BAB 1 PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban tersebut dituangkan dalam laporan keuangan yang di

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Terkait dengan penyelenggaraan anggaran di daerah Pemerintah Indonesia Telah Melakukan reformasi Manajemen keuangan Negara baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan di tetapkannya paket undang undang bidang keuangan Negara, yaitu UU 17 tahun 2003 Tentang keuangan Negara serta UU 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara. Peraturan perundang undanga tersebut menyatakan bahwa Gubernur/Walikota/Bupati menyampaikan rancangan peraaturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa Laporan keuangan yang telah diperiksa Oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Pertanggungjawaban tersebut dituangkan dalam laporan keuangan yang di susun dan di sajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah PP 24 tahun Dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah tuntutan terhadap pemerintah dalam menciptakan good governance sebagai persyaratan dengan mengedepankan akuntabilitas dan transparansi. Lingkungan anggaran menjadi relevan dan penting di lingkungan pemerintah daerah karena terkait dengan dampak anggaran terhadap.( Undang-undang Dasar 1945 merupakann dasar hukum yang paling tinggi dalam struktur perundang-undangan Indonesia. Oleh karena itu 1

2 2 peraturan mengenai keuangan Negara selalu didasarkan pada undang-undang ini, khususnya dalam bab VIII undang-undang dasar 1945 Amandemen IV pasal 23 mengatur tentang anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).( Secara umum, Akuntansi Sektor Publik merupakan suatu mekanisme teknis dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat dilembaga-lembaga tinggi Negara dan departemen-departemen di bawahnya. Akuntansi sektor Publik adalah akuntansi yang digunakan dalam suatu organisasi pemerintah / lembaga yang tidak bertujuan untuk mencari laba, dan merupakan suatu bagian dari disiplin ilmu.( Di sisi lain kebijakan pemerintah menjadikan pajak sebagai sumber pendapatan utama pemerintah berangkat dari asumsi bahwa pemerintah mengadopsi prinsip anggaran berimbang, sebagaimana yang telah digariskan didalam GBHN. Sementara untuk menutup defisit neraca keuangannya pemerintah mau tidak mau harus mencari alternatif pembiayaan, alternatif tersebut tidak ada solusi lain selain jatuh pada peningkatan pada sector perpajakan. Pada sekotor pajaklah satu-satunya sumber utama dalam pendapatan daerah (Endah, 2010). Belanja modal didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah maupun untuk fasilitas publik. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik pemerintah seharusnya mengubah komposisi belanjanya. Selama ini

3 3 belanja daerah lebih banyak digunakan untuk belanja rutin yang relative kurang produktif. Untuk normalnya belanja modal seharusnya digunakan untuk membeli asset Negara. Belanja modal setiap tahun angkanya mengalami perubahan naik turun. Perekonomian Indonesia Tahun 2013 menghadapi tantangan yang tidak ringan yang kemudian memberikan tekanan kepada stabilitas makro ekonomi dan menggangu kesinambungan ekonomi. Ekonomi Indonesia tahun 2013 di perkirakan tumbuh sebesar 5,7%. Tekanan pada Neraca Pembayaran Indonesia meningkat dan dibarengi pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi tercatat 8,38% atau berada di atas sasaran inflasi 4,5+1%. Kondisi terkini menunjukan stabilitas ekonomi kembali terkendali. NPI Q membaik ditopang penurunan deficit transaksi berjalan. Inflasi bulanan menurun dan berada dalam pola normal. Tahun 2014, NPI diperkirakan membaik di topang defisit transaksi berjalan yang menurun. Inflasi pada tahun diperkirakan terkendali dalam kisaran 4,5+1% dan 4,0+1%. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014, diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5,8-6,2% sejalan proses konsolidasi ekonomi domestik menuju ke kondisi yang lebih seimbang. RDG pada 9 january 2014, BI mempertahankan BI Rate pada level 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing ditetapkan pada level 7,50% dan 5,75%.( Pendaptan Asli Daerah Merupakan sumber pendaptan daerah yang berasal dari kegiatan ekonomi daerah itu sendiri. Pendapatan Asli Daerah

4 4 (PAD) merupakan salah satu pilar kemandirian suatu daerah. Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tetantang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, sumber PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Menurut Halim (2008), ciri utama suatu daerah mampu melaksanakan Otonomi daerah adalah (1) kemampuan keuangan daerah, yang berarti daerah tersebut memiliki kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumbersumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangannnya sendiri untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah; (2) ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, oleh karena itu, PAD harus menjadi sumber keuangan terbesar yang di dukung oleh kebijakan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah. Dana Perimbangan yang pada dasarnya adalah merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terbagi dari dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum, dana alokasi khusus. Dari data yang saya amati di Derektoraj Jendral Pajak Keuangan bahwa angka di Daana perimbangan semua mengalami ketidak stabilan atau naik turun. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 merupakan selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. Jumlah

5 5 SiLPA yang ideal perlu ditentukan sebagai salah satu dasar evaluasi terhadap pelaksanaan program/kegiatan pemerintah daerah kota/kabupaten. Penyerapan APBD DKI 2014 per 30 November silam menjelaskan SiLPA hanya mencapai 36,7 persen dari total pagu Rp 72,09 Triliun. Di prediksika bahwa SiLPA di tahun 2015 akan semakin tinggi pengalaman menyatakan, bahwa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa melakukan penyerapan di atas 50 persen.( Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Luas wilayah dalam hal ini apakah besarannya berpengaruh terhadap jumlah realisasi belanja modal pemerintah yang erat kaitannya dengan peningkatan pelayanan publik. Mengacu pada Uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, PAD, Dana Perimbangan, Luas Wilayah, dan Sisa Lebih Pembiayaan terhadap Belanja Modal B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan beberapa hal yang di uraikan dalam alasan pemilihan judul, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah Pertumbuhan Ekonomi Berpengeruh signifikan terhadap Belanja Modal?

6 6 2. Apakah Penfapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh signiifikan terhadap Belanja Modal? 3. Apakah Dana Perimbangan berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal? 4. Apakah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal? 5. Apakah Luas Wilayah berpengaruh signifikan terhaap Belanja Modal? C. Tujuan dan Kontribusi penelitian 1. Tujuan Penelitian Agar penelitian ini jelas, maka tujuan yang di capai adalah: 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pertumbuhan ekonomi terhada belanja modal? 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja modal? 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dana perimbangan terhadap belanja modal? 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh sisa lebih pembiayaan anggaran terhadap belanja modal? 5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh luas wilayah terhadap belanja modal

7 7 2. Kontibusi Penelitian Kontribusi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Kontribusi praktik, Diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu akuntasi yang telah diperoleh dan dipelajari selama masa perkuliahan dan memberikan pemahaman lebih terhadap materi yang didapat serta sebagai syarat memperoleh gelar sarjana di Universitas Mercu Buana Jakarta. Menambah dan mengembangkan wawasan peneliti, khsusnya dalam hal akuntansi Sektor Publik dengan cara membandingkan teori yang diperoleh dengan kenyataan atau kondisi yang sebenarnya terjadi dilapangan. b. Kontribusi Akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi Akademik bagi pemerintah sebagai dasr pengambilan keputusan atau kebijakan dalam pengelolaan keuangan dan perencanaan anggaran keuangan daerah untuk menciptakan daerah yang mandiri tidak bergantung pada subsidi keuanngan dari pemerintah pusat.