KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR"

Transkripsi

1 KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 1. Model Pengembangan Kurikulum A. Model Tyler Model ini dikembangkan dengan prinsip komprehensif yang mementingkan pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan itu sendiri harus diterima oleh pendidik yang lain. Dalam menentukan tujuan harus memperhatikan siswa, keadaan di luar sekolah, dan ilmu itu sendiri. Pengembangan model ini juga memperhatikan segi filsafat pendidikan dan psikologi pembelajaran. Model Tyler menekankan pada: 1. penghargaan terhadap kepentingan setiap individu sebagai manusia yang tidak memandang ras, suku, atau status sosial ekonomi, 2. kesempatan pada partisipasi yang luas pada semua tahap kegiatan kelompok sosial dalam masyarakat, 3. dorongan pada keberagaman daripada bergantung pada satu jenis kepribadian, dan 4. kepercayaan pada intelegensi sebagai metode pemecahan masalah penting daripada bergantung pada otoritas dari kelompok aristokratik. Tyler menjelaskan pentingnya gambaran psikologis yang menyatakan bahwa: 1. sebuah pengetahuan psikologi pembelajaran memungkinkan ditemukannya perubahan dalam kehidupan manusia yang dapat diharapkan sebagai hasil dari sebuah proses pembelajaran, 2. sebuah pengetahuan psikologi pembelajaran memungkinkan dibedakan tujuan yang baik, dan 3. psikologi pembelajaran memberi beberapa gagasan sepanjang waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sebuah tujuan. Model Tyler menggambarkan tiga langkah lebih dalam perencanaan kurikulum, yaitu pemilihan, pengorganisasian, dan pengevaluasian pengalaman belajar. Oleh karena itu, guru harus memberi perhatian pada pengalaman belajar berupa; (1) mengembangkan keterampilan berpikir, (2) membantu dalam pemerolehan informasi, (3) membantu dalam mengembangkan sikap sosial, dan (4) membantu mengembangkan minat.

2 B. Model Leyton Soto Model ini memperbaiki dari model Tyler. Dalam model ini terdapat tiga hal, yakni elemen dasar, proses dasar, dan konsep fundamental. Leyton Soto mengambarkan bahwa tujuan pengembangan kurikulum harus memperhatikan faktor psikologi. Faktor psikologi dapat diperoleh dari sumber pembelajaran, kehidupan kontemporer, dan subjek didik. Hal ini dimantapkan dengan kajian filsafat yang mendasari ketiga hal tersebut. Model Leyton Soto menggabungkan pada penyempurnaan dan klarifikasi. Artinya, bahwa tujuan diterapkan dalam aktivitas pembelajaran dan ketika proses belajar juga harus memperhatikan pengalaman yang pernah dialami peserta didik. Berdasarkan hal tersebut maka harus benar-benar diperhatikan pemilihan tujuan pembelajaran dan diorganisasikan dengan baik. Bila perlu dilakukan pengevaluasian pada setiap selesai pembelajaran. C. Model Taba Model ini menggunakan pendekatan induktif. Menurut Taba, guru merupakan komponen utama yang mengetahui karakteristik peserta didik, sehingga guru dapat menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh. Taba mengemukakan lima langkah dalam penyempurnaan kurikulum. 1. Guru menghasilkan unit belajar mengajar yang representatif. Hal ini melalui beberapa tahap menganalisis kebutuhan, menentukan tujuan yang akan dicapai, memilih isi secara tepat, menyusun isi secara runtut, memilih pengalaman belajar, menyusun dan menentukan aktivitas yang akan dilakukan dalam pembelajaran, menentukan berbagai hal yang berkaitan dengan evaluasi, serta melihat kembali keseimbangan dan urutannya. 2. Guru melakukan uji coba sebelum diberlakukan untuk seluruh proses pembelajaran 3. Guru melakukan revisi dan bekerja sama dengan guru yang lain 4. Guru mengembangkan kerangka kerja yang baik 5. Guru menghasilkan dan menyampaikan dalam unit-unit baru D. Model Saylor dan Alexander Model Saylor dan Alexander mengkonseptualisasikan proses perencanaan kurikulum dalam beberapa langkah. Langkah pertama menentukan tujuan kurikulum itu sendiri, menentukan sasaran kurikulum, dan menentukan ranah atau bagian yang akan dipelajari.

3 Langkah kedua membuat desain atau bentuk kurikulum itu sendiri. Desain ini dibuat oleh kelompok khusus, perencana yang bertanggung jawab kepada sekolah. Langkah ketiga menerapkan kurikulum itu dalam pengajaran. Dalam dokumen kurikulum ini mencakup alternatif cara yang disarankan, yaitu sumber, media, organisasi, keluwesan dan kebebasan yang lebih bagi guru dan siswa. Langkah keempat melakukan evaluasi terhadap pembelajaran kurikulum tersebut. Hal ini dilakukan untuk menentukan kemajuan siswa. Guru yang melakukan evaluasi harus dapat mempertanggungjawabkan hasilnya. Data evaluasi menjadi dasar bagi pengambilan keputusan untuk perencanaan berikutnya. Dari ketiga langkah terakhir terus dilakukan evaluasi dan umpan balik, agar pengembangan kurikulum yang dilakukan menjadi yang terbaik. E. Model Oliva Pengembangan kurikulum menurut Oliva memiliki tiga kriteria, model harus sederhana, model bersifat komprehensif, dan model mengikuti pendekatan sistem. Adapun pengembangan itu meliputi pernyataan filosofi, pernyataan tujuan, pernyataan sasaran, desain perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pertama sekali harus ditentukan dulu spesifikasi kebutuhan siswa pada umumnya dan spesifikasi kebutuhan masyarakat. Dari kedua hal tersebut ditentukan tujuan dan filosofi pendidikan. Pernyataan tujuan dan filosofi pendidikan termasuk memahami tentang spesifikasi kebutuhan dari setiap siswa, spesifikasi kebutuhan dari setiap komunitas, spesifikasi kebutuhan dari setiap subjek. Setelah itu menentukan spesifikasi tujuan kurikulum. Dalam spesifikasi tujuan kurikulum terdidi dari pemilihan strategi, pemilihan preliminasi dari evaluasi teknik, implementasi strategi, akhir seleksi dari teknik evaluasi, evaluasi instruksi, dan evaluasi kurikulum. Mendasarkan pada bagian-bagian sebelumnya, maka disusun spesifikasi objek kurikulum. Selanjutnya pengorganisasian dan pengimplentasian kurikulum dan dilanjutkan dengan spesifikasi tujuan instruksional. 2. Pengambangan Materi Ajar Hal-hal yang melatarbelakangi pentingnya guru mengembangkan materi ajar antara lain sebagai berikut. a. Menurut Pusat Perbukuan Nasional, rata-rata hanya 50% buku pelajaran memiliki kualitas yang memenuhi syarat untuk digunakan di sekolah. Buku-buku yang selama ini beredar tercatat hanya setengahnya yang memiliki kualitas. Buku haruslah berisi pengetahuan yang dapat menambah wawasan siswa. Hal ini diharapkan dapat

4 membantu siswa dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, ketika sudah lulus nanti. b. Buku pelajaran masih berisi kumpulan materi yang belum diolah secara berarti. Buku yang beredar bersifat monoton dari waktu ke waktu tanpa ada perubahan. Padahal buku yang baik tentu saja mengandung pengetahuan yang terus berkembang seiring perjalanan waktu. Buku harus berisi jawaban atau setidaknya informasi tentang hidup, baik secara umum maupun khusus. c. Dalam buku yang selama ini beredar, terdapat beberapa faktor yang kurang diperhatikan. Faktor itu dapat membantu kemenarikan, ketertaatan, kemudahan, keberdayaan berpikir, dan kreativitas. Faktor kemenarikan sebuah buku belum dikembangkan secara maksimal, sehingga buku terkesan monoton dan membosankan. Demikian juga dengan faktor ketertaatan. Faktor ini dapat terlihat pada buku-buku yang tidak mengikuti aturan, baik dari segi isi maupun format. Faktor lain yang harus lebih dikembangkan adalah kemudahan. Artinya, isi buku haruslah mudah dimengerti dan buku juga mudah untuk didapatkan. Salah satu faktor yang menyebabkan buku sulit untuk dipahami adalah penggunaan bahasa yang kurang baik. Faktor utama sekaligus sebagai tujuan dari sebuah buku adalah membangun kebudayaan berpikir yang lebih baik. Diharapkan setelah membaca buku, pembaca dalam hal ini siswa termotivasi dan terpacu untuk berpikir lebih kritis. Diharapkan dari hal tersebut menyebabkan siswa menjadi kreatif dan inovatif. 3. Desain Pelajaran Bahasa Seperti layaknya dalam menyampaikan sesuatu, maka perlu dipersiapkan terlebih dahulu halhal yang akan disampaikan. Hal ini sebagai wujud persiapan yang diharapkan dapat mencapai hasil sesuai target. Terdapat delapan langkah dalam mendisain pelajaran bahasa sebagai berikut. a. Defining The Context Pertama mendefinisikan konteks. Pada langkah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, pertama orang-orang atau peserta didik yang akan belajar bahasa, misalnya siapa saja dan berapa jumlahnya. Selain itu, juga harus memperhatikan waktu atau kapan disain itu akan disampaikan. Perlu diperhatikan juga latar tempat yang akan digunakan. Faktor yang tidak kalah penting adalah kemampuan yang dimiliki guru. Faktor terakhir adalah proses pembelajaran itu sendiri dan institusi atau lembaganya.

5 b. Articulating Beliefs Langkah kedua yang harus diperhatikan adalah faktor keyakinan atau pemahaman tentang bahasa. Dalam hal ini meliputi pengertian tentang bahasa itu sendiri, bagaimana belajar bahasa, bagaimana mengajarkan bahasa, dan bahasa dalam konteks sosial. c. Assessing Needs Langkah ketiga yaitu menilai kebutuhan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, tujuan analisis, untuk siapa analisis itu dibuat, siapa yang menjadi target, bagaimana mengadministrasikan, bagaimana prosedur untuk menganalisisnya, menilai kebutuhan dengan menggunakan atau memanfaatkan informasi yang telah diperoleh. d. Formulating Goals and Objectives Langkah keempat menentukan tujuan dan objek pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran menurut Richards menyangkut ketersediaan fasilitas, pengajar, latar belakang pendidikan dan kompetensi pengajar, penanggung jawab perubahan implementasi dan pengawasan program, waktu yang tersedia, dan kekurangan-kekurangan program yang ada. Adapun tujuan dari pembelajaran bahasa secara umum adalah mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, serta memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. Sementara tujuan pembelajaran sastra secara umum adalah menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, serta menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia. e. Designing Syllabuses Langkah selanjutnya merancang silabus. Dalam bagian ini yang perlu diperhatikan adalah konsep silabus, model kurikulum, jenis silabus, dan perbedaan kurikulum dan silabus. Konsep kurikulum berarti hakikat atau pengertian kurikulum. Saat ini kurikulum yang berlaku adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini dikembangkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan.

6 Sedangkan model kurikulum terdiri dari model dualistik, model saling mengunci, model konsentrik, dan model siklus. Jenis silabus terdiri dari silabus gramatikal, silabus leksikal, silabus fungsional, silabus situasional, silabus topical, silabus berbasis kompetensi, silabus keterampilan, silabus tugas, silabus berbasis teks, dan silabus terintegrasi. f. Developing Materials Langkah ini menitikberatkan pada pengembangan materi pembelajaran. Materi pembelajaran perlu memperhatikan hakikat materi dengan materi yang sudah dimodifikasi, mengevaluasi buku teks atau buku ajar, mengadaptasi buku teks, dan menulis buku teks. Buku ajar merupakan faktor penting dalam pembelajaran yang efektif, maka buku-buku yang telah ada perlu dikaji dan diperbaiki. Hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. g. Determining Methodology Langkah selanjutnya menentukan metode pembelajaran. Adapun yang perlu diperhatikan dalam menyusun metode, adalah memahami arti penting sebuah pendekatan atau metode, perlu memperhatikan metode pembelajaran bahasa, mengetahui berbagai perkembangan metode sesuai dengan sistuasi dan kondisi, berbagai perkembangan metode pengajaran berdasarkan refleksi guru, serta metode pembelajaran secara efektif. h. Designing an Assessment Plan Langkah terakhir merancang atau menyusun rencana pembelajaran sesuai kebutuhan. Kebutuhan siswa dan kebutuhan lingkungan. 4. Buku Pelajaran Buku pelajaran merupakan komponen penting dalam keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan kualitas buku yang digunakan dalam belajar. Berikut ini ciri-ciri buku pelajaran yang baik menurut Jack C. Richards dan Tomlinson. Buku pelajaran merupakan salah satu bagian dari bahan ajar. Buku pelajaran disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis buku pelajaran adalah: menimbulkan minat baca, ditulis dan dirancang untuk siswa, menjelaskan tujuan instruksional,

7 disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel, struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai, memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih, mengakomodasi kesulitan siswa, memberikan rangkuman, gaya penulisan komunikatif dan semiformal, kepadatan mendasarkan pada kebutuhan siswa, dikemas untuk proses instruksional, mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa, dan menjelaskan cara mempelajari bahan ajar. Menurut Jack C. Richards dan Tomlinson buku pelajaran juga bisa diartikan sebagai sarana berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan menggunakan media bahasa. Tentu saja hal ini lebih sulit daripada ketika menggunakan media lisan. Dalam komunikasi lisan, penggunaan bahasa lebih hidup dan lebih variatif. Komunikasi juga lebih hidup. Hal ini berbeda dengan buku pelajaran yang menggunakan media tulis atau bahasa tulis. Menurut Richards dan Tomlinson, buku pelajaran yang baik harus dapat mengkomunikasikan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Supaya materi dapat diterima dengan baik, maka buku pelajaran harus menarik. Kemenarikan buku pelajaran dapat ditempuh dari berbagai hal, salah satunya adalah bahasa yang digunakan harus inovatif. Bahasa yang inovatif berarti bahasa yang mengandung kebaruan, sehingga siswa tidak cepat bosan dalam membaca. Selain baru, inovatif bisa diartikan dengan bahasa-bahasa yang segar dan mudah dimengerti. 5. Materi Pelajaran VS Pembelajaran Efektif Hubungan materi pelajaran dengan pembelajaran yang efektif sangat terkait. Pembelajaran merupakan aktivitas kompleks yang melibatkan banyak faktor. Faktor-faktor penting dalam pembelajaran adalah lembaga atau sekolah, guru, proses pembelajaran, dan pembelajar. Faktor pembelajar mencakup pemilihan model pembelajaran, pengembangan mutu pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan faktor proses pembelajaran meliputi; pertama, pemahaman siswa tentang kegiatan belajar. Pada bagian ini berisi tentang tujuan dan ruang lingkup materi. Kedua, pandangan siswa tentang belajar, baik kelompok maupun

8 individu. Ketiga, gaya belajar. Keempat, motivasi yang melatarbelakangi siswa dalam belajar. Kelima, dukungan belajar belajar, baik berupa fasilitas maupun balikan. Faktor pemahaman siswa tentang kegiatan belajar salah saunya berupa penguasan terhadap materi pelajaran. Pemilihan materi pelajaran perlu memperhatikan hal-hal berikut ini. Potensi peserta didik. Relevansi dengan karkteristik daerah. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik. Kebermanfaatan bagi peserta didik. Struktur kelimuan. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan. Alokasi waktu. Pembelajaran yang efektif merupakan proses belajar mengajar yang antara rencana pembelajara sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran dan hasilnya memuaskan. Jadi, ada kesesuaian antara rencana dengan kenyataan. Supaya proses belajar mengajar efektif, maka perlu diperhatikan faktor-faktor pendukung proses belajar tersebut. Sehingga tampak jelas bahwa materi pembelajaran yang baik akan menentukan efektivitas pembelajaran itu sendiri. Semakin baik materi pembelajaran yang disampaikan, maka semakin efektif pembelajaran itu. DAFTAR REFERENSI Dubin, Fraida dan Elite Olshtain Course Design, Developing Programs and Materials for Language Learning. USA: Cambridge University Press Isjoni, Ed Model-Model Pembelajaran Mutakhir: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jerome S. Arcaro Kurikulum Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Oliva, Peter F Developing The Curriculum. Boston. Riant Nugroho Pendidikan Indonesia: Harapan, Visi, dan Strategi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sarwiji Suwandi Kurikulum dan Pengembangan Materi Ajar. Surakarta: PPs UNS Silberman, Melvin L Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia Wina Sanjaya Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ditempuh siswa di Sekolah Dasar. Tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia yakni 1. Berkomunikasi

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan

Lebih terperinci

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, budaya, dan bahasa.

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoretis saja, tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang

Lebih terperinci

TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI

TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI Ali Manshur Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Banyuwangi Abstrak Kegiatan membaca pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan pendidikan. Mempelajari bahasa Indonesia, berarti ikut serta menjaga dan melestarikan bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013 Ali Manshur Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia ABSTRAK: Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan. Keterampilan yang tidak hanya dipahami hanya sekedar proses pengungkapan gagasan atau cara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN DISKUSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII C SMP N 2 RANDUBLATUNG TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

Feri.blogs.uny.ac.id MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM. nama :feri dwi haryanto/

Feri.blogs.uny.ac.id MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM. nama :feri dwi haryanto/ MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM nama :feri dwi haryanto/15105241029 Feri.blogs.uny.ac.id Model adalah pola-pola penting yang berguna sebagai pedoman untuk melakukan suatu tindakan. Model dapat ditemukan

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM Oleh Fauzan AlghiFari / 15105241008 / TP-B http://fauzanfari.blogs.uny.ac.id Model adalah pola-pola penting yang berguna sebagai pedoman untuk melakukan suatu tindakan. Model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, khususnya

Lebih terperinci

Model-Model Pengembangan Kurikulum

Model-Model Pengembangan Kurikulum Starlet Gerdi Julian / 15105241034 / http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/?page_id=239 Model-Model Pengembangan Kurikulum Model adalah pola-pola penting yang berguna sebagai pedoman untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada hakikatnya merupakan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat pen-ting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) merupakan wujud, langkah, upaya untuk meningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan kurikulum berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP. Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia

PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP. Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA fungsi bahasa sebagai alat komunikasi daripada pembelajaran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan yang penting dalam dunia pendidikan dan merupakan penunjang dalam semua bidang studi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Menulis a. Pengertian Kemampuan Menulis Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Koentjaraningrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta dalam tingkah laku tertentu dan dalam kondisi-kondisi tertentu sehingga

BAB I PENDAHULUAN. serta dalam tingkah laku tertentu dan dalam kondisi-kondisi tertentu sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran di sekolah sangat mengharapkan keberhasilan peserta didik. Keberhasilan itu akan tercapai jika guru secara cermat melakukan proses pembelajaran secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan sehari-hari dalam lingkungan sekolah siswa tidak akan terlepas dengan aktifitas menulis. Hal tersebut dikarenakan dari menulis siswa memindahkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia 2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Yunanto (2004: 55) menyebutkan bahwa bahasa Indonesia merupakan materi belajar yang melibatkan anak dalam ketrampilan-ketrampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia sebagai upaya untuk memajukan peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan seiring dengan kemajuan zaman.

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teoretis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi, (1). Bahasa Indonesia, (2). Metode Talking Stick, (3). Hasil belajar. 2.1.1. Bahasa Indonesia Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang secara luas dikenal di masyarakat adalah pendidikan dalam arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya dilakukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR DEVI ANJARSARI 158620600023/6/B1-PGSD/Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Devianjarsari1996@gmail.com

Lebih terperinci

DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Tri Widiatmi Mahasiswa Program Studi S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah, baik pada tingkat dasar, tingkat menengah, maupun tingkat atas. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa untuk menguasai kebahasaan, keterampilan berbahasa, dan bersastra. Hal tersebut selaras dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan proses interaksi yang intensif antar berbagai komponen sistem pembelajaran yaitu guru, siswa, materi belajar, dan lingkungan. Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA Amelia Pratiwi 1, Dede Tatang Sunarya 2, Nurdinah Hanifah 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM. Oleh : Nisa Muktiana/ nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM. Oleh : Nisa Muktiana/ nisamuktiana.blogs.uny.ac.id MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM Oleh : Nisa Muktiana/15105241036 nisamuktiana.blogs.uny.ac.id Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendasain (designing), menerpakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu masa atau era yang disebut dengan era globalisasi. Dalam era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. suatu masa atau era yang disebut dengan era globalisasi. Dalam era globalisasi ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat pesat terutama dalam bidang informasi begitu cepat, sehingga informasi yang terjadi di dunia, dapat kita ketahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan (1) berkomunikasi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan (1) berkomunikasi secara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia sangat diperlukan untuk membimbing siswa dalam mengenal bahasa yang baik sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar

Lebih terperinci

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Program Bahasa ini berorientasi pada hakikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN [1]

BAB I PENDAHULUAN [1] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan buku ajar kimia sekolah Menengah Atas (SMA) melalui inovasi materi pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 sangat perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia sedang gencar-gencarnya dibenahi. Salah satunya yaitu pembaharuan sistem kurikulum guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam 1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai kedudukan yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu memiliki kompetensi pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini adalah Taman Kanak Kanak (TK) seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27

Lebih terperinci

Pengembangan Silabus

Pengembangan Silabus Pengembangan Silabus Pegertian Landasan Prinsip pengembangan Unit Waktu Pengembangan Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus Contoh Silabus Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan dua aspek utama demi tercapainya keberhasilan tujuan pembelajaran; dimana keduanya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi antarsesamanya, yaitu dengan berkomunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan aspek penting bagi kehidupan manusia. Di dalam kehidupan sehari-hari, bahasa digunakan sebagai alat komunikasi ketika manusia berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan penting pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pembelajaran di sekolah dapat melatih keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah program kegiatan yang terencana disusun guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu kurikulum yang pernah berjalan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan merupakan penunjang keberhasilan siswa dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi OLEH: ASTRI ASTUTI K 4305006 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memjawab tantangan-tantangan yang terjadi dimasyarakat. Tantangan-tantangan

I. PENDAHULUAN. memjawab tantangan-tantangan yang terjadi dimasyarakat. Tantangan-tantangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis di dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan pembangunan sehingga dapat memjawab tantangan-tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi dunia pendidikan. Bahasa merupakan sebuah jembatan bagi pemerolehan ilmu-ilmu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang penting untuk mempersatu kan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang penting untuk mempersatu kan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang penting untuk mempersatu kan seluruh bangsa. Maka dari itu, belajar bahasa Indonesia berarti belajar berko munikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki anak untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Untuk itu, kemampuan berbicara harus dipupuk sejak dini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting untukmempersatukan seluruh bangsa. Oleh karena itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a)berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi sebagai media pendidikan yang diharapkan mampu mendorong masyarakat dalam menggunakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa dan bertujuan agar peserta didik mampu dan terampil berkomunikasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib dan utama diajarkan di Sekolah Dasar. Dengan belajar Bahasa Indonesia, maka siswa diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Bahasa menjadi sarana dalam berkomunikasi dan penunjang dalam pembelajaran. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran juga dapat

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2005

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2005 IMPLEMENTASI KURIKULUM Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2005 PEMBELAJARAN 1. Pembelajaran merupakan wujud implementasi i kurikulum. 2. Beuchamp (1975: 164) mengartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di arahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, seseorang belajar bahasa karena didorong oleh kebutuhan. melalui bahasa baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, seseorang belajar bahasa karena didorong oleh kebutuhan. melalui bahasa baik secara lisan maupun tertulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, dalam standar kompetensi dalam Kurikulum 2004,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan sertameningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan merupakan proses yang

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki untuk dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

Model-Model Pengembangan Kurikulum

Model-Model Pengembangan Kurikulum Model-Model Pengembangan Kurikulum Oleh : Putri Siti Nadhiroh/15105244005 Putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id Kaitan Desain dengan Model Tyler Taba Wheeler Dsb Desain Kurikulum Subject Compet Soc F Pribadi Ind.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan telah diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu gagasan atau informasi dari pihak pembicara atau penulis kepada pihak pendengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak sehingga menjadikan anak lebih tanggap terhadap lingkungan di sekelilingnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki 4 (empat) kompetensi, yakni kompetensi membaca, menulis, menyimak, dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki 4 (empat) kompetensi, yakni kompetensi membaca, menulis, menyimak, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui bahasa tiap orang dapat mengungkapkan dan mengekspresikan apa yang telah dipikirkan, dilihat, dialami, dan dirasakan. Dalam belajar berbahasa, siswa

Lebih terperinci