KOMUNIKASI ALJABAR PADA PEMECAHAN MASALAH VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Trisdyanto 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI ALJABAR PADA PEMECAHAN MASALAH VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Trisdyanto 1"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI ALJABAR PADA PEMECAHAN MASALAH VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Trisdyanto 1 Abstrak: Bangun Ruang Sisi lengkung (BRSL) yang meliputi Tabung, Kerucut, dan Bola merupakan materi matematika yang diperuntukkan bagi pencapaian kompetensi pemecahan masalah berkaitan dengan konteks tersebut. Materi BRSL memuat pengetahuan factual, konseptual, dan prinsip, atau juga procedural, yang satu dengan lainnya dibangun atas dasar konsep ukuran dasar yang sama yaitu tinggi (t) dan jari-jari (r) atau diameter (d). Sebagai pengetahuan yang saling terkait satu dengan lainnya, memiliki konsekuensi dimungkinkannya terbangun komunikasi secara aljabar yang melibatkan sepasang bangun ruang sisi lengkung yang berbeda atas dasar penalaran tertentu. Memudahkan pemecahan masalah yang melibatkan minimal dua jenis bangun ruang ini, maka komunikasi aljabar berperan dalam prosedur pemecahan masalah melalui proses penyederhanaan hubungan kesamaan yang memenuhi syarat tertentu pada ukuran-ukuran dasarnya. Proses penyederhanaan hubungan prinsip dalam kasus tertentu yang melibatkan komunikasi aljabar dapat memudahkan pemecahan masalah dengan sesedikit mungkin melakukan penghitungan bilangan-bilangan yang sering memiliki peluang kesalahan hitung. Akhir dari pemecahan masalah adalah memanfaatkan hasil komunikasi aljabar dengan variable dasar r dan t melalui substitusi ukuran yang lebih sederhana. Kata Kunci: komunikasi aljabar, pemecahan masalah, bangun ruang sisi lengkung. Pendahuluan Memenuhi kebutuhan pengembangan kurikulum matematika dan pembelajaranya,maka diperlukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan sebagai acuan lebih lanjut dalam perancangan dan implementasi pembelajaran matematika di kelas. Rumusan SK dan KD tersebut diperuntukkan bagi pembelajaran matematika dalam mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain (Depdiknas, 2006:345). Menggaris bawahi pemikiran tersebut, bahwa pengembangan dan imlementasi kurikulum matematika diarahkan pada dua hal mendasar, yaitu memecahkan masalah menggunakan matematika dan mampu mengkomunikasikan ide atau gagasan menggunakan fakta-fakta matematika yang berupa symbol, table, diagram atau lainnya. Kedua hal mendasar ini saling berhubungan dan saling mendukung, utamanya kemampuan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan symbol atau lainnya untuk mendukung proses pemecahan masalah. 1 Drs. Trisdyanto, M.Pd. guru Matematika pada SMP Negeri 1 Bungoro Pangkep

2 Melihat istilah mengkomunikasikan, dalam matematika kita pahami sebagai suatu bentuk pengaitan, membangun hubungan antara suatu konsep matematika satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk suatu hubungan logis yang bersifat factual atau konseptual dengan melibatkan symbol-simbol matematika atau prinsip-prinsip tertentu dalam matematika. Pembelajaran matematika yang muatannya tidak dapat dilepaskan dengan symbol dan bilangan (kuantitas) diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan yang lebih formal dibandingkan yang sekedar tujuan material, yakni kemampuan atau ketrampilan dalam matematika itu sendiri. Namun, pada kenyataannya, pencapaian tujuan material saja masih menemui banyak kendala dan masalah, yang sering terjadi dan terbentuk pada anak didik kita adalah cenderung membangun kemampuan menyelesaikan masalah dengan hitungan semata dan melupakan prinsip komunikasi matematika. Komunikasi matematika belum menjadi suatu kebiasaan dalam belajar matematika. Ini berarti pembelajaran matematika masih belum mampu mengarahkan anak didik kita sebagai seorang pemikir, melainkan sebagai pekerja, yang kerjanya berhitung dan berhitung. Fakta, konsep, dan prinsip aljabar dalam segala bentuk unsur-unsurnya mulai yang elementer hingga yang komplek, dalam matematika merupakan objek matematika yang memiliki peranan besar dalam membangun komunikasi matematika. Yang paling factual adalah symbol atau peubah, yang awalnya sekedar berupa huruf tanpa arti (kosong dari arti), tetapi ketika dikaitkan dengan symbol lainnya dengan menggunakan symbol-simbol operasi matematika, maka akan terbangun suatu aturan atau prinsip tertentu dan memuat konsep-konsep tertentu pula. Misalnya symbol a jika dihubungkan dengan b dalam suatu bentuk a x b ini berarti bentuk operasi perkalian a dan b. Bentuk a = b adalah bentuk kesamaan yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi a.c = b.c atau a/c = b/c, atau a + c = b + c, atau a c = b c, dsb. Ketika sebagai suatu bentuk aljabar, fakta-fakta dan prinsip-prinsip tersebut belum terlalu memiliki makna sebelum dikaitkan dengan suatu konteks tertentu. Bagi anak didik pada jenjang pendidikan dasar, pemahaman terhadap fakta yang berupa symbol masih belum sepenuhnya bisa dipahami karena bersifat abstrak. Keabstrakan fakta, konsep, dan prinsip tersebut membuat anak didik kita mengalami kesulitan dalam pengalihannya pada konteks lain yang membicarakan objek matematika non aljabar tetapi sebenarnya membutuhkan fakta, konsep, dan prinsip aljabar. Misalnya pada pemecahan masalah yang melibatkan Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL). Berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman melaksanakan pembelajaran BRSL dikelas, siswa mudah memahami objek yang bersifat factual atau prinsip sederhana. Misalnya symbol jari-jari (r), symbol diameter (d), hubungan diameter dan jari-jari (d = 2r). Tetapi masih banyak terjadi yang sederhana ini sulit dipahami ketika harus menyatakan r dengan menggunakan d, yakni r = ½ d. Yang sering terjadi adalah r = 2d. Fakta lainnya adalah bahwa siswa kelihatan mudah memahami dan melakukan penghitungan yang menggunakan rumus secara langsung, misalnya menghitung luas atau volume menggunakan rumus jadi (langsung). Misal, Luas selimut tabung = 2πrt (r= jari-jari alas, t= tinggi), Luas selimut kerucut = πrs (r = jari-jari alas, s = panjang garis pelukis), Luas Bola = 4πr 2. Kelihatan banyak siswa mengalami kesulitan apabila penggunaan aturan-aturan penghitungan itu kalau sudah divariasikan, misalnya diketahui besar luasan, dan menentukan jari-jarinya atau tingginya. Kesulitan ini akan nampak lebih hebat lagi apabila siswa diminta memecahkan masalah melibatkan segenap konsep dan aturan yang berlaku dalam suatu konteks yang lebih komplek.kebanyakan yang mereka alami dalam proses pemecahan masalah adalah

3 kesulitan memahami hubungan konsep dari suatu konteks yang dikondisikan secara komplikasi. Kalaupun siswa mampu membangun hubungan kontekstual dan konseptual, yang mereka tempuh adalah menghitungnya secara manual satu per satu masalah sehingga membutuhkan banyak waktu dan resiko kesulitan penghitungan yang berulang dengan bilangan yang tidak sederhana (misal bilangan desimal). Kondisi ini terjadi pada pemecahan masalah seperti berikut. Sebuah bak mandi berbentuk tabung dan berdiameter 70 cm dan tingginya 50 cm akan diisi penuh dengan air. Kedalam bak tersebut akan diisi air dengan menggunakan timba berbentuk tabung, yang berjari-jari 7 cm dan tingginya 10 cm hingga penuh. Sampai berapa timba air yang digunakan untuk memenuhi bak mandi tersebut? Yang biasa siswa lakukan untuk menjawab masalah di atas adalah menghitung volume masing-masing model tabung, dan membaginya volume bak mandi dengan volume timba. Ini berarti siswa bekerja dengan hitung-hitungan sebanyak 3 kali yang tentunya relative lebih lama dan rentan kesalahan penghitungan. Mengapa siswa menempuh jalan demikian? Karena siswa belum mampu menggunakan matematika sebagai bahasa membangun penalaran dan komunikasi. Masih banyak contoh kasus lain yang terjadi di kelas yang mencerminkan lemahnya kemampuan siswa membangun bentuk komunikasi matematika dengan menggunakan penalarannya yang melibatkan operasi bentuk aljabar. Bagaimanakah komunikasi aljabar pada BRSL yang dapat dibangun sehingga memudahkan pemecahan masalah BRSL? Ini adalah masalah yang akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini. Pembahasan Pemecahan masalah dalam matematika menempati beberapa konteks, yaitu sebagai tujuan pembelajaran matematika, merupakan tipe belajar matematika yang paling tinggi, merupakan pendekatan pembelajaran, atau sebagai sebagai suatu ketrampilan puncak dalam matematika. Dalam standar isi kurikulum matematika untuk pendidikan dasar dan menengah, sebagaimana dalam Permendiknas RI nomor 22 tahun 2006, sebagian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dirumuskan untuk pencapaian kompetensi pemecahan masalah. Dalam posisi yang beragam tersebut, pemecahan masalah dalam matematika sering membutuhkan suatu analisis dan strategi pemecahan yang melibatkan manipulasi dan transformasi aljabar dari suatu bentuk tertentu menjadi bentuk lain yang ekivalen dan lebih sederhana. Penyederhanaan masalah untuk mendapatkan pemecahan suatu masalah matematika yang demikian ini artinya dengan membangun komunikasi aljabar. Komunikasi aljabar yang dimaksud adalah sebuah bentuk hubungan antar prinsip yang melibatkan beberapa variable, yang melibatkan prinsip-prinsip penyederhanaan bentuk hubungan kesamaan hingga diperoleh bentuk yang paling sederhana. Bentuk paling sederhana ini sebagai dasar melakukan penghitungan atau penemuan jawaban atas masalah yang ingin dipecahkan. Bangun ruang sisi lengkung (BRSL) yang meliputi Tabung, Kerucut, dan Bola merupakan salah satu materi dalam SK dan KD yang diorientasikan pada kompetensi pemecahan masalah. Sebagai pengetahuan, BRSL memuat beragam jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan factual (fakta), deklaratif (konseptual), prinsip, dan prosedur. Masalah-masalah dalam BRSL terdapat pada masing-masing jenis BRSL atau keterkaitannya. Dengan demikian, pemecahannya melibatkan pengetahuan-pengetahuan pada masing-masing Tabung, Kerucut, atau Bola. Pembahasan berikut menguraikan

4 pemecahan masalah pada BRSL yang melibatkan komunikasi aljabar yang menggunakan variable dasar tinggi (t) dan jari-jari (r) BRSL. Masalah 1: (Bola dalam Kubus) s Gbr. 1. Bola dalam Kubus Pada gambar disamping, sebuah bola kaca disimpan dalam akuarium kaca yang berbentuk kubus sedemikian hingga semua dinding akuarium menyentuh permukaan bola kaca. Panjang rusuk akuarium s = 10 cm. Jika dalam akuarium berisi air hingga permukaan atas, berapakah volume air dalam akuarium, yang berada di luar bola? Masalah ini dapat diselesaikan dengan pemikiran bahwa banyaknya air dalam akuarium yang berada di luar bola adalah selisih antara volume akuarium dengan volume bola. Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan pemecahan masalah di atas. Dalam pemikiran matematis pada kebanyakan siswa, yang dilakukan adalah menghitung volume setiap jenis model kubus dan bola, yakni : V (Kubus) = s 3 = 10 3 = 1000 cm. V (Bola) = =.3,14. =.3,14. =.3, =.3, =.3140 = 523,3 cm 3. Volume air dalam akuarium di luar bola adalah ,3 = 476,7 cm 3. Pola penghitungan pemecahan masalah tersebut tidak melibatkan komunikasi aljabar kedua prinsip penghitungan volume kubus dan bola. Apabila melibatkan prinsip komunikasi aljabar, maka dapat diselesaikan seperti berikut. Fakta yang diberikan menunjukkan adanya hubungan kesamaan pada kedua model bangun ruang, yaitu panjang rusuk kubus sama dengan diameter bola. Jadi s = d = 2r. V(k-b) = V K V B = s 3 = (2r) 3 = 8r 3 = r 3 (8 ) s = (½ d) 3 (8 ) s = (8 12,56/3)

5 = [1000(8 4,186)]/8 = [1000 x 3,814]/8 = 3814/8 = 476,66 Jadi volume air dalam kubus di luar bola sebanyak 476,66 cm 3 Masalah 2: (Bola dalam Tabung) Gambar di samping adalah sebuah bola yang disimpan dalam tabung sedemikian hingga bola menyentuh semua bidang sisi tabung pada alas, atas, dan selimut. Masalah yang diajukan untuk konteks tersebut adalah berapakah volume dalam tabung yang berada di luar bola. Menganalisis masalah demikian, tinjauan mendasar yang menjadi acuan pemecahan selanjutnya adalah hubungan antara kedua bangun tersebut, yakni kesamaan-kesamaan yang ada. Kesamaan itu ada pada tinggi tabung dan tinggi bola (diameter bola). Jadi tinggi Gbr. 2. Bola dalam Tabung tabung (t) = d = 2r. Berdasarkan kesamaan keduanya, maka bentuk matematika pemecahan masalah tersebut dapat disusun seperti berikut. Misal, volume yang dimaksud adalah V, maka: V = Volume Tabung Volume Bola V = πr 2 t - V = πr 2.2r - V = 2πr 3 - V = (2 - ) πr3 V = πr Masalah 3: Kerucut dalam Kubus Gbr. 3. Kerucut dalam Kubus Masalah kerucut dalam kubus (gb. di samping) merupakan salah satu masalah dalam topic ini. Sesuai gambar tersebut, nampak bahwa sebuah kerucut disimpan dalam kubus sedemikian hingga rusuk alasnya menyinggung rusuk alas kubus dan puncaknya menyentuh sisi atas kubus. Masalah yang diajukan adalah berapakah volume dalam kubus yang berada di luar kerucut?. Memecahkan masalah demikian, analisis yang perlu dilakukan untuk membangun model matematika pemecahan masalah adalah melihat hubungan kedua bangun, yakni kesamaan-kesamaan yang ada. Sesuai situasi masalah tersebut, kesamaan itu terdapat pada rusuk kubus sama dengan diameter alas dan tinggi kerucut. Jika rusuk kubus adalah s, dan jari-jari kerucut adalah r, tingginya t, maka terdapat hubungan s = t, s = d atau s = 2r. Hubungan ini mendukung penyusunan model matematika pemecahan masalah berikut. Misal volume yang ditentukan adalah V, maka: V = Volume kubus volume kerucut

6 V = s 3 - V = (2r) 3-2 V = 8r 3 - V = r 3 (8 - ) Masalah 4: Kerucut dalam tabung Masalah yang sejenis dengan masalah 3 adalah kerucut dalam tabung. Sebuah kerucut yang disimpan dalam tabung sedemikian hingga bidang alas kerucut menempati alas tabung dan puncak kerucut menyentuh sisi atas tabung. Masalah yang diajukan adalah (1) berapakah volume dalam tabung dan di luar t kerucut apabila tinggi kerucut sama dengan tinggi tabung, (2) berapakah volume yang sama apabila tinggi kerucut adalah ½ tinggi tabung dan jari-jarinya sama, (3) berapakah volume yang sama apabila jarijari kerucut ½ jari-jari tabung dan tinggi kerucut sama r dengan tinggi tabung? (4) berapakah perbandingan Gbr. 4. Kerucut dalam Tabung volume kedua bangun ruang tersebut pada ketiga kondisi itu? Memecahkan masalah tersebut, maka analisis yang perlu dilakukan adalah meninjau kesamaan-kesamaan kedua bangun ruang tersebut. Melihat situasi masalah ini, nampak bahwa kondisi I adalah kesamaan jari-jari alas tabung dan kerucut, dan kesamaan tinggi tabung dan tinggi kerucut, dan yang kedua jari-jari tabung sama dengan jari-jari kerucut dan tinggi kerucut ½ tinggi tabung. Maka bentuk matematika kedua situasi itu adalah sebagai berikut. 1. Situasi 1 Model hitungan matematika pertama dibangun berdasarkan kondisi bahwa tinggi kerucut sama dengan tinggi t, misalnya t. Bentuk hitungan volume yang dimaksud dihitung dengan pemikiran bahwa volume tabung di luar kerucut adalah V. V = Volume Tabung Volume Kerucut = πr 2 t - r2 t = πr2 t = 2. r2 t Bentuk hitungan itu dapat dimaknai bahwa : (a) volume yang dimaksud sebesar 2 kali volume kerucut, (b) volume yang dimaksud sebesar volume tabung, (c) perbandingan volume kerucut dengan volume tabung tersebut sebesar 1 : Situasi 2 Model hitungan matematika kedua disusun berdasarkan kondisi bahwa tinggi kerucut sama dengan ½ tinggi tabung. Jika tinggi tabung adalah t, maka tinggi kerucut = ½ t. Jadi bentuk hitungan volume dimaksud ditentukan oleh: V = Volume Tabung Volume Kerucut = πr 2 t - r2 ( t)

7 = πr 2 t - r2 t = r2 t Bentuk hitungan itu dapat dimaknai bahwa (a) volume yang dimaksud sebesar 5/2 kali volume kerucut, (b) sebesar volume tabung, (c) perbandingan volume kerucut dengan volume tabung sebesar 1 : Situasi 3 Model hitungan matematika situasi 3 disusun berdasarkan hubungan bahwa tinggi kerucut = tinggi tabung. Jika jari-jari tabung dan kerucut adalah r dan tinggi kerucut t, maka bentuk hitungan matematika volume (V) yang dimaksud adalah sebagai berikut: V = πr 2 t - r2 ( t) = πr 2 t - r2 t = πr2 t Hasil hitungan tersebut dapat dimaknai bahwa (a) volume dalam tabung di luar kerucut sebesar volume tabung, (b) Volume yang dimaksud sama dengan volume kerucut, (c) perbandingan volume tabung dengan volume kerucut adalah 1 : 9. Sesuai analisis dengan berbagai kondisi tersebut di atas, dapat diperoleh hubungan perbandingan volume antara tabung dan kerucut : (a) untuk perbandingan tinggi tabung dan tinggi kerucut 1:1, maka perbandingan volumenya adalah 1:3, (b) perbandingan tinggi tabung dengan tinggi kerucut 1:0,5, maka perbandingan volumenya 1:6, (c) apabila perbandingan tinggi tabung dengan tinggi kerucut 1:, maka perbandingan volumenya adalah 1:9. Sehingga perbandingan volume tabung dengan kerucut untuk tinggi kerucut (t=tinggi tabung) adalah 1 : (3n). Perubahan perbandingan pada dimensi jari-jari, maka diperoleh hubunganhubungan: (a) apabila perbandingan jari-jari tabung dan jari-jari kerucut 1:1, maka perbandingan volumenya adalah 1:3, (b) apabila perbandingan jarijari tabung dan jari-jari kerucut 1:, maka perbandingan volumenya adalah 1: 3(n 2 ). Pola perbandingan ini kami serahkan kepada pembaca untuk melakukan penyelidikan kasus-kasus hubungan volume kedua bangun tabung dan kerucut seperti uraian di atas. Masalah 5: Bola dalam Tabung Masalah kelima adalah peristiwa memasukkan bola-bola berjari-jari r dalam tabung berjari-jari R yang berisi air. Persoalan utama dalam kasus seperti ini adalah berapakah kenaikan tinggi air dalam tabung ketika beberapa bola dimasukkan ke dalam tabung. Contoh kasus tsb adalah sebagai berikut. t 3 Gbr Bola dalam Tabung t 2 t 1

8 Sebuah tabung berjari-jari R diisi air sampai ketinggian p. Ke dalam tabung dimasukkan 1 buah bola padat (bola bisa tenggelam) dengan jari-jari r, dimana r = ½R. Berapakah kenaikan air dalam tabung pada peristiwa tersebut? Berapakah kenaikan tinggi air dalam tabung jika dimasukkan 2 bola berjari-jari r = ½R? Berapakah kenaikan tinggi air dalam tabung jika dimasukkan 3 bola berjari-jari r = ½R?, begitu seterusnya. Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan membangun bentuk hitungan matematika yang melibatkan komunikasi aljabar bahwa banyaknya cairan yang bergerak naik sama dengan banyaknya isi bola yang dimasukkan ke dalam cairan dan fakta fisik kedua yang menjadi dasar membangun hubungan matematik adalah bahwa bentuk cairan yang bergerak sama dengan bentuk wadahnya. Dengan demikian, berikut adalah uraian pemecahan masalah yang melibatkan hubungan-hubungan tersebut secara kasus per kasus. Kasus 1: Satu bola dimasukkan dalam tabung Volume cairan yang bergerak naik dalam tabung (V(N)) sama dengan volume 1 bola yang dimasukkan. V(N) = V(B) πr 2 t = π(2r) 2 t = 4πr 2 t t = = = Jadi kenaikan air dalam tabung akibat memasukkan sebuah bola ke dalamnya setinggi (r = jari-jari kelereng bentuk Bola). Kasus 2: Dua bola dimasukkan dalam tabung Volume cairan yang bergerak naik dalam tabung (V(N)) sama dengan volume 2 bola yang dimasukkan. V(N) = 2. V(B) πr 2 t = 2. π(2r) 2 t = 2. 4πr 2 t t = 2. =. = Jadi kenaikan air dalam tabung akibat memasukkan sebuah bola ke dalamnya setinggi (r = jari-jari kelereng bentuk Bola). Kasus 3: Tiga bola dimasukkan dalam tabung Volume cairan yang bergerak naik dalam tabung (V(N)) sama dengan volume 3 bola yang dimasukkan. V(N) = 3. V(B) πr 2 t = 3.

9 π(2r) 2 t = 3. 4πr 2 t t = 3. =. = = Jadi kenaikan air dalam tabung akibat memasukkan tiga buah bola ke dalamnya adalah setinggi = (r = jari-jari kelereng bentuk Bola). Melihat pemecahan ketiga kasus di atas terlihat bahwa pada hubungan dengan kondisi jari-jari bola yang besarnya ½ jari-jari tabung, maka tingginya kenaikan cairan dalam tabung untuk n bola yang dimasukkan ke dalamnya, terjadi kenaikan sebesar (r = jari-jari bola). Hubungan seperti di atas dapat diselidiki dengan membuat kasuskasus khusus lainnya, misalnya jari-jari bola jari-jari tabung, dst. Komunikasi aljabar lainnya yang dapat dibangun dalam konteks bangun ruang sisi lengkung adalah masalah luasan, seperti hubungan luasan bola yang dimasukkan dalam tabung sedemikian rupa sehingga bola menyinggung semua sisi tabung, menghitung luasan permukaan belahan ½ bola padat, luasan permukaan tabung yang tingginya sama dengan jari-jari atau diameternya, dan sebagainya. Pembahasan itu semua akan diuraikan pada judul berikutnya. Kesimpulan Memperhatikan uraian pembahasan di atas, beberapa hal penting yang dapat digarisbawahi adalah: 1. Komunikasi matematika dalam bentuk hubungan-hubungan aljabar diantara prinsipprinsip volume pada bangun ruang sisi lengkung perlu dibangun dalam bentuk model hubungan kesamaan tertentu dengan memperhatikan hubungan pada ukuranukuran dasarnya seperti tinggi dan jari-jarinya. 2. Dalam hal tertentu model-model hubungan antara prinsip-prinsip volume pada bangun ruang sisi lengkung akan menjadikan pemecahan masalah lebih mudah dilakukan, namun demikian bisa menjadikan lebih sulit. Faktor yang mempengaruhinya adalah kemampuan manipulasi atau komunikasi aljabar, yang meliputi penyederhanaan bentuk kesamaan aljabar dan tingkat kompleksitas masing-masing prinsip volume bangun ruang yang terlibat.. 3. Komunikasi aljabar pada konteks hubungan prinsip-prinsip volume antar bangun ruang sisi lengkung memperkecil resiko kesalahan penghitungan yang melibatkan bilangan-bilangan yang tidak bulat, karena penghitungan hanya dilakukan setelah diperoleh hubungan yang paling sederhana atas variable-variabel yang dilibatkan. 4. Bagaimanapun komunikasi aljabar dalam upaya pemecahan masalah volume bangun ruang sisi lengkung masih melibatkan objek matematika yang memiliki keabstrakan tertentu bagi siswa. Untuk itu pembelajarannya harus memperhatikan pengetahuan dan pengalaman prasyarat pada siswa, yakni kemampuan pada operasi bentuk aljabar, utamanya adalah penyederhanaan bentuk aljabar dalam suatu kesamaan. Saran-saran Agar pembelajaran pemecahan masalah yang melibatkan komunikasi aljabar dalam prinsip kesamaan volume pada bangun ruang sisi lengkung mudah bagi siswa,

10 maka beberapa hal perlu disarankan kepada teman-teman guru yang mengajarkan matematika pada jenjang SD atau SMP adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran sangat perlu memperhatikan pengetahuan prasyarat tentang penyederhanaan bentuk aljabar dengan melibatkan berbagai symbol variable. 2. Pengetahuan konseptual, pengetahuan prinsip tentang volume bangun ruang sisi lengkung perlu dikuasai siswa, berikut tentang operasi aljabar yang melibatkan variable dasar di dalamnya, yaitu tinggi (t) dan jari-jari (r). 3. Pemahaman konteks suatu masalah sangat diperlukan untuk membangun penalaran dan komunikasi dalam rangka menyusun bentuk hitungan hingga diperoleh bentuk pemecahan yang sederhana. Daftar Rujukan Adinawan, M. Cholik dan Sugijono Matematika 3A untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga Agus, Nuniek Avianti Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX SMP/MTs. Bse. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Depdiknas Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006, tentang Standar Isi Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas Depdiknas Standar Isi Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah Djumanta, Wahyuddin dan Susanti, Dwi Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs. Bse. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hutauruk, Naipospos Kamus Matematika. Terjemahan dari Kamus Matematika oleh Roy Hollands (1981). Departement of Mathematics, Dundee College of Education, Longman Group Limited. Jakarta: Erlangga Ilman, Oetjoep, dkk Ilmu Ukur Ruang Djilid 3 Untuk Kelas III. Djakarta: Widjaja Djakarta. Jurgensen, Ray C., dkk Geometry. Teacher s Edition. Boston : Houghton Mifflin Company Negoro, ST dan Harahap, B Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia Salamah, Umi Membangun Kompetensi Matematika 3 untuk Kelas IX SMP dan MTs. Solo: Tiga Serangkai Sulaiman, R. dkk Contextual Teaching and Learning Matematika SMP/MTs. Kelas IX Edisi 4. Bse. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Suwarsono Matematika untuk SMP dan MTs Kelas IX. Jakarta: Widya Utama Tim Penulis Matematika SLTP Kelas 2. Edisi I. Jakarta: Ditjen PLP, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas Wagiyo, dkk Pegangan Belajar Matematika 3 Untuk SMP/Mts Kelas IX. Bse. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran matematika dijenjang SMP adalah: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan

Lebih terperinci

Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas 9

Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas 9 Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas 9 Bangun Ruang Sisi Lengkung - Di dalam postingan ini rumus matematika dasar akan memberikan pembahasan mengenai materi pelajaran matematika untuk kelas 9 SMP

Lebih terperinci

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI Oleh: Aan Nurfahrudianto Dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Banyak siswa yang mengalami kesulitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan sumber dari segala disiplin ilmu dan kunci ilmu pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TAHUN PELAJARAN SMP Negeri 103 Jakarta

LEMBAR KERJA SISWA TAHUN PELAJARAN SMP Negeri 103 Jakarta LEMBAR KERJA SISWA TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMP Negeri 103 Jakarta Mata Pelajaran : Matematika Pokok Materi : Tabung (BRSL) Kelas/Semester : IX-1 Pertemuan : 1 dan 2 A. Standart Kompetensi : 2. Memahami

Lebih terperinci

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2 KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Matematika. : SMP/MTs. : VII s/d IX /1-2 Nama Guru

Lebih terperinci

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG A. TABUNG Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran yang berhadapan, sejajar, dan kongruen serta titik-titik pada keliling lingkaran

Lebih terperinci

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola 2. Menghitung luas selimut dan

Lebih terperinci

BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Peta Konsep Bangun Ruang sisi Lengkung jenis Tabung Kerucut Bola untuk menentukan Unsur dan jaring-jaring Luas permukaan Volume untuk Merumuskan hubungan volume dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, bernalar,

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran matematika di sekolah diantaranya adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal soal yang berkaitan dengan menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki zaman modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi

Lebih terperinci

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan ini berisi gambaran pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, mengapa masalah ini diangkat menjadi bahasan penelitian, rumusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian tentang Pembelajaran Matematika. 1. Pengertian belajar. Menurut Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar dan Menengah, Dirjen Dikdasmen, Depdikbud, Jakarta (1997-1998)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang turut memberikan sumbangan signifikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Realistic Mathematics Education Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNADAKSA

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNADAKSA - 1413 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SMPLB TUNADAKSA KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting bagi kehidupan. Mata pelajaran matematika telah diajarkan kepada peserta didik sejak tingkat Sekolah Dasar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai cukup memegang peranan penting, baik pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi berkualitas

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) 42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Oleh Nila Kesumawati FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang

Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Oleh Nila Kesumawati FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika Oleh Nila Kesumawati FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang Abstrak Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan

Lebih terperinci

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung rusuk kubus = a volume = a³ panjang diagonal bidang = a 2 luas = 6a² panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume = π r² t luas = 2πrt Prisma

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika. : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya.

Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika. : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika Satuan Pendidikan Kelas/Semester Standar Kompetensi : SMP : VIII/ :. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kemampuan Komunikasi Matematika 2.1.1.1 Kemampuan Kemampuan secara umum diasumsikan sebagai kesanggupan untuk melakukan atau menggerakkan segala potensi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan subjek yang sangat penting di dalam sistem pendidikan di seluruh negara di dunia ini. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa akan terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. baik, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa akan terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan dimensi utama dalam usaha menciptakan manusia yang berahlak, berpengetahuan dan berbudaya. Melalui sistem pendidikan yang baik, peningkatan Sumber

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang penting bagi kemajuan bangsa. Hal inilah yang menyebabkan seringnya matematika dijadikan indikator dalam menentukan maju tidaknya

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DENGAN PENDEKATAN CRA (Concrete Representational Abstract)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DENGAN PENDEKATAN CRA (Concrete Representational Abstract) MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DENGAN PENDEKATAN CRA (Concrete Representational Abstract) Janter Antonius Tambunan (8136172044/Sem III) Program Studi Pendidikan Matematika UNIMED Email: jantertambunan88@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 dilakukan melalui pendidikan bermutu yang diatur dalam

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE SUMARSIH SMP Negeri 1 Masaran/Program Magister Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) 43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasanah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di berbagai jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi telah banyak memberikan kontribusi yang mendasar

Lebih terperinci

PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang Diuji Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat

Lebih terperinci

Geometri Ruang (Dimensi 3)

Geometri Ruang (Dimensi 3) Geometri Ruang (Dimensi 3) Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung volume = a³ luas = 6a² rusuk kubus = a panjang diagonal = a 2 panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume =

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ponco Sujatmiko MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA KREATIF Konsep dan Terapannya untuk Kelas IX SMP dan MTs Semester 1 3A Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat untuk perkembangan teknologi modern. Tidak hanya sebagai penghubung

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat untuk perkembangan teknologi modern. Tidak hanya sebagai penghubung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu dasar yang dipelajari sejak dini. Matematika bisa menjadi alat untuk perkembangan teknologi modern. Tidak hanya sebagai penghubung teknologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Penyelenggaraan pendidikan baik secara formal maupun informal harus disesuaikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika yaitu: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena matematika merupakan dasar dari mata pelajaran lain yang saling berkesinambungan. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari

BAB I PENDAHULUAN. penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika menurut Departemen Pendidikan Nasional merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui melalui proses penalaran deduktif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Pendidikan merupakan wadah kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA Tujuan Pembelajaran Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya A. Pendahuluan Istilah tabung, kerucut, dan bola di sini adalah istilah-istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan formal, mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat yang cenderung bersifat terbuka memberi kemungkinan munculnya berbagai pilihan bagi seseorang dalam menata dan merancang kehidupan masa

Lebih terperinci

2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD

2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya paradigma negatif bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, membingungkan, bahkan terkadang menakutkan masih menjadi polemik panjang hingga saat ini, sehingga

Lebih terperinci

PAKET 3 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 3 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET 3 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan matematika mempunyai peran yang penting dalam mencapai keberhasilan mutu pendidikan di Indonesia, karena matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI LEMBAR KERJA SISWA BERDASARKAN KBK PADA PEMBELAJARAN IPA SD. Bambang Gonggo Murcitro

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI LEMBAR KERJA SISWA BERDASARKAN KBK PADA PEMBELAJARAN IPA SD. Bambang Gonggo Murcitro 1 MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI LEMBAR KERJA SISWA BERDASARKAN KBK PADA PEMBELAJARAN IPA SD Bambang Gonggo Murcitro Abstrak, Di dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi disebutkan bahwa sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting dalam memajukan kemampuan berfikir manusia. Pentingnya ilmu matematika dalam memajukan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA 1 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA Ingko Humonggio, Nurhayati Abbas, Yamin Ismail Jurusan Matematika, Program Studi S1. Pend.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika berkedudukan sebagai ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Matematika di SD 2.1.1.1. Hakekat Matematika Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:313), matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan,

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA Nurul Kustiyati Mahasiswa Pascasarjana FKIP Universitas Sebelas Maret kustiyatinurul@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988)

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan sangat mendasar dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menjamin perkembangan sosial, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. butuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari baik dalam sains, teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. butuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari baik dalam sains, teknologi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.. Matematika merupakan pelajaran yang di ajarkan disekolah dari tingkat SD sampai SMA, bahkan di perguruan tinggi. Hal ini disebabkan matematika sangat di butuhkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD Kegiatan Belajar 3 PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD A. Pengantar Seorang guru SD atau calon guru SD perlu mengetahui beberapa karakteristik pembelajaran matematika di SD. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Perkembangan pesat di bidang teknologi dewasa ini juga dilandasi oleh perkembangan

Lebih terperinci

1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus Menjelaskan pengertian relasi dengan menggunakan kata-kata

1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus Menjelaskan pengertian relasi dengan menggunakan kata-kata 108 LAMPIRAN VI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 46 Sijunjung Kelas / Semester : VIII (Delapan)/1 (Ganjil) Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memiliki peran yang sangat luas dalam kehidupan. Salah satu contoh sederhana yang dapat dilihat adalah kegiatan membilang yang merupakan kegiatan

Lebih terperinci

Apa bedanya Membaca Data dan Menafsirkan Data dalam Aspek Pengolahan Data. oleh Dra.Th.Widyantini,M.Si PPPPTK MATEMATIKA

Apa bedanya Membaca Data dan Menafsirkan Data dalam Aspek Pengolahan Data. oleh Dra.Th.Widyantini,M.Si PPPPTK MATEMATIKA Apa bedanya Membaca Data dan Menafsirkan Data dalam Aspek Pengolahan Data pada Mata Pelajaran Matematika di SD/MI? oleh Dra.Th.Widyantini,M.Si PPPPTK MATEMATIKA 1. Pendahuluan Menurut Peraturan Menteri

Lebih terperinci

Bangun yang memiliki sifat-sifat tersebut disebut...

Bangun yang memiliki sifat-sifat tersebut disebut... 1. Perhatikan sifat-sifat bangun ruang di bawah ini: i. Memiliki 6 sisi yang sama atau kongruen ii. Memiliki 12 rusuk yang sama panjang Bangun yang memiliki sifat-sifat tersebut disebut... SD kelas 6 -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pendidikan juga

Lebih terperinci

JARING-JARING BANGUN RUANG

JARING-JARING BANGUN RUANG BAHAN BELAJAR MANDIRI 6 JARING-JARING BANGUN RUANG PENDAHULUAN Bahan Belajar mandiri 6 mempelajari tentang Jaring-jaring Bangun ruang : maksudnya jika bangun ruang seperti kubus, balok, kerucut dan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat pentingnya peran matematika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs Lussy Midani Rizki 1), Risnawati 2), Zubaidah Amir MZ 3) 1) UIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 9 Matematika

Antiremed Kelas 9 Matematika Antiremed Kelas 9 Matematika Persiapan Uas Matematika Doc. Name: AR09MAT0UAS Version : 205-05 halaman 0. Gambar di bawah ini adalah sebuah foto yang ditempel pada kertas karton berukuran 0cm x 40cm. Di

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA SMP DALAM MEMPELAJARI PERSAMAAN GARIS LURUS DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

ANALISIS KESULITAN SISWA SMP DALAM MEMPELAJARI PERSAMAAN GARIS LURUS DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA ANALISIS KESULITAN SISWA SMP DALAM MEMPELAJARI PERSAMAAN GARIS LURUS DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA Sumarsih SMP Negeri 1 Masaran/Program Magister Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Dibuat untuk persiapan menghadapi UN 2012 PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Lengkap dengan kisi-kisi dan pembahasan Mungkin (tidak) JITU 12 1. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Penelitian Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia yang terus berubah dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat, manusia dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis,

Lebih terperinci

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia nomor 65 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan penting dalam berbagai penerapan disiplin ilmu lain. Banyak konsep dari

Lebih terperinci

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA) KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA) Tri Hapsari Utami Abstract: This article discusses a design of mathematics learning at what

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Deep Dialogue dan Critical Thinking. Sedangkan model pembelajaran Deep Dialogue dan Critical Thinking

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Deep Dialogue dan Critical Thinking. Sedangkan model pembelajaran Deep Dialogue dan Critical Thinking 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Deep Dialogue dan Critical Thinking 1. Pengertian Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah contoh, pola, acuan, ragam, macam, dan sebagainya dari sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan

Lebih terperinci

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang berperan penting dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sehingga perkembangan matematika menjadi sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang mendasari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru dunia, dan dipelajari pada setiap tingkatan pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI Lampiran B3 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP UNTUK AHLI MATERI 1. Kelayakan Isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya mata pelajaran matematika adalah diujikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan masyarakat karena kegunaannya dalam setiap aktivitas kehidupan, baik itu disadari atau

Lebih terperinci

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

LATIHAN PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS (UKK) MATEMATIKA 8 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

LATIHAN PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS (UKK) MATEMATIKA 8 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 LATIHAN PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS (UKK) MATEMATIKA 8 TAHUN PELAJARAN 011/01 No. ALTERNATIF SOAL PEMBAHASAN 1 Unsur-unsur di bawah ini yang merupakan unsur lingkaran adalah. A. Jari-jari, tali busur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan yang memiliki karakteristik tertentu seperti wawasan pengetahuan yang

Lebih terperinci