5.1. Pertanian Komoditas Tanaman Pangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5.1. Pertanian Komoditas Tanaman Pangan"

Transkripsi

1 5.1. Pertanian Komoditas Tanaman Pangan L uasan areal yang potensial untuk pengembangan komoditas pertanian seluas Ha atau 38,87 % dari luas wilayah Kabupaten ( Ha), terdiri dari lahan sawah Ha (20,90%), tegal/kebun Ha (28,98%), perkebunan Ha (46,37 %) dan pekarangan Ha (18,98 %). Persediaan pangan sebagai sumber gizi bagi kehidupan, merupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi setiap hari. Kebutuhan pangan bagi masyarakat merupakan salah satu komoditas strategis, karena erat kaitannya dengan upaya stabilitas Ketahanan Nasional. Pengadaan pangan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, serta sesuai persyaratan gizi, selalu menjadi perhatian Pemerintah dan masyarakat sesuai UU Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan dan PP Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan. Ketersediaan tanaman pangan khususnya beras di Kabupaten Jembrana mencapai ,70 ton, sedangkan kebutuhan beras di Kabupaten Jembrana sesuai standar Pola Pangan Harapan (Nasional) ,10 ton, sehingga masih ada kelebihan pangan sejumlah 1.225,60 ton. 85 Bab 5

2 Komoditas tanaman pangan yang merupakan kebutuhan utama, yang sering disebut Bama (Bahan Makanan Utama), terdiri dari : padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi kayu. Adapun data komoditas tanaman pangan di Kabupaten Jembrana Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini. No. Tabel 5. 1 Data Komoditas Tanaman Pangan di Kab. Jembrana Tahun 2010 Jenis Komoditas Luas Tanam Luas Panen Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan 1. Padi , ,33 Gabah Kering Giling (GKG) 2. Jagung , ,46 Pipilan Kering 3. Kedelai , Biji Kering 4. Kacang Tanah ,19 63,20 Biji Kering 5. Kacang Hijau ,11 160,12 Biji Kering 6. Ubi Kayu , Ubi Basah 7. Ubi Jalar ,42 39,30 Ubi Basah Berdasarkan data komoditas tanaman pangan di Kabupaten Jembrana tahun 2010, tanaman pangan yang paling banyak dihasilkan adalah jenis komoditas padi dengan produksi sebesar ,33 Ton, jagung dengan produksi sebesar 1.621,46 ton dan kedelai sebesar ton. Adapun data komoditas tanaman pangan tersebut lima tahun terkahir di Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut. A. Komoditas Padi Secara umum produksi padi dihasilkan di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana. Produksi padi paling banyak adalah dihasilkan di Kecamatan Mendoyo dengan produksi sebesar Ton dengan luas tanam sebesar Ha. Sedangkan produksi paling kecil adalah di Kecamatan Pekutatan dengan produksi sebesar Ton dengan luas tanam 996 Ha. 86 Bab 5

3 No. Kecamatan Luas Tanam Tabel 5. 2 Komoditas Padi Luas Panen B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan 1. Melaya , ,71 Gabah Kering Giling (GKG) 2. Negara , ,73 3. Jembrana , ,28 4. Mendoyo , ,07 5. Pekutatan , ,16 Jembrana , , , , ,380 9,219 61, , ,449 9,097 60, , ,854 9,262 63, ,00 30, , , , , , Produksi (Ton) Gambar 5. 1 Produksi Komoditas Padi Tahun 2010 B. Komoditas Jagung Produksi jagung di Kabupaten Jembrana terutama dihasilkan di tiga kecamatan di Kabupaten Jembrana, yaitu : Melaya, Jembrana dan Mendoyo. Produksi terbesar adalah di Kecamatan Melaya dengan total produksi 1.120,91 Ton dengan luas tanam 229 Ha. Berikut adalah data komoditas jagung lima tahun terakhir di Kabupaten Jembrana. 87 Bab 5

4 Tabel 5. 3 Komoditas Jagung B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L No. Kecamatan Luas Tanam Luas Panen Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan 1. Melaya , ,91 2. Negara Jembrana ,48 210,49 4. Mendoyo ,60 370,24 5. Pekutatan Jembrana , , ,73 664,00 Pipilan Kering ,33 460, , , ,73 83,00 Produksi (Ton) Melaya Negara Jembrana Mendoyo Pekutatan Gambar 5. 2 Produksi Komoditas Jagung Tahun 2010 C. Komoditas Kedelai Produksi kedelai tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana. Jumlah produksi terbesar adalah di Kecamatan Mendoyo dengan total produksi 545 Ton dengan luas tanam 458 Ha. Sedangkan wilayah Kabupaten Jembrana dengan total produksi paling sedikit adalah di Kecamatan Pekutatan dengan total produksi hanya 61 Ton dengan luas tanam 53 Ha. Berikut adalah data komoditas kedelai di Kabupaten Jembrana lima tahun terakhir. 88 Bab 5

5 No. Kecamatan Tabel 5. 4 Komoditas Kedelai Luas Tanam Luas Panen B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan 1. Melaya , Biji Kering 2. Negara , Jembrana , Mendoyo , Pekutatan , Jembrana , , Produksi (Ton) Gambar 5. 3 Produksi Komoditas Kedelai Tahun Komoditas Hortikultura Tanaman yang termasuk dalam Komoditas Hortikultura terdiri dari komoditas sayuran dan buah-buahan semusim, komoditas buah-buahan dan sayuran tahunan, Tanaman biofarmaka (tanaman obat) dan tanaman hias. Komoditas buah-buahan yang ada di 89 Bab 5

6 Jembrana disajikan dalam profil ini antara lain : Jenis tanaman buah-buahan tahunan seperti : mangga, durian, pepaya, pisang dan rambutan. Sedangkan yang digolongkan dalam sayuran : kacang panjang, cabe dan ketimun. Perkembangan produksi beberapa tanaman hortikultura 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut ini. No. Tabel 5. 5 Data Komoditas Tanaman Holtikultura di Kab. Jembrana Tahun 2010 Jenis Komoditas Luas Tanam Luas Panen Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan 1. Semangka , Buah Segar 2. Kacang Panjang ,46 61,10 3. Cabe Besar ,36 2,58 4. Ketimun ,79 96,11 5. Terung , Melon ,23 170,39 Tabel 5. 6 Data Komoditas Tanaman Holtikultura di Kab. Jembrana Tahun 2010 No. Jenis Komoditas Jumlah Pohon Produksi (Ton) 1. Mangga ,60 2. Durian ,5 3. Pisang ,1 4. Rambutan Pepaya Nenas Sawo Jeruk Pada Sub Sektor Hortikultura yang menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Jembrana yaitu tanaman semangka dimana setiap tahun terus dikembangkan dan telah mampu memenuhi kebutuhan lokal, regional dan nasional. Berikut adalah data komoditas semangka di Kabupaten Jembrana lima tahun terakhir. 90 Bab 5

7 Tabel 5. 7 Komoditas Semangka B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L No. Kecamatan Luas Tanam Luas Panen Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) 1. Melaya , Keterangan 2. Negara Jembrana , Mendoyo , Buah Segar 5. Pekutatan , Jembrana , , , , , Berikut disajikan grafik produksi komoditas semangka di Kabupaten Jembrana tahun Melaya Negara Jembrana Mendoyo Pekutatan Produksi (Ton) Gambar 5. 4 Produksi Komoditas Semangka Tahun Mutasi Lahan Sawah Sebagian besar penggunaan lahan di Kabupaten Jembrana adalah digunakan untuk Tegal/ Kebun sebesar 42 % dengan luas lahan Ha. Wilayah Kabupaten Jembrana yang memiliki luas Tegal/ Kebun terbanyak adalah Kecamatan Pekutatan dengan luas sebesar Ha. Data Luas Lahan Sawah 91 Bab 5

8 No B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L dirinci menurut kecamatan selama 5 (lima ) tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik berikut ini. Tabel 5. 8 Data Luas Lahan Pertanian 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana Kecamatan Irigasi 1/2 teknis Berikut disajikan diagram produksi komoditas semangka di Kabupaten Jembrana tahun Luas Lahan Sawah Irigasi Sederhana Irigasi Non PU Tadah Hujan Jumlah Luas Pekarangan Luas Tegal/ Kebun Jumlah 1 Melaya Negara Jembrana Mendoyo Pekutatan Jembrana Luas Lahan Sawah Luas Tegal/ Kebun Luas Pekarangan 42% 30% 28% Gambar 5. 5 Penggunaan Lahan di Kabupaten Jembrana Tahun 2010 Luas lahan sawah di Kabupaten Jembrana tahun 2010 mengalami peningkatan seluas 12 Ha, dimana luas lahan sawah pada tahun 2009 yaitu Ha sedangkan pada tahun 2010 bertambah menjadi seluas Ha. Peningkatan luas lahan sawah disebabkan karena alih fungsi lahan dari lahan kebun menjadi lahan sawah karena persediaan air irigasi sudah mencukupi. Disamping itu juga 92 Bab 5

9 karena harga gabah yang cederung stabil jika dibandingkan dengan hasil kebun menyebabkan petani mengalihkan lahannya menjadi lahan sawah. Luas Lahan Sawah 6,832 6,820 6,477 6,485 6, Gambar 5. 6 Mutasi Lahan Sawah di Kabupaten Jembrana Tahun 2006 s/d Perkebunan Luas Areal dan Produksi Melalui Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kabupaten Jembrana, komoditas yang dibina dalam Bidang Perkebunan terdapat beberapa jenis tanaman yang dibina antara lain Kelapa Dalam, Kelapa Genjah, Kopi Robusta, Cengkeh, Panili dan Kakao, serta akhir-akhir ini mulai tahun 2009 telah dirintis pengembangan komoditas Kapas. Dari komoditas tersebut diatas yang menjadi komoditi Unggulan dalam bidang Perkebunan di Kabupaten Jembrana adalah Komoditi Kakao. Berikut adalah disajikan luas areal Komoditas Perkebunan 5 (lima) tahun terakhir 93 Bab 5

10 No. B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L Tabel 5. 9 Luas areal Komoditas Perkebunan 5 (lima) tahun terakhir Komoditas Luas Areal Kelapa Dalam , , , , ,75 2. Kelapa Deres 260,54 53,18 103,68 103,68 357,97 3. Kelapa Hybrida 342,00 62,40 139,80 139,80 114,50 4. Kelapa Genjah 302,00 538,91 335,71 335,71 345,01 5. Kopi Robusta 1.293, , , , ,75 6. Cengkeh 3.470, , , , ,85 7. Panili 266,00 203,94 265,11 265,11 228,42 8. Kakao 3.555, , , , ,94 9. Kapok 5,00 1,10 5,00 5,00 5, Lada 7,80 7,80 7,80 7,80 7, Kemiri 12,92 6,46 3,23 3,23 3, Kenanga 27,00 26,71 26,71 26,71 26, Pinang 20,00 19,80 19,80 19,80 19, Kapas ,00 100,00 Jumlah , , , , ,73 Produksi komoditas perkebunan yang menjadi andalan Kabupaten Jembrana adalah Kelapa Dalam yang dalam lima tahun terakhir telah menghasilkan produksi paling tinggi diantara komoditas komoditas lainnya. Untuk produktivitas kelapa dalam pada tahun 2010 sendiri telah menghasilkan sebanyak ,05 Ton yang dibandingkan tahun sebelumnya telah mengalami perkembangan sebesar 11,06 % dari produksi pada tahun 2009 sebesar ,61 Ton. Berikut adalah disajikan produksi komoditas perkebunan dalam lima tahun terakhir di Kabupaten Jembrana. 94 Bab 5

11 Tabel Produksi Komoditas Perkebunan 5 (lima) tahun terakhir No. Komoditas Produksi (Ton) Kelapa Dalam , , , , ,05 2. Kelapa Deres 2.134,53 315,58 932,80 886, ,70 3. Kelapa Hybrida 231,35 45,48 90,57 95,30 76,21 4. Kelapa Genjah 182,99 116,78 202,00 209,93 234,43 5. Kopi Robusta 264,39 261,88 265,01 278,60 290,45 6. Cengkeh 462,45 895,14 920,14 648,37 686,53 7. Panili 3,42 8,40 8,41 48,97 41,57 8. Kakao 2.199, , , , ,41 9. Kapok 0, , Lada 1,20 1, Kemiri Kenanga 0,60 0, Pinang 1,38 1, Kapas ,84 0, Program dan Kegiatan Beberapa program dan kegiatan bidang perkebunan yang telah dilaksanakan selama Tahun Anggaran 2010 antara lain : A. Program Pengembangan Kelapa Dalam Areal tanaman Kelapa di Kabupaten Jembrana dalam tahun 2010 seluas Ha. yang terdiri dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas 578 ha, Tanaman Menghasilkan (TM) seluas ha dan Tanaman Tua/Tanaman Rusak (TT/TR) seluas 348 ha. Dengan produktifitas berkisar kg/ha/thn, Dilihat dari sisi umur, sebagian besar tanaman sudah berumur tua, hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius. Dalam kenyataan lapangan dapat dilihat bahwa petani lebih besar 95 Bab 5

12 melaksanakan kegiatan penebangan tanaman Kelapa Dalam, namum disisi lain tidak adanya aktivitas/kegiatan yang mengarah pada antisipasi pengurangan dampak penebangan tersebut, dalam artian kurang pendanaan kegiatan penanaman kembali atau pelestarian keberdaan Kelapa Dalam tersebut baik kuantias maupun kualitas tanaman. Dengan melihat kondisi tanaman yang sudah sangat tua, dalam tahun 2010 Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Perkebunan dengan dana APBN (TP Provinsi) telah mengadakan kegiatan peremajaan tanaman kelapa di Kabupaten Jembrana melalui pengadaan pembibitan Kelapa Dalam, untuk kegiatan Peremajaan Tanaman seluas 200 Ha, yang tersebar di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Melaya seluas 100 Ha, Kecamatan Negara seluas 50 Ha dan Kecamatan Mendoyo sebanyak 50 Ha. B. Program Akselerasi Pengembangan Kapas Komoditi Kapas di Kabupaten Jembrana mulai dirintis pengembangannya tahun 2009 melalui pendanaan Dana Tugas Pembantuan (TP) dari Dinas Perkebunan Provinsi Bali, Demplot/ lahan contoh tanaman Kapas seluas 1,00 Ha lokasi di Desa Kaliakah, dan Akselerasi Pengembangannya seluas 97 Ha dengan produksi 721,5 Kg (kapas berbiji). Dilihat dari sisi produktifitas dirasa masih sangat rendah disebabkan oleh beberapa faktor alam seperti kurangnya pengairan pada saat tanaman membutuhkan air. Dalam tahun 2010 dilanjutkan program pengembangan kapas dengan luasan 100 ha, dari luasan tersebut hanya berproduksi sejumlah 880 ha dari luas tanaman yang dipanen hanya dari luasan Ha, dikarenakan dalam tahun 2010 terjadi iklim yang sangat ekstrim, tanaman kapas mengalami kebanjiran sehingga tanaman menjadi layu dan mati pada saat tanaman pase produksi (saat pembungaan dan ada sudah jadi buah). Lokasi Penamanan Kapas dalam tahun 2010 sebagai berikut : Kecamatan Melaya Desa Warnasari seluas 40,5 Ha, Ekasari seluas 34,5 Ha Kecamatan Negara Desa Kaliakah seluas 25,0 Ha 96 Bab 5

13 C. Program Pengembangan Kakao Tanaman Kakao di Kabupaten Jembrana merupakan komoditi unggulan bidang Perkebunan. Luas areal tanaman Kakao sampai dengan tahun 2010 seluas 6.226,94 Ha dengan areal produktif : Ha dengan produksi 2.886,24 ton atau dengan rata-rata produktifitas 636 Kg/Ha yang melibatkan kk Petani pekebun, Produktivitas tersebut masih berada dibawah potensi produksi potensial (2.000 kg/ha/tahun ), dan dibandingkan dengan produktivitas dari tahun - tahun sebelumnya kecenderungan menurun (Tahun 2009 produktivitas sebesar 837 kg/ha/th). Demikian juga halnya dilihat segi umur tanaman relatif sudah sangat tua, yakni sudah lebih dari 25 tahun, adanya serangan hama dan penyakit yaitu serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK), Helopeltis dan Penyakit Busuk Buah, Vascular Streak Dieback ( VSD) berakibat mati ranting. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah sebagian besar pertanaman yang ada saat ini berasal dari bibit tidak jelas/tidak berasal dari varietas unggul, pemeliharaan tanaman belum sesuai anjuran teknis, menurunnya kualitas SDA, kurang mantapnya kelembagaan petani ( kelompok tani/subak Abian ) sebagai pendukung proses pembangunan disamping itu akses permodalan bagi petani belum mendukung sebagai sumber pendanaan khusus untuk pengembangan kakao Peternakan Potensi Budidaya Peternakan Daerah potensial sebagai kawasan peternakan di Kabupaten Jembrana berkisar km2 atau sekitar 44,94 % dari luas Wilayah Kabupaten Jembrana, yang terdiri dari daerah persawahan, perkebunan, tegalan dan lain sebagainya. Berbagai pepohonan seperti waru, bunut, nangka, rumput gajah, rumput raja, rumput setaria 97 Bab 5

14 dan rumput lapangan dapat tumbuh subur sebagai pakan ternak. Dengan kondisi yang demikian berbagai potensi ternak dapat berkembang di Kabupaten Jembrana yang terdiri dari ternak besar, kecil dan unggas Komoditas Peternakan Untuk memudahkan dalam pendataan dan penerapan skala prioritas dalam perencanaan, komoditas yang dikelola di Bidang Peternakan Kabupaten Jembrana di kelompokan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu : 1. Komoditas Strategis adalah komoditas yang memegang kendali motivasi manusia yang paling mendasar, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pakan hewani dari daging dan telur. Termasuk dalam komoditas strategis adalah Ayam Buras dan Ayam Ras Petelur 2. Komoditas Andalan adalah komoditas yang dikembangkan di Kabupaten Jembrana sesuai dengan Agro Ekosistem (AES) dan menjadi komoditas sebagai penghasilan utama peternak. Termasuk dalam komoditas andalan adalah sapi, babi dan Ayam Broiler. 3. Komoditas Unggulan adalah salah satu dari komoditas andalan yang paling menguntungkan untuk dikembangkan, mempunyai prospek pasar, SDA yang cukup dan sifat-sifat unggul karakteristik. Seperti ternak sapi bali 4. Komoditas Binaan adalah komoditas yang terinventarisasi di Bidang Peternakan Kabupaten Jembrana. Termasuk didalammnya adalah ternak kerbau, kambing, kuda, itik dan aneka ternak Perkembangan Ternak 5 (lima) tahun terakhir Berdasarkan hasil pendataan Registrasi Ternak di Kabupaten Jembrana tahun 2010, populasi ternak sapi ekor, kerbau ekor, kuda 115 ekor, kambing ekor, babi ekor, ayam ras ekor, ayam buras ekor, itik ekor, aneka ternak ekor (angsa 894 ekor, merpati ekor, kera 49 ekor, kucing ekor, anjing ekor). 98 Bab 5

15 Sementara itu, potensi areal untuk penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) adalah seluas ha (20%) dari luas wilayah Kabupaten Jembrana, dengan rincian : Lahan Sawah Ha (25,0%) dan Lahan Kering seluas Ha (75,0%). B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L Tabel Populasi Ternak 5 (lima) tahun terakhir No. Jenis Ternak Populasi Ternak (Ekor) Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Babi Ayam Pedaging Ayam Petelur Ayam Buras Itik Aneka Ternak Produksi Daging dan Telur 5 (lima) tahun terakhir Produksi daging terutama dihasilkan dari jenis ternak sapi yaitu dengan produksi sebesar 4.873,68 Ton pada tahun Dibandingkan dengan tahun sebelumnya produksi daging sapi tersebut mengalami peningkatan sebesar 7,53 % dari produksi tahun 2009 yaitu sebesar 4.528,08 Ton. Peningkatan produksi untuk daging sapi yang paling signifikan adalah pada tahun 2007 dengan produksi 503,72 Ton dan pada tahun 2008 dihasilkan produksi daging sapi sebesar 4.412,30 Ton. Berikut adalah produksi daging dalam 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana. 99 Bab 5

16 No. B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L Tabel Produksi Daging dalam 5 (lima) tahun terakhir Jenis Ternak Produksi Daging (Ton) Sapi 390,05 503, , , ,68 2. Kerbau ,51 401,22 345,36 3. Babi 1.881,11 62, ,70 999,26 955,62 4. Kambing 188,94 20,16 26,13 25,92 23,04 5. Ayam Buras 833,69 609,87 683,69 681,74 759,86 6. Ayam Petelur 57,38 48,19 36,72 11,47 11,47 7. Ayam Pedaging 466,97 425,13 404,12 466,47 561,18 8. Itik 31,43 28,72 23,56 26,70 13, Sapi Kerbau Babi Kambing Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik Gambar 5. 7 Produksi Daging Dalam 5 (lima) Tahun Terakhir Produksi telur terutama dihasilkan dari jenis ternak Ayam Buras dengan jumlah produksi telur sebanyak 457,29 Ton pada tahun Selain mengasilkan telur Ayam Buras, juga dihasilkan telur Ayam Petelur sebanyak 118,65 Ton dan telur Itik sebanyak 311,03 Ton. Melihat perkembangan selama lima tahun terakhir, produksi telur di Kabupaten Jembrana secara umum adalah mengalami penurunan. Terutama produksi ayam petelur yang sejak pada tahun 2006 terus mengalami penurunan produksi dari 529,73 Ton menjadi 118,65 Ton pada tahun Bab 5

17 Produksi telur dalam lima tahun terakhir di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Produksi Telur dalam 5 (lima) tahun terakhir No. Jenis Ternak Produksi Telur (Ton) Ayam Buras 523,81 383,18 429,56 428,34 457,29 2. Ayam Petelur 592,73 498,79 379,68 118,65 118,65 3. Itik 412,56 372,56 305,36 346,00 311,03 Berikut adalah disajikan grafik perkembangan produksi telur dalam 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana. Berdasarkan grafik di bawah ini diketahui perkembangan produksi telur kurang mengalami perkembangan. Produksi telur itik dan ayam petelur selama kurun tahun terus mengalami penururan, dan kenaikan pada tahun pun kurang signifikan Ayam Buras Ayam Petelur Itik Gambar 5. 8 Produksi Telur dalam 5 (lima) Tahun Terakhir 101 Bab 5

18 5.4. Kehutanan B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L No Luas Hutan dan Fungsinya Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana berada pada kelompok Hutan Yeh Leh Yeh Lebah (RTK 12) seluas 2.813,00 Ha dan Kelompok Hutan Bali Barat (RTK 19) seluas ,27 Ha. Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana adalah ,27 Ha atau 7,34 % dari Luas Pulau Bali; atau 31,83 % dari luas Kawasan Hutan Pulau Bali; atau 49,07 % dari luas daratan Kab. Jembrana. Kawasan Hutan Jembrana ± 80,471 % berupa Kawasan fungsi Lindung. Tabel Luas Hutan di Kabupaten Jembrana Menurut Fungsinya Tahun 2010 No. Jenis Fungsi Hutan Luas Persentase 1. Hutan Fungsi Lindung ,27 80,471 % 2. Hutan Produksi Terbatas 2.610,20 6,319 % 3. Hutan Produksi Tetap 383,10 0,927 % 4. Hutan Konservasi/TNBB 5.073,70 12,283 % Jumlah , % Kecamatan Tabel Luas Hutan di Kabupaten Jembrana Menurut Fungsinya per-kecamatan Tahun 2010 Kelompok Hutan No. RTK Hutan Lindung FUNGSI HUTAN (HA) Hutan Produksi TN Hutan Tahura Jumlah Tetap Terbatas Mangrove Wisata 1. Melaya Bali Barat ,50 383, , , ,80 2. Negara Bali Barat , ,00 3. Mendoyo Bali Barat , ,47 4. Bali Barat , ,00 5. Pekutatan Yeh Leh- Yeh Lebah , ,00 6. Jumlah ,97 383, ,20 0, ,00 0,00 0, , Bab 5

19 Hutan Fungsi Lindung Hutan Produksi Tetap Hutan Produksi Terbatas Hutan Konservasi/TNBB 6% 1% 12% 81% Gambar 5. 9 Lahan Hutan Berdasarkan Fungsinya Tahun 2010 Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana kawasan tersebut disepakati dipertahankan sebagai Sistem Penyangga Kehidupan wilayah hilir. Berdasarkan kondisi Bali merupakan Ekosistem Pulau maka didalam manajemen Pengelolaan Ekosistem harus berpikir Orientasi Satu Kesatuan Manajemen Pengelolaan. Skala prioritas Pengeloaan harus mengarah pada Prinsip Ekologi, kemudian prioritas masalah Sosial selanjutnya orientasi Ekonomi. Dalam Pembangunan sektor ekonomi, Bidang Pertanian sebagai tulang punggung pembangunan bidang ekonomi sangat tergantung pada kondisi tata lingkungan dan tata air serta Ekosistem wilayah Hulu sebagai sarana pendukung Produksi. Oleh sebab itu kondisi Lingkungan di Wilayah Hulu Jembrana mutlak dipertahankan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Wilayah Kabupaten Jembrana terbagi dalam 2 Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) DAS yaitu : 1. SWP DAS Klatakan Lubang seluas Ha yang meliputi : - Kec. Melaya : Ha - Kec. Negara : Ha - Kec. Mendoyo : Ha 2. SWP DAS Biluk Poh Gumbrih seluas Ha - Kec. Mendoyo : Ha - Kec. Pekutatan : Ha 103 Bab 5

20 Tabel Luas Sub DAS Klatakan Lubang dan Sub DAS Biluk Poh Gumbrih Tahun 2010 Cakupan Luas Jumlah No. Sub DAS Luas Dalam Kawasan Hutan Kawasan Hutan 1. Biluk Poh Gumbrih , , Klatakan Lubang , , Jumlah , , Lahan Kritis Kerusakan Hutan dan Lahan sampai dengan Tahun 2009 seluas ± ,95 Ha atau 27 % dari luas Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana, dengan rincian yaitu : a. Hutan Produksi : 2.408,10 Ha (80,45 % dari luas Fungsi Produksi) b. Hutan Lindung : 8.914,14 Ha (28,31 % dari luas Fungsi Lindung) Sedangkan luas lahan kritis di Kab. Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun 2010 Kawasan Tingkat Kekritisan Lahan Jumlah Sangat Kritis Agak Kritis Potensial Kritis Kritis Dalam Kawasan Luar Kawasan Jumlah Prosentase 3,97 % 22,41 % 73,55 % 100 % 104 Bab 5

21 Kritis Agak Kritis Potensial Kritis 4% 22% 74% Gambar Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun 2010 Adapun luas lahan kritis d masing-masing wilayah di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun 2010 No. Kecamatan Desa/Kelurahan Luas Keterangan 1. Melaya Blimbing Sari Ekasari Gilimanuk Manistutu Melaya 587 Tukadaya Warna Sari Mendoyo Mendoyo Dangin Tukad 412 Penyaringan Pergung Pohsanten Tegalcangkring Yeh Embang Yeh Embang Kangin Yeh Sumbul Negara Baler Bale Agung Batu Agung Berangbang Dauhwaru 817 Pendem Pekutatan Asahduren Gumbrih Manggi Sari Bab 5

22 No. Kecamatan Desa/Kelurahan Luas Keterangan Medewi Pangyangan 393 Pekutatan 425 Pengeragoan Pulukan Total Berdasarkan Citra Landset Satelit Penutupan Lahan Kawasan Hutan Jembrana Tahun 2007, diketahui bahwa Kawasan Hijau Jembrana yang sebagian besar adalah Kawasan Hutan terus mengalami penurunan kondisi kualitas. Walaupun dari segi kwantitas, perkembangan Kawasan Hijau Jembrana masih merupakan bagian terluas dari peruntukan kawasan lainnya sebagaimana yang ditunjukkan dengan dimasukkannya Kabupaten Jembrana dalam 10 besar kabupaten di Indonesia yang memiliki Persentase Kawasan Hijau terluas oleh Kementrian Lingkungan Hidup dalam Lomba Menuju Indonesia Hijau Tahun 2007 dan Perikanan Pembangunan Perikanan budidaya di Kabupaten Jembrana meliputi budidaya ikan air tawar, budidaya laut, budidaya air payau (tambak) termasuk pembenihan ikan dan udang. Pemilihan jenis usaha budidaya yang diterapkan dimasing-masing wilayah disesuaikan dengan potensi yang ada. Budidaya air tawar dilaksanakan di kecamatan Mendoyo, Pekutatan dan Melaya. Budidaya laut dilaksanakan di kecamatan Melaya dan Negara dengan usaha budidaya kerang mutiara dan budidaya rumput laut. Sedangkan untuk budidaya air payau (tambak) dilaksanakan di kecamatan Pekutatan, Mendoyo, Jembrana, Negara dan Melaya dengan komoditi udang dan bandeng. Selanjutnya perikanan tangkap meliputi 3 bagian, yaitu tradisional, menengah dan modern. Potensi utama kegiatan 106 Bab 5

23 penangkapan adalah penangkapan dengan alat tangkap purse seine dengan hasil tangkapan utama berupa ikan lemuru yang terkonsentrasi di Selat Bali Potensi Perikanan Potensi Perikanan Budidaya yang ada di kabupaten Jembrana terdiri dari Budidaya Laut, budidaya air payau dan budidaya air tawar dengan pemanfaatannya sebagai berikut : 1. Perikanan Laut : Penangkapan : ton/thn. Budidaya : Ha. 2. Perikanan Darat : Tambak : 1.129,22 Ha. Kolam : 100,00 Ha. Minapadi : 652,00 Ha. Budidaya terintegrasi : 3.000,00 Ha. Bendungan : 2.387,00 Ha. Tabel Data Potensi Perikanan Budidaya di Kabupaten Jembrana Tahun 2010 No. Jenis Budidaya Potensi Pemanfaatan Prosentase 1. Budidaya Laut 3.000,00 311,00 74,94 2. Perairan Umum 12,85 5,00 38,91 3. Budidaya Air payau 1.129,00 363,45 32,19 4. Budidaya Kolam 100,00 7,88 31,84 5. Budidaya di sawah 652,00 50,78 9,67 6. Budidaya terintegrasi 3.000,00 60,00 2,00 Jumlah 7.893,85 798,11 10,11 Potensi perikanan wilayah pesisir Kabupaten Jembrana seperti pada tabel berikut ini. 107 Bab 5

24 No Kecamatan Desa/Kelurahan B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L Tabel Data Potensi Wilayah Pesisir Kabupaten Jembrana Tahun 2010 Panjang Garis Pantai Karakteristik Material Utama Penyusun Pantai Luas Potensi Desa Pesisir Kondisi Kegiatan Pendayagunaan 1. Melaya Gilimanuk 25 Pasir Baik Nelayan, Pariwisata Melaya Pasir Baik Nelayan, Budidaya Laut Candikusuma Pasir Baik Nelayan, Budidaya Laut Tuwed Pasir Baik 2. Negara Baluk 10 Pasir Baik Nelayan, Budidaya Cupel Pasir Baik Nelayan Pengambengan Pasir Baik Nelayan, Budidaya, Industri ikan Tegal Badeng Pasir Baik Nelayan Barat Tegal Badeng Pasir Baik Nelayan Timur Banyubiru Pasir Baik Nelayan 3. Jembrana Perancak 8 Pasir Baik Nelayan Air Kuning Pasir Baik Nelayan Yeh Kuning Pasir Baik Nelayan 4. Mendoyo Delod Brawah 24 Pasir Baik Pariwisata Penyaringan Pasir Baik Budidaya Yehembang Pasir Baik Yeh Sumbul Pasir/Batu Baik Nelayan Yehembang Kangin Pasir/Batu Baik Nelayan 5. Pekutatan Medewi 15 Pasir/Batu Baik Nelayan, Pariwisata Pekutatan Pasir/Batu Baik Nelayan Gumbrih Pasir/Batu Baik Pariwisata Pangyangan 82 Pasir/Batu Baik Pengeragoan Pasir/Batu Baik Pulukan Pasir/Batu Baik Produksi Perikanan Perkembangan produksi perikanan di Kabupaten Jembrana dalam 5 (lima) tahun terakhir seperti dalam tabel berikut ini. 108 Bab 5

25 Tabel Produksi Perikanan di Kabupaten Jembrana (Kg) Perikanan Laut Perikanan Darat No Kecamatan Perairan Kolam Air Kolam Air Saluran Jumlah Penangkapan Budidaya Tambak Mina Padi Umum Tenang Deras Irigasi 1 Melaya Negara Jembrana Mendoyo Pekutatan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tabel Nilai Produksi Perikanan di Kabupaten Jembrana (Rp. 000) No Kecamatan Perikanan Laut Perikanan Darat Penangkapan Budidaya Perairan Umum Tambak Kolam Air Tenang Kolam Air Deras Saluran Irigasi Mina Padi Jumlah 1 Melaya Negara Jembrana Mendoyo Pekutatan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Bab 5

26 Contents 5.1. Pertanian Komoditas Tanaman Pangan Komoditas Hortikultura Mutasi Lahan Sawah Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Tabel 5. 1 Data Komoditas Tanaman Pangan di Kab. Jembrana Tahun Tabel 5. 2 Komoditas Padi Tabel 5. 3 Komoditas Jagung Tabel 5. 4 Komoditas Kedelai Tabel 5. 5 Data Komoditas Tanaman Holtikultura di Kab. Jembrana Tahun Tabel 5. 6 Data Komoditas Tanaman Holtikultura di Kab. Jembrana Tahun Tabel 5. 7 Komoditas Semangka Tabel 5. 8 Data Luas Lahan Pertanian 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana Tabel 5. 9 Luas areal Komoditas Perkebunan 5 (lima) tahun terakhir Tabel Produksi Komoditas Perkebunan 5 (lima) tahun terakhir Tabel Populasi Ternak 5 (lima) tahun terakhir Tabel Produksi Daging dalam 5 (lima) tahun terakhir Tabel Produksi Telur dalam 5 (lima) tahun terakhir Tabel Luas Hutan di Kabupaten Jembrana Menurut Fungsinya Tahun Tabel Luas Hutan di Kabupaten Jembrana Menurut Fungsinya per-kecamatan Tahun Tabel Luas Sub DAS Klatakan Lubang dan Sub DAS Biluk Poh Gumbrih Tahun Tabel Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel Data Potensi Perikanan Budidaya di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel Data Potensi Wilayah Pesisir Kabupaten Jembrana Tahun Tabel Produksi Perikanan di Kabupaten Jembrana (Kg) Tabel Nilai Produksi Perikanan di Kabupaten Jembrana (Rp. 000) Bab 5

27 Gambar 5. 1 Produksi Komoditas Padi Tahun Gambar 5. 2 Produksi Komoditas Jagung Tahun Gambar 5. 3 Produksi Komoditas Kedelai Tahun Gambar 5. 4 Produksi Komoditas Semangka Tahun Gambar 5. 5 Penggunaan Lahan di Kabupaten Jembrana Tahun Gambar 5. 6 Mutasi Lahan Sawah di Kabupaten Jembrana Tahun 2006 s/d Gambar 5. 7 Produksi Daging Dalam 5 (lima) Tahun Terakhir Gambar 5. 8 Produksi Telur dalam 5 (lima) Tahun Terakhir Gambar 5. 9 Lahan Hutan Berdasarkan Fungsinya Tahun Gambar Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun Bab 5

5.1. Pertanian. Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2012

5.1. Pertanian. Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2012 5.1. Pertanian Temperatur udara yang berkisar antara 20-29 C, kelembaban udara berkisar antara 74-87 % serta rata-rata curah hujan 2.002 per tahun dan ketinggian tempat antara 0-600 m dpl, Kabupaten Jembrana

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN KAKAO KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN KAKAO KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN KAKAO KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

3.6 ALIH FUNGSI LAHAN

3.6 ALIH FUNGSI LAHAN laut, batu dan terumbu karang dan lain lain) dilakukan kegiatan patroli laut bekerjasama dengan pihak Pelabuhan Perikanan Pantai Pengambengan. b. Membentuk dan menumbuhkan Kelompok Masyarakat Pengawas

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG POS KESEHATAN DESA ( POSKESDES ) DI KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG POS KESEHATAN DESA ( POSKESDES ) DI KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG POS KESEHATAN DESA ( POSKESDES ) DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Isi Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... xiv I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1 1.2. Maksud dan Tujuan Studi......8 1.2.1. Maksud......8

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 No. 33/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI BANTEN TAHUN 2013

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR 7.1 Komoditas Unggulan di Kecamatan Pamijahan Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) terhadap komoditas pertanian di Kabupaten Bogor yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM

BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM Sebagai daerah yang bersifat agraris, Kabupaten Sumba Barat didominasi oleh sektor pertanian sekaligus sebagai potensi unggulan daerah Kabupaten Sumba Barat, sedangkan potensi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/33 Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 diperkirakan 9,65 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN PELUANG INVESTASI : Ekstensifikasi lahan pertanian di kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Siak, seperti Kecamatan Sungai Apit dan Sungai Mandau; Cetak Sawah Baru (CSB) yang berfungsi mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan didefinisikan sebagai kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah 5 Ubi Kayu 6 Ubi Jalar Tanaman

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2013-2018 DINAS PERTANIAN KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2017 Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar Tahun 2013-2018 1 KATA PENGANTAR Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 No.07/02/36/ Th.X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2016 SEBESAR 106,61 ATAU

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Karmini 1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Jalan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 16/03/Th.VIII. 02 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2014 SEESAR 1.820.112 TON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat

Lebih terperinci

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 215 Ir. Ni Putu Suastini, MSi (Penyuluh Pertanian Madya) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng 215 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 33/07/31/Th.XVI, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DKI JAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

4 GAMBARAN UMUM LOKASI 21 4 GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak terletak di bagian selatan dengan jarak kurang lebih 153 kilometer dari

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 30 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Sub Sektor Pertanian Unggulan Pengenalan wilayah merupakan hal yang penting dilakukan dalam mengembangkan suatu wilayah. Suatu wilayah memiliki karakteristik geografi

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar KOTA BALIKPAPAN I. KEADAAN UMUM KOTA BALIKPAPAN 1.1. LETAK GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI Kota Balikpapan mempunyai luas wilayah daratan 503,3 km 2 dan luas pengelolaan laut mencapai 160,1 km 2. Kota Balikpapan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 45/11/51/Th. IV, 5 Nopember 2010 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. OKTOBER 2010, NTP BALI TURUN SEBESAR 0,33 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Oktober

Lebih terperinci

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN 2010 2015 JENIS BARANG TAHUN MINYAK BUMI (000 barel) GAS BUMI (MMBTU) BATUBARA (ton) BIJIH BESI (ton) 2010 6.588,05 17.410,00 3.876.280,00 317.300,00 2011

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN POHON KINERJA DINAS PERTANIAN II 1. Meningkatnya peningkatan produksi tanaman pangan, palawija dan 2. Mengembangkan Kegiatan Agribisnis menuju usaha tani modern 3. Meningkatnya pemanfaatan jaringan irigasi

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi 1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi 1. Penyempurnaan Database Struktur Database Existing SIPD A. Data Umum 1. Demografi 2. Geografi 3. Pemerintahan B. Sosial Budaya 1. Kesehatan 2. Pendidikan,

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA BIMA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KOTA BIMA TAHUN 2016

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PANGAN DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU. Niken Nurwati, Enny Mutryarny, Mufti 1)

ANALISIS KEBUTUHAN PANGAN DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU. Niken Nurwati, Enny Mutryarny, Mufti 1) Analisis Kebutuhan Pangan Di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru ANALISIS KEBUTUHAN PANGAN DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU 1) Niken Nurwati, Enny Mutryarny, Mufti 1) Saff Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 04/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2013, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,13 PERSEN Berdasarkan penghitungan dengan tahun dasar baru (2012

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Batanghari. Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Batanghari. Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah 46 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Batanghari Kecamatan Batanghari yang merupakan lokasi penelitian ini merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 201-2018 DINAS PERTANIAN KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gianyar 201-2018 telah mengamanatkan

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id STATISTIK PERTANIAN ROTE NDAO 2015.. ISBN : No. Publikasi / Publication Number : 53140.1623 Katalog BPS / BPS Catalogue : 5101006.5316 Ukuran Buku / Book Size : 21,59 cm x 27,94 cm Jumlah Halaman / Total

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang berlimpah. Terdapat banyak sekali potensi alam yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) No. 18/03/33 Th.VIII, 3 Maret 2014 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 diperkirakan 10,34 juta ton gabah kering

Lebih terperinci

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5. NO KOMODITAS POPULASI (EKOR) PRODUKSI DAGING (TON) 1 Sapi Potong 112.249 3.790,82 2 Sapi Perah 208 4,49 3 Kerbau 19.119 640,51 4 Kambing 377.350 235,33 5 Domba 5.238 17,30 6 Babi 6.482 24,55 7 Kuda 31

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/34/Th.XVI,1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KOTA WAINGAPU 2. Ibu Kota Kecamatan : WAINGAPU 3. Tahun Berdiri : 1970 4. Batas Wilayah : Utara=Selat Sumba,Selatan=Kec,Kambera,Timur= Kec, Nggoa,Barat= Nggoa dan Kanatang

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN P erencanaan Strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 DARI USAHA

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No.01 /03/3321/Th.I,2 Maret 2015 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Kabupaten Demak Tahun 2014 diperkirakan

Lebih terperinci