BAB III ANALISA Analisa Tapak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISA Analisa Tapak"

Transkripsi

1 BAB III ANALISA 3. 1 Analisa Tapak Tinjauan Umum Kawasan Kampung Pangumbahan berada di Jl. Cihampelas, kecamatan Bandung Wetan, kelurahan Tamansari. Merupakan daerah permukiman kumuh dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi dan merupakan daerah kantong perkotaan. Karakteristik daerah kantong perkotaan ini adalah sebuah daerah yang terbentuk di belakang daerah komersial (Jl. Cihampelas), daerah ini tidak teratur dan cenderung kumuh. Melihat kondisi tersebut, tapak yang menghadap ke arah Jl. Cihampelas dapat dipotensikan sebagai bagian komersial pada rumah susun. Bagian komersial tersebut diperuntukkan bagi penghuni guna meningkatkan kehidupan ekonominya. Gambar 3. 1 Foto udara (sumber: Google Earth) Keterangan: Daerah fungsi komersial dan jasa Daerah permukiman Daerah bagian komersial pada rumah susun 20

2 Lokasi Proyek, Pencapaian, Dan Sistem Sirkulasi Akses memasuki lokasi perancangan dapat dicapai melalui Jl. Cihampelas, Jl. Dr. Rum, Jl. Wastukencana, dan Jl. Linggawastu. Sedangkan akses antar perkampungan sendiri dapat dicapai melalui jalan lingkungan berupa gang gang kecil yang hanya dapat di akses oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Untuk akses lain ke lokasi sendiri dapat dicapai melalui jembatan Sungai Cikapundung yang membelah kecamatan Tamansari. Gambar 3. 2 Ilustrasi pencapaian menuju kawasan Hanya sebagian kecil warga masyarakat yang memiliki kendaraan roda empat. Hal ini sangat relevan sesuai dengan pendapatan kebanyakan warga masyarakat yang merupakan golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Walaupun ada sebagian warga yang telah mampu membeli kendaraan roda empat, namun terdapat kendala pada parkir kendaraan dengan jalan masuk permukiman yang sempit. Oleh sebab itu pada desain rumah susun disediakan sebuah tempat parkir komunal untuk menghemat penggunaan lahan, dan dapat mengakomodasi terjadinya perubahan volume. Sistem sirkulasi dalam rumah susun dimungkinkan untuk askes terhadap kendaraan roda empat, roda dua, dan pejalan kaki. Sistem sirkulasi di dalam blok hunian sebdiri menggunakan ramp agar dapat diakses oleh kendaraan roda dua dan gerobak. Keterangan: Kawasan rumah susun Unit hunian Parkir komunal Akses kendaraan menuju tapak Gambar 3. 3 Rencana sirkulasi tapak 21

3 Status Kepemilikan Lahan Sebagian besar dimiliki oleh beberapa orang tuan tanah, sementara itu sisanya adalah tanah milik pemerintah dan tanah milik perorangan (per kapling kecil). Pada kapling kapling milik para tuan tanah, warga sekitarnya menyewa tanah tersebut dan mendirikan bangunan sendiri. Pada tanah yang dimiliki pemerintah ditempati oleh para penduduk secara legal dan terkadang ada yang secara ilegal (squater). Sedangkan pada tanah perorangan, kapling yang relatif kecil terkadang dibagi bagi lagi menjadi beberapa bagian untuk kemudian dibangun rumah tunggal pada masing masing bagian untuk tiap anggota keluarga. Keterangan kepemilikan tanah: Tuan tanah 1 Tuan tanah 2 Tuan tanah 3 Tuan tanah 4 Pemerintah Gambar 3. 4 Status kepemilikan lahan (sumber: data kelurahan Tamansari) 22

4 Oleh sebab itu, melihat komposisi kepemilikan pada tanah milik perorangan akan dilakukan teknik landsharing. Pada tanah milik pemerintah dan milik perorangan akan dibangun rumah susun tahap pertama. Para tuan tanah menyediakan lahan untuk relokasi sementara penduduk yang berada di kawasan rumah susun tahap pertama (gambar 1). Setelah rumah susun tahap pertama selesai akan ditempati penduduk asal dan menjadi tempat relokasi sementara bagi pembangunan rumah susun tahap kedua (rumah susun di atas tanah milik pemilik tanah) (gambar 2). Gambar 3. 5 Rencana pembangunan tahap 1 Keterangan: Kawasan rumah susun Sungai Cikapundung Blok hunian tahap1 Blok hunian tahap2 Tempat relokasi sementara penghuni Gambar 3. 6 Rencana pembangunan tahap 2 Gambar 3. 6 Rencana pembangunan tahap 2 23

5 Topografi Kondisi topografi eksisting dapat dikatakan relatif landai, dengan kemiringan rata rata berkisar antara 2% - 10%. Puncak kemiringan dari Jalan Cihampelas menuju ke arah Sungai Cikapundung. Kondisi hidrologi kawasan dan sekitarnya dicirikan dengan adanya Sungai Cikapundung sebagai saluran primer dan sungai sungai kecil di daerah sekitar kawasan yang mengalir ke Sungai Cikapundung sebagai aliran sekunder. Ditemukan manfaat dari aliran Sungai Cikapundung dan sungai sungai kecil yang bermuara di Sungai Cikapundung tidak lebih sebagai saluran pembuangan air limbah rumah tangga dan sampah. Pada desain rumah susun, dengan kemiringan dan arah kemiringan menuju ke Sungai Cikapundung, maka dapat dipotensikan dalam hal utilitas bangunan (drainase) menggunakan arah gravitasi menuju Sungai Cikapundung. Gambar 3. 7 Remiringan kawasan Keterangan: : Kawasan rumah susun : Sungai cikapundung : Kemiringan tapak dan rencana arah drainase tapak 24

6 Vegetasi Eksisting Berupa tanaman perdu dan beberapa buah pohon peneduh disepanjang jalan Cihampelas dan di dalam kawasan permukiman. Frekuensinya masih minim jika dibandingkan dengan luas kawasan. Hal tersebut menyebabkan temperatur udara mikro di dalam kawasan menjadi relatif panas. Namun pada gang gang kecil di dalam kawasan cenderung teduh karena dinaungi oleh bayangan rumah. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya tidak berjauhan dan cenderung berdempet, sehingga para pejalan kaki cukup nyaman berjalan di gang walaupun tanpa adanya pohon peneduh. Gambar 3. 8 Kondisi vegetasi eksisting kawasan Oleh sebab itu, pada desain rumah susun akan disediakan ruang ruang terbuka hijau sebagai penghubung antar blok satu dengan lainnya dan kawasan rumah susun dengan kawasan sekitarnya. Dengan adanya jalur terbuka hijau tersebut dapat menjadi shelter bagi para pejalan kaki. Keterangan: Kawasan rumah susun Sungai Cikapundung Blok hunian Rencana ruang terbuka hijau Gambar 3. 9 Rencana tata ruang hijau kawasan 25

7 Arah Pergerakan Matahari dan Panorama Untuk kenyamanan termal, desain rumah susun memiliki orientasi barat daya timur laut dengan massa bangunan diagonal bersudut. Hal tersebut dimaksudkan untuk memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami. Sedangkan untuk orientasi sendiri untuk fasade bangunan yang menghadap arah barat daya dapat dipotensikan sebagai space iklan karena menghadap koridor komersial dan jasa Jl. Cihampelas. Untuk fasade yang menghadap timur laut akan mendapatkan view ke arah sungai Cikapundung yang diasumsikan telah mengalami revitalisasi kawasan lembah Sungai Cikapundung sesuai dengan RTRW kota Bandung tahun Gambar Rencana orientasi massa bangunan Keterangan: Kawasan rumah susun Sungai Cikapundung Rencana blok hunian Fasade bangunan (arah timur laut) menghadap ke arah Sungai Cikapundung (view) 26

8 3. 2 Analisa Kegiatan / Fungsional Pola Aktivitas 1) Unit Hunian Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan beberapa pola aktivitas pada eksisting seperti pada tabel berikut ini. Didapati ada beberapa fungsi ruang yang tidak terpakai pada waktu waktu tertentu, sehingga dapat digabungkan dengan fungsi lain. Aktivitas Ruang Ruang Ruang Dapur Kamar Teras Ruang Tamu Tidur Makan Mandi Bersama Terima tamu Bersantai Makan Belajar Tidur Berusaha Mandi Memasak Mencuci Menjemur jarang Sering dan di atas 2 jam Sering (dibawah 1 jam) Tabel 3. 1 Pola aktivitas penghuni (sumber: studi banding) Berdasarkan waktu penggunaan ruangan: waktu Ruang Tamu Ruang Tidur Ruang Makan Dapur Kamar Mandi Teras Ruang Bersama sering jarang Tabel 3. 2 Penggunaan ruang berdasarkan waktu (sumber: studi banding) 27

9 2) Blok Hunian Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan beberapa pola aktivitas yang dilakukan pada ruang ruang eksisting: Aktivitas Gang MCK Dapur Tangga Parkir Umum Mengobrol Bermain Menyimpan motor Membuang sampah Kegiatan jual beli MCK Memasak Menjemur Tabel 3. 3 Pola aktivitas dalam ruangan (sumber: studi banding) Aktivitas Gang MCK Dapur Tangga Parkir Umum Tabel 3. 4 Penggunaan ruang berdasarkan waktu (sumber: studi banding) Melalui hasil analisa kegiatan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa rumah bukan hanyalah dibatasi oleh tembok depan ruang tamu, melainkan diperluas secara imajiner sampai ke area sirkulasi. Sirkulasi juga merupakan perluasan dari area rumah secara imajiner dan pusat interaksi dan aktivitas warga masyarakat sekitarnya,. Oleh sebab itu, pada desain rumah susun area sirkulasi akan diperluas menjadi kurang lebih 15% dari luas bangunan, agar mempertahankan kenyamanan berinteraksi. 28

10 3) Lingkungan Hunian Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas warga yang dilakukan sehari hari diluar wilayah hunian mereka, didapatkan beberapa pola aktivitas sebagai berikut: Ruang Aktivitas Gardu Sekolah Mesjid Puskesmas RSG Pasar Koperasi Kantor Lapangan Ruang terbuka Parkir Tabel 3. 5 Aktivitas sehari hari di sekitar kawasan (sumber: studi banding) 3. 3 Analisa Penghuni Kependudukan Warga Kampung Pangumbahan Kampung Pangumbahan merupakan bagian dari daerah Tamansari yang terletak di RW 17. Luas total lahan +/- 8 ha dihuni oleh jiwa dari 230 kepala keluarga. Kepadatan penduduk mencapai 162 jiwa / ha dengan jumlah anggota per keluarga mencapai 5 6 orang Pendidikan Sosialisasi mengenai cara hidup baru di rumah susun yang telah dilakukan pemerintah mendapat apresiasi dari sebagian besar warga masyarakat. Sebagian besar dari mereka telah menempuh jalur pendidikan wajib 9 tahun. Data yang lebih terperinci mengenai jalur pendidikan yang ditempuh masyarakat dengan sampel 799 jiwa adalah sebagai berikut: 29

11 Jalur pendidikan Sedang (jiwa) Tamat (jiwa) Tidak Tamat (jiwa) SD SMP SMA Jumlah (jiwa) D1 5 D3 30 S1 68 Belum sekolah 86 Tidak sekolah 15 Tabel 3. 6 Latar belakang pendidikan penduduk kawasan (sumber: data kependudukan kelurahan Tamansari; April 2007) Fasilitas pendidikan yang tersedia di sekitar kawasan cukup memadai. Terdapat 2 buah Taman Kanak kanak (TK Yakeswa dan TK Baptis), dan 3 buah Sekolah Dasar yang dapat dicapai dengan berjalan kaki dari kampung Pangumbahan, (SD Yakeswa, SD Linggawastu, dan SD Baptis). Untuk SMP dan SMA terdapat beberapa sekolah yaitu SMP 40, SMA 2, SMA Pasundan 2, SMA Pasundan 8, SMK 1 dan SMK Putra Padjadjaran. Sedangkan untuk fasilitas pendidikan tinggi terdapat ITB, UNISBA, UNPAS, dan STDI. Oleh sebab itu tidak diperlukan fasilitas umum pendidikan di dalam kawasan, karena telah tersedia dan cukup lengkap di sekitar kawasan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi Interaksi Sosial Interaksi sosial antar warga biasanya terletak di daerah sirkulasi, depan rumah (teras), ruang terbuka, dan mesjid. Anak anak bermain di gang bersama (karena keterbatasan lahan kosong) dengan gerobak, sepeda, sepeda motor, dan pejalan kaki.. Di depan rumah kebanyakan warga biasanya terdapat dinding setinggi +/- 50cm dan setebal +/- 30cm yang berfungsi selain untuk pembatas wilayah rumah, juga sebagai tempat duduk duduk untuk berinteraksi dengan tetangganya. Oleh sebab itu pada desain rumah susun akan direncanakan penyediaan teras rumah dan dipertahankan sistem sirkulasi sebagai pusat interaksi sehingga diperlebar agar dapat menampung aktivitas aktivitas warga 30

12 Teras Teras Sirkulasi Gambar Rencana awal unit hunian Kondisi ekonomi Sebagian besar penduduk kampung Pangumbahan merupakan pegawai swasta, sebagian lagi adalah pegawai wiraswasta, buruh, dan pegawai negeri sipil. Data lebih terperinci dengan sampel 407 jiwa adalah sebagai berikut: Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) PNS / TNI / purn.tni 18 Swasta 144 Wirausaha 72 Buruh 23 Pedagang 22 Tidak bekerja 112 pensiunan 16 Tabel 3. 7 Data mata pencaharian penduduk kawasan (sumber: data kependudukan kelurahan Tamansari; April 2007) Jumlah Penghasilan (rupiah) Jumlah (persen) ,5 > ,5 31

13 Oleh sebab itu untuk meningkatkan pendapatan ekonomi penghuni, maka pada desain rumah susun direncanakan adanya fungsi penambah ekonomi keluarga berupa fungsi komersial di dalam kawasan. Fungsi komersial sekunder untuk melayani kawasan rumah susun dan permukiman sekitarnya. Keterangan: Kawasan rumah susun Sungai Cikapundung Blok hunian Fungsi komersil Gambar Rencana pendistribusian fungsi komersil di dalam kawasan 3. 4 Analisa Ruang Dan Bentuk Analisa Ruang Berdasarkan hasil analisa kegiatan pada masyarakat berpenghasilan rendah, dapat disimpulkan bahwa kegiatan sebagian besar berada di luar rumah. Sedangkan kegiatan di dalam rumah sendiri lebih terkonsentrasi pada inti rumah dan dapur. Tidak ada penempatan ruang yang khusus sesuai dengan fungsinya tertentu. Ruang menjadi fleksibel, karena tidak hanya mewadahi 1 atau 2 fungsi saja, bahkan dapat terjadi beberapa fungsi terjadi secara bersamaan di dalam 1 ruang. Oleh sebab itu diperlukan sebuah layout ruangan yang fleksibel untuk mewadahi setiap fungsi yang terjadi dan tidak tentu. Pada desain rumah susun, terutama pada hunian bertipe kecil akan disediakan layout hunian yang kosong, tanpa pembatas permanen, kecuali pada kamar mandi dan dapur. Dengan layout hunian seperti itu, penghuni dapat dengan bebas mengatur dan merubah layout ruangannya sesuai dengan kebutuhannya. 32

14 Gambar Rencana layout ruang hunian bertipe kecil Hierarki Ruang Secara kawasan, rumah susun yang akan di desain dibagi menjadi beberapa kelompok (cluster) hunian dengan taman sebagai penghubung bagi setiap kelompok hunian. Taman tersebut selain menjadi penghubung setiap unit hunian juga menjadi area semi publik. Jalur sirkulasi dan ruang terbuka bersama dapat diakses oleh masyratakat umum. Publik a) Lingkungan Privat Kelompok Hunian Fasum Dan fasos Parkir komunal Kelompok Hunian Taman Pedestrian Taman Kelompok Hunian Parkir komunal Lapangan Kelompok Hunian Pada hubungan antar blok hunian, sirkulasi didesain sebagai ruang terbuka semi publik (taman). Jalur utama menuju blok hunian, fasum dan fasos, parkir komunal dan lapangan bersama berupa pedestrian yang bersifat publik. 33

15 b) Blok Hunian Hunian Hunian Hunian Teras Teras Teras Hunian Teras Tangga Gang Tangga Di dalam blok hunian, gang (selasar) menjadi jalur sirkulasi antar unit hunian, sedangkan tangga menjadi sirkulasi vertikal antar lantai bangunan. Teras menjadi zona semi publik bagi setiap unit hunian. c) Unit Hunian R.jemur R.utama MCK R.tidur Teras Dapur Gang Ruang jemur, ruang tidur, MCK dan dapur menjadi zona privat bagi penghuni. Ruang utama menjadi zona semi privat untuk mewadahi aktivitas penghuni. Teras menjadi zona semi publik yang juga dapat berfungsi sebagai area penerima tamu Analisa Bentuk Kampung merupakan kawasan permukiman dengan hubungan interaksi sosial antar penduduknya dekat. Hubungan kekerabatan antar tetangga sangat dekat, hal tersebut didukung oleh hunian mereka yang berdekatan. Oleh karena itu, pada desain rumah susun, karakteristik kampung ini akan semaksimal mungkin dipertahankan. Antar hunian dalam satu blok Untuk menjaga karakteristik masyarakat kampung dalam hal interaksi sosial, maka jarak antar tiap unit hunian akan didesain sedekat mungkin. Rongga rongga antar hunian akan difungsikan sebagai ruang interaksi antar penghuni. Untuk mengakomodasi semua itu maka didapat 2 buah alternatif layout antar hunian berdasarkan pola sirkulasi, yaitu: 1. Exterior corridor Kelebihan: penghawaaan dan pencahayaan koridor dan unit baik. Kekurangan: sirkulasi lebih boros, pemakaian lahan lebih besar. 34

16 2. Interior corridor Kelebihan: pemakaian lahan lebih efisien. Kekurangan: sirkulasi lebih boros; penghawaan dan pencahayaan koridor dan unit kurang baik (gelap). Gambar Gifu Kitagata Apartment (sumber: Blok hunian Rumah susun dihuni oleh masyarakat yang heterogen, baik dalam hal ekonomi, sosial maupun budayanya. Oleh sebab itu, bentuk blok hunian dalam rumah susun harus mengakomodasi terjadinya sosialisasi antar penghuninya baik horizontal atau vertikal. Bentuk blok menjadi usulan karena merupakan sebuah bentuk yang kompak dan berlapis yang memberikan kemungkinan untuk kepadatan tinggi. Ruang yang berada di dalam dan di luar sangat jelas berbeda tergantung pada bentuk dan fungsinya. Ruang dalam blok yang terjadi dapat menjadi sebuah ruang positif yang dapat dijadikan penghuninya sebagai sarana sosialisasi dan rekreasi Bentuk seperti ini memberikan kemudahan dan efisien dalam hal sirkulasi. Memudahkan dalam pengelompokan kegiatan, dan pembentukan ruang menjadi relatif mudah dan dapat bervariasi. 35

17 3. 5 Analisa Struktur Dan Utilitas Bangunan Struktur Bangunan Secara prinsipiil, rumah susun yang akan didesain harus menggunakan sistem struktur yang kuat, tahan lama, mudah dan cepat dalam pembangunan, untuk mengefisienkan beban biaya pembangunan. Efisien dalam hal ini bukan hanya dalam hal biaya (menghemat penggunaan buruh) tapi juga dalam penggunaan material dan modul tipe hunian sehingga seminimal mungkin tidak ada material dan ruang yang terbuang. Oleh sebab itu, rational building system akan dipilih karena produksi yang ekonomis untuk beton pracetak, pekerjaan yang berulang sehingga hemat penggunaan cetakan. Material pracetak yang digunakan adalah pada dinding dinding beton selubung bangunan dan kolom dengan sistem knock-down atau bongkar pasang. Hal tersebut sesuai dengan modul modul pada rumah susun yang berulang antar tiap tipe hunian yang sama Utilitas Bangunan a) Air Bersih Berdasarkan hasil pengamatan, sumber air yang digunakan di daerah kawasan kampung Pangumbahan adalah sumur gali dan PDAM untuk perumahan, dan sumur artesis bagi fungsi komersial dan jasa di sekitar koridor jalan Cihampelas. Oleh sebab itu, untuk menghemat biaya pemasangan, maka di asumsikan pada desain rumah susun menggunakan sumber air dari PDAM. Air dari PDAM di simpan pada gorund tank sebagai cadangan air, kemudian dipompa ke atas bangunan (roof tank), dan didistribusikan ke setiap unit dalam blok bangunan melalui sistem gravitasi. ` Gambar Rencana utilitas air bersih pada rumah susun 36

18 PDAM Reservoir bawah Mesin pompa Reservoir atas Unit hunian Skema 3. 1 Rencana utilitas air bersih pada rumah susun b) Air Kotor Sungai Cikapundung merupakan salah satu jalur utama pembuangan kota. Oleh sebab itu rumah susun yang akan di desain secara prinsipiil memanfaatkan kedekatan lokasi, tetapi dengan terlebih dahulu melakukan pengolahan terhadap air buangan tersebut agar tidak mencemari sungai Cikapundung. Sumber air limbah rumah tangga berasal dari kamar mandi, tempat cuci, dapur dan toilet / kakus. Air limbah rumah tangga jika dilihat dari sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu: Air limbah rumah tangga yang berasal dari toilet / kakus (black water) Air limbah rumah tangga non kakus / mandi dan cuci (grey water) Riol lingkungan Sungai Cikapundung Air hujan Sumur resapan Cadangan hydrant Tanah Skema 3. 2 Rencana pembuangan air hujan pada kawasan rumah susun Air cuci Sumur raesapan Riol lingkungan Riol kota Saluran pembuangan kota Bandung: Sungai Cikapundung Skema 3. 3 Rrencana pembuangan grey water pada kawasan rumah susun 37

19 Gambar Rencana pembuangan black water pada kawasan rumah susun Air tinja Septic tank Sumur resapan Diendapkan Skema 3. 4 Rencana pembuangan black water pada kawasan rumah susun c) Sampah Berdasarkan hasil pengamatan, sampah terutama sampah rumah tangga dikumpulkan dari tiap rumah kemudian diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara daerah kampung Pangumbahan yang terletak di Jalan Cihampelas berdekatan dengan akses masuk ke dalam perkampungan. Gambar TPS eksisting kawasan Oleh sebab itu dalam rumah susun yang akan di didesain disediakan tempat pembuangan sampah sementara di dalam kawasan kampung Pangumbahan agar tidak merusak kebersihan lingkungan jalan Cihampelas dan citra kawasan kampung Pangumbahan. 38

20 Sampah per unit hunian Shaft sampah Bak sampah bangunan TPS lingkungan TPA kota Bandung Skema 3. 4 Rencana pembungan sampah kawasan rumah susun 3. 6 Kebutuhan Ruang Berdasarkan hasil analisa kegiatan penghuni, maka kebutuhan akan ruang secara umum dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a) Unit Hunian Menurut RDTRK Cibeunying tahun 2010, perkiraan penyebaran penduduk di kawasan Tamansari Cihampelas pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: Kelurahan Luas (ha) Jumlah penduduk (jiwa) Kepadatan penduduk (jiwa) Tamansari Cipaganti Lebak Siliwangi Tabel 3. 9 Perkiraan penyebaran penduduk Tamansari Cihampelas tahun 2010 (sumber: RDTRK Cibeunying 2010) Tamansari berada di kawasan zona 1 unit lingkungan 09, berdasarkan RDTRK Cibeunying tahun 2010 memiliki rencana peraturan pelaksanaan pembangunan sebagai berikut: Zona Unit Lingkungan Luas (ha) Fungsi Dominan KDB rencana KLB rencana Lantai bangunan Tinggi Bangunan (m) Perumahan 40 1, ,096 Fasum 30 0, ,95 Perumahan 30 0, ,88 perdagangan 50 0, Tabel Rencana peraturan pelaksanaan pembangunan Tamansari Cihampelas tahun 2010 (sumber: RDTRK Cibeunying 2010) 39

21 Jumlah penduduk di RW 17 pada tahun 2007 mencapai 1298 jiwa, dengan luas lahan +/- 8ha. Berdasarkan tabel di atas, perkiraan jumlah penduduk RW 17 pada tahun 2010 mencapai Dengan asumsi 1 unit rumah untuk 5 orang, maka diperlukan 480 unit rumah. Sedangkan, pada kawasan yang akan didesain seluas +/- 2,7ha (bagian dari RW 17) diperlukan 162 unit rumah (berdasarkan rencana peraturan pelaksanaan pembangunan Tamansari Cihampelas tahun 2010), yang mencakup penghuni asal dan pendatang. Dengan asumsi bahwa perbandingan tipe besar : tipe sedang : tipe kecil = 1 : 3 : 6, maka jumlah unit hunian yang dibutuhkan adalah 16 tipe besar, 49tipe sedang, dan 97 tipe kecil. Dalam mewadahi setiap aktivitas penghuni di dalam unit hunian, dibutuhkan ruang ruang yang meliputi: Ruang multifungsi yang fleksibel, untuk aktivitas tidur, ibadah, makan, belajar, bekerja, bercengkerama, setrika, istirahat, terima tamu keluarga, dan lain lain. Ruang dapur, untuk aktivitas menyiapkan bahan masakan, mencuci bahan masakan mentah, memasak, menyiapkan masakan matang, mencuci alat makan. Ruang tidur, untuk aktivitas beristirahat dan tidur Ruang jemur, untuk aktivitas menjemur pakaian dan alat tidur. Dibagi menjadi 2, yaitu: Ruang jemur privat, yaitu ruang jemur yang terdapat di setiap unit hunian tipe menengah dan besar. Ruang jemur bersama, yaitu ruang jemur yang digunakan secara komunal oleh unit hunian bertipe kecil (dimaksudkan untuk efektivitas unit hunian tipe kecil). Ruang mandi, cuci, dan kakus (MCK), untuk aktivitas mandi, mencuci pakaian, mencuci alat masak dan kakus. Teras yang fleksibel, terutama diperuntukkan untuk kegiatan berinteraksi sosial antar tetangga di dalam rumah susun, agar karakteristik kampung tetap terjaga. Selain itu juga sebagai pembatas teritorial antar unit hunian. Berdasarkan kualitas ruang, terdapat perbedaan antara unit hunian untuk MBR dan masyarakat berpenghasilan menengah atas untuk setiap unit yang sama. Unit hunian untuk MBR lebih berkonsentrasi pada kebutuhan jumlah orang yang dapat menghuni unit tersebut, sehingga lay out ruangan harus fleksibel, tanpa dinding pembatas, di mana ruang bersama sewaktu waktu dapat berubah fungsi menjadi ruang makan atau ruang tidur. Sementara unit hunian untuk masyarakat berpenghasilan menengah tinggi lebih berkonsentrasi pada kualitas ruang, semenjak jumlah orang yang akan menghuni unit tidak 40

22 terlalu menjadi masalah utama. Dinding dinding ruangan lebih bersifat fixed, sehingga didapat pembatas teritorial di dalam unit. Unit hunian yang direncanakan untuk tipe kecil, sedang dan besar adalah tipe 21, 36, dan 54 berdasarkan asumsi ruang minimum yang dibutuhkan tiap orang adalah 4m 2, jumlah orang yang akan menghuni unit hunian, dan jenis kegiatan yang akan diwadahi. Terdapat perbedaan antara tipe untuk MBR dan masyarakat berpenghasilan menengah tinggi. Pada tipe hunian MBR dengan tinggi langit langit yang dinaikan memungkinkan untuk dibuatnya lantai mezzanine, semenjak lay out ruangan tanpa dinding yang fixed sehingga memungkinkan pada tipe 21 tumbuh menjadi maksimal tipe 36. Untuk besaran dan kebutuhan pada tiap tiap unit hunian dapat dilihat pada tabel Rencana program ruang unit hunian halaman 43. b) Fasilitas Lingkungan Dalam mewadahi setiap aktivitas penghuni antar blok hunian di dalam kawasan rumah susun, maka dibutuhkan ruang ruang yang meliputi: Taman, sebagai ruang terbuka hijau, daerah resapan, buffer terhadap debu, panas, dan bising, serta shelter bagi pejalan kaki. Area ini bersifat semi publik yang dapat digunakan oleh penghuni untuk kegiatan rekreasi dan sarana sosialisasi. Untuk besaran ruang dapat dilihat pada tabel Rencana program ruang fasilitas lingkungan halaman 44. Lapangan, berupa lapangan voli sebagai ruang terbuka publik yang diperuntukkan sebagai tempat bermain, dan olah raga yang berfungsi untuk mewadahi aktivitas yang bersifat rekreatif dan sportif. Untuk besaran ruang dapat dilihat pada tabel Rencana program ruang fasilitas lingkungan halaman 44. Sarana ibadah, untuk mewadahi aktivitas yang bersifat religius dan sosial. Dibagi menjadi 2, yaitu: Mesjid yang bersifat publik untuk mewadahi aktivitas religius dan sosial di dalam kawasan dan sekitarnya. Juga untuk fungsi tambahan pendidikan, seperti TKA dan TPA. Mushola yang bersifat semi publik untuk mewadahi aktivitas religius di dalam setiap blok hunian. Untuk besaran ruang dapat dilihat pada tabel Rencana program ruang fasilitas lingkungan halaman

23 Pos keamanan, untuk mewadahi aktivitas perlindungan keamanan. Dibagi menjadi 2, yaitu: Pos keamanan blok, terletak di dalam setiap blok hunian. Pos keamanan lingkungan, terletak di beberapa titik di dalam kawasan rumah susun. Untuk besaran ruang dapat dilihat pada tabel Rencana program ruang fasilitas lingkungan halaman 44. Puskesmas yang bersifat publik untuk mewadahi aktivitas pengobatan penghuni di kawasan rumah susun dan sekitarnya. Untuk besaran ruang dapat dilihat pada tabel Rencana program ruang fasilitas lingkungan halaman 44. Kantor RW, untuk mewadahi aktivitas yang berhubungan dengan kemasyarakatan penghuni di kawasan rumah susun. Untuk besaran ruang dapat dilihat pada tabel Rencana program ruang fasilitas lingkungan halaman 44. Kantor pengelola, untuk mewadahi aktivitas pengelolaan rumah susun baik dari segi fisik atau pun non fisik, administrasi dan perawatan rumah susun. Untuk besaran ruang dapat dilihat pada tabel Rencana program ruang fasilitas lingkungan halaman 44. Ruang serba guna, untuk mewadahi aktivitas yang bersifat komunal, baik untuk kegiatan pendidikan, sosial, rekreatif ataupun religius. Untuk besaran ruang dapat dilihat pada tabel Rencana program ruang fasilitas lingkungan halaman 44. Fasilitas komersial, untuk mewadahi aktivitas yang bersifat komersial dan jasa, yang penggunanya diutamakan bagi penghuni. Dibagi menjadi 3, yaitu: Fasilitas komersil primer (menghadap ke arah jalan Cihampelas) Fasilitas komersil sekunder (menghadap ke arah jalan Linggawastu), difungsikan untuk melayani kebutuhan dalam kawasan rumah susun dan kawasan permukiman sekitar kawasan rumah susun. Fasilitas komersil tersier, merupakan fasilitas komersil yang menyatu dengan unit hunian, sebagai contoh adalah warung warung yang menyatu dengan rumah tinggal di gang gang kecil di perkampungan. Difungsikan untuk melayani kebutuhan antar unit hunian, dengan jangkauan pelayanan +/- 1 RT. c) Sarana Sirkulasi Dalam memberikan dukungan bagi setiap aktivitas penghuni antar blok hunian di dalam kawasan rumah susun ataupun kendaraan penghuni, maka dibutuhkan ruang ruang yang meliputi: 42

24 Selasar, berfungsi sebagai ruang sirkulasi yang menghubungkan antara satuan unit hunian ke tangga ataupun antar unit hunian. Untuk mempertahankan karakteristik kampung, selasar diperlebar dengan fungsi tambahan sebagai ruang interaksi sosial antar penghuni rumah susun. Tangga, berfungsi sebagai sarana sirkulasi vertikal yang memudahkan penghuni berpindah dari satu lantai ke lantai lainnya dengan berjalan kaki. Tangga darurat, berfungsi sebagai sarana penyelamatan diri apabila terjadi bencana, seperti kebakaran dan gempa. Ramp, berfungsi sebagai sarana sirkulasi vertikal untuk kendaraan roda dua, gerobak dan pengguna kursi roda. Jalan lingkungan, berfungsi sebagai sarana sirkulasi horizontal, baik bagi pejalan kaki ataupun kendaraan dalam menghubungkan antar blok hunian ataupun antara blok hunian dan permukiman sekitar rumah susun Program Ruang a) Unit Hunian Unit hunian dalam rumah susun yang akan di desain dibagi menjadi 3 jenis unit hunian, yaitu tipe hunian kecil, menengah, dan tipe hunian besar. Dengan asumsi ruang minimum yang dibutuhkan tiap orang adalah 4m 2, maka besaran tiap unit yang direncanakan adalah T-21, T-36, T-54 dengan perbandingan tiap unit hunian adalah 6:3:1 Tiap hunian mempunyai kesempatan tumbuh (konsep rumah tumbuh), sebagai contoh, unit tipe 21 dapat tumbuh maksimal menjadi tipe 42. Jenis Ruang Jumlah Ukuran kapasitas T-27 21m orang R. Utama R. Tidur Dapur MCK Teras 4m x 3m 2m x3m 1,5m x 1,5m 1,5m x 1,5m 3m x 1,5m 43

25 T-36 36m 2 > 5 orang R. Tidur R. Utama Dapur R. Jemur MCK Teras 2 buah 2,5m x 2,25m 3m x 3,5m 1,5m x 1,5m 1,5m x 1,5m 1,5m x 1,5m 1,5m x 3m Jenis Ruang Jumlah Ukuran kapasitas T-54 R. Tidur R. Utama Dapur R. Jemur MCK Teras 3 buah 54m 2 3m x 2,5m 3m x 6m 1,5m x 1,5m 1,5m x 1,5m 1,5m x 1,5m 1,5m x 3m > 5 orang Tabel Rencana program ruang unit hunian b) Fasilitas Lingkungan Jenis Ruang Standar Ukuran (m 2 ) Kantor RW Pos keamanan Kantor pengelola Ruang Serba Guna 0,12m 2 / jiwa (berdasarkan studi banding) 90 Lapangan voli 72 m 2 2 x 72 = 144 Taman hijau 0,5 m 2 / jiwa 300 Ruang usaha (di lantai 1) 5m 2 / kios Tabel Rencana program ruang fasilitas lingkungan c) Sarana Sirkulasi Jenis Ruang Standar Jumlah Luas (m 2 ) Luas total 15% x luas total lahan 300 sirkulasi Parkir mobil 12,5m2 / mobil Parkir paralel jalur 2 arah : 2,5m x 5,5m Lebar jalan 6m Parkir miring 45 o : 2,4m x 5,5m Lebar jalan 3m

26 Parkir motor 2m2 / motor ukuran 1m x 2m Lebar jalan 2,4m Ukuran parkir : 0,9m x 1m Gerobak Ukuran penyimpanan 2m x 1m Selasar Lebar 1,6m Jenis Ruang Standar Jumlah Luas (m 2 ) Tangga Lebar min untuk 1 orang: 80 cm Tanjakan min. 115 mm Injakan min. 250 mm Jalan lingkungan Lebar badan jalan min. 3,5m Lebar perkerasan min. 6m Jalan lingkungan Dibuat kantong parkir Saluran air hujan Lebar jalan min. 1,2m lebar Bahu jalan min. 0,25m Tabel Rencana program ruang sarana sirkulasi 45

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL Kampung kota merupakan sebuah fenomena yang cukup unik, di samping memiliki karakteristik kampung, namun memiliki karakteristik perkotaan. Kampung memiliki sifat rasa kekeluargaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar BAB IV KONSEP 4.1 Ide awal perancangan Ide awal perancangan rumah susun ini adalah rumah susun sebagai miniatur kota dengan fungsi-fungsi yang sederhana dan mandiri. Kota sebagai produk peradaban modern

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Pengguna rusun adalah karyawan industri pabrik yang berada di sekitar lokasi dengan asumsi bahwa pembiayaan pembangunan rusun ditanggung oleh pemerintah yang bekerja

Lebih terperinci

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak BB V HSIL RNCNGN Luas lahan rumah susun ini adalah ±1.3 ha dengan luas bangunan ±8500 m². seperempat dari luas bangunan ditujukan untuk fasilitas umum dan sosial yang dapat mewadahi kebutuhan penghuni

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN LINGGAWASTU DI BANDUNG

RUMAH SUSUN LINGGAWASTU DI BANDUNG RUMAH SUSUN LINGGAWASTU DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2007/2008 Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh: DIAN HERDIAN 152 04 016 PROGRAM

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan dengan kompleksitas permasalahan yang ada di tambah laju urbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun membuat kebutuhan perumahan di perkotaan semakin meningkat,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI 5.1. Konsep Pengolahan Lahan Rusuna Bertingkat Tinggi 5.1.1. Skenario Pengolahan Lahan Gambar 5.1. Skenario pengolahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 5.1. Program Dasar Kebutuhan Ruang Program dasar kebutuhan ruang pada rumah susun sederhana milik di RW 01 Johar Baru dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 47 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Pada Bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum Kelurahan Tamansari yang diantaranya berisi tentang kondisi geografis dan kependudukan, kondisi eksisting ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Konsep Dasar Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. Primer sebagai pusat informasi dan edukatif, 2. Sekunder merupakan penjabaran fungsi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK 8 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Data Umum Proyek Proyek perancangan Penataan Kampung Kota Berbasis Arsitektur Berbagi Kampung Kota. Yang berorientasikan pada sungai Cikapundung, berlokasi Jln.Taman Hewan

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB KONSEP PERANCANGAN Berdasarkan kesimpulan mengenai perilaku-perilaku umum khas masyarakat Kampung Juminahan dan penghuni Rumah Susun Grha Bina Harapan beserta tindak lanjutnya yang telah dibahas pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS BAB 4 ANALISIS 4.1. Analisis Kondisi Fisik Tapak 4.1.1. Tinjauan Umum Kawasan Kawasan Kelurahan Lebak Siliwangi merupakan daerah yang diapit oleh dua buah jalan yaitu Jalan Cihampelas (di sebelah barat

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Program ruang SMA Boarding Al-Adzkar kota Tangerang Selatan Ruang Jumlah (unit) Total (m 2 ) R.

Lebih terperinci

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Felicia Putri Surya Atmadja 1, Sri Utami 2, dan Triandriani Mustikawati 2 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Pasar Yaik Semarang Program ruang pasar Yaik Semarang berdasarkan hasil studi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pasar Oeba selain sebagai layanan jasa komersial juga sebagai kawasan permukiman penduduk. Kondisi pasar masih menghadapi beberapa permasalahan antara lain : sampah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB II DATA AWAL PROYEK

BAB II DATA AWAL PROYEK BAB II DATA AWAL PROYEK Judul : Rumah Susun Linggawastu, Bandung Status Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Pemerintah dan swasta Sumber Dana : Pemerintah dan swasta Lokasi : Jl. Linggawastu, kelurahan Tamansari,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB IV PANDUAN KONSEP BAB IV PANDUAN KONSEP 4.1. Visi Pembangunan Sesuai dengan visi desa Mekarsari yaitu Mewujudkan Masyarakat Desa Mekarsari yang sejahtera baik dalam bidang lingkungan, ekonomi dan sosial. Maka dari itu visi

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN DAN LAYAK HUNI Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 FARID BAKNUR, S.T. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E N D U K U N G P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permukiman Kumuh Berdasarkan Dinas Tata Kota DKI tahun 1997 dalam Gusmaini (2012) dikatakan bahwa permukiman kumuh merupakan permukiman berpenghuni padat, kondisi sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI BAB 4 KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI Program Relokasi di Kelurahan Sewu dilatar belakangi oleh beberapa kondisi, diantaranya kondisi banjir yang tidak dapat di prediksi waktu terjadi seperti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Laporan Tugas Akhir Konsep dasar dari perancangan kampus fakultas kedokteran gigi dan mulut yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari PROGRAM RUANG A. Jenis 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari Toilet Pengrajin tempe dan tahu Buang air kecil dan besar Produksi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1 Program Dasar Perencanaan Dalam perencanaannya, asrama ini merupakan tempat tinggal sementara bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV didapatkan temuan-temuan mengenai interaksi antara bentuk spasial dan aktivitas yang membentuk karakter urban

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV. Konsep Perancangan 4. 1 Kosep Dasar Konsep dasar perancangan perpustakaan ini adalah bangunan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya serta mencerminkan fungsinya baik sebagai bangunan perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kelurahan Tamansari 3.1.1 Batas Administrasi Kelurahan Tamansari termasuk dalam Kecamatan Bandung Wetan, yang merupakan salah satu bagian wilayah

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci