RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 1"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pada dasarnya merupakan penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu Organisasi, pemilihan cara bertindak (course of action) yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dan alokasi sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu organisasi. Perencanaan strategi dengan demikian merupakan keputusan manajemen yang telah direncanakan sebelumnya mengenai tujuan yang ingin dicapai, cara bertindak untuk mencapai tujuan dan alokasi sumber daya manusia dan sumber ekonomis yang dimiliki. Arah Pembangunan Perikanan dan Kelautan kabupaten Kotawaringin Barat adalah peningkatan ekonomi masyarakat, pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja baru sebagai upaya terobosan dengan merevitalisasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang ada serta menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru. Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang sepatutnya dikembangkan adalah keunggulan komparatif daerah yang masih banyak dan sangat berlimpah. Diantara Resources Based Industries tersebut, sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi salah satu keunggulan komparatif yang berpotensi menjadi keunggulan kompetetif untuk menggerakkan perekonomian daerah Kabupaten Kotawaringin Barat sehingga sudah saatnya menjadi prioritas pembangunan daerah. Pembangunan sektor kelautan dan perikanan menjadi penting, jika membandingkan kesuksesan beberapa daerah Indonesia seperti Pontianak, Cilacap, Pekalongan, Gorontalo dan banyak daerah lainnya yang pembangunan sektor kelautan dan perikanan mampu menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Berdasarkan pengalaman daerah-daerah tersebut diatas sepatutnya RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 1

2 Kabupaten Kotawaringin Barat optimas dan mampu menjadikan sektor kelautan dan perikanan dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, penyerapan tenaga kerja dan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang mampu mendorong gerak maju daerah. Sumberdaya Kelautan dan perikanan pada akhir tahun 2009 mampu memberikan nilai sebesar kurang lebih Rp. 150 Milyar lebih, dengan perputaran nilai uang yang mampu mencapai 150 M lebih ini maka kita patut berbangga sektor-sektor kelautan dan perikanan seperti Budidaya perikanan, Penangkapan dan pengolahan ikan mampu menjadi penggerak peningkatan ekonomi masyarakat. Namun demikian untuk mencapai keinginan dalam memwujudkan sektor kelautan dan perikanan sebagai pertumbuhan ekonomi banyak kendala dan permasalahan seperti : pencemaran laut dan sungau oleh pembuangan limbah secara ilegal, pencurian ikan, gejala over fishing, degradasi pesisir (mangrove, terumbu karang, lamun estuaria dll), konflik penggunaan ruang dan sumberdaya alam, belum tersedianya teknologi kelautan dan perikanan secara memadai, terbatasnya permodalan usaha dan kemiskinan yang masih membelit sebagain besar penduduk diwilayah pesisir khususnya pada pembudidaya dan nelayan skala kecil. Permasalahan tersebut muncul antara lain sebagai akibat dari paradigma pembangunan masa lalu yang lebih berorientasi ke darat (terresterial), yang menyebabkan pengalokasian segenap sumberdaya pembangunan lebih diprioritaskan pada sektor-sektor daratan. Akibat kondisi yang demikian, kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan yang besar itu belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memecahkan problem krisis ekonomi, ketertinggalan serta kemiskinan nelayan dan pembudidaya ikan serta rakyat Indonesia pada umumnya. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 2

3 Apabila peluang dan prospek yang terbuka dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan permasalahan yang masih dihadapi dapat diatasi secara bertahap, maka bukan suatu pilihan yang salah jika sektor kelautan dan perikanan dijadikan andalan pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan. Untuk mendayagunakan potensi sumber daya kelautan dan perikanan serta menggerakkan seluruh potensi daerah diperlukan kesungguhan dalam pembangunan kelautan dan perikanan ser ta dukungan politik, ekonomi dan sosial untuk menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai prime mover pembangunan ekonomi kab.kotawaringinbarat. Dengan kata lain sudah seharusnya sektor kelautan dan perikanan dijadikan main stream (arus utama) pembangunan Daerah Dalam proses pembuatan Rencana Strategi ( renstra ) ini Dinas Kelautan dan Perikanan berusaha memberikan diskripsi dan analisis tentang beberapa hal yang dianggap bermanfaat untuk manajemen, sebagai berikut : a. Visi, Misi, arah dan tujuan yang diinginkan. b. Mengungkapkan kekuatan dan kelemahan yang ada saat ini, serta kemungkinan ancaman dan peluang organisasi pada masa yang akan datang, yang dituangkan dalam analisa SWOT. c. Menjelaskan cara-cara yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan d. Kerangka dan pedoman untuk merencanakan kegiatan dan alokasi sumber-sumber ekonomi ( anggaran ) Maksud dan Tujuan Penyusunan Renstra Pembangunan Kelautan dan Perikanan kabupaten Kotawarnigin Barat tahun ini dimaksudkan sebagai acuan dalam merencanakan dan merumuskan rencana program dan kegiatan pembangunan bidang kelautan dan perikanan yang akan dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 3

4 Sedangkan tujuan dari penyusunan Renstra ini adalah untuk mewujudkan kondisi yang diinginkan pada akhir tahun 2016 yaitu turut mendorong tercapainya sasaran pembangunan kelautan dan perikanan yang ditetapkan dalam jangka wakttu lima tahun kedepan, sekaligus mengantisipasi dinamika dan perkembangan situasi dan kondisi daerah, lingkungan strategis dan kecenderungan perubahan global. Secara detail tujuan disusunnya Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat adalah: a. Sebagai Pedoman melaksanakan pembangunankelautan dan Perikananbagi jajaran Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat untuk selama 5 tahun mendatang. b. Sebagai bahan penyusunan Program dan kegiatan prioritas tahunan selama 5 tahun c. Menjamin agar pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan dapat berjalan efisien, efektif dan produktif. d. Mengarahkan kegiatan-kegiatan pembangunan kelautan dan Perikanan untuk menciptakan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendapatan e. Sebagai bahan monitoring dan evaluasi pembangunan kelautan dan perikanan selama 5 tahun Landasan Hukum Landasan hukum dari penyusunan Renstra Kelautan dan Perikanan ini adalah : a. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional b. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahaan Daerah c. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan. d. Undang-Undang 41 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 4

5 e. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah f. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa g. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota h. Peraturan Pemerintah Pemerintah No. 39 tahun 2007 Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah i. Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah j. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. k. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. l. Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah m. Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Metode Penyusunan Metode penyusunan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan menggunakan pendekatan Kerangka Program untuk mewujudkan Visi di akhir tahun 2016 dengan mengedepankan azas manfaat serta aspirasi dari masyarakat Hubungan Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Visi dan Misi Bupati/Wakil Bupati terpilih periode , Rencana Pembangunan Jangka Menengah RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 5

6 Daerah (RPJMD), Rencana Strategis (Renstra) Kemeterian/Lembaga sesuai dengan tugas dan fungsi Kementrian/Lembaga yakni Kementerian Pertanian, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Renstra ini disusun dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota dan ketersediaan anggaran yang bersumber dari APBD maupun APBN. Selain itu juga mencermati issu-issu strategis yang berkembang dan perubahan lingkungan yang makin dinamis. Kebijakan, program dan kegiatan yang dituangkan didalamnya merupakan tolok ukur yang akan dicapai dalam program kerja Dinas Kelautan dan Perikanan selama 5 tahun kedepan termasuk indikator penilaian kinerja dalam melaksanakan tugas yang akan dilaporkan capaian kinerja setiap tahunnya dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Ruh Peduli dan Bersih Analisis Strategis : Kondisi saat ini Kondisi yang di inginkan M Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Pokok Mandat : PP No. 9/2005 InpresNo.7/199 Identifikasi : Potensi Masalah Tantangan RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 6

7 Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan Nasional. RPJP dibuat dengan maksud mengantisipasi apabila ada perubahan yang terjadi dengan sangat perlahan namun dalam jangka panjang efeknya sangat besar seperti demografi, sumber alam, ekonomi, dll. Contohnya adalah RPJP dalam GBHN. RPJP Nasional memuat : 1. Kebijakan Umum Strategi Pembangunan Nasional 2. Kerangka Ekonomi Makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh 3. Program program a. Kementerian, b. Lintas kementerian, c. Kewilayahan, dan Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan pokok dalam: a. Kerangka Regulasi b. Kerangka Anggaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional merupakan dokumen perencanaan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode yang berpedoman pada RPJP Nasional. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 7

8 Rencana Strategis Kementrian/Lembaga (Renstra KL) adalah dokumen perencanaan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Kementrian/Lembaga berdasarkan pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Renstra KL memuat : 1. Visi-Misi Kementrian/Lembaga 2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan Kementrian/Lembaga 3. Program-program 4. Kegiatan Indikatif Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah adalah dokumen perencanaan untuk 5 tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan RPJM Nasional yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum daerah serta program-program yang memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh daerah. RPJMD memuat : 1. Strategi Pembangunan Daerah 2. Kebijakan Umum 3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 4. Program program a. SKPD, b. Lintas SKPD, c. Kewilayahan, RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 8

9 d. Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan pokok dalam: a. Kerangka Regulasi b. Kerangka Anggaran Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) adalah dokumen perencanaan yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Renstra RKPD memuat : 1. Visi-Misi SKPD 2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan 3. Program-program 4. Kegiatan Indikatif Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah adalah dokumen perencanaan pebangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. Rencana Kerja Pemerintah daerah merupakan penjabaran dari RPJM Daerah. RKPD mengacu pada RKP yang memuat : 1. Prioritas Pembangunan Daerah 2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro Daerah 3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 4. Program program RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 9

10 a. SKPD, b. Lintas SKPD, c. Kewilayahan, d. Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam: a. Kerangka Regulasi b. Kerangka Anggaran Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan oleh satuan kerja pangkat daerah untuk periode 1 (satu) tahun. Renja-SKPD merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang memuat : 1. Kebijakan SKPD 2. Program dan Kegiatan Pembangunan a. Dilaksanakan Pemerintah b. Mendorong Partisipasi Masyarakat Adapun prinsip-prinsip dalam pembuatan perencanaan strategis yang juga digunakan sebagai dasar penyusunan Renstrada adalah sebagai berikut : 1. Proaktif, bukan reaktif RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 10

11 Dengan adanya perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks, maka perlu melakukan perencanaan atas perubahan tersebut secara proaktif dan bukan reaktif. 2. Berorientasi output, bukan input Untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan, maka perencanaan strategik diperlukan agar dapat menuntun diagnosa organisasi kepada pencapaian hasil yang diinginkan secara obyektif. 3. Visioner Perencanaan strategis yang dibuat harus berorientasi pada masa depan, sehingga memungkinkan organisasi untuk memberikan komitmen pada aktivitas dan kegiatan di masa mendatang. 4. Adaptif dan akomodatif Perencanaan strategik yang dibuat harus mampu melakukan penyesuaian terhadap perkembangan yang muncul, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 11

12 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan RENSTRA ini berpedoman pada Rencana Kerja dan Program yang akan dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dengan layout penulisan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3 Landasan Hukum 1.4 Metode Penyusunan 1.5 Hubungan Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.6. Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Struktur Organisasi SKPD 2.2. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan 2.3. Data-data Kondisi SKPD 3 Tahun Terakhir 2.4. Kondisi yang Diinginkan dan Proyeksi ke Depan 2.5. Hal-hal Lain yang Dianggap Perlu RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 12

13 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Tupoksi SKPD 3.2. Isu-Isu Strategis SKPD BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi 4.2. Misi 4.3. Tujuan dan Sasaran 4.4. Strategi 4.5. Kebijakan BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD BAB VII PENUTUP RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 13

14 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan PERDA No. 25 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat, maka struktur organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut : 1. Unsur Pimpinan :Kepala Dinas (Eselon II.b) 2. Unsur Pembantu Pimpinan : a. Sekretaris (Eselon III.b) terdiri dari : a) Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian, b) Kepala Sub Bagian Keuangan, dan c) Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program. b. Kepala Bidang Perikanan Budidaya (Eselon III.a) terdiri dari : a) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya, b) Kepala Seksi Produksi dan Usaha Budidaya, dan c) Kepala Seksi Kesehatan Ikan dan Sanitasi Lingkungan. c. Kepala Bidang Perikanan Tangkap (Eselon III.a) terdiri dari : a) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap, b) Kepala Seksi Usaha Perikanan Tangkap, dan c) Kepala Seksi Pembinaan dan Perlindungan Sumber Daya Ikan. d. Kepala Bidang Pengendalian Mutu dan Pemasaran (Eselon III.a) terdiri dari : a) Kepala Seksi Pengendalian Mutu Hasil Perikanan, b) Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran, dan c) Kepala Seksi Penelitian, Pembinaan Usaha dan Perikanan. e. Kepala Bidang Pengolahan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Eselon III.a) terdiri dari : a) Kepala Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, b) Kepala Seksi Konservasi dan Rehabilitas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, dan RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 14

15 c) Kepala Seksi Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. f. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari : a) Penyuluh Perikanan, b) Pengawasan Perikanan. g. UPT (PPI, BBI dan BBU) a) Balai Benih Ikan, b) Balai Benih Udang, c) Pangkalan Pendaratan Ikan, dan d) Pusat Data dan Informasi Spesial Kabupaten (PDISK). RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 15

16 2.2. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 16

17 2.3. Data-data Kondisi SKPD 3 Tahun Terakhir A. Kondisi Umum Pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tiga pilar pembangunan, yaitu pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), dan pro-growth (pertumbuhan). Hasilnya, selama tahun Dinas Kelautan dan Perikanan telah berhasil memberikan 3 (tiga) outcome, yaitu: (1) pencapaian pro-poor, berupa peningkatan pendapatan masyarakat pesisir melalui program pemberdayaan masyarakat kelautan, perikanan dan program MCRMP dan program pengembangan perikanan budidaya, (2) pencapaian pro-job, berupa peningkatan penyerapan tenaga kerja kumulatif yang mencapai orang, dan (3) pencapaian pro-growth, berupa pertumbuhan nilai komoditas sektor kelautan dan perikanan yang mencapai Rp. 215 Milyar/tahun pada akhir tahun Setidaknya terdapat 9 indikator makro kinerja hasil pembangunan kelautan dan perikanan selama 5 tahun terakhir dapat dicatat, yaitu : 1. PDB Sektor Perikanan Produk Dokestik Bruto (PDB) sektor perikanan memegang peranan strategis dalam memberikan kontribusi bukan hanya untuk PDB kelompok pertanian secara umum, tetapi juga pada PDB Daerah. PDB sektor perikanan berdasarkan harga berlaku pada tahun 2006 adalah 125 Milyar meningkat pada tahun 2009 menjadi Rp 215 Milyar. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 17

18 2. Produksi Perikanan Produksi perikanan tahun 2009 yang berasal dari kegiatan penangkapan dan budidaya mencapai 9.949,40ton. Dari total produksi tersebut perikanan budidaya menyumbang 894,42 ton pada akhir tahun Hal ini karena produksi perikanan budidaya belum secara optimal diekploitasi secara optimal. Untuk itu dalam lima tahun kedepan produksi perikanan budidaya ini akan diangkat hinga perkembangannya mencapai 13,5% per tahun dan pada akhir tahun 2016 produksi perikanan budidaya ditergetkan mencapai 2.525,08 ton. Sedankan nilai produksi perikanan yang mampu mencapai milyar akan ditingkatkan hingga mencapai nilai milyar pada tahun No Hasil Produksi Produksi Perikanan Perikanan Tangkap Tabel 3. Volume Produksi Perikanan Tahun (Ton) Produksi ( ton ) , , , , , , , , , ,98 1 Laut 8.176, , , , ,92 2 Umum 671,36 655,68 750, , ,06 Perikanan Budidaya 1.188,58 843,14 947,75 785,84 894,42 1. Budidaya Tambak 929,77 521,37 555,87 390,52 396,12 2. Budidaya Kolam 15,30 16,36 19,22 21,00 45,58 3. Budidaya Keramba 242,41 271,51 336,66 349,32 422,72 4. Budidaya Laut 1,10 33,90 36,00 25,00 30,00 RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 18

19 Tabel 4. Nilai Produksi Perikanan Tahun (jutaan rupiah) No Hasil Produksi Nilai Produksi (Ribuan Rupiah) Produksi Perikanan Perikanan Tangkap Laut Umum Perikanan Budidaya Budidaya Tambak Budidaya Kolam Budidaya Keramba Budidaya Laut Sementara itu, perkembangan produksi olahan ikan akan ditingkatkan berdasarkan produksi hasil perikanan tangkap yang merupakan pensuplai bahan baku untuk semua produk olahan. Disamping sumber dari produksi perikanan tangkap, perikanan budidaya memberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatan produksi olahan khususnya dari rumput laut dan beberapa jenis ikan hasil budidaya seperti patin, nila, bandeng dan beberapa jenis lainnya. Produksi rumput laut merupakan salah satu andalan yang masih terus dapat ditingkatkan, peningkatan dilakukan melalui fasilitasi dan beberapa program pemerintah yang khusus menangani rumput laut. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 19

20 3. Penyerapan Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja sektor kelautan dan perikanan pada tahun 2009 mencapai orang atau mengalami peningkatan sebesar 39% dari tahun 2005 yanng sebesar orang. Jumlah tenaga kerja ini meliputi tenaga kerja bidang kelautan pada sector penangkapan, budidaya, pengolahan dan sector lain yang masih dalam lingkup bidang perikanan. 4. Penyediaan Ikan untuk Konsumsi Dalam Negeri Tingkat konsumsi ikan masyarakat Kotawaringin Barat meningkat sebesar 4,29% per tahun yakni dari 28 kg/kapita per tahun menjadi 34 kg/kapita pada tahun Peningkatan konsumsi ikan tersebut menggambarkan bahwa ketersediaan produk perikanan yang berasal dari kegiatan penangkapan ikan (capture) maupun budidaya (aquaculture) tersedia dengan baik. Selain itu, peningkatan tersebut juga menggambarkan bahwa kebijakan peningkatan konsumsi ikan Daerah, pengembangan sarana pemasaran hasil perikanan, penguatan kelembagaan dan jaringan pemasaran, penguatan informasi pemasaran dalam negeri serta promosi dan kerjasama pemasaran di dalam negeri berjalan dengan baik. 5. Penjualan Hasil Perikanan Volume Penjualan produk hasil perikanan masih banyak berupa produk segar sebagai konsumis masyarakat Kotawaringin Barat sendiri dan daerah sekitar seperti Kab. Lamandau, Kab. Sukamara, Kab. Sampit dan Kota Palangkaraya, hal ini dapat dilihat dalam table berikut ini : RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 20

21 Tabel 7. Perkembangan Jenis Produk Hasil Perikanan No Jenis hasil Produksi Produksi (Ton) Produk Segar 1.244, , ,98 857,15 900,00 2 Produk Beku 869,07 840,86 849, , ,60 3 Pindang 840,59 813,31 822,08 829,17 829,17 4 Terasi 447,83 433,30 437,97 441,75 441,75 6 Produk Kering/Asin 1.977, , , , ,00 7 Peda 628,55 608,15 614,70 620,01 625,00 8 Lain-lain 4.024, , ,68 369, ,00 Total , , , , ,52 6. Iklim Usaha bidang Kelautan dan Perikanan Secara kumulatif iklim usaha dan nilai usaha dbidang Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat mencapai puncak pada tahun sebelum terjadinya krisis keuangan global. Hal ini dapat dililhat dari beberapa unit usaha baru baik dibidang penangkapan, budidaya maupun pengolahan, dimana terdapat hamper 45 Unit usaha pengolahan yang didomimasi oleh usaha pengolahan rajungan. Sedangkan dalam bidang tangkap dan budidaya banyak diisi oleh kegiatan dan peningkatan usaha masyarakat atas inisiatif dari Dinas Kelautan dan Perikanan seperti peremajaan armada dan unit sarana budidaya. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 21

22 7. Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan a. Penanggulangan Illegal Fishing Hasil-hasil operasi pengawasan selama tahun terutama dalam pemberantasan penanggulangan illegal fishing telah dilakukan baik diperairan laut maupun perairan umum (perairan air tawar). Hasil operasi pengawasan selama beberapa tahun terakhir menunjukkan trend bahwa peningkatan hari operasi patroli berbanding lurus secara proporsional dengan jumlah kapal illegal yang ditangkap. Selama kurun waktu hasil operasi kapal pengawas telah berhasil di ad hoc kapal perikanan yang terindikasi melakukan tindak pidana perikanan sebanyak 1 kapal laut dari Pontianak (tidak dilanjutkan ke penuntutan karena tersangka melarikan diri) dan 20 kapal nelayan perairan umum yang melakukan penangkapan dengan alat yang dilarang (diproses satpol PP). Selain operasi pengawasan dengan kapal pengawas perikanan dilakukan juga operasi pengawasan dengan instansi terkait yaitu TNI AL, POLRI dan POLAIRUD. Hasil kerjasama operasi pengawasan tersebut selama tahun telah berhasil menangkap kapal perikanan yang terindikasi melakukan tindak pidana perikanan sebanyak 123 kapal perikanan. b. Penanganan Tindak Pidana Perikanan Pada tahun telah dilakukan penanganan pelanggaran terhadap tindak pidana perikanan sebanyak 5 kasus yang ditangani oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan. Hasil penanganan tindak pidana perikanan tersebut telah berhasil dirampas/dilelang sebanyak 1 kapal (tidak dilanjutkan ke penuntutan karena tersangka melarikan diri), dan 4 RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 22

23 kasus telah dilakukan penyidikan sampai pada pembuatan Berita Acara Pemeriksaaan dan terindikasi melakukan pelanggaran wilayah dan jalur, dan alat tangkap illegal. 8. Pengembangan Kawasan Konservasi Perairan Konservasi merupakan upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan suatu wilayah atau sumber daya ikan dan ekosistemnya untuk menjamin keberadaan dan keseimbangan sumber daya ikan dan ekosistemnya di dalam suatu kawasan tertentu. Upaya yang dilakukan adalah dengan menetapkan Kawasan Konservasi Perairan baik perairan laut, pesisir maupun perairan tawar dan payau. Sampai pada akhir tahun 2009 telah direncanakan beberapa kawasan sebagai kawasan konservasi seperti kawasan gosong senggora-sepagar, DPL Gosong sebogor dan DPL Teluk keluang, danau seluluk, danau gatal, danau massoroyan dan beberapa daerah dipesisir yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai kawasan konservasi dan perlindungan. 9. Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kelautan dan Perikanan Pengembangan SDM di bidang kelautan dan perikanan memiliki peranan strategis dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan dan dilaksanakan melalui bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 23

24 Pengembangan SDM kelautan dan perikanan melalui bidang pelatihan diselenggarakan dalam bentuk pelatihan bagi masyarakat (non aparatur) dan aparatur (pusat dan daerah). Pelatihan bagi masyarakat ditujukan untuk nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan, pedagang ikan dan masyarakat perikanan yang meliputi teknik penangkapan ikan, pelatihan budidaya, pelatihan pengolahan dan mutu, serta pemasaran dan manajemen usaha. Sedangkan pelatihan bagi aparatur antara lain pelatihan teknis aparatur, pelatihan struktural aparatur, dan pelatihan prajabatan dengan jumlah peserta pelatihan tahun mencapai 35 orang Kondisi yang Diinginkan dan Proyeksi ke Depan a. Lingkungan Dalam lima tahun kedepan, kondisi yang diinginkan sebagaiman amanat dari Undang-Undang 41 tahun 2009 tentang perubahan Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan adalah sebagai berikut : Terwujudnya masyarakat pesisir yang mampu mengelola sumberdaya diwilayahnya secara bertanggung jawab. Terwujudnya lingkungan pesisir dan laut yang bersih dan sehat sehingga menjamin produktivitas sumberdaya perikanan serta keanekaragaman hayati laut serta mampu menjadikan objek pariwisata daerah lebih bervariasi. Terwujudnya ketertiban dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan melalui upaya (1) Pembentukan kelembagaan pengawasan yang mandiri (2) pemenuhan sarana dan prasarana pengawasan dan tenaga pengawas (3) pengembangan teknologi pengawasan (4) peningkatan partisipasi dan peran masyarakat dalam pengawasan (5) penaatan dan penegakan hukum RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 24

25 b. Ekonomi dan Sosial Program pengentasan kemiskinan dalam lima tahun kedepan ditargetkan sebesar 100% dari populasi masyarakat pesisir dengan tahapan sebagai berikut : Uraian Jangkauan program pengentasan kemiskinan (% populasi masyarakat miskin pesisir dan masyarakat nelayan perairan umum) Sesuai dengan Indikator Kinerja Utama maka fungsi dari ekonomi diharapkan pada tahun 2016 tercipta lapangan kerja sebanyak 670 lapangan kerja baru dengan tingkat pendapatan masyarakat sebesar Rp ,-/bulan. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 25

26 3.1. Tupoksi SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) diarahkan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian. Terkait dengan penguatan daya saing perekonomian tersebut, diantaranya ditempuh melalui peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai dengan potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerangka tujuan Nasional yang telah ditetapkan dalam RPJMN dan RPJMD maka sebagai tugas pokok Dinas Kelautan dan Perikanan adalah mewujudkan peningkatan ekonomi dan kualitas sumberdaya manusia sebagai tujuan utama dalam pembangunan kelautan dan perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat. Dalam mewujudkan tujuan tersebut diwujudkan dalam program dan kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan Isu-Isu Strategis SKPD Isu-isu strategis Satuan Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan tidak lepas dari Potensi dan Permalahan dalam penangan bidang kelautan dan perikanan. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 26

27 a. Potensi Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki luas laut lebih kurang km² dengan garis pantai sepanjang 156 km,dengan potensi sumber daya,terutama sumberdaya perikanan laut yang cukup besar,baik dari segi kuantitas maupun diversitas. Potensi lestari sumberdaya ikan kabupaten Kotawaringin Barat diperkirakan sebesar ton/tahun untuk perikanan laut dan ton/tahun untuk perikanan umum, dan Jumlah Tangkapan yang diperbolehkan (JTB) tom per tahun untuk perikanan laut dan per tahun untuk perikanan umum (80% dari Potensi lestari) baru termanfaatkan sekitar 47,35% dari JTB. Dari kedua potensi yang ada baru termanfaatkan sebesar 8.889,15 ton pada tahun 2006 yang terdiri dari perikanan laut sebesar 8.224,61 ton (40,7%) dari JTB dan 664,54 ton (7,69%) dari JTB. Sedangkan dari sisi diversivitas, dari sekitar jenis ikan yang ada di Indonesia, yang ditemukan diperairan Kabupaten Kotawaringin Barat kurang lebih 800 jenis ikan. Disamping potensi penangkapan ikan terdapat potensi pengembangan perikanan disektor budidaya (a) budidaya laut yang terdiri dari budidaya rumput laut (1000 Ha), budidaya ikan kakap, kerapu dan juga teripang (b)budidaya air payau seluas Ha untuk tambak (c) budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (sungai, danau, rawa), kolam air tawar (d) bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri seperti bahan baku pakan, benih ikan dan juga industri pangan. Peluang pengembangan usaha kelautan dan perikanan kabupaten Kotawaringin Barat masih memiliki prospek yang baik. Potensi ekonomi sumberdaya kelautan dan perikanan dapat dimanfaatkan untuk mendorong pemulihan ekonomi akibat krisis global. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 27

28 Potensi dan peluang pengembangan sektor kelautan dan perikanan meliputi (1) perikanan tangkap (2) perikanan budidaya (3) industri pengolahan perikanan (4) industri bioteknologi (5) Pengembangan wisata bahari (6)pengembangan kawasan industri perikanan terpadu. Untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan dan menjadikan sektor perikanan sebagai Prime Mover pembangunan ekonomi daerah, diperlukan upaya percepatan dan terobosan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang perlu didukung dengan kebijakan politik, ekonomi serta iklim investasi yang kondusif. Dalam hal ini koordinasi dan dukungan stakeholder menjadi salah satu persyaratan yang sangat penting. Disamping potensi Sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar, terdapat pula Potensi Kelembagaan seperti Himpunan Nelayan Selurh Indonesia (HNSI) Cabang Kotawaringin Barat, LSM daerah yang peduli akan pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang dimasa yang akan datang perlu disinergikan guna keberhasilan bersama. Potensi lain adalah sarana dan prasarana yang telah ada seperti Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kumai, Balai Benih Udang Galah (BBUG) Sei. Kapitan, Balai Benih Udang (BBU) Sei. Bakau, Balai Benih Ikan (BBI) Pinang Merah, SMK Perikanan, Jurusan Perikanan pada Universitas Antakusama Pangkalan Bun dll. 1. Potensi Pasar di Daerah Dengan jumlah penduduk mencapai jiwa pada tahun 2008, bila tingkat konsumsi ikan pada tahun 2006 sebesar 34,56 Kg/kapita maka jumlah produk perikanan yang terserap untuk konsumsi pasar didaerah adalah sebesar ton/tahun tersebut, jumlah ini masih dalam kebutuhan pangan saja belum kebutuhan industri seperti cold storage dsb. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 28

29 2. Potensi Pasar Nasional (Domestik) Produk perikanan dipasar nasional (domestik) berguna untuk menyediakan kebutuhan pangan berupa protein hewani dimana sekitar 60-65% kebutuhan protein hewani bersumber dari produk perikanan. Potensi konsumsi ikan nasional mencapai 5,3 juta ton pada tahun 2004, hal ini didasarkan pada jumlah penduduk indonesia sekitar 217 juta dengan tingkat konsumsi ikan perkapita mencapai 23,18 Kg/kapita. Disamping itu produksi perikanan didalam negeri untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri seperti pengolahan ikan, obat-obatan dll. 3. Potensi Pasar Ekspor Seiring peningkatan penduduk dunia, permintaan terhadap produk kelautan dan perikanan dipasar diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor : a. Peningkatan kesadaran manusia terhadap produk perikanan sebagai makanan yang sehat,bernilai gizi tinggi, rendah kolesterol dan mengandung omega 3 untuk peningkatan kecerdasan. b. Dampak consumption mass dari globalisasi menuntut produk pangan yang dapat diterima secara internasional (food become more international) tanpa memperhatikan umur, kewarganegaraan maupun agama. Hal ini karena produk perikanan adalah komoditas pangan yang memenuhi syarat tersebut. c. Semakin berkembangnya industri farmasi, kosmetika dan makanan serta minuman yang berbahan dasar dari perairan. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 29

30 b. Permasalahan Sumber daya ikan yang berada di perairan baik laut maupun perairan umum cenderung mengalami degradasi dalam satu dekade terakhir ini, utamanya yang berada di perairan umum daratan maupun perairan pantai. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan kualitas sumber daya ikan terkait dengan degradasi kualitas lingkungan pesisir, termasuk oleh aktivitas manusia yang menimbulkan pencemaran perairan baik laut maupun tawar, kegiatan perikanan yang merusak (destructive fishing), penangkapan ikan yang dilakukan secara berlebih (overfishing) yang dilakukan secara illegal baik oleh pelaku dalam negeri, seperti penggunaan metode penangkapan ikan yang merusak lingkungan (bahan peledak, racun, listrik dan obat bius), penggunaan alat penangkap ikan yang tidak sesuai dengan izin dan yang tidak berizin, maupun oleh pihak asing yang melakukan praktik-praktik illegal di Indonesia. Kondisi penurunan sumber daya ikan ini mengakibatkan kesulitan dalam upaya meningkatkan produksi secara nyata (significant) melalui kegiatan perikanan tangkap. Gambaran mengenai kondisi tersebut memberikan tantangan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan untuk kembali bertumpu pada kegiatan perikanan budidaya, sementara upaya konservasi dan rehabilitasi lingkungan perairan laut dan perairan umum, kapasitas dan cakupannya terus ditingkatkan. Kegiatan perikanan budidaya diprediksi mampu menaikkan produksi perikanan secara nyata. Peningkatan produksi perikanan budidaya ini pun tetap berada di bawah ancaman kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, kondisi lingkungan harus benar-benar menjadi perhatian dalam mengawal target produksi ikan sebagai produsen terbesar. Produktivitas para nelayan hingga saat ini masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh penggunaan armada perikanan yang secara nasional masih didominasi oleh kapal berukuran kecil, yaitu perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 30

31 kapal ikan berukuran 0,5 sampai 3 gross tonnage (GT). Kelemahan dari penggunakan armada kecil antara lain para nelayan memiliki hari layar yang singkat (one day fishing), daya tampung ikan hasil tangkapan yang kecil, kualitas ikan yang kurang terjaga atau tingginya tingkat kehilangan mutu (losses), yang berakibat pada daya jual yang rendah, sementara biaya produksi terus meningkat. Kondisi seperti ini, ditambah dengan keterbatasan untuk memanfaatkan dana perbankan, semakin menyulitkan para nelayan untuk keluar dari jerat kemiskinan yang melilit dari tahun ke tahun. Secara garis berar permasalahan yang dihadapi, dapat kita bagi menjadi : a. Masalah internal bidang kelautan dan perikanan : Sebagian besar nelayan perikanan tangkap masih tradisional dengan struktur armada penangkapan masih didominasi perikanan skala kecil tonase <10 GT Ketimpangan pemanfaatan stock ikan antar kabupaten Pratek ilegal fishing Pengembangan perikanan budidaya belum optimal Kerusakan ekosistem pesisir dan laut Belum optimalnya pengelolaan konservasi laut dan periaran umum Belum optimalnya pengelolaan potensi kelautan dan perikanan Akses pasar produk perikanan nasional belum ada b. Masalah eksternal, yang mempengaruhi kelautan dan perikanan RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 31

32 Rendahnya kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan Konflik antar nelayan daerah karena ekses dari pengertian penerapan Otonomi daerah yang salah. Penerapan Teknologi yang masih rendah Belum adanya dukungan permodalan yang memadai Tata ruang dan pengendalian pencemaran belum memadai Keamanan dan kepastian hukum dalam berusaha Penegakan hukum (law enforcement) masih lemah RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 32

33 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Visi Dinas Kelautan dan Perikanan Periode adalah Terwujudnya Produk Kelautan dan Perikanan yang Berorientasi Pasar Tahun Misi Sedangkan sebagai misi dari pelaksanaan Visi dinas kelautan dan perikanan kab. Kotawaringin Barat adalah Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat yang Berkeadilan 4.3. Tujuan dan Sasaran Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan dalam rangka pembangunan daerah kabupaten Kotawaringin Barat baik dalam jangka menengah dan jangka panjang adalah : 1. Meningkatkan Peran Kelautan dan Perikanan sebagai penunjang PDRB Daerah serta peningkatan ekonomi masyarakat 2. Meningkatkan Mutu dan Akses Pasar Produk Hasil Perikanan 3. Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara Terintegrasi 4. Meningkatkan Produktivitas dan daya Saing berbasis Sumberdaya Kelautan dan Perikanan 5. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan adalah : RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 33

34 1) Terwujudnya produktivitas perikanan budidaya dan tangkap 2) Terwujudnya peranan sumberdaya perikanan dan kelautan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. 3) Terwujudnya mutu produk hasil perikanan prima pada tahun ) Terwujudnya perluasan pasar produk perikanan pada pasar domestik dan internasional. 5) Terwujudnya SDM kelautan dan perikanan yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan. 6) Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan serta pelaku usaha bidang kelautan dan perikanan. 7) Terwujudnya Pemeliharaan dan peningkatan daya dukung serta kualitas lingkungan perairan tawar, pesisir dan perairan laut. 8) Terwujudnya peran masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan Penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan kelautan dan perikanan terwujud dari indikator makro pada tahun 2016, yaitu : 1) Meningkatnya pendapatan rata-rata kelompok sasaran program menjadi Rp ,- 2) Meningkatnya ketrampilan dan pengetahuan orang nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan dalam lima tahun serta 45 orang aparatur pemerintah. 3) Produksi perikanan sebesar ton pada tahun ) Nilai produk yang dipasarkan Rp ,- pada tahun ) Peningkatan konsumsi ikan sebesar Kg/kapita pada tahun 2016 RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 34

35 6) Penyediaan lapangan kerja kumulatif sebesar jiwa dalam upaya pengentasan kemiskinan bagi masyarakat yang bergerak dalam bidang kelautan dan perikanan, yang terdiri dari : a. Perikanan tangkap : orang b. Perikanan budidaya : orang 4.4. Strategi Dalam melaksanakan pembangunan daerah dan mewujudkan tercapainya tujuan serta sasaran pembangunan kelautan dan perikanan, strategi pembangunan yang akan ditempuh adalah : Pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan secara transparasi dan akuntabilitas tinggi dalam rangka mewujudkan good goverment dan clean goverment. Potensi kelautan dan perikanan diperuntukan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat yang terefleksi ke dalam berbagai regulasi yang berpihak kepada masyarakat sendiri dan diarahkan untuk dapat mengentaskan kemiskinan (pro poor), menyerap tenaga kerja (pro job) dan meningkatan pertumbuhan ekonomi (pro growth) Pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip keadilan dan pemerataan antar wilayah, mengurangi ketertinggalan dan kesenjangan dengan daerah lain Kebijakan Kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dalam rangka mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan meliputi : 1) Mengembangkan kapasitas skala usaha nelayan, pembudidaya ikan dan pelaku usaha kelautan dan perikanan lainnya. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 35

36 2) Memperkuat dan mengembangkan usaha perikanan tangkap secara efesien, lestari dan berbasis kerakyatan 3) Mengembangkan perikanan budidaya yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan 4) Mengembangkan industri penanganan ikan dan pengolahan serta memperluas akses pemasaran produk hasil perikanan dan kelautan 5) Meningkatkan rehabilitasi dan konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan beserta ekosistemnya. 6) Memperkuat pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan 7) Meningkatkan upaya penanggulangan ilegal fishing baik diperairan umum maupun perairan laut 8) Mengembangkan Sumberdaya Manusia 9) Meningkatkan implementasi teknologi terbarukan untuk mendukung pengembangan perikanan dan kelautan. RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 36

37 BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN Arah kebijakan dan strategi Dinas Kelautan dan Perikanan tahun yang telah diuraikan tersebut disesuaikan dengan rah dan kebijakan pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD dengan mengambil peran dalam agenda pembangunan daerah yang meliputi : AGENDA I PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT AGENDA II PERBAIKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN AGENDA III PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN AGENDA IV PENEGAKAN PILAR DEMOKRASI DAN PENEGAKAN HUKUM Sesuai dengan TUPOKSI dinas maka dinas kelautan dan perikanan mengambil dalam agenda pembangunan daerah yang tertuang dalam kebijakan umum daerah yang meliputi beberapa kebijakan umum daerah, antara lain : MENINGKATKAN DAN MEMPERKOKOH EKONOMI KERAKYATAN Meningkatkan Kualitas Pendidikan &Pelayanan kesehatan Meningkatkan Pembinaan Kehidupan Beragama dan Hak Azazi Manusia, Penegakan Supremasi Hukum yang Berkeadilan Serta Mewujudkan Kondisi Aman dan rasa Aman Dalam Kehidupan Bermasyarakat Meningkatkan Pemberdayaan Generasi Muda, Olah raga dan Kesetaraan gender Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur yang Berkesinambungan di Semua Sektor Pembangunan RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 37

38 MENCIPTAKAN TATA PEMERINTAH YANG BERSIH, PROFESIONAL DAN BERWIBAWA DALAM RANGKA PELAYANAN PRIMA KEPADA MASYARAKAT MENGUTAMAKAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BERWAWASAN LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN TATA KELOLA LINGKUNGAN YANG SEMAKIN BAIK Mengembangkan Potensi Sosial dan kebudayaan yang Majemuk Dalam rangka mendukung kebijakan pembangunan daerah, dinas kelautan dan perikanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mengambil peran pada 3 kebijakan pembangunan daerah yaitu : 1. MENINGKATKAN DAN MEMPERKOKOH EKONOMI KERAKYATAN 2. MENCIPTAKAN TATA PEMERINTAH YANG BERSIH, PROFESIONAL DAN BERWIBAWA DALAM RANGKA PELAYANAN PRIMA KEPADA MASYARAKAT 3. MENGUTAMAKAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BERWAWASAN LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN TATA KELOLA LINGKUNGAN YANG SEMAKIN BAIK Untuk melaksanakan kebijakan pembangunan ini maka dinas kelautan menetapakan beberapa program kerja guna mengimplementasikan kebijakan daerah ini dalam beberapa program kerja selama periode , antara lain : 1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Tujuan dari program adalah meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat pesisir dengan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir, dengan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah : a. Pembinaan Kelompok Ekonomi Masyarakat Pesisir RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 38

39 2. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan Tujuan program adalah meningkatkan kualitas lingkungan kelautan dan perikanan sesuai dengan potensi dan arahan, dengan kegiatan adalah : a. Pembinaan Kelompok Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan. b. Pengelolaan dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. 3. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Tujuan program adalah meningkatnya produksi perikanan budidaya dengan mutu terjamin dan data akurat, dengan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah : a. Pengembangan bibit unggul b. Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan c. Pembinaan dan pengembangan perikanan budidaya 4. Pengembangan Perikanan Tangkap Tujuan program adalah meningkatkan produksi perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan, dengan kegiatan pelaksananya adalah : a. Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap b. Pengembangan lembaga usaha perdagangan perikanan tangkap c. Peningkatan perikanan tangkap 5. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 39

40 Tujuan dari program ini adalah meningkatkan produk olahan bernilai tambah, jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, investasi, distribusi dan akses pasar hasil perikanan dengan kegiatan adalah : a. Pengembangan promosi dan pemasaran hasil perikanan b. Peningkatan sarana dan prasarana rantai dingin produk perikanan c. Peningkatan sarana dan prasrarana pengolahan tradisional d. Pengembangan system informasi data kelautan dan perikanan e. Koordinasi perumusan kebijakan pembangunan bidang kelautan dan perikanan f. Monitoring, evaluasi dan pelaporan. 6. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar Tujuan adalah mencari dan meningkatkan jumlah sentra produksi perikanan budidaya yang memiliki komoditas unggulan dan menerapkan teknologi inovatif, dengan kegiatan penunjang adalah : a. Kajian kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar. 7. Pengembangan System Penyuluh Perikanan Tujuan program adalah meningkatnya kawasan kawasan potensi perikanan yang memiliki kelompok pelaku utama dan mandiri dalam mengembangkan usaha perikanan, dengan program kegiatan adalah : a. Peningkatan sarana dan prasarana penyuluh perikanan. 8. Program Administrasi Perkantoran RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 40

41 Tujuan program adalah prosentase pencapaian pelayanan prima dalam tata usaha pimpinan, kedinasan, administrasi persuratan dan kearsipan, dengan kegiatan : a. Penyediaan Jasa Surat Menyurat b. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik c. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/operasional d. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan e. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor f. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja g. Penyediaan Alat Tulis Kantor h. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan i. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor j. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor k. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga l. Penyediaan Makanan dan Minuman m. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah 9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tujuan dari program adalah prosentase pencapaian pelayanan prima bagi masyarakat, dengan kegiatan : a. Pembangunan Gedung Kantor RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 41

42 b. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional c. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor d. Pengadaan Mebeleur e. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor f. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional g. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor h. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeleur 10. Program Peningkatan Disiplin Aparatur Tujuan program Meningkatnya pelayanan prima pegawai dengan kegiatan adalah a. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya 11. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Tujuan dari program ini adalah Sumberdaya Manusia yang memiliki keahlian dan kompetensi sesuai kebutuhan dinas, dengan kegiatan a. Pendidikan dan pelatihan PNS 12. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan prosesntase pelaporan kegiatan, keuangan dan laporan akhir yang akkuntable dan akurat serta tepat waktu dengan kegiatan : a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan 42

TAHUN 2014

TAHUN 2014 TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Pakunegara No. 80 Telp/Fax (0532) 21098 E-mail : lautpbun@yahoo.com PANGKALAN BUN 2013 BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN Yang dimaksud dengan urusan pilihan adalah urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5.1 KONDISI UMUM Sebagai salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pesisir, Kota Semarang memiliki panjang pantai 36,63 km dengan

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013, No.44 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN 2014 4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5.1 KONDISI UMUM Sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang terletak di wilayah pesisir yang memiliki luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selatan dilatarbelakangi oleh Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun Povinsi Kalimantan Selatan) dan Peraturan Gubernur Kalimantan

I. PENDAHULUAN. Selatan dilatarbelakangi oleh Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun Povinsi Kalimantan Selatan) dan Peraturan Gubernur Kalimantan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Pembentukan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan dilatarbelakangi oleh Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 (tentang Pembentukan, Organisasi

Lebih terperinci

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN I. PROFIL ORGANISASI 1. Pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang terletak Jalan Ir. Suratin, No. 1 Karawang, dengan luas gedung 645 m 2 berdiri di atas

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 1. Visi Menurut Salusu ( 1996 ), visi adalah menggambarkan masa depan yang lebih baik, memberi harapan dan mimpi, tetapi juga menggambarkan hasil-hasil yang memuaskan. Berkaitan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) APBD tahun 2015 disusun untuk memenuhi kewajiban Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Perpres RI No.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dan kinerja aparatur KP dengan sasaran adalah meningkatnya pendapatan dan taraf hidup masyarakat kelautan dan serta kompetensi SDM aparatur

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 206-202 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG 206 PROVINSI BALI BUPATI BADUNG KEPUTUSAN

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 NAMA SKPD : Dinas Perikanan Dan Kelautan NO KODE USULAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Peternakan Kabupaten Bima disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk merencanakan berbagai kebijaksanaan dan strategi percepatan

Lebih terperinci

REVITALISASI KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 NAMA SKPD : Dinas Peran Dan Kelautan NO KODE TOLOK UKUR TARGET CAPAIAN KINERJA 1 2 3 4 5 6 7 8 2.05.01 1 2.05.01.19 2.05.02 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK Jl. Lintas Sumatera Km 20 Telp. (0755) 31566,Email:pukabsolok@gmail.com RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK TAHUN 2015 AROSUKA

Lebih terperinci

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM PRIORITAS DAN KERANGKA PENDANAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A )

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A ) PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) 2011 2016 ( B A P P E D A ) LUWUK, 2011 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja (Renja) Kecamatan Nanggalo Tahun 2015 merupakan gambaran program pembangunan di Kecamatan Nanggalo yang direncanakan mengacu pada Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) TAHUN 2016

RANCANGAN RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) TAHUN 2016 RANCANGAN RENCANA KERJA (RENJA-P) TAHUN 2016 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Landasan Hukum Penyusunan. 2 1.3 Maksud

Lebih terperinci

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

4 PEMBANGUNAN PERIKANAN DI WILAYAH PENELITIAN

4 PEMBANGUNAN PERIKANAN DI WILAYAH PENELITIAN 4 PEMBANGUNAN PERIKANAN DI WILAYAH PENELITIAN 4.1 Program Pembangunan Perikanan 4.1.1 Provinsi Banten Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten (2007) menyebutkan bahwa visi institusi tersebut untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan Peran strategis Kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan Peran strategis Kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Landasan Hukum

BAB I PENDAHULUAN Landasan Hukum PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Potensi Usaha di lingkup Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Purworejo memiliki peluang yang cukup besar untuk berkembang karena ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi akhir-akhir ini dimana setiap organisasi publik diharapkan lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Indonesia sebagai Negara terbesar keempat dari jumlah penduduk, memiliki peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR : 1529/03/HK/2015 TANGGAL : 24 JUNI 2015 TENTANG : PENGESAHAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 I 1.1. Latar Belakang Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Terselenggaranya good governance menjadi prasyarat

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN, terdapat 7 (Tujuh) azas umum penyelenggaraan negara,

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 ISU STRATEGIS, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 A. Isu Strategis

Lebih terperinci

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015 URUSAN PEMERINTAHAN : 2.05. - KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi Pembangunan Daerah Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi pembangunan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

Peningkatan Penghargaan Terhadap Kompetensi Penyediaan jasa kebersihan kantor

Peningkatan Penghargaan Terhadap Kompetensi Penyediaan jasa kebersihan kantor URUSAN : Pertanian SKPD : Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan KODE 2 01 Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan 4.945.000.000 RUTIN 760.377.300 2 2.01.05 01 Program Pelayanan

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 A. Isu Strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2011 merupakan suatu dokumen perencanaan daerah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KAB.MURA TAHUN ANGGARAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KAB.MURA TAHUN ANGGARAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KAB.MURA TAHUN ANGGARAN 2010-2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya dan atas izin perkenan-nya jualah

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SERANG RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SERANG RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Urusan Pemerintahan : 2 Urusan Pilihan Bidang Pemerintahan : 2. 05 Kelautan dan Perikanan Unit Organisasi : 2. 05. 01 DINAS KELAUTAN, PERIKANAN, ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Sub Unit Organisasi : 2. 05.

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN Peran strategis kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan publik ditandai dengan ekspektasi masyarakat terhadap kualitas pelayanan pada semua aspek kehidupan,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA RENCANA KERJA (RENJA)

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA RENCANA KERJA (RENJA) PEMERINTAH KOTA SAMARINDA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 PEMERINTAH KOTA SAMARINDA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA JL. CEMPAKA NO. 26 Telp. (0541) 731351 SAMARINDA 75121 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM KERJA

BAB II PROGRAM KERJA BAB II PROGRAM KERJA A. VISI DAN MISI Rencana Strategis Perubahan Lima Tahunan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, (Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16

Lebih terperinci