ANALISIS KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN BAGI PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN KAMPUNG AUR KOTA MEDAN TAHUN 2021 SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN BAGI PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN KAMPUNG AUR KOTA MEDAN TAHUN 2021 SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN BAGI PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN KAMPUNG AUR KOTA MEDAN TAHUN 2021 SKRIPSI Oleh YUNITA HANDAYANI NIM PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

2 ANALISIS KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN BAGI PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN KAMPUNG AUR KOTA MEDAN TAHUN 2021 SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Oleh YUNITA HANDAYANI NIM PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

3 Judul Skripsi : Analisis Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan bagi Pengguna Air Sungai Deli di Keluharan Kampung Aur Kota Medan Tahun 2021 Nama Mahasiswa : Yunita Handayani Nomor Induk Mahasiswa : Departemen : Kesehatan Lingkungan Menyetujui Pembimbing: (dr. Surya Dharma, M.P.H) NIP Dekan (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si.) NIP Tanggal Lulus: 11 September 2020 i

4 Telah diuji dan dipertahankan Pada tanggal: 11 September 2020 TIM PENGUJI SKRIPSI Ketua Anggota : dr. Surya Dharma, M.P.H : 1. Dr. Sri Malem Indirawati, SKM, M.Si 2. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes ii

5 Pernyataan Keaslian Skripsi Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan bagi Pengguna Air Sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kota Medan Tahun 2021 beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini. Medan, Juli 2020 Yunita Handayani iii

6 Abstrak Sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kota Medan merupakan salah satu sumber air yang biasa digunakan masyarakat untuk mencuci baju, peralatan rumah tangga, dan mandi, cuci, kakus. Saat ini sungai tersebut tidak layak lagi digunakan masyarakat karena kualitasnya telah menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air sungai Deli, mengetahui pemanfaatan air sungai dan keluhan kesehatan yang dialami masyarakat yang menggunakan air sungai Deli. Jenis penelitian survey deskriptif yang dilakukan di Lingkungan IV Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2020 dengan menggunakan metode wawancara kepada 50 sampel rumah tangga menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian, air sungai Deli digunakan masyarakat untuk mencuci pakaian (76%), mencuci peralatan rumah tangga (50%), mencuci tangan/kaki (34%), mandi (38%), buang air besar/kecil (32%) dansebagai tempat membuang sampah (76,0%). Tidak ada yang menggunkan air sungai sebagai sumber air minum. Analisis Kualitas Air Sungai Sei Deli mengacuperaturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menunjukkan ada sebelasparameter yang melebihi baku mutu yaitu Kromium Val 6, Khlor Bebas, Nitrit, Posfat, Sulfida, BOD, COD, Sianida, Detergen, Total Coliform, Colifaecal dan keluhan kesehatanterbanyak dirasakan pengguna air sungai adalah gatal-gatal (48,0%), dan mencret (20,0%).Disarankankepada masyarakat untuk tidak membuang limbah rumah tangga ke sungai, dan tidak menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari karena air telah tercemar.dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan,agar melakukan penyuluhan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kualitas air sungai Deli untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Kata Kunci: Sungai, penggunaan sungai, kualitas air iv

7 Abstract The Deli river in Lingkungan IV Kelurahan Kampung Aur Medan city is one of the sources of water used by community for washing household clothes and appliances, bathing, defacating and urinating. The river is no longer viable for the people because its quality has declined. The study was intended to analyze the quality of Deli river water, the use of Deli river water and the health complaints feeled by communities usingdeli river water. The study was a descriptive survey conducted in Lingkungan IV Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Medan cityof the 2021 using an interview method to 50 household samples by questionnaire. Research results found thatdeli river water were used by communities for washing clothes (76,0%), for washing household appliances (50,0%), for washing hands/feet (34,0%), for bathing (38,0%), for urinating/ small (32,0%), and many use as garbage dumps (76,0%). Nobody was using as raw water for drinking. The analysis of river quality test refering to government rule number 82 in 2001 on water quality management and water pollution showed eleven parameters exceeding threshold value i.e Chromium Val 6, free Chlorine, Nitrit, Posfat, Sulfides, BOD, COD, Cyanide, Detergent, Total Coliform, Colifaecal andmost health complaint by community using river water wasitch (48,0%) and diarrhoe (20%). It is suggested to the community not to dispose house hold garbage into the river, and not to use the river s water for daily use because the water has been contaminated. For Environmental Office and Health Office should give community education in terms of the important to keep the Deli river clean and having good water quality in order to create healthy environment. Keyword: River, river usage, river quality v

8 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan atas izin-nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan bagi Pengguna Air Sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kota Medan Tahun Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan, dukungan dan do a dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Rektor baru Universitas Sumatera Utara. 2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat. 3. Dr. Devi Nuraini Santi, M. Kes selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat beserta seluruh dosen dan staf Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman kepada penulis selama menuntut ilmu di FKM USU. vi

9 4. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM selaku dosen pembimbing pertama saya yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis pada awal penulisan skripsi ini. 5. dr. Surya Dharma, M.P.H selaku dosen pembimbing saya yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan meluangkan waktu membimbing penulis untuk menyesaikan dan menyempurnakan penulisan skripsi ini. 6. Gerry SIlaban, Ir., M.Kes., Dr. selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran kepada penulis dala menyelesaikan skripsi ini. 7. Liza Irsaniah Harahap S.Psi selaku Lurah Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun beserta staf pegawai yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan oleh penulis. 8. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta dan tersayang Ayahanda alm. Ok Sofyan. Meskipun beliau telah tiada namun semangat dan ilmu yang pernah beliau ajarkan membuat penulis termotivasi dalam melakukan segala hal. Semoga Allah SWT menempatkan beliau di tempat yang terbaik di SurgaNya. Aamiin. Juga kepada Ibunda tercinta dan tersayang Arnita yang sudah banyak berkorban, selalu memberikan dukungan terbaik moril dan materil, memberikan semangat dan doa yang tiada henti kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan jiwa dan raga serta melindungi di manapun beliau berada. Aamiin. vii

10 9. Kakak-kakakku tercinta Lidia Syafina S.Kom., Devi Yanita Sari S.E, Eva Fitriana S.E, dan Riny Fitriany S.E yang selalu memberikan dukungan baik moril dan materil, semangat yang tiada henti kepada penulis. 10. Sahabat-sahabat penulis yang sama-sama berjuang menyesaikan skripsi dan selalu membantu penlis, yaitu Nuraini Sinaga, Siti Raesa Natra, Fanny Adilla, Meyfriza Nasution, Rifka Yesica Simbolon, Adelina Akhirani Putri Mawan yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama ini. 11. Seluruh Keluarga Besar Kesehatan Lingkungan FKM USU, terkhusus kepada teman-teman seperjuangan Kesehatan Lingkungan angkatan Dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasi atas dukungan dan kerjasamanya. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini baik dari segi isi maupun penyajiannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Medan, September 2020 Yunita Handayani viii

11 Daftar Isi Halaman Halaman Persetujuan Halaman Penetapan Tim Penguji Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Istilah Riwayat Hidup i ii iii iv v vi ix xi xii xiii xiv xv Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Tujuan umum 6 Tujuan khusus 6 Manfaat Penelitian 7 Tinjauan Pustaka 8 Pemanfaatan Air Sungai 8 Kualitas Air Sungai 8 Parameter fisik 9 Parameter kimia 10 Parameter biologi 12 Pencemaran Air 12 Landasan Teori 17 Kerangka Konsep 20 Metode Penelitian 21 Jenis Penelitian 21 Lokasi dan Waktu Penelitian 21 Populasi dan Sampel 21 Definisi Operasional 22 Metode Pengumpulan Data 22 Metode Pengukuran 23 Metode Analisis Data 26 Hasil Penelitian 27 ix

12 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 27 Kecamatan Medan Maimun 27 Kelurahan Kampung Aur 27 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air 28 Penggunaan Air Sungai 32 Fasilitas Sanitasi 33 Gejala dan Keluhan Kesehatan 34 Pembahasan 37 Kualitas Air Sungai Deli 37 Kualitas air sungai Deli secara fisik 38 Kualitas air sungai Deli secara kimia 39 Kualitas air sungai Deli secara biologi 42 Penggunaan Air Sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan 43 Dampak Pencemaran Air Sungai Deli 44 Keluhan Kesehatan 44 Kesimpulan dan Saran 48 Kesimpulan 48 Saran 48 Daftar Pustaka 50 Lampiran 54 x

13 Daftar Tabel No Judul Halaman 1 Hasil Analisa Kualitas Fisik Sungai Sei Deli Tahun Hasil Analisa Kualitas Kimia Sungai Sei Deli Tahun Hasil Analisa Kualitas Biologi Sungai Sei Deli Tahun Distribusi Pengguna Air Sungai Berdasarkan Penggunaan Air Sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun Distribusi Pengguna Air Sungai Berdasarkan Kepemilikan Fasilitas Sanitasi di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun Tabulasi Silang Antara Kepemilikan Jamban dengan Membuang Air Besar/Kecil di Sungai 34 7 Distribusi Pengguna Air Sungai Berdasarkan Mengalami Keluhan Kesehatan di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun Distribusi Pengguna Air Sungai Berdasarkan Gejala Keluhan Kesehatan di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun xi

14 Daftar Gambar No Judul Halaman 1 Kerangka konsep 20 xii

15 Daftar Lampiran Lampiran Judul Halaman 1 Kuesioner penelitian 54 2 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air 57 3 Surat ijin penelitian 59 4 Surat ijin penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Kota Medan 60 5 Surat pemberhentian penelitian 61 6 Dokumentasi penelitian 62 xiii

16 Daftar Istilah BOD Cd COD Cu Cr dkk DDT dll DO E.Coli Fe Hg Jl. K MCK Menkes Mg Mn Ni Pb PDAM Pemprov Sumut Ph PP RI SMA/SLTA TCU TDS TSS UMR UNEP Zn Biological Oxygen Demand Kadmium Chemical Oxygen Demand Tembaga Kromium dan kawan-kawan Dichloro Diphenyl Trichloroethane dan lain-lain Dissolved Oxygen Escherichia Coli Besi Raksa Jalan Kalium Mandi, cuci, kakus Menteri Kesehatan Magnesium Mangan Nikel Timbal Perusahaan Daerah Air Minum Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Power of Hydrogen Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Sekolah Menengah Atas/Sekolah Lanjut Tingkat Atas True Color Unit Total Disolved Solid Total Suspended Solid Upah Minimum Regional United Nations Environment Programme Zink xiv

17 Riwayat Hidup Penulis bernama Yunita Handayani berumur 22 tahun. Penulis lahir di Medan pada tanggal 2 Juni Penulis beragama Islam, anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Alm. Ok Sofyan dan Ibu Arnita. Pendidikan formal dimulai di Pendidikan sekolah dasar di SD Yayasan Pendidikan 45 Tahun , sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Medan tahun , sekolah menengah atas di SMA Harapan Mandiri tahun , selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan, September 2020 Yunita Handayani xv

18 Pendahuluan Latar Belakang Sungai mempunyai peranan yang sangat besar bagi perkembangan peradaban manusia di seluruh dunia ini, yakni merupakan sumber air sebagai sumber kehidupan utama bagi manusia. Dengan terjadinya pertambahan jumlah penduduk, yang disebabkan oleh urbanisasi, maka di daerah pusat-pusat pemukiman kualitas air semakin menurun (Sosrodarsono & Tominaga, 1994). Penurunan kualitas air ini dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Kerusakan daya dukung lingkungan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari bumi/alam itu sendiri sehingga tidak bisa dihindari karena merupakan proses alam, misalnya gempa bumi, letusan gunung berapi, badai dan banjir besar. Sedangkan kerusakan daya dukung lingkungan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang berasal dari perilaku manusia untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya tanpa mengindahkan kelestarian lingkungan, contohnya industri yang mencemari lingkungan seperti limbah industri yang dibuang ke badan air sungai dan limbah rumah tangga yang dibuang ke saluran/sungai (Sunu, 2001). Sungai-sungai di AS, sebagian besar Eropa, sebagian besar Asia Tengah, Timur Tengah dan benua India, dan Cina bagian Timur saat ini berada dibawah ancaman parah akibat polusi dan modifikasi habitat sungai dimana 80% populasi dunia (4,8 miliar) hidup. Sungai Buringanga di Bangladesh sangat tercemar dibuktikan dengan kandungan osigen terlarut yang rendah (<2,8 mg/l atau kondisi hipoksia) dan kadar logam yang sangat tinggi (Cd, Cu, Cr, Ni, Pb). Jejak 1

19 2 logamdalam air sungai Buringanga adalah 5 hingga 500 kali lebih tinggi dari pedoman yang direkomendasikan nilai pemicu untuk perlindungan ekosistem perairan. Jumlah coliform faecal (Escherichia coli) di sungai Gangga di India (Gangga di Haridwar) telah mencapai per 100 ml coliform (harus nol hitungan / 100 ml untuk rekreasi kontak primer) (Kibria, 2016). Air yang tidak aman menyebabkan 4 miliar kasus diare setiap tahun, dan mengakibatkan 2,2 juta kematian, sebagian besar anak balita. Ini berarti bahwa 15% kematian anak setiap tahun disebabkan oleh diare, seorang anak sekarat setiap 15 detik. Di India saja, satu-satunya penyebab kesehatan dan kematian anak-anak terbesar adalah diare, yang membunuh hampir setengah juta anak setiap tahun (WHO dan UNICEF 2000). Di Asia, sekitar sepertiga dari panjang sungai Cina sangat tercemar. Polusi air (pembuangan bahan-bahan kimia dar pabrik ke sungai) bertanggung jawab atas tingginya tingkat kanker di Cina yang membuat beberapa pemukiman bernama desa kanker. Sedangkan di Indonesia, sungai Citarum sangat tercemar dan bahkan dikenal sebagai sungai paling tercemar di dunia akibat limbah beracun dari pabrik-pabrik tekstil di Bandung dan Cimahi. Lebih dari industri mencemari mil persegi sungai Citarum dengan timbal, merkuri, arsen, dan racun lainnya. Seitar 5 juta orang mengandalkan sungai Citarum untuk pasokan air, sungai juga mendukung pertanian, perikanan, industri, saluran air kotor, listrik. Menyadari parahnya polusi, Bank Pembangunan Asia bahkan sampai memberikan pinjaman 500 juta dolar untuk membersihkan sungai, dan menyebut sungai Citarum sebagai sungai paling kotor di dunia (Kibria, 2016).

20 3 Perlu dicatat bahwa konsenterasi bakteri coliform feses telah meningkat antara tahun 1990 dan 2010 di Indonesia, hampir dua pertiga dari semua sungai di Amerika Latin, Afrika dan Asia. Sebagian besar dari peningkatan ini disebabkan oleh perluasan sistem saluran pembuangan yang membuang air limbah yang tidak diolah ke dalam air permukaan (UNEP, 2016). Sesuai dengan data yang dikeluarkan kementerian lingkungan hidup, Indeks Kualitas Air (IKA) Indonesia pada tahun 2017 kurang baik (Kementerian Lingkungan Hidup, 2017). Di Sumatera Utara sendiri, kualitas lingkungan hidup di Sumatera Utara cenderung menurun dari tahun ke tahun. Hampir semua komponen lingkungan mengalami penurunan kualitas, seperti udara, tanah, air maupun tutupan lahan. Penurunan kualitas lingkungan juga mengakibatkan berbagai jenis bencana alam seperti banjir, longsor maupun kekeringan. Hasil analisa kualitas air baik sungai maupun danau menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2016 terdapat 33 sungai yang dipantau di Sumatera Utara dengan total 62 titik pantau. Dari seluruh titik yang dipantau 37% menunjukkan status cemar berat, 2% cemar sedang dan 61% cemar ringan. Sungai dengan status mutu cemar berat adalah sungai yang melintasi kota Medan, yakni Sungai Deli dan Sungai Belawan. Sedangkan status mutu sungai-sungai lainnya didominasi cemar ringan. Perbedaan status ini selain dipengaruhi oleh beban pencemar, juga dipengaruhi oleh jumlah parameter dan frekuensi pemantauan. Jumlah parameter dan frekuensi pemantauan Sungai Deli dan Sungai Belawan lebih banyak dibandingkan dengan sungai-sungai yang memiliki status mutu cemar ringan dan cemar sedang (Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2016).

21 4 Menurut data dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016, sungai Deli merupakan salah satu sungai dengan status mutu cemar berat. Salah satu lokasi aliran sungai Deli yang masih dimanfaatkan warga untuk kebutuhan hidup sehari-hari berada di Kecamatan Medan Maimun Kota Medan tepatnya di Kelurahan Kampung Aur. Warga di sana yang memiliki ekonomi menengah kebawah tidak mampu jika harus membeli air dari PDAM, sehingga tidak punya pilihan selain menggunakan air sungai untuk menunjang kehidupan sehari-hari seperti mencuci piring, mencuci bau, buang air besar, beberapa warga dan anak kecil di sana masih sering mandi di sungai, dan masih saja ada warga nakal yang membuang sampah ke pinggir sungai. Pembuangan limbah rumah tangga secara langsung ke lingkungan (sungai) inilah yang menajdi penyebab utama terjadinya pencemaran air. Limbah (baik berupa padatan maupun cairan) yang masuk ke air lingkungan menyebabkan terjadinya penyimpangan dari keadaan normal dan ini berarti suatu pencemaran (Wardhana, 2001). Hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi kualitas air sungai. Penurunan kualitas air sungai akibat pencemaran pada titik tertentu akan mengakibatkan air tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga jika digunakan akan menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Beberapa penyakit yang ditularkan melalui air antara lain: Tifoid, Kolera, Demam Paratifoid, Disentri, Penyakit kuning, Amoebiasis, dan Malaria. Bahan kimia dalam air juga memiliki efek negatif pada kesehatan kita. Pestisida dapat merusak sistem syaraf dan menyebabkan kanker karena karbonat dan organofosfat yang dikandungnya. Klorin dapat menyebabkan

22 5 kerusakan reproduksi dan endoktrin. Timbal dapat menumpuk di tubuh dan merusak sistem syaraf pusat, Arsenik menyebabkan kerusakan hati, kanker kulit dan penyakit pembuluh darah. Dari hasil survei awal yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa warga di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan yang berada di daerah aliran sungai Deli masih membuang sampah ke sungai dikarenakan tidak adanya petugas kebersihan yang mampu mengangkut sampah ke bawah. Jika diperhatikan, warna air sungai tidak lagi jernih, melainkan sudah berubah menjadi kecokelatan serta dikelilingi sampah yang berserakan. Namun sepertinya warga sudah tidak menghiraukan hal tersebut dan masih saja menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti untuk mandi, mencuci baju dan peralatan rumah tangga, serta beberapa warga yang tidak memiliki jamban juga membuang air besar di sungai. Air yang sudah tercemar tentunya tidak layak digunakan masyarakat untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dan berdasarkan informasi yang didapatkan dari petugas Puskesmas, banyak anak-anak yang terkena dermatitis akibat mandi di luapan air sungai saat musim penghujan datang. Bahkan dermatitis menjadi 7 penyakit terbesar di Kelurahan Kampung Aur berdasarkan data Puskesmas. Menyadari hal tersebut, maka dirasakan sangat perlu dilakukan penelitian yang mengkaji kualitas air sungai Deli di Kecamatan Medan Maimun tepatnya di Kelurahan Kampung Aur Kota Medan berkaitan dengan aktivitas manusia di sekitarnya.

23 6 Perumusan Masalah Sungai yang dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah atau tempat pembuangan limbah rumah tangga oleh warga, digunakan juga sebagai MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Padahal, jika diperhatikan secara fisik, sungai Deli sudah berwarna coklat dan keruh serta di dalamnya terdapat banyak sampah. Tetapi warga di sekitaran daerah air sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan masih saja mempergunakan air untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Menyadari hal tersebut, maka dirasakan sangat perlu dilakukan penelitian yang mengkaji kualitas air sungai Deli di Kecamatan Medan Maimun Kota Medan tepatnya di Kelurahan Kampung Aur berkaitan dengan aktivitas manusia di dekitarnya untuk memastikan apakah air sungai layak digunakan masyarakat untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan sesuai dengan peraturan standart baku mutu air bersih yang berlaku. Tujuan Penelitian Tujuan umum. Untuk mengetahui pemanfaatan air sungai yang dilakukan warga setempat, dan menganalisis kualitas air sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan apakah layak digunakan dan telah sesuai dengan standart baku mutu air bersih yang berlaku. Tujuan khusus. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kualitas air sungai Deli sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan.

24 7 2. Untuk mengetahui pemanfaatan air sungai yang dilakukan warga sekitar aliran sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan. 3. Untuk mengetahui keluhan kesehatan yang terjadi di masyarakat sekitaran aliran sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: Aspek Teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis, maupun sebagai salah satu bahan pustaka dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkenaan dengan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Aspek Praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi: 1. Masyarakat yang tinggal di tepian sungai yang masih memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari. 2. Pemprovsu sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan yang berkaitan dengan penataan dan pengelolaan Daerah Air Sungai (DAS). 3. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Medan dalam menetapkan skala prioritas pengembangan jaringan distribusi air bersih dan optimalisasi layanan bagi masyarakat.

25 Tinjauan Pustaka Pemanfaatan Air Sungai Hingga saat ini, sungai senantiasa mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Ternyata ada hubungan yang saling terkait antara manusia dengan sungai. Manusia memerlukan sungai untuk mendukung keperluan dan aktivitasnya, sebaliknya keberadaan sungai juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Darmanto & Sudarmadji, 2013). Salah satu bentuk pemanfaatan air sungai yang dilakukan adalah pemakaian sungai sebagai tempat mandi, cuci, kakus (MCK) sampai pembuangan sampah (Gayosia, dkk. 2014). Fungsi sungai terhadap kehidupan manusia antara lain sebagai penyedia air dan wadah air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sanitasi lingkungan, pertanian, industri, pariwisata, olahraga, perikanan, pembangkit tenaga listrik, transportasi dan kebutuhan lainnya (Debora, 2018). Kualitas Air Sungai Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapannya, sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan aktivitas manusia yang ada didalamnya (Wiwoho, 2005).Pada dasarnya kualitas air dapat dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah air layak untuk digunakan (Sunu, 2001). Kualitas air dianalisa berdasarkan beberapa parameter seperti fisika, kimia, dan biologi (Yogafannny, 2015). Beberapa parameter tersebut dijelaskan dibawah: 8

26 9 Parameter fisika. Beberapa parameter fisika yang memengaruhi kualitas air antara lain: 1. Suhu Air sungai yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan air dan organisme air lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu. Padahal setiap kehidupan memerlukan oksigen untuk bernafas. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdifusi ke dalam air. Makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya. 2. Rasa Air normal yang dapat digunakan untuk suatu kehidupan umuya tidak berasa. Apabila air mempunyai rasa (kecuali air laut) maka hal itu berarti telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman. Bila hal ini terjadi maka berarti juga telah ada pelarutan ion-ion logam yang dapat mengubah konsentrasi ion Hidrogen dalam air (Wardhana, 2004). 3. Kekeruhan Tingkat kekeruhan air merupakan salah satu parameter yang dijadikan kelayakan air baik untuk diminum. Menurut International Organization for Standardization (1999) kekeruhan adalah suatu keadaan dimanatransparansi suatu zat cair berkurang akibat kehadiran zat-zat lainnya. Kehadiran zat-zat yang dimaksud terlarut dalam zat cair dan membuatnya seperti berkabut atau tidak jernih (Faisal, dkk. 2016).

27 10 4. Bau Timbulnya bau pada air lngkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Bau yang keluar dari dalam air dapat langsung berasal dari limbah industri atau dari hasil degradasi oleh mikroba yang hidup dalam air. Mikroba yang hidup di dalam air akan mengubah bahan buangan organik, terutama gugusprotein, secara degradasi menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau. 5. Warna Air normal tidak berwarna, sehingga tampah bersih, bening dan jernih. Bila kondisi air warnanya berubah, maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Limbah cair dari kegiatan indutri maupun rumah tangga berupa bahan organik dan anorganik seringkali dapat larut di dalam air, sehingga air tidak lagi bening, tetapi menjadi berwarna (Sunu, 2001). Parameter kimia. Beberapa parameter kimia yang memengaruhi kualitas air antara lain: 1. ph Perubahan nilai derajat keasaman (ph) dan konsentrasi oksigen yang berperan sebagai indikator kualitas perairan dapat terjadi sebagai akibat berlimpahnya senyawa-senyawa kimia baik yang bersifat polutan maupun bukan polutan. Nilai ph dalam perairan bervariasi mulai dari arah sungai sampai di laut, semakin ke laut nilainya semakin tinggi (bersifat basis). Rendahnya nilai ph mengindikasikan menurunnya kualitas perairan yang pada akhirnya berdampak terhadap kehidupan biota di dalamnya. Terjadinya perubahan ini akan membunuh biota yang paling peka sekalipun, karena jaringan makanan dalam perairan

28 11 terganggu. Salah satu bahan kimia yang banyak digunakan untuk kepentingan industri dan rumah tangga adalah deterjen, ternyata menyebabkan berkurangnya nilai ph dan konsentrasi oksigen dalam aliran sungai yang pada akhirnya bermuara ke perairan sekitarnya (Susana, 2009). 2. BOD Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi (PESCOD,1973). Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara (Salmin, 2005). 3. COD Chemical Oxygen Demand (COD) adalah salah satu indikator pencemaran air secara kimia yang merupakan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi. Limbah rumah tangga dan industri merupakan sumber utama limbah organik dan merupakan penyebab utama tingginya konsentrasi COD, selain itu limbah peternakan jugamenjadi penyebab tingginya konsentrasi COD (Lumaela, dkk. 2013). 4. DO Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) merupakan salah satu parameter mengenai kualitas air yang digunakan untuk mengukur kualitas

29 12 kebersihan air. Semakin besar nilai kandungan DO menunjukan bahwa kualitas air tersebut semakin bagus. Tersedianya oksigen terlarut didalam air sangat menentukan kehidupan di perairan tersebut (Prahutama, 2013). Parameter biologi. E. Coli terdapat di usus manusia atau hewan yang akan dikeluarkan melalui tinja. Bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan ini tidak dapat dibunuh dengan pendinginan maupun pembekuan, bakteri ini hanya bisa dibunuh oleh antiobiotik, sinar Ultraviolet (UV), atau suhu tinggi >100 C. Suhu tinggi akan merusak protein dalam sel dan membuatnya tidak dapat hidup kembali (Sutiknowati, 2016). Pencemaran Air Menurut Wardhana (2001), komponen pencemaran air dikelompokkan sebagai berikut: 1. Bahan buangan padat Bahan buangan padat yang dimaksudkan di sini adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar (butiran kasar) maupun yang halus (butiran kecil). 2. Bahan buangan organik Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme sehingga memungkinkan bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia ikut berkembang. Beberapa contoh bahan buangan organik antara lain: a. Sabun dan detergen Limbah domestik kerapkali mengandung sabun dan deterjen. Keduanya

30 13 merupakan sumber potensial bagi bahan pencemar organik. Sabun adalah senyawa garam dari asam lemak tinggi, seperti natrium stearat. Pencucian dengan sabun dihasilkan dari kekuatan pengemulsi dan kemampuan menurunkan tegangan air. Sabun dapat mengemulsi dan mensuspensi bahan organik dalam air. Sabun yang masuk ke air buangan biasanya langsung terendap sebagai garamgaram kalsium dan magnesium. Pengaruh sabun dalam larutan dapat dihilangkan dengan biodegradasi. Sedangkan detergen adalah bahan surfaktan atau bahan aktif permukaan yang beraksi dalam menjadikkan air menjadi lebih basah. Pengaruh detergen dalam air buangan adalah estetik dan dapat berbahaya pada kehidupan akuatik. b. Radionuklida dalam air Inti radioaktif atau radionuklida terbentuk dalam jumlah yang sangat besar, sebagai produk sampah dalam pembangkit tenaga nuklir. Inti radioaktif berbeda dengan inti lain dalam mengeluarkan radiasi ionisasinya. Bahaya radiasi bagi organisme hidup disebabkan karena reaksi-reaksi kimia berbahaya di dalam jaringan. Jaringan ikatan dalam makro molekul yang menyelenggarakan proses kehidupan dihancurkan. 3. Bahan buangan anorganik Bahan buangan anorganik pada umunya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga apabila bahan anorganik ini masuk ke air lingkungan (sungai) maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air. Unsur logam berat merupakan logam yang paling berbahaya dari unsur-

31 14 unsur zat pencemar. Seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg). Logam-logam ini mempunyai afinitas sangat besar terhadap belerang sehingga dapat menyerang ikatan-ikatan belerang dalam enzim sehingga enzim yang diserang menjadi tidak berfungsi. Unsur metaloid, yaitu Arsen (As), Selenium (Se), dan Antimon (Sb) juga merupakan zat pencemar air yang berbahaya. a. Arsen terdapat pada konsentrasi rata-rata 2-5 ppm dalam kerak bumi. Pembakaran bahan bakar fosil terutama batu bara, mengeluarkan sejumlah warangan (AS2O3) ke lingkungan, di mana sebagian besar akan masuk ke perairan. Sumber utama dari arsen adalah hasil akhir pertambangan logam yang terakumulasi sebagai limbah. Sama seperti merkuri, oleh bakteri beberapa proses dapat terjadi pada arsen sehingga terbentuk senyawasenyawa metil yang sangat toksik. b. Kadmium dalam air berasal dari pembuangan limbah industri dan limbah pertambangan. Kadmium digunakan dalam proses pelapisan logam. Keracunan kadmium di Jepang disebut hai-hai dimana sungai Jitusu tercemar kadmium dari kegiatan pertambangan. Lapisan permukaan air yang bersifat aerobik mengandung kadmium terlarut dalam konsentrasi relatif tinggi terutama dalam bentuk ion CaCl+. Di lapisan tengah perairan yang kondisinya anaerob, hanya mengandung sedikit kadmium karena terjadi proses oleh mikroba yang mereduksi sulfat menjadi sulfida kemudian mengendapkan CaCl+ menjadi CdS.

32 15 c. Timbal terdapat dalam air dengan biloks +II dan dikeluarkan oleh sejumlah industri dan pertambangan. Daya racun timbal yang akut pada perairan alami menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, otak bahkan kematian. d. Merkuri masuk ke perairan berasal dari berbagai sumber yang timbul dari penggunaan unsur tersebut oleh manusia seperti buangan laboratorium kimia, buangan farmasi, limbah tambang emas. Toksisida merkuri secara tragis terjadi di Teluk Minamata Jepang yang disebabkan mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi oleh merkuri. Merkuri dengan konsentrasi tinggi terdapat pada jaringan ikan yang berasal dari pembentukan ion monoetil merkuri yang larut, CH3Hg+ dan (CH3)2Hg dan pada bakteri anaerob di dalam sedimen. e. Ammonia merupakan produk utama dari penguraian (pembusukan) limbah nitrogen. Kehadiran senyawa nitrogen dalam bentuk amonia memberikan masalah terhadap kualitas air. f. Hidrogen Sulfida dihasilkan dari proses pembusukan bahan-bahan organik yang mengandung belerang oleh bakteri anaerob, dari hasil reduksi dengan kondisi anaerob terhadap sulfat oleh mikroorganisme dan dari air panas bumi. g. Karbon dioksida bebas, seringkali terdapat dalam air dalam konsentrasi tinggi sehubungan terjadinya pembusukan bahan organik. CO2 digunakan untuk melunakkan air. Kandungan CO2 yang cukup tinggi, akan lebih bersifat korosif dan akan membahayakan kehidupan biota akuatik. 4. Bahan buangan olahan bahan makanan Bahan buangan olahan bahan makanan bersifat organik dan mudah membususk sehingga seringkali menimbulkan bau busuk yang menyengat.

33 16 5. Bahan buangan cairan berminyak Bahan buangan cairan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air sehingga dapat menganggu kehidupan organisme yang ada di dalam air karena dapat menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air dan menghalangi masuknya sinar matahari. 6. Bahan buangan zat kimia Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi yang dimaksudkan dalam kelompok ini adalah bahan pencemar air berupa sabun (detergen, shampo, dan lain-lain), bahan pemberantas hama (insektisida), zat warna kimia, larutan penyamak kulit, zat radioaktif. Beberapa dampak pencemaran lingkungan yang dapat terjadi menurut Wardhana (2001) antara lain: 1. Air menjadi tidak bermanfaat lagi Air yang telah tercemar tidak dapat digunakan lagi sebagai penunjang kehidupan manusia, terutama untuk keperluan rumah tangga, akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu lama untuk memulihkannya. 2. Air menjadi penyebab penyakit Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai komponen pencemar menyebabkan lingkungan hidup menjadi tidak nyaman untuk dihuni. Pencemaran air dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi, yaitu kematian. Kematian dapat terjadi karena pencemaran yang terlalu parah sehingga air telah menjadi penyebab berbagai macam penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh

34 17 pencemaran air ini dapat berupa: a. Penyakit menular Air yang telah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air pembersih, sedangkan air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia dan lingkungannya tidak terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia mudah terserang penyakit. Air juga merupakan tempat berkembang-biaknya mikroorganisme termasuk mikroba patogen. Mikroba patogen yang berkembangbiak dalam air tercemar yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit sangat banyak dan semuanya merupakan penyakit yang dapat menular dengan mudah. Beberapa penyakit menular yang dapat terjadi antara lain adalah hepatitis A, Polliomyelitis, Cholera, Thypus Abdominalis, Dysentri Amoeba, Ascariasis, Scabies, dll sebagainya. b. Penyakit tidak menular Penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air lingkungan telah tercemar oleh senyawa anorganik yang dihasilkan oleh industri yang banyak menggunakan unsur logam. Zat anorganik dan organik yang mencemari lingkungan dapat menimbulkan penyakit, mulai dari keracunan yang ringan sampai kercunan berat yang berakhir dengan kematian. Beberapa contoh keracunan yang dapat terjadi antara lain keracunan kadmium, keracunan kobalt, keracunan air raksa, keracunan bahan insektisida, dan sebagainya. Landasan Teori Kasmanhadi S. Henry (2009), menyatakan bahwa pencemaran perairan merupakan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari kegiatan manusia ditambahkan

35 18 ke lingkungan perairan, menyebabkan perubahan yang buruk terhadap kekhasan fisik, kimia, dan biologi. Indikator pencemaran lain sungai selain secara fisik dan kimia juga dapat secara biologi seperti kehidupan plankton. Plankton merupakan salah satu indikator terhadap kualitas air akibat pencemaran (Azwir, 2006). Menurut Utaya (1990/1991), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas air, diantaranya adalah iklim. Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi terhadap kualitas air secara langsung misalnya curah hujan, tekanan udara, dan temperatur. Klasifikasi mutu air menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air adalah sebagai berikut: a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut;

36 19 d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, petanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Menurut Ekawaty Prasetya (2009), tentang gambaran sarana sanitasi kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Limboto Gorontalo bahwa sampah merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap kejadian diare dimana sampah yang telah bercampur dengan air akan membusuk dan akan mencemari sumber air bersih di sekitarnya dan juga dapat menjadi tempat perindukan lalat yang membawa kuman E. Coli. Menururt Angeline, dkk (2012), sejumlah E. Coli yang ditemukan pada hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa sungai Deli bagian tengah dan hilir telah terkontaminasi dengan tinja baik manusia ataupun hewan. Menurut Juli Soemirat S, (2007), air mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kesehatan. Air merupakan hal yang paling esensial bagi kesehatan, tidak hanya dalam upaya produksi tetapi juga untuk konsumsi domestik dan pemanfaatannya (minum, masak, mandi, dan lain-lain). Persentasi yang meningkat dari penyakit-penyakit infeksi yang bisa mematikan maupun merugikan kesehatan ditularkan melalui air yang sudah tercemar. Sebagian penyakit yang berkaitan dengan air yang bersifat menular, penyakit-penyakit tersebut umumnya dimklasifikasikan menurut berbagai aspek lingkungan yang dapat di intervensi oleh manusia (Sanropie, 2001). Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. air buangan dapat

37 20 menjadi tempat berkembangbiaknya mikroorganisme patogen, larva nyamuk ataupun serangga lainnya yang dapat menjadi media transmisi penyakit, terutama penyakit-penyakit yang penularannya melalui air tercemar seperti kolera, tipus abdominalis, disentri dan sebagainya (Kusnoputranto, H, 2003). Penyakit terkait dengan kebersihan yang buruk termasuk diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui jalur fekal-oral; kulit dan mata penyakit, di trachoma dan penyakit yang berhubungan dengan infestasi tertentu, misalnya kutu dan tick-borne tifus (Howard, 2003). Kualitas, kuantitas, kontinuitas sistem penyediaan air bersih berhubungan langsung dengan kesehatan manusia terkait timbulnya penyakit berbasis air seperti diare, tipus, kolera dan sebagainya (El Kharraz et al., 2012; WHO/UNICEF, 2015). Kerangka Konsep Kualitas Air Sungai, meliputi fisik, kimia, dan biologi sesuai PP No. 82 tahun 2001 Keluhan Kesehatan Pemanfaatan Air Sungai Gambar 1. Kerangka konsep

38 Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif melalui pendekatan deskriptif, dengan sumber data primer dan sekunder. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di daerah aliran sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan. Waktu penelitian di mulai sejak bulan Oktober 2019 sampai dengan 3 Juli Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 kepala keluarga yang berada di Lingkungan IV sekitaran air sungai Deli Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan. Sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi (total sampling) yang berada di sekitar sungai Deli Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan yaitu berjumlah 50 keluarga. Kualitas air Sungai Deli sampel air. Data kualitas air sungai Deli diperoleh dari data skunder berdasarkan Laporan Pemantauan Kualitas Air di Sungai Tahun 2018 yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota medan, yang pengambilan sampel airnya dilakukan pada 2 titik, yaitu daerah hulu sungai dan daerah hilir sungai. Untuk pengambilan sampel air sungai Deli di daerah hulu dilakukan di jembatan Titi Kuning Jl. A.H. Nasution, sedangkan untuk daerah hilir dilakukan di Jl. Platina. 21

39 22 Definisi Operasional 1. Sungai adalah sebuah wadah pengaliran air alami atau buatan dari hulu ke muara. 2. Pencemaran air sungai adalah perubahan kondisi air karena mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan kimia berbahaya, dan sampah atau limbah industri (Sumantri, 2010). 3. Kualitas air sungai adalah kondisi kualitas air yang di ukur dan di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air). 4. Keluhan kesehatan akibat air adalah keadaan berbeda dari biasanya yang dirasakan responden pada tubuh maupun dirinya yang cukup mengganggu, dan terjadi karena akibat dari penggunaan air yang sudah tercemar. Metode Pengumpulan Data Sumber data. Sumber data yang didapat adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode wawancara menggunakan kuesioner untuk mengetahui pemanfaatan air sungai yang dilakukan warga sekitar serta keluhan kesehatan yang diderita warga sekitaran air sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur. Data sekunder. Data sekunder adalah data yang di dapat dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan tentang kualitas air sungai Deli Tahun 2018.

40 23 Metode Pengukuran Kualitas fisik air. Beberapa kualitas fisik air antara lain: 1. Warna Pengkodean: [ 1 ] memenuhi syarat kesehatan [ 0 ] tidak memenuhi syarat kesehatan Warna air dapat diamati secara langsung atau visual ataupun diukur berdasarkan parameter TCU (True Color Units) dengan kadar maksimal diperbolehkan 50 TCU. Prosedur kerjanya yaitu menyediakan alat yang digunakan yaitu botol air mineral, kemudian botol di isi dengan air sampel secukupnya. Kemudian dibawa ke laboratorium untuk di ukur kekeruhannya. 2. Suhu Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum, diketahui bahwa temperatur suhu maksimum yang diperbolehkan, diketahui bahwa temperatur suhu maksimum yang diperbolehkan ± 3 C. Pengkodean: [ 1 ] memenuhi syarat kesehatan [ 0 ] tidak memenuhi syarat kesehatan Prosedur kerjanya yaitu menentukan lokasi titik air yang diukur suhunya, setelah itu masukkan thermometer ke air sungai dengan cara mencelupkan

41 24 thermometer beberapa menit. Setelah thermometer menunjukkan angka yang konstan, lihat angka yang ditunjukkan thermometer dan catat hasilnya. Kualitas kimia air. Beberapa kualitas kimia air antara lain: 1. ph (Derajat Keasaman) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum, kadar ph yangdiperbolehkan 6-9. Pengkodean: [ 1 ] memenuhi syarat [ 0 ] tidak memenuhi syarat Prosedur kerjanya menyediakan alat yang digunakan yaitu botol air mineral, kemudian isi botol dengan air sampel secukupnya. Kemudian bawa ke laboratorium untuk diukur kadar ph (derajat keasaman). 2. BOD (Biochemical Oxygen Demand) Berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 6 mg/l. Pengkodean: [ 1 ] memenuhi syarat kesehatan [ 0 ] tidak memenuhi syarat kesehatan Prosedur kerjanya yaitu menyediakan alat yang digunakan yaitu botol air mineral, lalu isi botol dengan air sampel secukupnya. Kemudian bawa ke laboratorium untuk di ukur kadar kandungan BOD.

42 25 3. COD (Chemical Oxygen Demand) Berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 50 mg/l. Pengkodean: [ 1 ] memenuhi syarat kesehatan [ 0 ] tidak memenuhi syarat kesehatan Prosedur kerjanya yaitu menyediakan alat yang digunakan yaitu botol air mineral, lalu isi botol dengan air sampel secukupnya. Kemudian bawa ke laboratorium untuk diukur kadar kandungan COD. 4. DO (Dissolved Oxygen) Berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 3 mg/l. Pengkodean: [ 1 ] memenuhi syarat kesehatan [ 0 ] tidak memenuhi syarat kesehatan Prosedur kerjanya yaitu menyediakan alat yang digunakan yaitu botol air mineral, lalu isi botol dengan air sampel secukupnya. Kemudian bawa ke laboratorium untuk diukur kadar kandungan DO. Kualitas biologi air. Beberapa kualitas biologi air antara lain: 1. E. Coli Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian

43 26 Umum, kadar E. Coli yang diperbolehkan adalah 2000 jml / 100 ml. Pengkodean: [ 1 ] memenuhi syarat kesehatan [ 0 ] tidak memenuhi syarat kesehatan Prosedur kerjanaya yaitu menyediakan alat yang digunakan yaitu botol air mineral, lalu isi botol dengan air sampel secukupnya. Kemudian bawa ke laboratorium untuk diukur kadar kandungan E. Coli nya. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif berdasarkan hasil tabulasi data dari kuesioner yang dikumpulkan kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dideskripsikan dengan menggunakan refrensi yang relevan.

44 Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Medan Maimun. Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Medan Maimun Kelurahan Kampung Aur Kota Medan. Kelurahan Kampung Aur merupakan salah satu dari enam Kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan yang luasnya mencapai km² yang berbatasan dengan: 1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat Kelurahan Kampung Aur. Geografis. Letak geografis Kelurahan Kampung Aur memiliki luas wilayah 0,60 Km². Secara administratif Kelurahan Kampung Aur memiliki 10 lingkungan. Dan lingkungan yang berada disekitar air sungai Deli adalah lingkungan 3, 4, dan 8. Sedangkan lingkungan yang berbatasan langsung adalah lingkungan 4. Secara geografis Kelurahan Kampung Aur berbatasan dengan: 1. Sebelah utara berbatas dengan Kelurahan Kesawan 2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kelurahan Suka Raja 3. Sebelah Barat berbatas dengan Kelurahan Hamdan 4. Sebelah Timur berbatas dengan Kelurahan Masjid Demografi. Gambaran demografi masyarakat di Kelurahan Kampung Aur mayoritas bergama Islam. Jumlah penduduk di Kelurahan Kampung Aur tercatat hingga tahun orang yang terdiri dari laki-laki dan

45 28 perempuan dan jumlah KK (Badan Pusat Statistik Kota Medan). Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Hasil pemeriksaan kualitas air Sungai Deli di Kecamatan Medan Maimun Kelurahan Kampung Aur Kota Medan berdasarkan laporan hasil pemantauan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan Tahun 2018 ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Hasil Analisa Kualitas Fisik Sungai Sei Deli Tahun 2018 No Parameter Suhu TDS TSS Satuan c mg/l mg/l Baku Mutu Suhu Udara ± Lokasi Hulu Sungai Hilir Sungai Hulu Sungai Hilir Sungai Hulu Sungai Hilir Sungai Juli Agustus Periode September Pemantauan November Oktober Desember Berdasarkan tabel di atas, diketahui tidak ada parameter fisika yang diatas baku mutu sesuaiperaturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

46 29 Tabel 2 Hasil Analisa Kualitas Kimia Sungai Sei Deli Tahun 2018 No Parameter Kromium val 6 Khlor bebas Nitrit Satuan mg/l mg/l mg/l Baku Mutu 0,05 0,03 0,06 Lokasi Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir Periode Pemantauan Tabel 2 Juli 0,32 0,32 0,242 0,189 1,7133 1,7115 Agustus 0,047 0,023 0,276 0,274 0,3176 2,2443 September 0,019 <0,010 0,200 0,196 0,4476 0,4987 Novovember 0,020 0,044 0,129 0,168 0,4516 1,4117 Oktober 0,090 0,058 0,106 0,211 0,7702 0,7342 Desember 0,023 0,020 0,137 0,124 0,0100 0,0130 (bersambung) Hasil Analisa Kualitas Kimia Sungai Sei Deli Tahun 2018 No 4 5 Parameter Flourida Posfat Satuan mg/l mg/l Baku Mutu 1,5 0,2 Lokasi Hulu Hilir Hulu Hilir Periode Pemantauan Juli - - 0,22 0,33 Agustus - - 0,28 0,41 September - - 0,13 0,37 November - - 0,03 0,27 Oktober 0,79 1,12 0,34 0,57 Desember 0,158 0,26 0,48 0,77 (bersambung)

47 30 Tabel 2 Hasil Analisa Kualitas Kimia Sungai Sei Deli Tahun 2018 No 6 7 Parameter DO BOD Satuan mg/l mg/l Baku Mutu Min 4 3 Lokasi Hulu Hilir Hulu Hilir Periode Pemantauan Juli 6,680 7,060 4,384 3,626 Agustus 7, ,016 4,992 September 7,870 7,750 8,000 10,24 November 8,780 8,800 3,232 3,250 Oktober 6,430 5,380 9,280 10,08 Desember 7,170 7,560 8,848 17,60 (bersambung) Tabel 2 Hasil Analisa Kualitas Kimia Sungai Sei Deli Tahun 2018 No Parameter COD Sianida Detergen Satuan mg/l mg/l mg/l Baku Mutu 25 0, Lokasi Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir Juli 13,70 11, <500 Agustus 18,80 15,60 0,022 0, Periode September ,005 0, Pemantauan November 10, ,120 0,125 < Oktober 29 3,150 0,010 0, <500 Desember 21, ,010 0, Berdasarkan tabel diatas, diketahui ada 9 (Sembilan) parameter kimia yang melebihi baku mutu yaitu Kromium Val 6 melebihi baku mutu pada bulan November, pada hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 0,09 mg/l, Khlor Bebas melebihi baku mutu pada bulan Juli s/d Desember pada hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 0,276 mg/l dan nilai terendah sebesar 0,106

48 31 mg/l, Nitrit melebihi baku mutu pada bulan Juli s/d November pada hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 2,2443 mg/l dan nilai terendah sebesar 0,3176 mg/l, Posfat semuanya melebihi baku mutu pada bulan Juli, Agustus pada hulu dan hilir sungai, bulan September, Oktober di Hilir dan bulan November serta Desember di hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 0,77 mg/l dan nilai terendah sebesar 0,22 mg/l kecuali pada hulu di bulan Oktober, Sulfida melebihi baku mutu pada bulan Juli di hulu dan hilir, bulan Agustus, September di hulu, bulan November di hulu dan hilir serta bulan Desember pada hulu sungai dengan nilai tertinggi sebesar 0,009 mg/l dan nilai terendah sebesar 0,003 mg/l, BOD melebihi baku mutu pada bulan Juli s/d Desember pada hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 17,6 mg/l dan nilai terendah sebesar 3,232 mg/l, COD melebihi baku mutu pada bulan September di hilir, November di hulu dan hilir dan Desember di hilir dengan nilai sebesar tertinggi 55 mg/l, Sianida hanya melebihi baku mutu pada bulan Agustus di hulu, bulan Oktober di hulu dan hilir sungai, bulan Desember di hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 0,125 mg/l dan nilai terendah sebesar 0,022 mg/l, Detergen semuanya melebihi baku mutu pada bulan Juli s/d Desember pada hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 600 mg/l dan nilai terendah sebesar 500 mg/l.

49 32 Tabel 3 Hasil Analisa Kualitas Biologi Sungai Sei Deli Tahun 2018 No 1 2 Parameter Total coliform Colifaecal Satuan Mpn/100ml Mpn/100ml Baku Mutu Lokasi Hulu Sungai Hilir Sungai Hulu Sungai Hilir Sungai Juli > Agustus > Periode September ,8 330 Pemantauan November > Oktober >16000 > Desember >16000 > Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil analisis pengujian Kualitas Air Sungai Sei Deli Tahun 2018 secara biologi diketahui bahwa ada 2 (dua) parameter yang melebihi baku mutu yaitu Total Coliform semuanya melebihi baku mutu pada bulan Juli, Oktober, November dan Desember pada hulu dan hilir sungai, bulan Agustus di hulu sungai dengan nilai tertinggi sebesar mg/l, dan Colifaecal melebihi baku mutu pada bulan Juli, Oktober, November pada hulu dan hilir sungai, bulan Agustus di hulu sungai dengan nilai tertinggi sebesar mg/l. Pengguna Air Sungai Penggunaan air sungai oleh masyarakat Kelurahan Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun Kota Medan dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.

50 33 Tabel 4 Distribusi Pengguna Air Sungai berdasarkan Penggunaan Air Sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2020 Penggunaan Air Sungai Ya Tidak n % n % Air sungai untuk kebutuhan hidup 28 56, ,0 Air sungai sebagai air baku air minum 0 0, ,0 Air sungai untuk mencuci pakaian 38 76, ,0 Air sungai untuk mencuci peralatan 25 50, ,0 rumah tangga Air sungai untuk mencuci tangan/kaki 17 34, ,0 Air sungai untuk mandi 19 38, ,0 Air sungai sebagai tempat pembuangan 38 76, ,0 Sampah Air sungai untuk buang air besar/kecil 16 32, ,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa penggunaan air sungai terbanyak digunakan untuk mencuci pakaian dan membuang sampah di sungai yaitu sebanyak 38 orang (76,0%). Fasilitas Sanitasi Tabel 5 Distribusi Pengguna Air Sungai Deli berdasarkan Kepemilikan Fasilitas Sanitasi di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2020 Kepemilikan Fasilitas Sanitasi Ya Tidak n % n % Jamban 49 98,0 1 2,0 Kamar Mandi ,0 0 0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 49 orang (98,0%) memiliki jamban, sedangkan 1 orang (2,0%) lainnya tidak memiliki jamban, dan 50 orang (100,0%) memiliki kamar mandi.

51 34 Tabulasi silang antara kepemilikan jamban dengan membuang air besar/kecil di Sungai Deli Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan. Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka hasil tabulasi silang antara kepemilikan jamban dengan membuang air besar/kecil di sungai dijelaskan sebagai berikut: Tabel 6 Tabulasi Silang antara Kepemilikan Jamban dengan Membuang Air Besar/Kecil di Sungai Air Sungai untuk Buang Air Besar/Kecil Memliki Jamban Ya % Tidak % % Total Ya 16 32, ,0 Tidak 33 66,0 1 2, ,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 16 orang (32,0%) pengguna air sungai telah memiliki jamban tetapi masih membuang air besar/kecil di sungai, sedangkan 34 orang (68,0%) lainnya tidak membuang air besar/kecil di sungai. Gejala dan Keluhan Kesehatan Keluhan kesehatan yang dialami oleh masyarakat Kelurahan Kampung Aur, KecamatanMedan Maimun Kota Medan dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.

52 35 Tabel 7 Distribusi Pengguna Air Sungai Deli berdasarkan Mengalami Keluhan Kesehatan di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2020 Mengalami Keluhan Kesehatan Jumlah (orang) Persentase (%) Ya 38 76,0 Tidak 12 24,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar sebanyak 38 orang(76,0%) mengalami keluhan kesehatan, sedangkan 12 orang (24,0% ) lainnya tidakmengalami keluhan kesehatan. Tabel 8 Distribusi Pengguna Air Sungai Deli berdasarkan Gejala Keluhan Kesehatan di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2020 Gejala Ya Tidak n % n % Bercak merah/ruam di kaki dan seluruh tubuh 9 18, ,0 Gatal-gatal di tangan dan kaki 24 48, ,0 Benjolan kecil berisi air/nanah ditangan dan kaki 3 6, ,0 Kering bersisik kulit ditangan 10 20, ,0 Perubahan warna kulit ,0 Mual 4 8, ,0 Muntah 4 8, ,0 Kram perut 3 6, ,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa gejala yang paling banyak diderita pengguna air sungai gatal-gatal ( 48,0% ), sebagian kecil mengalami kulit kering bersisikdan mencret (20,0%), beberapa mengalami bercak merah/ruam (18,0%), dan ada jugayang mengalami mual muntah (8,0%), serta benjolan kecil berisi air dan kram perut(6,0%).

53 Pembahasan Kualitas Air Sungai Deli Berdasarkan hasil analisis pengujian Kualitas Air Sungai Sei Deli menunjukkan kondisi air sungai telah mengalami pencemaran karena diketahui bahwa ada 11 (sebelas) parameter yang melebihi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu Kromium Val 6, Khlor Bebas, Nitrit, Posfat, Sulfida, BOD, COD, Sianida, Detergen,Total Coliform, Colifaecal. Terjadinya pencemaran ini berkaitan dengan tindakan masyarakat yang menjadikan sungai sebagai tempat membuang sampah. Hasil peneliltian ini menemukan sebagian besar masyarakat membuang sampah ke sungai (76%) dan buang air besar/kecil sebanyak 32%. Menurut Triastuti (2008), pencemaran air sungai di Indonesia membawa dampak negatif yang beraneka ragam, salah satunya yauitu merusak ekosistem air (membunuh ikan-ikan dan organisme dalam air lainnya) yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 1. Disebabkan karena penguraian sampah organik yang dalam penguraiannya memerlukan banyak oksigen dalam air menjadi semakin sedikit yang mengakibatkan ikan-ikan dan organisme dalam air kekurangan oksigen dan akhirnya mengakibatkan kematian. 2. Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme sehingga akan mengganggu dan mencemari air sungai yang dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup didalamnya. 36

54 37 Selain itu, zat polutan yang masuk ke dalam sungai juga dapat mencemari sungai dan membahayakan kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Salah satu zat polutan yang paling mempengaruhi kualitas sungai yaitu detergen. Menurut Agung (2001), selain berbahaya bagi kulit manusia, air bekas cucian yang dibuang ke sungai dapat mengancam lingkungan. Zat yang ada dalam detergen menmacu pertumbuhan enceng gondok dan gulma air, ledakan jumlah tanaman pengganggu ini akan menghambat aliran sungai dan menimbulkan pendangkalan. Tanaman yang menutup permukaan air menghambat masuknya sinar matahari dan oksigen ke air. Akibatnya kualitas air menurun dan ikan akan makin susah hidup. Pengaruh yang sama akan terjadi jika busa detergen yang menumpuk di sungai-sungai menutup permukaan air. Selain itu, zat yang paling berpengaruh terhadap pencemaran sungai ini adalah total coliform. Menurut Purbowarsito (2011), coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air. Lingkungan perairan mudah tercemar oleh mikroorganisme pathogen yang masuk dari berbagai sumber seperti oemukiman, pertanian, peternakan. Bakteri yang umum digunakan sebagai indikator tercemarnya suatu badan air adalah bakteri yang tergolong coliform dan hidup normal di dalam kotoran manusia dan hewan (Effendi, 2003). Kualitas Air Sungai Deli secara Fisik Kualitas air sungai Deli secara fisik yang meliputi suhu/temperatur, residu terlarut/tds (Total Dissolved Solids), dan residu tersuspensi/tss (Total Suspended Solid) masih cukup baik, karena tidak ada yang diatas baku mutu

55 38 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kualitas Air Sungai Deli secara Kimia Kromium Val 6 melebihi baku mutu pada bulan November, pada hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 0,09 mg/l, menurut Widowati (2008), air yang mengandung Cr jika terkena kulit akan cepat bereaksi meskipun dalam dosis rendah yang dapat menyebabkan kulit gatal dan luka yang tidak mudah sembuh. Hal ini ditemukan pada pengguna air sungai ini sebanyak 48%. Khlor bebas melebihi baku mutu pada bulan Juli s/d Desember pada hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 0,276 mg/l dan nilai terendah sebesar 0,106 mg/l, besarnya dampak yang ditimbulkan oleh senyawa klorin sangat toksisitas dari senyawa tersebut. Pengaruh klorin terhadap kesehatan, terutama senyawa organoklorin, seperti: PCBs, Dioksin, DDT dan lain-lain adalah: dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh, merusak hati dan ginjal, gangguan pencernaan, gangguan pada sistem syaraf (neurological), dapat menyebabkan kanker dan gangguan system reproduksi yang dapat menyebabkan keguguran (Hasan, 2006). Paparan klorin melalui ingesti dapat menimbulkan efek kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang (Rohmah dkk, 2017). Nitrit melebihi baku mutu pada bulan Juli s/d November pada hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 2,2443 mg/l dan nilai terendah sebesar 0,3176 mg/l, menurut Soemirat (2011), nitrit dan nitrat dalam jumlah besar akan menyebabkan gangguan saluran pencernaan, diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meninggal. Keracunan kronis menyebabkan depresi

56 39 umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Peningkatan beban cemaran nitrit dipengaruhi terutama antara lain oleh limbah buangan rumah tangga akan menambah konsentrasi nitrit (Aswadi, 2006). Posfat semuanya melebihi baku mutu pada bulan Juli, Agustus pada hulu dan hilir sungai, bulan September, Oktober di Hilir dan bulan November serta Desember di hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 0,77 mg/l dan nilai terendah sebesar 0,22 mg/l kecuali pada hulu di bulan Oktober. Hal ini dapat sebagai akibat penggunaan detergen sewaktu mencuci pakaian yang data penelitian ini menemukan 76% masyarakat mencuci pakaian di sungai. Kandungan fosfat dalam perairan tidak berdampak langsung pada manusia ataupun hewan, tetapi jika dikonsumsi terus menerus akan berdampak langsung kepada manusia ataupun hewan, tetapi jika dikonsumsi terus menerus akan berdampak pada masalah pencernaan (Ismail, 2011). Sulfida melebihi baku mutu pada bulan Juli di hulu dan hilir, bulan Agustus, September di hulu, bulan November di hulu dan hilir serta bulan Desember pada hulu sungai dengan nilai tertinggi sebesar 0,009 mg/l dan nilai terendah sebesar 0,003 mg/l, BOD melebihi baku mutu pada bulan Juli s/d Desember pada hulu dan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 17,6 mg/l dan nilai terendah sebesar 3,232 mg/l, menurut Slamet (2007) zat organik merupakan indikator umum bagi pencemaran, apabila zat organic dioksidasi (BOD) besar, maka ia menunjukkan adanya pencemaran oleh zat-zat organik. CODmelebihi baku mutu pada bulan September di hilir, November di hulu dan hilir dan Desember di hilir dengan nilai sebesar tertinggi 55 mg/l. Adanya pembuangan limbah industri dan limbah padat dari rumah tangga ke badan air sungai akan

57 40 menyababkan peningkatan Chemical Oxygen Demand (COD) yang cukup tinggi (Batubara, 2011). Menurut Nurdijanto (2000), COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan bahan oksidan untuk mengoksidasi bahan-bahan kimia yang terdapat dalam air. Sianida hanya melebihi baku mutu pada bulan Agustus di hulu, bulan Oktober di hulu dan hilir sungai, bulan Desember di hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 0,125 mg/l dan nilai terendah sebesar 0,022 mg/l, Detergen semuanya melebihi baku mutu pada bulan Juli s/d Desember pada huludan hilir sungai dengan nilai tertinggi sebesar 600 mg/l dan nilai terendah sebesar 500 mg/l. Hal ini dapat sebagai akibat penggunaan detergent sewaktu mencuci pakaian yang data penelitian ini menemukan 76% masyarakat mencuci pakaian di sungai. Menurut Nadesul (2001) dalam Sihaloho (2007), kualitas air yang jelek dan banyak cemaran seprti: minyak, limbah industri, deterjen akan membuat terganggunya kesehatan kulit. Sedangkan untuk parameter DO semuanya memenuhi baku mutu pada bulan Juli s/d Desember, hal ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kualitas air bisa dikatakan baik jika telah memenuhi peryaratan kimia, antara lain tidak mengandung bahan kimia beracun, tidak mengandung ion-ion logam, kesadahan rendah, dan tidak mengandung bahan organik (Batubara, 2011). Menurut Hartono (2007), logam berat menjadi penyebab pencemaran air karena air mengandung garam atau ion logam Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, Cl, Cr, dan lain-lain sebagainya. Air sungai yang mengandung logam berat dapat diserap ikan yang ada di sungai, logam berat seperti Cd pada ikan menyebabkan proses

58 41 bioakumulasi pada tubuh manusia yang memakannya (Prabowo dkk, 2016). Hal lain yang memperkuat bahayanya akumulasi logam berat Cd adalah fakta yang dikemukakan Laws (1993) dalam Trimartuti (2000), bahwa Cd yang terserap dalam tubuh manusia mempunyai waktu paruh tahun. Bahaya dari kontaminasi dan keracunan logam Cd dan Pb diantaranya dapat menyebabkan kanker prostat dan dapat merusak organ reproduksi pada laki-laki (Harsanto, 1997). Hal yang sama dinyatakan Fergusson (1990), bahwa akibat kronis dari keracunan logam berat baik melalui pencernaan maupun pernafasan akan mempengaruhi fungsi ginjal manusia. Pengaruh lain dari keracunan logam berat Cd adalah beberapa enzim menjadi tidak aktif. Hal tersebut terjadi karena logam berat Cd akan menggantikan unsur esensial enzim misalnya Zn. Dengan gangguan tersebut, akan menimbulkan penyakit hipertensi dan anemia (Prabowo dkk, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2008) terhadap kualitas air sungai Deli, didapatkan bahwa masyarakat masih menggunakan air sungai Deli untuk mandi dan mencuci. Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 660.3/1266/K/92 menetapkan sungai Deli sebagai air dengan peruntukkan golongan B, namun beberapa industri membuang limbah cair dari kegiatan insdutri mereka ke sungai Deli (khususnya industri logam) yang mengandung senyawa kimia logam berat yang berbahaya seperti: Cu, Pb, Zn, Cd, Cr, Ni, dan Sianida sehingga menyebabkan air sungai Deli tidak memenuhi nilai baku kimia (Putra, 2008).

59 42 Kualitas Air Sungai Deli secara Biologi Total Coliform semuanya melebihi baku mutu pada bulan Juli, Oktober,November dan Desember pada hulu dan hilir sungai, bulan Agustus di hulu sungai dengan nilai tertinggi sebesar mg/l,colifaecal melebihi baku mutu pada bulan Juli, Oktober, November pada hulu dan hilir sungai, bulan Agustus di hulusungai dengan nilai tertinggi sebesar mg/l. Menurut penelitian Trisnawulan dkk (2007), tentang kepadatan bakteri Coliform di sungai Kapuas kota Pontianak, lokasi pemukiman padat penduduk dengan kerapatan penduduk yang tinggi, jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain sangat dekat, jarak antara pembuangan limbah rumah tangga dan septic tank dengan sumber air cenderung berdekatan serta kebiasaan penduduk di tepian sungai membuang urine dan feses secara langsung ke sungai menyebabkan terjadinya pencemaran bakteri coliform. Begitu juga pada sungai Deli, nilai Coliform yang tinggi dapat diakibatkan oleh kebiasaan penduduk di sekitar air sungai Deli yang kerap kali membuang sampah/limbah rumah tangga ke sungai serta membuang kotoran disungai (mck). Bila Coliform dalam air ditemukan dalam jumlah yang tinggi maka kemungkinan adanya bakteri pathogen Giardia dan Crptosporodidium didalamnya (Sarudji, 2008). Penggunaan Air Sungai Deli di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa perilaku pengguna membuang sampah ke sungai berjumlah 38 orang (76,0%), mencuci di sungai dengan detergen berjumlah 38 orang (76,0%), sebanyak 33 orang (66,0%)

60 43 menyadari bahwa sungai sudah tercemar, sebanyak 28 orang (56,0%) meyakini air sungai dapat digunakan untuk kebutuhan hidup, mencuci perlatan rumah tangga menggunakan sabun cuci piring sebanyak 25 orang (50,0%), sebanyak 20 orang (40,0%) beranggapan bahwa sungai adalah sumber air utama, mandi di sungai sebanyak 19 orang (38,0%), mencuci tangan/kaki di sungai sebanyak 17 orang (34,0%), dan tidak ada yang menggunakan air sungai sebagai bahan baku air minum. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kurang mengetahui sungai Deli sudah tercemar dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Hal ini terlihat dari masyarakat yang masih melakukan aktivitas rumah tanga di sungai. Masyarakat merasa air sungai masih layak digunakan sehingga masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari, padahal sebenarnya berdasarkan data yang didapat, masyarakat memiliki fasilitas sanitasi seperti jamban (98,0%) dan kamar mandi (100,0%) yang seharusnya bisa mereka gunakan. Menurut Rasyid et al (2003), sebagaian besar masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Tallo di Makasar menggunakan air sungai untuk aktivitas seharihari, air sungai yang sudah tercemar menyebabkan masyarakat yang menggunakannya mengalami penyakit kulit. Dampak Pencemaran Air Sungai Deli Keluhan kesehatan. Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa peengguna air sungai yang banyak mengalami keluhan berjumlah 38 orang (76,0%). Kemudian beerdasarkan tabel 4.7 bahwa pengguna air sungai terbanyak yang mengalami keluhan kesehatan berumur tahun berjumlah 13 orang (26,0%). Pengguna terbanyak yang mengalami bercak merah/ruam berumur 26-41

61 44 tahun 4 orang (8,0%), pengguna terbanyak yang mengalami gatal-gatal berumur tahun berjumlah 11 orang (22,0%), pengguna terbanyak yang mengalami benjolan kecil berisi sir/nanah berumur tahun, tahun, dan tahun berjumlah 1 orang (2,0%), pengguna terbanyak yang mengalami kulit kering bersisik berumur tahun berjumlah 5 orang (10,0%), pengguna terbanyak yang mengalami mual berumur tahun dan tahun berjumlah 2 orang (4,0%), pengguna terbanyak yang mengalami muntah berumur tahun dan tahun berjumlah 2 orang (4,0%), pengguna terbanyak yang mengalami kram perut berumur tahun dan tahun berjumlah 1 orang (2,0%), pengguna terbanyak yang mengalami mencret berumur tahun berjumlah 4 orang (8,0%). Keluhan kesehatan yang dirasakan oleh pengguna air sungai Deli ini dapat berkaitan dengan penggunaan air sungai Deli yang kualitasnya tidak baik atau telah mengalami pencemaran sesuai dengan hasil pemantauan kualitas air sungai Deli oleh Dinas Lingkungan Hidup tahun 2018 yang menemukan ada 11 (sebelas) parameter yang melebihi baku mutu yaitu Kromium Val 6, KhlorBebas, Nitrit, Posfat, Sulfida,BOD, COD, Sianida, Detergen,Total Coliform, Colifaecal, yang mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Sejalan dengan itu, Soemirat (2002), menyebutkan kurangnya air bersih khususnya untuk menjaga kebersihan diri dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit. Menurutnya, hal ini terjadi karena bakteri yang selalu ada pada kulit mempunyai kesempatan untuk berkembang. Leo Waldi (2013), dalam penelitiannya menemukan bahwa pengguna air

62 45 sungai Deli yakni ibu rumah tangga yang menggunakan air sungai Deli untuk mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga dan mandi mengalami keluhan kesehatan kulit pada umumnya memiliki gejala gatal-gatal di sela kaki yakni sebanyak 57,7%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Resti (2018), yang menyatakan jika masyarakat sering menggunakan air yang tidak bersih, kulit secara terus menerus akan terkontaminasi air yang tercemar, sehingga jaringan kulit akan rusak dan menimbulkan kerusakan pada kulit seperti, dermatitis. Lama kontak dengan bahan kimia seperti penggunaan sabun dan detergen akan meningkatkan terjadinya dermatitis kontak sehingga menimbulkan kelainan pada kulit. Hal ini sesuai dengan teori Sularsito (2015), penyebab dermatitis yaitu terpajan dengan bahan yang bersifat iritan misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam alkali dan serbuk kayu. Manalu dkk (2019), menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pemanfaatan air sungai yang dilakukan masyarakat sekitar sungai Lantasan Lama di desa Lantasan Lama Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang yang menggunakan air sungai untuk mencuci dengan kejadian gejala dermatitis. Penelitian Hutagaol (2010) pada masyarakat yang telah lama bertempat tinggal di sekitar sungai Lau Gerbong, disimpulkan bahwa masyarakat yang mempunyai kebiasaan menggunakan air sungai dapat mengakibatkan tingginya angka penyakit kulit seperti dermatitis, kulit gatal, kulit melepuh dan kulit bersisik, serta pengetahuan yang masih kurang mengenai penggunaan air sungai menyababkan masih ada masyarakat yang memiliki tindakan yang kurang baik dalam penggunaan air sungai dimana juga terdapat 78% responden mengalami

63 46 keluhan kesehatan kulit. Felix, dkk (2008), di desa Tanjong Kecamatan Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi menjelaskan bahwa pengetahuan masyarakat tentang air berpengaruh secara signifikan terhadap gangguan kesehatan. Demikian juga dengan penelitian ijati (2007), yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang penggunaan air bersih dengan penyakit kulit di Desa Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu Tahun Effendi (2009), telah meneliti tentang pengaruh tercemarnya sungai Musi terhadap warga yang masih menggunakan air sungai untuk memasak sekaligus untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus), didapatkan bahwa warga merasakan timbulnya gatal-gatal pada kulit dan tumbuh kudis setelah mandi di sungai.pengguna air sungai terbanyak yang mengalami keluhan kesehatan terbanyak bekerja sebagai ibu rumah tangga berjumlah 23 orang (46,0%), pengguna terbanyak yang mengalami bercak merah/ruam bekerja sebagai pedagang dan ibu rumah tangga berjumlah 4 orang (8,0%), pengguna terbanyak yang mengalami gatal-gatal bekerja sebagai ibu rumah tangga berjumlah 13 orang (26,0%), pengguna terbanyak yang mengalami benjolan kecil berisi air/ bekerja sebagai pedagang, ibu rumah tangga, dan tidak bekerja berjumlah 1 orang (2,0%), pengguna terbanyak yang mengalami kulit kering bersisik bekerja sebagai ibu rumah tangga berjumlah 7 orang (14,0%), pengguna terbanyak yang mengalami mual bekerja sebagai ibu rumah tangga berjumlah 2 orang (4,0%), pengguna terbanyak yang mengalami muntah bekerja sebagai ibu rumah tangga berjumlah 2 orang (4,0%), pengguna terbanyak yang mengalami kram perut bekerja sebagai

64 47 pedagang, ibu rumah tangga, dan tidak bekerja berjumlah 1 orang (2,0%), pengguna terbanyak yang mengalami mencret terbanyak bekerja sebagai pedagang dan ibu rumah tangga berjumlah 4 orang (8,0%).

65 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil analisis pengujian Kualitas Air Sungai Sei Deli diketahui bahwa ada 11 (sebelas) parameter yang melebihi baku mutu yaitu Kromium Val 6, Khlor Bebas, Nitrit, Posfat, Sulfida, BOD, COD, Sianida, Detergen,Total Coliform, Colifaecal. 2. Penggunaan air sungai oleh masyarakat sebagai sumber air utama (40%), sebagian besar meyakini sudah tercemar (66%), namun digunakan juga untuk mencuci pakaian (76%), untuk mencuci peralatan rumah tangga (50%), sebagian kecil untuk mencuci tangan/kaki (34%), untuk mandi (38%), untuk buang air besar/kecil (32%) dan banyak yang menggunakan sebagai tempat membuang sampah (76,0%). Namun demikian tidak ada yang menggunakan air sungai sebagai air baku air minum. 3. Gejala yang paling banyak diderita pengguna air sungai gatal-gatal (48,0%), sebagian besar mengalami kulit kering bersisik dan mencret (20,0%), beberapa mengalami bercak merah/ruam (18,0%), dan ada juga yang mengalami mua muntah (8,0%), serta benjolan kecil berisi air dank ram perut (6,0%). Saran 1. Sebaiknya Pemerintah setempat melakukan penyuluhan kepada masyarakat Kelurahan Kampung Aur disekitar sungai Deli untuk tidak membuang sampah ataupun limbah rumah tangga guna mempertahankan kualitas air sungai. 48

66 49 2. Pemerintah sebaiknya membuat kebijakan atau peraturan dalam pengendalian pengelolaan lingkungan dan memberikan efek jera kepada warga yang dengan sengaja mencemari air sungai Deli. 3. Masyarakat Kelurahan Kampung Aur yang tinggal di bantaran sungai Deli sudah seharusnya menjaga kebersihan air sungai Deli dengan tidak melakukan pembuangan sampah atau limbah rumah tangga ke sungai. 4. Masyarakat seharusnya tidak menggunakan sungai sebagai MCK karena selain kualitas air sungai yang kurang baik, membuang kotoran di sungai juga dapat mencemari air sungai.

67 Daftar Pustaka Angeline, Y. L., Marsaulina, I., Naria, E. (2012). Hubungan kondisi sanitasi dasar dengan keluhan kesehatan diare serta kualitas air pada pengguna air Sungai Deli di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun tahun (Skripsi, ). Diakses dari: Aswadi, M. (2006). Pemodelan Fluktuasi Nitrogen (Nitrit) pada Aliran Sungai Palu. Jurnal SMARTek. 4(2). Badan Pusat Statistik Kota Medan. (2019). Kecamatan Medan Maimun dalam Angka Batubara, S. R. (2011). Hubungan kualitas dan penggunaan air Sungai Belumai dengan keluhan kesehatan pada pengguna air di Kecamatan Tanjung Morawa tahun (Skripsi, ). Diakses dari: Debora, M. (2018). Analisis kualitas air di Sepanjang Sungai Dolok dan sumber pencemaran dengan keluhan kesehatan kulit di Desa Perdamaian Simpang Penara 2018 (Skripsi yang tidak dipublikasikan). Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan. Dinas Lingkugan Hidup Kota Medan. (2018). Laporan Pemantauan Kualitas di Sungai Kota Medan Tahun Effendi, R. (2009). Pengaruh tercemarnya Sungai Musi sudah dirasakan oleh penduduk Emplawang. Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan Bapelda Empatlawang, Sumatera Selatan. ijati. (2017). Hubungan perilaku pengguna air bersih dengan penyakit kulit di Desa Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. (Skripsi, ). Diakses dari: Faisal, M., Harmadi,. Puryanti, D. (2016). Perancangan sistem monitoring tingkat kekeruhan air secara realtime menggunakan sensor TSD-10. Jurnal ilmu fisika, 8(1), ISSN Felix,. Kasim. (2008). Pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap rendahnya angka cakupan penggunaan sarana air bersih di Desa Tanjong, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Tahun Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2008 Universitas Lampung. 50

68 51 Hartanto, S. (2007). Studi kasus kualitas dan kuantitas kelayakan air sumur artetis sebagai air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari di Daerah Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati Semarang. (Skripsi, Fakultas Ilmu Keolahragaan), Semarang. Harsanto, JB. (1997). Parameter dan kriteria pencemaran lingkungan dalam dasardasar pengendalian pencemaran lingkungan. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, PPLH Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hasan, A. (2006). Dampak penggunaan klorin. Diakses dari Hutagaol,. Elfrida, J. (2010). Perilaku masyarakat dalam penggunaan air Sungai Lau Gerbong dan keluhan kesehatan kulit di Desa Perbesi Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo tahun (Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, ). Diakses dari Ismail, Z. (2011). Monitoring trends of nitrate, chloride and phosphate levels inan urban river, international journal of water resources and environmental engineering. Academic journals, (2)7, Kementerian Lingkungan Hidup RI. (2018). Indeks Kualitas Lingungan Hidup Tahun Diakses dari: Kibria, G. (2016). World rivers in crisis: water quality and water dependent biodiversity are at risk- threats from pollution, climate change and dams development. 12p. doi: /RG /2. Diakses dari: risis_water_quality_and_water_dependent_biod Leo, W. (2013). Hubungan higiene pengguna air Sungai Deli dengan Keluhan kesehatan kulit dan tindakan pencemaran sungai di Keluahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun Kota Medan. (Skripsi, Universitas Sumatera Utara). Diakses dari Lumaela, A. K., Otok, B. W., Sutikno. (2013). Pemodelan Chemical Oxygen Demand (COD) sungai di Surabaya dengan metode mixed geographically weighted regression. Jurnal sains dan senipomits, (2)1, Manalu, S. M., Putri, A. K. (2019). Hubungan pemanfaatan air sungai dengan kejadian gejala dermatitis. Jurnal Penelitian Kesmsy, (2)1. Nurdijanto. (2000). Kimia lingkungan. Pati: Yayasan Peduli Lingkungan.

69 52 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. (2016). Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun Diakses dari: Prabowo, R., Purwanto., Sunoko. H. R. (2016). Akumulasi cadmium (cd) pada ikan wader merah (puntius bramoides c.v), di Sungai Kaligarang. Jurnal MIPA, 39(1), 1-10 ISSN Prahutama, A. (2013). Estimasi kandungan do (dissolved oxygen) di Kali Surabaya dengan metode kriging. Jurnal statistika, (1)2. Putra, E. A. (2008). Analisis limbah industri logam terhaap kualitas air Sungai Deli (ditinjau dari aspek fisika kimia). (Tesis, Universitas Sumatera Utara). Diakses dari Rasyid., Ashari., Ahmad, H, & Rivai, A. (2003). Kualitas air Sungai Tallo ditinjau dari kualitas fisik dan kimia di Kota Makassar. Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Makassar. Rohmah, S, & Sulistyorini, L. (2017). Gambaran konsumsi udang berklorin terhadap keluhan kesehatan gastrointestinel pekerja sub kontrak perusahaan x. Jurnal Kesehatan Lingkungan, (9)1, Rusni. (2013). Hubungan sanitasi dasar dengan insiden penyakit berbasis lingkungan di Perumahan ABD I Desa Rantau Panyang Timur Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar, Meulaboh. Salmin. (2005). Oksigen terlarut (do) dan kebutuhan oksigen biologi (bod) sebagai salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Jurnal Oseana, (30)3, Sarudji, D. (2008). Faktor-faktor sanitasi yang berpengaruh timbulnya penyakit diare di Desa Klopo Spuluh Kecamatan Sukondo Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Wijaya Kesuma Surabaya. Sihaloho, N. (2008). Perilaku masyarakat tentang pengunaan air Sungai Lubuk Rotan sebagai sumber air bersih dan keluhan kesehatan di Dusun Lubuk Rotan Desa Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun (Skripsi, ). Diakses dari

70 53 Slamet. (2007). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Soemirat, J. (2001). Pencemaran lingkungan. Rineka Cipta, Jakarta. Sosrodarsono, S, & Tominaga, M. (1994). Perbaikan sungai dan pengaturan sungai. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Sumantri, A. (2010). Kesehatan lingkungan edisi ketiga. Jakarta: Kencana. Sunu, P. (2001). Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Susana, T. (2009). Tingkat keasaman (ph) dan oksigen terlarut sebagai indikator kualitas perairan sekitar Muara Sungai Cisadane. Jurnal Teknik Lingkungan, (5)2, Sutiknowati, L. I. (2016). Bioindikator pencemar bakteri escherichia coli oseana, Jurnal LIPI (41)4, Trimartuti, N. K. (2001). Akumulasi logam berat cd pada ikan linjar (kaskoeaargyrotaenia) waden (bardodes kallaroides) dan nilem (osteochilly haseltil) di Kaligarang Semarang. Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Trisnawulan, I. A. M., Suyasa, I.W. B, & Sundra, I. K. (2017). Analisis kualitas air Sungai Gali di Kawasan Pariwisata Sanur. Jurnal Ecotrophic, (2)1-9. United Nations Environment Programme (UNEP). (2016). A Snapshot of the world s water quality: Towards a global assessment. Diakses dari: web.pdf Wardhana, W. A. (2004). Dampak pencemaran lingkungan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Widowati, W., Sastiono, A, & Jusuf, R. (2008). Efek toksik logam. Yogyakarta: Andi. World Water Quality Facts And Statistics. (2013). Diakses 11 Oktober 2019, dari: ats3.pdf

71 54 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN I. Identitas Pengguna Air Sungai 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Umur : 4. Pendidikan terakhir : a. Tidak sekolah/tidak tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SLTP/SMP d. Tamat SLTA?SMA e. Perguruan tinggi 5. Penghasilan setiap bulan : a. Rp ,00 b. Rp ,00 Rp ,00 c. Rp Rp ,00 d. Rp ,00 6. Pekerjaan : a. Pedagang b. Buruh c. Wiraswasta d. PNS e. Ibu Rumah Tangga f. Tidak bekerja g. Lain-lain (sebutkan) II. Penggunaan Air Sungai 1. Menurut Bapak/Ibu apakah sungai merupakan sumber air utama yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari? a. Ya b. Tidak 2. Menurut Bapak/Ibu apakah sungai Deli sudah tercemar? a. Ya b. Tidak 3. Apakah Bapak/Ibu menggunakan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari? a. YaTidak Jika ya, untuk apa saja? (boleh menjawab lebih dari satu)

72 55 a. Air baku air minum b. Mencuci pakaian c. Mencuci peralatan rumah tangga d. Mencuci tangan/kaki e. Mandi f. Buang air besar/kecil g. Lain-lain (sebutkan) III. IV. Fasilitas Sanitasi 1. Apakah Bapak/Ibu memiliki jamban? a. Ya b. Tidak 2. Apakah Bapak/Ibu memiliki kamar mandi? a. Ya b. Tidak 3. Apakah Bapak/Ibu membuag sampah ke sungai? a. Ya b. Tidak Keluhan Kesehatan 1. Apakah Bapak/Ibu pernah mengalami keluhan kesehatan karena penggunaan air sungai? a. Ya b. Tidak 2. Gejala keluhan penyakit yang Bapak/Ibu rasakan? No. Gejala Ada Tidak ada 1. Bercak merah/ruam 2. Gatal-gatal 3. Benjolan kecil berisi air/nanah 4. Kulit kering bersisik 5. Perubahan warna kulit 6. Mual 7. Muntah 8. Kram perut 9. Mencret

73 56 3. Penyakit apa saja yang Bapak/Ibu derita 1 (satu) bulan terakhir? a. Diare b. Hepatitis A c. Polliomyelitis d. Cholera e. Thypus Abdominalis f. Dysentri Amoeba g. Ascariasis h. Scabies i. Dermatitis j. Lain-lain (sebutkan)

74 57 Lampiran 2. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

75 58

76 59 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian

77 60 Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Kota Medan

78 61 Lampiran 5. Surat Pemberhentian Penelitian

79 62 Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Pengisian kuesioner yang dilakukan peneliti Gambar 2. Sungai di Kelurahan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, khususnya bagi manusia yang selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Pada

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa adanya (langsung tanpa pengolahan tertentu), dengan begitu

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa adanya (langsung tanpa pengolahan tertentu), dengan begitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bagi manusia, air sangat esensial untuk proses pencernaan, absorpsi dan ekskresi, tetapi air juga rentan terhadap kontaminasi dan pencemaran. Kebanyakan manusia memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Limbah deidefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan zaman, membuat masyarakat terpacu memberikan kontribusi untuk membangun. Pembangunan yang terjadi tidak hanya dari satu sektor, tetapi banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA NAMA : KELAS : SOAL PENCEMARAN AIR NO : Pilihlah salah satu jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Teluk Youtefa Teluk Youtefa adalah salah satu teluk di Kota Jayapura yang merupakan perairan tertutup. Tanjung Engros dan Tanjung Hamadi serta terdapat pulau Metu Debi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam tubuh makhluk hidup baik

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM I. PARAMETER WAJIB No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan 1. Parameter

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. NAMA : KELAS : NO : SOAL PENCEMARAN AIR Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. 1. Perhatika pernyataan di bawah ini : i. Perubahan

Lebih terperinci

Air bagi Kehidupan Manusia

Air bagi Kehidupan Manusia Air bagi Kehidupan Manusia Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Manfaat Air Kehidupan manusia tidak lepas dari tanah, air dan udara, tanah merupakan tempat berpijak dan sumber dari segala bahan makanan yang ditanam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Air dan Sungai 1.1 Air Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Penurunan kualitas air akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 1. Latar belakang Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian

Lebih terperinci

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Siborongborong, Penulis, Abdiel P. Manullang

Kata Pengantar. Siborongborong, Penulis, Abdiel P. Manullang Kata Pengantar Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan Rahamat-Nya lah penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini secara khusus penulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui

Lebih terperinci

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. M.T. Haryono / Banggeris

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 200 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1) ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1) meiske.blongkot@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir-hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyediaan air yang aman dan pengelolaan limbah cair memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyediaan air yang aman dan pengelolaan limbah cair memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyediaan air yang aman dan pengelolaan limbah cair memegang peranan penting dalam menurunkan kejadian banyak penyakit yang ditularkan melalui air atau terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia Merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah indonesia berupa perairan. Namun demikian, Indonesia juga tidak lepas dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pembuatan tahu dalam setiap tahapan prosesnya menggunakan air dengan jumlah yang relatif banyak. Artinya proses akhir dari pembuatan tahu selain memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai

Lebih terperinci

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH Rika Aziima Anugrawati dan Sri Widya Ningsih * I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sumber daya alam yang sangat mudah kita dapatkan. Air adalah sumber mineral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air SALINAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syaratsyarat Dan Pengawasan Kualitas Air MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa air, manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapannya sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu. terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara.

PENDAHULUAN. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu. terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara. PENDAHULUAN Latar Belakang Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL Berdasarkan hasil pengamatan sarana pengolahan limbah cair pada 19 rumah sakit di Kota Denpasar bahwa terdapat

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Proses ini yang memungkinkan

Lebih terperinci

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH 323 BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI KECAP PARAMETER BEBAN PENCEMARAN Dengan Cuci Botol (kg/ton) Tanpa Cuci Botol 1. BOD 5 100 1,0 0,8 2. COD 175 1,75 1,4 3. TSS

Lebih terperinci

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM L A M P I R A N 268 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/ton) TSS 20 0,40 Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Krom Total (Cr) 0,5

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara dan merupakan

Lebih terperinci

OLEH : EKA WIDYA RITA PANJAITAN

OLEH : EKA WIDYA RITA PANJAITAN SKRIPSI KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN PEMAKAI AIR DANAU TOBA DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DI DESA TANJUNG BUNGA KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010 OLEH : EKA WIDYA RITA PANJAITAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 Km atau sekitar 0,53 % dari

Lebih terperinci

KERUSAKAN LINGKUNGAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN bab i KERUSAKAN LINGKUNGAN A. KONSEP KERUSAKAN LINGKUNGAN Kerusakan lingkungan sangat berdampak pada kehidupan manusia yang mendatangkan bencana saat ini maupun masa yang akan datang, bahkan sampai beberapa

Lebih terperinci

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah MITL Media Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 1, Nomor 2, Agustus 2016 Artikel Hasil Penelitian, Hal. 35-39 Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan

Lebih terperinci

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048

Lebih terperinci

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY PERSYARATAN PENGAMBILAN SAMPEL Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY Pengambilan sampel lingkungan harus menghasilkan data yang bersifat : 1. Obyektif : data yg dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko mudah tercemar, jika pengelolaan

Lebih terperinci

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M. Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : 35410453 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.T TUGAS AKHIR USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah memicu berbagai pertumbuhan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air sangat penting untuk kehidupan, karena telah sama diketahui bahwa tidak satu pun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung terus tanpa tersedianya air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN ANGGOTA KOMUNITAS PEMUDA PEDULI LINGKUNGAN TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, khususnya bagi manusia yang selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian DO Meter ph Meter Termometer Refraktometer Kertas Label Botol Sampel Lampiran 1. Lanjutan Pisau Cutter Plastik Sampel Pipa Paralon Lampiran 2. Pengukuran

Lebih terperinci

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah Teknik Lingkungan KULIAH 9 Sumber-sumber Air Limbah 1 Pengertian Limbah dan Pencemaran Polusi atau pencemaran air dan udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober

Lebih terperinci