KEJADIAN GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 2007

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEJADIAN GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 2007"

Transkripsi

1 KEJADIAN GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 2007 SUPARTOYO 1 ) dan E. KUSDINAR ABDURACHMAN 2 ) 1 ) Surveyor Pemetaan Muda Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah 2 ) Kepala Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah Sari Indonesia adalah negara rawan gempabumi. Selama tahun 2007 terjadi lebih dari 200 kali kejadian gempabumi dengan magnitudo lebih besar dari 5 Mw, dan 8 diantaranya merupakan kejadian gempabumi merusak yang terjadi di wilayah Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bengkulu dan Nusa Tenggara Barat. Kejadian gempabumi merusak tersebut telah mengakibatkan korban jiwa sebanyak 106 orang, 990 orang luka-luka dan ribuan bangunan mengalami kerusakan. Pendahuluan Indonesia adalah negara rawan gempabumi. Hal ini disebabkan oleh adanya pertemuan 3 lempeng aktif, yaitu dari Lempeng Eurasia yang bergerak relatif ke arah tenggara dengan kecepatan ± 0,4 cm/ tahun, Lempeng Indo Australia yang bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan ± 7 cm/ tahun dan Lempeng Pasifik yang bergerak relatif ke arah barat dengan kecepatan ± 11 cm/ tahun (Minster dan Jordan, 1978). Di kawasan Indonesia bagian barat interaksi berlangsung antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo - Australia yang membentang di sebelah barat Pulau Sumatera menerus ke selatan Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara. Di kawasan Indonesia bagian timur interaksi antar lempeng menjadi lebih rumit akibat evolusi geotektonik yang menghasilkan beberapa lempeng mikro. Interaksi antar lempeng di kawasan Indonesia timur pada umumnya bersifat tumbukan (collision) antara busur kepulauan, kontinen Australia dengan beberapa mikro kontinen. Interaksi antar lempeng tersebut membentuk zona subduksi dicirikan dengan aktivitas gempabumi. Gempabumi yang dihasilkan mempunyai kedalaman dangkal (0-33 km), menengah (33-90 km) dan dalam (lebih dari 90 km). Akibat lain dari evolusi tektonik tersebut terbentuk sesar aktif di kontinen yang dicirikan dengan terjadinya gempabumi dengan kedalaman dangkal (0-33 km). Gempabumi ini umumnya bersifat merusak disebabkan terjadi pada kedalaman dangkal, meskipun magnitudonya tidak terlalu besar dan terletak dekat permukiman dan aktivitas penduduk. Berdasarkan data statistik kejadian gempabumi merusak di Indonesia yang diolah oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), rata-rata setiap tahun terjadi sekitar 10 kejadian gempabumi merusak. Tabel berikut ini menampilkan data kejadian gempabumi merusak di Indonesia mulai tahun 2000 hingga Hal-32-

2 Tabel 1. Kejadian gempabumi merusak di Indonesia (PVMBG, 2007). NO. TAHUN JUMLAH KEJADIAN KEJADIAN s/d Beberapa diantara kejadian gempabumi tersebut diikuti oleh tsunami yang mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda dan kerusakan kawasan pantai, yaitu : Gempabumi Banggai 4 Mei 2000, Gempabumi Aceh 26 Desember 2004, Gempabumi Pulau Buru 29 Januari 2004 dan 14 Maret 2006, Gempabumi Pulau Nias 28 Maret 2005, Gempabumi Pangandaran 17 Juli 2006 dan terakhir adalah Gempabumi Muko-Muko 12 September Gempabumi Tahun 2007 Selama tahun 2007 Indonesia mengalami kejadian gempabumi lebih dari 200 kali dengan magnitudo lebih besar dari 5 Mw (USGS, 2007). Kejadian gempabumi tersebut umumnya berpusat pada kedalaman dangkal dan terkonsentrasi di sebelah barat kawasan Sumatera Barat, Bengkulu dan sebelah timur hingga timur laut kawasan Sulawesi Utara. Hal ini terjadi karena pada kedua kawasan ini selama tahun 2007 terjadi pelepasan energi yang mengakibatkan kejadian gempabumi dengan magnitudo di atas 7 SR. Disebelah timur-timur laut Sulawesi Utara gempabumi utama terjadi pada tanggal 21 Januari 2007 dengan magnitudo 7,3Mw yang diikuti oleh beberapa kejadian gempabumi susulan dengan magnitudo di atas 5Mw pada kurun waktu sekitar 2 minggu setelah kejadian gempabumi utama. Kejadian gempabumi ini dipicu oleh aktivtitas sesar aktif sepanjang Punggungan Mayu yang terbentuk akibat tumbukan ganda (collision) antar mikro kontinen dengan busur kepulauan. Kawasan ini termasuk aktif tingkat kegempaannya dan umumnya mekanisme gempabumi yang terjadi adalah sesar naik dengan arah kompresi maksimum barat-timur. Di perairan sebelah barat Sumatera Barat dan Bengkulu terjadi 2 kali gempabumi, yaitu pada tanggal 12 September 2007 (Gempabumi Muko-Muko dengan magnitudo 8,4Mw) dan 13 September 2007 (Gempabumi Pesisir Selatan dengan magnitudo 7,9Mw) diikuti oleh gempabumi susulan selama kurun waktu satu bulan. Kejadian gempabumi ini diakibatkan aktivitas zona penunjaman yang memicu aktivitas sesar pada zona prismatik akresi (prism accretionary zone) dengan kedalaman dangkal (kurang dari 40 km). Kawasan ini termasuk aktif kegempaannya dan umumnya mekanisme gempabumi adalah sesar naik dengan arah kompresi maksimum barat daya timur laut. Peta sebaran gempabumi dengan magnitudo lebih dari 5 Mw selama tahun 2007 ditampilkan pada gambar di bawah ini bersumber dari katalog kegempaan USGS (United State Geological Survei). Hal-33-

3 Peta Sebaran Gempabumi 2007 Magnitudo > 5 Mw Gambar 1. Sebaran gempabumi magnitudo lebih dari 5 Mw tahun 2007 (sumber : USGS, 2007). Gempabumi Merusak Tahun 2007 Peristiwa gempabumi yang terjadi pada tahun 2007 tersebut, terjadi gempabumi merusak (destructive earthquake) sebanyak 8kali dengan jumlah korban meninggal dunia lebih dari 100 orang dan luka luka lebih dari 900 orang. Dua diantara delapan kejadian gempabumi merusak tersebut diikuti oleh tsunami dengan run-up yang teramati di lapangan kurang dari 2 meter, yaitu kejadian Gempabumi Muko-Muko tanggal 12 September 2007 dan Gempabumi Pesisir Selatan tanggal 13 September Di bawah ini ditampilkan tabel kejadian gempabumi merusak di Indonesia selama tahun Tabel 2. Kejadian gempabumi merusak tahun 2007 di Indonesia (PVMBG, 2007). NO. PROPINSI NAMA GEMPA TGL PUSAT KDLM MAG MMI KORBAN & KERUSAKAN KEJADIAN GEMPA (KM) M L KB 1 Sulawesi Manado ,29 BT 10 7,3 Mw VII sekolah, 6 gedung Utara 1,207 LU 2 Jawa Barat Tasikmalaya ,149 BT 13 5,8 Mw V rusak berat, 2 rusak 7,768 LS sedang. 3 Sumatera Solok ,498 BT 30 6,3 Mw VII Ratusan bangunan roboh, Barat 12:49:29 WIB 0,536 LS Ribuan bangunan rusak. 4 Jawa Barat Pantura ,66 BT SR V bangunan & 3 generator Jawa Barat 00:04:58 WIB 6,17 LS 5 Jawa Timur Situbondo ,2 BT 10 4,5 SR V rusak berat, 126 rusak 06:31:55 WIB 7,88 LS sedang, 91 rusak ringan 6 Bengkulu Muko-Muko ,382 BT 30 8,4 Mw VII rumah rusak, retakan 18:10:26 WIB 4,517 LS longsoran, likuifaksi 7 Sumatera Pesisir ,964 BT 10 7,9 Mw VII rumah rusak, retakan Barat Selatan 06:49:01 WIB 2,525 LS longsoran, likuifaksi 8 NTB Dompu ,52 BT 45 6,8 SR VII 2 77 Ratusan bangunan, 3:53:10 WITA 8,11 LS longsoran Keterangan Mw : momen magnitude, SR : Skala Richter M : meninggal, L : luka-luka, KB : kerusakan bangunan Hal-34-

4 Sedangkan peta pusat gempabumi merusak tahun 2007 ditampilkan pada gambar berikut ini. Gambar 2. Sebaran pusat gempabumi merusak 2007 (PVMBG, 2007). Beberapa kejadian gempabumi merusak tersebut senantiasa diikuti oleh isu yang meresahkan masyarakat, yaitu isu tsunami. Isu tersebut sangat mencemaskan masyarakat. Kejadian Gempabumi Manado tanggal 21 Januari 2007 telah mengakibatkan kelumpuhan total kota Manado dan Bitung selama 3 hari pertama setelah kejadian gempabumi utama. Bahkan beberapa pengungsi di kawasan timur pantai Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara sempat mengungsi selama 10 hari karena takut akan diikuti oleh tsunami. Isu tsunami juga mengiringi kejadian Gempabumi Muko Muko tanggal 12 September 2007 dan Gempabumi Pesisir selatan tanggal 13 September Isu tersebut bertambah dahsyat sejak adanya ramalan dari seorang Professor dari negara Brazil yang mengatakan bahwa di sebelah barat kawasan Pulau Sumatera pada tanggal 24 Desember 2007 akan terjadi gempabumi dengan kekuatan besar yang diikuti oleh tsunami. Isu tersebut sangat meresahkan masyarakat dan menjelang tanggal 24 Desember 2007 kota Padang dan Bengkulu sempat lengang selama beberapa hari karena masyarakatnya berbondong bondong mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan keluar kota Padang dan Bengkulu. Meskipun isu tersebut kemudian tidak terbukti, namun sebagian besar masyarakat sempat percaya terhadap isu tersebut. Mereka seakan akan telah tersihir oleh isu tersebut dan tidak mempercayai penjelasan ilmiah yang dikemukakan oleh beberapa instansi pemerintah seperti PVMBG, LIPI dan BMG. Hal-35-

5 Kejadian-kejadian gempabumi merusak selama tahun 2007 tersebut selengkapnya akan dijelaskan secara ringkas pada bagian berikut ini. Gempabumi Manado, 21 Januari 2007 Gempabumi ini terjadi pada hari Minggu tanggal 21 Januari 2007 pukul 19:27:48 WITA, pada saat sebagian warga Kota Manado bersiapsiap hendak istirahat. Menurut USGS pusat gempabumi terletak di laut Maluku pada koordinat 1,207 o LU dan 126,292 o BT pada kedalaman 10 km dan berjarak ± 165 km tenggara Kota Manado dan magnitudo 7,3 Mw. Sedangkan menurut BMG pusat gempabumi terletak di Laut Maluku pada koordinat 1,18 o LU dan 126,42 o BT dengan magnitudo 6,7 SR pada kedalaman 63 km, berjarak ± 178 km tenggara Kota Manado. Berdasarkan hasil analisis mekanisme fokal dari USGS, kejadian gempabumi tersebut diakibatkan oleh mekanisme sesar naik pada Punggungan Mayu dengan arah jurus (strike) N3 o E, dip 42 o dan slip 94 o. Gempabumi susulan yang terjadi setelah gempabumi utama masih dapat dirasakan oleh masyarakat kota Manado dan Bitung hingga sekitar 2 hingga 3 minggu setelah gempabumi utama. Kejadian gempabumi mengakibatkan 6orang korban jiwa, yaitu 5 orang meninggal karena shock dan 1 orang meninggal karena jatuh ke jurang pada saat mengungsi. Selain itu kejadian gempabumi tersebut mengakibatkan kerusakan sejumlah bangunan. Di Kota Manado sebanyak 15 gedung sekolah mengalami kerusakan berupa retakan dinding dan pagar SD Laurentius roboh. Beberapa bangunan pusat perbelanjaan (Hypermart/Manado Town Square, Mega Mall, Matahari), Hotel Grand Puri dan Hotel Ritzy di Kota Manado mengalami kerusakan berupa retakan dinding. Kantor Walikota Bitung juga mengalami retakan dinding. Di Desa Lilang, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, goncangan gempabumi menyebabkan 3 buah alat penangkap ikan (bagan/rumpon) yang terpasang di lepas pantai mengalami kerusakan. Intensitas maksimum di Propinsi Sulawesi Utara terjadi di kawasan pesisir timur mencapai skala VI MMI (Modified Mercally Intensity). Di Pulau Batang Dua, Propinsi Maluku Utara yang berdekatan dengan sumber gempabumi, kejadian gempabumi tersebut mengakibatkan kerusakan dermaga, rumah penduduk dan sarana peribadatan. Kejadian gempabumi menimbulkan kepanikan dan keresahan masyarakat di Kota Manado, Bitung, Kabupaten Minahasa Utara dan pesisir pantai timur Sulawesi Utara. Aktivitas masyarakat di wilayah tersebut sempat terhenti selama 2 hari akibat kecemasan akan munculnya tsunami. Isu tsunami menyebabkan desa-desa di kawasan pesisir timur Sulawesi Utara sempat kosong beberapa hari setelah kejadian gempabumi tersebut. Hal-36-

6 Gempabumi Tasikmalaya, 31 Januari 2007 Gempabumi ini terjadi pada hari Kamis, tanggal 1 Februari 2007 pukul 03:31:28 WIB dengan kekuatan gempabumi tercatat 5,8 Mw. Menurut USGS pusat gempabumi terletak di Samudera Hindia pada koordinat 7,768 o LS 107,149 o BT, berjarak ± 125 km barat daya Tasikmalaya dan ± 105 km tenggara Sukabumi, pada kedalaman 13 km. Sedangkan menurut BMG, pusat gempabumi terletak pada koordinat 8,21 o LS dan 107,09 o BT, magnitudo 5,9 SR dan kedalaman 59 km. Wilayah yang terkena dampak goncangan gempabumi ini adalah Kampung Cibengang, Desa Melatisuka, Kecamatan Gunung Tanjung. Batuan penyusun wilayah bencana adalah batuan gunungapi yang sebagian besar telah mengalami pelapukan Secara umum, batuanbatuan ini umum bersifat lepas, lunak, urai, belum terkompaksi sehingga apabila terkena guncangan gempa mudah berubah susunannya serta bersifat memperkuat getaran gempa. Gempabumi mengakibatkan kerusakan bangunan di Desa Melati Suka, Kecamatan Gunung Tanjung, Kabupaten Tasikmalaya, yaitu 1 gedung sekolah dan 1 bangunan di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Cibengang, 1 rumah kayu dengan bagian bawah panggung mengalami amblesan yang akibat retakan tanah, retakan tanah lebar ± 30 cm dan dalam ± 50 cm, retakan dinding bangunan kantor Kecamatan Gunung Tanjung dan longsoran sepanjang jalan Desa Melati Suka. Gempabumi ini sempat membuat panik sebagian penduduk kawasan pantai di Kabupaten Sukabumi dan Tasikmalaya akibat isu tsunami. Gempabumi Solok, 7 Maret 2007 Gempabumi terjadi pada hari Selasa tanggal 6 Maret 2007, pukul 10:49:41 WIB. Menurut USGS pusat gempabumi terletak di darat pada koordinat 100,498o BT dan 0,536o LS, magnitudo 6,3 Mw dan kedalaman 30 km. Sedangkan menurut BMG pusat gempabumi terletak pada koordinat 100,47 BT dan 0,55 LS, magnitudo 5,8 Skala Richter dan kedalaman 33 km. Gempabumi tersebut terjadi akibat aktivitas sistem Sesar Sumatera berarah relatif barat laut - tenggara yang melalui kotakota Bukit Tinggi, Padang Panjang, dan Solok. Mekanisme pergerakan adalah sesar mendatar dengan kedudukan bidang sesar N 153o E dan dip 78o. Bencana terparah dan korban jiwa terbesar akibat gempabumi tersebut terjadi di Kabupaten Solok. Kejadian gempabumi ini mengakibatkan korban jiwa sebanyak 72 orang meninggal dan 803 orang luka-luka. Selain di Kabupaten Solok, kerusakan bangunan terjadi di Kabupaten Padang Panjang, Kotamadya Bukit Tinggi, Kabupaten Agam dan Kota Padang. Kejadian gempabumi ini juga mengakibatkan retakan tanah dan tanah longsor yang tersebar di sepanjang jalan dari Padang Bukit Tinggi. Sebuah longsoran terjadi di Sungai Tanang dan beberapa longsoran di Ngarai Sianok yang Hal-37-

7 menyebabkan terputusnya jalan dan beberapa rumah terbawa longsor. Gempabumi Pantura Jawa Barat, 9 Agustus 2007 Gempabumi ini terjadi pada hari Kamis tanggal 9 Agustus 2007, pukul 00:04:58 WIB dini hari. Menurut BMG pusat gempabumi terletak pada koordinat 6,17 o LS dan 107,66 o BT, magnitudo 7 SR dan kedalaman 286 km. Kejadian gempabumi ini cukup mengagetkan sebagian masyarakat di wilayah Jawa Barat karena terjadi pada dini hari dan goncangannya begitu terasa. Di kota Bandung goncangan tersebut mencapai skala IV MMI. Pada wilayah di Jawa Barat yang tersusun oleh endapan alluvial, goncangan gempabumi tersebut akan terasa cukup kuat. Kejadian gempabumi ini disebabkan oleh aktivitas zona penunjaman, karena sumber gempabuminya cukup dalam, yaitu pada kedalaman 286 km. Intensitas goncangan di sekitar pusat gempabumi mencapai V MMI. Dampak gempabumi mengakibatkan korban jiwa 1 orang meninggal di Kecamatan Bogor Utara, Bogor. Di Indramayu sebanyak 3 unit steam turbine generator di kilang UP VI Pertamina Balongan, berhenti beroperasi akibat goncangan gempabumi tersebut. Di Tasikmalaya sebanyak 10 rumah rusak di daerah Bojonggambir dan SD Giri Atikan dindingnya roboh. Di Ciamis sebanyak 2 rumah penduduk mengalami kerusakan di Kecamatan Purwadadi. Di Kabupaten Sukabumi sebanyak 4 rumah penduduk dan 1 masjid rusak ringan di Kecamatan Lengkong, 1 rumah dindingnya roboh di Kecamatan Simpenan dan 1 rumah dapurnya ambruk di Kecamatan Pelabuhan Ratu. Gempabumi Situbondo, 10 September 2007 Gempabumi ini terjadi pada hari Senin tanggal 10 September 2007 pukul 01:36:37 WIB. Menurut BMG pusat gempabumi terletak di darat pada koordinat 7,88 o LS dan 114,2 o BT, berjarak ± 28 km tenggara Kota Situbondo, Jawa Timur. Magnitudo 4,9SR pada kedalaman 100 km. Sedangkan menurut USGS magnitudo gempabumi 4,8 Mw pada kedalaman 35 km. Gempabumi tersebut bersumber di darat dan terjadi akibat aktivitas sesar berarah barat dayatimur laut. Gempabumi susulan masih dapat dirasakan oleh masyarakat di Desa Batu Kudung, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo hingga seminggu sejak gempabumi utama. Kejadian gempabumi mengakibatkan bencana di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Korban jiwa tercatat 1 orang meninggal, 16 orang luka ringan, 2 orang patah tulang, 135 rumah rusak berat, 126 rusak sedang dan 64 rusak ringan serta 5 bangunan sekolah dan 22 bangunan sarana ibadah mengalami kerusakan. Kerusakan geologi yang dapat diamati di permukaan tanah adalah retakan tanah dan longsoran kecil. Retakan tanah sepanjang 50 meter dengan arah Hal-38-

8 N 260 o o E dan longsoran tanah dimensi kecil dapat diamati di wilayah Batu Kudung, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. Gempabumi Muko-Muko, 12 September 2007 Gempabumi Muko-Muko terjadi pada hari Rabu tanggal 12 September 2007 pukul 18:10:23 WIB, pada saat sebagian penduduk kota Bengkulu bersiap-siap menyambut bulan Ramadhan. Menurut BMG pusat gempabumi terletak pada koordinat 101,13 o BT - 4,67 o LS, berjarak ± 159 km barat daya Bengkulu, kedalaman 10 km dan magnitudo 7,9 SR. Sedangkan menurut USGS pusat gempabumi terletak pada koordinat 101,382 o BT dan 4,517 o LS, berjarak ± 130 km barat daya Bengkulu, kedalaman 30 km dan magnitudo 8,4 Mw. Goncangan gempabumi terasa di seluruh wilayah Propinsi Bengkulu, sebagian Propinsi Lampung dan Sumatera Barat. Sumber gempabumi berasal dari aktifitas sistem subduksi di sebelah barat Pulau Sumatera yang merupakan suatu zona pertemuan antara Lempeng Samudera Hindia-Australia dan Lempeng Benua Eurasia. Berdasarkan analisis mekanisme fokal, gempabumi ini disebabkan oleh sesar naik dengan kedudukan N 327 o E, dip : 12 o dan slip 114 o (USGS, 2007). Gempabumi susulan dengan magnitudo lebih dari 5 masih terus terjadi dan dapat dirasakan oleh masyarakat di wilayah bencana hingga sekitar 3 minggu setelah gempabumi utama dengan skala intensitas berkisar III IV MMI. Distribusi gempabumi susulan tersebar ke arah barat laut dari pusat gempabumi utama dengan panjang zona rupture ±400 km yang ditentukan melalui sebaran gempabumi susulan hingga 10 hari setelah kejadian gempabumi utama. Pusat gempabumi susulan ini menyatu dengan gempabumi susulan akibat kejadian gempabumi Pesisir Selatan tanggal 13 September Kejadian gempabumi mengakibatkan 14 korban jiwa dan 35 orang luka-luka. Sejumlah bangunan mengalami kerusakan di Propinsi Bengkulu, gedung SMP I Muhammadiyah Kota Bengkulu mengalami kebakaran dan padamnya listrik di kota Bengkulu dan sekitarnya setelah gempabumi utama. Retakan tanah terjadi di Kota Bengkulu (dijalan perumahan Dolog, Danau Dendam Tak Sudah), Lais, Seblat dan Muko-Muko. Pelulukan (liquefaction) teramati di Desa Pasar Seblat. Intensitas maksimum gempabumi ini terjadi di wilayah pesisir mulai dari Lais, Ketahun, Ipuh hingga Muko-Muko yang mencapai skala VII MMI. Di kota Bengkulu gempabumi tersebut mencapai skala VI MMI. Sedangkan di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan skala intensitas mencapai V MMI. Berdasarkan pengamatan di lapangan tidak ditemukan jejak tsunami di pantai Panjang Kota Bengkulu. Jejak tsunami teramati di desa Muara Maras, Kecamatan Alas Maras, Kabupaten Seluma (run up ±20-60 cm, jarak inundasi ±150 m dari garis pantai) di pantai Pasar Bawah, Hal-39-

9 Kabupaten Bengkulu Selatan (run up ±60 cm, jarak inundasi ±60 m dari garis pantai), pantai Lais (jarak inundasi sekitar ± 40 m dari garis pantai). Gempabumi Pesisir Selatan, 13 September 2007 Gempabumi terjadi pada hari Kamis tanggal 13 September 2007 pukul 06:49:01 WIB. Menurut USGS pusat gempabumi terletak pada koordinat 100, 964 o BT dan 2,525 o LS, kedalaman 10 km dan magnitudo 7,8 Mw. Sumber gempabumi berasal dari aktifitas sesar naik pada zona prismatik akresi yang terbentuk akibat interaksi antara Lempeng Eurasia dan Hindia Australia di barat Pulau Sumatera. Berdasarkan analisis mekanisme fokal kejadian gempabumi tanggal 13 september 2007 disebabkan oleh sesar naik dengan kedudukan N 319 o E, dip 19 o dan slip 105 o. Gempabumi susulan terasa oleh penduduk di Kabupaten Pesisir Selatan hingga satu bulan setelah gempabumi utama. Sebaran gempabumi susulan ini menyatu dengan gempabumi susulan tanggal 12 September Kejadian gempabumi mengakibatkan korban jiwa sebanyak 10 orang meninggal, 20 orang luka berat dan 30 orang luka ringan. Kerusakan bangunan di wilayah Sumatera Barat rumah rusak berat dan puluhan ribu lainnya mengalami rusak sedang hingga ringan. Kemudian, setidaknya 121 unit bangunan fasilitas umum mengalami rusak berat, dan kerusakan berat di 2 jalan serta 3 jembatan. Intensitas maksimum gempabumi terjadi di Kecamatan Sipora dan Pagai Utara-Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai dan sebagian wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, mencapai skala VII MMI ditandai oleh kerusakan bangunan, rekahan tanah dan pelulukan. Kerusakan terparah terjadi di Desa Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, yaitu 523 unit rumah rusak, 137 Puskesmas rusak dan 15 rumah ibadah rusak berat. Kerusakan bangunan juga terjadi di Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan. Wilayah yang mengalami intensitas gempa pada VI skala MMI adalah Kota Padang, Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, serta sebagian wilayah Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangkan kota Solok skala intensitas V MMI. Kejadian gempabumi mengakibatkan tsunami yang teramati di Pantai Cerocok, Kecamatan Tarusan, pantai Kecamatan Air Haji (Kabupaten Pesisir Selatan), pantai Mapadegat, Siberi Manua, Kecamatan Sipora dan pantai Sikakap, Kecamatan Pagai Utara-Selatan (Kabupaten Kepulauan Mentawai). Di Pantai Cerocok run-up setinggi 1 m dan inundasi sejauh 300 m. Begitu pula di Air Haji, run-up setinggi 1 m. Di Pantai Mapadegat run-up setinggi 90 cm. Hal-40-

10 Gempabumi Dompu, 26 Nopember 2007 Gempabumi Dompu terjadi pada hari Senin tanggal 26 Nopember 2007, pukul 03:53:10 WITA. Menurut USGS pusat gempabumi terletak pada koordinat 118,497 o BT dan 8,176 o LS, kedalaman 35 km dan magnitudo 6,3 Mw, berjarak ± 40 km timur laut kota Dompu. Sedangkan menurut BMG pusat gempabumi terletak pada koordinat 118,52 o BT dan 8,11 o LS kedalaman 45 km dan magnitudo 6,8 SR, berjarak ± 48 km timur laut kota Dompu. Sumber gempabumi ini diperkirakan berasal dari aktifitas sistem sesar naik yang terletak di sebelah utara perairan Kabupaten Dompu, Propinsi NTB. Sebelumnya wilayah ini pernah mengalami kejadian gempabumi merusak pada tanggal 23 Januari 2003 dan mengakibatkan kerusakan bangunan di Kecamatan Hu u, Kabupaten Dompu, Propinsi NTB. Dampak gempabumi ini mengakibatkan 1 orang meninggal, 7 orang luka berat, 70 orang luka ringan serta kerusakan terparah di Kecamatan Kilo dan Woja, Kabupaten Dompu. Sekitar 50 % bangunan Pemerintah Daerah di Kabupaten Dompu mengalami kerusakan dan sebagian jalan tertutup oleh material longsoran. Goncangan gempabumi di daerah sekitar pusat gempabumi mencapai skala VI VII MMI. luka-luka dan ribuan bangunan mengalami kerusakan. Gempabumi merusak tersebut pada umumnya terjadi pada kedalaman dangkal (kurang dari 45 km) dan terletak dekat dengan permukiman dan aktivitas penduduk. Gempabumi Situbondo yang bersumber di darat meskipun magnitudonya tidak besar namun bersifat merusak karena kedalaman sangat dangkal (10 km) dan terletak dekat dengan permukiman dan aktivitas penduduk. Kejadian gempabumi merusak pada umumnya diikuti oleh kepanikan penduduk di wilayah bencana karena berhembusnya isu tsunami. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat di wilayah bencana baik yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat (dalam hal ini adalah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Foto 1. Retakan dinding Pusat Perbelanjaan Matahari akibat Gempa Manado Kesimpulan Selama tahun 2007 terjadi sebanyak 8 kejadian gempabumi merusak dengan korban jiwa sebanyak 106 orang meninggal, 990 orang Hal-41-

11 Foto 2. Kerusakan Madrasah Ibtidaiyah Cibengang akibat gempa Tasikmalaya Foto 5. Kerusakan rumah penduduk akibat Gempa Situbondo Foto 3. Longsoran Ngarai Sihanok akibat Gempa Solok Foto 6. Retakan tanah di Lais akibat Gempa Muko- Muko Foto 4. Kerusakan rumah penduduk akibat Gempa Pantura Foto 7. Kerusakan bangunan akibat Gempa Pesisir Selatan Hal-42-

12 Daftar Pustaka Baheramsyah Indra, dkk, (2007), Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Manado Tanggal , Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Gede Suantika, dkk, (2007), Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Solok Tanggal , Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Gede Suantika, dkk, (2007), Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Situbondo Tanggal , Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Gede Suantika, dkk, (2007), Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Pesisir Selatan Tanggal , Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. M. Nugraha Kartadinata, dkk, (2007), Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Muko Muko Tanggal , Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Nia Kurnia Praja, dkk, (2007), Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Dompu Tanggal , Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Simandjuntak, T.O., (2004), Tektonika (Edisi Khusus), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Yeats, R.S., Kerry Sieh and Clarence R. Allen, (1997), The Geology of Rarthquakes, Oxford university press. Yudhicara, dkk, (2007), Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Tasikmalaya Tanggal , Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Hal-43-

BENCANA GEMPABUMI DI INDONESIA TAHUN 2008

BENCANA GEMPABUMI DI INDONESIA TAHUN 2008 BENCANA GEMPABUMI DI INDONESIA TAHUN 2008 Supartoyo*, Imam A. SADISUN **, Chalid I. ABDULLAH **) *) Surveyor Pemetaan Madya Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah, PVMBG **) Pengajar Program Studi

Lebih terperinci

EVALUASI KEJADIAN GEMPABUMI TEKTONIK DI INDONSESIA TRIWULAN IV TAHUN 2008 (OKTOBER-DESEMBER 2008)

EVALUASI KEJADIAN GEMPABUMI TEKTONIK DI INDONSESIA TRIWULAN IV TAHUN 2008 (OKTOBER-DESEMBER 2008) EVALUASI KEJADIAN GEMPABUMI TEKTONIK DI INDONSESIA TRIWULAN IV TAHUN 2008 (OKTOBER-DESEMBER 2008) GEDE SUANTIKA Sub Bidang Pengamatan Gempabumi Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi

Lebih terperinci

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008 KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008 DEVY K. SYAHBANA, GEDE SUANTIKA Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada periode bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukkan lempeng tersebut mengakibatkan negara

Lebih terperinci

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST Oleh : Rahmat Triyono,ST,MSc Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang Email : rahmat.triyono@bmkg.go.id Sejak Gempabumi

Lebih terperinci

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*) POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA Oleh : Hendro Murtianto*) Abstrak Aktivitas zona patahan Sumatera bagian tengah patut mendapatkan perhatian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Ketiga lempeng tersebut bergerak dan saling bertumbukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang subduksi Gempabumi Bengkulu 12 September 2007 magnitud gempa utama 8.5

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang subduksi Gempabumi Bengkulu 12 September 2007 magnitud gempa utama 8.5 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan antara lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Australia dan lempeng Pasifik merupakan jenis lempeng samudera dan bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan Indonesia tersebar sepanjang nusantara mulai ujung barat Pulau

Lebih terperinci

LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010

LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010 LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JAKARTA 2010 1 OUTLINE I. LOKASI GEMPABUMI MENTAWAI SUMATERA BARAT II. 1. TIME LINE GEMPABUMI MENTAWAI SUMATERA BARAT.

Lebih terperinci

Gempa Bumi Laut Maluku Tanggal 15 November Maluku Earthquakes on November 15th, 2014

Gempa Bumi Laut Maluku Tanggal 15 November Maluku Earthquakes on November 15th, 2014 Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 6 No. 1, April 2015: 45-58 Gempa Bumi Laut Maluku Tanggal 15 November 2014 Maluku Earthquakes on November 15th, 2014 Supartoyo Surveyor Pemetaan Madya di Pusat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN 1950-2013 Samodra, S.B. & Chandra, V. R. Diterima tanggal : 15 November 2013 Abstrak Pulau Sumatera dan Pulau Jawa merupakan tempat yang sering

Lebih terperinci

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu 364 Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu Rahmad Aperus 1,*, Dwi Pujiastuti 1, Rachmad Billyanto 2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam terbukti telah menimbulkan bencana yang sangat besar dan merugikan. Gempa bumi pada skala kekuatan yang sangat kuat dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam

Lebih terperinci

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu wilayah yang sangat aktif kegempaannya. Hal ini disebabkan oleh letak Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala Richter sehingga dapat menyebabkan terjadinya tsunami. Halini

Lebih terperinci

LAPORAN GEMPABUMI Sungai Penuh - Jambi, 1 Oktober 2009 BMKG

LAPORAN GEMPABUMI Sungai Penuh - Jambi, 1 Oktober 2009 BMKG LAPORAN GEMPABUMI Sungai Penuh - Jambi, 1 Oktober 2009 BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JAKARTA 2009 1 LAPORAN GEMPABUMI Jambi, 1 Oktober 2009 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Lebih terperinci

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan. 1.1 Apakah Gempa Itu? Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran tersebut disebabkan oleh pergerakan

Lebih terperinci

TEORI TEKTONIK LEMPENG

TEORI TEKTONIK LEMPENG Pengenalan Gempabumi BUMI BENTUK DAN UKURAN Bumi berbentuk bulat seperti bola, namun rata di kutub-kutubnya. jari-jari Khatulistiwa = 6.378 km, jari-jari kutub=6.356 km. Lebih dari 70 % permukaan bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di sepanjang pesisir barat pulau Sumatera bagian tengah. Provinsi ini memiliki dataran seluas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. H. Paskah Suzetta Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS. Laporan Penilaian Perkiraan Kerusakan dan Kerugian

KATA PENGANTAR. H. Paskah Suzetta Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS. Laporan Penilaian Perkiraan Kerusakan dan Kerugian KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan laporan BMG dan USGS, gempa berkekuatan 7,9 SR, atau yang belakangan telah dikoreksi menjadi 8,4 SR, telah terjadi di bagian pesisir barat pulau Sumatera pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara astronomis terletak pada titik koordinat 6 LU - 11 LS 95 BT - 141 BT dan merupakan Negara kepulauan yang terletak pada

Lebih terperinci

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI Pengenalan Tsunami APAKAH TSUNAMI ITU? Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara dimana terdapat pertemuan 3 lempeng tektonik utama bumi. Lempeng tersebut meliputi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan

Lebih terperinci

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010 BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010 GAMBARAN UMUM Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten kepulauan yang terletak memanjang dibagian paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (http://wordpress.com/2010/10/25

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (http://wordpress.com/2010/10/25 BAB I PENAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan mengalami bencana alam yang disebabkan oleh banjir, tsunami, gempabumi, tanah longsor, letusan gunung berapi. Frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan : (a) latar belakang, (b) perumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) ruang lingkup penelitian dan (f) sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Pergerakan lempeng tersebut menimbulkan patahan/tumbukan sehingga terjadinya gempa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian Utara, dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tergolong rawan terhadap kejadian bencana alam, hal tersebut berhubungan dengan letak geografis Indonesia yang terletak di antara

Lebih terperinci

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS Bayu Baskara ABSTRAK Bali merupakan salah satu daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami karena berada di wilayah pertemuan

Lebih terperinci

ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON

ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON Hapsoro Agung Nugroho Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar soro_dnp@yahoo.co.id ABSTRACT Bali is located on the boundaries of the two

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada kerangka tektonik yang didominasi oleh interaksi dari tiga lempeng utama (kerak samudera dan kerak benua) yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia

Lebih terperinci

batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik.

batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya bumi karena pergeseran batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik. Pergerakan tiba-tiba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang)

Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang) Bahaya Tsunami Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang) Tsunami adalah serangkaian gelombang yang umumnya diakibatkan oleh perubahan vertikal dasar laut karena gempa di bawah atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng/kulit bumi aktif yaitu lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian utara dan Lempeng Pasifik

Lebih terperinci

GEMPABUMI DAN TSUNAMI GORONTALO, 17 NOPEMBER 2008

GEMPABUMI DAN TSUNAMI GORONTALO, 17 NOPEMBER 2008 GEMPABUMI DAN TSUNAMI GORONTALO, 17 NOPEMBER 2008 Athanasius CIPTA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Jl. Diponegoro No. 57 Bandung Sari Sulawesi bagian utara, sebagaimana sebagian besar wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang ada di dalamnya. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempabumi sangat sering terjadi di daerah sekitar pertemuan lempeng, dalam hal ini antara lempeng benua dan lempeng samudra akibat dari tumbukan antar lempeng tersebut.

Lebih terperinci

BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT Suranta Sari Bencana gerakan tanah terjadi beberapa

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Selama peradaban manusia, gempa bumi telah dikenal sebagai fenomena alam yang menimbulkan efek bencana yang terbesar, baik secara moril maupun materiil. Suatu gempa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau yang secara geografis terletak antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 140º BT

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau yang secara geografis terletak antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 140º BT BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan kumpulan gugusan-gugusan pulau yang secara geografis terletak antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 140º BT dan

Lebih terperinci

LOKASI POTENSI SUMBER TSUNAMI DI SUMATERA BARAT

LOKASI POTENSI SUMBER TSUNAMI DI SUMATERA BARAT LOKASI POTENSI SUMBER TSUNAMI DI SUMATERA BARAT Badrul Mustafa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Andalas Email: rulmustafa@yahoo.com ABSTRAK Akibat tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia dimana

Lebih terperinci

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia a. Banjir dan Kekeringan Bencana yang sering melanda negara kita adalah banjir dan tanah longsor pada musim hujan serta kekeringan pada musim kemarau. Banjir merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya membentang diantara benua Asia dan Australia serta diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng aktif (triple junction) yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng aktif (triple junction) yang saling BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki tatanan tektonik yang kompleks, hal ini karena wilayah Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng aktif (triple junction) yang saling bertumbukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maslah Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik menjadikan kawasan Indonesia ini memiliki kondisi geologi yang sangat kompleks. Selain menjadikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu wilayah yang memiliki aktivitas kegempaan yang sangat tinggi. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunikan geologi kepulauan Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Ketiga lempeng

Lebih terperinci

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH : ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH : Astari Dewi Ratih, Bambang Harimei, Syamsuddin Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia terletak di jalur pertemuan 3 lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga lempeng tersebut

Lebih terperinci

TSUNAMI. 1. Beberapa penyebab lainnya ialah : 3. Tsunami Akibat Letusan Gunungapi

TSUNAMI. 1. Beberapa penyebab lainnya ialah : 3. Tsunami Akibat Letusan Gunungapi TSUNAMI Tsunami berasal dari bahasa Jepang, Tsu = pelabuhan nami = gelombang laut tsunami secara harfiah berarti gelombang laut (yang menghantam) pelabuhan. Tsunami, adalah rangkaian gelombang laut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana Gempa bumi merupakan sebuah ancaman besar bagi penduduk pantai di kawasan Pasifik dan lautan-lautan lainnya di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tektonik, Indonesia terletak pada pertemuan lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng mikro Filipina. Interaksi antar lempeng mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis, posisi Indonesia yang dikelilingi oleh ring of fire dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), lempeng eura-asia

Lebih terperinci

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA Disusun Oleh: Josina Christina DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 BAB I... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan... 3 1.3 Rumusan Masalah... 4 BAB II... 5 2.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS.

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Klaten terdiri dari 26 Kecamatan, terbagi atas 391 Desa dan 10 Kelurahan, dengan luas 65.556 ha. Kabupaten Klaten merupakan bagian provinsi Jawa Tengah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian Penelitian ini berjudul Hubungan Persebaran Episenter Gempa Dangkal dan Kelurusan Berdasarkan Digital Elevation Model di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta I.2.

Lebih terperinci

RESUME LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PELAKSANAAN KEGIATAN APBD DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI BANTEN T.A 2014

RESUME LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PELAKSANAAN KEGIATAN APBD DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI BANTEN T.A 2014 RESUME LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PELAKSANAAN KEGIATAN APBD DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI BANTEN T.A 2014 SEKSI AIR TANAH DAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN DATA

Lebih terperinci

13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami

13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami 13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami Rahmat Triyono, ST. Dipl. Seis, MSc, Kepala Stasiun Geofisika Silaing Bawah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga lempeng besar yaitu, lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Pergerakan

Lebih terperinci

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017 KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI 2016 15 DESEMBER 2017 Oleh ZULHAM. S, S.Tr 1, RILZA NUR AKBAR, ST 1, LORI AGUNG SATRIA, A.Md 1

Lebih terperinci

Deputi Bidang Koordinasi Insfratruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Deputi Bidang Koordinasi Insfratruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman TSUNAMI WORKSOP TEMA : DUKUNGAN INSFRASTRUKTUR YANG HANDAL UNTUK PROYEK STRATEGIS NASIONAL (PSN) DI PROVINSI DIY Sub Tema : Mengungkap dan Menghitung Potensi Bahaya Gempabumi-Tsunami Di Bandara Kulon Progo

Lebih terperinci

Bab III Kondisi Seismotektonik Wilayah Sumatera

Bab III Kondisi Seismotektonik Wilayah Sumatera Bab III Kondisi Seismotektonik Wilayah Sumatera III.1 Seismotektonik Indonesia Aktifitas kegempaan di Indonesia dipengaruhi oleh letak Indonesia yang berada pada pertemuan empat lempeng tektonik dunia.

Lebih terperinci

PEMETAAN RAWAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

PEMETAAN RAWAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 19 No. 2 Desember 2013 : 106-112 PEMETAAN RAWAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI (Mapping of Earthquake Disaster-Prone in Mentawai Islands Regency) Setyardi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dan dilihat secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, bahkan termasuk

Lebih terperinci

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014 Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014 Teman- teman, Kita belajar yuk, mengapa ya di Indonesia banyak terjadi bencana alam.

Lebih terperinci

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TYPIKAL KERUSAKAN BANGUNAN Kampus STIE Kerjasama Tipikal keruntuhan karena desain kolom lemah balok kuat. Desain seperti ini tidak sesuai kaidah bangunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI DAN ANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI

BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI DAN ANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI DAN ANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI 2.1 Pengertian Informasi Menurut Wiryanto dalam Pengantar Ilmu Komunikasi (2004:29) menerangkan bahwa informasi adalah hasil dari proses

Lebih terperinci

Masyarakat perlu diberikan pelatihan mengenai caracara menyelamatkan diri saat bencana terjadi. Sebenarnya di Indonesia banyak perusahaan tambang dan

Masyarakat perlu diberikan pelatihan mengenai caracara menyelamatkan diri saat bencana terjadi. Sebenarnya di Indonesia banyak perusahaan tambang dan Dilihat dari kondisi geografisnya, Indonesia merupakan wilayah dengan ancaman bencana gempa bumi dan tsunami dengan intensitas yang cukup tinggi. Banyaknya gunung aktif serta bentuknya yang berupa negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang letak geografis berada pada 94-141 BT dan 6 LU - 11 LS. Letak geografisnya, menjadikan Indonesia sebagai negara yang

Lebih terperinci

KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR

KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR Oleh: GRASIA DWI HANDAYANI L2D 306 009 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia, lempeng Pasifik dan lempeng

Lebih terperinci

Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai November 2017

Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai November 2017 Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai 18 27 November 2017 Sesar Prabu Dwi Sriyanto Stasiun Geofisika Kelas I Winangun, Manado Pada hari Sabtu, 18 November 2017 pukul 23:07:02 WIB telah terjadi

Lebih terperinci

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE PENGENALAN Irman Sonjaya, SE PENGERTIAN Gempa bumi adalah suatu gangguan dalam bumi jauh di bawah permukaan yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda di permukaan. Gempa bumi datangnya sekonyong-konyong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT merupakan zona pertemuan empat lempeng tektonik aktif dunia, yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki tatanan geologi yang cukup komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar I.1). Indonesia dibatasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu sesuatu hal yang berada di luar kontrol manusia, oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada lempeng bumi yang labil. Lempeng bumi ini berpotensi besar terjadinya gempa bumi pada dasar laut dalam

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Tanggal 27 Mei 2006 pukul 22.54.01 (UTC) atau pukul 05.54.01 (WIB) menjelang fajar kota Yogyakarta dan sekitarnya, termasuk di dalamnya wilayah Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya berada di dua lempeng aktif, Indo- Australia dan Eurasia yang membentang dari belahan barat Sumatera hingga belahan selatan Nusa

Lebih terperinci

BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA TAHUN Cecep SULAEMAN Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Sari

BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA TAHUN Cecep SULAEMAN Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Sari BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA TAHUN 2011 Cecep SULAEMAN Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama tahun 2011 tercatat bencana geologi di wilayah Indonsia sebanyak 236 kejadian yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia termasuk daerah yang rawan terjadi gempabumi karena berada pada pertemuan tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Aktivitas kegempaan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA I. Umum Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar didunia, yang terletak di antara dua benua, yakni benua Asia dan benua Australia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia disebut sebagai Negara kaya bencana gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi (Prasetya dkk., 2006). Di antara semua bencana alam, gempa bumi biasanya

Lebih terperinci

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI Oleh : Rahmat Triyono, ST, MSc Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang Email : rahmat.triyono@bmkg.go.id (Hasil Penelitian

Lebih terperinci

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP Lailla Uswatun Khasanah 1), Suwarsito 2), Esti Sarjanti 2) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

KEJADIAN BENCANA GERAKAN TANAH TAHUN 2007

KEJADIAN BENCANA GERAKAN TANAH TAHUN 2007 KEJADIAN BENCANA GERAKAN TANAH TAHUN 2007 RACHMAN SOBARNA Penyelidik Bumi Madya pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Indonesia adalah negara kepulauan yang secara tektonik menjadikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap bencana gempabumi tektonik. Hal ini disebabkan karena Indonesia terletak pada kerangka tektonik yang didominasi oleh interaksi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tsunami berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu yang artinya pelabuhan dan nami yang artinya gelombang. Jadi, secara harfiah berarti ombak besar di pelabuhan (Wikipedia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan dengan tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah penduduk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yaitu : lempeng Hindia-Australia di sebelah selatan, lempeng Eurasia di

Lebih terperinci