Karena Kita Hanya Punya Satu RUMAH Earth provides enough to satisfy every man s needs, but not every man s greed. Mahatma

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Karena Kita Hanya Punya Satu RUMAH Earth provides enough to satisfy every man s needs, but not every man s greed. Mahatma"

Transkripsi

1 Majalah Edisi 28 Karena Kita Hanya Punya Satu RUMAH Earth provides enough to satisfy every man s needs, but not every man s greed. Mahatma Gandhi Juli 2007 di Morowali Sulawesi Tengah, Indonesia, terjadi banjir bandang. Banjir ini terjadi setelah hujan deras selama seminggu. Padahal, bulan Juli adalah musim kemarau di Indonesia. Pada tahun yang sama banjir terbesar terjadi di Inggris, banjir ini disebabkan naiknya air permukaan Sungai Severn dan Thames. Februari 2010 bencana tak kunjung mereda, 49 dari 50 negara bagian USA tertutup salju. Di Indonesia, longsor terjadi di Ciwidey, Bandung. Kini, kekeringan dan badai semakin sering melanda Amerika Serikat. Banjir bandang, gempa bumi, dan tsunami bukan suatu hal yang asing lagi. Bencana yang begitu sering datang. Apa yang sedang terjadi pada bumi kita?. Bumi kian memanas! Menurut Badan Perubahan Iklim PBB, The Interngovernmental Panel on Climate Change (IPCC), apabila kenaikan suhu bumi mencapai 6oC, diperkirakan kehidupan di bumi akan berakhir. Kenaikan suhu di bumi menyebabkan mencairnya es baik di Kutub Utara maupun di Kutub Selatan. Pencairan yang terjadi hingga kini, membuat naiknya permukaan air laut. Naiknya permukaan air ini yang membuat negaranegara kepulauan terutama Indonesia Halaman

2 editorial terancam tenggelam. Pada tahun 2100, Indonesia diprediksi akan kehilangan daerah pantai dan pulau-pulau kecil yang dimilikinya seluas km2. terancam tenggelam. Pada tahun 2100, Indonesia diprediksi akan kehilangan daerah pantai dan pulau-pulau kecil yang dimilikinya seluas km2. Kenaikan air laut, tenggelamnya pulau, akan menyebabkan masalah lain muncul ke permukaan. Penduduk yang berebut mencari tempat pemukiman baru menimbulkan masalah kepadatan penduduk hingga kemiskinan yang merajalela. Situs National Geographic menuliskan dampak hebat akibat pemanasan global yakni terjadinya peperangan. Perang terjadi akibat perebutan bahan makanan, lahan, dan sumber daya alam lainnya. Pemanasan global tak lain disebabkan oleh dua hal, yakni berkurangnya vegetasi pohon serta rusaknya ekosistem laut. Berkurangnya vegetasi pohon di berbagai belahan dunia menyebabkan tidak terurainya gas CO2 menjadi O2. Selain itu rusaknya ekosistem laut yang berperan sebagai penyeimbang daur energi dan rantai makanan ekosistem laut. Meningkatnya kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan perubahan komposisi gas-gas rumah kaca di atmosfer. Sinar matahari yang seharusnya dipantulkan ke angkasa terperangkap di bumi karena terhalang oleh gas-gas tersebut, menimbulkan efek ru mah kaca yang berlebihan. Efek rumahkaca inilah yang berujung pada pemanasan global, yang mencairkan es baik di Kutub Utara maupun Kutub Selatan. Semua peristiwa yang terjadi seringkali dianggap sederhana dan dinilai akan berakhir dengan sendirinya. Gross National Happiness Negara Bhutan memperkenalkan teori Gross National Happiness (GNH). Teori ini diusulkan oleh Raja Jigme Singye Wangchuck IV. Saat kepemimpinannya ia tidak melulu memikirkan perkembangan ekonomi melainkan mendirikan negara yang mengusung kesetaraan, kepedulian, dan konsep ekologi. Sang raja turut memperhatikan pelestarian lingkungan hidup di Bhutan. Ia memberlakukan larangan merokok di seluruh negeri, melarang impor kantong plastik, dan mewajibkan setiap orang setiap tahun minimal menanam 10 batang pohon. Konsep GNH ini pun langsung memperoleh perhatian seksama masyarakat internasional dan menjadi tema pelajaran ilmu ekonomi yang digandrungi para pakar dan institut penelitian di Amerika dan Jepang. Lantas, apa kita akan membiarkan bumi, satu-satunya rumah kita hancur? Jika tidak, sadarilah bahwa layaknya manusia bumi memiliki carrying capacity. Bumi punya batasan untuk dikeruk dan diekploitasi. Mengapa kita tidak belajar merawat bumi layaknya rumah kita sendiri, menjaganya tetap bersih, sehat, dan nyaman. Memulai dari hal kecil dengan tidak membuang sampah begitu saja, mengurangi jumlah kepemilikan mobil tiap anggota keluarga, menggunakan peralatan rumah tangga yang ramah lingkungan, dan pengurangan penggunaan plastik untuk membawa bawaan. Kita harus mengingat bahwa setelah kita akan ada generasi lain yang akan menempati rumah kita. Saat kita membiarkannya hancur, maka hancur pulalah keberlangsungan mereka. Sebelum terlambat, mengapa tidak kita antisipasi? Lantas bisakah kita, dengan kesadaran kita sendiri menerapkan teori GNH bukan hanya untuk manusia, tetapi juga untuk membahagiakan alam ini? Bumi kita satu-satunya. Mulailah dari hal kecil, mulailah selagi ada waktu. Kemajuan lahir melalui perhatian terhadap hal-hal kecil. Belajar menghargai bumi dari hal-hal kecil, begitulah cara kita berterimakasih kepada semesta. *** Referensi: dampak_perubahan_iklim_terhadap_manusia. htm global/12/05/04/m3hjm3-negaranegara-yangpaling-oke-di-dunia meningkatnya-suhu-bumi-lunturkan-perdamaiandunia Bumi, Rumah Kita Hari Ini artikel yang dituliskan oleh Ilva Nurfitriati Effendi Oleh : Sorta Lidia Caroline 2

3 pendidikan akan menimbulkan peristiwa Leuwigajah kedua. Kunci dalam minimalisasi sampah adalah prinsip yang selama ini dikenal dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Tidak ada jalan lain untuk mengurangi jumlah timbulan sampah selain mencegah sampah tersebut timbul. Prinsip 3R merupakan langkah kecil dan sederhana yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan Buang Sampah pada Tempatnya Hampir di dekat setiap tong sampah di tempat umum tertulis slogan Buanglah Sampah pada Tempatnya. Setiap anak kecil juga pasti pernah diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, yaitu tong sampah. Jadi sebenarnya, sedari kecil kita telah mendapatkan pemahaman bahwa sampah haruslah dibuang dalam tong sampah. Namun, hidup di zaman ini, di samping sadar untuk membuang sampah pada tempatnya, seyogianya kita juga harus aware terhadap kenyataan bahwa jumlah sampah yang dibuang ke dalam tong sampah semakin hari semakin besar seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Menurut Kepala PD Kebersihan Kota Bandung, Cece H. Iskandar, volume sampah Kota Bandung setiap harinya dapat mencapai 1000 ton. Sampah yang berlimpah dapat menyebabkan masalah. Salah satu pemicunya adalah dalam pengelolaan sampah itu sendiri. Dalam praktiknya, sampah di Indonesia masih dikelola dengan sistem pengangkutan dan pengumpulan. Proses pengangkutan oleh PD Kebersihan di sebagian besar daerah di Indonesia dilakukan tanpa pemilahan terlebih dahulu. Akibatnya, sampah yang terkumpul di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan campuran dari beragam jenis material, baik organik, non organik, beracun, cair, padat, dan sebagainya. Salah satu akibat dari menumpuknya sampah adalah peristiwa longsornya sampah di TPA Leuwigajah pada tahun 2005 (Kompas, 17 Maret 2005). Gas metana yang terkumpul di bagian bawah gunung sampah meledak dan mengakibatkan longsornya tumpukan sampah tersebut. Peristiwa ini menelan korban jiwa sebanyak 156 orang dan mengakibatkan kacaunya pengelolaan sampah kota Bandung selama beberapa hari. Ketika itu, jalanan kota Bandung penuh dengan tumpukan sampah karena tidak ada TPA yang dapat menampung sampah tersebut. Pengelolaan sampah yang hanya berbasis pada usaha pemerintah, dalam hal ini PD Kebersihan, cepat atau lambat Reduce, atau pengurangan, dilakukan dengan mengurangi jumlah sampah yang akan dibuang ke tong sampah. Hal ini dapat dicapai misalnya dengan menggunakan atau membawa botol minum daripada membeli air kemasan dalam botol plastik. Reuse, atau penggunaan ulang, dapat dicapai dengan menggunakan kembali tas belanja/kantong ketika berbelanja. Recycle, atau daur ulang, dapat dicapai dengan menggunakan kemasan botol plastik bekas untuk menjadi pot tanaman. Selain itu, banyak barang yang berpotensi daur ulang seperti gelas plastik, kemasan plastik makanan, dan kertas yang biasanya menjadi sumber kehidupan bagi para pemulung. Contoh-contoh di atas merupakan setitik gambaran mengenai usaha meminimalkan sampah yang dapat dilakukan oleh anak kecil sekalipun. Salah satu persoalan mengenai minimnya minimalisasi sampah di negara ini adalah kurangnya pendidikan mengenai hal ini sedari kecil. Apabila setiap anak mendapatkan pendidikan yang tepat mengenai prinsip 3R sejak dini, mereka akan terbiasa untuk tidak langsung membuang sampah pada tempatnya. Walaupun prinsip 3R sudah cukup sering didengar ataupun dilihat di media maupun dalam pendidikan, kenyataannya prinsip tersebut masih belum dapat diterapkan oleh sebagian besar warga negara kita. Banyak orang tahu namun enggan untuk memulai suatu kebiasaan ini. Memulai memang sulit, namun tidak mustahil. Ingatkan diri sendiri akan prinsip 3R sebelum menggunakan suatu barang agar barang tersebut tidak harus berakhir dalam tong sampah.*** Oleh : Lydia Utami 3

4 Sosial Politik Berita Hijau Bagi Indonesia... setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi... UUD 1945 Pasal 28F Dewasa ini perkembangan teknologi terjadi begitu cepat, informasi menjadi salah satu kebutuhan bagi semua orang, tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Informasi tersebut didapatkan dengan mudah karena disebarkan melalui berbagai media, mulai dari media berita konvensional, media berita elektronik dan Internet, hingga media jejaring sosial. Bahkan, saat ini penyebaran informasi melalui media Internet, khususnya jejaring sosial, tak jarang menjadi lebih kencang dari apa pun sehingga suatu kabar dan informasi dapat menyebar dan diterima oleh masyarakat dalam hitungan detik saja, tidak lagi seperti dulu ketika orang harus mendengarkan radio atau menunggu surat kabar terbit keesokannya. Di Indonesia sendiri, tingkat penggunaan media jejaring sosial dapat dikatakan salah satu yang terbesar di dunia dengan 43,6 juta pengguna Facebook dan 19,5 juta pengguna Twitter. Dengan banyaknya masyarakat yang memiliki akun jejaring sosial, akses mereka terhadap informasi dapat dibilang sangat mudah karena selain hampir setiap media berita menyebarkan kabar terkininya melalui jejaring sosial, saat ini berita/informasi dapat juga di-generate dengan mudah oleh setiap individu. Sayangnya, dampak negatif dari berbagai kemudahan tersebut adalah informasi yang cenderung disampaikan tanpa filter. Setiap orang bisa menjadi informan. Ketika informasi itu menyebar dengan cepat tanpa adanya sebuah identifikasi yang khusus, masyarakat dengan cepat pula bisa berasumsi mengenai apa yang sedang terjadi melalui informasi yang didapatnya tersebut. Belum lagi, isi berita sekarang lebih banyak mempertontonkan kebobrokan negeri ini. Tidak heran apabila semakin banyak masyarakat yang pesimis mengenai masa depan bangsa ini. Padahal, tidak selalu yang dipertontonkan itu adalah keseluruhan potret dari suatu peristiwa atau kejadian. Membaca Cerdas Sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa media tengah dilatarbelakangi kepentingan. Ada kepentingan baik, namun ada juga yang buruk dan merugikan. Tak jarang kepentingan tersebut adalah untuk menyesatkan masyarakat dan membentuk persepsi negatif serta opini publik yang tidak benar. Bagaimana caranya agar kita dapat menghindari berita yang sarat akan kepentingan? Filterisasi menjadi salah satu jawabannya. Filterisasi berita bisa dilakukan dengan cara yang paling sederhana sekali pun. Misalnya, ketika ada berita yang memuat data-data, kita bisa cross-check langsung data-data tersebut via Google. Cukup mudah bukan? Selain bersikap selektif atau cerdas dalam memilih, membaca cerdas juga salah satu kemampuan yang perlu dimiliki sekarang ini. Bayangkan jika kita mesti terus menerus menelan begitu saja berita yang disajikan, kita akan begitu mudah terpengaruh dan terbawa keadaan yang (misalnya) di-set hanya untuk kepentingan beberapa pihak. Apalagi saat ini sebuah stasiun televisi dapat dikuasai secara perorangan. Hal ini dapat disalahgunakan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tertentu, baik untuk kepentingan banyak orang atau golongan, kepentingan pribadi, maupun kepentingan politik seperti menaikkan atau menurunkan citra seseorang. Berita yang kurang berimbang saat ini dipercaya sebagai salah satu indikator utama adanya kepentingan tersebut. Fenomena tersebut di atas sebenarnya cukup ironis. Dalam bukunya yang berjudul The Elements of Journalism, Bill Kovach mengungkapkan bahwa salah satu elemen jurnalistik adalah It must keep the news comprehensive and proportional. Hal ini berarti sudah seharusnya berita itu bersifat komprehensif dan proporsional agar isi berita tetap netral dan dapat dipertanggungjawabkan. Senada dengan yang disampaikan Kovach, Ina Ratna Mariani June Kuncoro pun mengungkapkan bahwa salah satu etika dalam penulisan yang baik adalah berita yang berimbang. Semua ini bisa dilakukan ketika informasi dapat dikuasai. Sebenarnya, masalah seperti ini sudah diidentifikasi oleh pemerintah dan insan pers jauh-jauh hari. Berprinsipkan menjunjung tinggi asas demokrasi, Pemerintah telah berkomitmen untuk memberikan kebebasan bagi pers sekaligus memberikan kori 4

5 dor serta rambu-rambu yang mengawal kebebasan tersebut agar tidak menjadi kebebasan yang kebablasan. Rambu-rambu tersebut tertuang dalam kode etik jurnalistik. Kode etik ini sangat penting peranannya dalam memenuhi salah satu hak azazi manusia, yaitu hak untuk memperoleh informasi yang benar (UUD 1945 Pasal 28 F mengenai Hak Berkomunikasi). Di samping kode etik jurnalistik, Pemerintah juga mengesahkan UU No.40 Tahun 1999 yang mengatur segala hal tentang Pers. Media merupakan salah satu pilar penting negara sehingga jangan sampai media kehilangan simpati masyarakat demi predikat media teraktual tapi tidak akurat. Media tidak boleh melupakan filterisasi dengan mengatasnamakan aktualitas sebuah berita. Sudah seharusnya kode etik jurnalistik tidak dianggurkan karena kode etik tersebut bisa menjadi salah satu titik terang media dalam menyebarkan informasi. Negara Dewasa dan Masyarakat Cerdas Sebagai masyarakat, sudah saatnya kita bisa lebih cerdas dan dewasa dalam menyikapi arus informasi yang datang terus menerus. Kuncinya, harus tetap kritis dan jangan mudah menyimpulkan. Jangan juga terlampau pesimis. Jika hal tersebut dapat dilakukan, maka secara tidak langsung kita sebagai individu sedang berkontribusi membangun sebuah masyarakat yang lebih dewasa dan negara dewasa dalam konteks yang lebih luas. Di samping itu, kita juga dapat secara aktif membangun atmosfer yang kondusif dan mewarnai Indonesia dengan informasi yang positif. Caranya tidaklah sulit. Kita bisa memanfaatkan berbagai media berbasiskan teknologi informasi dan Internet yang sudah sangat kita kenal untuk melakukannya. Sebagai contoh, saat ini sudah ada setidaknya satu komunitas di dunia maya yang menyebarkan informasi dan berita positif mengenai Indonesia, yaitu Good News From Indonesia (GNFI). Inisiatif dan tekad seperti ini merupakan sesuatu yang patut diapresiasi karena di tengah keterpurukan imej negara di mata rakyatnya sendiri, ada sekelompok orang yang masih bangga ber-indonesia dan ingin memperbaiki citra negatif tersebut. Kita pun bisa ikut menyebarkan informasi yang positif dan bermanfaat via akun jejaring sosial kita pribadi. Misalnya saja, dengan follow akun Twitternya GNFI, dan kemudian re-tweet, maka secara tidak langsung kita sedang turut serta menyebarkan virus positif untuk membangun kebanggan khalayak luas terhadap Indonesia. Hal positif juga dapat dilakukan melalui tulisan, baik itu yang dimuat di blog maupun media massa. Kebijakan Pro Lingkungan Pernyataan dari Amilia Agustin dalam acara televisi Kick Andy tersebut mengandung ajaran moral yang disampaikan secara tegas. Kata Jangan membuang sampah sembarangan seringkali hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Hal ini berbeda saat Ami menambahkan subjek atau pelakunya sehingga katakata itu memiliki makna mendalam. Indonesia adalah sebuah negara hukum. Eksistensi Indonesia sebagai negara hukum secara lebih tegas dan konstitusional diatur dalam Amandemen Ketiga UUD 1945 yang menyebutkan negara Indonesia adalah negara hukum.[1] Sebagai amanat konstitusi, pemerintah perlu campur tangan untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya dalam praktik penyelenggaraan negara. Selain itu, Indonesia juga memperhatikan prinsip pengelolaan lingkungan pada Konferensi Stockholm yang berprinsip wawasan lingkungan kemudian dilanjutkan Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992 yang berprinsip Ibarat bumi yang sedang dilanda krisis lingkungan sehingga segala sesuatu dewasa ini selalu berkonsep eco dan green, maka sudah saatnya Indonesia pun diwarnai oleh berita dan informasi yang hijau. Berita hijau artinya berita atau informasi yang memuat intensi untuk memperbaiki, meremajakan, dan tidak memperburuk atmosfer bangsa saat ini. Menjadi lebih cerdas dan dewasa dalam menanggapi informasi/berita serta turut menyebarkan berita hijau, setidaknya itulah yang kita bisa lakukan secara individu sebagai manifestasi cinta terhadap tanah air dan kontribusi dalam membangun negara yang lebih cerdas dan dewasa. Oleh : LB. Ciputri Hutabarat kan pembangunan berkelanjutan.[2] Pada tahun 2012, Indonesia menempati urutan keempat dunia dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar jiwa.[3] Jumlah penduduk yang besar ini memberikan dampak besar juga pada lingkungan. Perubahan pola hidup masyarakat, percepatan teknologi serta pembangunan menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat. Di samping memenuhi kebutuhan masyarakat, efek sampingnya adalah timbulnya barang-barang yang tak terpakai lagi dan akhirnya menjadi sampah. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk.[4] Kondisi itu dapat bertambah sesuai lingkungannya. Dengan demikian, sampah menjadi permasalahan yang serius untuk harus dicari penyelesaiannya. Kebijakan umum di bidang lingkungan atau politik lingkungan di Indo 5

6 nesia telah dituangkan dalam peraturan perundang-undangan yang ada. Undang-Undang Dasar 1945 pada dasarnya telah memuat gagasan dasar mengenai kedaulatan lingkungan hidup dalam Pasal 28 H ayat (1) dan Pasal 33 ayat (4) UUD Selain diatur dalam UUD 1945, tuntutan membuat kebijakan-kebijakan lingkungan tercermin dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Meski demikian, hingga saat ini kondisi pengelolaan sampah di Indonesia masih belum memenuhi harapan. Menurut Dr. M. Daud Silalahi, S.H, Pakar Hukum Lingkungan dari Universitas Padjadjaran, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah masih jauh dari pengimplementasiannya. Sebagai contoh, penyediaan tempat sampah di tempattempat umum memang sudah dilakukan tetapi jika diperhatikan tempat sampah yang terdiri dari sampah organik dan non-organik masih belum efektif memisahkan sampah, isinya masih tetap bercampur. Kalau pun sudah dipisah dengan benar, oleh petugas pengangkut sampah dijadikan satu lagi untuk dibawa ke TPS atau TPA. Selain itu, dari segi proses pembuatan kebijakan UU Pengelolaan Sampah, tim perumus kebijakan sangat eksklusif karena hanya terdiri dari orangorang Kementerian Lingkungan Hidup dan tidak melibatkan pihak-pihak lain. Akibatnya, pelaksanaan masih jauh dari harapan karena masyarakat kurang memahami bagaimana seharusnya sampah itu dikelola. Undang-Undang Pengelolaan Sampah sebagai hukum semestinya mendorong kondisi dan perilaku masyarakat menjadi lebih baik atau efisien. Paradigma pengelolaan sampah, kumpul angkut buang, sudah harus ditinggalkan menjadi paradigma pengelolaan sampah melalui upaya mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle) yang terkenal dengan sebutan 3R. Kenyataannya, paradigma 3R yang diusung UU Pengelolaan Sampah belum banyak dilaksanakan oleh masyarakat. Ajakan kepada masyarakat untuk memilah sampah sangat sulit karena menyangkut kebiasaan, budaya, pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang masih rendah. Masyarakat Indonesia pada umumnya sangat bergantung pada petugas kebersihan. Oleh karena itu, masyarakat tidak merasa bahwa sampah itu adalah tanggung jawab bersama melainkan dibebankan kepada petugas kebersihan. Melihat kenyataan diatas, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan mengenai sampah belumlah cukup untuk dapat menyelesaikan permasalahan sampah di masyarakat. Untuk menciptakan suatu kebijakan yang benar-benar dapat menggugah masyarakat diperlukan langkah-langkah yang diurakain sebagai berikut: Pertama, dalam pengambilan atau perumusan kebijakan di bidang lingkungan hidup, pemerintah mesti menghindari pola sentralisasi yang bersifat satu arah, di mana pemerintah membuat peraturan dan masyarakat tinggal menjalankan tanpa banyak pertanyaan. Seharusnya, pemerintah membuka peluang bagi seluruh aspek dalam masyarakat untuk berpartisipasi. Kedua, kebijakan yang dibuat harus memiliki pengakuan terhadap keterbatasan daya dukung ekosistem dan prinsip keberlanjutan. Kriteria ini dimaksudkan agar ada kejelasan lang kah-langkah pencegahan dan penanggulangan kerusakan lingkungan hidup. Ketiga, setelah kebijakan dibuat, pemerintah juga harus tegas mengawasi kebijakan yang dihasilkan agar berjalan tepat sasaran. Sebaliknya, pemerintah pun tidak perlu ragu memberikan apresiasi dan penghargaan kepada masyarakat yang mampu menjaga kebersihan dan men gelola sampah menjadi keuntungan bagi kehidupannnya. Keempat, harus dibangun partisipasi aktif masyarakat untuk mendukung berbagai kebijakan pemerintah mengenai lingkungan hidup. Partisipasi aktif masyarakat ini seyogianya diikuti dengan sikap kritis masyarakat terhadap isu lingkungan sehingga dapat melakukan fungsi pengawasan terhadap kebijakan yang dibuat tersebut. Referensi: [1] Pasal 1 Ayat (3) Undang-undang Dasar Republik Indonesia dalam Satu Naskah, Amandemen Ketiga, [2] Syamsuharya Bethan, Penerapan Prinsip Hukum Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup Dalam Aktivitas Indsutri Nasional,PT.Alumni, Bandung,2008,hlm.87. [3] jumlah-penduduk-indonesia-2012.html 15 Juli 2012, 05:13 WIB [4] news/2012/04/15/ /indonesia-hasilkan-625-juta-liter-sampah-sehari 15 Juli 2012, 05:18 WIB Oleh : Elgawaty Octaviani Samosir 6

7 Diet Bahan Bakar Jam menunjukkan pukul WIB. Inilah saat yang paling emosional bagi warga Jakarta. Mengapa demikian? Ya, karena saat inilah para pekerja kembali ke rumahnya masing-masing. Serentak mereka keluar dari kantor, beberapa lainnya menunggu kemacetan reda sambil bekerja sampai larut malam. Kemacetan, masalah klasik yang kini menjadi sistemik yang melanda ibukota ini dan juga mungkin beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Saat ini, kemacetan sudah tidak dapat dipandang sebelah mata karena memiliki dampak yang cukup serius. Di samping kerugian waktu dan rusaknya mood, pernahkah kita memikirkan seberapa banyak bahan bakar yang habis terbuang sia-sia begitu saja akibat macet? Padahal, cadangan minyak Indonesia saat ini berada pada status lampu kuning. Ironis. Sumber daya alam merupakan segala sesuatu, baik biotik maupun abiotik, yang muncul secara alami dan dapat digunakan oleh manusia, seperti gas alam, minyak bumi, logam, dan lain-lain. Indonesia termasuk negara dengan biodiversitas tertinggi di dunia setelah Brazil. Pertanian dan peternakan tidak diragukan lagi hasilnya. Begitu pula dengan pertambangan yang saat ini menjadi pendukung laju perekonomian. Sayangnya, justru kenyataan inilah yang banyak dieksploitasi oleh industri asing sehingga negara kita hanya mendapatkan sisanya. Banyak pertambangan minyak bumi kita yang dikuasai oleh pihak asing, sebut saja Exxon Mobile dan Conocco Philips. Belum lagi blok Ambalat yang akhirnya jatuh ke tangan negara tetangga. Indonesia justru hanya mendapatkan sebagian kecilnya, yaitu sekitar 15%. Tidak mengherankan apabila terjadi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah daerah. Bukan hanya karena ditimbun, tapi juga karena persediaan minyak kita semakin menipis. Menurut Pengamat perminyakan Dr. Kurtubi, cadangan minyak Indonesia dalam 12 tahun lagi akan habis. Hal ini terjadi karena dalam kurun waktu 12 tahun terakhir ini pemerintah Indonesia tidak berhasil menemukan ladang minyak baru. Memperkuat pernyataan tersebut, Deputi Pengendalian Operasi Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Rudi Rubiandini mengatakan, Tiap hari kita produksi minyak atau minyak yang keluar dari perut bumi di Indonesia hampir 900 ribu barel/ hari, artinya sekitar 300 juta barel/ tahun. Jumlah tersebut memangkas cadangan minyak Indonesia sekitar 8 persen tiap tahunnya. Pasalnya, cadangan minyak Indonesia diperkirakan mencapai 3,9 miliar barel lagi. Sudah jelas kini minyak bumi yang dulunya menjadi kekayaan alam Indonesia dan begitu melimpah, kini mulai menipis persediaannya. Sementara itu, baik di kota-kota besar maupun daerah di Indonesia, penggunaan kendaraan semakin bertambah. Penggunaan minyak bumi pun semakin meningkat. Hal ini diperparah oleh kemacetan yang semakin menguasai sebagian besar kehidupan warga kota besar. Kita harus berpikir bagaimana ke depannya nanti jika memang benar cadangan minyak bumi kita habis. Haruskah kita mengemis terhadap pihak asing yang menguasai beberapa aset minyak bumi di Indonesia? Kini kita sebagai rakyat Indonesia yang menggunakan bahan bakar untuk keperluan sehari-hari sepatutnya sadar dan mulai untuk ber- diet bahan ba- ekonomi kar. Awalnya mungkin sulit bagaikan menurunkan berat badan, tapi jika dibiasakan, bukan hanya kita yang mendapatkan manfaatnya tapi juga orang lain. Jika kita diet bahan bakar, tentu saja tingkat polusi udara di Indonesia juga bisa berkurang, kemacetan berkurang, tubuh menjadi sehat, dan tentu saja alam kita menjadi terjaga. Lalu bagaimana caranya diet bahan bakar? Caranya mudah saja. Pertama, jika Anda memang seseorang yang memiliki jam terbang tinggi di jalan, maka dalam menggunakan kendaraan bermotor sebaiknya kurangi agresi kendaraan terutama saat terjadi kemacetan karena jika Anda menekan pedal gas dan rem secara mendadak dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar sampai 40 persen, sementara itu terjadi peningkatan emisi beracun lima kali lebih banyak. Lalu gunakan kecepatan yang rendah dan stabil. Yang paling penting, belilah kendaraan yang ramah lingkungan atau hemat bahan bakar. Kedua, apabila tempat tujuan Anda tidak begitu jauh, usahakan tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. Anda bisa berlatih hidup sehat dengan menggantinya lewat berjalan kaki ataupun berkendara dengan sepeda. Selain hemat, Anda juga bisa sehat. Ketiga, cobalah beralih menggunakan kendaraan umum. Selain Anda bisa bersantai dan tidak begitu tegang saat menghadapi kemacetan, juga bisa 7

8 sambil menikmati pemandangan yang mungkin teralihkan ketika kita mengendarai kendaraan bermotor sendiri. Keempat, gunakan becak atau delman. Mungkin di Jakarta kendaraan ini sudah jarang, tetapi di kota-kota lainnya kendaraan ini masih ada walaupun sepi peminat. Tidak ada salahnya menuju tempat tujuan sampil melestarikan kendaraan tradisional Indosesia ini, bukan? Terakhir, menggunakan bahan bakar ramah lingkungan seperti yang terbuat dari biji jarak ataupun biodiesel. Meskipun masih jarang, setidaknya kalau kendaraan kita cocok, mengapa tidak? So, tunggu apa lagi. Mari diet bahan bakar dari sekarang. *** Referensi: Oleh : Contasia Cristie budaya Hak Hidup Generasi Masa Depan lain suatu negara untuk memompa perekonomiannya. Padahal, semua ini mempengaruhi lingkungan sekitar kita dan tak jarang bumi menjadi korban. Aduh, neraka bocor! Hampir setiap dari kita pasti pernah mengeluh tatkala menghadapi cuaca panas berlebihan di siang bolong. Tapi siapakah di antara kita yang setelah mengeluh, mencari tahu penyebabnya kemudian bertindak? Bumi tampaknya sedang berbicara bahwa dirinya dalam kondisi sekarat. Apa yang banyak dikeluhkan sekarang merupakan dampak pemanasan global yang dialami planet biru ini. Fenomena pemanasan global ini diindikasikan dengan peningkatan suhu rata-rata udara permukaan bumi dan lautan pada dekade terakhir. Gawatnya, peningkatan suhu ini masih dan akan terus berlangsung. Pemanasan global sesungguhnya tak dapat dilepaskan dari aktivitas ma nusia. Kegiatan keseharian manusia menjadi penyebab dalam lingkup kecil terjadinya pemanasan global, sementara aktivitas negara menjadi penyebab dalam lingkup yang lebih besar. Setiap negara pasti berupaya meningkatkan perekonomiannya. Salah satu caranya, dengan mempercepat laju pertumbuhan industri. Sayangnya, usaha mendorong pertumbuhan industri secara besar-besaran ini terkadang memberi sumbangan yang besar pula bagi pemanasan global. Pasalnya, semakin banyak industri semakin banyak polusi yang diakibatkan. Selain itu, penebangan pohon-pohon atau pemanfaatan hutan untuk diambil nilai ekonominya kerap menjadi upaya Tanpa disadari, lambat laun pemanasan global mengakibatkan pencairan es di kutub bumi, perubahan iklim atau cuaca yang ekstrim, dan semakin langkanya air bersih. Pada akhirnya kehidupan manusia sendiri yang terancam. Seberapa besar kita peduli dan berpikir tentang bumi? Cueknya manusia terhadap bumi seolah menunjukkan bahwa manusia memiliki bumi kedua yang dapat ditinggali. Bumi adalah rumah kita dan kita hanya memiliki satu bumi. Kesadaran untuk bertanggung jawab atas kondisi bumi merupakan kewajiban setiap kita sebagai penghuni bumi. Kesadaran sebagai pemilik bumi akan mendorong kita untuk menjaganya. Banyak sekali langkah kecil berdampak besar yang dapat diambil untuk menjaga bumi tetap hijau. Langkah awal dengan mengurangi penggunaan tisu, kertas, dan plastik. Hal ini terkesan sederhana namun ternyata berdampak besar bagi bumi. Perlu disadari bahwa pemanasan global yang sekarang dihadapi ternyata sudah 8

9 tidak dapat dihentikan, apalagi dipulihkan. Yang dapat kita lakukan saat ini hanyalah memperlambat prosesnya dengan mulai melakukan hal-hal kecil. Sudah sepatutnya kita memberi apresiasi kepada beberapa generasi muda saat ini yang sudah mulai think green dan bertindak go green! Berangkat ke kampus menggunakan sepeda merupakan salah satu tindakan sederhana yang banyak dilakukan oleh anak muda. Sepeda merupakan transportasi ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar sehingga tidak akan ada polusi yang disebarkan. Di samping itu, ada pula yang ambil peran dalam aktivitas one man one tree. Satu orang wajib menanam dan bertanggung jawab atas satu pohon. Satu orang dengan satu pohon tentu tidak akan membawa dampak besar. Namun, jika ada seribu orang berpartisipasi maka akan ada seribu pohon yang akan ikut menopang usia bumi. Keberadaan pohon akan menjaga temperatur bumi, mengingat lapisan ozon yang sudah semakin menipis membuat panas matahari lebih mudah menusuk bumi. Meskipun ada generasi muda yang telah memiliki kesadaran pentingnya menjaga lingkungan, tidak boleh dilupakan bahwa masih ada anak muda yang masih sebatas ikut-ikutan mempedulikan bumi. Mereka adalah generasi yang belum bertindak berdasarkan kesadaran sendiri. Meski tindakannya ikut memperhatikan bumi, namun bertindak berdasarkan kesadaran akan jauh lebih bermakna dan tidak akan mudah digoyahkan. hukum Sosialisasi Perda Demi Rumah Kita Tahukah Anda, jika Anda merokok di dalam angkutan kota (angkot) di Bandung, Anda akan dikenakan denda Rp ? Atau, tahukah bahwa Anda bisa dikenai denda Rp jika Anda membuang sampah sembarangan? Sanksi tersebut terdapat dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandung Nomor 3 Tahun Perda tersebut menyatakan larangan merokok dan membuang sampah sembarangan di dalam angkutan umum. Tujuan pemerintah memang baik, yaitu agar tercipta kenyamanan penumpang di dalam kendaraan umum. Namun kenyataannya, buah dari peraturan tersebut belum terlihat. Tidak jarang ditemukan di dalam angkot begitu banyak sampah, belum lagi para penumpang merokok di dalamnya dan asapnya mengganggu penumpang lain. Diatur juga di dalam Perda tersebut, setiap kendaraan penumpang/benda bergerak termasuk angkot diwajibkan menyediakan tempat sampah. Nyatanya, sangat jarang ada angkot yang menyediakan tempat sampah di dalam kendaraan. Padahal, sanksi yang diberikan tidak main-main. Bagi yang melanggar dikenakan denda Rp Hal demikian hanyalah sepersekian kecil pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat. Belum lagi sering ditemukan orang-orang membuang sampah di sembarang tempat, menginjak rerumputan, atau membuang limbah ke sungai. Buktinya terlihat dari kondisi sungai Cikapundung di Bandung. Sampah, air keruh dan berbau menjadi ciri khas sungai tersebut. Masyarakat sudah seharusnya memiliki kesadaran lebih terhadap lingkungan sekitar. Bumi sebagai peninggalan leluhur kita, dahulu merupakan tem Mari berpikir ke depan! Pernahkah kita pikirkan, apakah generasi yang akan datang masih bisa menikmati segarnya air pegunungan atau melihat pemandangan dengan pohon-pohon yang hijau segar? Bahkan, masih bisakah mereka bernapas dengan udara bersih seperti yang kita hirup saat ini? Apa yang kita lakukan saat ini menentukan masa depan. Berikan generasi mendatang hak untuk menikmati apa yang disediakan alam. Mulailah cintai rumah kita!*** Oleh : Sandy Aletta 9

10 teknologi pat yang permai dan kaya, sebelum pada akhirnya kita merusaknya dengan pencemaran di mana-mana. Sekarang, kita tidak pernah tahu kapan habisnya seluruh sumber daya alam yang menjadi kebutuhan kita dan kita terancam kehilangan semuanya. Kesadaran akan lingkungan hidup dapat dimulai dari kita. Setiap hari ketika kita naik angkutan umum, ada baiknya berinisiatif untuk menegur apabila salah satu penumpang merokok di dalam kendaraan atau membuang sampah di bawah tempat duduk kendaraan. Mungkin kita dapat menengok sebentar ke negeri tetangga, Singapura. Di sana kita dapat melihat orang-orang yang menegur turis yang membuang sampah sembarangan. Bahkan aparat negara yang sedang bertugas dapat dengan mudah mendatangi mereka yang membuang sampah sembarangan dan menangkapnya. Kepedulian masyarakat Singapura akan lingkungan hidup tempat mereka tinggal patut kita contoh. Kita tidak perlu takut menegur karena ada peraturan daerah yang mengatur. Oleh karena itu, mari kita mulai belajar untuk selalu ingin tahu akan hukum yang berlaku di sekitar kita dan mengatur aktivitas kita sehari-hari. Patut diakui, kurangnya praktik Perda tersebut tak bisa dibebankan pada masyarakat yang kurang aktif. Pasalnya, pemerintah pun kurang melakukan sosialisasi peraturan yang telah dibuat tersebut. Akibatnya, peraturan tersebut tidak diketahui oleh masyarakat umum dan terabaikan. Pemerintah bertanggung jawab penuh memberi penyuluhan kepada masyarakat dan aparataparat negara mengenai kesadaran akan hukum lingkungan juga kesadaran untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Patut diakui, kurangnya praktik Perda tersebut tak bisa dibebankan pada masyarakat yang kurang aktif. Pasalnya, pemerintah pun kurang melakukan sosialisasi peraturan yang telah dibuat tersebut. Akibatnya, peraturan tersebut tidak diketahui oleh masyarakat umum dan terabaikan. Pemerintah bertang gung jawab penuh memberi penyuluhan kepada masyarakat dan aparataparat negara mengenai kesadaran akan hukum lingkungan juga kesadaran untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Pengawasan dari pemerintah di tengah masyarakat pun masih dirasa sangat kurang. Kebanyakan aparat negara hanya mengawasi persoalan lalu lintas dan tidak pernah terlihat mereka menegur orang-orang yang membuang sampah di pinggir jalan. Hukum tentang lingkungan hidup sebenarnya bertujuan baik. Untuk itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak untuk turut aktif menjalankan hukum ini bersama-sama. Mari kita ingat lagi Pasal 33 ayat (3) UUD 1945: Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Indonesia adalah rumah kita. Jika bukan kita yang merawat dan melindungi, siapa lagi yang peduli? *** Green Office: Kantor Masa Depan Oleh : Aurora Esterlia Siahaan Banyak orang berpikir bahwa kantor selalu identik dengan suasana yang tidak menyenangkan, jenuh, dan terkadang bising. Tapi, bagaimana jika sebuah kantor memiliki suasana yang alami, segar, dan memiliki pendingin yang alami; sebuah kantor yang di mana kita bisa melihat tumbuhan hijau yang segar. Itu semua bisa ditemui di Green Office. Green Office adalah kantor yang didesain untuk berkolaborasi dengan alam sekitar sehingga kantor tersebut dapat berjalan seperti biasanya tanpa harus mencemari lingkungan. Contohnya ada lah menggunakan penerangan alami, ruangan yang hemat energi, pengelolaan sampah kertas, dan sebagainya. Salah satu alasan mengapa konsep Green Office perlu diterapkan adalah tingginya tingkat polusi udara yang dihasilkan akibat konsumsi energi yang boros. Menurut Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, bangunan atau gedung menyumbang emisi CO2 terbesar dalam konsumsi energi untuk sumber daya listrik dibandingkan sektor lain, seperti transportasi dan industri. Berdasarkan Green Building Council Indonesia (GBCI), ada lima aspek sebuah kantor bisa dikatakan memiliki konsep Green Office. Pertama: Pertimbangan terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Hal ini bisa dilihat dari penerangan ruangan yang menggunakan pencahayaan alami. Dengan memakai cahaya alami, maka tentu penggunaan energi listrik untuk menyalakan lampu dapat dikurangi. Meskipun hal di atas terdengar sederhana, tapi dampaknya akan menjadi besar jika banyak yang melakukan. Berdasarkan data Green Office Network yang didirikan oleh WWF pada tahun 2010, 119 kantor berhasil mengurangi konsumsi listrik hingga mencapai 2,9 juta KWh dibandingkan pada tahun Kedua: Tingkat kenyamanan yang tinggi. Faktor kenyamanan tersebut meliputi segi visual, akustik, dan termal bagi si penghuninya. Contoh untuk kenyamanan visual adalah merancang sebuah ruangan yang memiliki kesan natural sehingga ruangan tersebut akan terlihat segar dan hidup. Meminimalkan suara bising dari sistem HVAC (Heating, Ventilation and Air Conditioner) termasuk usaha untuk menciptakan kenyamanan dari segi akustiknya. Sedangkan, menghindari titik panas dari sinar matahari langsung melalui penempatan ventilasi yang benar adalah demi kenyamanan dari segi termal. Halaman

11 profil Ketiga: Desain yang mengikuti perubahan. Ketika fungsi sebuah ruangan ingin diganti, tidak perlu melakukan perombakan secara besar-besaran melainkan perubahan kecil saja sudah cukup. Hal ini sangat efisien dan bermanfaat karena bisa meminimalkan timbulnya sampah elektronik dan perabot. Keempat: Pemanfaatan teknologi terkini. Teknologi yang digunakan biasanya merupakan teknologi nirkabel (wireless) maupun penggunaan kabel serat optik untuk pengiriman data dan konferensi video berbasis internet. Pemanfaatan teknologi seperti ini dapat mengurangi pengunaan kertas. Selain itu, penggunaan peralatan teknologi informasi yang tahan lama dan hemat energi juga perlu diimplementasikan. Terakhir: Pelatihan sumber daya manusia. Pelatihan ini salah satunya bisa berupa bagaimana cara menggunakan sebuah teknologi tertentu. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena secanggih apapun teknologinya, jika tidak digunakan dengan benar maka manfaat dari teknologi tersebut tidak akan maksimal dan bahkan bisa mengalami kerusakan. Membangun sebuah kantor yang ramah lingkungan bukanlah suatu hal yang mustahil lagi. Hal ini terlihat dari berbagai teknologi mutakhir yang sangat mendukung keberadaan Green Office. Jadi, teknologi yang berkolaborasi dengan alam bukanlah mimpi di siang bolong lagi, melainkan mimpi yang menjadi kenyataan. Referensi: Konsili Bangunan Hijau Indonesia. The Definition in Creating Green Offices. OFFICE2.pdf diakses pada tanggal 16 Juli 2012 WWF Green Office. Environmental Management System for Sustainable Organisations : Achievements and Activities diakses pada tanggal 16 Juli Oleh : Trisfiantro Prasetio Bertualang dengan Bermain dengan sampah bagi Khilda Baiti Rohamah adalah hobi. Dari hobi berpetualang dengan sampah itulah, gadis kelahiran 14 Juli 1988 ini mendapatkan berbagai penghargaan, seperti Ashoka Young Changemakers 2009, Sampoerna Pejuang 9 Bintang, dan Danamon Award Kegiatannya mengolah sampah dimulai sejak tahun 2006 ketika ia masih duduk di bangku SMA. Saat itu ia menjadi relawan Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) Bandung, sebuah LSM yang bergerak di bidang lingkungan. Kegiatannya di LSM tersebut ialah menjelaskan isi poster mengenai lingkungan, terutama masalah sampah. Dari situlah muncul ketertarikannya terhadap sampah. Mojang yang dibiasakan membaca setiap hari oleh orang tuanya ini kemudian belajar mengenai sampah lewat buku-buku. Sampah tuk membiayai delapan orang anak, pun membuatnya berpikir bagaimana caranya menambah penghasilan orang-orang melalui sampah. Akhirnya, pada 2007, ia memutuskan untuk kuliah di jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Pasundan Bandung. Kesulitan ekonomi yang melanda keluarganya mengharuskan dia bekerja untuk membiayai kuliahnya dan keempat adiknya. Dia pernah bekerja sebagai fasilitator pengolahan sampah di Cimahi. Selama enam bulan bekerja di tempat tersebut, ia belajar untuk mengolah sampah anorganik menjadi kerajinan. Dibantu saudaranya, ia pun mengembangkan kerajinan tersebut. Pada 2010, ketidaksengajaan Khilda mendengar percakapan pegawai Dinas Pengolahan Sampah Kota Sukabumi ketika ia magang, membuatnya berinisiatif untuk menjadi relawan pengolahan sampah di kota itu. Pertemuannya dengan seorang kakek pengangkut sampah yang telah bekerja selama 35 tahun dengan penghasilan Rp 250 ribu Rp 350 ribu un Desa pertamanya ialah Desa Cikundul. Awalnya Khilda tidak mendapat sambutan baik dari ibu-ibu di desa tersebut. Akan tetapi, setelah melalui beberapa 11

12 12 relasi kali latihan, mereka bisa menerima dan akhirnya menghasilkan produk kerajinan. Selain produk pengolahan sampah, Khilda juga mengembangkan potensi lain di Desa Cikundul, yaitu ikan lele. Ia membuat nugget, bakso, dan abon lele. Dengan adanya produk kerajinan dari sampah dan pengembangan potensi ini, Kota Sukabumi memenangkan P2WKSS (Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera) tingkat provinsi. Selain penghargaan tersebut, Kota Sukabumi juga mendapatkan Goverment Award. Salah satu alasan dipilihnya Sukabumi untuk mendapatkan penghargaan pemerintah tersebut adalah pengolahan sampah Desa Cikundul yang diinisiasi oleh Khilda. Tidak hanya di Desa Cikundul, Khilda juga ternyata membuat pengolahan sampah di daerah Baros, Sukabumi. Usaha Khilda tidak selamanya membawa keberuntungan. Dia pernah bekerja tanpa dibayar selama lima bulan oleh salah satu konsultan. Saat itu dia melakukan riset mengenai minyak sampah. Padahal tahun itu saya dalam keadaan terpuruk. Saya harus menbiayai adik-adik saya sekolah, kata Khilda. Kejadian tersebut membuatnya lebih memilih untuk membuat komunitas sendiri, yaitu komunitas Sampah Koe untuk mengembangkan penelitian minyak sampah tersebut. Minyak sampah ialah bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah yang terbuat dari sampah organik. Saat ini, sudah banyak investor yang mau mengembangkan penelitian minyak sampahnya. Saya pernah takut untuk memulai lagi karena ditipu itu, tetapi saya bangkit dan memulai lagi, ujar Khilda. Motivasi hidup saya ialah: apabila kita tidak mencoba hari ini maka kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Menanggapi Khilda Baiti, Ria Ismaria, M. T., seorang konsultan lingkungan di bidang persampahan, berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh Khilda bukanlah sesuatu yang baru tetapi kesungguhannya pada masyarakat tanpa pamrihlah yang perlu dihargai. Banyak Khilda-Khilda lain yang kebetulan saja tidak mendapat reward. Dengan Khilda mendapatkan reward, seharusnya menginspirasi kaum-kaum muda. Ternyata berbuat sesuatu yang terlihat tidak berarti tetapi ternyata sekarang berarti. Saling Menghargai Dalam Ko-Eksistensi Respect. Kata kerja yang menurut saya manifestasinya semakin memudar dalam kehidupan masyarakat. Di kota-kota besar, terutama, berkurangnya rasa saling menghargai ini terlihat dalam interaksi dan relasi antar manusia sehari-hari. Entah kesibukan atau kerasnya kehidupan yang menjadi akar kecenderungan ini. Oleh : Yosie Sesbania Gewap acara camp mengenai pemeliharaan lingkungan. Saat itu, tema acara berbunyi : Co-exist with nature. Tema tersebut menarik perhatian saya, karena mengambil sudut pandang yang berbeda dari kebanyakan acara atau wacana pemeliharaan lingkungan yang biasanya menempatkan kita sebagai barisan penjaga lingkungan melihat lingkungan dari luar, dan memperbaiki kondisinya sebagai orang-orang yang melihat dari luar. Sudut pandang yang diambil acara di atas adalah ko-eksistensi. Artinya, hidup bersama dan secara damai, terlepas dari adanya interaksi langsung satu sama lain atau tidak. Dalam kerangka berpikir seperti ini, kita tidak ditempatkan semata-mata sebagai pengeksploitasi bumi, tetapi partner atau teman bumi. Kita hidup berdampingan dengan mother earth, dan berinteraksi secara dua-arah dengannya. Ko-eksistensi ini membawa kita kembali pada kata respect. Salah satu fondasi hubungan yang baik adalah sikap saling menghargai antar pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut. Menghargai berarti memberi nilai dan penghormatan, menunjukkan perhatian, dan tidak mengganggu. Selayaknya dengan teman sendiri, kita menunjukkan ketiga sikap tersebut terhadap bumi dalam setiap interaksi kita dengannya. Sebaliknya, bumi pun akan menunjukkan penghargaannya terhadap kita lewat caranya. Tidak hanya kehidupan perkotaan yang membuat saya berpikir akan sikap menghargai atau respectful. Semangat menjaga rumah bumi pun membawa saya mengingat kata respect dan maknanya dalam upaya melindungi bumi. Beberapa waktu yang lalu, tepatnya di awal tahun, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti suatu

13 Saya teringat salah satu bagian dari kisah The Lord of The Rings (LOTR), karya J.R.R. Tolkien yang dapat menggambarkan makna dari menghargai bumi dalam kerangka ko-eksistensi dengannya. Dalam buku LOTR dikisahkan bahwa middle-earth sedang mengalami ancaman peperangan akibat berkembangnya suatu kuasa yang jahat. Untuk itu, sekelompok utusan dengan sebutan Fellowship of the Ring ditugaskan untuk melintasi daerah middle-earth untuk mencegah kejahatan tersebut berkembang. Dalam perjalanan mereka, terlihat bahwa dunia mereka telah banyak berubah akibat manusia yang tidak lagi memikirkan kepentingan alam sekitar mereka. Salah satu akibatnya, pohon-pohon di hutan tidak lagi bersahabat, dan sering dengan sengaja membuat manusia yang masuk ke dalam hutan tersebut tersesat. Alam semakin menutup diri dari manusia, karena tidak lagi percaya akan maksud hati manusia. Bagian dari LOTR tersebut bagi saya secara tidak langsung mengingatkan dan menegur kita akan cara kita berinteraksi dengan bumi. Kita tidak terbiasa dengan cara hidup menghargai bumi dan memandangnya sebagai partner kehidupan kita. Kita lebih sering memandang bumi sebagai objek yang mendukung kepentingan kita semata, dan karenanya menjadi korban eksploitasi kita. Akibatnya, bumi pun kian hari kian tidak mendukung perkembangan kebutuhan kita. Kondisi iklim dan cuaca global terus berubah, lahan-lahan mulai tidak menghasilkan sebaik dahulu, dan bencana alam terjadi di mana-mana. Apa yang kita lakukan akan berpengaruh terhadap bumi, dan sebaliknya, apa yang terjadi pada bumi akan berpengaruh terhadap kenyamanan hidup kita. Untuk mempunyai hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan, kita perlu belajar menghargai bumi seperti teman kita. Pertama dengan mengingat bahwa bumi mempunyai peran yang penting dalam kelancaran kegiatan kita sehari-hari. Selanjutnya, dengan memberi perhatian kepada bumi, yaitu dengan merawatnya. Yang terakhir, dalam beraktivitas, kita perlu memikirkan apakah tindakan yang kita ambil akan mengganggu bumi atau tidak. Ko-eksistensi untuk mendukung kondisi bumi, dan akhirnya mendukung kondisi kita sendiri. Oleh : Ernestasia Rahel Siahaan karikatur Oleh : Bramasta K. Lasut 13

14 14 opini Selamatkan Bumi, Selamatkan Hidupmu Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2009 yang dilakukan di salah satu SMA di Jayapura, Papua, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Ir. Rachmat Witoelar, menyatakan bahwa perubahan iklim global telah menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia di muka bumi ini. Hal ini diperkuat dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia yang tidak seimbang dengan ketersediaan sumber daya alam (SDA) bagi pemenuhan pangan dan energi di berbagai negara. Penurunan kualitas lingkungan hidup ini tentu saja tak lepas dari perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan lingkungan. Sepertinya, hampir semua pemangku kepentingan yang memanfaatkan lingkungan identik dengan perbuatan mengeksploitasi, merusak dan mencemari lingkungan. Perusahaan-perusahaan tambang terus-menerus mengeruk perut bumi hingga lapisan paling dalam tanpa berusaha untuk memulihkan kembali keadaan lahan. Pabrik-pabrik berlomba-lomba untuk mencetak rekor menyumbangkan limbah sebanyak-banyaknya baik ke sungai, danau ataupun laut tanpa mengupayakan pengelolaan limbah terlebih dahulu. Ditambah lagi terjadi perusakan alam bawah laut yang dilakukan oleh nelayan-nelayan yang tidak mempedulikan keselamatan biota bawah laut. Padahal, biota tersebut memegang peranan penting dalam rantai ekosistem. Belum selesai sampai di situ, para pengusaha membabat habis hutan untuk menciptakan perkebunan sawit seluas-luasnya tanpa mempertimbangkan ketidaksuburan pada tanah akibat penanaman sawit. Hutan di tebang tanpa proses tebang pilih agar para pengusaha dapat mengambil sebanyak-banyaknya kayu yang mereka inginkan baik untuk usaha mebel, atau pembuatan kertas. Kegiatan ini pun seringkali tak diikuti upaya penanaman kembali hutan. Selanjutnya, hutan-hutan juga harus mengalami pembalakan liar, pem bakaran hutan untuk membuka lahan baru bagi usaha ladang atau bakaran hutan untuk membuka lahan baru bagi usaha ladang atau pembangunan pemukiman yang semuanya ini menjadi penyumbang terbesar terjadinya perubahan iklim. Masyarakat awam juga tidak hilang peranan dalam menurunkan fungsi lingkungan. Ketidaksadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan membuat pola hidup masyarakat sewenang-wenang terhadap lingkungan. Pemakaian energi yang berlebihan, penggunaan barang-barang yang tidak ramah lingkungan hingga konsumsi barang-barang yang berbahan dasar sumber daya alam secara besar-besaran, seperti pemborosan pemakaian tissue dan kertas. Belum lagi segala emisi yang di lepas di udara yang merusak lapisan ozon. Bahkan, hingga jajaran pemerintah yang seharusnya melindungi negara ini dari kehancuran pun ikut memberikan sumbangsihnya dalam menurunkan fungsi lingkungan.

15 Pemerintah yang demi pendapatan pusat atau daerah seringkali tidak lagi selektif dalam memberikan izin mengelola lingkungan hidup bagi masyarakat. Segala resiko kerusakan dan pencemaran lingkungan dapat dijadikan nomor dua demi terjadinya pertumbuhan ekonomi yang pesat. Yang menjadi prioritas utama adalah pembangunan di bidang ekonomi dan mengenyampingkan perlindungan terhadap lingkungan. Padahal, rusaknya lingkungan pada akhirnya akan melumpuhkan perekonomian negara. Kelihatannya, kecil sekali kemungkinan untuk memulihkan lingkungan. Meskipun demikian, usaha pemulihan lingkungan masih tetap layak untuk dilakukan demi mencegah kian buruknya keadaan lingkungan. Pada dasarnya, lingkungan sendiri memiliki daya lenting, yaitu daya untuk pulih dari kerusakan atau pencemaran. Tugas kita adalah untuk mendorong pemulihan itu lebih cepat terjadi. Mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri. Mencintai lingkungan dapat kita mulai saat ini juga dengan mulai melakukan hal-hal kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan energi seefisien mungkin, menghindari pemakaian barang-barang berbahan dasar sumber daya alam secara besarbesaran dan memulai hidup dengan pola 3R (reuse, reduce, dan recycle). Pemerintah juga harus serius dalam menangani masalah-masalah lingkungan. Dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan, hendaknya pemerintah mengutamakan aspek lingkungan. Sudah saatnya hanya perusahaan atau pengusaha yang benar-benar layak dan membarengi usaha mereka dengan perlindungan lingkungan sajalah yang boleh mendapat izin untuk memanfaatkan lingkungan. Para pengusaha pun dalam menjalankan usaha seharusnya sudah dapat beralih ke alat-alat atau bahan-bahan yang ramah lingkungan serta melakukan pengolahan limbah dengan be nar sebelum membuangnya ke alam. Penurunan kualitas lingkungan hidup yang terus-menerus jelas hanya akan membawa bencana pada umat manusia. Jika tidak ada lingkungan yang baik, maka tidak akan ada mahluk bernama manusia yang dapat bertahan di bumi. Mari selamatkan bumi, selamatkan hidup!*** Oleh : Berliana Hutapea 15

16 16 redaksi Penasehat: 1. Albertus Patty 2. Jeffrey Samosir 3. Alm. Kornel M. Sihombing Pemimpin Redaksi: Basar Daniel Tampubolon Redaktur Pelaksana: Sorta Lidia Caroline Redaktur Eksekutif: 1. Bob Situmorang 2. Contasia Christie 3. Dommy Waas 4. Ernestasia Siahaan 5. Noir Primadona Purba 6. Pirhot Nababan 7. Priska Apriani Editor: Jeffrey Kurniawan Administrasi Umum: Lydia Utami Kolumnis: 1. Albert Tommy 2. Andri Parangin-angin 3. Ansitus Marulitua 4. Ardinanda Sinulingga 5. Arion Euodia Saragih 6. Aurora Esterlia 7. Berliana Friscilia 8. Cici Flowerina 9. Dian Wulansari 10. Elgawaty Octaviani 11. Fanny Febyanti 12. Franky Tarigan 13. Galih Andreanto 14. Harriman S. Saragih 15. Junius Fernando 16. LB. Ciputri Hutabarat 17. Leo Chris Evan 19. Rezky Septry 20. Sandy Aletta 21. Trisfianto Prasetio 22. Victor Nalle Ilustrator: Bramasta K. Lasut Fotografer: 1. Frans Lukas 2. Ludwig Panggabean Desain: 1. Deo Lamando 2. Mahen Administrator Web: 1. Edwin Tobing 2. Impola T.S. Alexander O Sekilas fokal.info Wadah pengembangan potensi generasi muda dari berbagai kalangan (nirlaba). Memperkenankan pengelola media massa (cetak/elektronik) mengutip teks dan foto, dengan menyebutkan sumber (Misal : sumber

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Hubungan antara manusia dengan lingkungan adalah sirkuler. Perubahan pada lingkungan pada gilirannya akan mempengaruhi manusia. Interaksi antara manusia dengan lingkungannya

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global PEMANASAN GLOBAL Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun

Lebih terperinci

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Iklim merupakan rata-rata dalam kurun waktu tertentu (standar internasional selama 30 tahun) dari kondisi udara (suhu,

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 Standar Kompetensi 2. Memahami sumberdaya alam Kompetensi Dasar 2.3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bumi semakin lama semakin terasa panas, apalagi di kota- kota besar, karena dipenuhi oleh mobil, motor, kendaraan lainnya, dan jumlah pohon-pohon yang semakin

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan

Lebih terperinci

Iklim Telah Berubah, Selanjutnya Bagaimana?

Iklim Telah Berubah, Selanjutnya Bagaimana? Iklim Telah Berubah, Selanjutnya Bagaimana? Pembicaraan tentang perubahan iklim (climate change) akibat pemanasan global (global warming) telah terjadi dalam satu abad terakhir ini. Saat itu manusia mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini manusia di seluruh dunia (termasuk Indonesia) berteriak akan adanya pemanasan global yang berakibat terjadinya perubahan iklim. Kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan yang sehat dan sejahtera hanya dapat dicapai dengan lingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan yang baik dan sehat salah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung sejak jaman kolonial Belanda identik dengan keindahan dan kenyamanannya, dikenal sebagai kota yang indah, sejuk dan nyaman hingga diberi julukan

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan manusia yang cepat mendorong manusia memanfaatkan alam secara berlebihan. Pemanfaatan tersebut baik sebagai pemukiman maupun usaha untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak orang yang membicarakan masalah pemanasan global, bahkan dalam buku pendidikan lingkungan hidup untuk anak SD pun sudah mulai banyak yang membahas pemanasan

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.

Lebih terperinci

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya

Lebih terperinci

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu pemanasan global sudah sering dibicarakan pada media berita dan masyarakat sendiri sudah tidak asing lagi dengan kata pemanasan global. Namun isu pemanasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku manusia. Kehidupan

Lebih terperinci

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut.

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut. PERKEMBANGAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN A. PENYEBAB PERKEMBANGAN PENDUDUK Pernahkah kamu menghitung jumlah orang-orang yang ada di lingkunganmu? Populasi manusia yang menempati areal atau wilayah

Lebih terperinci

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni 1972. Pemerintah Indonesia sendiri menaruh

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

Green Constitution Sebagai Upaya Untuk Menguatkan Norma Lingkungan Hidup Oleh: Meirina Fajarwati *

Green Constitution Sebagai Upaya Untuk Menguatkan Norma Lingkungan Hidup Oleh: Meirina Fajarwati * Green Constitution Sebagai Upaya Untuk Menguatkan Norma Lingkungan Hidup Oleh: Meirina Fajarwati * Naskah diterima: 27 Januari 2016; disetujui: 03 Februari 2016 Indonesia merupakan negara yang kaya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan lingkungan yang bersih masih mendaji sebuah tantangan. Seperti yang kita ketahui bersama masalah yang sampai saat ini paling menonjol ialah

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PRAKTEK GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KOMUNITAS PENGGUNA SEPEDA, KRL, DAN TRANSJAKARTA DI METROPOLITAN JAKARTA TUGAS AKHIR

PRAKTEK GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KOMUNITAS PENGGUNA SEPEDA, KRL, DAN TRANSJAKARTA DI METROPOLITAN JAKARTA TUGAS AKHIR PRAKTEK GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KOMUNITAS PENGGUNA SEPEDA, KRL, DAN TRANSJAKARTA DI METROPOLITAN JAKARTA TUGAS AKHIR Oleh: YULIA WIDIASTUTI L2D 005 409 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

KERUSAKAN LINGKUNGAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN bab i KERUSAKAN LINGKUNGAN A. KONSEP KERUSAKAN LINGKUNGAN Kerusakan lingkungan sangat berdampak pada kehidupan manusia yang mendatangkan bencana saat ini maupun masa yang akan datang, bahkan sampai beberapa

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR-RI Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,

Lebih terperinci

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami proses pembangunan perkotaan yang pesat antara tahun 1990 dan 1999, dengan pertumbuhan wilayah perkotaan mencapai 4,4 persen per tahun. Pulau Jawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan

Lebih terperinci

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA 1 OLEH : Kelompok V Muslim Rozaki (A 231 10 034) Melsian (A 231 10 090) Ni Luh Ari Yani (A 231 10 112) Rinanda Mutiaratih (A 231 11 006) Ismi Fisahri Ramadhani (A 231

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Berbagai aktifitas manusia secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan sampah. Semakin canggih teknologi di dunia, semakin beragam kegiatan manusia di bumi, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi sudah ada sejak jaman dahulu. Bumi merupakan sebuah tempat hunian yang di dalamnya terdapat makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Bentuk bumi tidaklah

Lebih terperinci

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Nama NIM Tugas :Wiwi Widia Astuti :E1A012060 :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini, isu lingkungan merupakan masalah utama di dunia. Isu lingkungan ini muncul karena semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.1.1.Sampah Plastik Perkembangan teknologi membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, salah satu aspeknya adalah pada produk konsumsi sehari-hari. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota merupakan daerah yang memiliki mobilitas yang tinggi. Daerah perkotaan menjadi pusat dalam setiap daerah. Ketersediaan akses sangat mudah didapatkan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru melalaikan satu faktor yang pada awalnya hanya merupakan masalah minor, yaitu meningkatnya

Lebih terperinci

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan

Lebih terperinci

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA Imran SL Tobing Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta ABSTRAK Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu

Lebih terperinci

APLIKASI DI BIDANG LINGKUNGAN

APLIKASI DI BIDANG LINGKUNGAN APLIKASI DI BIDANG LINGKUNGAN Psikologi lingkungan: Studi mengenai hubungan antara perilaku dan pengalaman individu dengan lingkungan fisik (lingkungan alamiah dan buatan) Hubungan timbal balik antara

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL APA ITU PEMANASAN GLOBAL Perubahan Iklim Global atau dalam bahasa inggrisnya GLOBAL CLIMATE CHANGE menjadi pembicaraan hangat di dunia dan hari ini Konferensi Internasional yang membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Terjaganya lingkungan menjadikan kualitas hidup manusia lebih baik. Kenyataan yang dihadapi saat ini adalah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU, PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU, Menimbang : a. bahwa kebersihan merupakan salah satu segi kehidupan yang

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 1. Penanaman pohon bakau di pinggir pantai berguna untuk mencegah.. Abrasi Erosi Banjir Tanah longsor Jawaban a Sudah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA. DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN...5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA...8 5W 1H BENCANA...10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA...11 SEJARAH BENCANA INDONESIA...14 LAYAKNYA AVATAR (BENCANA POTENSIAL INDONESIA)...18

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama sampah yang berupa kantong plastik. seperti di Kenya dan Uganda malah sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Dalam sistem tata lingkungan, air merupakan unsur utama. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dengan adanya pertambahan penduduk dan pola konsumsi

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Orang menyeberang jalan lewat zebra cross.

Gambar 2.1 Orang menyeberang jalan lewat zebra cross. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT KELAS YUPITER SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA 1 HOTEL Gambar 2.1 Orang menyeberang jalan lewat zebra cross. Pada bab sebelumnya, kalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang sedang banyak digemari oleh masyarakat di indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah pengendara sepeda motor mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah yang merupakan sisa akhir pembuangan manusia, merupakan kumpulan benda yang sudah tidak terpakai oleh manusia, baik dalam bentuk padat, cair maupun gas.

Lebih terperinci

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Perubahan Iklim Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Lingkungan adalah semua yang berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar ±110 pulau di wilayah Kepulauan Seribu. Jakarta dipadati oleh 8.962.000 jiwa (Jakarta

Lebih terperinci

APLIKASI DI BIDANG LINGKUNGAN

APLIKASI DI BIDANG LINGKUNGAN APLIKASI DI BIDANG LINGKUNGAN Psikologi lingkungan: Studi mengenai hubungan antara perilaku dan pengalaman individu dengan lingkungan fisik (lingkungan alamiah dan buatan) Hubungan timbal balik antara

Lebih terperinci

BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati DAMPAK AKTIVITAS MANUSIA Mekamisme yang terjadi pada sistem alam sangat luar biasa rumitnya. Ekosistem mempunyai keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa contoh penyumbang terbesar pemanasan global saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa contoh penyumbang terbesar pemanasan global saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi ialah tempat tinggal kita bersama yang perlu dijaga dan dilindungi kelestarian lingkungannya. Dari tahun ke tahun bumi kita semakin bertambah panas akibat ulah

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1 1. Cara mengurangi pencemaran lingkungan akibat rumah tangga adalah... Membakar sampah plastik dan kertas satu minggu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,

Lebih terperinci

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( 1998 2011 ) RESUME SKRIPSI Disusun Oleh : Pongky Witra Wisesa (151040295) JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6149 KEUANGAN OJK. Efek. Utang. Berwawasan Lingkungan. Penerbitan dan Persyaratan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 281) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu permasalahan mengenai lingkungan merupakan topik yang tidak pernah lepas dari pemberitaan sampai saat ini, mulai dari tingkat lokal, regional, nasional, maupun

Lebih terperinci

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemanasan global (global warming), pencemaran udara, pencemaran air, mahkluk hidup lain yang mengisi ruang di atas bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. pemanasan global (global warming), pencemaran udara, pencemaran air, mahkluk hidup lain yang mengisi ruang di atas bumi ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan serta kualitas lingkungan hidup saat ini semakin menunjukkan angka penurunan, fenomena ini sesungguhnya dapat mengancam kehidupan manusia dan mahkluk hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh

Lebih terperinci

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Menanam dan merawat pohon Mengelola sampah dengan benar Mulai dari diri sendiri menjaga kebersihan untuk hidup sehat 1 Perubahan Iklim,

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas penentu kelangsungan perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan oleh berbagai sektor dan kegiatan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat dalam hutan berbentuk pokok kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah) (Arief, 2005).

Lebih terperinci

POPOK KAIN MENGURANGI BEBAN BUMI

POPOK KAIN MENGURANGI BEBAN BUMI POPOK KAIN MENGURANGI BEBAN BUMI Oleh : Rhily Mahalia Zoro - 27109047 Kondisi Lingkungan Apakah kita pernah berpikir, bagaimana jika di masa depan, manusia harus membeli air karena air bersih sulit ditemukan?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya mengembangkan sektor perokonomian. Pertumbuhan perekonomian yang sedang berlangsung di Indonesia

Lebih terperinci

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3 EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL NAMA : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3 1. Pada proses terjadinya efek rumah kaca, gas CO2 menyebabkan. A. Berkurangnya gas O2 B. Bertambahnya gas

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH I. UMUM Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu kehidupan manusia tentunya tidak lepas dari suatu unsur yang disebut dengan lingkungan hidup. Lingkungan hidup diartikan sebagai jumlah semua benda dan kondisi

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya Oleh : Prof. Dr., Ir. Moch. Sodiq Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini isu mengenai Global Warming dan keterbatasan energi kerap menjadi perbincangan dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui kelompok penelitinya yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan sumber daya alam yang berasal dari lingkungan demi memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya, yang

Lebih terperinci

MAKALAH GLOBAL WARMING PEMBAHASAN

MAKALAH GLOBAL WARMING PEMBAHASAN MAKALAH GLOBAL WARMING PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan tentang pemanasan global atau global warming yang sedang terjadi saat ini. Banyak faktor atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan-perubahan menuju hidup yang serba praktis dan cepat. Untuk itu, manusia selalu menciptakan berbagai produk untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu lingkungan merupakan pembicaraan hangat yang saat ini sering

BAB I PENDAHULUAN. Isu lingkungan merupakan pembicaraan hangat yang saat ini sering 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Isu lingkungan merupakan pembicaraan hangat yang saat ini sering diperbincangkan, baik di media cetak maupun elektronik. Lingkungan merupakan komponen penting

Lebih terperinci

Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan?

Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan? Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan? Beberapa bulan lagi ujian nasional akan dilaksanakan di tingkat SD hingga SMA/SMK. Nah Kemendikbud menambahkan aturan baru yaitu pelaksanaan ujian nasional secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya menciptakan lingkungan yang hijau dan bersih, sekaligus sebagai wujud kepedulian Universitas Mercu Buana terhadap lingkungan yang hijau, pada pembukaan

Lebih terperinci

Kota Blitar : Mewujudkan Harmoni Kota Oleh : Redaksi Butaru

Kota Blitar : Mewujudkan Harmoni Kota Oleh : Redaksi Butaru Kota Blitar : Mewujudkan Harmoni Kota Oleh : Redaksi Butaru Tak lama setelah memasuki Kota Blitar, seketika kita akan merasakan rasa tenang, damai, dan udara segar yang jauh dari polusi yang biasa kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat bergantung pada kondisi lingkungan hidup dan tempat manusia tinggal. Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Bahkan, manusia

Lebih terperinci