Surya Dharma*, Sri Oktavia* dan Akmal, M. Hanif ** *Fakultas Farmasi Universitas Andalas ** Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang ABSTRAK
|
|
- Yandi Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI PENGGUNAAN KOMBINASI ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME INHIBITOR DENGAN FUROSEMID TERHADAP FUNGSI GINJAL PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG Surya Dharma*, Sri Oktavia* dan Akmal, M. Hanif ** *Fakultas Farmasi Universitas Andalas ** Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai evaluasi penggunaan kombinasi angiotensin converting enzyme inhibitor dengan furosemid terhadap fungsi ginjal pasien gagal jantung kongestif di RSUP DR. M. Djamil Padang. Penelitian ini bersifat prospektif terhadap 46 pasien dan dikelompokkan berdasarkan fungsi ginjal, 30 pasien dengan fungsi ginjal terganggu dan 16 pasien dengan fungsi ginjal normal. Penelitian dilakukan dengan mengamati fungsi ginjal pasien sebelum dan setelah mendapat terapi kombinasi Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) dengan furosemid. Parameter yang diamati adalah nilai ureum serum, bersihan kreatinin, dan kalium serum. Analisa dilakukan menggunakan piranti lunak pengolah data statistik dengan metode uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk melihat perubahan fungsi ginjal sebelum dan sesudah terapi dan dilanjutkan dengan uji t sampel independent untuk melihat perbandingan perubahan fungsi ginjal antara pasien fungsi ginjal terganggu dengan pasien fungsi ginjal normal. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perbaikan nilai bersihan kreatinin pada kedua kelompok pasien dengan rata-rata perbaikan pada pasien dengan fungsi ginjal normal lebih tinggi dibanding pasien dengan fungsi ginjal terganggu. Kata kunci: ACEI, furosemid, CHF dan fungsi ginjal. PENDAHULUAN Gagal jantung kongestif atau Congetive Heart Failure (CHF) merupakan sindrom yang kompleks yang dapat mengganggu kemampuan jantung untuk melaksanakan fungsi sebagai pompa untuk mendukung sirkulasi fisiologis. Sindrom CHF ditandai dengan gejala seperti sesak napas, kelelahan, dan tanda-tanda seperti retensi cairan (Dipiro, 2008). Gagal jantung kongetif (CHF) merupakan masalah kesehatan dengan angka kejadian yang tinggi terutama pada penderita lanjut usia. Dari hasil pencatatan dan pelaporan rumah sakit di Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan bahwa gagal jantung merupakan kasus ketiga terbanyak dari seluruh jenis penyakit jantung dengan jumlah kasus kunjungan rawat jalan sebanyak orang dan kunjungan rawat inap sebanyak orang (Depkes, 2009). Terapi lini pertama untuk pasien CHF adalah Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI) dan diuretik. ACEI pada gagal jantung ditujukan untuk semua pasien CHF karena tidak berfungsinya sistolik pada ventrikel kiri (left ventricular systolic dysfunction ). Disamping itu, ACEI juga digunakan untuk mengontrol tekanan darah pasien, sedangkan diuretik harus secara rutin digunakan untuk menghilangkan gejala kongestif dan retensi cairan pada pasien gagal jantung dengan titrasi dosis sesuai kebutuhan (NICE guideline, 2003). Penggunaan ACEI ditoleransi dengan baik, tapi bukan berarti tanpa efek samping. Salah satu efek samping ACEI yaitu meningkatkan kadar kalium dalam darah. Walaupun 279
2 peningkatannya kecil, jika pasien diterapi dengan thiazid atau spironolakton, hiperkalemia bisa terjadi. Jika terapi ACEI harus dikombinasi dengan diuretik, maka diuretik loop seperti fursemid menjadi pilihan dibandingkan denngan diuretik thiazid dan spironolakton (Dipiro,2008). Insidensi obat-obat yang dapat menginduksi kerusakan ginjal terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah obat yang ada saat ini. ACEI dan furosemid merupakan beberapa contoh dari banyak obat yang berkontribusi menimbulkan kerusakan ginjal. Sindrom yang biasa terjadi yaitu gagal ginjal akut (GGA) yang berkaitan dengan aksi angiotensin II pada arteri aferen untuk menjaga laju filtrasi glomerulus (GFR) pada tekanan perfusi yang rendah (Sing, et al., 2003). Penurunan GFR ini menyebabkan peningkatan nilai kreatinin serum yang merupakan salah satu dari beberapa parameter kerusakan ginjal (Dipiro, 2008). Sebelum menggunakan obat obat golongan ACEI dan furosemid, disarankan untuk melakukan pemeriksaan terhadap fungsi ginjal dan elektrolit. Selain itu, selama pengobatan harus dilakukan pemantauan terhadap efek samping ACEI. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan untuk itu perlu dilakukan penyesuaian dosis ACEI. Meskipun ACEI memiliki peran khusus dalam beberapa bentuk penyakit ginjal, termasuk penyakit ginjal kronis, namun ACEI kadang-kadang menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang dapat berlanjut dan menjadi parah. Seorang klinisi harus terlibat jika fungsi ginjal secara signifikan berkurang sebagai akibat dari pengobatan dengan ACEI (BNF, 2009). Selanjutnya, penggunaan furosemid perlu diperhatikan pada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal karena furosemid merupakan salah obat yang dapat memperberat kerja ginjal dimana hampir 80% dieliminasi di ginjal (Anderson, et al., 2002). Para ahli menyarankan untuk melihat kejadian efek samping terhadap pasien secara spesifik, apalagi disertai dengan penggunaan diuretik kuat dosis tinggi. Obat-obat yang diekskresikan sebagian besar melalui ginjal, akan terakumulasi dengan adanya gangguan fungsi ginjal dan dapat menimbulkan efek toksik atau memperburuk keadaan ginjal pasien ( Shargel, 2005). Kimia darah (urea, kreatinin, dan elektrolit) harus di periksa sebelum terapi, satu minggu sampai dua minggu setelah terapi awal, dan di setiap titrasi dosis (Wemerec, 2008). Pada beberapa studi, juga telah dilaporkan terjadinya interaksi antara ACEI dengan furosemid. Kegagalan ginjal dan kejadian gagal ginjal akut dapat timbul dari penggunaan kedua obat ini secara bersamaan (Baxter, 2008). Oleh sebab itu, dirasa perlu mengamati fungsi ginjal pasien pada peggunaan kombinasi obat ini. Dari pembahasan di atas, peneliti ingin mengamati penggunaan kombinasi ACEI dengan furosemid terhadap fungsi ginjal pada pasien CHF yang mengalami gangguan fungsi ginjal dan kemudian dibandingkan dengan pasien CHF yang memiliki fungsi ginjal normal di bangsal interne RSUP Dr. M.Djamil Padang. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif, yaitu dengan mengamati dan mengikuti perkembangan pasien selama masa rawatan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di bangsal ilmu penyakit dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Waktu penelitian dilakukan selama bulan April-Juni Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi longitudinal. Longitudinal merupakan suatu desain penelitian dengan melakukan monitoring/ pemantauan terhadap terapi obat yang digunakan dan perbaikan klinis yang ditunjukkan oleh pasien setiap harinya. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara deskriptif dan statistik menggunakan piranti lunak (software) pengolah data statistik. 280
3 Penentuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Kriteria Inklusi Semua pasien rawat inap di bangsal penyakit dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang yang didiagnosa gagal jantung kelas fungsional II dan III serta mendapatkan terapi obat golongan ACEI dan furosemid. Kriteria Ekslusi Pasien dengan umur < 20 tahun Pasien tidak lagi diterapi dengan ACEI dan furosemid (karena alergi atau adverse effect). Pasien pulang atas permintaan sendiri (pulang paksa). Pasien meninggal Pasien yang mendapat terapi obat lain yang berpotensi kuat menimbulkan kerusakan ginjal (nefrotoksik). HASIL DAN DISKUSI Selama periode bulan April sampai Juni 2013, terdapat 91 orang pasien yang menderita gagal jantung kongestif. Dari jumlah tersebut, terdapat 59 orang yang mendapat terapi kombinasi ACEI dengan furosemid. Dengan memperhatikan kriteria pemilihan sampel, hanya 46 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan 13 pasien lainnya memiliki satu atau lebih dari kriteria eksklusi yang telah ditetapkan pada penelitian ini. Berdasarkan jenis kelamin, pasien laki-laki berjumlah 32 orang (69,56%) dan perempuan 14 orang (30,43%). Faktor resiko gagal jantung kongestif pada perempuan cenderung lebih rendah dibanding laki-laki karena perempuan memiliki hormon esterogen yang dapat menghasilkan high density lipoprotein (HDL) namun pada kondisi menurunnya atau hilangnya kadar estrogen pada perempuan pada saat menopause menyebabkan peningkatan kadar trigliserida dan penurunan lemak total, sehingga wanita menopause lebih beresiko terkena penyakit jantung (Tatsanavivat, 1998). Umur berpengaruh terhadap kejadian gagal jantung walaupun CHF dapat dialami orang dari berbagai golongan umur tetapi semakin tua seseorang maka akan semakin besar kemungkinan menderita CHF karena kekuatan pembuluh darah tidak seelastis saat muda dan juga timbulnya penyakit jantung yang lain pada usia lanjut yang merupakan faktor resiko CHF. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data berdasarkan rentang usia yaitu usia tahun 5 orang, usia tahun 13 orang, usia tahun 23 orang, dan usia 71 tahun sebanyak 5 orang. Pada penelitian ini, pasien gagal jantung kongestif yang mendapat terapi dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan fungsi ginjal yaitu pasien dengan fungsi ginjal normal dan pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Dari 46 pasien, didapatkan data pasien dengan fungsi ginjal normal sebanyak 34,78% (16 orang), sedangkan pasien dengan gangguan fungsi ginjal sebanyak 65,22% (30 orang). Masing-masing kelompok data, dilakukan analisa terhadap perubahan fungsi ginjal setelah mendapat terapi obat dengan mengamati parameter fungsi ginjal diantaranya ureum serum dan kreatinin serum (Roesner & Bolton, 2006). Nilai kreatinin serum dikonversi menjadi bentuk nilai klirens kreatinin dengan menggunakan persamaan Cockroft and Gault (Shargel, 2005). Selain itu, kadar kalium juga diamati untuk melihat adanya kemungkinan timbulnya efek samping ACEI berupa retensi kalium. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan software pengolah data statistik dengan metode uji peringkat bertanda Wilcoxon. Rata- rata perubahan yang terjadi antara kedua kelompok data 281
4 dibandingkan dengan menggunakan uji t sampel independent. Pada analisa fungsi ginjal dengan melihat perubahan nilai bersihan kreatinin, ureum serum dan kalium serum sebelum dan sesudah terapi menggunakan uji peringkat bertanda wilcoxon, tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketiga parameter tersebut. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa penggunaan kombinasi ACEI dan furosemid tidak memperburuk fungsi ginjal pasien gagal jantung kongestif baik dengan fungsi ginjal normal maupun dengan fungsi ginjal terganggu. Selanjutnya, dilakukan uji t sampel independent terhadap nilai klirens kreatinin, ureum serum, dan kalium serum dengan membandingkan nilai rata-rata selisih perubahan sebelum dengan sesudah terapi. Analisa nilai perubahan ureum serum dan kalium serum, tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan. Namun, pada analisa terhadap nilai klirens kreatinin, didapatkan nilai signifikansi 0,043 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan nilai klirens kreatinin sebelum dan sesudah terapi antara pasien fungsi ginjal terganggu dengan pasien fungsi ginjal normal. Perbedaan yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai klirens kreatinin pada pasien fungsi ginjal terganggu dengan pasien fungsi ginjal normal. Perubahan ratarata klirens kreatinin pada pasien fungsi ginjal terganggu sebesar 8,95 ml/menit sedangkan perubahan rata-rata klirens kreatinin pada fungsi ginjal normal lebih tinggi yaitu 13,05 ml/menit. Hal ini menggambarkan bahwa pada kasus ini, penggunaan kombinasi ACEI dan furosemid memiliki sifat renoprotektif (memperbaiki fungsi ginjal). Penilaian terhadap penggunaan furosemid bisa dilakukan dengan mnghitung selisih volume cairan input dan output pasien. Obat akan efektif apabila selisih antara volume cairan yang dikonsumsi (input cairan) dengan volume cairan yang dikeluarkan (output cairan) memiliki selisih 0,5 ml/kgbb/jam (Staegemann, 2005). Menurut Jurnal Endokrin, furosemid dengan dosis tinggi akan meningkatkan volume urin sekitar ml/hari dengan median 400 ml. Eksresi dari natrium meningkat dari mmol dengan median 54 mmol (Rudolf, 2000). Pada penelitian yang dilakukan, dari 30 pasien gagal jantung kongestif dengan gangguan fungsi ginjal, hanya 15 orang pasien yang dapat dinilai keseimbangan cairannya dimana hanya 4 orang (26,67%) memiliki selisih input dan output cairan yang 400 ml dan 11 orang (73,33%) yang memiliki selisih < 400 ml. Dibandingkan dengan pasien yang ginjalnya normal, dari 16 pasien hanya 7 10 orang yang bisa dinilai keseimbangan cairannya dengan hasil 7 orang (70%) memiliki selisih input dan output 400 ml dan hanya 3 orang (30%) yang memiliki selisih input dan output < 400 ml. Jika dibandingkan hasil kedua kelompok ini, terlihat perbedaan dimana efektivitas lebih tinggi pada pasien fungsi ginjal normal dari pada pasien dengan fungsi ginjal terganggu. Disamping itu, jika dibandingkan volume cairan masing-masing kelompok, terlihat bahwa selisih cairan input dan output menunjukkan perbedaan yang cukup besar, dimana pasien dengan fungsi ginjal normal memiliki selisih volume input dan output yang lebih besar dibandingkan dengan selisih volume input dan output pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Hal ini disebabkan oleh kerusakan ginjal yang menyebabkan berkurangnya kemampuan ginjal mengekskresikan urin dan sebaliknya ginjal normal masih memiliki kemampuan yang baik dalam mengekresikan urin (Guyton & Hall, 1997). Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama dapat berubah efeknya secara tidak langsung atau dapat berinteraksi. Interaksi bisa bersifat potensiasi atau antagonis efek satu obat oleh obat lainnya, atau adakalanya beberapa efek lainnya (BNF 58, 2009). Dari penelitian ini, ditemukan beberapa interaksi obat dari terapi yang didapatkan pasien. Interaksi yang terjadi 282
5 memiliki level signikansi sedang yang berarti bahwa penggunaan obat-obat tersebut secara bersamaan bisa dilanjutkan dengan tetap memonitor kondisi klinik dan respon terapi pasien. Jika terjadi efek dari interaksi tersebut, disarankan untuk mengganti salah satu dari obat yang ber interaksi tersebut. KESIMPULAN Penggunaan kombinasi ACEI dengan furosemid tidak memperburuk fungsi ginjal pasien gagal jantung yang terlihat dari tidak adanya perbedaan yang signifikan pada nilai ureum, klirens kreatinin dan nilai kalium sebelum dan sesudah terapi kombinasi ACE Inhibitor dengan furosemid pada pasien gagal jantung kongestif dengan fungsi ginjal normal. Penggunaan kombinasi ACEI dengan furosemid pada pasien gagal jantung kongestif ginjal normal dengan ginjal terganggu dapat memperbaiki fungsi ginjal dengan meningkatnya nilai klirens kreatinin pada kedua kelompok tersebut. Perubahan rata-rata klirens kreatinin sebelum dan sesudah terapi pada pasien fungsi ginjal terganggu sebesar 8,95 ml/menit sedangkan perubahan rata-rata klirens kreatinin pada fungsi ginjal normal lebih tinggi yaitu 13,05 ml/menit. DAFTAR PUSTAKA Anderson, SG & Rennke,HG Therapeutic Advantage of Converting Enzyme Inhibitors In Arresting Progressive Renal Disease Associated With Systemic Hypertension In Rat. J Clin Invest. 77(6) : Barnes, S., Cowie, M.,Mant, J.,Robert,J.,Saikh,H.Wiliam,S.et.al NICE guideline : Chronic heart failure. Sarum ColourView. Salisbury, Wiltshire Baxter,K Stockley s Drug Interaction eight edition.london. Pharmaceutical Press British National Formulary Cardiovasculer System. London : BMJ Group and RPS Publishing Depkes RI Sistem Informasi Rumah Sakit. Jakarta : Depkes RI Dipiro, JT Pharmacotherapy. A Patophysiologic approach. 7 th ed. Mc.GrawHills.New York. Guyton, AC & Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed ke-9. Jakarta : EGC Rosner,M & Bolton, W Renal Function Testing. American Journal of Kidney Diseases, Vol 47, No 1 (January), Rudolf.Olden Acute effect of high dose on residual renal function in CAPD patients. J Clin Endocrinol Metab : Shargel, L & Yu, AB Applied Biopharmaceutic and Pharmacokinetic. Appleton-Centuy- Crofts Singh,N.P., Ganguli, A., & Prakash.A Drug-induced Kidney Disease. JAPI Staegemann, N Torsemide versus furosemide after continous renal replacement therapy due to acute renal failure in cardiac surgery patients. Department of anesthesiology and intensive care, University Hospital Charite, Berlin, Germany. 27(4) : Tatsanavivat P Prevalence of coronary heart disease and major cardiovascularrisk Factor in Thailand. International Journal of Epidemiology. 27: Weish mendicine research centre Treatment of chronic heart failure. Universitas hospital Landough: Penarth 283
I. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs,
I. PENDAHULUAN Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskular masih menduduki peringkat yang tinggi. Menurut data WHO dilaporkan bahwa sekitar 3000 penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan jantung mempertahankan curah jantung yang cukup untuk kebutuhan tubuh sehingga timbul akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan darah di atas nilai nomal. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks (sekumpulan tanda dan gejala) akibat kelainan struktural dan fungsional jantung. Manifestasi gagal jantung yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama obat yang mengalami eliminasi utama di ginjal (Shargel et.al, 2005).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ginjal merupakan organ penting dalam mengatur kadar cairan dalam tubuh, keseimbangan elektrolit, dan pembuangan sisa metabolit dan obat dari dalam tubuh. Kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003 mengklasifikasikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal ginjal kronik atau CKD (Chronic Kidney Disease) merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan ireversibel (Wilson, 2005) yang ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan suatu organ yang memompa darah ke seluruh organ tubuh. Jantung secara normal menerima darah dengan tekanan pengisian yang rendah selama diastol dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kardiotoksisitas adalah efek samping yang tidak diinginkan pada jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena efek kemoterapi. Diantara efek kardiotoksisitas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hipertensi atau darah tinggi adalah suatu kelainan asimptomatis (tanpa gejala) yang ditandai dengan hasil pengukuran tekanan darah yang tinggi dalam waktu yang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Intensive Cardiovascular Care Unit dan bangsal perawatan departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler RSUD Dr. Moewardi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan salah satu permasalahan dibidang nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali tanpa keluhan
Lebih terperinciYUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh
MONITORING EFEKTIVITAS TERAPI DAN EFEK-EFEK TIDAK DIINGINKAN DARI PENGGUNAAN DIURETIK DAN KOMBINASINYA PADA PASIEN HIPERTENSI POLIKLINIK KHUSUS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh YUANITA
Lebih terperinciKAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA
KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA Faisal Ramdani, Nur Mita, Rolan Rusli* Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Farmaka Tropis Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda
Lebih terperinciKeywords: congestive heart failure, Kaptopril, Furosemide.
KAJIAN PENGGUNAAN KOMBINASI KAPTOPRIL DENGAN FUROSEMID TERHADAP PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI BANGSAL JANTUNG RSUD RADEN MATTAHER JAMBI (EVALUATION USING COMBINATION OF CAPTOPRIL AND FUROSEMIDA ON
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Gangguan Ginjal Kronik 2.1.1 Definisi Penyakit ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari sama dengan tiga bulan, berdasarkan kelainan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk asalnya atau dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi. Ekskresi di sini merupakan hasil
Lebih terperinciPENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG.
PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh : Rahmi Feni Putri No. BP 04 931 019 FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh yang berperan dalam mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit ginjal adalah salah satu penyebab paling penting dari kematian dan cacat tubuh di banyak negara di seluruh dunia (Guyton & Hall, 1997). Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survei ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia, pada penderita
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Gangguan Ginjal Akut pada Pasien Kritis Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut, merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tentang korelasi antara kadar asam urat dan kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Acute kidney injury (AKI) telah menjadi masalah kesehatan global di seluruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acute kidney injury (AKI) telah menjadi masalah kesehatan global di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kejadian AKI baik yang terjadi di masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi sistemik dikarenakan adanya infeksi. 1 Sepsis merupakan masalah kesehatan dunia karena patogenesisnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan 140 mmhg dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut data statistik WHO (World Health Organization) penyakit kardiovaskular mengalami pertumbuhan, diprediksi pada tahun 2020 penyakit kronis akan mencapai
Lebih terperinciMetode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem
Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem Komponen dalam pendekatan berorientasi problem Daftar problem Catatan SOAP Problem? A problem is defined as a patient concern, a
Lebih terperinciEVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014
EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : AYU ANGGRAENY K 100110010 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk
Lebih terperinciPrevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Hipertensi 1. Definisi Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi 140/90 mmhg pada pemeriksaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara-negara yang sedang berkembang, penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kanker dan depresi akan menjadi penyebab utama kematian dan disabilitas. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 1990, penyakit ginjal kronik merupakan penyakit ke-27 di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Pada tahun 1990, penyakit ginjal kronik merupakan penyakit ke-27 di dunia yang menyebabkan
Lebih terperinciperkembangan penyakit DM perlu untuk diperhatikan agar komplikasi yang menyertai dapat dicegah dengan cara mengelola dan memantau perkembangan DM
BAB 1 PENDAHULUAN Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan suatu masalah kesehatan yang serius di dunia. Hal ini dikarena penyakit ginjal dapat menyebabkan kematian, kecacatan serta penurunan kualitas hidup
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk
PENDAHULUAN Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme, dengan kata lain diperlukan peningkatan tekanan yang abnormal pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan National Kidney Foundation penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan dengan kelainan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta tahun Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengkaji analisis biaya pada pasien rawat inap yang terdiagnosa kegagalan jantung dengan atau tanpa penyakit penyerta di RS Yogyakarta tahun 2015. Sampel yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan faktor resiko yang telah diketahui untuk Cardiovascular Disease (CVD) dan progresi penyakit ginjal. Proteinuria umumnya terjadi pada pasien
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di masyarakat. Seseorang dapat dikatakan hipertensi ketika tekanan darah sistolik menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Pasien Hipertensi di Puskesmas Kraton dan Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antihipertensi yang dapat mempengaruhi penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg (Kabo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyeri. Nyeri menjadi penyebab angka kesakitan yang tinggi di seluruh dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu alasan utama pasien datang ke layanan kesehatan adalah karena nyeri. Nyeri menjadi penyebab angka kesakitan yang tinggi di seluruh dunia. Prevalensi nyeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah salah satu penyakit yang paling umum melanda dunia. Hipertensi merupakan tantangan kesehatan masyarakat, karena dapat mempengaruhi resiko penyakit
Lebih terperinciThe Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure
The Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure Pembimbing : dr. Dasril Nizam, Sp. PD Disusun oleh : Isnan Wahyudi 1102009145 Judul asli : The Prevalence and Prognosis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Asia saat ini terjadi perkembangan ekonomi secara cepat, kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup seperti peningkatan konsumsi kalori, lemak, garam;
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pasien Penelitian mengenai evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien stoke akut di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hipertensi merupakan penyakit kronis yang dapat merusak organ tubuh. Jumlah penderita penyakit hipertensi di dunia hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita penyakit diabetes mellitus di seluruh dunia meningkat dengan cepat. International Diabetes Federation (2012) menyatakan lebih dari 371 juta jiwa di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah suatu penurunan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel akibat suatu proses patofisiologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan air dalam bentuk urine (Stein, 2007). Gagal Ginjal Kronik (GGK)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ ekskresi utama di samping hati. Fungsi yang paling penting adalah untuk membuang racun, membuang kelebihan garam dan air dalam bentuk urine (Stein,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat yang terutama tinggal di kota-kota besar cenderung mempunyai pola makan yang tidak sehat, karena sering mengonsumsi makanan siap saji, hal ini meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi tidak dapat segera bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2 Asfiksia merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER
1 PENGARUH PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER (ARB) DAN ACE-INHIBITOR TERHADAP KADAR KALIUM PADA PASIEN HIPERTENSI DI IRNA PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMILPADANG STUDY OF DRUG EFFECT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas cairan ekstraseluler. Salah satu fungsi penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan sindroma klinis yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. 1 Dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah
Lebih terperinciEFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)
EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) Defriana, Aditya Fridayanti, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. dunia karena biaya perawatannya yang besar, kualitas hidup yang buruk dan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Gagal jantung masih merupakan beban besar bagi masyarakat di seluruh dunia karena biaya perawatannya yang besar, kualitas hidup yang buruk dan kematian dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah mampu merubah gaya hidup manusia. Manusia sekarang cenderung menyukai segala sesuatu yang cepat, praktis dan
Lebih terperinciDETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN
DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
Lebih terperinciSOAL SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL ILMU PENYAKIT DALAM FK UNILA, SEMESTER GANJIL. MATA KULIAH : HIPERTENSI, GAGAL GINJAL DAN GERIATRI.
SOAL SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL ILMU PENYAKIT DALAM FK UNILA, SEMESTER GANJIL. MATA KULIAH : HIPERTENSI, GAGAL GINJAL DAN GERIATRI. Pilihlah satu jawaban yang benar : 1. Seorang wanita dengan umur 70 tahun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan
Lebih terperinciProsiding Farmasi ISSN:
Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Prevalensi Hipertensi pada Pasien Prolanis Klinik X di Kota Bandung Periode Juli- Desember 2015 Prevalence of Prolanis Patiens Hypertension Clinic X in Bandung City Period
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ penting dari manusia. Berbagai penyakit yang menyerang fungsi ginjal dapat menyebabkan beberapa masalah pada tubuh manusia, seperti penumpukan
Lebih terperinciKAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2008
KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2008 Yulias Ninik Windriyati 1), Erwin Tukuru 1), Ibrahim Arifin 1) 1) Fakultas Farmasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran lokasi penelitian Pelaksanaan penelitian tentang hubungan kadar asam urat tinggi terhadap derajat hipertensi telah dilaksanakan di salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup. Gagal jantung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke dan penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, stroke
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus
BAB VI PEMBAHASAN Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus yang lahir dan dirawat di bangsal NICU dan PBRT RSUP Dr Kariadi yang memenuhi kriteria penelitian dan telah dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan suatu organ yang sangat penting untuk mengeluarkan hasil metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan penyebab peningkatan mortalitas pasien jantung (Maggioni, 2005).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan merupakan penyebab peningkatan mortalitas pasien jantung (Maggioni, 2005). Prevalensi gagal
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parasetamol (asetaminofen) merupakan salah satu obat analgesik dan antipiretik yang banyak digunakan di dunia sebagai obat lini pertama sejak tahun 1950 (Sari, 2007).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug Related Problems (DRPs). Error merupakan kesalahan dalam proses yang dapat menyebabkan terjadinya DRPs (Mil,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, yaitu dengan mencatat data-data yang diperlukan
Lebih terperinciPasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF. 22 orang. Cek darah. 15 mg pioglitazone slm 12 mgg. Cek darah
Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF Kriteria eksklusi: Anemia Edema preibial Cr. Serum >1,4 mg/dl R. Ca VU 22 orang Cek darah 15 mg pioglitazone slm 12 mgg Cek darah Diabetes mellitus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorpsi natrium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh secara baik. Berbagai fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostatic dengan mengatur
Lebih terperinciTruly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak
EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi
Lebih terperinciGambaran Fungsi Ginjal pada Pasien Gagal Jantung yang Dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari Desember 2012
404 Artikel Penelitian Gambaran Fungsi Ginjal pada Pasien Gagal Jantung yang Dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2010-31 Desember 2012 Putri Reno Indrisia 1, Saptino Miro 2, Detty Iryani
Lebih terperinciAplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari
Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari ketepatan rancangan aturan dosis yang diberikan. Rancangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal sering disebut buah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya disebelah belakang rongga perut, kanan dan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada makhluk hidup multiseluler. Zatzat yang tidak digunakan oleh tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin oleh ginjal. Pada seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik adalah kondisi jangka panjang ketika ginjal tidak dapat berfungsi dengan normal dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Penyakit ginjal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian gagal jantung di Amerika Serikat mempunyai insidensi yang besar dan tetap stabil selama beberapa dekade terakhir, yaitu >650.000 kasus baru didiagnosis setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi
Lebih terperinci