BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksinya sendini mungkin, terutama tentang menstruasi

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dari sistem reproduksi wanita. Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena seseorang akan dapat mengenali kelainan pada kesehatan reproduksinya sendini mungkin, terutama tentang menstruasi (Widyastuti, Rahmawati, Purwaningrum, 2009). Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda. Pada beberapa wanita yang sedang mengalami menstruasi pada saat periode ovulasi (pelepasan ovum) akan mengalami dismenor (Bobak dan Jensen, 2000). Angka kejadian dismenor di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Swedia persentase kejadian dismenor sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenor dan 10-15% diantaranya mengalami dismenor berat, yang tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Derajat nyeri dismenor tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bekerja adapula yang tak kuasa beraktifitas karena nyerinya (Proverawati dan Misaroh, 2009). 1

2 2 Dismenor merupakan nyeri perut bagian bawah yang terkadang rasa nyeri tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha. Keadaan ini terjadi mulai dari yang sekedar pegal- pegal di panggul dari sisi dalam hingga nyeri yang luar biasa sakitnya karena sifat dan derajat nyeri yang bervariasi, mulai dari yang ringan sampai berat (Proverawati dan Misaroh, 2009). Badziad (2004) dalam Anonim (2011), wanita di Indonesia yang mengalami dismenor lebih banyak mengatasinya dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang beredar dipasaran dan diperoleh tanpa resep dari dokter dan tidak memperhatikan efek samping obat tersebut yaitu seperti, kecanduan dan atau kimia racun yang terdapat pada obat. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang memadai mengenai efek samping tersebut. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa nyeri ini akan hilang setelah wanita menikah, sehingga mereka membiarkan gangguan tersebut. Seorang wanita yang berpengetahuan kurang tentang upaya penanganan dismenor akan mudah terkena dibandingkan dengan wanita yang sudah mendapatkan penerangan dengan baik tentang upaya penanganan terhadap dismenor, informasi yang diperoleh dapat bersumber dari orang tua, guru, dokter, atau tenaga kesehatan. Pengetahuan tentang menstruasi, dismenor dan cara penanggulangannya akan memberikan kesiapan mental remaja untuk beradaptasi dengan kondisi fisiologis yang sedang mereka alami. Persiapan mental yang ditunjang dengan pengetahuan yang baik akan menciptakan

3 3 kondisi psikis yang mempengaruhi respon remaja terhadap dismenor tersebut (Nelwati, 2006). Perilaku kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan perilaku sehat. Namun hal tersebut tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang perlu dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait dengan keadaan saat menstruasi. Dismenor yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya suatu penanganan akan mengakibatkan suatu kondisi yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Dalam penelitian Kurniawati (2008) menunjukan bahwa ada pengaruh antara dismenor dengan penuruan aktifitas siswi. Poureslami dan Ashtiani (2002), menunjukkan 15% dari subyek penelitian menyatakan bahwa dismenor telah mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan harus absen dari sekolah antara 1 sampai 7 hari dalam sebulan dan dismenor dianggap sebagai penyebab utama dari ketidakhadiran sekolah. Selain itu menurut Bobak, dkk (2004), wanita Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap bulan akibat dismenor tanpa penanganan. Hasil studi pendahuluan kepada sejumlah 31 (25,6%) mahasiswi dari 121 mahasiswi angkatan tahun Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, didapatkan 30 (96,8%) mahasiswi mengalami dismenor, yang terdiri dari 14 (46,7%) mahasiswi Keperawatan D3 dan 16 (53,3%) mahasiswi Kebidanan. Gejala tersebut terjadi hingga 1-2 hari dari derajat ringan sampai berat yang mengakibatkan aktivitas mereka terganggu

4 4 dan tidak berkonsentrasi saat mengikuti kuliah. Upaya penanganan yang mereka lakukan berbeda-beda, ada yang hanya mengoleskan minyak kayu putih, tidur seharian, minum obat yang dijual di warung atau apotek tanpa resep dokter, bahkan ada yang membiarkan begitu saja. Berdasarkan dari fenomena tersebut peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor Perilaku Penanganan Dismenor pada Mahasiswi Angkatan tahun Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran tentang pentingnya kesehatan reproduksi terutama mengenai gangguan saat menstruasi yaitu dismenor. B. Perumusan Masalah Dismenor atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah ginekologi yang dialami wanita dari berbagai tingkat usia (Bobak, Lowdermilk dan Jensen, 2004). Keadaan ini mengenai 60-70% dari wanita yang mengalami menstruasi (Rayburn dan Carey, 2001). Upaya penanganan yang dilakukan oleh setiap individu juga berbeda- beda, hal ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang mereka dapatkan. Pengetahuan yang terdapat dalam diri seseorang maupun masyarakat merupakan salah satu predisposisi yang mempengaruhi perilaku dan perilaku merupakan faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau masyarakat dalam hal ini yaitu perilaku penanganan dismenor.

5 5 Berdasarksan latar belakang masalah di atas maka peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran perilaku penanganan dismenor pada Mahasiswi angkatan tahun Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk memperoleh gambaran perilaku penanganan dismenor pada Mahasiswi angkatan tahun Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, sumber informasi dan perilaku penanganan dismenor pada Mahasiswi angkatan tahun Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. b. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku penanganan dismenor pada Mahasiswi angkatan tahun Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. c. Menganalisis hubungan sikap dengan perilaku penanganan dismenor pada Mahasiswi angkatan tahun Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

6 6 d. Menganalisis hubungan sumber informasi dengan perilaku penanganan dismenor pada Mahasiswi angkatan tahun Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. e. Mengetahui faktor paling dominan yang berpengaruh dalam perilaku penanganan dismenor pada Mahasiswi angkatan tahun Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman nyata peneliti dengan cara mengaplikasikan teori-teori keperawatan maternitas yang didapat selama perkuliahan khususnya tentang kesehatan reproduksi yaitu menstruasi dan dismenor dan meningkatkan pengetahuan dalam penelitian sehingga dapat dijadikan pedoman dalam penelitian selanjutnya. 2. Bagi Responden Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden sebagai informasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi yaitu perilaku dalam penanganan dismenor sehingga dapat melakukan penanganan dismenor dengan tepat dan sebagai deteksi dini adanya gangguan reproduksi.

7 7 3. Bagi Instansi (Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Menambah kepustakaan mengenai kesehatan reproduksi, khususnya tentang masalah dismenor dan upaya penanganannya. Serta memberikan informasi dan masukan yang dapat digunakan dalam menentukan strategi dalam perencanaan pendidikan kesehatan reproduksi dan sebagai bahan pertimbangan adanya pemberian ijin pada mahasiswi yang mendapat kasus dismenor. 4. Bagi Ilmu Pengetahuan Sebagai bahan masukan untuk perkembangan ilmu keperawatan khususnya bidang keperawatan maternitas yang berkaitan dengan dismenor dan upaya penanganannya dan untuk memajukan riset keperawatan yang merupakan dasar penelitian lebih lanjut tentang topik yang terkait. E. Penelitian Terkait 1. Rachmawati, Herni (2010) penelitian yang berjudul Hubungan tingkat pendidikan orang tua, pemberian informasi dan pola asuh orang tua dengan tingkat pengetahuan menstruasi siswi sekolah dasar negeri 1 babakan kecamatan kalimanah kabupaten purbalingga. Penelitian ini dilakukan pada siswi SD dengan menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Hasil penelitian ini adalah tingkat pengetahuan tentang menstruasi pada kategori baik sebanyak 35 orang (70%), tingkat pendidikan orang tua

8 8 mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan tingkat pengetahuan menstruasi siswi (p= 0,034), pemberian informasi yang diberikan orang tua mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan tingkat pengetahuan menstruasi siswi (p= 0.015), pola asuh orang tua mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan tingkat pengetahuan menstruasi siswi (p= 0,006) Perbedaan dengan penelitian ini adalah Penelitian ini meneliti faktor perilaku penanganan dismenor yaitu pengetahuan, sikap dan sumber informasi yang dilakukan pada Mahasiswi. Metode penelitian ini dengan deskriptif analitik dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Persamaan dengan penelitian ini adalah Sama-sama menggunakan metode deskriptif analitik. 2. Nelwati (2005) penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi dengan Derajat Dismenor Pada Siswi Sekolah Menengah Atas di Padang Tahun Penelitian ini dilakukan pada siswi SMA dengan menggunakan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen penelitian ini adalah tingkat pengetahuan remaja sedangkan variabel dependennya adalah derajat dismenor. Hasi penelitian ini adalah sebanyak 30% responden yang mempunyai pengetahuan kurang mengalami dismenore berat. Setelah menggunakan chi square didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan derajat dismenor dengan nilai p=0,00.

9 9 Perbedaan dengan penelitian ini adalah Penelitian ini meneliti faktor perilaku penanganan dismenor yaitu pengetahuan, sikap dan sumber informasi yang dilakukan pada Mahasiswi. Metode penelitian ini dengan deskriptif analitik dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan rancangan penelitian cross sectional. 3. Pramono, Wisnu Budi (2007) penelitian yang berjudul Hubungan antara Pengetahuan Remaja Puteri tentang Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Menghadapi Dismenor pada Siswi SMA Negeri 1 Purbalingga. Penelitian ini dilakukan pada siswi SMA dengan menggunakan metode deskriptif survey non eksperimental dengan rancangan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Variabel dependen penelitian ini adalah pengetahuan dan variabel independen penelitian ini adalah sikap. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap menghadapi dismenor. Perbedaan dengan penelitian ini adalah Penelitian ini meneliti faktor perilaku penanganan dismenor yaitu pengetahuan, sikap dan sumber informasi yang dilakukan pada Mahasiswi. Metode penelitian ini dengan deskriptif analitik dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Persamaan dengan penelitian ini adalah Sama-sama menggunakan rancangan cross sectional.