Efektivitas Pesan Pada Program Parlemen Partikelir (Dialog Warung Kopi) di LPP RRI Gorontalo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Efektivitas Pesan Pada Program Parlemen Partikelir (Dialog Warung Kopi) di LPP RRI Gorontalo"

Transkripsi

1 Efektivitas Pesan Pada Program Parlemen Partikelir (Dialog Warung Kopi) di LPP RRI Gorontalo 1 Isna Umar, 2 Sumarjo, 3 Noval Sufriyanto Talani 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, 2,3 Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo 1 ninhaumar@yahoo.com, 2 sumarjo@ung.ac.id, 3 novalst@ung.ac.id Abstrak Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) merupakan program primadona dalam masyarakat Gorontalo. Program ini di mediasi RRI Gorontalo sebagai media komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah, dengan maksud memberikan pesan secara cepat kepada khalayak luas dan sebagai ajang kreatifitas untuk menyampaikan informasi yang aktual dan alternatif pemecahan masalah yang berkembang dalam masyarakat. Program ini disebut sebagai kanal aspirasi publik. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui isi pesan (content) program Parlemen Partikelir dan tanggapan masyarakat setelah mengikuti Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi). Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam dan analisis dokumen. Hasil analisis data kemudian disampaikan secara deskriptif analitis, tidak dalam bentuk angka-angka kuantitatif. Hasil penelitian menujukan, pertama, kesulitan masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya bisa termediasi melalui program ini, kedua, pemilihan topik selalu aktual yang terjadi di masyarakat, dan ketiga pemilihan narasumber yang akan membahas masalah adalah orang-orang yang kredibel, kompeten di bidangnya, keempat, perlu adanya penambahan durasi waktu yang dinilai masih terlalu singkat. Maka disimpulkan bahwa Parlemen Partikelir cukup efektif dalam menjembatani aspirasi masyarakat Gorontalo dengan pihak pemerintah daerah. Melalui program ini masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya dengan mudah dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Namun Pesan yang disampaikan harus sudah dikemas sedemikian rupa, untuk memudahkan tanggapan pihak terkait. Kata Kunci: dialog, radio, pesan, LPP RRI Abstract Parliamentary private programs (coffee shop dialog) is an excellent program in the society of Gorontalo. The program is in mediation RRI Gorontalo as a medium of communication between the community and the government, with the intention of providing quick message to a wide audience and as a venue for creativity to deliver real-time information and alternative solutions about the problem in society. This program design as a public aspirations channel. This study aims to determine the contents of the message. The radio program of private and public response parliament after the parliamentary dialogue in radio. This study uses a qualitative methodology with descriptive approach. Collecting data using observation, in-depth interviews and document analysis. The results of data analysis then delivered descriptive, not in the form of quantitative figures. And the Results of research; first, the difficulty in expressing society ideas could mediated through this program. Second, the topic of radio program is an actual topic selection depending on what happened to the society. third, elections speakers who will discuss the problem is the people who are credible, competent in the field. fourth, the addition duration still too short for the topic. And the concluded of private Parliament program is quite effective in bridging the aspirations of the people of Gorontalo to the local government. Through this program, people can express their aspirations easily and actively participate in this radio program. But the message conveyed must be packaged in such a way, to facilitate responses related parties. Keywords: dialogue, radio, messages, LPP RRI Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 63

2 Efektivitas Pesan Pada Program Parlemen Partikelir (Dialog Warung Kopi) di LPP RRI Gorontalo Isna Umar, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat mendukung perkembangan media massa elektronik seperti radio. Radio sebagai salah satu media massa elektronik yang berfungsi sebagai sarana penyebaran informasi, pendidikan dan hiburan masyarakat, turut mengalami perkembangan di bidangnya, salah satunya program siaran yang disajikan seperti mendukung penyampaian opini masyarakat kepada pemerintah dalam program-program pembangunan yang sudah berjalan, sedang berjalan, maupun rencana program pembangunan yang memerlukan masukan masyarakat. Dalam penelitian ini peneliti memilih Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Gorontalo, karena RRI Gorontalo merupakan radio terbesar dan memiliki jangkauan siaran yang luas serta menyajikan berbagai program siaran, seperti siaran berita dan informasi, siaran pendidikan dan budaya, siaran hiburan serta siaran iklan dan siaran penunjang lainnya. Salah satu, program yang menjadi andalan LPP RRI Gorontalo adalah dialog warung kopi atau yang biasa disebut dengan nama parlement partikelir. Oleh pihak LPP RRI Gorontalo, program ini disebut sebagai kanal aspirasi publik, karena melalui program ini masyarakat bisa menyampaikan aspirasi, kritik, saran maupun harapannya kepada pemerintah di Provinsi Gorontalo. Program ini dilaksanakan setiap hari Minggu, dengan durasi selama 90 menit, (pukul s.d 09.30). Lokasi pelaksanaan dialog warung kopi, berpindah-pindah di warung Kopi di Kota Gorontalo. Adapun tema yang diangkat sangat variatif sesuai dengan topik yang sedang menjadi perbincangan di dalam masyarakat (opini pubik), dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Masyarakat adalah salah satu faktor dari proses komunikasi, oleh karena itu unsur masyarakat tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh masyarakat. 64 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Salah satunya dengan mengetahui keefektivitasan yang dinilai menurut ukuran seberapa jauh masyarakat pendengar radio berhasil mencapai suatu tujuan yang layak dicapai (S. Pemoedi,1998:39). Radio mempunyai sifat khas yang menjadi kelebihan dan keunggulan dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat (Prayudha 2004: 15) yang menyatakan bahwa penyiaran radio bisa membuktikan peranannya sebagai media massa dengan mempengaruhi atau membujuk massa sosial untuk berpartisipasi atau terlibat dalam satu kegiatan tertentu, on air maupun off air. Selain itu, Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran dan Pers memberi definisi bahwa penyiaran radio merupakan media komunikasi massa dengar yang dapat menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. Salah satu elemen penting dari radio adalah pendengar radio. Keefektifan media penyiaran radio tergantung kepada seberapa banyak pendengar yang menikmati dan mendengarkan program radio yang akan dijadikan sebagai sarana penyampaian pesan iklan produk sesuai dengan target marketnya (Prayudha 2004: 120). Perbincangan radio (talk show) pada dasarnya adalah kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Program perbincangan biasanya diarahkan oleh seorang pemandu acara (host) bersama satu atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yang sudah dirancang sebelumnya. Tiga bentuk program perbincangan yang banyak digunakan stasiun radio yaitu: (1) One-one show, yaitu berbentuk perbincangan saat penyiar (pewawancara) dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikrofon terpisah studio yang sama; (2) Panel discussion, yaitu pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber, panel discussion ini digunakan dalam talk show interaktif program acara parlemen partikelir dan (3) Call in show,

3 program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar, (Morissan 2008 :227). Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas, maka peneliti memformulasikan judul penelitian ini yaitu Efektivitas Pesan Pada Program Parlemen Partikelir (dialog arung kopi) di LPP RRI Gorontalo. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana isi pesan program parlemen partikelir (dialog warung kopi) yang disampaikan kepada masyarakat (audiens), dan (2) Bagaimana tanggapan masyarakat (audiens) terhadap acara dialog warung kopi. Sementara itu tujuan penelitian ini yaitu Untuk: (1) Mengetahui Isi pesan yang disampaikan kepada masyarakat sebagai audiens, (2) Mengetahui Tanggapan masyarakat setelah mengikuti acara dialog warung kopi. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan deskriptif (descriptive research) berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang berdasarkan pengamatan terhadap lingkungan sosial yang menghasilkan data deskriptif. Data tersebut kemudian dianalisis dan peneliti akan memfokuskan pada pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang diberikan baik secara tertulis maupun secara lisan yang berkaitan dengan penelitian yang diajukan. Secara sistematis langkah-langkah dilakukan peneliti dalam menganalisis data tersebut yaitu mengumpulkan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, dokumen yang dimiliki RRI Gorontalo dan observasi, kemudian menyusun seluruh data yang diperoleh sesuai urutan pembahasan baik itu data yang bersumber dari wawancara, dokumen RRI Gorontalo, dokumentasi maupun observasi serta melakukan interpretasi terhadap data yang telah tersusun dan menjawab rumusan masalah. Setelah peneliti memaparkan konsep-konsep penelitian, fokus penelitian dalam penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi, sehingga dengan pembatasan studi tersebut mempermudah penelitian dan dalam pengelolaan data yang kemudian menjadi kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan informasi sebagai sumber memperoleh data, informasi diperoleh dari data primer maupun data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari informan sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen dokumen yang ada dilokasi penelitian. Pemilihan data dan informasi didasarkan pada subjek dan objek yang banyak memiliki informasi yang berkualitas sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti dan bersedia memberikan data.dalam penelitian ini untuk memilih informan dilakukan dengan cara teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah menentukan informan dengan pertimbangan tertentu, yaitu informan yang ditunjuk adalah orang yang benar benar memahami tentang dialog warung kopi/parlemen partikelir, yang digolongkan sebagai informan kunci dan informan tambahan. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengeloa program parlemen partikelir, narasumber dan audiens aktif pada pelaksanaan dialog warung kopi. Pemilihan Informan berdasarkan pada subjek yang memiliki informasi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan bersedia memberikan data. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan wawancara, observasi dan analisis dokumen. Sementara itu teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif Model Interaktif Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman yaitu Reduksi Data (Data Reduction), Penyajian Data (Data Display), Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification) Kajian Pustaka Teori efektivitas pesan Teori Efektivitas Pesan seperti dikemukakan Wilbur Schramm (Hamidi, 2007) adalah 1) Menarik perhatian 2) Menimbulkan kebutuhan; 3) Simbol yang Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 65

4 Efektivitas Pesan Pada Program Parlemen Partikelir (Dialog Warung Kopi) di LPP RRI Gorontalo Isna Umar, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani di pahami dan 4) Cara memperoleh artinya teori ini menujukan bahwa jika komunikasi diharapkan efektif maka pesan-pesannya perlu dikemas sedemikian rupa atau menarik perhatian khalayak luas sehingga sesuai atau merupakan kebutuhan, Simbol yang digunakanpun hendaknya mudah dipahami, meliputi istilah kata-kata atau kalimatnya dan khalayak dalam memperoleh informasi sangat mudah. Teori uses and gratification Teori Uses and Gratification pertama kali dikemukakan oleh Elihu Katz pada tahun 1959 melalui hasil penelitian yang menunjukan bahwa orang yang berbeda dapat menggunakan pesan komunikasi massa yang sama untuk kegunaan yang berbeda-beda. (Effendy, 1993 : 289). Teori ini menempatkan manusia sebagai khalayak yang bersifat aktif dalam menghadapi terpaan pesan melalui media. Pesan yang diterima oleh khalayak, diolah sesuai bidang pengalaman yang dimiliki masing-masing khalayak dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Istilah Uses and gratification timbul dari sikap aktif khalayak dalam menggunakan media dari pemenuhan kebutuhan khalayak melalui penggunaan media tersebut. Teori Uses and Gratification menunjukan bahwa, yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Teori agenda setting Teori Agenda Setting pertama dikemukakan oleh Walter Lippman (1965) pada konsep The World Outside and the Picture in our head. Namun, penelitian empiris teori ini dilakukan Mc Combs dan Shaw ketika mereka meneliti pemilihan presiden tahun Mereka mengemukakan bahwa media massa mempunyai kemampuan untuk memindahkan wacana dalam agenda pemberitaan kepada agenda publik. Kedua 66 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ahli tersebut percaya bahwa ada dua sisi yang digunakan pada teori ini untuk mengkaji media yaitu melihat kekuatan dari media dan kebebasan khalayak untuk memilih. Maxwell McComb dan Donald Shaw mengemukakan bahwa media massa memiliki kemampuan untuk memindahkan wacana dalam agenda pemberitaan kepada agenda publik. Sesuatu yang dianggap penting oleh media maka hal tersebut akan menjadi penting untuk dipublikasikan. Menurut Maxwell McComb dan Donald Shaw, khalayak perlu mendapatkan perhatian dalam kajian agenda setting. Khalayak akan memilih berita yang mereka anggap tidak membahayakan bagi ideologi mereka. Teori Agenda Setting mencoba mengkaji ulang penelitian-penelitian media yang selama dua dekade didominasi oleh hipotesa bahwa khalayak adalah entitas yang pasif. Ada dua sisi yang digunakan teori Agenda Setting ini untuk mengkaji media yaitu melihat kekuatan dari media dan kebebasan khalayak untuk memilih. Radio Radio Menurut M. Palapah dan Atang Syamsudin adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari suatu stasiun dan dapat diterima oleh pesawat rumah, mobil dan sebagainya. Dengan diberikan musik, backsound dan didukung oleh suara atau kata-kata, maka siaran radio akan terasa menjadi hidup, sehingga enak untuk didengar. Radio dijuluki sebagai kekuasaan kelima (the fifth estate). Ada tiga alasan yang menjadi faktor mengapa radio diangap memiliki kekuasaan yang begitu hebat, yaitu: a) radio siaran bersifat langsung yaitu bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit. Jika dibandingkan dengan penyiaran pesan melalui surat kabar, brosur, pamphlet, atau media cetak lainnya yang selain lama prosesnya juga tidak mudah menyebarluaskannya, b) radio siaran tidak mengenal Jarak dan rintangan yaitu bagi radio, tidak ada jarak waktu.

5 Begitu pesan diucapkan seorang penyiar atau orator, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Radio siaran juga tidak mengenal jarak ruang, seberapapun jauhnya sasaran yang dituju radio dapat mencapainya. Daerah-daerah yang terbatas oleh gunung, lembah, padang pasir, ataupun samudera sekalipun tidak menjadi suatu halangan bagi siaran radio. Suatu pesan yang disiarkan dari suatu tempat di suatu Negara dapat disampaikan secara seketika di tempat lain, Negara lain dan benua lain, dan c) radio siaran mengandung daya tarik yaitu sebelum pesawat televisi muncul sebagai pelengkap rumah tangga, sekitar tahun lima puluhan, pada waktu hanya terdapat dua jenis media massa yaitu surat kabar atau majalah dan radio. Radio mempunyai unsur daya tarik tersendiri karena ada tiga hal yang menyebabkan demikian, yaitu kata-kata lisan (spoken words); musik (music); dan efek suara (sound effect). Ketiga faktor yang menyebabkan media radio dijuluki sebagai the fifth estate, bersifat langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, serta memiliki daya tarik tersendiri bagi peminat radio. Keefektifan radio siaran semakin didukung pula oleh produk teknologi mutakhir seperti pemancar sistem Frequency Modulation (FM), transistor dan lain-lain. Radio sebagai kekuasaan kelima, memiliki kelebihan dibandingkan jenis media massa lainnya. Radio dengan bentuknya yang sederhana mampu menyajikan beragam informasi serta hiburan. Media dengan modal suara saja dapat menjangkau ruang-ruang pribadi manusia. Melalui kepekaan indera manusia, suara ternyata mampu merubah pemikiran bahkan perilaku pendengarnya. Hasil Dan Pembahasan Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa Program Parlemen Partikelir cukup efektif dalam menjembatani aspirasi masyarakat Gorontalo dengan pihak pemerintah daerah. Melalui program ini masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya dengan mudah. Cukup meluangkan waktunya setiap hari minggu untuk mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Namun Pesan yang disampaikan harus sudah dikemas sedemikian rupa, untuk memudahkan tanggapan pihak terkait. Program Parlemen Partikelir (warung kopi) oleh RRI Gorontalo yang sudah menjadi media komunikasi antara masyarakat dan pemerintah atau pengambil kebijakan di daerah Gorontalo. Kehadiran narasumber yang kompoten dibidangnya dalam membahas tentang opini yang berkembang di masyarakat sekaligus mencari solusi pemecahannya, sangat baik untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang persoalan yang berkembang dan sedang hangat. Berikut ini teori tentang efektivitas pesan yang berasumsi bahwa jika komunikasi diharapkan efektif maka pesanpesannya perlu dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai atau merupakan kebutuhan komunikan yaitu menarik perhatian, simbol yang digunakan hendaknya mudah dipahami, meliputi istilah bahasa, istilah kata-kata atau kalimatnya dan cara memperoleh mudah (Scharm dalam Hamidi, 2007: 72-73). Artinya jika komunikasi diharapkan efektif maka pesanpesannya perlu dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai atau merupakan kebutuhan komunikan, menarik perhatian artinya informasi yang disuguhkan teraktual dan bermanfaat bagi masyarakat, simbol yang digunakan pun hendaknya mudah dipahami, meliputi istilah bahasa, istilah kata-kata atau kalimatnya dan cara memperoleh mudah artinya dalam Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) masyarakat cukup dengan meluangkan waktu setiap hari minggu dari pukul pagi untuk mendengarkan radio maka informasi yang dibutuhkan khalayak akan didapat. Dalam penelitian tentang efektivitas pesan pada Program Parlemen Partikelir ini, peneliti memfokuskan pada beberapa unsur yang dikaji, yaitu isi pesan, penerima atau pemakai dan efek dari acara Program Parlemen Partikelir (warung kopi) oleh RRI Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 67

6 Efektivitas Pesan Pada Program Parlemen Partikelir (Dialog Warung Kopi) di LPP RRI Gorontalo Isna Umar, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani Gorontalo. Berikut akan peneliti jabarkan mengenai pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Isi pesan program parlemen partikelir (dialog warung kopi) Tampilan isi pesan siaran Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) sudah baik dan menarik perhatian masyarakat ini sesuai dengan teori efektivitas pesan oleh Schramm dimana teori ini berasumsi, komunikasi diharapkan efektif maka pesan-pesannya perlu dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai atau merupakan kebutuhan komunikan yaitu menarik perhatian. Topik-topik aktual yang diangkat oleh pihak RRI Gorontalo dengan narasumber terlebih dahulu dirapatkan di bagian pemberitaan. Rapat pelaksanaan kegiatan dialog ini dilakukan oleh LPP RRI Gorontalo untuk memastikan apakah topiktopik aktual yang akan dibahas layak atau tidak untuk disiarkan melalui acara Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) oleh LPP RRI Gorontalo, ini dilakukan dengan maksud untuk mengantisipasi apabila narasumber tidak dapat hadir pada saat pelaksanaan dialog, menentukan waktu pelaksanaan kegiatan siaran, dan memastikan tidak ada unsur politisasi dalam topik yang diangkat dalam dialog. Pemilihan topik dialog yang dipilih tentunya berbeda-beda berdasarkan perkembangan permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Hasil ini sejalan dengan teori agenda setting (penentuan agenda) oleh Mc Comb dan Donald L,Shaw dimana teori media massa ini merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi kedalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. Pemilihan narasumber oleh RRI Gorontalo yang akan membahas masalah, harus yang kredibel, berkompoten dan dianggap mampu untuk memberikan pencerahan, pemahaman dan 68 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo sekaligus mengatasi permasalahan di masyarakat. Narasumber dialog warung kopi berasal dari kalangan pemerintah, pejabat, pimpinan organisasi, perguruan tinggi, dan masyarakat selama dia dianggap memiliki kemampuan dalam bidang yang dibahas. Beragamnya topik yang diangkat dalam setiap sesi dialog warung kopi ditambah dengan banyaknya warga yang berpartisipasi aktif dalam setiap perhelatannya, menjadikan isu-isu yang selama ini beredar di masyarakat telah menemukan solusinya. Hal ini tentunya merupakan informasi awal dan masukan yang positif bagi pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan yang baik dan merupakan pembelajaran bagi masyarakat dalam berdemokrasi, yaitu mengemukakan pendapatnya, saran, dan masukan yang positif untuk perbaikan pemerintah kedepan. Hal lainnya adalah pemerintah dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dengan mengacu pada harapan dan aspirasi masyarakat yang terungkap dalam dialog warung kopi. 2. Efek Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) Sejauh ini topik yang diangkat yang disampaikan oleh narasumber dalam setiap penyelenggaraan dialog warung kopi, cukup menarik perhatian khalayak karena sesuai dengan kebutuhan yang mereka inginkan, ini dikarenakan narasumber dalam menyampaikan materinya orang yang berkompeten dibidangnya dalam membahas tentang opini yang berkembang dalam masyarakat untuk ditindak lanjuti dan mencarikan solusi pemecahannya dan simbol-simbol yang digunakan berupa katakata atau bahasa sangat mudah dipahami oleh masyarakat baik partisipan yang hadir pada saat dialog berlangsung dan partisipan yang menggunakan telepon maupun masyarakat pendengar di rumah. Hasil ini serupa dengan teori efektivitas pesan menurut Schramm bahwa jika komunikasi diharapkan efektif maka pesanpesannya perlu dikemas sedemikian rupa

7 sehingga sesuai atau merupakan kebutuhan komunikan. Simbol yang digunakan hendaknya mudah dipahami, meliputi istilah, kata-kata atau kalimatnya serta cara memperoleh mudah dimana dalam program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) masyarakat cukup meluangkan waktu setiap hari minggu dari pukul pagi untuk mendengarkan radio maka informasi yang di butuhkan khalayak akan di dapat. Namun dari segi durasi waktu yang disediakan oleh LPP RRI Gorontalo dalam acara Parlemen Partikelir (dialog warung Kopi) yang hanya 90 menit, dianggap masih terlalu singkat. Hal ini mengingat banyak peran aktif audiens dalam kegiatan ini misalnya memberikan saran yang positif, pertanyaan-pertanyaan, masukan dan kritikan. Alokasi durasi waktu yang singkat ini tak jarang sedikit menimbulkan kekecewaan dari audiens di warung kopi maupun masyarakat yang pendengar yang ada di rumah, yang tidak terakomodir menyampaikan uneg-unegnya. Olehnya, banyak usulan dari informan penelitian ini, untuk penataan misalnya narasumber untuk tidak terlalu lama dalam membuka kegiatan dan pengantar. Dan juga adanya pendapat agar alokasi waktu harus ditambah. Disisi lain peran moderator Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) harus efektif dan efisien untuk memimpin jalannya dialog, sehingga tidak perlu terjadi penyimpangan-penyimpangan pertanyaan di luar topik yang dibahas. Sehingga waktu yang diberikan kurang lebih 90 menit dapat mengakomodir pembahasan semua permasalahan-permasalahan yang berkembang di masyarakat Gorontalo. Untuk menghasilkan efektifnya pesan pada program tentunya pengelolaan dari program harus terstruktur agar mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu khalayak pendengar atau masyarakat pengguna radio yang menentukan sejauh mana program di minati. Berikut adalah efek fositif dan kelemahan dialog warung kopi sebagai berikut: (1) Efek positif Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) adalah masyarakat Gorontalo selaku audiens dialog Parlemen Partikelir sangat menggemari program ini, terbukti dengan banyaknya animo masyarakat yang datang ketika program ini berlangsung. Sesi yang paling menarik khalayak (audiens) yaitu ketika topik soal politik yang akan dibahas. Banyak partisipan melalui telepon maupun yang hadir di tempat memberikan pertanyaan maupun kritik/saran kepada narasumber. Selain itu juga masyarakat mendapatkan kemudahan dalam menyampaikan aspirasi. Dimana dalam menyampaikan aspirasinya tidak perlu lagi datang jauh-jauh ke DPR atau ke eksekutif, yang bisa saja terhalang oleh birokrasi pemerintahan yang sudah dikenal begitu panjang dan sering berbelit-belit. Untuk menyampaikan aspirasinya, masyarakat cukup meluangkan waktunya setiap hari minggu untuk mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi), yang sekaligus bisa mendapatkan pencerahan dari narasumber yang kredibel dan kompoten. Disisi lain Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) yang dimediasi oleh LPP RRI Gorontalo, sangat membantu pihak pemerintah Gorontalo. Hal ini dibuktikan dengan terbantunya pemerintah Gorontalo dengan adanya siaran Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) tersebut, minimal pemerintah mendapatkan informasi yang aktual yang terjadi dalam masyarakat lewat dialog warung kopi ini. Ini sesuai dengan pernyataan informan (2) bahwa pemerintah merasa terbantukan dengan adanya program warung kopi sehingga informasi yang berupa kabar burung dapat di akomodir oleh pihak yang berkompoten terhadap isu yang berkembang di masyarakat untuk dapat dicarikan solusi yang terbaik; (2) Kelemahan Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) adalah alokasi panambahan durasi waktu pada acara Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) dan peran moderator yang harus efektif dan efisien untuk memimpin jalannya dialog, sehingga tidak perlu terjadi penyimpangan-penyimpangan pertanyaan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 69

8 Efektivitas Pesan Pada Program Parlemen Partikelir (Dialog Warung Kopi) di LPP RRI Gorontalo Isna Umar, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani diluar topik yang dibahas ada juga yang menjadi kelemahan program misalnya tidak adanya data penelepon maupun partisipan yang secara face to face memberikan pertanyaan atau pun saran/kritik pada topik yang di bahas. Dimana data tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana animo khalayak pada program mengingat program Parlemen Partikelir ini sudah berjalan selama 14 tahun dan merupakan primadona dalam masyarakat terutama masyarakat Gorontalo. Simpulan dan Saran 70 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Simpulan Dilihat dari ketiga aspek yang terjadi dalam Siaran Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) yang dimediasi oleh LPP RRI Gorontalo yaitu isi pesan, penerima atau pemakai dan efek siaran, maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Dilihat dari isi pesan, Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) oleh LPP RRI Gorontalo, dinilai oleh masyarakat Gorontalo sudah sangat baik dan positif dalam memecahkan permasalahanpermasalahan yang urgen di masyarakat seperti pembangunan, ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik, sosial, budaya, dan sebagainya; (2) Tanggapan dari penerima atau pemakai pesan durasi waktu sepanjang 90 menit pada Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) oleh LPP RRI Gorontalo, dinilai masih terlalu singkat. Hal ini karena, banyak peran aktif audiens dalam kegiatan ini misalnya memberikan saran yang positif, pertanyaanpertanyaan, masukan, dan kritikan. Perlu adanya penatan kembali dan pengaturan waktu untuk memaksimalkan suara-suara yang belum sepenuhnya diakomodir; (3) Perlu diadakan pembatasan narasumber dan topik yang diangkat dalam acara dialog untuk menghindari penggunaan waktu yang berlebihan, dan menghindari timbulnya berbagai macam pertanyaan diluar topik yang dibahas. Disinilah diperlukan keterampilan moderator dalam memimpin jalannya diskusi; (4) Perlunya feedback dari pihakpihak yang berkompeten atas masalahmasalah maupun hal-hal yang diaspirasikan dan berkembang dalam pelaksanaan dialog Parlemen Partikelir; (5) Pesan yang disampaikan sudah dikemas sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga menarik perhatian masyarakat, simbol yang digunakan pun mudah dipahami meliputi bahasa, istilah maupun kata-kata dan cara memperoleh mudah dimana dalam program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) masyarakat cukup meluangkan waktu setiap hari minggu dari pukul pagi untuk mendengarkan radio maka informasi yang di butuhkan khalayak akan di dapat; (6) Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) oleh LPP RRI Gorontalo, telah efektif dalam menjembatani aspirasi masyarakat Gorontalo dengan pihak pemerintah daerah. Masyarakat Gorontalo selaku audiens dalam menyampaikan aspirasinya tidak perlu lagi datang jauhjauh ke DPR, cukup meluangkan waktunya setiap hari minggu untuk mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan program parlemen partikelir (warung kopi) oleh LPP RRI Gorontalo, aspirasi tersebut sudah bisa disampaikan dengan baik. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu: (a) Program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi) oleh LPP RRI Gorontalo lebih ditingkatkan lagi, agar setiap program yang disiarkan lebih menarik minat para pendengarnya sehingga semakin efektif sebagai kanal aspirasi masyarakat Gorontalo; (b) Perlunya penambahan durasi waktu, agar jalannya dialog akan lebih efektif, Sehingga masyarakat semakin banyak yang bisa menyampaikan aspirasi untuk mendapatkan solusinya; (c) Permasalahan yang diangkat bisa ditindak lanjuti oleh pemerintah dan RRI juga mengevaluasi ketika mengangkat suatu persoalan pada beberapa pekan atau beberapa bulan kemudian mengangkat lagi persoalan yang sama dan (d) Perlunya data

9 partisipan pada saat program ini berlangsung sehingga bisa di dapatkan jumlah animo masyarakat terhadap program Parlemen Partikelir (dialog warung kopi). Daftar Pustaka Arifin,Zainal Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung. Rosdakarya Astuti,Santi Indra Jurnalisme Radio. Unisba Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bungin, Burhan Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Creswell Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Hamidi Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : Umm Press. Hasan Syadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baruvan Hocve), Jilid 2, h.883 (1980). Liliweri, Alo, Komunikasi Antar Pribadi, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Morisson Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Morisson,Wardhani, Corry, Andy & Hamid Farid Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia Nirmawaty Sidiki Analisis Kesalahan Tuturan Masyarakat Pada Acara Parlemen Partikuler Siaran RRI Gorontalo. Tesis. Olii, Helena dan Erlita, Novi Opini Publik. Jakarta : PT Indeks. Palapah, M.O. dan Syamsudin, Atang, 1983, Studi Ilmu Komunikasi, Penerbit Fakultas Ilmu Komunikasi. UNPAD, Bandung. Prayudha, H. 2004, Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran, Bayumedia, Malang. Rohim, Syaiful Teori Komunikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Tahir, Muh, Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar. Tamburaka, Apriadi Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT RajagrafindoPersada. Wulandari, Ani Efektifitas Media Komunikasi M-Radio Dalam Meningkatkan Kepedulian Kesehatan Masyarakat Terhadap Pencegahan Hiv/Aids Di Kota Samarinda. Fisip.Jurnal Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 71

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

Efektivitas Acara Siaran Pedesaan LPP RRI Dalam Meningkatkan Usaha Ternak Kelinci Kelompok Tani Madurasa Kelurahan Lok Bahu Samarinda

Efektivitas Acara Siaran Pedesaan LPP RRI Dalam Meningkatkan Usaha Ternak Kelinci Kelompok Tani Madurasa Kelurahan Lok Bahu Samarinda ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2(1): 446-459 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 Efektivitas Acara Siaran Pedesaan LPP RRI Dalam Meningkatkan Usaha Ternak Kelinci Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PENYIAR RADIO POP FM SRAGEN DALAM ACARA SCHOOL HOPPERS SKRIPSI

ANALISIS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PENYIAR RADIO POP FM SRAGEN DALAM ACARA SCHOOL HOPPERS SKRIPSI ANALISIS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PENYIAR RADIO POP FM SRAGEN DALAM ACARA SCHOOL HOPPERS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: Lilis Tri Wahyuni

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN

FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN (Studi Deskriptif Kuantitatif Fungsi Media Radio Star Fm Medan dalam Penyampaian Pesan Segmen What s New Pada Program BukakDasar Bagi Mahasiswa) Putri Nazria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana informasi yang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia saat ini. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan

Lebih terperinci

Ainul Sunusi. Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Tadulako. Jln. Soekarno Hatta Km 9 Kota Palu, Sulawesi Tengah

Ainul Sunusi. Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Tadulako. Jln. Soekarno Hatta Km 9 Kota Palu, Sulawesi Tengah EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA PERTANIAN PADA RADIO CITRA PERTANIAN DALAM MENINGKATKAN INFORMASI DAN PENGETAHUAN PERTANIAN PADA PETANI DI DESA SIDERA SIGI BIROMARU Ainul Sunusi Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat khususnya remaja sering melupakan pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat. Dimana para remaja sering melupakan dan tidak perduli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Harga televisi yang ramah di kantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan massa. Menurut Mc Graw Hill, media memberikan metode

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan massa. Menurut Mc Graw Hill, media memberikan metode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu media elektronik dan media cetak, sebagaimana diketahui dengan istilah media massa adalah media yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan massa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Proses komunikasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Proses komunikasi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Proses komunikasi tersebut dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI Oleh Ika Windarti 1100056041 DISUSUN OLEH : UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MARKETING PUBLIC RELATIONS

MARKETING PUBLIC RELATIONS MARKETING PUBLIC RELATIONS Iman Mulyana Dwi Suwandi www.e iman.uni.cc Seri Manajemen Pemasaran Halaman 2 Istilah marketing public relations dikemukakan pertama kali oleh Thomas L. Harris yang memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penilitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat belakangan ini. Berbagai media penyiaran saat ini dimungkinkan untuk dibuka. Industri penyiaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang dengan pesat, begitu juga dengan teknologi informasi dan komunikasi yang perkembangannya mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat ini memberi pengaruh kepada masyarakat dalam mendapatkan informasi-informasi terbaru setiap hari dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa).

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terdapat banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli. Komunikasi massa adalah komunikasi yang terdiri dari media cetak dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi konsumsi yang menguntungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan didalam dan oleh masyarakat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

MOTIVASI MAHASISWA PENYIAR PADA PROGRAM ACARA LINTAS KAMPUS DI PRO 2 RRI SURAKARTA. Oleh Veronica Oktaviana Hardika Putri

MOTIVASI MAHASISWA PENYIAR PADA PROGRAM ACARA LINTAS KAMPUS DI PRO 2 RRI SURAKARTA. Oleh Veronica Oktaviana Hardika Putri MOTIVASI MAHASISWA PENYIAR PADA PROGRAM ACARA LINTAS KAMPUS DI PRO 2 RRI SURAKARTA Oleh Veronica Oktaviana Hardika Putri Abstract This research is descriptionqualitativethat aim at to know motivation college

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat jaman sekarang membutuhkan suatu media massa seperti surat kabar, majalah, buku, radio, TV, dan film. Media massa memiliki arti yang bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harold D. Lasswell menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode

Lebih terperinci

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH TINDAK KEKERASAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT KELURAHAN KLABALA KOTA SORONG Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung e-mail: deamanukily@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan medium manusia untuk mencapai sesuatu. Kita juga tidak dapat menghindari komunikasi. Dengan komunikasi kita dapat mempengaruhi seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dengan otoritas dan memiliki organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dengan otoritas dan memiliki organisasi yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi sekarang ini media massa adalah sumber informasi seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dengan otoritas dan memiliki organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengetahui Survival

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengetahui Survival BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengetahui Survival Media tradisional di Era Konvergensi Media adalah pendekatan penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai pelaksanaan pemberian kredit kendaraan bermotor roda empat serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai pelaksanaan pemberian kredit kendaraan bermotor roda empat serta BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif dan sifatnya lebih mengarah untuk

Lebih terperinci

Strategi Komunikasi KPID Provinsi Jawa Tengah. Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta. Di Jawa Tengah Agustus 2014

Strategi Komunikasi KPID Provinsi Jawa Tengah. Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta. Di Jawa Tengah Agustus 2014 Strategi Komunikasi KPID Provinsi Jawa Tengah Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta Di Jawa Tengah Agustus 2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Hubungan Menonton Tayangan 86 NET TV dengan Citra Polri di Mata Masyarakat Relations Watching "86 NET TV" With The Image of The Police in The Public Eye 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses penyampaian pesan dari pemberi pesan melalui media ataupun secara langsung kepada penerima pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Media Relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan tercapainya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations dalam dunia perhotelan telah menjadi hal yang tidak asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public Relations sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian lapangan (field research). Field research adalah jenis penelitian dengan melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Radio Rahanatha menerangkan mengenai pengertian radio, bahwa Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu komponen penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian diperlukan metode penelitian agar penelitian berjalan sesuai rencana, dapat dipertanggungjawabkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencari dan menemukan data yang diperoleh dalam penelitian dan membuat analisis dengan maksud agar penelitian dan kesimpulan

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN BROADCASTING SEBAGAI OBJEK STUDI ILMU KOMUNIKASI Apa sebenarnya komunikasi itu? Menurut pendapat Carl I Hovland yang mengetengahkan definisinya mengenai Science of Communication

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian ( research) sebagian tergantung kepada metode pengumpulan data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah satu atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu dengan benar. 2 Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. salah satu atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu dengan benar. 2 Dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Metode Penelitian Menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi metode penelitian adalah Cara melakukan sesuatu dengan menggunakan sesuatu dengan fikiran seksama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data dalam suatu penulisan, dengan kata lain dapat dikatakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana upaya kepala madrasah dalam meningkatkan keprofesionalitas guru, melalui manajemen kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB IV Penutup. sebuah kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Melalui media massa seperti

BAB IV Penutup. sebuah kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Melalui media massa seperti BAB IV Penutup A. Kesimpulan Media massa merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa media massa mempunyai fungsi penting dalam kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN DAKWAH KULIAH ANGKASA SORE RADIO PTDI UNISA 205 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN DAKWAH KULIAH ANGKASA SORE RADIO PTDI UNISA 205 SEMARANG BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN DAKWAH KULIAH ANGKASA SORE RADIO PTDI UNISA 205 SEMARANG 1.1. Analisis Proses Produksi Siaran Dakwah Kuliah Angkasa Sore Radio PTDI UNISA 205 Semarang a. Pra Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan semakin besar. Dengan keterbukaan informasi, seseorang dapat dengan mudah dan cepat mengakses informasi

Lebih terperinci

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kita tidak bisa melepaskan diri dari media massa. Ini terbukti dari adanya berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar,

Lebih terperinci

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam pandangan filosof, paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan zaman yang semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan zaman yang semakin hari semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan zaman yang semakin hari semakin maju membuat kualitas diberbagai aspek kehidupan menjadi meningkat. Salah satu aspek kehidupan yang meningkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian 3.1.1 Deskripsi Latar Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT. LG Electronics Indonesia pada kegiatan Public Relations

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis, metode berarti suatu cara kerja yang sistematik. Metode disini diartikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Radio dan Produksi Radio Untuk dapat memperoleh hasil yang baik dalam proses perancangan produksi berita ini maka dibutuhkanlah sebuah kajian teoritis. Pada stasiun radio, perencanaan

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV. 138 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini merupakan bab penting bagi skripsi penulis, Setelah melakukan wawancara dan observasi yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan juga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Labuhan Ratu pada tahun pelajaran 2014/2015. Adapun alasan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) ini tidak terlepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif ini merupakan suatu cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian di mana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan, dan memprediksi kejadian-kejadian pada setting sosial.

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan, dan memprediksi kejadian-kejadian pada setting sosial. 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah dengan menyandarkan kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Uses and Gratification berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Pendengar sebagai sasaran komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Galunggung Tasikmalaya. SDN Galunggung yang terletak di jalan Galunggung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA

AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia sejatinya merupakan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Dalam catatan sejarah, cara interaksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berita menjadi hal yang penting sebelum berita tersebut ditayangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. berita menjadi hal yang penting sebelum berita tersebut ditayangkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi suatu berita dalam sebuah media merupakan kegiatan yang dilakukan guna untuk memberikan suguhan berita yang sesuai dengan karakteristik suatu berita, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian lapangan (field research). Oleh karena itu, obyek penelitiannya adalah berupa obyek di lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode artinya cara yang dilakukan dalam penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (Field Research). Yang mana penelitian ini, menggunakan objek penelitian sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam bab ini di uraikan mengenai prosedur penelitian berupa langkahlangkah yang ditempuh dalam kegiatan penelitian ini untuk mengungkapkan data dan fakta di lapangan dalam

Lebih terperinci

sebagai bentuk eksistensi.

sebagai bentuk eksistensi. BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait dengan penggunaan media sosial sebagai sarana eksistensi oleh mahasiswa FISIP UNS angkatan 2015, maka penulis menemukan beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci