KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,"

Transkripsi

1 PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER- 875 /K/D4/2011 TENTANG PEDOMAN MONITORING DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DANA PENGUATAN DESENTRALISASI FISKAL DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH (DPDF-PPD), DANA PENGUATAN INFRASTRUKTUR DAN PRASARANA DAERAH (DPIPD), SERTA DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN (DPPIP) TAHUN ANGGARAN 2010 KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, Menimbang : a. bahwa seiring dengan meningkatnya kepercayaan dari Kementerian Keuangan kepada Badan engawasan Keuangan dan Pembangunan untuk melakukan monitoring atas Dana Alokasi Khusus dan Dana Penyesuaian diperlukan persiapan yang lebih baik dalam pelaksanaan monitoring; b. bahwa agar monitoring dapat mencapai hasil yang optimal, maka diperlukan penataan kegiatan monitoring yang diuraikan lebih lanjut di dalam suatu pedoman monitoring.daiam rangka menjamin transparansi, mutu, keseragaman prosedur monitoring dan pelaporan hasil monitoring; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b periu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang Pedoman Monitoring Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF-PPD), Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD), serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPPIP) Tahun Anggaran 2010; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 55Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran. Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; 7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 8. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2005; 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 68/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Kepala BPKP;

2 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126/PMK.07/2010 tentang Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah; 11. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP /K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 12. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP ~286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP-713/K/SU/2002. Menetapkan : MEMUTUSKAN: PERTAMA : Memberlakukan Pedoman Monitoring Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF-PPD), Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD), serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPPIP) Tahun Anggaran 2010 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari keputusan ini; KEDUA KETIGA : Pedoman Monitoring Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF-PPD), Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD), serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPPIP) Tahun Anggaran 2010 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA digunakan sebagai landasan kegiatan monitoring Perwakilan BPKP pada Pemerintah Daerah penerima alokasi DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP di wilayahnya masingmasing; : Pedoman monitoring ini mencakup dan mengatur tentang tujuan, ruang lingkup, prosedur, jadwal kegiatan dan pelaporan hasil monitoring baik untuk tim di Perwakilan BPKP maupun satuan tugas BPKP Pusat; KEEMPAT : Hal-hal lain yang belum diatur Pedoman Monitoring Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF-PPD), Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD), serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPPIP) Tahun Anggaran 2010 ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Juli 2011 KEPALA, ttd MARDIASMO

3 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sejak tahun 2008, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan telah melakukan monitoring Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Penyesuaian yang selalu berganti nomenklaturnya mulai Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya (DPIL) Tahun 2007, Dana Infrastruktur Sarana Prasarana (DISP) Tahun 2008, serta Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF-PPD) Tahun 2009, yang dilakukan berdasarkan permintaan dari Menteri Keuangan. Dari hasil monitoring tersebut, ditemukan berbagai permasalahan utama yang perlu mendapat perhatian karena selalu terjadi pada setiap periode, antara lain : 1. Penyusunan Laporan Realisasi Penyerapan DAK per Tahap yang tidakberdasarkan bukti pengeluaran yang sebenarnya. 2. Penyerapan DAK yang besar dan terjadi secara serempak pada periodenovember dan Desember yang ditandai dengan Penyampaian Laporan Realisasi Penyerapan DAK Tahap I, II dan III oleh Pemerintah Daerah kepada Menteri Keuangan pada periode tersebut. 3. Adanya ketidaksesuaian antara jumlah dana yang dicairkan dengan prestasikerja (fisik): a. Realisasi fisik lebih besar dari realisasi keuangan, yang antara laindisebabkan oleh keterlambatan penyampaian laporan penyerapandak/dpdf-ppd ke Kementerian Keuangan sehingga pencairan dana dari Kas Negara ke Kas Daerah, berakibat terdapat kekurangan bayar kepada pelaksana pekerjaan. b. Realisasi fisik lebih kecil dari realisasi keuangan, yang antara lainditunjukkan dengan adanya dana diblokir, pekerjaan fiktif, dan pekerjaan kurang. 4. Ketidaktepatan sasaran penggunaan DAK, DPIL, DISP, dan DPDF-PPD. 5. Rendahnya penyerapan DAK, DPIL, DISP, dan DPDF-PPD di beberapa daerah pada akhir tahun anggaran, sehingga per 31 Desember masih terdapat kontrak/pekerjaan fisik yang belum selesai 100% dan/atau yang belum terbayar sepenuhnya sementara pembiayaan dari KPPN/DJPK sudah dihentikan. Kondisi di atas akhirnya menimbulkan hutang kepada rekanan/pelaksana pekerjaan, sedangkan untuk pembayaran hutang tersebut tidak tersedia lagi dananya sehingga memunculkan kemungkinan Pemerintah Daerah mengajukan klaim kurang bayar. 6. Terdapat Pemerintah Daerah yang hanya mencairkan DAK dan Dana Penyesuaian Tahap I saja dan tidak memakainya seseuai pedoman sehingga hanya menjadi SILPA pada akhir tahun anggaran Jenis permasalahan di lapangan yang hampir sama dan selalu timbul dalam pengelolaan DAK, DPIL, DISP dan DPDF-PPD, memungkinkan bahwa risiko yang sama akan muncul dalam pengelolaan DAK dan Dana Penyesuaian Tahun Untuk tahun anggaran 2010, Dana Penyesuaian meliputi DPDF-PPD, Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD), serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPPIP). Berdasarkan telaahan atas Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur pelaksanaan dan pertanggungjawaban DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun 2010 tampak bahwa mekanisme pencairannya belum memungkinkan Menteri Keuangan melaksanakan fungsi verifikasi atas kebenaran laporan penyerapan dana sebagai dasar pengajuan pencairan tahap II dan III. Format laporan realisasi penyerapan DAK dan Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2010 yang tidak mewajibkan pemerintah daerah untuk menyertakan data rincian SP2D, menimbulkan risiko bahwa laporan yang dibuat pemerintah daerah tidak sesuai dengan realisasi fisik dan keuangan yang sebenarnya.

4 BPKP dalam laporan monitoring DAK Tahun Anggaran 2008 dan 2009 telah menginformasikan kelemahan sistem tersebut dan merekomendasikan kepada Menteri Keuangan untuk dilakukan penyempurnaannya, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut. Disisi lain, dari penelaahan data realisasi penyerapan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP menunjukkan adanya 70 (tujuh puluh) Pemerintah Daerah yang hanya mencairkan tahap I saja dan sebagian besar Pemerintah Daerah mencairkan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahap II dan III pada bulan November dan Desember Mengingat hasil monitoring sebelumnya masih menunjukkan adanya penyimpangan yang cukup signifikan dan masih besarnya risiko dalam pengelolaan DAK, DPDFPPD, DPIPD, dan DPPIP tersebut, BPKP bermaksud melakukan pengawasan terhadap pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran Dari kegiatan pengawasan ini diharapkan akan diperoleh informasi penyebab utama pola penyimpangan pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP serta solusi yang tepat atas permasalahan tersebut. Sehubungan hal tersebut, BPKP telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan dalam rangka merealisasikan rencana pengawasan atas pengelolaan Dana Alokasi Khusus dan Dana Penyesuaian Tahun Selanjutnya, Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan melalui Surat No. S-359/PK/2011 tanggal 31 Mei 2011 meminta BPKP untuk melakukan Pemantauan DAK, DPDF-PPD, DPIPD dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 dalam rangka penyempurnaan kebijakan penganggaran dan penyaluran DAK dan Dana Transfer ke Daerah dengan 2 fokus utama yaitu : 1. Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Penyesuaian Desentralisasi Fiskal Dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF- PPD), Dana Penguatan Infrastruktur Dan Prasarana Daerah (DPIPD), serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPPIP) Tahun Anggaran 2010 oleh daerah-daerah penerima. 2. Penganggaran dan penggunaan dana pendamping DAK Tahun Anggaran 2010 dalam APBD Tahun Anggaran Agar kegiatan monitoring DAK, DPDF-PPD, DPIPD dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 dapat mencapai hasil yang optimal, maka diperlukan penataan kegiatan monitoringyang akan diuraikan lebih lanjut di dalam suatu pedoman monitoring. B. Peraturan Perundang-undangan Terkait Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan DAK, DPDF-PPD, DPIPD dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 adalah : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126/PMK.07/2010 tentang Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah. 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.07/2009 Tentang Alokasi dan Pedoman Umum Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.07/2011 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah Tahun Anggaran 2010.

5 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 114/PMK.07/2011 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan Tahun Anggaran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.07/2011 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal Dan Percepatan Pembangunan Daerah Tahun Anggaran Peraturan Menteri Teknis tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus masing masing bidang.

6 BAB II GAMBARAN UMUM DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DANA PENGUATAN DESENTRALISASI FISKAL DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH (DPDFPPD), DANA PENGUATAN INFRASTRUKTUR DAN PRASARANA DAERAH (DPIPD), SERTA DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN (DPPIP) A. DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan untuk membantu daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana dasar yang merupakan prioritas nasional di bidang pendidikan, kesehatan (pelayanan dasar dan pelayanan rujukan), jalan, irigasi, air minum, sanitasi, prasarana pemerintahan, kelautan dan perikanan, pertanian, lingkungan hidup, keluarga berencana, kehutanan, sarana dan prasarana perdesaan, serta perdagangan. DAK Bidang Pendidikan dialokasikan untuk menunjang pelaksanaan Program Wajib Belajar (Wajar) Pendidikan Dasar 9 Tahun yang bermutu dan merata untuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai berikut : 1. Untuk Sekolah Dasar (SD) dengan lingkup kegiatan : a) pembangunan ruang perpustakaan/pusat sumber belajar SD/SDLB; b) perabot pendukung perpustakaan; c) pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan SD/SDLB, meliputi alat peraga, kit multimedia, buku pengayaan, buku referensi, ICT pendidikan, dan alat elektronik pendidikan. 2. Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan lingkup kegiatan : a) pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) untuk menampung siswasiswa SMP yang belum tertampung dan rasionalisasi jumlah siswa per kelas; b) pembangunan ruang perpustakaan atau pusat sumber belajar untuk SMP beserta perabotnya; c) pemenuhan kebutuhan buku referensi, pengayaan dan panduan sesuai standar BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan); d) pemenuhan kebutuhan alat-alat peraga dan pembelajaran bagi sekolah yang belum mempunyai alat tersebut yaitu alat laboratorium Bahasa, alat laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Alat Matematika. DAK Bidang Kesehatan dialokasikan untuk meningkatkan akses dan kualitas kegiatan bidang kesehatan pelayanan dasar dan rujukan terutama dalam rangka percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak, perbaikan gizi masyarakat pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan penduduk di daerah tertinggal, terpencil perbatasan dan kepulauan. Lingkup kegiatan Bidang Kesehatan Pelayanan Dasar terdiri dari kegiatan : 1. pembangunan Pos Kesehatan Desa (poskesdes); 2. pembangunan puskesmas, puskesmas perawatan; 3. melengkapi puskesmas perawatan mampu Pelayanan Obstreti Neonatal Emergency Dasar (PONED) minimal 4 (empat) puskesmas perawatan per kabupaten/kota melalui pengadaan alat medis; 4. pengadaan roda 2 (dua) untuk petugas, Puskesmas dan Bidan di desa; 5. pengadaan pusling perairan dan roda 4 (empat); 6. pengadaan sarana pendukung penyimpanan vaksin/obat di instansi farmasi; dan 7. pengadaan obat generik dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan obat generic pada pelayanan kesehatan.

7 Lingkup kegiatan Bidang Kesehatan Pelayanan Rujukan terdiri dari kegiatan: 1. peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III rumah sakit yang terdiri dari pembangunan bangsal rawat inap kelas III dan pemenuhan set tempat tidurkelas III dan kelengkapannya; 2. pemenuhan peralatan Unit Transfusi Darah RS; 3. pemenuhan peralatan Instalasi Gawat Darurat RS; 4. pembangunan sarana prasarana dan pemenuhan peralatan Pelayanan Obstreti Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) RS; 5. pemenuhan Peralatan Kultur untuk M. Tbc di BLK Propinsi. DAK Bidang Infrastruktur Jalan dialokasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat pelayanan prasarana jalan provinsi, kabupaten, dan kota dalam rangka memperlancar distribusi penumpang, barang, dan jasa, serta hasil Pedoman Monitoring DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun produksi yang diprioritaskan untuk mendukung sektor pertanian, industri, dan pariwisata sehingga dapat memperlancar pertumbuhan ekonomi regional berupa kegiatan pemeliharaan berkala, peningkatan dan pembangunan jalan provinsi, jalan kabupaten/kota yang telah menjadi urusan daerah. DAK Bidang Infrastruktur Irigasi dialokasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat pelayanan prasarana sistem irigasi termasuk jaringan reklamasi rawa dan jaringan irigasi desa yang menjadi urusan kabupaten/kota dan provinsi khususnya di daerah lumbung pangan nasional dan daerah tertinggal dalam rangka mendukung program peningkatan ketahanan pangan. DAK Bidang Infrastruktur Air Minum dialokasikan untuk meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan air minum untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. DAK Bidang Infrastruktur Sanitasi dialokasikan untuk penyempurnaan sistem dan pelayanan eksisting (air limbah, persampahan dan drainase), pengembangan pelayanan sistem dan pelayanan baru (air limbah, persampahan dan drainase), perluasan jaringan dan peningkatan sambungan pelayanan air limbah untuk masyarakat miskin dan/atau kumuh melalui pengembangan sistem air limbah komunal; serta dukungan pada kegiatan 3 R (reduce, reuse, recycle). DAK Bidang Pertanian dialokasikan untuk meningkatkan sarana dan prasarana pertanian di tingkat usaha tani dan desa dalam rangka peningkatan produksi bahan pangan dalam negeri guna mendukung ketahanan pangan nasional. DAK Bidang Kelautan dan Perikanan dialokasikan untuk meningkatkan sarana dan prasarana produksi, pengolahan, peningkatan mutu, pemasaran, dan pengawasan serta penyediaan sarana dan prasarana pemberdayaan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang terkait dengan peningkatan produksi perikanan dan peningkatan kesejahteraan nelayan, pembudidaya, pengolah, pemasaran hasil perikanan, dan masyarakat pesisir lainnya yang didukung dengan penyuluhan. DAK Bidang Prasarana Pemerintahan dialokasikan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan pelayanan publik di daerah pemekaran dan daerah yang terkena dampak pemekaran sampai dengan tahun 2009 dan daerah lainnya yang prasarana pemerintahannya sudah tidak layak.prioritas diberikan kepada daerah pemekaran tahun 2008 dan tahun DAK Bidang Lingkungan Hidup dialokasikan untuk mendorong pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal bidang Lingkungan Hidup serta mendorong penguatan kapasitas kelembagaan di daerah, dengan prioritas meningkatkan

8 sarana dan prasarana lingkungan hidup yang difokuskan pada kegiatan pencegahan pencemaran air, pencegahan pencemaran udara, dan informasi status kerusakan daerah. DAK Bidang Keluarga Berencana dialokasikan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana berupa daya jangkau dan kualitas penyuluhan, penggerakan, dan pembinaan program KB tenaga lini lapangan; sarana dan prasarana fisik pelayanan KB; sarana dan prasarana fisik pelayanan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) Program KB; serta sarana dan prasarana fisik pembinaan tumbuh kembang anak. DAK Bidang Kehutanan dialokasikan untuk meningkatkan fungsi Daerah AliranSungai (DAS) terutama di daerah hulu dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan daya dukungnya melalui kebijakan rehabilitasi hutan lindung dan lahan kritis, kawasan mangrove serta meningkatkan pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura) dan Hutan Kota yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah. DAK Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan dialokasikan untuk meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan prasarana dan sarana dasar, memperlancar arus angkutan penumpang, bahan pokok, dan produk pertanian lainnya dari daerah pusat-pusat produksi di perdesaan ke daerah pemasaran, serta mendorong peningkatan kualitas produktivitas, dan diversifikasi ekonomi terutama di perdesaan melalui kegiatan pembangunan infrastruktur yang diutamakan di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil daerah perbatasan dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil. DAK Bidang Perdagangan dialokasikan untuk meningkatkan ketersediaan sarana perdagangan yang memadai sebagai upaya untuk memperlancar arus barang antar wilayah serta meningkatkan ketersediaan dan kestabilan harga bahan pokok,terutama di daerah perdesaan, tertinggal, terpencil, perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, dan paska bencana dan daerah pemekaran. Berdasarkan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Daerah penerima DAK wajib menyediakan Dana Pendamping untuk mendanai kegiatan fisik sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari nilai DAK yang diterimanya. DanaPendamping tersebut wajib dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran DAK tidak dapat dipergunakan untuk membiayai belanja administrasi umum, biaya penyiapan proyek fisik, biaya penelitian, biaya pelatihan, biaya perjalanan pegawai daerah, dan lain-lain biaya umum sejenis. Biaya untuk keperluan di atas dapat dibebankan pada APBD di luar dana pendamping. DAK disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah. Hasil kegiatan fisik yang dibiayai melalui DAK Tahun Anggaran 2010 harus sudah selesai dan dapat dimanfaatkan pada akhir Tahun Anggaran Mekanisme penyaluran DAK tahun anggaran 2010 sama dengan tahun anggaran 2009 sebagai berikut : 1. Penyaluran DAK tahun 2010 untuk Tahap I paling cepat pada bulan Februari. Penyalurannya dilaksanakan secara bertahap sebagai berikut : 1) Tahap I : 30% setelah Perda APBD Tahun 2010, Laporan Penyerapan Penggunaan DAK Tahun Anggaran 2009, dan Surat Pernyataan Penyediaan Dana Pendamping telah diterima Kementerian Keuangan 2) Tahap II : 45% setelah penyerapan dana DAK Tahap I telah mencapai 90% 3) Tahap III : 25% setelah penyerapan dana DAK Tahap II telah mencapai 90% 2. Penyaluran DAK dilaksanakan secara bertahap dan tidak dapat dilaksanakan secara sekaligus serta tidak melampaui tahun anggaran berjalan.

9 3. Data penyerapan DAK sebagai dasar penyaluran DAK tahap II dan III oleh daerah disajikan dalam laporan realisasi penyerapan DAK Tahap I dan II yang dikirimkan kepada Kementerian Keuangan. 4. Laporan penyerapan penggunaan DAK disampaikan setelah penggunaan DAK 5. telah mencapai 90% (sembilan puluh persen) dari penerimaan DAK sampai dengan tahap sebelumnya. 6. Laporan realisasi penyerapan DAK tahap I dan/atau II diterima paling lambat 7(tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berakhir. Setelah tahun anggaran berakhir, daerah penerima DAK wajib menyampaikan laporan penyerapan penggunaan DAK tahun sebelumnya. Laporan penyerapan penggunaan DAK sebagaimana dimaksud merupakan kumulatif penyerapan DAK yang telah dilakukan sampai dengan tanggal 31 Desember tahun anggaran berjalan. Khusus Bidang Pendidikan, berlaku ketetapan yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus Di Daerah yang mengatur hal-hal sebagai berikut : 1. Pengelolaan Keuangan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2010 yang dianggarkan melalui mekanisme belanja hibah/transfer sebelum diberlakukannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 mengikuti ketentuan sebagai berikut: a) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) yang belum menyalurkan dana ke masing-masing rekening sekolah melakukan pergeseran anggaran dari belanja hibah/transfer di PPKD ke belanja langsung per kegiatan di SKPD/Dinas Pendidikan; dan b) PPKD yang sudah menyalurkan dana ke masing-masing rekening sekolah tetap melaksanakan sampai dengan tahun anggaran 2010 berakhir. 2. Pengelolaan Keuangan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 dan seterusnya dianggarkan melalui mekanisme belanja langsung per kegiatan di SKPD/Dinas Pendidikan dan mengikuti mekanisme Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 3. Dalam hal terdapat sisa DAK Bidang Pendidikan pada Kas daerah saat Tahun Anggaran 2010 berakhir, maka sisa DAK Tahun Anggaran 2010 digunakan untuk mendanai kegiatan DAK Bidang Pendidikan pada Tahun Anggaran Pelaksanaan sisa DAK Bidang Pendidikan tahun anggaran 2010 yang dilaksanakan tahun anggaran 2011 mengacu pada petunjuk teknis DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran Mekanisme Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah atas pelaksanaan sisa dana DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2010 yang pelaksanaannya pada Tahun Anggaran 2011 mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan. Daerah penerima DAK melakukan optimalisasi penggunaan DAK dengan merencanakan dan menganggarkan kembali kegiatan DAK dalam APBD Perubahan tahun berjalan apabila terjadi akumulasi nilai kontrak pada suatu bidang DAK lebih kecil dari pagu bidang DAK tersebut. Optimalisasi penggunaan DAK dilakukan untuk kegiatan-kegiatan pada bidang DAK yang sama dan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan. Dalam hal terdapat sisa DAK pada Kas Daerah saat tahun anggaran berakhir, daerah menggunakan sisa DAK tersebut untuk mendanai kegiatan DAK pada bidang yang sama tahun anggaran berikutnya sesuai dengan petunjuk teknis tahun anggaran sebelumnya dan/atau tahun anggaran berjalan. Sisa DAK ini tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping DAK. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 sebagai diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2010

10 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus Di Daerah, di atur optimalisasi pelaksanaan anggaran DAK di SKPD dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Dalam hal pelaksanaan anggaran DAK sampai dengan batas akhir tahun anggaran belum dapat terselesaikan, dapat dilanjutkan melalui mekanisme Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPA-L) dengan kriteria sebagai berikut : a) Sisa DAK yang akan dilanjutkan melalui mekanisme DPA-L telah disalurkan dari kas negara ke kas daerah. b) Telah memiliki ikatan perjanjian kontrak dan dimungkinkan dilakukan adendum kontrak;dan c) Diakibatkan bukan kelalaian dari pengguna anggaran/baranga atau pihak rekanan, namun akibat force majeure. 2. Untuk melanjutkan kegiatan DAK melalui proses DPA-L, perlu dipersiapkan dokumen pelaksanaan dengan tahapan sebagai berikut : a) Paling lambat pertengahan Desember, Kepala SKPD menyampaikan laporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan fisik, dan non fisik maupun keuangan DAK kepada PPKD, termasuk laporan kegiatan DAK yang diestimasi tidak dapat terselesaikan sampai akhir tahun anggaran. b) PPKD melakukan pengujian terhadap : (1) Sisa DPA-SKPD yang belum diterbitkan SPD dan/atau belum diterbitkan SP2D atas kegiatan yang bersangkutan; (2) Sisa SPD yang belum diterbitkan SP2D;dan (3) SP2D yang belum diuangkan. c) PPKD mengesahkan DPA-SKPD tersebut dengan anggaran sejumlah sisa dana yang belum dicairkan menjadi DPAL-SKPD. d) Sisa DAK pada akhir tahun anggaran dicatat sebagai Sisa Perhitungan Anggaran (SILPA) dan dicantumkan sebagai bagian dari Lampiran 1.9 Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. e) DPA-L SKPD yang telah disahkan, dapat dijadikan dasar pelaksanaan penyelesaian pekerjaan dan penyelesaian pembayaran setelah disesuaikan dengan perubahan terhadap dokumen (adendum) kontrak yang ditandatangani bersama antara PA/KPA dengan Pihak Ketiga. f) Berdasarkan DPA-L SKPD yang telah disahkan sebagaimana dimaksud pada huruf e, dapat langsung dilaksanakan tanpa menunggu penetapan APBD tahun berikutnya. g) Lebih lanjut, kegiatan DPA-L SKPD tersebut dicantumkan dalam Perda tentang Perubahan APBD. 3. Dalam hal terjadi sisa tender atas pelaksanaan kegiatan DAK, maka penggunaan sisa tender tersebut diarahkan untuk kegiatan yang bersifat fisik sejalan dengan petunjuk teknis DAK yang ditetapkan. 4. Sisa tender yang akan dimanfaatkan dalam tahun anggaran berjalan dilaksanakan mendahului perubahan APBD dengan merubah peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD yang terlebih dahulu berkonsultasi dan mendapat persetujuan Pimpinan DPRD. 5. Untuk dasar penganggaran dan pelaksanaan sisa tender, SKPD menyusun RKASKPD dan DPA-SKPD yang baru Dalam hal sisa tender belum dilaksanakan setelah ditetapkannya Perda tentang Perubahan APBD, dapat langsung dilaksanakan dan disesuaikan dalam laporan realisasi anggaran. 7. Untuk tertib dan disiplin anggaran serta menjamin ketersediaan dana atas pelaksanaan sisa tender, SKPD selaku Pengguna Anggaran telah menyelesaikan administrasi kegiatan paling lambat pada awal bulan Oktober. 8. Pengadaan barang dan jasa atas kegiatan yang bersumber dari dana sisa tender baik dilaksanakan secara swakelola maupun mekanisme kontrak berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang terkait.dengan pelaksanaan PengadaanBarang/Jasa Pemerintah.

11 B. DANA PENGUATAN DESENTRALISASI FISKAL DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH (DPDF-PPD). Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF- PPD) yang dialokasikan kepada daerah provinsi dan kabupaten/kota adalah bagian dari Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2010 sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun Alokasi DPDF-PPD ditetapkan sebesar Rp ,00 (tujuh triliun seratus milyar rupiah). DPDF-PPD dialokasikan untuk membantu mendukung penguatan desentralisasi fiskal dan untuk percepatan pembangunan daerah melalui penyediaaan dan pengembangan bidang infrastruktur, dan non infrastruktur, serta sarana pendukung lainnya yang menjadi urusan daerah. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang menerima DPDF PPD beserta besaran alokasinya ditetapkan dalam rapat Panitia Kerja Belanja Negara atau Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. DPDF-PPD tahun 2010 terdiri dari 12 bidang yaitu infrastruktur jalan dan jembatan, infrastruktur irigasi/normalisasi sungai atau laut, infrastruktur air bersih, kesehatan, pertanian/perkebunan, perhubungan/transportasi, perdagangan, prasarana pemerintah daerah, sarana dan prasarana pedesaan, pasar (termasuk pasar tradisional), kelautan dan perikanan (termasuk reklamasi pantai), serta lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya, petunjuk teknis yang menjadi acuan Pemerintah Daerah dalam merealisasikan kegiatan DPIPD adalah Peraturan Menteri Keuangan No. Pedoman Monitoring DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun /PMK.07/2010 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal Dan Percepatan Pembangunan Daerah Tahun Anggaran Oleh karena tidak ada petunjuk teknis tertentu dari Kementerian Teknis, Pemerintah Daerah menggunakan petunjuk teknis DAK sebagai referensinya. Daerah yang menerima alokasi DPDF-PPD lebih dari satu bidang tidak diperbolehkan melakukan pergeseran alokasi antar bidang. DPDF dan PPD merupakan bagian dari Pendapatan Daerah dan dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2010 atau APBD Perubahan Tahun Anggaran Daerah dapat memilih kegiatan di atas sesuai dengan bidang yang menjadi kebutuhan daerah. Kegiatan yang tidak dapat didanai dari DPDF-PPD meliputi dana pendamping Dana Alokasi Khusus (DAK), sewa (contoh: gedung kantor, kendaraan operasional), administrasi kegiatan (contoh : gaji, honor, lembur, alat tulis kantor), penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas pegawai daerah. Penyaluran DPDF-PPD Tahun Anggaran 2010 dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah sebagai berikut : 1) Penyaluran DPDF-PPD dilakukan secara bertahap, dengan rincian sebagai berikut: a. Tahap I sebesar 45% b. Tahap II sebesar 45% c. Tahap III sebesar 10% Penyaluran dilakukan secara bertahap dan tidak dapat dilaksanakan secarasekaligus. 2) Penyaluran Tahap I dapat dilaksanakan setelah daerah penerima menyampaikan Peraturan Daerah APBD atau APBD Perubahan Tahun Anggaran 2010 dengan melampirkan Surat Pernyataan Kesanggupan dan Jadwal Rencana Penyelesaian Kegiatan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan.

12 3) Surat Pernyataan Kesanggupan dan Jadwal Rencana Penyelesaian Kegiatan DPDF-PPD diterima paling lambat pada tanggal 31 Juli Pedoman Monitoring DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun ) Penyaluran Tahap II dan Tahap III dapat dilaksanakan setelah laporan penyerapan penggunaan DPDF-PPD tahap sebelumnya diterima oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. 5) Laporan penyerapan penggunaan DPDF-PPD disampaikan setelah penggunaan dana telah mencapai 90% (sembilan puluh persen) dari dana yang telah ditransfer ke Rekening Kas Umum Daerah. 6) Laporan penyerapan penggunaan DPDF-PPD Tahap I atau Tahap II, diterima paling lambat pada tanggal 15 Desember Pelaksanaan kegiatan yang didanai DPDF-PPD harus selesai paling lambat pada tanggal 31 Desember Hasil dari kegiatan yang didanai DPDF-PPD sudah dapat dimanfaatkan pada akhir Tahun Anggaran Daerah penerima DPDF-PPD melakukan optimalisasi penggunaan atas besaran dana yang diterimanya. Optimalisasi hanya dapat dilakukan untuk bidang yang sama. C. DANA PENGUATAN INFRASTRUKTUR DAN PRASARANA DAERAH (DPIPD). DPIPD adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka peningkatan pelayanan public melalui penyediaan infrastruktur dan prasarana daerah, yang ditujukan untuk mendorong percepatan pembangunan daerah dan merupakan bagian dari Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2010 sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun Alokasi DPIPD ditetapkan sebesar Rp ,00 (lima triliun lima ratus miliar rupiah). DPIPD merupakan bagian dari Pendapatan Daerah dan dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010 atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Tahun Anggaran Daerah yang menerima alokasi DPIPD tidak diperbolehkan melakukan pergeseran alokasi antar bidang. DPIPD Tahun Anggaran 2010 terdiri dari 8 (delapan) bidang yaitu jalan/jembatan, irigasi, air minum, sanitasi, pelayanan kesehatan rujukan, pelabuhan daerah, prasarana pemda, dan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah. Alokasi DPIPD Tahun Anggaran 2010 untuk provinsi dipergunakan untuk: 1. Mendukung pemeliharaan berkala, peningkatan dan pembangunan jalan/jembatan provinsi; 2. Menunjang peningkatan pelayanan jaringan irigasi provinsi; 3. Infrastruktur pelayanan kesehatan rujukan rumah sakit provinsi, meliputi: 4. Penambahan tempat tidur kelas III; 5. Pelayanan unggulan; 6. Peralatan medis. 7. Prasarana pemerintahan daerah; 8. Penyediaan prasarana Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Alokasi DPIPD Tahun Anggaran 2010 untuk kabupaten/kota dipergunakan untuk: 1. Pemeliharaan berkala, peningkatan dan pembangunan jalan/jembatan; 2. Pemeliharaan berkala, peningkatan dan pembangunan jaringan irigasi; 3. Penyempurnaan, pembangunan, pengembangan, dan perluasan jaringan system air minum, persampahan, limbah, dan drainase; 4. Sanitasi;

13 5. Infrastruktur pelayanan kesehatan rujukan rumah sakit kabupaten/kota, meliputi: a) Penambahan tempat tidur kelas III; b) Instalasi Gawat Darurat (IGD); c) Unit Transfusi Darah (UTD); d) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL); e) Peralatan medis. 6. Menunjang penyediaan prasarana pelabuhan daerah; 7. Penyediaan prasarana Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD); 8. Penyediaan prasarana pemerintahan daerah. Daerah dapat memilih kegiatan di atas sesuai dengan bidang yang menjadi kebutuhan daerah. Kegiatan yang tidak dapat didanai dari DPIPD meliputi dana pendamping Dana Alokasi Khusus (DAK), sewa (contoh: gedung kantor, kendaraan operasional), administrasi kegiatan (contoh : gaji, honor, lembur, alat tulis kantor), penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas pegawai daerah. Penyaluran DPIPD Tahun Anggaran 2010 dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah sebagai berikut : 1. Penyaluran DPIPD dilakukan secara bertahap, dengan rincian sebagai berikut : a) Tahap I sebesar 45% b) Tahap II sebesar 45% c) Tahap III sebesar 10% Penyaluran dilakukan secara bertahap dan tidak dapat dilaksanakan secara sekaligus. 2. Penyaluran Tahap I dapat dilaksanakan setelah daerah penerima menyampaikan Peraturan Daerah APBD atau APBD Perubahan Tahun Anggaran 2010 dengan melampirkan Surat Pernyataan Kesanggupan dan Jadwal Rencana Penyelesaian Kegiatan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. 3. Surat Pernyataan Kesanggupan dan Jadwal Rencana Penyelesaian Kegiatan DPIPD diterima paling lambat pada tanggal 31 Juli Penyaluran Tahap II dan Tahap III dapat dilaksanakan setelah laporan penyerapan penggunaan DPIPD tahap sebelumnya diterima oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. 5. Laporan penyerapan penggunaan DPIPD disampaikan setelah penggunaan dana telah mencapai 90% (sembilan puluh persen) dari dana yang telah ditransfer ke Rekening Kas Umum Daerah. 6. Laporan penyerapan penggunaan DPIPD Tahap I atau Tahap II, diterima paling lambat pada tanggal 15 Desember Pelaksanaan kegiatan yang didanai DPIPD harus selesai paling lambat pada tanggal 31 Desember Hasil dari kegiatan yang didanai DPIPD sudah dapat dimanfaatkan pada akhir Tahun Anggaran Daerah penerima DPIPD melakukan optimalisasi penggunaan atas besaran dana yang diterimanya. Optimalisasi hanya dapat dilakukan untuk bidang yang sama. D. DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN (DPPIP). DPPIP adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka peningkatan pelayanan public melalui penyediaan infrastruktur dan prasarana daerah, yang ditujukan untuk Pedoman Monitoring DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun mendorong percepatan pembangunan daerah dan merupakan bagian dari Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2010 sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010.

14 Alokasi DPPIP ditetapkan sebesar Rp ,00 (satu triliun dua ratus lima puluh miliar rupiah). DPPIP merupakan bagian dari Pendapatan Daerah dan dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010 atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Tahun Anggaran Alokasi DPPIP Tahun Anggaran 2010 untuk kabupaten/kota dipergunakan untuk: 1. Rehabilitasi dan/pembangunan ruang kelas SD/SDLB/MI; 2. Rehabilitasi ruang kelas dan pengadaan sarana/alat pembelajaran SMP/SMPLB/MTs; 3. Rehabilitasi ruang kelas dan pengadaan sarana/alat pembelajaran SMA/SMK/MA/MA Kejuruan/SMALB; dan 4. Rehabilitasi ruang kelas dan pengadaan sarana/alat pembelajaran SLB. Kegiatan yang tidak dapat didanai dari DPPIP meliputi dana pendamping Dana Alokasi Khusus (DAK), sewa (contoh: gedung kantor, kendaraan operasional), administrasi kegiatan (contoh : gaji, honor, lembur, alat tulis kantor), penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas pegawai daerah. Penyaluran DPPIP Tahun Anggaran 2010 dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah sebagai berikut : 1. Penyaluran DPPIP dilakukan secara bertahap, dengan rincian sebagai berikut a) Tahap I sebesar 45% a) Tahap II sebesar 45% b) Tahap III sebesar 10% c) Penyaluran dilakukan secara bertahap dan tidak dapat dilaksanakan secara sekaligus. 2. Penyaluran Tahap I dapat dilaksanakan setelah daerah penerima menyampaikan Peraturan Daerah APBD atau APBD Perubahan Tahun Anggaran 2010 dengan melampirkan Surat Pernyataan Kesanggupan dan Jadwal Rencana Penyelesaian Kegiatan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. 3. Surat Pernyataan Kesanggupan dan Jadwal Rencana Penyelesaian Kegiatan DPPIP diterima paling lambat pada tanggal 31 Juli Penyaluran Tahap II dan Tahap III dapat dilaksanakan setelah laporan penyerapan penggunaan DPPIP tahap sebelumnya diterima oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. 5. Laporan penyerapan penggunaan DPPIP disampaikan setelah penggunaan dana telah mencapai 90% (sembilan puluh persen) dari dana yang telah ditransfer ke Rekening Kas Umum Daerah. 6. Laporan penyerapan penggunaan DPPIP Tahap I atau Tahap II, diterima paling lambat pada tanggal 15 Desember Pelaksanaan kegiatan yang didanai DPPIP harus selesai paling lambat pada tanggal 31 Desember Hasil dari kegiatan yang didanai DPPIP sudah dapat dimanfaatkan pada akhir Tahun Anggaran Daerah penerima DPPIP melakukan optimalisasi penggunaan atas besaran dana yang diterimanya. Optimalisasi hanya dapat dilakukan untuk bidang yang sama. Adapun mekanisme penyaluran DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah, dan realisasi penggunaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 dari Rekening Kas Umum Daerah ke SKPD/Pihak III tergambar sebagai berikut :

15 Gambar Penerbitan dan pengajuan SPP-LS dilakukan oleh PPTK dan Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka pembayaran langsung (LS) pengadaan barang dan jasa kepada pihak ke-iii berdasarkan kontrak. Setelah dokumen SPP-LS dinyatakan lengkap dan sah melalui verifikasi PPK-SKPD, Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM). Setelah SPM diterbitkan, Kepala SKPD mengajukannya kepada BUD/Kuasa BUD untuk menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebagai dasar pencairan dana. Kuasa BUD menyerahkan SP2D untuk keperluan pembayaran/pencairan dana kebutuhan LS kepada masing-masing SKPD/Pihak ke-iii yang berhak.

16 BAB III KERANGKA KERJA PELAKSANAAN MONITORING A. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Monitoring DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran Tujuan 1) Memberikan masukan kepada Menteri Keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka penyempurnaan kebijakan penganggaran dan penyaluran Dana Transfer ke Daerah di masa mendatang. 2) Memberikan informasi kepada Menteri Keuangan dan Gubernur/Bupati/Walikota tentang kesesuaian pelaksanaan pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP dibandingkan dengan peraturan perundang-undangannya. 3) Memberikan saran kepada Menteri Keuangan dan Gubernur /Bupati/Walikota untuk peningkatan akuntabilitas pengelolaan dan penggunaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP. 2. Sasaran Sasaran monitoring adalah pelaksanaan seluruh bidang kegiatan yang dibiayai dari DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran Jumlah pemerintah daerah yang dilakukan monitoring sebagai berikut : 1) Sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan dalam PKPPT Perwakilan atau sebanyak 25 % dari jumlah Pemerintah Daerah yang ada dalam wilayah kerja Perwakilan BPKP. Apabila 25 % dari jumlah Pemerintah Daerah yang ada dalam wilayah kerja Perwakilan BPKP tersebut kurang dari 5 Pemerintah Daerah, maka uji petik harus dilakukan minimal pada 5 Pemerintah Daerah yang ada dalam wilayah kerja Perwakilan BPKP, termasuk kewajiban monitoring pada pemerintah provinsi yang menerima alokasi DAK, DPDFPPD, DPIPD, dan DPPIP. 2) Monitoring dilakukan pada Pemerintah Daerah yang menerima DAK, DPDFPPD, DPIPD, dan DPPIP dan diutamakan yang pencairan masing-masing dana dari Kas Umum Negara ke Kas Umum Daerah per 31 Desember 2010 di bawah 100%. (Lihat lampiran 2 Pedoman). 3) Penetapan bidang yang dilakukan monitoring lapangan berupa pengujian subtansi dokumen realisasi penyerapan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP, Kontrak/SPK/Swakelola dan pemeriksaan fisik sebagai berikut : (a) DAK diprioritaskan untuk Bidang Pendidikan, Kesehatan Pelayanan Dasar, Kesehatan Pelayanan Rujukan, Infrastruktur Jalan, Infrastruktur Irigasi, Infrastruktur Air Minum, Infrastruktur Sanitasi, Prasarana Pemda, Kehutanan, serta Kelautan dan Perikanan. (b) DPDF-PPD diprioritaskan untuk Bidang Infrastruktur Jalan dan Jembatan, Infrastruktur Irigasi/Normalisasi Sungai atau Laut, Infrastruktur Air Bersih, Kesehatan, dan Prasarana Pemerintah Daerah. (c) DPIPD diprioritaskan untuk jalan/jembatan, irigasi, pelayanan kesehatan rujukan, pelabuhan daerah, prasarana pemda. Khusus DAK Bidang Pendidikan, apabila telah diaudit oleh tim gabungan BPKP dan Itjen Kementerian Pendidikan Nasional maka tidak perlu dilakukan monitoringnya. Namun demikian, hasil audit tersebut di atas harus dicantumkan juga sebagai bagian dari laporan hasil monitoring DAK Bidang Pendidikan pada Pemerintah Daerah tersebut sesuai dengan format laporan hasil monitoring DAK.

17 3. Ruang Lingkup 1) Ruang lingkup monitoring meliputi pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP adalah DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP tahun 2010 bagi seluruh daerah penerima, termasuk daerah yang DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP yang belum tersalur 100% sampai dengan akhir tahun anggaran 2010, meliputi: (1) Pengajuan pencairan DAK Tahap I dikaitkan dengan pengesahan APBD, laporan penyerapan penggunaan DAK 2009, dan Surat Pernyataan Penyediaan Dana Pendamping. (2) Pengajuan pencairan DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahap I dikaitkan dengan pengesahan APBD/APBD Perubahan yang mencantumkan penerimaan DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP dan Surat Pernyataan Kesanggupan melaksanakan Kegiatan DPDF- PPD, DPIPD, dan DPPIP. (3) Laporan penyerapan penggunaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, DPPIP akhir tahun anggaran. (4) Pelaksanaan kegiatan fisik pekerjaan dan realisasi pembayaran masingmasing kontrak /pekerjaan/swakelola sampai dengan 31 Desember 2010 yang dibagi dalam : a. Kegiatan fisik/kontrak yang per 31 Desember 2010 telah dinyatakan selesai 100%. b. Kegiatan fisik/kontrak yang per 31 Desember 2010 belum selesai 100%, dan kegiatan tersebut tetap dilanjutkan dan telah selesai pada tahun 2010 (saat monitoring). c. Kegiatan fisik/kontrak yang per 31 Desember 2010 maupun per saat monitoring belum selesai. (5) Penggunaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 oleh Pemerintah Daerah telah tepat sasaran. (6) Pemanfaatan hasil kegiatan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun ) Ruang lingkup monitoring terhadap Dana Pendamping DAK di semua daerah penerima DAK, meliputi: (1) Penganggaran Dana Pendamping DAK sebesar 10% dalam APBD 2010, dan pencairannya (pasal 61 ayat 1 dan 2 PP 55 tahun 2005 dan pasal 6 PMK No. 175/PMK.07/2009). (2) Pelaksanaan kegiatan fisik pekerjaan dan realisasi pembayaran masingmasing kontrak/pekerjaan/swakelola yang dibiayai dari dana pendamping DAK sampai dengan 31 Desember 2010 (apabila kontrak/pekerjaan terpisah dari kontrak/pekerjaan yang dibiayai DAK). Untuk mencakup semua lingkup ini, data yang diperlukan dapat diperoleh dari : 1) Kementerian Keuangan, yaitu pada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, berupa data anggaran dan realisasi penyaluran DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 ke seluruh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota per 31 Desember ) Petunjuk teknis bidang DAK tahun 2010 yang ditetapkan Kementerian teknis terkait. 3) Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang menerima DAK, DPDF- PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 serta SKPD terkait dalam bidang DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 yang meliputi : a) APBD yang telah disahkan yang memuat alokasi DAK dan penganggaran dana pendamping 10% dari total alokasi DAK untuk Tahun Anggaran b) Realisasi peruntukan dan pencairan DAK dari Rekening Kas Umum Daerah/BUD ke SKPD/pihak ketiga untuk Tahun Anggaran 2010.

18 c) Alokasi DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran 2010, surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan pekerjaan, jadual pelaksanaan kegiatan DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran d) Realisasi dan peruntukan pencairan DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP dari Rekening Kas Umum Daerah/BUD ke SKPD/pihak ketiga untuk Tahun Anggaran B. Rencana dan Jadwal Kegiatan Jadwal waktu pelaksanaan monitoring pelaksanaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 sebagai berikut: JADWAL RENCANA KERJA MONITORING DAK, DPDF-PPD, DPIPD, DAN DPPIP TAHUN ANGGARAN 2010 No Kegiatan Juni Juli Agustus Sep mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg m Penyusunan Draft Pedoman DAK 2. Due Process Draft Pedoman 3. Finalisasi Pedoman DAK 4. Diseminasi Pedoman bagi Pwk 5. Pelaksanaan Monitoring DAK oleh Pwk 6. QA Pelaksanaan Monev Rendal 7. Penyusunan dan Pengiriman Draft laporan dari PWK ke Pusat 8. Validasi dan Kompilasi Hasil Monitoring 9. Penyusunan draft Laporan Monitoring Nasional 10. Pembahasan dan finalisasi LHM Nasional C U T I L E B A R A N

19 11. Pengiriman LHM ke Menteri Keuangan C. Permasalahan dalam Pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIPTahun Anggaran Seluruh tujuan dan sasaran monitoring di atas ditetapkan dengan menyadari bahwa pengelolaan dana DAK, DPDF- PPD, DPIPD, dan DPPIP rentan terhadap risiko, antara lain: 1. Keterlambatan pengesahan APBD/APBD-P. 2. Proses pencairan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun 2010 tidak didasarkan pada Laporan Penyerapan DAK, DPDF dan PPD tahap sebelumnya yang sebenarnya. 3. Laporan Penyerapan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun 2010 tiap tahap tidak berdasarkan dengan dokumen sumber yang valid (SPM/SP2D). 4. Keterlambatan penyusunan, sosialisasi dan penyampaian Juknis DAK per bidang dari masing-masing Kementerian Teknis kepada daerah penerima DAK. 5. Diskresi pimpinan daerah yang tidak kondusif. 6. Proses pengadaan barang/jasa yang lambat. 7. Penyedia Barang dan Jasa yang tidak kompeten. 8. SDM Pemda yang tidak kompeten. 9. Gangguan alam. 10. Dan Lain-lain D. Output dan Outcome yang diharapkan 1. Output Output yang diharapkan dari kegiatan monitoring ini adalah : a. Laporan hasil monitoring pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP per bidang (DPA SKPD) Tahun Anggaran (bentuk surat) b. Laporan kompilasi hasil monitoring pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP per Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2010.(bentuk bab) c. Laporan kompilasi hasil monitoring pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP tingkat nasional Tahun Anggaran (bentuk bab) 2. Outcome Outcome yang diharapkan dari kegiatan monitoring ini adalah dimanfaatkannya laporan tersebut oleh pengambil keputusan, dalam hal ini Menteri Keuangan, dalam rangka penyempurnaan kebijakan dan peningkatan akuntabilitas pengelolaan dana DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP ke depan. E. Pembiayaan Kegiatan Monitoring Seluruh tenaga dan biaya untuk melaksanakan monitoring DAK, DPDF- PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran 2010 sampai dengan tahap penyusunan laporan oleh Perwakilan BPKP menjadi beban Perwakilan BPKP. Sedangkan seluruh tenaga dan biaya untuk melaksanakan perencanaan sampai penyusunan laporan di tingkat nasional menjadi beban BPKP Pusat. F. Tahapan Pelaksanaan Monitoring DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP. 1. Tim BPKP Pusat 1) Persiapan Monitoring a) Survei Pendahuluan. Survei dilakukan untuk mendapatkan gambaran bagaimana mekanisme pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP Tahun Anggaran sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, di Pemerintah Daerah dan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 113/PMK.07/2010 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 113/PMK.07/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 113/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA PENGUATAN INFRASTRUKTUR DAN PRASARANA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 175/PMK.07/2009 TENTANG ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 175/PMK.07/2009 TENTANG ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2010 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 175/PMK.07/2009 TENTANG ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.280, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Infrastruktur. Pendidikan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.280, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Infrastruktur. Pendidikan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.280, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Infrastruktur. Pendidikan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 128 / PMK.07 / 2006 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2007

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 128 / PMK.07 / 2006 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2007 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 128 / PMK.07 / 2006 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2007 MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

2011, No.70 2 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5167); 3. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 4. Peraturan Menteri Ke

2011, No.70 2 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5167); 3. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 4. Peraturan Menteri Ke BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.70, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Penyesuaian Infrastruktur. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548 /KMK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548 /KMK KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548 /KMK.07/2003 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS NON DANA REBOISASI TAHUN ANGGARAN 2004 Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA PENYESUAIAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA PENYESUAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA PENYESUAIAN INFRASTRUKTUR DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 39, 2014 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM ALOKASI DANA BANTUAN KEUANGAN BERSIFAT KHUSUS KEPADA KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006

TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124 /PMK.02/2005 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006 Menimbang : a. bahwa sesuai dengan hasil

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon No.1289, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. DAU dan Tambahan DAK Fisik. APBNP TA 2017. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.07/2017 /PMK.07/2017 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2016, No Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (L

2016, No Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1597, 2016 KEMENKEU. Dana Proyek. Desentralisasi. Rincian. Pedoman. TA 2016. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 09, 2016 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ALOKASI DANA BANTUAN KEUANGAN BERSIFAT KHUSUS KEPADA KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM ALOKASI DANA BANTUAN KEUANGAN BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN NAGARI TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

1 of 8 18/12/ :11

1 of 8 18/12/ :11 1 of 8 18/12/2015 16:11 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM ALOKASI DANA BANTUAN KEUANGAN BERSIFAT KHUSUS KEPADA KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN NAGARI TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 505 / KMK.02 / 2004

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 505 / KMK.02 / 2004 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 505 / KMK.02 / 2004 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS NON DANA REBOISASI TAHUN ANGGARAN 2005 Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.673, 2015 KEMENKEU. Dana Alokasi Khusus. APBN. Tahun Anggaran 2015. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOINESIA NOMOR 92/PMK.07/2015 TENTANG PELAKSANAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2010 I. KETENTUAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 I. KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 PETUNJUK TEKNIS I. UMUM

Lebih terperinci

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per No.478, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.07/2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN,

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

2011, No Menetapkan : 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Negara R

2011, No Menetapkan : 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.819, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DAK. Tahun Anggaran 2012. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN LANJUTAN (DPA-L) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SD/SDLB)

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SD/SDLB) SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 34 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBERIAN, PENYALURAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimban g : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Dana Alokasi Khusus. Kesehatan. TA 2014. Petunjuk Teknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Dana Alokasi Khusus. Kesehatan. TA 2014. Petunjuk Teknis. No.6, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Dana Alokasi Khusus. Kesehatan. TA 2014. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor : 698/C/KU/2010

SURAT EDARAN Nomor : 698/C/KU/2010 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Gedung E Lt 5, Komplek Kemdiknas Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp: (021) 5725610-5725613, 5725057,

Lebih terperinci

II. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN

II. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.972, 2015 KEMENKEU. Dana Keistimewaan. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyaluran. Pengalokasian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/ PMK.07/2015

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pemanfaatan. Dana Alokasi Khusus. TA 2013. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN HIBAH DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH, DAN PENYERTAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 201/PMK.07/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 201/PMK.07/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 201/PMK.07/2013 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Alokasi. Dana. Penyeimbang. Penggunaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Alokasi. Dana. Penyeimbang. Penggunaan. Pedoman. No.505, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Alokasi. Dana. Penyeimbang. Penggunaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.07/2009 TENTANG ALOKASI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2006

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1373, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Bantuan Operasional Sekolah. Alokasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.07/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 /PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN DAERAH DAN TATA CARA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN, PENYALURAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI KEPADA

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PRT/M/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DANA

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA ALOKASI KHUSUS DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI DALAM NEGERI,

TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA ALOKASI KHUSUS DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA ALOKASI KHUSUS DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pemanfaatan. DAK. Tahun Anggaran. 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.469, 2015 KEMENDIKBUD. Dana Alokasi Khusus. Bidang Pendidikan. Penggunaan. Pencabutan PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN KEUANGAN BERSIFAT KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Alokasi Kurang Bayar. Jalan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Alokasi Kurang Bayar. Jalan. No.66, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Alokasi Kurang Bayar. Jalan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.07/2009 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DANA PENYESUAIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017 K E M E N T E R I A N R E P U B L I K K E U A N G A N I N D O N E S I A KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, 10-21

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 54 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN BUPATI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 216/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 216/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2011 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 216/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126/PMK.07/2010 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah; MEMUTUSKAN:

2011, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126/PMK.07/2010 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah; MEMUTUSKAN: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.803, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Alokasi BOS. Pedoman. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 201/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.855, 2017 KEMEN-DPDTT. DAK Fisik Afirmasi bidang Transportasi TA 2017. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Penghapusan Hutang PDAM Kabupaten Polewali Mandar Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. https://kicknews.today/wp-content/uploads/2016/12/pdam.

Penghapusan Hutang PDAM Kabupaten Polewali Mandar Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. https://kicknews.today/wp-content/uploads/2016/12/pdam. Penghapusan Hutang PDAM Kabupaten Polewali Mandar Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan https://kicknews.today/wp-content/uploads/2016/12/pdam.jpg I. Pendahuluan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Wai

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2014 Menimbang Mengingat BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.907, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Insentif Daerah. Tahun Anggaran 2012. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2055, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Perimbangan. Pemotongan. Penundaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.07/2015 TENTANG TATA CARA PENUNDAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG 3 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH DESA DAN PEMERINTAH DAERAH LAINNYA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 60/PMK.07/2008 TENTANG DANA ALOKASI CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 60/PMK.07/2008 TENTANG DANA ALOKASI CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 60/PMK.07/2008 TENTANG DANA ALOKASI CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2010 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.371, 2015 KEMENPU PR. Dana Alokasi Khusus. Insfrastuktur. Petunjuk Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03/PRT/M/2015 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 216/PMK.07/2010 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 216/PMK.07/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 216/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010

KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010 KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bogor, 13 Oktober 2009 Dasar Hukum UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara UU No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 15/PB/2006 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN/PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA PENYESUAIAN

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.1000, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PDN. PLN. Penerusan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 /PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENERUSAN PINJAMAN

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN BUPATI PACITAN, Menimbang : a. bahwa agar perjalanan dinas dapat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.07/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.07/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.07/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA PROYEK PEMERINTAH DAERAH DAN DESENTRALISASI TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 153/PMK.05/2008 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN DEMAK NOMOR : 06/PIMP.DPRD/2015 TENTANG PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURANBUPATIBATANG TENTANG PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN BATANG TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURANBUPATIBATANG TENTANG PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN BATANG TAHUN ANGGARAN 2012 BUPAII BAIANG PERATURANBUPATIBATANG NOMOR :.so 30 T AHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN BATANG TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI BATANG, Menimbang : a. bahwa guna

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 14 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 14 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Penggunaan Dana Alokasi Khusus. Tahun Anggaran 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci