LAPORAN HASIL DISKUSI KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN HASIL DISKUSI KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR"

Transkripsi

1 LAPORAN HASIL DISKUSI KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM TAHUN 2008

2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi, fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta strategi pembangunan pendidikan nasional, untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Pusat Kurikulum Depdiknas yang meliputi melakukan layanan professional, menyusun modelmodel kurikulum, dan melakukan kajian kebijakan kurikulum, maka perlu diadakan kegiatan pengkajian kebijakan kurikulum Depdiknas. Sesuai Renstra Depdiknas tentang penelitian dan pengembangan pendidikan disebutkan bahwa salah satu kegiatan pokok pemerintah adalah implementasi dan penyempurnaan Standar Nasional Pendidikan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Salah satu bagian dari Standar Nasional Pendidikan adalah Standar Isi yang memuat struktur kurikulum SD/MI dan SMP/MTs dengan beberapa mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh peserta didik pada satuan pendidikan tersebut. Struktur Kurikulum tersebut selanjutnya dijabarkan atau disesuaikan dan diimplementasikan oleh sekolah dalam kurikulum sekolah. Langkah penting dalam setiap kajian adalah melakukan studi dokumentasi dan kajian konsep tentang pengembangan kurikulum dan penerapannya. Kajian ini meliputi konsep dan falsafah dalam sistem pengembangan kurikulum, muatan dan konten kurikulum, perencanaan pembelajaran, pengembangan bahan ajar, sistem pengadministrasian dan pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan dokumen tersebut meliputi dokumen kurikulum, studi perbandingan antar dokumen kurikulum, dokumen perencanaan pembelajaran, dokumen bahan ajar, dokumen pengadministrasian dan pelaksanaan pembelajaran. Hasil analisis digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hambatan, peluang maupun tantangan dari setiap kurikulum yang diterapkan oleh satuan pendidikan. Efektivitas implementasi kurikulum sangat ditentukan oleh praktek pembelajarannya di sekolah dan madrasah atau di tempat belajar. Untuk itu perlu dilakukan diskusi fokus pelaksanaan kegiatan belajar, sumber belajar dan lingkungan pendukungnya di tempat belajar, yang melibatkan berbagai karkateristik setiap satuan pendidikan. Beragamnya kondisi satuan pendidikan sehingga diperlukan data dan informasi komprehensif untuk menjaring data dan informasi perencanaan, praktek pembelajaran dan manajemen pengelolaan pembelajaran oleh satuan pendidikan. B. Tujuan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi hasil kajian konsep, kajian dokumen dan pelaksanaan kurikulum. C. Ruang Lingkup 2

3 Kegiatan ini meliputi Kajian Dokumentasi, Kajian Konsep, dan Pelaksanaanya yang terdiri dari: 1. Hasil kajian kebijakan Program Pembelajaran PAUD 2. Hasil kajian kebijakan pelaksanaan TK/RA 3. Hasil kajian kebijakan Kurikulum MI 4. Hasil kajian kebijakan pelaksanaan SD terpadu 5. Hasil kajian kebijakan pencapaian KTSP SD 6. Hasil kajian kebijakan Kurikulum MTs. D. Hasil Yang Diharapkan Kegiatan ini diharapkan akan memperoleh hasil pembahasan terhadap kajian sebagai berikut: 1. Hasil diskusi kajian Kebijakan Program Pembelajaran PAUD 2. Hasil diskusi kajian kebijakan pelaksanaan TK/RA 3. Hasil diskusi kajian Kurikulum SD/MI 4. Hasil diskusi kajian kebijakan pelaksanaan SD terpadu 5. Hasil diskusi kajian kebijakan pencapaian KTSP SD 6. Hasil diskusi kajian kebijakan Kurikulum MTs. Penjelasan hasil kajian terlampir.*) II. PELAKSANAN KEGIATAN A. Tempat dan Waktu a. Tempat Hotel Parama, Cisarua, Bogor b. Waktu Selasa s.d Sabtu, 11 s.d 15 Maret 2008 B. Peserta Peserta kegiatan ini terdiri dari: Staff Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas Direktorat TK-SD Akademisi (UNJ, UIN, UNM, IAIN Lampung) Birokrat (Direktorat PAIS Depag RI, Pengawas TK-SD) Praktisi (Kepala Sekolah) 3

4 C. Strategi kegiatan I. Hasil Kajian Kebijakan Program Pembelajaran PAUD yang terdiri dari: C.1. Studi Dokumentasi No Dokumen Temuan Analisis Rekomendasi 1 UUD 1945 Mencerdaskan kehidupan bangsa (alinea ke-4 Pembukaan ) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28 B ayat 2 ) Belum semua anak usia PAUD di DIY mendapat layanan pendidikan, ini ditunjukan APK PAUD formal dan non formal 47% dan yang sudah terlayani 39,0149%. Pendidikan usia dini mestinya diipandang sebagai hak (right) semua anak, bukan sekedar kebutuhan (need). Terlebih PAUD memiliki signifikansi yang positif bagi perkembangan psikologis, intelektual, dan sosial anak. Perlu aturan operasional bagi keberlangsungan PAUD. Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia ( pasal 28 c ayat 2 ) Negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan anak terhadap eksploitasi dan kekerasan. 2 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Belum ada jaminan dari negara dan pemerintah Secara yuridis, anak berhak mendapatkan pendidikan, namun negara belum menfasilitasi penyelenggaraan PAUD. Fakta ini bertentangan dengan UU No. 23 tahun 2002 ttg Perlindungan Anak Pasal 22. negara dan pemerintah berkewajiban dan bertangungjawab memberi dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak termasuk dalam bidang pendidikan. Negara dan pemerintah wajib menfasilitasi penyelenggaraan PAUD.

5 Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya ( pasal 9 ayat 1) 3. Kesepakatan Jomttien- Thailand (1990) Pendidkan untuk semua Pendidikan sepanjang hayat 3 Pendidikan non formal Pendidikan non formal belum ad 4 a.kerangka Dasar - landasan PAUD Biaya pendidikan PAUD mahal, daya beli masyarakat rendah, pertumbuhan potensi ekonomi masyarakat kecil Dilapangan terjadi diskriminasi gender dan proses pembelajaran bias gender sehingga tidak membangun karakter Dilapangan banyak guru mengajarkan mengenai perbedaan pendapat, hak dan kewajiban, tanggungjawab 5 Bentuk satuan pendidikan AUD Masih menyatunya lembaga formal dengan formal (KB dan TK) 6 Standar Perkembangan Indikator belum sesuai dengan perkembangan anak 7 Waktu belajar Untuk TK/ RA dalam satu hari,- Kelompok B 3 jam 8 Silabus Belum memadai dokumen juknis untuk pengembangan silabus di PAUD non formal 9 Evaluasi Terlalu banyaknya format evaluasi Perlu aturan operasional untuk Landasan Ekonomi Landasan sosial budaya (pasal 8 uu no 23 thn 2002, INPRES NO 9 Thn 2000) Landasan politik ( pasal 2 dan 10 uu no 23 thn 2002) Satuan pendidikan PAUD formal dan non formal masih mengacu pada kelompok usia Tingkat ketercapaian perkembangan anak sesuai dengan tingkat perkembangan usia per individu Waktu belajar di TK/RA minmal 2,5 jam namun dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lembaga Juknis pengembangan silabus diperlukan sebagai acuan dalam perencanaan program pembelajaran Bertambahnya beban guru dalam pengadministrasian evaluasi Pemerintah perlu menerbitkan PP. Perlu dicantumkan landasan ekonomi Perlu dicantumkan landasan sosial budaya Perlu dicantumkan landasan politik+e29 Tidak Perlu pemisahan yang diperlukan adalah peningkatan status PAUD formal menjadi Kkelompok pra SD Perlu dicantumkan landasan politik Indikator disesuaikan karakteristik perkembangan anak indonesia. Perlu dibuat juknis untuk pengembangan silabus non formal Penyerdehanaan teknik evaluasi penilaian Hasil yang dicapai 5

6 Kajian yang dicapai adalah sebagai beriku: 1. Kajian studi dokumentasi tentang PAUD 2. Kajian Konsep tentang PAUD 3. Kajian pelaksanaan tentang PAUD a. lembaga b. kurikulum c. pendidik d. peserta didik e. sarana dan prasarana f. pembiayaan g. partisipasi masyarakat Kesimpulan Berdasarkan Hasil Kebijakan Kurikulum dapat disimpulkan bahwa: a. Kajian studi dokumentasi tentang UUD 1945; UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai PAUD sudah ada, tetapi PP khusus PAUD belum diterbitkan. b. Kajian konsep PAUD Formal dan PAUD Non Formal mulai landasan teori, beban belajar, kalender akademik, silabus, SKM dan SKH serta pelaksanaan evaluasi sudah dapat dilaksnaakan di lapangan. c. Kajian Pelaksanaan PAUD yaitu tentang penyelenggaraan lembaga dalam pelaksanaan kurikulum 2004 dapat terlaksana dengan baik, namun mengalami beberapa kendala di antaranya ketersediaan dokumen kurikulum belum memadai, tenaga kependidikan yang belum memenuhi kualifikasi pendidik yang diharapkan sarana prasarana belum lengkap dan belum memenuhi standar. Adapun rekomendasi hasil kajian adalah: a. Segera ditetapkan PP tentang PAUD. 6

7 b. Diharapkan semua Perguruan Tinggi agar membuka S1 PAUD Diharapkan semua Perguruan Tinggi agar melaksanakan S1 PAUD dengan konsentrasi guru TK, KB, TPA. c. Stimulan dana dari APBD dan APBN dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan PAUD Formal dan PAUD Non Formal. d. Diklat keprofesionalisme guru dan citra profesi guru perlu ditingkatkan,. e. Upaya pembinaan perlu ditingkatkan dan dilaksanakan mulai dari yayasan sampai tingkat pusat. 7

8 II. Hasil Kajian Kebijakan Pelaksanaan TK/ RA yang terdiri dari: 1. Kajian Dokumentasi No Dokumen Temuan Analisis Rekomendasi 1 UUD 1945 Mencerdaskan kehidupan bangsa (alinea ke-4 Pembukaan) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28 B ayat 2 ) Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia ( pasal 28 c ayat 2 ) Negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan anak terhadap eksploitasi dan kekerasan. Belum semua anak usia PAUD di DIY mendapat layanan pendidikan, ini ditunjukan APK PAUD formal dan non formal 47% dan yang sudah terlayani 39,0149%. Pendidikan usia dini mestinya diipandang sebagai hak (right) semua anak, bukan sekedar kebutuhan (need). Terlebih PAUD memiliki signifikansi yang positif bagi perkembangan psikologis, intelektual, dan sosial anak. Perlu aturan rasional bagi erlangsungan PAUD. 2 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya ( pasal 9 ayat 1) 3. Kesepakatan Jomttien- Thailand ( 1990) Pendidkan untuk semua Pendidikan sepanjang hayat Belum ada jaminan dari negara dan pemerintah 3 Pendidikan non formal Pendidikan non formal belum ada aturan operasional 4 PP 19 Pasal 29, (1) Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki: a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) b. latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, Masih banyak pendidik yang belum memiliki kualifikasi sesuai yang ditetapkan pemerintah. (umumnya dari tingkat SMP dan SMU). Secara yuridis, anak berhak mendapatkan pendidikan, namun negara belum menfasilitasi penyelenggaraan PAUD. Fakta ini bertentangan dengan UU No. 23 tahun 2002 ttg Perlindungan Anak Pasal 22. negara dan pemerintah berkewajiban dan bertangungjawab memberi dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak termasuk dalam bidang pendidikan. Perlu aturan operasional untuk profesionalisasi penyelenggaraan pendidikan non formal termasuk PAUD. Untuk peningkatan kualitas PAUD perlu peningkatan kualifikasi tenaga kependidikan yang sesuai. Negara dan pemerintah wajib menfasilitasi penyelenggaraan PAUD. Pemerintah perlu menerbitkan PP. Comment [UNJ1]: Dipindahkan pada kajian PAUD. Tidak lagi menjadi bagian dari TK/RA Ketentuan tersebut masih relevan 8 Comment [UNJ2]: TK/ RA merupakan lembaga penyelenggara PAUD yang melayani anak usia 4 6 tahun di jalur formal. Pendidik TK/RA perlu ditingkatkan kualitasnya dengan meningkatkan tingkat pendidikan guru TK/RA dari D2 PGTK menjadi S1 PAUD/ PG PAUD.

9 No Dokumen Temuan Analisis Rekomendasi kependidikan lain, atau psikologi; dan c. sertifikat profesi guru untuk PAUD 5 PP 27 tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah Pendidikan prasekolah tidak merupakan persyaratan untuk memasuki pendidikan dasar. 6 Permendiknas No. 22/2006 Standar isi Daerah menginginkan standar isi untuk PAUD 7 Pasal 30 (tentang tenaga kependidikan). Belum anak ketentuan yang (1), Pendidik pada TK/RA sekurangkurangnya mengatur struktur pengelolaan terdiri atas guru kelas yang kelompok bermain. penugasannya ditetapkan oleh masingmasing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan. (2) Pendidik pada SD/MI sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas dan guru mata pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh masingmasing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan. (3) Guru mata pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup guru kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta guru kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan. 8 Kepmen no 0486/ U/ 1992 tentang taman kanak kanak 9 Kepmen No. 129a/U/2004 ttg Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Pasal 2 (2), penyelenggaraan satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk PAUD menjadi wewenang pemerintah Kabupaten/Kota 10 Keputusan Dirjen DIKDASMEN No 399a/C.C2/Kep/ DS/2004 tentang implementasi terbatas kurikulum 2004 di TK dan SD TK /RA merupakan bentuk satuan pendidikan pada jalur sekolah Khusus PAUD realisasinya masih kurang. Implementasi tentang kurikulum 2004 belum seluruh TK/ RA melaksanakan TK/ RA merupakan pelatak dasar utama dan pertama sebelum memasuki pendidikan dasar Draft akademik telah disusun Sebelum memasuki pendidikan dasar perlunya anak melalui pendidikan TK/RA Meski era otoda, Kepmen perlu menjadi acuan kebijakan Kurikulum TK/ RA 2004 belum disahkan oleh BSNP TK/ RA dapat merupakan syarat sebelum memasuki pendidikan dasar, bagi provinsi yang mampu Segera tetapkan Comment [UNJ3]: Mohon disahkan bahwa TK/RA merupakan satu kajian dengan PAUD yang membedakan hanyalah lembaga penyelenggara Pemerintah perlu pendidikanya. menerbitkan PP yang mengatur struktur managemen PAUD non formal dengan tetap memperhatikan kekhasannya. Comment [UNJ4]: Dihilangkan dari TK/ RA. Dikaji lebih dalam di PAUD Adanya PP yang mengatur tentang perlunya anak melalui pendidikan TK/RA Realisasi kepmen Comment [UNJ5]: Dialihkan kajian di PAUD. Karena masalah lebih banyak terjadi di lembaga PAUD non formal Segera pengesahan kurikulum 2004 oleh BSNP 9

10 2. Kajian Pelaksanaan No Aspek/Sub Aspek Temuan Analisis Rekomendasi Masukan Cisarua DIY Jogjakarta 1 Lembaga a. Masih adanya 2 ijin pendirian untuk satu lembaga TK yaitu ke Dinas Pendidikan dan Depar temen Agama b. Yayasan kurang peduli tentang penyelenggaraan dan tidak me mikirkan keberlangsungan ke depan c. Penerimaan peserta didik tidak sesuai dengan rasio karena masih banyak yang menerima per kelas lebih dari 30 anak d. Penerimaan peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus e. Pengelolaan keuangan belum maksimal terutama dalam penyusunan RABTK/RA 2 Kurikulum a. Belum semua TK/RA mempunyai dokumen Kurikulum 2004 b. Belum semua TK/RA memahami kurikulum Pendidik a. Kualifikasi pendidikan yang di miliki kurang memadai b. Terbatasnya perguruan tinggi yang menyelenggarakan pro a. Ijin pendirian TK diperlukan dalam rangka legalitas lembaga b. Sebagian besar pendidikan TK/RA diselenggarakan oleh masyarakat c. Perkembangan anak harus terpantau secara optimal d. Peserta didik yang mempunyai kebu- tuhan khusus diberikan layanan pen- didikan pada lembaga yang sesuai kebutuhan khusus Setiap lembaga perlu menerima peserta didik dengan berkebutuhan khusus dengan diberikan layanan yang sesuai e. RABTK sangat diperlukan untuk acuan penyelenggaraan pendidikan Sebagian besar Pengelola kurang memahami pengelolaan keuangan a. Kurikulum sangat diperlukan sebagai acuan dalam proses pembelajaran dalam mencapai hasil perkembangan b. Pemahaman terhadap kurikulum perlu sebagai acuan dalam proses pembelajaran. a. Kualifikasi pendidikan diperlukan untuk peningkatan kualitas pendidikan b. Perguruan tinggi diperlukan untuk meningkatkan kulaitas a. Perlu Juknis ijin pendirian dari daerah Setempat b. Sosialisasi penyelenggaraan TK/RA c. Perlu teguran teguran baik secara lisan maupun tertulis e. Sosialisasi kepada yayasan ttg manajerial a. Penggadaan dokumen kurikulum oleh pusat dan daerah b. Sosialisasi kurikulum secara berkesinambungan a. Pemberian beasiswa untuk mengikuti pendidikan tinggi b. Univeritas Terbuka membuka program S1 Sebagian besar yayasan penyelenggara pendidikan TK/ RA tidak memiliki pengetahuan tentang pengelolaan kelembagaan. Yayasan tidak memahami kebutuhan anak dan tingginya biaya operasional pengelolaan TK/ RA Tidak adanya sanksi bagi penyelenggara TK/ RA yang melanggar. Adanya petunjuk pelaksanaan yang lebih jelas mengenai batasan anak kebutuhan khusus yang dapat mengikuti pendidikan bersama anak Normal idem poin b a. Substansi kajian keilmuan PAUD perlu dilengkapi dengan kemampuan leadership. Mempermudah perizinan bagi lembaga pendidikan tinggi yang akan menyelenggarakan S1 PAUD 10

11 No Aspek/Sub Aspek Temuan Analisis Rekomendasi Masukan Cisarua gram S1 PAUD tenaga kependidikan PAUD dengan criteria tertentu c. Ketersediaan dana untuk peningkatan SDM masih kurang d. Kesejahteraan SDM masih kurang e. Diklat tentang profesionalisme masih kurang ( dilaksanakan me lalui KKG, KKTK dan yayasan) f. Kurangnya tenaga pengawas khusus TK/RA karena selama ini merangkap pengawas SD g. Pendidik dalam melaksanakan tertib administrasi h. Guru belum memliki kesadaran dan kepekaan terhadap kebutuhan kelompok anak didik. i. Guru kurang memiliki pemahaman tentang perkembangan anak dan neuroscience dalam pendidikan j. Pemahaman hospitality masih kurang 5 Sarana a. Ketersediaan Sarana prasarana yang belum memenuhi standar kebutuhan b. Ketersediaan APE yang belum memadai untuk menunjang KBM c. Ketersediaan ruang khusus perpustakaan dan c. Dana diperlukan sebagai stimulan peningkatan kulitas SDM d. Bantuan dana bagi tenaga kependidik an baik yang negeri maupun swasta perlu disetarakan e. Diklat diperlukan untuk peningkatan kualitas profesionalisme f. Pengawas diperlukan untuk peningkat an kualitas pendidikan g. Tertib adminstrasi sangat diperlukan untuk peningkatan kualitas pendidikan h. Pentingnya kesadaran dan kepekaan guru terhadap kebutuhan kelompok anak didik(need assesmen) i. Pentingnya guru memahami perkembangan anak dan neuroscience dalam pendidikan Perlunya memelihara sikap keramahtamahan pendidik a. Sarana prasarana yang memadai dan memenuhi standar akan meningkatkan kualitas pembelajaran b. APE yang memadai dapat meningkatkan kualitas pembelajaran c. Ruang perpustakaan dan UKS serta buku -bu c. Penyediaan dana yang mamadai d. Pemberian intensif secara rutin e. Pelatihan teknis bagi pendidik f. Adanya Surat Edaran dari untuk daerah agar mengangkat pengawas TK/RA pusat g. Diklat tentang pengelolaan administrasi secara rutin a. Penyediaan sarana prasarana yang sesuai standar b. Penyediaan APE yang memadai c. Penyediaan ruang,- Pembinaan profesi guru TK/RA,- Sosialisasi kode etik guru TK/RA,- Melibatkan organisasi profesi guru TK/RA untuk meningkatkan pembinaan profesionalisme Guru,- Adanya database untuk pembinaan profesional guru, sehingga pembinaan karir berjenjang dan merata,- Disusunya aturan perindungan profesi guru TK/RA f. Pelatihan substansi pelaksanaan TK/ RA, baik pengawas lama maupun tenaga pengawas baru h. Pelatihan guru untuk melakukan need assesmen dan melakukan modifikasi pada KBM yang disesuaikan dengan kebutuhan kelompok anak didik. i. Pelatihan bagi guru tentang perkembangan anak dan pentingnya neuroscience dalam Pendidikan j. Pelatihan hospitality bagi guru 11

12 No Aspek/Sub Aspek Temuan Analisis Rekomendasi Masukan Cisarua UKS belum memenuhi standar uku diperlukan untuk menunjang PBM perpustakaan dan UKS yang memenuhi standar 6 Partisipasi Masyarakat Kinerja Komite belum maksimal Komite diperlukan untuk kontribusi peningkatan kualitas pendidikan, trans paransi sebagai pertanggungjawaban lembaga serta buku-buku Pelatihan Komite dalam meningkatkan pengelolaan TK,- Penyuluhan tentang peran komite dalam meningkatkan pengelolaan TK,- Penyuluhan kepada masyarakat tentang tanggung jawab dalam meningkatkan mutu pendidikan TK/RA 7 Model Pembelajaran Aplikasi dari ke-3 pilihan model pembelajaran (area, sudut dan kelompok) yang lebih dominan dipilih kelompok dan area. a. Tidak adanya petunjuk pelaksanaan model pembelajaran secara jelas. a. Penyusunan petunjuk pelaksanaan tentang model pembelajaran di TK / RA meliputi kegiatan belajar mengajar(kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir) penataan ruang, peran guru dan perleng kapan/ APE. 8 Partisipasi Orang Tua dalam pelaksanaan KBM Kurang konsisten terhadap penerapan model pembelajaran yang sudah dirancang guru Kurangnya sarana pendukung dalam melaksanakan model pembelajaran Tuntutan orang tua pada lembaga TK/RA, bahwa pendidikan jadi tanggung jawab lembaga sepenuhnya b. Keterbatasan pemahaman guru tentang model pembelajaran di TK / RA SDA Kurang dana dan kreativitas guru dalam memanfaatkan barang limbah untuk mendukung proses pembelajaran Perlunya keterlibatan orang tua dalam KBM b. Pelatihan model pembelajaran di TK/ RA, secara merata dan berjenjang * Diefektifkan fungsi pengawas dalam melaksanakan supervisi Pelatihan intensif model pembelajaran TK/RA bagi Pengawas Pelatihan APE melalui gugus atau kelompok kerja guru serta pelatihan khusus,- Membangun komunikasi efektif antara orang tua dengan lembaga TK/RA, melalui kegiatan yang terprogram. 12

13 B. Hasil yang Diharapkan Studi Dokumentasi (UU, PP, PERMENDIKNAS, Panduan, Edaran) Kajian Konsep Kajian Pelaksanaan (Perencanaan, Pelaksanaan Pembelajaran: Di luar kelas dan Di dalam kelas, dan evaluasi; harian, dan semester) Analisis hasil kajian Comment [UNJ6]: Tambahan II. KERANGKA DASAR LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI A. Landasan Pendidikan Anak Usia Dini 1. Landasan Yuridis a. Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. b. Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya. c. Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa (1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam Comment [UNJ7]: Judul tetap dipertahankan, karena landasan keilmuan TK/RA sebagai bagian dari kajian kelimuan PAUD. Tetapi pada pelaksnaanya TK/RA merupakan lembaga penyelenggara PAUD yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4 6 tahun dalam jalur formal 1

14 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. 2. Landasan Filosofis Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik. Standar manusia yang baik berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi atau tujuan pendidikan. Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya.bangsa Indonesia juga sangat menghargai perbedaan dan mencintai demokrasi yang terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya berbeda tetapi satu. Dari semboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjunjung tinggi hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak untuk mendaptkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya, sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Melalui pendidikan yang dibangun atas dasar falsafah pancasila yang didasarkan pada semangat Bhineka Tunggal Ika diharapkan bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang tahu akan hak dan kewajibannya untuk bisa hidup berdampingan, tolong menolong dan saling menghargai dalam sebuah harmoni sebagai bangsa yang bermartabat. Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut maka kurikulum sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus memperhatikan pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung. 3. Landasan Kelimuan Landasan keilmuan yang mendasari pentingnya pendidikan anak usia dinii didasarkan kepada beberapa penemuan para ahli tentang tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Menurut Wittrock (Clark, 1983), ada tiga wilayah 2

15 perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Peran ketiga wilayah otak tersebut sangat penting untuk pengembangan kapasitas berpikir manusia. Sejalan dengan itu Teyler mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 milyar hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari lingkungan. Jean Piaget (1972) mengemukakan tentang bagaimana anak belajar: Anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, dan ia harus menemukannya sendiri. Sementara Lev Vigostsky meyakini bahwa : pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya. Howard Gardner menyatakan tentang kecerdasan jamak dalam perkembangan manusia terbagi menjadi: kecerdasan bodily kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalistik, kecerdasan logika matematik, kecerdasan visual spasial, kecerdasan musik. Dengan demikian perkembangan kemampuan berpikir manusia sangat berkaitan dengan struktur otak, sedangkan struktur otak itu sendiri dipengaruhi oleh stimulasi, kesehatan dan gizi yang diberikan oleh lingkungan sehingga peran pendidikan yang sesuai bagi anak usia dini sangat diperlukan. B. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini 1. Pengertian a. Anak usia dini Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. 3

16 Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif). b. Pendidikan anak usia dini Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. 2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini a. PAUD berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. b. PAUD bertujuan 1) membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; 2) Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. 3. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini Dalam melaksanakan Pendidikan anak usia dini hendaknya menggunakan prinsipprinsip sebagai berikut : a. Berorientasi pada Perkembangan Anak Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial. 4

17 b. Berorientasi pada Kebutuhan Anak Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional. c. Bermain sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain Bermain merupakan cara belajar anak usia dini. Melalui bermain anak bereksplorasi untuk mengenal lingkungan sekitar, menemukan, memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, dan kesimpulan mengenai benda di sekitarnya. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitn dengan pengalamannya. d. Lingkungan yang kondusif Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan bermain anak. e. Berpusat pada anak Pembelajaran di PAUD hendaknya menempatkan anak sebagai subyek pendidikan. Oleh karena itu, semua kegiatan pembelajran diarahkan atau berpusat pada anak. Dalam pembelajaran berpusat pada anak, anak diberi kesempatan untuk menentukan pilihan, mengemukakan pendapat dan aktif melakukan atau mengalami sesndiri. Pendidik bertindak sebagai pembimbing atau fasilitator. f. Menggunakan pembelajaran terpadu Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menggunakan pembelajaran terpadu. Dimana setiap kegiatan pembelajaran mencakup pengembangan seluruh aspek perkembangan anak. Hal ini dilakukan karena antara satu aspek perkembangan dengan aspek perkembangan lainnya saling terkait. Pembelajaran terpadu dilakukan dengan menggunakan tema sebagai wahana untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak secara utuh. g. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup Proses pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan berbagai kecakapan hidup agar anak dapat menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggung jawab, memiliki disiplin diri serta memperoleh keterampilan yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. h. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar 5

18 Media dan sumber pembelajaran memanfaatkan lingkungan sekitar, nara sumber dan bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru. i. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang ulang Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Untuk mencapai pemahaman konsep yang optimal maka penyampaiannya dapat dilakukan secara berulang j. Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran. k. Pemanfaatan Teknologi Informasi Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan anak memenuhi rasa ingin tahunya. C. Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Pada ayat 3) menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanakkanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan ayat 4) menyebutkan bahwa Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat. Sehubungan dengan hal tersebut maka Kerangka Dasar Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebagai berikut. 1. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur non formal meliputi Comment [UNJ8]: Kajian difokuskan pada PAUD jalur formal TK/RA Comment [UNJ9]: Tidak diuraikan. Kajian ini akan lebih banyak diuraikan pada pembahasan kajian kebijakan PAUD 6

19 2. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal a. Taman Kanak-Kanak Adalah salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun b. Raudhatul Athfal Adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan keagamaan Islam bagi anak usia 4 sampai 6 tahun c. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini jalur Formal yang Sederajat Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal selain Taman kanak-kanak dan Raudatul Athfal, yaitu: Tarbiyatul Athfal (TA) Taman kanak-kanak Al-Quran (TKQ) Taman pendidikan Al-Quran (TPQ) Adi Sekha TK-SD Satu atap TK asuh TK anak pantai TK Bina Anaprasa TK di lingkungan tempat kerja Tk Keliling TK mahasiswa KKN TK di Lingkungan tempat ibadah III. STRUKTUR PROGRAM PEMBELAJARAN A. Standar Perkembangan Anak Usia Dini 1. Pengertian Standar perkembangan anak usia dini adalah standar kemampuan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang didasarkan pada perkembangan anak. Standar Comment [UNJ10]: Untuk kajian TK/RA mengkaji usia 4 6 tahun 7

20 perkembangan merupakan acuan dalam mengembangkan program pembelajaran anak usia dini. 2. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Cakupan Standar perkembangan anak usia dini terdiri atas pengembangan aspekaspek sebagai berikut: a. Moral dan nilai-nilai agama b. Sosial, emosional, dan kemandirian c. Bahasa d. Kognitif e. Fisik/Motorik f. Seni 3. Standar Perkembangan per Usia Standar perkembangan Per Usia ini disusun dalam rentangan usia dan disesuaikan Comment [UNJ11]: Aspek perkembangan anak pada setiap jenjang usia adalah sama, yang membedakannya adalah tugas perkembangan pada tiap usia. Comment [UNJ12]: TK/RA fokus pada usia 4 6 tahun. Tetaapi guru perlu mengetahui tugas perkembangan sebelum anak usia 4-6 tahun. dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Standar perkembangan Per Usia ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melihat pencapaian tahapan perkembangan anak pada tahapan usia tertentu. 8

21 Bagan Rentangan Standar Perkembangan Per Usia USIA/UMU R ASPEK MORAL DAN NILAI- NILAI AGAMA SOSIAL EMOSION AL dan Kemandiria n KOGNITIF BAHASA FISIK/ motorik Usia 1 tahun Anak mampu memperhat ikan perilaku keagamaan yang diterima melalui inderanya Anak mampu berinteraks i dengan merespon kehadiran orang lain Anak mampu menyadari keberadaa n benda yang tidak dilihatnya Anak mampu merespon suara dan mengucapkan satu kata yang bermakna Anak mampu menggerak -kan tangan, Usia 2 tahun Anak mulai meniru perilaku keagamaan secara sederhana dan mulai mengekspre sikan rasa sayang dan cinta kasih Anak mampu berinteraksi dg lingkungan terdekatnya (keluarga), dan menunjukka n keinginanny a Anak mampu bereksploras i terhadap benda yang ada di sekitarnya Anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang lain serta mengucapka n keinginanny a secara sederhana Anak mampu menggerakk an anggota tubuhnya Usia 3 tahun Anak mampu meniru secara terbatas perilaku keagamaan yang dilihat dan didengarnya Mulai meniru perilaku baik atau sopan Anak mampu berinteraksi dan mengenal dirinya, dan menunjukkan keinginannya Anak mampu mengenal benda dan memanipulasi objek/benda Anak dapat mendengangarkan, dan berkomunikasi secara lisan dengan kalimat sederhana Anak mampu melakukan gerakan seluruh anggota Usia 4 tahun Anak mampu meniru dan mengucapkan bacaan doa/lagu-lagu keagamaan dan gerakan beribadah secara sederhana, mulai berperilaku baik atau sopan bila diingatkan Anak mampu berinteraksi, dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar, serta mulai menunjukkan rasa percaya diri Anak mampu mengenal konsep sederhana dan dapat mengklasifikasi Anak dapat mendengarkan, berkomunikasi secara lisan serta memiliki perbendaharaan kosa kata yang semakin banyak Anak mampu melakukan gerakan secara ter- koordinasi untuk Usia 5 tahun Anak mampu meng ucapkan bacaan doa/lagu-lagu kea-gamaan, meniru gerakan beribadah, mengikuti aturan serta mampu belajar berpetilaku baik dan sopan bila diingatkan Anak mampu berinteraksi, mulai dapat mengendalikan emosinya, mulai menunjukkan rasa percaya diri, serta mulai dapat menjaga diri sendiri Anak mampu mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata-kata dan mengenal simbol-simbol Anak mampu melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk Usia 6 tahun Anak mampu melakukan perilaku keagamaan secara berurutan dan mulai belajar membedakan perilaku baik dan buruk Anak mampu ber- interaksi, dan mulai mematuhi aturan, dapat mengendalikan emosinya, menunjukkan rasa percaya diri, dan dapat menjaga diri sendiri. Anak mampu memahami konsep sederhana dan dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung Anak mampu melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi Comment [UNJ13]: Kelompok usia kajian TK/RA 9

22 USIA/UMU R ASPEK SENI Usia 1 tahun lengan, kaki, kepala dan badan Anak mampu bereaksi terhadap irama yang didengarny a Usia 2 tahun (latihan kekuatan otot tangan, otot punggung dan otot kaki) untuk menjaga keseimbang an Anak mampu meniru suara dan gerak secara sederhana Usia 3 tahun tubuhnya secara terkoordinasi Anak mampu melakukan berbagai gerakan anggota tubuhnya sesuai dengan irama dapat mengekpresikan diri dalam bentuk goresan sederhana Usia 4 tahun kelenturan, dan keseimbangan Anak mampu melakukan berbagai gerakan sesuai irama, menyajikan dan berkarya seni Usia 5 tahun kelenturan, kelincahan, dan keseimbangan Anak mampu mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai media/bahan dalam berkarya seni melului kegiatan eksplorasi Usia 6 tahun kelenturan sebagai keseimbangan, dan kelincahan Anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni. Comment [UNJ13]: Kelompok usia kajian TK/RA 10

23 B. Program Pembelajaran 1. Program pembelajaran TK, RA, BA dan bentuk lain yang sederajat dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki SD,MI atau bentuk lain yang sederajat. 2. Program pembelajaran TK dapat dikelompokkan dalam : a. Program pembelajaran agama dan akhlak mulia b. Program pembelajaran sosial dan kepribadian c. Program pembelajaran pengetahuan dan teknologi d. Program pembelajaran estetika, dan e. Program pembelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan 3. Semua kelompok program pembelajaran terdiri dari : pengembangan moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian berbahasa, kognitif, seni, fisik/motorik. Untuk menyederhanakan lingkup program pembelajaran dari tumpang tindih serta untuk memudahkan guru menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman mereka, maka aspek-aspek perkembangan tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh mencakup bidang pengembangan pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar 4. Penyelenggaraan program pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan mendorong kreativitas serta kemandirian. 5. Program pembelajaran disusun dengan memperhatikan tingkat perkembangan fisik dan psikologis peserta didik serta kebutuhan dan kepentingan terbaik anak dan dilaksanakan secara berkelanjutan. 6. Pengembangan program pembelajaran TK di didasarkan pada prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat dan kemampuan masing-masing peserta didik, sosial budaya serta kondisi kebutuhan masyarakat setempat. 7. Pengembangan program pembelajaran harus mengintegrasikan kebutuhan peserta didik terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi psikososial. 8. Program pembelajaran dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan relevansinya oleh satuan pendidikan. Bagan Cakupan Program Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini 11

24 No Program Pembelajaran 1 Agama dan akhlak mulia Cakupan Peningkatan potensi spiritual peserta didik melalui contoh pengalaman dari pendidik agar menjadi kebiasaan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar sekolah, sehingga menjadi bagian dari budaya sekolah 2 Sosial dan Pembentukan kesadaran dan wawasan peserta didik atas hak dan kepribadian kewajibannya sebagai warga masyarakat dan dalam interaksi sosial serta pemahaman terhadap diri dan peningkatan kualitas diri sebagai manusia sehingga memiliki rasa percaya diri 3 Pengetahuan dan teknologi Mempersiapkan peserta didik secara akademik memasuki SD, MI atau bentuk lain yang sederajat dengan menekankan pada penyiapan kemampuan berkomunikasi dan berlogika melalui berbicara, mendengarkan, pra membaca, pra menulis dan pra berhitung yang harus dilaksanakan secara hati-hati, tidak memaksa, dan menyenangkan sehingga anak menyukai belajar. 4 Estetika Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan diri dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni yang terwujud dalam tingkah laku keseharian 5 Jasmani, Meningkatkan potensi fisik dan menanamkan sportivitas serta olahraga dan kesadaran hidup sehat dan bersih. kesehatan C. Waktu Belajar dan Kalender Pendidikan 1. Waktu Belajar Program pembelajaran pada anak usia dini untuk TK /RA dan bentuk lain yang sederajat menggunakan beban belajar satu tahun dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian. Perencanaan program pembelajaran di TK / RA dan bentuk lain yang sederajat adalah perencanaan mingguan efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu, dengan jam belajar efektif adalah 2,5 jam (150 menit). Perminggu adalah 15 jam (900 menit) pertahun adalah 510 jam ( menit). Comment [UNJ14]: Waktu belajar yang diatur selama ini adalah waktu belajar minimal di TK/RA. Seiring dengan perkembangan dalam bidang pendidikan, sekarang ini banyak bermunculan TK yang lebih dari 2.5 jam, menjadi TK/RA yang full day. Sehingga perlu adanya aturan bagi pengelolaan TK/RA fullday 12

25 2. Kalender Pendidikan Kalender pendidikan anak usia dini mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan tersebut disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. D. Pengembangan Program Pembelajaran 1. Prinsip Prinsip Pengembangan Pengembangan program pembelajaran hendaknya memperhatikan beberapa prinsip berikut ini: a. Relevansi Program pembelajaran anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individu b. Adaptasi Program pembelajaran anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan psikologis, IPTEK, dan Seni. c. Kontinuitas Program pembelajaran anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya d. Fleksibilitas Program pembelajaran anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangakan secara fleksibel sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga penyelenggara e. Kepraktisan dan Akseptabilitas Program pembelajaran anak usia dini harus memberikan kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan pada anak usia dini. f. Kelayakan (feasibility) Program pembelajaran anak usia dini harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakan pada anak usia dini. g. Akuntabilitas Program pembelajaran anak usia dini harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan anak usia dini 13

26 2. Pendekatan Pengembangan Pengembangan program pembelajaran anak usia dini juga harus memperhatikan berbagai pendekatan berikut ini: a. Pendekatan Holistik dan Terpadu Pengembangan program pembelajaran dan isi program didalamnya hendaknya dapat mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan, potensi kecerdasan jamak serta berbagai aspek kebutuhan anak usia dini lainnya seperti kesehatan dan gizi secara holistik dan terpadu. Sebagai konsekuensinya, identifikasi dan pemetaan kompetensi harus disusun dan diorganisasikan sesuai dengan perkembangan dan analisis kebutuhan anak usia dini. b. Pendekatan Ragam Budaya (Multiculture approach) Pengembangan program pembelajaran anak usia dini harus memperhatikan lingkungan sosial dan budaya yang ada di sekitar anak, maupun yang mungkin dialami anak pada perkembangan berikutnya. Pendekatan multi budaya akan memberikan konsekuensi pentingnya cakupan isi program yang dihadapi untuk mengakomodasi pemahaman anak pada kebiasaan, budaya dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan budaya-budaya lain yang terdapat di Indonesia maupun budaya global. c. Pendekatan Konstruktivisme (Constructivism Approach) Program pembelajaran anak usia dini hendaknya mengacu pada pendekatan konstruktivisme yang beranggapan bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya. Untuk itu isi program pembelajaran harus dapat memberikan peluang bagi anak untuk belajar sesuai dengan minat, motivasi dan kebutuhannya. Hal ini akan berdampak pada proses pembelajaran yang berpusat pada anak, yang diwarnai dengan adanya kebebasan untuk bereksplorasi dalam rangka mencari dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang diminatinya. d. Pendekatan program pembelajaran bermain kreatif (Play based curriculum approach) Filosofi dan teori program pembelajaran bermain kreatif didasarkan pada 4 (empat) hal, yaitu: (1) bagaimana anak membangun kemampuan sosial dan emosional, (2) bagaimana anak belajar untuk berpikir, (3) bagaimana anak mengembangkan kemampuan fisik serta (4) bagaimana anak berkembang melalui budaya anak. Comment [UNJ15]: Pendekatan pengembangan di TK/RA sama dengan PAUD, hanya saja TK/RA fokus pada usia 4 6 tahun. 3. Prinsip Pelaksanaan 14

27 Dalam pelaksanaan Program Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menggunakan prinsip sebagai berikut : a. Pelaksanaan Program Pembelajaran didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. b. Program Pembelajaran dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu : 1) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) belajar untuk memahami dan menghayati, 3) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan 5) belajar untuk membangun menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan. c. Pelaksanaan Program Pembelajaran memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke Tuhanan, individual, kesosialan, dan moral. d. Program Pembelajaran dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangunkarsa, ing ngarsa sung tulado (bahasa Jawa yang berarti : di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). e. Program Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar, dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. f. Program Pembelajaran dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. E. Prinsip Penyusunan Rencana Pembelajaran 1. Sesuai dengan tahap perkembangan anak 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia yang tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PUSAT KURIKULUM DERPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 0 DAFTAR ISI Bab I. Pendahuluan Bab II. Landasan Pendidikan

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Tim Pengembang: Pusat Kurikulum. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Tim Pengembang: Pusat Kurikulum. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Tim Pengembang: Pusat Kurikulum Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Pembinaan TK dan SD Universitas Negeri Jakarta DERPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Tim Pengembang: Pusat Kurikulum Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Pembinaan TK dan SD Universitas Negeri Jakarta DERPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1. Berorientasi pada perkembangan anak 2. Berorientasi pada kebutuhan anak 3. Bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain 4. Lingkungan kondusif 5. Menggunakan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa dalam mewujudkan masyarakat Bantul

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki

Lebih terperinci

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Alasan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dilihat dari kedudukan usia dini bagi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ane Fitriani, 2015 Upaya pengelola dalam meningkatkan manajemen mutu PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ane Fitriani, 2015 Upaya pengelola dalam meningkatkan manajemen mutu PAUD 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah suatu upaya untuk membantu memanusiakan manusia Ahmad Tafsir (dalam Suyadi 2011, hlm.6) Artinya, melalui proses pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL I. UMUM Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG Page 1 BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS 1 O L E H : N I N I N G S R I N I N G S I H, M. P D N I P. 1 3 2 3 1 6 9 3 0 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

BUPATI BANGKALAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANGKALAN PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI BANGKALAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKALAN, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada

Lebih terperinci

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup KURIKULUM Pengertian Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kompetensi perlu dicapai

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis 67 BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di SMP Muhammadiyah 3 Ampel Boyolali Perencanaan adalah proses dasar

Lebih terperinci

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan I. PENDAHULUAN Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR TAHUN 006 TANGGAL 3 MEI 006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan perkembangan dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Undang-Undang Sistem

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH. 2010 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK, Menimbang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Menurut Notoatmodjo (2007: 42), efektivitas adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan alat-alat

Lebih terperinci

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

Landasan Pengembangan Kurikulum. Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012

Landasan Pengembangan Kurikulum. Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012 Landasan Pengembangan Kurikulum Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012 KURIKULUM: PENGERTIAN DASAR Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SALINAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RPP SISDIKNAS: RPP Pendidikan Anak Usia Dini

RPP SISDIKNAS: RPP Pendidikan Anak Usia Dini RPP/RUU Tentang 1 PAUD 2 DIKDASMEN 3 DIKTI 4 WAJAR 5 SNP 6 BHP Menu Utama Depan 10 Teratas Account Anda Download Forum Diskusi Kirim Berita Pencarian Statistik Survey Topik Who's Online Saat ini ada, 1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Guru Dalam pendidikan, Guru merupakan komponen dari perangkat sistem pendidikan yang ada di sekolah, sebagai pendidik guru membimbing dalam arti menuntun peserta didik

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD Oleh: Fitta Ummaya Santi SIAPAKAH ANAK USIA USIA DINI? Latar Belakang Anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Usia dari kelahiran hingga enam tahun merupakan usia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Gedung E Lt 5, Komplek Depdiknas Jl. Jend. Sudirman, Senayan Jakarta 10270 (021) 5725610, 5725611, 5725612, 5725613,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA TERNATE, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkan

Lebih terperinci

Sistem Pendidikan Nasional

Sistem Pendidikan Nasional Sistem Pendidikan Nasional Oleh : M.H.B. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KABUPATEN WONOSOBO SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Departemen Pendidikan Nasional Materi 2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Sosialisasi KTSP LINGKUP SNP 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. :: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang ditandai dengan dinamika kehidupan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) A. PENGERTIAN PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTAENG,

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa agar

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Apa KTSP? Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (sekolah) Mengacu kepada standar isi, standar

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN DAN SEKOLAH DASAR

BAB II BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN DAN SEKOLAH DASAR BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 2005-2009 BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 2005-2009 17

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Kuncoro Asih Nugroho, M.Pd. I. PENDAHULUAN A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S Oleh: ARI YUDANI NIM : Q 100 070 620 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional pada bab pendahuluan, mempunyai visi mewujudkan sistem

Lebih terperinci

Pengembangan Program Pembelajaran Di PAUD

Pengembangan Program Pembelajaran Di PAUD Pengembangan Program Pembelajaran Di PAUD Yuke Indrati Puskur- Balitbang, 2002 1 Pendidikan anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun

Lebih terperinci

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELOMPOK B3 TK ISLAM BAKTI XI SURAKARTAA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS Oleh : Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 197912112006042001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

WALIKOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

WALIKOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WALIKOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Standar Kompetensi PENGELOLA PAUD DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 A. LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa pendidikan merupakan hak

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 `` BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci