BAB I. PENDAHULUAN. Seni dari Sinematografi adalah seni penataan dan permainan cahaya, dan bagaimana kita dapat membuat cahaya tersebut berceritera

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. PENDAHULUAN. Seni dari Sinematografi adalah seni penataan dan permainan cahaya, dan bagaimana kita dapat membuat cahaya tersebut berceritera"

Transkripsi

1 BAB I. PENDAHULUAN Seni dari Sinematografi adalah seni penataan dan permainan cahaya, dan bagaimana kita dapat membuat cahaya tersebut berceritera Stephen H Burum, ASC Penataan Cahaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan produksi suatu program Audio-Visual/Televisi dan Film. karena selain menghasilkan gambar yang jelas, juga dapat menciptakan suasana dramatik, gambar yang estetik dan harmonis untuk dapat dilihat. Hal demikian menciptakan adanya pemikiran kreatif dan inovatif bagi terwujudnya suatu pencahayaan yang mendukung jalannya suatu cerita, lokasi kejadian yang didalamnya terdapat orang/pemain, dekorasi, properti sesuai dengan naskah ceritra. Dengan lighting/lampu kita dapat menunjukkan suatu benda secara detail atau dapat juga menyembunyikan cacat suatu benda, selain itu dapat menunjukan suatu suasana bathin yang sedang dirasakan oleh seseorang / pemain / tokoh pada suatu lokasi kejadian. Dengan demikian penonton dapat mengikuti dan merasakan serta memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam suatu acara sesuai alur ceritra.. Cahaya bagi seorang Camera person saat produksi, sangat penting untuk menentukan kualitas gambar yang direkam. Bila cahaya tidak ada maka tidak ada pentulan object yang masuk ke Lensa, sehingga tidak ada gambar yang direkam. Gbr. 1. Reporter melaporkan dari Lapangan Tata Cahaya 1

2 B A B II. SUMBER CAHAYA Dalam program Audio-Visual/Televisi sumber cahaya berasal dari: II.1 Cahaya buatan (Artificial Light): Terdapat berbagai Jenis Lampu (Hard light lamp & Soft light Lamp) untuk produksi di studio / indoor. Gbr. 2. Lampu sebagai sumber cahaya buatan. II.2. Cahaya alam (Natural Light): Matahari dan benda-benda alam lainnya untuk produksi diluar studio/outdoor. Gbr. 3. Matahari sebagai sumber cahaya alam Kedua sumber cahaya tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda dalam hal sifat dan kontinuitas pencahayaannya. Tata Cahaya 2

3 Ada jenis lampu tertentu dirancang untuk digunakan diluar/outdoor dan menghasilkan temperatur warna cahaya yang sama dengan siang hari, lampu tersebut disebut Day Light Lamp, seperti jenis lampu HMI. Kesimpulan : Sumber cahaya berasal dari Lampu dan benda Alam seperti Matahari yang mempunyai spectrum warna. Gbr. 4. Tungsten Light (3200 K) dan Daylight - HMI (5600 K) Tungsten Light berasal dari lampu dan digunakan di Studio TV, karenanya sering juga disebut dengan nama Studio Light. Untuk mendramatisasi acara sesuai dengan tema dan judul seperti drama, special Talk show,musik dll, maka digunakan filter-filter yang diletakkan di depan lampu, maupun yang sudah terpasang secara permanen. Tata Cahaya 3

4 BAB III. COLOURMETRY III.1 SPEKTRUM WARNA CAHAYA DEFINISI : Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan secara terus menerus dari sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Cahaya yang kita lihat (Visible light) merupakan spektrum warna yang terdiri atas : cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu,. Cahaya dibawah merah disebut infrared sedangkan diatas nila disebut ultraviolet. Gbr. 5. Spektrum Warna cahaya III. 2. KARAKTERISTIK CAHAYA (LIGHT CHARACTERISTICS) Terdapat 3 jenis karakteristik cahaya yakni : III.2.1 Coherence (Kualitas) : Kualitas cahaya yang diarahkan ke object atau benda mempunyai Ketajaman dan kelembutan dengan maksud tertentu. Misalnya : Penyinaran Hard light dan Soft Light Gbr. 6. Efek penyinaran hard Light dan Soft Light Tata Cahaya 4

5 III.2.2 Colour Temperature (Temperatur warna) Temperatur warna cahaya dalam satuan derajat Kelvin ( K). Siang hari mempunyai colour temperature antara 5000 K K warna cahaya yang dominan adalah Biru, sedangkan pagi dan sore antara K warna cahaya yang dominan adalah merah. Lampu-lampu di studio mempunyai kontinuitas pencahayaan yang relatif konstan, dengan temperatur warna cahaya antara 3000 K hingga 3200 K. Colour Temperature cahaya siang hari (Day Light ) sekitar 5600 K, Lampu rumah sekitar 3000 K, sedangkan lampu Quarts dan Tungsten Halogen untuk produksi TV & Film sekitar 3200 K. Cahaya alam mempunyai kontinuitas pencahayaan yang bervariasi seiring dengan perputaran bumi (pagi, siang, sore, malam) temperatur warna cahaya selalu berubah mulai dari 2000 K(Kelvin) hingga K. Lihat tabel dibawah ini : LIGHT SOURCES COLOUR TEMPERATURE (Kelvins) Candle 1,930 Sunlight at sunset 1,900-2,400 Domestic tungsten light bulbs 2,600-2,900 TV studio tungsten lighting (2000 Watts) 3,200 TV studio tungsten lighting (5000 Watts) 3,380 Sunrise, Sunset 2,000-3,000 Fluorescent tube 4,800 Noonday sun 5,000-5,600 HMI and MSR lights 5600 In shade ( light only from hazy sky) 7,500-8,400 In shade ( light only from Blue sky) 12,000-20,000 Gbr. 7. Tabel Sumber cahaya dengan Colour Temperature Tata Cahaya 5

6 III.2.3. Intensity (Intensitas) Intensitas cahaya (kuat penerangan) diukur dalam satuan Lux (Lx) atau satuan Foot-candle (ft-cd), alat ukurnya disebut Lux meter/light meter. Di Amerika Intensitas cahaya diukur dalam satuan Candle light (Cd L) sedangkan negara-negara diluar Amerika menggunakan satuan Lux. 1 Cd L = 10,74 Lux. - Cahaya matahari / siang : Lux - Studio TV : Lux - Penerangan Kantor : 400 Lux Gbr. 8. Lux Meter / Light Meter Dengan mengukur intensitas cahaya, maka dapatlah diketahui kuat penerangan pada lokasi kejadian/ tempat shooting, sehingga Camera person dapat mengatur Iris pada kamera untuk memperoleh gambar yang terang dan tampak alamiah. Gbr. 9. Pengukuran intensitas cahaya pada obyek/orang. Tata Cahaya 6

7 B A B IV. LAMPU STUDIO DAN PERLENGKAPANNYA IV.1 JENIS JENIS LAMPU Dari arah penyinaran dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu: IV HARD LIGHT LAMP - Arah penyinaran kuat, dapat menimbulkan bayangan yang jelas pada orang/obyek yang disinari. - Terdapat fokus kontrol, untuk merubah sudut penyinaran Cahayanya dari posisi spot/terarah (8,5) sampai posisi flood/ menyebar (54,4). - Lampu dilengkapi dengan fasilitas pembatas cahayanya (barndoor) Contoh lampunya : Fresnel Spot Light Gbr. 10. Fresnel Spot Light - Bambino 1 KW & Bambino 500 W Penggunaan Hard Lights : - Key Light (High Key Light & Low Key Light) - Back Light - Follow spot Tata Cahaya 7

8 FOLLOW SPOT, dipergunakan pada acara Musik Show Gbr. 11. Follow spot Lamps IV.1.2 SOFT LIGHT LAMP - Arah penyinaran lemah, tidak menimbulkan bayangan yang jelas pada orang/obyek yang disinari. - Tidak terdapat fokus control, untuk merubah sudut penyinaran. - Tidak dilengkapi dengan fasilitas pembatas cahayanya (Barndoor). Contoh lampunya : Scoop Light, Small Broad, Flood Light, Large Broad Light.(lihat gambar) SOFT LIGHT LAMP : Scope, Broad, Flood Light Lamp Gbr. 12. Scope and Flood Lights Tata Cahaya 8

9 Gbr. 13. Flood light terbaru (Product by Balcar) Penggunaan : Fill Light, Base Light, Side Light, Background Light IV.2. FILTER Untuk mengkonversikan temperatur warna cahaya dari Tungsten Light ke Daylight atau sebaliknya dari Daylight ke Tungsten Light sesuai yang diingin-kan, terdapat dua jenis filter yang banyak dipakai yakni - CTO Filter (Colour Temperatur Orange) - CTB Filter (Colour Temperature Blue) Tata Cahaya 9

10 Gbr. 10. Colour Temperature Blue Filter Gbr. 11. Colour Temperature Orange Filter Tata Cahaya 10

11 BAB V. PENATAAN CAHAYA V.1 PENGERTIAN UMUM TATA CAHAYA : Penyinaran yang harmonis pada suatu object / benda / scene dengan maksud untuk mendapatkan hasil gambar yang dapat dilihat, dikenal dengan jelas dan dapat menimbulkan kesan artistik dan menimbulkan suasana dramatic sesuai tema dan alur acara. Para pekerja yang bertugas menanggani masalah Tata Cahaya dalam suatu produksi acara Audio-visual/Televisi/Film dikenal dengan sebutan Penata Cahaya (Lightingman) dibawah pimpinan seorang Lighting Director. Penata Cahaya ( Lightingman) bertugas antara lain : - Menata/mengarahkan penempatan lampu sesuai tema, alur cerita dan tuntutan acara - Mengoperasikan peralatan lighting/lampu dan Lighting control Desk sesuai tema, alur cerita dan tuntutan acara V.2. TUJUAN PENATAAN CAHAYA Pada dasarnya tujuan dari penataan cahaya yang baik dan harmonis untuk produksi program Audio-Visual / Televisi mengandung dua unsur, yaitu: V.2.1 UNSUR TEKNIS - Menyinari obyek/benda/scene, sehingga dihasilkan gambar yang dapat dilihat dan dikenal (bentuk, ukuran dan warna). - Memberikan penyinaran yang seimbang dari suatu obyek/benda atau scene ke obyek/benda/scene yang lain sehingga setiap kamera dapat menghasilkan urutan gambar yang baik, terutama wajah-wajah pengisi acara/pemain. Tata Cahaya 11

12 - Menghasilkan video signal pada kamera elektronik/kamera video yang bebas dari noise dan gangguan lainnya. Gbr. 12. Penataan cahaya untuk tujuan teknis (menghilangkan bayangan pada orang dan wawancara) V.2.2. UNSUR NON TEKNIS - Menghasilkan gambar yang mendukung naskah /Script. - Menghasilkan gambar yang menyenangkan melalui distribusi cahaya dan bayangan secara artistik. - Pengaturan untuk mendapatkan suasana realistik dan dramatik. - Pengaturan untuk menciptakan dimensi kesan ruang dan kesan keterpaduan bentuk dari setting komponen-komponen dekorasi. - Menghasilkan efek-efek gambar yang sesuai dengan naskah. - Menambah kemolekan dan seni wajah dari artis/pengisi acara. - Sebagai pengganti dekorasi untuk program tertentu (Entertainment). Penataan cahaya unsur non Teknis : Drama/Film ceritera Gbr. 13. Penataan untuk drama/film cerita Tata Cahaya 12

13 PENATAAN UNSUR NON TEKNIS : Musik Show dan Special Talk Show Gbr. 14. Penataan Cahaya untuk musik show Gbr. 15. Penataan Cahaya untuk Special Talk Show V.3. DASAR-DASAR PENATAAN CAHAYA (DALAM PRODUKSI PROGRAM AUDIO-VISUAL/TELEVISI) Terdapat tiga pedoman dasar /pokok pada penempatan lampu di studio untuk penyinaran suatu orang/benda/obyek, penyinaran ini dikenal dengan nama : Pencahayaan Tiga Titik (Three Point Lighting) Tata Cahaya 13

14 Gbr.16. Konfigurasi Three Point of Lighting V.3.1. THREE POINT OF LIGHTING V KEY LIGHT (CAHAYA UTAMA): Gbr. 17. Penempatan Key Light - Merupakan sinar utama yang diarahkan pada obyek/orang. - Penempatan Key Light pada sudut derajat dari samping kiri atau kanan noseline orang/obyek dan derajat diatas orang/obyek. - Key Light merupakan seberkas sinar Hard Light, dan bila dikehendaki adanya efek dramatik maka penyiaran terfokus pada orang/obyek. - Akibat penyiaran ini akan menimbulkan bayangan pada orang atau benda. Tata Cahaya 14

15 V FILL LIGHT (CAHAYA PENGISI): Gbr. 18. Penempatan Fill Light - Penyinaran ini digunakan untuk mengurangi atau memungkinkan menghilangkan bayangan yang diakibatkan oleh penyinaran Key Light. - Penempatan fill light terletak berlawanan dengan key light dan kurang lebih 30 derajat diatas orang/benda. - Dengan menipisnya atau hilangnya bayangan pada orang/obyek, maka terlihat jelas dari 2 dimensi. V BACK LIGHT (CAHAYA BELAKANG): Gbr. 19. Penempatan Back Light Tata Cahaya 15

16 - Penempatan back light dibelakang dan berada ditengah orang atau obyek. - Penyinaran sinar melalui back light akan membentuk 3 dimensi, dimana terdapat jarak pemisah antara orang atau obyek dengan latar belakang/background. - Back Light merupakan hard light terarah, sehingga latar belakang yang gelap cukup terpisah. Setiap obyek utama yang akan diambil kamera, harus mendapatkan penyinaran 3 titik lampu, yaitu: Key Light, Fill Light, dan Back Light, tetapi tidak harus menggunakan lampu yang berbeda(hard Light atau Soft Light). Gbr. 20. Three point of Lighting and effect Key Light sering dipakai untuk penataan unsur non teknis dengan tujuan mendramatisir acara, seperti Drama atau special talk Show. Gbr. 21. High Key Light and Low Key Light Tata Cahaya 16

17 High Key Lighting : Key light close to the camera, Fill light added in the shadows, Quality often softer, Bright areas dominate the framer. Low Key Lighting : Key light farther from the camera, Little fill light in the shadows, Quality often harder, Dark areas dominate the frame. Selain penerangan obyek utama, juga diperlukan pencahayaan untuk set dekorasi /properti sebagai latar belakang/background dari obyek/benda dan juga latar depan/foreground. Demikian juga untuk mendapatkan sasaran penyinaran yang mengandung unsur non teknis maka diperlukan penyinaran-penyinaran lainnya seperti penyinaran Side Light dan background Light V.3.2 PENYINARAN SIDE LIGHT: - Penempatan side light pada samping kiri dan kanan orang / benda, kurang lebih 90 derajat arah pandang object/pemain.. - Arah penyinaran soft light dan menyebar. Gbr. 22. Top View three point of lighting and side light V.3.3 BACK GROUND LIGHT / BASE LIGHT: - Penempatan background light pada background orang/obyek. - Penyinaran diarahkan langsung pada layar /dekorasi/cyclorama sehingga gambar latar belakang terlihat jelas. Tata Cahaya 17

18 Gbr. 23. Penempatan Background light V PENYINARAN DI RUANG KANTOR Cahaya matahari sebagai key light di ruang kantor, diperlukan satu lampu sebagai Fill Light. Gbr. 24. Penatan cahaya di ruang kantor V.3.5 PENYINARAN DI LAPANGAN (OUTDOOR) Cahaya Matahari sebagai key light, diperlukan reflector sebagai fill Light untuk menghilangkan bayangan pada object/reporter/pemain. Tata Cahaya 18

19 Gbr. 25. Reflector as Fill Light, when outdoor shooting Selain reflector sebagai pengganti Fill Light, juga digunakan Day Light Lamps. Selain itu Day Light Lamps dipergunakan untuk menjaga agar supaya warna gambar tetap kontinu/tidak berubah di lokasi shooting. Day Light Lamps : HMI 200 W & HMI 575 W sebagai Fill Light saat shooting Outdoor Gbr. 26. Daylight lamps HMI V.4 LIGHTING CONTROL Untuk menghidupkan lampu-lampu yang ada di studio TV, serta mengatur intensitas cahaya yang diinginkan sesuai tema dan alur cerita, maka terdapat lighting control desk di ruang production control atau ruang lighting control. Tata Cahaya 19

20 Terdiri atas panel control, yang meliputi tombol-tombol on/off, dan sejumlah fader sesuai jumlah lampu yang tersedia, screen monitoring, dll. Gbr. 34 Lighting Control Desk Gbr. 35 Lighting Control Desk di Production Control Tata Cahaya 20

21 BAB. VI. SPECIAL EFFECT LAMPS Gbr. 36. Special effect lamps Gbr. 37. Berbagai jenis Special effects lamps Lampu special effect umumnya terdiri dari satu dan atau beberapa lampu yang bahan glassnya sudah diberi warna-warna tertentu seperti warna merah. hijau, kuning, biru, magenta, dll. Tata Cahaya 21

22 Lampu ini umumnya digunakan untuk produksi acara musik, special talk show, drama (sesuai alur ceritera), untuk memperoleh kesan meriah dan glamour, sehingga dalam operasinya selalu bergerak/berputar menerangi area yang digunakan. Lampu special effect juga dipakai sebagai pengganti dekorasi dengan mengarahkan lampu tersebutt ke White Screen/Cyclorama. sehingga suasana panggung/set menjadi lebih menarik, meriah. TIPS FOR CAMERA PERSON Gbr. 38. Back Light & Front Light Tekad, keberanian dan kerja keras akan membawa kesuksesan. Kesuksesan anda merupakan kebanggaan kami. (Hanoch Tahapary) Tata Cahaya 22

23 DAFTAR PUSTAKA Jackman, Jhon, Lighting for Digital Video & Television, CMP Books, Berkeley, California 94710, 2001 Millerson, Gerald, TV Lighting Methods, Focal Press, London, Boston, 1983 Wurtzel, Allan and Acker, Stephen R, Television Production, 3rd ed, Mc Graw -Hill Book Company, New York,1989 Zettl, Herbert, Video Basic 3, 3rd ed, Wadsworth Thomson Learning, 2004 Tahapary, Hanoch, Modul Pelatihan Video Shooting, Broadcast Centre FISIP UI, Depok, 2005 Situs/Web : lights lights lamps point of lighting Tutorial Audio-Visual : Format VHS Basic Lights, by NHK - Japan Lighting for Drama, by NHK - Japan Lighting for Music, by NHK - Japan Tata Cahaya 23

TATA CAHAYA PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 BANTUL

TATA CAHAYA PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 BANTUL TATA CAHAYA PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 BANTUL Oleh : Wisnu SN (disarikan dari berbagai sumber) Cahaya dan Pencahayaan Shooting adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya berarti sangat penting

Lebih terperinci

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY Fotografi 2 Lighting Pendidikan Seni Rupa UNY Lighting Pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi. Tanpa cahaya maka fotografi tidak akan pernah ada. Cahaya dapat membentuk karakter pada sebuah

Lebih terperinci

Produksi Media PR Audio-Visual

Produksi Media PR Audio-Visual Modul ke: Produksi Media PR Audio-Visual Pencahayaan Kamera Fakultas FIKOM Eppstian Syah As ari Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id PENCAHAYAAN KAMERA SIFAT DASAR CAHAYA 1. Cahaya dapat

Lebih terperinci

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA Anita Iskhayati, S.Kom Apa Itu Three-Point Lighting? Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING)

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) JENIS CAHAYA INDOOR OUTDOOR Hal.: 2 Arah cahaya Jenis Pencahayaan Cahaya Langsung (Direct Light) Cahaya yang langsung dari matahari yang paling mudah dikenali. Cahaya

Lebih terperinci

Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran Modul ke: Operasional Stasiun Penyiaran Fakultas KOMUNIKASI Studio Penyiaran dan Perangkatnya (Lanjutan-2) Syaefurrahman Al-Banjary, SH. M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Tata Cahaya/lighting

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi cahaya. 2. Memberikan pemahaman karakter cahaya. 3. Memberikan pemahaman arah cahaya. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu memahami

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

LIGHTING 1. Dasar Pencahayaan 2. Unsur-Unsur Lighting

LIGHTING 1. Dasar Pencahayaan 2. Unsur-Unsur Lighting LIGHTING 1. Dasar Pencahayaan Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut.

Lebih terperinci

PENATAAN CAHAYA TELEVISI DASAR-DASAR. Bahan Ajar Kursus & Pelatihan PENYIARAN (BROADCASTING) LEVEL III

PENATAAN CAHAYA TELEVISI DASAR-DASAR. Bahan Ajar Kursus & Pelatihan PENYIARAN (BROADCASTING) LEVEL III Bahan Ajar Kursus & Pelatihan Penyiaran (Broadcasting) Level III DASAR-DASAR PENATAAN CAHAYA TELEVISI Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video. BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Pada perancangan film pendek ini media utamanya yaitu berupa motion graphic video yang akan didistribusikan dengan trailer melalui media pendukung

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

lighting with one light

lighting with one light lighting with one light Buku Lighting with One Light ditujukan bagi fotografer yang ingin mengoptimalkan satu lampu untuk menghasilkan foto-foto yang baik. Banyak orang yang belum menyadari bahwa sebenarnya

Lebih terperinci

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 9. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 9. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul PRODUCT PHOTOGRAPHY Pertemuan ke 9 Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul Basic Lighting for Beauty Product 2 Foto beauty memiliki pendekatan

Lebih terperinci

PENGERTIAN EDITING I.1 BATASAN BATASAN EDITING

PENGERTIAN EDITING I.1 BATASAN BATASAN EDITING PENGERTIAN EDITING I.1 BATASAN BATASAN EDITING Editing merupakan suatu dorongan kreatif pada perfilman dan merupakan landasan dari seni film (V.I. Pudovkin, 1915) Pernyataan diatas dibuat pada tahun 1915,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Foto Still Life dengan cahaya matahari. menginginkan efek pencahayaan. matahari (Natural Light). Namun. pada pemotretan Still Life yang

LAMPIRAN. Foto Still Life dengan cahaya matahari. menginginkan efek pencahayaan. matahari (Natural Light). Namun. pada pemotretan Still Life yang DUA Persiapan Pemotretan Still Life pada pemotretan Still Life yang menginginkan efek pencahayaan yang berbeda beda, kita bisa menggunakan cahaya buatan (Artificial Light). Keuntungan dari cahaya buatan

Lebih terperinci

Pertemuan 10. White Balance ACHMAD BASUKI

Pertemuan 10. White Balance ACHMAD BASUKI Pertemuan 10 White Balance ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Apa perbedaan tiga foto ini? Pernahkah anda mengalami masalah warna seperti ini? Pernahkah anda mengalami masalah warna seperti

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

Camera. Teknik dasar photography untuk jewelry Posted At : August 1, :41 AM Posted By : name Related Categories: Artikel Umum, Tutorial

Camera. Teknik dasar photography untuk jewelry Posted At : August 1, :41 AM Posted By : name Related Categories: Artikel Umum, Tutorial Teknik dasar photography untuk jewelry Posted At : August 1, 2009 9:41 AM Posted By : name Related Categories: Artikel Umum, Tutorial Terus terang saya bukan seorang photographer professional, jadi yang

Lebih terperinci

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4 Broadcast:1 Definisi Kamera Video Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman media-media studio foto. 2. Memberikan pemahaman cara kerja media-media studio foto. 3. Memberikan pemahaman efek bayangan dari media-media studio foto.

Lebih terperinci

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) [2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan

Lebih terperinci

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar, kecuali... A. Teknik memegang kamera video B. Zoom C. keseimbangan putih, fokus, eksposure D. peraturan 5 detik E. editing Tujuan dari peraturan

Lebih terperinci

Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia

Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia Lighting Outdoor Photography: Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia Kita semua paham, bahwa cahaya (light) adalah sahabat yang harus

Lebih terperinci

Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii BAGIAN I DASAR... 1

Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii BAGIAN I DASAR... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii BAGIAN I DASAR... 1 Bab 1 Pendahuluan... 3 1.1 Rendering dengan 3DS Max...3 1.2 Radiosity Itu Sulit?...5 1.3 Tentang Buku Ini...7 Bab 2 Radiosity... 9 2.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

TATA CAHAYA. Arah Cahaya ( Direction of Light ) 1. Frontlight

TATA CAHAYA. Arah Cahaya ( Direction of Light ) 1. Frontlight TATA CAHAYA Arah Cahaya ( Direction of Light ) Cahaya yang datang sangat mempengaruhi penampilan subjek secara keseluruhan. Dengan mengetahui arah datangnya cahaya, fotografer dapat membuat foto yang lebih

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO

PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO Saat ini banyak peralatan baru studio foto dengan beragam jenis dan kualitas yang merupakn dampak dari perkembangan teknologi fotografi. Hal ini di samping akan memudahkan pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Stop Motion Dalam pembuatan animasi ini maka akan ada penggabungan antara stop motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil dan

Lebih terperinci

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 8. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 8. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul PRODUCT PHOTOGRAPHY Pertemuan ke 8 Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul Basic Lighting for Beauty Product 1 Foto beauty memiliki pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting )

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting ) Pengambilan Gambar (Video Shooting ) Siswa dapat mendefenisikan Video Shooting Siswa dapat mendefenisikan df iik Kamera Video Siswa dapat mengklassifikasikan macam macam Kamera Video Siswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : BC37012 / Fotografi Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 7 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

STUDIO PRODUKSI TELEVISI PROGRAM CONTINUITY

STUDIO PRODUKSI TELEVISI PROGRAM CONTINUITY STUDIO PRODUKSI TELEVISI OB VAN PROGRAM CONTINUITY R.PENYIAR MASTER CONTROL VTR Pemancar TV STUDIO PROD TV OB VAN R.SUB CONTROL TV PROGRAM CONTINUITY R.PENYIAR MASTER CONTROL TV VTR STUDIO PRODUKSI TELEVISI

Lebih terperinci

Ruang-ruang ekspresi (tempat memproduksi) terpisah dengan

Ruang-ruang ekspresi (tempat memproduksi) terpisah dengan henny chrysshanti 96 34 25 babdua persyaratanteknis 1. Pendekatan Production House Production House ini merupakan tempat untuk menghasilkan karya-karya di bidang entertainment, seperti film, iklan dan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

Jenis informasi pada siaran TV 1. Berita. Beberapa stasiun siaran TV mengemas berita ini sesuai dengan selera masing-masing.

Jenis informasi pada siaran TV 1. Berita. Beberapa stasiun siaran TV mengemas berita ini sesuai dengan selera masing-masing. TUGAS AKHIR RA091381 SRI RISNAWANTI SISWANTO 3206100103 DOSEN PEMBIMBING : IRVANSYAH ST, MT. DOSEN KOORDINATOR : IR. SALATOEN P, MT STASIUN TELEVISI SWASTA MAKASSAR, TEMA : SINYAL Pengenalan Obyek Jenis

Lebih terperinci

JENIS KAMERA KAMERA ENG ( Electronic News Gathering ) 1.1 Camera Bulit in VTR ( Camcorder ) 1.2 Camera Separate VTR ( Dooking )

JENIS KAMERA KAMERA ENG ( Electronic News Gathering ) 1.1 Camera Bulit in VTR ( Camcorder ) 1.2 Camera Separate VTR ( Dooking ) KAMERA VIDEO Camera operator whose job is certainly to look through the viewfinder and operate the camera but also to follow the movement smoothly throughout the scene, framing each set up. Operator kamera

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK A. Keterlibatan Praktikan dalam Proyek Kreatif Tugas praktikan dalam praktik kerja lapangan di perusahan AMPlified diberi tanggung jawab sebagai videografer untuk membuat dan

Lebih terperinci

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti di mana Objek terekam pada permukaan Fotosensitif,

Lebih terperinci

Jobsheet 3 Cara Kerja Sistem CCTV

Jobsheet 3 Cara Kerja Sistem CCTV Jobsheet 3 Cara Kerja Sistem CCTV I. Tujuan Praktikum 1.Mahasiswa mengetahui cara mengoperasikan CCTV. 2.Mahasiswa dapat mengoperasikan CCTV. 3.Mahasiswa mengetahui cara kerja sistem CCTV. II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000

MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000 MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000 Deskripsi Kamera : Panasonic MD 10000 Spesifikasi : + 3CCD Camera System + Crystal Engine + Shoulder-Type Design + One Touch Navigation + Manual Focus Ring + 0 lux colour

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Di sebuah stasiun televisi, Department Production and Facilities adalah pusat segala produksi acara televisi di dalam lingkungan internal televisi,

Lebih terperinci

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman)

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) DASAR VIDEO GRAFI KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) TAHAPAN PEMBUATAN KARYA VIDEO / STANDARD OPERATIONAL PROCEDUR: Pra Produksi,

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI Pada bab ini membahas tentang proses produksi dan post produksi CD Interaktif Company Profile yang meliputi pemotretan background, penataan cahaya, pemotretan karakter dan

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

BASIC LIGHTING. Anita Iskhayati, S.Kom

BASIC LIGHTING. Anita Iskhayati, S.Kom BASIC LIGHTING Anita Iskhayati, S.Kom I. Pengertian Salah satu unsur penting dalam pementasan teater adalah tata cahaya atau lighting. Lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah

Lebih terperinci

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima.

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima. THE ART OF PHOTOGRAPHY M.S. GUMELAR 2012 ms.gumelar@gmail.com http://michaelgumelar.blogspot.com/ https://www.facebook.com/ultima.michael Know your camera Shutter Speed Focal Length Aperture ISO Shutter

Lebih terperinci

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI 085643055940 Tata artistik: seni dekorasi panggung Dengan mengedepankan konsep Estetika. Tata Artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari tata kelola panggung,

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Fotografi Konsep Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Pertemuan 13 Fotografi Konsep Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Pertemuan 13 Fotografi Konsep Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Konsep Foto Konsep foto adalah sebuah ide dasar yang dapat dikembangkan menjadi sebuah karya foto dan dapat menceritakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 128 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Hasil penelitian pengaplikasian teori Nick Lacey pada empat program acara kuis di stasiun televisi swasta nasional di Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa masing-masing

Lebih terperinci

Pemanfaatan Cahaya Pada Fotografi

Pemanfaatan Cahaya Pada Fotografi Pemanfaatan Cahaya Pada Fotografi Fotografi 01 By: b@yu widiantoro Tidak ada CAHAYA Tidak ada FOTOGRAFI apa tanggapan anda dengan foto2 berikut ini??? Seorang fotografer tidak selalu Membuat Cahaya

Lebih terperinci

BAB 5 EFEK PADA VIDEO

BAB 5 EFEK PADA VIDEO BAB 5 EFEK PADA VIDEO 5.1. Efek Pada Video Efek pada video (video effect) adalah suatu perubahan yang terjadi pada clip dan dibuat untuk memberikan tambahan animasi agar video menjadi lebih enak dilihat.

Lebih terperinci

Produksi dan Editing Teknik Green Screen. Film Pendek Dance. Untuk memenuhi tugas Penyuntingan Digital II

Produksi dan Editing Teknik Green Screen. Film Pendek Dance. Untuk memenuhi tugas Penyuntingan Digital II Produksi dan Editing Teknik Green Screen Film Pendek Dance Untuk memenuhi tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu Mata Kuliah : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Oleh : Windy Junita (13 148 132) Azka Nabila

Lebih terperinci

Polimedia Jakarta. Universitas Negeri Manado. Politeknik Negeri Gizi STIE Kesatuan. Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

Polimedia Jakarta. Universitas Negeri Manado. Politeknik Negeri Gizi STIE Kesatuan. Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Polimedia Jakarta Universitas Negeri Manado Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Politeknik Negeri Gizi STIE Kesatuan Pengalaman Kerja Media 993-2003 ARSI COMM (Advertising & Pubhlising) reative Director

Lebih terperinci

MENGANALISIS TEKNIK EDITING DALAM VIDEO MUSIK MELTIC - JAUH

MENGANALISIS TEKNIK EDITING DALAM VIDEO MUSIK MELTIC - JAUH MENGANALISIS TEKNIK EDITING DALAM VIDEO MUSIK MELTIC - JAUH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Program Studi Televisi Dan Film Jurusan Seni

Lebih terperinci

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba. ika penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu : KONSEP DASAR AKUSTIK

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Bagan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Bagan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bagan Bagan merupakan suatu alat tangkap yang termasuk kedalam kelompok jaring angkat dan terdiri atas beberapa komponen, yaitu jaring, rumah bagan, dan lampu. Jaring bagan umumnya

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi hingga proses pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Dwi Hastuti Puspitasari., Skom, MMSi TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Dwi Hastuti Puspitasari., Skom, MMSi TEKNOLOGI KOMUNIKASI Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.

Lebih terperinci

Storyboard For Animation

Storyboard For Animation Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat

Lebih terperinci

INFOFOTOGRAFI.COM. Rukan Sentra Niaga Blok N-05 Green Lake City Jakarta Barat.

INFOFOTOGRAFI.COM. Rukan Sentra Niaga Blok N-05 Green Lake City Jakarta Barat. INFOFOTOGRAFI.COM Rukan Sentra Niaga Blok N-05 Green Lake City Jakarta Barat infofotografi@gmail.com Kupas Tuntas Kamera Digital Dengan mengikuti kelas ini, pemakai kamera DSLR maupun mirrorless bisa lebih

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

lighting for strobist

lighting for strobist lighting for strobist beauty Foto beauty adalah foto yang menonjolkan tata rias dan kecantikan. Untuk menghasilkan foto beauty yang baik, pencahayaan haruslah diatur dengan sempurna. Biasanya pencahayaan

Lebih terperinci

Commercial / Advertising Photography

Commercial / Advertising Photography Commercial / Advertising Photography F O T O G R A F I Fotografi berkembang sebagai dunia teknologi tersendiri dan teknologi fotografi telah mengubah wajah dunia menjadi dunia gambar. Melalui berbagai

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Dasar- dasar Penyiaran SPEKTRUM FREKUENSI TELEVISI PROSES PENGIRIMAN SINYAL TELEVISI PROSES PENERIMAAN SINYAL TELEVISI Fakultas FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING

Lebih terperinci

SILABI PERKULIAHAN. SKS : 4 : NRA. Candra, M.Sn., Sapto Hudoyo, M.A. & Widhi Nugroho, M.Sn. (Cito Yasuki Rahmad, M.Sn)

SILABI PERKULIAHAN. SKS : 4 : NRA. Candra, M.Sn., Sapto Hudoyo, M.A. & Widhi Nugroho, M.Sn. (Cito Yasuki Rahmad, M.Sn) SILABI PERKULIAHAN Mata Kuliah : VIDEOGRAFI II Kode : MKB08209 SKS : 4 Dosen : NRA. Candra, M.Sn., Sapto Hudoyo, M.A. & Widhi Nugroho, M.Sn. (Cito Yasuki Rahmad, M.Sn) Kelas : A, B dan C Manfaat Mata kuliah

Lebih terperinci

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet 1 Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet Salah satu keunggulan yang membuat tablet menjadi sebuah perangkat yang sempurna untuk fotografi adalah kamera yang tersedia pada tablet Anda. Dengan semakin

Lebih terperinci

JURNAL MEMBANGUN MOOD PADA KARAKTER TOKOH MELALUI KONTRAS TATA CAHAYA DI FILM FATIMAH

JURNAL MEMBANGUN MOOD PADA KARAKTER TOKOH MELALUI KONTRAS TATA CAHAYA DI FILM FATIMAH JURNAL MEMBANGUN MOOD PADA KARAKTER TOKOH MELALUI KONTRAS TATA CAHAYA DI FILM FATIMAH SKRIPSI PENCIPTAAN SENI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata 1 Program Studi Televisi

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN PERALATAN TATA CAHAYA SMKN 1 KUTA SELATAN 2014 BAHAN AJAR TIK SMK

MEMAHAMI PENGGUNAAN PERALATAN TATA CAHAYA SMKN 1 KUTA SELATAN 2014 BAHAN AJAR TIK SMK BAHAN AJAR TIK SMK A. IDENTITAS Mata Pelajaran : Multimedia Kelas / Semester : XII / 1 Jumlah Pertemuan : 2 Alokasi Waktu : 16 x 45 menit B. STANDAR KOMPETENSI: Memahami Penggunaan Peralatan Tata Cahaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya film akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain film, macam-macam

Lebih terperinci

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 5. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 5. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting Modul ke: TEKNIK EDITING II Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Pertemuan 5 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn KONSEP EDITING KONSEP EDITING Setelah memahami hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tata Artistik Televisi adalah bagian dari krutelevisi, di beberapa stasiun televisi, Tata Artistik masuk kedalam Departemen Artistik atau Art Department. Di dalam departemen

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG MIKRO, MESO, DAN MAKRO 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG MIKRO, MESO, DAN MAKRO 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN x 1.1 LATAR BELAKANG 1 1.1.1 LATAR BELAKANG MIKRO, MESO, DAN MAKRO 1 1.1.2 Potensi Kebudayaan Arsitektural dan Natural Sumbawa 4 1.1.2.1 Perbedaan Istana Dalam Loka - Balla

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : C11.04602 / Cinematography Revisi ke : 1 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 25 Februari 2014 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kondisi pencahayaan yang terdapat di APRAS Industri Kecil Pakaian Olahraga dan Boria Hand Bags tidak

Lebih terperinci

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC PHOTOGRAFI Sebelum dikenalnya teknik Film, manusia lebih dulu mengenal teknik photografi, teknik ini lalu berkembang menjadi teknik film, pada dasarnya

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman pencahayaan dengan peralatan studio. 2. Memberikan pemahaman pengukuran pencahayaan pada model. 3. Memberikan pemahaman pencahyaan dengan satu sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sudah menjadi alat komunikasi yang efektif didalam masyarakat Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya membuat televisi

Lebih terperinci

BAB III STASIUN TELEVISI

BAB III STASIUN TELEVISI BAB III STASIUN TELEVISI 3.1 Stasiun Televisi Stasiun televisi adalah stasiun penyiaran yang menyebarkan siarannya dalam bentuk audio dan video secara bersama-sama ke televisi penerima. Stasiun televisi

Lebih terperinci

Filters Blur Gaussian Blur Filter Blur Gaussian Blur

Filters Blur Gaussian Blur Filter Blur Gaussian Blur Filters Filter adalah tool yang didesain sedemikian rupa dengan menggunakan image sebagai inputnya, kemudian mengaplikasikan algoritma matematika dan menghasilkan image yang sudah termodifikasi, Gimp memiliki

Lebih terperinci

3D STUDIO MAX. Setting awal 3D Studio Max 9

3D STUDIO MAX. Setting awal 3D Studio Max 9 3D STUDIO MAX Setting awal 3D Studio Max 9 1. Untuk kerja yang leluasa, aturlah resolusi desktop windows anda setinggi mungkin di Control Panel Display. Disarankan menggunakan monitor 17 atau lebih besar.

Lebih terperinci

Sejarah dan Perkembangan Closer Circuit Television (CCTV)

Sejarah dan Perkembangan Closer Circuit Television (CCTV) Sejarah dan Perkembangan Closer Circuit Television (CCTV) CCTV atau Closer Circuit Television (CCTV) pertama kali ditemukan oleh Walter Brunch. CCTV pertama kali digunakan oleh tim pelaksana peluncuran

Lebih terperinci

PERSIAPAN DALAM MEMBUAT FILM

PERSIAPAN DALAM MEMBUAT FILM PERSIAPAN DALAM MEMBUAT FILM Film yang baik tentunya memiliki cara pembuatan yang baik dan sesuai dengan tujuan. Pembuatan film melibatkan bebarapa tahap, antara lain ide, naskah, shooting dan editing.

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT. Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn

MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT. Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Reni Apriliana 14148155 Sekar Manik Pranipta 14148157 FAKULTAS SENI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1 VIDEO By Nurul Adhayanti 1 VIDEO teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.

Lebih terperinci

Dian Kemala Putri BAHAN AJAR PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Dian Kemala Putri BAHAN AJAR PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA Dian Kemala Putri BAHAN AJAR PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA Panca Indera: Mata, telinga, hidung, mulut dan kulit. Kelima indera tersebut membantu manusia berinteraksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab III telah dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lanskap

TINJAUAN PUSTAKA. Lanskap TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Simond dan Starke (2006) menyebutkan bahwa karakter lanskap terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu lanskap alami dan lingkungan terbangun (lanskap terbangun). Lanskap alami

Lebih terperinci