KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2020 Kepala Bagian SDM Aparatur, Hukum dan Organisasi. Agus Budi Pranolo
|
|
- Hadi Hardja
- 1 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 i
2 KATA PENGANTAR Segala Puji kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas karunia, rahmat dan hidayah-nya, sehingga penyusunan Laporan Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Situasi Benturan Kepentingan lingkup Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Semester I Tahun 2020 dapat diselesaikan. Kegiatan monitoring dan evaluasi atas penanganan situasi benturan kepentingan dilakukan sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi sekaligus sebagai bahan evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi khususnya area penguatan pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dengan disusunnya laporan ini diharapkan adanya arahan dan masukan dari pimpinan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja pengawas Inspektorat Jenderal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga benturan kepentingan antara pegawai dengan pegawai lainnya dapat dihindarkan. Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Jakarta, Juli 2020 Kepala Bagian SDM Aparatur, Hukum dan Organisasi Agus Budi Pranolo ii
3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar... 2 C. Tujuan... 3 D. Ruang Lingkup Kegiatan... 3 BAB II Implementasi Penanganan Benturan Kepentingan... 5 BAB III Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penanganan Benturan qkepentingan... 8 A. Hasil Monitoring dan Evaluasi... 8 B. Saran Perbaikan BAB IV Penutup Saran iii
4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merupakan unsur pelaksanan pemerintah yang bertanggung jawab kepada Presiden dan bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KKP tidak dapat terlepas dari interaksi dengan banyak pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Terkait dengan interaksi tersebut diatas seringkali terjadi benturan kepentingan dalam diri seorang pegawai khususnya di lingkungan Inspektorat Jenderal KKP (Itjen KKP) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dimana pertimbangan pribadi mempengaruhi dan/atau dapat menyingkirkan profesionalisme seorang pegawai dalam mengemban tugas dan fungsinya. Pertimbangan pribadi tersebut dapat berasal dari kepentingan pribadi, kerabat, atau kelompok yang kemudian mendesak atau mereduksi gagasan yang dibangun berdasarkan nalar profesionalnya sehingga keputusannya menyimpang dari orisinalitas keprofesionalannya dan akan berimplikasi kepada penyelenggaraan negara khususnya di bidang pelayanan publik menjadi tidak efesien dan efektif. Untuk melaksanakan tugas-tugas dalam proses pembangunan nasional sangat diperlukan adanya penyelenggara negara yang berwibawa, bersih, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, efektif dan efesien karena setiap pegawai mempunyai peranan yang menentukan dalam penyelenggaran pemerintahan, Selain disyaratkan untuk memiliki profesionalisme, setiap pegawai juga harus mempunyai peranan yang menentukan dalam penyelenggaraan pemerintahan, memiliki sikap mental yang jujur dan penuh rasa pengabdian kepada masyarakat, negara, dan bangsa serta harus mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan. Itjen KKP menyadari pentingnya pelaksanaan sikap yang tegas terhadap penanganan benturan kepentingan yang melibatkan pegawainya, meskipun 1
5 dalam pelaksanaanya merupakan hal yang mana sulit dihindari. Hal ini penting untuk dibudayakan di lingkungan Itjen KKP sebagai suatu proses bagi pegawai yang mempunyai harkat, martabat dan citra yang tinggi dalam hubungan kerja dengan mitra dan para pemangku kepentingan. Oleh karena itu Inspektur Jenderal telah mengeluarkan Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 19/KEP-IRJEN/2019 tentangtim Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. B. Dasar 1. Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 75, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang Undang Nomor 30Tahun 2002 tentang Komisi Pemberatasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan kegiatan Pegawai Negeri Sipil dalam usaha swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3021); 4. Inpres Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberatasan Korupsi Tahun 2016 dantahun 2017; 5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 13/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Kementerian Kelautan dan Perikanan; 6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 7. Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 14/KEP-IRJEN/2020 tentang Tim Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2
6 C. Tujuan Monitoring dan Evaluasi dari pelaksanaan Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 14/KEP-IRJEN/2020 tentang Tim Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Melalui Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut selain melakukan pembentukan tim juga melaksanakan pembahasan terkait subyek, bentuk-bentuk, situasi/kondisi, strategi dan hasil penanganan benturan kepentingan yang ditangani oleh tim beserta prosedur tahapan dan tugas Tim Penanganan Benturan Kepentingan. Sebagai bentuk output terhadap aktivitas kegiatan Tim Penanganan Benturan Kepentingan, telah disusun matriks Identifikasi Penanganan Benturan Kepentingan Tahun Lebih lanjut pada tahun 2020 tim melakukan identifikasi kembali sebagaimana tertuang dalam matriks Identifikasi Penanganan Benturan Kepentingan Tahun Tujuan dilakukan monitoring dari benturan kepentingan adalah : 1. Sebagai pedoman bagi pegawai Itjen KKP untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi situasi situasi benturan kepentingan dilingkungan Itjen KKP; 2. Mengetahui terkait implementasi budaya pelayanan publik yang dapat mengenal, mencegah dan mengatasi situasi situasi benturan kepentingan secara transparan dan efesien tanpa mengurangi kinerja pegawai yang bersangkutan; 3. Mencegah terjadinya pengabaian pelayanan publik dan kerugian negara; 4. Menegakkan integritas; 5. Menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa; 6. mewujudkan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) perlu dicegah terjadinya benturan kepentingan di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. D. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup monitoring dan evaluasi benturan kepentingan ini adalah: 1. Pejabat Struktural di lingkungan Itjen KKP yang berwenang dalam pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan. 2. Pejabat Pengelola Anggaran di lingkungan Itjen KKP; 3. Perencana dan/atau pejabat di lingkungan Itjen KKP yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang 3
7 berwewenang untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pada unit perencana tertentu. 4. Pejabat Fungsional Tertentu dan Pejabat Fungsional Umum di lingkungan Itjen KKP; 5. Pelaksana pelayanan publik, yaitu pejabat, pegawai, petugas dan setiap orang yang bekerja di dalam unit organisasi yang mempunyai tugas memberikan pelayanan publik termasuk pelaksana pelayanan publik di lingkungan Itjen KKP; 6. Pejabat atau pegawai yang menjadi Tim Penilai Angka Kredit dan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah; dan 7. Pejabat lain yang diangkat oleh Menteri dan dibiayai oleh APBN. 4
8 BAB II IMPLEMENTASI PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN Inspektorat Jenderal telah mengimplementasikan penanganan benturan kepentingan, sebagai berikut: 1. Dalam penanganan benturan kepentingan, Itjen KKP telah menerbitkan Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 14/KEP-IRJEN/2020 tentang Tim Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan; 2. Telah dilakukan sosialisasi di lingkungan Inspektorat Jenderal dengan melakukan penyusunan identifikasi penanganan benturan kepentigan; 3. Telah menindaklanjuti surat dari Menpan RB tentang Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) dengan surat edaran Sekretaris Inspektorat Jenderal KKP tentang Pengisian LHKASN; 4. Telah melaporkan adanya gratifikasi ke Unit Pelayanan gratifikasi (UPG) dan sudah disampaikan ke Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK); 5. Tidak terindikasi adanya penyalahgunaan kewenangan oleh pejabat yang diangkat oleh Menteri dan dibiayai oleh APBN. Berdasarkan situasinya, identifikasi benturan kepentingan diklasifikasikan sebagai berikut: a. Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi; b. Situasi yang menyebabkan penggunaan aset jabatan/instansi untuk kepentingan pribadi dan keluarga; c. Situasi yang menyebabkan bocornya rahasia rencana dan pelaksanaan kegiatan, laporan pengawasan, keuangan, serta informasi promosi dan mutasi jabatan; d. Perangkapan jabatan di beberapa instansi yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lain seperti jabatan di mitra pengawasan, atau menduduki jabatan dalam salah satu perusahaan penyedia barang/jasa atau menjadi komisaris dari penyedia barang/jasa; 5
9 e. Situasi di mana pegawai memberikan akses khusus kepada pihak tertentu dalam rekruitmen pegawai tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya, baik secara langsung maupun tidak langsung; f. Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak mengikuti prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi, mempengaruhi alokasi atau administrasi pertanggungjawaban anggaran kegiatan pengawasan; g. Situasi di mana ada kesempatan penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau golongan, seperti memberikan penilaian angka kredit atau karya tulis ilmiah yang tidak berdasarkan bukti-bukti kesepakatan, atau intervensi dalam penentuan Harga Perkiraan Sendiri (HPS), rekayasa dalam menyusun Rencana Umum Pengadaan (RUP), mengarahkan dan menunjuk rekanan tertentu dalam pengadaan barang/jasa, serta intervensi panitia/pejabat pengadaan/penerima hasil pekerjaan. h. Situasi dimana pegawai dapat melakukan pemerasan kepada pegawai satker yang diawasi, pihak ketiga atau auditor. Jenis benturan kepentingan yang diidentifikasi, yaitu: a. Kebijakan yang berpihak akibat pengaruh/hubungan dekat/ketergantungan/ pemberian gratifikasi; b. Pemberian izin yang dikskriminatif; c. Pengangkatan pegawai berdasarkan hubungan dekat/balas jasa/rekomendasi/ pengaruh dari pejabat pemerintah; d. Pemilihan partner/rekanan kerja berdasarkan putusan yang tidak profesional; e. Melakukan komersialisasi pelayanan publik; f. Penggunaan aset dan rahasia negara untuk kepentingan pribadi/golongan; g. Menjadi bagian dari pihak yang diawasi; h. Melakukan pengawasan tidak sesuai dengan norma, standard, dan prosedur; i. Menjadi bawahan pihak yang dinilai; j. Melakukan pengawasan atas pengaruh pihak lain; k. Melakukan penilaian atas pengaruh pihak lain; l. Melakukan penilaian tidak sesuai dengan norma, standard, dan prosedur; m. Menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang dinilai; dan/atau 6
10 n. Pengangkatan/mutasi/promosi pegawai yang tidak adil dan berindikasi adanya pengaruh dan kepentingan pihak tertentu; o. Hubungan Afiliasi (Hubungan darah, pertemanan) sehingga dapat menyebabkan sikap yang tidak mengikuti prosedur, tidak sesuai dengan standar, norma, pemberian ijin diskriminatif; p. Kelemahan Sistem Organisasi. 7
11 BAB III MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN A. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan monitoring dan evaluasi penanganan benturan kepentingan di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Semester I Tahun 2020 dilaksanakan oleh Tim Evaluasi Penanganan Benturan Kepentingan dengan hasil sebagai berikut: 1. Kebijakan penanganan benturan kepentingan yang diterbitkan pada Triwulan II Tahun 2020 baru disosialisasikan sebagian melalui website Itjen berupa Keputusan Inspektur Jenderal tentang Tim, matriks identifikasi benturan kepentingan lingkup Itjen, dan sosialisasi benturan kepentingan lingkup Itjen KKP melalui tatp muka dan daring namun hal ini masih belum optimal dikarenakan yang mengikuti sosialisasi benturan kepentingan belum seluruh pegawai lingkup Itjen KKP; 2. Belum ada evaluasi atas kegiatan sosialisasi benturan kepentingan tersebut untuk mengetahui prosentase pemahaman dan kesadaran pegawai Itjen atas penanganan benturan kepentingan lingkup Itjen; 3. Belum terdapat komitmen dan serangkaian tindakan nyata dari para pimpinan Itjen KKP terhadap penanganan benturan kepentingan; 4. Prosedur tahapan dalam penanganan benturan kepentingan yang ditetapkan sesuai SK Tim Penanganan Benturan Kepentingan hanya mengakomodir pemeriksaan kebenaran laporan masyarakat, namun belum menetapkan prosedur tahapan untuk penanganan benturan kepentingan internal lingkup Itjen; serta tugas anggota dalam SK Tim Penanganan Benturan Kepentingan tidak menguraikan penanganan laporan benturan kepentingan dari masyarakat tersebut; 5. Dalam SOP Penanganan Bentuan Kepentingan masih belum mengatur penerapan kebijakan apabila terjadinya benturan kepentingan, belum mengakomodir pembuatan laporan penanganan benturan kepentingan dari masyarakat, serta belum dibuat SOP turunannya antara lain mengenai prosedur atau mekanisme dalam memilih atau menentukan kualifikasi personil yang akan dijadikan anggota tim, prosedur terkait identifikasi atas 8
12 kemungkinan terjadinya benturan kepentingan, serta prosedur tindak lanjut atas terjadinya benturan kepentingan lingkup Itjen; 6. Sudah dibuat daftar hubungan kekeluargaan/kekerabatan yang berkepentingan secara langsung/tidak langsung antar pejabat struktural, pejabat fungsional auditor lingkup Itjen dengan pihak Auditan pegawai yang memiliki hubungan kekerabatan dan pegawai Itjen yang memiliki hubungan kekeluargaan/kekerabatan; 7. Matriks identifikasi benturan kepentingan telah dibuat, dan sudah memuat: a. Situasi dimana pegawai bekerja lain di luar pekerjaan pokoknya (moonlighting atau outside employment), dan situasi yang memungkinkan penggunaan diskresi yang menyalahgunakan wewenang; dan b. Pemetaan benturan kepentingan yang mungkin terjadi pada tingkatan pejabat struktural Eselon IV, pejabat fungsional selain auditor dan staff. 8. Strategi dan implementasi benturan kepentingan di lingkungan Itjen belum memadai, yaitu: a. Terhadap jenis benturan kepentingan gratifikasi, penggunaan aset, rahasia jabatan, perangkapan jabatan, rekruitmen pegawai, proses pengawasan, penyalahgunaan jabatan, dan pemerasan didominasi oleh strategi internalisasi kode etik dan penandatanganan pakta integritas, dimana tidak ada ukuran internalisasi kode etik yang berhasil seperti apa sehingga mampu mencegah terjadinya situasi Benturan Kepentingan, sedangkan rencana pencegahan yang diharapkan untuk menjadi strategi penanganan benturan kepentingan berupa serangkaian kegiatan/tindakan yang lebih implementatif untuk meminimalkan risiko yang terjadi apabila seorang penyelenggara negara dan pegawai negeri berada dalam situasi Benturan Kepentingan; b. Terdapat potensi dugaan benturan kepentingan atas mutasi Inspektur I dari jabatan sebelumnya sebagai Kepala Biro Keuangan, sesuai SK Nomor: 03/MEN-KP/KP.430/IV/2019, tanggal 29 April 2019, dimana Inspektorat I memiliki tugas dan fungsi pengawasan pada Sekretariat Jenderal KKP (c.q Biro Keuangan) dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, sehingga situasi ini berpotensi menyebabkan proses pengawasan tidak mengikuti prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi yaitu Unit Kerja Pejabat tersebut sebelumnya; 9
13 c. Masih terdapat pegawai yang berstatus suami-istri/keluarga di lingkungan Inspektorat Jenderal yang berpotensi terjadi benturan kepentingan; d. Masih terdapat Pejabat Fungsional Auditor yang berstatus suami-istri dengan penempatan di Inspektorat Mitra yang diawasinya; dan 9. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi benturan kepentingan lingkup Itjen belum efektif, yaitu: a. Kegiatan sosialisasi penanganan benturan kepentingan yang dilaporkan tidak dilengkapi dengan bukti dukung pelaksanaan, sehingga tidak dapat diketahui substansi penanganan benturan kepentingan dan jumlah pegawai yang mengikuti sosialisasi; b. Monev yang dilakukan tidak mengulas kendala atas pelaksanaan hasil identifikasi dan implementasi strategi/rencana pengendalian penanganan benturan kepentingan lingkup Itjen, serta tidak mengulas kondisi rill situasi benturan kepentingan di Itjen dan pelaporan dari pengaduan masyarakat. 10. Belum optimalnya pelaksanaan monev penanganan benturan kepentingan yang dilaksanakan oleh Tim Penanganan Benturan Kepentingan Itjen, yaitu masih sebatas formalitas kewajiban Hal tersebut disebabkan: a. Kurangnya komitmen Pimpinan dalam mengimplementasikan kebijakan dan pelaksanaan penanganan benturan kepentingan di lingkungan Itjen; b. Kurangnya pengendalian Pimpinan dalam penanganan benturan kepentingan lingkup Itjen, sehingga penanganan terhadap kemungkinan terjadinya benturan kepentingan tidak dapat dilakukan dengan cepat dan terukur; dan c. Kurangnya internalisasi penanganan benturan kepentingan kepada seluruh pegawai, serta lemahnya penegakan kebijakan penanganan benturan kepentingan, antara lain penjatuhan sanksi, mekanisme identifikasi benturan kepentingan untuk mendeteksi pelanggaran. B. Saran Perbaikan Terhadap hasil monitoring dan evaluasi benturan penanganan kepentingan di lingkungan Inspektorat Jenderal KKP, disarankan agar: 1. Meminta komitmen para pimpinan Itjen KKP terkait setiap hal dalam benturan kepentingan; 10
14 2. Melakukan evaluasi kembali atas SK Tim Penanganan Benturan Kepentingan dan pedoman teknis (SOP) untuk mengatur prosedur penanganan benturan kepentingan sesuai ketentuan; 3. Membuat rencana aksi atau tindakan nyata sebagai strategi penanganan benturan kepentingan lingkup Itjen sesuai ketentuan; 4. Memerintahkan Penanggung Jawab Kegiatan Penanganan Benturan Kepentingan untuk: a. Melakukan mutasi pegawai (struktural, fungsional auditor dan fungsional umum) yang memiliki hubungan suami-istri/keluarga dalam lingkungan kerja di Itjen atau mitra yang diawasi ke Bagian atau Inspektorat yang tidak berkaitan langsung atau menyebabkan benturan kepentingan; dan b. Mengkoordinasikan pembuatan laporan penegakan kebijakan penanganan benturan kepentingan yang sesuai dengan strategi penanganannya. 11
15 BAB IV PENUTUP Saran 1. Monitoring dan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan lingkup Itjen KKP agar dilaksanakan oleh Tim Penanganan Benturan Kepentingan berdasarkan Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 14/KEP-IRJEN/2020 tentang Tim Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan; 2. Laporan monitoring dan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan lingkup Itjen KKP yang dilaksanakan oleh Tim Penanganan Benturan Kepentingan agar diberikan kepada tim yang memerlukan untuk pembuatan laporan turunan dibawahnya; 3. Melakukan evaluasi kembali atas SK Tim Penanganan Benturan Kepentingan dan pedoman teknis (SOP) untuk mengatur prosedur penanganan benturan kepentingan sesuai ketentuan; 4. Menyempurnakan matriks identifikasi benturan kepentingan dengan menambah subjek dan situasi yang belum dipetakan, serta membuat rencana aksi atau tindakan yang kongkret sebagai strategi penanganan benturan kepentingan lingkup Itjen sesuai ketentuan; 5. Memerintahkan Penanggung Jawab Kegiatan Penanganan Benturan Kepentingan untuk: a. Melakukan sosialisasi dan internalisasi penanganan benturan kepentingan kepada seluruh pegawai dan melakukan keterbukaan informasi yang memadai terkait dengan penanganan Benturan Kepentingan (website atau media informasi lainya); b. Membuat daftar hubungan kekeluargaan/kekerabatan/yang berkepentingan secara langsung/tidak langsung antar pejabat struktural dan pejabat fungsional auditor lingkup Itjen dengan pihak auditan pegawai yang memiliki hubungan kekerabatan; c. Melakukan penelaahan kembali atas penempatan mutasi Inspektur I untuk menjadi bahan pertimbangan Pimpinan dalam pengambilan keputusan selanjutnya; 12
16 d. Melakukan mutasi pegawai (struktural, fungsional auditor dan fungsional umum) yang memiliki hubungan suami-istri/keluarga dalam lingkungan kerja di Itjen atau mitra yang diawasi ke Bagian atau Inspektorat yang tidak berkaitan langsung atau menyebabkan benturan kepentingan; dan e. Mengkoordinasikan pembuatan laporan penegakan kebijakan penanganan benturan kepentingan yang sesuai dengan strategi penanganannya. 13
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN
Lebih terperinci2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lem
No.1354, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Penanganan Benturan Kepentingan. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN I. Pendahuluan
2013, No.65 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PEDOMAN UMUM PENANGANAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/KEPMEN-KP/SJ/2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
No.1497, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Benturan Kepentingan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN
Lebih terperinciMENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG
MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.405, 2015 BMKG. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN
Lebih terperinciSOSIALISASI PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL
SOSIALISASI PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL LATAR BELAKANG Meningkatkan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA
PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu faktor pendorong terjadinya tindak pidana korupsi adalah perilaku benturan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN BENTURAN KEPENTINGAN DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.41,2016 Inspektorat Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. Penanganan Benturan Kepentingan. Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1020, 2015 KEMENLU. Benturan Kepentingan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.962, 2015 KEMENDAG. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/M-DAG/PER/4/2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN
Lebih terperinciMENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 01/1VIBU/01/2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
-1- MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - DRAFTED rr Kabag SALINAN 27072016 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1371, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Konflik Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci12/04/2013. Oleh Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Oleh Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
Lebih terperinciSURAT EDARAN Nomor: 18 /SE/M/2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Kepada yang terhormat, Seluruh Aparatur Sipil Negara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. SURAT EDARAN Nomor: 18 /SE/M/2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI KEMENTERIAN PEKERJAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.738, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOPOLHUKAM. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2016, No Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indon
No.1383, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN
Lebih terperinciMENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 61 TAHUN 2016 TENT ANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Lebih terperinciPeraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016
Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016 1 Latar Belakang 1. Meningkatkan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat
Lebih terperinci2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
No.729, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Konflik Kepentingan Pencegahan dan Penanganan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.539, 2015 BNP2TKI. Laporan Harta Kekayaan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1207, 2014 KEMEN KUKM. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PER/M.KUKM/VIII/2014
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.576, 2015 BKPM. Benturan Kepentingan. Pengendalian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI MALUKU TENGGARA
SALINAN BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.637, 2015 LEMSANEG. Benturan Kepentingan. Penanganan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LEMBAGA SANDI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1016, 2014 KPP & PA. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Halaman 1 dari 15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perusahaan
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5914042, 5914043, Fax (031) 5981841 Website : http://www.unair.ac.id; e-mail : rektor@unair.ac.id
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Lebih terperinciPENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B
PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2017 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI BANTUL
Lebih terperinciSurabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII
KATA PENGANTAR Penerapan Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN WHISTLEBLOWER DAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciX 5 A d ' ' > '/' Ditetapkan'tli
Menimbang Mengingat Menetapkan PERTAMA KEDUA TIGA KEEMPAT SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA SOLOK NOMOR: W3-A7/ %G/PS.00/II/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinci2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :
No.1268, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-MARITIMAN. LHKPN. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA
Lebih terperinciBUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI TANA TORAJA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG
SALINAN NOMOR 8/2017 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
- 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.336, 2014 BASARNAS. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 12 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.10/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
Lebih terperinci8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL
PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG
RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA PELAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PADA BIRO ADMINISTRASI PENGADAAN DAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH SEKRETARIAT
Lebih terperinciBUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG
-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG
Lebih terperinciOMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR
Lebih terperinci2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA
Lebih terperinci2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1123, 2014 KEMEN KP. Pengawasan. Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN
Lebih terperinciKEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinci2016, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pen
No.1229, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. LHKPN. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,
Lebih terperinci2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1269,2014 KEMENHUT. Pengaduan. Penyalahgunaan Wewenang. Korupsi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.63/MENHUT-II/2014 TENTANG
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembar
No.632, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPETEN. Penanganan Benturan Kepentingan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
No.1879, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. LHKPN. LHKASN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA
Lebih terperinciBERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.
No.95, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN ATAS PENYALAHGUNAAN WEWENANG, PELANGGARAN DAN TINDAK PIDANA KORUPSI LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Kor
No.1757, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KY. Harta Kekayaan. Pelaporan. PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN DI KOMISI YUDISIAL DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2015 KEMEN.LHK. Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. ASN. Laporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.19/MenLHK-II/2015
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DAN WHISTLEBLOWING DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG KEWAJIBAN MELAPORKAN HARTA KEKAYAAN BAGI PENYELENGGARA NEGARA DAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 43 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA PELAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciterhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang
terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang tegas terhadap penanganan benturan kepentingan yang terjadi,
Lebih terperinciMenteri Perdagangan Republik Indonesia
Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 30/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG WILAYAH TERTIB ADMINISTRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam
Lebih terperinci2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.404, 2017 KEMENPAN-RB. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,
Lebih terperinciBUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH
BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 14 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PAKTA INTEGRITAS APARATUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN TINDAK LANJUT PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.192, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Harta Kekayaan. Penyelenggara Negara. Laporan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciSetyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama
Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah
Lebih terperinci