Rencana Keberlangsungan Kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) Dalam Kondisi Pandemi Influenza
|
|
- Johan Wibowo
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Rencana Keberlangsungan Kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) Dalam Kondisi Pandemi Influenza November 2011
2
3 Daftar Isi Bab I. Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Asumsi Perencanaan... 1 C. Rencana Operasional Tim Penanggulangan Krisis Model Operasional Fungsi Utama/Staf Kunci... 5 Bab II. Rencana Keberlangsungan Kegiatan PMI dalam Kondisi Pandemi Influenza... 7 A. Matriks Rencana Operasional Internal PMI dalam Kesiapsiagaan dan Respon Terhadap Pandemi Influenza... 7 B. Matriks Rencana Operasional Fungsi Utama C. Matriks Rencana Keberlangsungan Kegiatan PMI dalam Mendukung Kesiapsiagaan dan Respon Pemerintah Lampiran Alur Skining Suhu Tubuh dan Gejala ILI
4
5 A. Latar Belakang BAB I. Pendahuluan Penyusunan dokumen ini merupakan bagian dari kegiatan/program H2P (Humanitarian Pandemi Preparedness/Upaya Kesiapsiagaan Organisasi Kemanusiaan Menghadapi Pandemi Influenza) yang dijalankan oleh PMI Indonesia dengan dukungan USAID melalui IFRC. Program ini ditujukan untuk membangun jejaring respon kemanusiaan dalam kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza dalam kerangka melengkapi rencana yang sudah tersusun dengan penekanan pada peran dari jejaring organisasi kemanusiaan di Indonesia. Untuk menerjemahkan peran PMI sebagai organisasi kemanusian dalam dokumen Rencana Nasional Kesiapsiagaan dan Respon Organisasi Kemanusiaan dalam Menghadapi Pandemi Influenza, telah disusun dokumen Rencana Kontijensi PMI dalam Menghadapi Pandemi Influenza. Peran dan dukungan PMI sebagai organisasi kemanusiaan dalam mendukung upaya respon pemerintah dalam menghadapi pandemi influenza telah dijabarkan dalam dokumen rencana kontijensi PMI dalam menghadapi pandemi influenza. Untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam dokumen tersebut dapat berjalan dalam kondisi pandemi influenza, maka disusunlah dokumen Rencana Keberlangsungan Kegiatan PMI dalam Pandemi Influenza. Dokumen ini merupakan dokumen internal PMI Pusat dalam menghadapi pandemi influenza, dan merupakan bagian tidak terpisah dengan dokumen rencana kontijensi PMI dalam menghadapi pandemi influenza. 1 Dokumen ini merupakan dokumen yang selalu berkembang (living document), dan masih merupakan dokumen awal yang perlu untuk segera dilakukan penyempurnaan secara internal oleh tim dari PMI untuk melengkapinya. B. Asumsi Perencanaan Kita tidak pernah tahu seberapa parah pandemi influenza berikutnya, tetapi yang pasti adalah sifat dari virus influenza sendiri yang selalu berubah. Kita dapat melihat dari catatan sejarah pandemi sebelumnya, dimana tingkat keparahan yang terjadi sangat mengkhawatirkan. Teatpi jika kita melihat pengalaman yang baru dan sedang terjadi pada pandemi A H1N1/2009, kita melihat pandemi yang terjadi termasuk ringan (WHO menyatakan kondisi keparahannya adalah moderate ). Jika kita melihat pada kondisi di Indonesia, dimana kondisi penyebaran dan kejadian kasus-kasus Flu Burung (H5N1) masih terus saja terjadi dengan tingkat keparahan yang berat (CFR 80%), kekhawatiran untuk terjadinya mutasi dari virus H5N1 tersebut untuk menjadi virus baru yang dapat menyebabkan pandemi berikutnya masih tetap diwaspadai oleh para ahli. Melihat pada kondisi diatas, penyusunan rencana kesiapsiagaan menghadapi
6 pandemi influenza harus menggunakan bermacam-macam skenario dengan menggunakan asumsi yang jelas sebagai parameter untuk melakukan respon terhadap skenario tersebut. Sangatlah penting membangun suatu rencana aksi/ respon berdasarkan skenario yang dibangun. Pandemi virus influenza A H1N1/2009, telah memberikan suatu pembelajaran penting dalam penyusunan rencana kesiapsiagaan. Dalam kondisi pandemi, dimana sulit untuk dibakukan skenario pastinya, akan sangat membantu jika dilakukan pendekatan dengan menentukan variable-variabel tertentu yang digunakan sebagai alat untuk menganalisa situasi dan menentukan respon yang akan dilakukan oleh organisasi. Dalam melakukan penilaian situasi, berbagai hal berikut ini dapat dijadikan pedoman: 2 Angka serangan/kejadian penularan di Indonesia (termasuk derajat keparahan yang dapat direfleksikan oleh besarnya angka kematian) Monitoring kejadian kasus dan kondisi penularan di dalam negeri, termasuk tingkat keparahannya harus selalu dilakukan secara rutin, dengan berdasarkan pada semua sumber informasi yang tersedia. Perhatian utama harus ditujukan pada pemantauan penularan yang dapat berdampak kepada keselamatan dan kesehatan staf PMI, terutama jika penularan yang terjadi mempunyai tingkat keparahan yang tinggi (dengan CFR yang tinggi, > 2% jika mengacu pada skenario nasional untuk pandemi berat). Angka ketidakhadiran pekerja Penilaian ini terutama dilakukan pada saat kejadian pandemi sudah berdampak pada staf PMI. Ketidakhadiran dari staf pada masingmasing unit esensial merupakan komponen yang penting untuk menentukan tingkat/model operasional yang akan dilakukan. Masingmasing unit harus menetapkan jumlah maksimal ketidakhadiran yang dapat ditoleransi oleh unit tersebut untuk menjaga kegiatan operasional dari unit tersebut. Menjadi penting, jika tingkat ketidakhadiran staf sudah/ada indikasi akan melampaui jumlah maksimal yang telah ditetapkan, Durasi dari pandemi influenza yang terjadi dan kemungkinan terjadinya lebih dari satu. Para ahli memperkirakan durasi dari pandemi influenza dapat terjadi dalam kurun waktu 6 12 minggu, dan dimungkinkan terjadi lebih dari satu. Terjadinya bencana dalam kondisi pandemi influenza. Potensi terjadinya bencana di Indonesia yang demikian besar perlu dipertimbangkan. Tidak menutup kemungkinan terjadi bencana pada saat pandemi influenza menyerang.
7 C. Rencana Operasional 1. Tim Penanggulangan Krisis Tim penanggulangan krisis ini bertanggung jawab untuk: Memastikan keselamatan dan kesehatan staf PMI dalam kondisi pandemi influenza Melakukan penilaian/pengkajian situasi perkembangan pandemi influenza dan menetapkan model operasional yang akan digunakan dan merekomendasikan kepada Sekjen untuk menetapkan model operasional tersebut. Memastikan respon PMI terhadap pandemi influenza dapat berlangsung dan kegiatan penting lainnya dapat berjalan sesuai dengan model operasional yang ditetapkan. Tergantung pada kondisi pandemi yang terjadi, tim penanggulangan krisis ini harus bertemu secara rutin untuk melakukan penilaian situasi/perkembangan pandemi yang terjadi. Aktivasi Tim: Tim ini akan diaktifkan oleh Ketua atau Sekjen PMI, begitu WHO menetapkan terjadinya peningkatan fase pandemi dari fase 3 ke fase diatasnya atau pada situasi yang dianggap darurat oleh Sekjen. Komposisi Tim: Tim ini terdiri dari masing-masing staf kunci dan cadangannya dari masing-masing unit esensial yang diharapkan tetap beroperasi dalam kondisi pandemi influenza. 3
8 4 Posisi Staf Kunci Cadangan Ketua Tim Tim Kesehatan di Lingkungan PMI Unit support/penunjang - SDM, Keuangan, Administrasi, Keamanan Komunikasi Unit/Divisi (yang diputuskan tetap beroperasi dalam kondisi pandemi) 2. Model Operasional Kemungkinan Pemicu Kebijakan Utama Model Operasional Kegiatan organisasi masih berjalan seperti biasanya Perlu persiapan untuk menghadapi kondisi pandemi flu yang bisa berubah semakin parah Perlu peringatan dini pada semua divisi tentang kemungkinan dampak pandemi Merupakan fase 3 dari pandemi influenza; Fase diatas fase 3 tetapi tingkat keparahan dalam kategori ringan dan tidak secara bermakna mengganggu operasional PMI dan tidak ada penetapan sebagai bencana dari pemerintah (seperti kondisi pandemi influenza A H1N1/2009 sekarang ini) Hijau Kegiatan organisasi berjalan dengan pertimbangan melihat situasi yang berkembang Mulai melakukan pembatasan kegiatan sosial, mengurangi pertemuan langsung. Sosialisasi lebih intensif kepada staff dan mitra mitra PMI tentang situasi pandemi flu dan mengurangi kontak social Pemantauan kesehatan dan keselamatan staf PMI dan keluarganya Fase diatas fase 3 dengan tingkat keparahan dalam kategori sedang atau berat dan telah berdampak pada operasional/kantor/staf PMI Pemerintah mulai memberikan peringatan tentang Merah adanya pandemi dengan tingkat keparahan kategori sedang/berat
9 Kemungkinan Pemicu Kebijakan Utama Model Operasional Kegiatan organisasi berjalan secara terbatas pada staf kunci PMI hanya mengaktifkan divisi divisi tertentu yang harus berjalan secara penuh sedangkan divisi yang lain operasionalnya sementara di hentikan atau dijalankan secara terbatas sesuai dengan perkembangan situasi. Pemantauan kesehatan dan keselamatan staf PMI dan keluarganya Pemerintah mengumumkan situasi pandemi influenza sebagai bencana nasional, dan/atau Wabah influenza karena pandemi sudah berdampak pada kantor/operasional/staf PMI dan dengan tingkat keparahan yang berat/mengkhawatirkan dan tren penularan semakin meluas dan mengancam keselamatan dan kesehatan staf PMI dan tingkat Biru Kegiatan organisasi secara bertahap diperluas seperti masa sebelum terjadi wabah. Mengaktifkan kegiatan psikososial untuk membantu staff yang mungkin mengalami trauma pasca pandemi influenza Mempersiapkan organisasi PMI untuk menghadapi susulan pandemi influenza ketidakhadiran sudah mulai tinggi Pemerintah mengumumkan situasi pandemi influenza secara nasional bisa di tangani dengan baik Abu-Abu 3. Fungsi Utama/Kunci dan Staf Kunci 1 Untuk memudahkan akan dibuat matrik yang akan menjelaskan posisi dan kondisi fungsi utama tersebut dalam setiap model operasional, seperti dibawah: 1 Catatan. Matriks ini berdasarkan asumsi dari konsultan, masih perlu didiskusikan internal PMI untuk memutuskan. Konsekuensi dari keputusan untuk terus beroperasi dalam kondisi pandemi (merah/biru) adalah diperlukannya penyusunan/identifikasi (i) daftar kegiatan utama dalam masing-masing fungsi/ unit tersebut, (ii) identifikasi staf kunci/esensial yang bertanggung jawab memastikan kegiatan yang diidentifikasi tersebut tetap berjalan, dan (iii) identifikasi logistik dan pengaturan lainnya terkait keselamatan staf kunci tsb (hal ini yang akan dibahas dalam rencana keberlangsungan kegiatan (BCP). 2 Diambil dari struktur organisasi PMI berdasarkan Keputusan PP PMI No 047/KEP/PP PMI/II/2010. Akan lebih bagus jika fungsi utama yang digunakan lebih mengacu pada fungsi operasional, dan bukan mengacu pada fungsi kelembagaan (mis. Keuangan/bendahara, SDM, keamanan, dll). 5
10 6 Fungsi Utama 2 Hijau Merah Biru Abu-abu Jalan Stop Jalan Stop Jalan Stop Jalan Stop No 1 Kelembagaan 2 PB 3 Kesehatan 4 RS 5 UTDP 6 Diklat Litbang 7 PMR-Kerelawanan 8 Kerjasama 9 Komunikasi dan Pencitraan 10 Keuangan 11 Pengembangan sumber daya
11 BAB II. II. Rencana Rencana Keberlangsungan Keberlangsungan Kegiatan Kegiatan PMI dalam dalam Konsisi Kondisi Pandemi Pandemi Influenza Influenza (RKK-PMI) (RKK-PMI) A. Matriks Rencana Operasional Internal PMI dalam Kesiapsiagaan dan Respon Terhadap Pandemi Influenza ISU UTAMA KEGIATAN Sama dengan model operasional hijau Mewaspadai kemungkinan kedua operasional hijau operasional hijau Aktif monitor ancaman pandemi baik secara global maupun local Menjaga jejaring dengan pemerintah dan pengandil yang lain Penilaian situasi dan perkembangan Pandemi influenza Pengkajian dan revisi rencana secara menyeluruh berdasarkan pengalaman pandemi yang telah terjadi Pengkajian dan revisi rencana berdasarkan perkembangan situasi pandemi Pengkajian dan revisi rencana berdasarkan perkembangan situasi pandemi Mengkaji dan melakukan revisi jika diperlukan terhadap rencana kesiapsiagaan Melakukan simulasi untuk tes terhadap rencana Penilaian rencana kesiapsiagaan dan respon menghadapi pandemi Tim Pengendalian Krisis Inventarisasi dampak dari pandemi operasional hijau Memastikan semua fungsi utama telah masuk dalam RKK Memastikan keberlangsungan operasional fungsifungsi utama PMI 7
12 8 ISU UTAMA KEGIATAN Pemulihan operasional secara bertahap Memantau kemampuan operasional fungsi utama PMI dengan sumber daya yang tersisa Jika perlu, melakukan penutupan operasional sebagian/seluruh fungsi utama Memberikan rekomendasi kepada Ketua PMI untuk mengubah/mempertah ankan model operasional berdasarkan perkembangan situasi Pengecekan terhadap semua staf kunci dan cadangannya, termasuk simulasi metode komunikasi didalam tim pengendali krisis dan staf kunci Menyusun metode cross training diantara staf kunci untuk menjamin keberlangsungan kegiatan utama Kajian tentang pengalaman pandemi terkait fasilitas kesehatan yang ada untuk staf PMI, dan merencanakan perbaikan dalam menghadapi kemungkinan selanjutnya. operasional hijau Monitor terus menerus tentang fasilitas kesehatan yang masih memungkinkan perawatan kasus ILI dengan komplikasi Monitor perubahan kebijakan pemerintah tentang RS rujukan Selalu memberikan update informasi ke staf tentang fasilitas kesehatan sebagai rujukan kasus ILI Penyegaran konsep home care bagi staf Fasilitas Kesehatan Update daftar RS rujukan influenza Penyusunan konsep home care bagi staf Keselamatan dan Kesehatan Staf
13 ISU UTAMA KEGIATAN Kajian pengalaman pandemi untuk penyempurnaa n perencanaan dan persiapan stockpile untuk kemungkinan berikutnya operasional Merah Cek kondisi dan jumlah stockpile dan rencana distribusi Implementasi rencana distribusi jika diperlukan Stockpiles Susun daftar kebutuhan APD, Obat, hand sanitizer Pembelian stockpiles dan menyiapkan rencana penyimpanan dan distribusinya Untuk Osaltamivir, berkoordinasi dengan Kemenkes tentang cara memperoleh jika membutuhkan Kajian pengalaman pandemi untuk penyempurnaa n perencanaan dan persiapan untuk kemungkinan berikutnya operasional merah Penerapan SOP pembatasan sosial Hanya staf kunci yang mempunyai akses masuk ke kantor Penerapan SOP skreening suhu tubuh dan gejala ILI serta kebersihan tempat kerja Penempatan hand sanitizer di lobby dan tempat yang mudah dijangkau Simulasi penerapan SOP pembatasan sosial di kantor PMI Penyusunan SOP skreening suhu tubuh dan gejala ILI bagi staf/pengunjung; SOP pembatasan sosial di kantor PMI; dan SOP kebersihan tempat kerja PHBS, Pembatasan Sosial dan Pengendalian Infeksi Penyusunan dan sosialisasi konsep skrening suhu tubuh harian bagi staf operasional merah Melakukan simulasi Menyusun sistem ulang sistem komunikasi internal komunikasi internal PMI Sistem Komunikasi Internal Sosialisasi dan simulasi sistem internal 9
14 10 Kajian pengalaman pandemi untuk penyempurnaa n perencanaan dan persiapan untuk kemungkinan berikutnya ISU UTAMA KEGIATAN Mencoba sistem komunikasi dengan menggunakan berbagai macam saluran komunikasi selain SMS Penerapan sistem komunikasi untuk untuk menyampaikan instruksi maupun monitoring staf Kajian Melakukan kampanye Promosi dan Kampanye pengalaman pandemi untuk penyempurnaan perencanaan dan persiapan untuk kemungkinan berikutnya operasional merah dan promosi dengan fokus pada materi upaya pembatasan sosial, perawatan dirumah, dan rencana keberlangsungan kegiatan PMI Menyusun materi dan metode promosi dan kampanye berdasarkan strategi komunikasi yang sudah disusun dalam rencana kontijensi Melakukan kampanye dan promosi dengan fokus pada materi pengetahuan dasar influenza dan cara pencegahan, PHBS, dan rencana kontijensi serta keberlangsungan kegiatan yang telah disusun
15 B. Matriks Rencana Operasional Fungsi Utama Fungsi utama yang telah ditetapkan perlu untuk melakukan penyusunan rencana keberlangsungan kegiatan masingmasing. Dalam penyusunan ini diperlukan suatu tim dari unit/fungsi itu sendiri, untuk melakukan langkah-langkah penyusunan, mulai dari menidentifikasi kegiatan utama, menentukan ancaman terhadap kegiatan utama tersebut, penetapan target mitigasi yang dapat dilakukan sampai kemudian menentukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai target mitigasi tersebut. Dibawah ini adalah contoh-contoh kegiatan yang dilakukan oleh unit pendukung. UNIT UTAMA FUNGSI UTAMA Mengkaji pengalaman menghadapi pandemi dan melakukan revisi terhadap SOP untuk menghadapi kemungkinan Implementasi SOP HRD dalam kondisi pandemi disesuaikan dengan kondisi pandemi influenza Implementasi kebijakan staf kunci yang masuk ke kantor Implementasi SOP absensi/cuti sakit karena gejala ILI Menyusun SOP HRD dalam kondisi pandemi untuk: absensi/cuti, kontrak staf, gaji dan kompensasi. Mengkaji isu asuransi bagi korban panmdemi influenza Kepegawaian/ HRD Pendukung Layanan / Adminsitrasi Implementasi SOP yang telah disusun Implementasi staf kunci untuk unit keuangan Mengkaji SOP yang disusun dan melakukan revisi jika diperlukan Keuangan Penyusunan SOP untuk memastikan persediaan dana cadangan di kantor yang cukup dalam waktu 1-2 bulan 11
16 12 UNIT UTAMA FUNGSI UTAMA Mengkaji pengalaman menghadapi pandemi dan melakukan revisi terhadap SOP untuk menghadapi kemungkinan berikutnya Menerapkan pembatasan sosial dan pencegahan infeksi di unit keuangan Implementasi SOP keuangan jika diperlukan Penyusunan SOP pencairan dana dalam kondisi emergency Mengkaji pengalaman menghadapi pandemi dan melakukan revisi terhadap SOP untuk menghadapi kemungkinan berikutnya Implementasi SOP bekerja dari rumah, jika diperlukan Melakukan back up file-file penting Memastikan semua dukungan keberlangsungan IT dalam kondisi pandemi terjamin (dengan simulasi, dll) IT Menyusun SOP back up data penting, kemungkinan pengaturan koneksi staf yang bekerja dari rumah,
17 - 13 FUNGSI UTAMA UNIT UTAMA Sama dengan model operasional merah Kebersihan kantor Melakukan pembersihan yang lebih sering pada lokasi yang sering didatangi atau permukaan yang sering disentuh: toilet umum, lobby, gagang pintu, tombol lift, dll Memastikan persediaan hand sanitizer, sabun di tempat cuci tangan dan fasilita cuci tangan tetap terjaga Penyusunan standar kebersihan kantor dalam kondisi pandemi
18 14 C. Matriks Rencana Keberlangsungan Kegiatan PMI dalam Mendukung Kesiapsiagaan dan Respon Pemerintah KEGIATAN ISU UTAMA - - operasional hijau, Up date daftar relawan yang telah dilatih penanganan pandemi influenza Pada upaya penanggulangan episenter, memobilisasi relawan terlatih untuk membantu sebagai tenaga survailans ILI dalam wilayah penanggulangan Memobilisasi semua relawan untuk melakukan survailans ILI dengan membagikan petunjuk survailans berbasis masyarakat yang sesuai dengan kebijakan pemerintah Survailans epidemiologi Penanggul angan Episenter Pandemi
19 ISU UTAMA KEGIATAN operasional hijau, Komunikasi Risiko Memobilisasi relawan didaerah penanggulangan untuk melakukan komunikasi risiko untuk mengurangi kepanikan dimasyarakat di luar wilayah penanggulangan Memobilisasi seluruh relawan untuk menyampaikan komunikasi risiko tentang upaya penanggulangan dan ancaman pandemi influenza serta cara mencegah penularan - - operasional hijau, Mobilisasi Sumber Daya PMI Kabupaten/Kota tempat penanggulangan menyampaikan sumber daya yang dimiliki yang siap dimobilisasi untuk membantu upaya penanggulangan kepada Ketua Pos Komando penanggulangan di tingkat kabupaten/kota
20 16 Evaluasi jaringan komunikasi Persiapan kemungkinan berikutnya operasional merah ISU UTAMA KEGIATAN operasional hijau Melaporkan secara rutin situasi penularan terhadap staf/keluarganya Respon terhadap Pandemi Influenza Jaringan komunikasi Pembentukan posko penanggulangan dan respon terhadap pandemi mulai dari pusat, Provinsi/ Kabupaten/Kota, dengan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan protap tanggap darurat bencana Evaluasi metode dan material komunikasi risiko Persiapan kemungkinan berikutnya operasional merah operasional hijau Penekanan pesan kepada perawatan dirumah, pencegahan penularan dan pembatasan sosial Komunikasi risiko Update data relawan terlatih pandemi influenza Penyegaran informasi bagi staf dan relawan di Provinsi/Kabupaten/ Kota tentang pandemi influenza Pengkajian terhadap material komunikasi risiko, dan jika memungkinkan pengiriman materi komunikasi risiko ke daerah (hasil program H2P bisa digunakan)
21 Evaluasi SOP khusus dan persiapan untuk berikutnya Jika terjadi bencana, penanganan sesuai kondisi normal 17 ISU UTAMA KEGIATAN Jika terjadi bencana, harus dilakukan assessment terlebih dahulu tentang kondisi pandemi influenza didaerah benana Persiapan operasioanl disesuaikan dengan hasil assessment Jika kondisi pandemi sangat berat, perlu dipertimbangkan hanya unit yang sangat diperlukan saja yang diterjunkan, dengan perlengkapan APD yang memadai Relief distribusi/pena nganan bencana saat pandemi Jika terjadi bencana, penanganan sesuai SOP khusus pelayanan tanggap darurat bencana dalam kondisi pandemi yang telah disusun Penyusunan SOP khusus untuk pandemi influenza melengkapi rencana kontijensi PB Jika terjadi bencana, penanganan sesuai normal Evaluasi metode dan material kampanye perawatan orang sakit dirumah dan persiapan kedua. Daerah, Provinsi/ Perawatan Orang sakit di rumah Kabupaten/Kota yang terkena dampak yang berat, harus melakukan penilaian tentang keselamatan relawan yang membantu masyarakat Pada wilayah terdapat wabah influenza pandemi, relawan secara pro aktif berkampanye tentang perawatan di rumah bagi penderita tanpa tanda bahaya Update data relawan terlatih pandemi influenza Menginstruksikan dilakukannya penyegaran informasi bagi staf dan relawan di daerah/cabang tentang perawatan dirumah bagi korban pandemi influenza
22 18 Persiapan mobilisasi Jika kondisi penularan sangat berat, dimungkinkan hanya relawan yang telah terlatih yang dapat turun ke lapangan, dengan APD yang sesuai ISU UTAMA KEGIATAN seluruh relawan untuk memperkenalkan dan membantu masyarakat melakukan perawatan dirumah Evaluasi pelaksanaan layanan ambulans disaat pandemi Jika terpaksa Layanan Ambulan digunakan sebagai kendaraan rujukan kasus influenza, petugas ambulans harus selalu menggunakan APD yang sesuai dan menerapkan pembatasan sosial dan pengendalian infeksi selama mejalankan tugas Penerapan SOP khusus setiap kali ada penugasan penggunaan ambulans Penyusunan SOP khusus penanganan kasus pandemi untuk petugas ambulan Evaluasi program evakuasi jenazah dan persiapan berikutnya Evakuasi jenazah operasional merah, lebih diperketat protokol pemulasaran jenazah dan pencegahan penularan dan pemakaian APD yang sesuai Penerapan cara pemulasaran jenazah korban pandemi influenza Adopsi tata cara pemulasaran jenazah untuk penderita penyakit menular Pelatihan pemulasaran/evakuasi jenazah korban pandemi bagi tenaga PMI/relawan
23 19 ISU UTAMA KEGIATAN Dukungan psikososial Relawan PMI jika menemukan kasus-kasus trauma karena pandemi influenza, dapat meminta bantuan kepada relawan dengan spesialisasi PSP terdekat.
24 Lampiran 1 Alur Screening Suhu Tubuh dan gejala ILI lainnya di tempat kerja Staf/pengunjung masuk tempat kerja Suhu < 38 o C tanpa gejala ILI Screening suhu tubuh dan Gejala ILI (Influenza Like Illness) Suhu > 38 o C dengan atau tanpa gejala ILI 20 Diijinkan masuk tempat kerja Suhu < 38 o C dengan gejala ILI Pakaikan masker bedah Isolasi/pisahkan dengan pekerja yang lain dan rujuk/kirim ke fasilitas kesehatan Pakaikan masker bedah Rujuk/kirim ke fasilitas kesehatan
Dokumen Kerja. Rencana Kontijensi Palang Merah Indonesia (PMI) Menghadapi Pandemi Influenza
Dokumen Kerja Rencana Kontijensi Palang Merah Indonesia (PMI) Menghadapi Pandemi Influenza November 2011 Daftar Isi Bab I Pendahuluan 1 A. Latar Belakang 1 B. Asumsi Perencanaan 1 Bab II Rencana Operasional
Lebih terperinciCHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana
126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 311/MENKES/SK/V/2009 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 311/MENKES/SK/V/2009 TENTANG PENETAPAN PENYAKIT FLU BARU H1N1 (MEXICAN STRAIN) SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,
No.595, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Dampak Bahaya. Agensia Biologi. Aspek Kesehatan. Penanggulangan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat negara kita baru mulai bangkit dari krisis, baik krisis ekonomi, hukum dan kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,
Lebih terperinciNo.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.
No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN DALAM
Lebih terperinciBAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Rencana Program, Kegiatan dan Indikator Kinerja a. Program : Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Lebih terperinciPENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE IR. DODY RUSWANDI, MSCE DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN Jakarta,
Lebih terperinciC. PERANCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
C. PERANCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KETUA PELAKSANA PEMBINAAN 1. Perencanaan Umum, Evaluasi dan Dokumentasi Menyusun protap-protap dan standar-standar operasional Menilai/mengevaluasi hasil-hasil
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-I
Lebih terperinci2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2018 KEMHAN. Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG RS Duta Indah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selalu berusaha melakukan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,yang harus didukung
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA achmad yurianto a_yurianto362@yahoo.co.id 081310253107 LATAR BELAKANG TREND KEBENCANAAN MANAJEMEN
Lebih terperinciSimulasi Kejadian Luar Biasa Flu Burung di Desa Dangin Tukadaya
Simulasi Kejadian Luar Biasa Flu Burung di Desa Dangin Tukadaya Simulasi hari pertama : Kejadian Luar Biasa Flu Burung di Desa Dangin Tukadaya Desa Dangin Tukadaya disimulasikan sebagai daerah Kejadian
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGELOLAAN MASALAH PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG KESEHATAN
KEBIJAKAN PENGELOLAAN MASALAH PENANGGULANGAN BIDANG KESEHATAN Achmad Yurianto PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Valerie Amos Under-Secretary-General for Humanitarian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1389, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Penanggulangan. Krisis Kesehatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN
Lebih terperinciTUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN
TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciMateri Inti 4: FASILITAS RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
Materi Inti 4: FASILITAS RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Tujuan pembelajaran umum: Peserta mampu memahami fasilitas dan sarana prasana rumah sakit yang diperlukan dalam penanganan bencana Tujuan
Lebih terperinciPedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3
Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3 oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Pemulihan Non Institusi DIREKTORAT PEMULIHAN KONTAMINASI DAN TANGGAP DARURAT LIMBAH B3 DIRJEN PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN
Lebih terperinciKesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza
Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Virus influenza diklasifikasi menjadi tipe A, B dan C karena nukleoprotein dan matriks proteinnya.
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1117, 2014 KEMENHAN. Dukungan Kesehatan. Penanggulangan Bencana. Standardisasi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI SKPD Visi BPBD Kabupaten Lamandau tidak terlepas dari kondisi lingkungan internal dan eksternal serta kedudukan, tugas dan
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH
RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH TAHUN ANGGARAN 2015 TIM K3 RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH RENCANA PROGRAM KERJA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN
1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Kebijakan 1. Pencarian, pertolongan dan evakuasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor
Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR 2014 Pedoman Surveilans
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian kajian kesiapan penanggulangan bencana Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit flu burung telah membuat masyarakat resah terutama di Indonesia. Jutaan unggas mati. Tidak hanya itu, yang lebih fatal penyakit ini telah mulai menular dari
Lebih terperinciD. DAFTAR PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (PERFORMANCE APPRAISAL) 1
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN RS CONDONG CATUR A. PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 adalah salah satu sarana kesehatan yang
Lebih terperinci2 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
No.1750, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES Sistem Informasi. Krisis Kesehatan. Penanggulangan Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciKESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007
KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007 LUKMAN SEMBIRING, SKM, M.Kes,- Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat INKES MEDISTRA LUBUK PAKAM Penyelenggaraan
Lebih terperinciBENCANA NON ALAM DARI SUDUT PANDANG BNPB. Dibawakan Oleh: dr. Fuadi Darwis, MPH. MARS. Dewan Pengarah BNPB 21 Februari 2018, Nusa Dua Bali
BENCANA NON ALAM DARI SUDUT PANDANG BNPB Dibawakan Oleh: dr. Fuadi Darwis, MPH. MARS. Dewan Pengarah BNPB 21 Februari 2018, Nusa Dua Bali Presiden Republik Indonesia pada pembukaan konfrensi internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Avian Influenza (AI) atau flu burung atau sampar unggas merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe H5N1 dari family Orthomyxoviridae.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.
Lebih terperinciKEBIJAKAN UMUM PENGENDALIAN FLU BURUNG DI INDONESIA DIREKTUR PANGAN DAN PERTANIAN BOGOR, 25 FEBRUARI 2009
KEBIJAKAN UMUM PENGENDALIAN FLU BURUNG DI INDONESIA DIREKTUR PANGAN DAN PERTANIAN BOGOR, 25 FEBRUARI 29 1 OUTLINE 1. PENDAHULUAN 2. DAMPAK WABAH AI 3. PERMASALAHAN 4. KEBIJAKAN UMUM 4.1. STRATEGI PENGENDALIAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan
Lebih terperinci-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
-1- KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/312/2016 TENTANG TIM KESEHATAN PADA ARUS MUDIK LEBARAN DAN NATAL TAHUN 2016, SERTA TAHUN BARU TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEMENHAN. Satuan Kesehatan. Pengendalian. Zoonosis. Pelibatan.
No.1258, 2014 KEMENHAN. Satuan Kesehatan. Pengendalian. Zoonosis. Pelibatan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PELIBATAN SATUAN KESEHATAN KEMENTERIAN PERTAHANAN
Lebih terperinciDevelopment of Health Preparedness Indicator. Pusat Humaniora dan Manajemen Kesehatan Badan Litbangkes, Kemenkes RI
Development of Health Preparedness Indicator Pusat Humaniora dan Manajemen Kesehatan Badan Litbangkes, Kemenkes RI Riset Bencana di Pusat Humaniora Pengaruh Bencana Dan Karakteristik Masyarakat Terhadap
Lebih terperinciLAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
LAMPIRAN Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Lampiran 1. Aspek dan Indikator Desa/Kelurahan Tangguh Aspek Indikator Ya Tidak
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDivisi Manajemen Bencana PMPK-UGM
Divisi Manajemen Bencana PMPK-UGM Komponen HDP: Kebijakan Organisasi Protap - SOP Sistim komando Sistim komunikasi dan informasi Fasilitas Form dan cheklist Monitoring - evaluasi KEBIJAKAN Surat Keputusan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK
PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA achmad yurianto a_yurianto362@yahoo.co.id 081310253107 LATAR BELAKANG TREND KEBENCANAAN MANAJEMEN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN BENCANA (PUSDALOPS PB) DAN RUANG PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK, PERALATAN DAN KEMUDAHAN AKSES PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT
PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN I. UMUM Bencana dapat terjadi kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, serta datangnya tak dapat diduga/diterka dan
Lebih terperinciMANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGERTIAN - PENGERTIAN ( DIREKTUR MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA ) DIREKTORAT JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM Definisi Bencana (disaster) Suatu peristiwa
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA achmad yurianto a_yurianto362@yahoo.co.id 081310253107 LATAR BELAKANG TREND KEBENCANAAN MANAJEMEN
Lebih terperinciPERENCANAAN KINERJA BAB II VISI : Masyarakat Gorontalo yang Siaga dan Terlindung dari Ancaman Bencana. 2.1 RENCANA STRATEGIS 2.1.
2.1 RENCANA STRATEGIS 2.1.1 Visi Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2016 adalah Masyarakat Gorontalo yang siaga dan terlindung dari ancaman bencana VISI : Masyarakat Gorontalo yang Siaga dan
Lebih terperinciKONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)
KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) BANTUAN ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction
Lebih terperinciPENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3. Oleh : Yus Rizal (BNPB)
PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3 Oleh : Yus Rizal (BNPB) PENDAHULUAN Pengelolaan limbah B3 bencana non alam (gagal teknologi) Penyelenggaraan PB : Pra bencana (pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan)
Lebih terperinciPekerjaan Sosial PB :
Pekerjaan Sosial PB : Suatu bidang praktik profesi pekerjaan sosial dimana Peksos menggunakan keahlian khusus untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melaksanakan peran sosial mereka
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 09 Organisasi / SKPD :.05.0. -BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Halaman dari.05. KETENTRAMAN, KETERTIBAN
Lebih terperinciFR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/76/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PASCA KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/76/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PASCA KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERENCANAAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN REVISI 2015
PERENCANAAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015-2019 REVISI 2015 I. PERENCANAAN 2015-2019 A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPANDUAN MENGHADAPI BENCANA
PANDUAN MENGHADAPI BENCANA Tujuan manajemen bencana pada dasarnya adalah berupaya untuk menghindarkan masyarakat dari bencana baik dengan cara mengurangi kemungkinan munculnya hazard maupun mengatasi kerentanan.
Lebih terperinciBAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN
BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013-2015 Penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG KOMITE NASIONAL PENGENDALIAN FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI
RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI (Penjelasan ttg MERS CoV) Tanggal 27 Agustus 2013 Pengertian MERS CoV MERS CoV adalah singkatan dari Middle East Respiratory
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi geografis Indonesia yang berada di atas sabuk vulkanis yang memanjang dari Sumatra hingga Maluku disertai pengaruh global warming menyebabkan Indonesia
Lebih terperinciINFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?
INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)? Virus influenza A H7 adalah kelompok virus influenza yang biasanya beredar di antara burung. Virus influenza A (H7N9) adalah salah satu sub-kelompok di
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP
KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku Buku Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ini dapat diselesaikan sebagaimana yang telah direncanakan. Buku ini menggambarkan
Lebih terperinciTUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT
TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT Sesuai UU No: 24 Thn 2007 Pasal 4, Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki tugas : 1. Menetapkan pedoman dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG
1 dari 8 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG REGIONALISASI PUSAT BANTUAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merebaknya kasus flu burung di dunia khususnya Indonesia beberapa tahun terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi masalah kesehatan
Lebih terperinciDr. Pudji Sri Rasmiati, Sp.B., MPH WYM RS Bethesda PERSI DIY
Dr. Pudji Sri Rasmiati, Sp.B., MPH WYM RS Bethesda PERSI DIY DISASTER MANAGEMENT CYCLE PREPAREDNESS DISASTER PREVENTION & MITIGATION RESPONSE RECONSTRUCTION POST DISASTER REHABILITATION Hospital Preparedness
Lebih terperinciKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PENYIAPAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PENYIAPAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN dr. Tri Hesty Widyastoeti, SpM, MPH Direktur Pelayanan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu burung merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas bagi masyarakat karena
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA INDIVIDU TAHUN 2018
Lampiran Keputusan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang Nomor : 188.4/ /KEP/35.07.206/2018 Tentang Indikator Kinerja Individu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI BADAN, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PEMADAM KEBAKARAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 1/2017 WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
Lebih terperinciINSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH
INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL
Lebih terperinciRINGKASAN REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE
RINGKASAN REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE 2014-2018 Penyusunan Renstra periode 2014-2018 merupakan amanat perundangan yang diantaranya adalah
Lebih terperinciPENANGANAN INFLUENZA DI MASYARAKAT (SARS, H5N1, H1N1, H7N9)
PENANGANAN INFLUENZA DI MASYARAKAT (SARS, H5N1, H1N1, H7N9) INFLUENZA (FLU BURUNG, H1N1,SARS) Merupakan New Emerging Disease Penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang ditularkan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa kondisi geografis
Lebih terperinciMEMUTUSKAN ; Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR PENGGUNAAN DANA SIAP PAKAI UNTUK TANGGAP DARURAT BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
BUPATI ENREKANG PERATURAN BUPATI ENREKANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PENGGUNAAN DANA SIAP PAKAI UNTUK TANGGAP DARURAT BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ENREKANG, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciNo Jenis/Series Arsip Retensi Keterangan
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PENANGGULANGAN BENCANA PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN
Lebih terperinci1. Menyiapkan upaya penyelamatan
KODE UNIT : O.842340.039.01 JUDUL UNIT : MengikutiOperasi Penyelamatan DESKRIPSIUNIT : Unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk ambil bagian/ikut dalam kegiatan penyelamatan
Lebih terperinciPerkembangan Flu Burung pada Manusia dan Langkah-Langkah Pengendaliannya
Perkembangan Flu Burung pada Manusia dan Langkah-Langkah Pengendaliannya Disampaikan pada Rapat Koordinasi Tingkat Menteri tentang Pengendalian Flu Burung Jakarta, 27 Desember 2012 1 Flu Burung (H5N1)
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO INSTRUKSI BUPATI KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG
BUPATI KULON PROGO INSTRUKSI BUPATI KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN, PENGENDALIAN, DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa penyakit
Lebih terperinciKERENTANAN (VULNERABILITY)
DISASTER TERMS BENCANA (DISASTER) BAHAYA (HAZARD) KERENTANAN (VULNERABILITY) KAPASITAS (CAPACITY) RISIKO (RISK) PENGKAJIAN RISIKO (RISK ASSESSMENT) PENGURANGAN RISIKO BENCANA (DISASTER RISK REDUCTION)
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA INDIVIDU
1. JABATAN : KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 2. TUGAS : Melaksanakan penanggulangan secara terintegrasi yang meliputi pra, saat tanggap darurat dan pasca 3. FUNGSI : a. Koordinasi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG KOMITE NASIONAL PENGENDALIAN FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci