Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk"

Transkripsi

1 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Oleh: Mia Noviyanti Abstrak Analisis rasio modal saham digunakan untuk membantu pihak investor atau calon investor dalam menilai kinerja manajemen sebuah perusahaan (dalam hal ini PT Kalbe ) untuk kemudian dijadikan pertimbangan dalam penentuan kelayakan investasi saham pada perusahaan tersebut. Dari rasio modal saham dapat diketahui tingkat rasio laba atas ekuitas, rasio pendapatan per lembar saham, rasio harga laba, tingkat kapitalisasi, dan pendapatan dividen selama tahun 2003 sampai dengan tahun Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja manajemen perusahaan PT Kabe dengan menggunakan analisis rasio modal saham. Hasil analisa penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen PT Kalbe masih kurang maksimal dan perlu perbaikan dalam hal pencapaian kepentingan para pemegang sahamnya. Hal ini dapat dilihat dari rasio modal saham perusahaan berada dibawah rasio rata-rata industri farmasi sejenis, yaitu untuk rasio laba atas ekuitas (ROE), rasio pendapatan per lembar saham (EPS), rasio tingkat kapitalisasi dan rasio pendapatan deviden. Tetapi secara histories setiap tahun mengalami kenaikan. Sedangkan untuk rasio harga laba (PER) berada diatas rasio rata-rata industri farmasi. Dari nilai PER ataupun Deviden Yieldnya dapat menarik minat seorang calon investor pada perusahaan ini. Angka PER yang ada diatas rata-rata industri sejenis menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi bagi para calon investor. Para calon investor tentunya akan memilih saham tidak hanya berdasarkan harga namun juga berdasarkan prospek perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Kata Kunci : Rasio Modal Saham PENDAHULUAN Di era globalisasi seperti sekarang dimana perdagangan bebas sangat gencar dilaksanakan, kita dituntut untuk bisa bersaing dengan para pelaku bisnis lainnya. Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan baik besar maupun kecil memiliki tujuan jangka panjang yaitu dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, selain tujuan perusahaan pada umumnya, yaitu memaksimalkan laba.. Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, diperlukan usaha dan kemampuan dalam penanganan sumber-sumber yang ada pada perusahaan secara efektif dan efisien. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi dan atau perluasan usaha dengan menganekaragamkan jenis produksi. Biasanya setiap langkah yang diambil dalam hal pengembangan usaha-usaha tersebut akan membutuhkan dana yang cukup besar. Pada kenyataannya, sebagian pandangan para pemilik perusahaan kini mengarah pada pasar modal. Sebagai sarana mempertemukan pihak yang 1

2 membutuhkan dana dan pihak yang ingin menanamkan modalnya, pasar modal tentu akan menjadi suatu fenomena yang memegang peranan penting. Untuk mendapatkan modal melalui penjualan saham, perusahaan tersebut harus mencatatkan efeknya di pasar modal melalui proses go public. Mengingat perusahaan yang telah go public adalah milik masyarakat umum yang telah menanamkan modalnya, maka perusahaan wajib menginformasikan hasil-hasil yang telah dicapai, yang disajikan dalam laporan keuangan. Dari informasi laporan keuangan inilah umumnya para investor mempertimbangkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan sebagai sarana penentu kinerja perusahaan tidak hanya ditujukan untuk pihak internal perusahaan, tetapi juga untuk pihak eksternal perusahaan. Elemen laporan keuangan akan mempunyai makna yang lebih bila dianalisis dengan berbagai model yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pemakai informasi. Beberapa model rasio keuangan di antaranya yaitu rasio likuiditas, profitabilitas, rentabilitas dan rasio modal saham. Manajemen selaku pihak yang bertanggung jawab tentang pencapaian tujuan perusahaan berkompeten untuk mengetahui, mengukur, merencanakan, dan mengendalikan semua risiko keuangan. Oleh karena itu, manajer pada suatu perusahaan harus mempunyai alat yang dapat membuat investor percaya bahwa dananya akan lebih produktif dan menguntungkan bila ditanam dalam perusahaan mereka. Dalam hal ini, pihak manajemen harus berupaya keras meningkatkan kualitas dan kinerja perusahaan. Termasuk dalam lingkup tanggung jawab tersebut, manajemen harus menciptakan rasio keuangan yang sehat sehingga dapat memberikan jaminan pencapaian kepentingan semua pihak, baik internal maupun eksternal. Modal saham merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan pada Perseroan Terbatas. Pihak manajemen berkewajiban melaporkan keadaan perusahaan kepada para pemegang saham. Pemegang saham sebagai investor sangat berkepentingan dalam sebuah perusahaan, yaitu untuk mengetahui apakah mereka akan mendapatkan keuntungan atau mendapatkan risiko dalam menanamkan dananya pada perusahaan yang bersangkutan. Alat yang biasanya digunakan untuk menganalisa laporan keuangan adalah Analisa Rasio Keuangan. Analisa laporan keuangan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang kinerja yang dicapai perusahaan dan keadaan keuangan perusahaan. Salah satu teknik yang digunakan untuk penyajian analisis ini adalah rasio modal saham. Dari analisis inilah dapat terbentuk opini internal perusahaan terhadap kinerja manajemen selama periode tertentu dalam suatu perusahaan dan dari sini pula dapat dilakukan evaluasi terhadapnya. Sebagaimana halnya pihak internal, pihak-pihak luar perusahaan juga dapat mengetahui kinerja dan menilai prospek sebuah perusahaan di masa yang akan datang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja manajemen perusahaan PT Kabe dengan menggunakan analisis rasio modal saham. 2

3 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Akuntansi dapat di definisikan dan dipahami dari tiga sudut pandang, yaitu sebagai (a) kegiatan jasa, (b) bidang studi, dan (c) proses atau kegiatan. Sebagai kegiatan jasa, akuntansi merupakn kegiatan jasa penyediaan informasi kuantitatif mengenai unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomik. Sebagai bidang studi, akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomik, Sebagai suatu proses, akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, peringkasan dan pengkomunikasian informasi keuangan entitas ekonomik dengan cara tertentu. Entitas ekonomik merupakan lembaga atau organisasi untuk mencapai tujuan bersama dengan melakukan kegiatan ekonomik dengan tujuan memperoleh laba. (Giri, 19931). Accounting Principles Board dalam Accounting Terminology Bulletin No.1 menyebutkan bahwa Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, penggolongan, pemrosesan, peringkasan, penganalisisan, penginterpretasian, dan penyajian secara sistematik informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan peristiwa yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha dan yang diperlukan sebagai dasar penyusunan laporan yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggungjawaban dan lainnya. Sedangkan didalam Statements of Accounting Principles Board No.4 (1970) definisi Akuntansi adalah merupakan kegiatan penyediaan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomik. Untuk menjadi informasi data harus diproses terlebih dahulu dan disajikan sesuai dengan kebutuhan pemakai tertentu. Suatu informasi harus mempunyai makna tertentu yang mempunyai manfaat bagi para pemakainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menjadi informasi, suatu data harus mempunyai nilai informasi dan kualitas tertentu. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai laporan keuangan, lebih dahulu perlu diketahui pengertian dari laporan keuangan itu sendiri. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk 3

4 memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan (Baridwan, 1997:17). Laporan keuangan perusahaan bertujuan meringkaskan kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut untuk jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, mulai dari investor atau calon investor, pihak pemberi dana atau calon pemberi dana, sampai pada manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan diharapkan memberi informasi mengenai profitabilitas, risiko dan timing dari aliran kas yang dihasilkan perusahaan. Informasi tersebut akan mempengaruhi harapan pihakpihak yang berkepentingan, dan pada giliran selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan (Hanafi, 2004:27). Laporan keuangan biasanya terdiri atas neraca atau laporan posisi keuangan yang menggambarkan likuiditas dan kelancaran operasi perusahaan yang terdiri dari aktiva, kewajiban serta modal perusahaan pada waktu tertentu, laporan rugi laba yang memberikan gambaran tetntang besarnya pendapatan dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan serta besarnya laba atau rugi yang diperoleh perusahaan yang bersangkutan, dan laporan perubahan modal yang berisikan tentang perubahan besarnya modal pada saat tertentu akibat adanya pendapatan dan penarikan modal untuk kepentingan pemiliknya (prive). Seperangkat laporan keuangan yang lengkap tidak hanya terdiri atas tiga jenis laporan tersebut di atas, tetapi termasuk di dalamnya adalah laporan aliran kas yang memberikan gambaran tentang ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu, dan juga laporan-laporan pelengkap lain dan penjelasan tentang laporan keuangan (Ali Machmud, 1993:21). Rasio Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan diantara berbagai account dari beberapa laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan. Analisis Rasio Keuangan (Financial Ratio Analysis) yang sering digunakan di pasar modal, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio pasar (rasio saham) (Rusdin, 2006:140). Penggunaan analisis rasio untuk melakukan interpretasi dan menganalisis laporan keuangan akan menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang disebut rasio. Rasio merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukkan hubungan di antara angka-angka tertentu. Dalam analisis rasio keuangan angka-angka yang dianalisis berasal dari data keuangan. Agar rasio-rasio itu mempunyai arti, maka rasio yang dihitung harus dari variable-variabel yang mampu memberikan arti. Jadi, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai suatu kondisi keuangan 4

5 dan dapat dipakai sebagai dasar perbandingan dari waktu ke waktu. (Miswanto, 1998:81) Bentuk rasio keuangan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan analisis, analisis rasio keuangan pada dasarnya terdiri atas dua macam perbandingan yaitu: Dengan cara memperbandingkan rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri) dalam waktu yang sama. Dengan cara memperbandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio-rasio dari waktu-waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama. Cara ini akan memberikan informasi perusahaan rasio dari waktu ke waktu sehingga bisa diketahui perkembangannya dan dapat untuk proyeksi pada masa yang akan datang. ( Miswanto, 1998:81) Menurut Gill (2003:36), rasio keuangan terbagi atas empat jenis model rasio yaitu : 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur jumlah uang yang tersedia untuk membayar biaya jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur dan membantu mengendalikan pendapatan, yaitu dengan cara memperbesar penjualan, memperbesar margin, mendapatkan manfaat yang lebih besar dari pengeluaran biaya-biaya, dan atau kombinasi ketiga hal ini. 3. Rasio Efisiensi (Efficiency Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur dan mengendalikan operasi perusahaan. Rasio ini melengkapi rasio lainnya untuk membantu perusahaan meningkatkan pendapatan dengan menilai transaksi-transaksi penting, seperti penggunaan pinjaman, pengendalian persediaan, dan manajemen asset. 4. Rasio Modal Saham Rasio ini digunakan terutama oleh investor untuk menentukan apakah ia membeli saham sebuah perusahaan atau tidak. Dari keempat jenis rasio diatas yang akan dibahas lebih lanjut pada penulisan ini adalah rasio yang terakhir yaitu rasio modal saham yang berkaitan dengan investor. Rasio Modal Saham (Market Ratio) Rasio pasar merupakan perhitungan keuangan yang digunakan oleh para investor untuk mengevaluasi kinerja perusahaan go public. Para pemegang saham sebagai investor sangat berkepentingan pada analisis rasio keuangan perusahaan. Dalam proses memulai suatu bisnis, seluruh uang yang berasal dari penjualan saham akan terlihat pada Modal Pemegang Saham sebagai modal disetor atau saham biasa, dan pada Aktiva Lancar sebagai kas. Selama perusahaan berjalan, mungkin sebagian jumlah uang tersebut dimasukkan dalam Laba Ditahan (Gill, 2003:68). 5

6 Rasio modal saham atau rasio pasar ini terbagi dalam empat jenis rasio yang terdiri dari : 1. Laba atas Ekuitas (Return on Equity) Laba atas ekuitas digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemilik saham. Rasio rendah : Menunjukkan bahwa para pemilik atau investor sebenarnya bisa menghasilkan lebih banyak uang jika melakukan investasi di tempat lain. Namun demikian, rasio ini harus dipertimbangkan dalam sudut pandang apa yang sedang terjadi selama siklus usaha yang sedang berlangsung, seperti perluasan usaha, hutang atau perubahan ekonomi. Rasio tinggi : Berarti manajemen telah melakukan tugasnya dengan baik. Pada umumnya, semakin tinggi rasio semakin baik. 2. Rasio Pendapatan per Lembar Saham (Earning Per Share) Rasio pendapatan per lembar saham digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Rasio rendah : Berarti manajemen tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi. Rasio tinggi : Perusahaan yang sudah mapan dan atau yang memiliki lembar saham yang terbatas. Rasio ini bergantung pada keadaan ekonomi secara umum, industri khusus, usia perusahaan, dan jumlah saham yang beredar. Biasanya, para pemegang saham kurang menyukai penurunan pendapatan per lembar saham. Penurunan pendapatan per lembar saham menunjukkan adanya penurunan laba perusahaan dan menyita perhatian lebih banyak terhadap pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan. Sebaliknya, peningkatan pendapatan perlembar saham dianggap baik sepanjang peningkatan tersebut diikuti dengan harapan pasar. 3. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) Rasio harga laba digunakan untuk mengukur seberapa banyak para investor bersedia membayar untuk setiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Rasio rendah : Berarti para investor tidak akan mau membayar terlalu banyak untuk selembar saham. Para pemegang saham potensial akan berpikir bahwa perusahaan terlalu riskan. Namun demikian, jika seorang investor menginginkan saham ini dan yakin bahwa saham ini akan berkembang, maka semakin rendah rasio semakin baik bagi investor tersebut. Rasio yang rendah bisa juga berarti belum berkembangnya pasar yang baik untuk saham ini. Rasio tinggi : Membuat para investor yakin bahwa perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang potensial tinggi. Namun jika rasionya terlalu tinggi, investor mungkin akan mencari sesuatu yang lebih beralasan. 6

7 Rasio harga laba (PER) merupakan rasio yang sangat umum dipergunakan untuk mengevaluasi perusahaan saat ini. Rasio ini dan berbagai rasio lainnya memberikan suatu indikasi bagi manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh para investor tentang kinerjanya saat ini, di masa lalu dan di masa mendatang. Pada umumnya, jika seluruh rasio memperlihatkan kinerja yang baik dan stabil, maka nilai sahamnya akan tinggi. Rasio ini untuk perusahaan go public tercantum dalam beberapa surat kabar, seperti surat kabar Media Indonesia dan Bisnis Indonesia. 4. Rasio Tingkat Kapitalisasi Rasio tingkat kapitalisasi digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang dituntut oleh pasar terhadap perusahaan. Jika rasio harga laba meningkat, maka tingkat kapitalisasi akan menurun. Rasio rendah : Berarti para investor tidak menuntut tingkat pengembalian yang sangat tinggi atas uang mereka karena beranggapan bahwa perusahaan tersebut akan menjadi suatu investasi yang baik. Rasio tinggi : Berarti para investor menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi untuk setiap nilai yang diinvestasikan. Dengan kata lain, dibutuhkan pengeluaran yang besar untuk menarik para investor. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi umumnya memiliki biaya yang tinggi sehubungan dengan pendapatan, demikian pula sebaliknya. Tingkat kapitalisasi melaporkan hal ini sebagai persentase pengembalian berdasarkan pada harga jual per lembar saham dan jumlah yang diperoleh perusahaan untuk saham tersebut. 5. Rasio Pendapatan Deviden Rasio pendapatan deviden digunakan untuk mengukur hubungan antara deviden kas yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa dan harga pasar per lembar saham biasa. Rasio rendah : Tingkat laba investasi saham yang rendah. Peningkatan laba dapat dilakukan dengan menjual saham dan membeli pendapatan investasi yang lebih tinggi. Rasio tinggi : Investasi yang bagus. Sepanjang pendapatan deviden tetap tinggi, tidak diperlukan perubahan pada investasi. Deviden merupakan suatu hal penting bagi para pemegang saham yang bergantung pada deviden perusahaan untuk pendapatan kas yang tetap. Secara umum, semakin tinggi pendapatan deviden semakin rendah modal yang diraih melalui peningkatan harga saham. Para investor merespon sangat negatif ketika sebuah perusahaan mengurangi devidennya, karena secara umum pembayaran deviden yang dikurangi, akan diikuti oleh penurunan harga pasar per lembar saham. METODE PENELITIAN Objek Penelitian 7

8 Objek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan go public yang ada di BEJ, yaitu PT Kalbe. Data Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) yang bertempat di Jakarta Stock Exchange Building, Tower I, jalan Jenderal Sudirman Kav dan data yang digunakan adalah data empiris, yakni sampel emiten dari PT Kalbe. Data tersebut berupa Laporan Keuangan PT Kalbe periode tahun 2003 sampai dengan tahun Tabel 1 PT Kalbe Ikhtisar Data Keuangan 31 Desember 2003 sampai dengan 31 Desember 2007 ( dalam rupiah ) Penjelasan/Description Penjualan Bersih Net Sales Laba Usaha Operating Income Laba (Rugi) Bersih Net Income (Loss) Jumlah Aktiva Total Assets Jumlah Kewajiban Total Liabilities Jumlah Ekuitas Total Stockholders Equity Jumlah Saham Total Shares Harga Pasar Per Lembar Saham Biasa Deviden Kas per Lembar Saham Biasa Sumber : BEJ, data diolah Alat analisis yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat analisis kuantitatif atas data kuantitatif dengan menggunakan rasio modal saham. Laba atas Ekuitas (Return on Equity / ROE) 8

9 Laba atas ekuitas digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemilik saham. Rumus : pendapatan setelah pajak laba atas ekuitas = X 100 % modal pemegang saham =. % Rasio di atas menunjukkan bahwa Rp.1,- modal pemegang saham menghasilkan laba bersih sebesar Rp.xxx,-. Atau untuk menghasilkan Rp.1,- laba bersih diperlukan modal pemegang saham sebesar Rp.xxx,- Rasio Pendapatan Per lembar Saham (Earning per Share) Rasio pendapatan per lembar saham digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Rumus : rasio pendapatan per lembar saham = pendapatan setelah pajak a jumlah saham biasa yang beredar = Rp. Rasio diatas menunjukkan bahwa Rp.1,- dari laba bersih yang dilaporkan menghasilkan pendapatan bagi para pemegang saham biasa sebesar Rp.xxx,- per lembar saham. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) Rasio harga laba digunakan untuk mengukur seberapa banyak para investor bersedia membayar untuk setiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Rumus : harga pasar per lembar saham biasa rasio harga laba = a pendapatan per lembar saham =. X 9

10 Rasio diatas menunjukkan bahwa investor bersedia membayar sebesar X dari setiap Rp.1,- pendapatan per lembar saham biasa yang dilaporkan. Rasio Tingkat Kapitalisasi Rasio tingkat kapitalisasi digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang dituntut oleh pasar terhadap perusahaan. Jika rasio harga laba meningkat, maka tingkat kapitalisasi akan menurun. Rumus: pendapatan per lembar saham biasa rasio tingkat kapitalisasi = ax 100 % harga pasar per lembar saham biasa =. % Rasio diatas menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang dituntut oleh para pemegang saham biasa sebesar xxx untuk setiap Rp.1,- harga pasar per lembar saham biasa yang bersedia dibayar oleh para investor. Rasio Pendapatan Deviden (Devidend Yield) Rasio pendapatan deviden digunakan untuk mengukur hubungan antara deviden kas yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa dan harga pasar per lembar saham biasa. Rumus : deviden per lembar saham biasa rasio pendapatan deviden = ax 100 % harga pasar per lembar saham biasa =. % Rasio di atas menunjukkan bahwa Rp.1,- harga pasar per lembar saham biasa menghasilkan deviden per lembar saham biasa sebesar Rp.xxx,-. Atau untuk menghasilkan Rp.1,- deviden per lembar saham biasa investor bersedia membayar sebesar Rp.xxx,- per lembar saham biasa. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan rumus rasio di atas maka dapat diilustrasikan hasil perhitungan seperti dalam tabel berikut ini : 10

11 Tabel 2 Analisis Rasio Modal Saham PT Kalbe Rasio Laba atas ekuitas (ROE) 38,95 % 28,19 % 27,35 % 22,59 % 20,84 % Pendapatan per lembar saham biasa (EPS) Rp 39,76 Rp 55,49 Rp 64,33 Rp 66,62 Rp 69,49 Harga laba (PER) 27,67 X 19,82 X 17,10 X 18,01 X 18,71 X Tingkat kapitalisasi 3,61 % 5,04 % 5,85 % 5,55 % 5,35 % Pendapatan deviden 0,09 % 0,09 % 0,18 % 0 % 0,77 % Sumber : BEJ, Data diolah Dari tabel di atas dapat kita lihat nilai rasio laba atas ekuitas (ROE) mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Rasio ini sangat bergantung pada pencapaian laba bersih pada periode perhitungan. Untuk tahun 2003 perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp ,- kemudian tahun 2004 perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp ,- naik sebesar Rp ,- dari tahun Pada tahun 2005 keuntungan yang di dapat sebesar Rp ,- naik sebesar Rp ,- dari tahun Pada tahun 2006 keuntungan yang di dapat sebesar Rp ,- naik sebesar Rp ,- dari tahun Sedangkan pada tahun 2007 keuntungan yang di dapat perusahaan sebesar Rp ,- naik sebesar Rp ,- dari tahun 2006, Sedangkan nilai pendapatan per lembar saham (EPS) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Naiknya pendapatan juga berimbas pada naiknya rasio ini. Semakin besar nilai pendapatan per lembar saham ini menunjukkan bahwa manajemen berupaya menghasilkan kinerja yang baik dalam memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang dicapai cukup baik karena penjualan yang cukup lancar atau biaya yang tinggi dapat ditekan. Nilai rasio harga laba (PER) dari tahun 2003 sampai tahun 2005 mengalami penurunan, tetapi kemudian nilainya naik kembali pada tahun 2006 dan Hal ini disebabkan manajemen resmi mengumumkan penggabungan Dankos dan Enseval kedalam perseroan sehingga menjadikan perusahaan farmasi yang cukup besar. Rasio PER sangat penting untuk dipahami bagi para investor saham. Jumlah laba perusahaan yang dihasilkan akan mempengaruhi jumlah deviden yang bisa dibayarkan kepada pemegang saham. Jika labanya meningkat, potensi deviden yang akan diberikan juga akan meningkat, walaupun belum tentu selalu demikian, karena terdapat kebijakan perusahaan yang diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham mengenai jumlah laba yang dibayarkan (deviden) kepada pemegang saham. RUPS dapat 11

12 memutuskan bahwa tidak ada pembagian deviden karena seluruh laba akan ditahan. Semantara itu, nilai rasio tingkat kapitalisasi naik dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005, kemudian turun pada tahun 2006 dan Rasio ini semakin kecil semakin baik untuk perusahaan, namun tidak untuk para investor, demikian pula sebaliknya. Nilai yang terbaik untuk keduanya adalah berada pada kisaran yang relatif stabil, sekalipun berfluktuasi namun tetap dalam kisaran berimbang. Rasio pendapatan deviden tidak mengalami peningkatan di tahun 2004 tetapi naik pada tahun 2005 dan pada tahun 2006 nilai pendapatan deviden sebesar 0 % karena di tahun ini perusahaan tidak membagikan deviden dengan alasan ada sejumlah laba ditahan dan akan membayarkan devidennya pada tahun berikutnya.hal ini terbukti karena di tahun 2007 nilai rasionya meningkat menjadi 0, 77 %. Rasio inilah yang paling dekat dengan kepentingan investor, semakin tinggi rasio ini semakin baik untuk investor, dan berdampak baik pula bagi perusahaan karena dapat menjaga kepercayaan para investor. Sementara itu, untuk mengetahui kondisi dan kinerja PT Kalbe kita harus membandingkan dengan perusahaan farmasi sejenis lainnya yang tercatat di BEJ. Dari data perusahaan farmasi sejenis yang telah terkumpul dan kemudian di olah sehingga di peroleh hasil analisis sebagai berikut: Tabel 3 Rata-rata Industri Farmasi RATA-RATA (MEAN) INDUSTRI FARMASI RASIO Rata-rata ROE (%) EPS (Rp) PER (X) Rasio Tk Kapitalisasi(%) Rasio Pend Deviden (%) Dari tabel di atas dapat dilihat nilai ROE Rata-rata industri lebih tinggi dari nilai ROE Kalbe Hal ini disebabkan pencapaian laba bersih pada periode perhitungan yang belum maksimal. Nilai EPS Rata-rata industri juga lebih tinggi dari nilai EPS Kalbe. Pada periode tahun perhitungan Kalbe masih melakukan outsourcing untuk produk makanan kesehatannya. Ini mengakibatkan tingginya biaya produksi sehingga margin tidak maksimal. Pendapatan yang dicapai rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi di bandingkan perusahaan sejenis yang telah berhasil menekan biaya poduksinya. Nilai PER Rata-rata industri lebih rendah dari nilai PER Kalbe. Hal ini disebabkan manajemen resmi 12

13 mengumumkan penggabungan Dankos dan Enseval kedalam perseroan sehingga menjadikan Kalbe sebagai perusahaan farmasi yang cukup besar. Nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata industri lebih tinggi dari nilai Tingkat Kapitalisasi Kalbe. Begitu juga dengan nilai rasio Pendapatan Deviden Rata-rata industri lebih tinggi dari nilai rasio Pendapatan Deviden Kalbe. Dari tabel di atas juga dapat di buat grafik sebagai pembanding atas kinerja PT Kalbe dengan Ratarata industri farmasi sebagai berikut: Gambar 4.1. Grafik Perbandingan ROE Kalbe dengan ROE Ratarata Industri Dari grafik di atas, Rasio Laba Atas Ekuitas / Return on Equity (ROE) PT Kalbe menunjukkan angka yang semakin menurun begitupun dengan Rata-rata industri yang juga mengalami penurunan. Dari tahun 2003 sampai dengan pertengahan tahun 2005 nilai ROE PT Kalbe di atas rata-rata industri. Pencapaian yang baik ini disebabkan oleh hasil operasional yang baik juga didukung oleh meningkatnya penghasilan bunga dan berhasil mengurangi jumlah kewajibannya. Sementara pertengahan tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 nilai ROE dibawah rata-rata industri.penurunan ini disebabkan oleh kenaikkan beberapa bahan baku dan biaya operasional yang meningkat sebesar 19,5% di tahun ( 13

14 Gambar 4.2. Grafik Perbandingan EPS Kalbe dengan EPS Rata-rata Industri Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai Rasio Pendapatan per Lembar Saham / Earning per Share (EPS) PT Kalbe berada di bawah nilai EPS Rata-rata Industri. Pergerakan grafik stabil, jika dilihat dari rasio ini menunjukkan bahwa kinerja PT Kalbe masih kurang maksimal, sehingga hal ini harus memotivasi manajemen untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Gambar 4.3. Grafik Perbandingan PER Kalbe dengan PER Rata-rata Industri Dari grafik diatas menunjukkan nilai Rasio Harga Laba / Price Earning Ratio (PER) PT Kalbe berada di atas Rata-rata Industri Farmasi. Berdasarkan rasio ini kinerja manajemen PT Kalbe cukup baik. Perusahaan yang diharapkan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tinggi (yang berarti mempunyai prospek yang baik), biasanya mempunyai nilai PER yang tinggi. ( Mamduh M. Hanafi, 2004:43). 14

15 Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Tk. Kapitalisasi Kalbe dengan Tk. Kapitlisasi Rata-rata Industri Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai tingkat Kapitalisasi PT Kalbe berada di bawah rata-rata industri. Hal ini menunjukkan kinerja PT Kalbe Farma Tbk masih kurang maksimal bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Pend. Deviden Kalbe dengan Pend. Deviden Rata-rata Industri Dari gambar grafik diatas manunjukkan nilai rasio Pendapatan Deviden / dividend yield PT Kalbe masih berada di bawah rata-rata industri. Pergerakannya relatif stabil. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena deviden sebagian besar akan diinvestasikan kembali. ( Mamduh M. Hanafi, 2004:43). 15

16 Dari tabel dan grafik di atas penulis akan menganalisis rasio modal sahamnya yaitu sebagai berikut : Analisis Rasio Laba Atas Ekuitas (ROE) Dari tabel di atas dapat dilihat nilai ROE Rata-rata pada tahun 2003 menunjukkan angka 40,37%. Angka ini lebih tinggi dari nilai ROE Kalbe yaitu sebesar 38,95%. Nilai ROE Rata-rata pada tahun 2004 menunjukkan angka 14,61%. Angka ini lebih rendah dari nilai ROE Kalbe tahun yang sama yaitu sebesar 28,19%. Nilai ROE Rata-rata pada tahun 2005 menunjukkan angka 0,13%. Angka ini lebih rendah dari nilai ROE Kalbe yaitu sebesar 27,35%. Nilai ROE Rata-rata pada tahun 2006 menunjukkan angka 49,7%. Angka ini lebih tinggi dari nilai ROE Kalbe yaitu sebesar 22,59%. Sedangkan nilai ROE Rata-rata pada tahun 2007 menunjukkan angka 42,42%. Angka ini lebih tinggi dari nilai ROE Kalbe yaitu sebesar 20.84%. Sedangkan secara historis, rasio laba atas ekuitas pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 10,76 % dari tahun tahun 2005 terjadi penurunan yang tidak terlalu signifikan dibandingkan tahun 2004 yaitu sebesar 0,84 %. Tahun 2006 terjadi penurunan sebesar 4,76 % dibandingkan tahun 2005 dan untuk tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 1,75 % dibandingkan tahun Rasio ini sangat bergantung pada pencapaian laba bersih pada periode perhitungan. Untuk tahun 2004 perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp ,- naik sebesar Rp ,- dari tahun Pada tahun 2005 keuntungan yang di dapat sebesar Rp ,- naik sebesar Rp ,- dari tahun Pada tahun 2006 keuntungan yang di dapat sebesar Rp ,- naik sebesar Rp ,- dari tahun Sedangkan pada tahun 2007 keuntungan yang di dapat perusahaan sebesar Rp ,- naik sebesar Rp ,- dari tahun 2006, ini merupakan angka yang cukup logis untuk menyatakan bahwa kinerja manajemen di dalam perusahaan cukup baik. Beberapa hal yang menyebabkan kenaikan laba bersih tiap tahunnya pada perusahaan yang penulis teliti adalah sebagai berikut : a. Manajemen berusaha seoptimal mungkin dalam membaca pasar, b. Fungsi cost accounting dalam perusahaan berjalan dengan baik, sehingga kontrol biaya terkendali, dan c. Keberhasilan dalam perluasan usaha yang memungkinkan bertambahnya keuntungan perusahaan. Untuk perihal yang terakhir ini didukung dengan pemberitaan di situs internet yang menyatakan bahwa selama tahun 2005, Kalbe telah menjalankan berbagai langkah-langkah strategis guna memastikan Perseroan selalu memiliki daya saing yang tinggi serta menguntungkan meskipun terjadi perubahan lingkungan bisnis. Dan langkah yang paling signifikan adalah pada tanggal 16 Desember 2005, manajemen Kalbe resmi mengumumkan penggabungan Dankos dan Enseval ke dalam Perseroan. Sebagai bagian dari upaya untuk memberikan serangkaian pelayanan bernilai tambah guna membantu penduduk Indonesia serta 16

17 konsumen lain meraih taraf hidup yang lebih berkualitas, Kalbe telah menjalankan program Direct-to-Customer, dimana dukungan serta informasi mengenai berbagai produk Perseroan disediakan langsung bagi para pemakai. Analisis Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (EPS) NIlai EPS Rata-rata pada tahun 2003 menunjukkan angka Rp 611,53. Angka ini jauh lebih tinggi dari nilai ROE Kalbe yaitu sebesar Rp39,76. Nilai EPS Rata-rata pada tahun 2004 menunjukkan angka Rp 524,29. Angka ini lebih tinggi dari nilai EPS Kalbe tahun yang sama yaitu sebesar Rp 55,49. Nilai EPS Rata-rata pada tahun 2005 menunjukkan angka Rp 507,49. Angka ini lebih tinggi dari nilai EPS Kalbe yaitu sebesar Rp 64,33 Nilai EPS Rata-rata pada tahun 2006 menunjukkan angka Rp 667,84. Angka ini lebih tinggi dari nilai EPS Kalbe yaitu sebesar Rp66,62. Sedangkan nilai EPS Rata-rata pada tahun 2007 menunjukkan angka Rp 975,29. Angka ini lebih tinggi dari nilai EPS Kalbe yaitu sebesar Rp69,49. Perbandingan nilai yang cukup signifikan ini dikarenakan beberapa perusahaan berpangsa pasar lebih besar dari Kalbe. Bertambahnya pendapatan juga berimbas pada naiknya rasio ini. Semakin besar nilai pendapatan per lembar saham ini menunjukkan bahwa manajemen menghasilkan kinerja yang baik dalam memperhatikan pendapatan. Secara historis, untuk tahun 2004 terjadi kenaikan Rp 15,74 dibandingkan tahun 2003, sedangkan tahun 2005 kenaikannya sebesar Rp 8,84 dibandingkan tahun Tahun 2006 terjadi kenaikan Rp 2,29 dibandingkan tahun 2005, dan tahun 2007 kenaikannya sebesar Rp 2,87 dibandingkan tahun Dari kenaikan nilai tersebut dapat dikatakan kinerja manajemen di dalamnya sudah cukup baik jika dinilai berdasarkan rasio ini. Namun. bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis nilai EPS Kalbe di bawah rata-rata industri. Sehingga hal ini harus memotivasi manajemen untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Analisis Rasio Harga Laba (PER) Nilai PER PT Kalbe selama 5 tahun berturut-turut lebih tinggi dari nilai PER Rata-rata Industri. Rasio harga laba (PER) pada tahun 2003 menunjukkan nilai sebesar 27,67 X. Tahun 2004 nilai PER sebesar 19,82 X turun 7,85 dari tahun Tahun 2005 nilai PER sebesar 17,10 X turun 2,72 dari tahun Namun di tahun 2006 nilai PER mengalami peningkatan kembali sebesar 0,91 di banding tahun 2005 dan tahun 2007 nilai PER naik 0,7 dibandingkan tahun Dapat dikatakan bahwa saham perusahaan ini ramai pengunjung, karena harga sahamnya pun cenderung naik terlebih lagi pada tanggal 16 Desember 2005, manajemen Kalbe resmi mengumumkan penggabungan Dankos dan Enseval ke dalam Perseroan, sehingga banyak menarik minat para investor untuk berinvestasi. 17

18 Agar tidak mengalami kekecewaan dalam berinvestasi, rasio PER sangat penting untuk dipahami bagi para investor saham. Cara menggunakan PER adalah dengan membandingkan PER perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya serta memperhatikan PER perusahaan itu sendiri dalam suatu periode. Rasio ini adalah rasio yang paling sering digunakan oleh para investor dalam penilaian sebuah saham. Sebaiknya kita menggunakan dan melihat rasio PER sebuah perusahaan dalam suatu periode yang cukup lama. Pada kasus PT Kalbe, nilai PER cenderung meningkat sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja manajemen di dalamnya cukup baik berdasarkan rasio ini dan perusahaan ini cukup prospektif.. Analisis Rasio Tingkat Kapitalisasi Nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata pada tahun 2003 menunjukkan angka 62,41%. Angka ini lebih tinggi dari nilai rasio tingkat kapitalisasi Kalbe yaitu sebesar 3,61%. Nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata pada tahun 2004 menunjukkan angka 28,8%. Angka ini lebih tinggi dari nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Kalbe tahun yang sama yaitu sebesar 5,04%. Nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata pada tahun 2005 menunjukkan angka 25,57%. Angka ini lebih tinggi dari nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Kalbe yaitu sebesar 5,85%. Nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata pada tahun 2006 menunjukkan angka 27,52%. Angka ini lebih tinggi dari nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Kalbe yaitu sebesar 5,55%. Sedangkan nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata pada tahun 2007 menunjukkan angka 57,02%. Angka ini lebih tinggi dari nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Kalbe yaitu sebesar 5,35%. Secara historis, tahun 2003 nilai tingkat kapitalisasi PT Kalbe Farma sebesar 3,61%. Tahun 2004 nilainya naik menjadi 5,04%. Tahun 2005 tingkat kapitalisasi naik menjadi 5,85%. Tahun 2006 nilai tingkat kapitalisasi turun menjadi 5,55 %. Tahun 2007 nilainya kembali turun menjadi 5,35%. Rasio yang menunjukkan tingkat tuntutan pengembalian yang diharapkan para investor ini menunjukan nilai yang relatif stabil dari pengujian selama 5 tahun. Dapat dilihat pada grafik walaupun nilainya masih dibawah rata-rata industri, namun pergerakan turunnya lebih stabil dibandingkan rata-rata industri. Hal ini menandakan bahwa para investor dapat mengharapkan kompensasi yang sesuai dari investasi yang telah mereka keluarkan pada perusahaan ini. Rasio ini semakin kecil semakin baik untuk perusahaan, namun tidak untuk para investor, demikian pula sebaliknya. Nilai yang terbaik untuk keduanya adalah berada pada kisaran yang relatif stabil, sekalipun berfluktuasi namun tetap dalam kisaran berimbang. Untuk kasus perusahaan ini dapat dikatakan stabil, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan beserta manajemen di dalamnya cukup baik dalam mengelola investasi untuk pencapaian kepentingan para investornya. Analisis Rasio Pendapatan Deviden (Devidend Yield) 18

19 Dari semua rasio di atas, rasio inilah yang paling dekat dengan kepentingan investor, semakin tinggi rasio ini semakin baik untuk investor, dan berdampak baik pula bagi perusahaan karena dapat menjaga kepercayaan para investor. Pada kasus PT Kalbe Farma, tahun 2006 rasio ini bernilai nol (0), disebabkan perusahaan tidak membagikan deviden dengan alasan ada sejumlah laba ditahan dan akan membayarkan devidennya pada tahun berikutnya. Hal ini terlihat pada tahun 2007 deviden yang dibagikan kepada pemegang saham lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Hal inilah yang menjadi respon positif bagi para investor. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya dapat diambil suatu kesimpulan mengenai analisis rasio modal saham untuk menilai kinerja PT Kalbe yaitu: 1. Berdasarkan perhitungan dan analisis rasio modal saham selama 5 tahun dihasilkan kesimpulan bahwa kinerja PT Kalbe beserta manajemen di dalamnya masih kurang maksimal dan perlu perbaikan dalam hal pencapaian kepentingan pemegang sahamnya. Hasil perhitungan dari analisis rasio modal saham ini menunjukkan bahwa nilai ROE, EPS, tingkat kapitalisasi dan pendapatan deviden masih di bawah rata-rata industri farmasi sejenis. 2. Seorang calon investor dalam menilai laporan keuangan perusahaan go public umumnya akan melihat nilai Price Earning Ratio dan Devidend Yield. Dari nilai inilah penilaian investor akan semakin tajam untuk menentukan kelayakan calon perusahaan yang akan diinvestasikan olehnya. Dalam kasus PT Kalbe, nilai PER yang ada di atas rata-rata industri sejenis menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para calon investor, juga nilai Devidend Yield yang meningkat tiap tahunnya. Dari hasil perhitungan rasio modal saham yang penulis buat, maka PT Kalbe merupakan perusahaan yang cukup prospektif. Saran Berdasarkan perhitungan dan analisis rasio modal saham untuk menilai kinerja PT Kalbe, saran yang dapat penulis berikan kepada perusahaan antara lain 1. Meningkatkan kinerja perusahaan dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia agar perusahaan dapat lebih baik lagi. 2. Menciptakan produk baru yang lebih inovatif dan berdaya saing tinggi, 3. Mengoptimalkan fungsi akuntansi biaya dalam perusahaan. DAFTAR PUSTAKA 19

20 Baridwan, Zaki Intermediate Accounting, 7 th. ed. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada. Gill, James O and Moira Chantton Memahami Laporan Keuangan, terj. Dwi Prabaningtyas. Jakarta: PPM. Giri, Efraim Ferdinan Akuntansi Keuangan Menengah I. Jakarta: Universitas Gunadarma. Hanafi, Mamduh M Manajemen Keuangan Edisi I. Yogyakarta: BPFE. Kasmir Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ed. VI. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Machmud, Ali Pengantar Akuntasi 1. Jakarta: Universitas Gunadarma. Miswanto dan Eko Widodo Manajemen Keuangan 1. Jakarta: Universitas Gunadarma. Rusdin Pasar Modal. Bandung: Alfabeta. Sjahrir Analisis Pasar Modal, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 20

ANALISIS RASIO MODAL SAHAM GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA) Abstrak

ANALISIS RASIO MODAL SAHAM GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA) Abstrak ANALISIS RASIO MODAL SAHAM GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA) Imelda Oktaviani dan Dr. Ir. E. Susy Suhendra, MS Program Studi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Rasio Keuangan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. BAB I PENDAHULUAN

Kata Kunci : Rasio Keuangan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. BAB I PENDAHULUAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK PERIODE 2005-2007 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio Likuiditas, Solvabilitas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset atau lebih dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

Oleh Deddy Kurniawan Sugeng Rianto Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Oleh Deddy Kurniawan Sugeng Rianto Fakultas Ekonomi Universitas Semarang PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI PADA PERIODE TAHUN 2007-2010 (Study Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., PT. Indosat Tbk., PT. Bakrie

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia setelah terjadinya krisis ekonomi pada sekitar awal tahun 1997 ternyata masih berbekas, dan bahkan dampak atas krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu: Definisi Analisa Rasio Untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, diperlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio. Rasio diperoleh dengan membandingkan satu pos atau elemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. akhir dari proses akuntansi, yang disajikan sebagai bahan informasi bagi

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. akhir dari proses akuntansi, yang disajikan sebagai bahan informasi bagi BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian laporan keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan suatu output dan hasil akhir dari proses akuntansi, yang disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu: merupakan jumlah laba ditahan tahunan untuk setiap tahun dari sejarah perusahaan. d. Laporan Arus Kas Arus Kas Aktual, yang berlawanan dengan laba bersih akuntansi, yang dihasilkan oleh perusahaan selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviuw Penelitian Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan analisis efisiensi modal kerja usaha adalah penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2013) tetang Analisis Efisiensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.4 Landasan Teori 2.4.1 Teori Signalling Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah beroperasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu dengan cara jual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Harga Saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya. Saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan yang sangat pesat dan menjadi lebih baik dalam persaingan bisnis. Setiap perusahaan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana maupun pasar sekunder, investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap emiten.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Salah satu faktor yang memotivasi investor dalam melakukan kegiatan investasi yaitu adanya return saham yang merupakan imbalan atas keberanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Keberhasilan suatu perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor atau penanam modal merupakan pihak yang kelebihan dana yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan memiliki keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, perekonomian di Indonesia diharuskan untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah demikian pesatnya di Indonesia. Hal ini di tandai dengan jumlah transaksi perusahaan yang go

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Profitabilitas Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah bursa saham di Jakarta yang merupakan bursa tempat dimana orang memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin kompleksnya kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen, tingkat profitabilitas akan

Lebih terperinci

: Ahmad Zaky Mubarok NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015

: Ahmad Zaky Mubarok NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015 ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN FARMASI PT. KALBE FARMA TBK, PT KIMIA FARMA TBK DAN PT. MERCK TBK. Nama : Ahmad Zaky Mubarok NPM : 20212494 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan era ekonomi saat ini, setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, berkembang

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi. Return merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi. Return merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin,2001:13).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.  CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON ASSET (ROA) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS, TBK

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON ASSET (ROA) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS, TBK Dina Eldiana PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON ASSET (ROA) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) 22210059 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. BAKRIE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Umum 1. Analisa Laporan Keuangan PT Kalbe Farma Tbk Pada tahun 2011, PT Kalbe Farma mencatat pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6,7% menjadi Rp 10,91 triliun.

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan Analisa Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau atau indeks, yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Harga Saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya. Saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong menerbitkan sahamnya di BEJ yang kini berganti nama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat juga dari penyaluran dana dari masyarakat pada dunia usaha yang membutuhkan pembiayaan. Dunia usaha memiliki peluang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke periode, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal terhadap pasar modal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia akan berdampak semakin meningkatnya perkembangan dunia usaha di Indonesia yang ditandai dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap hari aktivitas manusia selalu berhubungan dan bergantung pada berbagai jenis jasa, seperti jasa transportasi, telekomunikasi, hiburan, pendidikan, jasa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

Lebih terperinci

KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk. KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk. Lisa Rusdian Gunawan email: sansanngui@gmail.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. akses informasi (Widoatmodjo, 1996: 31). Semakin cepat dan semakin banyak

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. akses informasi (Widoatmodjo, 1996: 31). Semakin cepat dan semakin banyak 10 BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Informasi Akuntansi 2.1.1.Pengertian Informasi Akuntansi Untuk menilai suatu saham hal yang paling mendasar yang harus dikuasai adalah akses informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Saham Saham pada dasarnya merupakan bukti penyertaan modal dari investor kepada emiten yang menunjang bukti kepemilikan suatu perusahaan dan investor memiliki klaim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu atau kelompok yang akan memulai usaha pasti membutuhkan modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan sebuah usaha. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito dan Martono, 2005) mengemukakan terdapat beberapa tujuan berdirinya sebuah perusahaan.

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE Andi Marlinah*) Abstract : This study aims to analyze the financial performance PT. Amanah Finance in terms of profitability

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring era globalisasi dimana perkembangan perusahaan di dunia sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang sangat ketat. Manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu indikator penentu kemajuan perekonomian suatu negara, di karenakan pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

: AYU ASTREA NINGSIH B.

: AYU ASTREA NINGSIH B. ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2002-2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat beberapa simpulan yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi perekonomian dan perdagangan bebas menyebabkan semakin ketatnya persaingan usaha, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah: 2.1.1 Widayanti dan Haryanto (2013) Penelitian Widayanti dan Haryanto (2013)

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: LILIK RAHAYU Dibimbing Oleh : 1. Dr. M. Muchson, S.E., M.M 2. Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si.

JURNAL. Oleh: LILIK RAHAYU Dibimbing Oleh : 1. Dr. M. Muchson, S.E., M.M 2. Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si. JURNAL ANALISIS PENERAPAN FINANCIAL LEVERAGE UNTUK MENENTUKAN EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PERUSAHAAN INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Oleh: LILIK RAHAYU 12.1.01.04.0048 Dibimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketats, sehingga dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan masyarakat, tempat untuk meminjam, menukar, memindahkan dan menerima

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri perusahaan yang ikut berperan aktif dalam pasar modal. Persaingan industri manufaktur di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan bagi pihak investor, kreditur, dan pemakai eksternal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli :

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli : 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan suatu perusahaan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, menyebutkan bahwa masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA 2.1.1.1 Pengertian PBV (Price Book Value) Rasio PBV (Price Book Value) ini di definisikan sebagai rasio harga saham

Lebih terperinci