Perencanaan dan Pembuatan Simulasi Alat Pembangkit Tegangan Impuls Maksimum 150 kv Sebagai Alat Bantu Pengujian Bahan Isolator

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perencanaan dan Pembuatan Simulasi Alat Pembangkit Tegangan Impuls Maksimum 150 kv Sebagai Alat Bantu Pengujian Bahan Isolator"

Transkripsi

1 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 ISSN: Perencanaan dan Pembuatan Simulasi Alat Pembangkit Tegangan Impuls Maksimum 150 kv Sebagai Alat Bantu Pengujian Bahan Isolator Sukaryono 1), Eva Kurnia 2) 1) Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Panca Marga 2) Dosen Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Panca Marga Jl. Yos Sudarso 107 Pabean Dringu Probolinggo Terima Naskah : 22 Mei 2014 Terima Revisi : 01 Oktober 2014 ABSTRAK Penelitian ini merencanakan dan membuat sebuah peralatan simulasi bahan isolator, peralatan simulasi pengujian yang sederhana, murah dan praktis guna memberikan gambaran yang lebih jelas secara fisik adanya perbedaan kekuatan electric bahan isolator tersebut. Dalam pengujian tegangan impuls maximum 150 kv ini diperlukan dua buah sinyal input yaitu sinyal trigger dan power supply DC yang dhubungkan kesisi tegangan rendah trafo Flyback. Sedangkan pada sisi tegangan tinggi menghasilkan output tegangan tinggi menghasilkan output tegangan DC impuls. Tegangan DC impuls inilah yang digunakan untuk pengujian bahan isolator. Alat simulasi pengujian asilator ini menggunakan input tegangan rendah dari jala jala tegangan PLN yaitu 220 V AC, dan secara sistem rangkaian akan diubah menjadi signal output V dc menggunakan rangkaian power supply. Selain itu konsumsi daya yang diperlukan tidak lebih dari 100 VA sesuai dengan spesifikasi kemampuan alat. Dengan tegangan tinggi yang dihasilkan peralatan ini kita dapat menguji kemampuan daya tembus tegangan pada bahan isolator Kata kunci: Simulasi, Pembangkit Tegangan Impuls, Isolator ABSTRACT This research plan and making a piece of equipment simulation an insulating material, equipment simulation tests simple, cheap and practical to paints a clearer physically differences in power of electric an insulating material. In testing voltage impulses maximum 150 KV are required the two input signals the signal trigger and DC power supply that dhubungkan kesisi low voltage flyback a transformer.while with high voltage produces output high voltage produces output voltage dc impulses.dc impulses voltage this is used for testing an insulating material Simulation testing asilator it uses input voltage lower than line to line power voltage pln is 220 V AC, and in series system of will be renamed signal output vdc use a series of power supply.in addition consumption the power required no more than 100 VA according to the specifications the ability instrument. With high voltage produced the equipment is we can test capability of translucent the tension in an insulating material Key words: simulation, impulses power source, insulator PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, maka teknik dan peralatan peralatan yang diciptakan oleh manusia semakin canggih, praktis dan semakin modern, khususnya dalam perkembangan teknologi digital yang 48 sebagian besar memudahkan manusia untuk pemenuhan kebutuhan dan alat bantu pengujian teori teori dari ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, photoscan didalam bidang kedokteran, semakin menjadi serba instant dan praktis. Contoh lain adalah thermometer digital ataupun neraca digital yang banyak digunakan sebagai alat bantu

2 ISSN: Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 kerja maupun pembuktian dan pengujian teori teori yang ada. Lain halnya dengan bidang electric power / daya kelistrikan yang kurang begitu cepat perkembangannya dalam peralatan peralatan bantu pengujian, yang menjadikan kurang bisa diperagakan atau disimulasikan di dunia pendidikan sejak dasar. Sebagai contoh nyata: pelajaran tingkat dasar sudah terdidik dan meyakini secara faham benar adanya perbedaan temperature lebur suatu benda padat yang semula diyakini sangat tahan terhadap perubahan bentuk dan masa sudah dapat memperkirakan skala besarnya. Contoh lain yang agak bertolak belakang dengan teori yang harusnya mereka pahami adalah masalah kemampuan isolator isolator daya listrik. Hal tersebut diharapkan simulasi pengujian isolator isolator daya listrik berbiaya mahal dan mensatukan peralatan besar yang tentunya sangat mahal. Dalam penyelesaian tugas akhir ini kami merencanakan dan membuat sebuah peralatan simulasi bahan isolator, peralatan simulasi pengujian yang sederhana, murah dan praktis guna memberikan gambaran yang lebih jelas secara fisik adanya perbedaan kekuatan electric bahan isolator tersebut. Dalam pengujian tegangan impuls maximum 150 kv ini diperlukan dua buah sinyal input yaitu sinyal trigger dan power supply DC yang dhubungkan kesisi tegangan rendah trafo Flyback. Sedangkan pada sisi tegangan tinggi menghasilkan output tegangan tinggi menghasilkan output tegangan DC impuls. Tegangan DC impuls inilah yang digunakan untuk pengujian bahan isolator. Alat simulasi pengujian asilator ini menggunakan input tegangan rendah dari jala jala tegangan PLN yaitu 220 V AC, dan secara sistem rangkaian akan diubah menjadi signal output V dc menggunakan rangkaian power supply. Selain itu konsumsi daya yang diperlukan tidak lebih dari 100 VA sesuai dengan spesifikasi kemampuan alat. Alat ini mempunyai keuntungan, disamping terdiri dari rangkaian yang sederhana, mudah dan murah, alat ini akan sangat berguna dalam pengujian isolator. Rumusan masalah dalam skripsi ini agar mendapat hasil pengujian dan mengetahui sumber dari kekurangan. Untuk itu kami buat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah penggunaan trafo tegangan tinggi dapat berpengaruh terhadap tegangan impuls yang dihasilkan. 2. Apakah hasil ketelitian dari pengujian bahan isolator dapat 100 %. 3. Apakah sinyal trigger berpengaruh terhadap tegangan impuls yang dihasilkan. 4. Apakah tegangan impuls dapat menguji bahan isolator. Tegangan Tinggi Impuls Tegangan impuls diperlukan dalam pengujian tegangan tinggi untuk mensimulasikan terpaan listrik akibat tegangan lebih untuk meneliti mekanisme tembus. Umumnya tegangan impuls dibangkitkan dengan merangkai kapasitor tegangan tinggi pada suatu rangkaian diode dan kapasitor, untuk itu sering digunakan rangkaian pengali tegangan. Nilai puncak dari tegangan impuls dapat ditentukan dengan bantuan sela ukur atau,tegangan impuls yang terpenting adalah osiloskop sinar katoda yang memungkinkan penentuan nilai nilai sesaat melalui pembagi tegangan. Kadang kadang digunakan pengubah analog digital untuk menggantikan osiloskop. Parameter parameter Tegangan Impuls Dalam teknologi tegangan tinggi, suatu pulsa tegangan polaritas tunggal dikatakan sebagai impuls. Dalam gambar 1 ditunjukan 3 contoh penting yang disertai parameter paramater : Keterangan : U = Tegangan tembus T d = Waktu paruh S = Kecuraman Gambar 1. Contoh Tegangan Impuls a. Tegangan impuls persegi b. Tegangan impuls bentuk gergaji c. Tegangan impuls eksponensial ganda Ketergantungan terhadap waktu maupun tempo tegangan impuls tergantung pada cara pembangkitannya. Untuk percobaan dasar sering digunakan tegangan impuls persegi melonjak hingga nilai yang hampir konstan, maupun tegangan impuls berbentuk gergaji yang yang 49

3 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 ISSN: dicirikan selinier mungkin hingga terjadi tembus dan digambarkan dengan kecuraman S. Discharge tetap melalui Rb saja, T2 = 0, 671 Rb. C Frekuensi : f = 1,4 / (Ra + Rb ). C Duty cycle : D = Rb / Ra + Rb Dengan konfigurasi ini duty cycle dapat bervariasi dari 5 % sampai 95 % dengan mudah. Keterangan : T r = Waktu Puncak T h = Waktu paruh U = Tegangan tembus Gambar 2 Parameter Tegangan Uji Impuls Standart Tegangan Impuls Petir. Astbil Multivibrator dengan IC 555 Astabil Multivibrator dengan IC 555 adalah rangkaian penghasil sinyal berupa gelombang square. Rangkaian Astabil Multivibrator menggunakan IC 555 dan beberapa komponen tambahan berupa resistor dan kapasitor. Resistor Ra dan Rb serta kapasitor C digunakan untuk menentukan lebar gelombang square yang dihasilkan. Gambar 4 Rangkaian Duty Cycle Rangkaian Pembagi Tegangan Adalah rangkaian yang dapat digunakan untuk menurunkan tegangan untuk menyesuaikan dengan tegangan yang dibutuhkan rangkaian berikutnya. Prinsip dasar dari rangkaian ini adalah rangkaian Thevenin,sehingga tegangan sumber kita turunkan dengan rumus sebagai berikut. RB Vout = Vin RA + RB Dimana V out tersebut adalah tegangan drop pada Gambar 3 Rangkaian Astabil Multivibrator dengan IC 555 Duty Cycle Astabil Dengan rangkaian astabil sebelumnya, sulit dibuat osilator dengan duty cycle 50 % karena waktu konstan pengisian kapasitor tidak sama dengan pembuangannya. Dengan modifikasi sedikit, yaitu dengan menambahkan diode duty cycle dapat divariasikan lebih mudah. Gambar 7. menunjukkan rangkaian ini. dengan pengaruh t1 dan t2, pengisian kapasitor hanya melalui Ra, T1 = 0,671 Ra. C 50 Gambar 5 Rangkaian Pembagi Tegangan I R A = V A I R B = V B Ia = Ib =I

4 ISSN: Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 V in = V A + V B = I (R a + R b ) Rangkaian Switching Transisitor Adalah rangkaian transistor yang berfungsi memutuskan atau menghubungkan arus beban yang besar. Transistor switching ini dikerjakan pada daerah cut off dan saturasi. Pada tegangan input ketika tegangan input V in sama dengan nol maka transistor cut off sehingga tegangan Kolektor Emitor ( Vce ) sama dengan ( Vcc ) apabila tengan input ( V in ) besar ( saturasi ) maka transistor ( On ) atau saturasi sehingga arus kolektor ( Ic ) akan maksimum ( ). IC sat Daerah kerja dari transistor sebagai switching dapat dilihat sebagai berikut : Transistor ini harus dapat beroperasi dengan baik pada frekuensi 10 khz untuk itu sesuai dengan data book maka dipilih transistor type D 313 untuk driver horizontal ini. Gambar 7 Driver Rangkaian Trigger. Pada kondisi ini transistor bekerja pada kondisi aktif. Hal ini menimbulkan penurunan tegangan sebesar I C R C pada tahanan kolektor R C, sehingga tegangan kolektor emitor V CE menjadi : V CE = V CC I C R C Karena kita akan menghitung besarnya arus kolektor I C, maka persamaan menjadi ICR C = V CC V CE Gambar 6 Rangkaian Swicthing Transistor Rangkaian Penyearah Rangkaian penyearah yang digunakan adalah rangkaian penyearah gelombang penuh, karena dengan penyearah gelombang penuh effisiensinya lebih tinggi dibandingkan penyearah setengah gelombang. Dalam perancangan dan pembuatan pembangkit tegangan tinggi ini diperlukan dua buah sinyal input, yaitu trigger dan power supply DC yang dihubungkan ke sisi tegangan rendah trafo tegangan tinggi. Sedangkan pada sisi tegangan tinggi menghasilkan out put tegangan dc pulsa periodik. Tegangan keluaran inilah yang digunakan sebagai tegangan tinggi pengujian isolator. Driver Horisontal Rangkaian driver ini, disampingkan untuk matching impedansi antara output astabil multivibrator ( IC 555 ) dengan input rangkaian switching, juga untuk menguatkan arus agar dapat menggerakkan transformator tegangan tinggi ( flay back ). Rangkaian driver ini menggunakan sebuah transistor dimana arus dapat dilewati arus yang cukup untuk menggerakkan rangkaian switching dengan arus input yang kecil sesuai dengan arus output astabil multivibrator ( IC 555 ). Sehingga arus basis bisa dihitung, dimana ßdc dapat ditentukan dari lembar data transisitor : I B = I C β dc Trafo Frekuensi Tinggi ( HDT ) HDT ( Horisontal Drive Transformer ) ini digunakan untuk meredam tegangan output dari driver sehingga diperoleh arus yang cukup untuk mengerjakan rangkaian cwitching. Selain itu juga untuk mengubah amplitudo pulsa dan juga mengkopel tahap yang berurutan dari penguat pulsa. Trafo frekuensi tinggi ini yang digunakan pada rangkaian ini adalah tranformator type TO- 025-TA, dimana transformator ini merupakan transformator yang dipakai pada rangkaian horizontal monitor tv / crt sehingga dapat bekerja pada frekuensi tinggi. Transformator Tegangan Tinggi Untuk transformator tegangan tinggi ini kami menggunakan transformator pembangkit tegangan tinggi pada televisi ( flayback ) yang akan dipakai adalah jenis type ( SONNY ). Pada type ini sudah terdapat rangkaian pengganda tegangan ( Voltage Doubler ) 51

5 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 ISSN: didalamnya, sehingga trafo ( Flayback ) ini dapat menghasilkan tegangan dalam orde kilo volt. METODE PENELITIAN Dalam menyelesaikan laporan perencanaan dan pembuatan simulasi alat pembangkit tegangan impuls 150 kv menggunakan metode antara lain : - Studi literatur. - Menentukan komponen dan spesifikasi alat. - Perencanaan alat pembangkit tegangan impuls. - Pengujian alat pembangkit tegangan impuls. Studi yang diambil untuk melakukan perencanaan dan pembuatan pembangkit tegangan impuls yaitu : - Prinsip kerja Astabil Multivibrator dengan IC NE Prinsip kerja keseluruan dari rangkaian. - Ketentuan isolator yang akan diuji. Adapun sumber sumber yang digunakan dalam penyusunan laporan skripsi tersebut adalah yaitu : - Buku panduan Tegangan Tinggi Impuls. - Browsing internet. Penentuan Komponen dan Spesifikasi Power Supply yang digunakan menginput rangkaian oscilator, rangkaian switching, trafo flyback. - Rangkaian oscilator penghasil tegangan pulsa triger. - Rangkaian switching menghubungkan 18 dan memutuskan arus dengan muatan besar. - Trafo tegangan tinggi penghasil tegangan dc yang tinggi. Berikut ini adalah gambar diagram blok alat pembangkit tegangan impuls maksimum 150 kv Gambar 8 Blok diagram sistem pembangkitan tegangan tinggi impuls 150 kv Berikut ini gambar kerja rangkaian pembangkit pulsa trigger dengan IC Ne 555 dan signal output yang dihasilkan. Gambar 9 Prinsip kerja rangkaian secara blok diagram Berikut ini gambar kerja rangkaian Rangkaian oscilator 52

6 ISSN: Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 output tegangan DC impuls 150 KV ini yaitu dengan cara mengatur harga tegangan dari power supply. Diagram blok system pembangkitan tegangan tinggi impuls 150 kv dapat dilihat pada Gambar 12 dibawah ini : Gambar 10 Astabil Multivibrator dengan IC-555 Berikut ini gambar kerja rangkaian rangkaian driver horizontal Gambar 11 Rangkaian Driver Horisontal Perencanaan dan Pembuatan Alat Pada alat pengujian tegangan impuls maksimal 150 kv ini memerlukan suatu rangkaian penghasil pulsa trigger dengan frekuensi 10 khz sesuai dengan frekuensi punggung tegangan impuls. Hal ini dimaksudkan agar karakteristik tegangan impuls yang dihasilkan sesuai dengan tegangan impuls petir yang biasa dipakai untuk keperluan rangkaian power supply. Kedua rangkaian diatas dimodulasikan dengan rangkaian switching sehingga diperoleh suatu sinyal trigger dengan frekuensi dan amplitude yang sesuai untuk meggerakkan trafo flayback ( tegangan tinggi ), agar menghasilkan Gambar 12 Blok diagram sistem pembangkitan tegangan tinggi impuls 150 kv Diagram blok system pembangkitan tegangan tinggi impuls 150 kv ini, mempunyai bagian bagian yaitu : Power Supply DC 12 V dan Power Supply DC 50 V menggunakan trafo daya tegangan rendah 220 VAC ke 12 V dc dan 220 V AC ke 50 V dc. Astabil Multivibrator menggunakan IC 555 dengan frekuensi 10 khz. Regulator Driver Horisontal, driver horizontal yang berpengaturan arus. Rangkaian Switching sebagai pulsa keluaran inputan trafo tegangan tinggi. Trafo frekuensi tegangan tinggi digunakan trafo flyback. Sedang rangkaian power supply DC ini merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh, dimana rangkaian ini mempunyai bagian bagian, yaitu : Trafo daya 1 dan 5 Ampere. Rangkaian penyearah. Capasitor Filter. Rangkaian Alat Simulasi Pengujian Isolator Rangkaian alat simulasi pengujian isolator menggunakan rangkaian rankaian elektronik yang terdiri dari: rangkaian power supply, rangkaian pembangkit pulsa (osilator), rangkaian konrol pencatuan trafo tegangan tinggi. 1. Rangkaian pembangkit pulsa (osilator), berupa rangkaian pembangkit pulsa dengan frekuensi sampai dengan 10 khz. Rangkaian 53

7 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 ISSN: ini dirancang dengan menggunakan rangkaian IC 555 yang sudah umum digunakan sebagai rangkaian pembangkit pulsa (osilator) 2. Rangkaian penyearah, berupa rangkaian catu daya searah dengan tegangan keluaran yang ditapping, power supply 12V dan power supply 50V. Rangkaian penyearah yang digunakan adalah rangkaian penyearah gelombang penuh, karena dengan penyearah gelombang penuh effisiensinya lebih tinggi dibandingkan penyearah setengah gelombang. 3. Rangkaian kemudi (driver) transistor, berupa rangkaian kemudi sebagai input rangkaian switching impedansi antara output rangkaian pembangkit pulsa dengan input rangkaian switching transistor. 4. Rangkaian switching, berupa rangkaian switching transistor untuk pembangkitkan daya osilasi yang tinggi sebagai inputan bagi flyback. 5. Flyback, berfungsi untuk menaikkan tegangan inputan. Diagram Blok Rangkaian Alat Simulasi Pengujian Isolator. Blok diagram rangkaian alat simulasi pengujian isolator diperlihatkan pada 13. Gambar 14 Prinsip kerja rangkaian secara blok diagram Prinsip kerja rangkaian pada Gambar 4.3. adalah dari rangkaian pembangkit pulsa (Astabil Multivibrator dengan IC 555) membangkitkan gelombang pulsa dengan frekuensi yang telah ditentukan 10 khz dan amplitudo tegangan 12 Volt. Pulsa tersebut dikemudikan oleh driver transistor. Hasil pengemudian dari driver tersebut dipertemukan dengan catu daya searah (tapping) hasil penyearah yang difilter untuk kemudian diswicthing oleh transisitor ke inputan trafo flyback untuk penaikan tegangan. Keluaran dari trafo flyback tersebut merupakan catu tegangan tinggi pulsa. Langkah langkah Pada Perancangan dan Pembuatan Pada Masing masing Rangkaian Rangkaian Osilator - Melakukan perhitungan frekuensi osilator yang mengacu pada perhitungan komponen yang akan digunakan pada rangkaian. - Merangkai komponen rangkaian osilator. Gambar 13 Blok diagram rangkaian simulasi pengujian isolator Sedangkan untuk prinsip kerja rangkaian diperlihatkan pada Gambar 14. Rangkaian Switching Transistor - Melakukan perhitungan perhitungan yang mengacu pada pemakaian komponen yang akan digunakan pada rangkaian switching transistor. - Merangkai komponen rangkaian switching transistor.. Trafo Flyback - Meliputi pemeilihan jenis trafo flyback yang akan digunakan untuk menaikkan tegangan input, sehingga didapat output tegangan tinggi pulsa yang diinginkan. 54

8 ISSN: Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember Memakai trafo flyback dengan output rangkaian switching. Pengujian Alat Untuk pengujian pembangkit tegangan tinggi pulsa periodik diperlukan peralatan : 1. Voltmeter, 1 buah 2. Multimeter digital, 1 buah 3. Kabel secukupnya. Astabil Multivibrator dengan IC 555 Adalah rangkaian yang menghasilkan gelombang persegi, karena rangkaian multivibrator ini mudah dibuatnya, murah dan gelombang outputnya relative baik. Gelombang persegi pada rangkain ini mempunyai frekuensi keluaran 10 khz. Pada gambar dibawah adalah rencana rangkaian astabil multivibrator dengan IC 555 yang akan dibuat, dimana untuk memilih frekuensi tersebut ditentukan oleh nilai RA, RB, dan RC. Rangkaian driver ini menggunakan sebuah transistor dimana arus dapat dilewati arus yang cukup untuk menggerakkan rangkaian switching dengan arus input yang kecil sesuai dengan arus output astabil multivibrator ( IC 555 ). Gambar 16 Driver Rangkaian Trigger Rangkaian Swicthing Pada rangkaian ini berfungsi untuk membangkitkan daya osilasi yang tinggi, karena tegangan Kolektor Emitor ( Vce ) saat transisitor switching off adalah besar sekali, untuk itu dipilih transisitor type 2SD1885. Data dari book type ini mempunyai nilai Vce maksimum sebesar 600 V, sehingga dengan nilai Vce tersebut akan mampu bekerja pada saat transistor switching off yang mana pada keadaan ini harga tegangan Vce besar sekali. Gambar 15 Astabil Multivibrator dengan IC 555 Untuk memudahkan Astabil Multivibrator pada frekuensi yang tepat maka resistor R A tersebut diganti dengan variable resistor dengan nilai 10 Ω, yang akan disetting sehingga memperoleh nilai resistor R A tepat pada nilai Ω dengan bantuan ohm meter. Driver Horisontal Rangkaian driver ini, disampingkan untuk matching impedansi antara output astabil multivibrator ( IC 555 ) dengan input rangkaian switching, juga untuk menguatkan arus agar dapat menggerakkan transformator tegangan tinggi ( flay back ). Gambar 17 Rangkaian Switching Transistor Transformator Tegangan Tinggi Untuk transformator tegangan tinggi ini kami menggunakan transformator pembangkit tegangan tinggi pada televisi ( flayback ) yang akan dipakai adalah jenis type ( SONNY ). Pada type ini sudah terdapat rangkaian pengganda tegangan ( Voltage Doubler ) didalamnya, sehingga trafo ( Flayback ) ini dapat menghasilkan tegangan dalam orde kilo volt. Untuk type ini dengan menggunakan kaki no. 9 dan no. 10 sebagai input dari flayback sedang untuk ground adalah no. 8. Bisa juga digunakan 55

9 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 ISSN: kaki no. 7 dan no. 11 sebagai inputnya dan kaki no. 8 sebagai ground. HASIL DAN PEMBAHASAN Switching Transistor (Transisitor sebagai saklar) Dalam pembangkit tegangan tinggi pulsa dengan frekuensi variabel, diperlukan peralatan switching. Peralatan switching untuk aplikasi eloktronika biasanya menggunakan transisitor. Cara kerjanya mirip dengan saklar mekanik yaitu buka dan tutup. Saat mekanik membuka maka tidak ada arus mengalir, tetapi saat tertutup maka arus akan mengalir menuju beban. Rangkaian switching diperlihatkan pada Gambar 5.5. Gambar 18 Transistor sebagai saklar dari hasil perhitungan Pada untuk televisi biasanya memakai transistor jenis 2SD1885. Bila transistor jenis ini akan dipakai sebagai switching rangkaian ini maka harus disesuaikan dengan perhitungan rancangan dan lembar data yang ada. 0,334 A β dc 5 (dari data maksimum = 1 A) Tegangan inputan V in minimum menghasilkan kejenuhan, tegangan basis emitor V BE dari lembar data = 1,5 jadi Vin = I B(sat).R B +V BE = 0, ,5 = 4,84 Volt Maka jenis transistor 2 SD 1885 bisa digunakan pada rangkaian switching transistor ini karena kesesuaian rancangan rangkaian dengan lembar data transistor. Gambar 19 Grafik titik kerja transistor switching dari hasil perhitungan Dari Gambar 19 terlihat arus jenuh kolektor I C(sat) yang dipertemukan dengan tegangan catu V CC memotong kurva arus jenuh basis. Titik temunya merupakan titik jenuh yaitu pada 4,84 V Disipasi daya transistor ini dapat dicari dengan rumus P D = V CE. I C + V BE = 0, ,5 = 4,84 V Sehingga temperatur kotak transistor ini dapat dihitung, dimana setelah disipasi daya P D diketahui, temperatur ambien pada 75 0 C, tahanan termal kotak dengan penyalur panas θ CS diketahui dari data yaitu 0,5 0 C, maka besar temperatur kotak, T C = ,35(0,5 + 1,5) = 91,7 0 C Batas daya maksimum transistor dapat diketahui dari lengkung reduksi pada Grafik 5.6. Dari grafik tersebut terlihat bahwa batas daya transistor pada temperatur ambien adalah 32,5 W. Gambar 20 Kurva reduksi pada temperatur ambien 56

10 ISSN: Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 Dari hasil pengujian tegangan impuls didapat tabel sebagai berikut : Tabel 1 Pengujian Bahan Isolator dengan Tegangan Impuls NO JENIS ISOLATOR TEGANGAN IMPULS TINGGI ISOLATOR ( cm ) KETEBALAN ISOLATOR ( mm ) JARAK PENGUJIAN ( cm ) HASIL PENGUJIAN 80 Flashover & Breakdown 1. Keramik Lokal ,4 1,5 Flashover & Breakdown 120 Flashover & Breakdown 80 Flashover 2. Plastik Lokal ,5 Flashover & Breakdown 120 Flashover & Breakdown 80 Flashover & Breakdown 3. Keramik Lokal ,5 Flashover & Breakdown 4. Keramik ( Tender PLN ) Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada isolator keramik lokal dengan tegangan impuls 80kV, 100kV, 120kV dengan tinggi isolator 2 cm, ketebalan 3,4mm dan jarak pengujian 1,5cm didapat hasil pengujian flashover (terjadinya bunga api) karena tinggi isolator yang 2cm dan breakdown (tegangan tembus) berarti isolator tersebut dengan tegangan 80kV sudah breakdown. 2. Pada isolator plastik lokal dengan tegangan impuls 80kV, 100kV, 120kV dengan tinggi isolator 2 cm, ketebalan 9mm dan jarak pengujian 1,5cm didapat hasil pengujian flashover (terjadinya bunga api) karena tinggi isolator yang 2cm pada tegangan 80kV dan breakdown (tegangan tembus) pada tegangan 100kV dan 120kV sehingga disimpulkan diatas 100kV isolator tersebut sudah tembus. 3. Pada isolator keramik lokal dengan tegangan impuls 80kV, 100kV, 120kV dengan tinggi isolator 2 cm, ketebalan 5mm dan jarak pengujian 1,5cm didapat hasil pengujian flashover (terjadinya bunga api) karena tinggi isolator yang 2cm dan breakdown (tegangan tembus) berarti isolator tersebut dengan tegangan 80kV sudah breakdown. 120 Flashover & Breakdown 80 tidak ada (Flashover & Breakdown) ,5 1,5 tidak ada (Flashover & Breakdown) tidak ada (Flashover & Breakdown) 4. Pada isolator keramik standart PLN dengan tegangan impuls 80kV, 100kV, 120kV dengan tinggi isolator 2 cm, ketebalan 10,5mm dan jarak pengujian 1,5cm didapat hasil pengujian flashover (terjadinya bunga api) karena tinggi isolator yang 2cm dan tidak breakdown (tegangan tembus) karena ketebalan dan jenis keramik tersebut. SIMPULAN 1. Pembangkit tegangan tinggi ini dapat dilakukan dengan trafo tegangan tinggi (flayback) yang di eksitasi dengan sinyal trigger dan supply DC. 2. Ketelitian pada pengukuran ini tidak bisa 100%, hal ini disebabkan karena pengukuran yang selalu dipakai bersama rangkaian lain sehingga ketelitian manjadi kurang. 3. Dengan tegangan tinggi yang dihasilkan peralatan ini kita dapat menguji kemampuan daya tembus tegangan pada bahan isolator. 4. Dengan tegangan impuls yang dihasilkan kita dapat menguji bahan isolator. 57

11 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 ISSN: DAFTAR PUSTAKA [1]. Arismunandar, Artono, 1983, Teknik Tegangan Tinggi, ITB, Bandung [2]. Arismunandar, Artono, 1975, Teknik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta [3]. Andrew, Albert Thomas, 1970, The Design and Analysis of a Transistor Oscilator in Oscillator in Icrostrip, George Washington University [4]. Coughlin, Robert, Driscoll, Frederick, 1985, Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear, Edisi kedua, Erlangga, Jakarta [5]. Data sheet book 1, Edisi kedua, Elex Media Komputindo, 1990 [6]. Darwanto, Djoko Paul, Ir., 1983, Faktor Effisiensi Geometri Menurut Schwaiger, Laboratorium Pengukuran Listrik dan Tegangan Tinggi ITB, Bandung [7]. Edminister, Joseph A., Nahvi, Mahmood, 2006, Rangkaian Listrik, Edisi Empat, Erlangga, Jakarta [8]. Japan Transistor Manufacturing Manual Book, Second Edition, Jakarta, [9]. Jr, Hayt, William H., E.Kemmerly, Jack, Durbin, Steven M., 2005, Rangkaian Listrik, Edisi enam Jilid 1, Erlangga, Jakarta [10]. Kind, Dieter, 1993, Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan Tinggi, ITB, Bandung [11]. Malvino, Albert Paul, 1986, Prinsip prinsip Elektronika, Edisi ketiga Jilid 1, Erlangga, Jakarta, [12]. Malvino, Albert Paul, 1987, Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor, Edisi kedua, Eralangga, Jakarta [13]. Rio, Reka, Yoshikatsu Sawamura, 1999, Teknik Reparasi TV Berwarna, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, [14]. Tobing, Bonggas L, 2003, Peralatan Tegangan Tinggi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta [15]. Yohannes, H.C., 1980, Dasar dasar Elektronika, Edisi kedua, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta,1986 [16]. Zhanggischan, Ir., EE, M.Sc., Zuhal, Dr., Prof., 2004, Prinsip Dasar Elektro Teknik, PT. Gramedia Pustaka Utama 58

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Affan Bachri *) *) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1

Lebih terperinci

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Waluyo 1, Syahrial 2, Sigit Nugraha 3, Yudhi Permana JR 4 Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi TV & Display Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TUJUAN Mengetahui karakteristik penguat berkonfigurasi Common Emitter Mengetahui

Lebih terperinci

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP KEGIATAN BELAJAR 2 Percobaan 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari BJT b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA ISSN: 1693-6930 39 SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA Adi Wisaksono Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206 Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian

Lebih terperinci

PRAKTEK TV & DISPLAY

PRAKTEK TV & DISPLAY PRAKTEK TV & DISPLAY REGULATOR TEGANGAN OLEH : MUHAMMAD YASIR 2005 / 66357 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa

Lebih terperinci

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva Feranita, Ery Safrianti, Oky Alpayadia Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau feranitadjalil@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt Widyastuti Jurusan Teknik Elektro Universitas Gunadarma Jl. Margonda 100 Depok E-mail : widyast@sta.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB 5. MULTIVIBRATOR

BAB 5. MULTIVIBRATOR BAB 5. MULTIVIBRATOR Materi :. Dasar rangkaian Clock / Multivibrator 2. Jenis-jenis multivibrator 3. Laju Pengisian dan Pengosongan Kapasitor 4. Multivibrator Astabil dari IC 555 5. Multivibrator Monostabil

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan Ohmmeter Mengetahui karakteristik transistor bipolar. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor

Lebih terperinci

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung

Politeknik Negeri Bandung LAPORAN PRAKTIKUM 6 CLIPPER Anggota Kelompok Kelas Jurusan Program Studi : 1. M. Ridwan Al Idrus 2. Zuhud Islam Shofari : 1A TEL : Teknik Elektro : D3 Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung 2017

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas hasil dari pengujian alat implementasi tugas akhir yang dilakukan di laboratorium Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro. Dengan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

MODUL 07 PENGUAT DAYA

MODUL 07 PENGUAT DAYA P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 07 PENGUAT DAYA 1 TUJUAN Memahami konfigurasi dan prinsip kerja penguat daya kelas B dan AB. Memahami

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami. BAB II DASAR TEORI Thyristor merupakan komponen utama dalam peragaan ini. Untuk dapat membuat thyristor aktif yang utama dilakukan adalah membuat tegangan pada kaki anodanya lebih besar daripada kaki katoda.

Lebih terperinci

Daerah Operasi Transistor

Daerah Operasi Transistor Daerah Operasi Transistor Sebuah Transistor memiliki empat daerah Operasi Transistor : 1. Daerah Aktif 2. Daerah CutOff 3. Daerah Saturasi 4. Daerah Breakdown Daerah Aktif Daerah kerja transistor yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / 66350 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ELEKTRONIKA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN Setelah melakukan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 1 TUJUAN Memahami perbedaan konfigurasi

Lebih terperinci

KINERJA RANGKAIAN R-C DAN R-L-C DALAM PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS

KINERJA RANGKAIAN R-C DAN R-L-C DALAM PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS KINERJA RANGKAIAN R- DAN R-L- DALAM PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS Tofan Bimatara *), Juningtyastuti, and Mochammad Facta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH,

Lebih terperinci

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. Sudarto, SH, Tembalang, kotak pos6199/sms/sematang

Lebih terperinci

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY )

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY ) PERCOBAAN PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY ) E-mail : sumarna@uny.ac.id PENGANTAR Konfigurasi penguat tegangan yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 TUJUAN Memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 32 3.1 Langkah-langkah Perancangan Langkah dalam membuat rancangan alat kontrol menormalkan fungsi sein pada mobil saat lampu hazard difungsikan ini dilandasi dengan ide awal karena

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG Oleh: Nama : RIA INTANDARI NIM : 140210102088 PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda KEGIATAN BELAJAR 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari dioda b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i diode c. Mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 SISTEM KONVERTER DC Desain Rangkaian Elektronika Daya Oleh : Mochamad Ashari Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 Diterbitkan oleh: ITS Press. Hak Cipta dilindungi Undang undang Dilarang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan Praktikum Dasar Elektronika dan Digital

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Pengaturan Kecepatan Motor Induksi untuk Membuat Simulasi Gelombang Air pada Lab. Pengujian Miniatur Kapal Ir.Hendik Eko H.S, MT. 1, Suhariningsih, S.ST, MT.,Risky Ardianto 3, 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN 1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN 1.Praktikan dapat memahami prinsip dasar saklar elektronik menggunakan transistor. 2.Praktikan dapat memahami prinsip dasar saklar elektronik menggunakan MOSFET. 3.Praktikan dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Ahmad Fauzi #1, Ahmad Khafid S *2, Prisma Megantoro #3 #Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN Disusun oleh : SWITO GAIUS AGUSTINUS SILALAHI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337 LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Penguat Kelas A dengan Transistor BC337 ELEKTRONIKA II Dosen: Dr.M.Sukardjo Kelompok 7 Abdul Goffar Al Mubarok (5215134375) Egi Destriana (5215131350) Haironi Rachmawati (5215136243)

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Yusuf Nur Wijayanto yusuf@ppet.lipi.go.id Sulistyaningsih sulis@ppet.lipi.go.id Folin Oktafiani folin@ppet.lipi.go.id Abstrak Sistem

Lebih terperinci

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA I. TUJUAN 1. Pengenalan komponen elektronika dioda semi konduktor 2. Mengetahui karakteristik dioda semi

Lebih terperinci

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015 Modul 03: Catu Daya Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan Reza Rendian Septiawan February, 205 Dalam dunia elektronika, salah satu komponen yang paling penting adalah catu daya. Sebagian besar komponen

Lebih terperinci

BAB II Transistor Bipolar

BAB II Transistor Bipolar BAB II Transistor Bipolar 2.1. Pendahuluan Pada tahun 1951, William Schockley menemukan transistor sambungan pertama, komponen semikonduktor yang dapat menguatkan sinyal elektronik seperti sinyal radio

Lebih terperinci

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto Pengukuran dan Alat Ukur Rudi Susanto Pengertian pengukuran Mengukur berarti mendapatkan sesuatu yang dinyatakan dengan bilangan. Informasi yang bersifat kuantitatif dari sebuah pekerjaan penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah, antara lain studi literatur, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA Heru Pujiyatmoko*), Mochammad Facta, and Agung Warsito Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi BAB V MULTIVIBRATOR A. Pendahuluan 1. Deskripsi Judul bab ini adalah Multivibrator. Melalui bab ini pembaca khususnya mahasiswa akan mendapatkan gambaran tentang konsep dasar Multivibrator. Konsep dasar

Lebih terperinci

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward 1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat dapat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3. 27 BAB III PERENCANAAN 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram Power Supply Rangkaian Setting Indikator (Led) Rangkaian Pengendali Rangkaian Output Line AC Elektroda Gambar 3.1 Blok Diagram Untuk

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL IV MOSFET TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami prinsip kerja JFET dan MOSFET. 2. Mengamati dan memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 29-36 29 Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN Ivan Christanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

1. Pengertian Penguat RF

1. Pengertian Penguat RF 1. Pengertian Penguat RF Secara umum penguat adalah peralatan yang menggunakan tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Dalam peralatan elektronik dibutuhkan suatu penguat yang dapat

Lebih terperinci

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran 1. Tujuan : 1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami operasi dari rangkaian penguat kelas B komplementer. 2 Mahasiswa dapat menerapkan teknik pembiasan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET KEGIATAN BELAJAR 3 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari mosfet b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran mosfet.

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISA RANGKAIAN 36 BAB III ANALISA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Analisa rangkaian dilakukan melalui analisa pada diagram blok, seperti terlihat pada gambar 3.1. INPUT PEMANCAR MEDIA TRANSMISI PENERIMA BLOK I BLOK II

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply

Lebih terperinci

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER DC KE DC CHOPPER PENGERTIAN DC to DC converter itu merupakan suatu device

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX http://www.gunadarma.ac.id/ Farrih Mustafid 10405286 Teknik Elektro Latar Belakang Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah teori catu

Lebih terperinci

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan. Modul 1 Peralatan Peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Rangkaian Elektronika adalah: Breadboard Power Supply Multimeter LCR Meter Oscilloscope Function generator Breadboard Breadboard digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam BAB II LANDASAN TEORI Temperatur merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan mesin penetas telur,temperature yang diperlukan berkisar antara 38-39 0 C. Untuk hasil yang optimal dalam Pembuatan

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK 86 Jurnal Teknik Elektro Vol. 1 No.2 ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK Tegangan lebih adalah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELKA ANALOG

LAPORAN PRAKTIKUM ELKA ANALOG LAPORAN PRAKTIKUM ELKA ANALOG GARIS BEBAN DC TRANSISTOR KELAS / GROUP : Telkom 3-D / 2 NAMA PRAKTIKAN : 1. Gusti Prabowo Randu NAMA REKAN KERJA : 2. Dwi Mega Yulianingrum 3. Nadia Rifa R PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan

Lebih terperinci