk menjawab tantangan dan mencapai keunggulan Indonesia untuk mencapai: 19. Poros Pangan Dunia. Berfokus untuk mendorong Indonesia mengambil peran strategis dalam menjawab persoalan dan tantangan pangan lokal, nasional, maupun global, khususnya terkait sumberdaya perikanan, dan menjadi sebagai produsen dan pemasok kebutuhan pangan terbesar dunia. Indonesia perlu mewujudkan prinsip-prinsip dan kepemimpinan dalam strategi pengelolaan perikanan secara berkelanjutan dan memajukan peran nelayan-nelayan kecil, tradisional, maupun pemberdayaan masyarakat adat. 20. Poros Energi Terbarukan. Berfokus untuk mengembangkan implementasi dan pemanfaatan energi alternatif ramah lingkungan berbasis tenaga matahari (solar), tenaga angin, tenaga arus dan ombak dalam berbagai skala (besar, sedang, kecil, mikro) yang memungkinkan seluruh kepulauan Indonesia terpenuhi kebutuhan listrik dasar maupun untuk pengembangan usaha, dan meninggalkan ketergantungan terhadap listrik konvensional, khususnya di pesisir dan pulau-pulau kecil. Komponen ini juga diharapkan menjadikan Indonesia sebagai contoh dan praktek terbaik dalam strategi konversi energi ramah lingkungan, dan menyuplai kebutuhan-kebutuhan pemanfaatan energi bagi berbagai negara tetangga dan global. 21. Poros Konservasi Laut dan Keanekaragaman hayati. Berfokus untuk menjadikan Indonesia sebagai sumberdaya terbesar dan terlengkap keanekaragaman pesisir dan laut dunia. Indonesia bisa menjadi etalase maritim global, serta mengambil berbagai manfaat dan fungsi ekonomi, sosial, dan ekologisnya. Komponen ini menjadikan Indonesia sebagai harapan terakhir (last resort) dalam biodiversity, menjadi wilayah yang paling dijaga dan dilindungi oleh seluruh dunia, termasuk di dalamnya menyediakan sumberdaya ikan, plasma nutfah, dan karbon. 22. Poros Industri dan Jasa Kelautan. Berfokus untuk membangun kepemimpinan dan praktek Indonesia dalam mengembangkan dan memanfaatkan segenap potensi dan sumberdayanya untuk berbagai industri dan jasa maritim dunia, yang memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar dan manfaat sosial yang luas. Komponen ini mencakup pengembangan industri perkapalan dan galangan kapal, pengembangan jasa-jasa kelautan, ekowisata bahari, industri farmasi dan obat-obatan yang kompetitf dan unggul sehingga menjadi kontributor utama bagi berbagai negara. 23. Poros Logistik Maritim. Berfokus menjadikan Indonesia sebagai penyedia fasilitas sistem logistik kemaritiman yang terbaik di dunia, sehingga bisa menjadi alternatif utama bagi berbagai lalu lintas barang, jasa, dan berbagai kegiatan kemaritiman di dunia. Komponen ini berpotensi memberikan manfaat ekonomi yang sangat signifikan bagi Indonesia, mendorong penyerapan tenaga kerja terampil, penyerapan teknologi kemaritiman terkini, dan memposisikan Indonesia sebagai negara maritim terpenting di dunia. Dalam lingkup nasional dan lokal, komponen ini akan mengurangi kesenjangan altara berbagai wilayah di Indonesia, 6

30 DPP Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) mendorong standarisasi harga, dan pengelolaan pelabuhan, kapal, dan sebagainya. Gagasan Tol Laut menjadi bagian penting yang perlu diterjemahkan dalam konteks lokal, nasional, maupun internasional. 24. Poros Pertahanan dan Keamanan Laut. Berfokus untuk mengembangkan sumberdaya, sistem, dan implementasi pengawasan, pemantauan dan pengendalian keamanan dan pertahanan maritim Indonesia yang maju dan efektif. Indonesia harus menciptakan alur laut internasional yang aman dan diawasi dengan baik, dan mengoptimalkan sistem pertahanan dan keamanan maritim nasional, serta berkontribusi dalam menyediakan sistem pemantauan dan pengendalian perlidungan pemanfaatan sumberdaya kelautan di tingkat regional dan internasional. E. Peran Alumni Kelautan (ISKINDO) Untuk mendorong pencapaian tersebut, peran, kiprah dan karya Alumni Kelautan dalam berbagai bidang sangat fundamental untuk melakukan akselerasi dan mendorong Indonesia menjadi negara maritime yang mandiri dan berdaulat, sekaligus mendorong misi dan pencapaian Misi Poros Maritim Dunia. Beberapa area strategis yang perlu didorong antara lain: 25. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Menjadi Lumbung Ikan Dunia. Alumni Kelautan perlu mendorong, memfasilitasi dan dalam mengopimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Laut Indonesia menyediakan sumber pangan yang melimpah: ikan, krustasea, kerang-kerangan, dan rumput laut. Biota laut dapat menjadi sumber makanan alternatif dan obat-obatan bagi masyarakat. Laut Indonesia juga berpotensi menghasilkan komoditas yang bisa diolah dengan teknologi pengolahan sederhana seperti garam yang melimpah. Sumberdaya perikanan dan komoditas tersebut akan menghidupi jutaan orang pesisir secara langsung dan memberi pangan kaya protein bagi ratusan juta lainnya. Dengan posisi di nomor tiga (3) besar untuk perikanan tangkap dan budidaya, tidak sulit bagi Indonesia untuk menjadi lumbung ikan dunia. 26. Mendorong Pola Perikanan Berkelanjutan. Saat ini terjadi ketidakseimbangan pemanfaatan sumberdaya ikan antara Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan status WPP yang yang terdiri dari tiga kondisi yaitu tangkap lebih (overfishing), eksploitasi penuh dan eksploitasi moderat. Untuk pengelolaan ke depan, perlu digalakkan praktek pengelolaan sumberdaya perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan. 27. Sistem Logistik Perikanan. Alumni Kelautan harus mendorong, memfasilitasi dan membangun mata rantai distribusi ikan dari daerah, sebagai langkah membenahi distribusi ikan di tanah air merupakan salah satu prioritas nasional. Hal ini karena lantaran penyebaran distribusi ikan dalam negeri dari sentra produksi belum optimal. Di satu sisi kontuinitas pasokan diperlukan untuk kebutuhan konsumsi dan industri pengolahan. Memenuhi dua sisi kebutuhan tersebut ( konsumsi dan industri pengolahan) merupakan tantangan yang harus diselesaikan sebab terkait dengan tingkat konsumsi ikan masyarakat serta penguatan ekspor perikanan dalam rangka menambah devisa dari sektor perikanan. 7

Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia

Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia Indonesia merupakan negara maritim yang besar, kuat, dan makmur. Suatu anugerah yang sangat berharga yang dimiliki oleh bangsa kita. Potensi maritim Indonesia memiliki

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014 Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) Menimbang : a. Bahwa didorong oleh kesadaran dan tanggung jawab

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

AD/ART Last Updated Thursday, 13 October 2011

AD/ART Last Updated Thursday, 13 October 2011 AD/ART 2011-2016 Last Updated Thursday, 13 October 2011 ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERTANIAN ORGANIK INDONESIA (MAPORINA) PERIODE 2011-2016 MUKADIMAH Didorong rasa keprihatinan yang mendalam terhadap timbulnya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA : BAHWA KEMERDEKAAN, KEADILAN, DAN KEBENARAN ADALAH IDAMAN SETIAP BANGSA INDONESIA, SEBAGAI NEGARA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KONGRES I ISKINDO NOMOR : KEP.003/KONGRES I/VI/2015 TENTANG PENGESAHAN TATA TERTIB KONGRES I ISKINDO

KEPUTUSAN KONGRES I ISKINDO NOMOR : KEP.003/KONGRES I/VI/2015 TENTANG PENGESAHAN TATA TERTIB KONGRES I ISKINDO KEPUTUSAN KONGRES I ISKINDO NOMOR : KEP.003/KONGRES I/VI/2015 TENTANG PENGESAHAN TATA TERTIB KONGRES I ISKINDO Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan Kongres I ISKINDO, Panitia

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI BUMISERAM (IKAB) MAKASSAR JAKARTA, 19 JULI 2009 KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berjuang secara bersinergi dan berkelanjutan untuk mengisi kemerdekaannya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA PEMBUKAAN Orangutan merupakan satu- satunya jenis kera besar yang saat ini hidup di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan 3 jenis lainnya hidup di Afrika. Kelestarian

Lebih terperinci

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG Lampiran IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya sumberdaya perikanan yang ada di wilayah kedaulatan Republik Indonesia merupakan karunia

Lebih terperinci

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa industri komunikasi dan pemasaran sebagai bagian dari sistem perekonomian modern dan global, patut diarahkan serta diberdayakan sesuai

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia, yang kemudian disingkat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA

Lebih terperinci

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016. KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016 tentang PENETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Universitas Pattimura, Ambon 3 Desember 2015 Bertempat di hotel Swiss Bell ANGGARAN DASAR HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia MUKADIMAH Bahwa guna mengisi dan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang berdasarkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA MUKADIMAH Bahwa para Apoteker Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) adalah : 1. Warga Negara Indonesia.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang

Lebih terperinci

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai: MUKADDIMAH Dalam rangka menunjang pencapaian sasaran pembangunan pertanian (Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Teknologi Pertanian), diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengelola

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA-AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS-AIPA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA-AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS-AIPA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA-AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS-AIPA PEMBUKAAN Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara demokrasi yang semakin maju menuju

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

UPAYA PENGEMBANGAN MINAPOLITAN KABUPATEN CILACAP MELALUI KONSEP BLUE ECONOMY

UPAYA PENGEMBANGAN MINAPOLITAN KABUPATEN CILACAP MELALUI KONSEP BLUE ECONOMY UPAYA PENGEMBANGAN MINAPOLITAN KABUPATEN CILACAP MELALUI KONSEP BLUE ECONOMY Oleh: Kevin Yoga Permana Sub: Pengembangan Minapolitan di Kabupaten Cilacap Tanpa tindakan konservasi dan pengelolaan, sektor

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Badan Usaha ini disebut Badan Usaha Milik Desa dengan nama BUMDes Banjaran 2. BUMDes Banjaran

Lebih terperinci

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL VI HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN (HAKLI) NOMOR : VI/MUNAS VI/HAKLI/2015 TENTANG ANGGARAN DASAR HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA (HAKLI) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya pengabdian kepada bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA PENDAHULUAN Organisasi Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi diusulkan pada Seminar Forum Komunikasi Pembinaan Perpustakaan Perguruan Tinggi se

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012 KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPI Jepang Periode 2012-2013 Dengan rahmat Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA Dl RUSIA (Permira) P E M B U K A A N Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Federasi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

HIMPUNAN ALUMNI SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAMILY OF ENGLISH LETTERS (FELLAS) ANGGARAN DASAR (AD)

HIMPUNAN ALUMNI SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAMILY OF ENGLISH LETTERS (FELLAS) ANGGARAN DASAR (AD) HIMPUNAN ALUMNI SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAMILY OF ENGLISH LETTERS (FELLAS) ANGGARAN DASAR (AD) MUKADIMAH Cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam Pembukaan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa ekosistem

Lebih terperinci

ASOSIASI PENGEMBANG RUMAH SEDERHANA SEHAT NASIONAL DEWAN PENGURUS PUSAT

ASOSIASI PENGEMBANG RUMAH SEDERHANA SEHAT NASIONAL DEWAN PENGURUS PUSAT ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGEMBANG RUMAH SEDERHANA SEHAT NASIONAL (APERNAS) PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa, Bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain terpenuhinya hak dasar

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA MUKADIMAH Menyadari sepenuhnya bahwa untuk mencapai suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, guna mengisi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) 2014 ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) Mukadimah Didorong oleh hasrat untuk mengabdi

Lebih terperinci

PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA

PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA Halaman ini sengaja dikosongkan AD ANGGARAN DASAR NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perkumpulan ini bernama Alumni Rancang Kota ITB disingkat ARKI dan berkedudukan di

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pembukaan Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Badan Usaha Milik Desa Se-Indonesia (BUMDESINDO) ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Pasal 1 Kedudukan Organisasi 1. Dewan Pimpinan Nasional

Lebih terperinci

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA 2003-2006 ANGGARAN DASAR MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi

Lebih terperinci

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 BAB I UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 (2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR IKA UNPAR PEMBUKAAN Bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Ilustrasi Organisasi 3.1.1 Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sejak era reformasi bergulir di tengah percaturan politik Indonesia,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU ANGGARAN DASAR SAREKAT HIJAU INDONESIA PEMBUKAAN Krisis berbangsa dan bernegara yang dialami Indonesia, terjadi hampir di seluruh bidang kehidupan. Krisis ini menyebabkan tidak terpenuhinya hak-hak sosial,

Lebih terperinci

YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA ( KESATUAN ORGANISASI SERBAGUNA GOTONG ROYONG ) SURAT KEPUTUSAN

YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA ( KESATUAN ORGANISASI SERBAGUNA GOTONG ROYONG ) SURAT KEPUTUSAN SURAT KEPUTUSAN NOMOR : KEP-01/YBTD-KOSGORO/II/2012 T E N T A N G ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN BHAKTI TRI DHARMA KOSGORO JAKARTA Menimbang : 1. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan operasional Yayasan Bhakti

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 MENIMBANG : a. Bahwa Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris telah disahkan

Lebih terperinci

K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL II (KONAS II) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/II/009/X/2016

K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL II (KONAS II) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/II/009/X/2016 K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL II (KONAS II) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/II/009/X/2016 Tentang PENETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) Daftar isi ANGGARAN DASAR... 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA... 6 STRUKTUR ORGANISASI... 10 ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) PENGURUS APKESI - PERIODE 2009-2012 Mukadimah DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Pasal 2 Asas Pasal 3 Prinsip BAB II ORGANISASI

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN DASAR halaman 1 dari 10 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN DASAR P E M B U K A A N

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN WARGA SUMBA DI SALATIGA P E R W A S U S ANGGARAN DASAR

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN WARGA SUMBA DI SALATIGA P E R W A S U S ANGGARAN DASAR ANGGARAN DASAR Pembukaan Persatuan Warga Sumba di Salatiga adalah organisasi kekeluargaan etnis warga Sumba yang yang memilki fungsi dan peran. Persatuan Warga Sumba di Salatiga sebagai organisasi etnis

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN Bahwa Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia benarbenar merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga bangsa Indonesia perlu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu provinsi yang masih relatif muda. Perjuangan keras Babel untuk menjadi provinsi yang telah dirintis sejak

Lebih terperinci

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha. ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PASCASARJANA FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADIMAH Sesungguhnya tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.61, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA IPTEK. Keinsinyuran. Profesi. Penyelenggaraan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah yang memberikan kontribusi produksi perikanan yang sangat besar dan tempat aktivitas manusia paling banyak dilakukan; bahkan menurut

Lebih terperinci

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Arsitek sebagai warga negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R

A N G G A R A N D A S A R A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NEGARA BAGIAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PEMBUKAAN BAB I BENTUK DAN KEDAULATAN

UNDANG-UNDANG NEGARA BAGIAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PEMBUKAAN BAB I BENTUK DAN KEDAULATAN UNDANG-UNDANG NEGARA BAGIAN PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas mengemban tugas dan tanggung jawab serta cita-cita perjuangan Bangsa Indonesia, dan oleh sebab

Lebih terperinci

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Revisi 2009 MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Bahwa untuk menanggulangi penyakit kanker

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci