BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2012 industri manufaktur menyumbang
|
|
- Suhendra Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor industri manufaktur memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2012 industri manufaktur menyumbang 20,8% atau sekitar Rp 1.714,3 triliun dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar Rp 8.241,9 triliun. Kontribusi sektor manufaktur juga diharapkan meningkat menjadi 40% dalam beberapa tahun ke depan (Kurniawan dalam Investor Daily, 2013). Selain itu, tingkat penyerapan tenaga kerja pada industri manufaktur menunjukkan posisi yang cenderung meningkat. Jumlah tenaga kerja pada sektor ini mencapai 12,8 juta orang atau 12,2% dari total tenaga kerja nasional. Angka ini meningkat 10% dari jumlah tenaga kerja pada tahun 2000 yaitu sebesar 11,6 juta orang (Thiono dalam Kompas, 2010). Sektor manufaktur juga memberi porsi yang cukup besar dalam jumlah emiten saham di pasar modal Indonesia. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga tahun 2011 mencapai 145 perusahaan dari 450 perusahaan atau setara dengan 32,3% dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI (ICMD 2012). Hal ini menunjukkan bahwa industri manufaktur berperan cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan pemegang saham, salah satunya dengan mencapai profit yang diharapkan. Profit perusahaan dapat dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk 1
2 disimpan menjadi laba ditahan sehingga dapat dimanfaatkan perusahaan untuk berbagai kepentingan. Salah satu cara untuk memaksimalkan profit dari sisi operasional perusahaan adalah dengan efisiensi modal kerja. Modal kerja adalah nilai aset, aktiva atau harta likuid yang dapat segera diubah menjadi uang kas yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti membayar hutang, membayar gaji karyawan, membeli bahan baku, membayar biaya transportasi, dan lain-lain (Riyanto, 2008). Brigham dan Weston (1994) menjelaskan beberapa alasan mengapa keputusan modal kerja menjadi isu krusial dan memerlukan banyak pertimbangan. Pertama, perusahaan tidak mampu menjalankan kegiatan operasional harian tanpa adanya modal kerja. Kedua, alokasi waktu yang dihabiskan manajer untuk mengelola modal kerja sangat besar. Ketiga, perusahaan manufaktur memiliki jumlah aktiva lancar dengan proporsi cukup besar dari seluruh aset perusahaan. Hal ini membuat para manajer perusahaan khususnya perusahaan manufaktur harus dapat mengelola modal kerjanya dengan tepat. Perusahaan manufaktur menggunakan modal kerja untuk menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Manajemen modal kerja terkait dengan pengelolaan aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Komponen aset lancar antara lain adalah kas, persediaan, piutang usaha dan akrual. Sedangkan salah satu bagian dari kewajiban lancar perusahaan adalah hutang usaha. Perusahaan manufaktur menjalankan kegiatan operasional dengan membeli barang dari pemasok baik secara tunai maupun kredit. Jika pembelian barang dari pemasok dilakukan secara kredit, maka hutang usaha akan bertambah. Kemudian, barang 2
3 tersebut disimpan dalam persediaan untuk selanjutnya diolah atau langsung dapat didistribusikan kepada konsumen. Penjualan pada konsumen dapat dilakukan secara tunai atau kredit. Konsumen yang melakukan pembelian secara kredit akan menimbulkan piutang usaha bagai perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan manufaktur memiliki beberapa komponen modal kerja yang dapat dikelola dalam jangka pendek atau kurang dari satu tahun. Pengukuran manajemen modal kerja dilakukan dengan metode Cash Conversion Cycle (CCC). CCC terdiri dari beberapa komponen yaitu periode persediaan atau Days of Inventory (DOI), periode piutang usaha atau Days Sales Outstanding (DSO), dan periode hutang usaha atau Days of Account Payable (DAP). Pada konsep zero working capital, perusahaan dapat meminimalkan CCC tanpa mengganggu operasi dengan mengurangi periode DOI dan DSO, serta memperpanjang periode DAP (Brigham dan Houston, 2010). Para peneliti menyatakan bahwa modal kerja merupakan salah satu faktor yang dapat dikelola manajemen perusahaan untuk meningkatkan profit. Penelitian Deloof (2003) menguji pengaruh manajemen modal kerja yang diwakili oleh empat variabel pada profitabilitas 1009 perusahaan non finansial di Belgia selama Variabel periode persediaan atau DOI merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi untuk kemudian dijual kepada konsumen (Brigham dan Houston, 2010). Penelitian Deloof (2003) menjelaskan bahwa variabel DOI yang semakin rendah dapat meningkatkan profit perusahaan. Perusahaan dapat mengatur tingkat persediaan sama dengan tingkat penjualan agar tidak menimbulkan biaya perawatan 3
4 persediaan dan biaya kesempatan. Sehingga alokasi biaya-biaya tersebut dapat direinvestasi untuk memperoleh laba lebih besar. Variabel kedua dari modal kerja adalah periode piutang usaha atau DSO. DSO adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi piutang usaha menjadi uang tunai (Brigham dan Houston, 2010). Penelitian Deloof (2003) menunjukkan bahwa peningkatan profit dipengaruhi oleh tingkat DSO yang semakin rendah. Semakin cepat perusahaan dapat menagih piutang usahanya maka kas masuk yang diterima perusahaan semakin besar dan dapat digunakan untuk mendanai aktivitas operasional, investasi maupun menghasilkan penjualan. Kemudian, variabel modal kerja yang ketiga adalah periode hutang usaha atau DAP. DAP merupakan rata-rata waktu antara pembelian bahan baku dan tenaga kerja dengan pembayaran tunai atas dua hal tersebut (Brigham dan Houston, 2010). Lazaridis dan Tryfonidis (2006) yang meneliti pengaruh manajemen modal kerja pada profitabilitas 131 perusahaan di Bursa Efek Athena selama menemukan bahwa DAP memiliki korelasi positif dengan laba. DAP mempengaruhi profit melalui strategi memperpanjang waktu pembayaran hutang yang seharusnya dibayarkan perusahaan. Dana yang seharusnya dibayarkan tersebut dapat dimanfaatkan terlebih dahulu untuk diinvestasikan kembali guna meningkatkan laba perusahaan. Komponen modal kerja yang terakhir adalah siklus konversi kas (CCC). CCC didefinisikan sebagai selisih waktu antara pengeluaran untuk pembelian bahan baku dan pengumpulan hasil penjualan barang jadi (Brigham dan Houston, 2010). Penelitian Lazaridis dan Tryfonidis (2006) menemukan bahwa CCC 4
5 mempengaruhi profit perusahaan ketika terjadi optimalisasi manajemen modal kerja. Periode CCC yang lebih singkat akan menghasilkan frekuensi perputaran barang dan kas yang lebih banyak, sehingga tingkat penjualan perusahaan akan semakin meningkat. Perusahaan manufaktur memiliki jumlah aset lancar hingga mencapai setengah bagian atau lebih dari total aset perusahaan (Van Horne dan Wachowicz, 2007). Perusahaan harus mempertimbangkan berapa jumlah aktiva lancar yang dimiliki, salah satunya adalah kepemilikan kas (cash holding). Kepemilikan kas dalam jumlah yang besar memberi manfaat pada perusahaan seperti keuntungan dari potongan dagang (trade discount), menjaga posisi perusahaan dalam peringkat kredit (credit rating), dan untuk membiayai unexpected expenses atau kebutuhan akan kas yang tidak terduga (Brigham dan Daves, 2004). Sehingga ketersediaan kas menjadi hal krusial bagi perusahaan terutama dalam pembiayaan kegiatan operasional perusahaan manufaktur. Keputusan penggunaan aliran kas dapat menimbulkan konflik agensi antara pemegang saham dan manajer. Selama ekspansi ekonomi yang diikuti oleh meningkatnya cadangan kas, manajer dapat membuat keputusan strategis mengenai pengelolaan aliran kas. Kepentingan pribadi manajer dengan adanya fleksibilitas dalam mengelola akumulasi cadangan kas berlebih, berlawanan dengan kepentingan para pemegang saham yang berharap mendapatkan aliran kas sebagai dividen. Pada umumnya para manajer lebih bergantung pada kas karena mereka dapat berinvestasi dan akuisisi tanpa menghadapi resiko yang besar 5
6 (Jensen, 1986). Hal ini dikarenakan kas tidak menimbulkan biaya transaksi yang tinggi bagi perusahaan (Ozkan dan Ozkan, 2004). Pemanfaatan kas untuk meningkatkan profit dipengaruhi oleh kondisi manajemen perusahaan dan ketersediaan investasi yang menguntungkan. Perusahaan dengan jumlah kas yang besar memerlukan investasi yang potensial (Boyle dan Guthrie, 2003). Kemudian, manajemen tata kelola perusahaan yang buruk cenderung menginvestasikan kas lebih banyak dan menghabiskan kas yang tersedia dengan lebih cepat. Selain itu, manajer dalam pengawasan lemah juga lebih memilih menggunakan kas untuk berinvestasi eksternal melalui akuisisi dan merger sehingga dapat mengurangi profitabilitas perusahaan (Harford et al. 2006). Kepemilikan kas yang terlalu banyak (excess cash) dapat menghilangkan kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba karena kas bersifat idle fund atau tidak memberikan pendapatan jika hanya disimpan. Bahkan kas dapat berkurang karena pengaruh pengenaan pajak (William dan Fauzi, 2013). Keputusan manajer mengenai jumlah kas yang dipegang perusahaan membutuhkan pertimbangan atas faktor-faktor di atas. Selain itu, jumlah kas yang besar akan menjadi idle fund dan berpotensi menimbulkan konflik agensi yang dapat berdampak pada menurunnya profitabilitas perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh jumlah kepemilikan kas terhadap laba perusahaan sejauh ini belum banyak diuji. Namun, terdapat dua hasil penelitian yang tidak konsisten yaitu penelitian Chen (2008) pada 1500 perusahaan terbuka di Amerika Serikat yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemilikan kas dengan profitabilitas. Perusahaan membutuhkan modal yang besar untuk menjalankan 6
7 peluang investasi yang berpotensi memberi laba tinggi. Sedangkan penelitian Kalcheva dan Lins (2006) mempelajari pengaruh jumlah kas pada 5102 perusahaan di 31 negara di luar Amerika Serikat. Penelitian tersebut menemukan bahwa jumlah kas yang tinggi berpengaruh negatif pada nilai perusahaan dan profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, penelitian kali ini akan membahas bagaimana laba dipengaruhi oleh jumlah kas yang dipegang perusahaan manufaktur di Indonesia. Mengingat faktor likuiditas menjadi bagian yang harus diperhatikan manajemen perusahaan. Penelitian pada beberapa negara maju (developed country) seperti di Amerika (Shin dan Soenen (1998), Singapura (Manoouri dan Muhammad, 2012), serta perusahaan-perusahaan di Eropa (Garcia, et al. 2011), telah berhasil membuktikan bahwa manajemen modal kerja yang optimal (CCC minimal) berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan. Hasil yang sama juga ditemukan pada beberapa negara berkembang (emerging market) seperti penelitian di India (Ashraf, 2012), Malaysia (Azhar dan Noriza, 2010) serta Turki (Vural, et al. 2012). Hal ini menunjukkan bahwa modal kerja yang dikelola dengan baik dapat berdampak pada kinerja perusahaan yang tercermin pada tingkat profitnya. Namun, hasil yang tidak konsisten juga turut ditemukan pada negara maju seperti penelitian Gill et al. (2010) di Amerika, serta pada negaranegara berkembang seperti India (Sharma dan Kumar, 2011) dan Nigeria (Akinleye, et al. 2012). Penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa perusahaan yang memiliki siklus konversi kas lebih panjang memiliki tingkat profit lebih tinggi. 7
8 Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia yang perekonomiannya didukung oleh sektor riil. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur dapat mengelola modal kerjanya secara optimal untuk meningkatkan laba. Namun, penelitian-penelitian sebelumnya tentang pengaruh modal kerja menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Bahkan hal tersebut terjadi baik pada negara berkembang maupun negara maju. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan bagaimana manajemen modal kerja yang diterapkan perusahaan di Indonesia mampu mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Tentunya setiap keputusan yang diambil perusahaan akan berdampak pada tingkat penjualan dan keuntungan bersih yang diperoleh. Begitu pula pengelolaan modal kerja maupun jumlah kepemilikan kas yang secara tidak langsung berpengaruh pada profitabilitas perusahaan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis akan menggunakan model penelitian awal milik Deloof (2003), Lazaridis dan Tryfonidis (2006), Kalcheva dan Lins (2006) serta Chen (2008). Alasan penulis menggunakan model awal penelitian tersebut adalah pentingnya pengaruh kelima variabel independen yaitu variabel modal kerja meliputi DOI, DSO, DAP, CCC serta variabel CASH pada profit perusahaan yang diproksikan dalam laba atas total aset (ROA). Penelitian ini dibedakan berdasarkan waktu dan tempat yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama , yang diberi judul Pengaruh Working Capital dan Cash Holding Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. 8
9 1.2 Rumusan Masalah Penelitian terdahulu mengenai pengaruh modal kerja dan kepemilikan kas pada profitabilitas perusahaan di beberapa negara berkembang dan negara maju telah memberikan hasil yang tidak searah. Hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten menimbulkan pertanyaan apakah manajemen modal kerja dan jumlah kepemilikan kas mempengaruhi kinerja perusahaan manufaktur di Indonesia selama yang tercermin pada tingkat profitabilitas perusahaan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka pertanyaan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Apakah periode persediaan (DOI) berpengaruh negatif pada profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia? 2. Apakah periode piutang usaha (DSO) berpengaruh negatif pada profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia? 3. Apakah periode hutang usaha (DAP) berpengaruh positif pada profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia? 4. Apakah siklus konversi kas (CCC) berpengaruh negatif pada profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia? 5. Apakah jumlah kepemilikan kas (CASH) berpengaruh negatif pada profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia? 9
10 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi penelitian sebelumnya dengan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengidentifikasi pengaruh periode persediaan (DOI) pada profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia. 2. Untuk mengidentifikasi pengaruh periode piutang usaha (DSO) pada profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia. 3. Untuk mengidentifikasi pengaruh periode hutang usaha (DAP) pada profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia. 4. Untuk mengidentifikasi pengaruh siklus konversi kas (CCC) pada profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia. 5. Untuk mengidentifikasi pengaruh jumlah kepemilikan kas (CASH) pada profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis. Penelitian ini diharapkan dapat lebih memahami secara mendalam mengenai manajemen modal kerja, sekaligus dapat mengaplikasikannya dalam praktek pendidikan maupun di dunia kerja. 10
11 2. Bagi Perusahaan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi yang dapat membantu eksekutif keuangan dalam mengelola modal kerja agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dan menambah nilai bagi pemegang saham. 3. Bagi peneliti. Penelitian ini berguna sebagai pengembangan ilmu pengetahuan tentang manajemen modal kerja. Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Supaya permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut: 1. Objek penelitian. Objek penelitian yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar Bursa Efek Indonesia selama periode waktu terbatas yakni Periode ini dipilih karena krisis yang terjadi pada tahun 2008 dapat berdampak pada ketersediaan data dan kinerja perusahaan. 2. Sumber data penelitian. Data sampel perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data OSIRIS. Pada penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan jumlah sampel antara beberapa sumber seperti OSIRIS, Bloomberg dan ICMD (Indonesian Capital Market Directory). 11
12 1.7 Sistematika Penulisan Bab I PENDAHULUAN Mencakup latar belakang masalah yang akan diteliti, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, lingkup penelitian dan sistematika penulisan. Bab II LANDASAN TEORI Berisi teori-teori yang diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel hipotesis yang akan diteliti. Bab III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, serta metode analisis data. Bab IV ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang pengolahan dan analisis data-data yang dilakukan berdasarkan data sekunder yang diperoleh. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan. 12
BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan
BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan go public harus memerhatikan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor akan tertarik berinvestasi pada perusahaan yang sehat (solven). Perusahaan solven adalah perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang baik. Likuiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi perusahaan tersebut. Dengan melihat persaingan yang ada maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pertumbuhan dunia usaha yang semakin berkembang, banyak perusahaan yang mengalami pertumbuhan menjadi perusahaan yang besar. Semakin banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi yang cukup pesat di dunia bisnis, sering kali kita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang cukup pesat di dunia bisnis, sering kali kita dihadapkan dengan persaingan yang ketat antar perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang melaju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Di lain pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya yang penting dimiliki perusahaan adalah sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber daya yang penting dimiliki perusahaan adalah sumber daya keuangan, yaitu modal. Pengertian modal disini memiliki arti yang sangat luas meliputi aspek
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle) dapat digunakan untuk mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara definitif adalah interval
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai visi. Hal ini yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going concern)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti keuntungan dari potongan dagang (trade discount),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang melakukan go public harus memperhatikan kesehatan perusahaan dengan menjaga tingkat likuiditas perusahaan untuk menarik minat investor dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu selangkah lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas saat ini, kemajuan teknologi telah berpengaruh besar terhadap cara perusahaan dalam menjalankan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang saja, contohnya: investasi, struktur modal, dividen, dll (Megarifera,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia usaha, sering kali dihadapkan pada persaingan yang rumit antar perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin banyak. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu sarana ekonomi yang dikelola secara bersama-sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu sarana ekonomi yang dikelola secara bersama-sama untuk mencapai laba optimal dan memaksimalkan nilai (value) nya. Hal ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap aktivitas perusahan akan selalu memerlukan dana dan biaya baik untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Pendapat sejenis dikemukakan oleh Ginglinger et al. (2012) yang menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kas merupakan salah satu bentuk aset yang dimiliki setiap perusahaan. Perusahaan-perusahan tersebut menggunakan kas sebagai alat melakukan kegiatan ekonominya. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saham. Salah satu caranya dengan mencapai pertumbuhan yang. menguntungkan,dalam upaya mewujudkannya dibutuhkan keputusan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada berbagai literatur bisnis dan manajemen dijelaskan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan dan kesejahteraan pemegang saham. Salah satu caranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan, salah satu fungsinya yang terpenting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, salah satu fungsinya yang terpenting untuk perkembangan usaha adalah fungsi manajemen keuangan, yaitu menjaga keseimbangan keadaan finansialnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, para pimpinan perusahaan menyusun laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, para pimpinan perusahaan menyusun laporan keuangan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian atau segala transaksi yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang dilakukannya penelitian baik dari sisi konseptual maupun kontekstual. Di dalam bab ini juga menguraikan mengenai rumusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi setiap perusahaan modal kerja sangat penting karena berhubungan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi setiap perusahaan modal kerja sangat penting karena berhubungan dengan pembiayaan dan kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu perusahaan, para investor biasanya melakukan analisis profitabilitas. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan didirikan perusahaan, yang pertama adalah untuk UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas. Ada beberapa tujuan didirikan perusahaan, yang pertama adalah untuk mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan perekonomian saat ini, perusahaan manufaktur dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan sejenis akan semakin ketat. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham, dimana untuk mendapatkan nilai tersebut harus dipastikan bahwa perusahaan beroperasi secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2013). Aset lancar yang dimaksudkan seperti kas, persediaan, dan piutang. Ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pasti membutuhkan modal. Modal tersebut dapat diperoleh dari dalam perusahaan seperti laba ditahan maupun dari luar perusahaan seperti utang. Modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pun semakin meningkat. Seperti Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha di era globalisasi ini membuat persaingan antar perusahaan pun semakin meningkat. Seperti Indonesia sebagai Negara berkembang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global telah membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia saat ini masih berada pada tahap pemulihan krisis ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global telah membuat ratusan perusahaan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan skala usaha dan jumlah permodalannya, usaha di Indonesia dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu usaha mikro, kecil, menengah, dan besar (Wikipedia,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDULUAN. 1.1 Latar Belakang. Naik turunnya nilai tukar mata uang mengakibatkan sulitnya para usahawan untuk
BAB I PENDULUAN 1.1 Latar Belakang Naik turunnya nilai tukar mata uang mengakibatkan sulitnya para usahawan untuk memproyeksikan finansial mereka dimasa mendatang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur, pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan riset yang dilaoprkan oleh.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri manufaktur memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena industri manufaktur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini mengakibatkan para pelaku usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang dapat meningkatkan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini dan dengan semakin maraknya krisis perekonomian dunia membuat banyak perusahaan harus berusaha semaksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menjalankan proses bisnis, setiap perusahaan memerlukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk menjalankan proses bisnis, setiap perusahaan memerlukan berbagai macam aset yang terdiri dari aset berwujud maupun tidak berwujud. Investasi aset diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari atau aktivitas pembiayaan dalam jangka panjang. Dana yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang hendak melakukan kegiatan atau aktivitas perusahaan tentunya memerlukan suatu dana untuk melakukan aktivitas perusahaan. Hal tersebut sudah menjadi
Lebih terperinciKas Piutang Dagang Piutang Wesel Sediaan Investasi Jangka Pendek Beban Dibayar Dimuka
SHORT TERM INVESTMENT & FINANCING & CURRENT ASSET MANAGEMENT ASET LANCAR Kas Piutang Dagang Piutang Wesel Sediaan Investasi Jangka Pendek Beban Dibayar Dimuka KEWAJIBAN LANCAR Utang Dagang Utang Wesel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang profit oriented maka tujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. dapat mengirim sinyal kepada pihak terkait. Signalling theory
16 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Prof. Imam Ghozali (2016) mengatakan bahwa toeri pensinyalan berkaitan dengan bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di era globalisasi ini berkembang cukup pesat. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia industri di era globalisasi ini berkembang cukup pesat. Banyak perusahaan baru muncul dan banyak pula yang mengalami kemunduran. Kemunculan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi dari sekelompok orang yang memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh laba. Perusahaan melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhnya perekonomian di dari tahun ke tahun membuat para investor dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk melakukan investasi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba perusahaan. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama perusahaan menurut Brigham dan Houston
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba bisa diukur dari modal sendiri maupun dari seluruh dana yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mengalami persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini. Persaingan bisnis menyebabkan perusahaan harus pintar mengolah modal kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin tajam seiring dengan dibukanya sistem mekanisme pasar bebas. Peranan mekanisme pasar bebas di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan di berbagai negara mampu beradaptasi dalam kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan di berbagai negara mampu beradaptasi dalam kondisi yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal perusahaan lebih difokuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengertian Profitabilitas. bersih atau laba yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Profitabilitas 2.1.1.1. Pengertian Profitabilitas Secara umum pengertian profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih atau laba yang mampu diraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipicu oleh fenomena gagal bayar subprime mortgage bertransformasi menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis finansial tercatat banyak terjadi hingga tahun 2013. Krisis tersebut menimpa perusahaan, baik di negara berkembang maupun negara maju. Kegagalan menjaga likuiditas
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditur maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,
18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAULUAN. dunia bisnis menuntut perusahaan agar memiliki ketepatan dalam pengelolaan. besarnya persediaan kas yang optimal bagi perusahaan.
BAB I PENDAULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang didirikan untuk memperoleh laba, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemilik maupun karyawannya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Return On Asset (ROA) 2.1.1 Pengertian Return On Asset (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Working capital dalam perusahaan merupakan peran vital guna kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu jumlah yang harus terus menerus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri indutri yang beroperasi di Indonesia. Salah satu perusahaan industri di Indonesia yang berperan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konseptual Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Kun Muflihati dan Hening (2015) Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara empiris dan membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumber-sumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan bidang keuangan yang harus selaras dan serasi dengan memaksimalisasi keuntungan suatu perusahaan. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilik (principal) dengan manajemen perusahaan (agent). Hal ini terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan berdirinya perusahaan adalah maksimalisasi nilai bagi pemegang saham (Brigham dan Houston, 2011). Namun, seringkali terjadinya konflik antara pemilik (principal)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan suatu era dimana kalangan dunia usaha dituntut untuk lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan suatu era dimana kalangan dunia usaha dituntut untuk lebih efektif dalam menjalankan usahanya. Hal ini dikarenakan tidak ada lagi batasan-batasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Deloof, 2003). Oleh karena itu manajemen modal kerja merupakan. komponen penting pada manajemen keuangan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak perusahaan memiliki kas dalam jumlah besar yang diinvestasikan pada modal kerja, seperti hutang jangka pendek yang digunakan sebagai sumber pendanaan. Sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini, persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur, peternakan, perumahan, kaeuangan dan usaha-usaha lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia bisnis adalah tulang punggung dari kemajuan ekonomi yang menjadi tolak ukur kemajuan suatu Negara. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang ketat terutama perusahaan go public yang menghadapi persaingan tidak hanya dalam satu sektor industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis 1. Sumber Daya Perusahaan a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah,
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan akan semakin kuat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehubungan dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan akan semakin kuat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai dengan informasi yang diberitakan di www.kompas.com periode Februari (2013) yaitu, dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis merupakan tulang punggung dari perekonomian yang menjadi tolok
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi ini, bisnis sudah menjadi primadona dunia ekonomi yang mendapat sorotan paling banyak oleh masyarakat. Kenapa dunia bisnis? Dunia bisnis merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah investasi yang dimaksudkan untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat perusahaan. Investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi di mana keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih berada dalam keadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dividen merupakan pembagian keuntungan yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham. Secara spesifik keuntungan perusahaan diperoleh dari laba bersih yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun manufaktur memiliki harapan agar memperoleh laba pada tingkat tertentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan dalam penilaian kinerja perusahaan. Setiap perusahaan yang bergerak dibidang jasa, dagang, maupun manufaktur
Lebih terperinciManajemen Keuangan Topik: Modal Kerja. Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME
Manajemen Keuangan Topik: Modal Kerja Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME PEMBIAYAAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN Jangka waktu Jangka Pendek VS Jangka Panjang Sumber Pembiayaan Internal VS Eksternal JENIS/SUMBER PEMBIAYAAN:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari dalam negeri maupun perusahaan-perusahaan asing yang memiliki modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan era globalisasi modern saat ini, keberadaan sebuah perusahaan dalam peta persaingan perekonomian tengah mengalami persaingan yang sangat tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut terjadi, mungkin permodalan tidak dipenuhi oleh perusahaan sendiri
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan atau organisasi akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi keuangan. Dalam mengelola fungsi keuangan salah satu unsur yang perlu diperhatikan
Lebih terperinci