LAPORAN PERKEMBANGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI (BNNP) SULAWESI SELATAN
|
|
- Sukarno Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PERKEMBANGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI (BNNP) SULAWESI SELATAN Makassar, November 2011
2 A. SEJARAH BAB I PENDAHULUAN Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan ditetapkan dengan keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional seiring dengan pelantikan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 20 April Bersamaan dengan pelantikan tersebut, secara resmi Badan Narkotika Provinsi (BNP) di bawah pengawasan Pemerintah Provinsi berubah menjadi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) yang bertanggung jawab langsung ke Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Proses tersebut diawali dengan perjanjian kerjasama antara Kepala Badan Narkotika Nasional RI dengan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 111/III/Pemrov/2011. Perjanjian tersebut memuat kesepakatan, antara lain : (1)BNN memfasilitasi pembangunan kantor dan (2)Pemerintah Daerah memfasilitasi penyiapan lahan, tenaga dan biaya berdasarkan kemampuan daerah. B. KONDISI PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN NARKOBA Untuk menggambarkan situasi penyalagunaan narkoba di Provinsi Sulawesi Selatan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Angka prevalensi penyalahguna narkoba nasional berdasarkan umur tahun sebesar 1,99% dari penduduk Indonesia (3,6 juta orang) dan pada tahun 2015 akan mengalami kenaikan menjadi 2,8% (5,1 juta orang). Sedangkan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 sebesar 1,80% ( orang) dan meningkat menjadi 2,04% ( orang) pada tahun 2010, bahkan diperkirakan meningkat menjadi 2,08% ( orang) pada akhir tahun 2011.
3 Tabel. 1 Prevalensi Penyalahguna Narkoba Berdasarkan Umur Tahun di Sulawesi Selatan Tahun NO URAIAN SULSEL NAS % SULSEL NAS % SULSEL NAS % 1 Jumlah penduduk usia Th 5,756, ,251, ,968, ,452, ,055, ,468, Prevalensi Penyalahguna 103,849 3,362, ,773 3,826, ,730 4,071, Sumber : Jurnal Data P4GN (diolah) Penyalahguna narkoba di Indonesia pada tahun 2008 sebanyak orang dan meningkat menjadi penyalahguna pada tahun 2010, bahkan diperkirakan menjadi penyalahguna ada akhir tahun Sedangkan penyalahguna narkoba di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 terdiri dari 3,09% dari angka nasional, meningkat menjadi sebesar 3,18% pada tahun 2010, serta diperkirakan 3,9% pada tahun Sumber : Jurnal Data P4GN (diolah) Jika dilihat dari trend perkembangannya, maka setiap tahunnya di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan penyalahguna narkoba sebesar 6%, sehingga pada tahun 2015 dapat diperkirakan menjadi penyalahguna jika tidak mendapat penanganan yang tepat.
4 2. Penyalahgunaan Narkoba yang Dirawat Ditempat Terapi dan Rehabilitasi Penyalahguna narkoba yang mendapatkan pelayanan terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia pada tahun 2010 sebanyak orang yang teriri dari laki-laki (89,9%) dan 350 perempuan (10,10%). Tabel. 2 Penyalahguna Narkoba Yang Dirawat Di Tempat Terapi dan Rehabilitasi Berdasarkan Jenis Kelamin di Sulawesi Selatan Tahun 2010 No JENIS KELAMIN PENYALAHGUNA SULSEL NAS % 1 LAKI 55 3, PEREMPUAN JUMLAH 58 3, Sumber : Jurnal Data P4GN (diolah) Sedangkan di Sulawesi Selatan, penyalahguna narkoba yang dilayani di tempat terapi dan rehabilitasi 58 orang yang terdiri dari 55 laki-laki (94,82%) dan 3 perempuan (5,17%). 3. Tersangka Pengedar dan Penyalahguna Narkotika dan Psikotropika Tersangka pengedar dan penyalahguna narkotika dan psikotropika di Indonesia cukup memprihatinkan. Sebanyak tersangka, 43,01% diantaranya sebagai pengedar, dan pada tahun 2010 sebanyak tersangka, 49,91% diantaranya sebagai pengedar. Tabel. 3 Tersangka Pengedar dan Penyalahguna Narkotika dan Psikotropika di Sulawesi Selatan Tahun No URAIAN SULSEL NAS % SULSEL NAS % SULSEL NAS % 1 Pengedar 90 11, , , Penyalahguna , , , JUMLAH , , , Sumber : Jurnal Data P4GN (diolah) Sedangkan di Sulawesi Selatan, tersangka pengedar dan penyalahguna narkotika pada tahun 2008 sebanyak 434 tersangka, 20,74% diantaranya
5 sebagai pengedar, dan pada tahun 2010 sebanyak 619 tersangka, 12,60% diantaranya sebagai pengedar. Perbandingannya dapat dilihat pada gambar 2. Sumber : Jurnal Data P4GN (diolah) 4. Kasus dan Tersangka Narkotika yang Ditangkap POLRI Kasus dan tersangka narkotika yang ditangkap POLRI dan BNN di Indonesia tidak terlalu mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2008 ( kasus dan tersangka), tahun 2009 ( kasus dan tersangka), dan tahun 2010 ( kasus dan tersangka). Gambar.3 Data Kasus Narkotika yang Ditangkap POLDA di Sulawesi Selatan Tahun Sumber : Data POLDA Sulselbar
6 Sedangkan kasus narkotika di Sulawesi Selatan, mengalami peningkatan yang berarti dari tahun , kemudian menurun sebesar 9,5% pada tahun Secara rinci dapat dilihat pada gambar 3. Gambar.4 Data Tersangka Penyalahguna Narkoba yang Ditangkap POLDA di Sulawesi Selatan Tahun Sumber : Dit Narkoba POLDA Sulselbar Berdasarkan gambar 3, tersangka penyalahguna narkoba yang ditangani POLDA Sulselbar dari tahun menunjukkan angka rata-rata 90% tersangka penyalahguna tersebut berjenis kelamin laki-laki, dan 10% lainnya dari jenis kelamin perempuan. Gambar.5 Data Tersangka Penyalahguna Narkoba yang Ditangkap POLDA Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Sulawesi Selatan Tahun Sumber : Dit Narkoba Polda Sulselbar
7 Sedangkan tersangka penyalahguna narkoba di Sulawesi Selatan berdasarkan latar belakang pendidikan, dapat dilihat pada gambar 5 yaitu dari tahun dijadikan tersangka paling banyak berlatar belakang pendidikan SD, kemudian SLTA, SLTP dan PT. Sedangkan pada tahun , terjadi perubahan yaitu paling banyak tersangka ditemukan berlatar belakang pendidikan SLTA, kemudian SD, SLTP dan perguruan tinggi. Gambar.6 Data Tersangka Penyalahguna Narkoba yang Ditangkap POLDA Berdasarkan Pekerjaan di Sulawesi Selatan Tahun Sumber : Dit Narkoba Polda Sulselbar Tersangka penyalahgunaan narkoba yang ditangani oleh POLDA di Sulawesi Selatan paling banyak dari kalangan pekerja swasta, kemudian pengangguran, buruh, pelajar dan seterusnya dari kalangan POLRI, PNS, serta mahasiswa. 5. Barang Bukti Narkotika yang Disita POLRI dan BNN Pola penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dengan melihat barang bukti yang disita. Jenis barang bukti yang dominan disita pleh POLRI dan BNN dari tahun di Indonesia yaitu daun ganja di atas 96,8%, menyusul ekstasi 1,56%, shabu 1,54% dan heroin/putaw 0,06%. Secara angka, sitaan daun ganja pada tahun 2008 ( ,20 gr), 2009 ( ,90 gr), dan tahun 2010 ( ,73 gr).
8 Tabel. 4 Jumlah dan Rangking Barang Bukti Narkotika yang Disita POLRI dan BNN di Sulawesi Selatan Tahun No URAIAN BARANG BUKTI 2008 Peringk 2009 Peringk 2010 Pering % % % Sulsel (gr) Nas (gr) at Sulsel (gr) Nas (gr) at Sulsel (gr) Nas (gr) kat 1Barang bukti daun ganja 9, ,496, ,764, ,692, Barang bukti heroin/ putaw , , , Barang bukti ekstasi 1,050 1,091, , , , , Barang bukti shabu 1, , , , , , JUMLAH 11,592 42,317, , ,338, ,282 23,809, Sumber : Jurnal Data P4GN (diolah) Sedangkan barang bukti sitaan narkotika di Sulawesi Selatan sangat bervariasi setiap tahunnya, pada tahun 2008 barang sitaan terbanyak yaitu daun ganja ( 80,56%), disusul sabhu (10,26%),ekstasi (9,06%) dan Heroin/putaw (0,12%). Tahun 2009 justru ekstasi yang terbanyak (62,96%), kemudian menyusul shabu (33,14%), daun ganja (3,76%) dan heroin/putaw (0,13%). Sedangkan pada tahun 2010 barang sitaan yang terbanyak yaitu shabu (49,25%), menyusul ekstasi (36,30%), dan daun ganja (14,45%). Sumber : Jurnal Data P4GN (diolah)
9 6. Kerawanan Daerah Tempat Penyebaran dan Penyalahgunaan Narkoba Berdasarkan pengungkapan kasus penyalahguna narkoba di Sulawesi Selatan oleh POLDA Sulselbar sudah hampir semua kabupaten/ kota dapat ditemukan. Berkaitan dengan data pengungkapan kasus tersebut, dapat ditentukan kerawanan daerah penyebaran dan penyalahgunaan narkoba. Kabupaten/kota yang paling rawan yaitu Kota Makassar, kemudian Kota Pare-pare, Kab. Maros, Kab. Sidrap, Kab. Bone, Kab. Pinrang dan selengkapnya dapat dilihat pada gambar 8. Gambar.8 Data Kerawanan Daerah Berdasarkan Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba di Sulawesi Selatan Tahun Sumber : Dit Narkoba POLDA Sulselbar
10 C. KONDISI KELEMBAGAAN BADAN NARKOTIKA DI KAB./ KOTA Sampai dengan November 2011, baru satu kabupaten/ kota di Sulawesi Selatan yang resmi menjadi lembaga vartikal yaitu Badan Narkotika Nasioanl Kota (BNNK) Palopo. Sedangkan 23 kabupaten/ kota yang lainnya masih berstatus Badan Narkotika Kab./Kota (BNK) yang bertanggung jawab ke Pemerintah Daerah. Kabupaten/ Kota yang telah mendapat persetujuan antara Pemerintah Daerah dan Badan Narkotika Nasional RI untuk melembaga menjadi instansi vartikal yaitu Badan Narkotika Kota Pare-Pare dan Badan Narkotika Kab. Tana Toraja. Sedangkan lima kabupaten lagi sementara dalam proses untuk penyesuaian menjadi BNNK, yaitu Badan Narkotika Kab. Bone, Badan Narkotika Kab. Luwu Utara, Badan Narkotika Kab. Jeneponto, Badan Narkotika Kab. Bulukumba, Badan Narkotika Kab. Pangkep, dan Badan Narkotika Kab. Maros. D. KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah pegawai pada Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan sampai November 2011 sebanyak 35 orang, satu orang eselon II, dua orang eselon III (masih kosong 2 eselon III), dan 6 orang eselon IV (masih kosong 4 eselon IV), serta 26 orang staf. Berdasarkan tingkat pendidikannya, tenaga BNNP Sulawesi Selatan memiliki S2 (4 orang), S1(19 orang), D3(1 orang), dan SLTA (9 orang), secara rinci dapat dilihat pada tabel 7. Tabel. 7 Jumlah Tenaga yang Dimiliki Badan narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011 No Jenis Pendidikan Jamlah Satuan 1 Starata Dua 4 Orang 2 Strata Satu 19 Orang 3 Diploma III 1 Orang 4 SLTA 9 Orang
11 E. KONDISI SARANA DAN PRASARANA Sarana perkantoran BNNP Sulawesi Selatan sampai dengan November 2011 masih sampai pada tahap pembangunan. Sarana dan Prasarana menjadi fasilitas kerja bagi para karyawan dalam menunjang aktifitasnya sehari-hari dalam melakukan pekerjaan. Adapun fasilitas yang dimiliki oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel 8. Tabel. 8 Daftar Kebutuhan dan Sarana yang Dimiliki Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011 No Pengolah Data Kebutuhan Yang ada s/d Usulan 2011 Kebutuhan 1 Komputer PC Laptop Printer Modem Televisi Kamera LCD proyektor Dispenser Kalkulator Brankas Mesin Tik CCTV Pingerprint Mesin foto copy Kulkas Mobil pejabat Mobil operasional Mobil laboratorium Motor roda Fax Pesawat telepon Alat deteksi narkoba
12 A. BIDANG PENCEGAHAN BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN Bidang Pencegahan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis P4GN tentang pencegahan dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh dua seksi, yaitu Seksi Diseminasi Informasi dan Seksi Advokasi. Sejak bulan Mei sampai dengan Oktober 2011, Bidang Pencegahan BNNP Sulawesi Selatan telah melaksanakan/ mengikuti berbagai kegiatan, secara rinci dapat dilihat pada tabel 9, 10 dan 11. Tabel. 9 Uraian Kegiatan Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Mei-Agustus 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH PENYELENGGARA 5 Mei 2011, di Hotel Singgasana Makassar Kamis, 19 Mei 2011, di Hotel Yasmin Jl. Jampea No.5 Makassar 27 Mei 2011, di Hotel Grand Palace Makassar Kamis, 23 Juni 2011 di Hotel Losari MetroJl. Chairil Anwar No.19 Makassar Jumat, 24 Juni 2011, (Start dan Finish kantor Gubernur) Sabtu, 25 Juni 2011 FoodCourt Mall Ratu Indah Lantai III, Jl. Dr. Sam Ratulangi Makassar Memberikan ceramah tentang Strategi BNNP Sulsel dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba pada acara Pelatihan Team Penyuluh Departemen Agama RI Parenting Skill Bagi Orang Tua Siswa SD, SMP, SMA yang ada di Sulsel Pembicara pada rapat koordinasi pemutakhiran data Napza dan HIV AIDS Sosialisasi tentang pentingnya Generasi Muda dan Kewaspadaan terhadap Bahaya Narkoba Sepeda santai dalam rangka sosialisasi anti narkoba, (Start dan Finish kantor Gubernur) Pembagian Sticker dalam Rangka Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tersosialisasinya strategi BNNP Sulsel dalam menangani penyalahgunaan narkoba pada team penyuluh Departemen Agama Terlaksananya sosialisasi bahaya narkoba pada orang tua siswa Telaksananya pemutakhiran data penyalahguna narkoba Terlaksananya sosialisasi bahaya narkoba pada remaja Terlaksananya sosialisasi anti narkoba bagi peseta sepeda santai Terlaksananya sosialisasi anti narkoba bagi karyawan dan pengunjung Mall Ratu Indah 100 orang 100 orang 50 orang 50 orang 500 orang 500 orang Kerjasama dengan Dep. Agama Kerjasama dengan Biro Bina Napza dan HIV AIDS Kerjasama dengan Biro Bina Napza dan HIV AIDS Kerjasama dengan sponsor Kerjasama dengan sponsor 19 Juli 2011,di Hotel Mercure Makassar 23 Juli 2011,di SMK 1 Galesong Takalar Rabu, 27 Juli 2011 Kantor Bupati Kabupaten Luwu Utara Sabtu, 30 Juli 2011 Ball Room CCC Jl. Metro Tanjung Bunga Sosialisasi bahaya narkoba bagi mahasiswa kesehatan Sosialisasi bahaya narkoba bagi siswa SLTA dan pemuda Mensoalisasikan Undang Undang tentang Narkotika, Bahaya Narkoba dan Cara Penanggulangan Narkoba kepada PNS Lingkup Kab. Luwu Utara Sosialisasi tentang Bahaya Narkoba di Lingkup Kalangan Remaja Mesjid Terlaksananya sosialisasi bahaya narkoba pada mahasiswa Terlaksananya sosialisasi bahaya narkoba pada siswa SLTA dan pemuda Terlaksananya sosialisasi Undang Undang No. 35 tentang Narkotika bagi PNS Kab. Luwu Utara Terlaksananya sosialisasi bahaya narkoba lingkup remaja masjid 100 orang 100 orang 500 orang 100 orang Kerjasama dengan Biro Bina Napza dan HIV AIDS Kerjasama dengan Biro Bina Napza dan HIV AIDS Kerjasama dengan PEMDA Luwu Utara Kerjasama dengan Biro Bina Napza dan HIV AIDS
13 Tabel. 10 Uraian Kegiatan Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bulan September 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH PENYELENGGARA 15 September 2011 di Terminal Mallengkeri Makassar 27 September 2011 di SMA Tamalate Kec. Tamalate 28 s/d 30 September 2011 di Hotel Golden Boutique Jakarta Pusat Pemasangan stiker pada kendaraan angkutan Terlaksananya pemasangan stiker umum antar kabupaten dalam provinsi dan anti narkoba pada angkutan kota angkutan kota (pete pete) Makassar. Terlaksananya penyuluhan Penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan bahaya penyalahgunaan narkoba narkoba pada SLTA Penyusunan darft awal diseminasi bidang pencegahan Mengikuti penyusunan daft awal juknis diseminasi 100 lembar Seksi Diseminasi Informasi BNNP Sulsel 100 orang Seksi Advokasi BNNP Sulsel 1 draft Deputi Bidang Pencegahan BNN Tabel. 11 Uraian Kegiatan Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Sela tan Bulan Oktober 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH 7 Oktober 2011 di Terminal Regional Daya, Makassar Pembagian stiker pada kendaraan angkutan umum antar daerah dan antar kota Makassar yang bertuliskan Narkoba!! Bukan untuk Hidup Cacat atau mati, ya! Tersosialisasi/terpasangnya stiker yang bertuliskan Narkoba!! Bukan untuk Hidup Cacat atau mati, ya!" 100 lembar BNNP Sulsel PENYELENGGARA B. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis P4GN tentang pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh dua seksi, yaitu Seksi Peran Serta Masyarakat dan Seksi Pemberdayaan Alternatif. Pelaksanaan kegiatannya dapat dilihat pada tabel 12, 13 dan 14. Tabel. 12 Uraian Kegiatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Mei-Agustus 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH PENYELENGGARA Membuka dan mengikuti acara rapat masyarakat di Sulsel 19 Mei 2011, di Hotel Clarion konsolidasi dalam rangka pelaksanaan Makassar pemetaan lembaga rehabilitasi komponen Terlaksananya rapat konsolidasi BNN 21 Mei 2011, di Mall Futsal Dg. Tata Makassar Rabu, 27 Juli 2011 Kantor Bupati Kabupaten Luwu Utara Membuka pertandingan Futsal antar Terjalinnya hubungan antara komunitas pecandu se SulSelBar BNNP dengan komunitas pecandu Meninjau Langsung Pengambilan Sample TES URINE kepada Pejabat Eselon II, III, IV beserta Ditemukannya dua sampel yang Asisten Lingkup Pemerintah Kab. Luwu Utara positif (+) 165 orang Komunitas pecandu Kerjasama dengan PEMDA Luwu Utara 26 s/d 27 Juli 2011, di Aula Pemda Enrekang Narasumber pada seminar Free sex dan penyalahguna Napza di kalangan remaja 500 orang Kerjasama dengan HIPMI Massenrengpulu
14 Tabel. 13 Uraian Kegiatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bulan September 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH PENYELENGGARA 5 September 2011 di Hotel Terlaksananya monitoring dan Monitoring dan evaluasi kegiatan YKP2N 4 orang BNNP Sulsel Adyaksa Makassar evauasi 23 September 2011 di Hotel Mercure Makassar Pertemuan koordinasi pengurus KPAP Sulsel dengan lintas sektor/ SKPD Mengikuti Pertemuan koordinasi pengurus KPAP Sulsel dengan lintas sektor/ SKPD 3 orang Badan KPAP Sulsel Tabel. 14 Uraian Kegiatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH PENYELENGGARA 4 s/d 7 Oktober 2011 Hotel Banua 6 s/d 7 Oktober 2011 Hotel Clarion 6 Oktober 2011 Mengikuti Penguatan Jejaring antar Lembaga Dipahaminya Jejaring yang kuat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan antar Lembaga Rehabiltasi Sosial Narkoba Korban Penyalahgunaan Napza Dipahaminya peran Media Massa Mengikuti Forum Silaturahmi Media Massa dalam P4GN Kunjungan ke LSM YKP2N (Yayasan Kelompok Terlaksananya Kunjunagan Ke Peduli Penyalahgunaan Narkoba) bersama YPK2N rombongan media massa BNN RI 1 orang KEMENSOSIAL 20 Peserta BNN RI 20 Peserta BNN RI 7 Oktober 2011 Kunjungan ke LSM DOULUS mendampingi reporter BNN RI Terlaksananya Kunjungan ke DAULOS 6 Orang BNN RI dan BNNP 12 Oktober 2011 Pengiriman Residen ke Pusat T&R Lido, Bogor Residen menjalani terapi dan rehabilitasi 1 orang BNNP 21 Oktober 2011 Para peserta kunjugan Menerima kunjungan calon perawat, Psikolog memahami kedudukan, tugas, dan calon Konselor di kantor BNNP Sulsel pokok dan fungsi BNNP Sulsel 30 Orang BNNP C. BIDANG PEMBERANTASAN Bidang Pemberantasan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis P4GN tentang pemberantasan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh tiga seksi, yaitu Seksi Intelijen, Seksi P enyidikan, Penindakan dan Pengejaran, serta Seksi Pengawasan Tahanan, Barang Bukti dan Aset. Sejak bulan September sampai dengan Oktober 2011, Bidang Pemberantasan BNNP Sulawesi Selatan telah melaksanakan/ mengikuti berbagai kegiatan, secara rinci dapat dilihat pada tabel 15 dan 16.
15 Tabel. 15 Uraian Kegiatan Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bulan September 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH PENYELENGGARA 5 September 2011 di PT. Pelindo Makassar 5 September 2011 di PT. Pelindo Makassar 13 s/d 14 September 2011 Hotel Quality Makassar Melaksanakan koordinasi tentang pass pelabuhan Melaksanakan koordinasi tentang pass bandara Semiloka Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Prov. Sulsel Terlaksananya koordinasi tentan pass pelabuhan antara PT. Pelindo untuk kebutuhan BNNP 6 orang Seksi Intelijen Terlaksananya koordinasi tentan pass bandara antara Bandara Slt. 6 orang Seksi Intelijen Hasanuddin untuk kebutuhan BNNP Mengikuti Semiloka Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Prov. Sulsel 1 orang Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Sulsel 20 September 2011 di Lapas Narkoba, Bolangi Kab. Gowa Koordinasi tentang Pengumpulan data tahanan tindak pidana narkotika di Lapas Narkoba Bolangi Terkumpulnya laporan bulanan Pelaksanaan Program diretorat Bina Khusus Narkotika 1 orang Seksi Pengawasan dan Lapas Bolangi 24 September 2011 di Pelabuhan Soekarno Hatta Koordinasi tentang rute kapal laut yang sandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Terlaksananya koordinasi tentang rute kapal laut yang sandar di Pelabuhan Soekarno Hatta 2 orang Seksi Intelijen, PT. Pelindo dan PT. Darma Lautan Utama Tabel. 16 Uraian Kegiatan Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH PENYELENGGARA Draf Penjabaran Rencana Aksi Penyusunan Penjabaran Rencana Aksi Bidang 4 Oktober 2011 BNNP Sulsel Bidang Pemberantasan Untuk 5 orang Bidang Pemberantasan Pemberantasan Priode Priode BNNP Sulsel 13 Oktober 2011 BNNP Sulsel Lapangan Upacara Polda Sulsel Menghadiri Undangan Pemusnahan Barang Bukti / Sitaan Narkoba Jenis Shabu milik tersangka HO KA CHE (DPO) Penyaksian pemusanahan barang bukti/ sitaan narkoba 1 Orang Kepala BNNP Sulsel 24 Oktober 2011 Hotel Imperial Arya Duta Makassar Mengikuti Workshop custom Bea Cukai Control delivery and surveylance Dipahaminya tekhnik surveylanve dan Control delivery 2 orang Kanwil Bea Cukai Regional Sulawesi Koordinasi dengan instansi terkait : Kanwil Mengikuti Semiloka Forum BNNP Sulsel, BPOM, 25 Oktober 2011 BNNP Sulsel KUMHAM, Imigrasi, BPOM RI dan RES. Kewaspadaan Dini Masyarakat 5 orang POLDA, Kanwil Narkoba (FKDM) Prov. Sulsel KUMHAM dan Imigrasi D. BAGIAN TATA USAHA Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program dan anggaran, evaluasi dan penyusunan laporan, serta pelayanan administrasi dan logistik. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh tiga Subbagian, yaitu Subag Perencanaan, Subag Administrasi dan Subag Logistik. Sejak bulan Mei sampai dengan Oktober 2011, Bagian Tata Usaha BNNP Sulawesi Selatan telah melaksanakan/ mengikuti berbagai kegiatan, secara rinci dapat dilihat pada tabel 17, 18 dan 19.
16 Tabel. 17 Uraian Kegiatan Bagian Tata Usaha Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Mei-Agustus 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH PENYELENGGARA 5 Juni 2011 Pembentukan panitia HANI Sulsel Terbentuknya panitia HANI 15 orang 14 Juli 2011 di CCC Makassar Rapat koordinasi penyusunan RKA 2012 Terlaksananya rapat koordinasi penyusunan RKA 30 orang BNNP Sulsel 5 Agustus 2011, di CCC Makassar Rapat koordinasi penyempurnaan RKA 2012 Terlaksananya rapat koordinasi penyempurnaan RKA 12 orang BNNP Sulsel Tabel. 18 Uraian Kegiatan Bagian Tata Usaha Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bulan September 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH PENYELENGGARA 21 s/d 22 September 2011, di Mengikuti Penyelarasan/ Penyelarasan/ Sinkronisasi RKA KL MGH Makassar Sinkronisasi RKA KL 2 orang BNN 23 September 2011 di BNNP Penyempurnaan TOR usulan kegiatan TA 2012 Tersusunnya TOR usulan kegiatan TA Subag Perencanaan BNNP 6 orang 2012 Sulsel nya pelantikan Pejabat 12 September 2011 di Ruang Pelantikan Pejabat Struktural Eselon III-a dan Terlaksana Struktural BNNP Sulsel oleh 8 orang Pemerintah Provinsi Pola Kantor Guberur Prov. Sulsel IV-a BNNP Sulsel Gubernur Sulsel Sulawesi SePlatan Laporan Pengambilan Sumpah dan 14 September 2011, di BNNP Pelantikan Pejabat Struktural Eselon III-a & IV-a BNNP Sulsel ke BNN Terkirimnya Laporan pelantiakn ke BNN 8 orang BNNP Sulsel 23 September 2011, di BNNP Sulsel Pengiriman berkas pelantikan Pejabat Struktural dan Data Base PNS BNNP Sulsel Terkirimnya Loaporan pelantikan ke BNN 8 orang BNNP Sulsel Tabel. 19 Uraian Kegiatan Bagian Tata Usaha Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Oktober 2011 WAKTU/LOKASI KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN JUMLAH PENYELENGGARA 4 Oktober 2011, di ruang rapat BNNP Sulsel 5 Oktober s/d 4 Noveber 2011 Rakor Perencanaan BNNP Sulsel 5 s/d 7 Oktober 2010 Penyusunan Format Laporan AKSI 31 Oktober s/d 4 November 2011 Rekapitulasi Laporan AKSI Rekapitulasi Penjabaran Rencana AKSI per Bidang/ Seksi lingkup BNNP Sulsel 5 s/d 7 Oktober 2010 Penyusunan Format Data SIN Terlaksananya rapat koordinasi perencanaan BNNP Sulsel Tersusunnya format laporan Aksi per Bidang/ Seksi di lingkup BNNP Sulsel Tersusunnya laporan Aksi BNNP Sulsel Tersusunnya penjabaran rencana Aksi BNNPSulsel Tersusunnya format excel data SIN 35 orang BNNP Sulsel 3 orang BNNP Sulsel 7 orang BNNP Sulsel 7 orang BNNP Sulsel 3 orang BNNP Sulsel 1 s/d 4 November 2011 Entri Data SIN Ter up date nya informasi penyalahgunaan narkoba di Sulsel 31 Oktober 2011 Penyusunan Proposal Bantuan Anggaran ke Tersusunnya proposal bantuan PEMDA Prov. Sulsel anggaran 24 Oktober s/d 4 November Tersusunnya rancangan draft Penyusunan rancangan Draft Restra BNNP 2011 Renstra BNNP Sulsel 5 s/d 31 Oktober 2011 Tersusunnya Keputusan Kepala Penyusunan Tupoksi Pejabat Struktural BNNP tentang Tupoksi Pejabat BNNP Sulsel Struktural BNNP Sulsel 1 s/d 31 Oktober 2011 Mengagendakan surat masuk dan keluar di Teragendanya surat masuk dan lingkup BNNP Sulsel keluar di lingkup BNNP Sulsel 3 orang BNNP Sulsel 3 orang BNNP Sulsel 3 orang BNNP Sulsel 7 orang BNNP Sulsel 2 orang BNNP Sulsel
17 BAB III RENCANA KOMPONEN KEGIATAN TAHUN Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan dalam mengatasi berbagai permaslahan yang dihadapi dengan menyusun rencana komponen kegiatan untuk tahun seperti berikut : OUT PUT KOMPONEN/ SUB KOMPONEN KEGIATAN TAHUN/ BIAYA (DALAM RIBUAN) Layanan Penggajian Pegawai 2 Wahana diseminasi informasi P4GN yang dipublikasikan a. Pagelaran Seni Budaya 1) Pementasan pagelaran seni budaya P4GN bagi masyarakat ) Pementasan pagelaran seni budaya P4GN di kampus ) Pembekalan informasi bahaya penyalahgunaan narkoba bagi pelaksanan kesenian tradisional b. Diseminasi melalui media cetak 1) Media cetak lokal ) Penyusunan bulletin anti narkoba ) Cetak bahan P4GN c. Diseminasi melalui media luar ruang 1) Iklan media spanduk ) Iklan media poster d. Diseminasi melalui media elektronik 1) Talkshow ) Penayangan Iklan TV ) Pemutaran film ) Penayangan iklan radio e. Kampanye hidup sehat tanpa narkoba f. Pameran anti narkoba Organisasi pemerintah yang diadvokasi bidang P4GN a. Advokasi P4GN di Lingkungan perkantoran pemerintah b. Advokasi P4GN Lingkungan pendidikan 1) Advokasi P4GN di Lingkungan kampus ) Advokasi di Lingkungan SLTA Organisasi Swasta yang diadvokasi P4GN Advokasi P4GN di lingkungan swasta Organisasi/ kelompok masyarakat yang diadvokasi bidang P4GN Advokasi P4GN di lingkungan keluarga Advokasi P4GN di lingkungan anak jalanan Advokasi P4GN di lingkungan organisasi pemuda Advokasi P4GN pada tokoh agama Kader penyuluh anti narkoba yang terbentuk Pembentukan kader penyuluh anti narkoba di lingkungan SLTA, Kampus, Instansi a. pemerintah dan swsta 1) Pembentukan kader penyuluh anti narkoba di lingkungan SLTA ) Pembentukan kader penyuluh anti narkoba di lingkungan kampus ) Pembentukan kader penyuluh anti narkoba di lingkungan pemerintah ) Pembentukan kader penyuluh anti narkoba di lingkungan swasta b. Temu kader penyuluh P4GN
18 7 Lembaga Pendidikan yang diberdayakan bidang P4GN a. Peran serta kampus dalam menciptakan lingkungan kampus bebas narkoba 1) Workshop penguatan skill kader anti narkoba di lingkungan kampus ) Pemberdayaan kader anti narkoba di lingkungan kampus ) Deteksi narkoba di lingkungan kampus b. Peran serta siswa dalam menciptakan lingkungan SLTA bebas narkoba 1) Workshop penguatan skill kader anti narkoba di lingkungan SLTA ) Pemberdayaan kader anti narkoba di lingkungan SLTA ) Deteksi narkoba di lingkunganslta Lingkungan kerja yang diberdayakan P4GN a. Peran serta pekerja dalam menciptakan lingkungan kerja bebas narkoba 1) Workshop penguatan skill kader anti narkoba di lingkungan kerja ) Pemberdayaan kader anti narkoba di lingkungan kerja ) Deteksi narkoba di lingkungan kerja b. Gerakan bebas narkoba di lingkungan kerja formal/ informal Lingkungan masyarakat yang diberdayakan P4GN a. Pengembangan kemitraan swasta dan organisasi masyarakat b. Pembentukan dan pemberdayaan desa/ lurah bebas narkoba c. Pembinaan dan pengembangan pemberdayaan LSM dalam rangka upaya P4GN d. Lokakarya pemberdayaan tokoh masyarakat, agama dan pemuda e. Fasilitasi LSM dalam rangka P4GN f. Gerakan bebas narkoba di lingkungan keluarga g. Gerakan orang tua siswa anti narkoba h. Penguatan skill wadah Peran Serta Masyarakat (PSM) i. Pemberdayaan UKS/UKM dalam upaya P4GN j. Gerakan desa siaga narkoba k. Membuat komunitas RT/RW bebas narkoba Lokasi (lingkungan masyarakat) perkotaan yang diberdayakan alternatif a. Pemberdayaan alternatif melalui Pendekatan dengan tokog agama dan masyarakat b. Pemetaan dalam rangka persiapan pemberdayaan alternatif perkotaan c. Sosialisasi masyarakat bebas PPGN d. Pelatihan kerja di lingkungan community development Lokasi (lingkungan masyarakat) pedesaan yang diberdayakan alternatif a. Pemberdayaan alternatif melalui Pendekatan dengan tokog agama dan masyarakat b. Pemetaan dalam rangka persiapan pemberdayaan alternatif perkotaan c. Sosialisasi masyarakat bebas PPGN d. Pelatihan kerja di lingkungan community development Penyalahguna/ pecandu narkoba yang menjadi wajib lapor a. Penjangkauan dalam rangka assesment b. Assesment & pendataan terhadap pengguna wajib lapor c. Pembentukan/ Rakoor komunitas wajib lapor Penyalahguna/ pecandu narkoba yang dijangkau layanan terapi dan rehabilitasi a. Fasilitasi korban penyalahguna narkoba ke tempat rehabilitasi b. Pelaksanaan/ pendampingan pasca rehabilitasi c. Penjangkauan dan pendampingan pecandu narkoba d. Lokakarya pembinaan lanjutan bagi korban penyalahguna narkoba e. Penguatan lembaga rehabilitasi Produk (informasi) intelijen yang dihasilkan a. Fasilitasi peralatan intelijen, penyidikan dan penangkapan b. Pemetaan jaringan c. Operasi airport interdiction d. Operasi seaport interdiction e. Operasi lingkungan masyarakat rentan Berkas perkara kasus narkoba Penuntutan dan upaya peradilan jaringan sindikat narkoba
19 16 Berkas penyidikan aset tersangka tindak kejahatan narkoba yg diselesaikan dan diajukan ke tahap penuntutan Penyidikan aset tersangka kejahatan narkoba Pengungkapan pabrikan gelap narkoba, laboratorium rumahan dan jaringan yang terlibat Pengungkapan tindak pidana pencucian uang yang berkaitan dengan tindak pidana narkoba Pengawasan terhadap inport, produksi, distributor, penggunaan, eksport bahan kimia prekursor Dokumen perencanaan, penganggaran, evaluasi dan pelaporan yang disusun a. Laporan Capaian Program P4GN 1) Penyusunan laporan capaian program P4GN ) Penyusunan Standar Operasional Prosedur ) Pemantauan dan evaluasi program P4GN b. Dokumen Perencanaan BNNP 1) Penyusunan dan review Renstra ) Penyusunan pagu anggaran ) Penyusunan RKA KL pagu alokasi anggaran ) Pembinaan RKA KL ) Penyelarasan RKA KL ) Penetapan Kinerja ) Sosialisasi dan Penyusunan Laporan (PP39) ) Penyusunan LAKIP ) Pelaksanaan Musrembang ) Penyusunan Kebijakan Strategis Nasional ) Penyusunan Laporan BNN c. Dokumen Rencana Aksi dan Kerjasama Rapat koordinasi dalam rangka penyusunan rencana aksi serta kerja sama LS Layanan dukungan manajemen operasional perkantoran a. Pemeliharaan Peralatan perkantoran 1) Pemeliharaan gedung ) Pemeliharaan peralatan dan mesin b. Layanan operasional perkantoran 1) Honor pengelola anggaran ) Honor tenaga kontrak karya c. Laporan keuangan BNNP d. Layanan urusan tata usaha dan rumah tangga 1) Layanan rumah tangga ) Pengadaan barang dan jasa ) Urusan tata persuratan Kendaraan bermotor Perangkat pengolah data dan komunikasi Peralatan dan fasilitas perkantoran Pelaksanaan penelitian, data dan informasi P4GN a. Pengkajian capaian kegiatan b. Studi penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa, mahasiswa, pekerja dan masyarakat c. Rapat teknis SIN Kab/Kota d. Sosialisasi dan pelatihan SIN Kab/Kota e. Rapat koordinasi pengumpulan data P4GN f. Penyusunan jurnal data P4GN Layanan bantuan/ pembekalan hukum dan pembinaan/ konsultasi hukum yang diselenggarakan Sosialisasi UU yang berkaitan dengan narkoba Kerjasama dengan instansi pemerintah/ swasta dan komponen masyarakat a. Pembahasan dan penyusunan MoU b. Diskusi sinergitas BNNP dengan LS terkait dalam mendukung upaya P4GN
20 BAB IV PENUTUP Demikian laporan kegiatan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan ini disusun untuk menjadi bahan evaluasi pada akhir tahun. Laporan ini tidak terlepas kaitannya dengan pengelolaan Sistem Informasi Narkoba serta pengukuran kinerja bagian dan bidang lingkup Badan Narkotika Nasioanal Provinsi Sulawesi Selatan yang menunjukkan sampai seberapa jauh pencapaian tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan, serta hasilnya disampaikan dalam bentuk laporan tertulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) pada akhir tahun. KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN, Drs. RICHARD M. NAINGGOLAN, MM, MBA
DRAFT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN
DRAFT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN 2011-2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2011 DAFTAR ISI KEPUTUSAN KEPALA BNNP...
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI SERTA RENCANA AKSI PROVINSI SULAWESI SELATAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau
BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau adalah lembaga pemerintah non kementrian yang professional yang
Lebih terperinciPROPINSI SULAWESI SELATAN. KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG
PROPINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG TUGAS DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN
Lebih terperinciRENCANA AKSI BNNP SULAWESI SELATAN BIDANG PENCEGAHAN TARGET/ TAHUN No TUJUAN RENCANA AKSI
RENCANA AKSI SULAWESI SELATAN No TUJUAN RENCANA AKSI BIDANG PENCEGAHAN 3 Para Siswa/Pelajar pendidikan menengah tidak menyalahgunakan Para Mahasiswa tidak menyalahgunakan Para pekerja swasta /wiraswasta/buruh
Lebih terperinci37, Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
URUSAN PEMERINTAHAN : 1.20. - OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, DAN KEPEGAWAIAN ORGANISASI : 1.20.03.09. - Biro Bina NAPZA Dan HIV - AIDS Halaman. 1 1.20.1.20.03.0900.00.4.
Lebih terperinciRENCANA KERJA 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM
RENCANA KERJA 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM NO KEGIATAN TARGET / SASARAN OUTPUT OUTCOME ANGGARAN KET PENCEGAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKT 1 Lembaga pendidikan negeri dan swasta (SD, SLTP,
Lebih terperinciPERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN 2011-2015 Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Implementasi Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015 Jakarta, 8 Mei
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
r PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI
SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciOptimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional
Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional BEBAN KINERJA POK AHLI memberikan saran dan masukan kepada Ka BNN. ITTAMA melaksanakan pengawasan BNN. intern KEPALA a. memimpin BNN dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciFORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT)
FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT) Nama Lembaga : (1) Unit Kerja : (2) Program : (3) Sasaran Program (Outcome) : (4) Kegiatan : (5) Indikator Kinerja Kegiatan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 ayat (3) Undang- Undang Nomor
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL 2 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Instansi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI TENGAH
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENGAMBILAN SUMPAH JABATAN DAN PELANTIKAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI (BNNP) SULAWESI TENGAH DI PALU KAMIS, 03 MARET 2011
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN ANGGARAN BELANJA (RKAB) BNNK TANGERANG ALOKASI APBD TA. 2019
RENCANA KEGIATAN ANGGARAN BELANJA (RKAB) BNNK TANGERANG ALOKASI APBD TA. 209 KODE 066.0.0 3237.347.76.000,00 I KESEKTARIATAN 285.766.000,00 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT
BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT Kamis, 11 September 2014 10:28:28 Medan (SIB)- Badan Narkotika Nasional Provinsi melakukan tes urine terhadap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Sumatera Utara di kantor perwakilan
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.493, 2015 BNN. Provinsi. Kabupaten/Kota. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Profil Wilayah Kabupaten Ciamis 1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia dan memiliki luas sebesar
Lebih terperinciPROFILE BADAN NARKOTIKA NASIONAL tahun 2016
PROFILE BADAN NARKOTIKA NASIONAL tahun 2016 1 Jakarta, 2016 PEMBANGUNAN BERWAWASAN ANTI NARKOBA TAHUN 2017 PROGRAM PRIORITAS NASIONAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2017 Lingkungan Bersih Penyalahgunaan
Lebih terperinciFORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx
FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx Nama Lembaga : (1) Unit Kerja : (2) Program : (3) Sasaran Program (Outcome) : (4) Kegiatan : (5) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara dengan
48 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 0 14 dengan 105 0 45 Bujur Timur dan 5 0 15 6 0. Mengingat letak yang demikian ini,
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN
Lebih terperinciPEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN URUSAN PENANGGULANGAN NARKOTIKA NO JENIS/ SERIES ARSIP RETENSI KETERANGAN KEBIJAKAN
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN URUSAN PENANGGULANGAN NARKOTIKA PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR
Lebih terperinciUpaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015 Permasalahan narkotika merupakan salah satu permasalahan global yang selalu
Lebih terperinci: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR PER / 4 / V / 2010 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG
PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NARKOTIKA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yang lebih dikenal dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yang lebih dikenal dengan sebutan narkoba, pada sisi penyalahgunaan narkoba, dewasa ini justru menunjukkan perkembangan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
PA/KPA : Drs. H. Suyoso K/L/D/I : Badan Narkotika Nasion SATKER/SKPD : Badan Narkotika Nasion Kabupaten Langkat K : Dirza Vonny Kirana, S.Psi Tahun Anggaran : PENGUMUN RENCA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus penyalahgunaan narkotika selalu mengalami
Lebih terperinciJAKARTA, 22 FEBRUARI 2017
JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017 STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TUGAS POKOK DAN FUNGSI DEPUTI BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA DEPUTI BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA MEMPUNYAI TUGAS MELAKSANAKAN KEGIATAN
Lebih terperinciRENCANA AKSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB PROVINSI SULAWESI SELATAN PERIODE TAHUN ANGGARAN 2015
No TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET PROGRAM INDIKATOR PROGRAM ANGGARAN (Rp) KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN ANGGARAN TARGET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 Meningkatnya kualitas Persentase
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja,
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016
Lebih terperinciS A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
02 Maret 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 29 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 29 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA
Lebih terperinciNOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2007 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL, BADAN NARKOTIKA PROVINSI, DAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)
BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk
Lebih terperinciRENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Jasa Lainnya 3 Paket Rp ,00 APBN ( )
RENCANA UMUM PENGADAAN Melalui Swakelola K/L/D/I : TAHUN ANGGARAN : 2015 1 BADAN RAPAT KEGIATAN ADVOKASI (ASISTENSI/PENDAMPINGAN) DI LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR (SD DAN SMP) DALAM UPAYA Jasa Lainnya 3 Paket
Lebih terperinciDukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
PROGRAM & RENCANA KERJA KPU KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2015 AKUN PROGRAM KEGIATAN / SUB-SUB KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN 076.01.01 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 1.333.103.000
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG
Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT KETAHANAN EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
ARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT KETAHANAN EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Disampaikan Oleh DIREKTUR KETAHANAN EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA pada : RAPAT KOORDINASI NASIONAL DALAM RANGKA PEMBINAAN POLITIK DAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 83 TAHUN 2007 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL, BADAN NARKOTIKA PROVINSI, DAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan nasional yang berkaitan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia tidak kunjung tuntas dan semakin memprihatinkan bahkan sampai mengancam
Lebih terperinciTABEL 2.1 REKAPITULASI EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENSTRA SKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2015 KABUPATEN CILACAP
SKPD : Kode Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Cilacap / TABEL 2. REKAPITULASI EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENSTRA SKPD SAMPAI DENGAN TAHUN KABUPATEN CILACAP Indikator (output) Tahun 207 Hasil
Lebih terperinciDRAFT NASKAH PEDOMAN PERENCANAAN PARTISIPATIF DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR: KEP/ / KA / PR.00.00 / X / 2016 / BNN DRAFT NASKAH PEDOMAN PERENCANAAN PARTISIPATIF DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL 1 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G
PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciIV. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. A. Sejarah dan Letak Badan Narkotika Provinsi (BNP)
40 IV. Gambaran Umum Lokasi Penelitian A. Sejarah dan Letak Badan Narkotika Provinsi (BNP) Lampung Badan Narkotika Provinsi (BNP) Lampung berdiri pada tanggal 09 Desember 2009, yang ditetapkan melalui
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 204 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan :. 20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba terus menjadi permasalahan global. Permasalahan ini semakin lama semakin mewabah, bahkan menyentuh hampir semua bangsa di dunia ini.
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 207 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan :. 05 Urusan Wajib Pelayanan Dasar Ketentraman dan Ketertiban
Lebih terperinciPRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA
PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA Jakarta, 22 Desember 2016 Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang mengancam dunia
Lebih terperinciPENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH. Nomor : 011/BNNK-MN/I/2013 Tanggal 04 Januari 2013
MELALUI PENYEDIA PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH Nomor : 011/-MN/I/2013 04 Januari 2013 PA/KPA Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi : Badan Narkotika Nasional Kabupaten
Lebih terperinciBUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.
BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA KEGIATAN DISEMINASI INFORMASI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) KEPADA PELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KONVENSIONAL
Lebih terperinciA. PENDAHULUAN. I. Latar Belakang
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI III DPR-RI KE LAPAS NARKOTIKA II A PROVINSI DI YOGYAKARTA PADA MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2014 A. PENDAHULUAN I.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sejarah Perusahan Singkat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Perusahan Singkat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Barat ditetapkan dengan keputusan Gubernur 2003 mengacu kepada keputusan Presiden
Lebih terperinciRechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015
Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Saat ini, BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33 Provinsi, sedangkan di tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DUMAI
PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DUMAI Menimbang : a. bahwa penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor dan
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 KEPADA BUPATI KUDUS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN ,00
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 URUSAN PEMERINTAHAN : 6.01. - KECAMATAN ORGANISASI : 6.01.04. - KECAMATAN CERME Halaman : 1.164 6.01.6.01.04.00.00.4. PENDAPATAN PENDAPATAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat pesat, hal ini dapat terlihat pada setiap perkantoran suatu instansi pemerintahan telah menggunakan
Lebih terperinciPRORAM KEGIATAN BIRO BINA SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2016
PRORAM KEGIATAN BIRO BINA SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KEGIATAN TAHUN 2015 PERKIRAAN DAN RENCANA TAHUN 2016 KODE URUSAN/BIDANG PEMERINTAHAN
Lebih terperinciBIO DATA KOTA TANGERANG
BIO DATA NAMA : H AKHMAD F. HIDAYANTO SPd, MM KOTA TANGERANG PANGKAT / NRP : AKBP/ 69090628 JABATAN : KEPALA BNN KOTA TANGERANG LAHIR : PANDEGLANG, 12-9-1969 STATUS : K-4 ALUMNI : SEPA PK THN 96-97 SELAPA
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.679, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Balai Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.679, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Balai Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN ,00
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 URUSAN PEMERINTAHAN : 7.01. - KESATUAN BANGSA DAN POLITIK. ORGANISASI : 7.01.01. - KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK Halaman : 1.366 7.01.7.01.01.00.00.4.
Lebih terperinciJ A K A R T A, M E I
J A K A R T A, M E I 2 0 1 3 TRANSNASIONAL CRIME YANG TERORGANISIR DAN SANGAT MERESAHKAN LAHGUN & PEREDARAN GELAP NARKOBA DAMPAK YG DITIMBULKAN : MERUSAK KEHIDUPAN MASY MENGHANCURKAN KETAHANAN NEGARA SENDI
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT(KKM) DI PROVINSI SULSEL
PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT(KKM) DI PROVINSI SULSEL Dr.dr.H.Rachmat Latief, SpPD-KPTI.,M.Kes.,FINASIM Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Meningkatkan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDATA PENDUKUNG PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 BADAN NARKOTIKA NASIONAL
BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DATA PENDUKUNG PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 206 BADAN NARKOTIKA NASIONAL I. BIDANG PEMBERANTASAN A. Jumlah kasus dan tersangka yang berhasil diungkap BNN No. Jenis
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Yogyakarta yang telah diuraikan dalam BAB IV, maka dapat dikemukakan. 1) Melakukan kegiatan pembinaan dan penyuluhan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang upaya polisi dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba oleh mahasiswa di Kota Yogyakarta yang telah diuraikan dalam BAB
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN
1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014
BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar
Lebih terperinciP E M E R I N T A H K O T A D U M A I
P E M E R I N T A H K O T A D U M A I PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DUMAI WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMATRIKS RENCANA KERJA KPU KOTA SOLOK TAHUN ANGGARAN 2016
(sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015) Program/ PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KPU Sasaran 1 2 3 4 5 TERLAKSANANYA FASILITASI PEMBENTUKAN LEMBAGA RISET KEPEMILUAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGATURAN RUANG LINGKUP TUGAS INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I, II, III, DAN IV PADA INSPEKTORAT PROVINSI SULAWESI
Lebih terperinciDukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
PROGRAM DAN RENCANA KINERJA KPU KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2016 AKUN PROGRAM KEGIATAN / SUB-SUB KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN 076.01.01 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 2.022.409.000
Lebih terperinciPemirsa/ dari hasil penelitian GRANAT/ atau Gerakan Nasional Anti Narkotika DIJ/ khusus tanggapan warga Jogja terhadap
KARAKTERISTIK Daerah Istimewa Jogjakarta yang heterogen/ dengan segala potensi yang dimilikinya/ secara ekonomis dan strategis telah menggiurkan para sindikat narkoba// Mereka/ tampaknya akan menjadikan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH/ PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia saat ini menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat dan telah sampai ke semua lapisan masyarakat.
Lebih terperinci: KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI ORGANISASI : BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Halaman.
URUSAN PEMERINTAHAN : 1.19. - KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI ORGANISASI : 1.19.01. - BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Halaman. 165 Jumlah 1.19.1.19.01.00.00.4. PENDAPATAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2011
Lampiran I : PERATURAN GUBERNUR NOMOR TANGGAL : : Tahun 2011 2 Oktober 2011 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2011 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : : 1.20. -
Lebih terperinciBADAN NARKOTIKA NASIONAL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa narkotika, psikotropika, prekursor
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016
BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian awal dari bab in akan dibahas tentang permasalahan narkoba dan mengenai ditetapkannya Strategi Nasional Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkotika,
Lebih terperincienyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016
Kata Pengantar enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 206 ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
Lebih terperinciRevisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev
www.aidsindonesia.or.id MARET 2014 L ayanan komprehensif Berkesinambungan (LKB) merupakan strategi penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 21 tahun
Lebih terperinci