KAJIAN FEMINISME DALAM NOVEL SECUIL HATI WANITA DI TELUK EDEN KARYA VANNY CHRISMA W.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN FEMINISME DALAM NOVEL SECUIL HATI WANITA DI TELUK EDEN KARYA VANNY CHRISMA W."

Transkripsi

1 KAJIAN FEMINISME DALAM NOVEL SECUIL HATI WANITA DI TELUK EDEN KARYA VANNY CHRISMA W. Iit Kurnia, A. Totok Priyadi, Agus Wartiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Untan, Pontianak Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk ketidakadilan gender tokoh utama dan bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama untuk melawan penindasan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif bentuk kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis. Berdasarkan hasil analisis data, maka dihasilkan simpulan sebagai berikut. 1) Bentuk ketidakadilan gender tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. berupa stereotipe (pelabelan negatif), kekerasan yang meliputi kekerasan domestik (kekerasan fisik dan kekerasan emosional), dan kekerasan publik. 2) Bentuk perjuangan tokoh utama untuk melawan penindasan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. berupa pemberian pemahaman dan mengutarakan pendapat. Kata kunci: feminisme, novel. Abstract: This research is aimed to describe the forms of gender injustice and struggle of the main characters to against the oppression in a novel entitled Secuil Hati Wanita di Teluk Eden written byvanny Chrisma W. The method which is used in this research is descriptive qualitative with feminist literary criticism approach. According to the data analysis result, the researcher concluded: 1) the gender injustice forms in a novel entitled Secuil Hati Wanita di Teluk Eden written byvanny Chrisma W. are stereotype (negative labeling), violence involving domestic violence (physical and emotional violence), and public violence. 2) the struggle forms of the main characters to against the oppression in a novel entitled Secuil Hati Wanita di Teluk Eden written byvanny Chrisma W. are giving understanding and expressing opinion. Key words : feminism, novel. F eminisme merupakan kesadaran terhadap ketidakadilan gender yang menimpa kaum perempuan, baik dalam keluarga maupun masyarakat. Feminisme sebagai jembatan untuk menuntut persamaan hak antara perempuan dengan lakilaki. Tujuan feminisme adalah meningkatkan derajat dan menyetarakan kedudukan perempuan dengan laki-laki. 1

2 Alasan peneliti menganalisis novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. karena pertama, dalam novel tersebut menggambarkan ketidakadilan gender yang menimpa tokoh perempuan. Alasan kedua karena novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. menggambarkan perempuan yang sabar, tegar, dan berani berargumen dalam melawan penindasan yang dialaminya. Fokus penelitian ini adalah feminisme tokoh perempuan (tokoh utama) dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Penelitian ini difokuskan pada tokoh perempuan karena disesuaikan dengan konsep dasar feminis, yaitu tokoh perempuan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. mengalami penindasan, kemudian tokoh tersebut melakukan pemberontakan terhadap penindasan yang ia alami. Penelitian tentang feminisme pernah dilakukan oleh Indriyana Uli (Untan2011) dengan judul Citra Perempuan dalam Novel Ratu Kecantikan Harga Sebuah Martabatkarya Langit Kresna Hariadi (Sastra Feminis). Permasalahan dalam penelitian tersebut ialah: 1) bagaimanakah kedudukan perempuan dalam pendidikan, karier, dan hukum; 2) bagaimanakah profeminis dan kontrafeminis dalam novel. Penelitian tersebut menghasilkansimpulan kedudukan tokoh perempuan (tokoh utama) dalam novelharga Sebuah Martabat karya Langit Kresna Hariadidi bidang pendidikan, karier, dan sosial politik, mendapatkan kesetaraan yang sama dengan kaum laki-laki. Namun dalam bidang hukum, perempuan belum mendapatkan kesetaraan dengan laki-laki. Perempuan yang menjadi korban lebih cenderung diam. Perjuangan tokoh utama untuk melepaskan diri dari dominasi patriarki dalam novelharga Sebuah Martabat tersebut dilakukan secara perlawanan fisik. Bentuk kontrafeminis dalam novel Harga Sebuah Martabat berupa penganiayaan terhadap kaum perempuan dan bentuk profeminisnya menghargai serta melindungi perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kritik sastra feminis. Arga Fajar Rianto (UPN, Surabaya 2010) juga telah melakukan penelitian tentang feminisme dengan judul penelitian Representasi Feminisme dalam Film Ku Tunggu Jandamu (Studi Analisis Semiotika Representasi Feminis melalui Tokoh Persik). Masalah yang diteliti yaitu:bagaimana representasi feminisme dalam film Ku Tunggu Jandamumelalui tokoh Persik. Hasil dari penelitian tersebut adalah tokoh Persik dengan bakat dan kecantikan yang dimilikinya membantu para perempuan agar tampak lebih cantik luar dalam di depan para suami mereka dan di depan semua laki-laki. Sedangkan kepada para laki-laki, Persik memberikan saran agar dapat menunjukkan keberaniannya dalam menyelesaikan berbagai masalah. Kebiasaan dari tokoh Persik tersebut memiliki perilaku yang sangat jauh dari gambaran perempuan dalam masyarakat patrialkal pada umumnya, dan sikap menentang terhadap dominasi-dominasi laki-laki atas perempuan ini dijadikan kekuatan oleh tokoh Persik untuk mendominasi atas lakilaki. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan semiotik. Hubungan penelitian dengan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi pada SMA kelas XI semester I dengan Standar Kompetensi (SK) membaca: 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan. Kompetensi Dasar (KD) 7.2Menganalisis 2

3 unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Indikator dalam pembelajarannya yaitu: 1) mengidentifikasi unsur intrinsik (tema, tokoh, penokohan, dan amanat) dalam novel Indonesia; 2) menganalisis unsur intrinsik (tema, tokoh, penokohan, dan amanat) dalam novel Indonesia. Novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dengan panjang tertentu yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan yang bersifat imajinatif. Novel sebagai sebuah karya sastra yang memiliki unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur inilah yang menyebabkan karya sastra itu hadir secara faktual akan ditemui jika membaca karya sastra (Nurgiyanto, 1995:23). Novel merupakan karangan yang bersifat cerita yang menceritakan kejadian luar biasa dari kehidupan orang. Luar biasa karena dari kejadian itu terlahir suatu konflik, suatu pertikaian yang menimbulkan pergolakan jiwa tokoh-tokohnya, sehingga mengubah jalan hidup tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian, novel menceritakan satu diantara segi kehidupan sang tokoh yang benar-benar istimewa mengakibatkan terjadinya perubahan nasib, bisa dari segi percintaan, keperkasaan, kekuasaan, dan lain-lain. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2010:23).Adapun unsur-unsur intrinsik yang berkaitan dengan penelitian kajian feminisme adalah tema, tokoh, penokohan dan amanat. Menurut Nurgiyantoro (2010:25) tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, dan sebagainya. Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran, sesuatu yang menjadi persoalan bagi pengarang. Tema merupakan persoalan yang diungkapkan dalam sebuah karya sastra. Menurut Aminudin (1995:79) tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro, 2000:165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penokohan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan tokoh. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam suatu cerita. Sedangkan istilah tokoh menunjukkan pada orangnya atau pelaku cerita dalam sebuah karya sastra. Menurut Esten (1978:23), amanat yang baik adalah amanat yang berhasil membukakan kemungkinan-kemungkinan yang luas dan baru bagi manusia dan kemanusian. Menurut Waluyo (dalam Martono, 2008:26), amanat adalah kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca karya sastra. Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Gender adalah perbedaan prilaku antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial, yakni perbedaan yang diciptakan manusia melalui proses sosial dan kultural yang panjang, (Sugihastuti 2010:23). Fakih (2010:8) berpendapat bahwa konsep gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. 3

4 Secara umum stereotipe adalah pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok tertentu. Stereotipe ini selalu merugikan dan menimbulkan ketidakadilan. Satu diantara jenis stereotipe adalah yang bersumber dari pandangan gender. Banyak sekali ketidakadilan terhadap jenis kelamin, umumnya perempuan, yang bersumber dari penandaan (stereotipe) yang dilekatkan pada mereka (Fakih, 2010:16). Menurut Fakih (2010:17) pada dasarnya kekerasan gender disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam masyarakat. Kekerasan adalah serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Kekerasan terhadap sesama manusia pada dasarnya berasal dari berbagai sumber, namun atau di antaranya terhadap satu jenis kelamin tertentu yang disebabkan oleh anggapan gender. Kajian feminisme menurut Hollows (2010:3) dianggap sebagai suatu bentuk politik yang bertujuan untuk mengintervensi dan mengubah hubungan kekuasaan yang tidak setara antara lelaki dan perempuan.feminisme sebagai sebuah teori yang mengungkapkan harga diri pribadi dan harga diri semua perempuan, (Wolf dalam Sofia, 2009:13). Berdasarkan hal tersebut feminisme sebagai jembatan untuk menuntut persamaan hak perempuan dengan laki-laki. Menurut Sofia (2009:52-59) sikap dan tindakan yang dilakukan oleh perempuan untuk melepaskan diri dari dominasi patriarki adalah dengan cara memberikan pemahaman dan mengutarakan pendapat. Menangis bukan hal yang mutlak pada perempuan dan bukan merupakan gambaran bahwa perempuan itu emosional (Wolf dalam Sofia, 2009:52). Dengan demikian, tangisan merupakan suatu bentuk penyadaran dan bukan bentuk kesedihan atas kekalahan karena terekspresikan dalam sikap yang tegas. Tangisan sebagai bentuk penyadaran awal dapat dilakukan oleh perempuan dengan memberikan pemahaman terhadap lakilaki. Ini merupakan langkah feminisme kekuasaan yang memandang aksinya dapat mengubah dunia dengan mempengaruhi kehidupan di sekitarnya. Aksi bersahabat dari perempuan dapat mempengaruhi pandangan laki-laki (Sofia, 2009:52). Dengan mencoba memberikan pemahaman, laki-laki menjadi memiliki rasa saling berpartisipasi, saling memberi, saling menerima, dan saling berkorban. Diacuhkannya teguran yang diberikan perempuan oleh laki-laki, membuat perempuan mengambil langkah lain dengan menolak dan mengutarakan pendapat (Sofia, 2009:55). Perempuan dapat mengutarakan pendapat yang tepat untuk menumbangkan egoisme laki-laki dan menyadarkan laki-laki bahwa perempuan bukanlah objek penindasan atau pelampiasan amarah. Kritik feminis terhadap karya sastra digunakan sebagai materi pergerakan kebebasan perempuan dan dalam mensosialisasikan ide-ide feminis. Menurut Register (dalam Sofia, 2009:20), karena berasal dari pergerakan kebebasan perempuan, kritik feminis menilai karya sastra sebagai suatu yang berguna bagi pergerakan itu. Kerja kritik sastra feminis ialah meneliti karya sastra dengan melacak ideologi yang membentuknya dan menunjukkan perbedaan-perbedaan antara yang dikatakan oleh karya dengan yang tampak dari sebuah pembacaan yang teliti (Ruthven dalam Sofia. 2009:20). Kritik sastra feminis mempermasalahkan asumsi tentang perempuan yang berdasarkan paham tertentu selalu dikaitkan dengan kodrat perempuan yang kemudian menimbulkan 4

5 pandangan tertentu tentang perempuan. Kritik sastra feminis dapat didefinisikan sebagai cara-cara agar sastra dapat menjadi sebab kebebasan. Kritik sastra feminis merupakan sebuah pendekatan akademik pada studi sastra yang mengaplikasikan pemikiran feminis untuk menganalisis teks sastra. Kritik sastra feminis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kritik yang mengkaji penulis-penulis wanita, kritik sastra feminis psikoanalistik, dan kritik sastra feminis sosialis. Kritik sastra feminis yang mengkaji penulis-penulis wanita merupakan sebuah kajian yang meneliti tentang sejarah karya sastra wanita, gaya penulisan, tema, genre, dan struktur penulis wanita, (Djajanegara, 2000:27-39). Kritik sastra feminis yang mengkaji penulis wanita, juga mengkaji kreativitas penulis wanita, profesi penulis wanita sebagai suatu perkumpulan, serta perkembangan dan peraturan tradisi penulis wanita. Kritik sastra feminis psikoanalistik merupakan kritik yang meneliti pada tulisan-tulisan wanita atau karya sastra yang ditulis oleh wanita, karena para feminis percaya bahwa pembaca wanita biasanya mengidentifikasikan dirinya atau menempatkan dirinya pada tokoh wanita, sedang tokoh wanita tersebut pada umumnya merupakan cermin penciptanya, (Djajanegara, 2000:27-39). Jadi kritik sastra feminis-psikoanalistik menganggap pembawa wanita bisa merasakan kehidupan tokoh wanita dalam karya sastra dan menganggap tokoh wanita yang ada dalam karya sastra tersebut sebagai cerminan dari pikiran pengarangnya. Kritik sastra feminis sosialis merupakan kajian yang meneliti tokoh-tokoh wanita dari sudut pandang sosialis dalam kelas-kelas masyarakat, (Djajanegara, 2000:27-39). Para peneliti yang mengkaji kritik sastra feminis-sosialis mencoba mengungkapkan bahwa kaum wanita merupakan kelas masyarakat yang tertindas. Tujuan penelitian ini adalah pendeskripsian kajian feminisme dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1) pendeskripsian bentuk-bentuk ketidakadilan gender tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W.; 2) pendeskripsian bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama untuk menghadapi penindasan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moleong (2012:11) dalam metode deskriptif data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Dengan demikian, laporan penelitian berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data yang berupa kutipan yang telah diperoleh perlu dideskripsikan atau dipaparkan apa adanya sehingga pada akhirnya akan diketahui tentang feminisme yang terdapat dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Edenkarya Vanny Chrisma W. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ialah peneliti langsung berhadapan dengan sastra sebagai sumber data, dalam penelitian ini data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata maupun kalimat dan tidak dalam bentuk angka-angka atau mengadakan perhitungan, bertujuan untuk menemukan teori dari lapangan secara deskriptif 5

6 dengan menggunakan metode berpikir induktif, (Moleong, 2010:8-13).Alasan peneliti menggunakan bentuk penelitian kualitatif karena hasil penelitian ini akan diuraikan dan disimpulkan dalam bentuk kata-kata bukan angka-angka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kritik sastra feminis. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kritik sastra feminis karena melalui pendekatan ini, peneliti dapat mengungkapkan aspek-aspek feminisme dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Kritik sastra feminis merupakan kesadaran membaca sebagai wanita, yakni kesadaran pembaca bahwa ada perbedaan penting dalam jenis kelamin pada makna dan perebutan makna karya sastra (Culler dalam Sugihastuti, 2010:7). Artinya membaca dengan kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak berhubungan dengan budaya, sastra, dan kehidupan serta membongkar praduga dan ideologi kekuasaan laki-laki dan patriarki karena karya sastra.pendekatan tersebut digunakan untuk membantu membongkar bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh perempuan dan bentuk-bentuk perjuangan yang dilakukan oleh tokoh utama perempuan untuk melepaskan diri dari dominasi patriarki. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Diterbitkan tahun 2012, 255 halaman, penerbit Berlian, Jl. Wonosari, Jogjakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua kutipan novel berupa kata, frasa, kalimat dan paragraf dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. yang menggambarkan: a) bentuk-bentuk ketidakadilan gender tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W.; b) bentuk perjuangan tokoh utama untuk melawan penindasan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Hal itu sesuai dengan masalah pada penelitian feminisme dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik langsung yaitu perhatian penelitian langsung pada novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Supaya peneliti mendapatkan data sesuai dengan yang diperlukan, perlu diadakan studi dokumenter. Studi dokumenter ini dilakukan dengan cara menelaah karya sastra menjadi sumber penelitian. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama dan kartu pencatat data yang berisi catatan-catatan dari hasil membaca dan menelaah novel SecuilHati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W.Catatan hasil pengamatan yang berupa data selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan masalah penelitian, yang meliputi: bentuk ketidakadilan gender tokoh utama perempuan dalam novel SecuilHati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. dan bentuk perjuangan tokoh utama perempuan untuk melawan penindasan yang ia alami dalam novel SecuilHati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang valid dan rebilitas agar hasil penelitian objektif. Teknik yang digunakan untuk mengecek keabsahan data adalah teknik ketekunan 6

7 pengamatan, triangulasi, diskusi teman sejawat, dan kecukupan referensi. 1) Langkah ketekunan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Peneliti mengamati dan memahami isi novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. secara teliti dan konsentrasi yang tinggi agar memperoleh data yang akurat sesuai dengan masalah dalam penelitian. 2) Menurut Moleong (2012:330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yaitu penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Berdasarkan pendapat tersebut, untuk melakukan pengecekan keabsahan data, peneliti menggunakan cara triangulasi teori dan penyidik. Dalam hal ini, peneliti menyesuaikan data pengamatan dengan teori yang relevan, kemudian peneliti melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing (Dr. A. Totok Priyadi, M.Pd. dan Agus Wartiningsih, M.Pd.) yang berperan sebagai penyidik untuk mengecek hasil pengamatan dan teori yang digunakan. 3) Menurut Moleong (2012:333), diskusi teman sejawat mengandung beberapa maksud sebagai satu diantara pengecekan keabsahan data, yaitu. Pertama, Agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Kedua, memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk memulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti. Teman sejawat dalam penelitian ini adalah Eka Fitriawati, Ajeng Mega Listia Rini, dan Rangga. Peneliti memilih ketiga teman tersebut karena ketiganya juga sedang melakukan penelitian tentang feminisme. 4) Kecukupan referensial yang digunakan dapat menjadi patokan untuk menguji dalam penafsiran data. Pengujian keabsahan data dengan kecakupan referensi dilakukan dengan membaca dan menelaah sumber-sumber data serta berbagai pustaka yang relevan dengan masalah penelitian secra berulang-ulang agar diperoleh pemahaman arti yang memadai dan mencukupi. Melalui cara ini diharapkan dapat diperoleh data yang absah. Teknik pengolahan data adalah cara yang dilakukan dalam mengolah data penelitian. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik langsung, peneliti sendiri sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data. Adapun teknik pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan bentukbentuk ketidakadilan gender tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. 2) Mendekripsikan bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama untuk melawan penindasan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. 3) Menginterpretasi data yang berupa bentuk-bentuk ketidakadilan gender tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. 4) Menginterpretasi data yang berupa bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama untuk melawan penindasan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. 4) Berkonsultasi kepada dosen pembimbing (Dr. A. Totok Priyadi, M.Pd. dan Agus Wartiningsih, M.Pd.) mengenai hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti. 7

8 HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian feminisme dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: 1) pendeskripsian bentuk-bentuk ketidakadilan gender tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. 2) pendeskripsian bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama untuk melawan penindasan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil sebagai berikut. 1) Bentuk-bentuk ketidakadilan gender tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. yaitu stereotipe atau pelabelan negatif, kekerasan domestik berupa kekerasan fisik dan kekerasan emosional, serta kekerasan publik. 2) Bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama untuk melawan penindasan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. yaitu dengan cara memberikan pemahaman dan mengutarakan pendapat. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka diperlukan penjelasan tentang pemerolehan hasil dari penelitian ini. Berikut pembahasan dari hasil analisis data. Novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang seorang perempuan bernama Dela Eden, istri dari seorang mantan nelayan yang telah beralih profesi menjadi bajak laut di Teluk Eden. Dela Edensering ditinggal oleh suaminya (Akinsanya) berlayar ke laut. Semenjak menjadi bajak laut, kehidupan dan sikap Akinsanya berubah kepada Dela, sering berbuat kasar, bengis, dan bertindak semena-mena. Sehingga Dela merasa siksa batin maupun fisik dari suaminya. Namun Dela Eden tetap sabar dan tegar menghadapi gejolak jiwa yang ia alami. Sebagai perempuan yang tegar ia terus berusaha merubah sikap suaminya seperti dulu lagi. Walaupun hidup menjadi seorang nelayan yang ekonominya tidak berkecukupan, tapi penuh kasih sayang dalam keluarganya. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender tokoh utama dan bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama untuk melawan penindasan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. merupakan masalah dalam penelitian ini. Karena sesuai dengan isi cerita dalam novel yang berkaitan dengan konsep dasar feminis, yaitu pergerakan perempuan yang merasa tertindas untuk berjuang memperoleh kesetaraan gender/melawan penindasan. 1) Bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. adalah sebagai berikut. a) Stereotipe atau pelabelan negatif yaitu tokoh utama (Dela Eden) dituduh berselingkuh oleh suaminya, tokoh utama dituduh berbohong oleh suaminya. b) kekerasan berupa kekerasan domestik dan kekerasan publik. Kekerasan domestik yang dialami oleh tokoh utama (Dela Eden) berupa kekerasan fisik (Dela Eden ditampar oleh suaminya, Dela Eden dikurung di dalam kamar oleh suaminya, mendapat perlakuan kasar dari sang suami saat hamil) dan kekerasan emosional (Dela Eden dibentak dan diancam oleh suaminya, Dela Eden 8

9 dijauhi oleh putranya, Dela Eden ditinggal oleh suaminya dan merasa kesepian). Kekerasan publik yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. yaitu berupa hinaan dari para tetangga dan saat Dela Eden dimaki-maki oleh suaminya dihadapan orang banyak. 2) Bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama untuk melawan penindasan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. berupa: a) pemberian pemahaman kepada sang suami dan anaknya agar mereka bisa memahami perasaan dan keadaan Dela Eden (tokoh utama) yang sedangng merasa tertindas atas perubahan sikap suami dan anaknya yang menjadi kasar, semenamena, dan tidak mempedulikan kondisi Dela yang sedang hamil; b) mengutarakan pendapat, hal ini dilakukan Dela Eden (tokoh utama) saat ia dituduh berselingkuh oleh sang suami. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan data yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa kajian feminisme dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. adalah sebagai berikut. (1) Tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. mengalami penindasan yang bersumber dari ketidakadilan gender. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. yaitu: (a) Stereotipe atau Pelabelan Negatif. Stereotipe atau pelabelan negatit merupakan bentuk ketidakadilan gender yang menggap perempuan sebagai sumber kesalahan. Dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. bentuk stereotipe atau pelabelan negatif yang dialami oleh tokoh utama perempuan yaitu berupa tuduhan berselingkuh yang diberikan oleh sang suami dan tuduhan berbohong yang diberikan oleh sang suami. (b) Kekerasan,kekerasan terhadap sesama manusia dapat terjadi karena berbagai sumber, satu diantaranya bersumber dari pandangan gender. Jika berbicara tenttang gender, maka kaum perempuanlah yang selalu menjadi objek kekerasan. Kekerasan adalah serangan terhadap fisik maupun psikologis seseorang. Kekerasan terbagi menjadi dua, yaitu kekerasan domestik dan kekerasan publik. Bentuk kekerasan yang dialami oleh tokoh utama perempuan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. adalah Kekerasan domestik atau kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh tokoh utama perempuan dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. berupa kekerasan fisik dan kekerasan emosional. Bentuk kekerasan fisik yang dialami tokoh utama perempuan (Dela Eden) dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. yaitu Dela Eden ditampar oleh suaminya, tangan Dela Eden ditepiskan oleh anaknya, Dela Eden dikurung di dalam kamar oleh suaminya, dan Dela Eden dicengkram pundaknya oleh sang suami. Sedangkan bentuk kekerasan emosional yang dialami oleh tokoh utama perempuan (Dela Eden) dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. yaitu Dela Eden dibentak dan diancam oleh suaminya, Dela Eden dijauhi oleh anaknya, Dela Eden diancam oleh anaknya, dan Dela Eden merasa sedih saat ditinggal oleh suaminya.kekerasan publik atau kekerasan yang terjadi di luar 9

10 ruang lingkup keluarga yang dialami oleh tokoh utama perempuan (Dela Eden) dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. yaitu Dela Eden dimaki oleh suaminya di depan orang banyak dan Dela Eden dihina oleh para tetangganya. (2) Perjuangan merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk melawan penindasan atau penderitaan yang ia alami. Perjuangan yang dilakukan oleh tokoh utama perempuan (Dela Eden) dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. adalah sebagai berikut. (a) Memberikan pemahaman, bentuk perjuangan yang berupa pemberian pemahaman yang dilakukan oleh tokoh utama (Dela Eden) dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. yaitu Dela Eden memberikan pemahaman kepada suaminya ketika ia dituduh berselingkuh, Dela Eden bercerita kepada sahabat suaminya agar disampaikan kepada sang suami tentang tekanan batin Dela Eden, dan Dela Eden memberikan pemahaman terhadap anaknya yang mulai membangkang. (b) Mengutarakan Pendapat, bentuk perjuangan dengan cara mengutarakan pendapat yang dilakukan oleh tokoh utama (Dela Eden) dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. yaitu Dela Eden, mengutarakan pendapatnya saat dituduh berselingkuh oleh sang suami dan Dela Eden mengutarakan pendapatnya tentang perubahan sikap suaminya yang menjadi kasar semenjak menjadi bajak laut. Saran Berdasarkan hasil analisis, peneliti memberikan saran sebagai berikut. (1) Bagi guru, pada pengajaran bahasa dan sastra Indonesia diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan ajar dalam pembelajaran di sekolah, khususnya pada tingkat SMA kelas XI semester I, pada pembelajaran unsur-unsur intrinsik dalam novel. Guru dapat memilih novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. sebagai objek pembelajaran dalam penyampaian materi unsur-unsur dalam novel. Karena dalam novel Secuil Hati Wanita di Teluk Eden karya Vanny Chrisma W. memiliki nilai-nilai kehidupan seperti cobaan dan perjuangan tokoh utama perempuan dalam menghadapi penindasan dalam kehidupannya, yang patut diteladani oleh peserta didik dan memiliki unsur-unsur intrinsik yang dapat dikaji. (2) Bagi pembaca, diharapkan dapat memetik nilai-nilai yang ditemukan dalam penelitian kajian feminisme ini. (3) Bagi Universitas Tanjungpura Pontianak, dapat menambah perbendaharaan tulisan yang berkaitan dengan kajian feminisme dalam karya sastra/novel dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. (4) Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai kajian feminisme yang terkandung dalam karya sastra. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru. Fakih, Mansour Analisis Gender dan Tramsformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 10

11 Jabrohim Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Martono Ekpresi Puitik Puisi Munawar Kalahan (Suatu Kajian Heremeneutika). Pontianak: STAIN Pontianak Press. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Priyadi, Totok Makalah Pembelajaran. Singkawang. Rianto, Arga Fajar Representasi Feminisme dalam Film Ku Tunggu Jandamu (Studi Analisis Semiotika Representasi Feminis melalui Tokoh Persik). Skripsi. Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional. Sofia, Adib Aplikasi Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Citra Pustaka. Uli, Indriyana Citra Perempuan dalam Novel Ratu Kecantikan Harga Sebuah Martabat karya Langit Kresna Hariadi. Skripsi. Pontianak: FKIP UNTAN. 11

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

KAJIAN FEMINISME DALAM ANTOLOGI CERPEN KAMI (TAK BUTUH) KARTINI INDONESIA KARYA NOVELA NIAN, DKK.

KAJIAN FEMINISME DALAM ANTOLOGI CERPEN KAMI (TAK BUTUH) KARTINI INDONESIA KARYA NOVELA NIAN, DKK. KAJIAN FEMINISME DALAM ANTOLOGI CERPEN KAMI (TAK BUTUH) KARTINI INDONESIA KARYA NOVELA NIAN, DKK. Eka Fitriawati, Christanto Syam, Agus Wartiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Untan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian yang lebih

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Resma Anggraini Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Resmaanggraini89@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik 68 BAB IV KESIMPULAN Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik (ekonomi) merupakan konsep kesetaraan gender. Perempuan tidak selalu berada dalam urusan-urusan domestik yang menyudutkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian terhadap perempuan dalam roman Au Bonheur des Dames karya Émile Zola yang diambil sebagai objek penelitian ini memiliki beberapa implikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Canadian Aditya Saputra NIM 082110088 Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sistem semiotik terbuka, karya dengan demikian tidak memiliki kualitas estetis intrinsik secara tetap, melainkan selalu berubah tergantung dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian metode penelitian, peneliti memaparkan mengenai (1) metode penelitian, (2) sumber data, (3) teknik penelitian, (4) definisi operasional. 3.1 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman dan imajinasi

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman dan imajinasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil ekspresi isi jiwa pengarangnya. Melalui karyanya pengarang mencurahkan isi jiwanya ke dalam tulisan yang bermediumkan bahasa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan buah karya dari seorang pengarang, dengan menghasilkan sebuah karya sastra pengarang mengharapkan karyanya dapat dinikmati dan dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA IMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah berhasil dikumpulkan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah berhasil dikumpulkan, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah berhasil dikumpulkan, diketahui bahwa terdapat beberapa penelitian yang dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan baru. Kajian

Lebih terperinci

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH E-JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) TRI WIDOLA NIM. 09080075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

KAJIAN FEMINIS CITRA AQIDAH WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PENGHAFAL AYAT KARYA M. SHOIM HARIS DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA

KAJIAN FEMINIS CITRA AQIDAH WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PENGHAFAL AYAT KARYA M. SHOIM HARIS DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA KAJIAN FEMINIS CITRA AQIDAH WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PENGHAFAL AYAT KARYA M. SHOIM HARIS DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Fauzia Ika Rosiani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL TEMPAT PALING SUNYI KARYA ARAFAT NUR DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL TEMPAT PALING SUNYI KARYA ARAFAT NUR DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL TEMPAT PALING SUNYI KARYA ARAFAT NUR DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Werdi Widodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Idonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo wrdiwidodo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang ekspresif. Di dunia ini banyak sekali cara mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi ini dapat lewat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya yang imajinatif, baik berupa lisan maupun tulisan. Fenomena yang terdapat di dalam karya sastra ini merupakan gambaran suatu budaya

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rahmat Hidayat Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dayattwins@gmail.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi menyampaikan ide-ide atau gagasan-gagasan seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi menyampaikan ide-ide atau gagasan-gagasan seorang penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah karya imajinatif seorang pengarang. Hal ini sesuai dengan ungkapan Wallek dan Austin Warren (1989:3) bahwa karya sastra adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM 10080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERGURUAN

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan 324 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui tahap analisis, sampailah kita pada bagian simpulan. Simpulan ini akan mencoba menjawab dua pertanyaan besar pada awal penelitian, yakni Bagaimana

Lebih terperinci

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh Ratih Prioritasari Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Ratihprioritasari @ymail.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. kritik sastra feminis sosialis karena dalam Kumpulan Cerpen ini

BAB V KESIMPULAN. kritik sastra feminis sosialis karena dalam Kumpulan Cerpen ini BAB V KESIMPULAN Pada Kumpulan Cerpen Memotret Perempuan karya Hapie Joseph Aloysia terdapat kecenderungan permasalahan yang selaras dengan kritik sastra feminis, yaitu kritik sastra feminis sosialis karena

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Kompetensi Utama Pedagogik St. Inti/SK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Evi Tri Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan tokoh-tokoh pada novel tersebut, dapat ditemukan beberapa nilai pendidikan karakter

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. tentang citra perempuan dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan dan. kelayakannya sebagai bahan ajar sastra di SMA.

II. LANDASAN TEORI. tentang citra perempuan dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan dan. kelayakannya sebagai bahan ajar sastra di SMA. 9 II. LANDASAN TEORI Pada bab ini, peneliti akan menyajikan landasan teori berkaitan dengan penelitian tentang citra perempuan dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan dan kelayakannya sebagai bahan ajar sastra

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan dalam televisi senantiasa hanya mempertentangkan antara wanita karir dan menjadi ibu-ibu rumah tangga. Dua posisi ini ada didalam lokasi yang berseberangan.

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas

Lebih terperinci

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Relasi antara Sastra, Kebudayaan, dan Peradaban Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

Lebih terperinci

MENGIKAT TALI KOMUNITAS MEMUTUS RANTAI KEKERASANTERHADAPPEREMPUAN

MENGIKAT TALI KOMUNITAS MEMUTUS RANTAI KEKERASANTERHADAPPEREMPUAN MENGIKAT TALI KOMUNITAS MEMUTUS RANTAI KEKERASANTERHADAPPEREMPUAN Danang Arif Darmawan Yogyakarta: Media Wacana 2008, xvi + 1 06 halaman Direview oleh: Sari Seftiani Pada awalnya, buku ini merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan kesempatan tersebut terjadi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga kehidupannya dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Sastra merupakan

Lebih terperinci

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar S-1, Jurusan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar S-1, Jurusan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA: TINJAUAN SASTRA FEMINIS DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI Oleh: Riswanto PendidikanBahasadanSastra Indonesia Riseoneto@gmail.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi (Luxemburg, 1984: 1). Sastra, tidak seperti halnya ilmu kimia atau sejarah, tidaklah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. pembanding untuk penelitian kali ini. Beberapa penelitian tersebut dipaparkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. pembanding untuk penelitian kali ini. Beberapa penelitian tersebut dipaparkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 1.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Putut Hasanudin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo pututhasanudin@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh : Esti Rahayu Pendidikan Bahasa ndonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo erahayuest@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN KEJIWAAN TOKOH GAMBIR DALAM NOVEL PINTU TERLARANG KARYA SEKAR AYU ASMARA JURNAL ILMIAH

ANALISIS GANGGUAN KEJIWAAN TOKOH GAMBIR DALAM NOVEL PINTU TERLARANG KARYA SEKAR AYU ASMARA JURNAL ILMIAH ANALISIS GANGGUAN KEJIWAAN TOKOH GAMBIR DALAM NOVEL PINTU TERLARANG KARYA SEKAR AYU ASMARA JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) SARI DOLA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat masih terkungkung oleh tradisi gender, bahkan sejak masih kecil. Gender hadir di dalam pergaulan, percakapan, dan sering juga menjadi akar perselisihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERBANDINGAN PENGGAMBARAN KARAKTER TOKOH PEREMPUAN PADA NOVEL SITTI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI DAN ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA BERDASARKAN PERIODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tentang perempuan pada saat ini masih menjadi perbincangan yang aktual dan tidak ada habisnya. Permasalahan berkaitan dengan perempuan seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH AFDAL RIFNANDA NPM 10080248 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Oleh: Lisnawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Lisnawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL 3 WALI 1 BIDADARI LELAKI PILIHAN ABAH KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA DAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Lisnawati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Simpulan Fokus kajian dalam penelitian ini adalah menemukan benang merah hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok Sawitri terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN FEMINISME DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE A. Hakikat Sastra

BAB II KAJIAN FEMINISME DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE A. Hakikat Sastra BAB II KAJIAN FEMINISME DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE A. Hakikat Sastra Sastra merupakan bahasa, kata-kata atau kalimat yang digunakan dalam pembelajaran dalam dunia pendidikan, baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci