AD KAI TAHUN 2008 MUKADIMAH RAD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AD KAI TAHUN 2008 MUKADIMAH RAD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN"

Transkripsi

1 AD KAI TAHUN 2008 MUKADIMAH - Bahwa NEGARA REPUBLIK INDONESIA adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan keyakinan, agama, suku, bangsa, golongan dan kedudukannya wajib tunduk serta menjunjung tinggi hukum demi tegaknya keadilan dan kebenaran bagi setiap orang, guna melindungi dan mempertahankan hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan harkat dan martabatnya. - Bahwa kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka dalam negara hukum memerlukan Profesi Advokat yang bebas, mandiri dan bertanggung jawab, demi terselenggaranya suatu peradilan yang jujur, adil, dan memiliki kepastian hukum bagi semua pencari keadilan dalam menegakkan hukum, kebenaran, keadilan, dan hak asasi manusia, yang dijamin oleh undang-undang demi terselenggaranya upaya penegakkan supremasi hukum. - Bahwa Profesi Advokat adalah Profesi yang terhormat (officium nobile) dengan status sebagai Penegak Hukum, mempunyai peran dan fungsi menjaga proses demokratisasi, perlindungan hak asasi manusia dan terwujudnya prinsip-prinsip negara hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sedangkan dalam menjalankan tugas profesinya para Advokat wajib menjunjung tinggi prinsip demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum, serta sebagai salah satu unsur dalam sistem peradilan, yaitu merupakan salah satu pilar dalam menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia. - Bahwa Advokat dalam menjalankan tugas Profesinya juga ikut memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamentalnya di depan hukum, melakukan pembaharuan hukum RAD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan keyakinan, agama, suku, bangsa, golongan dan kedudukannya wajib tunduk serta menjunjung tinggi hukum demi tegaknya keadilan dan kebenaran bagi setiap orang, guna melindungi dan mempertahankan hak-hak Asasi manusia yang sesuai dengan harkat dan martabatnya. - Bahwa kekuasaan Kehakiman yang bebas dan Merdeka dalam Negara Hukum memerlukan Profesi Advokat yang bebas, mandiri, bertanggung jawab dan profesional berbasis kompetensi demi terselenggaranya suatu peradilan yang jujur, adil dan memiliki kepastian Hukum bagi semua pencari keadilan dalam menegakkan Hukum, kebenaran, keadilan dan hak Asasi Manusia yang dijamin oleh Undang-Undang demi terselenggaranya upaya penegakan supremasi Hukum. - Bahwa Profesi Advokat adalah Profesi yang terhormat (officium nobile) sebagai salah satu Pilar Penegakan Hukum, mempunyai peran dan fungsi menjaga proses demokratisasi, perlindungan Hak Asasi Manusia dan terwujudnya prinsip-prinsip Negara Hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sedangkan dalam menjalankan tugas profesinya para Advokat wajib menjunjung tinggi etika profesi demi tegaknya keadilan berdasarkan Hukum, serta sebagai salah satu unsur dalam sistem peradilan yaitu merupakan salah satu Pilar Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia. - Bahwa Advokat dalam menjalankan tugas profesinya juga ikut memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak

2 nasional, menegakkan keadilan serta terwujudnya prinsip- prinsip negara hukum demi tercapainya kepastian hukum.yang mencerminkan nilai- nilai hidup yang luhur dalam hati nurani serta kesadaran hukum masyarakat. - Bahwa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang ADVOKAT, yang selanjutnya disebut juga Undang-undang Advokat, mengatur berbagai ketentuan penting yang melingkupi Profesi Advokat, seperti dalam hal pengangkatan, pengawasan, penindakan, prinsip-prinsip dalam Pelaksanaan tugas Profesi, dan pembentukan organisasi Advokat yang merupakan satu-satunya wadah Profesi Advokat yang bebas dan mandiri, yang dibentuk dan ditetapkan oleh para Advokat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta pengembangan organisasai Advokat yang kuat dimasa mendatang. fundamentalnya di hadapan hukum, melakukan pembaharuan hukum nasional, menegakkan keadilan serta terwujudnya prinsipprinsip Negara hukum demi tercapainya kepastian hukum yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang luhur serta kesadaran hukum masyarakat, maka dipandang perlu dilakukan perubahan terhadap AD sebagai berikut : - Bahwa ketentuan dalam BAB X pasal 28 Undang-undang Advokat, mengatur mengenai susunan Organisasi Advokat ditetapkan oleh para Advokat, yaitu ADVOKAT INDONESIA dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, yang didalamnya mengatur mengenai hal-hal yang berhubungan dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas Profesi Advokat seperti antara lain: menetapkan dan menjalankan Kode Etik Profesi Advokat bagi para anggotanya, memiliki buku daftar anggota yang salinannya disampaikan kepada Mahkamah Agung dan Menteri Hukum dan HAM, melaporkan tentang pertambahan dan atau perubahan jumlah anggota, menetapkan kantor Advokat yang diberi kewajiban menerima, memberi bimbingan, pelatihan dan kesempatan praktek bagi calon Advokat yang akan magang, dan ketentuan lainnya yang diamanatkan oleh Anggaran Dasar maupun yang berhubungan dengan jalannya Organisasi Advokat. - Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dengan penuh rasa tanggung jawab yang didasarkan pada pengabdian dan ilmu hukum serta didorong oleh cita-cita luhur Profesi, dengan

3 persetujuan dan kesepakatan bersama para Advokat diseluruh Indonesia dengan kebulatan tekad, telah memutuskan untuk membentuk OrganisasiAdvokat yang tunggal sebagai satu-satunya wadah Profesi Advokat yang bebas danmandiri sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang, dengan Anggaran Dasar sebagai berikut:

4 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan: 1. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-undang R.I. No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat (LNRI Tahun 2003 No. 49, TLNRI No. 4282) 2. Kongres Nasional adalah forum tertinggi, merupakan istilah lain dari Musyawarah Nasional untuk mengambil keputusan tertinggi demi kepentingan organisasi secara Nasional. 3. Musyawarah Daerah adalah forum tertinggi di tingkat daerah untuk mengambil keputusan demi kepentingan organisasi di tingkat Propinsi; 4. Musyawarah Cabang adalah forum tertinggi di tingkat cabang untuk mengambil keputusan demi kepentingan organisasi di tingkat Kabupaten/Kota; 5. Dewan Pimpinan Pusat disingkat DPP adalah struktur organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat pusat, dengan tugas memimpin organisasi Kongres Advokat Indonesia ditingkat Nasional. 6. Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD adalah struktur organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat daerah, dengan tugas memimpin organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat Propinsi. 7. Dewan Pimpinan Cabang, disingkat DPC adalah struktur KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan: 1. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang. 2. Kongres Nasional adalah forum kedaulatan tertinggi, merupakan istilah lain dari Musyawarah Nasional untuk mengambil keputusan tertinggi demi kepentingan Organisasi secara Nasional. 3. Musyawarah Daerah adalah forum kedaulatan tertinggi di tingkat daerah untuk mengambil keputusan demi kepentingan Organisasi di tingkat Propinsi. 4. Musyawarah Cabang adalah Forum kedaulatan tertinggi di tingkat cabang untuk mengambil keputusan demi kepentingan Organisasi di tingkat Kabupaten/Kota. 5. Dewan Pimpinan Pusat disingkat DPP adalah stuktur Organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat pusat, dengan tugas memimpin Organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat Nasional. 6. Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD adalah struktur Organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat Daerah, dengan tugas memimpin Organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat Propinsi. 7. Dewan Pimpinan Cabang, disingkat DPC adalah struktur Organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat cabang,

5 organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat cabang, dengan tugas memimpin organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat Kabupaten/Kota. 8. Honorary Chairman Kongres Advokat Indonesia atau Ketua Kehormatan KAI adalah alat kelengkapan non struktural organisasi dalam PENGURUS KAI, yaitu sebagai jabatan khusus yang diadakan di tingkat Pusat berdasarkan Keputusan Kongres Advokat Indonesia I Tahun,2008, jabatan ini hanya diserahkan kepada senioren Dr. (Iur) Adnan Buyung Näsution, SH. yang sekaligus dalam Kongres juga ditetapkan sebagai Bapak Advokat Indonesia. 9. Board of Trustee atau Dewan Wali Kepercayaan adalah alat kelengkapan struktural organisasi dalam PENGURUS KAI, yang hanya ada di tingkat Pusat, yang bersifat kolektif dan kolegial, diisi oleh para senioren yang memiliki komitmen dan integritas yang jelas dalam mendukung perjuangan para Advokat Indonesia untuk penyelenggaraan Kongres Advokat Indonesia I Tahun Dewan Penasehat adalah alat kelengkapan struktural organisasi dalam PENGURUS KAI, bersifat kolektif dan kolegial, diisi oleh para advokat senior (senioren) di semua tingkatan organisasi, yaitu DPP, DPD dan DPC. 11. Dewan Kehormatan adalah alat kelengkapan struktural organisasi dalam PENGURUS KAI yang hanya dibentuk di dua tingkatan organisasi, yaitu di tingkat DPD yang memeriksa dan mengadili pelanggaran Kode Etik pada tingkat Pertama dan di DPP yang memeriksa dan mengadili pelanggaran Kode Etik pada tingkat Banding atau terakhir, diisi oleh unsur Advokat. dengan tugas memimpin Organisasi Kongres Advokat Indonesia di tingkat Kabupaten/Kota. 8. Dewan Pembina adalah alat kelengkapan non structural organisasi dalam kepengurusan DPP K.A.I. beranggotakan minimal 5 orang dan maksimal 7 orang, diisi oleh Senioren Advokat, Tokoh Nasional dan Mantan Presiden K.A.I. 9. Dewan Penasehat adalah alat kelengkapan struktural Organisasi dalam kepengurusan K.A.I, bersifat kolektif dan kolegial, diisi oleh para Advokat senior (senioren) di semua tingkatan Organisasi, yaitu DPP, DPD dan DPC. 10. Dewan Kehormatan adalah alat kelengkapan struktural Organisasi dalam kepengurusan K.A.I yang hanya dibentuk di dua tingkatan Organisasi, yaitu tingkat DPD yang memeriksa dan mengadili pelanggaran Kode Etik pada tingkat pertama dan di DPP yang memeriksa dan mengadili pelanggaran Kode Etik pada tingkat Banding atau terakhir, diisi oleh unsur Advokat. 11. Komisi Pengawas adalah alat kelengkapan non structural Organisasi dalam PENGURUS K.A.I yang hanya ada di tingkat pusat, merupakan pelaksana pengawasan Advokat sehari-hari dengan tujuan agar advokat dalam menjalankan profesinya selalu menjunjung tinggi kode etik profesi Advokat dan peraturan perundang-undangan, yang keanggotaannya terdiri atas unsur Advokat senior, tenaga ahli/akademisi dan tokoh masyarakat. 12. Komisi Pengawas adalah alat kelengkapan non struktural KAI yang hanya ada di tingkat pusat, merupakan pelaksana pengawasan advokat sehari-hari dengan tujuan agar Advokat

6 dalam menjalankan profesinya selalu menjunjung tinggi kode etik profesi Advokat dan peraturan perundang-undangan, yang keanggotaannya terdiri atas unsur Advokat senior, tenaga ahli/akademisi dan tokoh masyarakat. 13. Komisi Pembina adalah alat kelengkapan non struktural organisasi dalam PENGURUS KAI yang dapat dibentuk di tingkat DPD dan DPC, untuk mengakomodir aspirasi Daerah dan Cabang yang menghendaki agar PENGURUS DPD dan DPC dapat menampung tokoh masyarakat dan atau pejabat di daerah setempat yang peduli dan sangat mendukung perjuangan KAI di Daerah dan atau Cabang yang bersangkutan. NAMA Pasal 2 Organisasi Advokat ini bernama: "KONGRES ADVOKAT INDONESIA", atau disingkat dengan nama: KAI. NAMA Pasal 2 Organisasi Advokat ini bernama : KONGRES ADVOKAT INDONESIA untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut K.A.I. WAKTU Pasal 3 1. KAI dibentuk dan didirikan di Jakarta oleh para Advokat Indonesia berdasarkan keputusan Kongres Advokat Indonesia I Tahun 2008, pada tanggai 30 Mei 2008 yang diselenggarakan secara konstitusional, demokratis sesuai dan memenuhi amanat Undangundang RI No.18 Tahun 2003 tentang Advokat. 2. KAI didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. WAKTU Pasal 3 1. K.A.I dibentuk dan didirikan di Jakarta oleh para Advokat Indonesia berdasarkan Keputusan Kongres Nasional Advokat Indonesia I Tahun 2008, pada tanggal tigapuluh Mei tahun duaribu delapan ( ) yang diselenggarakan secara konstitusional dan demokratis. 2. K.A.I didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 4 TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 4

7 Dewan Pimpinan Pusat KONGRES ADVOKAT INDONESIA, disingkat DPP. KAI, berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia atau di tempat kedudukan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Dewan Pimpinan Pusat KONGRES ADVOKAT INDONESIA, disebut DPP. K.A.I, berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia atau di tempat kedudukan Mahkamah Agung Republik Indonesia. SIFAT Pasal 5 SIFAT Pasal 5 KAI merupakan Organisasi Advokat perjuangan yang bersifat mandiri, bebas, merdeka dan bertanggung jawab serta mengemban misi luhur para Advokat Indonesia untuk turut serta membangun hukum nasional dalam rangka mengembangkan Profesi Advokat Indonesia yang memiliki integritas dalam keterikatannya dengan Pembangunan Bangsa dan Negara K.A.I merupakan Organisasi Advokat perjuangan yang bersifat bebas, mandiri, merdeka dan bertanggung jawab serta mengemban misi luhur para Advokat Indonesia untuk turut serta dalam penegakan hukum dalam rangka mengembangkan Profesi Advokat Indonesia yang memiliki integritas dalam kaitannya dengan Pembangunan hukum ditingkat nasional dan internasional. AZAS Pasal 6 KAI berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun MOTTO Pasal 7 Motto perjuangan KAI adalah : FIAT JUSTITIA RUAT COELUM' (Keadilan harus tetap ditegakkan, sekalipun langit runtuh) ASAS Pasal 6 K.A.I berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun MOTTO Pasal 7 Motto perjuangan K.A.I adalah : OFFICIUM NOBILE (Profesi Yang Mulia atau Terhormat) VISI Pasal 8 Visi KAI adalah menjadi wadah organisasi Advokat satu-satunya yang VISI Pasal 8 Visi K.A.I adalah menjadi Organisasi Advokat yang profesional,

8 profesional, berkualitas, memiliki integritas dan religius dengan menjunjung tingi kode etik serta berorientasi ke masa depan; Misi KAI adalah: MISI Pasal 9 a. Membina dan mempersatukan seluruh advokat menjadi anggota KAI b. Meningkatkan ilmu pengetahuan, profesionalisme dan keahlian anggota, c. Mengawasi para Advokat, menegakkan hak dan kekebalan (immunitas) Advokat dalam menjalankan tugas Profesinya sesusai ketentuan undang-undang. d. Mewujudkan prinsip-prinsip negara hukum, menegakkan supremasi hukum, hak asasi manusia, kebenaran dan keadilan serta meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan memberdayakan masyarakat guna menyadari hak-hak fundamentalnya di depan hukum. e. Memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu berdasarkan undang-undang, serta turut aktif dalam pembaharuan dan pembangunan hukum nasional. berkualitas, memiliki integritas dan religius dengan menjunjung tinggi kode etik profesi Advokat serta berbasis kompetensi; Misi K.A.I adalah : MISI Pasal 9 a. Membina dan mempersatukan seluruh advokat di Negara Republik Indonesia menjadi anggota K.A.I. b. Meningkatkan ilmu pengetahuan, profesionalisme, keahlian, sikap dan kompetensi anggota. c. Mengawasi para Advokat, menegakkan hak dan kekebalan (immunitas) Advokat dalam menjalankan tugas Profesionalnya berdasarkan ketentuan Undang-undang. d. Mewujudkan prinsip-prinsip negara hukum, menegakkan supremasi Hukum, Hak Asasi manusia, kebenaran dan keadilan serta meningkatkan kesadaran hukum masyarakat ditingkat nasional dan internasional. e. Memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu berdasarkan undang-undang, serta turut aktif dalam pembaharuan dan pembangunan hukum nasional dan internasional. MAKSUD Pasal 10 Maksud dibentuknya Organisasi Profesi KAI adalah untuk: MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 10 Maksud dan tujuan dibentuknya Organisasi Profesi Advokat K.A.I adalah :

9 a. Menghimpun para Advokat di Indonesia dalam wadah tunggal profesi Advokat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang No.18 Tahun 2003 tentang Advokat. b. Meningkatkan kualitas Profesi Advokat, integritas, moral dan Profesionalisme, menjaga martabat dan kehormatan Profesi Advokat, menetapkan dan menjalankan Kode Etik Profesi Advokat bagi para anggotanya. c. Menumbuh-kembangkan dan memelihara rasa s.etiakawan di antara para Advokat, dalam menjalankan profesinya. d. Memperjuangkan, membela, melindungi, dan mempertahankan hak dan kepentingan para Advokat sebagai penegak hukum yang bebas dan mandiri yang setara dengan penegak hukum lainnya. e. Berperan serta secara aktif didalam masyarakat guna memberikan penyuluhan hukum dan pembinaan kesadaran masyarakat serta pelayanan hukum dalam rangka penegakkan hukum, pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum. a. Menghimpun Advokat Indonesia dalam organisasi Profesi Advokat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang. b. Meningkatkan kualitas Profesi Advokat, integritas, moral, profesionalitas dan kompetensi untuk menjaga martabat dan kehormatan Profesi Advokat serta menetapkan dan menjalankan Kode Etik Profesi Advokat. c. Menumbuh-kembangkan dan memelihara solidaritas dan semangat brotherhood Para Advokat. d. Memperjuangkan, membela, melindungi, dan mempertahankan hak dan kepentingan para Advokat sebagai salah satu pilar penegakan hukum. e. Berperan aktif dalam penegakan hukum, hak asasi manusia, kebenaran dan keadilan serta meningkatkan kesadaran hukum masyarakat ditingkat nasional dan internasional. TUJUAN Pasal 11 Tujuan dibentuknya Organisasi Profesi Advokat KAI adalah: a. Untuk ikut berperan dalam penegakkan supremasi hukum, hak asasi manusia, kebenaran dan keadilan serta meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. b. Melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban yang diamanatkan oleh Undang undang No.18 Tahun 2003 tentang Advokat

10 KEANGGOTAAN Pasal Anggota KAI adalah Warga Negara Indonesia dengan gelar Saijana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum dan telah diangkat sebagai Advokat berdasarkan peraturan perundangundangan,.serta menyatakan tunduk, taat, dan patuh pada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturanperaturan dan atau kebijakan-kebijakan Organisasi serta Kode Etik KAI. 2. Warga Negera Indonesia dengan gelar Saijana Hukum dan/atau ahli di bidang lain yang berminat menyumbangkan tenaga dan pikirannya guna kemajuan organisasi KAI dapat diangkat sebagai Anggota Kehormatan. 3. Advokat asing dapat diangkat menjadi anggota khusus organisasi ini setelah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Hal-hal yang menyangkut tentang keanggotaan tersebut akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. KEDAULATAN Pasal 13 (1) Kedaulatan tertinggi organisasi berada pada anggota dan di tingkat pusat dilaksanakan sepenuhnya oleh DPP dalam suatu Kongres Nasional KAI setiap 5 (lima) tahun sekali. KEANGGOTAAN Pasal Anggota K.A.I. adalah Warga Negara Indonesia dengan gelar Sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum dan telah diangkat sebagai Advokat berdasarkan peraturan perundang-undangan, serta menyatakan tunduk, taat, dan patuh pada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan-Peraturan dan atau kebijakan kebijakan Organisasi serta Kode Etik K.A.I. 2. Warga Negara Indonesia dengan gelar Sarjana Hukum dan/atau ahli di bidang lain yang telah berjasa menyumbangkan tenaga dan pikirannya guna kemajuan Organisasi K.A.I dapat diangkat sebagai Anggota Kehormatan. 3. Advokat asing dapat diangkat menjadi anggota khusus Organisasi ini setelah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Anggota K.A.I. tidak boleh merangkap keanggotaan dengan Organisasi Advokat Lainnya. 5. Hal-hal yang menyangkut tentang keanggotaan tersebut akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. KEDAULATAN Pasal Kedaulatan tertinggi Organisasi berada pada anggota dan di tingkat pusat dilaksanakan sepenuhnya oleh DPP dalam suatu Kongres Nasional K.A.I setiap 5 (lima) tahun sekali.

11 (2) Kedaulatan organisasi di tingkat daerah berada pada anggota yang terdaftar di daerah yang bersangkutan dan dilaksanakan sepenuhnya oleh DPD dalam suatu Musyawarah Daerah setiap 4 (empat) tahun sekali. (3) Kedaulatan organisasi di tingkat cabang berada pada anggota yang terdaftar di cabang yang bersangkutan dan dilaksanakan sepenuhnya oleh DPC dalam suatu Musyawarah Cabang setiap 3 (tiga) tahun sekali. STRUKTUR ORGANISASI Pasal 14 Struktur Organisasi KAI disusun secara vertikal beijenjang sesuai dengan tingkatan badan peradilan di Indonesia: a. Di tingkat Pusal/Nasional dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP). b. Di tingkat Daerah dipimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) c. Di tingkat Cabang dipimpin oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC). 2. Kedaulatan Organisasi di tingkat daerah berada pada anggota yang terdaftar di daerah yang bersangkutan dan dilaksanakan sepenuhnya oleh DPD dalam suatu Musyawarah Daerah setiap 5 (lima) tahun sekali. 3. Kedaulatan Organisasi di tingkat cabang berada pada anggota yang terdaftar di cabang yang bersangkutan dan dilaksanakan sepenuhnya oleh DPC dalam suatu Musyawarah Cabang setiap 5 (lima) tahun sekali. STRUKTUR ORGANISASI Pasal 13 Struktur Organisasi K.A.I disusun secara vertikal berjenjang sesuai dengan tingkatan badan peradilan di Indonesia; a. Di tingkat Pusat/Nasional disebut Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dipimpin oleh Presiden. b. Di tingkat Daerah disebut Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dipimpin oleh Ketua DPD. c. Di tingkat Cabang disebut Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dipimpin oleh Ketua DPC. KEPEMIMPINAN Pasal 15 (1) Pimpinan KAI di semua tingkatan wajib menjalankan kepemimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial. KEPEMIMPINAN Pasal 14 Pimpinan K.A.I di semua tingkatan wajib menjalankan kepemimpinannya secara jujur, amanah dan bertanggungjawab. (2) Segala sesuatu yang menyangkut perbedaan pendapat dalam internal organisasi di semua tingkatan struktural maupun lintas fungsional KAI, wajib diselesaikan secara internal organisasi. (3) Dalam hal permasalahan dan atau perbedaan pendapat yang

12 teijadi di tingkat Cabang dan atau Daerah tidak dapat diselesaikan oleh DPC dan atau DPD yang bersangkutan, maka penanganan penyelesaiannya dapat didiambil alih oleh DPP, yang selanjutnya menerbitkan Surat Keputusan berdasarkan putusan Rapat Pimpinan Harian yang bersifat final dan mengikat. (4) Hal-hal lain yang menyangkut tentang Struktur Organisasi dan kepemimpinan tersebut pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI Pasal 16 (1) Di tingkat pusat, DPP didukung oleh alat kelengkapan struktural antara lain Dewan Pimpinan Harian Pusat, Board of Trustee, Dewan Penasehat Pusat dan Dewan Kehormatan Pusat, dan alat kelengkapan non struktural terdiri dari Honorary Chairman dan Komisi Pengawas. (2) Di tingkat daerah, DPD didukung oleh alat kelengkapan struktural antara lain Dewan Pimpinan Harian Daerah, Dewan Penasehat Daerah, Dewan Kehormatan Daerah, dan alat kelengkapan non struktural berupa Komisi Pembina. (3) Di tingkat cabang, DPC di dukung oleh alat kelengkapan struktural antara lain Dewan Pimpinan Harian Cabang dan Dewan Penasehat cabang, serta alat kelengkapan non struktural berupa Komisi Pembina. ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI Pasal Ditingkat pusat, DPP didukung oleh Dewan Pembina, Dewan Penasehat Pusat, Dewan Kehormatan Pusat dan Komisi Pengawas. 2. Di tingkat daerah, DPD didukung oleh Dewan Penasehat Daerah dan Dewan Kehormatan Daerah. 3. Di tingkat Cabang, DPC didukung oleh Dewan Penasehat Cabang. 4. Hal-hal yang menyangkut tentang alat kelengkapan Organisasi sebagaimana tersebut pada ayat (1), (2) dan (3) diatas, diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. (4) Hal-hal yang menyangkut tentang alat kelengkapan organisasi sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

13 WILAYAH KERJA K.A.I Pasal 17 (1) Wilayah keija KAI di tingkat Pusat meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk dan tidak terbatas pada Wilayah di Negara-negara Sahabat yang mempunyai hubungan diplomatik dan dagang atau setidak-tidaknya yang mempunyai kerja sama, yang cukup dibuktikan dengan adanya penempatan perwakilan Pemerintah Republik Indonesia pada Negara yang bersangkutan. (2) Wilayah kerja KAI tingkat Daerah meliputi wilayah Propinsi. (3) Wilayah keija KAI tingkat Cabang meliputi wilayah Kabupaten/kota. MASA JABATAN PENGURUS Pasal 18 Masa Jabatan Pengurus Organisasi KAI adalah sebagai berikut : a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) selama 5 (lima) tahun terhitung sejak ditetapkan oleh formatur yang untuk pertama kalinya dipilih melalui KONGRES ADVOKAT INDONESIA I TAHUN b. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) selama 4 (empat) tahun, setelah dipilih oleh pemegang mandat pembentukan DPD dan calon pengurus/anggota DPD melalui Musyawarah Daerah (Musda) dan disahkan melalui Surat keputusan DPP. c. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) selama 3 (tiga) tahun, setelah dipilih oleh anggota melalui Musyawarah/Rapat Anggota Cabang dan disahkan melalui Surat Keputusan DPP. d. Presiden KONGRES ADVOKAT INDONESIA, Ketua Dewan WILAYAH KERJA K.A.I Pasal Wilayah kerja K.A.I di tingkat Pusat meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk dan tidak terbatas pada Wilayah di Negara-negara Sahabat yang mempunyai hubungan diplomatik dan dagang atau setidak tidaknya yang mempunyai kerja sama, yang cukup dibuktikan dengan adanya penempatan perwakilan Pemerintahan Republik Indonesia pada Negara yang bersangkutan. 2. Wilayah Kerja K.A.I tingkat Daerah meliputi wilayah Propinsi. 3. Wilayah Kerja K.A.I tingkat Cabang meliputi wilayah Kabupaten/Kota. MASA JABATAN PENGURUS Pasal 17 Masa Jabatan Pengurus Organisasi K.A.I adalah Sebagai berikut : a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) selama 5 (lima) tahun terhitung sejak ditetapkan oleh formatur yang untuk pertama kalinya dipilih melalui KONGRES NASIONAL ADVOKAT INDONESIA I TAHUN 2008 dan disahkan melalui Surat Keputusan DP; b. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) selama 5 (lima) tahun, setelah dipilih oleh pemegang mandat pembentukan DPD dan calon pengurus/anggota DPD melalui Musyawarah Daerah dan disahkan melalui Surat Keputusan DPP; c. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) selama 5 (lima) tahun, setelah dipilih oleh anggota melalui Musyawarah/Rapat Anggota Cabang dan disahkan melalui Surat Keputusan DPP.

14 Pimpinan Daerah dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang hanya menjabat paling banyak dua kali masa jabatan secara berturut dan tidak dapat diperpanjang lagi untuk masa jabatan berikutnya atau tidak dapat mencalonkan diri dalam pemilihan masa jabatan ketiga atau berikutnya. KODE ETIKA PROFESI ADVOKAT K.A.I Pasal 19 (1) Dalam menjalankan profesinya sebagai Advokat, seluruh anggota KAI tanpa kecuali tunduk dan taat pada Kode Etik Profesi Advokat KAI yang telah diputus dan ditetapkan berdasarkan Kongres Advokat Indonesia I Tahun 2008, di Jakarta tanggai 30 Mei (2) Kode etik dimaksud pada ayat (1) pasal ini dimaksudkan untuk menjaga martabat dan kehormatan Profesi Advokat Indonesia. (3) Dewan Pimpinan Pusat dapat membentuk sebuah Tim untuk mengusulkan perubahan isi maupun rumusan Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, selanjutnya menetapkan dan mengesahkan pemberlakuannya. (4) Dewan Kehormatan Pusat/Daerah dalam melakukan penegakkan etika profesi Advokat harus berpedoman pada ketentuan Undangundang No.18 Tahun 2003 tentang Advokat, Kode Etik Profesi Advokat KAI dan Hukum Acara Peradilan Kode Etik Advokat (vide Surat-surat Keputusan Kongres Advokat Indonesia I Tahun 2008 tanggal 30 Mei 2008 No.08 tentang Kode Etik Profesi Advokat dan No.09 tentang Hukum Acara Kode Etik Advokat). PENINDAKAN DAN PEMBELAAN DIRI Pasal 20 d. Presiden KONGRES ADVOKAT INDONESIA, Ketua Dewan Pimpinan Daerah dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang hanya menjabat paling banyak 1 (satu) kali masa jabatan dan tidak dapat diperpanjang lagi untuk masa jabatan berikutnya atau tidak dapat mencalonkan diri dalam pemilihan masa jabatan kedua atau berikutnya. KODE ETIK PROFESI ADVOKAT K.A.I Pasal Dalam menjalankan profesinya sebagai Advokat, seluruh anggota K.A.I tanpa kecuali tunduk dan taat pada Kode Etik Profesi Advokat K.A.I. 2. Kode Etik dimaksud pada ayat 1 (satu) pasal ini dimaksudkan untuk menjaga martabat dan kehormatan Profesi Advokat Indonesia. 3. Dewan Pimpinan Pusat dapat membentuk sebuah Tim untuk mengusulkan Perubahan isi maupun rumusan Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) pasal ini, selanjutnya menetapkan dan mengesahkan pemberlakuannya. 4. Dewan Kehormatan Pusat/Daerah dalam melakukan penegakkan Etika Profesi Advokat harus berpedoman pada peraturan per- Undang-Undang. PENINDAKAN DAN PEMBELAAN DIRI Pasal 19

15 (1) Seorang anggota Kongres Advokat Indonesia yang karena melakukan tindakan indisipliner dan/atau melanggar ketentuan Kode Etik Profesi Advokat dapat dikenakan penindakan sebagai berikut: a. Teguran ringan; b. Peringatan keras ; c. Penon-aktifan sementara atau Pemberhentian sementara; d. Pemberhentian tetap. (2) Seorang anggota yang dikenakan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berhak mengajukan pembelaan diri. (3) Hal-hal menyangkut tentang tata cara penindakan dan pembelaan diri akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. KEUANGAN, KEKAYAAN DAN BADAN USAHA Pasal 21 (1) Keuangan organisasi diperoleh dari: a. Uang pendaftaran dan uang pangkal calon anggota. b. Iuran tahunan anggota. c. Usaha lain yang sah. d. Sumbangan lain yang tidak mengikat. (2) Kekayaan organisasi diperoleh dari: Hasil perhitungan bersih dari kumulasi sumber keuangan organisasi tersebut pada ayat (1) pasal ini ditambah dengan asset tidak bergerak dan bergerak lain milik organisasi. (3) Badan Usaha organisasi: Dalam rangka mencapai tujuan organisasi, KAI dapat membentuk lembaga dan atau badan-badan usaha yang dikelola oleh DPP, 1. Anggota Kongres Advokat Indonesia yang terbukti melakukan perbuatan melanggar ketentuan Kode Etik Profesi Advokat dapat dikenakan sanksi sebagai berikut : a. Teguran lisan; b. Peringatan tertulis; c. Pemberhentian sementara; d. Pemberhentian Tetap; 2. Seorang anggota yang dikenakan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1(satu) pasal ini berhak mengajukan pembelaan diri. 3. Hal-hal menyangkut tentang tata cara penindakan dan pembelaan diri akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. KEUANGAN, KEKAYAAN DAN BADAN USAHA Pasal Keuangan Organisasi diperoleh dari : a. Uang pendaftaran; b. Iuran anggota.; c. Usaha lain yang sah; d. Sumbangan lain yang tidak mengikat; 2. Kekayaan Organisasi diperoleh dari; Hasil perhitungan bersih dari kumulasi sumber keuangan Organisasi tersebut pada ayat 1 (satu) pasal ini ditambah dengan asset tidak bergerak lain milik Organisasi; 3. Badan Usaha Organisasi; Dalam rangka mencapai tujuan Organisasi, K.A.I dapat membentuk lembaga dan atau badan-badan usaha yang dikelola

16 DPD maupun DPC. (4) Hal-hal yang menyangkut ketentuan tentang keuangan, kekayaan dan Badan Usaha diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. oleh DPP dan DPD. 4. Hal-hal yang menyangkut ketentuan tentang keuangan, kekayaan dan Badan Usaha diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. JENIS-JENIS Pasal 22 (1) Jenis-jenis Kongres, Musyawarah dan Rapal dalam organisasi KAI terdiri alas: a. Kongres Nasional, disingkat KN. b. Kongres Nasional Luar Biasa, disingkat KNLB, c. Rapat Pimpinan Nasional, disingkat Rapimnas. d. Rapat Kerja Nasional, disingkatrakemas. e. Musyawarah Daerah, disingkat Musda. f. Musyawarah Daerah Luar Biasa, disingkat Musdalub. g. Rapat Pimpinan Daerah, disingkat Rapimda. h. Rapat Kerja Daerah, disingkat Rakerda. i. Musyawarah Cabang, disingkat Muscab. j. Musyawarah Cabang Luar Biasa, disingkat Muscablub. k. Rapat Pimpinan Cabang, disingkat Rapimcab. l. Rapat Kerja Cabang, disingkat Rakercab. (2) Disamping jenis-jenis rapat tersebut pada ayat (1) tersebut diatas, tidak tertutup kemungkinan diadakan Rapat Pimpinan Harian, Rapat Pleno Terbatas, Rapat Pleno Lengkap serta Sidang-sidang di semua tingkatan strukturalorganisasi. (3) Hal-hal menyangkut jenis-jenis rapat dan sidang-sidang dimaksud pada ayat pasal ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. JENIS-JENIS Pasal Jenis-jenis Kongres, Musyawarah dan Rapat dalam Organisasi K.A.I terdiri atas : a. Kongres Nasional, disingkat KN; b. Kongres Nasional Luar Biasa, disingkat KNLB; c. Rapat Pimpinan Nasional, disingkat Rapimnas; d. Rapat Kerja Nasional, disingkat Rakernas; e. Musyawarah Daerah, disingkat Musda; f. Musyawarah Daerah Luar Biasa, disingkat Musdalub; g. Rapat Pimpinan Daerah, disingkat Rapimda; h. Rapat Kerja Daerah, disingkat Rakerda; i. Musyawarah Cabang, disingkat Muscab; j. Musyawarah Cabang Luar Biasa, disingkat Muscablub; k. Rapat Pimpinan Cabang, disingkat Rapimcab; l. Rapat Kerja Cabang, disingkat Rakercab; 2. Disamping jenis-jenis rapat tersebut pada ayat 1 (satu) tersebut, tidak tertutup kemungkinan adanya jenis-jenis Rapat lainnya, antara lain Rapat Pimpinan Harian, Rapat Pleno Terbatas, Rapat Pleno Lengkap serta Sidang-sidang di semua tingkatan structural Organisasi. 3. Hal-hal menyangkut jenis-jenis rapat dan sidang-sidang dimaksud pada ayat 2 (dua) pasal ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

17 KEWENANGAN Pasal 23 (1) Kongres Nasional : a. Pemegang kekuasaan tertinggi organisasi dan diselenggarakan secara berkala setiap 5 (lima) tahun sekali. b. Menetapkan dan atau mengubah AD/ART. c. Menetapkan dan atau mengubah Kode Etik Profesi Advokat KAI. d. Menetapkan Program Kerja Nasional Organisasi KAI. e. Menilai pertanggung jawaban Presiden dan Sekretaris Jenderal DPP KAI. f. Memeriksa dan memutus keberatan yang diajukan oleh seorang anggota yang dijatuhi sanksi pemberhentian sementara dan atau pemecatan oleh DPP. g. Memilih dan menetapkan Presiden dan Sekretaris Jenderal DPP KAI. h. Memilih dan Menetapkan Ketua Dewan Kehormatan KAI. i. Memberikan mandat kepada Presiden dan Sekretaris Jenderal terpilih untuk menetapkan dan mengesahkan Komposisi dan Personalia DPP KAI. j. Menetapkan keputusan keputusan lainnya. (2) Kongres Nasional Luar Biasa: a. Mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Kongres Nasional. b. Kongres Nasional Luar Biasa adalah Kongres Nasional yang diselenggarakan oleh DPP dalam keadaan luar biasa, diadakan atas permintaan tertulis dan atau persetujuan sekurang kurangnya 50% plus 1 Dewan Pimpinan Harian Pusat, ditambah. 50% plus 1 Dewan Pimpinan Daerah. c. Diadakan sewaktu-waktu apabila kelangsungan hidup organisasi dalam keadaan terancam atau organisasi menghadapi hal ikhwal kegentingan yang memaksa atau KEWENANGAN Pasal Kongres Nasional : a. Pemegang kekuasaan tertinggi Organisasi dan diselenggarakan secara berkala setiap 5 (lima) tahun sekali. b. Menetapkan dan atau mengubah AD/ART. c. Menetapkan dan atau mengubah Kode Etik Profesi Advokat K.A.I. d. Menetapkan Program Kerja Nasional Organisasi K.A.I. e. Menilai pertanggung jawaban Presiden DPP K.A.I. f. Memilih dan menetapkan Presiden DPP K.A.I. g. Memilih dan Menetapkan Ketua Dewan Kehormatan K.A.I. h. Memberikan mandat kepada Presiden terpilih dan Formatur untuk menetapkan dan mengesahkan Komposisi dan Personalia DPP K.A.I. i. Memeriksa dan memutus keberatan yang diajukan oleh seorang anggota yang dijatuhi sanksi pemberhentian tetap oleh DPP. j. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya. 2. Kongres Nasional Luar Biasa : a. Mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Kongres Nasional. b. Kongres Nasional Luar Biasa adalah Kongres Nasional yang diselenggarakan oleh DPP dalam keadaan luar biasa, diadakan atas permintaan tertulis dan atau persetujuan sekurang kurangnya 50% plus 1 (satu) Dewan Pimpinan Pusat dan atau 50% plus 1 (satu) Dewan Pimpinan Daerah yang telah terbentuk dengan persetujuan Dewan Penasehat dan Dewan Pembina. c. Diadakan sewaktu-waktu apabila Organisasi menghadapi

18 Dewan Pimpinan Pusat melanggar Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga atau apabila Dewan Pimpinan Pusat tidak dapat melaksanakan amanat.kongres Nasional sehingga organisiasi tidak berjalan sesuai fungsinya. d. Dewan Pimpinan Pusat wajib memberikan pertanggung jawaban atas diadakannya Kongres Nasional Luar Biasa tersebut. (3) Rapat Pimpinan Nasional: a. Mengambil keputusan-keputusan dan atau kebijakan strategis, kecuali yang menjadi kewenangan Kongres Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini. b. Diadakan oleh DPP KAI sedikitnya sekali dalam setahun. (4) Rapat Kerja Nasional: a. Diadakan untuk menilai atau mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja Nasional dan menetapkan pelaksanaan selanjutnya. b. Diadakan oleh DPP KAI sedikitnya 2 (dua) tahun sekali. (5) Musyawarah Daerah: a. Musyawarah Daerah adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat daerah yang diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun. b. Menilai Pertanggung jawaban DPD KAI. c. Memilih dan menetapkan Ketua dan Sekretaris DPD KAI. d. Memberikan mandat kepada Ketua dan Sekretaris DPD KAI terpilih untuk memilih dan menetapkan Komposisi dan Personalia DPD KAI, yang selanjutnya diajukan ke DPP untuk mendapatkan pengesahan. e. Menyusun dan menetapkan Program Keija Daerah dalam rangka pelaksanaan Program Kerja Nasional. hal ikhwal kepentingan yang memaksa atau Dewan Pimpinan Pusat melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga atau apabila Dewan Pimpinan Pusat tidak dapat melaksanakan amanat Kongres Nasional sehingga Organisasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. d. Dewan Pimpinan Pusat wajib memberikan pertanggung jawaban atas diadakannya Kongres Nasional Luar Biasa tersebut. 3. Rapat Pimpinan Nasional: a. Mengambil keputusan-keputusan dan atau kebijakan strategis, kecuali yang menjadi kewenangan Kongres Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) pasal ini. b. Diadakan oleh DPP K.A.I sedikitnya sekali dalam setahun. c. Peserta Rapimnas terdiri dari DPP dan DPD. 4. Rapat Kerja Nasional; a. Diadakan untuk menilai atau mengevaluasi pelaksanaan Program kerja Nasional dan menetapkan pelaksanaan selanjutnya. b. Diadakan oleh DPP K.A.I sedikitnya 2 (dua) tahun sekali. c. Peserta Rapimnas terdiri dari DPP, DPD dan DPC. 5. Musyawarah Daerah: a. Musyawarah Daerah adalah pemegang kekuasaan tertinggi Organisasi di tingkat daerah yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun. b. Menilai Pertanggung jawaban DPD K.A.I. c. Memilih dan menetapkan Ketua DPD K.A.I. d. Memberikan mandat kepada Ketua terpilih dan Formatur yang selanjutnya diajukan ke DPP untuk mendapatkan pengesahan. e. Menyusun dan menetapkan Program Kerja Daerah dalam

19 f. Menetapkan keputusan-keputusan lain dalam batas kewenangannya. (6) Musyawarah Daerah Luar Biasa: a. Mempunyai kewenangan yang sama dengan Musyawarah Daerah. b. Musyawarah Daerah Luar Biasa adalah Musyawarah Daerah yang diselenggarakan oleh DPD dalam keadaan luar biasa, atas permintaan tertulis dan atau persetujuan sekurangkurangnya 50% plus 1 ( satu ) Dewan Pimpinan Daerah Cabang yang ada di daerah tersebut dan mendapat persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat, disebabkan : 1. Kelangsungan PENGURUS Dewan Pimpinan Daerah dalam keadaan terancam; 2. Dewan Pimpinan Daerah melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi atau Dewan Pimpinan Daerah tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Daerah sehingga organisasi tidak beijalan sesuai fungsinya. c. Dewan Pimpinan Daerah wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya Musyawarah Daerah Luar Biasa tersebut. d. Menetapkan keputusan-keputusan lain dalam batas kewenangannya (7) Rapat Pimpinan Daerah: a. Mengambil keputusan-keputusan dan atau kebijakan strategis, kecuali yang menjadi kewenangan Musyawarah Daerah. b. Diadakan sedikitnya sekali dalam setahun atau apabila diperlukan oleh DPD KAI. (8) Rapat Kerja Daerah: a. Diadakan untuk menilai/mengevaluasipelaksanaan Program Keija Daerah dan menetapkan pelaksanaan selanjutnya. rangka pelaksanaan Program Kerja Nasional. f. Menetapkan keputusan-keputusan lain dalam batas kewenangannya. 6. Musyawarah Daerah Luar Biasa: a. Mempunyai kewenangan yang sama dengan Musyawarah Daerah. b. Musyawarah Daerah Luar Biasa adalah Musyawarah Daerah yang diselenggarakan oleh DPD dalam keadaan luar biasa, atas permintaan tertulis dan atau persetujuan sekurangkurangnya 50% (limapuluh persen) plus 1(satu) dari Dewan Pimpinan Cabang yang ada di daerah tersebut dan mendapat persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat, disebabkan Dewan Pimpinan Daerah Melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi atau Dewan Pimpinan Daerah tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Daerah sehingga Organisasi tidak berjalan sesuai fungsinya. c. Dewan Pimpinan Daerah wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya Musyawarah Daerah Luar Biasa tersebut. d. Menetapkan keputusan-keputusan lain dalam kewenangannya. 7. Rapat Pimpinan Daerah : a. Mengambil keputusan-keputusan dan atau kebijakan strategis, kecuali yang menjadi kewenangan Musyawarah Daerah. b. Diadakan sedikitnya sekali dalam setahun atau apabila diperlukan oleh DPD K.A.I. c. Peserta Rapimda adalah DPD dan DPC. 8. Rapat Kerja Daerah : a. Diadakan untuk menilai/mengevaluasi pelaksanaan Program

20 b. Diadakan pada awai dan pertengahan periode PENGURUS DPD KAI atau sedikitnya 2 (dua) tahun sekali. (9) Musyawarah Cabang: a. Musyawarah Cabang adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat cabang yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun. b. Musyawarah Cabang berwenang untuk : 1. Menilai laporan pertanggung jawaban DPC. 2. Memilih dan Menetapkan Ketua dan Sekretaris DPC. 3. Menyusun dan menetapkan Program Keija cabang dalam rangka pelaksanaan Program Kerja Nasional. 4. Menetapkan Dewan Penasehat dan Komisi Pembina Cabang. c. Ketua dan Sekretaris DPC KAI terpilih bersama-sama dengan formateur memilh dan menetapkan komposisi dan personalia DPC KAI. d. Menetapkan keputusan-keputusan lain dalam batas kewenangannya. (10) Musyawarah Cabang Luar Biasa: a. Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Musyawarah Daerah. b. Musyawarah Cabang Luar Biasa adalah Musyawarah Cabang yang diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, diadakan atas permintaan tertulis dan atau persetujuan sekurang-kurangnya 50% plus 1 dari jumlah anggota cabang yang terdaftar dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Daerah setelah dikonsultasikan dengan Dewan Pimpinan Pusat, disebabkan : Kerja Daerah dan menetapkan pelaksanaan selanjutnya. b. Diadakan pada awal dan pertengahan periode PENGURUS DPD K.A.I atau sedikitnya 2 (dua) tahun sekali. c. Peserta Rakerda adalah DPD dan DPC. 9. Musyawarah Cabang : a. Musyawarah Cabang adalah pemegang kedaulatan tertinggi Organisasi di tingkat cabang yang diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun. b. Musyawarah Cabang berwenang untuk : 1. Menilai laporan pertanggungjawaban DPC. 2. Memilih dan Menetapkan Ketua DPC. 3. menyusun dan menetapkan Program Kerja Cabang dalam rangka pelaksanaan Program Kerja Nasional. 4. Menetapkan Dewan Penasehat. c. Ketua DPC K.A.I terpilih bersama-sama dengan formatur memilih dan menetapkan komposisi dan personalia DPC K.A.I. selanjutnya diajukan kepada DPP K.A.I. melalui rekomendasi DPD K.A.I. d. Menetapkan keputusan-keputusan lain dalam batas kewenangannya. 10. Musyawarah Cabang Luar Biasa : a. Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Musyawarah Daerah. b. Musyawarah Cabang Luar Biasa adalah Musyawarah Cabang yang diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, diadakan atas permintaan tertulis dan atau persetujuan sekurang-kurangnya 50% (limapuluh persen) plus 1 (satu) dari jumlah anggota cabang yang terdaftar dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Daerah setelah dikonsultasikan dengan Dewan Pimpinan Pusat, disebabkan DPC melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan

21 1. Kelangsungan hidup organisasi di tingkat Cabang yang bersangkutan dalam keadaan terancam. 2. DPC melanggar AD/ART dan Peraturan Organisasi dan atau DPC tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Cabang sehingga organisasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. c. DPC wajib memberikan pertanggung jawaban atas diadakannya Musyawarah Cabang Luar biasa tersebut. (11) Rapat Pimpinan Cabang: a. Mengambil keputusan-keputusan dan atau kebijakan strategis, kecuali yang menjadi kewenangan Musyawarah Cabang. b. Diadakan oleh DPC KAI pada awai sedikitnya 2 (dua) tahun sekali. (12) Rapat Kerja Cabang: a. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan Program Kerja Cabang dan menetapkan pelaksanaan selanjutnya. b. Diadakan oleh DPC KAI sedikitnya 2 (dua) tahun sekali. Organisasi dan atau DPC tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Cabang sehingga Organisasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. c. DPC wajib memberikan pertanggung jawaban atas diadakannya Musyawarah Cabang Luar Biasa tersebut. 11. Rapat Pimpinan Cabang ; a. Mengambil keputusan-keputusan dan atau kebijakan strategis, kecuali yang menjadi kewenangan Musyawarah Cabang. b. Diadakan oleh DPC K.A.I pada awal dan pertengahan periode masa bhakti atau sedikitnya 2 (dua) tahun sekali. 12. Rapat Kerja Cabang: a. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan Program Kerja Cabang dan menetapkan pelaksanaan selanjutnya b. Diadakan oleh DPC K.A.I sedikitnya 2 (dua) tahun sekali. UNDANGAN Pasal 24 (1) Undangan untuk menghadiri Kongres, Musyawarah dan Rapat dilakukan secara tertulis yang di tingkat Pusat ditanda tangani oleh Presiden bersama Sekretaris Jenderal dan atau Presiden bersama salah seorang Wakil Sekretaris Jenderal'DPP KAI, sedangkan di tingkat Daerah dan atau Cabang undangan ditandatangani oleh Ketua bersama-sama dengan Sekretaris dan atau UNDANGAN Pasal Undangan untuk menghadiri Kongres, Musyawarah dan Rapat dilakukan secara tertulis yang di tingkat Pusat ditanda tangani oleh Panitia Pelaksana serta diketahui oleh Presiden bersama Sekretaris Jenderal dan atau Presiden bersama salah seorang Wakil Sekretaris Jenderal DPP K.A.I, sedangkan ditingkat Daerah dan atau Cabang undangan ditandatangani oleh Panitia

22 Ketua dengan salah seorang Wakil Sekretaris. (2) Hal-hal menyangkut jenis-jenis rapat dan atau sidang lainnya, serta tata cara dan syarat-syarat pelaksanaan acara kongres, musyawarah dan rapat tersebut pada pasal 19 diatas akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. Pelaksana serta diketahui oleh Ketua bersama-sama dengan Sekretaris dan atau Ketua dengan salah seorang Wakil Sekretaris. 2. Hal-hal yang menyangkut jenis-jenis rapat dan atau sidang lainnya, serta tata cara dan syarat-syarat pelaksanaan acara Kongres, musyawarah dan rapat tersebut pada pasal 22 (duapuluh dua) diatas akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 25 (1) Quorum dalam kongres, musyawarah dan rapat-rapat seperti tersebut dalam pasal 19 Anggaran Dasar ini sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta. (2) Pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat dan apabila hal ini tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. (3) Pengambilan keputusan untuk pemilihan pimpinan, sekurangkurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah peserta harus hadir. (4) Pengambilan keputusan untuk mengubah Anggaran Dasar : a. Sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah peserta harus hadir dalam Kongres Nasional/Kongres Nasional Luar Biasa KAI. QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal Quorum dalam kongres, musyawarah dan rapat-rapat seperti tersebut dalam pasal 22 (duapuluh dua) Anggaran dasar ini sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang teregistrasi. 2. Pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat dan apabila hal ini tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. 3. Pengambilan keputusan untuk pemilihan pimpinan, sekurangkurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta hadir dalam ruang sidang. b. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah peserta yang hadir.

23 PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 26 (1) Pembubaran dan atau pembekuan Organisasi KONGRES ADVOKAT INDONESIA ini hanya dapat dilakukan dan diputuskan melalui Kongres Nasional Luar Biasa KAI yang khusus diadakan untuk maksud itu. (2) Kongres Nasional Luar Biasa KAI tersebut pada ayat (1) pasal ini adalah sah, apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 50 (limapuluh) persen ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota KAI seluruh Indonesia yang terdaftar resmi pada Buku Daftar Anggota KAI (3) Pengambilan keputusan dalam Kongres Nasional Luar Biasa untuk pembubaran organisasi KAI dilakukan secara musyawarah mufakat dan apabila tidak tercapai, maka keputusan dapat diambil dengan cara pemungutan suara/voting dari peserta yang hadir. dan pembubaran Organisasi KONGRES ADVOKAT INDONESIA adalah sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah suara peserta Kongres Nasional Luar Biasa yang hadir. (4) Apabila pada Kongres Nasional Luar Biasa yang diadakan ternyata quorum tidak tercapai, maka acara Kongres Nasional Luar Biasa ditunda untuk waktu sekurang- kurangnya 36 (tiga puluh enam) jam, kemudian setelah ditunda 36 (tiga puluh enam) jam quorum belum juga tercapai, maka Kongres Nasional Luar Biasa dibatalkan atau tidak dapat dilaksanakan. (5) Dalam hal Organisasi KAI dibubarkan, maka dengan keputusan Kongres Nasional Luar Biasa KAI dibentuk Tim Likuidasi untuk mengurus sisa kekayaan serta hak dan kewajiban organisasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal Pembubaran dan atau pembekuan Organisasi KONGRES ADVOKAT INDONESIA ini hanya dapat dilakukan dan diputuskan melalui Kongres Nasional Luar Biasa K.A.I yang khusus diadakan untuk maksud itu. 2. Kongres Nasional Luar Biasa K.A.I tersebut pada ayat 1 (satu) pasal ini adalah sah, apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 50 (limapuluh) persen ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota K.A.I seluruh Indonesia yang terdaftar resmi pada Buku Daftar Anggota K.A.I. 3. Pengambilan keputusan dalam Kongres Nasional Luar Biasa untuk pembubaran Organisasi K.A.I dilakukan secara musyawarah mufakat dan apabila tidak tercapai, maka keputusan dapat diambil dengan cara pemungutan suara/voting dari peserta yang hadir. Dan pembubaran Organisasi KONGRES ADVOKAT INDONESIA adalah sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah suara peserta Kongres Nasional Luar Biasa yang hadir. 4. Apabila pada Kongres Nasional Luar Biasa yang diadakan ternyata quorum tidak tercapai, maka acara Kongres Nasional Luar Biasa ditunda untuk waktu sekurang-kurangnya 36 (tigapuluh enam) jam, kemudian setelah 36 (tigapuluh enam) jam quorum belum juga tercapai, maka Kongres Nasional Luar Biasa dibatalkan atau tidak dapat dilaksanakan. 5. Dalam hal Organisasi K.A.I dibubarkan, maka dengan keputusan Kongres Nasional Luar Biasa K.A.I dibentuk Tim Likuidasi untuk mengurus sisa kekayaan serta hak dan kewajiban Organisasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KONGRES ADVOKAT INDONESIA I TAHUN 2008 NOMOR : 04/KAI-I/V/2008. TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KONGRES ADVOKAT INDONESIA I TAHUN 2008 NOMOR : 04/KAI-I/V/2008. TENTANG SURAT KEPUTUSAN KONGRES ADVOKAT INDONESIA I TAHUN 2008 NOMOR : 04/KAI-I/V/2008. TENTANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KONGRES ADVOKAT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONGRES ADVOKAT

Lebih terperinci

KINI SYAHDIA.NA, S.H.

KINI SYAHDIA.NA, S.H. KINI SYAHDIA.NA, S.H. JAKARTA - KANTOR: Gedung Usayana Holding Lt. 5 JI. Matraman Raya 87 Jakarta Telp. (021) 8570457,32785151 Fax: (021) 8570457 E-mail: rinisyahdiana@yahoo.co.id SALINAN AKTA PENDIRIAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia sebagai mata rantai dalam jajaran industri pariwisata,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA MUKADIMAH Menyadari sepenuhnya bahwa untuk mencapai suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, guna mengisi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan,

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Dengan menyadari sedalam-dalamnya akan kedudukan, tugas dan kewajiban

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA MUKADIMAH Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012

ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012 ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012 BAB I NAMA, BENTUK, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 1) Organisasi ini bernama Aliansi Masyarakat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA Anggaran Dasar di bawah ini adalah Anggaran Dasar Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia sebagaimana telah diubah dan disahkan dalam Rapat Anggota

Lebih terperinci

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA 2003-2006 ANGGARAN DASAR MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O

ANGGARAN DASAR. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O TAHUN 2011 ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV KEANGGOTAAN Bagian Kesatu

BAB IV KEANGGOTAAN Bagian Kesatu ANGGARAN RUMAH TANGGA KONGRES ADVOKAT INDONESIA PERUBAHAN I TAHUN 2016 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga K.A.I. dibuat untuk melengkapi sehingga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA ( A S P P H A M I ) M U K A D I M A H

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA ( A S P P H A M I ) M U K A D I M A H ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA ( A S P P H A M I ) M U K A D I M A H Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka kemerdekaan rakyat Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA MUKADIMAH Sasaran jangka panjang pembangunan Nasional Indonesia adalah tercapainya

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA MUKADIMAH Bahwa para Apoteker Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan Anggaran Dasar GAPEKSINDO dan ditetapkan serta disahkan pada Musyawarah Nasional Khusus di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU ANGGARAN DASAR SAREKAT HIJAU INDONESIA PEMBUKAAN Krisis berbangsa dan bernegara yang dialami Indonesia, terjadi hampir di seluruh bidang kehidupan. Krisis ini menyebabkan tidak terpenuhinya hak-hak sosial,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA NOMOR : KEP-02/MUNAS.IV/FSPK/VIII/2009 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL

Lebih terperinci

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG Lampiran IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 MENIMBANG : a. Bahwa Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris telah disahkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH Bahwa dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, kemerdekaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya sumberdaya perikanan yang ada di wilayah kedaulatan Republik Indonesia merupakan karunia

Lebih terperinci

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 006/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 006/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 006/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGUSAHA KOMPUTER INDONESIA (APKOMINDO). Bunyi Anggaran Dasar APKOMINDO 2014 sebagai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA (ASTTI)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA (ASTTI) ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA (ASTTI) ANGGARAN DASAR ASTTI DAFTAR ISI M U K A D I M A H BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU DIDIRIKAN. Pasal 1 N a m a Pasal 2 Tempat kedudukan Pasal

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 BAB I KEANGGOTAAN DAN PERSYARATANNYA Pasal 1 Ketentuan Umum Anggota Akuntan

Lebih terperinci

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa perjuangan Bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan sejak 17 Agustus 1945 telah memasuki tahap yang makin memerlukan optimalisasi potensi bangsa,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N KODE ETIK P O S B A K U M A D I N PEMBUKAAN Bahwa pemberian bantuan hukum kepada warga negara yang tidak mampu merupakan kewajiban negara (state obligation) untuk menjaminnya dan telah dijabarkan dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Badan Usaha Milik Desa Se-Indonesia (BUMDESINDO) ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Pasal 1 Kedudukan Organisasi 1. Dewan Pimpinan Nasional

Lebih terperinci

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Arsitek sebagai warga negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar

Lebih terperinci

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, 29-30 MEI 2015 1. Beberapa ketentuan dalam MENIMBANG diubah dan disesuaikan dengan adanya Undang-Undang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 1 RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan tata tertib ini yang dimaksud dengan: a. Kongres adalah forum pengambilan keputusan tertinggi organisasi yang sepenuhnya

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA : BAHWA KEMERDEKAAN, KEADILAN, DAN KEBENARAN ADALAH IDAMAN SETIAP BANGSA INDONESIA, SEBAGAI NEGARA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA BAB I LAMBANG, BENDERA, HYMNE DAN MARS ORGANISASI Pasal 1 Lambang 1. Lambang Organisasi berbentuk lingkaran dengan tulisan Asosiasi Laundry Indonesia dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA PENDAHULUAN Organisasi Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi diusulkan pada Seminar Forum Komunikasi Pembinaan Perpustakaan Perguruan Tinggi se

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan BAB X Pasal 33 Anggaran Dasar Asosiasi Kontraktor

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH Sesungguhnya kemerdekaan Bangsa Indonesia itu sebagai rahmat Tuhan Yang mahasa Esa, merupakan penggilan, tantangan dan dorongan bagi bangsa

Lebih terperinci

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 SYARAT MENJADI ANGGOTA Syarat menjadi anggota APPEKNAS, adalah sebagai berikut : 1. Anggota Biasa a. Badan Usaha

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017

ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017 ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017 BAB I NAMA, BENTUK, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 1)

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga negara berkewajiban mengisi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu

Lebih terperinci

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016. KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016 tentang PENETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA BAB I KODE ETIK DAN KAIDAH TATA LAKU PROFESI

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA BAB I KODE ETIK DAN KAIDAH TATA LAKU PROFESI ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA BAB I KODE ETIK DAN KAIDAH TATA LAKU PROFESI Pasal 1 Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Profesi AREBI 1) Kode Etik AREBI dan Kaidah Tata Laku Profesi

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: 1 :: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota dan Warga [1] Keanggotaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA KOMPUTER INDONESIA (APKOMINDO). Bunyi Anggaran Rumah Tangga APKOMINDO

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I. Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I. Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA 1. DEWAN PENGURUS PUSAT (DPP) ASITA 1.1. Pengurus ASITA tingkat Nasional selanjutnya

Lebih terperinci

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih. 1 Bab I LAMBANG ASASI Pasal 1 Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga ASASI Asosiasi Akademisi Perguruan

Lebih terperinci

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 A N G G A R A N D A S A R A K K L I N D O ASOSIASI KONTRAKTOR KELISTRIKAN INDONESIA (Indonesian Association of Electrical Contractor & Installation Services) MUKADIMAH Menyadari bahwa sebagai Warga Negara

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Bahwa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2 1 ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN BAB I NAMA, BENTUK dan LAMBANG Pasal 1 Organisasi ini bernama Aliansi Jurnalis Independen, disingkat AJI. AJI berbentuk perkumpulan. Pasal 2 Pasal 3 AJI berlambangkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa industri komunikasi dan pemasaran sebagai bagian dari sistem perekonomian modern dan global, patut diarahkan serta diberdayakan sesuai

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DPD AREBI JABAR 2016 [KOMPAK KUAT HEBAT]

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DPD AREBI JABAR 2016 [KOMPAK KUAT HEBAT] 2016 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DPD AREBI JABAR 2016 [KOMPAK KUAT HEBAT] ANGGARAN DASAR YANG TELAH DISEMPURNAKAN MUKADIMAH Sesungguhnya kemerdekaan Bangsa Indonesia itu sebagai rahmat Tuhan

Lebih terperinci

ASOSIASI PENGEMBANG RUMAH SEDERHANA SEHAT NASIONAL DEWAN PENGURUS PUSAT

ASOSIASI PENGEMBANG RUMAH SEDERHANA SEHAT NASIONAL DEWAN PENGURUS PUSAT ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGEMBANG RUMAH SEDERHANA SEHAT NASIONAL (APERNAS) PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa Bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain terpenuhinya hak dasar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan

Lebih terperinci

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN DASAR halaman 1 dari 10 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN DASAR P E M B U K A A N

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI) 1 ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI) MUKADDIMAH Bahwa sesungguhnya kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan menyampaikan dan memperoleh informasi, serta kemerdekaan berserikat adalah

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN

Lebih terperinci