BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. X adalah Agen Tunggal Pemilik Merk (ATPM) dan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri perakitan mobil yang berdiri pada tanggal 1 Maret Dalam melakukan aktivitasnya, PT. X mempunyai 2 lokasi utama yaitu: kantor pusat yang berada di Sunter, Divisi spare part dan Manufacturing Plant yang berada di Karawang. Model produk yang dihasilkan PT. X adalah Jz, Fr, CR, Br, Ct (CBU), Cv (CBU), Ac (CBU), Od (CBU). Dan produk tersebut di ekspor ke beberapa Negara diantaranya : Thailand, India, filipina, Malaysia, Pakistan, Taiwan, Vietnam, Singapore, Brunei Darussalam. PT. X juga memiliki sertifikasi perusahaan seperti: 40

2 ISO 9002 (1994) dan 9001: 2008 sebagai standar internasional manajemen berkualitas. ISO 14001:2004 sebagai standar internasional system manajemen lingkungan. OHSAS 18001:2007 sebagai standar internasional untuk sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Visi & Misi Visi: Memelihara sudut pandang global, kita berdedikasi untuk menyediakan produk yang berkualitas tertinggi dengan harga terjangkau untuk kepuasaan konsumen di seluruh dunia. Misi: 1. Menghargai hak-hak individu. 2. Tiga kesenangan: Kesenangan membeli, Kesenangan menjual dan Kesenangan membuat. Adapun kebijakan managemen dari PT. X adalah sebagai berikut: 1. Selalu melangkah dengan ambisi dan semangat muda. 2. Menghormati teori, mengembangkan ide-ide baru dan menggunakan waktu secara efisien. 3. Menikmati pekerjaan dan mendorong adanya komunikasi terbuka. 41

3 4. Berupaya secara terus menerus bagi sebuah alur kerja yang harmonis 5. Selalu sadar akan berharganya nilai penelitian dan kerja keras Alur Proses Produksi Gambar 4.1 Alur Proses Produksi (Sumber: PT. X, 2014) Gambar diatas merupakan diagram alir proses produksi mobil yang diproduksi PT. X. Dimana dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada departemen Assemly Frame divisi Chassis and tire sebagai objek penelitiannya Gambaran umum Departemen Assembly Frame A. Assembly Frame Proses dibagian assembly frame meliputi : 42

4 1. Sebelum body masuk ke area AF (Assembly Frame), dilakukan first inspection (inspeksi awal) terhadap body dari painting. 2. Member (pekerja) pada bagian ini harus jeli dan teliti melihat body yang masuk harus benar-benar dalam kondisi baik. Bila dinyatakan OK (kondisi baik), maka body siap untuk diproses ke proses selanjutnya. Tetapi bila dinyatakan NG (Not Good), maka body dikembalikan lagi keproses painting untuk dilakukan perbaikan. 3. Secara garis besar ada 4 tahapan pada proses assembly frame inti yaitu: Routing, Interior, Chassis dan Exterior. B. Chassis & Tire Chassis merupakan semua proses yang berhubungan dengan angine seperti knalpot mobil, tire, suspensi, dll. Dalam penelitian ini peneliti memilih Chassis bagian Tire pada produksi mobil CR sebagai objek penelitian. Dimana spare part untuk velg dan tire yang digunakan dibeli dari perusahan lain. Adapun jenis velg yang digunakan adalah ENKEI 17 inch, sedangkan untuk tire yang digunakan adalah DUNLOP 17 inch. Struktur Organisasi Chassis & Tire Berikut adalah stuktur organisasi untuk poin kerja chassis & tire di departemen assembly frame. 43

5 Manager Chief. Produksi Ass. Chief. Produksi Staff Foreman Sub. Foreman Leader Mainline Leader In Line Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Gambar 4.2 Struktur Organisasi Poin Kerja Chassis & Tire (Sumber: PT. X, 2014) Proses Kerja Pada Poin Kerja Chassis & Tire Prepare Changer Presure Balancing g Prepare Gambar 4.3 Proses Kerja Chassis & Tire (sumber: PT. X, 2014) 44

6 Gambar 4.3 menunjukan proses kerja pada chassis & tire dimana penjelasan pada setiap proses adalah sebagai berikut: 1. Prepare : Proses persiapan untuk velg yaitu pemasangan pentil untuk pengisian angin dan tire yaitu pengolesan sabun sebagai pelican untuk mempermudah perakitan antara velg dan tire. 2. Tire Changer : Proses perakitan/ pemasangan ban pada velg. 3. Tire Presure : Proses pengisian angin pada ban dimana ukuran angin untuk ban mobil CR adalah 3,2 Kg. 4. Tire Balancing : Proses untuk keseimbangan ban mobil. 4.2 Data Postur Kerja Prepare A. Prepare Velg Gambar 4.4 Proses Kerja Prepare Velg dengan Busur Derajat (Sumber: PT. X, 2014) 45

7 Pada saat melakukan tahapan ini, dengan menggunakan busur derajat diketahui bahwa posisi leher pekerja mengalami ekstensi dengan sudut 40⁰. Pada lembar kerja REBA, postur ini diberikan skor 2. Posisi punggung pekerja mengalami fleksi dengan sudut 42⁰ terhadap posisi normal punggung, sehingga postur ini mendapatkan skor 3 dan punggung sedikit memutar sehingga skor ditambah 1, total skor untuk punggung adalah 4. Untuk postur kaki pekerja menapakkan kedua kakinya dilantai membentuk sudut 23⁰, postur ini mendapatkan skor 1. Kemudian seluruh skor tersebut dimasukkan kedalam Tabel A dan didapati skor 5 yang kemudian ditambahkan dengan skor beban yang ditangani atau berat velg lebih dari 10kg, maka untuk beban ditambahkan skor 2. Setelah dijumlahkan dengan skor dari Tabel A, akan diperoleh 7 untuk skor A. Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi dengan sudut 60⁰ dari garis normal tubuh, sehingga diperoleh skor 3. Lengan bawah pekerja membentuk sudut 30⁰ ditambahkan skor 2. Posisi pergelangan tangan membentuk sudut 17⁰ sehingga mendapati skor 2. Skor dari grup B ini dilihat pada Tabel B dan didapati skor 5. Tidak terdapat pegangan pada objek benda, tetapi tahapan mengambil velg masih dapat dilakukan dengan memegang celah celah bagian pada velg, sehingga untuk coupling mendapatkan skor 1. Setelah dijumlah skor dari Tabel B dan pegangan, maka diperoleh skor 6. Skor A dengan angka 7 dan skor B dengan angka 6 kemudian dilihat pada Tabel C, setelah itu akan didapatkan skor C yaitu 9. Pekerja mengerjakan prepare velg dalam satu menit dapat melakukan sebanyak 4 kali sehingga mendapatkan skor 1. Tahapan ini juga membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur 46

8 janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan sehingga mendapatkan skor 1. Skor dari Tabel C ini kemudian ditambahkan dengan skor aktifitas yaitu 1, sehingga diperoleh skor REBA akhir sebesar 9. Jika dilihat dari klasifikasi skor REBA, skor 11 masuk ke kategori risiko sangat tinggi. No Variabel Hasil Pengamatan Skor 1 Postur leher Terjadi ekstensi dengan sudut 40⁰ 2 2 Postur Punggung Terjadi fleksi dengan sudut 42⁰ dan memutar 4 3 Kaki Bertumpu dua kaki dan membentuk sudut 23⁰ 1 4 Beban >10 kg 2 5 Postur lengan atas Terjadi fleksi dengan sudut 60⁰ 3 6 Postur lengan bawah Terjadi fleksi dengan sudut 30⁰ 2 7 Postur pergelangan tangan Terjadi fleksi dengan sudut 17⁰ 2 8 Kurang baik (fair) 1 Pegangan (coupling) 9 Jenis aktivitas Aktivitas dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 menit Membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang 2 dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan. Skor REBA Akhir 11 (Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014) Tabel 4.1 Hasil Penilaian Proses Kerja Prepare Velg 47

9 B. Prepare Tire (Ban) Gambar 4.5 Proses Kerja Prepare Tire (Ban) dengan Busur Derajat (Sumber: PT. X, 2014) Pada saat melakukan tahapan ini, dengan menggunakan busur derajat diketahui bahwa posisi leher pekerja mengalami ekstensi dengan sudut 20⁰. Pada lembar kerja REBA, postur ini diberikan skor 1. Posisi punggung pekerja mengalami fleksi dengan sudut 20⁰ terhadap posisi punggung normal, sehingga postur ini mendapatkan skor 2. Untuk postur kaki pekerja menapakkan kaki dilantai sehingga mendapatkan skor 1, kemudian membentuk sudut 63⁰ postur ini mendapatkan skor 2. Total skor untuk kaki yaitu 3. Kemudian seluruh skor tersebut dimasukkan kedalam Tabel A dan didapati skor 4 yang kemudian ditambahkan dengan skor beban yang ditangani atau berat ban lebih dari 10kg, maka untuk beban ditambahkan skor 2. Setelah dijumlahkan dengan skor dari Tabel A, akan diperoleh 6 untuk skor A. 48

10 Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi dengan sudut 45⁰ dari garis normal tubuh, sehingga diperoleh skor 3. Lengan bawah pekerja membentuk sudut 75⁰ ditambahkan skor 1. Posisi pergelangan tangan membentuk sudut 40⁰ sehingga mendapati skor 2. Skor dari grup B ini dilihat pada Tabel B dan didapati skor 4. Tidak terdapat pegangan pada objek benda, tetapi tahapan mengambil ban masih dapat dilakukan, sehingga untuk coupling mendapatkan skor 2. Setelah dijumlah skor dari Tabel B dan pegangan, maka diperoleh skor 6. Skor A dengan angka 6 dan skor B dengan angka 4 kemudian dilihat pada Tabel C, setelah itu akan didapatkan skor C yaitu 8. Pekerja mengerjakan prepare tire dalam satu menit dapat melakukan sebanyak 4 kali sehingga mendapatkan skor 1. Tahapan ini juga membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan sehingga mendapatkan skor 1. Skor dari Tabel C ini kemudian ditambahkan dengan skor aktifitas yaitu 1, sehingga diperoleh skor REBA akhir sebesar 10. Jika dilihat dari klasifikasi skor REBA, skor 10 masuk ke kategori risiko tinggi. Tabel 4.2 Hasil Penilaian Proses Kerja Prepare Tire No Variabel Hasil Pengamatan Skor 1 Postur leher Terjadi ekstensi dengan sudut 20⁰ 1 2 Postur Punggung Terjadi fleksi dengan sudut 20⁰ 2 3 Kaki Bertumpu dua kaki dan membentuk sudut 63⁰ 3 4 Beban >10 kg 2 5 Postur lengan atas Terjadi fleksi dengan sudut 45⁰ 3 6 Postur lengan bawah Terjadi fleksi dengan sudut 75⁰ 1 7 Postur pergelangan tangan Terjadi fleksi dengan sudut 40⁰ 2 8 Buruk (poor) 2 Pegangan (coupling) 49

11 No Variabel Hasil Pengamatan Skor 9 Jenis aktivitas Aktivitas dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 menit Membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang 2 dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan. Skor REBA Akhir 10 (Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014) Tire Changer Gambar 4.6 Proses Kerja Tire Changer dengan Busur Derajat (Sumber: PT. X, 2014) Pada saat melakukan tahapan ini, dengan menggunakan busur derajat diketahui bahwa posisi leher pekerja lurus dengan posisi punggung, pada lembar kerja REBA postur ini diberikan skor 1. Posisi punggung pekerja mengalami fleksi dengan sudut 48⁰ terhadap posisi punggung normal, sehingga postur ini 50

12 mendapatkan skor 4. Untuk postur kaki pekerja menapakkan kaki dilantai sehingga mendapatkan skor 1, kemudian membentuk sudut 30⁰ postur ini mendapatkan skor 1. Total skor untuk kaki yaitu 2. Kemudian seluruh skor tersebut dimasukkan kedalam Tabel A dan didapati skor 5 yang kemudian ditambahkan dengan skor beban yang ditangani atau berat ban lebih dari 10kg, maka untuk beban ditambahkan skor 2. Setelah dijumlahkan dengan skor dari Tabel A, akan diperoleh 7 untuk skor A. Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi dengan sudut 73⁰ dari garis normal tubuh, sehingga diperoleh skor 3. Lengan bawah pekerja membentuk sudut 40⁰ ditambahkan skor 1. Posisi pergelangan tangan membentuk sudut 30⁰ sehingga mendapati skor 2. Skor dari grup B ini dilihat pada Tabel B dan didapati skor 4. Tidak terdapat pegangan pada objek benda, tetapi tahapan mengambil ban yang sudah disatukan dengan vel masih dapat dilakukan dengan memegang celah celah dari velg, sehingga untuk coupling mendapatkan skor 1. Setelah dijumlah skor dari Tabel B dan pegangan, maka diperoleh skor 5. Skor A dengan angka 7 dan skor B dengan angka 5 kemudian dilihat pada Tabel C, setelah itu akan didapatkan skor C yaitu 9. Pekerja mengerjakan tire changer dalam satu menit dapat melakukan sebanyak 4 kali sehingga skor ditambah 1. Tahapan ini juga membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan sehingga mendapatkan skor 1. Skor dari Tabel C ini kemudian ditambahkan dengan skor aktifitas yaitu 1, sehingga diperoleh skor REBA akhir 51

13 sebesar 11. Jika dilihat dari klasifikasi skor REBA, skor 11 masuk ke kategori risiko sangat tinggi. Tabel 4.3 Hasil Penilaian Proses Kerja Tire Changer No Variabel Hasil Pengamatan Skor 1 Postur leher Lurus dengan posisi punggung 1 2 Postur Punggung Terjadi fleksi dengan sudut 48⁰ 4 3 Kaki Bertumpu dua kaki dan membentuk sudut 30⁰ 2 4 Beban >10 kg 2 5 Postur lengan atas Terjadi fleksi dengan sudut 73⁰ 3 6 Postur lengan bawah Terjadi fleksi dengan sudut 40⁰ 1 7 Postur pergelangan tangan Terjadi fleksi dengan sudut 30⁰ 2 8 Kurang baik (fair) 1 Pegangan (coupling) 9 Jenis aktivitas Aktivitas dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 menit Membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang 2 dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan. Skor REBA Akhir 11 (Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014) Tire Pressure Gambar 4.7 Proses Kerja Tire Pressure dengan Busur Derajat (Sumber: PT. X, 2014) 52

14 Pada saat melakukan tahapan ini, dengan menggunakan busur derajat diketahui bahwa posisi leher pekerja lurus dengan posisi punggung, pada lembar kerja REBA postur ini diberikan skor 1 namun posisi leher pekerja menekuk (bend) sehingga skor ditambah 1, total skor untuk leher adalah 2. Posisi punggung pekerja mengalami fleksi dengan sudut 39⁰ terhadap posisi punggung normal, sehingga postur ini mendapatkan skor 3. Untuk postur kaki pekerja menapakkan kaki dilantai tetapi satu kaki yang lainnya terangkat sehingga mendapatkan skor 2. Kemudian seluruh skor tersebut dimasukkan kedalam Tabel A dan didapati skor 5 yang kemudian ditambahkan dengan skor beban yang ditangani atau berat ban lebih dari 10kg, maka untuk beban ditambahkan skor 2. Setelah dijumlahkan dengan skor dari Tabel A, akan diperoleh 7 untuk skor A. Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi dengan sudut 40⁰ dari garis normal tubuh, sehingga diperoleh skor 3. Lengan bawah pekerja membentuk sudut 61⁰ ditambahkan skor 1. Posisi pergelangan tangan membentuk sudut 41⁰ sehingga mendapati skor 2. Skor dari grup B ini dilihat pada Tabel B dan didapati skor 4. Tidak terdapat pegangan pada objek benda, tetapi tahapan mengambil ban yang sudah disatukan dengan vel masih dapat dilakukan dengan memegang celah celah dari velg, sehingga untuk coupling mendapatkan skor 1. Setelah dijumlah skor dari Tabel B dan pegangan, maka diperoleh skor 5. Skor A dengan angka 7 dan skor B dengan angka 5 kemudian dilihat pada Tabel C, setelah itu akan didapatkan skor C yaitu 9. Pekerja mengerjakan tire pressure dalam satu menit dapat melakukan lebih dari 4 kali sehingga skor ditambah 1. Tahapan ini juga membutuhkan perubahan signifikan dari suatu 53

15 postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan sehingga mendapatkan skor 1. Skor dari Tabel C ini kemudian ditambahkan dengan skor aktifitas yaitu 1, sehingga diperoleh skor REBA akhir sebesar 11. Jika dilihat dari klasifikasi skor REBA, skor 11 masuk ke kategori risiko sangat tinggi. Tabel 4.4 Hasil Penilaian Proses Kerja Tire Pressure No Variabel Hasil Pengamatan Skor 1 Postur leher Lurus dengan posisi punggung, menekuk (bend) 2 2 Postur Punggung Terjadi fleksi dengan sudut 39⁰ 3 3 Kaki Bertumpu satu kaki 2 4 Beban >10 kg 2 5 Postur lengan atas Terjadi fleksi dengan sudut 40⁰ 3 6 Postur lengan bawah Terjadi fleksi dengan sudut 61⁰ 1 7 Postur pergelangan tangan Terjadi fleksi dengan sudut 41⁰ 2 8 Kurang baik (fair) 1 Pegangan (coupling) 9 Jenis aktivitas Aktivitas dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 menit Membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang 2 dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan. Skor REBA Akhir 11 (Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014) 54

16 4.2.4 Tire Balancing Gambar 4.8 Proses Kerja Tire Pressure dengan Busur Derajat (Sumber: PT. X, 2014) Pada saat melakukan tahapan ini, dengan menggunakan busur derajat diketahui bahwa posisi leher pekerja mengalami ekstensi dengan sudut 30⁰, pada lembar kerja REBA postur ini diberikan skor 2 dan posisi leher pekerja menekuk (bend) sehingga skor ditambah 1, total skor untuk leher adalah 3. Posisi punggung pekerja mengalami fleksi dengan sudut 39⁰ terhadap posisi punggung normal, sehingga postur ini mendapatkan skor 3. Untuk postur kaki pekerja menapakkan kedua kaki dilantai sehingga mendapatkan skor 1. Kemudian seluruh skor tersebut dimasukkan kedalam Tabel A dan didapati skor 5 yang kemudian ditambahkan dengan skor beban yang ditangani atau berat ban lebih dari 10kg, maka untuk beban ditambahkan skor 2. Setelah dijumlahkan dengan skor dari Tabel A, akan diperoleh 7 untuk skor A. 55

17 Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi dengan sudut 66⁰ dari garis normal tubuh, sehingga diperoleh skor 3. Lengan bawah pekerja membentuk sudut 28⁰ ditambahkan skor 2. Posisi pergelangan tangan membentuk sudut 63⁰ sehingga mendapati skor 2 dan pergelangan menekuk ke celah celah velg mendapatkan skor 1, sehingga total untuk pergelangan tangan adalah 3. Skor dari grup B ini dilihat pada Tabel B dan didapati skor 5. Tidak terdapat pegangan pada objek benda, tetapi tahapan mengambil ban yang sudah disatukan dengan velg masih dapat dilakukan dengan memegang celah celah dari velg, sehingga untuk coupling mendapatkan skor 1. Setelah dijumlah skor dari Tabel B dan pegangan, maka diperoleh skor 6. Skor A dengan angka 7 dan skor B dengan angka 6 kemudian dilihat pada Tabel C, setelah itu akan didapatkan skor C yaitu 9. Pekerja mengerjakan tire balancing dalam satu menit dapat melakukan kurang dari 4 kali, tahapan ini juga membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan sehingga mendapatkan skor 1. Skor dari Tabel C ini kemudian ditambahkan dengan skor aktifitas yaitu 1, sehingga diperoleh skor REBA akhir sebesar 10. Jika dilihat dari klasifikasi skor REBA, skor 10 masuk ke kategori risiko tinggi. Tabel 4.5 Hasil Penilaian Proses Kerja Tire Balancing No Variabel Hasil Pengamatan Skor 1 Postur leher Terjadi ekstensi dengan sudut 30⁰, menekuk 3 (bend) 2 Postur Punggung Terjadi fleksi dengan sudut 39⁰ 3 3 Kaki Bertumpu dua kaki, membentuk sudut 15⁰ 1 4 Beban >10 kg 2 56

18 No Variabel Hasil Pengamatan Skor 5 Postur lengan atas Terjadi fleksi dengan sudut 66⁰ 3 6 Postur lengan bawah Terjadi fleksi dengan sudut 28⁰ 2 7 Postur pergelangan tangan Terjadi fleksi dengan sudut 63⁰, menekuk (bend) 3 8 Kurang baik (fair) 1 Pegangan (coupling) 9 Jenis aktivitas Membutuhkan perubahan signifikan dari suatu postur janggal ke postur janggal lainnya yang dilakukan dalam rentan waktu yang berdekatan. 1 Skor REBA Akhir 10 (Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014) 4. 3 Data Kuesioner Sebelum menyebar kuesioner, peneliti melakukan pengamatan di lokasi pengamatan. Dimana pada saat melakukan penyebaran kuesioner poin kerja chassis & tire pada departemen AF di PT. X, didapati para pekerja sedang memproses tire untuk produksi mobil CR. Dalam sehari terdapat 3 shift kerja, dimana hanya 2 shift yang dilakukan kegiatan produksi. Dalam 1 shift dilakukan produksi mobil sebanyak 165 mobil dengan jumlah ban (tire) 5 untuk setiap 1 mobil, dimana 4 ban utama dan 1 ban cadangan. Dapat dihitung 165*5= 825 buah ban (tire), Sehingga dalam 1 shift pekerja harus menyelesaikan 825 buah ban (tire). Total ban (tire) yang harus dikerjakan adalah ban per hari Data Responden Dibawah ini merupakan data pekerja yang berpartisipasi dengan mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti. 57

19 No Nama Shift Usia Jenis Kelamin Masa Kerja 1 Gusthy E. P thn Laki-laki < 6 Thn 2 Rivai T 1 < 20 thn Laki-laki < 6 Thn 3 Hardi K thn Laki-laki < 6 Thn 4 Ridiyanto thn Laki-laki < 6 Thn 5 Tabah R thn Laki-laki < 6 Thn 6 Miftachudin thn Laki-laki < 6 Thn 7 Rifki F 2 < 20 thn Laki-laki < 6 Thn 8 M. Rizki A 2 < 20 thn Laki-laki < 6 Thn 9 M. Mahfudi 2 < 20 thn Laki-laki < 6 Thn 10 Mukhlisin thn Laki-laki < 6 Thn 11 Abdul W 2 < 20 thn Laki-laki < 6 Thn 12 Arif J 2 < 20 thn Laki-laki < 6 Thn (Sumber : PT. X, 2014) Tabel 4.6 Data Responden Nama diatas adalah nama nama pekerja yang menjadi objek penelitian dimana total pekerja yang merupakan populasi dari poin kerja chassis & tire adalah 12 orang yang dibagi dalam 2 shift. Shift 1 (pagi) bekerja dari jam WIB, Shift 2 (sore) bekerja dari jam WIB Hasil Kuesioner Tabel 4.7 Hasil Kuesioner No Lokasi sakit/ kaku Total Keluhan ya tidak Total Responden 0 leher bagian atas leher bahu kiri bahu kanan lengan atas kiri

20 No Lokasi sakit/ kaku Total Total Keluhan Responden No 5 punggung lengan atas kanan pinggang pinggul pantat siku kiri siku kanan lengan bawah kiri lengan bawah kanan pergelangan tangan kiri pergelangan tangan kanan sakit tangan kiri sakit tangan kanan paha kiri paha kanan lutut kiri lutut kanan betis kiri betis kanan pergelangan kaki kiri pergelangan kaki kanan Kaki kiri kaki kanan (Sumber : Perhitungan Peneliti, 2014) Total Responden leher bagian atas bahu kiri lengan atas kiri lengan atas kanan pinggul siku kiri lengan bawah pergelangan sakit tangan kiri paha kiri lutut kiri Keluhan sakit/kaku betis kiri pergelangan Kaki kiri Total Keluhan ya Total Keluhan tidak Gambar 4.9 Diagram Hasil Kuesioner (Pengukuran Peneliti, 2014) 59

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT. ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA OPERATOR DALAM PEMBUATAN PEMBERSIH AIR LIMBAH DI PT. KAMIADA LESTARI INDONESIA Disusun Oleh: Roni Kurniawan (36411450) Pembimbing:

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG Saya Widi Nusuci Anugrah, mahasiswi Fakultas Ilmu-ilmu

Lebih terperinci

Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek ANALISIS TINGKAT RISIKO ERGONOMI PADA POIN KERJA CHASSIS AND TIRE DENGAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) DI DEPARTEMEN ASSEMBLY FRAME PT. X (INDUSTRI PERAKITAN MOBIL) Popy Yuliarty 1*, Stefany

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Kondisi Lapangan Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat usaha informal pejahitan pakaian di wilayah Depok, khususnya Kecamatan Sukmajaya. Jumlah tempat usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang hendak diteliti, yang disusun berdasarkan latar belakang dan tujuan

Lebih terperinci

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Nama : Tehrizka Tambihan NPM : 37412336 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi

Lebih terperinci

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

Oleh: DWI APRILIYANI ( ) ANALISIS POSISI KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA PEKERJA PENGANGKATAN PRODUK JADI DI PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE NIOSH Oleh: DWI APRILIYANI (32412271) LATAR BELAKANG Pekerjaan fisik adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENDELA NAKO DAN POSISI KERJA OPERATOR DI PT. DICKY METALS

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENDELA NAKO DAN POSISI KERJA OPERATOR DI PT. DICKY METALS PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENDELA NAKO DAN POSISI KERJA OPERATOR DI PT. DICKY METALS Nama : Kristiansyah Pambuudi NPM : 37411996 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA 60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian terhadap proses pekerjaan finishing yang terdiri dari pemeriksaan kain, pembungkusan kain, dan pengepakan (mengangkat kain) ini memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang langkah-langkah pendekatan yang dilakukan untuk memcahkan masalah dalam penelitian ini, maka dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire A. DATA RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status Pernikahan : Berat Badan Tinggi Badan : kg : cm Tangan dominan : a. Kanan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG Nama : Dimas Triyadi Wahyu P NPM : 32410051 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ir. Asep

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postur kerja adalah sikap tubuh pekerja saat melaksanakan aktivitas kerja. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator yang kurang

Lebih terperinci

Metode dan Pengukuran Kerja

Metode dan Pengukuran Kerja Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan

Lebih terperinci

Lampiran Standart Nordic Questionnaire

Lampiran Standart Nordic Questionnaire L-1 Lampiran Standart Nordic Questionnaire Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tugas : No Lokasi / Bagian A B C D 0 Sakit pada leher bagian atas 1 Sakit pada leher bagian bawah 2 Sakit pada bahu kiri 3 Sakit

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 30 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan data 4.1.1 Layout Lini Produksi Sekarang Gambar 4.1 Layout Assembly Line Gambar di atas menunjukkan denah lini produksi PT. Federal Karyatama yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN STANDARD NORDIC QUESTIONNAIRE I. IDENTITAS PRIBADI (Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu) 1. Nama :... 2. Umur/Tgl. Lahir :.../... 3. Stasiun Kerja :... 4. Status : Kawin/Belum

Lebih terperinci

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA. area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA. area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA Berdasarkan hasil penilaian postur kerja berdasarkan metode REBA di area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Station Melting

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan

Lebih terperinci

Tinjauan faktor..., Tia Yulianandari, FKM UI, 2009 LAMPIRAN

Tinjauan faktor..., Tia Yulianandari, FKM UI, 2009 LAMPIRAN LAMPIRAN 2009 LGEIN Organization JKT R&D Electric Gr R&D Mechanic Gr CSKD Gr Mechanic Purch Gr Mgr) Electric Purch Gr Global Purch. Gr Material Control Gr (CSKD Gr) EESH 2 Purchasing Gr Material Control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

LEMBAR PENGAMATAN POSTUR KERJA

LEMBAR PENGAMATAN POSTUR KERJA PRAKTIKUM FPK 2016/2017 LEMBAR PENGAMATAN POSTUR KERJA Nama operator : Jenis Keamin : Berat badan : Berikan tanda centang ( ) pada kolom berdasarkan keluhan/ kesakitan/ketergantungan yang dirasakan pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasan Manusia dalam melakukan pekerjaan kerap kali mengabaikan keselamatan dan kesehatan kerja. Seperti pekerjaan yang dapat menimbulkan efek terhadap sistem rangka

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tabel 1.1 Gambar 1.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tabel 1.1 Gambar 1.1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu dari bentuk usaha menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN DODOL DI TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2016 Identitas Umum Responden 1. Nama : 2. Usia (thn) : 3. Jenis Kelamin : L/P

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batu bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan dunia modern, mesin, peralatan dan segala produk sudah dipasarkan kepada seluruh masyarakat agar mereka merasa lebih mudah dan diuntungkan. Pada awalnya,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI SISTEM RANGKA OTOT MANUSIA DALAM PEMBUATAN KOMPONEN BOSS DI CV. WOTOSINDO TEKNIK

MEMPELAJARI SISTEM RANGKA OTOT MANUSIA DALAM PEMBUATAN KOMPONEN BOSS DI CV. WOTOSINDO TEKNIK MEMPELAJARI SISTEM RANGKA OTOT MANUSIA DALAM PEMBUATAN KOMPONEN BOSS DI CV. WOTOSINDO TEKNIK Disusun Oleh: Asep Saepuloh 31411243 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

MODUL I DESAIN ERGONOMI

MODUL I DESAIN ERGONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: manusia, bahan, mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat komponen tersebut, komponen manusia

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Identitas Umum Responden 1. Nama : 2. Umur (thn) : 3. Masa kerja (thn) : 4. Lama kerja (jam) : Penilaian Posisi Duduk dengan Metode REBA Grup A a. Batang Tubuh (trunk) Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan industri-industri semakin pesat, baik industri manufaktur maupun jasa. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam dunia

Lebih terperinci

Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1

Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1 Lampiran 1. Form penilaian metode REBA Grup A: b.batang tubuh (trunk) Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1 0-20 0 (ke depan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. Kpd. Yth. Responden. Assalamualaikum Wr. Wb.

LAMPIRAN Lampiran1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. Kpd. Yth. Responden. Assalamualaikum Wr. Wb. LAMPIRAN Lampiran1. Kuesioner Penelitian KUESIONER Kpd. Yth. Responden Assalamualaikum Wr. Wb. Sa Hervita Laraswati mahasiswa Universitas Indonesia jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja semester akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan dari laporan penelitian. Bagian yang akan dibahas adalah latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai pada penelitian, batasan masalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati)

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati) PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati) Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penilaian REBA nilai action level tertinggi dengan kriteria

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL. semua proses kerja yang akan dijelaskan pada tabel dibawah ini.

BAB V ANALISA DAN HASIL. semua proses kerja yang akan dijelaskan pada tabel dibawah ini. BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Hasil Pengolahan REBA Pada bab ini akan dilakukan analisa hasil dari pengolahan data terhadap pengukuran resiko kerja dengan menggunakan metode REBA dari semua proses kerja

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR Iwan Suryadi 1, Siti Rachmawati 2 1,2 Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013 GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013 Nama Penulis: Ambar Kusharyadi dan Ridwan Zahdi Sjaaf Fakultas Kesehatan Masyarakat Departemen

Lebih terperinci

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Guwatirta Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang UTRA. Dalam perusahaan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI RISIKO CEDERA DI BAGIAN PRODUKSI CV. JAYA SENTOSA KAVLING B9

USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI RISIKO CEDERA DI BAGIAN PRODUKSI CV. JAYA SENTOSA KAVLING B9 USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI RISIKO CEDERA DI BAGIAN PRODUKSI CV. JAYA SENTOSA KAVLING B9 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan

Lebih terperinci

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa ANALISIS POSTUR KERJA PADA INDUSTRI GERABAH Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA, Jln.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Informasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2016. Penelitian

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT Disusun oleh: ANISA RATNA N P.17424213046 INTAN NUR FATIMAH P.17424213068 RETNO FITRIYANI

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil A. Penilaian Postur Kerja Berdasarkan Metode RULA Hasil pengolahan data postur kerja pengawas radiasi pertama di SDPFPI- DPFRZR-BAPETEN dengan metode RULA, dapat dilihat

Lebih terperinci

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata 1. Stretching 1.1. Pantat Basic 1. Berbaringlah dengan kedua kaki lurus di depan Anda. 2. Bawa kaki kiri ke atas, tertekuk di lutut,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan

Lebih terperinci

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S. Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi yang dilakukan perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat atau hasil dalam beberapa periode atau beberapa tahun di masa yang akan datang. Karena itu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Metode Pengukuran Tingkat Resiko Ergonomi Yang Ada Sekarang Pengukuran tingkat resiko ergonomi merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Tingkat Risiko MSDs Pekerja Konstruksi. Keluhan MSDs. Gambar 3.1. Kerangka Konsep. 32 Universitas Indonesia

BAB 3 METODOLOGI. Tingkat Risiko MSDs Pekerja Konstruksi. Keluhan MSDs. Gambar 3.1. Kerangka Konsep. 32 Universitas Indonesia BAB 3 METODOLOGI Metodologi dilakukan untuk mengetahui komponen-komponen yang akan dinilai serta batasan-batasan dan bagaimana cara mengukurnya. Dalam bab metodologi juga digambarkan waktu dan tempat dilaksanakannya

Lebih terperinci

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang menjelaskan antara variabel bebas dan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UD. M Irfan Shoes merupakan usaha kecil menengah yang berada di dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang pembuatan sepatu. Proses

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI

ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI Peneliti : Anita Dewi Prahastuti Sujoso 1 Mahasiswa : Melisa Fani 2, Alifatul Fitria 3, Rsikita Ikmala 4 Sumber dana : 1, Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z Jurnal Riset Industri Vol. 0 No., April 06, Hal. - USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z THE PROPOSED DESIGN OF WORK

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Prosiding Teknik Industri ISSN: Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Fasilitas Kerja Berdasarkan Prinsip Ergonomi pada Stasiun Kerja Pemasangan Insole Sepatu di CV. Iruls Bandung Facility Design Based on The Principle

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QUR AN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan industri di negara Indonesia sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik itu dalam bidang jasa atau manufaktur. Persaingan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di era globalisasi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri di Indonesia. Sehingga industri perlu mengadakan perubahan untuk mengikuti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

DAFTAR ISI (LANJUTAN) DAFTAR ISI (LANJUTAN) BAB HALAMAN 5.6.4. Uji Distribusi Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Test... V-45 5.7. Penetapan Data Antropometri... V-48 5.7.1. Perancangan dengan Menggunakan Dimensi Tubuh yang Ekstrim...

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA Yudha Rahadian 1*, Giusti Arcibal 1, Irwan Iftadi 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jln. Ir. Sutami 36A,

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pekerjaan Porter atau buruh angkut barang merupakan pekerjaan yang menawarkan jasanya dengan mengandalkan kekuatan fisik. Pekerjaan seperti ini dapat ditemui di

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA DAN BIOMEKANIKA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

ANALISIS POSTUR KERJA DAN BIOMEKANIKA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA ANALISIS POSTUR KERJA DAN BIOMEKANIKA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri DISUSUN OLEH

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Gambaran Aktivitas Pekerjaan Butik LaMode merupakan usaha sektor informal yang dikelola oleh pemilik usahanya sendiri. Butik pada umumnya menerima jahitan berupa kebaya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun yang merupakan

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA Definisi Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Antropometri

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Standard Nordic Questionnaire (SNQ) Nama Umur Jenis kelamin Tugas :.. :.. tahun : Pria / Wanita :.... Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia berikut ini : NO JENIS KELUHAN 0 Sakit kaku di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan departemen water pump PT. X. Hasil analisa data meliputi gambaran tingkat pajanan ergonomi, keluhan

Lebih terperinci