KONSEP HUDUD MUHAMMAD SYAHRUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEP HUDUD MUHAMMAD SYAHRUR"

Transkripsi

1 Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) KONSEP HUDUD MUHAMMAD SYAHRUR Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Abstract Hudud or Limits of the God s law as likely a bone that mentioned by Syahrur, that is the new theory which he called as a limit theory. It will intercept the interere of human s made. It is the deific decision that is mentioned in al-qur an and Sunnah whose form is the maximal and minimal which covered overall of the human s deeds and natural phenomena. Kata Kunci: Konsep Hudud Al-Risalah Volume 1 Nomor 2 Nopember

2 Konsep Hudud Muhammad Syahrur PENDAHULUAN A l-qur an adalah firman Allah yang merupakan mu`jizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad yang tertulis dalam mushaf, dinukil secara mutawatir dan bernilai ibadah bagi orang yang membacanya. 1 Kemukjizatan al-qur an di sini adalah merupakan sifat zat al-qur an, dan ayatayatnya adalah merupakan dalil yang menunjukkan atas kebenaran Nabi Muhammad dan sebagai pembuktian bahwa al-qur an itu kalamullah. Jalaluddin as-suyuthi (lahir 849) di Mahallat Sayuth dan (w. 911) dia menyatakan bahwa seseorang tidak boleh meragukan bahwa al-qur an itu dari Allah (firman Allah). Allah melalui firmannya menantang orang Arab untuk mendatangkan al-qur an, tapi mereka tidak mampu. 2 Al-Qur an mempunyai berbagai kemukjizatan, antara lain bersifat kekal, tidak ada yang mampu menandinginya, baik dari segi susunan kata, gaya bahasa, maupun dari segi keindahan, syariat, filsafat ilmu pengetahuan dan perumpamaan-perumpamaan yang dikandungnya. 3 Meskipun orang Arab terkenal dalam bidang syair, tetapi mereka tidak sanggup menandingi dan menyaingi kalimat-kalimat al-qur an. Al-Qur an adalah mu`jizat Nabi Muhammad Saw. yang berlaku sepanjang zaman sesuai dengan situasi dan kondisi. Diantara isinya menjelaskan tentang laki dan perempuan. Al-Qur an mengakui adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan, Q.S. Ali Imran (3): 36. Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan. Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkan itu, dan laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada Engkau dari sesuatu yang terkutuk. Istibsyarah (lahir 1955) di Jombang, menyatakan bahwa ayat ini tidak bermaksud memandang yang satu superior dibandingkan dengan yang lain, karena misi pokok diturunkannya al-qur an adalah untuk memerdekakan manusia dari berbagai bentuk diskriminasi dan penindasan, termasuk warna kulit, ras, etnis dan jenis kelamin. Al-Qur an menjelaskan seyogyanya manusia 1 Lihat Muhammad Abd Adhim al-zarqany, Manahil al-irfan fil `Ulum al-qur an, (Mesir, Dar al-salam, 1424 H/2003 M), Cet. Ke-1, Jilid I, h. 17. Lihat pula Mahmud Abbas al-aqqad, Al-Tafkir Faridah Islamiyah, (Beirut: Al-Maktabah Al-Asriyyah, t.th.), h Lihat Jalaluddin al-sayuthi, Al-`Itqan fie `Ulum al-qur an, (Dar al-fikr, 2005), Cet. Ke-1, Jilid II, h Al-Qur an 3 kali menantang orang Arab: 1) Allah berfirman, buatlah yang sama dengan seluruh isi al-qur an!, 2) Datangkanlah 10 (sepuluh) surah yang sama dengan al- Qur an!, 3) Datangkanlah satu surah yang paling pendek yang sama dengan al-qur an!, tapi mereka juga ternyata tidak mampu. Lihat Muhammad Abd al-adhim al-zarqany, h Lihat Muhammad Ismail Ibrahim, Al-Qur an wa al-i`jaz al-`ilmi, (al-qahirah: Dar al-fikri al-arbi, t.th.), h Al-Risalah Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010

3 Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) saling kenal mengenal, tidak ada diskriminasi dan penindasan. 4 (QS. al-hujurat [49]: 13). Karena itu laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama dalam segala bidang. Etin Anwar mengatakan bahwa perempuan mempunyai hak untuk memenuhi keinginannya baik yang bersifat individu, keluarga maupun masyarakat. 5 Al-Qur an sebagai dasar utama dalam negara Islam, dipakai sebagai rujukan seluruh kaum Muslim dalam memperoleh petunjuk, bimbingan, dan berkewajiban untuk mengamalkannya. Namun al-qur an tidak berdiri sendiri, melainkan melibatkan ilmu-ilmu bantu di dalam memahaminya, antara lain adalah Ilmu Tafsir. Tafsir secara lughawi berarti menjelaskan dan menerangkan. (Al-Idhah wa al-tabin). 6 Bint al-shati (lahir 1913) di Daimutha Mesir; Define tafsir as an attempt to understand the al-qur an that consists an explaining and clarifying the text by using interpretative as apposed to synonymous language. 7 Berbagai penafsiran al-qur an dalam lintasan sejarah tidak dilakukan. Sebagian orang meyakini dan mengimani penafsiran cukup secara harfiah. Sebagian lainnya menganggap tidak cukup, melainkan perlu penafsiran secara hermeneutik. 8 Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Syahrur (lahir 1938 di Damaskus) dalam bukunya yang berjudul Al-Kitab wa al-qur an: Qira ah Mu`ashirah 9 yaitu sebuah bentuk pembacaan kontemporer. Pembahasan buku tersebut antara lain adalah aplikasi konsep batas hukum Tuhan (hudud) pada hak-hak perempuan muslimah. Studi perempuan dalam Islam dikategorikan sebagai salah satu tema sangat sensitif yang menarik perhatian para pembela dan para musuh Islam untuk mengkajinya, bermula sejak zaman kebangkitan (sekitar tahun 70-an) hingga sekarang. Syahrur sendiri tidak yakin bahwa saat ini tidak hadir sebuah kajian komprehensif tentang perempuan dalam Islam yang berangkat dari hubungan dialektis antara karakter dasar Islam, yaitu istiqamah dan hanifiyyah, dan 4 Istibsyarah, Hak-hak Perempuan, Relasi Jender, Menurut Tafsir al-sya`rawi, (Jakarta: Teraju, 2004), Cet. Ke-1, h Lihat Etin Anwar, Gender and Self in Islam, (London and New York, Routledge), h Muhammad Husain al-zahaby, Al-Tafsir wa al-mufassirun, (Al-Qahirah: Maktabah Wahbah, 1995), Jilid I, h Issa J. Boulleta, An Examination of Bint al-shati s Method at Interpreting the Qur an, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1999), h Istibsyarah, Hak-hak Perempuan, h Syahrur mengatakan bahwa buku tersebut bukan buku tafsir atau fiqih, namun dia menyebutnya dengan istilah qira ah mu`ashirah. Di sini dia ingin menjelaskan bahwa ada perbedaan antara aktivitas qira ah dan tilawah. Yang pertama merupakan aktivitas membaca yang diiringi dengan usaha memahami, menjelaskan, menganalisa dan menguraikan obyek teks yang dibaca. Sedangkan yang kedua merupakan aktivitas membaca tanpa penjelasan atau uraian tambahan yang bertujuan untuk mendalami dan memahami kandungan teks yang dibaca. Al-Risalah Volume 1 Nomor 2 Nopember

4 Konsep Hudud Muhammad Syahrur karakter dasar manusia yaitu fitrah yang serasi dengan hukum-hukum alam serta kajian yang menjadikan batas-batas hukum Tuhan sebagai tulang punggung pijakannya. 10 Oleh karena itu, maka Syahrur mengenalkan teori hukum baru yang ia sebut sebagai teori batas, yaitu batas-batas hukum Tuhan (hudud). Teori ini akan menampung campur tangan hukum buatan manusia. Teori batas adalah ketetapan Ilahi yang diungkapkan dalam al-kitab dan Sunnah berbentuk batasan maksimal atau minimal yang mencakup seluruh tindakan manusia dan fenomena alam. Dalam batas-batas ini hukum yang dibuat manusia memiliki ruang pengakuan. Dalam tulisan ini, penulis akan membahas term batas yang diterapkan oleh Syahrur antara lain: masalah poligami, waris dan jilbab. Syahrur, yang memiliki nama lengkap Muhammad Syahrur ibn Deyb ibn Seyb Syahrur, lahir pada tanggal 11 April 1938 di Damaskus, Syiria. Ibunya bernama Siddiqah binti Salih Filyun. Dia dikaruniai 5 orang anak hasil pernikahannya dengan seorang wanita yang bernama Azizah. 11 Syahrur kecil pertama kali mengenyam pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai menengah di tanah kelahirannya sendiri, Damaskus, tepatnya di Lembaga Pendidikan Abdurrahman al-kawakibi. Tamat dari sekolah menengah pada tahun 1957, dia melanjutkan studi S1-nya di Moskow Uni Soviet (sekarang Rusia) atas bantuan beasiswa dari pemerintah Syiria. Bidang yang dipilihnya adalah teknik sipil. Selesai studi pada tahun 1964, dia kembali ke Damaskus dan diangkat menjadi dosen di Universitas Damaskus. Tahun 1967 dia mendapat kesempatan melakukan penelitian di Imperial College di London, 12 namun tidak selesai karena terjadi perang antara Syiria dan Israel yang mengakibatkan putusnya hubungan diplomatic antara Syiria dan Inggris. Setelah kembali dari London, tahun 1968, dia kembali dikirim oleh Universitas Damaskus untuk melanjutkan studi S2 dan S3 ke Dubin Irlandia. Di sana dia masuk ke National University of Ireland dengan mengambil bidang mekanika turbah wa asasat (Soil Mechanics and Foundation Engineering). Studi lanjut tersebut, S2 dan S3, berhasil dia selesaikan lebih kurang dalam waktu 4 tahun ( ). Tahun 1972 dia kembali ke Damaskus dan menjadi dosen tetap di sana. 13 Meskipun dia seorang pakar dalam bidang ilmu teknik mekanik tanah dan geologi, ternyata dia juga seorang yang haus ilmu dan sangat tertarik dengan kajian-kajian sosial seperti filsafat, linguistik dan keislaman. Salah seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan pemikirannya adalah Ja far Dakk 10 Lihat Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h M. Abul Abied Shah (ed.), Islam Garda Depan Mozaik Pemikiran Islam Timur Tengah, (Bandung: Mizan, 2001), h Sahiron Syamsudin (ed.), Hermeneutik Al-Qur an Mazhab Yogya, (Yogyakarta: Islamika, 2003), h Peter Clark, Review Article: The Syahrur Phenomenon, dalam Islam and Christian Muslim Relation, vol. 7, no. 3, h Al-Risalah Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010

5 Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) al-bab, yang juga teman seprofesinya di Universitas Damaskus. Dia adalah seorang pakar dalam bidang linguistik modern. 14 Karir akademiknya cukup bagus, disamping menjadi dosen tetap di Universitas Damaskus, dia juga menjadi tenaga ahli pada al-sa`ud Consult Arab Saudi. Dia juga bertindak sebagai salah seorang konsultan teknik pada Lembaga Biro Konsultasi Teknik Dar al-isytisyarat al-handasiyyah (Engineering Consultancy) di Damaskus. 15 Sebenarnya pergolakan pemikiran Syahrur sudah diawali sejak dia belajar di Moskow. Di sana dia banyak berkenalan dengan teori-teori filsafat seperti Hegel dengan teori dialektika materialismenya, Derdinand De Saussure dengan teori strukturalis linguistik, dan lainnya. Disamping itu dia juga sangat tertarik untuk mempelajari karya-karya para ahli bahasa dan sastra Arab seperti al-farra, Abu Ali al-farisi, Ibnu Jinni dan al-jurjani. 16 Sebagai seorang intelektual, dia termasuk seorang penulis yang produktif. Beberapa karya yang berhasil dia tulis adalah: 1. al-kitab wa al-qur an: Qira ah Mu`ashirah 2. Dirasah Islamiyah Mu`ashirah fi ad-daulah wa al-mujtama` 3. al-islam wa al-iman Manzumat al-qiyam 4. Masyru` Misaq al-`amal al-islami 5. Nahwa Ushul Jadidah li al-fiqh al-islami. 17 Disamping itu dia juga banyak menulis artikel, diantaranya: 1. The Devine Text and Pluralism in Moeslem Societies. 2. Reading Religious Text; A New Approach Islam in the 1995 Beijing World Conference on Women. 19 PEMBAHASAN Teori Batas Yang Ditetapkan Oleh Muhammad Syahrur (L Di Damskus) Antara Lain: 1. Poligami Poligami 20 adalah salah satu masalah besar yang dihadapi oleh perempuan Arab Islam secara khusus, dan yang dihadapi oleh Islam di depan dunia secara 14 Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an: Qira ah Mu`ashirah, (Beirut: Syarikat al- Mathbu at li al-tauzi wa al-nasyr, 2000), h Peter Clark, Review Article: The Syahrur Phenomenon, h. 33. Lihat juga M. Aunul Abied Shah, Islam Garda Depan Mozaik Pemikiran Islam Timur Tengah, h Andreas Christman, dalam Die Wel des Islams, terj. Sahiron Syamsudin, Metodologi Fiqih Islam Komtemporer, (Yogyakarta: elsaq Press, 2004), h Muhammad Syahrur, Prinsip dan Dasar Hermeneutik Hukum Islam Kontemporer, terj. Sahiron Syamsudin dan Burhanuddin Zaki, (Yogyakarta: elsaq Press, 2007), h Sahiron Syamsudin, Hermeneutik Al-Qur an Mazhab Yogya, h Charles Kruzman (ed.), Wacana Islam Liberal, terj. Bahrul Ulum, (Jakarta: Paramadina, 2001), h Al-Risalah Volume 1 Nomor 2 Nopember

6 Konsep Hudud Muhammad Syahrur umum. Jika kita memahami bahwa ayat-ayat tersebut mencakup setiap periode sejarah perkembangan manusia dan meliputi seluruh sisi kemuliaan manusia, baik pada masa lampau maupun masa kontemporer. Ayat tentang poligami adalah Q.S. an-nisa [4]: 3: 21 Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap perempuan (yatim), maka nikahilah yang kamu senangi dari wanita-wanita (lain): dua, tiga, atau empat. Lalu jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka seorang saja atau hamba sahaya wanita yang kamu miliki, yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. Ayat-ayat poligami yang termasuk ayat-ayat hududiyah ini memberikan batasan maksimal dan minimal baik dari segi jumlah, kuantitas maupun kualitas. 22 a. Batas-batas Kuantitas Muhammad Syahrur (l di Damaskus) menyatakan bahwa ayat ini membicarakan pernikahan dengan redaksi fankihu yang kemudian mengawali jumlah istri dengan angka 2 (matsna). Batas minimal istri adalah 1 orang perempuan dan batas maksimalnya adalah 4 orang perempuan. Proses peningkatan jumlah ini diawali dengan dua, tiga, dan terakhir empat. Dalam hubungan bilangan bulat, karena manusia tidak dapat dihitung dengan angka pecahan. 23 Poligami dibolehkan selama berada pada batasan hukum tersebut, yaitu antara satu sampai empat. Orang yang menikah dengan satu istri berarti dia telah mengikuti batas minimal hukum Allah, dan yang menikahi empat istri, dia juga tetap dalam batasan maksimal hukum Allah secara kuantitatif. 24 Penulis tidak setuju dengan pernyataan Syahrur tentang batas minimal satu istri. Angka satu dalam hal ini tidak bisa diminimalkan karena perempuan sebagai istri tidak mungkin dinikahi setengah perempuan, harus satu perempuan. Itulah hikmahnya ayat ini dimulai dengan angka 2, 3, dan teakhir 4. (Nikahilah perempuan yang kamu senangi, boleh dua, tiga, sampai empat). Nah, di sini dapat dipahami, kalau sudah menikah dengan satu istri kemudian mau menikah lagi, maka dibolehkan beristri sampai empat bila memenuhi syarat. 20 Ikatan perkawinan yang salah satu pihak memiliki/mengawini beberapa lawan jenisnya di waktu yang bersamaan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, h Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h. 598, no Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h. 598, no Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h. 598, no Al-Risalah Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010

7 Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) Muh. Quraish Shihab (L di Rappang) mengatakan bahwa penyebutan dua, tiga atau empat, pada hakekatnya adalah dalam rangka tuntutan berlaku adil kepada anak yatim. Redaksi ayat ini mirip dengan ucapan seseorang yang melarang orang lain makan makanan tertentu. Dan untuk menguatkan larangan itu dikatakannya, jika anda khawatir akan sakit bila makan makanan ini, maka habiskan saja makanan selainnya yang ada di hadapan anda. Tentu saja perintah menghabiskan makanan lain itu hanya sekedar menekankan perlunya mengindahkan larangan untuk tidak makan makanan tertentu itu. 25 Perlu digarisbawahi bahwa ayat ini tidak membuat peraturan tentang poligami, karena poligami telah dikenal dan dilaksanakan oleh penganut berbagai syari at agama serta adat istiadat masyarakat sebelum turunnya ayat ini. Karena ayat ini tidak mewajibkan poligami atau menganjurkannya. Ia hanya berbicara tentang bolehnya poligami dan itupun merupakan pintu kecil yang hanya dapat dilalui oleh yang amat membutuhkan dan dengan syarat yang tidak ringan. Dengan demikian, pembahasan poligami dalam pandangan al-qur an hendaknya tidak ditinjau dari segi ideal atau baik dan buruknya, tetapi harus dilihat dari sudut pandang penetapan hukum dalam aneka kondisi yang mungkin terjadi. 26 M. Quraish Shihab (L di Rappang) menjadikan hukum poligami sebagai hukum mubah (boleh), tidak dianjurkan dan tidak pula ditutup rapat, tidak dilihat dari sisi baik dan buruknya, tetapi harus dilihat dari penetapan hukum Allah dalam kondisi yang mungkin terjadi. Allah membuat peraturan dalam al-qur an tentu dalam rangka kemaslahatan manusia. Bahkan Quraish dalam berbagai kesempatan menyatakan bahwa poligami itu bagaikan pintu darurat yang ada pada pesawat terbang. Pada saat kecelakaan tidak mungkin bagi para penumpang hanya melalui satu pintu biasa. Maka pintu darurat dapat dimanfaatkan. Pintu darurat tidak boleh dibuka sembarang waktu. Wahbah az-zuhaili (l H/1932 M di Damsyik Syiria) menyimpulkan bahwa: poligami dalam Islam adalah masalah darurat, memperbaiki kerusakan. Poligami lebih utama daripada menghilangkan poligami. Tidak boleh seorang pun membatalkan poligami, karena nash syari`atnya secara jelas membolehkannya. Menghentikan atau mengingkarkan nash berarti mengingkari ayat Allah M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), Cet. Ke-11, Vol. II, h M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), Cet. Ke-11, Vol. II, h Al-Maraghi memberikan kesimpulan bahwa poligami bertentangan dengan rukun kebahagiaan rumah tangga, yaitu mawaddah wa rahmah, dan sakinah. Dengan demikian tidak pantas seorang muslim melakukan poligami kecuali dalam keadaan darurat disertai dengan tsiqah (kepercayaan) dengan syarat diwajibkannya berlaku adil diantara mereka karena jika tidak berlaku adil, itu artinya menzhalimi istri-istrinya dan anakanaknya. Lihat Ahmad Musthafa al-maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Mesir: Syirkah Maktabah wa Mathba`ah Musthafa al-babi al-halabi wa Auladuh), Jilid IV, h Wahbah az-zuhaili, Tafsir Al-Munir, (Beirut: Dar al-fikr, 1998), Jilid V, h Al-Risalah Volume 1 Nomor 2 Nopember

8 Konsep Hudud Muhammad Syahrur Al-Qur an surah an-nisa [4]: 129 yang dijadikan argumen oleh orang-orang yang menolak poligami karena manusia tidak akan mampu berbuat adil pada para istri, sekalipun berusaha keras. Wahbah az-zuhaili justru memandang ayat ini sebagai dukungan terhadap ayat poligami di atas, karena adil yang dituntut oleh para istri adalah adil dalam masalah materi, seperti giliran (tidur bersama), nafkah, pakaian, tempat tinggal. Sedangkan keadaan dalam masalah nonmateri (masalah hati) seperti cinta, Allah tidak menuntut kecuali sesuai dengan kemampuan karena cinta sulit untuk disamakan. Al-Maraghi (l H/1883 M di Al-Maragha Mesir, w H/1952 M di Kairo) menjelaskan bahwa keadilan dalam ayat ini adalah menurut kemampuan manusia, seperti persamaan dalam hal tempat tinggal, pakaian, dan lain-lain. Adapun yang tidak disanggupi seperti kecondongan hati atau cinta, maka tidak diwajibkan untuk berlaku adil. Hal ini didasarkan pada perlakuan Nabi Saw. pada akhir masanya dimana Nabi Saw. lebih condong kepada Aisyah dibanding kepada istri-istri lainnya. Akan tetapi tidak dikhususkan sesuatu kepada Aisyah kecuali keridhaan dan izin istri-istri yang lainnya. Nabi berkata, Ya Allah, inilah bagian yang berada dalam kemampuanku. Maka janganlah tuntut aku menyangkut (keadilan cinta) yang berada di luar kemampuanku. 28 Ini berarti bahwa keadilan yang dituntut bukan keadilan menyangkut kecenderungan hati, tapi keadilan material yang memang dapat terukur. Penulis setuju dengan pendapat kedua mufassir di atas bahwa keadilan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah keadilan yang bersifat materil. Sedang keadilan yang bersifat nonmaterial tidak dituntut. Setelah Allah menyuruh setiap pasangan untuk produktif membangun keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan keluarga melalui sikap dan perilaku yang senantiasa adil, maka pada ayat selanjutnya Allah mengecam para suami yang berpoligami dan menyatakan bahwa mereka tidak akan pernah mampu berbuat adil terhadap para istri. (QS. An-Nisa: 129). 29 Bahkan dia menegaskan bahwa Islam sudah menutup rapat pintu poligami melalui ayat tersebut. 30 Siti Musdah Mulia (l di Bone) menyimpulkan bahwa menjadikan surah an-nisa ayat 3 sebagai dalil pembenaran bagi kebolehan poligami seperti yang dipahami dalam masyarakat, sesungguhnya sangat keliru mengingat ayat itu bukan diturunkan dalam konteks pembicaraan poligami, melainkan dalam 28 Ahmad Musthafa al-maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Mesir: Syirkah Maktabah wa Mathba`ah Musthafa al-babi al-halabi wa Auladuh), Jilid IV, h Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), h Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), h Al-Risalah Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010

9 Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) konteks pembicaraan anak yatim dan perlakuan tidak adil yang menimpa mereka. 31 Muhammad Salman Ghanim menyatakan bahwa penyandaran bolehnya poligami pada ayat di atas adalah salah dan tidak berdasar, sehingga kalangan yang membolehkan poligami harus mencari dan mengemukakan dalil lain. Disamping itu dalam memahami teks al-qur an, kita harus memperhitungkan kondisi realitas dan fase historis yang sedang aktual. Jika memang kondisi sekarang tidak mengijinkan adanya praktek poligami, maka praktik ini pun harus dilarang. Hal ini tidak menyalahi dan keluar dari Islam, sebab al-qur an sendiri tidak menghalalkan poligami, tetapi lebih menyerukan perkawinan tunggal. 32 Pernyataan Siti Musdah Mulia (l di Bone) tersebut bertentangan dengan pendapat Muhammad Syahrur yang menyatakan bahwa poligami merupakan salah satu tema penting yang mendapat perhatian khusus dari Allah, sehingga tidak mengherankan kalau Allah meletakkannya pada awal surah an- Nisa dalam kitab yang mulia seperti yang kita lihat bahwa poligami terdapat pada ayat ketiga dan merupakan satu-satunya ayat dalam al-tanzil yang membicarakan masalah ini. Akan tetapi para mufassir dan para ahli seperti biasanya telah mengabaikan redaksi umum ayat dan mengabaikan keterkaitan erat yang ada. 33 Demikian juga bertentangan dengan pernyataan Quraish Shihab (l di Rappang) bahwa ayat di atas berbicara tentang bolehnya berpoligami turun berkaitan dengan sikap sementara pemelihara anak yatim perempuan yang bermaksud menikahi mereka karena harta mereka tetapi enggan berlaku adil. 34 b. Batas-batas dari Sisi Kualitas 31 Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), h Muhammad Salman Ghanim, Kritik Ortodoksi: Tafsir Ayat Ibadah, Politik dan Feminisme, (Yogyakarta: LKiS, 2004), Cet. Ke-2, h Muhammad Syahrur, Metodologi Fiqih Islam Kontemporer (terj.), (Jakarta: elsaq Press, 2004, h M. Quraish Shihab, Perempuan, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), Cet. Ke-2, h Ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi pada ayat di atas: 1) ayat di atas ditujukan kepada pemelihara anak-anak yatim yang hendak menikahi mereka tanpa berlaku adil; 2) kata khiftum yang biasa diartikan takut juga dapat berarti mengetahui, menunjukkan bahwa siapa yang yakin atau menduga keras atau bahkan menduga tidak akan berlaku adil terhadap istri-istrinya yang yatim maupun yang bukan, maka tidak diperkenankan berpoligami; 3) kata tuqsithu dan ta`dilu keduanya diterjemahkan berlaku adil. Kata tuqsithu berlaku adil kepada dua orang atau lebih, sedangkan ta`dilu berlaku baik terhadap orang lain maupun diri sendiri. Jika makna kedua ini dipahami, maka itu berarti ijin berpoligami hanya diberikan kepada mereka yang menduga bahwa langkahnya itu diharapkan dapat menyenangkan semua istri yang dinikahinya. Tetapi kalau itu tidak dapat tercapai, maka paling tidak ia harus berlaku adil walaupun itu bisa tidak menyenangkan salah satu diantara mereka; 4) firmannya maka nikahilah apa yang kamu senangi, ma di sini sebagai apa bukan siapa, dengan demikian maka menikahi wanita tidak ditentukan apakah itu janda atau gadis. Lima huruf wawu pada ayat di atas bukan berarti dan tetapi berarti atau, sehingga dua-dua, tiga-tiga, atau empat-empat, bukan izin menjumlah angka-angka tersebut sehingga dibolehkan berpoligami dengan sembilan atau delapan belas perempuan. Al-Risalah Volume 1 Nomor 2 Nopember

10 Konsep Hudud Muhammad Syahrur Syahrur (l di Damaskus) menetapkan batas kualitas perempuan yang akan dijadikan istri kedua. Dalam hal ini sangat terkait dengan pemahaman munasabah antara pola kalimat jawab asy-syart antara ayat fankihu ma thaba lakum min an-nisa dengan ayat wa in khiftum an la tuqsithu fi al-yatama. Dalam konteks ini harus dihubungkan antara redaksi syarat dan redaksi jawab syarat sehingga memperoleh pemahaman bahwa ayat ini tidak menyebut syarat kualitas istri pertama, apakah ia seorang perawan atau janda; dengan punya anak atau janda yang tidak punya anak. Dengan memahami munasabah ini nampaklah keserasian antara redaksi jawab syarat fankihu dan redaksi syaratnya yaitu keadilan kepada anak yatim. Ayat ini dipahami sebagai ayat para ibu anak-anak yatim yang berstatus janda. Kesimpulannya bahwa ayat ini memberi kelonggaran dari segi jumlah hingga empat istri, tetapi menetapkan persyaratan istri kedua, ketiga, dan keempat, harus seorang perempuan yang berstatus janda yang memiliki anak. 35 Nampaknya Syahrur menekankan pemahaman munasabah ayat dalam konteks syarat dan jawab syarat. Jadi dibolehkannya menikah sampai empat istri merupakan jawab syarat dari ayat sebelumnya dan menjelaskan tentang keadilan pada anak yatim. Hal ini menunjukkan bahwa pernikahan kedua sampai keempat berkaitan erat dengan pemeliharaan anak yatim. Dengan kata lain, wanita yang boleh dinikahi sebagai istri kedua, ketiga, atau keempat, itu adalah ibu anak-anak yatim (janda) dan tidak dibolehkan menikahi wanita perawan. Penulis tidak sependapat dengan Syahrur bahwa poligami dibolehkan dengan persyaratan istri kedua, ketiga, dan keempat, harus seorang perempuan yang berstatus janda yang punya anak. Munasabah antara pola kalimat syarat dengan jawab syarat adalah dimaksudkan bahwa jika kamu tidak mampu berlaku adil terhadap anak (jika kamu menikahinya) dalam hal pemeliharaan hartanya, maka nikahilah perempuan yang pantas bagimu selain dari anak-anak yatim, boleh dua, tiga, atau keempat, apakah perawan atau janda, sebagaimana istri pertama apa perawan atau janda. Quraish Shihab (l di Rappang) menyatakan bahwa fankihu ma thaba lakum nikahilah apa yang kamu senangi bukan siapa yang kamu senangi. Kata itu bermaksud menekankan tentang sifat wanita itu, bukan orang tertentu, nama atau keturunannya. Bukankah jika anda berkata siapa yang dia nikahi? maka anda menanti jawaban tentang wanita tertentu, namanya, dan anak siapa dia. Sedang bila anda bertanya dengan menggunakan kata apa, maka jawaban yang anda nantikan adalah sifat dari yang ditanyakan itu. Misalnya janda, gadis, cantik atau tidak dan sebagainya Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, h Demikian juga apa yang dijelaskan oleh Al-Maraghi bahwa jika kamu merasa khawatir makan harta anak istri (anak yang yatim), maka hendaknya kamu tidak menikahinya, karena Allah menjadikan kamu berpaling dari anak yatim dengan menikahi selain dari mereka, satu, dua, tiga atau empat. Lihat Al-Maraghi, Tafsir Al- Maraghi, Juz IV, h Al-Risalah Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010

11 Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) Hemat penulis, uraian Quraish di atas sebagai indikasi bahwa suami boleh memilih calon istri kedua, apa ia perawan atau janda. Jadi tidak menentukan harus seorang yang berstatus janda atau perawan. Selanjutnya Syahrur menguraikan pola kalimat wa in khiftun `an la ta`dilu fa wahidah yang berarti berlaku adil pada anak-anaknya sendiri dari istri pertama dan pada anak-anak yatim yang ikut bersama istri-istrinya yang lain. Dalam ayat ini pengertian `adl (bertindak adil antara dua pihak) yaitu tindakan adil seorang bapak kepada anak-anak dari istri pertama dan kepada anak-anak dari istri-istri lainnya. Sedangkan tindakan qisht hanya ditujukan kepada anak-anak yatim saja yaitu anak-anak yang dibawa oleh istri kedua, ketiga, dan keempat, sebagaimana firman Allah wa in khiftum an la tuqsithu fi al-yatama, jika seseorang laki-laki yang sudah beristri khawatir tidak dapat berbuat adil, baik terhadap anak-anaknya sendiri maupun anak-anak yatim tersebut, maka hendaklah dengan satu perempuan saja. 37 Hemat penulis, kata `adl dalam ayat ini adalah tuntutan perlakuan adil seorang suami kepada istri-istrinya, bukan kepada anak-anaknya, baik anak dari istri pertama, atau anak dari istri-istri lainnya. Yakni Allah menekankan jika tidak dapat berlaku adil terhadap istri-istrimu maka nikahilah satu perempuan saja. 2. Kewarisan Qur an surah an-nisa [4]: Allah mensyari`atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu, yaitu bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua anak perempuan Syahrur (l di Damaskus) menyatakan bahwa ayat waris ini menjelaskan tentang batasan maksimal yang berlaku bagi laki-laki dan batasan minimal yang berlaku bagi perempuan. Jika beban ekonomi keluarga sepenuhnya atau seratus persen ditanggung pihak laki-laki. Sedangkan pihak perempuan sama sekali tidak terlibat atau nol persen, dalam kondisi ini batasan hukum Allah dapat diterapkan yaitu memberikan dua bagian pada laki-laki dan satu bagian bagi perempuan. 39 Selanjutnya Syahrur menyatakan bahwa dari sisi persentase, bagian minimal bagi perempuan adalah 33.3 %, sedangkan bagian maksimal bagi laki-laki adalah 66.6 %. Oleh karenanya, jika memberi laki-laki sebesar 75 % dan 37 Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h Bandingkan pendapat Al-Maraghi bahwa jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil diantara dua atau beberapa istri (sampai empat), maka hendaklah menikahi satu saja perempuan. Kekhawatiran tidak bisa berlaku adil melahirkan keraguan. Dengan demikian, yang dibolehkan beristri dua atau lebih ialah orang yang sangat yakin dapat berlaku adil tanpa ada keraguan. Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Juz IV, h يوصيكم اهلل ىف أوالدكم للذكر مثل حظ األنثيني 39 Maksudnya bahwa batas minimal ini berlaku ketika perempuan sama sekali tidak terlibat dalam mencari nafkah bagi keluarga, ketika perempuan ikut mencari nafkah, persentase bagian perempuan bertambah besar mendekati persentase bagian laki-laki, seberapa banyak ia terlibat dalam pencarian nafkah. Lihat Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h Al-Risalah Volume 1 Nomor 2 Nopember

12 Konsep Hudud Muhammad Syahrur perempuan diberi 25%, maka telah melanggar batasan yang telah ditetapkan oleh Allah, namun jika membagi 60% bagi laki-laki dan 40% bagi perempuan, maka tidak melanggar batasan hukum Allah karena masih berada dalam lingkup batasbatas hukum Allah. 40 Penulis setuju tentang batasan maksimal yang berlaku bagi laki-laki yaitu dua bagian dan batasan minimal yang berlaku bagi perempuan yaitu satu bagian. Tetapi penulis tidak setuju dengan pendapat Syahrur bahwa jika memberi lakilaki sebesar 75% dan perempuan diberi 25% melanggar batasan yang telah ditetapkan Allah. Namun jika membagi 60% bagi laki-laki dan 40% bagi perempuan, hal ini tidak melanggar hukum Allah karena masih berada dalam ruang lingkup batasannya. Hemat penulis, batas maksimal dan minimal itu bisa saja berubah misalnya 50% bagi laki-laki dan 50% bagi perempuan. Hal ini tidak menjadi masalah sesuai dengan hasil kesepakatan atau musyawarah dalam keluarga. Dengan demikian sama sekali tidak melanggar batasan yang telah ditetapkan Allah. Dalam masalah ini, penulis tidak sependapat dengan Syahrur. Batasan minimal itu boleh diperlakukan dan boleh juga tidak diperlakukan, baik perempuan itu terlibat dalam kegiatan ekonomi, maupun tidak terlibat, dalam hal ini tidak melanggar hukum Allah. Muhammad Syahrur (l di Damaskus) mempertimbangkan bahwa Allah telah menetapkan batas maksimal bagi laki-laki dan batas minimal bagi perempuan. Tugas kaum muslimin adalah berijtihad dengan bergerak diantara batasan-batasan tersebut sesuai dengan kondisi objektif yang melingkupinya. 41 Disamping itu, penentuan seberapa dekat prosentase tersebut dapat diterapkan, harus didukung oleh data-data statistik yang lengkap, bukan atas dasar emosional semata, baik dari pihak laki-laki maupun perempuan. Ijtihad dalam Islam didasarkan atas bukti-bukti material dengan selalu mempertimbangkan kemaslahatan manusia dan menerapkan prinsip kemudahan bagi masyarakat, bukan atas dasar emosi atau pendapat seseorang. 42 Batas maksimal dan minimal bisa bergeser sesuai dengan data statistik, bukan atas dasar emosional semata, dan ijtihad yang digunakan harus berdasarkan bukti-bukti materil. Hal ini bertentangan dengan ijtihad yang dipraktikkan oleh ulama yang tidak berdasarkan pada bukti-bukti materil. Muhammad Syahrur memandang ayat di atas adalah bias jender. Dia menyatakan bahwa ayat ini dianggap bersifat kondisional, karena menurut dia 40 Lihat Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h Lihat Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h Pada saat yang sama, ijtihad dapat menerapkan prinsip mendekat diantara dua batasan tersebut yang dapat diberlakukan dengan menjadi titik keseimbangan antara keduanya, yakni masing-masing dari laki-laki dan perempuan menerima 50%. Prinsip ini didasarkan atas kondisi pewarisan atau perkembangan latar histories atau atas pertimbangan keduanya sekaligus. 42 Lihat Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h Al-Risalah Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010

13 Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) Allah menunjukkan bahwa jatah laki-laki menjadi dua kali lipat dari jatah perempuan dalam satu kasus saja, yaitu ketika adanya dua perempuan berbanding dengan satu laki-laki. Hal ini berarti bahwa dalam wilayah himpunan, jatah laki-laki adalah dua kali lipat jatah perempuan. Ketika jumlah perempuan dua kali lipat jumlah laki-laki. 43 Penulis tidak sependapat dengan pendapat Syahrur di atas karena tidak ada petunjuk al-qur an atau Hadits yang diungkapkan untuk menunjang pendapatnya. Dalam ayat ini sangat jelas, adalah wasiat Allah untuk membagi waris sesuai dengan ketentuan Allah. (an-nisa ayat 11). Muhammad Mutawalli al-sya`rawi (l H/1911 M di Daqadus. w H/1998 M di Daqadus) berpendapat bahwa li al-dzakari mitslu hadz al-untsayaeni, kandungan ayat ini tidak mendiskreditkan perempuan, justru memuat penghargaan lebih kepada perempuan dengan argumen perempuan mendapat bagian setengah dari laki-laki dalam hal warisan. Dengan kata lain, laki-laki memperoleh bagian lebih daripada perempuan disebabkan tugas yang diemban laki-laki yaitu memberi nafkah istri dan anak-anaknya. Sedangkan perempuan tidak mengemban tugas sebagaimana laki-laki. Disamping itu bagian perempuan separuh dari bagian laki-laki karena perempuan kalau tidak bersuami, maka bagian itu untuk hidup sendiri. Kalau bersuami pun, bagian itu untuk dirinya sendiri. Tetapi laki-laki yang mempunyai istri, wajib memberi nafkah pada istrinya. Itulah keadilan dari Allah. 44 Pernyataan Al-Sya`rawi di atas, agak sulit diterapkan di Indonesia karena banyak perempuan yang bekerja mencari nafkah membantu suaminya demi menutupi kebutuhan anak-anaknya. Bahkan tidak sedikit perempuan (istri) lebih besar penghasilannya daripada suami. Pernyataan Al-Sya`rawi ini cocoknya diterapkan di negara-negara Arab, dimana perempuan (istri) masih menjadi tanggungjawab laki-laki (suami). Al-Zamakhsyari (l. 467 H. w. 538 H) berpendapat bahwa jika kamu bertanya apakah laki-laki mendapat dua bagian perempuan, maka jawabannya adalah karena laki-laki mempunyai keutamaan. Ini jika terkumpulnya laki-laki dan perempuan. Sedangkan jika terjadi hanya satu jenis saja seperti seorang anak laki-laki, maka anak laki-laki itu mengambil harta warisan secara keseluruhan. Sedangkan jika hanya dua perempuan, maka keduanya mengambil 2/3 harta warisan. Pendapat Al-Zamakhsyari di atas kurang tepat karena pembagian warisan tidak menjadi syarat adanya laki-laki itu diberikan lebih banyak daripada perempuan karena adanya laki-laki itu mempunyai kelebihan dibanding perempuan. Tentang pembagian seorang laki-laki, apabila tidak bersama dengan 43 Lihat Muhammad Syahrur, Dirasah Islamiyah Mu`ashirah Nahwah Ushul Jadidah li al-fiqh al- Islami yang diterjemahkan oleh Sohiron Syamsudin yang berjudul Metodologi Fiqih Islam Kontemporer, (Jakarta: elsaq Press, 2004), h Muhammad Mutawalli Al-Sya`rawi, Tafsir Al-Sya`rawi, (Al-Qohirah: Akhbar al-yaum, t.t.), Jilid IV, h Al-Risalah Volume 1 Nomor 2 Nopember

14 Konsep Hudud Muhammad Syahrur saudara perempuannya dan demikian juga bila dua orang perempuan tidak bersama dengan saudara laki-lakinya, pembagian itu sudah benar menurut ilmu mawaris. Ahmad Musthafa Al-Maraghi (l H/1883 M di Al-Maragha Mesir. W H/1952 M di Kairo) menjelaskan bahwa kaum laki-laki mendapat dua bagian perempuan, tidak menggunakan perempuan setengah dari laki-laki apabila ada laki-laki dan perempuan. Hikmah dari laki-laki mendapat dua bagian perempuan, karena laki-laki memerlukan untuk membayar nafkah pada dirinya dan pada istrinya, maka dia mendapat bagian. Sedangkan perempuan, dia hanya membayar nafkah untuk dirinya sendiri, bahkan bila dia kawin, maka nafkah dirinya ditanggung suaminya. 45 Pendapat Al-Maraghi ini sejalan dengan pendapat Al-Sya`rawi bahwa bagian warisan laki-laki pada gilirannya juga akan kembali kepada pihak perempuan (istri), baik disengaja atau tidak. Namun kenapa Allah mengkhususkan bagian ini (1/2 dari laki-laki pada perempuan)? Hal ini disebabkan posisi perempuan yang tidak akan terhindar dari dua kemungkinan. Pertama, apabila dia belum menikah, maka mampu menghidupi dirinya dengan bagian dari warisan; kedua, jika dia sudah berumahtangga, maka bagian ini adalah anugerah darinya. 46 Hemat Istibsyarah (l di Jombang) bahwa keseluruhan bagian perempuan dalam waris tidak semuanya mencerminkan perbandingan dua banding satu. Hal ini terbukti dalam bagian laki-laki dan perempuan dua banding satu itu, ketika mereka sebagai anak. Ketika perempuan menjadi istri, bagiannya 1/4 kalau suaminya yang meninggal tidak mempunyai anak, 1/8 kalau mempunyai anak. Ketika menjadi ibu, bagiannya sama dengan bapak, yaitu 1/6 apabila mempunyai anak. Apabila tidak mempunyai anak atau saudara, bagian ibu 1/3. Ketika menjadi saudara, baik perempuan maupun laki-laki bagiannya sama yaitu 1/6. 3. Pakaian Wanita atau Hijab Al-Qur an surah an-nur ayat 31: Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Jilid IV, h Muhammad Kamil Abd al-shamad, Al-Sya`rawi wa Adawat al-bayan Milk at-ta bir Shinaat al-hujjah Hudhur al-hidayah, (Al-Qahiroh: Dar al-i`thisham, t.t.), h Al-Risalah Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010

15 Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali (yang biasa) nampak daripadanya, dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau saudara-saudara laki-laki mereka atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayanpelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita, dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. Q.S. al-ahzab: 59: 48 Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istriistri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ayat tersebut di atas menjelaskan tentang etika berpakaian bagi kaum wanita. Sebelum membahas batas maksimal pakaian wanita, terlebih dahulu penulis akan mengungkapkan pandangan Muhammad Syahrur tentang makna juyub dan khimar. Allah menggunakan ungkapan alyadhribna bikhumurihinna `ala juyubihinna. Ayat ini menjelaskan bahwa wanita muslim hendaklah menutup juyubnya. Muhammad Syahrur (l di Damaskus) menjelaskan kata tersebut melalui kajian linguistik. Kata al-juyub berasal dari kata ja-ya-ba yang berarti lubang yang terletak pada sesuatu dan juga berarti dialog, tanya jawab. Istilah aljuyub pada tubuh perempuan memiliki dua tingkatan atau dua tingkatan sekaligus sebuah lubang yang secara rinci berupa bagian antara dua payudara, bagian bawah ketiak, kemaluan dan pantat, semua bagian ini disebut juyub yang wajib ditutupi oleh perempuan. 49 Oleh karena itu Allah berfirman wal-yadhribna bikhumurihinna `ala juyubihinna (dan hendaklah mereka mengulurkan kerudung mereka di atas bagian juyub mereka). Kata al-khimar berasal dari kha-ma-ra yang berarti tutup. Istilah al-khimar bukan hanya berlaku bagi pengertian penutup Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h Al-Risalah Volume 1 Nomor 2 Nopember

16 Konsep Hudud Muhammad Syahrur kepala saja, tetapi semua bentuk tutup baik bagi kepala atau selainnya. Oleh karena itu Allah memerintahkan perempuan yang beriman untuk menutup bagian tubuh mereka yang termasuk kategori al-juyub yaitu perhiasan yang tersembunyi secara fisik dan melarang mereka untuk memperlihatkan bagian tersebut. 50 Quraish Shihab (l di Rappang) menjelaskan, kata-kata khumur adalah bentuk jamak dari kata khimar yaitu tutup kepala yang panjang. Sejak dahulu wanita menggunakan tutup kepala itu hanya saja sebagian mereka tidak menggunakannya untuk menutup, tetapi membiarkan melilit punggung mereka. Nah, ayat ini memerintahkan mereka menutup dada mereka dengan kerudung panjang. Ini berarti kerudung itu diletakkan di kepala, karena memang sejak semula ia berfungsi demikian, lalu diulurkan ke bawah sehingga menutup dada. Kata al-juyub adalah bentuk jamak dari al-jayib yaitu lubang di leher baju yang digunakan untuk memasukkan kepala dalam rangka memakai baju. Yang dimaksud di sini adalah leher hingga ke dada. Dari jahit ini sebagian dada tidak jarang dapat nampak. 51 Nampaknya kedua mufassir ini berbeda pemaknaan tentang istilah juyub. Muhammad Syahrur (l di Damaskus), juyub diartikan sebagai sebuah lubang (bagian tubuh yang sensitif bagi wanita). Sementara Quraish Shihab memaknai dengan lubang di leher baju. Dan kata khumur, Muhammad Syahrur ia memaknai penutup kepala dan selainnya. Sementara Quraish Shihab memaknai khumur itu sebagai penutup kepala atau kerudung. Muhammad Syahrur menjelaskan bahwa agar manusia tidak berlebihlebihan dalam berpakaian, maka Nabi menetapkan batasan maksimal dalam berpakaian bagi perempuan melalui sabdanya (jika benar) kullu al-mar ah `auratun ma `ada wajhiha wa kaffaiha 52 (seluruh tubuh perempuan adalah aurat selain wajah dan kedua telapak tangannya). Disamping itu perlu dicatat bahwa sabda Nabi ini tidak bersifat abadi. Dalam hadits ini, Nabi telah membolehkan bagi perempuan untuk menutup seluruh tubuhnya sebagai batas maksimal, tetapi Nabi tidak membolehkan perempuan dalam kondisi bagaimanapun (maksudnya dalam aktivitas sosial) untuk menutup wajah dan kedua telapak tangannya, karena wajah manusia adalah ciri khasnya. Jika seorang perempuan keluar dengan hanya berpakaian yang menutup daerah intim bagian bawahnya saja (juyubiha alsupliyah), maka ia telah keluar dari batasan Allah. Dan jika ia keluar tanpa memperlihatkan sedikitpun dari anggota tubuhnya bahkan hingga wajah dan kedua telapak tangannya, maka dia telah keluar dari batasan Rasulullah Saw. Selanjutnya Syahrur melihat bahwa pakaian mayoritas penduduk bumi berada pada wilayah antara batasan Allah dan batasan Rasul-Nya yang memang 50 Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-qur an, h M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, vol. 9, h كل املرأة عورة ماعدا وجهها وكفيها 316 Al-Risalah Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010

17 Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) merupakan fitrah manusia dalam berpakaian. Pada kondisi tertentu mereka berpakaian hingga mencapai garis batas yang ditentukan baik maksimal maupun minimal dan pada kondisi yang lain terkadang melanggar batasan tersebut. Hemat penulis, hadits Rasulullah Saw. masih perlu diteliti apakah sanad dan matannya itu shahih? Penulis setuju batas maksimal aurat perempuan seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Akan tetapi, kalau apabila seorang perempuan menutup seluruh tubuhnya dianggap keluar dari batasan Rasulullah, dalam hal ini penulis tidak setuju, karena hal itu bisa saja terjadi sesuai dengan kondisi dan sosial budaya masyarakat tertentu, misalnya di negara Arab, meskipun penulis belum pernah mengadakan penelitian langsung, tetapi sebagai data melalui informan mengatakan bahwa perempuan Arab itu diwajibkan menutup seluruh tubuhnya (cadar) karena apabila kelihatan atau terbuka sebagian tubuhnya (kaki saja) maka menimbulkan nafsu bagi laki-laki. Berbeda dengan di Indonesia, jika nampak sebagian aurat perempuan itu dianggap biasa-biasa saja. Penulis tidak tahu pasti apakah laki-laki Indonesia lebih rendah nafsu seksualnya daripada laki-laki Arab. Dan jika seorang perempuan keluar hanya berpakaian yang menutupi daerah intim bagian bawahnya saja (telanjang), maka ia dianggap keluar dari batasan Allah. Hal ini memang benar telah melanggar ayat-ayat Allah. Penulis berkesimpulan bahwa seluruh aurat perempuan itu wajib ditutup yaitu selain wajah dan telapak tangan, dan tidak wajib menutup seluruh tubuhnya. Al-Sya`rawi (l H/1911 M di Daqadus. W H/1998 di Daqadus) menafsirkan ayat di atas yang memuat kesan bahwa perempuan selayaknya menutupi kepala, leher dan dada. Mereka yang tersebut dalam ayat di atas adalah mahram bagi perempuan. Hanya kepada mereka dibolehkan membiarkan hiasan yang dimilikinya, karena tidak meninggalkan kesan apapun dan tidak menimbulkan gairah untuk melakukan hubungan seksual. 53 Al-Sya`rawi berasalan dengan hadits hadits dari Aisyah. Rasulullah bersabda ketika Asma binti Abu Bakar mengenakan pakaian transparan. Wahai Asma, apabila perempuan telah mencapai masa-masa menstruasi, tidak layak baginya memperlihatkan bagian tubuhnya kecuali ini dan ini. Rasulullah mengisyaratkan pada bagian wajah dan kedua telapak tangan. 54 `Aisyah Ummul Mukminin berkata pada masa Nabi, para perempuan muslimah mengerjakan shalat shubuh bersama Nabi, mereka mengenakan pakaian sebagai tutup, usai shalat mereka pulang dan tidak mengetahui siapa pun yang berada di tempat tersebut. 55 Pendapat Al-Sya`rawi di atas didasarkan dua hadits yang diduga bahwa hadits tersebut dinilai shahih, namun demikian Al-Sya`rawi menafsirkan ayat tersebut bahwa perempuan selayaknya menutup kepala, leher dan dada saja, 53 Al-Sya`rawi, Al-Fatawa, (Al-Qahirah: Maktabah at-turats al-islami, t.t.), h Abu Daud, Sunan Abu Daud, (Beirut: Dar al-fikr, t.t.), Jilid IV, h Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar Ibn Katsir al-yamamah, 1987), Cet. Ke-3, Juz I, h Al-Risalah Volume 1 Nomor 2 Nopember

18 Konsep Hudud Muhammad Syahrur padahal masih ada bagian-bagian tubuh perempuan yang seharusnya ditutup. Selanjutnya Al-Sya`rawi menjelaskan bahwa alkisah seorang istri telah mencapai usia pasca masa pubertas 56 dan kondisinya agak keriput. Di lain pihak sang suami sangat menjaga penampilannya, secara sepintas dia masih mampu menikah lagi. Kejadian berawal dari cerita ketika sang suami keluar rumah dan secara tiba-tiba mendapati perempuan lain dengan dandanan yang memperlihatkan bagian sensitif tubuhnya. Dalam kondisi demikian, apa yang akan terjadi. Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi. Pertama suami bersenang-senang dengan perempuan dan mencampakkan istrinya. Kedua, suami membandingkan penampilan istrinya dengan perempuan tersebut yang jauh berbeda, akhirnya suami secara perlahan-lahan mulai menjauhi istrinya. 57 Hal ini tidak perlu terjadi jika pihak perempuan mengenakan hijab dan menutup auratnya. Kisah di atas diibaratkan dengan seorang petani yang sedang menjaga tanamannya, namun dia tidak memperhatikan perkembangannya. Akhirnya dia melihat perubahan cepat pada tanaman setelah beberapa bulan. 58 M. Quraish Shihab (l di Rappang) menyatakan bahwa salah satu hiasan pokok wanita adalah dadanya. Maka ayat ini menyatakan hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka. Dan perintahkan juga wahai Nabi Muhammad bahwa janganlah mereka menampakkan perhiasan, yakni keindahan tubuh mereka kecuali kepada suami mereka, karena memang salah satu tujuan perkawinan adalah menikmati hiasan itu, atau ayah mereka karena ayah sedemikian cinta kepada anak-anaknya sehingga tidak mungkin timbul berahi kepada mereka, bahkan mereka selalu menjaga kehormatan anakanaknya, atau ayah suami mereka karena kasih sayangnya kepada anak-anaknya menghalangi mereka untuk melakukan yang tidak senonoh kepada menantumenantunya, atau putra-putra mereka karena anak tidak memiliki berahi kepada ibunya 59 Selanjutnya M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa setelah penggalan ayat yang lalu melarang penampakan yang jelas, kini dilarangnya penampakan tersembunyi dengan menyatakan: dan disamping itu janganlah juga mereka melakukan sesuatu yang dapat menarik perhatian lelaki misalnya dengan menghentakkan kaki mereka yang memakai gelang kaki atau hiasan lainnya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan yakni anggota tubuh mereka akibat suara yang lahir dari cara berjalan mereka itu yang pada gilirannya 56 Masa puberitas adalah masa remaja, dimulai umur 13 tahun dan berakhir umur 20 tahun, tetapi umur tersebut tidak berlaku untuk setiap orang karena ada yang remajanya mulai lebih awal, 11 tahun, ada yang lebih akhir yaitu 15 tahun. Batasan itu (13-20) adalah batasan umum yang berlaku bagi remaja di Indonesia. Lihat Nina Surtiretna, Bimbingan Seks Bagi Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997), Cet. Ke-1, h Al-Sya`rawi, Al-Fatawa, h Istibsyarah, Hak-hak Perempuan, h M. Quraish Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah: Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendekiawan Kontemporer, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), Cet. Ke-2, h Al-Risalah Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010

19 Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) merangsang mereka. Demikian juga janganlah mereka memakai wewangian siapa yang ada di sekitarnya. 60 Mencermati pendapat Quraish Shihab di atas, dapat dipahami bahwa jalannya seorang perempuan dapat menimbulkan gairah laki-laki, memakai wangi-wangian juga dapat merangsang laki-laki, apalagi menampakkan dada atau bagian-bagian tubuh yang sensitif bagi wanita, hal itu sudah pasti mengundang nafsu bagi laki-laki normal. Oleh karena itu, maka dianjurkan dia menutupnya. Mourad Hoffman menyatakan bahwa yang dimaksudkan dalam pola kalimat illa ma dzahara minha adalah membolehkan menata pakaian perempuan menurut perubahan zaman dalam peran fungsional perempuan, karena perubahan tersebut sudah menjadi keharusan untuk mengikuti perkembangan komunitas manusia secara etis dan sosial. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa ayat 31 dari surah an-nur sebenarnya terrealisasikan tanpa harus menutup rambut perempuan sebab rambut perempuan bukanlah sumber rangsangan nafsu seksual kaum laki-laki, sebagaimana kondisi perempuan di Eropa Utara dan Amerika Utara secara umum. 61 Muhammad Salman Ghanim menyatakan bahwa sebenarnya rambut perempuan lebih kecil rangsangan seksualnya daripada wajah sehingga bolehboleh saja dibuka, hanya saja Islam menuntut kaum perempuan untuk bersikap sopan dalam berpakaian, maka tidak apa-apa memakai khimar asal tidak menganggap dan meyakininya sebagai doktrin agama, atau menganggap orang yang tidak menutup rambut lebih kecil keimanannya bahkan kafir. Tindakan main klaim ini akan merusak citra Islam sendiri di mata bangsa-bangsa lain serta menjadi bahan ejekan dan tertawaan. Jadi menutup kepala bukanlah suatu hal yang wajib atau sunnah. 62 Kedua tokoh tersebut di atas hampir sependapat, namun Muhammad Salman Ghanim agak lunak sedikit. Pernyataan Hoffman tidak bisa diperlakukan untuk umum, karena nafsu seksual laki-laki tidak sama semua. Ada yang tinggi nafsu seksualnya walaupun hanya melihat rambut perempuan, maka itu akan terangsang dan laki-laki yang kurang nafsu seksualnya, walaupun melihat bagian tubuh wanita yang sensitif itu belum timbul nafsu seksualnya. Sementara Muhammad Salman Ghanim menyatakan bahwa perempuan boleh mamakai khimar dan boleh juga tidak. Menutup kepala itu bukanlah satu hal yang wajib atau sunnah. Hemat penulis, pendapat Salman di atas menyalahi ketentuan atau batas-batas yang ditentukan Allah dimana di dalam surah an-nur ayat 31 Allah mengajurkan perempuan untuk memakai khimar. 60 M. Quraish Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah: Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendekiawan Kontemporer, h Mourad Hoffman, Islam Sebagai Alternatif, h Muhammad Salman Ghanim, Kritik Ortodoksi, h Al-Risalah Volume 1 Nomor 2 Nopember

20 Konsep Hudud Muhammad Syahrur PENUTUP Penulis menyimpulan sebagai berikut: Syahrur menetapkan batas dari sisi kuantitas istri. Batas minimal istri adalah satu istri, dan bagi laki-laki (suami) yang ingin menikah lagi, batas maksimalnya empat istri. Syahrur menetapkan batas dari sisi kualitasnya. Seorang suami boleh menikah lagi dengan syarat istri kedua, ketiga atau keempat harus seorang perempuan yang berstatus janda dan punya anak. Batas masalah warisan laki-laki memperoleh dua bagian sebagai batas maksimal dan perempuan memperoleh satu bagian sebagai batas minimal. Pakaian wanita (jilbab) aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, inilah batas maksimalnya, dan untuk batas minimalnya, wanita menampakkan bagian tubuhnya yang sensitive. 320 Al-Risalah Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010

Munakahat ZULKIFLI, MA

Munakahat ZULKIFLI, MA Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara

Lebih terperinci

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB III MENGENAL SURAT AL-NUR AYAT bumi. Di dalamnya cahaya disebutkan dengan pengaruh-pengaruh dan

BAB III MENGENAL SURAT AL-NUR AYAT bumi. Di dalamnya cahaya disebutkan dengan pengaruh-pengaruh dan BAB III MENGENAL SURAT AL-NUR AYAT 30-31 A. Gambaran Umum Surat al-nur dan ayat 30-31 1. Gambaran Umum Surat al-nur Surat Al-Nūr merupakan surat yang di dalamnya kata Al-Nūr dikaitkan dengan zat Allah.

Lebih terperinci

{mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak

{mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak {mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak Sistem pergaulan adalah sistem yang mengatur interaksi antara laki-laki dan perempuan di tengah masyarakat. Sistem pergaulan

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam

Lebih terperinci

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04 Artikel Buletin An-Nur : Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04 Hukum Poligami Para ulama telah sepakat bahwa poligami diperbolehkan di dalam Islam hingga empat istri. Hal ini berlandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan pada kenyataannya merupakan sudut penting bagi kebutuhan manusia. Bahkan perkawinan adalah hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius yang berpegang pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran agamanya dalam sikap atau tingkah laku serta keadaan hidup

Lebih terperinci

1 1 I 2. 3 I II. Zuhair bin Harb mengabarkan kepadaku dan Jarir juga mengabarkannya dari Suhail, dari Ayahnya, dari ayah Hurairah berkata :

1 1 I 2. 3 I II. Zuhair bin Harb mengabarkan kepadaku dan Jarir juga mengabarkannya dari Suhail, dari Ayahnya, dari ayah Hurairah berkata : DAFTAR TERJEMAH No Hal Bab Terjemahan Dari Aisyah, dia berkata: Asma binti Abu Bakar menghadap Rasulullah Saw dengan memakai pakaian yang tipis, maka Rasulullah Saw berpalin darinya dan 1 1 I berkata.

Lebih terperinci

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1) SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1) Adapun ketentuan siapa yang mahram dan yang bukan mahram

Lebih terperinci

MEMAHAMI KETENTUAN POLIGAMI DALAM HUKUM ISLAM Oleh: Marzuki

MEMAHAMI KETENTUAN POLIGAMI DALAM HUKUM ISLAM Oleh: Marzuki MEMAHAMI KETENTUAN POLIGAMI DALAM HUKUM ISLAM Oleh: Marzuki Takada seorang perempuan yang dengan rela mau dimadu. Inilah pernyataan yang hampir menjadi aksioma di kalangan kaum perempuan terkait dengan

Lebih terperinci

[ ] E١٩٠ J١٨١ W F : : SIFAT TERUS TERANG Tidak ada kebaikan padamu apabila kamu tidak mengatakannya Apakah di antara konsekuensi berterus terang adalah adab yang buruk, membangkitkan fitnah, mengungkap

Lebih terperinci

Warisan Wanita Digugat!

Warisan Wanita Digugat! Warisan Wanita Digugat! Allah mensyari atkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, yaitu: bagian anak laki-laki sama dengan bagian dua anak perempuan ( An Nisa :11) WARISAN WANITA DIGUGAT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan hal yang boleh dikatakan universal dalam hidup manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar belakang lingkungan,

Lebih terperinci

[ ] E٣٢٧ J٣١٩ W F : : Al- HAYA' (Sifat PEMALU) "al Haya' ( Rasa malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan." Sesungguhnya di antara fenomena keseimbangan dan tanda-tanda kesempurnaan dalam tarbiyah bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON A. Analisis Sewa Jasa Hair Extension di Be Young Salon Semua wanita selalu ingin tampil cantik dan menarik, karena wanita

Lebih terperinci

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86) MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa dalam Islam, pernikahan adalah merupakan bentuk ibadah yang

Lebih terperinci

Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia di Jakarta

Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia di Jakarta Penulis : Edisi Indonesia : Penerjemah: Design Sampul : Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia di Jakarta DAFTAR ISI MUQADDIMAH 1 2 3 4 Dan apabila seseorang di antara mereka dikarunia (kelahiran)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam. Dalam ajarannya, Islam memerintahkan wanita yang telah memasuki usia akil baligh

Lebih terperinci

Pakaian bersih rapih indah

Pakaian bersih rapih indah Pakaian bersih rapih indah Author : admin Asal usul mengenai perlunya berpakaian bagi manusia adalah dari Allah, sebagaimana di jelaskan : Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat

Lebih terperinci

ASAL MUASAL JILBAB. Sahih Bukhari 4, Number 148:

ASAL MUASAL JILBAB. Sahih Bukhari 4, Number 148: ASAL MUASAL JILBAB Ayat mengenai hijab diturunkan karena Umar bin Khattab merasa risih melihat isteri2 Nabi Muhammad melaksanakan panggilan alam di lapangan terbuka pada malam hari. Coba simak beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi Sebelum menjelaskan mengenai kasus posisi pada putusan perkara Nomor 321/Pdt.G/2011/PA.Yk., penulis akan memaparkan jumlah perkara poligami yang

Lebih terperinci

Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman

Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman )) : 1 P a g e (( )) : : )) : : ((, (( Dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah, sesungguhnya beliau bersabda, Wahai para wanita, bersedekahlah kalian dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM A. Pengertian Harta Dalam Perkawinan Islam Menurut bahasa pengertian harta yaitu barang-barang (uang dan sebagainya) yang menjadi kekayaan. 1

Lebih terperinci

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM IZIN POLIGAMI DALAM PUTUSAN MAJELIS HAKIM DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO NO. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda A. Analisis Yuridis Pertimbangan Dan Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

Gambaran Wanita Menggunakan Jilbab PUNUK ONTA

Gambaran Wanita Menggunakan Jilbab PUNUK ONTA Gambaran Wanita Menggunakan Jilbab PUNUK ONTA by Hilfan Soeltansyah - Tuesday, June 19, 2012 http://hilfan.staff.telkomuniversity.ac.id/2012/06/gambaran-wanita-menggunakan-jilbab-punuk-onta/ Gambaran Wanita

Lebih terperinci

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG : NOMOR : U-287 TAHUN 2001 Bismillahirohmanirohimi Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG : 1. Bahwa pornografi dan pornoaksi serta hal-hal lain yang sejenis akhir-akhir ini semakin merebak

Lebih terperinci

- Meniti Jalan Keindahan 121. Daftar Pustaka 130

- Meniti Jalan Keindahan 121. Daftar Pustaka 130 DAFTAR ISI Ucapan Terimakasih 3 Daftar Isi 7 1 Mengenal Hijab 9 - apa itu Hijab 11 - Kenapa Mesti Berhijab 11 2 Catatan Hati Para Muslimah yang memperjuangkan hijab menjadi bagian dari hidupnya 15 - Aku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan tradisi pingit pengantin Tradisi pingit pengantin adalah kebiasaan yang telah biasa dilakukan oleh masyarakat di Desa Urung Kampung Dalam Kecamatan

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN l Edisi 001, Agustus 2011 EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN P r o j e c t i t a i g k a a n D Luthfi Assyaukanie Edisi 001, Agustus 2011 1 Edisi 001, Agustus 2011 Empat Agenda Islam yang Membebaskan

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

IRSYAD AL-FATWA SIRI KE-208: HUKUM WANITA MEMBUKA SYARIKAT SENDIRI

IRSYAD AL-FATWA SIRI KE-208: HUKUM WANITA MEMBUKA SYARIKAT SENDIRI IRSYAD AL-FATWA SIRI KE-208: HUKUM WANITA MEMBUKA SYARIKAT SENDIRI Soalan: Apakah hukum wanita membuka syarikat sendiri? Jawapan: Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, selawat dan salam kepada junjungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jilboobs berasal dari kata jilbab dan boobs. Jilbab adalah kain yang digunakan untuk menutup kepala sampai dada yang dipakai oleh wanita muslim, sedangkan boobs berasal

Lebih terperinci

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan A. Latar Belakang Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-nya. Ikatan suci ini adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy- BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy- Syafi i telah diuraikan dalam bab-bab yang lalu. Dari uraian tersebut telah jelas mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan Syariat Islam telah menjadikan pernikahan menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang mensyari atkan pernikahan bagi umatnya. Menikah dalam Islam adalah salah satu sarana untuk menggapai separuh kesempurnaan dalam beragama.

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. menerima ilmu kemudian menyebarkannya. Kaum muslimin (pria) wajib

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. menerima ilmu kemudian menyebarkannya. Kaum muslimin (pria) wajib BAB. I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan Terdapat perbedaan pada hak dan kewajiban antara pria dan wanita dalam menjalankan ajaran agama Islam. Perbedaan ini telah diatur dalam kitab suci Al-Quran

Lebih terperinci

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan HADITS KEDUA 4 Arti Hadits / : Dari Umar r.a. juga dia berkata : Ketika kami dudukduduk di sisi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju

Lebih terperinci

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM TAFSIR AL QUR AN UL KARIM aku berlindung kepada Allah dari godaan Setan yang terkutuk. Tafsir : I. Makna Kalimat Ta awdudz Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata dalam tafsinya : Al Istiadzah adalah berlindung

Lebih terperinci

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Tauhid Yang Pertama dan Utama Tauhid Yang Pertama dan Utama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????:

Lebih terperinci

E٤٢ J٣٣ W F : :

E٤٢ J٣٣ W F : : [ ] E٤٢ J٣٣ W F : : Masyarakat yang bersih, yang tidak dipenuhi berbagai berita adalah masyarakat yang selamat serta terjaga, dan yang melakukan maksiat tetap tertutup dengan tutupan Allah atasnya hingga

Lebih terperinci

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman: Mahram Bagi Wanita Masalah mahram bagi wanita banyak diantara kaum muslimin yang kurang memahaminya. Padahal banyak sekali hukum tentang pergaulan wanita yang berkaitan erat dengan masalah mahram ini.

Lebih terperinci

Kang, sebenarnya khitbah sama tunangan itu sama gak sih?

Kang, sebenarnya khitbah sama tunangan itu sama gak sih? Kang, sebenarnya khitbah sama tunangan itu sama gak sih? BEDA DONG! Hehehe Banyak orang yang salah mengartikan antara tunangan dan khitbah. Istilah tunangan itu sebenarnya tidak dikenal dalam istilah islam.

Lebih terperinci

PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh Dr. ABDUL MAJID Harian Pikiran Rakyat

PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh Dr. ABDUL MAJID Harian Pikiran Rakyat PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh Dr. ABDUL MAJID Harian Pikiran Rakyat 09-04-05 PERNIKAHAN bernuansa keragaman ini banyak terjadi dan kita jumpai di dalam kehidupan bermasyarakat. Mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakaian menjadi isu menarik sejak 10 tahun terakhir diseluruh agama, Pakaian menjadi penanda bagi keberagamaan seseorang, seperti jilbab, jubbah dan penutup kepala.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM 62 BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM CUKUP UMUR DI DESA BARENG KEC. SEKAR KAB. BOJONEGORO Perkawinan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Disebarluaskan melalui: website:    TIDAK untuk tujuan KOMERSIL Judul : Cinta Rasul Penyusun : Ummu Abdillah al-buthoniyah Layout : MRM Graph Disebarluaskan melalui: website: e-mail: redaksi@raudhatulmuhibbin.org TIDAK untuk tujuan KOMERSIL Nabi Muhammad shallallahu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME 51 BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME A. Analisis Terhadap Perlindungan Hak Nafkah Perempuan dalam Kompilasi Hukum Islam Hak perkawinan

Lebih terperinci

Apakah Kalau Wanita Saat Shalat Membuka Wajahnya, Menunjukkan Bahwa (wajah itu) bukan Aurat?

Apakah Kalau Wanita Saat Shalat Membuka Wajahnya, Menunjukkan Bahwa (wajah itu) bukan Aurat? Apakah Kalau Wanita Saat Shalat Membuka Wajahnya, Menunjukkan Bahwa (wajah itu) bukan Aurat? هل كشف ملرأة وجهها ف الصلاة يدل ع أنه ليس عورة ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pembahasannya dalam Islam, khususnya dalam al-qura>n, sebab cadar

BAB V PENUTUP. pembahasannya dalam Islam, khususnya dalam al-qura>n, sebab cadar BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Selama ini banyak yang menganggap cadar wanita muslimah tidak ada pembahasannya dalam Islam, khususnya dalam al-qura>n, sebab cadar merupakan tradisi bangsa Arab yang diikuti

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PEMBERIAN IZIN POLIGAMI TANPA ADANYA SYARAT ALTERNATIF PADA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG NO. 913/Pdt.P/2003/PA.Mlg A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan Kedudukan perempuan dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Analisis Terhadap Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan Bagi Anak Laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tersebut didasarkan pada Pasal 28 UUD 1945, beserta

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tersebut didasarkan pada Pasal 28 UUD 1945, beserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebas dan segala bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah Pancasila dan UUD 1945. Pandangan tersebut didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki kedudukan mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling berhubungan antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, manusia pada dasarnya akan merasakan kesulitan jika hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Poligami berasal dari kata poly atau polus dalam bahasa Yunani, yang

BAB I PENDAHULUAN. Poligami berasal dari kata poly atau polus dalam bahasa Yunani, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Poligami berasal dari kata poly atau polus dalam bahasa Yunani, yang berarti banyak dan gamein atau gamis yang berarti kawin atau perkawinan. Poligami seringkali dimaknai

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA I. PENDAHULUAN ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA Allah melebihkan kaum laki-laki dibanding para wanita dalam firman-nya : [ 34 : ] { Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur 69 BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur 1. Faktor-Faktor Kawin di Bawah Umur Penyebab terjadinya faktor-faktor

Lebih terperinci

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada 130 BAB V ANALISA ATAS PANDANGAN SHAIKH MUHAMMAD AL-GHAZAli> memang tidak akan mungkin dilupakan dalam dunia pemikiran Islam. Karena

Lebih terperinci

DONOR ORGAN TUBUH. Oleh Nurcholish Madjid

DONOR ORGAN TUBUH. Oleh Nurcholish Madjid MUSYAWARAH DAN PARTISIPASI DONOR ORGAN TUBUH Oleh Nurcholish Madjid Praktik kedokteran menyangkut donasi organ tubuh tampaknya belum pernah ada dalam zaman klasik Islam. Karena itu, permasalahan ini dari

Lebih terperinci

- Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh ٢

- Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh ٢ Lisensi Dokumen: Seluruh artikel, makalah, dan e-book yang terdapat di www.hakekat.com boleh untuk digunakan dan disebarluaskan dengan syarat tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan www.hakekat.com

Lebih terperinci

BAB 5 DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN

BAB 5 DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN BAB 5 DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN 5.1 Diskusi Penelitian ini menggambarkan perilaku diet pada remaja wanita di SMA Islam Al Azhar 2 termasuk kategori rendah, sedangkan citra tubuh termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al- BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bentuk peneletian sistematis, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan rumusan masalah yang telah ditelusuri yaitu: 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Alasan-Alasan Izin Poligami Di Pengadilan Agama Pasuruan Fitrah yang diciptakan Allah atas manusia mengharuskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PESAN RELIGIUS FOTOGRAFI HIJAB ISLAMI PUTRI HIJAB LAMPUNG

BAB IV ANALISIS PESAN RELIGIUS FOTOGRAFI HIJAB ISLAMI PUTRI HIJAB LAMPUNG BAB IV ANALISIS PESAN RELIGIUS FOTOGRAFI HIJAB ISLAMI PUTRI HIJAB LAMPUNG Pada umumnya sebuah foto hanyalah sebuah kenangan yang akan kita simpan. Namun diantara foto juga terdapat sebuah pesan pesan yang

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA A. Analisis Tradisi Pelaksanaan Kewarisan Tunggu Tubang Adat Semende di

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

Syariat Adalah Amanah

Syariat Adalah Amanah Syariat Adalah Amanah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Apakah Kawin Kontrak Itu?

Apakah Kawin Kontrak Itu? KOPI- Nafsu seksual (syahwat) seorang pria kepada perempuan adalah hal yang fitrah, yaitu hal yang alamiah yang telah ditetapkan adanya oleh Allah kepada manusia (Lihat QS Ali Imran [3] : 14). Hanya saja,

Lebih terperinci

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Nikah Beda Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, susila, dan religius. Sifat kodrati manusia sebagai makhluk pribadi, sosial, susila,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks

BAB I PENDAHULUAN. Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks berpendapat bahwa poligami adalah bagian dari syariat Islam dan karenanya pria

Lebih terperinci

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN Berikut ini kumpulan doa-doa yang dahsyat karena doa-doa ini terdapat dalam Al Qur anul Karim. Silahkan dibuka Al Qur annya masing-masing: 1. DOA MOHON AMPUNAN DAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan LAMPIRAN TERJEMAH No Bab Surah/Hadis Terjemah 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya kub. (Ibrahim berkata): Hai anakanakku! Sesungguhnya

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci

Tak Mau Berjilbab, Alasan dan Jawaban

Tak Mau Berjilbab, Alasan dan Jawaban Tak Mau Berjilbab, Alasan dan Jawaban Artikel Buletin An-Nur (www.alsofwah.or.id) Seorang muslimah, diperintahkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah, yaitu dengan mengenakan pakaian syar'i yang

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (TQS al-hujurat

Lebih terperinci

SURAT TERBUKA UNTUK WANITA YANG BEKERJA BERSAMA LAKI-LAKI

SURAT TERBUKA UNTUK WANITA YANG BEKERJA BERSAMA LAKI-LAKI SURAT TERBUKA UNTUK WANITA YANG BEKERJA BERSAMA LAKI-LAKI [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Div. Ilmiyah www.saaid.net Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : :

Lebih terperinci

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed TAWASSUL Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed Setelah kita mengetahui bahaya kesyirikan yang sangat besar di dunia dan akhirat, kita perlu mengetahui secara rinci bentuk-bentuk kesyirikan yang banyak terjadi

Lebih terperinci

7 230 Daftar Bahasan Penerima Zakat Orang-Orang Fakir Orang-Orang Miskin Amil atau Pengurus Zakat Orang-Orang Muallaf Untuk Memerdekakan Budak Orang-Orang yang Berutang Untuk Jalan Allah Orang-Orang Yang

Lebih terperinci

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA Pertanyaan Dari: Hamba Allah, di Jawa Tengah, nama dan alamat diketahui redaksi (Disidangkan pada hari Jum at, 20 Syakban 1432 H / 22 Juli 2011 M) Pertanyaan:

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah

Lebih terperinci

Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi

Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi 31 Agustus 2005 Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi Orang tua kita yang telah menyekolahkan anaknya mencapai tingkat pendidikan tinggi, dalam menanggapi putrinya yang lebih memilih aktif di rumah setelah

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN A. Analisis Latar Belakang Terjadinya Pernikahan Sirri Seorang Istri yang Masih dalam Proses

Lebih terperinci

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189) Kitab Hudud 1. Hudud pencurian dan nisabnya Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189) Hadis

Lebih terperinci

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@*5 0 4. "/ 4!

!! #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/ 4./ 56 * % &' &()*+&,  # $ %! #78*5 9: ;<*% =7 >1?@*5 0 ;A  4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@*5 0 4. / 4! [ ] E٤٩١ J٤٨٧ W F : : Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu. Sesungguhnya agama mewajibkan kepada para pengikutnya (berbuat baik) dalam segala hal dan tidak ridha dari para pengikutnya

Lebih terperinci

PENGAJIAN PENCERAH LAZISMU & MAJELIS TABLIGH PDM SURABAYA

PENGAJIAN PENCERAH LAZISMU & MAJELIS TABLIGH PDM SURABAYA PENGAJIAN PENCERAH LAZISMU & MAJELIS TABLIGH PDM SURABAYA Minggu, 22-09-2013 page 1 / 5 page 2 / 5 Pengajian Pencerah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Surabaya, ahad 22 September 2013 pk 07.30 WIB, bersama

Lebih terperinci

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci