BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN"

Transkripsi

1 BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN Dalam menyelenggarakan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kota Ambon disamping melaksanakan tugas desentralisasi dan tugas pembantuan, diberikan kewenangan pula untuk menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan yang terkait dengan upaya-upaya pembinaan wilayah. A. Kerjasama Antar Daerah Kerjasama antar daerah merupakan upaya untuk saling belajar dan mengisi, serta bertukar pengalaman antar daerah dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), ibukota Provinsi Maluku, Kota Ambon sangat terbuka untuk membuka kerjasama dengan daerah lain, meskipun seringkali kerjasama tidak dilakukan secara formal dengan MoU atau Berita Acara dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota lainnya. Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu melakukan jaring pengalaman kerja dan studi dengan Pemerintah Kota Bogor mengenai pelayanan perijinan yang optimal. Dengan pengalaman dan studi ini, Pemerintah Kota Ambon telah dan akan terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan publik di bidang perizinan yang terpadu. Pada sisi lain, Dinas Pendapatan Kota Ambon juga melakukan jaring pengalaman kerja dan studi dengan Pemerintah Kota Surabaya terhadap pengelolaan pendapatan asli daerah yang sudah lebih maju. Berbekal pengalaman tersebut, ke depan akan terus dilakukan upaya-upaya peningkatan dan optimalisasi PAD Kota Ambon dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah. [ Bab V - 1 ]

2 Seiring dengan perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh Kota Ambon, beberapa daerah di Indonesia menyempatkan datang untuk menimba pengalaman. Pada Tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon menerima kunjungan kerja dari rombongan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Kunjungan kerja ini dilakukan untuk menimba pengalaman tentang E-Kinerja di Pemerintah Kota Ambon. Kami juga menerima kunjungan kerja dari rombongan Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Pare Pare, Provinsi Sulawesi Selatan untuk menimba pengalaman tentang pengelolaan pajak air bawah tanah. Selain itu dalam kemitraan Pemerintah Daerah, DPRD Kota Ambon juga melakukan kunjungan kerja dan sharing pengalaman ke daerah lain, seperti DPRD Kabupaten Bongo, Provinsi Jambi yang belajar tentang penataan kependudukan dan pengembangan Kota Ambon sebagai kota perdagangan dan jasa. B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga Dinamika perkembangan Kota Ambon yang pesat, mendorong terbukanya berbagai kerjasama dengan banyak pihak, baik atas inisiatif Pemerintah Kota Ambon, maupun inisiatif dan kepedulian para mitra untuk membangun kerjasama dengan Pemerintah Kota Ambon. 1. Global Fund (GF). Kerjasama Global Fund didasarkan pada Grant Agrement antara Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF-ATM) dengan Direktorat Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Departemen Kesehatan RI, melalui Grant No. IND-102-G02-M-00, tanggal 11 Juni Program GF dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon, dengan kegiatan selama tahun 2014 adalah: a. Program Penanggulangan Malaria. Untuk mendukung program ini, dana GFATM yang dikucurkan sebesar Rp ,- dan terserap sebesar Rp ,- (100%) untuk [ Bab V - 2 ]

3 membiayai kegiatan-kegiatan: 1) Pemeriksaan slide darah malaria di puskesmas. 2) Cros cek slide di puskesmas. 3) Surveilans. 4) Supervisi pada 22 Puskesmas. 5) Distribusi kelambu. 6) Maas Blood Survey (MBS) yaitu survei darah massal untuk menemukan penyakit malaria di masyarakat. 7) Honor dan operasional. b. Penanggulangan HIV-AIDS. Program ini dilakukan oleh Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Kota Ambon. Alokasi dana yang tersedia adalah sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (80%) untuk kegiatan-kegiatan: 1) CSS building community. 2) Routine data collection, analysis and use. 3) Management. 4) Operasional pokja tanjung Batu Merah. 5) Condomnisasi. Selain jumlah tersebut diatas, GF juga memberikan dana kepada bidang P2M (Program Penanggulangan HIV/ AIDS) sebesar Rp ,- dan terealisasi 100%, yang diperuntukan bagi kegiatan supervisi, monitoring dan evaluasi klinik layanan HIV AIDS di Kota Ambon. KPA Kota Ambon juga dalam menjalankan kegiatan operasionalnya didukung dengan dana APBD Kota Ambon sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- (66%). [ Bab V - 3 ]

4 c. Penanggulangan Tubercolosis (TB Paru). Untuk program ini alokasi dana yang tersedia sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar 100%, untuk kegiatan-kegiatan: Case Finding/ supervise program, monitoring dan evaluasi program. 2. Nederland Lekprosi Rite (NLR). Kerjasama NLR berasal dari Belanda digunakan dalam rangka menurunkan prevelensi penyakit kusta di Kota Ambon. Operasional program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon. Dana yang tersedia adalah sebesar Rp ,- dan telah termanfaatkan seluruhnya untuk melaksanakan supervisi program kusta di puskesmas dan kegiatan cetak blangko laporan, kartu obat, kartu penderita dan kartu POD. 3. Kerjasama Sister City. Kota Ambon telah lama membina kerjasama Kota Bersaudara (sister city) dengan Kota Vlissingen di Belanda. 1. Sister City Ambon Darwin Kerjasama Pemerintah Kota Ambon dengan Pemerintah Northern Teritory di Kota Darwin lebih utama dilakukan di bidang pariwisata dengan lomba perahu layar (yacht race) Darwin Ambon. Sehubungan dengan itu, pada tahun 2014, Walikota Ambon berkesempatan hadir di Darwin dan melepas start perahu peserta lomba. Pada tahun 2014, lomba ini diikuti oleh 25 perahu layar, yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 24 perahu layar. Meningkatnya jumlah peserta lomba memberikan indikasi yang positif bahwa Kota Ambon adalah kota yang aman sekaligus mendorong Kota Ambon sebagai kota tujuan wisata internasional di Bagian Timur Indonesia. Dalam upaya memberikan pelayanan yang baik sekaligus kenyamanan kepada para tamu dari Darwin ini, para peserta lomba [ Bab V - 4 ]

5 disambut dengan gelar musik dan tari-tarian daerah serta permainan/ lomba persahabatan. Sebagai balasan atas kunjungan Walikota Ambon, Wakil Walikota Darwin melakukan kunjungan ke Kota Ambon untuk mengikuti perayaan Hari Ulang Tahun Kota Ambon ke-439, pada 7 September Sister City Ambon Vlissingen. Kerjasama Sister City antara Pemerintah Kota Ambon dengan Kota Vlissingen di Negeri Belanda adalah untuk merealisasi kegiatan yang tertuang dalam MOU yang ditandatangani oleh kedua pejabat kota pada tanggal 12 September 2006, dan telah dilanjutkan dengan pembentukan Steering Comitte berdasarkan Keputusan Walikota Ambon Nomor 472 Tahun 2009, tanggal 16 Juni Kesepakatan kerjasama ini telah dilanjutkan sampai saat ini dan lebih di fokuskan pada bidang persampahan, pendidikan, kesehatan, parawisata dan perikanan yang melibatkan beberapa SKPD di lingkup Pemerintah Kota Ambon. Untuk bidang kesehatan lebih difokuskan pada pelayanan kesehatan mata sehingga pada tahun 2013 lalu telah diresmikan Klinik Mata Ambon- Vlissingen di Negeri Passo dan telah melakukan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan mata. Untuk tahun 2014 klinik mata telah dilengkapi dengan ruang perawatan dan operasi dalam rangka mendukung pelayanan kesehatan mata serta telah menyiapkan 3 tenaga paramedis khusus pelayanan mata dengan cara magang di Rumah sakit mata Bandung sehingga diharapkan tahun 2015 Klinik Mata AV di fungsikan secara maksimal/di buka setiap hari kerja. Selain Kegiatan Pelayanan Kesehatan mata, Tim Vlissingen telah melaksanakan serangkaian kegiatan bakti sosial berupa : a) Kegiatan Operasi Bibir Sumbing sebanyak 15 penderita di RSUD dr. Haulussy Ambon; [ Bab V - 5 ]

6 b) Kegiatan Operasi Luka bakar sebanyak 12 penderita di RSUD dr Hauluusy Ambon; c) Kegiatan Operasi Urologi sebanyak 95 penderita di RSUD dr. Haulussy Ambon. 4. Kerjasama Bidang Pendidikan Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pendidikan bekerja sama dengan beberapa mitra dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Ambon. Kerjasama dilakukan dengan: a. Surya Institute, untuk pelaksanaan kegiatan belajar matematika dengan metode GASING (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan); pembinaan kepada Master Teacher; dan pendidikan lanjutan bagi calon 12 guru (siswa berprestasi hasil seleksi) untuk memenuhi standar kualifikasi akademik. b. Universitas Pattimura, melalui program Pengakuan Pendidikan Kualifikasi Hasil Belajar (PPKHB). Program ini bertujuan meningkatkan dan memenuhi standar kualifikasi akademik tenaga pendidik. Di tahun 2014 telah diwisudakan 117 guru, sementara sisa 120 guru masih dalam proses penyelesaian perkuliahan dan direncanakan selesai di akhir tahun c. PT. TELKOMSEL, melalui kegiatan open school, yang dilaksanakan guna meningkatkan pelayanan dan transparansi sekolah mengenai pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) serta dapat diakses oleh sekolah dan masyarakat. 5. Kerjasama Indonesia Urban Water, Sanitation, & Hygiene (IUWASH) Pemerintah Kota Ambon sejak tahun 2011 telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Urban Water, Sanitation, & Hygiene (IUWASH), suatu lembaga donor yang dibiayai oleh Pemerintah Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID), yaitu [ Bab V - 6 ]

7 pada 7 September 2011, bertepatan dengan HUT Kota Ambon ke-436 Tahun Kesepakatan kerjasama ini direncanakan berlangsung untuk jangka waktu 5 tahun ke depan, sehingga diharapkan akan terwujud peningkatan pelayanan di bidang air minum dan sanitasi perkotaan dalam kerangka tata kelola kepemerintahan yang baik serta partisipasi masyarakat, dengan tujuan: a. meningkatkan akses untuk memperoleh pelayanan air dan sanitasi yang layak melalui penguatan penyedia layanan yang bertanggungjawab seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat perkotaan. b. memfasilitasi penguatan partisipasi lembaga masyarakat yang memiliki keinginan dan kapasitas untuk membantu peningkatan pelayanan air minum dan sanitasi perkotaan secara berkelanjutan c. memperkuat tumbuhnya lingkungan pendukung bagi terlaksananya tata kelola kepemerintahan yang baik serta mendorong reformasi kebijakan serta penyediaan anggaran daerah untuk akses air minum dan sanitasi perkotaan yang melibatkan peran aktif pemerintah kota, DPRD, PDAM dan masyarakat. Pada tahun 2014, kegiatan IUWASH di Kota Ambon adalah: a. Penyusunan memorandum Program Sanitasi Kota Ambon Tahun b. Penyusunan master plan Air Limbah Kota Ambon yang disusun oleh IUWASH melalui Yayasan Murkele. Sumber pagu untuk kegiatan IUWASH adalah dari APBD Kota Ambon dengan jumlah anggaran sebesar Rp ,-. Dari kegiatan dengan IUWASH, masih terdapat permasalahan yaitu belum adanya kesepakatan program/ kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi (MPS) oleh Poka. Solusinya adalah melaksanakan rapat koordinasi Pokja Sanitasi Kota Ambon untuk bersama-sama menyepakati program/ [ Bab V - 7 ]

8 kegiatan sanitasi Kota Ambon selanjutnya untuk mendapat pengesahan Walikota Ambon. 6. Kerjasama dengan Kick Andy Foundation Dalam rangka memperingati HUT Kota Ambon ke-439 Tahun 2014, Kick Andy Foundation melalui Program Lantera Jiwa melakukan serangkaian bakti sosial, yang dilakukan adalah pelayanan kesehatan melalui operasi Bibir Sumbing bagi 20 penderita dan Opersai katarak bagi 74 penderita serta pelayanan sosial lainnya berupa pemberian kaki palsu dan bantuan alat olahraga bagi masyarakat Kota Ambon. 7. Kerjasama Australian Agency for International Development (AusAID) Kegiatan dengan AusAID dilakukan untuk program penguatan sanitasi permukiman. Program ini didasarkan pada: a) Surat Menteri Keuangan Nomor: S-176/MK.7/2014, tanggal 11 April 2014 tentang Persetujuan Penerusan Hibah Luar Negeri untuk Program Hibah Australia Indonesia untuk pembangunan sanitasi kepada Pemerintah Kota Ambon sebesar Rp ,-. b) Surat Menteri Keuangan Nomor: S-68/MK.7/2014, tanggal 7 Februari 2014 tentang Persetujuan Penerusan Hibah Luar Negeri untuk Program Hibah Australia Indonesia untuk pembangunan sanitasi kepada Pemerintah Kota Ambon sebesar Rp ,-. Kegiatan yang telah dilaksanakan pada program ini adalah: a) Pembangunan sistem air limbah terpusat skala lingkungan di Desa Nania. Pekerjaan ini adalah pekerjaan lanjutan dari Tahun Pada akhir 2014, pekerjaan fisik di lapangan mengalami keterlambatan dan baru mencapai 85%. Keterlambatan ini disebabkan oleh masalah lahan dan perubahan penyampungan antar rumah. [ Bab V - 8 ]

9 b) Penyusunan DED septic tank komunal Kecamatan Sirimau khususnya kawasan Kelurahan Pandan Kasturi, Negeri Batu Merah, dan kawasan Kayu Tiga Negeri Soya. c) Penyusunan DED septic tank komunal Kecamatan Teluk Ambon Baguala, khususnya untuk kawasan Negeri Passo dan Negeri Halong. C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal Pelaksanaan pemerintahan di daerah selain menyelenggarakan urusan desentralisasi atau pemerintahan daerah yang termasuk dalam urusan wajib dan urusan pilihan, juga menyelenggarakan Tugas Pembantuan, dan tugas umum pemerintahan, yang salah satunya koordinasi dengan instansi vertikal. Koordinasi dengan instansi vertikal, merupakan pelaksanaan azas dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Wakilnya di daerah, yang umumnya berupa instansi vertikal atau pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur Kepala Daerah. 1. Urusan Politik dan Keamanan Politik dan keamanan merupakan urusan yang tidak didesentralisasi dan menjadi tanggung jawab Pemerintah. Namun demikian, sebagai Kepala Daerah, Walikota Ambon senantiasa melakukan koordinasi terkait urusan politik dan keamanan di wilayah Kota Ambon, antara lain melalui Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Kota Ambon yang melibatkan Komandan Kodim 1504 Pulau Ambon, Kapolres Pulau Ambon dan PP Lease, Kepala Kejaksanaan Negeri Ambon, dan Ketua DPRD Kota Ambon. Forkopinda Kota Ambon merupakan forum diskusi dan koordinasi untuk menjamin tetap terkendalinya stabilitas politik dan keamanan di Kota Ambon. Secara berkala Rapat Forkopinda dilakukan untuk mencermati dan mengevaluasi kondisi sosial politik dan keamanan, maupun sebagai upaya mencegah dan menangkal isu-isu yang berkembang dalam masyarakat yang [ Bab V - 9 ]

10 dapat mengganggu stabilitas politik dan keamanan. Selain itu dalam kedudukan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon juga melakukan koordinasi dengan KOREM 151/ Binaya, KODAM XVI/ Pattimura dan POLDA Maluku, sebagai jejaring kerjasama untuk keamanan dan ketertiban di Kota Ambon yang adalah ibukota Propinsi Maluku. Sedangkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum tahun 2014 untuk Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden, Pemerintah Kota Ambon berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Ambon dan KPU Provinsi Maluku, serta mendorong sehingga penyelenggaraan Pemilihan Umum tahun 2014 di Kota Ambon, dapat berjalan dengan lancar dan sukses. 2. Urusan Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) Kewenangan dalam penanganan Urusan Hukum dan Hak-Azasi Manusia termasuk didalamnya kewenangan dibidang peradilan dilaksanakan oleh Pemerintah. Sehubungan dengan itu peran Pemerintah Kota Ambon lebih diutamakan kepada sosialisasi produk perundangan kepada masyarakat, dan pembuatan produk-produk hukum sebagai implementasi peraturan perundangan yang lebih tinggi. Pada tahun 2014, melalui program Penataan Peraturan Perundangundangan, telah dilakukan Legislasi rancangan peraturan perundangundangan, melalui asistensi, dan finalisasi draf rancangan peraturan perundang-undangan tingkat Kota Ambon, meliputi draf Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, Instruksi Walikota, dan Keputusan Walikota. Produkproduk peraturan perundang-undangan yang telah dihasilkan selama tahun 2014 adalah tiga belas Rancangan Peraturan Daerah (RANPERDA) Kota Ambon yang disetujui DPRD Kota Ambon. Selain PERDA, telah diundangkan pula 61 Peraturan Walikota Ambon, ditetapkan 762 Keputusan Walikota Ambon, dan dikeluarkan 2 Intruksi Walikota Ambon. [ Bab V - 10 ]

11 3. Urusan Agama Penyelenggaraan urusan agama di Kota Ambon bersifat koordinasi, karena urusan ini adalah kewenangan Pemerintah. Penyelenggaraan kewenangan ini dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Ambon. Sehubungan dengan itu, penyelenggaraan urusan agama di Kota Ambon dikoordinasikan oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Ambon. Koordinasi dan kerjasama juga dilakukan dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Ambon, dan lembaga-lembaga/ tokoh-tokoh agama di Kota Ambon seperti Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Kota Ambon, Klasis GPM Pulau Ambon, Wakil Uskup Kota Ambon, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Ambon. Koordinasi dan kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka menjaga harmonisasi dan kerukunan antar umat beragama di Kota Ambon. Salah satu urusan Kementerian Agama yang dikoordinasi Pemerintah Kota Ambon adalah Penyelenggaraan Ibadah Haji setiap musim haji. Kegiatan yang dilaksanakan adalah koordinasi dengan Kantor Imigrasi Provinsi Maluku, Dinas Kesehatan Kota Ambon, dan Kantor Kementerian Agama Kota Ambon untuk meningkatkan pelayanan bagi Calon Jemah Haji Kota Ambon dalam pengurusan paspor, pemeriksaan kesehatan, dan bimbingan Manasik Haji. Pada pelaksanaan Ibadah Haji pada Musim Haji Tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon mengalokasikan Dana Bantuan Haji melalui APBD Kota Ambon Tahun 2014 sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar 100%. Dana tersebut digunakan untuk bantuan Ongkos Naik Haji (ONH) bagi dua petugas pendamping Jemaah Haji Kota Ambon yaitu seorang Tenaga Pembimbing Haji Daerah (TPHD), dan seorang Tenaga Kesehatan Haji Daerah (TKHD), termasuk biaya pelaksanaan Manasik Haji, dan biaya perjalanan dinas petugas pendamping kepada Jemaah Haji di Embarkasi Makassar. Sementara itu, jumlah Jemaah Haji Kota Ambon tahun 2014 adalah 246 orang, dalam satu kelompok terbang (kloter). [ Bab V - 11 ]

12 Selain itu, dalam hal pembinaan terhadap umat beragama di Kota Ambon, Pemerintah Kota Ambon melaksanakan pula kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan melalui pemberian bantuan dana penunjang untuk pembinaan kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Perparawi) umat Kristen Protestan, Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) umat Kristen Katolik, Musabaqah Tilawatil Qur an (MTQ) dan lomba festival seni Qasidah (LASQI) di Kota Ambon. Dana pembinaan pesparawi tahun 2014 dikhususkan untuk pelatihan, pembinaan dan konsolidasi Tim Kota Ambon dalam pesparawi tingkat Kota Ambon dan tingkat Provinsi Maluku yang juga dilakukan di Kota Ambon. Pada lomba pesparawi tingkat Provinsi Maluku, Kota Ambon berhasil menjadi juara umum. Pada sisi lain juga dilakukan pembinaan pesparani Kota Ambon, khususnya dalam mengikuti pesparani tingkat Provinsi Maluku di Kota Dobo. Sementara itu, juga dilakukan pemberian bantuan dana kepada penyelenggaraan MTQ di Kota Ambon yang dimulai dari tingkat Kecamatan, tingkat Kota Ambon, yang berpusat di Desa Batu Merah, dan tingkat Provinsi Maluku di Kota Piru, Kabupaten Maluku Tengah. Sedangkang lomba Festival Seni Qasidah (LASQI) dimulai dari tingkat Kota Ambon, tingkat Provinsi Maluku di Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah dan tingkat Nasional di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Pada sisi lain, dalam pelaksanaan hari raya Idul Adha 1435 H/ 2014 M, Pemerintah Kota Ambon telah menyerahkan bantuan hewan kurban berupa 15 ekor sapi, dan 55 ekor kambing. Hewan kurban tersebut diserahkan langsung oleh Walikota Ambon kepada masyarakat yang berhak menerimanya. [ Bab V - 12 ]

13 4. Urusan Sosial Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Sosial, menjalankan beberapa program Kementerian Sosial Republik Indonesia berupa Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT), Bantuan Jaminan Sosial Penyandang Cacat Berat, Bantuan Program Keluarga Harapan, dan Bantuan Alat Bantu Kecacatan. a. Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) 1) Dasar Hukum Pelaksanaan ASLUT tahun 2014 di Kota Ambon adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. 2) Pelaksanaan dan Realisasi Program/ Kegiatan Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) tahun 2014 di Kota Ambon tersebar pada 15 desa/ kelurahan di 5 kecamatan, dengan sasaran penerima bantuan berjumlah 152 orang. Penyalurannya dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: - Tahap I pada Bulan Januari s/d April 2014; - Tahap II pada Bulan Mei s/d Agustus 2014; - Tahap III pada Bulan September s/d Oktober Besaran anggaran yang tersalur kepada ASLUT bersumber dari APBN Kementerian Sosial RI dan penyalurannya melalui Kantor Pos Ambon sebesar Rp ,- masing-masing penerima ASLUT sebesar Rp ,- selama 10 bulan. b. Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas 1) Dasar Hukum pelaksanaan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas adalah: a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat; b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat; [ Bab V - 13 ]

14 c. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Rehabilitasi Sosial Orang dengan Kecacatan, Nomor 24 Tahun 2014 tentang Penetapan Nama- Nama Orang dengan Kecacatan (Penyandang Disabilitas) Berat Penerima Asistensi Sosial Tahun ) Pelaksanaan dan Realisasi Program/ Kegiatan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas tahun 2014 kepada 116 orang penyandang disabilitas di 5 kecamatan yakni: - Kecamatan Nusaniwe 41 orang - Kecamatan Sirimau 34 orang - Kecamatan T.A. Bagula 13 orang - Kecamatan Teluk Ambon 17 orang - Kecamatan Leitimur Selatan 11 orang Pada tahun 2014, penyaluran dana hanya sampai 10 bulan (Januari s/d Oktober) masing-masing per bulannya Rp ,- dengan total dana keseluruhan Rp ,-. c. Bantuan Alat Bantu Kecacatan dari Kick Andy Foundation tanggal 5 September 2014 diberikan kepada 35 orang penyandang cacat. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program/ kegiatan bantuan social ini adalah: 1) Keterbatasan sarana dan prasarana maupun tenaga dalam menunjang kegiatan-kegiatan operasional. 2) Kurangnya kesadaran masyarakat penerima bantuan dalam penggunaan dana bantuan dengan baik. Terkait dengan permasalahan di atas, maka solusi yang dilakukan adalah: 1) Menggunakan potensi sumber pekerja sosial masyarakat (PSM) sebagai tenaga pembantu di lapangan. 2) Pengusulan nama penerima bantuan yang tidak menggunakan dana [ Bab V - 14 ]

15 sesuai peruntukannya. 5. Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN) Pemerintah Kota Ambon melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMP dan KB), juga melakukan kerjasama dengan instansi vertikal, yaitu: a. Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah Kota bekerjasama dengan Perum Bulog Divre Maluku untuk melakukan penyaluran Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN). Program RASKIN merupakan kebijakan Pemerintah untuk membuka akses pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat/ keluarga miskin, khususnya Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM). 1) Dasar Hukum Pelaksanaan Program RASKIN di Kota Ambon tahun 2014, didasarkan pada: a. Keputusan Gubernur Maluku Nomor 34 Tahun 2014, tentang Penetapan Pagu Program Beras untuk Rumah Tangga Miskin (RASKIN) Kota Ambon Tahun b. Keputusan Walikota Ambon Nomor 172 Tahun 2014, tentang Penetapan Pagu Program Beras untuk Rumah Tangga Miskin (RASKIN) di Kota Ambon Tahun ) Pelaksanaan dan Realisasi Program/ Kegiatan Pagu RASKIN Kota Ambon Tahun 2014 adalah untuk Rumah Tangga Sasaran (RTS), yang masing-masing RTS mendapat 15 Kg per bulan, sehingga total pagu RASKIN Kota Ambon tahun 2014 adalah Kg atau 9% dari pagu Provinsi Maluku (Tabel V.1). sampai dengan akhir Desember 2014, Raskin telah disalurkan kepada semua kecamatan. [ Bab V - 15 ]

16 No Tabel V.1 Pagu dan Penyaluran RASKIN di Kota Ambon Tahun 2014 Kecamatan Jumlah RTS-PM Jumlah Alokasi (Kg) Pagu per RTS Pagu per Bulan Pagu Setahun 1 Nusaniwe Sirimau Teluk Ambon Baguala Leitimur Selatan Teluk Ambon KOTA AMBON PROVINSI MALUKU Sumber: BPMP dan KB Kota Ambon, Permasalahan dalam penyaluran Raskin di Kota Ambon adalah masih terjadi tunggakan pembayaran Raskin pada beberapa desa ke Perum Bulog Drive Maluku. Untuk mengatasi hal ini, selalu dilakukan koordinasi antara tim koordinasi Raskin Kota Ambon dengan para Camat, para Raja/ Kepala Desa/ Lurah dan pihak Perum Bulog Drive Maluku, agar penyaluran dan pembayaran Raskin dapat berjalan dengan lancar. 6. Urusan Kesehatan Jaminan kesehatan kepada masyarakat mengalami perubahan yang sangat mendasar pada tahun 2014, seiring dengan diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN merupakan perlindungan kesehatan masyarakat, dimana setiap masyarakat/ setiap peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. JKN ini diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran, atau diberikan kepada orang yang iurannya telah dibayarkan oleh Pemerintah. Penyaluran JKN menggunakan Dana Kapitasi kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas. Dana kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayarkan dimuka sebelum pelayanan. [ Bab V - 16 ]

17 Dana kapitasi dihitung berdasarkan jumlah peserta JKN yang terdaftar, tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan yang diberikan. Pembayaran kapitasi diperuntukan bagi pelayanan kesehatan dasar peserta di psukesmas. a. Pelaksanaan JKN di Kota Ambon Terhitung 1 Januari 2014, Program JKN di Kota Ambon telah berjalan di 22 puskesmas sebagai FKTP, sesuai kontrak kerja antara BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kota Ambon. Peserta JKN yang terdaftar sampai Desember 2014 berjumlah peserta, yang tersebar pada 22 puskesmas se-kota Ambon. Pagu dana yang tersedia untuk program ini pada DIPA Dinas Kesehatan Kota ambon adalah sebesar Rp ,-. Peserta JKN di Kota Ambon terdiri dari: (1) Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN yaitu fakir miskin dan orang tidak mampu, yang semula dikenal sebagai peserta Jamkesmas. (2) Non PBI yaitu setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling sedikit 6 bulan di Indonesia dan telah membayar iuran ke BPJS Kesehatan. Pembayaran kapitasi disesuaikan dengan ketersediaan jumlah sumberdaya manusia bidang kesehatan dan fasilitas yang tersedia pada FKTP. Total dana kapitasi yang diterima sampai Desember 2014 berjumlah Rp ,- atau 94,77% dari pagu yang tersedia. Dana kapitasi tersebut antara lain: (1) Periode Januari sampai dengan Mei 2014, diterima kapitasi sebesar Rp ,- dan terealisasi 100%. Dana ini ditransfer melalui Rekening Dinas Kesehatan Kota Ambon dan selanjutnya ditarik dan disetor ke Kas Pemerintah Kota Ambon. (2) Periode Juni sampai dengan Desember 2014, dana kapitasi diterima sebesar Rp ,-, langsung ke rekening puskesmas, [ Bab V - 17 ]

18 sesuai kapitasi terdaftar setiap awal bulan berjalan. Dana ini dapat dimanfaatkan sebesar Rp ,- atau 73,32%. Dengan demikian, jumlah total realisasi dana kapitasi JKN di Kota Ambon tahun 2014 adalah Rp ,- atau 84,43% dari dana yang dikucurkan. Dana JKN tahun 2014 ini digunakan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan, berupa: persalinan normal sebanyak ibu bersalin; ANC (K4) sebanyak ibu hamil; PNC (KF3) sebanyak ibu bersalin; rawat jalan tingkat pertama sebanyak kunjungan; dan pelayanan rujukan sebanyak kasus. b. Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dihadapi antara lain: (1) Belum semua pengelola memahami dengan benar mekanisme penyaluran dana JKN, seperi waktu pemasukan dokumen pertanggungjawaban realisasi dana JKN sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun (2) Masih terjadi mobilisasi tenaga medis cukup tinggi, sehingga berpengaruh terhadap kapitasi yang dibayarkan kepada FKTP. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka ke depan akan ditempuh langkah-langkah penyelesaian yaitu: (1) Pelatihan tenaga pengelola keuangan JKN di tingkat puskesmas. (2) Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Dasar Pertama, bagi semua petugas puskesmas se-kota Ambon. [ Bab V - 18 ]

19 7. Urusan Pemerintahan Umum Kerjasama instansi vertical pada urusan pemerintahan umum dilakukan terkait dengan peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur. Kegiatan ini dikoordinasian oleh Badan Kepegawaiaan Kota Ambon. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan tahun 2014 adalah: a. Kerjasama dengan Badan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Lembaga Administrasi Negara (LAN) Surabaya untuk pelaksanaan Diklat Kepemimpinan Tingkat II, yang diikuti oleh 1 orang Pejabat Eselon II selama 96 hari dan dinyatakan lulus. b. Kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri, dalam rangka pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi secara terus menerus, baik 10, 20, atau 30 tahun, melalui pemberian penghargaan Satya Lencana. Pada tahun 2014, penghargaan Satya Lencana diberikan kepada 631 PNS lingkup Pemerintah Kota Ambon, dengan rincian: 221 PNS mendapat Satya Lencana 30 Tahun, 294 PNS mendapat Satya Lencana 20 Tahun, dan 116 PNS mendapat Satya Lencana 10 Tahun. c. Kerjasama dengan Badan Kepegawaian Negara di Jakarta, dan Badan Kepegawaian Regional di Makassar, dalam rangka proses pengurusan kenaikan pangkat dan pensiun. d. Kerjasama dengan Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) dalam penguatan manajemen birokrasi, khususnya mendorong inovasi di bidang birokrasi. 8. Urusan Kelautan dan Perikanan Seperti tahun sebelumnya, Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014 melakukan kegiatan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), yaitu untuk usaha penangkapan, budidaya, dan pengolahan usaha perikanan. Kegiatan yang dilaksanakan dan hasilnya adalah: [ Bab V - 19 ]

20 a) PUMP penangkapan diberikan kepada 3 kelompok nelayan, yang masing-masing terdiri dari 10 orang. Kelompok-kelompok tersebut antara lain: - Pada Kecamatan Nusaniwe diterima oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Wemai di Negeri Latuhalat. - Pada Keamatan Teluk Ambon diterima oleh KUB Imanuel di Negeri Hative Besar, dan KUB Latuputi di Negeri Laha. b) PUMP usaha budidaya diberikan kepada 3 kelompok nelayan, masing-masing terdiri dari 12 orang. Kelompok-kelompok tersebut antara lain: - Pada Kecamatan Teluk Ambon Baguala diterima oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Kelurahan Lateri, untuk pembesaran ikan kerapu. - Pada Kecamatan Teluk Ambon diterima oleh Pokdakan Flonilaris, dan Pokdakan Martha Fons, keduanya dari Desa Poka. c) PUMP pengolahan hasil perikanan diberikan kepada 3 kelompok nelayan berupa bantuan langsung masyarakat (BLM). Kelompokkelompok tersebut adalah satu Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) di Negeri Batu Merah, dan dua Poklahsar di Negeri Hative Kecil. 9. Urusan Ketahanan Pangan Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan mengkoordinasikan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, dan Program Keanekaragaman Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Ambon, yang termuat dalam DIPA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku. a) Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat meliputi: [ Bab V - 20 ]

21 (1) Kegiatan pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan desa mandiri pangan, yang berlokasi di Dusun Karang- Karang Desa Poka kepada 2 kelompok yaitu Kelompok Mawar, dan Kelompok Melati. (2) Kegiatan pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar kepada kelompokkelompok tani untuk pembelian tanaman semusim seperti cabe, kacang panjang, tomat, dan ketimun. b) Program Keanekaragaman Rumah Pangan Lestari (KRPL) Program ini merupakan kelanjutan program tahun 2013 kepada 8 Kelompok Tani (KT) yaitu (1) KT Melati, Dusun Air Ali; (2) KT Kartika, Negeri Rumah Tiga; (3) KT Sejahtera Mandiri, Desa Waiheru; (4) KT Beeri, Negeri Soya; (5) KT Delinda, Kelurahan Rijali; (6) KT Cemara, Negeri Hutumuri; (7) KT Sinar Kasih, Dusun Airlow; dan (8) KT Mawar, Kelurahan Benteng. Setiap kelompok diberikan bantuan sosial sebesar Rp ,- sehingga total anggaran adalah Rp ,-. Paket bantuan yang diterima oleh masing-masing kelompok untuk pengadaan benih tanaman semusim yaitu benih sayur-sayuran dan buah-buahan seperti sawi, kangkung, petsai, kacang panjang, talas, pisang, cabe, dan tomat. 10. Urusan Kehutanan Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ambon juga mengkoordinasikan kegiatan dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Waehapu Batu Merah. Kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR), yang memberdayakan 3 kelompok tani untuk pembuatan kebun bibit. Setiap kelompok mendapat paket bantuan senilai Rp ,-, kelompok tersebut [ Bab V - 21 ]

22 adalah Kelompok Pelindung Sumber Air Soya di Negeri Soya, Kelompok Anak Negeri di Negeri Hatalai, dan Kelompok Leahari di Negeri Leahari. b) Pemeliharaan Tanaman Hutan Kota Tahun I, yang melibatkan 2 kelompok tani pada lahan seluas 16 Ha. Kelompok tani dimaksud adalah (1) Kelompok Tani El Shaday seluas 10 Ha, dengan paket bantuan berupa anakan mahoni, anakan trembesi, anakan tanjung, dan anakan duku, masing-masing sebanyak 800 anakan; dan (2) Kelompok Tani Cendana seluas 6 Ha, dengan paket bantuan berupa anakan mahoni, anakan trembesi, anakan tanjung, dan anakan duku, masing-masing sebanyak 480 anakan. 11. Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) adalah program lanjutan dari PNPM Perkotaan sebagai salah satu alternatif program penataan permukiman yang menggunakan pendekatan berbasis komunitas dalam proses pelaksanaannya. Program ini berhasil meningkatkan kapasitas masyarakat dalam perencanaan kawasan, menyelesaikan masalah permukiman masyarakat serta mengubah perilaku masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan. Model penataan kawasan diantaranya untuk peningkatan lingkungan permukiman kawasan pesisir, pelestarian cagar budaya, wisata dan kumuh. Selama 5 tahun belakangan, PLPBK menjadi model tersendiri dalam penataan kawasan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat di Indonesia, dan pada tahun 2014 mulai dirintis di Kota Ambon. Pada tahun 2014, Program PLPBK di Kota Ambon dilakukan di Kelurahan Wainitu, dan Negeri Batu Merah, khususnya untuk penataan kawasan kumuh dan padat permukiman di bantaran sungai Wai Batu Gantung, dan Wai Batu Merah. Kegiatan PLPBK merupakan kelanjutan [ Bab V - 22 ]

23 dari PNPM Mandiri Perkotaan, dengan Badan Keswadayaan Masyarakat di masing-masing lokasi sebagai penggerak. Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2014 adalah: a) Lokakarya tentang persiapan pelaksanaan PLPBK di Kota Ambon. b) Lokakarya peran Pemerintah Daerah dalam keberlanjutan program penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas. Lokakarya ini menghasilkan Panduan Peran Pemuda dalam PLPBK, dan Rencana Aksi pelaksanaan Panduan Peran Pemuda dalam PLPBK. c) Sosialisasi PLPBK kepada masyarakat di Kelurahan Wainitu dan Negeri Batu Merah. d) Pembentukan tim teknis kegiatan PLPBK di Kota Ambon. Pada tahun 2015, kegiatan PLPBK akan dilanjutkan dengan implementasi rencana penataan kawasan di Kelurahan Wainitu dan Negeri Batu Merah untuk mendapatkan lingkungan permukiman yang berkualitas berbasis masyarakat. D. Pembinaan Batas Wilayah Pembinaan batas wilayah di daerah didasarkan kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah, untuk mengatur penegasan batas daerah antar Provinsi dan Kabupaten/ Kota menggunakan metode kartometrik, yaitu menggunakan sistem pemetaan dengan penentuan titik-titik koordinat batas daerah, dan dituangkan dalam bentuk peta batas dengan daftar titik-titik koordinat batas daerah. Metode kartometrik ini tidak mengharuskan dipasang pilar batas daerah (seperti diwajibkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 yang telah dicabut). Pilar batas daerah dapat dipasang jika dipandang perlu dan memungkinkan untuk dipasang. [ Bab V - 23 ]

24 Sebelumnya pada tahun 2008, telah dilakukan penegasan batas Kota Ambon dengan Kabupaten Maluku Tengah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 tentang Perluasan Wilayah Kota Ambon. Hasil kegiatan tersebut adalah (1) terbangunnya 20 pilar batas wilayah darat pada Jazirah Leihitu dan titik-titik acuan batas pengelolaan wilayah laut sejauh 4 mil pada Teluk Ambon bagian luar dan Jazirah Leitimur, (2) tersedianya laporan hasil survey pemetaan batas wilayah laut (bathimetri), dan (3) tersedianya peta penegasan batas wilayah darat dan peta penegasan pengelolaan wilayah laut. Sejalan dengan itu, pada tahun 2013 melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi Maluku, dilakukan koordinasi Penegasan Batas Daerah dalam Provinsi Maluku antara Pemerintah Kota Ambon dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah khususnya mengenai batas sebelah timur antara Negeri Passo dan Negeri Suli, dan batas sebelah barat antara Negeri Laha/Negeri Tawiri, dengan Negeri Hatu. Secara faktual pada tahun 2014, pembinaan batas wilayah antar Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah tidak dilakukan secara khusus. Proses penegasan batas yang dilakukan pada tahun 2013, yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Maluku sementara dalam tahap penyelesaiannya, agar dapat ditentukan batas wilayah yang baku oleh Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah. E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana. Pengalaman tahun-tahun terakhir ini dimana hampir setiap tahun terjad bencana alam, menunjukan bahwa Kota Ambon adalah kota yang rentan terhadap bencana. Keberadaan Kota Ambon di pulau kecil dengan topografi yang berbukit, dataran dan pantai berpotensi terhadap bencana. Kondisi perubahan cuaca/ iklim juga turut mempengaruhi kebencanaan di Kota Ambon, seperti banjir ketika curah hujan yang ekstrim. Pada sisi lain pertumbuhan penduduk yang tinggi, sedangkan ketersediaan lahan untuk permukiman sangat terbatas, menyebabkan banyak penduduk yang mendiami daerah perbukitan [ Bab V - 24 ]

25 serta daerah pesisir pantai yang sangat beresiko terhadap bencana dan keselamatan manusia. 1. Bencana Yang Terjadi Dan Penanganannya Beberapa kejadian bencana telah terjadi di Kota Ambon pada tahun 2014, berupa bencana kebakaran, tanah longsor dan juga bencana sosial insiden antar warga. d) Tanah longsor, bencana ini mengakibatkan rumah-rumah warga terancam longsor, bahkan ada yang kehilangan tempat tinggal karena kerusakan berat terhadap 37 unit rumah korban di Kota Ambon. Bantuan yang disediakan adalah terpal, sekop, pacul, karung, dll. e) Angin kencang, musibah ini mengakibatkan 60 unit rumah warga rusak ringan/ berat, antara lain pada Kecamatan Nusaniwe 45 unit, Kecamatan Baguala 7 unit, Kecamatan Teluk Ambon Baguala 6 unit, dan Kecamatan Sirimau 2 unit. f) Kebakaran, pada tahun 2014 kebakaran terjadi di 3 kecamatan yakni Kecamatan Sirimau terdapat 116 unit rumah hangus terbakar, Kecamatan Nusaniwe terdapat 8 unit rumah hangus terbakar, dan Kecamatan Teluk Ambon terdapat 4 unit rumah hangus terbakar. Bencana kebakaran yang menonjol di Tahun 2014 adalah kebakaran di kawasan Jalan Baru Kelurahan Honipopu yang mengakibatkan 154 KK atau 514 jiwa mengungsi, dimana rumah yang habis terbakar berjumlah 106 unit. Secara keseluruhan korban bencana kebakaran selama tahun 2014 yang dievakuasi ke tempat pengungsian berjumlah 174 KK atau 606 jiwa. Jumlah total rumah yang terbakar adalah 128 unit, dengan korban meninggal dunia sebanyak 1 orang. Terkait dengan korban meninggal dunia, Pemerintah Kota Ambon telah memberikan santunan sedangkan untuk korban kebakaran telah dibantu dengan biaya rehabilitasi berupa dana stimulan. [ Bab V - 25 ]

26 Khusus untuk korban kebakaran di kawasan Jalan Baru Kelurahan Honipopu sementara dilakukan pengusulan penanganan ke Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Sosial RI karena jumlah rumah terbakar melebihi 30 unit rumah. g) Bentrok Warga. Kejadian ini terjadi di Desa Tawiri Kecamatan Teluk Ambon dan menyebabkan 2 unit rumah warga mengalami rusak berat serta kerugian harta benda. Penanganan terhadap bentrok ini telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Ambon. Sementara itu, bentrok warga juga terjadi di Kelurahan Nusaniwe dalam dua peristiwa dengan waktu yang berbeda. Kejadian pertama mengakibatkan 18 unit rumah warga rusak berat dan telah tertangani. 2. Penanggulangan Bencana yang dilakukan Dalam proses penanganan bencana, BPBD selaku instansi yang memiliki fungsi komando dan pelaksana, selalu mengutamakan koordinasi dengan instansi terkait, baik pada tataran Pemerintah Kota, maupun Pemerintah Provinsi, serta stakeholder lainnya yang konsen terhadap upaya penanggulangan bencana. Pemerintah Kota Ambon juga menyalurkan bantuan berupa terpal, sekop, pacul, karung, dll. Sementara bantuan material lain belum tertangani/ dialokasikan kepada korban terkena dampak langsung oleh Pemerintah Kota, Pemerintah Provinsi maupun BNPB pusat. Selama tahun 2014 telah dilaksanakan pula upaya penanggulangan bencana, berupa beberapa kegiatan rehabilitasi/ rekonstruksi fisik dan ekonomi, yaitu: a. Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/ Sosial meliputi fasilitasi dan simulasi rehabilitasi rumah akibat bencana. b. Program Penanggulangan Bencana Alam/ Sosial meliputi sosialisasi pembentukan PRB-BK di Kota Ambon, sosialisasi PRB bagi Pelajar SMU di Kota Ambon, dan pembuatan Buku Bencana Kota Ambon. [ Bab V - 26 ]

27 c. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan, meliputi, pengadaan ramburambu evakuasi bencana alam, dan biaya operasional Pusat Informasi Bencana (PIB) Kota Ambon. d. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi meliputi sosialisasi penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana, dan pemulihan psykologis masyarakat Kota Ambon pasca konflik sosial. e. Program Perbaikan Rumah Akibat Bencana Alam meliputi pembangunan rumah pengungsi akibat bencana alam (tanah retak), serta pembangunan jalan dan pematangan tanah. 3. Status Bencana Berdasarkan kejadian dan dampak bencana yang terjadi, status bencana di Kota Ambon umumnya bencana lokal, kecuali bencana kebakaran di Kawasan Jalan Baru. Berdasarkan skala kerusakan, bencana kebakaran di Jalan Baru, Kelurahan Honipopu dapat dikategorikan sebagai bencana nasional. Menyikapi kejadian tersebut, Pemerintah Kota Ambon telah mengeluarkan Surat Penetapan Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana yakni Keputusan Walikota Ambon Nomor 608 Tahun 2014 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Kebakaran Pemukiman di Daerah Jalan Baru Kelurahan Honipopu Kota Ambon, tanggal 1 November Sesuai pedoman standarisasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Tahun 2014, Kementerian RI, bencana kebakaran yang terjadi di daerah Jalan Baru Kelurahan Honipopu Kecamatan Sirimau dikategorikan sebagai bencana nasional sehingga perlu adanya perhatian Pemerintah Pusat. 4. Sumber dan Jumlah Anggaran Dalam upaya penanganan bencana, khususnya saat tanggap darurat, Pemerintah Kota Ambon menggunakan dana yang berasal dari APBD Kota Ambon. Permintaan dana bencana dilakukan sebanyak 2 kali, masing-masing pada bulan Mei 2014 yaitu permintaan dana antisipasi logistik sebesar Rp ,- dan pada bulan Oktober 2014 yaitu permintaan dana tanggap [ Bab V - 27 ]

28 darurat saat bencana sebesar Rp ,-. Jadi total permintaan dana tanggap darurat bencana tahun 2014 berjumlah Rp ,-. Penggunaan dana tanggap darurat dapat dirincikan sebagai berikut: (1) Dana antisipasi peralatan logistik yaitu pengadaan 55 unit gerobak, 100 unit sekop, unit karung plastik, 100 unit pacul, 500 unit tali rafia, 100 unit garu-garu, 317 unit terpal ukuran (4x6), dan 210 unit terpal ukuran (3x4). (2) Dana saat bencana yaitu 150 unit tikar gulung, 150 unit matras, 40 lusin pakaian dalam laki-laki dan 40 lusin pakaian dalam perempuan, 220 lembar selimut, 20 lusin handuk, 220 kain sarung, 144 unit peralatan sabun mandi, 144 unit peralatan odol gigi, dan 5 dos peralatan sikat gigi. Selain Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon, untuk penanganan penanggulangan bencana di Kota Ambon tahun 2014 juga ditangani oleh Dinas Sosial Kota Ambon. Dinas Sosial menggunakan dana APBD Kota Ambon melalui mata anggaran belanja tanggap darurat dengan total anggaran sebesar Rp ,-. Dana tanggap darurat terdiri dari belanja tanggap darurat bencana sebesar Rp ,-, belanja ganti rugi rumah terbakar sebesar Rp ,-, dan santuan korban meninggal dunia sebesar Rp ,-. 5. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana Sebagai wilayah yang rawan akan terjadinya bencana, maka Pemerintah Kota Ambon dalam upaya menghadapi kemungkinan bencana di Kota Ambon, melakukan beberapa kegiatan antisipatif, antara lain: a. Memperingati warga Kota Ambon akan ancaman bahaya bencana lewat surat-surat peringatan yang disalurkan ke Desa/Negeri/Kelurahan, maupun kepada pihak Masjid/Gereja di Kota Ambon. b. Menyalurkan brosur brosur waspada bencana kepada warga kota maupun di tempat-tempat pendidikan. [ Bab V - 28 ]

29 c. Membuat papan-papan peringatan bahaya bencana dan meletakannya ke lokasi-lokasi rawan bencana d. Membuat kegiatan-kegiatan yang mengandung unsus peringatan terhadap ancaman bencana, seperti simulasi dan lain sebagainya. e. Pemerintah Kota Ambon melalui Tim Penanggulangan Bencana Tingkat Kota Ambon melakukan pemetaan daerah rawan bencana. f. Melalui Dinas Sosial Kota Ambon menyiapkan bufferstock tanggap darurat bencana. g. Mempersiapkan tenaga pembantu berupa TAGANA (Taruna Siaga Bencana) oleh Dinas Sosial Kota Ambon. h. Menyiapkan alat-alat perbantuan untuk tanggap darurat. i. Melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan pada hari Jumat (Jumpa Berlian). 6. Potensi Bencana Yang Diperkirakan Terjadi Melihat kondisi wilayah Kota Ambon baik dari segi topografi maupun demografi, serta kondisi kultur sosial masyarakat yang ada maka potensi bencana baik bencana alam maupun bencana non alam sangatlah besar kemungkinannya. Beberapa potensi bencana yang bisa saja menjadi ancaman antara lain : a. Bencana Tanah Longsor dan Retakan Tanah. Secara umum kondisi tanah di Kota Ambon memiliki tingkat kelabilan yang tinggi dan berpotensi rawan longsor. Hal ini diperparah dengan kondisi cuaca ekstrim yang memungkinkan tingginya intensitas hujan dan memicu timbulnya bencana tanah longsor dan retakan tanah. b. Bencana Banjir. Bencana ini merupakan bencana yang berpotensi terjadi, mengingat kejadian dua tahun terakhir, serta data curah hujan dari Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meterologi Pattimura Laha Ambon, yang memperkirakan bahwa pada bulan Mei sampai Agustus rata-rata curah hujan lebih dari 1000 mm. Hal ini didukung pula dengan semakin sempitnya wilayah resapan air (cathmen area) di Kota [ Bab V - 29 ]

30 Ambon, serta mengecilnya Daerah Aliran Sungai (DAS), akibat pesatnya pertumbuhan permukiman. c. Bencana Angin Kencang dan Pohon Tumbang. Mengacu pada data Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pattimura Laha Ambon tentang analisa streamline, diperkirakan adanya tekanan rendah pada bagian utara Australia yang menyebabkan pembelokan massa udara yang menimbulkan awan-awan cumulus dan cumulonimbus yang dapat menghasilkan hujan secara tiba-tiba dan angin kencang-kencang pada bulan Januari. d. Bencana Genangan Air/Rob, serta Tsunami. Dengan adanya perubahan iklim yang ekstrim akibat pemanasan global, dan kegempaan yang terjadi didalam laut, dapat mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara drastic. Bencana ini merupakan ancaman tersendiri bagi warga Kota Ambon, mengingat banyaknya pemukiman terdapat di pesisir ataupun di pinggiran pantai. e. Bencana Gempa Bumi. Bencana ini dapat terjadi karena pergeseran tibatiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika terjadi pergeseran, timbul getaran yang disebut gelombang seismik gempa ke segala arah di dalam bumi. Provinsi Maluku tergolong daerah berpotensi tinggi atau rawan dan rentan terhadap gempa bumi baik tektonik maupun vulkanik. Hal ini dipengaruhi oleh adanya kegiatan lempeng Halmahera, dan lempeng Maluku ke arah barat di bawah busur Minahasa Sangihe yang masih aktif sampai sekarang. f. Bencana Kebakaran. Bencana yang sering terjadi dikarenakan akumulasi dari meningkatnya suhu di permukaan bumi akibat pemanasan global, serta faktor kelalaian manusia. g. Bentrok Warga. Bencana ini merupakan fenomena sosial yang marak terjadi, karena interaksi kepentingan setiap aktor di dalam masyarakat berbeda. Dilain sisi masih tersimpannya bibit-bibit permusuhan antar warga, dan upaya pengentasan masalah yang belum berlangsung secara [ Bab V - 30 ]

31 maksimal, serta mudahnya masyarakat terpancing kepada hal-hal provokatif menjadi pemicu. F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Keteriban Umum Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di Kota Ambon dikoordinasikan oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum selama tahun 2014 adalah : 1. Gangguan yang terjadi. Ketentraman dan ketertiban umum adalah faktor yang sangat penting di suatu wilayah karena merupakan faktor penunjang yang sangat penting untuk menentukan maju dan berkembangnya suatu wilayah. Kondisi dinamis inilah yang membuat pemerintah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan aman, tertib dan teratur. Di tahun 2014, kondisi ketentraman dan ketertiban umum di Kota Ambon mulai terusik di awal Bulan Januari, dimana terjadi aksi baku lempar dan perkelahian hingga tindakan anarkis secara terbuka yang menggunakan senjata tajam antar dua kelompok warga di Batu Merah dan kejadian tersebut sempat membuat arus lalu lintas terganggu dengan diblokirnya jalan Jenderal Sudirman yang merupakan pintu masuk menuju dalam kota. Selain itu, di bulan yang sama terjadi juga konflik anarkis yang menggunakan senjata tajam bahkan senjata api antar kelompok warga di Kudamati yang mengakibatkan korban nyawa seorang warga yang bertempat tinggal di lorong Akper Kudamati. Di bulan Februari terjadi konflik anarkis antar warga di Batu Gantung yang menyebabkan terbakarnya sejumlah rumah tinggal warga di lokasi tersebut. Beberapa konflik horizontal juga terjadi sepanjang tahun 2014 yang melibatkan dua kelompok warga yang tinggal berdekatan, antara lain: - Warga lorong PMI dan tempat putar di Kudamati - Warga Batu Gantung Ganemo dan Batu Gantung Dalam - Warga Mangga Dua dan Silale - Warga di Bentas. [ Bab V - 31 ]

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA AMBON Tahun Anggaran : 2014 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan Organisasi Sub Unit Organisasi : 1. 03 : 1. 03. 06 : 1. 03.

Lebih terperinci

BAB 5. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB 5. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB 5. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Beresiko Sanitasi Area berisiko sanitasi di Kota Ambon ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi, yang mengacu kepada 3 komponen

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 19/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana Umum Pengadaan (Melalui ) K/L/D/I : Kota Ambon Tahun Anggaran : 2014 1. Penyusunan DED Septik Tank Komunal Kec.Baguala Penyusunan DED Septik Tank Komunal Kec.Baguala Jasa Konsultansi 1 Paket Rp.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN: 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. No.2081, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

PERATURAN WALIKOTA TEGAL WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL,

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 9 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANGKAT, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAMPIRAN I PERATURAN STRUKTUR ORGANISASI DAERAH STAF AHLI 1. STAF AHLI HUKUM, POLITIK DAN PEMERINTAHAN 2. STAF AHLI EKONOMI, DAN PEMBANGUNAN 3. STAF AHLI KEMASYARAKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BNPB. Logistik. Inventarisasi. Pedoman.

BNPB. Logistik. Inventarisasi. Pedoman. No.1421, 2014 BNPB. Logistik. Inventarisasi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN INVENTARISASI LOGISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA KABUPATEN INDRAMAYU 2016

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA KABUPATEN INDRAMAYU 2016 PERANGKAT DAERAH TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA 2016 DAERAH ========================================== SEKRETARIS DAERAH JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PEMERINTAHAN ASISTEN EKONOMI, PEMBANGUNAN, DAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa hutan dan lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 SABID UAK SADAYU A NG T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PARIAMAN KOTA PARIAMAN TAHUN 2010-0

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , , Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, PEMERINTAH KOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Nama SKPD : DINAS TATA KOTA Kode (1) Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan 1 URUSAN WAJIB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BKPBD) KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran II Peraturan Daerah Nomor : 1 Tahun 21 Tanggal : 9 January 21 PEMERINTAH KOTA AMBON RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 21 BELANJA TIDAK 1 Urusan Wajib

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDARISASI LOGISTIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kawasan Pantai Utara Surabaya merupakan wilayah pesisir yang memiliki karakteristik topografi rendah sehingga berpotensi terhadap bencana banjir rob. Banjir rob ini menyebabkan

Lebih terperinci

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA AMBON

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA AMBON WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA AMBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Lebih terperinci

2018, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan

2018, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2018 KEMENPU-PR. Bantuan Pembangunan dan Pengelolaan Rumah Susun. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PRT/M/2018

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK, PERALATAN DAN KEMUDAHAN AKSES PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon Nama SKPD : DINAS SOSIAL KOTA AMBON Kode 1 URUSAN WAJIB Daerah dan Indikator 1.13 Bidang Urusan : Sosial

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang :

Lebih terperinci

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hadirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintahan

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman.

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman. No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13,TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Tugas Umum Pemerintahan

Tugas Umum Pemerintahan Tugas Umum Pemerintahan 5.1. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal di Daerah 5.1.1. Forum koordinasi Dalam rangka tertib penyelenggaraan pemerintahan didaerah dan terwujudnya keserasian serta keberhasilan

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci