ANALISIS ISI FILM AYAT-AYAT CINTA DALAM MEMASYARAKATKAN PENDIDIKAN ISLAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS ISI FILM AYAT-AYAT CINTA DALAM MEMASYARAKATKAN PENDIDIKAN ISLAM"

Transkripsi

1 Jurnal Pembangunan Manusia Vol 7 No1 April 2009 ANALISIS ISI FILM AYAT-AYAT CINTA DALAM MEMASYARAKATKAN PENDIDIKAN ISLAM Isnawijayani* Abstract This research aims to know the countent analysis of Ayat-Ayat Cinta film in socializing the Islamic Educations by using descriptive method and qualitative/naturalistic approach The researher also observes directly in the field and having interview with the audiences The Film content socializes the Islamic education It could be seen from the languange applied, situation/place, music, sound effect, actor, and the dress worn It has strong influence to the people's life So that is why it could be said as religious film which could be alternative entertain media in socializing Islamic education Key words : Islamic Educations, languange, place, music, sound effect, actor, and the dress PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi yang sudah begitu maju, menjadikan orang atau siapapun mudah dan cepat mendapatkan informasi dari manapun Siapapun dapat menambah pengetahuan, pendidikan dan hiburan dengan mudah Media yang digunakan dari yang manual hingga yang elektronik digital Salah satu media yang digunakan adalah film Hingga akhir tahun 2007 film indonesia yang beredar di pasaran didominasi oleh karya-karya bertema cinta dan horor, namun tidak menjadi perhatian masyarakat Memasuki tahun 2008, tiba-tiba ada satu film yang mulai diberitakan dalam media massa yaitu film Ayat-ayat Cinta Semua bioskop yang menayangkan film Ayat Ayat Cinta sejak 28 Februari 2008 diserbu masyarakat penonton Entah mengapa film dengan tema percintaan ini begitu laris Hampir di tiap tiap kota yang menayangkan film ini kehabisan tiket Bukan hanya remaja, tetapi anak-anak dan orang tua termasuk ibu ibu kelompok pengajian masjid ikut antri menonton, ia telah menghipnotis masyarakat Indonesia Ternyata film ini juga diputar di luar negeri Untuk negara di Asia Tenggara (Dhafi,2008) 1 mulai Senin, 24 Maret 2008 diputar serentak di Singapura, Malaysia, dan di Brunei Darussalam Sama seperti di Indonesia antusiasme penonton benar-benar luar biasa Bahkan di Malaysia, tiga hari pemutaran film AAC ini sudah menyedot sebanyak 1,5 juta penonton Banyak warga dari luar negeri yang menyukainya Contohnya, ratusan warga Singapura rela antri untuk menonton film ini Bahkan ada puluhan warga Singapura yang karena kehabisan tiket * Universitas Baturaja Sumatera Selatan Telp (0711) Hp isna_wi@yahoocom

2 Isnawijayani : Analisis Isi Film Ayat-Ayat Cinta Dalam Memasyarakatkan Pendidikan Islam besoknya rela menginap di Batam, agar tidak kehabisan tiket lagi Sementara warga Malaysia memilih datang ke Jakarta untuk menonton film ini sambil bersilaturahim dengan sanak saudaranya yang tinggal di Jakarta Masih menurut Dhafi (2008), dalam perkembangan lain, banyak kalangan perfilman luar negeri dari Singapura, Malaysia, Inggris, Belanda, Kanada, Jerman, India, Thailand, Brunai Darussalam, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Korea, yang datang ke Indonesia ingin membeli hak siar AAC MD Entertainment membikin pita film ini sebanyak 100 copy Padahal untuk film lain, rata-rata hanya membuat 24 copy Bahkan untuk film terlaris sebelum munculnya AAC, hanya dibuatkan 28 copy Maka hal ini menjadi sejarah baru bagi perfilman Indonesia Selain membeli hak siar film, para utusan dari Asia, Inggris, Belanda, Kanada, dan Jerman, juga membeli hak versi terjemahan atas novel AAC, untuk dialih bahasakan ke dalam bahasa mereka (AAC versi Malaysia sudah ada) Penulis melihat negara-negara dengan penduduk kebanyakan muslim tertarik dengan film ini Dalam pemberitaan media-media massa di Indonesia (2008) Film ini mampu menyedot dua juta lebih penonton dalam waktu hanya dua pekan dan keberhasilannya melebihi film Titanic yang sangat terkenal dan film Petualangan Sherina Apa penyebabnya? Mungkin karena mengangkat tema percintaan Mungkin juga karena ada emosi keimanan seseorang Ditengah krisis kepercayaan terhadap film nasional dan terpuruknya kondisi perekonomian di Indonesia, suati kejutan bagi perfilman Indonesia dengan timbulnya reaksi positif penonton Kondisi inilah yang menarik penulis untuk mengkaji menganalisis isi film Ayat-Ayat cintai dalam memasyarakatkan pendidikan Islam Oleh karena itu analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk pesan yang disampaikan film Ayat-Ayat Cinta dalam memasyarakatkan pendidikan Islam Film tidak hanya menyampaikan kehidupan tetapi juga mampu melibatkan penonton ke dalam kehidupan itu Film mampu melibatkan penonton ke dalam kejadian atau peristiwa yang terjadi di sana Karena itu selama menonton film, penonton, betul-betul diletakkan pada pusat segala kejadian dan peristiwa yang disuguhkannya, penonton merasa dibawa kedalam dunianya Menurut JPMayer (1971:72) 2, film memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap kehidupan kita dan memiliki pengaruh yang lebih lugas dalam segala kemungkinan daripada pengaruhpengaruh yang disebabkan oleh pers atau radio Dilihat dari fungsi sosialnya, 2

3 Jurnal Pembangunan Manusia Vol 7 No1 April 2009 menurut Wright (1959:16) 3 fungsi film tidak dapat terlepas dari segi sejarahnya yaitu pada fungsi penyampaian warisan dari satu generasi kegenerasi berikutnya Dikaitkan dengan fungsi nya sebagai peralihan warisan dalam media massa dan peranan sejarah dalam media film serta unsur budaya dalam kegiatan komunikasi maka secara umum fungsi film adalah : 1 Alat Hiburan 2 Sumber Informasi 3 Alat Pendidikan 4 Pencerminan nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa Dari fungsi di atas, film dapat dimanfaatkan untuk pendidikan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan, cara mendidik (Abu dan Uhbiyati, 2003:232) 4 Pendidikan Islam dapat menunjukkan bahwa Islam memerintahkan semua akhlak mulia dan melarang semua akhlak tercela, memerintahkan pula semua kemajuan dibidang-bidang yang mengandung kebaikan (Muhammad, 2006: 216) 5 Bagaimana caranya? Jawabnya dengan pendidikan: individu, keluarga, masyarakat dan pendidikan umat manusia (Abdullah, 1995: xix) 6 Pendidikan Islam dapat dihantarkan melalui film METODOLOGI KAJIAN Kajian Analisis Isi Film Ayat Ayat Cinta Dalam Memasyarakatkan Pendidikan Islam ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kualitatif Analisis Isi (Content Analysis) adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicabel) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya (Klaus Krippendorff, 1991: 15) 7 Sementara Holsti (1996 dalam Guba & Lincoln, 1981 : 240) 8 memberikan definisi, analisis isi adalah teknik apa pun yang dilakukan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis Lebih sederhana pengertian Analisis Isi (Content Analysis) adalah teknik pengumpulan data untuk menjelaskan informasi yang terdapat dalam material yang bersifat simbolis seperti gambar, film dan lirik lagu (Tim Penulis, 2001:35) 9 Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu tata cara penelitian yang bertujuan menggambarkan mengenai keadaan tertentu, yang digambarkan dengan kata kata atau kalimat terpisah pisah untuk memperoleh kesimpulan Teknik pengumpulan data kualitatif lebih menekankan pada data observasi, wawancara dan dokumentasi (Saipul Annur, 2005:96) 10 Langkah-langkah penelitian kualitatif yaitu : Menentukan situasi sosial, Menetapkan fokus

4 Isnawijayani : Analisis Isi Film Ayat-Ayat Cinta Dalam Memasyarakatkan Pendidikan Islam penelitian, Merumuskan pertanyaan penelitian, Melakukan observasi berulang-ulang, Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait, Triangulasi hasil dengan pihak-pihak terkait, Melakukan analisis data, Menulis laporan hasil penelitian OPERASIONAL VARIABEL Berdasarkan metoda kajian di atas, penulis membuat analisis isi pesan Pendidikan Islam sebagai variabel yang diteliti dengan indikator: - Bahasa yang digunakan dalam film Ayat-Ayat Cinta - Gerak/Gaya yang dilakukan para pemeran film Ayat-Ayat Cinta - Tempat yang digunakan para pemeran film Ayat-Ayat Cinta - Suasana yang terjadi/bagaimana situasi yang terdapat dalam film Ayat-Ayat Cinta - Para pemeran yang terlibat dalam Film Ayat-Ayat Cinta - Busana yang dikenakan dalam film Ayat-Ayat Cinta Disamping menganalisis isi, penulis juga mengadakan observasi, mengamati gejala apa yang muncul pasca menonton Film AAC yang diputar di bioskop, lalu mengadakan wawancara akan pendapat penonton tentang film ini Penulis sendiri menonton film ini beberapa kali untuk mendapatkan data dalam menganalisis pesan-pesan yang disampaikan Selanjutnya penulis membuat rancangan teknik pengambilan data, seperti gambar berikut: Gambar Rancangan Teknik Pengambilan Data Dalam Kajian : Observasi, dengan melihat gejala yang muncul dari film Ayat-Ayat Cinta Nonton Film Ayat- Ayat Cinta Pesan dalam film Ayat-Ayat Cinta dilihat dari : a Bahasa/kata-kata yang disampaikan b Situasi/Tempat c Musik d Sound Effect e Pelaku/Gaya f Busana Wawancara, pendapat dari penonton HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL KAJIAN Sekilas Data Film Ayat-Ayat Cinta Tayang Perdana : 28 Februari 2008, Genre : Drama Religius Roman/Percintaan, Sutradara : Hanung Bramantyo, Penulis Naskah : Salman Aristo & Retina Ginatri SNoer dari Novel Karya Habiburrahman El Shirazy dengan judul yang sama Ayat- Ayat Cinta Produser: Manoj Punjabi & Dhamoo Punjabi Rumah Produksi : MD Pictures Durasi : 95 menit Klasifikasi Penonton : 13 Tahun Keatas (13+) Musik : Melly Goeslow, Anto Hoed, Rossa 4

5 Jurnal Pembangunan Manusia Vol 7 No1 April 2009 Pemain Film Ayat-Ayat Cinta Fedi Nuril sebagai Fahri bin Abdullah Shiddiq Rianti Cartwright sebagai Aisha Greimas, Zaskia Adya Mecca sebagai Noura Bahadur, Melanie Putria sebagai Nurul binti Ja far Abdur Razaq, Carissa Putri sebagai Maria Girgis, Oka Antara sebagai Syaiful (Sahabat Fahri, Surya Saputra sebagai Eqbal Hakam Erbaka, Dennis Adiswara sebagai Rudi (Sahabat Fahri, Marini Burhan sebagai Madame Nahed (Ibu Maria), Rudi Wowor sebagai Ayah kandung Noura, Mieke Wijaya sebagai Istri Syeikh Utsman, Leroy Osmani sebagai Pengacara Fahri, Sellen Fernandez sebagai saudara kandung Noura KARAKTER PARA PEMAIN FILM AYAT-AYAT CINTA Fahri bin Abdullah Shiddiq Mahasiswa yang sedang menyelesaikan studi S2- nya di Universitas tertua di dunia, Al- Azhar Seorang pemuda bersahaja yang memegang teguh prinsip hidup dan kehormatannya Cerdas dan simpatik hingga membuat beberapa gadis jatuh hati Dihadapkan pada kejutan-kejutan menarik atas pilihan hati Aisha Greimas, Mahasiswi asing bercadar keturunan Jerman dan Turki, cerdas, cantik dan kaya raya Latar belakang keluarganya yang berliku mempertemukan dirinya dengan Fahri Dalam film ini, Aisha diperankan oleh Rianti Cartwright Maria Girgis, Gadis Kristen Koptik yang jatuh cinta pada Islam Ia sangat mencintai Fahri, namun cintanya hanya diungkapkannya lewat diarinya yang selanjutnya membuat dia menderita karena cinta itu Tokoh Maria diperankan oleh Carissa Puteri Noura Bahadur, Siksa telah menjadi bagian dalam hidupnya Janin yang dikandungnya menjadikannya terobsesi pada Fahri untuk menjadi ayah dari calon bayinya Zaskia Adya Mecca memerankan tokoh Noura dalam film ini Nurul binti Ja'far Abdur Razaq, Anak kyai besar di Jawa Timur Dengan aura yang menenangkan, kecerdasan dan kualitasnya menyatukan segala kelebihannya, dia sangat percaya diri untuk meminang Fahri sebagai suaminya Peran ini dimainkan oleh Melanie Putria MENONTON/MELIHAT, MENDENGAR ISI PESAN FILM AYAT-AYAT CINTA Penulis melakukan pengamatan dengan menonton/melihat film Ayat-Ayat Cinta di bioskop dan dirumah beberapa kali, sehingga penulis bisa mengetahui apa-apa saja yang disampaikan pada film tersebut

6 Isnawijayani : Analisis Isi Film Ayat-Ayat Cinta Dalam Memasyarakatkan Pendidikan Islam Alur cerita film Ayat-Ayat Cinta Fahri (Fedi Nuril), mahasiswa Indonesia di di Universitas Al Azhar Mesir Bertetangga dengan Maria Grigis (Carissa Putri) yang beragama Kristen Koptik tetapi mengagumi Al Quran Dan mengagumi Fahri Kekaguman yang merubah menjadi cinta Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja Lalu ada Nurul (Melanie Putria) Anak seorang kyai terkenal yang juga kuliah di Al Azhar Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apapun pada Nurul Sementara Nurulpun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak Setelah itu ada Noura (Zaskia Adya Mecca), juga tetangga yang selalu disiksa ayahnya sendiri Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya Sayang hanya empati saja Tidak lebih Namun Noura mengharap lebih Kondisi inilah yang nantinya menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya Terakhir munculah Aisha (Rianti Cartwright) si mata indah yang menyihir Fahri Sejak sebuah kejadian di Metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya Di tengah persidangan tiba-tiba Noura angkat bicara membongkar semua kebohongan yang telah dilakukannya bahwa yang memperkosanya sampai hamil adalah Bahadur, ayah angkat yang telah membesarkannya, penonton akhirnya tersentak mendengar pernyataan tersebut Kebohongan yang dilakukannya karena ia sangat mencintai Fahri Akhirnya pada persidangan ini hakim menyatakan bahwa Fahri bebas dari tuduhan perkosaan Setelah keluar dari penjara, Fahri hidup bersama kedua istrinya Ia takut tidak bisa berlaku adil pada keduanya Film ini diakhiri dengan kesehatan Maria yang semakin memburuk dan harus dirawat di Rumah Sakit hingga akhirnya meninggal dunia MELAKUKAN OBSERVASI DI LAPANGAN Dalam masyarakat timbul gejala demam Film AAC, rata-rata orang ingin menonton lebih dari satu kali, sisi lain yang terjadi: 1 Bagi sebagian orang dapat meningkatan budaya membaca, karena penonton yang belum membaca Novel AAC menjadi penasaran untuk membaca novel itu 2 Banyak siswa sekolah yang merasa bangga membawa novel AAC 3 Banyak gadis Muslimah, yang semula tidak memakai jilbab, kemudian terinspirasi dan memilih berjilbab, setelah membaca novelnya dan menonton film AAC 4 Masyarakat jadi mengenal dan hapal soundtrack film Ayat-Ayat Cinta 6

7 Jurnal Pembangunan Manusia Vol 7 No1 April 2009 yang dibawakan oleh Rossa dan Serina 5 Karena film Ayat-Ayat Cinta ini meledak dipasaran, dapat menambah penghasilan bagi insan perfilman 6 Tak jauh berbeda dengan soundtracknya, dari segi busana muncul baju dan jilbab yang diberi nama Ayat-Ayat Cinta 7 Kata-kata dialog dalam film Ayat- Ayat Cinta jadi dikenal dan dipakai masyarakat, setidaknya masyarakat jadi tahu apa itu ta aruf 8 Ketika ada wanita yang berjilbab berjalan, sekelompok orang laki-laki ABG memanggil wanita tersebut dengan sebutan Aisha, Aku ingin menjadi yang halal bagimu Walaupun kisah dalam film dan novel Ayat Ayat Cinta berlatar belakang kehidupan di Kairo, namun proses pengambilan gambar tidak dilakukan di kota itu Hasilnya memuaskan dan disenangi masyarakat Inilah fenomena baru film Indonesia yang penjualannya bisa meledak Karenanya film Ayat-Ayat Cinta meraih rekor Muri sebagai film terbanyak penontonnya (Liputan6com- Jakarta, 2008) 11 Tidak hanya filmnya yang laris dipasaran tapi juga novel yang ditulis oleh Habiburrahman El-Shirazy dengan judul yang sama pun laris di pasaran, hingga awal tahun 2008 sebanyak 6000 eksemplar terjual (Liputan6 di SCTV, 2008) Selain itu album soundtrack film Ayat-Ayat Cinta yang dilantunkan oleh Rossa setiap hari terdengar di radio, Mal ataupun toko-toko kaset di Indonesia baik sebelum maupun sesudah film ini diputar MENGHITUNG JUMLAH PESAN PENDIDIKAN ISLAM Penulis melihat dan mengamati serta mencatat isi pesan Pendidikan Islam dalam film Ayat-Ayat Cinta dilihat dari : Bahasa/Kata-Kata Penulis melihat dan mencatat isi pesan tersebut dilihat dari :scene, tempat, pesan yang disampaikan, dan aktris penyampai Contoh No 1, Scene 2, tempat flat Fahri, pesan yang disampaikan Subhanallah, penyampai Rudi Contoh kata-kata lain yang muncul, misalnya : Al-Qur anul Karim Assalamu alaikum, WALIMATUL URSY (undangan pernikahan), Ahlan, Kul Allah matukti al Mulka mantatsa, kalau Allah menghendaki siapapun bisa menjadi jodoh kamu Inilah kenapa kita diperintahkan menikah, selain menyempurnakan agama, menikah juga untuk menghindari dari fitnah, sekaligus menenangkan hati Orang asing yang masuk di sebuah negara dengan sah berarti dia seorang ahlu jimah yang harus dilindungi keselamatan dan

8 Isnawijayani : Analisis Isi Film Ayat-Ayat Cinta Dalam Memasyarakatkan Pendidikan Islam kehormatannya, Musyakirin awi al ashir mango (terima kasih buat ashir mangganya), Ma ales, ma ales gamang, take it Allah (sabarsabar, sebut nama Allah), tenang semuanya! sebut nama Allah, I m very sorry but in Islam man cannot touch woman except his wife (Maaf, dalam Islam laki-laki tidak boleh menyentuh perempuan kecuali dengan muhrimnya), For their wife how doesn t to have commitment marital (padahal sebenarnya, surat itu untuk menjelaskan 3 hal, apabila seorang istri berlaku Nusyuz yaitu melanggar komitmen pernikahan), The first, give advice (pertama, dinasehati), The second, to warn (kedua, diperingatkan), And the third, we can stroke her (ketiga, dipukul) And without to injure (dan niatnya bukan menyakiti, We not recognize dating in Islam (dalam Islam tidak mengenal pacaran), we usually ta aruf (biasanya disebut ta aruf) Dan lain-lain Penulis telah menonton Film Ayat-Ayat Cinta pada 16 Agustus 2008, Pkl : 1400 WIB, di Palembang Dapat disimpulkan bahwa setelah penulis menganalisis isi filmnya terdapat 147 kalimat yang mengandung pesan Pendidikan Islam yang diampaikan melalui kata-kata Berarti bahwa dalam film Ayat-Ayat Cinta terdapat sejumlah kata-kata yang memasyarakatkan Pendidikan Islam Situasi/Tempat Dalam film Ayat-Ayat Cinta ini setelah penulis analisis terdapat 4 adegan yang menunjukkan dalam memasyarakatkan Pendidikan Islam yaitu Masjid Adegan ini terjadi pada kegiatan Talaqqi (scene 13), membantu Noura (scene 23), Curahan Hati (scene 29), dan mendengar ceramah (scene 86) Hasil ini didapatkan penulis dari Menonton Film Ayat-Ayat Cinta pada 16 Agustus 2008, Pukul : 1400 WIB di Palembang Dengan kesimpulan terdapat 4 adegan di Masjid dalam memasyarakatkan Pendidikan Islam Musik Setelah penulis analisis terdapat 4 adegan yang dilatarbelakangi atau diiringi musik Islami, tercatat pada Scene ke 31 di Plat Maria, Musik Lagu Takdir Cinta, penyanyi Rosa Musik lainnya Lagu Ayat-Ayat Cinta, Lagu : Jalan Cinta Terdapat 4 adegan dilatarbelakangi musik dan lagu yang memasyarakatkan Pendidikan Islam Hal ini didapatkan dari Menonton Film Ayat- Ayat Cinta pada 17 Agustus 2008, Pukul : 1100 WIB Sound Effect Saat adegan dalam Film berlangsung, terdapat Sound Effect berupa senandung islami yang diramu dangan musik dan suara-suara tanpa 8

9 Jurnal Pembangunan Manusia Vol 7 No1 April 2009 terlihat siapa yang membuatnya Contoh : Ya Nabi Ya Nabi salam alaik Wamin ayatihi an hollaqqollakum min anfusiqun azwaza litas qunu illaiha wafa ala bayna quma waddataw warohmah, innafi hala aya tilliqoymi yatafakkarun Ar-rahman, al lamal qur an, al lamat quro, kholaqol insan, allamal hul bayan Ar-rahman, al lamal qur an, al lamat quro, kholaqol insan, allamal hul bayan Ya nabi salam, ya nabi salam alaikya rasulya rasul salam alaikya habib salam alaik Sholawatullahhi alaik Dan lain-lainnya Hal ini diambil dari scene keberapa, tempat, sound effect, dan kapan munculnya Misalnya saat awal film, saat Fahri menikah dengan Maria Dapat disimpulkan bahwa setelah penulis analisis dalam film Ayat-Ayat Cinta terdapat 7 sound effect dalam 5 adegan yang menunjukkan unsur Pendidikan Islam Sumber ini didapatkan dari menonton Film Ayat-Ayat Cinta pada 17 Agustus 2008, Pukul : 1100 WIB Gaya/Sikap Pelaku Pada scene ke 9, di Wisma Nusantara, gaya sikap yang islami: Sahabat Fahri menyalami Fahr Contoh gaya/sikap perilakunya lainnya : Wanita Berjilbab Sahabat Fahri melakukan gerak menangkupkan kedua tangannya tanda tidak bersentuhan kepada laki-laki bukan muhrim (Ketika Bertemu dengan Fahri), Fahri Melakukan Sholat (Sujud Terakhir Dan Salam) Fahri dan As-Shraf saling bersalaman Fahri langsung menangkupkan kedua tangannya ke dada tidak bersentuhan dengan wanita yang bukan muhrimnya (Ketika bertemu dengan Alicia)\ Dan lainnya Dapat disimpulkan bahwa setelah penulis analisis dalam film Ayat-Ayat Cinta terdapat 28 gerakgaya yang dilakukan oleh pelaku yang menunjukkan pesan Pendidikan Islam Sumber ini didapatkan dari menonton Film Ayat- Ayat Cinta pada 23 Agustus 2008, Pukul : 1500 WIB Busana Setelah dianalisis, salah satu contoh dapat diketahui dari scene 6, di tempat Plat Nurul, pesan yang disampaikan melalui busana jilbab dan baju muslim, dipakai oleh Nurul saat kuliah Penulis menyimpulkan terdapat 72 kali yang menunjukkan busana Islami dengan jumlah pemakai busana i sebanyak 95 orang Hasil ini dilihat dari menonton Film Ayat-Ayat Cinta pada 23 Agustus 2008, Pukul : 1500 WIB

10 Isnawijayani : Analisis Isi Film Ayat-Ayat Cinta Dalam Memasyarakatkan Pendidikan Islam Tabel 1 Bentuk pesan memasyarakatkan pendidikan islam N Bentuk O pesan 1 Bahasa/ Katakata 2 Situasi/ Tempat Jumlah Contoh Ket 147 kalimat dengan katakata Masjid 3 Musik 4 Musik lagu dalam adegan 4 Sound Effect 5 Gaya/Si kap Pelaku 7 Sound Effect dalam 5 Adegan 28 gerak gaya Subhana llah kegiatan Talaqqi Musik Lagu Ayat- Ayat Cinta Ya Nabi Ya Nabi salam alaik Wanita Berjilbab Sahabat Fahri menang kupkan kedua tangann ya tanda tidak bersentu han dengan laki-laki Menont on pada 16 Agustu s 2008, Pkl : 1400 WIB Menont on pada 16 Agustu s 2008, Pukul : 1400 WIB Menont on pada 17 Agustu s 2008, Pukul : 1100 WIB) Menont on pada 17 Agustu s 2008, Pukul : 1100 WIB) Menont on pada 23 Agustu s 2008, Pukul : 1500 WIB 6 Busana 72 kali dipakai 95 orang bukan muhrim busana jilbab dan baju muslim Menont on pada 23 Agustu s 2008, Pukul : 1500 WIB WAWANCARA Wawancara dilakukan kepada 30 orang, 17 orang (56,67%) perempuan dan 13 orang (43,33%) laki-laki Berdasarkan usia, 14(46,67%) berusia tahun Kelompok tahun berjumlah 6 orang (20%) Usia lebih dari 40 tahun berjumlah 6 orang (20%) Keadaan ini disebabkan karena pada umumnya para penonton film Ayat-Ayat Cinta adalah usia kelompok yang aktif (ABG) Walaupun kenyataannya film ini ditonton dari semua kalangan Semua responden pernah menonton film ini Responden menonton film Ayat-Ayat Cinta di Bioskop, di rumah, bahkan ada yang yang menonton melalui VCD dan ada yang malah menonton melalui dokumen komputer di kantor Kesimpulannya bahwa sebagian besar responden menonton film Ayat- Ayat Cinta di Bioskop Semua responden memperhatikan tema/alur cerita fim ini Sebagian besar 25 responden (83,33%) menyatakan film AAC menarik perhatian Karena itu Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudoyono menonton film Ayat- 10

11 Jurnal Pembangunan Manusia Vol 7 No1 April 2009 Ayat Cinta juga Walaupun hanya 8 orang responden (26,67 %) yang mengetahui bahwa Presiden RI menonton film ini Berkaitan dengan kajian ini 25 responden (83,33%) mengatakan bahwa film Ayat-Ayat Cinta adalah film Islami Banyak Mengandung Pesan Islamnya Mereka juga mengatakan bahwa fim Ayat-Ayat Cinta berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat karena setelah film ini keluar muncul pakaian dan jilbab yang disebut Ayat-Ayat Cinta Film Ayat-Ayat Cinta Bisa Dijadikan Media Alternatif Dalam memasyarakatkan Pendidikan Islam Hal ini dapat dilihat sebagian besar responden mengatakan bahwa fim Ayat-Ayat bisa dijadikan media Alternatif dalam menyampaikan nilai-nilai pendidikan islami bagi kehidupan masyarakat Wawancara-wawancara yang penulis lakukan di rekapitulasi dalam tabel di bawah ini Tabel 2 Rekapitulasi Jawaban Responden N o 1 2 Pertanyaan Apakah anda sudah menonton film Ayat- Ayat Cinta? Apakah anda menonton film di Jumlah Informan yang menjawab Ya (orang) Jumlah Informa n yang menjaw ab Tidak (orang) 30 (100%) 0 17 (53,33%) 13 (46, Bioskop? %) Apakah anda memperhatikan alur cerita dalam film Ayat-Ayat? Apakah anda melihat film Ayat-Ayat Cinta banyak ditonton oleh remaja? Apakah anda mengetahui bahwa presiden juga menonton film Ayat- Ayat Cinta? Apakah menurut anda film Ayat-Ayat Cinta menarik? Setujukah anda bila film Ayat-Ayat Cinta disebut sebagai film Islami? Untuk pertanyaan no 6, jika jawabannya ya, apakah karena film Ayat-Ayat Cinta banyak mengandung pesan Islamnya? Apakah anda melihat film Ayat-Ayat Cinta ini ada pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat? Apakah anda melihat film Ayat-Ayat Cinta bisa dijadikan alternatif media dalam menyampaikan pendidikn Islam? 28 (93,33%) 2 (6,67%) 30 (100%) 0 8 (26,67%) 25 (83,33%) 22 (73,33%) 22 (73,33%) 16 (53,33%) 22 (73,33 %) 5 (16,67 %) 8 (26,67 %) 8 (26,67 %) 14 (46,67 %) 18 (60%) 12 (40%) PEMBAHASAN Pesan dalam film Ayat-Ayat Cinta dilihat dari: bahasa/kata-kata yang disampaikan, situasi/tempat, musik, sound effect, pelaku/gaya, busana, hasil analisis isinya penuh dengan nuansa memasyarakatkan Pendidikan Islam bagi masyarakat Indonesia, karena diputar di seluruh Indonesia Bahasa kata/kata yang disampaikan dapat diikuti penontonnya karena penonton menyimpan hasil pengamatannya dalam benaknya dan memanggilnya kembali

12 Isnawijayani : Analisis Isi Film Ayat-Ayat Cinta Dalam Memasyarakatkan Pendidikan Islam tatkala mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan (Rakhmat, 1999:241) 12, misalnya kata ta aruf Masjid, selain tempat bersujud, sholat, keberadaan masjid berfungsi sangat luas (Lubis, 2003: 27) 13 Namun ada dua fungsi utama keberadaan masjid yakni sebagai sarana penghubung secara vertikal (hablumminallah) dan sebagai sarana hubungan komunikasi secara horizontal (hablumminannas) Keduanya menunjukkan masjid berfugsi sebagai tempat ibadah Selain itu penonton jadi mengetahui bahwa masjid dapat dipergunakan juga sebagai tempat menyelesaikan persalisihan, tempat upacara pernikahan, tempat jenazah disembahyangkan dan tempat menginap para musafir Musik dan sound effect adalah irama dan suara-suara buatan yang sangat diperlukan menjadikan daya tarik tersendiri untuk meyakinkan penonton akan alur cerita yang disajikan dalam film Masyarakat jadi mengenal dan hapal soundtrack film Ayat-Ayat Cinta yang dibawakan oleh Rossa dan Serina Sementara gaya/sikap pelaku yang ditampilkan dapat ditiru oleh yang menontonnya, disinilah proses belajar yang rumit berlangsung Bandura (Rakhmat, 1999:240) menjelaskan proses belajar sosial dalam empat tahapan; proses perhatian, peringatan, reproduksi motoris dan proses motivasional Permulaan proses belajar ialah munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung Peristiwa itu dapat berupa tindakan tertentu Dalam film ini terdapat Wanita Berjilbab Sahabat Fahri melakukan gerak menangkupkan kedua tangannya tanda tidak bersentuhan kepada laki-laki bukan muhrim atau gambaran pola pemikiran yang disebut Bandura sebagai abstract modeling Penonton meniru perilaku-perilaku dalam film Busana, masih menurut Bandura (1999, 63-66) 14, peristiwa yang menarik perhatian adalah yang tampak menonjol dan sederhana terjadi berulang-ulang atau menimbulkan perasaan pada pengamatnya Pakaian muslim yang dipakai puluhan kali artis Film AAC dapat meningkatkan status peniruan dan meningkatkan perasaan positif Banyak gadis Muslimah, yang semula tidak memakai jilbab, kemudian terinspirasi dan memilih berjilbab, setelah membaca novelnya dan menonton film ini Muncul baju dan jilbab yang diberi nama Ayat- Ayat Cinta Melihat keadaan ini secara tidak langsung sebagian dari tugas mendidik sudah dilakukan oleh film Hal ini sesuai dengan fungsi mendidik film sebagai media komunikasi massa Bahkan bagi negara-nega yang berpenduduk muslim, film AAC memberikan contoh Pendidikan 12

13 Jurnal Pembangunan Manusia Vol 7 No1 April 2009 Islam yang dapat diikuti atau ditiru oleh penonton dalam kehidupan sehari-hari Hasil ini sesuai dengan McQuail dalam Teori Komunikasi Massa (1996:13) 15, bahwa film berperan sebagai sarana baru yang menyebarkan hiburan yang menjadi kebiasaan yang terdahulu serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum Karena itu siapapun ingin menonton, termasuk Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudoyono menonton film Ayat-Ayat Cinta juga Dari film ini terjadi proses pemberian stimuli yang dapat dijadikan teladan (modelling stimuli) karena sifat stimulin itu dan karena orang yang menangkap stimuli itu Nampaknya dari pembahasan ini model Jarum Hipodermik terjadi dalam kekuatan film ini untuk membentuk perilaku penonton Dalam kerangka behaviorisme, ternyata film AAC adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku penonton melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi (belajar sosial) Penonton dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung seluruh pesan komunikasi yang diterpakan kepadanya Mengapa orang menonton film ini? Tentu ada motif yang mendorongnya, setelah membaca novelnya terdorong untuk menonton karena judulnya sama dan menarik Ada juga yang menyatakan ingin tahu apa isinya sehingga film ini meledak di pasaran Salah satu Motif Afektif dan Gratifikasi Media adalah Teori Identifikasi melihat manusia sebagai pemain peranan yang berusaha memuaskan egonya dengan menambahkan peranan yang memuaskan egonya dengan menambahkan peranan yang memuaskan pada konsep dirinya Film dengan penyajian fiktif dan pada penyajian faktual, menyajikan orangorang yang memajukan peranan yang diakui dan berdasarkan gaya tertentu Teori Identifikasi mempunyai relevansi dengan pemuasan yang diperoleh dari Film yang menyajikan orang dalam berbagai situasi dramatis yang melibatkan respon-respon menarik dan memperkenalkan khalayak pada berbagai peranan dan gaya hidup, sehingga memperkaya konsep diri Isi film yang bersifat fiktif secara eksplisit menampilkan orang dengan peranan-peranan tertentu yang dirancang memiliki karakteristik untuk dikagumi dan seringkali diwarnai berlebihan nilai dengan fantasi memudahkan penonton untuk mengambil peranan pendorong ego melalui identifikasi dengan tokoh-tokoh Ketika Film AAC menampilkan sosok Fahri bin Abdullah Shiddiq Mahasiswa yang sedang menyelesaikan studi S2- nya di Universitas tertua di dunia, Al- Azhar Seorang pemuda bersahaja yang memegang teguh prinsip hidup dan

14 Isnawijayani : Analisis Isi Film Ayat-Ayat Cinta Dalam Memasyarakatkan Pendidikan Islam kehormatannya Cerdas dan simpatik hingga membuat beberapa gadis jatuh hati Dihadapkan pada kejutan-kejutan menarik atas pilihan hati Penyajiannya dalam alur cerita tetap meninggikan dan menegaskan makna peranannya, yang secara tidak langsung peranan ini dapat diperankan oleh penonton dalam kehidupan nyata Begitu juga dengan Aisha Greimas, Mahasiswi asing bercadar keturunan Jerman dan Turki, cerdas, cantik dan kaya raya Latar belakang keluarganya yang berliku mempertemukan dirinya dengan Fahri, yang banyak ditiru oleh penonton mislanya yang penulis amati ketika ada wanita yang berjilbab berjalan, sekelompok orang laki-laki ABG memanggil wanita tersebut dengan sebutan Aisha, Aku ingin menjadi yang halal bagimu Di sisi lain Teori Peniruan (modeling theories), memandang penonton sebagai makhluk yang selalu mengembangkan kemampuan afektifnya Teori ini menekankan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi Penonton dipandang dengan sendirinya cenderung berempati dengan perasaan dengan pelaku dalam film AAC yang dilihatnya dan kemudian meniru perilakunya Penonton akan membandingkan dirinya dengan artis film ini yang berfungsi sebagai model Film AAC menampilkan berbagai model untuk ditiru penonton Hal inilah fungsi film sebagai media pendidikan Dalam hal ini yang disampaikan adalah pesan Pendidikan Islam Film ini secara dramatis percintaan menyajikan gagasan dan perilaku yang lebih mudah dimengerti daripada oleh orang biasa Secara dramatis mempertontonkan perilaku fisik Islami yang mudah dicontoh Akhirnya penonton meniru tokoh idola dalam film Teori Peniruan inilah yang menjelaskan mengapa film begitu berperan dalam menyebarkan bahasa/kata-kata yang disampaikan, situasi/tempat yang digunakan, musik, sound effect yang mengiringi, pelaku/gaya artis, dan busana yang digunakan dalam film AAC ditiru oleh penonton Walaupun demikian tentu tidak semua penonton berlaku seperti hal di atas, hal ini sesuai dengan aliran uses and gratification perbedaan motif penonton film AAC menyebabkan reaksi yang berbeda Ada yang meniru ada yang menolak Apapun yang terjadi, melihat fenomena ini, Film Ayat-Ayat Cinta dapat dijadikan Media alternatif dalam menyampaikan Pendidikan Islami Hal ini dapat dilihat sebagian besar responden mengatakan bahwa fim Ayat-Ayat Cinta dapat dijadikan media Alternatif dalam menyampaikan nilai-nilai Pendidikan Islami bagi kehidupan masyarakat 14

15 Jurnal Pembangunan Manusia Vol 7 No1 April 2009 Masih menurut Bandura (1999) belajar bukan hanya dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling) Inilah yang menjelaskan efek prososial media massa film yaitu Teori Belajar Sosial KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan di atas, kajian ini menyimpulkan Film Ayat-Ayat Cinta, isi pesannya memasyarakatkan Pendidikan Islam dilihat dari bahasa/kata-kata yang disampaikan, situasi/tempat, musik, sound effect, pelaku/gaya, dan busana yang dikenakan SARAN: Film ini baiknya selalu diputar, melalui apa saja menjadi media hiburan Pendidikan Islam alternatif bagi masyarakat Indonesia, karena film memiliki pengaruh dalam kehidupan 4 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, 2003, Ilmu Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, halaman Arifin Muhammad, 2006, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Indisipliner Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta Abdullah Nashih Ulwan, 1995, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakarta, Pustaka Amani, halaman xix 7 Klaus Krippendorff, 1991, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, Jakarta, Rajawali, halaman 15 8 Guba, Egon G & Yvanna S Lincoln, 1981,Effective Evaluation, San Fransisco: Jossey-Bass Publisher, halaman Tim Penulis, 2001, Materi Perkuliahan Metode Penelitian Sosial, Jakarta, FISIP Universitas Indonesia, halaman Saipul Annur, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan Analisis Data Kuantatif dan Kualitatif, Palembang, IAIN Raden Fatah Press, halaman Liputan 6com, 2008, SCTV DAFTAR PUSTAKA 1 Dhafi, 2008, Ruang Film Portalhtm, file://i:\ayat-ayat Cinta 2 JPMayer, 1971, Sociology of Film, New York, halaman 72 3 Wright Charles, 1959, Mass Communication, New York, Randon House, halaman 6 12 Rakhmat Djalaluddin, 1999, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, halaman Bangun Lubis, 2003, Masjid Agung Palembang, Palembang, Pemprov Sumsel, halaman Rakhmat Djalaluddin, 1999, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, halaman Denis McQuail, 1996, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Erlangga, halaman 13

BAB III FILM AYAT-AYAT CINTA & FILM DALAM MIHRAB CINTA

BAB III FILM AYAT-AYAT CINTA & FILM DALAM MIHRAB CINTA BAB III FILM AYAT-AYAT CINTA & FILM DALAM MIHRAB CINTA III.1 Film Ayat-Ayat Cinta Film Ayat-ayat Cinta adalah suatu film Indonesia yang beredar pada februari 2008. Film Ayat-ayat Cinta merupakan film yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari setiap orang pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa majalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan manusia. Dapat dikatakan mendasar karena, sikap individu baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Mungkin dulu media massa lebih dominan kepada berita

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Mungkin dulu media massa lebih dominan kepada berita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangPenelitian Media massa saat ini sudah menjadi industri berkembang yang menguntungkan. Mungkin dulu media massa lebih dominan kepada berita yang memberikan informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat.

BAB I PENDAHULUAN. pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak semakin mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Pakar komunikasi

Lebih terperinci

luas. Apalagi pada masa sekarang ini. Ia harus lebih berperan menuju kepada

luas. Apalagi pada masa sekarang ini. Ia harus lebih berperan menuju kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyrakat, perwujudan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak dimaknai sebagai ekspresi seni pembuatnya, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu perubahan dalam kehidupan sosial, budaya dan gaya hidup yang di sebabkan dari media massa baik media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Allah SWT, yakni dengan menyampaikan nilai-nilai yang dapat. sesuai dengan segi atau bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. oleh Allah SWT, yakni dengan menyampaikan nilai-nilai yang dapat. sesuai dengan segi atau bidangnya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu bentuk proses penyampaian ajaran Islam. Dakwah Islam adalah dakwah ke arah kualitas puncak dari nilai-nilai kemanusiaan, dan peradaban

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. diciptakan oleh kebudayaan sebagai sebuah imaji yang membentuk. bagaimana sosok laki-laki ideal seharusnya. Hasil konstruksi tersebut

BAB IV PENUTUP. diciptakan oleh kebudayaan sebagai sebuah imaji yang membentuk. bagaimana sosok laki-laki ideal seharusnya. Hasil konstruksi tersebut BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Konsep maskulinitas merupakan sebuah konstruksi gender yang diciptakan oleh kebudayaan sebagai sebuah imaji yang membentuk bagaimana sosok laki-laki ideal seharusnya. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, Resentie yang berarti kupasan atau pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku, film, atau drama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari media massa. Pada perkembangannya film dianggap sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari media massa. Pada perkembangannya film dianggap sebagai alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film sebagai media kedua dalam komunikasi sekunder merupakan salah satu bagian dari media massa. Pada perkembangannya film dianggap sebagai alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang sangat membutuhkan informasi, untuk mendapatkan informasi itu maka dilakukan dengan cara berkomunikasi baik secara verbal

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada hakikatnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan untuk dapat melanjutkan generasi manusia secara turun-temurun. Untuk itu, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi setiap minggunya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa sebagai gambar hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana komunikasi massa yang

Lebih terperinci

BAB III Analisa Masalah

BAB III Analisa Masalah BAB III Analisa Masalah 3.1. Analisa SWOT 3.1.1. Strength Kekuatan pada film pendek ini adalah yang membedakannya dengan kampanye biasa. Bila pada kampanye biasa, informan menyampaikan pesan secara langsung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ismail dengan judul Lewat Djam Malam. Pada tahun 1950-an. film Indonesia bisa memasuki bioskop kelas 1 pada dekade 1950-an akhir.

BAB I PENDAHULUAN. Ismail dengan judul Lewat Djam Malam. Pada tahun 1950-an. film Indonesia bisa memasuki bioskop kelas 1 pada dekade 1950-an akhir. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Tayangan Sepeda Untuk Shania Adaptasi dari buku kumpulan Cerpen Another Name, Another Story judul; Sepeda Untuk Shania. 1.2 Latar Belakang Film Indonesia mulai dibuat pada

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi digilib.uns.ac.id BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Film 1. Judul : Ada Surga di Rumahmu 2. Genre : Drama, Religi, Keluarga 3. Durasi : 106 menit 4. Sutradara : Aditya Gumay 5. Produser : Putut

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi. 1. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi. 1. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri media pada saat ini semakin ramai, salah satunya media massa yang merupakan saluran, alat atau fasilitas yang dapat dipergunakan sebagai salah satu

Lebih terperinci

Pada pokoknya pasal 5 UU Perkawinan menetapkan syarat-syarat. yang harus dipenuhi bagi suami yang akan melakukan poligami, yaitu:

Pada pokoknya pasal 5 UU Perkawinan menetapkan syarat-syarat. yang harus dipenuhi bagi suami yang akan melakukan poligami, yaitu: UU Perkawinan tentang Poligami Pada pokoknya pasal 5 UU Perkawinan menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi suami yang akan melakukan poligami, yaitu: a. adanya persetujuan dari istri; b. adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini manusia sudah sangat bergantung pada media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa hadir untuk mempermudah arus informasi yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULA DA SARA

BAB 5 KESIMPULA DA SARA BAB 5 KESIMPULA DA SARA 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan yang terjadi antara karakteristik audience yang diwakili oleh product category/brand familiarity, pleasure-emotional-cognitive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian berubah menjadi alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang lebih tua,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan Teknologi diiringi dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan Teknologi diiringi dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan Teknologi diiringi dengan semakin berkembangnya media massa cetak dan elektronik. Di era digital saat ini, telah banyak gadget yang menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin pesat. Terjadi juga dengan sebagian orang, yang selalu membuat tren-tren terbarunya. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimaksudkan mengungkapkan nilai-nilai estetis, dan diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimaksudkan mengungkapkan nilai-nilai estetis, dan diharapkan dapat digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Novel merupakan jenis karya sastra yang menarik untuk dikaji. Kehadirannya dimaksudkan mengungkapkan nilai-nilai estetis, dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Media menyuguhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cinta merupakan ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesastraan, agama, rekreasi, dan hiburan. Sebagai salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pendidikan Islam sudah diajarkan bagaimana bergaul yang benar

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pendidikan Islam sudah diajarkan bagaimana bergaul yang benar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang fitrah. Ajarannya menghendaki agar umatnya menjalani kehidupan sejalan dengan aturan Allah dan sejalan dengan ketentuan ajaran Islam.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan pembahasan masalah dalam

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan pembahasan masalah dalam 241 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan pembahasan masalah dalam penelitian ini, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. 1. Perilaku Tokoh dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembanganmasyarakat perkotaan dan industri, sebagai bagian dari budaya

BAB I PENDAHULUAN. perkembanganmasyarakat perkotaan dan industri, sebagai bagian dari budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa (mass communication) yaitu komunikasi melalui media massa modern. Film hadir sebagian kebudayaan massa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. musik yang dapat kita nikmati sehari-hari adalah sebagai media yang dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. musik yang dapat kita nikmati sehari-hari adalah sebagai media yang dapat kita A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Musik pada hakikatnya merupakan bagian dari seni. Salah satu manfaat musik yang dapat kita nikmati sehari-hari adalah sebagai media yang dapat kita jadikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah satu tayangan yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi sikap penontonnya, karena media televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, komunikasi berkembang semakin pesat dan menjadi sedemikian penting. Hal tersebut mendorong terciptanya media media yang menjadi alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, zaman pun semakin maju, modern dan berkembang khususnya dalam bidang komunikasi. Adapun fungsi komunikasi yang utama adalah menyampaikan

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Komunikasi. Fakultas FIKOM. Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN.

Modul ke: Psikologi Komunikasi. Fakultas FIKOM. Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN. Modul ke: Psikologi Komunikasi Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN www.mercubuana.ac.id Proses Komunikasi Massa Proses Komunikasi Massa Komunikasi massa proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informatika yang berkembang dikalangan masyarakat pada saat ini, dunia hiburan untuk masyarakat luas dan khususnya untuk anak-anak dapat dikatakan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Korea Selatan sudah dapat dikatakan berhasil dalam menyebar luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea telah menyebarkan budayanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak film- film layar lebar horror Indonesia yang sekarang hampir setiap

BAB I PENDAHULUAN. Banyak film- film layar lebar horror Indonesia yang sekarang hampir setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini dunia perfilman horor Indonesia semakin marak dan maju. Banyak film- film layar lebar horror Indonesia yang sekarang hampir setiap bioskop ada, satu bahkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Film merupakan gambar bergerak yang di dalamnya memiliki alur dan cerita yang menarik untuk menghibur para penonton. Alur dan cerita pada film diproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang sudah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang sudah tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang sudah tidak asing lagi. Banyak orang yang mengisi waktu senggangnya atau untuk mencari hiburan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN

BAB IV GAMBARAN UMUM FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN A. Gambaran Umum Film Surga Yang Tak Dirindukan merupakan film karya dari sutradara Kuntz Agus. Film ini diangkat dari novel karya Asma Nadia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan berita atau pesan kepada masyarakat. Dengan kata lain media massa adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan berita atau pesan kepada masyarakat. Dengan kata lain media massa adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana dan saluran resmi untuk mengkomunikasikan dan menyebarluaskan berita atau pesan kepada masyarakat. Dengan kata lain media massa adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Besarnya jumlah stasiun televisi di Indonesia, baik secara nasional maupun lokal menunjukkan bahwa perkembangan media massa khususnya media televisi kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Media massa cetak dan elektronik merupakan salah satu unsur penting dalam proses komunikasi. Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan surat

Lebih terperinci

Teori Peniruan Media Massa

Teori Peniruan Media Massa Modul ke: Teori Peniruan Media Massa Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Komunikasi massa mentransformasikan suatu pesan yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola 35 BAB III METODOLOGI 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian Deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan suatu media komunikasi massa dan digunakan sebagai sarana hiburan. Perfilman Indonesia sempat menguasai bioskop-bioskop lokal di tahun 1980-an.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian adalah dunia yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Hampir setiap hari dan setiap waktu, banyak orang menghabiskan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan tindakan yang setiap hari dilakukan oleh individu. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan pesan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH TINDAK KEKERASAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT KELURAHAN KLABALA KOTA SORONG Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung e-mail: deamanukily@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH FILM BERGENRE ACTION TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN REMAJA

PENGARUH FILM BERGENRE ACTION TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN REMAJA PENGARUH FILM BERGENRE ACTION TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN REMAJA Carmia Diahloka Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang E-mail: carmiadiahloka@gmail.com Abstract: Movie

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini juga disimpulkan dalam level teks dan gambar, level produksi teks, dan level penonton, yaitu : 1) Level teks dan gambar Film 7 hati 7 cinta 7 wanita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A. 1 Perilaku Seks Sebelum Menikah Masalah seksual mungkin sama panjangnya dengan perjalanan hidup manusia, karena kehidupan manusia sendiri tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat 36 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

merupakan suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga disebagian besar Afrika dan Asia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi umat Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan majunya teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. mungkin hingga mampu menembus ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan majunya teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. mungkin hingga mampu menembus ruang dan waktu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa di era globalisasi saat ini semakin berkembang cepat seiring dengan majunya teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai dengan adanya penemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dunia terus berkembang dan Mengalami kemajuan di semua sektor kehidupan. Tak terkecuali sektor informasi dan komunikasi, dengan pertumbuhan segala jenis media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dalam Perspektif Islam adalah amanah dari Allah SWT. Semua orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh, berilmu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas 82 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pementasan seni drama Teater Wadas memiliki karakteristik tersendiri yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi seni adalah sebagai media komunikasi, dimana dalam setiap unsur seni memiliki pesan yang ingin dikomunikasikan kepada penikmatnya, baik tersirat

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah S-O-R (Stimulus Organism - Response) merupakan proses di mana stimulus memberikan pesan, lalu organism menerima atau tidak pesan yang diberikan lalu baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. film berupa gambar, dialog, adegan, visualisasi serta setting pada setiap

BAB V PENUTUP. film berupa gambar, dialog, adegan, visualisasi serta setting pada setiap BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Skripsi ini berusaha meneliti teknik penyampaian pesan dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita dilihat dari kacamata dakwah menggunakan metode deskriptif analisis dan kategorisasi.

Lebih terperinci