RAPAT KERJA NASIONAL VII ARSADA Batam, 26 s/d 29 Juni Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM Komisi Akreditasi Rumah Sakit
|
|
- Erlin Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RAPAT KERJA NASIONAL VII ARSADA Batam, 26 s/d 29 Juni 2012 Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM Komisi Akreditasi Rumah Sakit
2 CURRICULUM VITAE Nama : Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM Lahir : Magelang, 5 Nov 1943 Status : Menikah, 1 anak Alamat : Jl. Kayu Mas I/4, Pulo Mas,Jkt Timur Pendidikan : Dokter, 1970, FK.UKI, Jakarta Konsultan Nefrologi (Ginjal-Hipertensi) 1982, Pernefri (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) Magister Manajemen, 1994, Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Jkt. Jabatan RS : RS Mediros : Ketua Komite Medis, Koordinator KSM PD.Ginjal-Hipertensi Organisasi: Ketua KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)-PERSI 05 KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) Dep Kes RI : Ketua Bidang Akreditasi , Surveior / Pembimbing Akreditasi Pengurus PERSI Pusat, Ketua Kompartemen Khusus, Member Advisory Council Asia Pacific, Joint Commission International, 2009, 2010, 2012 PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan Akreditasi RS, DitJen Bina Yan Med, Penghargaan: Kadarman Award 2007 (untuk Patient Safety), Sekolah Tinggi Manajemen PPM Lain-lain : Sekretaris Jendral PERSI Pusat , , Direktur Ketua RS.PGI.Cikini, Jakarta, Dekan Fakultas Kedokteran UKI, Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini,
3 ISI BAHASAN Komite Medik dalam Permenkes 755/2011 dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit v.2012 Kredensial Mutu Profesi Etika dan Disiplin Profesi Staf Medis
4 KOMITE MEDIK DALAM PERSEPSI YANG MELEBAR Berbagai Pengaturan Komite Medik dimasa lalu Kep Dirjen Yan Med , 1995 ttg Pembentukan & Tata Kerja KM di RS Kep Dirjen Yan Med , 1999 ttg Pedoman Pengorganisasian SMF & KM di RS Swasta Kepmenkes 631/2005 ttg Pedoman Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di RS Pengaturan tsb disusun selain dalam perspektif profesionalisme, tetapi juga masuk dlm ranah manajemen pengelolaan operasional medis Kondisi : budaya dominan KM dlm manajemen yan medis RS kompleks high risk
5 HOSPITAL RISK MANAGEMENT PATIENT CENTRED CARE (PELAYANAN FOKUS PASIEN) 3 Fondasi Asuhan pasien MUTU PATIENT SAFETY EBM Safety is a fundamental principle of patient care and a critical component of Quality Management. (World Alliance for Patient Asuhan Medis ETIK Safety, Forward Programme, Asuhan Keperawatan Asuhan Gizi VBM WHO, 2004) Asuhan Obat Evidence Based Medicine Value Based Medicine 51 (Nico A Lumenta & Adib A Yahya, 2012)
6 UU & Peraturan yg menjadi acuan : Standar Pendidikan Dokter (KKI. 2006) Standar Pendidikan Dokter Spesialis (KKI.2006) Standar Kompetensi Dokter (KKI, 2006) Peraturan Menteri Kesehatan Ri. Nomer 755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 Tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter Dan Dokter Gigi PP 10/1966, Wajib Simpan Rahasia Kedokteran. Presiden Republik Indonesia Nomor:10 Tahun 1966 (10/1966) Tanggal:21 MEI Peraturanmenteri Kesehatan R.I.Nomor 512/MENKES/PER/IV/2007 Tentang Izin Praktik Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 17/Kki/Kep/Viii/2006 Tentang Pedoman Penegakan Disiplin Profesi Kedokteran Konsil Kedokteran Indonesia,
7 Definisi Komite Medik Perangkat RS utk menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar Staf Medis RS terjaga profesionalisme melalui kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis Staf Medis Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi Spesialis di RS. (Bab I Pasal I. Ketentuan Umum, Permenkes No 755/2011 Ttg Penyelenggaraan Komite Medik Di RS)
8 Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis (clinical privilege). Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis utk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan RS utk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment) Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan kepala/direktur RS kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis di RS tsb berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
9 KOMITE MEDIK DALAM UU NO 44 / 2009 TENTANG RUMAH SAKIT Setiap RS Harus Punya Komite Medis Pasal 33 ttg Organisasi RS (1) Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel (2) Organisasi RS paling sedikit terdiri atas Kepala RS atau Direktur RS, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.
10 Pengelolaan Klinik UU 44/2009 ttg RS Ps 36 : Setiap RS harus menyelenggarakan 1. Tata kelola RS (Good Hospital Governance) 2. Tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance) Tujuan Good Clinical Governance o Meningkatkan Mutu Pelayanan Medis o Menjamin dan Melindungi Keselamatan Pasien o Mengatur Penyelenggaraan Komite Medis di setiap RS dalam rangka meningkatkan profesionalisme. (Bab I Ps 2. Ketentuan Umum, Permenkes No 755/2011 ttg Penyelenggaraan Komite Medik Di RS)
11 KOMITE MEDIK DALAM PERMENKES 755/2011 Tujuan dibentuknya Komite Medik terselenggaranya tata kelola klinis (clinical governance) yg baik agar mutu yan medis & keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi, peningkatan profesionalisme staf medis elemen kredensial, upaya peningkatan mutu profesi, penegakan disiplin dan etika dokter
12 Organisasi Komite Medik Kepala/Direktur RS Komite medik Sub Komite Kredensial Sub Komite Mutu Profesi Sub Komite Etika & Disiplin Profesi Menapis profesionalisme SM Memp[ertahankan kompetensi dan profesionalisme Menjaga disiplin etika dan perilaku profesi SM
13 Tugas Komite Medik Meningkatkan profesionalisme staf medis yang bekerja di RS dengan cara: a. melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di RS; b. memelihara mutu profesi staf medis; dan c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
14 Kewenangan Komite Medik Memberikan rekomendasi : 1. rincian kewenangan klinis (delineation ofclinical privilege); 2. surat penugasan klinis (clinical appointment); 3. penolakan kewenangan klinis (clinical privilege) 4. perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege); 5. tindak lanjut audit medis 6. pendidikan kedokteran berkelanjutan 7. pendampingan (proctoring) 8. pemberian tindakan disiplin
15 Pasal 14 Panitia Adhoc Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik dapat dibantu oleh panitia adhoc. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh kepala/direktur RS berdasarkan usulan ketua komite medik. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari staf medis yg tergolong sbg mitra bestari. Staf medis yg tergolong sebagai mitra bestari sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berasal dari RS lain, perhimpunan dokter spesialis/dokter gigi spesialis, kolegium dokter/dokter gigi, kolegium dokter spesialis/dokter gigi spesialis, dan/atau institusi pendidikan kedokteran/kedokteran gigi.
16 Hubungan Komite Medik dengan Kepala/Direktur Pasal 13 PMK 755/2011 Kepala/direktur rumah sakit menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi komite medik. Komite medik bertanggung jawab kepada kepala/direktur rumah sakit Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/PER/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit
17 Komite medik memberikan laporan tahunan dan laporan berkala tentang kegiatan keprofesian yang dilakukannya kepada direktur RS Lingkup hubungan antara direktur rumah sakit dengan komite medik adalah dalam hal-hal yang menyangkut profesionalisme staf medis saja
18 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 17 Pembinaan dan pengawasan penyelengaraan komite medik dilakukan oleh Menteri, Badan Pengawas RS, Dewan Pengawas RS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,dan perhimpunan/asosiasi perumah sakitan dengan melibatkan perhimpunan atau kolegium profesi yang terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing
19 Pasal 20 KETENTUAN PENUTUP Pada saat Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku: a. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)sepanjang mengenai pengaturan staf medis; b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis; c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Internal Staf Medis; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
20 Kelompok Staf Medis Komite medik bukan merupakan kumpulan atau himpunan kelompok staf medis / departemen klinik sebuah RS. (Hal 20 Lamp PKM 755/2011) Para staf medis yang tergabung dalam kelompok staf medis / departemen klinik diorganisasi oleh kepala/direktur RS. (Hal 20 Lamp PKM 755/2011) Tentang istilah Staf Medis / Staf Medis Fungsional, pada PMK 755/2011 telah ditentukan, pada Ketentuan umum (dan pada berbagai pasal) : Staf Medis (tanpa fungsional!).
21 Kelompok Staf Medis Pengaturan oleh Pimpinan RS Pengelompokkan dgn dasar disiplin/spesialisasi, atau yg lain. Kelompok Staf Medis berada dibawah Pimpinan RS AMA : Physician s Guide to Medical Staff Organization Bylaws, 4th edition, 2007 : It is customary for medical staffs organized by department to follow clinical specialty. The medical staff may want to refrain from naming the departments in the bylaws to give the medical staff flexibility in merging, eliminating or creating departments... Because departments are not listed in the bylaws, changes in departments would not be submitted to the governing body for approval.
22 Subkomite / Panitia lain Bahwa RS dapat membutuhkan beberapa panitia lain dalam rangka tata kelola klinis yang baik seperti panitia infeksi nosokomial, panitia rekam medis, dsb. Panitia-panitia tsb perlu dikoordinasikan secara fungsional oleh sebuah komite tertentu yang bertanggung jawab pada kepala/direktur RS. Komite tertentu tsb berperan meningkatkan mutu RS yg tidak langsung berkaitan dgn profesi medis, shg perlu dibentuk secara tersendiri agar dapat melakukan tugasnya secara lebih terfokus.
23 Direktur RS Komite Medik SubKom Kredensial SubKom Mutu Profesi SubKom Etika&Disiplin Profesi T.Kelola klinis baik Mutu Yan medis & Keselamatan pasien, Profesionalisme staf medis Staf Medis Komite Klinis Subkomite/ Pokja/Panitia lain Pasien
24 Fungsi Komite Medik melaksanakan tugas KREDENSIAL 1. penyusunan & pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dgn masukan dari kelompok SM berdasarkan norma keprofesian yg berlaku; 2. penyelenggaraan pemeriksaan & pengkajian: 1.kompetensi; 2.kes fisik dan mental; 3.perilaku; 4.etika profesi. 3. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan; 4. wawancara thd pemohon kewenangan klinis; 5. penilaian & pemutusan kewenangan klinis yg adekuat. 6. pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kpd KM; 7. melakukan proses rekredensial pd saat berakhirnya masa berlaku SPK dan adanya permintaan dari KM; 8. rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan SPK.
25 Kriteria Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Memberikan Rekomendasi Kewenangan Klinis: 1. Pendidikan: 1. lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi, atau dari sekolah kedokteran luar negeri dan sudah diregistrasi; 2. menyelesaikan prodi konsultan. 2. Perizinan (lisensi): 1. memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan bidang profesi; 2. memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat yang masih berlaku. 3. Kegiatan penjagaan mutu profesi: 1. menjadi anggota organisasi yg melakukan penilaian kompetensi bagi anggotanya; 2. berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis. 4. Kualifikasi personal: 1. riwayat disiplin dan etik profesi; 2. keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui; 3. keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat penggunaan obat terlarang dan alkohol, yg dptmempengaruhi kualitas yan thd pasien; 4. riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan; 5. memiliki asuransi proteksi profesi (professional indemnity Insurance). 5. Pengalaman dibidang keprofesian: 1. riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi; 2. riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama menjalankan profesi. PMK 755/MENKES/PER/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit
26 Pengkajian oleh subkomite kredensial meliputi elemen: a. kompetensi: 1) berbagai area kompetensi sesuai standar kompetensi yang disahkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang untuk itu; 2) kognitif; 3) afektif; 4) psikomotor. b. kompetensi fisik; c. kompetensi mental/perilaku; d. perilaku etis (ethical standing). PMK 755/MENKES/PER/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit
27 1. Setiap tiga tahun Rekredensial 2. RS mencari dan menggunakan informasi tentang area kompetensi praktisi klinis berikut ini : a. Asuhan pasien b. Pengetahuan medis/klinis c. Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktik d. Ketrampilan hubungan antar manusia dan e. Profesionalismf. Praktek berbasis sistem---melalui pemahaman terhadap konteks dan sistem dimana pelayanan kesehatan diberikan.
28 Fungsi Komite Medik dalam memelihara MUTU PROFESI Staf Medis 1. Pelaksanaan audit medis; 2. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi Staf Medis; 3. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi Staf Medis RS tsb 4. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi Staf Medis yang membutuhkan.
29 Subkomite Mutu Profesi Subkomite mutu profesi berperan dalam menjaga mutu profesi medis dengan tujuan: a. memberikan perlindungan terhadap pasien agar senantiasa ditangani oleh staf medis yang bermutu, kompeten, etis, dan profesional; b. memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memperoleh kesempatan memelihara kompetensi (maintaining competence) dan kewenangan klinis (clinical privilege); c. mencegah terjadinya kejadian yang tak diharapkan (medical mishaps); d. memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf medis melalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang berkesinambungan (on-going professional practice evaluation), maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional practice evaluation)
30 Subkomite Mutu Profesi Untuk mempertahankan mutu dilakukan upaya pemantauan dan pengendalian mutu profesi melalui : a. memantau kualitas, misalnya morning report, kasus sulit, ronde ruangan, kasus kematian (death case), audit medis, journal reading; b. tindak lanjut terhadap temuan kualitas, misalnya pelatihan singkat (short course), aktivitas pendidikan berkelanjutan, pendidikan kewenangan tambahan.
31 Fungsi Komite Medik menjaga DISIPLIN, ETIKA, & PERILAKU PROFESI Staf Medis 1. Pembinaan Etika & Disiplin Profesi Kedokteran; 2. Pemeriksaan Staf Medis yg diduga melakukan pelanggaran disiplin; 3. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di RS 4. Pemberian nasehat/pertimbangan dlm pengambilan keputusan etis pada asuhan medis pasien
32 Subkomite ETIKA & DISIPLIN PROFESI Subkomite etika dan disiplin profesi pada komite medik di RS dibentuk dengan tujuan: 1. melindungi pasien dari pelayanan staf medis yang tidak memenuhi syarat (unqualified) dan tidak layak (unfit/unproper) untuk melakukan asuhan klinis (clinical care). 2. memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf medis di RS
33 Subkomite ETIKA & DISIPLIN PROFESI Tolok ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional staf medis, antara lain: 1. pedoman pelayanan kedokteran di RS; 2. prosedur kerja pelayanan di RS; 3. daftar kewenangan klinis di RS; 4. pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayanan medis (white paper) di RS; 5. kode etik kedokteran Indonesia; 6. pedoman perilaku profesional kedokteran (buku penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik); 7. pedoman pelanggaran disiplin kedokteran yang berlaku di Indonesia; 8. pedoman pelayanan medik/klinik; 9. standar prosedur operasional asuhan medis.
34 Subkomite ETIKA & DISIPLIN PROFESI 1. Upaya Pendisiplinan Perilaku Profesional a. Sumber Laporan b. Dasar Dugaan Pelanggaran Disiplin Profesi c. Pemeriksaan d. Keputusan e. Tindakan Pendisiplinan Perilaku Profesional f. Pelaksanaan Keputusan 2. Pembinaan Profesionalisme Kedokteran 3. Pertimbangan Keputusan Etis
35 Standar Akreditasi Rumah Sakit I. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien Bab 1. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK) Bab 2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK) Bab 3. Asesmen Pasien (AP) Bab 4. Pelayanan Pasien (PP) Bab 5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) Bab 6. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) Bab 7. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) II. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit Bab 1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Bab 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Bab 3. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP) Bab 4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) Bab 5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) Bab 6. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) 35
36 III. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Sasaran I Sasaran II : Ketepatan identifikasi pasien : Peningkatan komunikasi yg efektif Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yg perlu diwaspadai (high-alert) Sasaran lv : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh IV. Sasaran Milenium Development Goals Sasaran I Sasaran II Sasaran III : Penurunan Angka Kematian Bayi dan Peningkatan Kesehatan Ibu : Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS : Penurunan Angka Kesakitan TB 36
37 Kredensial Standar Akreditasi Rumah Sakit 2012 Bab KPS : Kualifikasi & Pendidikan Staf Standar KPS 9. RS mempunyai proses yng efektif utk mengumpulkan, memverifikasi, mengevaluasi kredensial/bukti-bukti keahlian/kelulusan (izin/lisensi, pendidikan, pelatihan, kompetensi dan pengalaman) dari Staf Medis yg diizinkan utk memberikan asuhan pasien tanpa supervisi.
38 Maksud dan Tujuan KPS 9 dan KPS 9.1 Staf medis : Dr dan Drg, dan profesional lain yg diberi izin utk praktek independen/mandiri (tanpa supervisi) Memberikan pelayanan preventif, kuratif, restoratif, bedah, rehabilitatif atau yan medis lain atau yan gigi kpd pasien; Memberikan pelayanan interpretatif kpd pasien, seperti patologi, radiologi atau yan laboratorium, Tanpa memandang klasifikasi penugasan oleh RS, status kepegawaian, kontrak, atau kerjasama lain dgn individu utk memberikan yan asuhan pasien. Penangg-jwb utama atas asuhan pasien dan hasil asuhan. RS sgt bertangg-jwb utk memastikan bhw setiap praktisi kompeten utk memberikan asuhan dan pengobatan yg aman dan efektif kpd pasien.
39 Elemen Penilaian KPS 9 1. Mereka yg memperoleh izin berdasarkan peraturan peruu dan dari RS utk melakukan asuhan pasien tanpa supervisi diidentifikasi. 2. Kredensial yg diperlukan (a.l. pendidikan, surat izin, registrasi) sesuai peraturan dan kebijakan RS bagi setiap anggota SM dicopy oleh RS dan disimpan dlm file kepegawaian atau dlm file kredensial yg terpisah bagi setiap anggota SM. 3. Semua kredensial (a.l. pendidikan, surat izin, registrasi) diverifikasi dengan sumber yang mengeluarkan kredensial sebelum individu tsb mulai memberikan yan kpd pasien. 4. Semua kredensial dalam file (a.l. lain pendidikan, surat izin, registrasi) terkini dan ter update sesuai persyaratan. 5. Pd penugasan awal, dibuat pengumuman ttg ketentuan kualifikasi terkini dari seseorang utk memberikan yan asuhan pasien.
40 STAF MEDIS Penetapan Kewenangan Klinik Standar KPS 10 (Kualifikasi dan Pendidikan Staf) Rumah sakit memiliki tujuan yang terstandar, prosedur berbasis bukti untuk memberi wewenang kepada semua Staf Medis untuk menangani dan merawat pasien dan menyediakan pelayanan klinis lainnya secara konsisten sesuai dengan kualifikasinya. Standar Akreditasi Rumah Sakit.Kementrian Kesehatan R.I. dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit.Sept 2011
41 Maksud dan Tujuan KPS Penentuan kompetensi klinis terkini 2. Memutuskan tentang apakah suatu jenis pelayanan tertentu dari seorang staf medis akan diizinkan, 3. Disebut privileging, adalah penentuan yang paling kritis dalam rumah sakit untuk menjaga keselamatan pasien dan lebih lanjut adalah menjaga kualitas pelayanan klinis rumah sakit. Standar Akreditasi Rumah Sakit.Kementrian Kesehatan R.I. dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit.Sept 2011
42 INFORMASI TTG RINCIAN KEWENANGAN KLINIS (RKK) Setiap Staf Medis hanya memberikan pelayanan medis sesuai RKK Informasi RKK tersedia dalam hard copy, elektronik atau lainnya di tempat terkait (contoh, kamar operasi, instalasi gawat darurat,dll ) Rincian kewenangan klinis diinformasikan oleh kepala RS ke seluruh RS dan ke seluruh staf medis Informasi untuk membantu memastikan bahwa praktik dokter tsb ada dalam lingkar kompetensi dan kewenangan kliniknya Informasi ini secara berkala diperbaharui Standar Akreditasi Rumah Sakit.Kementrian Kesehatan R.I. dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit.Sept 2011
43 Elemen Penilaian Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) 9 1. Izin berdasarkan peraturan perundangan dan izin dari RS untuk melakukan asuhan pasien tanpa supervisi. 2. Dibutuhkan kredensial (antara lain : pendidikan, izin, registrasi) sesuai peraturan dan kebijakan rumah sakit bagi setiap anggota staf medis 3. Semua kredensial (antara lain pendidikan, izin, registrasi) diverifikasi dengan sumber yang mengeluarkan kredensial. 4. Semua kredensial (antara lain pendidikan, izin, registrasi) terkini dan ter -update sesuai persyaratan. 5. Pada penugasan awal, penentuan terinformasi dibuat tentang kualifikasi terkini dari seseorang untuk memberikan pelayanan asuhan pasien. Standar Akreditasi Rumah Sakit.Kementrian Kesehatan R.I. dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit.Sept 2011
44 Std 9.1.Pimpinan membuat keputusan yg diinformasikan ttg pembaharuan izin bagi setiap anggota SM dapat melanjutkan memberikan yan asuhan pasien sekurangkurangnya setiap tiga tahun Elemen Penilaian KPS Ada yg diuraikan dlm kebijakan utk mereview file kredensial setiap SM secara berkala yg seragam sekurang-kurangnya setiap tiga tahun sekali. 2. Ada petugas-petugas tertentu yg ditugaskan membuat keputusan resmi dlm rangka memperbaharui izin bagi setiap anggota SM utk melanjutkan pemberian yan asuhan medis di RS. 3. Keputusan ttg pembaharuan tsb didokementasikan dalam file kredensial dari anggota SM tsb.
45 Standar KPS 10. RS mempunyai tujuan yg terstandar, prosedur berbasis bukti utk memberi wewenang kpd semua anggota SM untuk menerima pasien dan memberikan yan klinis lainnya konsisten/sesuai dgn kualifikasi.
46 Maksud & Tujuan KPS 10 Pada penugasan ulang, setiap tiga tahun, RS mencari dan menggunakan informasi ttg area kompetensi umum dari praktisi klinis berikut ini : a) Asuhan pasien---praktisi memberikan asuhan pasien dgn kasih, tepat & efektif utk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit & pelayanan sampai akhir hayat. b) Pengetahuan medis/klinis---dlm ilmu-ilmu biomedis, klinis dan sosial serta penerapan pengetahuan ke dlm asuhan pasien & pendidikan orang2 lainnya. c) Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek----menggunakan bukti dan metode ilmiah utk investigasi, evaluasi & meningkatkan praktek asuhan pasien d) Ketrampilan hubungan antar manusia/interpersonal dan komunikasi----yg akan memampukan dan menjaga hubungan profesional dgn pasien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain. e) Profesionalisme----terpancar dalam komitmen utk secara terus menerus mengembangkan professionalitas, praktek etika, pemahaman dan kepekaan thd keragaman dan sikap tangg-jwb thd pasien, profesinya dan masyarakat. f) Praktek berbasis sistem---melalui pemahaman thd konteks dan sistem dimana yan kes diberikan.
47 Elemen Penilaian KPS RS menggunakan proses terstandar yg didokumentasikan dlm kebijakan resmi RS utk memberikan kewenangan bagi setiap anggota SM dalam memberikan pelayanan pd penugasan pertama dan pd penugasan ulang. 2. Keputusan memberikan penugasan ulang utk memberikan pelayanan kpd pasien berpedoman pada item a) sampai f) pada Maksud & Tujuan dan pada review kinerja tahunan dari para praktisi. 3. Pelayanan pasien yg diberikan oleh setiap anggota SM dirinci secara jelas dan dikomunikasikan oleh pimpinan RS ke seluruh RS maupun ke anggota SM. 4. Setiap SM hanya memberikan yan medis yg secara spesifik diizinkan oleh RS.
48 Standar KPS 11 RS menggunakan proses berkelanjutan terstandardisir (ongoing) untuk mengevaluasi sesuai kualitas dan keamanan pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap staf medis. Maksud & Tujuan KPS 11 Informasi ini bisa diperoleh melalui hal-hal berikut : Grafik review berkala Observasi langsung Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan Monitoring kualitas klinis Diskusi dengan sejawat seprofesi dan staf lainnya. Standar Akreditasi Rumah sakit, Kementrian Kesehatan R.I. dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit. September 2011
49 Elemen Penilaian KPS Ada evaluasi praktek profesional terus-menerus thd kualitas dan keamanan yan pasien yg diberikan oleh setiap anggota SM yg direview dan dikomunikasikan kepada setiap anggota SM sekurangkurangnya setahun sekali. (lihat juga PMKP.1.1, EP 1) 2. Evaluasi praktek professional yang terus-menerus dan review tahunan dari setiap anggota SM dilaksanakan dengan proses yang seragam yang ditentukan oleh kebijakan RS. 3. Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan data komparatif secara proaktif, spt membandingkan dengan ilmu literatur kedokteran berbasis literatur. 4. Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan kesimpulan dari analisis yg mendalam thd komplikasi yang dikenal dan berlaku. 5. Informasi dari proses evaluasi praktek profesional tersebut didokumentasikan dalam file krendensial anggota SM dan file lainnya yang relevan.
50 Standar KPS 1.1. Tanggung jawab setiap staf dideskripsikan/ditetapkan dalam uraian tugas yang mutakhir. Maksud & Tujuan : Uraian tugas juga dibutuhkan bagi profesional kesehatan ketika : b). Seseorang yg memiliki beberapa tanggung jawab klinis, dimana dia tidak diberi kewenangan untuk berpraktek mandiri, sama seperti seorang praktisi mandiri yang sedang belajar tugas baru atau keterampilan baru Elemen Penilaian KPS Setiap anggota staf yang tidak diizinkan praktek mandiri punya uraian tugasnya sendiri. 2. Mereka yang termasuk pada a) sampai d) di Maksud dan Tujuan, ketika berada di RS, punya uraian tugas sesuai dengan aktifitas dan tanggung jawab mereka atau sudah diberi kewenangan sebagai alternatif. 3. Uraian tugas mutakhir sesuai kebijakan RS.
51 CONTOH KRITERIA YANG DIPERTIMBANGKAN UNTUK PENJABARAN KEWENANGAN KLINIS DALAM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF 1. PENDIDIKAN: DARI FK DLM/LUAR NEGERI YG DIAKUI KATI 2. LISENSI : IJIN PRAKTIK, TIDAK MENJALANI SANKSI DISIPLIN PROFESI 3. PENINGKATAN KINERJA/KEMAMPUAN: MENJADI ANGGOTA PERDATIN, AKTIF DALAM P2KB PERDATIN 4. KUALIFIKASI PERSONAL: PERSETUJUAN TERTULIS MEMATUHI KODEKI DAN PEDOMAN PRAKTIK ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF PERDATIN, PERNYATAAN PERILAKU ETIKA KEANGGOTAAN DLM PERHIMPUNAN TK LOKAL, CABANG/NASIONAL SURAT KETERANGAN SEHAT JASMANI DAN MENTAL SERTA TIDAK TERLIBAT KETERGANTUNGAN OBAT TERLARANG DAN ALKOHOL 5. POLA PRAKTIK: TEMPAT PRAKTIK MEMENUHI STANDAR DAN PEDOMAN PELAYANAN ANESTEIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF DARI PERDATIN REKAM JEJAK KEJADIAN TAK DIHARAPKAN SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR, REKAM JEJAK PELANGGARAN DISIPLIN DALAM LIMA TAHUN TERKHIR (DATA DARI PERDATIN) REKAM JEJAK RUANG LINGKUP DAN KUALITAS KETRAMPILAN KLINIK SESUAI HASIL PENILAIAN PEER GROUP (MITRA BESTARI) SETEMPAT DAN DIANGGAP MEMADAI OLEH Pedoman Penjabaran Kewenangan Klinis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Indonesia 2012 INSTITUSI YANG MEMBERIKAN KEWENANGAN KLINIS
52 GAMBARAN KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF GENERAL ANESTESIOLOGIS; 1. LATAR BELAKANG 2. KUALIFIKASI 3. KURIKULUM PENDIDIKAN: DITETAPKAN OLEH KOLOGIUM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA 4. PERHIMPUNAN DAN PENDIDIKAN / AKADEMIK 5. STANDAR KOMPETENSI PELAYANAN 6. STANDAR KETRAMPILAN 7. STANDAR MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN KOMPETENSI 8. STANDAR ETIK MEDIKOLEGAL Pedoman Penjabaran Kewenangan Klinis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Indonesia 2012
53 5. Standar Kompetensi Mampu melakukan anestesia dan analgesia sesuai dengan tandar pelayanan anestesi yang ditetapkan oleh Perdatin Pusat dan Cabang Mampu melakukan anestesia umum inhalasi, balans, intravena total Mampu melakukan anestesia regional, spinal,epidural, blok pleksus saraf Mampu mengelola anestesia pada bedah digestif, ortopedi, urologi, plastic, onkologi, THT, mata, ginekologi. Mampu mengelola anestesia obstetric Mampu mengelola anestesia bedah pediatric pada kasus kasus tertentu Mampu mengelola anestesi bedah saraf pada kasus kasus tertentu Mampu mengelola pasien di ruang pulih Mampu mengelola anestesia bedah paru dan bedah jantung tertutup. Mengetahui pengelolaan anestesia bedah jantung terbuka Mampu mengelola pasien di ICU dan ICCU Mampu mengelola anestesia rawat jalan Mampu mengelola anestesia pada prosedur di luar kamar operasi ( misal radioterapi, MRI, CTScan kasus pediatri) Mampu mengelola nyeri akut pasca bedah, nyeri membandel
54 6. Standar Keterampilan Mampu memasang kanul arteri, kateter vena sentral, pipa nasogastrik Mampu melakukan intubasi endotrakeal, pemasangan Lryngeal Mask Airway (LMA), blok spinal, blok epidural, blok kaudal, dan blok pleksus saraf Mampu mengatur posisi pasien Mampu melakukan pemeliharaan trias-anestesi selama operasi Mampu memasang dan menginterpretasikan hasil monitor fungsi vital Mampu mengelola kelaikan mesin anestesia dan ventilator Mampu mengelola pernafasan pasien secara manual dan ventilator anestesi
55 7. Standar Mempertahankan & Meningkatkan Kompetensi Program Pendidikan Berkelanjutan ; Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran Berkelanjutan (P2KB) telah disusun oleh IDSAI : Mengikuti acara acara ilmiah dan CPD yang diselenggarakan Perdatin atau Perhimpunan Profesi lain Mampu menganalisis makalah ilmiah Mampu melakukan penelitian ilmiah Mampu membuat tulisan ilmiah
56 8. Standar Etik Medikolegal Memahami dan mampu menerapkan etika, disiplin dan hukum secara umum dalam kegiatan sehari hari. Memahami kaitan Sumpah Dokter, Kode Etik Kedokteran Indonesia, UU Kesehatan, UU Praktik Kedokteran dan Peraturan Kementerian Kesehatan, KUHP, Informed Consent, dll. Beretika saat melakukan kegiatan anamnesis, kerjasama interpersonal, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan alat bantu diagnostik, konseling, terapi, memelihara rahasia jabatan, catatan medik dan memelihara kesehatan sendiri. Mampu melakukan kemitraan kolaborasi dengan pasien atau keluarganya, disiplin lain dan sesama spesialis anestesi
57 PEDOMAN MITRA BESTARI BIDANG ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF Mitra bestari: orang yang berpraktik dalam profesi yg sama yg memiliki keahlian dalam bidang yang akan di evaluasi, tk keahlian dalam bidang tsb unt dapat memberi evaluasi thd kompetensi seorang dr Dasar: lingkup kompetensi atau Sifat permasalahan isu yg dievaluasi Mitra Bestari bidang anestesiologi dan terapi intensif : terdiri dari para dr spesialis dan terapi intensif Tidak harus dari RS yg bersangkutan Peran sebagai mitra bestari adalah bagian dari kewajiban etika dokter, maka imbal jasa berupa pemberian satuan kredit SKP dari PERDATIN Punya rekam jejak yg bijak bestarimendapat pengesahan dari pengurus PERSATIN setempat Pedoman Penjabaran Kewenangan Klinis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Indonesia 2012
58 PEDOMAN MITRA BESTARI lanjutan. Mempunyai pandangan/wawasan luas thd keilmuan dan praktik anestesia Peran dan kapasitasnya tidak terbatas pada masalah kredensialing dan privileging tetapi juga dalam hal penjagaan mutu medis/audit medis, disiplin profesi/penegakan disiplin Punya kemampuan keilmuan terkini (at the cuting edge) tidak harus guru besar Sebagai mitra bestari di RS yg bersangkutan harus melalui proses penapisan oleh RS tersebut dan tdk perlu SIP di RS tersebut RS dapat membuat daftar mitra bestari sesuai jumlah yg dibutuhkan, kemudian saat dibutuhkan perannya KOMITE MEDIK dapay membuat panitia Adhok yg duiambil dari daftar tsb Pedoman Penjabaran Kewenangan Klinis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Indonesia 2012
59 PEDOMAN TENTANG WHITE PAPER RS White Paper RS Adalah Suatu Gambaran/Batasan Tentang Kriteria Kompetensi / Kemampuan Minimal Yang Dimiliki / Dikuasai Seorang Dr Untuk Dapat Memenuhi Persyaratan Kewenangan Klinis Dalam Suatu Lingkup Praktik Atau Prosedur Setiap RS Dapat Mengembangkan White Paper Mengenai Suatu Kompetensi Medis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Tetapi Harus Tetap Dalam Koridor Anestesiologi Dan Terapi Intensif Yg Ditetapkan Oleh KATI White paper yg menyangkut beberapa bidang ilmu kedokteran/multi disiplin harus mendapat pengesahan / persetujuan/ kesepakatan dari semua mitra bestari/ peer group terkait sebelum disahkan oleh direktur RS Pedoman Penjabaran Kewenangan Klinis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Indonesia 2012
60 RINCIAN KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEDGE) KEWENANGAN KLINIK : KEWENANGAN INTI (CORE PRIVILEDGE) KEWENANGAN TAMBAHAN (SPESIFIK PRIVILEDGE) DR YG MEMINTA KEWENANGAN KLINIK TIDAK HARUS MEMINTA SELURUH RINCIAN, CUKUP MEMINTA KEWENANGAN YG SESUAI DG PEMINATANNYA DR YG MEMNTA KEWENANGAN KLINIK TAMBAHAN/SPESIFIK PRIVILEDGE MEREKA YG TELAH MENYELESAIKAN PENDIDIKAN TERSTRUKTUR BIDANG SUB SPESIALISASI DAN ATAU FELLOWSHIP BERDASAR KETENTUAN KATI
61 Contoh Form Pengajuan Kewenangan Klinis Dokter Spesialis Anestesi
62
63
64 KESIMPULAN 1. UU No 44/2011 ttg RS mewajibkan RS memiliki Komite Medik dengan landasan baru yg mengarah pada profesionalisasi staf medis dan keselamatan pasien 2. Pengaturan dimasa lalu disusun, selain dalam perspektif profesionalisme, tetapi juga masuk dlm ranah pengelolaan operasional pelayanan medis 3. Permenkes No 755/2011 mengarahkan peran Komite Medik untuk meningkatkan profesionalisme staf medis guna menjamin mutu yan kes dan keselamatan pasien 4. Standar Akreditasi RS v.2012 menjaga penerapan PMK reposisi Komite Medik sbg penjaga profesionalisme SM menuju tercapainya tujuan Good Clinical Governance : *Meningkatkan Mutu Yan Medis; *Menjamin dan Melindungi Keselamatan Pasien; *Mengatur Penyelenggaraan KM di setiap RS dlm rangka meningkatkan profesionalisme.
65 Terima kasih atas perhatiannya Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM Komisi Akreditasi Rumah Sakit
dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes
dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes Peraturan yg menjadi acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit. Definisi Komite Medik Perangkat
Lebih terperinciDr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM Komisi Akreditasi Rumah Sakit CURRICULUM VITAE Nama : Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM Lahir : Magelang, 5 Nov 1943 Status : Menikah, 1 anak Alamat : Jl. Kayu Mas I/4,
Lebih terperinciPERSIAPAN BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN TERKAIT UU KEPERAWATAN DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012
PERSIAPAN BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN TERKAIT UU KEPERAWATAN DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012 I.DASAR HUKUM UU RI No. 29 Tahun 2004 Ttg Praktik Kedokteran UU RI No. 36 Tahun 2009 Ttg Kesehatan UU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi, terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya.
Lebih terperinciPeran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit
Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medis RSUP Fatmawati Jakarta. Pendahuluan Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan RI yang baru tentang penyelenggaran
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciSISTEMATIKA A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. KEWENANGAN KLINIS D. PENUGASAN KLINIS
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT SISTEMATIKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. KEWENANGAN
Lebih terperinciPanduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksud denga Puskesmas adalah
Lebih terperinciPOKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS)
POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS) Elemen Penilaian KPS 1 1. Perencanaan harus mempertimbangkan misi rumah sakit, keragaman pasien, jenis pelayanan dan teknologi yang digunakan dalam asuhan pasien
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas
Lebih terperinciORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN
11 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit adalah institusi
Lebih terperinciTATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN TATA KELOLA TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar TKP. 1 Tanggung jawab dan akuntabilitas
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1053, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rumah Sakit. Komite Keperawatan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS
PERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS Dr. Kuntjoro Adi Purjanto,Mkes KETUA UMUM PERSI UU NO: 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT PASAL 36 SETIAP RUMAH SAKIT HARUS MENYELENGGARAKAN
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN
PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN Jl. Madya Kebantenan No.4, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi
Lebih terperinciKREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN
KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAIN 1. Kredensial Tenaga Kesehatan Lain adalah proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan gizi klinis, apoteker, tenaga teknis kefarmasian, radiografer, fisioterapis, dan sanitarian
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA PERAWAT DAN STAF KLINIS LAINNYA
PENILAIAN KINERJA PERAWAT DAN STAF KLINIS LAINNYA Dr.dr.Sutoto.,M.Kes KARS TEMPAT/TGL LAHIR :PURWOKERTO, 21 JULI 1952 Curiculum Vitae: Dr.dr.Sutoto,MKes JABATAN SEKARANG: 1. Ketua KARS Th 2011-2014/2014-2018
Lebih terperinciHARAPAN DIREKTUR TERHADAP PERILAKU DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER DI RSPI DALAM KONTEKS SISTEM KONTRAK KERJA
HARAPAN DIREKTUR TERHADAP PERILAKU DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER DI RSPI DALAM KONTEKS SISTEM KONTRAK KERJA Oleh: Mus Aida Disampaikan Dihadapan Mahasiswa S1. FK. UGM 8 Desember 2012 HOSPITAL BYLAWS CORPORATE
Lebih terperinciPANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN
Lampiran SK Direktur Utama RSI Garam Kalianget No.... tentang Panduan Evaluasi Praktek Dokter PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI
PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN Standar PAB.1. Tersedia pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciCurriculum Vitae. Pusat PPNI
1 Curriculum Vitae Nama Pekerjaan : Dr. Mustikasari, SKp., MARS : Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keperawatan-UI Tempat, tgl lahir : Surabaya, 14 Nopember 1970 Alamat rumah : Jl. Pemuda No. 93B Depok 16431
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.856, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKI. Dokter. Dokter Gigi. Kompetensi Yang Sama. Pengesahan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN KOMPETENSI YANG SAMA
Lebih terperinciKREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KEFARMASIAN. Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm
KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KEFARMASIAN Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm Standar Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) KARS KPS 15: Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengumpulkan,
Lebih terperinciPROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF )
PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF ) No Elemen Penilaian 1 Standar KKS 1 1 Ada penetapan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit yang berdasar atas perencanaan strategis dan perencanaan
Lebih terperinciREVIEW STAF MEDIS Penilaian aktifitas staf medis senior dan para kepala unit kerja dilakukan oleh otor
REVIEW STAF MEDIS Penilaian aktifitas staf medis senior dan para kepala unit kerja dilakukan oleh otoritas internal atau eksternal yang layak. Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi profesional
Lebih terperinciKEBIJAKAN KOMITE MEDIK DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
KEBIJAKAN KOMITE MEDIK DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG KOMITE MEDIK Komite Medik adalah perangkat Rumah Sakit untuk menerapkan Tata Kelola Klinis (Clinical Governence)
Lebih terperinciRUMAH SAKIT ISLAM AT-TIN HUSADA
Panduan Pelaksanaan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RUMAH SAKIT ISLAM AT-TIN HUSADA Layanan Islami, Profesional dengan Hati Jl. Raya Ngawi Solo Km 4, Watualang, Ngawi, Jawa Timur 1 Lampiran :
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pencegahan kecacatan lebih lanjut (Kemenkes RI, 2009).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciDr. Edhy Sihrahmat, MARS - Bimbingan Program Khusus 4 hari - RSIA Al H
Dr. Edhy Sihrahmat, MARS - Bimbingan Program Khusus 4 hari - RSIA Al H Standar No urut Elemen Penilaian HPK. 1. 1 2 Para pemimpin rumah sakit bekerjasama untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan
Lebih terperinciKOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)
KOMPETENSI AN KEENANGAN STAF (KKS) PEENCANAAN Standar KKS 1 Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit. Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNAS 1 Elemen Penilaian KKS 1 Telusur
Lebih terperinciPELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)
PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB) STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN >/= 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PAB.1. Tersedia pelayanan
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN MUTU RM DALAM MENUNJANG AKREDITASI VERSI 2012 KARS
STRATEGI PENINGKATAN MUTU RM DALAM MENUNJANG AKREDITASI VERSI 2012 KARS PENGERTIAN Mutu (quality ) adalah kesesuaian dengan standar (Crosby) Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumententang
Lebih terperinciPANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN
PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan
Lebih terperinciBAB V KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
BAB V KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS) A. Gambaran Umum Rumah sakit membutuhkan cukup banyak orang dengan berbagai ketrampilan, dan orang yang kompeten untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),
BAB I PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
I.PENDAHULUAN Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehtan menyatakan bahwa upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan / atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
Lebih terperinciKUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS) -- STAF QUALIFICATION AND EDUCATION (SQE) APA YANG HARUS DISIAPKAN/ DIKETAHUI REGULASI RS/ DOKUMEN
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS) -- STAF QUALIFICATION AND EDUCATION (SQE) STANDAR PERENCANAAN KPS 1.1 Tanggung jawab setiap staf dideskripsikan/ditet apkan dalam uraian tugas yang mutakhir. 1. Setiap
Lebih terperinciSTANDAR AKREDITASI VERSI 2012 DAN CARA PENILAIANNYA. Dr.dr.Sutoto,M.Kes**
STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 DAN CARA PENILAIANNYA Dr.dr.Sutoto,M.Kes** Curiculum Vitae: Dr.dr.Sutoto,MKes Tempat/Tgl lahir :Purwokerto, 21 Juli 1952 JABATAN SEKARANG: 1. Ketua KARS Th 2011-2014 2. Ketua
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE MEDIK RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO - BATU SURAT KEPUTUSAN No. 168/13/III/SK_DIR/2013 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN
Lebih terperinciPHARMACIST CREDENSIALS IN THE INDONESIAN NATIONAL ACCREDITATION STANDARD 2012 VERSION
PHARMACIST CREDENSIALS IN THE INDONESIAN NATIONAL ACCREDITATION STANDARD 2012 VERSION Dr.dr.Sutoto,M.Kes KARS CURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes Ketua Eksekutif KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit Seluruh
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA DOKTER DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012
PENILAIAN KINERJA DOKTER DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012 Dr.dr.Sutoto.,M.Kes KARS Curiculum Vitae: Dr.dr.Sutoto,MKes TEMPAT/TGL LAHIR :PURWOKERTO, 21 JULI 1952 JABATAN SEKARANG: 1. Ketua KARS Th
Lebih terperinci7. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselengarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.
PEDOMAN KREDENSIAL PERAWAT BAB I DEFINISI 1. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
Lebih terperinciLangkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS
Langkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS Konsep-pokok KPS Rumah sakit membutuhkan berbagai ketrampilan dan kualifikasi staf untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuhan pasien RS harus
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM JL. BUDI KEMULIAAN NO. 1 SERAYA - BATAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang
Lebih terperinci20 STANDAR, 70 ELEMEN PENILAIAN. dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit
20 STANDAR, 70 ELEMEN PENILAIAN dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit Bab. 5 Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) No Standar EP 1 PAB.1 3 2 PAB.2 4 3 PAB.2.1 6 4 PAB.3 4 5
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. T.C. HILLERS MAUMERE NOMOR : RSUD/SK/ /VIII/2016 T E N T A N G
PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA RSUD dr. T. C. HILLERS MAUMERE Jalan Wairklau. No.Telp. (0382) 2426133 Fax. (0382) 2426132 www.rsudtchillers.net info@rsudtchillers.net Call Center: 085239132220 M A U M E R
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KEDOKTERAN DI RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA
Lebih terperinciKPS 1 RS Menetapkan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan persyaratan bagi seluruh staff
KPS 1 RS Menetapkan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan persyaratan bagi seluruh staff 1. KMK 81/2004 ttg : PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN SDM KESEHATAN DITINGKAT PROPINSI, KABUPATEN/KOTA SERTA RS
Lebih terperinciA. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota
I.PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi medik
Lebih terperinciMANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012
MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 EMAN SULAEMAN, SKM DPP PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) TUJUAN AKREDITASI (PMK NO.12/2012 TENTANG
Lebih terperinciBAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga
BAB I DEFINISI 1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenagan klinis (clinical
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciKEWENANGAN KLINIS: STANDAR KOMPETENSI DAN PERKONSIL NO 9 TAHUN 2012
KEWENANGAN KLINIS: STANDAR KOMPETENSI DAN PERKONSIL NO 9 TAHUN 2012 Dr.dr. Meliana Zailani, MARS Ketua Divisi Pembinaan KKI INDONESIA MEDICAL COUNCIL Konsil Kedokteran Indonesia dibentuk untuk Pasal 4
Lebih terperinciKASYFI HARTATI Disampaikan pada ASM 2014
KASYFI HARTATI Disampaikan pada ASM 2014 Yogyakarta, 15 Maret 2014 Tinjauan Pustaka Pendahuluan Metode Penelitian Hasil & Pembahasan Kesimpulan A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah Bagaimanakah
Lebih terperinciDAFTAR WAWANCARA RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA
DAFTAR WAWANCARA RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA YANG DIWAWANCARA Direktur RS TKRS 1.1 EP 1 TKRS 1.1 EP 3 TKRS 1.1 EP 1 HPK 1 EP 2 KKS 1 EP 3 KKS 2 EP 3 KKS 2.1 EP 3 KKS 2.2 EP 3 STANDAR MATERI CHECK KKS 4 EP
Lebih terperinciHP Palembang 22 Juni 1953
HP 08129146524 Palembang 22 Juni 1953 kapuyux@gmail.com Fak. Kedokteran Universitas Indonesia (1978) Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah, FKUI (1981 - l986 ) Program KARS, Pasca sarjana FKMUI (1999-2001)
Lebih terperinciLatar Belakang Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia diawali Perawat (verpleger) di bantu oleh penjaga orang sakit (zieken oppaser) bekerja
Latar Belakang Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia diawali Perawat (verpleger) di bantu oleh penjaga orang sakit (zieken oppaser) bekerja pertama kali di RS binnen Hospital Jakarta (1799) dengan
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS
PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciBERKAS PERMOHONAN SURVEI AKREDITASI RUMAH SAKIT
KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT (KARS) BERKAS PERMOHONAN SURVEI AKREDITASI RUMAH SAKIT Berlaku sejak permohonan survei akreditasi 1 Juni 2012 KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT (KARS) Sekretariat : D/A Gedung
Lebih terperinciWinarni, S. Kep., Ns. MKM
Winarni, S. Kep., Ns. MKM Konsep dan prinsip Patient safety Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high profile), dalam Pelayanan RS, (2000) WHO memulai Program Patient Safety th 2004 : Safety
Lebih terperinciSPO ASUHAN GIZI TERSTANDAR AKREDITASI VERSI HERNI ASTUTI INSTALASI GIZI RSUP DR SARDJITO Workshop Gizi, Yogyakarta April 2013
SPO ASUHAN GIZI TERSTANDAR AKREDITASI VERSI 2012 HERNI ASTUTI INSTALASI GIZI RSUP DR SARDJITO Workshop Gizi, Yogyakarta 24-25 April 2013 DASAR HUKUM Keputusan Direktur Jenderal Bina upaya Kesehatan nomor
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR :96TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR14 TAHUN 2015 TENTANGTATA KELOLA RSUD WALUYO JATI
Lebih terperinciLAPORAN PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN DAN SEMINAR NASIONAL III AKREDITASI RUMAH SAKIT 8 9 AGUSTUS 2017
LAPORAN PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN DAN SEMINAR NASIONAL III AKREDITASI RUMAH SAKIT 8 9 AGUSTUS 2017 OLEH Dr. ROKIAH KUSUMAPRADJA, MHA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 Pendahuluan
Lebih terperinciPROGRAM KERJA SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT BUNDA SIDOARJO TAHUN 2015
Lampiran 3 PROGRAM KERJA SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT BUNDA SIDOARJO TAHUN 2015 1. PENDAHULUAN Rumah Sakit Bunda Sidoarjo adalah rumah sakit umum tipe C yang melayani masyarakat
Lebih terperinciPERAN ASESOR INTERNAL DALAM PERSIAPAN AKREDTASI RS. Dr.dr.Sutoto,M.Kes
PERAN ASESOR INTERNAL DALAM PERSIAPAN AKREDTASI RS Dr.dr.Sutoto,M.Kes Curiculum Vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.Kes JABATAN SEKARANG: Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014 Ketua umum PERSI (Perhimpunan
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT
Lebih terperinciBUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN INSTALASI, SATUAN PENGAWASAN INTERNAL DAN KOMITE PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN
Lebih terperinciManajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Konsep Akreditasi Pelayanan Kesehatan
Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Konsep Akreditasi Pelayanan Kesehatan 1. Pengertian dan konsep akreditasi a. Pengertian Umum Akreditasi merupakan bentuk pengakuan yang diberikan oleh pemerintah untuk
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BY LAWS) RSUD
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BY LAWS) RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nur Hasyim Auladi Skep Ns Email : nurhasyim77@ymail.com, No. Telp. 081228112321 JL. Grafika Barat VI Rt 03 RW 08 Kel. Banyumanik. Kec Banyumanik Kota Semarang Riwayat Pendidikan 2007-2008
Lebih terperinciKEWENANGAN KLINIS DALAM TINDAKAN PEMBEDAHAN DAN ASAS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN
142 KEWENANGAN KLINIS DALAM TINDAKAN PEMBEDAHAN DAN ASAS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN Achmad Hafiedz Azis Kartamihardja, P. Lindawaty S. Sewu dan Tri Wahyu Murni S. Achmad_hafiedz@yahoo.com Magister
Lebih terperinciTATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) STANDAR EP DOKUMEN KETERANGAN Pemilik menetapkan regulasi yang mengatur a) sampai dengan g) yang ada di dalam maksud dan tujuan yang dapat berbentuk corporate by-laws, peraturan
Lebih terperinciDOKUMEN KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS) KARS
DOKUMEN KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS) KARS Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.Kes JABATAN SEKARANG: Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014 Ketua umum PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit
Lebih terperinciPEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI
1. PENDAHULUAN PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa kesehatan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.673, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Perawat Anestesi. Penyelenggaraan. Pekerjaan. Pengawasan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciHOSPITAL BYLAWS PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT M.C.Inge Hartini 2009
HOSPITAL BYLAWS PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT M.C.Inge Hartini 2009 POKOK BAHASAN PENGERTIAN FUNGSI HBL TUJUAN PENYUSUNAN HBL MANFAAT HBL BAGI RS, PENGELOLA RS,PEMERINTAH, PEMILIK RS TINGKAT dan JENIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat mengakses informasi kesehatan dan isu tentang pelayanan kesehatan, maka tenaga kesehatan dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi
BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakit terutama dari sumber daya manusianya, pembiayaan dan informasi menuju
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit ditekankan pada peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan rumah sakit melalui peningkatan dan pengembangan manajemen rumah sakit terutama dari
Lebih terperinciBAB 5 KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) Standar KKS 1 Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
BAB 5 KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) PERENCANAAN Standar KKS 1 Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit. Maksud dan Tujuan KKS 1 Pimpinan unit layanan menetapkan persyaratan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa kesehatan
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 86 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciKARS. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Panduan Pelaksanaan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
KARS Komisi Akreditasi Rumah Sakit Panduan Pelaksanaan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) Edisi 1 Juni 2014 0 KATA PENGANTAR KETUA KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT (Dr. dr. Sutoto, M.Kes) Puji dan syukur
Lebih terperinciINTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018 REFERENSI UU no 44 tahun 2009 ttg rumah sakit pasal 21-22
Lebih terperinciBAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP)
BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP) GAMBARAN UMUM Memberikan pelayanan prima kepada pasien menuntut adanya kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan ini dalam sebuah rumah sakit dapat
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr.RM.SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ISKAK TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan salah
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI BUPATI SINJAI,
PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Lebih terperinci