Nama Peneliti DENI RAHMAN. NPM : ILMU PEMERINTAHAN STISIP BINA PUTERA BANJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nama Peneliti DENI RAHMAN. NPM : ILMU PEMERINTAHAN STISIP BINA PUTERA BANJAR"

Transkripsi

1 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZNAN TERPADU (BPMPPT) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DI KOTA BANJAR Nama Peneliti DENI RAHMAN deresta90@gmail.com NPM : ILMU PEMERINTAHAN STISIP BINA PUTERA BANJAR TAHUN 2016

2 ABSTRAK Skripsi ini berjudul : PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERTENTU (BPMPPT) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DI KOTA BANJAR. Berdasarkan hasil dari observasi awal ditemukan beberapa masalah yang berhubungan dengan permasalahan fungsi kepemimpinan dan kualitas pelayanan dalam pembuatan Izin Mendirikan Bangunan di kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) sebagai berikut : 1. Adanya sebagian besar masyarakat yang kurang peduli terhadap pembuatan izin mendirikan bangunan (IMB). 2. Menurunnya kesadaran masyarakat terhadap pembuatan izin mendirikan bangunan (IMB) itu sendiri untuk kepentingan dalam kehidupan masyarakat. 3. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat khususnya tentang tata cara pembuatan izin mendirikan bangunan (IMB). Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanasi yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah : 1. Studi kepustakaan, 2. Studi lapangan, melalui kegiatan : a. Observasi, b. Wawancara, c.penyebaran angket. Berdasarkan skor mengenai pengaruh Fungsi Kepemimpinan Di Kantor Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Tertentu (BPMPPT) Kota Banjar,menunjukan bahwa angka 41,70 % pada kategori tidak baik.berdasarkan skor mengenai kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Di Kota Banjar mencapai angka 49,75 % pada kategori tidak baik. hasil analisis statistik terdapat pengaruh kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) terhadap tingkat kepuasan masyarakat di Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) di Kota Banjar (t hitung = 0,54 > t tabel= 0,207). Kata Kunci : Fungsi Kepemimpinan, Kualitas Pelayanan.

3 PENDAHULUAN Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satunya adalah pelayanan mengenai Izin Mendirikan Bangunan (IMB). IMB adalah perizinan yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. IMB (Izin Mendirikan Bangunan) merupakan salah satu produk hukum untuk mewujudkan tatanan tertentu sehingga tercipta ketertiban, keamanan, keselamatan, kenyamanan, sekaligus kepastian hukum. Dalam Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 10 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11 Tahun 2008 yaitu tentang Organisasi perangkat Daerah Kota Banjar sebagai wujud komitmen pemerintah Kota Banjar dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pelaku usaha agar mendapatkan pelayanan terbaik di bidang perizinan, pemerintah Kota Banjar telah membentuk Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Tertentu Kota Banjar selanjutnya disingkat (BPMPPT) Kota Banjar. Bangunan yang telah ber- IMB (Izin Mendirikan Bangunan) memiliki keuntungan dibanding dengan banguanan yang tidak ber- IMB (Izin Mendirikan Bangunan) yakni : 1. Banguanan memiliki nilai jual tinggi. 2. Jaminan kredit bank. 3. Peningkatan status tanah. 4. Informasi peruntukan dan rencana jalan. IMB (Izin Mendirikan Bangunan) akan melegalkan suatu bangunan yang direncanakan sesuai dengan Tata Ruang yang telah ditentukan. Selain itu, adanya IMB (Izin Mendirikan Bangunan) menunjukkan bahwa rencana kostruksi bangunan tersebut juga dapat dipertanggungjawabkan dengan maksud untuk kepentingan bersama dasar hukum pembuatan IMB antara lain adalah sebagai berikut : 1. Perturan Daerah Kota Banjar No.7 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu di Kota Banjar. 2. Perturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Ijin Mendirikan Bangunan gedung. 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Izin Mendirikan Bangunan. 4. Peraturan Daerah Kota Banjar No. 17 Tahun 2013 Tentang Bangunan Gedung. Untuk mengetahui seberapa banyak jumlah permohonan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMPPT) Kota Banjar dapat di lihat dari tabel berikut ini :

4 TABEL 1.2 PERMOHONAN PENDAFTARAN IMB (IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN) TAHUN BLOK IIF. KETERANGAN PERMOHONAN PENDAFTARAN IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN TAHUN 2014 Jumlah Biaya Yang Diterima Dinas (Juta Rp) Jumlah Ijin Luas Klasifikasi Permohon Penggunaan Bangunan Advice Bangunan an Yang (m Disetujui 2 IMB Bangunan ) Planning Untuk Usaha (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. IMB Reguler ,60 2. IMB Pemutihan ,53 3. IMB Pemerintahan ,25 Jumlah ,38 BLOK IIF. KETERANGAN PERMOHONAN PENDAFTARAN IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN TAHUN 2015 Jumlah Biaya Yang Diterima Dinas (Juta Rp) Jumlah Ijin Luas Klasifikasi Permohon Penggunaan Bangunan Advice Bangunan an Yang (m Disetujui IMB Bangunan ) Planning Untuk Usaha (1) (2) (3) (4) (5) (6) IMB (Izin Mendirikan ,00 Bangunan) Jumlah ,00 Sumber: Data Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kota Banjar Tahun Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terlihat bahwa kesadaran masyarakat dalam pembuatan izin mendirikan bangunan (IMB) terdapat indikasi rendah yang diduga terjadi karena pelaksanaan strategi kepemimpinan Di Kantor Badan Penanman Modal dan pelayanan perizinan terpadu (BPMPPT) di Kota Banjar yang belum maksimal hal ini dipengaruhi oleh pengalaman kerja dan kurangnya wawasan pengetahuan tentang Kegunaan izin mendirikan bangunan (IMB) terhadap tugas pokok dan fungsinya. Peneliti lakukan di Kantor Badan Penanaman Modal dan pelayanan perizinan terpadu (BPMPPT) di Kota Banjar terlihat bahwa kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) masih sulit tercapai, hal itu terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut :

5 a. Adanya sebagian besar masyarakat yang kurang peduli terhadap pembuatan izin mendirikan bangunan (IMB) b. Menurunnya kesadaran masyarakat terhadap pembuatan izin mendirikan bangunan (IMB) itu sendiri untuk kepentingan dalam kehidupan masyarakat. c. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat khususnya tentang tata cara pembuatan izin mendirikan bangunan (IMB) Kurang optimalnya pelayanan kepada masyarakat penggunaan pelayanan merupakan fenomena yang banyak terjadi pada sektor pemerintahan, padahal seharusnya fungsi pemerintahan memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa pandang bulu dan sesuai dengan keputusan Menpan Nomor. 63 Tahun Dari uraian diatas peneliti memandang perlu untuk membahas dan mengkaji lebih dalam mengenai kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMPPT) Kota Banjar. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMPPT) Kota Banjar dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dengan Tugas Pokok dan Fungsi sesuai Peraturan Walikota Banjar Nomor 17 Tahun 2009 yaitu "Memimpin, mengkoordinasi dan melaksanakan kewenangan Daerah sebagian Bidang Pembangunan Otonomi Daerah dan melaksanakan tugas sesuai denagn kebijakan Walikota", dengan memberikan perhatian utama pada bidang penanaman modal dan Pelayanan perijinan serta pelaksanaan penyuluhan dan penanganan pengaudan di bidang penanaman modal dan bidang pelayanan perijinan yang akan diinvestasikan melalui kebijakan dan program pembangunan selama lima tahun ke depan. Atas dasar latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian dengan judul Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Terhadap Kualitas Pelayanan Pembuatan Izin Mendirikan Banguanan (IMB) di Kota Banjar. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakanag yang telah diuraikan di atas peneliti dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana fungsi kepemimpinan di Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT)? 2. Bagaimana kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu? 3. Berapa besar pengaruh fungsi kepemimpinan terhadap kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT)?

6 TINJAUAN PUSTAKA Menurut Siagian (2010:46) Kemampuan mengambil keputusan merupakan kriteria utama dalam menilai efektivitas kepemimpinan seseorang, berarti ada kriteria lain yang dapat dan biasanya digunakan. Berbagai kriteria itu berkisar pada kemampuan seorang pemimpin menjalankan berbagai fungsi-fungsi kepemimpinan. Fungsi Kepemimpinan antara lain yaitu: 1. Sebagai Penentu Arah Adalah fungsi kepemimpinan yang menjadikan suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian keseluruhan keputusan yang diambil oleh semua tingkatan pimpinan dalam organisasi berperan memberi petunjuk tentang perjalanan organisasi yang bersangkutan. 2. Sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi Adalah pemimpin yang dalam usaha pencapaian tujuannya memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak di luar organisasi. 3. Sebagai Komunikator Pemimpin yang mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif (informasi yang disampaikan jelas). Dan adanya interaksi antara atasan dengan bawahan. 4. Sebagai Mediator Pembahasan tentang fungsi pemimpin yang difokuskan pada penyelesaian konflik yang mungkin timbul dalam suatu organisasi. 5. Sebagai Integrator Adalah pimpinan yang berada diatas semua satuan kerja sehingga memungkinkan menjalankan peranan integratif dengan melakukan pembagian kerja atau tugas. Sedangkan menurut Nawawi (2001:195) menyebutkan ada lima fungsi kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah: 1. Fungsi instruktif Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah, pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin. Pemimpin sebaga komunikator merupakan pihak yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah. Inisiatif tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan perintah itu, sepenuhnya merupakan fungsi pemimpin. 2. Fungsi konsultatif Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, fungsi pemimpin sebagai konsultan

7 untuk mendengarkan pendapat, saran serta pertanyaan dari bawahannya, mengenai keputusan yang akan diambil oleh pemimpin. 3. Fungsi partisipasi Dalam fungsi ini pemimpin menjalankan serta mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompoknya memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi atau jabatan masing-masing. Pemimpin juga tidak hanya ikut dalam proses pembuatan keputusan dalam fungsi ini pemimpin ikut serta dalam proses pelaksanaannya. Fungsi partisipasi ini bukan berarti pemimpin memberikan kebebasan semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. 4. Fungsi delegasi Fungsi ini pemimpin sebagai pemegang wewenang tertinggi harus bersedia dan dapat mempercayai oran-orang lain, sesuai dengan posisi atau jabatannya, apabila diberi atau mendapat pelimpahan wewenang. 5. Fungsi pengendalian Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses dan efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu bahwa fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Dalam memberikan pelayanan publik, instansi penyediaan layanan publik harus memperhatikan asas pelayanan publik menurut Mahmudi (2010:228), yaitu : 1. Transparansi Pemberian pelayanan Publik harus bersifat terbuka, mudah dan dapat di akses oleh semua pihak yang membutuhkan dan di sediakan secara memadai serta mudah di mengerti. 2. Akuntabilitas Pelayanan Publik harus dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Kondisional Pemberian pelayanan publik harus sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas. 4. Partisipatif Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. 5. Tidak Diskriminatif (Kesamaan Hak) Pemberian pelayanan publik tidak boleh bersifat diskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, status sosial dan ekonomi. 6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

8 Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Daerah Kota Banjar. sebagai wujud komitmen pemerintah Kota Banjar dalam rangka memberikan pelayana kepada masyarakat dan pelaku usaha agar mendapatkan pelayanan terbaik di bidang perizinan, pemerintah kota Banjar telah membentuk Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Banjar selanjutnya disingkat BPMPPT Kota Banjar. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kota Banjar merupakan unsur pelayanan masyarakat di bidang pelayanan modal dan perizinan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui Sekertaris Daerah. Kehadirannya merupakan langkah keseriusan pemerintah Kota Banjar untuk memenuhi harapan masyarakat dan dunia usaha tentang reformasi birokrasi perizinan yang didambakan oleh semua pihak. Wilayah kerja Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Banjar terdiri dari 4 Kecamatan seluas ,23 Ha. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Banjar sebagaimana telah diubah beberapa kali, Tugas Pokok Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Banjar adalah Melaksanakan Kewenangan Daerah di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas BPMPPT mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan urusan pemerintahan daerah Bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang daerah Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan; 3. Pembinaan urusan pemerintahan bidang daerah Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan; 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penelitian merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka proses pencarian penyelesaian data-data yang diperoleh dari suatu objek yang diteliti. Dengan adanya metode tertentu yang dipakai dalam suatu penelitian maka seorang peneliti tidak akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada pada objek yang diteliti. Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi. Metode eksplanasi yaitu suatau penelitian menurut tingkat penjelasan.

9 Meurut Sugiyono (2012:20) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut : Penelitian kuantitaf dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan pada populasi atau sampel tertentu, digunakan dalam penelitian administrasi atau manajemen, baik untuk kepentingan akademis, profesional dan institusional, menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian eksplanasi menurut Sugiyono (2012:5) yaitu : 1. Menjelaskan secara akurat sebuah teori. 2. Mencari penjelasan yang baik mengenai sebuah topik. 3. Mengembangkan pengetahuan yanh lebih jauh mengenai sebuah proses. 4. Menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki kesamaan dalam pernyataan. 5. Membangun dan memodifikasi sebuah teori sehingga menjadi lebih lengkap. 6. Mempertahankan sebuah teori dalam topik baru. 7. Menghasilkan bukti untuk mendukung sebuah penjelasan atau prediksi. Dalam penelitian ini teknik penarikan dengan sampel acak sederhana atau simpel random sampling. Menurut Silalahi (2012:261) pemilihan simpel acak sederhana (disingkat PSAS) adalah proses pemilihan sampel dalam cara tertentu yang di dalamnya semua elemen dalam populasi yang di definisikan mempunyai kesempatan yang sama, bebas, dan seimbang di pilih menjadi sampel. Ini berarti sampel acak sederhana adalah sejumlah elemen sampel yang secara random dipilih dari elemen-elemen populasi yang di daftar. Untuk memenuhi sejauh mana pengaruh fungsi kepemimpinan (X) terhadap tingkat kualitas pelayanan (Y), maka dilakukan beberapa teknik pengolahan data yaitu : 1. Pengolahan data angket menggunakan skala likert yaitu jawaban berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari tiga kategori, dari gradasi positif sampai gradasi negatif. 2. Memberikan skor kepada setiap kategori jawaban 3. Menentukan skor tiap jawaban pertanyaan. 4. Menentukan rentang yaitu dengan cara skor/ nilai tertinggi dikurangi skor/ nilai terendah. a. Variabel fungsi kepemimpinan (X) terhadap kualitas pelayanan (Y), skor tertinggi : 4 x 90 responden = 360 skor terendah : 1 x 90 responden = 90

10 Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak seperti gambar berikut ini : b. Persentase Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Gambar 3.2 Interval Kelas Sangat Baik Dalam distribusi frekuensi, total skor kenyataan dari masing-masing item pertanyaan dapat dipersentasekan dengan perhitungan sebagai berikut : Total skor x 100% Skor Ideal Keterangan : Total Skor : jumlah skor kenyataan untuk masing-masing item (kedua variabel). Skor ideal : skor tertinggi x jumlah responden. Selanjutnya untuk memberikan interpretasi seberapa kuat pengaruh antara variabel fungsi kepemimpinan (X) terhadap kualitas pelayanan (Y), (menjawab rumusan masalah ke tiga), dipergunakan model analisis yang dipergunakan model korelasi dengan pengukuran skala interval. Untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel, maka digunakan uji statistik non parametrik dengan mempergunakan rumus koefisien korelasi Product Moment ( r ). Rumus tersebut sebagai berikut : Sugiyono (2006:212) Keterangan : rxy = Koefisien Korelasi Product Moment x 2 = ( x i x) 2 y 2 = ( y i y ) 2

11 xy = Jumlah hasil kali dari x dan y Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana pengaruh fungsi kepemimpinan terhadap kualitas pelayanan pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dicari dengan menggunakan koefisien determinasi. Adapun dalam hal ini menurut pendapat Sudjana (1982:244) dengan rumus sebagai berikut: d = ( r 2 ) x 100% Keterangan : d : Koefisien determinasi r 2 : Koefisien determinasi person yang dikuadratkan. HASIL PENELITIAN Dari penelitian yang telah dilaksanakan dan dari pembahasan sebelumnya tentang Fungsi Kepemimpinan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) terhadap kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Banjar, selanjutnya akan dicari tentang pengaruh melalui perhitungan dibawah ini. Perhitungan melalui analisis variabel (x) dan variabel (y), yang selanjutnya untuk menjawab identifikasi yang ketiga yaitu berapa besar pengaruh fungsi kepemimpinan terhadap kualitas pelayanan di Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) di Kota Banjar digunakan rumus Korelasi Product Moment. Diketahui : Σ xy : 417,346 Σ x 2 : 1.342,561 Σ y 2 : ,916 rxy = 417,346 (1.342,561). (38.109,916) rxy = 417, ,949 rxy = 417,346 rxy = 0, ,96

12 Dari perhitungan korelasi tersebut diperoleh hasil Korelasi Product Moment. Selanjutnya untuk dapat memberikan interprestasi seberapa kuat hubungan, maka dapat digunakan pedoman Sugiyono (2011 : 184) seperti tabel berikut ini. TABEL 4.25 PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Kelas 0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat (Sugiyono, 2011 : 184) Berdasarkan tabel tersebut, maka koefisien korelasi yang ditentukan sebesar termasuk pada kategori sedang. Dengan demikian terdapat hubungan yang antara Fungsi Kepemimpinan Kepala Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) terhadap Kualitas Pelayanan Izin Mendirikan Banguanan (IMB) di Kota Banjar. Untuk menguji signifikasi Korelasi Product Moment maka dilakukan perhitungan sebagai berikut : r n 2 t = 1 r² t = t = 0, , , ,00364 t = t = 0,058x 9,38 0,998 0, ,998 t = 0.54 Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 10 % uji dua pihak dan dk = n-2 = 88 maka diperoleh t tabel = 0,2072

13 Ketentuan apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima atau signifikan. Tetapi sebaliknya apabila t-hitung lebih kecil dari t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau non signifikan. Dapat dilihat bahwa t-hitung 0,54 > 0,2072, sehingga dapat disimpulkan bahwa Korelasi Product Moment tersebut signifikan. Selain dari perhitungan tersebut, untuk perhitungan dapat dilakukan secara praktis yaitu dengan cara mengkonsultasikan pada tabel r Product Moment (lampiran). Dapat dilihat bahwa untuk n=90, maka harga r-tabel=0,270 Ketentuan apabila r-hitung lebih besar dan r-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima atau signifikan. Tetapi sebaliknya apabila r-hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau non signifikan. Ternyata r- hitung 0,058 < dari r-tabel 0,270. Ketentuan hipotesis statistik yaitu sebagai berikut : Ho : r = 0 : Tidak Terdapat Fungsi Kepemimpinan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) terhadap Kualitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Banjar. Ha : r 0 : Terdapat Fungsi Kepemimpinan Kepala Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) terhadap Kualitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Di Kota Banjar. Dari hipotesis tersebut terlihat bahwa : r 0 artinya korelasi (0,058) tersebut signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan sebesar antara Pengaruh Fungsi kepemimpinan Kepala Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) terhadap kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Banjar. Untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) terhadap kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Banjar, dapat dihitung dengan menghitung besarnya koefisien determinasi dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Untuk mengetahui koefisiensi ( d ), maka dihitung dengan rumus sebagai berikut : d = (r)² x 100% d = ( r ) 2 x 100% = ( 0,058 ) 2 x 100% = 0, x 100% = 0,003 Jadi koefisien determinasi = 0,003 %

14 Jadi koefisien determinasi adalah sebesar 0,003 % yang artinya bahwa 0,003 % Fungsi kepemimpinan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) terhadap kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Banjar. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat Fungsi kepemimpinan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) terhadap kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Banjar sebesar 0,003 %, sedangkan 99,97 % lainnya adalah faktor yang tidak diteliti seperti gaya kepemimpinan,sosialisasi terhadap masyarakat, dan lain-lainnya. PENUTUP a. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Fungsi kepemimpinan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) terhadap kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Banjar sebagai berikut : 1. Berdasarkan skor mengenai pengaruh Fungsi Kepemimpinan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) di Kota Banjar, menunjukan bahwa angka sebesar 41,70 % pada kategori tidak baik. 2. Berdasarkan skor mengenai kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Banjar mencapai angka 49,75 % pada kategori tidak baik. 3. Berdasarkan hasil analisis statistik terdapat pengaruh kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) terhadap tingkat kepuasan masyarakat di Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) di Kota Banjar (t hitung = 0,54 > t tabel= 0,207). b. Saran Berdasarkan kesimpulan yang peneliti kemukakan, maka peneliti mengajukan saran-saran untuk bahan masukan yaitu sebagai berikut : 1. Fungsi kepeminpinan tentang perizinan dalam pembuatan Izin Mendirkan Banguanan (IMB) pemberi pelayanan seharusnya meningkatkan kinerja dalam memberikan arahan kepada pegawai untuk di sosialisasikan kepada masyarakat dengan tidak membebani konsumen dalam prosedur yang dianggap terlalu rumit. Oleh karena itu perlu memperhatikan fungsi kepemimpinan yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin antara lain memandu, menuntun, membimbing, membangunkan motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, melaksanakannya secara efisien serta membawa pegawainya pada tujuan yang telah ditentukan. 2. Untuk meningkatkan pelayanan publik dalam pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) akan memaksimalkan dengan cara memperjelas arah dan mengikutsertakan semua komponen masyarakat dalam hal kepuasan dan terutama adalah dengan cara

15 membangun kesadaran dari masyarakat akan arti pentingnya pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bagi kesejahteraan hidup masyarakat itu sendiri dan berusaha untuk aktif, memiliki sosiabilitas yang tinggi, mampu bergaul, suka bekerjasama dan mudah menyesuaikan diri dalam setiap perubahan. 3. Fungsi kepemimpinan harus lebih memperhatikan pegawainya dalam hal pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dalam pelaksanaan pemerintahan, akan memberikan semangat kebersamaam dalam masyarakat itu sendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan yang diatur oleh pemerintah sebagai lembaga yang berwenang, maka dari itu perlu pendekatanpendekatan yang komprehensif kepada masyarakat akan pentingnya sebuah pelayanan yang akan memberikah efek kepuasan sendiri terhadap masyarakat.

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN Variabel yang akan dianalisis terdiri dari satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Variabel terikat dalam melakukan analisis ini adalah mutu pelayanan publik (Y), sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar Bangunan Gedung II terhadap Kesiapan Siswa SMK

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT Usan Rudiansyah 1 ; Miman Nurdiaman 2 1 Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Intan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANJAR JURNAL

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANJAR JURNAL PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANJAR JURNAL Diajukan untuk Menyelesaikan Studi pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Oleh : HANA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang diperoleh sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang diperoleh sehingga BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang diperoleh sehingga menghasilkan makna yang sebenarnya.

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK disampaikan oleh : Drs. F. Mewengkang, MM Asisten Deputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penulis dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Penelitian deskriptif analitik ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikunto, 1996: 5).

BAB II METODE PENELITIAN. untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikunto, 1996: 5). BAB II METODE PENELITIAN.1. Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan menggunakan analisa data kuantitatif dan menggunakan rumus statistic untuk membantu

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang menggambarkan kenyataan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, 64 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa Talang Bojong serta Tokoh Masyarakat Desa Talang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat 2 Undang Undang Nomor 32 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat 2 Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri melalui otonomi daerah, sebagaimana diatur dalam

Lebih terperinci

FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK

FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK PENGARUH KOORDINASI INTERNAL OLEH KEPALA DESA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PERANGKAT DESA DI KANTOR KEPALA DESA SADANANYA KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK Organisasi sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN BAB VI. PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN.1. Bentuk Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN KENDARAAN BERMOTOR DI TERMINAL TERHADAP DISIPLIN AWAK DAN PENGUSAHA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN GARUT

PENGARUH PENGAWASAN KENDARAAN BERMOTOR DI TERMINAL TERHADAP DISIPLIN AWAK DAN PENGUSAHA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN GARUT PENGARUH PENGAWASAN KENDARAAN BERMOTOR DI TERMINAL TERHADAP DISIPLIN AWAK DAN PENGUSAHA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN GARUT Oleh : Irwan Darmawan Abstrak : Penelitian ini membahas tentang Pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Data Hasil Angket tentang Komunikasi Terbuka Orang Tua dengan Anak Siswa Kelas V SDN Tambakaji 04 Ngaliyan Semarang Data tentang komunikasi terbuka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kedoya Plaza Blok C No.6 Jl. Raya Pejuangan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kedoya Plaza Blok C No.6 Jl. Raya Pejuangan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Winiharto yang beralamat di Prisma Kedoya Plaza Blok C No.6 Jl. Raya Pejuangan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11530.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Peran pemimpin pendidikan menjadi sangat urgen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Pemimpin pendidikan dalam sebuah institusi pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah metode yang sifatnya

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS Oleh : IRA NURHAYATI NPM. 3506120046 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003 PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK I. Pendahuluan A. Latar Belakang Ketetapan MPR-RI

Lebih terperinci

KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE

KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE Oleh : Rino Bahari Adi Pradana, Email: rinobahari.adi@gmail.com Ilmu Administrasi Negara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja terhadap karyawan, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu BAB II METODE PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif dengan analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel yang akan dianalisis dan dibahas terdiri dari satu variabel bebas yakni Gaya

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel yang akan dianalisis dan dibahas terdiri dari satu variabel bebas yakni Gaya BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Variabel yang akan dianalisis dan dibahas terdiri dari satu variabel bebas yakni Gaya Kepemimpinan (Variabel X) dan satu variabel terikat yakni kinerja pegawai (Variabel Y).

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian

BAB II METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian eksplanasi (Expalanatory Research), yaitu untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandung)

HUBUNGAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandung) HUBUNGAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DENGAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandung) oleh Lisna Nurlisma Yooke Tjuparmah Program Studi Perpustakaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian digunakan untuk menemukan jawaban secara sistematis. Metodologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang metode sedangkan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu kerangka kerja yang digunakan dalam melaksanakan suatu penelitian. Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Oleh : YULI ANDARI NPM :

SKRIPSI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Oleh : YULI ANDARI NPM : PENGARUH IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI CIAMIS NO 1 A TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN TERHADAP PELAYANAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN (SURAT KETERANGAN PINDAH WARGA NEGARA INDONESIA)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena itu tempat penelitian akan dilakukan di lingkungan sekolah SMKN 6 Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian terdapat berbagai macam metode penelitian yang digunakan, pemilihannya sangat tergantung pada prosedur, alat serta desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan hal penting yang diperlukan dalam penelitian, serta salah satu cara sistematik yang digunakan dalam penelitian. Berhasil tidaknya penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel... 37 Tabel 3.2 Arti pembobotan dengan Skala Likert... 45 Tabel 3.3 Skala Interval Gaya Kepemimpinan... 46 Tabel 3.4 Skala Interval Motivasi... 46 Tabel 3.5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Sukmadinata (2011:52) merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

Lebih terperinci

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KEPALA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKANKECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan bagian yang harus diperhatikan bagi peneliti supaya dapat mempermudah proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis tentang Kemampuan Memimpin Kepala Sekolah Dengan Produktivitas Guru Di Madrasah Ibtidaiah Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan Untuk mengetahui Kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. BAB III METODE PENELITIAN Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. Hal ini agar penelitian tersebut objektifitasnya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teori maupun

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. melihat apakah ada pengaruh pelaksanaan good governance terhadap efektivitas

BAB II METODE PENELITIAN. melihat apakah ada pengaruh pelaksanaan good governance terhadap efektivitas BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitiannya yang digunakan penulis adalah bentuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untuk melihat apakah ada pengaruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Kualitas pelayanan adalah kesusaian antara harapan pelanggan (masyarakat) pengguana layanan dengan persepsi pelanggan (masyarakat)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, pokok bahasan atau variabel yang diteliti terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel dependen adalah kinerja,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan mengarahkan para pegawai

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk membantu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh pemanfaatan fasilitas perpajakan Sunset Policy terhadap tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh pemanfaatan fasilitas perpajakan Sunset Policy terhadap tingkat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang digunakan 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah mengenai pengaruh pemanfaatan fasilitas perpajakan Sunset Policy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor DPD Partai Golongan Karya (GOLKAR) kota Padangsidimpuan. 3.2 Bentuk Penelitian Adapun bentuk penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK Bagian Organisasi - 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun penelitian asosiatif bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang memandang realitas/gejala/fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini hanya memiliki satu variabel, yaitu implementasi ujian berbasis online pada kurikulum 2013 di SMA Negeri Kota Bandung. Sebagaimana yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu (Arikunto, 003:7). Metode penelitian kuasi eksperimen berbeda dengan metode eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu peroses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan adanya metode penelitian, metode penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan dalam mendapatkan data dari penelitiannya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian

Lebih terperinci

2.Pengambilan keputusan sebagai variabel terikat (y), dengan indikator

2.Pengambilan keputusan sebagai variabel terikat (y), dengan indikator .Pengambilan keputusan sebagai variabel terikat (y), dengan indikator sebagai berikut : Proses Pengambilan Keputusan 1. Identifikasi dan defenisi masalah. Pengumpulan dan pengolahan informasi 3. Pencarian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penyelesaian suatu permasalahan dalam penelitian dibutuhkan suatu cara atau metode yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Pemilihan suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Karena penelitian ini

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Karena penelitian ini BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.7 Bentuk Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 014 di SMKN 1 Bojong Picung Tahun Ajaran 014/015. B. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA SAMARINDA

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (2): 593-604 ISSN 2477-2458(online), ISSN 2477-2631 (Print) ejournal.ipfisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Sriwijaya Perkasa Malang, dengan alamat Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. 3. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif. Menurut Nawawi (2006:67) metode deskriptif

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi

METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi 38 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi (explanatory confirmation) dengan pendekatan kuantitatif dimana penelitian tersebut

Lebih terperinci

Sosialisasi dan Workshop Pelaksanaan Reformasi Birokrsi Daerah

Sosialisasi dan Workshop Pelaksanaan Reformasi Birokrsi Daerah KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Disampaikan dalam Acara: Sosialisasi dan Workshop Pelaksanaan Reformasi Birokrsi Daerah Pekanbaru, 27 Maret 30 Maret 2012 oleh: Asisten

Lebih terperinci

Teknik Analisa Data yang diterapkan dalam penelitian ini. atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.

Teknik Analisa Data yang diterapkan dalam penelitian ini. atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis. Bab ini terdiri dari uraian tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Definisi Konsep, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan. BAB II METODE

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. BENTUK PENELITIAN Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanasi dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH TENGAH dan BUPATI ACEH TENGAH MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH TENGAH dan BUPATI ACEH TENGAH MEMUTUSKAN : QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TENGAH, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Menurut Suharsimi Arikunto (00:160) Penentuan dan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif.

BAB II METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif. BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif. Manfaat penelitian

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU I. UMUM Perizinan terpadu pada dasarnya merupakan suatu model Sistem Pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan yaitu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utama Bandung. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan PT

BAB III METODE PENELITIAN. Utama Bandung. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan PT BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini membahas mengenai pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan pada PT Askes (Persero) Cabang Utama Bandung. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif, yaitu di Badan Pemeriksa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif, yaitu di Badan Pemeriksa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dalam menyusun skripsi ini, objek penelitian yang dipilih penulis adalah yang berkaitan dengah hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik yang menjadi fokus studi disiplin ilmu Administrasi Negara di Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dari penelitian adalah mengungkapkan,

BAB III METODE PENELITIAN. mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dari penelitian adalah mengungkapkan, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dari penelitian adalah mengungkapkan,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian. Penelitian ini

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian. Penelitian ini BAB II METODOLOGI PENELITIAN A.Bentuk Penelitian Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017 LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang tepat sangat diperlukan dalam pelaksanaan suatu penelitian. Metode penelitian dapat digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif karena data-data yang diperoleh berupa angka-angka dan analisis yang digunakan adalah dalam bentuk analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, tekhnik analisis data, definisi operasional dan instrumentasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 390

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan

Lebih terperinci