PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL TETAP DOMESTIK BRUTO DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL TETAP DOMESTIK BRUTO DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA."

Transkripsi

1 PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL TETAP DOMESTIK BRUTO DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Euis Eti Sumiyati Abstract: The purpose of this study is to analyze the influence factors of Gross Domestic Fixed Capital Formation and the number of Labor to economic growth in Indonesia. The results showed that the Gross Domestic Fixed Capital Formation and the number of Labor has a significant influence on economic growth in Indonesia either partially or simultaneously. In other words, both factors have an important role in enhancing economic growth which is the labor factor gives even greater role than the factors of Gross Domestic Fixed Capital Formation. This can be seen from the direction of the regression coefficient means that when the use of labor increased by 1%, ceteris paribus, economic growth increased by approximately 1.37%. Whereas if the Gross Domestic Fixed Capital Formation increased by 1%, ceteris paribus, economic growth increased by about 0.37% only. Kata Kunci: Gross Domestic Fixed Capital Formation, Labor, Economic Growth Abstrak: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto dan jumlah Tenaga Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia baik secara parsial maupun simultan. Dengan kata lain, kedua faktor tersebut mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi bahkan faktor tenaga kerja memberikan peran yang lebih besar dibandingkan faktor Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto. Hal ini dapat diketahui dari nilai koefisien arah regresi yang mempunyai arti bahwa apabila penggunaan tenaga kerja meningkat 1%, ceteris paribus, maka pertumbuhan ekonomi meningkat sekitar 1,37%. Sedangkan apabila Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto meningkat sebesar 1%, ceteris paribus, maka pertumbuhan ekonomi meningkat sekitar 0,37% saja. Kata Kunci: Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, Tenaga Kerja, Pertumbuhan Ekonomi 1

2 PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai di dalam proses pembangunan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari target pertumbuhan yang selalu ditetapkan pemerintah secara eksplisit dalam perencanaan program pembangunan ekonomi setiap tahunnya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu negara, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Sebagai konsekuensinya, pemerintah kurang memperhartikan pola pembagian dari pertumbuhan itu sendiri (distribusi pendapatan), yang mengakibatkan kesenjangan pendapatan antara kelompok kaya dengan kelompok miskin membesar seperti yang terjadi selama periode Orde Baru, bahkan sampai dengan saat ini perekonomian Indonesia masih menghadapi permasalahan ketidakmerataan pendapatan. Sejak tahun 1991 hingga krisis ekonomi terjadi yang diawali oleh krisis rupiah pada pertengahan tahun 1997, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Selama periode , rata-rata pertumbuhan per tahun antara 7,6% per tahun yang membuat Indonesia termasuk negara ASEAN dengan pertumbuhan yang tinggi. Dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi ini rata-rata pendapatan per kapita di Indonesia naik pesat setiap tahun, yang pada tahun 1993 sudah melewati angka USD 800. Tetapi akibat krisis, pendapatn per kapita menurun drastis ke USD 640 tahun 1998 dan USD 580 tahun Tahun 1998 krisis ekonomi Indonesia mencapai klimaksnya dengan laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto negatif 13,1%. Pada tahun-tahun selanjutnya meski positif, namun pertumbuhan ekonomi relatif rendah 2

3 dibandingkan rata-rata periode sebelum krisis. Hal yang menarik pada periode adalah adanya paradoks pertumbuhan-pengangguran yaitu laju pertumbuhan ekonomi meningkat, namun laju pengangguran juga meningkat sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut ini: Tabel 1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran Di Indonesia Periode Tahun Pertumbuhan Ekonomi ( %) Tingkat Pengangguran (% ) 1998 (13.13) Sumber: World Bank dan BPS berbagai edisi Mengacu pada teori ekonomi yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh semakin banyaknya output nasional, yang mengindikasikan semakin banyaknya orang yang bekerja. Dengan demikian seharusnya mengurangi pengangguran. Lalu mengapa pertumbuhan ekonomi meningkat namun pengangguran juga cenderung meningkat. 3

4 Faktor lain yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah investasi kapital yang dapat diindikasikan oleh pembentukan modal tetap bruto. Dengan demikian modal fisik dan modal manusia relevan sebagai faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi, sebagaimana juga dinyatakan dalam teori-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku, entrepreneurship, dan energi. Faktor-faktor tersebut akan menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang (Tulus Tambunan, 2001). Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk mengkaji secara empiris mengenai faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Adapun judul penelitian adalah PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL TETAP DOMESTIK BRUTO DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pembentukan modal tetap bruto dan jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia baik secara parsial maupun simultan. Pendekatan teori pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Model Pertumbuhan Solow. Model ini diambil dari fungsi produksi agregat (Dornbusch, Fischer, dan Starz, 2004): Y = A.F(K,L) Dimana Y adalah output nasional, K modal (kapital) fisik, L tenaga kerja, dan A merupakan teknologi. Faktor penting yang mempengaruhi pengadaan modal fisik adalah investasi. 4

5 Modal fisik dan modal manusia (human capital) merupakan salah satu faktor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Dengan modal manusia yang berkualitas kinerja ekonomi diyakini juga akan lebih baik. Kualitas modal manusia ini misalnya dilihat dari tingkat pendidikan, kesehatan, ataupun indikator indikator lainnya sebagaimana dapat dilihat dalam berbagai laporan pembangunan manusia yang dipublikasikan oleh Badan PBB untuk Pembangunan Manusia (UNDP). Dengan kata lain, peningkatan kualitas modal manusia diharapkan juga akan memberikan manfaat dalam mengurangi ketimpangan antardaerah yang merupakan persoalan pelik bagi negara dengan wilayah yang luas dan tingkat keragaman sosial ekonomi yang tinggi. Antara modal manusia dan pertumbuhan ekonomi sebetulnya terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Kendati demikian kajian yang ada pada umumnya lebih mengamati pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi. Sejumlah studi mengenai sumber daya manusia yang diungkap dalam Meier dan Rauch (2000), misalnya, juga lebih menonjolkan aspek pengaruh dari modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu pula dengan studi-studi yang relatif baru lainnya, seperti Kreuger dan Lindahl (2000) yang mengkaji kembali pengaruh pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tingkat pembangunan manusia yang tinggi akan mempengaruhi perekonomian melalui peningkatan kapabilitas penduduk dan konsekuensinya adalah juga pada produktifitas dan kreatifitas mereka. Pendidikan dan kesehatan penduduk sangat menentukan kemampuan untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baik dalam kaitannya dengan teknologi 5

6 sampai kelembagaan yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan pendidikan yang baik, pemanfaatan teknologi ataupun inovasi teknologi menjadi mungkin untuk terjadi. Begitu pula, modal sosial akan meningkat seiring dengan tingginya pendidikan. Seperti diungkapkan oleh Meier dan Rauch (2000), pendidikan, atau lebih luas lagi adalah modal manusia, dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan. Hal ini karena pendidikan pada dasarnya adalah bentuk dari tabungan, menyebabkan akumulasi modal manusia dan pertumbuhan output agregat jika modal manusia merupakan input dalam fungsi produksi agregat. Tentu dalam kaitan itu juga penting adanya investasi dan distribusi pendapatan. Dengan distribusi pendapatan yang baik membuka kemungkinan bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini karena dengan meratanya distribusi pendapatan maka tingkat kesehatan dan juga pendidikan akan lebih baik dan pada gilirannya juga akan memperbaiki tingkat produktifitas tenaga kerja. Studi Alesina dan Rodric ( Meier dan Rauch, 2000) menemukan bahwa distribusi pendapatan yang tidak merata berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi. Adapun investasi juga memungkinkan sumber daya manusia untuk bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, pengaruh pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi akan lebih meyakinkan jika memang sudah ada kebiasaan untuk mendukung pendidikan yang baik yang juga ditentukan oleh tahapan pembangunan itu sendiri. Selain itu, pengaruh positif dari pembangunan manusia tersebut akan kuat jika terdapat tingkat investasi yang tinggi, distribusi pendapatan yang lebih merata, dukungan untuk modal sosial yang lebih baik, serta kebijakan ekonomi yang lebih memadai. 6

7 Blankenau, WF and Simpson, N.B (2004) menyelidiki bagaimana pengaruh pengeluaran publik untuk pendidikan tehadap pertumbuhan ekonomi GCC countries (Gulf Cooperation Council) dengan negara-negara anggotanya adalah Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, UEA (United Arab Emirates) dengan menggunakan time series data selama periode Analisis data menggunakan Granger Causality Test dengan Error Correction Framework. Hasil empiris menunjukkan bahwa hubungan kausalitas antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi merupakan hubungan dua arah yang dapat menolak premis dari banyak literatur yang menyatakan ada hubungan kausalitas satu arah dari modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa sifat hubungan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi tidak dapat digeneralisasi antar berbagai negara. Sehingga untuk memahami hubungan yang kompleks antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut, diperlukan kesamaan kebijakan dan kesamaan kondisi lingkungan sosial ekonomi dengan menggunakan time series data. Hasil Empiris akan lebih bermanfaat jika peneliti dapat mengembangkan ukuran-ukuran yang lebih akurat terhadap modal manusia lebih daripada yang ada. Qaisar Abbasa dan James Foreman-Peck (2007) telah mengkaji bagaimana hubungan dan pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di Pakistan selama periode Secara lebih rinci, Faktor-faktor yang dianggap sebagai penentu pertumbuhan ekonomi antara lain adalah stok modal riil per pekerja, angkatan kerja yang bekerja, tingkat melek huruf per pekerja, stok 7

8 modal manusia (pada secondary level) per pekerja, pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan (% dari GDP) dan multifaktor produktivitas. Sedangkan Wibisono (2001) memasukkan variabel-variabel educational attaintment (diukur dengan tingkat pendidikan yang berhasil ditamatkan), angka harapan hidup (life expectancy), tingkat fertilitas (fertility rate), tingkat kematian bayi (infant mortality rate), laju inflasi dan juga variabel boneka regional terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Dari estimasi-estimasi yang dilakukan, diperoleh temuan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan adalah pendidikan, angka harapan hidup, dan tingkat kematian bayi. Sedangkan tingkat fertilitas dan laju inflasi memberikan efek negatif terhadap tingkat pertumbuhan pendapatan. Kedua studi di atas juga mengkonfirmasi bahwa modal manusia (human capital) dalam bentuk pendidikan maupun kesehatan mempunyai kontribusi penting dalam pertumbuhan ekonomi dan berarti juga berguna untuk mempercepat proses pemerataan pendapatan antarpropinsi. Temuan ini akan makin lengkap bila pengaruh dari pertumbuhan ekonomi sendiri terhadap pembangunan manusia juga dikaji. Aloysius Gunadi Brata (2002) telah mengkaji hubungan antara modal manusia dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan ekonomi. Adapun variabel yang diduga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain adalah, pembentukan modal tetap domestik bruto, Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Gini, Rasio minyak dan gas terhadap PDRB, Dummy variabel (daerah yang mengalami konflik dan tidak mengalami konflik) dan Rata-rata lama sekolah perempuan. 8

9 Estimasi tersebut dengan menggunakan metode Two Stage Least Square. Hasil estimasinya menunjukkan bahwa dalam model IPM, variabel Produk Domestik Regonal Bruto (PDRB) terbukti sangat signifikan pengaruhnya terhadap tingkat pembangunan manusia yang dilihat dari IPM. Variabel lainnya yang berpengaruh signifikan terhadap pembangunan manusia yaitu lama pendidikan sekolah perempuan. Adapun dalam estimasi model pertumbuhan ekonomi (PDRB), diketahui bahwa tingkat pembangunan manusia yang tinggi memberikan manfaat positif bagi pertumbuhan ekonomi. Begitu pula dengan variabel tingkat investasi. Propinsi yang memiliki sumber migas terbukti juga memperoleh keunggulan dalam pertumbuhan ekonomi. Hasil estimasi ini memberikan buktib adanya hubungan dua arah antara pembangunan manusia dan pembangunan ekonomi regional di Indonesia, termasuk di masa krisis. Rasidin K. Sitepu dan Bonar M. Sinaga (2002), telah menganalisis dampak investasi sumberdaya manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia. Analisis menggunakan kombinasi model Komputasi Keseimbangan umum dan metode Foster-Greer-Thorbecke. Investasi sumberdaya manusia diwakili oleh pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa investasi sumberdaya manusia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan rumahtangga. Indeks rasio kemiskinan, indeks kesenjangan dan indeks intensitas kemiskinan juga menurun, kecuali untuk rumahtangga bukan angkatan kerja di kota. Investasi sumberdaya manusia untuk pendidikan memberi manfaat lebih besar bagi rumahtangga perdesaan dibandingkan dengan rumahtangga perkotaan, terutama untuk rumahtangga buruh pertanian dan 9

10 pengusaha pertanian di perdesaan, sedangkan investasi kesehatan memberi manfaat lebih besar bagi rumahtangga bukan pertanian golongan atas di kota. Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, spesifikasi model penelitian ini sebagai berikut: PDB = f( PMTDB, TK) Dimana PDB PMTDB TK Hipotesis = Produk Domestik Bruto = Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto = Jumlah Tenaga Kerja dalam penelitian ini adalah bahwa faktor pembentukan modal tetap domestik bruto dan jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia baik secara parsial maupun simultan. METODE Model penelitian ini didasarkan pada model pertumbuhan ekonomi Solow dan Romer. Spesifikasi model penelitian ini dinyatakan dalam model persamaan regresi sebagai berikut: LnPDB = α 0 +α 1 LnPMTDB + α 2 LnTK + Ɛ Dimana PDB PMTDB TK Ɛ = Produk Domestik Bruto dalam nilai logaritma natural = Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto dalam nilai logaritma natural = Jumlah Tenaga Kerja dalam nilai logaritma = error term 10

11 Untuk menaksir parameter dari persamaan diatas, yaitu menggunakan metode Ordinary Least Squared (LS) dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Dari persamaan regresi di atas, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis signifikansi parameter yang dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun bentuk pengujiannya sebagai berikut: 1. Pengujian parsial untuk koefisien variabel pembentukan modal tetap domestik bruto H0 : 1 = 0 (pembentukan modal tetap domestik bruto tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia) H1 : 1 0 (pembentukan modal tetap domestik bruto berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonnesia) 2. Pengujian parsial untuk koefisien variabel jumlah tenaga kerja H0 : 2 = 0 (jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia) H1 : 2 0 (jumlah tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia) Batasan untuk menolak atau tidak menolak Ho adalah dengan menggunakan uji t atau membandingkan hasil signifikansi setiap parameter dengan 0,05. Apabila nilai sig. lebih besar dari 0,05 maka Ho tidak ditolak dan sebaliknya apabila lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. 3. Pengujian simultan 11

12 H0 : 1 = 2, pembentukan modal tetap domestik bruto dan jumlah tenaga kerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ) H1 : 1 2, pembentukan modal tetap domestik bruto dan jumlah tenaga kerja secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ) Batasan untuk menolak atau tidak menolak Ho adalah dengan menggunakan uji F atau membandingkan hasil signifikansi dengan 0,05. Apabila nilai sig. lebih besar dari 0,05 maka Ho tidak ditolak dan sebaliknya apabila lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Uji Asumsi Klasik Dalam estimasi persamaan regresi, agar estimator yang dihasilkan bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi (Gujarati, 2003) Y dan X berhubungan linier dalam parameter Rata-rata dari residual = nol Varian dari residual konstan (homoskedastisitas) Tidak ada hubungan antar residual (tidak ada autokorelasi) Residual berdistribusi normal Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas dan uji autokorelasi. 1. Normalitas 12

13 Pemeriksaan terhadap asumsi kenormalan dimaksudkan untuk mengetahui distribusi sisaan (residual). Secara teori dapat dibuktikan bahwa E (ξi) = 0. Seperti telah diketahui bahwa : Model regresi populasi Yi = βo + β1x1i +ξi Model regresi taksiran Ŷi βo + β1x1i Sehingga ξi = Yi Ŷi= Yi E(Yi) E(ξi )= E(Yi)-E(E(Yi) = E(Yi) - E(Yi) =0 Cara yang paling sederhana untuk mengetahui kenormalan suatu distribusi adalah dengan membuat histogram sisaan dan membandingkannya dengan distribusi normal. Cara pengujian lain bisa mengggunakan Jarque-Bera Statistics (JB) dengan memanfaatkan Eviews 6.0. Tahapan uji kenormalan adalah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis Ho : ξi mengikuti distribusi normal H1 : ξi tidak mengikuti distribusi normal b. Menentukan tingkat signifikansi pengujian (α) c. Mencari nilai JB-statistics dengan formula sebagai berikut : dimana n adalah banyaknya observasi dan k adalah banyaknya variable bebas S adalah ukuran kemencengan kurva (Skewness) 13

14 K adalah ukuran keruncingan kurva (Kurtosis) d. Membandingkan nilai JB-statistics dengan χ 2 df JB-stat χ2 df, berarti terima Ho > χ2 df, berarti tolak Ho Pengujian juga bisa dilakukan dengan membandingkan nilai Prob (JB-stat) Prob (JB-stat) α berarti terima Ho < α berarti tolak Ho 2. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas didefinisikan sebagai variasi error peramalan tidak sama untuk semua pengamatan [E(u 2 i)= 2 i ] Cara mendeteksi, dapat dilakukan dengan berbagai cara : a. plot e 2 i terhadap yi atau xi, tidak disarankan karena keterbatasan pengamatan b. menggunakan uji statistik White Heteroscedasticity dengan hipotesis: Ho : Tidak terdapat heteroskedastisitas (ada homoskedastisitas) H1 : Terdapat Heteroskedastisitas 14

15 Nilai white test akan mengikuti distribusi chi-square dengan df sebanyak variable bebasnya. Jika nilai n*r 2 2 keputusannya adalah terima Ho (begitu juga sebaliknya) c. Akibat yang ditimbulkan jika asumsi tersebut dilanggar: nilai koefisien un-biased varians estimasi koefisien regresi tdk minimal lagi, sehingga cenderung menghasilkan keputusan bahwa variable yang diuji tidak signifikan pengaruhnya. Yang perlu diperhatikan adalah, jika dalam suatu model regresi ada masalah heteroskedastisitas sementara hasil pengujian parsial (ujit) dan overall (uji-f) menunjukkan bahwa pengaruhnya signifikan maka masalah tersebut tidak perlu diatasi d. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan beberapa cara: transformasi ke dalam bentuk double log, weighted least square atau menggunakan GLS (Generalized Least Square) 3. Multikolinearitas Multikolinearitas didefinisikan sebagai adanya keterkaitan/korelasi yang kuat antar variable bebas. Untuk mendeteksinya dapat dilakukan dengan berbagai cara: R 2 yang cukup tinggi, hasil pengujian overall signifikan namun hasil pengujian parsial semua atau beberapa tidak signifikan; bisa juga menggunakan matriks korelasi, jika nilainya lebih dari 0.75 maka bisa diasumsikan terjadi multikolinieritas. 15

16 Akibat yang ditimbulkan hampir sama dengan heteroskedastisitas dan tanda koefisien regresi bisa berubah (yang seharusnya (+) menjadi ( ) atau sebaliknya). Untuk mengatasinya : tidak perlu dilakukan perbaikan karena estimatornya masih bersifat BLUE (dengan catatan seluruh hasil pengujian signifikan) mengeluarkan variabel bebas yang menyebabkan mulkolinieritas (perlu ketelitian dan pengalaman), menggabungkan data cross-section dengan data time series (semakin banyak data, multikolinieritas akan cenderung turun), tranformasi variable (first difference) distributed lag model, atau principal component analysis. 4. Autokorelasi Autokorelasi didefinisikan sebagai adanya korelasi antara data-data pengamatan, munculnya suatu data dipengaruhi data sebelumnya. Kondisi ini umumnya terjadi pada data time series, sementara pada data cross section tidak terjadi. Untuk mendeteksinya dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara : Menggunakan statistik Durbin-Watson (DW-Stat) dengan aturan sebagai berikut: Auto (+) Grey Tdk Ada Grey Auto (-) 16

17 0 dl du 2 4-dU 4-dL 4du DW-stat, tidak valid untuk digunakan apabila model mengandung lag dependent variable. Menggunakan Correlograms dan Q stats, jika tidak ada autokorelasi maka nilai ACF, PACF pada seluruh lag mendekati Nol dan seluruh Q-stat tidak signifikan. Uji statistik yang lebih powerfull adalah menggunakan Breusch-Godfrey (BG) Test. Nilai statistik dari BG-test (obs*r-squared) akan mengikuti distribusi Chisquare dengan df sebanyak lagnya. Secara umum hipotesis yg digunakan adalah : Ho : 1 = 2 =.. = I = 0 H1 : 1 = 2 =.. = I 0 Jika nilai obs*r 2 maka tidak ada autokorelasi Akibat yang ditimbulkan jika terjadi autokorelasi adalah meskipun hasil estimasinya unbiased, namun standar error koefisien regresinya terlalu rendah sehingga hasil pengujian secara parsial cenderung signifikan. Untuk mengatasi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan beberapa cara : Mentransformasi variable terikat dan bebas dengan Y*t = Yt ryt-1 ; X*t = Xt rxt-1 Metode pembedaan pertama (first difference) : Y*t = Yt Yt-1 ; X*t = Xt Xt-1; disini r diasumsikan = 1 Prosedur iterasi Cochrane-Orcutt, kecenderungannya adalah Autoregressive pertama [AR(1)] atau Autoregressive kedua [AR(2)] 17

18 HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan metode ordinary least square dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas dan uji autokorelasi. Hasil uji asumsi klasik adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Pemeriksaan terhadap asumsi normalitas dimaksudkan untuk mengetahui distribusi residual, yang secara teori dapat dibuktikan bahwa E (Ɛi) = 0. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Jarque-Bera stat dengan hipotesis sebagai berikut: H0: Data berdistribusi normal H1: Data tidak berdistribusi normal Kriteria menerima atau menolak hipotesis yaitu dengan membandingkan nilai Prob (JB-stat atau Jarque-Bera stat) dengan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai Prob (JB-stat) lebih besar dari tingkat signifikansi maka hipotesis nol atau H0 diterima artinya data berdistribusi normal dan jika nilai Prob (JB-stat) lebih kecil dari tingkat signifikansi maka hipotesis nol ditolak. Hasil uji normalitas untuk variabel pertumbuhan ekonomi (PDB), pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB), dan jumlah tenaga kerja (TK) adalah sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Data No Variabel 1 LnPDB 0, Nilai Probabilita JB-stat 18

19 2 LnPMTDB 0, LnTK 0, Sumber: data diolah Dari hasil perhitungan di atas maka diketahui nilai probability JB-stat untuk ketiga variabel di atas nilainya lebih besar dari 0,05 sehingga asumsi normalitas data dapat dipenuhi. 2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah variasi error peramalan tidak sama untuk semua pengamatan [ E(u 2 i)= 2 i]. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji statistik White Heteroscedasticity dengan hipotesis: Ho : Homoskedastisitas H1 : Heteroskedastisitas Nilai White test akan mengikuti distribusi chi-square dengan df sebanyak variable bebasnya. Kriteria menolak atau menerima H0 yaitu dengan membandingkan nilai n*r 2 2 atau membandingkan Prob. Chi-Square dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai Prob. Chi-Square lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima artinya tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya. Berdasarkan hasil pengujian Berdasarkan hasil uji White, diketahui nilai probability Chi-Square lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,4696 > 0,05 yang berarti hipotesis nol atau H0 diterima artinya tidak terdapat masalah heteroskedastisitas atau mengandung homoskedastisitas. 19

20 3. Multikolinearitas Multikolinieritas menunjukkan adanya keterkaitan/korelasi yang kuat antar variable bebas. Salah satu indikator terjadinya multikolinieritas adalah dengan menghitung matriks korelasi, jika nilainya lebih dari 0.75 maka bisa diasumsikan terjadi multikolinieritas. Berdasarkan hasil perhitungan, maka diketahui nilai matriks korelasi antar variabel bebas atau antara pembentukan modal tetap domestik bruto dan jumlah angkatan kerja adalah sebagai berikut: Tabel 3 Korelasi antara variabel jumlah tenaga kerja dan penanaman modal tetap domestik bruto LnTK LnPMTDB LnTK LnPMTDB Sumber: data diolah Berdasarkan hasil perhitungan, ada hubungan yang kuat antara jumlah angkatan kerja yang bekerja dengan pembentukan modal tetap bruto dengan nilai korelasi sebesar 0,90. Namun demikian karena estimatornya masih bersifat BLUE (seluruh hasil pengujian signifikan) baik secara parsial maupun secara simultan, maka tidak perlu dilakukan perbaikan. 4. Uji Autokorelasi 20

21 Uji Autokorelasi adalah adanya korelasi antara data-data pengamatan, munculnya suatu data dipengaruhi data sebelumnya. Uji statistik yang lebih powerfull adalah menggunakan Breusch-Godfrey (BG) Test. Nilai statistik dari BG-test (obs*r-squared) akan mengikuti distribusi Chisquare dengan df sebanyak lagnya dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : 1 = 2 =.. = I = 0 (tidak ada autokorelasi) H1 : 1 = 2 =.. = I 0 (ada autokorelasi) Kriteria menerima atau menolak H0 yaitu dengan membandingkan probability Chi-Square dengan tingkat signifikansi 5%. Jika probability Chi-Square lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 maka H0 ditolak artinya telah terjadi autokorelasi dan sebaliknya. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Breusch-Godfrey (BG) Test, diketahui probability Chi-Square lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 yaitu > 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 diterima artinya tidak mengandung masalah autokorelasi. Selanjutnya hasil estimasi dan perhitungan regresi dari variabel-variabel yang diteliti dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: LnPDB = LnPMTDB LnTK R 2 = Fstat = Berdasarkan persamaan regresi di atas, diketahui R 2 sebesar 99% yang dapat ditafsirkan bahwa 99% pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi secara simultan oleh pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) dan 21

22 jumlah tenaga kerja dan sisanya 1% dipengaruhi oleh variabel lain yang ada diluar model. Pengujian secara simultan yaitu dengan menggunakan uji F atau dengan membandingkan probability dari uji F. Jika Probability uji F lebih kecil dari 0,05 maka artinya pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) dan jumlah tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya. Hasil dari perhitungan menunjukkan nilai probabalita uji F adalah sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05 atinya secara bersama-sama pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) dan jumlah tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu untuk menguji apakah pembentukan modal tetap domestik bruto dan jumlah angkatan kerja yang bekerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, digunakan uji t seperti yang diperlihatkan pada tabel 6 berikut ini: Tabel 4 Hasil Pengujian Parsial dengan Uji t Variabel t-statistik Prob (t-test) Kesimpulan LnPMTDB ** H0 ditolak (signifikan) LnTK ** H0 ditolak (signifikan) Sumber : Hasil pengolahan data (lampiran B) Keterangan: *** Signifikan pada =0.01 ** Signifikan pada =0.05 * Signifikan pada =

23 Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini menyatakan bahwa pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) dan jumlah tenaga kerja secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan bentuk hubungan yang positif dan dapat diartikan bahwa: 1. Setiap peningkatan pembentukan modal tetap domestik bruto sebesar 1% (ceteris paribus), akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,37% 2. Setiap penambahan jumlah tenaga kerja sebesar 1% (ceteris paribus), akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,37% PENUTUP Kesimpulan:Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat diketahui bahwa pembentukan modal tetap domestik bruto dan jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia baik secara parsial maupun simultan. Dengan kata lain, kedua faktor tersebut mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi bahkan faktor tenaga kerja memberikan peran yang lebih besar dibandingkan faktor Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto. Hal ini dapat diketahui dari nilai koefisien arah regresi yang mempunyai arti bahwa apabila penggunaan tenaga kerja meningkat 1%, ceteris paribus, maka pertumbuhan ekonomi meningkat sekitar 1,37%. Di pihak lain, apabila Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto meningkat sebesar 1%, ceteris paribus, maka pertumbuhan ekonomi meningkat sekitar 0,37% saja. 23

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang 52 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB Sementara itu, Kabupaten Supiori dan Kabupaten Teluk Wondama tercatat sebagai daerah dengan rata-rata angka kesempatan kerja terendah selama periode 2008-2010. Kabupaten Supiori hanya memiliki rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai pengaruh pertumbuhan variabel PMTDB, pertumbuhan variabel angkatan kerja terdidik, pertumbuhan variabel pengeluaran pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis III. METODE PENELITIAN A.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, reformasi pengawasan perpajakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Sumber Data Secara umum dari segi pendekatan yang digunakan dalam suatu penelitian terbagi menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series triwulanan dengan periode data 2000 2010. Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan beranjak dari benarkah semua indikator ekonomi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2008 yang mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini antara lain untuk: 1. Mengetahui besarnya pengaruh tenaga kerja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time 44 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series periode 2001-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari 46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang di teliti kemudian dianalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 73 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan Indonesia yang terjadi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel 43 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam beberapa tahun ini, di dalam melaksanakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 51 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara deskriptif dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat 49 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data publikasi Bank Indonesia berupa Statistik Ekonomi Moneter, Laporan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 3.2 Metode Analisis Data 3.2.1 Analisis Weighted

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data 1. Data Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Variabel Sektor Moneter dan Riil Terhadap Inflasi di Indonesia (Periode 2006:1

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data tahunan dari periode 2003 2012 yang diperoleh dari publikasi data dari Biro

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana konsumsi agregat masyarakat adalah sebagai variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga mempengaruhi deposito mudharabah bank syariah di Indonesia. Ada beberapa faktor

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data 3.1.1 Populasi dan Pemilihan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah tingkat pengembalian indeks saham sektoral yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang didapat dari Bank Indonesia dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan terhadap ekonomi Indonesia dalam waktu 1996-2013, oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Indonesia. Penelitian dalam pengambilan data dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Departemen Kesehatan. Data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder dalam runtun waktu (time Series) yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik),

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 90 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini memuat tentang tingkat pengangguran terbuka yang terjadi di Indonesia selama. Adapun yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel tingkat suku bunga kredit konsumsi, Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik Estimasi model pertumbuhan ekonomi negara ASEAN untuk mengetahui pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ketimpangan distribusi pendapatan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ketimpangan distribusi pendapatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah ketimpangan distribusi pendapatan antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat periode 1986-2009 yang merupakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten. Pemilihan lokasi di Kabupaten/Kota disebabkan karena berdasarkan hasil evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR 32 III. METODE PENELITIAN A. Profil Lokasi Penelitian Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada 46 III. METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian dan Sumber Data Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data angka yang diolah dengan metode statistika tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA Mita Pangestika 1 *Jurusan Statistika FIMIPA Universitas Islam Indonesia *mitapanges@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. resmi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. resmi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berbentuk time series, yang merupakan data bulanan dari tahun 005 sampai 008, terdiri dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. 60 III. METODE PENELITIAN A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. Pemilihan Kota Bandar Lampung sebagai daerah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai

BAB IV METODE PENELITIAN. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai tukar riil dan tingkat suku bunga riil terhadap Indeks Harga Saham

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Objek penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, tingkat pengangguran dan rasio gini di lima kabupaten/kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan 53 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang akan diteliti adalah data sekunder, berupa catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005:01 2012:12 yang diperoleh

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci