UPAYA MEMAKSIMALKAN PELAKSANAAN TRANSFER KE DAERAH PADA DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN 1 Oleh: Peserta Diklatpim IV Angkatan 127 Kelompok II Tahun
|
|
- Yulia Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UPAYA MEMAKSIMALKAN PELAKSANAAN TRANSFER KE DAERAH PADA DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN 1 Oleh: Peserta Diklatpim IV Angkatan 127 Kelompok II Tahun PENDAHULUAN Pelaksanaan urusan perimbangan keuangan pusat dan daerah terkait dengan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pelaksanaan desentralisasi diwujudkan melalui pemberian bantuan dalam bentuk transfer dana dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah (Pemda). Mekanisme penyaluran dana dimaksud sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 menggunakan istilah belanja ke daerah, dimana penyaluran dana dilakukan dengan melibatkan pihak pemda bersangkutan. Namun sejak awal tahun 2008, seiring dengan penunjukkan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran bagian Anggaran 070 (Dana Perimbangan) dan Bagian Anggaran 071 (Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian), maka mekanisme penyaluran diubah dengan menggunakan nomenklatur Transfer ke Daerah. Transfer ke Daerah (TKD) merupakan mekanisme baru dimana alokasi dana untuk pemda disalurkan secara langsung melalui pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara pada Direktorat Pengelolaan Kas Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, ke Rekening Kas Umum Daerah, tanpa adanya keterlibatan pemda sebagai penerima dana dalam proses pencairan dana. Dasar pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 04/PMK.07/2008 terakhir diganti dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.07/2009 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah. Adapun TKD terdiri dari 2 jenis transfer yaitu Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Berdasarkan Permenkeu Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, ditegaskan bahwa Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) bertugas merumuskan serta melaksanakan Artikel ini merupakan ringkasan dari Kertas Kerja Kelompok Diklatpim IV Angkatan Anggota Kelompok: Umar Ali, Risnawaty Br Surbakti, Lewaherilla Markus P., Deden Hermawan, Arsil, Mochamad Syuhadak, Aris Kurniawan, Sukma Mahendra Putra, Suyadi
2 kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Urusan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah tersebut dilaksanakan oleh salah satu unit organisasi di bawah DJPK yaitu Direktorat Dana Perimbangan. Direktorat Dana Perimbangan bertugas menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi, perhitungan alokasi, standarisasi, bimbingan teknis, dan pelaksanaan di bidang Transfer ke Daerah (Pasal 1166 PMK Nomor 100/2008). Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Direktorat Dana Perimbangan diantaranya memiliki fungsi pelaksanaan transfer dana bagi hasil, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana otonomi khusus dan penyesuaian. Adapun unit yang melaksanakan fungsi dimaksud adalah Subdirektorat Pelaksanaan Transfer I dan Subdirektorat Pelaksanaan Transfer II. Subdirektorat Transfer I, mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan, standarisasi, bimbingan teknis, koordinasi fasilitasi, dan pemantauan/konfirmasi atas pelaksanaan transfer ke daerah serta penyusunan laporan realisasi anggaran TKD, khususnya Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Otonomi Khusus, Dana Tambahan Infrastruktur dalam rangka Otsus Papua dan Papua Barat serta Dana Penyesuaian. Subdirektorat Pelaksanaan Transfer II mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan, standarisasi, bimbingan teknis, koordinasi fasilitasi, dan pemantauan/konfirmasi atas pelaksanaan transfer ke daerah serta penyusunan laporan realisasi anggaran transfer ke daerah, khususnya dana bagi hasil (DBH) pajak, DBH sumber daya alam, dan DBH cukai hasil tembakau. Berdasarkan evaluasi atas pelaksanaan penyaluran anggaran TKD tahun 2009, masih ditemui berbagai permasalahan yang menghambat pelaksanaan penyaluran sehingga terdapat beberapa jenis transfer yang realisasinya masih di bawah dan/atau melampaui pagu APBN/APBNP. Adapun jenis transfer yang realisasinya masih dibawah pagu APBN/APBNP adalah DAK sebesar 99,55%, Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF - PPD) sebesar 99,9%, Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD sebesar 61,09%. Jenis transfer yang melampaui pagu APBN/APBNP adalah DBH PPH sebesar 124,51%, DBH PBB sebesar 100,42%, dan DBH SDA Kehutanan sebesar 129,93%. Selama periode tahun 2009, secara keseluruhan realisasi transfer ke daerah dana perimbangan mencapai 96,69% dari pagu APBN-P 2009 atau sebesar Rp , dengan rincian: realisasi DBH sebesar 87,36% atau
3 Rp , realisasi DAU sebesar 100% atau Rp , dan realisasi DAK sebesar 99,55% atau sebesar Rp , sedangkan relisasi dana otonomi khusus dan dana penyesuaian mencapai 87,96% atau sebesar Rp dan realisasi dana penyesuaian sebesar 80,17% atau Rp Adapun total realisasi transfer ke daerah tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Total Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2009 Uraian APBN 2009 APBN-P REALISASI 5% THD APBN-P Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian ,96 Dana Perimbangan ,69 Total Transfer ke Daerah ,00 Sumber: Subdit Pelaksanaan Transfer I Direktorat Dana Perimbangan, DJPK Rincian anggaran dan realisasi transfer ke daerah Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian disajikan pada Tabel 2 berikut: Tabel 2 Rincian Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Tahun Anggaran 2009 Uraian APBN 2009 APBN-P REALISASI 5% THD APBN-P Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian ,96 A. Dana Otonomi Khusus 1. Dana Otonomi Khusus (Persentase , ,00
4 DAU) a. Dana Otonomi Khusus Prop. Papua dan Prop. Papua Barat b. Dana Otonomi Khusus Aceh 2. Dana Tambahan Infrastruktur Prop. Papua dan Prop. Papua Barat 3. Kekurangan Dana Tambahan Infrastruktur Papua TA , , , ,00 B. Dana Penyesuaian ,17 1. Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah dan Dana Tambahan DAU TA 2008 Kab. Manokwari 2. Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD TA Kurang Bayar Dana Prasarana Infrastruktur Jalan dan Lainnya 4. Kurang Bayar DAK Tahun , , , ,00 Sumber: Subdit Pelaksanaan Transfer I Direktorat Dana Perimabangan, DJPK Rincian anggaran dan realisasi transfer ke daerah dana perimbangan tahun 2009 disajikan pada Tabel 3 berikut. Tabel 1 Total Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2009
5 Uraian APBN 2009 APBN-P REALISASI % thd APBN-P Dana Perimbangan 289,212,974,263, ,053,052,916, ,439,469,258, % A Dana Bagi Hasil 77,979,285,463,024 73,819,364,116,000 64,317,953,858, % 1 DBH Pajak 42,132,811,585,305 38,563,341,451,000 37,699,732,840, % a DBH Pajak Penghasilan 10,219,078,886,979 8,207,364,305,000 10,214,932,913, % i Pajak Penghasilan Pasal 21 9,507,337,506,889 7,542,161,800,000 9,504,020,144, % ii Pajak Penghasilan Pasal 25/29 O 708,318,253, ,430,000, ,489,641, % iii Kurang Bayar PPh 3,423,126,852 3,772,505,000 3,423,126, % b DBH Pajak Bumi dan Bangunan 23,452,803,808,328 22,810,957,966,000 22,903,461,036, % i PBB 23,332,716,007,327 22,688,158,218,000 22,783,373,235, % ii Kurang Bayar PBB (Biaya pungg 120,087,801, ,799,748, ,087,801, % c DBH Bea Perolehan Hak Atas Tana 7,395,859,709,998 6,479,950,000,000 3,516,269,710, % d DBH Cukai 1,065,069,180,000 1,065,069,180,000 1,065,069,180, % 2 DBH Sumber Daya Alam 35,846,473,877,719 35,256,022,665,000 26,618,221,018, % a MIGAS 26,128,650,000,000 26,128,650,000,000 17,672,702,589, % i Minyak Bumi 13,495,860,000,000 13,495,860,000,000 8,760,592,564, % ii Gas Bumi 10,632,790,000,000 10,632,790,000,000 6,912,110,024, % iii Kurang Bayar Minyak Bumi 1,117,484,635,284 1,117,484,635,284 1,117,484,635, % iv Kurang Bayar Gas Bumi 882,515,364, ,515,364, ,515,364, % b DBH SDA Pertambangan Umum 7,197,559,262,497 7,197,617,398,000 6,997,996,822, % i Iuran Tetap 85,066,888,800 85,066,888,800 71,291,531, % ii Royalti 6,891,054,423,200 6,891,054,423,200 6,705,267,340, % iii Kurang Bayar Pertambangan Um 221,437,950, ,496,086, ,437,950, % c DBH SDA Kehutanan 1,307,096,277, ,648,000, ,406,263, % i Provisi Sumber Daya Hutan 666,472,333, ,148,000, ,435,616, % ii Iuran Hak Penguasahaan Hutan 71,393,418,558 43,920,800,000 23,159,246, % iii Dana Reboisasi 569,230,525, ,579,200, ,811,399, % d DBH SDA Perikanan 120,000,000, ,000,000,000 67,920,191, % e DBH Panas Bumi 1,093,168,337,439 1,009,107,267, % i Panas Bumi Tahun ,061,070, ,000,000, % ii Kurang Bayar ,107,267, ,107,267, % B Dana Alokasi Umum (DAU) 186,414,100,000, ,414,100,000, ,414,100,000, % C Dana Alokasi Khusus (DAK) 24,819,588,800,000 24,819,588,800,000 24,707,415,400, % Sumber: Subdit Pelaksanaan Transfer I Direktorat Dana Perimabangan, DJPK Berdasarkan tabel di atas, total realisasi transfer ke daerah selama tahun 2009 yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Dana Perimbangan baru mencapai 96% dari pagu APBN-P Dengan demikian, masalah utama adalah kurang maksimalnya pelaksanaan transfer ke daerah tahun anggaran 2009 pada Direktorat Dana Perimbangan. ANALISIS MASALAH Masalah utama dalam tulisan ini adalah kurang maksimalnya pelaksanaan transfer ke daerah pada Direktorat Dana Perimbangan tahun anggaran Adapun faktor penyebab masalah tersebut diuraikan berikut ini.
6 Koordinasi Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait, dalam penyediaan data dasar penerbitan PMK alokasi Rincian alokasi tahun anggaran berjalan untuk setiap jenis transfer DBH pajak dan DBH sumber daya alam (SDA) bagian daerah masing -masing ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan. Data alokasi untuk DBH pajak yang ditetapkan dalam PMK dimaksud, disusun berdasarkan data perkiraan penerimnaan PPh, PBB dan BPHTB yang disampaikan Ditjen Pajak, sedangkan untuk DBH SDA disusun berdasarkan perkiraan penerimaan yang disampaikan kementerian teknis, dimana untuk DBH minyak bumi, gas bumi, panas bumi, dan pertambangan umum disampaikan kementerian teknis, dimana untuk DBH minyak bumi, gas bumi, panas bumi, dan pertambangan umum disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. DBH SDA kehutanan disusun berdasarkan data perkiraan penerimaan kehutanan. Untuk DBH perikanan disusun berdasarkan data perkiraan penerimaan hasil perikanan yang disampaikan Kementerian Perikanan dan Kelautan. Selama ini koordinasi dalam proses penetapan perkiraan alokasi untuk DBH pajak maupun DBH SDA dirasakan masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari sering terlambatnya penyampaian data perkiraan penerimaan dimaksud kepada DJPK, sehingga proses penyusunan PMK untuk penetapan alokasi bagian daerah juga sering mengalami keterlambatan yaitu terbit pada bulan Januari atau Pebruari. PMK tersebut seharusnya terbit pada bulan Desember tahun anggaran sebelumnya Kurangnya koordinasi internal DJPK terkait penyampaian PMK alokasi Setelah PMK alokasi ditetapkan Menteri Keuangan, PMK tersebut seharusnya segera disampaikan secara resmi oleh masing-masing subdit yang menangani kepada Subdit Pelaksanaan Transfer untuk keperluan pelaksanaan penyaluran dana. Kenyataan selama ini, penyampaian PMK dimaksud tidak jarang disampaikan lebih dari dua minggu setelah PMK dimaksud diterbitkan. Kurangnya koordinasi dengan pemda terkait penyampaian laporan Permasalahan ini selalu timbul pada saat menjelang proses pelaksanaan penyaluran tahap berikutnya, dimana pemda sering terlambat menyampaikan laporan dan tidak jarang pada saat laporan dimaksud disampaikan namun masih terjadi kesalahan karena data yang salah atau format dibuat tidak sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dalam PMK. Berdasarkan analisis diketahui bahwa penyebab yang dominan adalah kurangnya koordinasi dengan instansi terkait, dalam penyediaan data dasar penerbitan PMK alokasi.
7 Sumber Daya Manusia Terbatasnya SDM yang menguasai program aplikasi komputer Permasalahan ini menghambat pekerjaan pada saat program aplikasi TKD yang dibangun oleh Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah (Dit. EPIKD) mengalami gangguan sistem ( error/crash program). Perbaikan program dimaksud tidak dapat langsung ditangani oleh pegawai Subdit Pelaksanaan Transfer namun harus menunggu tenaga programmer dari Dit. EPIKD. Rendahnya pemahaman pegawai pada peraturan tentang transfer ke daerah Permasalahan ini muncul pada saat pejabat pemda datang ke kantor untuk konsultasi terkait pelaksanaan TKD. Tidak jarang pemda dimaksud merasa tidak puas atas jawaban yang disampaikan pegawai yang menerima pejabat pemda dimaksud karena tidak dapat menjawab permasalahan. Terbatasnya jumlah pegawai yang menangani transfer ke daerah Jumlah pegawai yang ditempatkan pada Subdit Pelaksanaan Transfer I adalah sebanyak 7 orang dan Subdit Pelaksanaan Transfer II juga sebanyak 7 orang. Hl ini dirasakan tidak sebanding dengan beban kerja yang harus dilaksanakan yaitu melaksanakan penyaluran dana 11 jenis transfer untuk 510 pemda. Berdasarkan analisis diketahui penyebab masalah yang dominan adalah rendahnya pemahaman pegawai pada peraturan tentang transfer ke daerah. Sarana dan Prasarana Terbatasnya kualitas dan kuantitas komputer dan printer Permasalahan ini sangat menganggu pada saat proses penerbitan SPM TKD sedang bersamaan. Di satu pihak SPM harus segera diterbitkan sementara di lain pihak jumlah dan kualitas komputer dan printer sangat terbatas. Saat ini dari 7 unit komputer yang ada terdapat 2 unit yang mengalami kerusakan hardware, sedangkan dari 3 printer yang ada 1 unit mengalami kerusakan. Belum stabilnya jaringan komputer (LAN) Permasalahan lain adalah tidak stabilnya jaringan komputer (LAN), dimana jaringan tersebut sering mengalami disconnect sehingga sangat menganggu pelaksanaan penerbitan SPM atau laporan. Terbatasnya kapasitas server Seluruh proses kegiatan penyaluran TKD terhubung ke dalam server yang ada di Dit EPIKD. Dengan makin besarnya volume pekerjaan maka kapasitas server
8 yang ada saat ini dirasakan tidak memadai. Hal ini dapat dilihat dari lambatnya kinerja program aplikasi pada saat running program. Berdasarkan analisis diketahui bahwa penyebab masalah yang dominan adalah terbatasnya kualitas dan kuantitas komputer dan printer. Data dan Informasi Tingginya tingkat ketergantungan data/informasi dengan unit lain baik internal maupun eksternal DJPK Proses pelaksanaan TKD di Direktorat Dana Perimbangan sangat tergantung pada keberadaan data dan informasi tentang jenis transfer dari pihak lain baik di luar DJPK maupun direktorat lain di lingkungan internal DJPK. Adanya keterlambatan penyampaian data dan informasi dimaksud tentunya sangat menentukan kelancaran proses berikutnya yaitu penyaluran dana Kurang akuratnya data penerimaan negara dari instansi teknis terkait yang akan dibagihasilkan Data dan informasi tentang perkiraan penerimaan dana yang disampaikan instansi terkait sering tidak akurat. Hal ini dapat dilihat dari sering terjadinya kelebihan salur pada jenis transfer tertentu (contohnya DBH PPh) ataupun adanya dana escrow account dimana dana dari jenis transfer tertentu tidak dapat disalurkan pada tahun anggaran bersangkutan (contohnya DBH SDA). Lambatnya penyampaian data realisasi penerimaan DBH oleh instansi teknis terkait Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa permasalahan keterlambatan penyampaian data perkiraan penerimaan sering terlambat disampaikan oleh instansi teknis terkait lebih dari 2 bulan setelah awal tahun anggaran. Berdasarkan analisis diketahui bahwa penyebab masalah yang dominan adalah kurang akuratnya data penerimaan negara dari instansi teknis terkait. Sistem Prosedur Banyaknya pihak yang terkait dalam prosedur pencairan baik internal maupun eksternal DJPK Pelaksanaan TKD dapat diibaratkan sebagai ban berjalan. Apabila satu pihak mengalami keterlambatan maka akan berakibat pada keterlambatan di pihak berikutnya. Permasalahan ini sangat menganggu pada saat proses penerbitan SPM telah siap dilaksanakan namun data atau laporan yang menjadi syarat
9 penyaluran belum tersedia, sehingga SPM TKD tersebut belum dapat dilaksanakan. Belum sempurnanya sistem aplikasi transfer ke daerah Program aplikasi TKD yang digunakan untuk pelaksanaan TKD pada Subdit Pelaksanaan Transfer dirasakan masih belum sempurna sehingga masih perlu dilakukan perbaikan agar lebih andal dan stabil. Belum sempurnanya peraturan tentang pelaksanaan transfer ke daerah Beberapa ketentuan yang diatur dalam PMK Nomor 21/PMK.07/2009 sebagai dasar pelaksanaan TKD masih belum sempurna. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya perbedaan persepsi tentang pelaksanaan TKD antara pemda dengan DJPK. Adanya kelebihan salur dana DBH pajak dan DBH SDA salah satu diantaranya disebabkan karena aturan besarnya penyaluran Triwulan I sampai III ditetapkan seragam yaitu 20% dari pagu sementara. Berdasarkan analisis diketahui bahwa penyebab masalah yang dominan adalah banyaknya pihak yang terkait dalam prosedur pencairan baik internal maupun eksternal DJPK. Eksternal Kurangnya pengetahuan pemda terhadap peraturan transfer ke daerah Masih banyaknya pemda yang belum mengetahui ketentuan TKD terutama daerah baru pemekaran. Hal ini dapat diketahui pada saat salah seorang pejabat pemda tertentu datang berkonsultasi ke DJPK, mereka sama sekali merasa belum tahu adanya ketentuan tentang suatu jenis transfer. Terlambatnya penyampaian laporan yang jadi syarat pencairan oleh pemda Berbagai sebab yang melatarbelakangi sering terlambatnya penyampaian laporan/dokumen tertentu yang menjadi syarat pencairan dana, seperti sulitnya transportasi di daerah tertentu, kurangnya tenaga yang menyampaikan laporan, lambatnya agen pengiriman barang/dokumen atau malasnya pihak pemda untuk segera menyampaikan laporan dimaksud ke DJPK. Tidak samanya persepsi tentang kebijakan transfer ke daerah antara Pemda dengan DJPK Permasalahan ini sering muncul pada saat pemda dengan alasan tertentu membuat dan menyampaikan laporan/dokumen tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Berdasarkan analisis diketahui bahwa penyebab masalah yang dominan adalah kurangnya pengetahuan pemda terhadap peraturan transfer ke daerah.
10 PEMECAHAN MASALAH Pada Bagian ini akan diuraikan pemecahan masalah untuk masing-masing faktor penyebab. Koordinasi Masalah dominan koordinasi adalah kurangnya koordinasi dengan instansi teknis terkait dalam penyediaan data dasar penerbitan PMK alokasi. Alternatif solusi yang ditawarkan adalah: Mengadakan pertemuan secara berkala dengan instansi penyedia data. Hal ini dilakukan dengan kegiatan rapat koordinasi secara berkala antara DJPK dan instansi teknis terkait yang dilaksanakan sebelum proses penyusunan RAPBN. Mengadakan konsinyering dengan melibatkan semua instansi teknis penyedia data dengan tujuan untuk mendapatkan data awal perkiraan penerimaan sebagai dasar penyusunan PMK alokasi tahun berikutnya. Mengadakan sosialisasi dengan instansi penyedia data. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan untuk menginformasikan berbagai peraturan dan kebijakan tentang transfer ke daerah. Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa alternatif solusi terbaik adalah mengadakan pertemuan secara berkala dengan instansi penyedia data. Sumber Daya Manusia Masalah dominan SDM adalah rendahnya pemahaman pegawai pada peraturan tentang transfer ke daerah penerbitan PMK alokasi. Alternatif solusi yang ditawarkan adalah: Mengadakan bimbingan teknis kepada para pegawai Direktorat Dana Perimbangan tentang transfer ke daerah. Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap dengan melaibatkan seluruh pegawai Direktorat Dana Perimbangan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang berbagai peraturan dan meningkatkan kemampuan teknis pegawai dalam pelaksanaan transfer ke daerah. Mengadakan sosialisasi internal kepada seluruh pegawai DJPK tentang transfer ke daerah. Kegiatan sosialisasi dilakukan kepada seluruh pegawai DJPK mengenai peraturan tentang transfer ke daerah, dengan harapan semua pegawai DJPK dapat mengetahui dan memahami peraturan dimaksud dan pada saat
11 dimutasi ke Direktorat Dana Perimbangan dapat langsung mengetahui apa yang harus dikerjakan. Mewajibkan para pegawai Direktorat Dana Perimbangan untuk membaca peraturan transfer ke daerah. Direktur Dana Perimbangan mengeluarkan perintah secara lisan dan nota dinas agar seluruh pejabat dan pegawai Direktorat Dana Perimbangan membaca setiap peraturan yang terkait dengan transfer ke daerah, dengan harapan semua pegawai Direktorat Dana Perimbangan dapat mengetahui dan memahami peraturan dimaksud. Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa alternatif solusi terbaik adalah mengadakan bimbingan teknis kepada para pegawai Direktorat Dana Perimbangan tentang transfer ke daerah. Sarana dan Prasarana Masalah dominan sarana dan prasarana adalah terbatasnya kualitas dan kuantitas komputer dan printer. Alternatif solusi yang ditawarkan adalah: Menambah jumlah unit komputer dan printer dimana setiap pegawai mendapatkan 1 komputer dan 1 printer. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar setiap pegawai dilengkapi dengan sarana kerja yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya. Menambah kapasitas CPU komputer yang ada saat ini. Dalam hal jumlah komputer tidak ditambah, disarankan untuk melakukan upgrade CPU dengan kemampuan yang lebih tinggi Melakukan perbaikan terhadap komputer dan printer yang rusak. Semua komputer yang saat ini mengalami kerusakan agar dilakukan perbaikan sehingga dapat digunakan kembali. Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa alternatif solusi terbaik adalah menambah jumlah unit komputer dan printer dimana setiap pegawai mendapatkan 1 komputer dan 1 printer. Data dan Informasi Masalah dominan data dan informasi adalah kurang akuratnya data penerimaan negara dari instansi teknis terkait. Alternatif solusi yang ditawarkan adalah: Rekonsiliasi data secara intensif dengan instansi terkait. Kegiatan rekonsiliasi data realisasi penerimaan dilaksanakan di ruang rapat DJPK dengan tujuan untuk lebih menghemat biaya dan data penerimaan yang disalurkan menjadi lebih akurat.
12 Melakukan konsinyering dengan instansi terkait. Kegiatan konsinyering dilakukan di hotel dengan tujuan untuk mendapatkan data realisasi penerimaan yang akan disalurkan. Mencari data pembanding dari pemda. Kegiatan ini dilakukan dengan meminta data realisasi penerimaan yang ada pada pemda yang bersumber dari dinas teknis terkait pemda bersangkutan. Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa alternatif solusi terbaik adalah melaksanakan rekonsiliasi data secara intensif dengan instansi terkait. Sistem dan Prosedur Masalah dominan sistem dan prosedur adalah banyaknya pihak yang terkait dalam prosedur pencairan baik internal maupun eksternal DJPK. Alternatif solusi yang ditawarkan adalah: Penyederhanaan prosedur penyaluran khususnya terkait unit internal DJPK. Penyederhanaan prosedur penyaluran dilakukan khususnya kepada prosedur yang melibatkan direktorat lain di luar Direktorat Dana Perimbangan. Meningkatkan koordinasi dengan instansi penyedia data. Koordinasi dilakukan dengan cara melakukan pertemuan atau rapat yang intensif dengan instansi penyedia data. Membuat konsep revisi PP nomor 55 tahun 2004 untuk mempertegas tugas fungsi masing-masing instansi terkait. Menyempurnakan berbagai klausul yang ada sehingga mempertegas tugas masing-masing instansi yang terlibat dalam pelaksanaan transfer ke daerah. Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa alternatif solusi terbaik adalah penyederhanaan prosedur penyaluran khususnya terkait unit internal DJPK. Eksternal Masalah dominan eksternal adalah kurangnya pengetahuan pemda terhadap peraturan transfer ke daerah. Alternatif solusi yang ditawarkan adalah: Mengadakan sosialisasi secara intensif. Kegiatan sosialisasi dilakukan kepada semua instansi teknis terkait mengenai peraturan dan kebijakan dalam transfer ke daerah. Mengirimkan peraturan tentang TKD disertai penjelasannya. Berbagai peraturan yang terkait transfer ke daerah berikut penjelasannya dikirimkan kepada seluruh pemda.
13 Memberikan asistensi tentang transfer ke daerah kepada pemda yang datang ke kantor. Kegiatan asistensi dilakukan oleh setiap pegawai kepada setiap pejabat pemda yang datang untuk konsultasi ke DJPK. Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa alternatif solusi terbaik adalah mengadakan sosialisasi secara intensif. SIMPULAN Masalah utama dalam tulisan ini adalah kurang maksimalnya pelaksanaan transfer ke daerah pada Direktoat Dana Perimbangan tahun anggaran Faktor penyebab munculnya masalah ini meliputi pertama, koordinasi yaitu lemahnya koordinasi dengan instansi teknis terkait dalam penyediaan data sebagai dasar penerbitan PMK alokasi. Kedua, SDM yaitu rendahnya pemahaman pegawai pada peraturan tentang transfer ke daerah. Ketiga, sarana dan prasarana yaitu terbatasnya kualitas dan kuantitas komputer dan printer. Keempat, data dan informasi yaitu kurang akuratnya data penerimaan negara dari instansi teknis terkait yang akan dibagihasilkan. Kelima, sistem dan prosedur yaitu banyaknya pihak yang terkait dalam prosedur pencairan baik internal maupun eksternal DJPK. Keenam, penyebab eksternal yaitu kurangnya pengetahuan pemda terhadap peraturan transfer ke daerah. Beberapa solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah pertama, mengadakan pertemuan secara berkala dengan instansi penyedia data. Kedua, mengadakan bimbingan teknis kepada para pegawai Direktorat Dana Perimbangan tentang transfer ke daerah. Ketiga, menambah jumlah unit komputer dan printer (1 pegawai 1 komputer dan 1 printer). Keempat, melakukan rekonsiliasi data dengan instansi terkait. Kelima, melakukan penyederhanaan prosedur penyaluran khususnya terkait unit internal DJPK. Keenam, mengadakan sosialisasi secara intensif. DAFTAR PUSTAKA Lembaga Administrasi Negara Bahan Ajar Diklatpim Tingkat IV, Koordinasi dan Hubungan Kerja. Jakarta: LAN. Ma moeri, Endar, dan Soetrisno Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan. Jakarta: LAN. Nitisemito, Alex S Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia), Edisi Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia. S.P. Hasibuan, Melayu, Drs Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta, Bumi Aksara. Stoner, James A.F. dan Freeman, R. Edward Manajemen, jilid II. Jakarta: Intermedia.
14 Sugian, Syahu O Kamus Manajemen (Mutu). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sumarsono, Sonny HM Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Taliziduhu Ndraha Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daeah. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. Peraturan Menteri Keuangan No. 21/PMK.07/2009 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah.
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimban g : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan
Lebih terperinciTABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK
Lampiran 1 Peraturan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor PER- 01 /PK/2009 Tentang Mekanisme Aliran Data di Lingkungan DJPK TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK No. SUMBER DATA KOMPONEN DATA Bentuk Data
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciDANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Dgchuank.blogspot.com I. PENDAHULUAN Dalam rangka menciptakan suatu sistem perimbangan keuangan yang proporsional, demokratis, adil,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 of 41 1/31/2013 12:38 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1278, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Daerah. Pengalokasian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.07/2013 TENTANG PENGALOKASIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.851, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Migas. Tahun Anggaran 2011. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 222/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL
Lebih terperinci2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu
No.477, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Transfer. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PMK.07/2016 TENTANG PENGELOLAAN TRANSFER KE
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH
LAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH (BA 999.05) TAHUN 2009 (Audited) PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Transfer ke Daerah (BA 999.05 Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus & Dana Penyesuaian)
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA) Surabaya, 8 Oktober 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KERANGKA PENYAJIAN 1. INDONESIA KAYA SUMBER DAYA ALAM?
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
No.851, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Migas. Tahun Anggaran 2011. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 222/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL
Lebih terperinciPERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,
1 of 8 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci- 1 - Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan.
LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN: Direktur Dana Perimbangan.
Lebih terperinciBADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENYALURAN DAN PENERIMAAN DANA PERIMBANGAN TA. 2006 DAN SEMESTER I TA. 2007 PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT DI TALIWANG AUDITORAT
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN DTSS PENGELOLAAN TRANSFER DANA KE DAERAH
MATA PELAJARAN : PRINSIP-PRINSIP DASAR DESENTRALISASI FISKAL : 6 JAMLAT @ 45 MENIT meningkatkan kompetensi kinerja mereka setelah memahami prinsip-prinsip dasar desentralisasi fiskal dan Kebijakan Transfer
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DBH SUBDIT DBH DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DBH SUBDIT DBH DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DASAR HUKUM DBH UU No. 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Lebih terperinciDANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH
DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH Oleh: DR. MOCH ARDIAN N. Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH 2018 1 2 KEBIJAKAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah.
No.185, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN
Lebih terperinci2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanju
No.287, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. DAU Non Tunai. DBH. Konversi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.07/2017 /PMK.07/2015 TENTANG KONVERSI PENYALURAN
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Aloka
No.1851, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Bagi Hasil. Sumber Daya Alam. Lebih Bayar. Alokasi Kurang Bayar. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214 /PMK.07/2014 TENTANG
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lebih terperinci-2- No.1927, 2015 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1927, 2015 KEMENKEU. Dana. Bagi Hasil. Alokasi Umum. Penyaluran. Konversi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 235/PMK.07/2015 TAHUN 2015 TENTANG KONVERSI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.818,2011 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 208/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 -
Lampiran II.3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 433/PM.1/2007 tentang Uraian Jabatan di Lingkungan Direktorat Dana Perimbangan MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN: Direktur Dana Perimbangan 2. IKHTISAR
Lebih terperinciPERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011 Hotel Bidakara,
Lebih terperinciBIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI
Kebijakan Perhitungan dan Mekanisme Dana Bagi Hasil (DBH) dalam rangka Kebijakan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah : Ketentuan, Mekanisme dan Implementasi No. 12/Ref/B.AN/VI/2007
Lebih terperinciLaporan Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 SILPA yang berasal dari Transfer Bersifat Earmarked (Dana Alokasi Khusus)
1 ii Laporan Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 SILPA yang berasal dari Transfer Bersifat Earmarked (Dana Alokasi Khusus) RINGKASAN EKSEKUTIF 1. SILPA daerah yang besar merupakan indikasi
Lebih terperinciKEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 Disampaikan pada: Rapat Konsolidasi DAK Bidang Dikmen TA 2014 Nusa Dua, 28 November 2013 AGENDA PAPARAN 1. Postur Dana Transfer
Lebih terperinci2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); MEMUTUSKAN: Menetap
No.882, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Non Tunai. Dana Bagi Hasil. Dana Alokasi Umum. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93/PMK.07/2016 TENTANG KONVERSI PENYALURAN DANA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.573, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak Bumi dan Bangunan. Sektor Pertambangan. Penatausahaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/PMK.03/2013 TENTANG
Lebih terperinci2016, No ditentukan penggunaannya dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan uang daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
No.1935, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Kas Sisa Transfer Ke Daerah. Dana Desa. TA 2016. Pemanfaatan Sementara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192/PMK.07/2016 TENTANG
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL. Novotel, Bogor, 06 September 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA) Novotel, Bogor, 06 September 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KERANGKA PENYAJIAN 1. INDONESIA KAYA SUMBER
Lebih terperinci2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, perlu mengatur kembali mekanisme pelaksanaan dan pertanggungjawaban transfer ke daerah dan dana desa; d. bah
No.1972, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Transfer Ke Daerah. Dana Desa. Pertanggungjawaban. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 241/PMK.07/2014 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.03/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.03/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN DAN PEMINDAHBUKUAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM
Lebih terperinciBUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM
BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2017 KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat
Lebih terperinci, No.2057 tentang Kurang Bayar dan Lebih Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2014 Menurut Provinsi/Ka
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Hasil. Sumber Daya Alam. Kurang Bayar. Lebih Bayar. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.07/2015 TENTANG KURANG BAYAR DAN LEBIH BAYAR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.07/2010 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 17/PMK.07/2009 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 17/PMK.07/2009 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2009 MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 226/PMK.07/2008 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2008
Page 1 of 5 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 226/PMK.07/2008 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Pertambangan Panas Bumi. Perkiraan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Pertambangan Panas Bumi. Perkiraan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 /PMK.07/2011 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan Pemerintah Daerah di Indonesia sejak tahun 2001 memasuki era baru yaitu dengan dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah ini ditandai dengan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri
Lebih terperinciDANA ALOKASI KHUSUS DALAM PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
DANA ALOKASI KHUSUS DALAM PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH A. Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156 /PMK.07/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156 /PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK TAHUN ANGGARAN 2005 DAN 2006 YANG DIALOKASIKAN DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/PMK.07/2010 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI DALAM RANGKA OTONOMI KHUSUS DI PROVINSI PAPUA
Lebih terperinciANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH
ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH DEFINISI Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar atau penjelasan terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran negara untuk suatu
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 126/PMK.07/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 126/PMK.07/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN-DANA REBOISASI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinci94/PMK.07/2012 PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN ATA
94/PMK.07/2012 PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN ATA Contributed by Administrator Tuesday, 12 June 2012 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinci2016, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016, perubahan rincian Dana Bagi Hasil sebagai akibat dari perubah
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2078, 2016 KEMENKEU. dana Bagi Hasil. TA 2016. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 208/PMK.07/2016 TENTANG PERUBAHAN RINCIAN DANA BAGI HASIL
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variable Penelitian 2.1.1 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah, pendapatan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.175, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran. Penyusunan. Pengesahan. Petunjuk. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PMK.02/2013
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1334, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DIPA. Penyusunan. Pengesahan. Petunjuk. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156/PMK.02/2013 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperincifaktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, ketersediaan sumber daya, teknologi,
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM SOSIALISASI
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORA T PENGELOLAAN KAS NEGARA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORA T PENGELOLAAN KAS NEGARA GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I LANTAI IV JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NO. 2-4 JAKARTA 10710
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DANA PERIMBANGAN
44 BAB III GAMBARAN UMUM DANA PERIMBANGAN Adanya UU No. 32 dan No. 33 Tahun 2004 merupakan penyempurnaan dari pelaksanaan desentralisasi setelah sebelumnya berdasarkan UU No. 22 dan No. 25 Tahun 1999.
Lebih terperinciWorkshop Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Mengenai Tata Cara Penghitungan Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa TA 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Workshop Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Mengenai Tata Cara Penghitungan Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa TA 2017 Direktorat Jenderal Perimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang Nomor 22 dan Nomor 25 tahun 1999 yang sekaligus menandai perubahan paradigma pembangunan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.414, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Bagi Hasil. Kurang Bayar. SDA. Rincian. APBN. Tahun Anggaran 2015. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 /PMK.07/2015 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.854, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Kehutanan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DANA BAGI
Lebih terperinci2016, No b. bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 491, 2016 KEMENKEU. PBB. Perdesaan dan Perkotaan. Kelebihan Bea. Pengembalian. Penyelesaian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/PMK.07/2016
Lebih terperinci1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah.
LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.972, 2015 KEMENKEU. Dana Keistimewaan. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyaluran. Pengalokasian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/ PMK.07/2015
Lebih terperinci2011, No Memperhatikan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.123, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Pertambangan Umum. Perkiraan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PMK.07/2011 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN ARAH KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (SIKD)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN ARAH KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (SIKD) Dasar Hukum UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan pemerintahan daerah dapat terselenggara dengan baik karena adanya beberapa faktor sumber daya yang mampu menggerakkan jalannya organisasi pemerintah daerah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.772, 2011 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas menunjukkan tidak semua daerah mampu untuk lepas dari pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka dalam kenyataannya,
Lebih terperinciPENGELOLAAN PNBP SDA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA. Biro Keuangan Kementerian ESDM
PENGELOLAAN PNBP SDA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA Biro Keuangan Kementerian ESDM Dasar Hukum UU 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara UU 33 Tahun
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 22 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG BAGIAN DESA DARI HASIL PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.854, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Kehutanan. Tahun Anggaran 2011. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DANA BAGI
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah Pendapatan daerah terdiri dari tiga kelompok, yaitu Pendapatan Asli
Lebih terperinciBADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSIS SUMATERA BARAT PELAPORAN DAN REALISASI DARI DANA TRANSFER TA 2016
BADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSIS SUMATERA BARAT PELAPORAN DAN REALISASI DARI DANA TRANSFER TA 2016 POSTUR DANA ALOKASI KHUSUS TA 2016 2015 2016 Jenis DAK Jenis I. DAK Fisik I. DAK Reguler 1. DAK Reguler
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon
No.1289, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. DAU dan Tambahan DAK Fisik. APBNP TA 2017. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.07/2017 /PMK.07/2017 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciKEBIJAKAN KONVERSI PENYALURAN DBH DAN/ ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI
KEBIJAKAN KONVERSI PENYALURAN DBH DAN/ ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI 1 DASAR HUKUM Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU Nomor 14 Tahun 2015 tentang APBN Tahun 2016 (1) Ketentuan mengenai penyaluran anggaran
Lebih terperinciBuku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK
Buku Profil DJPK 1 COVER DEPAN Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 3 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Selayang Pandang DJPK 4 Buku Profil DJPK NILAI-NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN Integritas Berpikir,
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 15/PB/2006 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN/PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA PENYESUAIAN
Lebih terperinciRENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Disampaikan oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Dr. Ahmad Yani, S.H., Akt., M.M., CA. MUSRENBANG
Lebih terperinciJogjakarta, 7 Agustus 2017
FUNGSI dan PERAN DJP terkait Transparansi DBH Jogjakarta, 7 Agustus 2017 TUGAS dan FUNGSI DJP TUGAS menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
Lebih terperinciEVALUASI KEBIJAKAN PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK TAHUN 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA EVALUASI KEBIJAKAN PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK TAHUN 2016 Kabupaten Banjar, 22 November 2016 Bentuk Transfer APBN Tunai/RKUD dan Non Tunai/SBN APBD 2 Syarat
Lebih terperinciKEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015
KEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015 DIREKTORAT Company JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN LOGO KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2014 POKOK -POKOK KEBIJAKAN DAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.576, 2014 KEMENKEU. Dana Tambahan. Penghasilan. Guru. PNSD. Pedoman. Alokasi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/PMK.07/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM
Lebih terperinciBAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182
- 53 - BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN Bagian Pertama Tugas dan Fungsi Pasal 182 Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
Lebih terperinci39/PMK.07/2011 PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN PANAS BUMI TAHUN ANGG
39/PMK.07/2011 PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN PANAS BUMI TAHUN ANGG Contributed by Administrator Wednesday, 02 March 2011 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciHUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DASAR PEMIKIRAN HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH DAERAH HARUS MEMPUNYAI SUMBER-SUMBER KEUANGAN YANG MEMADAI DALAM MENJALANKAN DESENTRALISASI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat berlimpah. Kekayaan yang terkandung di bumi Indonesia meliputi kekayaan laut berupa hasil ikan dan biota
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 21/DPD RI/I/2013 2014 HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2013 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR
Lebih terperinci